Anda di halaman 1dari 96

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA KLIEN “ Ny. H” DENGAN HIPERTENSI

Oleh :

Nama : Eka Hasriani R


Nim : A.18.10.016
Kelas :A

Dosen Pembimbing : Asri, S.Kep, Ns, M. Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Makalah ini dianjurkan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari

segi penyusunan,ataupun penulisannya. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran

yang manfaatnya membangun semangat kami,khususnya dosen mata kuliah guna mencapai

acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk baik dimasa yang akan datang.

Bulukumba, 01 Desember 2021

Penyusun

Eka Hasriani R
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
3. Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
TINJAUAN TEORI ........................................................................................................................ 6
1. Konsep Lansia ...................................................................................................................... 6
A. Defenisi ............................................................................................................................ 6
B. Klasifikasi Lansia ............................................................................................................. 6
C. Ciri-ciri fisik lansia .............................................................................................................. 6
5. Perubahan Fisik Lansia .................................................................................................... 7
2. Konsep Medis ...................................................................................................................... 8
a. Defenisi ............................................................................................................................ 8
b. Etiologi ............................................................................................................................. 9
c. Patofisiologi ................................................................................................................... 11
d. Manifestasi Klinis .......................................................................................................... 11
e. Komplikasi ..................................................................................................................... 12
f. Pemeriksaan Diagnostic ................................................................................................. 13
g. Penatalaksanaan ............................................................................................................. 14
3. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................................................ 16
1. Pengkajian .......................................................................................................................... 16
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................................... 19
3. Intervensi Keperawatan ..................................................................................................... 20
BAB III ......................................................................................................................................... 66
PENUTUP..................................................................................................................................... 66
1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 66
2. Saran .................................................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 66
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, yaitu cara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, figure tubuh
yang tidak proporsional dan daya ingat pun menjadi lemah atau pikun (Nugroho, 2014)

Menurut Meiner dan Lueckenotte (2006) dalam (Potter dan perry, 2010)
keperawatan gerontik adalah merupakanbidang yang meninjau pelayaan keperawatan
lansia sebagai seni dan praktik pengasuhan, pelayanan, dan pemberian rasa nyaman
dibandingkan dibandingkan sekedar penanganan penyakit. Keperawatan gerontik adalah
bentuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan menggunakan ilmu dan kiat
keperawatan gerontik, meencakup biopsikososial dan spiritual, dimana dimana klien
adalah orang yang sidah berusia lebih dari 60 tahun baik yang kondsinya sehat maupun
sakit.

Hipertensi didefenisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation


and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan di klasifikasikan sesuai derajat keperahannya, mempunyai rentang
dari tekanan darah (Td) normal tinggi sampai hipertensi maglina. Keadaan ini
dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder,
terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali diperbaiki
(Marilynn E. Doenges, 2012).
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar
orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia
terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi
mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep keperawatan lansia?
b. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada langsia dengan penyakit
hipertensi?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep keperawatan lansia.
b. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada langsia dengan penyakit
hipertensi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Konsep Lansia

A. Defenisi
Menurut Meiner dan Lueckenotte (2006) dalam (Potter dan perry, 2010)
keperawatan gerontik adalah merupakan bidang yang meninjau pelayaan keperawatan
lansia sebagai seni dan praktik pengasuhan, pelayanan, dan pemberian rasa nyaman
dibandingkan dibandingkan sekedar penanganan penyakit. Keperawatan gerontik
adalah bentuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan menggunakan ilmu
dan kiat keperawatan gerontik, meencakup biopsikososial dan spiritual, dimana
dimana klien adalah orang yang sidah berusia lebih dari 60 tahun baik yang
kondsinya sehat maupun sakit.

konsep lansia Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah


seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya dan akan terjadi proses anging process atau proses
penuan.

B. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO, batasan lansia meliputi:

1. Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun

2. Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun

3. Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun

4. Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas.

