Anda di halaman 1dari 4

Ekonomi Digital Tumbuh Subur

Koran Sindo
Selasa, 8 Oktober 2019 - 08:00 WIB
views: 1.179

PERTUMBUHAN ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mendekati USD40 miliar tahun


ini, dan diperkirakan mencapai USD133 miliar pada 2025 ke depan. Saat ini Indonesia
menempati posisi tertinggi pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

Predikat tersebut berdasarkan data tren pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara dari
laporan e-Conomy Southeast Asia (SEA). Pihak Google Indonesia sebagaimana disampaikan
Managing Director Randy Jusuf mengungkapkan bahwa laporan yang menempatkan
Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi digital teratas di antara negara serumpun adalah
perpaduan dari Google Trends, riset Temasek, dan analisis Bain & Company, serta
melibatkan sejumlah sumber dari industri dan wawancara ahli. Transformasi ekonomi yang
tinggi diyakini menjadi pendorong pertumbuhan yang dinamis di kawasan Asia Tenggara.

Sebenarnya, laporan e-Conomy SEA tidaklah terlalu mengejutkan sebab selama ini pasar
ekonomi digital Indonesia memang selalu disebut sejumlah lembaga riset dalam bidang
ekonomi sebagai pasar yang sangat menjanjikan. Bahkan, Indonesia termasuk negara ketiga
terbesar di Asia untuk pasar ekonomi digital.
Posisi pertama ditempati China, disusul India. Belakangan ini, sejumlah startup Indonesia
menjadi pemain tingkat regional. Berbagai inovasi yang mencengangkan yang mampu
memecahkan persoalan lokal, seperti merevolusi sektor transportasi, jasa pengantaran
makanan, wisata dan perjalanan. Dan, diperkuat jumlah masyarakat Indonesia yang sudah
melek internet. Tercatat kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi menjadi
pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital.

Pertumbuhan startup atau perusahaan rintisan di Indonesia bak jamur pada musim hujan. Di
negeri ini, telah hadir tiga startup unicorn, yakni Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan satu
decacorn yaitu Go-Jek, dan sejumlah perusahaan rintisan lainnya telah bermunculan yang
berpotensi meraih status unicorn.

Dalam bidang finansial, berdasarkan data Asosiasi Fintech (Financial Technology) Indonesia,
lebih dari 200 startup yang bergerak dalam bidang finansial, dan separuh lebih dari
perusahaan masuk kategori usaha atau bergerak dalam bidang peminjaman (peer-to-peer
lending) terdaftar dan mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan data
OJK, Fintech peer-to-peer (P2P) lending yang jumlahnya mencapai 127 platform per Agustus
2019, telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp44,8 triliun. Ketua Dewan Komisioner OJK
Wimbo Santoso mengklaim sejumlah perusahaan Fintech dalam negeri sudah merambah
kawasan Asia Tenggara.

Bagaimana dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi digital selama ini? Yang
pasti, pemerintah telah berkomitmen penuh bagaimana memberi ruang hidup selebar-
lebarnya untuk ekonomi digital. Dalam setiap kesempatan bila berbicara ekonomi digital,
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan bahwa aturan
yang dikeluarkan tidak boleh berlaku kaku. Dalam pengembangan ekonomi digital harus ada
light touch regulation. Karena itu, dalam merumuskan dan menerapkan sebuah aturan yang
berkaitan langsung ekonomi digital senantiasa diwarnai prinsip kehati-hatian.

Apa yang diungkapkan Menkominfo memang sangat ideal bahwa aturan yang melingkupi
ekonomi digital tidak boleh berlaku kaku. Namun, di sisi lain menjadi tantangan tersendiri
bagi petugas penarik pajak. Setidaknya terdapat dua tantangan bagi Direktorat Jenderal Pajak
untuk memajaki jenis usaha baru dalam era ekonomi digital.

Pertama, bagaimana mewujudkan regulasi yang adil kompetitif, memberi kepastian hukum,
memudahkan kepatuhan pajak, dan memiliki sistem yang baik. Kedua, bagaimana
memanfaatkan kehadiran teknologi dengan baik dan maksimal. Memang, aturan pengenaan
pajak pada sejumlah aktivitas bisnis terkait ekonomi digital membuat gamang pemerintah.
Dari satu sisi potensi pajak yang ada di balik ekonomi digital begitu besar, namun di sisi lain
pemerintah juga harus menahan diri agar aktivitas bisnis yang baru tumbuh tidak terpangkas
karena pajak.

