Keputusan Administrasi
Keputusan Administrasi
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
KELAS MD 3B
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya.Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu
Administrasi yang berjudul “Keputusan Administrasi”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang.
(Penyusun)
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….2
Daftar Isi…………………………………………………………………………3
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang…………………………………………………………4
2. Rumusan Masalah……………………………………………………...5
3. Tujuan………………………………………………………………….5
Bab II. Pembahasan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan…………………………………….6
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan……………………………6
3. Fase Pengambilan Keputusan…………………………………………...7
4. Teknik Pengambilan Keputusan………………………………………...8
5. Macam – Macam Keputusan Manajemen……………………………....8
6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan………………………………...9
7. Gaya Pengambilan Keputusan………………………………………....12
8. Model Pengambilan Keputusan…………………………………..……12
9. Pengambilan Keputusan Individu…………………………………...…14
10. Pengambilan Keputusan Kelompok…………………………………..15
Bab III. Kesimpulan
1. Kesimpulan……………………………………………………....……..16
2. Kritik dan Saran………………………………………………………...16
Daftar Pustaka…………….……………………………………………………..17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Rumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan
1. Apa Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan ?
2. Apa saja Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan ?
3. Apa Saja Macam-macam pengambilan keputusan ?
4. Bagaimana Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan ?
5. Apa Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok ?
3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan.
2. Mengetahui Apa saja Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan.
3. Mengetahui Apa Saja Macam-macam pengambilan keputusan.
4. Mengetahui Bagaimana Model dan gaya seorang dalam mengambil keputusan.
5. Mengetahui Apa Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara
kelompok.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan.
Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang –
peluang masalah.
Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang
berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah,
mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya, dan mendefinisikan secara
eksplisit.
Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin
dilakukan.
7
Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan,
hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.
Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu
komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat
untuk model.
Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang terbaik (atau yang
cukup baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian disediakan.
Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja.
8
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,
yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
9
Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin.
Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.
Tahap-tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.
10
Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern
yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan
menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa
keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika,
peraturan yang ada.
Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi.
Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko dengan
tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut. Oleh karena itu hubungan antara alternatif
keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
Kodisi kepastian.
Kondisi berisiko
Kondisi ketidakpastian
Tahap 4.
Memilih alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara
alternatif Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan
memilih alternatif dengan harapan mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak
dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.
Tahap 5.
Implementasi keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang terkait dan
mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan manajer
tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi juga
pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut
menjadi perilaku dalam organisasi.
11
Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika
ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti
latar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dalam
mendekati masalah tersebut antara lain :
Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-
masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.
Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara
memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai
consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi.
o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.
b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan
(menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer
informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan
penyelesaian masalah.
Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan
2. pengaruh politik
3. emosionalisme
4. tingkat pendidikan
5. model keputusam faktual.
Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan
13
9. Pengambilan Keputusan Individu
Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai. Beberapa faktor
perilaku hanya mempengaruhi aspek–aspek tertentu dari proses pengambilan keputusan. Faktor
tersebut adalah :
Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidak cocokkan.
Kepribadian Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian dasar dari pikiran
seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses pengambilan keputusan manajemen
sebagai berikut ;
Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai pemilihan kesepatan dan
penentuan prioritas.
Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai macam
kemungkinan.
Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan memperngaruhi alternatif
manakah yang akan dipilih.
Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam memilih cara
pelaksanaanya.
14
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan
mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih memungkinkan menggunakan satu
atau beberapa metode berikut ini untuk mengurangi ketidak cocokan mereka :
Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.
Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung
keputusan mereka.
Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur positif dari
keputusanya.
Keuntungan :
Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian :
Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu yang
hilang banyak.
Menimbulkan kompromi
Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.
Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi dimana pihak terkait melakukan
pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah, menganalisa
masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan berdasarkan hasil
pertimbangan, dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam
kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.
16
DAFTAR PUSTAKA
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.
17