TINJAUAN PUSTAKA
14
15
ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham.
Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan
besarnya persentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam
bentuk cash dividend, stabilitas dividen yang dibagikan, deviden saham,
pemecahan saham, serta penarikan kembali saham yang beredar, dan semuanya
ditunjukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
Jadi, dari kutipan diatas menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan
manajemen keuangan menyediakan informasi mengenai finansial, kinerja serta
perubahaan posisi keungan suatu perusahaan dengan tujuan akhir dapat
memaksimumkan nilai perusahaan dan memperkecil resiko dengan kata lain untuk
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diukur dari harga saham
perusahaan.
peran pemilik untuk mencapai tujuan yang dapat dikatakan bahwa peran pemilik sangat
penting dalam menentukan keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut Jensen dan
Meckling dalam Fitri Laela Wijayati (2015) yaitu:
Dari beberapa pendapat diatas menurut para ahli , maka dapat disimpulkan
bahwa struktur kepemilikan itu di bagi dua yaitu intistuisonal dan manajerial dan
struktur kepemilikan saham oleh manajemen yang memiliki proporsi saham yang
berbeda-beda dapat menunjukan variable-variabel penting dalam struktur modal yang
tidak hanya ditentukan oleh jumlah hutang.
“Presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga lain
(perusahaan asuransi, dana pensiun, atau perusahaan lain.”
19
Jadi menurut pendapat dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang dimiliki oleh isntitusi
seperti perusahaan dana pensiun, asuransi, atau perusahaan lainnya yang diukur dengan
presentase pada akhir tahun yang dapat melindung investasi saham yang ditanamkan
dalam perusahaan melalui monitoring agents.
Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2011), struktur modal adalah:
”Struktur modal atau capital structure adalah kombinasi atau bauran sumber
pembiayaan jangka panjang.”
Jadi, berdasarkan kedua definisi di atas menurut para ahli bahwa struktur modal
merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan
dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang
berasal dari dana jangka panjang. Pemilihan sumber dana ini berdasarkan manajemen
keuangan yang diterapkan perusahaan melalui aspek pengunaan dana, keberanian
menanggung resiko, rencana strategis, serta analisis biaya dan manfaat yang diperoleh
dari sumber dana.
22
1. Para kreditur akan melihat modal sendiri atau dana yang disediakan pemilik
untuk menentukan besarnya margin pengaman.
2. Dengan mencari dana yang berasal dari hutang pemilik memperoleh manfaat
mempertahankan kendali perusahaan dengan investasi terbatas.
3. Jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar daripada dana yang
dipinjam, maka hasil pengembalian untuk para pemilik akan meningkat.
23
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Keterangan:
Investor cenderung lebih tertarik pada tingkat Debt to Equity Ratio tertentu
yang besarnya kurang dari satu, Karena jika lebih besar dari satu menunjukan risiko
perusahaan yang lebih tinggi. DER yang baik adalah 1:1, besarnya hutang tidak
melebihi besaran modal sendiri yang ada, dan itu sangat aman apabila suatu saat
perusahaan gagal bayar hutang dari pendapatan yang dicapai maka modal dapat
menutupinya.
Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiaya oleh pihak luar
dengan kemampuanperusahaan yang digambarkan oleh modal. Apabila perusahaan
menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba di tahan, berarti
perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan
tersebut.
Para kreditur lebih menyenangi rasio hutang yang rendah, Karena semakin
rendah rasio hutang semakin besar pula perlindungan yang diperoleh oleh para kreditur
dalam keadaan likuidasi. Sebaliknya pemilik perusahaan lebih menyukai rasio yang
tinggi dengan pertimbangan rasio yang tinggi dapat memperbesar tingkat keuntungan
atau mungkin untuk menghindari penjualan saham Karena penjualan saham akan
menyebabkan berkurangnya kendali atas perusahaan.
24
Definisi teori keuangan menurut Jensen dan Meckling dalam Wijayati (2015)
adalah:
“Teori keagenan adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent.
Teori keagenan memiliki asumsi bahwa tiap – tiap individu semata – mata
termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara principal dan agent adalah orang yang dibayar oleh pemilik
untuk menjalankan sebuah perusahaan.”