C. Ciri-ciri fisik lansia


1. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia salah satunya disebabkan karena faktor motivasi,
faktor motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam kemunduran lansia.
Contohnya lansia yang memiliki motivasi rendah dalam melakukan aktivitas,
maka akan mempercepat kemunduran fisik. Sebaliknya lansia yang memiliki
motivasi tinggi dalam melakukan aktivitas, maka akan memperlambat
kemunduran fisik.
2. Lansia memiliki kelompok yang minoritas
Kondisi sebagai akibat dari sikap social yang tidak menyenangkan
terhadap orang lanjut usia yang di akibatkan oleh pendapat-pendapat klise yang
jelek terhadap lansia contohnya seperti : lansia lebih suka mempertahankan
pendapatnya sendiri dari pada mendengarkan pendapat dari orang lain.
3. Menua membutuhkan sebuah peran
Perubahan tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal dan perubahan peran tersebut sebaiknya dilakukan atas
keinginanya sendiri bukan karena atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perilaku yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk pula.
5. Perubahan Fisik Lansia

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi
pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
Antara lain :

- Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,


mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga
kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-
garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
- Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga
dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat.
Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan
kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu
makan.
- Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran
fungsi sel syaraf pendengaran.
- Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan
fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi
pada usia lanjut.
- Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu
makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
- Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban,
kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu
aktivitas kegiatan sehari-hari. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi
sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek,
melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan
mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang
mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn
rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat
mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang
disebut dimensia atau pikun.

2. Konsep Medis

a. Defenisi
Hipertensi didefenisikan oleh Joint National Committee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg dan di klasifikasikan sesuai derajat keperahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (Td) normal tinggi sampai hipertensi maglina.
Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus)
atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali,
seringkali diperbaiki (Marilynn E. Doenges, 2012).
Hipertensi, disederhanakan dengan sebutan tekanan darah tinggi.
Didefenisikan sebagai elevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level
140 mmHg atau lebih dari tekanan darah diastolic (TDD) pada level 90 mmHg atau
lebih (Hwaks, 2014).
Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal
yang ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Murwani,
2009).

b. Etiologi
1) Faktor resiko yang tidak dapat diubah, yaitu:
a) Keturunan (genetic)

Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang


telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap
sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi
menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang
tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buchman, 2010).

b) Umur

Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di


usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat.
Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin
meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan diusia muda (Triyanto, 2014).
c) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika
berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika
berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita.
Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause
(Triyanto, 2014).
2) Factor resiko yang dapat diubah, yaitu:
a) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya
lemak sekitar diagrafma, pinggang, dan perut, dihubungkan dengan
pengembangan hipertensi. Orang dengan kelebihan berat badan tetapi
mempunyai kelebihan paling banyak di pantat, pinggul, dan paha berada pada
resiko jauh lebih sedikit untuk pengembangan hipertensi sekunder daripada
peningkatan berat badan saja. Kombinasi obesitas dengan factor-faktor lain
dapat ditandai dengan peningkatan metabolis, yang juga meningkatkan resiko
hipertensi. Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi,
sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan
memperburuk kondisi (Hwaks, 2014)
b) Stress
Stress meningkatkan resistensi vascular perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas system saraf simpatis. Dari waktu kewaktu hipetensi
dapat berkembang (Hwaks, 2014).
c) Nutrisi
Konsumsi natrium bisa menjadi factor paling penting dalam
perkembangan hipertensi esensial. Paling tidak 40% dari klien yang akhirnya
terkena hipertensi akan sensitive terhadap garam dan kelebihan garam
mungkin menjadi penyebab pencetus hipertensi pada individu ini. Diet tinggi
garam mungkin menyebabkan pelapasan hormone natriuretic yang berlebihan,
yang mungkin secara tidak langsung meningkatkan tekanan darah. Muatan
natrium juga menstimulasi mekanisme vasopressor didadalam system saraf
pusat (SSP). Penelitian juga menunjukan bahwa asupan diet rendah kalsium,
kalium, dan magnesium dapat berkontribusi dalam pengembangan hipertensi
(Hwaks, 2014)
d) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengkonsumsi banyak alcohol, dan beberapa
penggunaan obat terlarang merupakan factor-faktor resiko hipertensi. Pada
dosis tertentu nikotin dalam rokokserta obat seperti kokain dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung; namun, bagaimanapun
juga kebiasaan memakai zat ini telah turut meningkatkan terjadinya hipertensi
dari waktu ke waktu. Kejadian hipertensi juga tinggi diantara orang yang
minum 3ons etanol perhari. Pengaruh dari kafein adalah kontroversial. Kafein
meningkatkan tekanan darah akut tetapi tidak menghasilkan efek
berkelanjutan (Hwaks, 2014)

