Anda di halaman 1dari 22

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCENAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2015

“Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan


Kota Di Indonesia”

CRITICAL
REVIEW
KOTA
EKONOMI

Oleh:
Kartika Dwi Ratna Sari
3613100005
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

Judul : Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota Di Indonesia


Penulis : Fitri Ramdhani Harahap S.Sos., M.Si
Nama Jurnal : Jurnal Society
Tahun Terbit dan Vol : Juni 2013 dan Volume 1 No 1
Jumlah Halaman : 11 halaman

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era yang semakin berkembang dengan adanya teknologi yang semakin canggih
mengakibatkan terjadinya pembangunan-pembangunan di kota-kota besar. Adanya
pembangunan di kota-kota besar ini menimbulkan kesenjangan ekonomi yang berakibat pada
kota-kota besar tersebut menjadi magnet bagi penduduk untuk berdatangan mencari pekerjaan
dan bertempat tinggal. Hal ini biasa disebut dengan urbanisasi, dimana pertumbuhan
konsentrasi penduduk perkotaan menjadi tinggi. Namun adanya urbanisasi telah menimbulkan
berbagai macam masalah karena tidak ada pengendalian di dalamnya.
Masalah inilah yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu fenomena urbanisasi berlebih.
Adanya urbanisasi yang berlebih ini telah menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Banyak
studi memperlihatkan bahwa tingkat konsentrasi penduduk di kota-kota besar di Indonesia
telah berkembang dengan pesat. Studi yang dilakukan oleh Warner Ruts tahun 1987
menunjukkan bahwa jumlah kota-kota kecil (<100 ribu penduduk) sangat besar dibandingkan
dengan kota menengah (500 ribu sampai 1 juta penduduk). Kondisi ini mengakibatkan
perpindahan penduduk menuju kota besar cenderung tidak terkendali. Fenomena kota-kota
besar akan selalu tumbuh dan berkembang, kemudian membentuk kota yang disebut kota-kota
metropolitan. Salah satu kota yang telah mengalami hal ini adalah kota Jakarta, dimana yang
awalnya merupakan kota besar kemudian berkembang menjadi kota metropolitan dan saat ini
mengarah menjadi kota megapolitan.
Jurnal ini membahas tentang analisis penulis mengenai dampak yang ditimbulkan
urbanisasi terhadap perkembangan perkotaan di Indonesia dimana kondisi perkotaan yang
semakin tidak terkendali akibat adanya urbanisasi yang berlebih, telah menimbulkan berbagai
masalah baru seperti meningkatnya kriminalitas akibat kemiskinan, pengangguran besar-
besaran, bertambahnya pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. Pembahasan ini sangat

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 1
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

menarik, mengingat fenomena urbanisasi ini terjadi di banyak kota di Indonesia yang memiliki
pertumbuhan penduduk yang terus berkembang semakin tinggi.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak urbanisasi bagi
perkembangan kota di Indonesia dengan pokok bahasan kota yang diambil yaitu Kota Jakarta
sebagai studi Kasus. Kota Jakarta dipilih dikarenakan Kota Jakarta saat ini telah mengalami
urbanisasi berlebih denga kondisi yang sudah mulai krisis sehingga perlu dilakukan analisis
sebagai acuan untuk perbaikan atau solusi bagi Kota Jakarta.

II. LANDASAN TEORI


Dalam jurnal Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota Di Indonesia terdapat
berbagai pendapat yang menjelaskan pengertian urbanisasi yaitu:
1. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia urbanisasi adalah suatu proses kenaikan
proporsi jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan.
2. Yudo Harjoko (2010) juga berpendapat bahwa pengertian urbanisasi dapat diartikan

sebagai suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah yang
non-urban menjadi urban.
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan yang dapat mewakili pengertian
urbanisasi secara keseluruhan yaitu urbanisasi sebaga proses pengkotaan dimana suatu kota
berubah karena kemajuan ekonominya atau yang kedua proses pengkotaan dengan adanya
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Menurut Saladin (1989) dalam jurnal Urbanisasi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan,
terdapat 3 faktor urbanisasi disebabkan oleh daya tarik kota antara lain:
1. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup di kota lebih menyenangkan, dilihat dari
tersedianya sebaran fasilitas yang lebih memadai seperti pendidikan, kesehatan dan
lain-lain.
2. Di kota akan lebih banyak pekerjaan.
3. Kota merupakan pusat aktivitas baik pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan
sebagainya.
Adapun dampak yang ditimbulkan oleh urbanisasi bagi perkembangan kota di Indonesia
menurut Fitri Ramdhani Harahap (2013) yaitu:

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 2
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

1. Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan. Pertambahan penduduk kota


yang begitu pesat, sudah sulit diikuti oleh kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini
lahan kosong di daerah perkotaan telah banyak dimanfaatkan oleh para urban sebagai
area permukiman, perdagangan dan perindustrian yang legal maupun illegal.
2. Menambah polusi udara di daerah perkotaan. Pertambahan penduduk yang tinggi
mengakibatkan pertambahan kendaraan bermotor semakin bertambah sehingga
menimbulkan polusi udara. Sebagian besar persoalan polusi di perkotaan timbul karena
jumlah kendaraan maupun oleh industri-industri yang tumbuh. Selain polusi udara,
adanya pertambahan volume kendaraan juga menimbulkan kemacetan.
3. Penyebab bencana alam. Para urban yang menggunakan lahan kosong dan daerah
aliran sungai (DAS) sebagai lahan untuk permukiman mereka mengakibatkan lingkungan
tersebut yang seharusnya bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi
penyebab terjadinya banjir.
4. Pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi. Adanya penduduk urban yang tidak
memiliki skiil mengakibatkan penduduk tersebut sulit mendapatkan pekerjaan sehingga
meningkatkan pengangguran dan menimbulkan kemiskinan yang berujung pada
kriminalitas karena adanya tuntutan kebutuhan hidup.
5. Merusak tata kota. Pada negara berkembang, kota-kotanya tidak siap dalam
menyediakan perumahan yang layak bagi seluruh populasinya. Akibatnya muncul
perkampungan kumuh dan liar yang tidak tertata.
III. RINGKASAN JURNAL
Persoalan-persoalan urbanisasi telah menjadi perhatian yang cukup besar, beberapa
pemikiran yang membahas dampak urbanisasi dari sudut pandang ekonomi yaitu Evers dalam
Abbas (2002) berpendapat bahwa tingkat urbanisasi yang terlalu rendah dan mengabaikan
kebutuhan-kebutuhan kota dapat memperlambat kemajuan ekonomi. Sedangkan menurut
Keban, proses urbanisasi yang tidak terkendali dan adanya hirarki kota akan menimbulkan
berbagai akibat negatif yaitu munculnya gejala kemiskinan di perkotaan, ketimpangan income
perkapita, pengangguran, kriminalitas, polusi udara, pertumbuhan daerah kumuh, dan
sebagainya.
Menurut Tjiptoherijanto (2007), meningkatnya proses urbanisasi tidak terlepas dari
kebijaksanaan pembangunan perkotaan, khususnya pembangunan ekonomi yang
dikembangkan oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui peningkatan jumlah penduduk akan

