Anda di halaman 1dari 17

KEPUTUSAN ADMINISTRASI

“Makalah Ini di Tulis Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu Administrasi”

Dosen pengampu : Bpk. Mulkanasir, S.pd., M.M.

DISUSUN OLEH:
 KELOMPOK 4
KELAS MD 3B

Muhammad Zahri (11180530000083)


Faisal Amin (11180530000086)
Habib Al-Huda (11180530000088)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya.Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu
Administrasi yang berjudul “Keputusan Administrasi”

Makalah ini disusun berdasarkan rujukan yang baik dengan mengambil


materi dari beberapa buku referensi, makalah ini kami tujukan kepada dosen
pengampu kami Bpk. Mulkannasir, S.pd., M.M. Khususnya dan pembaca makalah
pada umumnya, guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Ilmu Administrasi .

Pada sistem penyajian materi dalam makalah ini diharapkan dapat


diterima oleh para pembaca sebagai persimulasi untuk lebih mendalami
materi Ilmu Administrasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah


membantu dalam penyusunan makalah ini.

Ciputat, 18 November 2019

(Penyusun)

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….2
Daftar Isi…………………………………………………………………………3
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang…………………………………………………………4
2. Rumusan Masalah……………………………………………………...5
3. Tujuan………………………………………………………………….5
Bab II. Pembahasan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan…………………………………….6
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan……………………………6
3. Fase Pengambilan Keputusan…………………………………………...7
4. Teknik Pengambilan Keputusan………………………………………...8
5. Macam – Macam Keputusan Manajemen……………………………....8
6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan………………………………...9
7. Gaya Pengambilan Keputusan………………………………………....12
8. Model Pengambilan Keputusan…………………………………..……12
9. Pengambilan Keputusan Individu…………………………………...…14
10. Pengambilan Keputusan Kelompok…………………………………..15
Bab III. Kesimpulan
1. Kesimpulan……………………………………………………....……..16
2. Kritik dan Saran………………………………………………………...16
Daftar Pustaka…………….……………………………………………………..17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan
kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam
menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan
yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda
organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan
pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian
masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang
terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia
mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan
kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.
Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang
proses perencanaan tersebut. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan
identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan
perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. para manajer harus membuat banyak
keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang
berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan
penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan
keputusan yang telah dilakukan.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian
dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda
organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan
secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

4
2. Rumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan
1. Apa Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan ?
2. Apa saja Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan ?
3. Apa Saja Macam-macam pengambilan keputusan ?
4. Bagaimana Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan ?
5. Apa Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok ?

3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan.
2. Mengetahui Apa saja Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan.
3. Mengetahui Apa Saja Macam-macam pengambilan keputusan.
4. Mengetahui Bagaimana Model dan gaya seorang dalam mengambil keputusan.
5. Mengetahui Apa Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara
kelompok.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :

1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang


didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh


kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

3. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu


masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


1. Fungsi pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai
fungsi antara lain:
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional maupun secara
organisasional.

6
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

2. Tujuan Pengambilan Keputusan


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat
dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam
melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut

3. Fase Pengambilan Keputusan


Menurut Simon, Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
4. Fase Implementasi
5. Fase Monitoring

 Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan.
Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang –
peluang masalah.
Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang
berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah,
mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya, dan mendefinisikan secara
eksplisit.

 Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin
dilakukan.

7
Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan,
hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.

 Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu
komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat
untuk model.
Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang terbaik (atau yang
cukup baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian disediakan.

 Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja.

4. Teknik Pengambilan Keputusan


Teknik yang biasa dilakukan dalam kegiatan manajerial meliputi:
1. Operational Research/Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan
pemecahan persoalan.
2. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.
4. Probability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak
normal.

5. Macam – Macam Keputusan Administrasi


Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:

1. Keputusan terprogram/ keputusan terstruktur :


Keputusan terprogram/ terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang dan
rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manjemen/administrasi tingkat bawah

8
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,
yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

2. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur :


Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur merupakan keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yg terperinci.
Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi
keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah
keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus
menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar
investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan
keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara cermat.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :


Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur merupakan keputusan yangg tidak terjadi berulang-
ulang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan
tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan
hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa
mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan
yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya
adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan
agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan


Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu
sebagai berikut :

9
 Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
 Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin.
 Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.