c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di
hantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis. pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah
terhadap rangsang vasokontriktor. Angiotensin adalah hormone petida yang berasal
dari protein angiotensinogen. Angiotensinogen di ubah menjadi angiotensin 1 dengan
katalis rennin selanjutnya angiotensin 1 akan di ubah menjadi angiotensin 11 dengan
di katalisasi oleh enzim ACE ( Angitensin Converting Enzyme ). Angitensin 11 adalah
suatu vasokonstriktor poten dan pemacu sekresi aldosteron. Aldosteron sendiri
menyebabkan peningkatan volume darah sehingga meningkatkan resistensi vaskuler
(Nugroho, 2014).

d. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala yang dapat ditemukan, sebagai berikut :
1) Peningkatan tekanan darah > 140 / 90 mmHg.
2) Pusing / migrain.
3) Penglihatan Kabur.
4) Mudah Marah.
5) Telingga berdenging / berdengung.
6) Rasa berat di tengkuk.
7) Mudah lelah dan lemah.
8) Sukar tidur.
9) Sesak nafas.
10) Suhu tubuh rendah.
11) Muka pucat.
12) Mata berkunang ± kunang
(Murwani, 2009)

e. Komplikasi
Seseorang dengan penyakit hipertensi dapat mengalami komplikasi antara lain :

1) Stroke
Dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah
yang diperdarahi nya berkurang. Arteri arteri otak yang mengalami arterosklerosis
dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisme
((corwin, 2000) dalam (Manuntung, 2018)).
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba seperti orang
bingung, bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa
lemah atau sulit digerakkan misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku tidak
dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak ((santoso
2006) dalam (Manuntung, 2018))
2) Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler
kapiler ginjal glomerulus. Rusaknya glomerulus mengakibatkan darah akan
mengalir ke unit unit fungsional ginjal nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksia dan kematian titik dengan rusaknya membran glomerulus
protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik
(corwin 2000 dalam (Manuntung, 2018))
3) Gagal jantung
Merupakan kondisi dimana jantung mengalami kegagaglan dalam
menjalankan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Fikriani, 2018).
Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya ke
jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan
lain. Cairan di dalam paru-paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan di
tungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir 2002
dalam (Manuntung, 2018))
4) Serangan jantung
Serangan jantung dapat sebabkan oleh hipertensi. Sebesar 70% penderita
serangan jantung merupakann penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat
hipertensi. Serangan jantug terjadi akibat suplai oksigen yang diperlukan untuk
kehidupan di jantung berkurang. Dimana kondisi ini terjadi karna adanya
Peningkatan tekanan darah yang menyebabkan pembuluh darah menjadi
menyempit sehingga aliran darah yang menuju ke jantung menjadi berkurang. Hal
inilah yang menyebabkan sehingga suplai oksigen pada jantung rendah (Fikriani,
2018).

f. Pemeriksaan Diagnostic
1) Hemoglobin / hematokrit : bukan diagnostic tetapi, mengkaji hubungan dari sel
± sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-
faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) Glukosa : Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
3) Kolesterol dan trigliserida serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
4) Urinalisa : Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
5) Asam Urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko
terjadinya hipertensi.
6) IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab penyakit hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal/ureter.
7) CT Scan : Mengkaji tumor serebral, ensefalopi.
8) Foto dada / thoraks : Dapat menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katup.
9) EKG : Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi
(Marilynn E. Doenges, 2012)

g. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan non farmakologis
a) Modifikasi gaya hidup

Bukti kuat penelitian telah diilustrasikan dengan meyakinkan bahwa


modifikasi gaya hidup efektif untuk menurunkan tekanan darah dan
mengurangi factor-faktor resiko kardiovaskular dengan keseluruhan biaya
yang sedikit dan resiko yang minimal. Menurut JNC VII modifikasi gaya
hidup dianjurkan sebagai terapi definitive awal bagi beberapa klien, paling
tidak 6-12 bulan pertama setelah diagnosis awal. Modifikasi gaya hidup juga
didorong dengan kuat sebagai terapi penunjang untuk semua klien dengan
hipertensi yang menerima terapi farmakologi. Praktik gaya hidup
berkelanjutan, bersamaan dengan terapi farmakologi, dapat mengurangi
jumlah dan dosis obat antihipertensi yang diperlukan untuk mengatur keadaan
(Hwaks, 2014).