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 3
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

berkorelasi positif dengan meningkatnya urbanisasi di suatu wilayah. Ada kecenderungan


bahwa aktivitas perekonomian akan terpusat pada suatu area yang memiliki tingkat konsentrasi
penduduk yang cukup tinggi.
Di Indonesia proses urbanisasi telah terjadi sejak masa orde baru (1967-1980)
dikarenakan adanya kebijakan ekonomi makro, dimana kota sebagai pusat ekonomi memicu
polarisasi pembangunan terpusat pada kota besar saja. Arus urbanisasi yang tidak terkendali
dapat mengakibatkan terjadinya over urbanisasi yaitu presentase penduduk kota yang sangat
besar dan tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi. Selain itu, juga dapat menimbulkan
adanya under ruralisasi yaitu jumlah penduduk di pedesaan terlalu kecil bagi tingkat dan cara
produksi yang ada. Pada saat kota mendominasi fungsi sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki
urban. Hal ini menimbulkan terjadinya pengangguran dan under employment. Kota dipandang
sebagai inefisien dan artificial proses “pseudo-urbanisastion”. Sehingga urbanisasi merupakan
variable dependen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Karakteristik urbanisasi yang terjadi di DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta hampir
sama dengan kota-kota besar di dunia, yaitu ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk
kota yang terjadi setiap tahun. Kemudian dilanjutkan dengan pemusatan segala aktivitas
masyarakat yang tertuju pada satu kawasan sehingga secara radikal merubah struktur
keruangan kota. Bedasarkan penelitian dampak urbanisasi yang terjadi di Kota Jakarta di
kelompokkan menjadi 5 yaitu:
1. Lahan terbangun vs lahan hijau/terbuka
Dapat dipastikan hampir seluruh lahan di DKI Jakarta sudah terbangun baik
untuk bangunan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa, industri, perkantoran
maupun bangunan lain. Intensitas lahan terbangun yang terus meningkat menyebabkan
sulit dijumpainya lahan hijau/terbuka yang berfungsi sebagai ruang publik.
2. Perkembangan Land Use
Perkembangan kota Jakarta mulai menunjukkan percepatan pembangunan
sejalan dengan pembangunan di bidang ekonomi sejak awal Repelita III. Pertumbuhan
ekonomi yang yang cukup cepat di Jakarta mempengaruhi intesitas penggunaan lahan
bangkitan berupa industri, perdagangan dan jasa serta perumahan permukiman.
Akibatnya terjadi lahan terbangun yang mendominasi wilayah Jakarta dengan harga
lahan yang semakin mahal di pusat kota. Faktor inilah yang menyebabkan
perkembangan kota Jakarta berkembang ke wilayah pinggiran yang menimbulkan

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 4
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

sprawling area yaitu menciptakan wilayah tidak saling terikat secara fungsi antara satu
dengan yang lainnya. Sprawling area yang dimaksud disini seperti timbulnya
permukiman kumuh (slum area).
3. Sebaran fasilitas perkotaan
Efek yang timbul akibat pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan persebaran
fasilitas kota, cenderung mengindikasikan adanya pemusatan aktivitas di beberapa
kawasan. Dampak bangkitan yang muncul adalah terakumulasinya aktivitas transportasi
ke pusat kota yang semakin padat. Hal ini terlihat, dimana terjadi pola pergerakan ke
pusat kota Jakarta dari kawasan suburban atau kota-kota di sekitar Jakarta seperti
Bogor, Tanggerang dan Bekasi yang menimbulkan kemacetan. Adapun besarnya
mobilitas penduduk ke tempat kerja menuju Jakarta yang berasal dari Bodetabek dan
dalam Jakarta sendiri mencapai angka 62,5%. Pola pergerakan seperti ini
mengakibatkan terbentuknya suatu pola ulang alik atau commuter antara DKI Jakarta
dan Bodetabek.
4. Pengangguran dan Kemiskinan
Meledaknya jumlah pencari kerja baik disektor formal maupun informal
diakibatkan oleh tingkat penawaran kerja jauh melebihi tingkat permintaan sehingga
mengakibatkan tingginya angka pengangguran dan semi penganggguran di perkotaan.
Tingginya angka pengangguran akhirnya menyumbang pada semakin besarnya
komposisi masyarakat miskin di perkotaan sebagaimana yang terlihat di Kota Jakarta.
5. Kriminalitas
Tekanan untuk bertahan hidup akan mendorong manusia bertindak apapun
termasuk tindakan kriminal. Hal ini pulalah yang menjadi penyebab angka kriminalitas di
Jakarta semakin hari semakin meningkat. Himpitan akan tuntutan hidup yang tidak
dapat dipenuhi membuat sebagian individu memilih bertahan dengan cara tersebut.
IV. TINJAUAN KRITIS
A. Kelebihan Jurnal
Secara keseluruhan, pembahasan dalam jurnal tersebut sangat berguna dan informatif
dalam konteks permasalahan ekonomi kota. Jurnal ini mengangkat fenomena urbanisasi yang
terjadi pada kota-kota besar di Indonesia yang dampaknya sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan perkotaan. Dalam jurnal ini dipaparkan secara mendetail hasil

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 5
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

analisis penulis tentang dampak-dampak apa saja yang diakibatkan dari fenomena urbanisasi
tersebut.
Selain itu, untuk studi kasus yang diangkat dalam jurnal ini juga sudah bisa mewakili
untuk dianalisis terkait fenomena urbanisasi. Karena seperti yang telah diketahui Jakarta
merupakan salah satu Kota terpadat di Indonesia dimana penduduk urban tiap tahunnya selalu
bertambah. Seperti yang dikutip dari data Bapedda Kota Jakarta, bahwa untuk tahun 2014
jumlah penduduk kota Jakarta sudah mencapai 10.075.300 jiwa dengan luas wilayah 664,01
Km2. Dari data ini terlihat bahwa daya dukung Kota Jakarta sudah tidak dapat menampung
kebutuhan penduduk. Penduduk yang tinggi di Kota Jakarta sebagian besar merupakan
penduduk urban dimana urbanisasi yang terjadi akan meningkat pada paska lebaran.
Sebagian besar penduduk yang datang ke Jakarta adalah untuk mencari pekerjaan
dimana peluang pekerjaan di Kota Jakarta lebih besar dibandingkan di desa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Saladin (1989) dalam jurnal Urbanisasi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
bahwa salah satu daya tarik kota untuk melakukan urbanisasi adalah adanya banyak lapangan
pekerjaan dikarenakan kota merupakan pusat kegiatan baik pemerintah maupun perdagangan.
Akan tetapi penduduk urban yang datang ke Jakarta ini tidak didukung dengan skill yang
mumpuni sehingga menimbulkan tingkat pengangguran dan kemiskinan di perkotaan
meningkat. Seperti yang dikutip dalam Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta bahwa pada
bulan Septemper 2014 terjadi peningkatan penduduk miskin sebesar 18,81 ribu jiwa. Dari data-
data tersebut telah membuktikkan bahwa urbanisasi berlebih di Kota Jakarta sudah dalam
keadaan kritis.