Tahap-tahap pengambilan keputusan Menurut Para Ahli


Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

Menurut Peter Drucer :


1. Menetapkan masalah
2. Manganalisa masalah
3. Mengembangkan alternatif
4. Mengambil keputusan yang tepat
5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

Menurut James L. Gibson


James L. Gibson, dkk mengemukakan proses pengambilan keputusan seluruhnya terdiri
atas enam tahapan.
Tahap 1.
Identifikasi dan definisi masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang
mendalam. Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan pada
perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya.

Tahap-tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.

10
Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern
yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan
menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa
keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika,
peraturan yang ada.

Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi.
Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko dengan
tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut. Oleh karena itu hubungan antara alternatif
keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
Kodisi kepastian.
Kondisi berisiko
Kondisi ketidakpastian

Tahap 4.
Memilih alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara
alternatif Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan
memilih alternatif dengan harapan mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak
dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.

Tahap 5.
Implementasi keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang terkait dan
mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan manajer
tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi juga
pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut
menjadi perilaku dalam organisasi.
11
Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika
ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.

7. Gaya Pengambilan Keputusan

Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti
latar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dalam
mendekati masalah tersebut antara lain :

 Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi


yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan
tidak ingin menghadapi masalah.

 Kedua, penyelesian masalah. Seorang penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan


masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif
menghadapi masalah-masalah yang timbul.

 Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-
masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.

8. Model Pengambilan Keputusan


Teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan keputusan.
Kedua model tersebut adalah model klasik dan model administrasi.

1. Model Keputusan Klasik


Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager bertindak dalam
kepastian. Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat rasional utuk pembuatan
keputusan manajerial.
12
2. Model keputusan Administratif
Menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:
a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c. Cepat puas (satisfice).

Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara
memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai
consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi.
o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.

b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan
(menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer
informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan
penyelesaian masalah.
Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan
2. pengaruh politik
3. emosionalisme
4. tingkat pendidikan
5. model keputusam faktual.
Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan

13
9. Pengambilan Keputusan Individu
Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai. Beberapa faktor
perilaku hanya mempengaruhi aspek–aspek tertentu dari proses pengambilan keputusan. Faktor
tersebut adalah :
Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidak cocokkan.

 Kepribadian Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian dasar dari pikiran
seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses pengambilan keputusan manajemen
sebagai berikut ;
Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai pemilihan kesepatan dan
penentuan prioritas.
Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai macam
kemungkinan.
Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan memperngaruhi alternatif
manakah yang akan dipilih.
Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam memilih cara
pelaksanaanya.

 Kecenderungan Akan Resiko


Seseorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil resiko akan menetapkan sasaran
yang bebeda, mengevaluasi alternatif secara berbeda juga. Orang tersebut akan berusaha
menetapkan pilihan dimana resiko atau ketidakpastian sangat rendah, atau dimana kepastian akan
hasilnya sangat tinggi.
 Kemungkinan Ketidak cocokan

14
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan
mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih memungkinkan menggunakan satu
atau beberapa metode berikut ini untuk mengurangi ketidak cocokan mereka :
Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.
Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung
keputusan mereka.
Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur positif dari
keputusanya.

10. Pengambilan Keputusan Kelompok


Pengambilan keputusan oleh kelompok berarti mengikutsertakan dan memberi kesempatan
pada yang terpengaruh oleh keputusan untuk ikut serta, sehingga membantu mengembangkan
kemampuan anggota kelompok. Orang yang ikut dalam pengambilan keputusan akan lebih
antusias dalam pelaksanaan nanti.
Dalam mengunakan kelompok, manajer harus memperhatikan keuntungan dan kerugian dari
kelompok tersebut.

Keuntungan :
 Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
 Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
 Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
 Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian :
 Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu yang
hilang banyak.
 Menimbulkan kompromi
 Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.
 Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi dimana pihak terkait melakukan
pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah, menganalisa
masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan berdasarkan hasil
pertimbangan, dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam
kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

B. Kritik dan saran


Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam lembaga
pemerintahan yang berhubungan dengan proses manajemen merupakan bagian dari kegiatan
manajemen yang sangat vital berkaitan dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek dari pengambilan
keputusan aruslah diperhatikan dengan saksama tanpa meninggalkan sedikitpun celah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.

Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,

Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

17

Anda mungkin juga menyukai