b) Pembatasan natrium

Sebagian besar penderita hipertensi yang sensitive terhadap natrium,


menunjukkan setelah mengkonsumsi natrium mngalami peningkatan tekanan
darah. Oleh karena itu, pembatasan sedang terhadap asupan natrium 2-3 gram
natrium dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah (Hwaks, 2014).

c) Modifikasi diet lemak


Modifikasi diet asupan lemak dengan menurunkan fraksi lemak jenuh
dan meningkatkan lemak tak jenuh ganda bepengaruh sedikit terhadap
penurunan tekanan darah tetapi bila ada dapat berpengaruh dalam
menurunkan kadar kolesterol secara signifikan (Hwaks, 2014).

d) Olahraga

Program olahraga aerobic teratur yang adekuat untuk mencapai paling


tidak kadar cukup kebugaran fisik menfasilitasi pengondisian kardiovaskular
dan dapat membantu klien obesitas hipertensi dalam mengurangi berat badan
dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular dan semua penyebab
kematian. Tekanan darah dapat dikurangi dengan intensitas aktivitas fisik
yang cukup, seperti jalan cepat selama 30-45 menit hamper setiap hari dalam
seminggu (Hwaks, 2014).

e) Menghentikan kebiasaan merokok

Walaupun merokok secara statistic tidak berhubungan dengan


hipertensi, namun nikotin jelas meningkatkan denyut jantung dan
memproduksi vasokontriksi perifer yang memang meningkatkan tekanan
darah arteri dalam jangka waktu yang pendek selama dan setelah merokok.
Penghentian kebiasaan merokok sangat dianjurkan, bagaimanapun untuk
mengurangi resiko klien terhadap kanker, penyakit paru-paru, dan penyakit
kardiovaskular (Hwaks, 2014).

2) Penatalaksanaan Farmakologis

Obat-obatan antihipertensi dapat diklasifikasikan menjadi kategori berikut:


diuretic, adrenergic alfa dan beta antagonis (beta-blocker [BB]) vasolidator,
kalsium antagonis (calsium channel blocker [CCB]), enzim penukar angiotensin
(angiotensin resptor blocker [ARBs]). Dieuretik khususnya diuretic jenis thiazida,
akan terus menjadi pilihan obat ini untuk hipertensi yang baru didiagnosis, level
rendah, tanpa komplikasi dan penghambat (BB) akan terus menjadi pilihan obat
ini pertama pada kasus-kasus terpilih lainnya (Hwaks, 2014).
3. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan hipertensi menurut (Muttaqin, 2008), yaitu :

a. Identitas klien

Meliputi nama,usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,


suku,bangsa, tanggal, nomor register, dan diagnose medis.

b. Keluhan Utama

Sering menjadi alasan pasien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah


sakit kepala berdenyut disertai rasa berat di tengkuk, pusing.

P (Prevetif) : penyebab sakit kepala nya ?