B. Kekurangan Jurnal
Namun dalam jurnal Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota Di Indonesia ini masih
terdapat kekurangan yaitu penulis hanya menjelaskan dampak dari urbanisasi saja. Padahal
adanya dampak ini pasti terdapat faktor penyebab jadi sebaiknya dalam jurnalnya penulis juga
menjelaskan faktor terjadinya urbanisasi seperti yang dijelaskan Ischak dalam jurnal Urbanisasi
dan Dampaknya Terhadap Lingkungan dengan mengutip pendapat Saladin (1989) bahwa
urbanisasi terjadi dikarenakan adanya daya tarik kota. Selain itu, akan lebih menarik dan
bermanfaat lagi apabila dalam jurnal juga dibahas mengenai solusi yang tepat untuk
mengendalikan urbanisasi tersebut. Weller and Bouvier (1981), menyebutkan ada tiga alternatif
solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi urbanisasi yaitu:

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 6
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

1. Melarang penduduk pindah ke kota. Kebijakan ini diterapkan oleh pemerintah kota di
indonesia dalam beberapa tahun terakhir, biasa disebut dengan operasi yustisi. Namun
kebijakan ini masih mengalami pro kontra antara berbagai pihak.
2. Menyeimbangkan pembangunan antara desa dan kota. Seperti yang diketahui, adanya
kesenjangan pembangunan merupakan faktor utama terjadinya urbanisasi.
3. Mengembangkan kota-kota kecil di daerah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Dengan cara ini akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat pada
satu titik saja.

Akan tetapi solusi-solusi tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya
koordinasi dari semua pihak. Oleh sebab itu diperlukan kerjasama baik dari masyarakat maupun
pemerintah untuk mengatasi fenomena urbanisasi tersebut.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dari pembahasan jurnal antara lain:
1. Urbanisasi merupakan suatu proses perubahan dari desa ke kota yang meliputi
wilayah/daerah beserta masyarakat di dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek-aspek fisik
atau morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya. Adanya
urbanisasi tidak hanya menimbulkan masalah di kota yang dituju namun juga
menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan.
2. Kondisi perkotaan yang semakin tidak terkendali akibat adanya urbanisasi yang berlebih,

telah menimbulkan berbagai masalah baru seperti meningkatnya kriminalitas akibat


kemiskinan, pengangguran besar-besaran, bertambahnya pemukiman kumuh, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat sebagai faktor penentu bagai sebuah
kota dapat berkembang baik secara fisik, maupun secara sosial.
B. Lesson Learned
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka pelajaran yang dapat
diambil antara lain:
1. Adanya fenomena urbanisasi dapat dilihat dari faktor pendorong terjadinya urbanisasi
tersebut yaitu dikarenakan adanya daya tarik kota yaitu persebaran fasilitas lebih
lengkap, banyak lapangan pekerjaan dan sifat kota sebagai pusat kegiatan baik sebagai
pusat pemerintahan maupun pusat perdagangan.

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 7
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

2. Terdapat tiga alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi urbanisasi yakni
dengan kebijakan penduduk desa dilarang pindah ke kota, adanya pemerataan
pembangunan serta mengembangkan potensi ekonomi pedesaan atau kota-kota kecil.
3. Di Indonesia terutama Jakarta dengan jumlah penduduk yang tinggi sebagian besar
adalah penduduk pendatang telah mengalami over urbanisasi atau urbanisasi berlebih
yang sangat memprihatinkan sehingga dibutuhkan solusi yang tepat untuk
mengatasinya.
4. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2014 jumlah penduduk kota Jakarta telah mencapai
10.075.300 jiwa mengalami peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 18,81 ribu
jiwa.

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 8
Kartika Dwi Ratna Sari 3613100005

DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi DKI Jakarta. (2014). http://jakarta.bps.go.id/ (diakses pada 17 Maret 2015)

Bapedda Kota Jakarta. (2014). http://bappedajakarta.go.id/?page_id=1131 (diakses pada 17


Maret 2015)

Elvani, Dedy Yanwar. (2009). Fenomena Urbanisasi Pasca Lebaran: Transfer Orang Miskin Ke
Kota. https://kammikomsatugm.wordpress.com/2009/09/29/fenomena-urbanisasi-pasca-
lebaran-transfer-orang-miskin-ke-kota/ (diakses pada 13 Maret 2015)

Harahap, Fitri Ramdhani. (2013). Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di Indonesia.
Jurnal Society: 35-45

Ischak. (2001). Urbanisasi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Humaniora Volume XII No
3/2001: 275-283.

Critical Review
Mata Kuliah Ekonomi Kota Page 9
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

DAMPAK URBANISASI BAGI PERKEMBANGAN KOTA DI INDONESIA

Fitri Ramdhani Harahap, S.Sos., M.Si

Abstract

This paper discusses the impact of urbanization posed by the rapidly developing city.
Urbanization is the result of urban development and economic which ultimately affect the
dynamics of the city, especially in contact with the city's ability as an attraction for people
to work and live. The impact of urban development is first, physical: land vs land up green,
the distribution of urban facilities, transportation networks, patterns of movement to the
city center, the development of land use, environmental issues, and slums. Second,
socially; unemployment, poverty, and criminalitas.

Key words:

Urbanization Impact, Developing City, and Urban Sociology

I. PENDAHULUAN ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota


Maraknya pembangunan di kota-kota antara lain yaitu meningkatnya angka
besar di Indonesia dapat memacu kemiskinan sehingga pemukiman
pertumbuhan ekonomi. Sebagai kumuhnya juga meningkat, peningkatan
1
dampaknya, kota-kota tersebut akan urban crime dan masih banyak masalah
menjadi magnet bagi penduduk untuk lain. Di desa juga akan timbul masalah
berdatangan mencari pekerjaan dan diantaranya yakni berkurangnya sumber
bertempat tinggal. Hal ini sering disebut daya manusia karena penduduknya telah
dengan urbanisasi. Namun urbanisasi ini pergi ke kota, desa akhirnya tidak
menimbulkan berbagai macam masalah mengalami perkembangan yang nyata.
karena tidak ada pengendalian di dalamnya. Urbanisasi dipicu adanya perbedaan
Masalah ini lah yang dihadapi Negara pertumbuhan atau ketidakmerataan
Indonesia saat ini yaitu pertumbuhan fasilitas-fasilitas dari pembangunan,
konsentrasi penduduk yang tinggi. Lebih khususnya antara daerah pedesaan dan
buruk lagi, hal ini tidak diikuti dengan perkotaan. Akibatnya, wilayah perkotaan
kecepatan yang sebanding dengan menjadi magnet menarik bagi kaum urban
perkembangan industrialisasi. Masalah ini untuk mencari pekerjaan. Dengan demikian,
akhirnya menimbulkan fenomena yaitu urbanisasi sejatinya merupakan suatu
urbanisasi berlebih. proses perubahan yang wajar dalam upaya
Adanya urbanisasi yang berlebih ini meningkatkan kesejahteraan penduduk atau
telah menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Perkembangan urbanisasi di
Indonesia. Tidak hanya menimbulkan Indonesia sendiri perlu diamati secara
masalah di kota yang dituju namun juga serius. Banyak studi memperlihatkan bahwa
menimbulkan masalah di desa yang tingkat konsentrasi penduduk di kota-kota
besar di Indonesia telah berkembang
* Penulis adalah Dosen pada Jurusan Sosiologi,
dengan pesat. Studi yang dilakukan oleh
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Bangka Belitung. Warner Ruts tahun 1987 menunjukkan
35
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

