TINJAUAN PUSTAKA
Komposisi kimia pulp adalah selulosa 45%, hemiselulosa 10%, lignin 35%, zat
ekstraktif 10%. Selulosa adalah suatu polimer yang terdiri dari glukosa dalam bentuk
piranosa yang berhubungan satu sama lain.
Berdasarkan kandungan selulosanya kayu dibagi menjadi dua jenis yaitu: kayu
keras dan kayu lunak.
Pada umumnya kayu lunak menghasilkan pulp yang lebih kuat dari pada kayu
keras. Ini disebabkan serat kayu lunak lebih panjang dan fleksibel dibanding dengan serat
kayu keras.
Pada kondisi reaksi yang sama, kayu lunak biasanya memberi tingkat kecerahan
yang lebih rendah dibandingkan dengan kayu keras. Kertas dari kayu keras mempunyai
kualitas cetak yang lebih baik membentuk permukaan kertas yang lebih halus karena
seratnya lebih halus.
Kualitas pulp tergantung dari pada bahan baku dan proses pembuatannya. Salah
satu proses yang terpenting dalam pembuatan pulp yaitu pencucian dengan menggunakan
air. (Dumanaun. J. F. 1993)
Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama atas karbon, hidrogen dan
oksigen. Tambahan pula kayu mengandung senyawa anorganik yang tetap tinggal setelah
terjadi pembakaran pada suhu tinggi pada kondisi oksigen yang melimpah, residu
semacam ini dikenal sebagai abu. Abu dapat ditelusuri karena adanya senyawa yang tidak
terbakar yang mengandung unsur-unsur seperti kalsium, kalium, magnesium, mangan dan
silikon. Kandungan silika melebihi 0,5% secara relatif umum terdapat pada kayu-kayu
keras tropika dan pada sejumlah spesies kandungan ini mungkin lebih dari 2% dari
beratnya. (Haygreen. J. G. dan Bowyer. J. L. 2007)
Secara kimia, kayu terdiri dari empat komponen yaitu : selulosa, hemiselulosa,
lignin dan zat ekstraktif. Keempat komponen ini sangat mempengaruhi kualitas pulp dan
kertas yang dihasilkan. Berdasarkan perbedaan keempat komponen dan penyusun serta
jenis kayu, kayu dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : kayu keras (hard wood)
dan kayu lunak (soft wood). (Sjostrom. Eeoro. 1995)
1. Selulosa
Selulosa adalah komponen utama dari kayu dan merupakan polisakarida linier
dengan rantai yang cukup panjang yang terdiri dari glukosa-glukosa yang kemudian
berhubungan satu sama lain. (Fegel. D. Dan Wegner. G. 1995)
Selulosa dibuat langsung dari unit-unit glukosa. Sebagai langkah pertama dalam
proses tersebut, pohon mengangkut glukosa ke pusat-pusat pengolahan yang terletak pada
pucuk-pucuk cabang dan akar (meristem ujung) dan ke lapisan kambium yang
menyelubungi batang utama, cabang dan akar. Kemudian dalam suatu proses yang
kompleks, glukosa mengalami modifikasi secara kimia dengan dipindahkannya satu
molekul air dari setiap unit dan terbentuklah suatu anhidrid glukosa: C6H12O6 (glukosa) –
H2O = C6H12O5 (anhidrid glukosa). Unit-unit anhidrid glukosa kemudian saling
bersambungan ujung-ujungnya membentuk polimer berantai panjang yaitu selulosa
(C6H12O5)n (derajat polimerisasi) sama dengan 500-10000. (Haygreen. J. G. dan Bowyer.
J. L. 2007)
3. Lignin
Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul tinggi, tersusun
atas unit-unit fenilpropan. Meskipun tersusun atas karbon, hidrogen dan oksigen, lignin
bukanlah suatu karbohidrat dan bahkan tidak ada hubungannya dengan golongan senyawa
tesebut. Lignin sangat stabil dan sukar dipisahkan dan mempunyai bentuk yang
bermacam-macam karenanya susunan lignin yang pasti di dalam kayu tetap tidak
menentu. (Haygreen. J. G. dan Bowyer. J. L. 2007)
Lignin merupakan polimer kompleks phenylpropana, amorf, bersifat aromatis 1,3
dengan indeks bias 1,6. Berat molekul 1500-2000 yang bervariasi dengan jenis kayu.