25
Jadi dari beberapa definisi menurut para ahli diatas mengenai teori keagenan,
dapat disimpulkan bahwa teori keagenan merupakan suatu hubungan muncul ketika
satu orang atau lebih melakukan pekerjaan atau kontrak diantara pemegang saham
dengan manajer, dimana pemegang saham mempercayai manajer yang
bertanggungjawab untuk mengelola perusahaannya. Hubungan keagenan tersebut
terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Pemegang
saham menginginkan pengembalian saham yang lebih besar dan secepat – cepatnya
atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan
kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar
– sebesarnya atas kinerjanya dalam menjalankan suatu perusahaan. Hal ini memicu
perusahaan untuk mengeluarkan biaya keagenan (agency cost).
Teori ini memfokuskan pada identifikasi situasi ketika pemegang saham dan
manajer sebagai agen mengalami konflik dan mekanisme pemerintah dan
membatasi self saving dalam diri agen.
Memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan hasilnya yang secara garis
besar penekanannya pada hubungan pemegang saham dan agen.
26
1. Masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan – keinginan yang pemegang
saham dan manajer saling berlawanan dan merupakan hal yang sulit bagi pemegang
saham untuk melakukan verifikasi apakah agen telah melakukan sesuatu secara tepat.
keagenan ini dapat menimbulkan suatu costs, yaitu meliputi biaya pengawasan
(monitoring), biaya ikatan (bonding), biaya residual (residual loss).
“Biaya keagenan adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan guna
memperkecil konflik keagenan”
Jadi dari beberapa pendapat diatas menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa biaya
keagenan (agency cost) dikeluarkan oleh perusahaan yang digunakan untuk
memperkecil konflik keagenan dengan pengawasan terhadap manajer untuk mencapai
tujuan perusahaan.
1. The Monitoring Expenditure by the Principal Biaya yang harus dikeluarkan dan
ditanggung oleh pemegang saham (principal) untuk memonitoring perilaku manajer
(agent).
2. The Bonding Cost Biaya yang harus ditanggung oleh manajer untuk menetapkan dan
mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa manajer akan bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham.
28
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya keagenan (agency cost) yang
dikemukakan oleh Hadianto (2011) yakni:
1. Kebijakan Hutang
Penggunaan hutang yang tinggi meningkatkan resiko kebangkrutan, sehingga
manajer mengurangi proporsi kepemilikan saham. Pada kondisi ini, diperlukan
pembatasan terhadap penggunaan hutang untuk mengurangi masalah keagenan
antara stockholder dan bondholder. Pengurangan free cash flow melalui
peningkatan hutang dapat mengurangi masalah keagenan antara pemegang saham
dengan manajemen. Hal itu terjadi karena jumlah dana yang menganggur semakin
kecil yang akan mengurangi pengawasan terhadap dana tersebut.
2. Kebijakan Dividen
Keputusan pembagian dividen ditentukan oleh pemegang saham melalui Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) memberikan konsekuensi bahwa besar kecilnya
dividen dapat dijadikan alat bagi pemegang saham untuk mengendalikan
manajemen. Pembayaran dividen menyebabkan jumlah dana yang dikelola oleh
perusahaan menjadi semakin kecil, demikian juga dengan memberikan
kepemilikan saham menyebabkan manajemen mungkin tidak akan melakukan
manipulasi karena disamping sebagai manajemen, manajemen juga berposisi
sebagai pemilik perusahaan.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diindikasikan dapat mempengaruhi biaya keagenan (agency
cost) suatu perusahaan. Semakin besar ukran perusahaan, maka kemungkinan
29
terjadinya economies of scale akan semakin besar, sehingga nilai SGA expense to
sales ratio semakin kecil.
4. Ukuran Dewan
Peran dewan dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari
implementasi kebijakan direksi. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris,
maka akan semakin mudah mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan
akan semakin efektif. Dikaitkan dengan biaya 21 keagenan dewan akan lebih
mudah mengawasi jalannya operasional perusahaan serta memastikan bahwa
manajer benar – benar melakukan hal yang sesuai degan keinginan pemegang
saham.