bahwa jumlah kota-kota kecil (<100 ribu unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya
penduduk) sangat besar dibandingkan wilayah karena percepatan kemajuan
dengan kota menengah (500 ribu sampai 1 ekonomi. Contohnya adalah daerah
juta penduduk). Kondisi ini mengakibatkan Cibinong dan Bontang yang berubah dari
perpindahan penduduk menuju kota besar desa ke kota karena adanya kegiatan
cenderung tidak terkendali. Ada fenomena industri. Pengertian kedua adalah
kota-kota besar akan selalu tumbuh dan banyaknya penduduk yang pindah dari desa
berkembang, kemudian membentuk kota ke kota, karena adanya penarik di kota,
yang disebut kota-kota metropolitan. Salah misal kesempatan kerja.
satu kota yang telah mengalami hal ini Pengertian urbanisasi ini pun
adalah kota Jakarta sebagai ibu kita dari berbeda-beda, sesuai dengan interpretasi
negara Indonesia sendiri. Dimulai sebagai setiap orang yang berbeda-beda. Ir. Triatno
kota besar kemudian berkembang menjadi Yudo Harjoko (2010) pengertian urbanisasi
kota metropolitan dan saat ini mengarah diartikan sebagai suatu proses perubahan
menjadi kota megapolitan. masyarakat dan kawasan dalam suatu
Kondisi perkotaan yang semakin wilayah yang non-urban menjadi urban.
tidak terkendali akibat adanya urbanisasi Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai
yang berlebih, telah menimbulkan berbagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi
masalah baru seperti meningkatnya pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu
kriminalitas akibat kemiskinan, menerima bagian pemukim dan fasilitas
pengangguran besar-besaran, bertambahnya yang tidak proporsional.
pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. Shogo kayono dalam Abbas (2002)
Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat memberikan pengertian urbanisasi sebagai
sebagai faktor penentu bagai sebuah kota perpindahan dan pemusatan penduduk
dapat berkembang baik secara fisik, secara nyata yang memberi dampak dalam
maupun secara sosial. Dengan begitu, hubungannya dengan masyarakat baru yang
bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu dilatar belakangi oleh faktor sosial,
dapat dilihat dengan lebih jelas juga akibat ekonomi, politik dan budaya. Sementara
dampak yang ditimbulkannya terhadap Keban dalam Abbas (2002) berpendapat
kehidupan di kota. bahwa urbanisasi jangan hanya dalam
konteks demografi saja karena urbanisasi
II. PEMBAHASAN mengandung pengertian yang
2.1 Pengertian Urbanisasi multidimensional. Urbanisasi dari
Pengertian urbanisasi menurut pendekatan demografis berarti sebagai
Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses peningkatan konsentrasi
suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk diperkotaan sehingga proporsi
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. penduduk yang tinggal menjadi meningkat
Selain itu dalam ilmu lingkungan, yang biasanya secara sederhana konsentrasi
urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu tersebut diukur dari proporsi penduduk
proses pengkotaan suatu wilayah. Proses yang tinggal di perkotaan, kecepatan
pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua perubahan proporsi tersebut, dan perubahan
pengertian. Pengertian pertama, adalah jumlah pusat-pusat kota. Sedangkan
merupakan suatu perubahan secara esensial urbanisasi menurut pendekatan ekonomi

36
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

politik didefenisikan sebagai transformasi (1967-1980), di mana kota sebagai pusat


sosial ekonomi yang timbul sebagai akibat ekonomi. Kedua, kombinasi antara
dari pengembangan dan ekspansi kebijaksanaan substitusi impor dan
kapitalisme (capitalist urbanization). investasi asing di sektor perpabrikan
Dalam konteks modernisasi, urbanisasi (manufacturing), yang justru memicu
mengandung pengertian sebagai perubahan polarisasi pembangunan terpusat pada
nilai dari orientasi tradisional ke orientasi metropolitan Jakarta. Ketiga, penyebaran
modern sehingga terjadi difusi modal, yang cepat dari proses mekanisasi sektor
teknologi, nilai-nilai, pengelolaan pertanian pada awal dasawarsa 1980-an,
kelembagaan dan orientasi dari masyarakat yang menyebabkan kaum muda dan para
tradisional ke dunia barat (kota). sarjana, enggan menggeluti dunia pertanian
Pengertian lain dari urbanisasi, atau kembali ke daerah asal.
dikemukakan oleh Dr. PJM Nas (2010), Arus urbansiasi yang tidak terkendali
pengertian pertama diutarakan bahwa ini dianggap merusak strategi rencana
urbanisasi merupakan suatu proses pembangunan kota dan menghisap fasilitas
pembentukan kota, suatu proses yang perkotaan di luar kemampuan pengendalian
digerakkan oleh perubahan struktural dalam pemerintah kota. Beberapa akibat negatif
masyarakat sehingga daerah-daerah yang tersebut akan meningkat pada masalah
dulu merupakan daerah pedesaan dengan kriminalitas yang bertambah dan turunnya
struktur mata pencaharian yang agraris tingkat kesejahteraan. Dampak negatif
maupun sifat kehidupan masyarakatnya lainnnya yang muncul adalah terjadinya
lambat laun atau melalui proses yang “over urbanisasi” yaitu dimana prosentase
mendadak memperoleh sifat kehidupan penduduk kota yang sangat besar yang
kota. Pengertian kedua dari urbanisasi tidak sesuai dengan perkembangan
adalah, bahwa urbanisasi menyangkut ekonomi negara. Selain itu juga dapat
adanya gejala perluasan pengaruh kota ke terjadi “under ruralisasi” yaitu jumlah
pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, penduduk di pedesaan terlalu kecil bagi
ekonomi, sosial dan psikologi. tingkat dan cara produksi yang ada.
Dari beberapa pengertian mengenai Pada saat kota mendominasi fungsi
urbanisasi yang diuraikan di atas, maka sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki
dapat disimpulkan bahwa pengertian urban. Hal ini menimbulkan terjadinya
urbanisasi adalah merupakan suatu proses pengangguran dan under employment. Kota
perubahan dari desa ke kota yang meliputi dipandang sebagai inefisien dan artificial
wilayah/daerah beserta masyarakat di proses “pseudo-urbanisastion”. Sehingga
dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek- urbanisasi merupakan variable dependen
aspek fisik atau morfologi, sosial, ekonomi, terhadap pertumbuhan ekonomi.
budaya, dan psikologi masyarakatnya. Persoalan-persoalan urbanisasi telah
menjadi perhatian yang cukup besar,
2.2. Dampak Urbanisasi beberapa pemikiran yang membahas
Di Indonesia, persoalan urbanisasi dampak urbanisasi dari sudut pandangn
sudah dimulai dengan digulirkannya ekonomi yaitu Evers dalam Abbas (2002)
beberapa kebijakan ”gegabah” orde baru. berpendapat bahwa tingkat urbanisasi yang
Pertama, adanya kebijakan ekonomi makro terlalu rendah dan mengabaikan kebutuhan-