Predikat Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tertinggi di kawasan
Asia Tenggara memiliki tantangan tersendiri. Selain bagaimana menyelaraskan aturan dan
perkembangan, juga terkait keamanan siber. Di balik perkembangan ekonomi digital, juga
membonceng kejahatan siber. Tengok saja sepanjang 2018, Badan Siber dan Sandi Negara
memantau 225,9 juta serangan siber. Serangan siber menjadi hantu terhadap pertumbuhan
ekonomi digital.

Selain itu, pertumbuhan perusahaan rintisan yang sangat subur bukan tanpa persoalan. Salah
satu masalahnya adalah terbatasnya sumber daya manusia dengan talenta yang berkualitas,
dan harus dibarengi infrastruktur digital yang memadai agar pertumbuhannya berkelanjutan.
Soliditas Parlemen
Penulis: Media Indonesia Pada: Sabtu 05 Oktober 2019, 05:05 WIB Editorial MI


TAHAPAN-TAHAPAN terpenting dalam pengisian struktur dan jabatan di lembaga legislatif


selesai sudah. Seluruh struktur dan jabatan di tiga lembaga parlemen, yakni Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah  (DPD), dan Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) telah terisi dan resmi ditetapkan.

Tanpa berbelit dan berkepanjangan, seluruh proses pengisian struktur dan jabatan di DPR,
DPD, dan MPR berlangsung smooth dan dilalui tanpa harus menerabas deadline atau batasan
waktu yang telah ditetapkan.

Lobi-lobi antarfraksi, antarindividu, lintas partai, lintas kelembagaan, serta lintas generasi
memang tetap dijalankan. Akan tetapi, semua itu masih berlangsung dalam koridor kepatutan
dan kepantasan dalam berdemokrasi.

Pengisian jabatan di DPR beserta seluruh struktur di fraksi, misalnya, berjalan sesuai
ketetapan dan kesepakatan konstitusional. Lima pimpinan DPR periode 2019-2024 pun
ditetapkan mengacu pada UU MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3). Berdasarkan acuan itu,
lima wakil partai politik dengan jumlah kursi terbanyak berhak menempati kursi pimpinan
DPR dan partai dengan jumlah kursi terbanyak mendapat kursi ketua DPR.

Terpilihnya kader PDIP, Puan Maharani, sebagai ketua baru DPR menggantikan ketua lama,
Bambang Soesatyo, Selasa (1/10), berjalan dengan semangat aklamasi dan kekeluargaan.

Meskipun proses yang agak berbeda berlangsung saat pemilihan ketua DPD, yakni
mekanisme voting harus dijalankan, secara keseluruhan proses terpilihnya La Nyala Mataliti
sebagai ketua DPD 2019-2024, Rabu (2/10), beserta tiga pimpinan DPD lainnya tetap
merefleksikan sehat dan solidnya demokrasi perwakilan di DPD.

Di MPR, soliditas yang sama juga tecermin saat Bambang Soesatyo, terpilih sebagai ketua
MPR 2019-2024 menggantikan Zulkifli Hasan. Meskipun sempat mengalami sedikit
kelambanan, akhirnya kita menyaksikan pengisian struktur dan jabatan di MPR tidak perlu
dilakukan dengan pemungutan suara alias voting sehingga MPR pun tidak harus menjadi
majelis per-voting-an rakyat.

Kita tentu menyambut baik atas terbangunnya soliditas di tiga lembaga parlemen tersebut.
Kita juga berharap soliditas di ketiga lembaga legislatif tersebut dapat terus dipertahankan
dan bahkan ditingkatkan lagi dalam periode lima tahun mendatang.

Pada dasarnya, soliditas di parlemen mencerminkan pula soliditas partai-partai dan unsur-
unsur pendukung pemerintahan Joko Widodo-Mar’uf Amin. Terbentuknya soliditas di
parlemen diharapkan menciptakan stabilitas politik dalam lima tahun ke depan.

Soliditas yang melahirkan stabilitas politik ini sangat diperlukan untuk mendukung
kesuksesan pemerintahan Jokowi-Amin. Dengan soliditas dan stabilitas itu, pemerintahan
Jokowi-Amin dapat berkonsentrasi penuh menjalankan proses pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dengan soliditas itu pula, kegaduhan politik yang berpotensi melahirkan perpecahan sosial
dapat dihindarkan.

Ini perlu kita tekankan benar karena lima tahun terakhir negeri ini mengalami begitu banyak
kegaduhan yang menguras energi bangsa. Dengan soliditas dan stabilitas yang telah
terbangun di parlemen, kita ingin kegaduhan yang sama tidak perlu terjadi lagi.

Kepemimpinan Puan, La Nyala, dan Bambang di parlemen diharapkan mampu memberikan


kesejukan dan memajukan demokrasi yang lebih substantif.

Anda mungkin juga menyukai