5. Kepemilikan Manajerial
Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat
mengindikasikan adanya kesamaan (congruance) kepentingan antara manajemen
dengan pemegang saham. Perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham
manajerial yang besar seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah dan
biaya keagenan yang rendah pula. Konflik keagenan yang rendah dapat
direfleksikan dari tingginya tingkat perputaran aktiva perusahaan.
6. Kepemilikan Institusional
Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan
kemampuannya untuk memonitor manajemen karena semakin besar kepemilikan
institusional, maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan
juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan
manajemen.
Masalah keagenan antara principal dan agen dari suatu perusahaan perlu diatasi.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurangi masalah keagenan disebut
30
agency costs yang meliputi biaya untuk monitoring, bonding, dan residual loss. Jensen
dan Meckling dalam Handoko (2015) mengatakan bahwa:
1. Biaya monitoring by the principle dikeluarkan untuk mengawasi perilaku agen,
termasuk usaha untuk membatasi anggaran dan kebijakan kompensasi.
2. Biaya bonding by the agent dikeluarkan oleh agen untuk menjamin dirinya tidak
akan melakukan tindakan tertentu yang merugikan prinsipal atau untuk menjamin
bahwa prinsipal akan diberi kompensasi jika ia tidak mengambil banyak tindakan.
3. The residual loss merupakan penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal maupun
agen setelah adanya hubungan keagenan.
Besarnya agency cost atau biaya pengawasan yang dikeluarkan tercermin dari
pemanfaatan aset perusahaan maupun melalui administrative expense rate (Zheng
2013). Tingkat agency cost dapat direfleksikan dari tingginya tingkat perputaran aset.
Semakin efisien penggunaan aset perusahaan maka biaya pengawasan yang
dikeluarkan akan semakin kecil, sehingga tingkat kepercayaan pemegang saham
terhadap manajer akan semakin besar. Semakin tinggi perputaran aset (asset turnover)
menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran aset juga menunjukkan bahwa
manajemen tidak melakukan pemborosan dalam penggunaan asetnya.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑆𝐺𝐴 =
Total Penjualan
31
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sebelumnya
N Nama Judul Sumber Hasil Persamaan &
o Peneliti Penelitian Penelitian Perbedaan
dengan
Penelitian
1 Fatwa Analisis Finance and - Tata kelola Persamaan:
Banking
Nurziah Pengaruh perusahaan - Menggunaka
Journal, Vol.
dan Deni Corporate 16 No. 2 memiliki n
Desember
Darmawati Governance, pengaruh Kepemilikan
2014. ISSN
(2014) Kepemilikan 1410-8623 signifikan Institusional
Manajerial, positif dan
dan terhadap Kepemilikan
Kepemilikan pengungkapa Manajerial
Institusional n modal pada variable
Terhadap intelektual. x
Intellectual - Kepemilikan Perbedaan:
Capital manajerial - Dalam
memiliki Variabel X
32
pengaruh Menggunaka
tidak n Corporate
signifikan Governance
terhadap - Variabel Y
pengungkapa yang berbeda
n modal - Objek
intelektual penelitian
- Kepemilikan yang berbeda
institusional
memiliki
pengaruh
tidak
signifikan
terhadap
pengungkapa
n modal
itelektual
- Ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
signifikan
positif
terhadap
pengungkapa
n modal
intelektual
33
- ROA
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
positif
terhadap
pengungkapa
n modal
intelektual
- Leverage
belum
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapa
n modal
intelektual
2 Jesica Pengaruh Jurnal Riset Rasio hutang Persamaan:
Handoko Struktur Manajemen terhadap asset - Menggunaka
(2015) Modal dan Volume 2. jangka panjang n variabel
Mekanisme No. 10 dan komite Agency Costs
Corporate ISSN 1978- audit memiliki sebagai
Governance 6522 efek signifikan variabel Y
Terhadap pada biaya - Menggunaka
Agency cost agensi (AC), n Struktur
Perusahaan tetapi tidak modal
dalam arah
34
mekanisme
CG.