37
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

kebutuhan kota dapat memperlambat orang lain, sehingga individu merespon


kemajuan ekonomi. Sedangkan menurut untuk melindungi diri dan beradaptasi
Keban, proses urbanisasi yang tidak dengan fikiran dan hati. Dengan adanya
terkendali dan adanya hirarki kota akan stimulasi dan cara individu merespon
menimbulkan berbagai akibat negatif yaitu tersebut menjadikan individu lebih
munculnya gejala kemiskinan di perkotaan, intelek, rasional, dan berjarak secara
ketimpangan income perkapita, emosional dengan orang lain. Suara
pengangguran, kriminalitas, polusi udara klakson, telepon, pantulan cahaya,
dan suara, pertumbuhan daerah kumuh, dan pandangan dan perilaku orang asing,
sebagainya. berita surat kabar mempengaruhi
Gmelch dan Zenner (1980) perilaku individu dengan reaksi yang
membahas mengenai dampak sosial yang berbeda-beda. Hal ini sangat
ditimbulkan oleh urbanisasi dengan memungkinkan bagi individu untuk
menggunakan pendekatan tiga teori mengalami gangguan kepribadian.
urbanisasi yaitu : Analisa struktur sosial dalam teori ini
1. Determinist Theory atau dikenal juga tidak jauh berbeda dengan argumen
dengan theory of urban anomie. psikologi, tetapi dalam proses yang
Writh (1938) sebagai salah satu tokoh berbeda. Dalam kompetisi ekonomi,
yang paling berpengaruh dalam teori ini spesialisasi pekerjaan, meraih
memulai analisasnya dengan keunggulan, dan kemajemukan kota
mendefinisikan “kota” sebagai sebuah menghasilkan keberagaman aktivitas
wilayah yang relatif besar, padat, dan kehidupan sosial, seperti di dunia
tempat tinggal permanen dari individu pekerjaan, kehidupan bertetangga,
yang secara sosial sangat beragam. rumah tangga, dan sebagainya.
Writh menganalisis bagaimana Sehingga waktu dan perhatian inidividu
urbanisasi menghasilkan disorganisasi terpecah dan terputus pada tempat dan
sosial dan gangguan kepribadian. orang yang berbeda. Sebagai contoh,
Argumen yang digunakan Writh seorang pengusaha; sarapan pagi
berdasarkan argument psikologi dan dengan keluarga, rapat dengan rekan
struktur sosial. kerja di kantor, makan siang dengan
Argumen psikologi Writh didasarkan kolega, rapat dengan klien, bermain
pada pemikiran George Simmel yang golf dengan teman-teman, dan akhirnya
juga gurunya dalam tulisan “The makan malam dengan tetangga.
Metropolis and Mental Life”. Simmel Keberagaman aktivitas ini membuat
memusatkan perhatiannya pada cara inidividu terisolasi dari kehidupan
hidup di kota yang mengubah cara sosialnya dan inilah yang memberi
berfikir dan kepribadian individu. peluang terjadinya anomi karena
Bagaimana stimulasi yang cepat dan hilangnya ikatan-ikatan sosial yang
terputus dirubah oleh stimulasi yang berisi nilai-nilai.
datang dari dalam dan luar individu. 2. Compositional theory.
Stimulasi yang paling berpengaruh Tidak seperti Determinist Theory, teori
menurut Simmel antara lain adalah ini menganggap bahwa urbanisasi tidak
pemandangan, suara, bau, tindakan berdampak secara langsung terhadap

38
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

individu atau masyarakat. Teori ini Dampak negatif lainnya yang


berpendapat bahwa keberagaman ditimbulkan oleh tingginya arus urbanisasi
kehidupan sosial tidak serta merta di Indonesia adalah sebagai berikut :
mempengaruhi perilaku individu dan 1. Semakin minimnya lahan kosong di
masyarakat sebab setiap individu atau daerah perkotaan. Pertambahan
masyarakat memiliki atribut-atribut penduduk kota yang begitu pesat, sudah
yang dapat membantu mereka sulit diikuti kemampuan daya dukung
menangani permasalahan urbanisasi. kotanya. Saat ini, lahan kosong di
Atribut-atribut yang dimaksud antara daerah perkotaan sangat jarang ditemui.
lain etnisitas, latar belakang keluarga, ruang untuk tempat tinggal, ruang untuk
kehidupan bertetangga, kekerabatan, kelancaran lalu lintas kendaraan, dan
ikatan pekerjaan, dan lain-lain. Jadi tempat parkir sudah sangat minim.
tidak semua individu dapat terpengaruh Bahkan, lahan untuk Ruang Terbuka
oleh urbanisasi karena tergantung pada Hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi.
atribut-atribut yang dimilikinya. Lahan kosong yang terdapat di daerah
Sebagai contoh, seseorang yang tidak perkotaan telah banyak dimanfaatkan
menikah bukan disebabkan oleh ketidak oleh para urban sebagai lahan
mampuan secara pribadi tetapi lebih pemukiman, perdagangan, dan
dikarenakan oleh perbandingan antara perindustrian yang legal maupun ilegal.
laki-laki dan perempuan yang tidak Bangunan-bangunan yang didirikan
seimbang. untuk perdagangan maupun
3. Subculture theory. perindustrian umumnya dimiliki oleh
Teori ini sebagai hasil sintesa dari warga pendatang. Selain itu, para urban
Determinist Theory dan Compositional yang tidak memiliki tempat tinggal
theory, melihat bahwa urbanisasi biasanya menggunakan lahan kosong
berdampak langsung terhadap individu sebagai pemukiman liar mereka. hal ini
dan masyarakat tetapi tidak menyebabkan semakin minimnya lahan
mengintervensi. Asumsinya didasarkan kosong di daerah perkotaan.
pada pada dua hal yaitu; pertama, 2. Menambah polusi di daerah perkotaan.
banyaknya migran yang datang ke kota Masyarakat yang melakukan urbanisasi
dengan membawa budaya dan nilai baik dengan tujuan mencari pekerjaan
yang beragam sehingga memberikan maupun untuk memperoleh pendidikan,
kontribusi terhadap bentuk umumnya memiliki kendaraan.
keberagaman kehidupan sosial. Kedua, Pertambahan kendaraan bermotor roda
tekanan-tekanan struktur yang beragam dua dan roda empat yang membanjiri
seperti spesialisasi pekerjaan, tuntutan kota yang terus menerus, menimbulkan
institusi, dan sebagainya yang berbagai polusi atau pemcemaran
menghasilkan subkultur-subkultur baru. seperti polusi udara dan kebisingan atau
Sebagai contoh subkultur mahasiswa, polusi suara bagi telinga manusia.
etnis Cina-Amerika, criminal Ekologi di daerah kota tidak lagi
professional, homoseksual, artis, terdapat keseimbangan yang dapat
misionaris, dan lain-lain. menjaga keharmonisan lingkungan
perkotaan.