Kadar lignin dalam kayu 20-30%. Struktur molekul lignin belum dapat diketahui karena
metoda isolasi untuk lignin dapat mengakibatkan perubahan strukturnya. Lignin
merupakan bagian yang tidak diinginkan dalam pulp, sehingga harus dihilangkan atau
diputihkan sesuai dengan mutu pulp yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh lignin yang
mempunyai sifat menolak air (hidrofobik) dan kaku sehingga kandungan lignin dalam
pulp akan menyulitkan penggilingan. Lignin dapat dijumpai pada tumbuh-tumbuhan
sebagai zat perekat yang berhubungan dengan kekuatan kayu. (Sjostrom. Eeoro. 1995)
Kayu yang mengandung sejumlah kecil beberapa bahan lain yang disebut zat
ekstraktif (getah kayu). Kebanyakan unsur-unsur ini dapat larut dalam air dan bahan
pelarut organik alam lainnya. (Sjostrom. Eeoro. 1995)
Istilah ekstraktif kayu meliputi sejumlah besar senyawa yang berbeda yang dapat
diekstrasi dari kayu dengan mengunakan pelarut poler dan non-poler. Dalam arti yang
sempit ekstraktif merupakan senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut organik dan
dalam pengertian ini nama ekstraktif digunakan dalam analisis kayu. Tetapi senyawa-
senyawa karbohidrat dan anorganik yang larut dalam air juga termasuk dalam senyawa
yang dapat diekstraksi.
Bagian yang larut dalam pelarut organik jumlahnya hanya beberapa persen dalam
kayu pohon yang berasal dari daerah sedang, tetapi konsentrasinya dapat menjadi jauh
lebih tinggi dalam bagian tertentu, misal dalam pangkal batang, kayu teras, akar bagian
luka. Jumlah ekstraktif yang relatif tinggi diperoleh dalam kayu tropika dan sub tropika
tertentu.
Kayu yang dibentuk oleh jenis-jenis pohon kayu keras sangat berbeda
dengan yang dibentuk oleh jenis-jenis pohon kayu lunak. Kayu lunak memiliki
susunan yang seragam dengan sedikit tipe sel, dan karenanya sering gambaran
kayunya tidak jelas. Kayu keras, dilain pihak, tersusun atas jenis-jenis sel yang
sangat berbeda dengan variasi proporsi yang luas dan karenanya sering menjadi
unik dan bahkan memiliki gambaran kayu yang sangat indah. Karena gambaran
unik yang banyak dimiliki oleh spesies-spesies kayu keras, maka kayu-kayu
tersebut banyak digunakan untuk perabot rumah tangga, panil, dan tujuan-tujuan
dekoratif yang lain. (Haygreen. J. G. dan Bowyer. J. L. 2007)
Telah disebutkan dalam pendahuluan bahwa kayu lunak mempunyai stuktur yang
seragam sedangkan stuktur kayu keras adalah kompleks. Perbedaan ini dan perbedaan-
perbedaan lainnya diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Kayu lunak tersusun atas sedikit tipe sel yang penting kayu keras tersusun atas
banyak tipe sel. Sembilan puluh sampai 95% volume xilem kayu lunak tersusun
atas sel-sel yang panjang yang dikenal dengan nama trakeid longitudinal.
2. Hanya kayu keras yang memiliki pembuluh, suatu bangunan yang tersusun atas
unsur-unsur pembuluh. Sel-sel angkutan yang dibentuk secara khusus. (Haygreen.
J. G. dan Bowyer. J. L. 2007)
Bahan baku utama adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
produk pada proses produksi dan memiliki persentase yang sangat besar di
bandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Adapun bahan baku yang di gunakan
adalah:
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan kedalam proses pembuatan
pembuatan produk yang mana komponennya tidak dapat dibedakan pada produk. Bahan
yang digunakan adalah sebagai berikut:
g. Air
Air didalam proses produksi digunakan sebagai media dan pelarut.
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19332/4/Chapter II.pdf.4-4-2014)
Tahap-tahap proses pembuatan kertas rokok diatas dapat dilihat pada lampiran 1.
Jadi untuk dapat melihat berapa sebenarnya pengunaan cultural paper dapat
dilihat bagaimana perkembangan dari industri-industri percetakan dan tingkat
pendidikan,sedangkan konsumsi akan industrial paper bergantung terutama kepada
berkembangnya industri-industri didalam negeri. (anonim. 1992)
a. Periode I (1974-1975)
Terlihat bahwa selama periode ini produksi hanya terbatas pada kertas cigarette,
kertas cetak, tulis dan business. Pada tahun 1970 produksinya 18488 ton, meningkat
menjadi 51.335 ton atau rata-rata meningkat 30% per tahun. Produksi kertas cetak dan
tulis merupakan yang terbesar rata-rata 34.921 ton (99,2%) dan kertas cigarette 283 ton
(0,8%).
b. Periode II (1976-1979)
Pada awal periode ini mulai nampak diproduksi berbagai jenis tambahan yaitu
wrapping, packaging dan board lainnya, hnaya kertas khusus specials/khusus belum
diproduksi. Selama waktu ini diproduksi meningkat rata-rata 51%, sedang peningkatan
masing-masing jenis kertas adalah kertas cetak dan tulis 32,7%, wrapping, packaging
198%, boards 63,1%, cigarette 31,6% dan lainnya 13,9%. Atau peningkatan produksi
cultural paper 32,7% dan industrial paper 123,4%.