3 Intan Pengaruh Widya Warta - Kepemilikan Persamaan:
Immanuela Kepemilikan Volume 3 manajerial, - Menggunaka
(2014) Manajerial, No.1 Jan struktur n
Struktur 2014. ISSN modal, dan Kepemilikan
Modal, 0854-1981 ukuran manajerial
Ukuran perusahaan dan struktur
Perusahaan, tidak modal pada
dan Agency mempengaru variabel X
Costs hi biaya - Sampel
sebagai agensi baik penelitian
Variabel secara Perbedaan:
Intervening langsung - Biaya agensi
Terhadap maupun tidak terdapat pada
Kinerja langsung variabel
Perusahaan - Kepemilikan intervening
pada manajerial - Objek
Perusahaan dan ukuran penelitian
Manufaktur perusahaan - Tahun
yang tidak penelitian
Terdaftar di mempengaru
BEI hi kinerja
perusahaan
melalui biaya
agensi baik
secara
langsung
36
maupun tidak
langsung.
4 Ni Luh Pengaruh E-Jurnal Peningkatan Persamaan:
Gede Emy Kepemilikan Akuntansi kepemilikan - Menggunaka
Lestari Manajerial Universitas manajerial, n variabel
Dewi dan pada Agency Udayana akan Agency Costs
Putu Agus Costs Vol.9 No.1 meningkatkan sebagai
Ardiana Perusahaan (2014) ISSN biaya keagenan variabel Y
(2014) Manufaktur 2302-8556 tetapi - Menggunaka
yang hubungan n
Terdaftar di kedua variabel kepemilikan
BEI Tahun ini tidak linear manajerial
2008-2012 melainkan sebagai
kuadratik atau variabel X
parabolatik. - Sampel
Hasil yang lian penelitian
juga Perbedaan:
menunjukan - Objek
biaya keagenan penelitian
yang terjadi di - Periode
perusahaan penelitian
yang dikelola - Tidak ada
oleh manajer variabel
yang juga kepemilikan
berstatus institusional
sebagai dan struktur
pemilik lebih modal
tinggi secara
37
signifikan
daripada
perusahaan
yang dikelola
manajer yang
tidak berstatus
sebagai
pemilik.
5 Ni Putu Pengaruh E-Jurnal Hasil uji Persamaan:
Wida dan I Kepemilikan Akuntansi statistik - Menggunaka
Wayan Manajerial Univ.Udayan menyatakan n variabel
Suartana dan a Vol.9 No.3 bahwa kepemilikan
(2014) Kepemilikan (2014) ISSN kepemilikan manajerial
Institusional 2302-8556 manajerial dan
pada Nilai tidak kepemilikan
Perusahaan berpengaruh institusional
terhadap nilai sebagai
perusahaan, variabel X
sedangkan - Sampel
kepemilikan penelitian
institusional - Periode
berpengaruh penelitian
positif pada - Objek
nilai penelitian
perusahaan. - Tidak
menggunaka
n Agency
Costs
38
sebagai
variabel Y.
6 Aga Pengaruh Diponogoro Variabel yang Persamaan:
Nugroho Struktur Journal Of mempengaruhi - Menggunaka
Saputro Kepemilikan Accounting biaya agensi n Agency
dan dan Vol.1 No.1 adalah board Costs sebagai
Muchamad Mekanisme Tahun 2012 compotition, variabel Y
Safruddin Corporate hal.2 kepemilikan - Sampel
(2012) Governance pemerintah, penelitian
terhadap kepemilikan Perbedaan:
Biaya institusional, - Objek
Keagenan kepemilikan penelitian
asing, dan - Periode
kepemilikan penelitian
terkonsentrasi. - Tidak ada
variabel
struktur
modal
7 Sajid Gul, Agency Agency Cost, Direksi yang Persamaan:
Muhamma Cost, Corporate lebih tinggi - Mengurangi
d Sajid, Corporate Governance dan agency costs
Nasir Governance and kepemilikan - Menggunakan
Razzaq, and Ownership institusional kepemilikan
Farman Ownership Structure mengurangi institusional
Afzal (May Structure (The Case of tingkat biaya dan
2012) (The Case of Pakistan) keagenan. kepemilikan
Pakistan) Independensi manajerial
dewan Perbedaan:
39
memiliki - Sampel
hubungan penelitian
positif dengan - Periode
rasio penelitian
pemanfaatan - Objek
asset. penelitian
Pemisahaan
jabatan CEO
dan ketua dan
remunerasi
agency costs
yang lebih
rendah lebih
tinggi.