39
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

Sebagian besar kota di Indonesia masyarakat yang gagal memperoleh


mengalami persoalan polusi sebagai pekerjaan sejenis itu menjadi tunakarya,
akibat dari proses urbanisasi, baik oleh tunawisma, dan tunasusila.
semakin banyaknya jumlah kendaraan 5. Penyebab kemacetan lalu lintas.
maupun oleh industri-industri yang Padatnya penduduk di kota
tumbuh. menyebabkan kemacetan dimana-mana,
3. Penyebab bencana alam. Para urban ditambah lagi arus urbanisasi yang
yang tidak memiliki pekerjaan dan makin bertambah. Para urban yang
tempat tinggal biasanya menggunakan tidak memiliki tempat tinggal maupun
lahan kosong di pusat kota maupun di pekerjaan banyak mendirikan
daerah pinggiran Daerah Aliran Sungai pemukiman liar di sekitar jalan,
(DAS) untuk mendirikan bangunan liar sehingga kota yang awalnya sudah
baik untuk pemukiman maupun lahan macet bertambah macet. Selain itu tidak
berdagang mereka. Hal ini tentunya sedikit para urban memiliki kendaraan
akan membuat lingkungan tersebut sehingga menambah volum kendaraan
yang seharusnya bermanfaat untuk di setiap ruas jalan di kota.
menyerap air hujan justru menjadi 6. Merusak tata kota. Pada negara
penyebab terjadinya banjir. daerah berkembang, kota-kotanya tdiak siap
aliran sungai sudah tidak bisa dalam menyediakan perumahan yang
menampung air hujan lagi. layak bagi seluruh populasinya. Apalagi
4. Pencemaran yang bersifat sosial dan para migran tersebut kebanyakan adalah
ekonomi. Kepergian penduduk desa ke kaum miskin yang tidak mampu untuk
kota untuk mengadu nasib tidaklah membangun atau membeli perumahan
menjadi masalah apabila masyarakat yang layak bagi mereka sendiri.
mempunyai keterampilan tertentu yang Akibatnya timbul perkampungan
dibutuhkan di kota. Namun, kumuh dan liar di tanah-tanah
kenyataanya banyak diantara mereka pemerintah.
yang datang ke kota tanpa memiliki
keterampilan kecuali bertani. Oleh 2.3 Dampak Urbanisasi Bagi
karena itu, sulit bagi mereka untuk Perkembangan Kota Di Indonesia
memperoleh pekerjaan yang layak. Menurut Tjiptoherijanto (2007),
Mereka terpaksa bekerja sebagai buruh meningkatnya proses urbanisasi tidak
harian, penjaga malam, pembantu terlepas dari kebijaksanaan pembangunan
rumah tangga, tukang becak, masalah perkotaan, khususnya pembangunan
pedagang kaki lima dan pekerjaan lain ekonomi yang dikembangkan oleh
yang sejenis. Hal ini akhitnya akan pemerintah. Sebagaimana diketahui
meningkatkan jumlah pengangguran di peningkatan jumlah penduduk akan
kota yang menimbulkan kemiskinan berkorelasi positif dengan meningkatnya
dan pada akhirnya untuk dapat urbanisasi di suatu wilayah. Ada
memenuhi kebutuhan hidupnya, orang- kecenderungan bahwa aktivitas
orang akan nekat melakukan tindak perekonomian akan terpusat pada suatu area
kejahatan seperti mencuri, merampok yang memiliki tingkat konsentrasi
bahkan membunuh. Ada juga penduduk yang cukup tinggi. Hubungan

40
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

positif antara konsentrasi penduduk dengan pemrakarsa pembangunan. Namun


aktivitas kegiatan ekonomi ini akan kemudian pada Pelita III peran swasta
menyebabkan makin membesarnya area mulai nampak dan memiliki kemampuan
konsentrasi penduduk, sehingga untuk melakukan investasi pembangunan.
menimbulkan apa yang dikenal dengan Sebagai akibatnya, kawasan dengan
nama daerah perkotaan. kepadatan rendah yang awalnya
diperuntukkan sebagai cachtment area
Jakarta (daerah tangkapan air) berubah menjadi
Karakteristik urbanisasi yang terjadi lahan perumahan. Demikian pula dengan
di DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta kawasan pinggiran Jakarta (perbatasan
hampir sama dengan kota-kota besar di dengan Botabek), sudah berkembang pesat
dunia, yaitu ditandai dengan meningkatnya aktivitas-aktivitas perumahan dan industri.
jumlah penduduk kota yang terjadi setiap Perkembangan lebih lanjut tidak hanya di
tahun. Kemudian dilanjutkan dengan wilayah Kota Jakarta, melainkan menyebar
pemusatan segala aktivitas masyarakat yang sampai ke wilayah Bogor, Bekasi,
tertuju pada satu kawasan sehingga secara Tangerang, dan Depok hingga kemudian
radikal merubah struktur keruangan kota. ditetapkan sebagai wilayah perluasan Kota
Perubahan tersebut terlihat pada pola Jakarta yang disebut dengan Jabodetabek.
perubahan pemanfaatan lahan yang Dampak yang ditimbulkan proses
diindikasikan oleh intensitas lahan urbanisasi bagi Kota Jakarta :
terbangun, sebaran fasilitas perkotaan,  Lahan terbagun vs lahan hijau/terbuka.
sistem jaringan transportasi serta pola Perkembangan Kota Jakarta yang
pergerakan ke pusat kota, juga semakin meningkat menimbulkan
perkembangan land use, perkembangan beberapa permasalahan, terutama dalam
tingkat urbanisasi dan migrasi penduduk hal kebutuan perumahan dan
kota, dan selanjutnya perkembangan transportasi. Pembangunan perumahan
aktivitas ekonomi kota. baik oleh pemerintah maupun swasta
Metropolitan Jakarta memiliki laju berdampak pada meningkatnya
perkembangan kota sangat tinggi dan intensitas lahan terbangun, bahkan
kompleks. Gejala tersebut mulai terasa lahan konservasi juga dijadikan sebagai
sejak akhir tahun 60-an hingga sekarang. perluasan permukiman kota. Intensitas
Hingga kini urbanisasi di Jakarta telah lahan terbangun yang terus meningkat
membengkak lebih dari 10 juta jiwa dengan menyebabkan sulit dijumpainya lahan
pertambahan penduduk relatif tinggi. hijau/terbuka yang berfungsi sebagai
Akibatnya telah terjadi kemacetan lalu ruang publik. Dapat dipastikan hampir
lintas, pencemaran lingkungan, banjir, dan seluruh lahan di DKI (Daerah Khusus
penggunaan lahan yang tak terkendali. Ibukota) Jakarta sudah terbangun baik
Kondisi seperti ini telah menjadi fenomena untuk bangunan perumahan, kawasan
keseharian bagi pertumbuhan Kota Jakarta. perdagangan dan jasa, industri,
Perkembangan pemanfaatan lahan di perkantoran maupun bangunan lain.
Jakarta mulai meningkat dengan  Sebaran failitas perkotaan.
dimulainya Repelita. Pada Pelita I dan II, Aktivitas perkotaan yang ada di Jakarta
pemerintah bertindak sebagai satu-satunya tidak terlepas dari fungsinya sebagai

