Anda di halaman 1dari 5

Resume Askep Pada Pasien Ansietas

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala
atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.
1. Kaji faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan seperti:
a. Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasan dengan krisis yang
dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
b. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realistis sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani setres akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon
individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan neurotrasmiter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak
yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

2. Kaji Stressor Presipitasi


Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan
menjadi dua bagian:
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
meliputi:
1) Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (mis.hamil)
2) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
1) Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan di
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
2) Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, social budaya.

3. Kaji Perilaku
Secara langsung kecemasan dapat diekspresikan melalui respon fisiologis dan
psikologis dan secara tidak langsung melalui pengembangan mekanisme koping
sebagai pertahanan melawan kecemasan.
a. Respon fisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
b. Respon psikologologis.
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun personal.
c. Respon kognitif.
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses pikir maupun
isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan, konsentrasi menurun,
mudah lupa, menurunya lapangan persepsi, bingung.
d. Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga berlebihan
sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
4. Kaji penilaian terhadap stressor
5. Kaji sumber dan mekanisme koping
6. Rentang perhatian menurun
7. Gelisah, iritabilitas
8. Control impuls buruk
9. Perasaan tidak nyaman, ketakutan, atau tidak berdaya
10. Deficit lapangan persepsi
11. Penurunan kemampuan berkomunikasi secara verbal

B. Diagnosa Keperawatan
1. Panik yang berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal
mengambil keputusan.
2. Kecemasan berat yang berhubungan dengan konflik perkawinan.
3. Kecemasan sedang berhubungan dengan tekanan financial.
4. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan kematian saudara
kandung.
5. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan dampak anak sakit.
6. Ketakutan berhubungan dengan rencana pembedahan.

C. Intervensi Keperawatan
DX 1: Panik berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal
mengambil keputusan.
Kriteria hasil:
1. Klien tidak akan menciderai diri sendiri dan orang lain.
2. Klien akan berkomunikasi dengan efektif.
3. Klien akan menyampaikan pengetahuan tentang gangguan panik.
4. Klien akan mengungkapkan rasa pengendalian diri.
Intervensi:
1. Bantu klien berfokus pada pernapasan lambat dan melatihnya bernapas secara ritmik.
2. Bantu klien mempertahankan kebiasaan makan teratur dan seimbang.
3. Identifikasi gejala awal dan ajarkan klien melakukan perilaku distraksi seperti:
berbicara kepada orang lain, melibatkannya dalam aktivitas fisik.
4. Bantu klien melakukan bicara pada diri sendiri positif yang direncanakan sebelumnya
dan telah terlatih.
5. Libatkan klien dalam mempelajari cara mengurangi stressor dan situasi yang
menimbulkan ansietas.

DX 2: kecemasan berat berhubungan dengan konflik perkawinan.


Kriteria hasil:
1. Klien mendiskusikan tentang perasaan cemasnya.
2. Klien mengidentifikasi respon terhadap stress.
3. Klien mendiskusiksn suatu topik ketika bertemu dengan perawat.
Intervensi:
1. Eksplorasi perasaan cemas klien, perlihatkan diri sebagai orang yang hangat, menjadi
pendengar yang baik.
2. Bantu klien mengenali perasaan cemas dan menyadari nilainya.
3. Melakukan komunikasi dengan teknik yang tepat dan dimulai dari topic yang ringan.
4. Bantu klien mengidentifikasi respon terhadap sters.

DX 3: Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan kematian saudara


kandung
Kriteria hasil:
1. Klien memiliki koping terhadap ancaman.
2. Strategi koping positif.
3. Untuk mengetahui sebab biologis.
4. Klien melakukan aktifitas seperti biasanya.
Intervensi:
1. Dorong klien untuk menggunakan koping adaptif dan efektif yang telah berhasil
digunakan pada masa lampau.
2. Bantu klien melihat keadaan saat ini dan kepuasan mencapai tujuan.
3. Bantu klien untuk menentukan strategi koping positif.
4. Konseling dan penyuluhan keluarga ataupun orang terdekat tentang penyebab
biologis.
5. Dorong klien untuk melakukan aktifitas yang disukainya, hal ini akan membatasi
klien untuk menggunakan mekanisme koping yang tidak adekuat.

DX 4: ketakutan yang berhubungan dengan rencana pembedahan.


Kriteria hasil:
1. Meningkatkan kesadaran diri klien.
2. Klien merasakan tenang dan nyaman dengan lingkungannya.
3. Klien memahami rasa takutnya ekstrim dan berlebihan.
Intervensi:
1. Perawat harus dapat menyadari perasaan cemasnya, membuka perasaan cemasnya dan
menangani secara konstruktif dan gunakan cara yang dilakukan perawat secara
terapeutik untuk membantu mengatasi kecemasan klien.
2. Fasilitasi lingkungan dengan stimulus yang minimal, tenang dan membatasi interaksi
dengan orang lain atau kurangi kontak dengan penyebab stresnya.
3. Berikan alternatif pilihan pengganti, tidak mengonfrontasi dengan objek yang
ditakutinya, tidak ada argument, tidak mendukung fobianya, terapkan batasan perilaku
klien untuk membantu mencapai kepuasan dengan aspek lain.

Anda mungkin juga menyukai