8 Makhdalen Capital Research Penelitian ini Persamaan:
a (2015) Structure and Journal of menunjukan - Menggunakan
Agency Financial bahwa, struktur Agency Costs
Costs: Study And modal, sebagai
of Accounting kepemilikan variabel Y
Conglomerat Vol.6 No.12 institusional, - Sampel
e companies 2015 ukuran dan penelitian
listed on the ROA dampak Perbedaan:
Indonesian secara simultan - Tidak adanya
Stock positif dan variabel
Exchange signifikan kepemilikan
terhadap biaya manajerial
keagenan. - Periode
Struktur modal penelitian
40
tinggi
dibandingkan
dengan usaha
jenis lain.
10 Abdu Effect of International Hasil analisis Persamaan:
Rasyid Ownership Journal of menunjukkan - Terdapat
(2015) Structure, Business and bahwa kepemilikan
Capital Management kepemilikan institusional
Structure, Invention manajerial kepemilikan
Profitability, Vol.4 Issue 4 tidak manjerial dan
and April 2015 mempengaruhi struktur modal
Company’s nilai pada variabel
Growth perusahaan X
Towards secara - Sampel
Firm Value signifikan, penelitian
kepemilikan Perbedaan:
institusional - Tidak
memiliki menggunakan
pengaruh yang agency costs
signifikan pada variabel
terhadap nilai Y
perusahaan, - Objek
rasio hutang penelitian
terhadap - Periode
ekuitas tidak penelitian
signifikan
mempengaruhi
nilai
43
perusahaan,
imbal hasil
ekuitas
dipengaruhi
terhadap nilai
perusahaan
secara
signifikan, efek
yang signifikan
terhadap nilai
perusahaan
juga
disebabkan
oleh
pertumbuhan.
Hasil analisis
F-test
menegaskan
bahwa
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
rasio hutang
terhadap
ekuitas,
kembali pada
pertumbuhan
44
ekuitas dan
laba secara
bersamaan
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
manajer, memicu adanya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yakni biaya
keagenan (agency cost).
Benhart dan Rosestain dalam Aulia dkk (2014) menyatakan bahwa salah
satu alat monitoring yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan adalah
dengan meningkatkan kepemilikan institusional. Peningkatan kepemilikan
institusional menyebabkan kinerja manajemen diawasi secara optimal sehingga
manajemen menghindari perilaku yang merugikan pemegang saham.
Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan
kemampuan perusahaan dalam memonitor kinerja manajemen, karena semakin besar
kepemilikan istitusional mengakibatkan adanya efisiensi dalam penggunaan aktiva
perusahaan, sehingga dapat mengurangi pemborosan yang dilakukan oleh manajer
dalam menjalankan perusahaan yang bersangkutan (Faizal dalam Saputro dan
Syafruddin, 2012). Kepemilikan institusional yang tinggi memungkinkan
dikendalikannya perilaku manajer agar tidak berusaha memaksimalkan dirinya sendiri
karena kepemilikan ini mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk
mendukung/melarang tindakan/keputusan, sehingga mengurangi biaya keagenan
perusahaan (Handoko, 2014).
Disisi lain, manajer diberikan kesempatan untuk memiliki saham perusahaan
yang dikelola oleh manajer tersebut. Hal ini membuat suatu kedudukan yang sama pada
manajer yang sekaligus menjadi pemegang saham. Maka, dengan meningkatkan
kinerja dan bertanggungjawab untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham
dengan lebih berhati – hati pada saat mengelola perusahaan dan dalam pengambilan
keputusan. Karena manajer secara langsung merasakan manfaat dan resiko pada
keputusan yang telah diambil.
Manajer ditunjuk oleh pemegang saham untuk mengelola operasional
perusahaan dan diberi insentif atas kinerja yang telah dilakukan. Perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya
mementingkan diri sendiri. Jensen dan Meckling dalam Wijayati (2015)
mengemukakan bahwa agency cost akan rendah jika kepemilikan manajerial tinggi.
46
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Manajemen
Perusahaan Keuangan
Struktur
Struktur
Kepemilikan
Modal
Agency Costs
2.4 Hipotesis