41
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

ibukota negara. Fungsi ini tidak hanya utama penyebab kemacetan tersebut
sebagai pusat pelayanan secara nasional adalah adanya bangkitan penduduk di
tetapi juga interaksi antar negara. wilayah Botabek ke wilayah DKI
Disamping sebagai pusat pemerintahan, Jakarta. Kebijakan penambahan dan
pusat industri dan perdagangan, pusat pelebaran badan jalan hanyalah salah
aktivitas pelayanan jasa, Jakarta juga satu terapi masalah transportasi, sebab
sebagai pintu masuk dan keluarnya apabila mobilitas penduduk tidak
transportasi internasional yang dikendalikan dengan baik tanpa melihat
mobilitasnya cukup tinggi. Karena aspek keruangannya, maka kemacetan
sifatnya yang demikian, maka muncul selamanya akan tetap muncul. Oleh
berbagai kawasan perdagangan, karena itu pelebaran badan jalan sebagai
kawasan rekreasi, serta didukung oleh langkah antisipasi, tidak akan begitu
fasilitas perekonomian. saja dapat mengatasi persoalan
Efek yang timbul akibat pemanfaatan transportasi. Penekanan penanganan
ruang yang berkaitan dengan persebaran sistem transportasi harus diiringi
fasilitas kota, cenderung mengindikasikan dengan pemerataan pusat-pusat fasilitas
adanya pemusatan aktivitas di beberapa publik di berbagai kawasan sub urban.
kawasan. Dampak bangkitan yang muncul Dengan demikian pola pergerakan
adalah terakumulasinya aktivitas penduduk yang selama ini terpusat di
transportasi ke pusat kota yang semakin Jakarta, berangsur-angsur mengarah dan
padat. Fenomena ini adalah bukti nyata menyebar ke kawasan sub urban.
tidak terkendalinya aktivitas transportasi  Perkembangan land use.
kota dengan baik. Perkembangan Kota Jakarta mulai
 Jaringan transportasi dan pola menunjukkan percepatan pembangunan
pergerakan ke pusat kota. sejak awal Repelita III sejalan dengan
Jaringan transportasi dan pola keberhasilan pembangunan di bidang
pergerakan ke pusat kota Jakarta dari ekonomi. Lalu perkembangan tersebut
kawasan suburban dan atau kota-kota di semakin masif, dimana terjadi
luar Jakarta memicu adanya pembangunan dan pengembangan
penyesuaian, perbaikan, dan seperti permukiman/perumahan secara
penambahan jalan dan moda angkutan intensif dan ekstensif yang dilakukan
baru. Data tahun 1998/1999 mencatat oleh pemerintah maupun pihak swasta.
bahwa pada jam-jam puncak setidaknya Hal ini berdampak pada perubahan
terdapat lebih dari 40.000 kendaraan struktur tata ruang perkotaan DKI
yang melintas di berbagai ruas jalan di Jakarta.
Jakarta. Selain itu, besarnya mobilitas Pertumbuhan ekonomi yang cukup
penduduk ke tempat kerja menuju cepat di Jakarta mempengaruhi intensitas
Jakarta yang berasal dari Bodetabek penggunaan lahan untuk aktivitas bangkitan
dan dalam Jakarta sendiri mencapai berupa industri, perdagangan dan jasa.
angka 62,5%. Pola pergerakan seperti Akibatnya harga lahan semakin mahal,
ini mengakibatkan terbentuknya suatu bahkan tibul kondisi kelangkaan lahan di
pola ulang alik atau commuter antara pusat kota Jakarta. Sehingga yang terjadi
DKI Jakarta dan Bodetabek. Faktor adalah penyebaran minat investasi ke

42
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

wilayah pinggiran Jakarta yang dibarengi yang dilakukan tanpa perencanaan


dengan sistem aksesibilitas yang semakin terpadu. Pengelolaan sarana dan
baik. Perkembangan yang dimulai dari prasarana kota yang tidak baik juga
barat kota satelit Bumi Serpong Damai, turut menyumbang terhadap semakin
kemudian Lippo Karawaci, Kota Legenda, tingginya angka kerusakan alam di
memanjang hingga Balaraja Industrial Kota Jakarta. Banjir, tanah longsor,
Esate, merupakan bukti nyata adanya polusi udara, tanah, air dan suara
pergeseran minat investasi itu. merupakan permasalahan lingkungan
Pada saat ini perkembangan struktur yang sangat mudah dijumpai di Kota
ruang Kota Jakarta masih diarahkan pada Jakarta.
pengembangan poros barat dan timur.  Pengangguran dan kemiskinan.
Akan tetapi karena tekanan pembangunan Meledaknya jumlah pencari tenaga
yang cukup besar maka daerah selatan pun kerja baik di sektor formal maupun
yang sebelumnya adalah kawasan sektor informal diakibatkan oleh
tangkapan air, berangsur-angsur mulai tingkat penawaran tenaga kerja jauh
berdiri bangunan-bangunan permukiman. melebihi tingkat permintaan yang ada,
Dampak yang timbul adalah terjadinya sehingga mengakibatkan tingginya
sprawling area yang menciptakan wilayah angka pengangguran dan semi
tidak saling terikat secara fungsi antara satu pengangguran di daerah perkotaan.
dengan lainnya. Terbatasnya pendidikan, kemampuan
 Pemukiman kumuh. dan ketrampilan yang dimiliki juga
Seiring dengan meluasnya urbanisasi, menjadi penghalan bagi pencari kerja
tumbuh subur kantung-kantung untuk mendapatkan pekerjaan.
pemukiman kumuh (slum area) dan Tingginya angka pengangguran
kampong-kampung di tengah kota yang akhirnya menyumbang pada semakin
serba menyesakkan dan liar. Semakin besarnya komposisi orang-orang atau
banyak penduduk kota yang tinggal masyarakat miskin di perkotaan
berhimpit-himpit di berbagai pusat sebagaimana yang terlihat di Kota
pemukiman yang sebenarnya tidak Jakarta.
pantas dihuni oleh manusia. Namun  Kriminalitas.
pemukiman-pemukiman ini terus saja Tekanan untuk bertahan hidup
mendapat tambahan para pemukim (survive) misalnya, akan mendorong
tetap dengan jumlah dua kali lipat manusia bertindak apapun, termasuk
setiap lima hingga sepuluh tahun. tindakan kriminal. Hal ini pulalah yang
Pemukiman-pemukiman kumuh di menjadi penyebab mengapa angka
Jakarta dapat dilihat di daerah kriminalitas di Jakarta semakin hari
pinggiran sungai, di bawah jembatan, semakin meningkat. Himpitan akan
daerah pinggiran rel, pusat tuntutan hidup yang tidak dapat
perdagangan, dan sebagainya. dipenuhi membuat sebagian individu
 Permasalahan lingkungan. memilih bertahan dengan cara tersebut.
Pengalihan fungsi lahan secara Tindakan kriminal seperti mencuri,
berlebihan menimbulkan ketidak merampok, membunuh, dan sebagainya
seimbangan alam akibat pembangunan menjadi pemandangan yang tidak asing

43
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

lagi dalam kehidupan perkotaan di Dampak urbanisasi bagi


Jakarta. perkembangan kota denga melihat
perkembangan Kota Jakarta yaitu :
III. PENUTUP 1. Secara fisik
Kesimpulan - Lahan terbangun vs lahan
Masalah urbanisasi yang dihadapi hijau/terbuka
Indonesia saat ini yaitu pertumbuhan Dapat dipastikan hampir seluruh
konsentrasi penduduk yang tinggi. Lebih lahan di DKI Jakarta sudah
buruk lagi, hal ini tidak diikuti dengan terbangun baik untuk bangunan
kecepatan yang sebanding dengan perumahan, kawasan perdagangan
perkembangan industrialisasi. Masalah ini dan jasa, industri, perkantoran
akhirnya menimbulkan fenomena yaitu maupun bangunan lain. Intensitas
urbanisasi berlebih. Adanya urbanisasi yang lahan terbangun yang terus
berlebih ini telah menimbulkan berbagai meningkat menyebabkan sulit
masalah di Indonesia. Tidak hanya dijumpainya lahan hijau/terbuka
menimbulkan masalah di kota yang dituju yang berfungsi sebagai ruang
namun juga menimbulkan masalah di desa publik
yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi  Sebaran fasilitas perkotaan
kota antara lain yaitu meningkatnya angka Disamping sebagai pusat
kemiskinan sehingga pemukiman pemerintahan, pusat industri dan
kumuhnya juga meningkat, peningkatan perdagangan, pusat aktivitas
urban crime dan masih banyak masalah pelayanan jasa, Jakarta juga sebagai
lain. Di desa juga akan timbul masalah pintu masuk dan keluarnya
diantaranya yakni berkurangnya sumber transportasi internasional yang
daya manusia karena penduduknya telah mobilitasnya cukup tinggi. Karena
pergi ke kota, desa akhirnya tidak sifatnya yang demikian, maka
mengalami perkembangan yang nyata. muncul berbagai kawasan
Kondisi perkotaan yang semakin perdagangan, kawasan rekreasi,
tidak terkendali akibat adanya urbanisasi serta didukung oleh fasilitas
yang berlebih, telah menimbulkan berbagai perekonomian.
masalah baru seperti meningkatnya  Jaringan transportasi dan pola
kriminalitas akibat kemiskinan, pergerakan ke pusat kota
pengangguran besar-besaran, bertambahnya Jaringan transportasi dan pola
pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. pergerakan ke pusat kota Jakarta
Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat dari kawasan suburban dan atau
sebagai faktor penentu bagai sebuah kota kota-kota di luar Jakarta memicu
dapat berkembang baik secara fisik, adanya penyesuaian, perbaikan, dan
maupun secara sosial. Dengan begitu, penambahan jalan dan moda
bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu angkutan baru.
dapat dilihat dengan lebih jelas juga  Perkembangan land use
akibat/dampak yang ditimbulkannya Pembangunan dan pengembangan
terhadap kehidupan di kota. permukiman atau perumahan secara
intensif dan ekstensif yang

44
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013

dilakukan oleh pemerintah maupun angka kriminalitas di Jakarta


pihak swasta yang berdampak pada semakin hari semakin meningkat.
perubahan struktur tata ruang
perkotaan DKI Jakarta.
 Permasalahan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Menurunnya daya dukung dan Buku
kualitas lingkungan sebagai akibat
dari pembangunan yang tidak Abbas, Ardi, Diktat Untuk Kalangan
terencana serta pengaturan sarana Sendiri : Sosiologi Perkotaan, Padang
dan prasarana kota yang semrawut : Jurusan Sosiologi Universitas
menimbulkan permasalahan Andalas, Padang, 2002.
lingkungan yang semakin parah
Ardiyansyah, Adi, Dampak Kemiskinan
seperti banjir, tanah longsor, polusi
Kota Terhadap Perumahan dan
udara, tanah, air dan udara.
Pemukiman Di kota-kota Besar di
 Pemukiman kumuh
Indonesia (online), 2009,
Semakin banyak penduduk kota
http://file.upi.edu, Diakses 7
yang tinggal berhimpit-himpit di
Desember 2011.
berbagai pusat pemukiman dan terus
bertambahnya para pemukim tetap Daldjoeni, N., Seluk Beluk Masyarakat
dengan jumlah dua kali lipat setiap Kota Pusparagam Sosiologi Kota,
lima hingga sepuluh tahun. Penerbit Alumni, Bandung, 1978.
2. Secara sosial
 Pengangguran dan kemiskinan Gmelch, George., Watter P Zenner
Meledaknya jumlah pencari tenaga (Editors), Urban Life Reading in
kerja baik di sektor formal maupun Urban Anthropology, St. Martin’s
sektor informal diakibatkan oleh Press, New York, 1980.
tingkat penawaran tenaga kerja jauh Rahardjo, Perkembangan Kota dan
melebihi tingkat permintaan yang Permasalahannya, PT Bina Aksara
ada, sehingga mengakibatkan Jakarta, 1993.
tingginya angka pengangguran dan
semi pengangguran di daerah Syaukat, Syarifah F., Kota dan
perkotaan. Terbatasnya pendidikan, Perkembangannya di Indonesia,
kemampuan dan ketrampilan yang Makalah, Tidak dipublikasikan, 2005.
dimiliki juga menjadi penghalan
Todaro, Michael P, Pembangunan Ekonomi
bagi pencari kerja untuk
Di Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta,
mendapatkan pekerjaan.
1983.
 Kriminalitas
Tekanan untuk bertahan hidup Tjiptoherijanto, Prijono,. Urbanisasi,
(survive) misalnya, akan mendorong Mobilitas dan Perkembangan
manusia bertindak apapun, termasuk Perkotaan di Indonesia, 2007,
tindakan kriminal. Hal ini pulalah http://robbyalexandersirait.wordpress.
yang menjadi penyebab mengapa com, diakses pada 8 Desember 2011.

45
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2015

Anda mungkin juga menyukai