Q (Quality) : ada dimana sakitnya ?
R (Region) : lokasi sakitnya dimana ?
S (Skala) : skala sakitnya berapa ? (1-3 Ringan, 4-6 Sedang, 7-10 Berat)
T (Time) : waktu sakitnya kapan saja ?
c. Riwayat Penyakit sekarang
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala
yang di maksud adalah sakit kepala, pendarahan di hidung, pusing,wajah
kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi pada penderita hipertensi. Jika
hipertensinya berat atau menahan tidak di obati, bisa timbul gejala sakit kepala,
kelelahan, muntah, sesak nafas, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi
berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma.
d. Riwayat kesehatan dahulu / sebelumnya
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit
ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, pengunaan alkohol dan
pengguna obat kontrasepsi oral dan lain ± lain.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
f. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta sebagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan
terhadap dirinya.
g. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Marilynn E. Doenges, 2012), data dasar pengkajian pasien, yaitu:
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup menoton.
Tanda :
- Frekuenzi jantung meningkat
- Perubahan irama jantung
- Takipnea
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner/katup dan
penyakit serebrovaskular.
Tanda :
- Kenaikan Td
- Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis
- Freuenzi/irama : takikardia, berbagai disritmia
- Ektremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokontriksi perifer),
pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokontriksi)
- Kulit : pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia), kemerahan.
3) Integritas ego
Gejala :
- Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depreai, euphoria atau marah
kronik(dapat mengindikasikan kerusakan serebral
- Faktor-faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan
pekerjaan)
Tanda :
- Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang
meledak.
- Gerak tangan empati, otot muka tegang 9khususnya sekitar mata), Gerakan
fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau
Riwayat penyakit ginjal masa lalu)
5) Makanan/cairan
Gejala :
- Makan yang disukai dapat mencakup makanan yang tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol.
- Mual, muntah
- Perubahan berat badan akhir-akhir ini
- Riwayat penggunaan diuretic.
Tanda :
- Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu), kongesti vena, DVJ;
glikosuria ( hamper 10% pasien hipertensi adalah diabetic)
6) Neurosensori
Gejala :
- keluahan pening/pusing
- berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
- Episode kebas/atau kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penghilatan (diplopia, penglihatan kabur)
- Episode espitaksis
Tanda :
- Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses
pikir, atau memori (ingatan)
- Respon motoric : penurunan kekuatan genggaman tangan dan/ atau refleks
tendom dalam
- Perubahan-perubahan retinal optic : dari skelorisis/penyempitan arteri ringan
sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papilledema,
eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya hipertensi
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
- Angina
- Nyeri hilang timbul pada paha (indikasi arteriosklerosis pada ekstremitas
bawah)
- Sakit kepala hebat di oksipital
- Nyeri atau teraba massa di abdomen
8) Pernapasan
Gejala :
- Mengeluh sesak nafas (dyspnea) saat aktivitas
- Takipnea, orthopnea, dispnea noktural proksimal
- Batuk dengan/atau tanpa sputum
- Riwayat merokok.
Tanda :
- Distress respirasi/penggunaan otot bantu pernafasan
- Terdengar suara nafas tambahan (ronkhi, rales, wheezing)
- Sianosis
9) keamanan
Keluhan/gejala:
- Gangguan koordinasi/cara berjalan
- Episode parestesia unilateral tansien
- Hipotensi postural
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (PPNI T. P., 2017), adapun diagnosa keperawatannya, yaitu:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
3) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
perubahan frekuenzi jantung, perubahan irama jantung
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur
3. Intervensi Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan tingkat nyeri
menurun, dengan kriteria hasil :
- Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
- Keluhan nyeri menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Tekanan darah membaik
- Nafsu makan membaik
- Pola tidur membaik
(PPNI T. P., 2019)
Intervensi Keperawatan : Manajemen Nyeri (PPNI T. P., 2018)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuenzi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan kenyamanan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh buday terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan Teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofecback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi tebimbing, kompres hangat atau
dingin, terapi bermain)
- kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- fasilitasi istirahat dan tidur
- pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan anlgetik secara tepat
- Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan toleransi aktivitas
meningkat dengan kriteria hasil:
- Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
- Perasaan lemah menurun
- Tekanan darah membaik
(PPNI T. P., 2019)
Intervensi keperawatan : Manajemen Energi (PPNI T. P., 2018)
Tindakan

Observasi

- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyaman selama melakukan aktivitas

Terapeutik

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya,


suara, kunjungan)
- Lakukan Latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan

Edukasi

- Anjurkan tirah baring


- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang meningkatkan asupan makanan.


c) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
perubahan frekuenzi jantung, perubahan irama jantung
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan curah jantung
meningkat dengan kriteria hasil :
- Pucat/ sianosi menurun
- Tekanan darah membaik
(PPNI T. P., 2019)
Intervensi keperawatan : Perawatan Jantung (PPNI T. P., 2018)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda atau gejala primer penurunan curah jantung (
meliputi dipsnea, kelelahan, edema, ortepnea, paroxysmal nocturnal
dispnea, peningkatan CVV)
- Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis,
palpitasi, ronghi basah, uliguria, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah (termasuk TD ortostatik, jika perlu)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor BB setiap hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presipitasi yang mengurangi nyeri)
- Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmea (kelainan irama dan frekuenzi)
- Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung,
BNP, NTpro-BNP)
- Monitor fungsi alat pacu jantung
- Periksa tekanan darah dari frekuenzi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
- Periksa tekanan darah dan frekuenzu nadi sebelum pemberian obat
(mis. Betablocker, ACE inhibitor, Calcium Cenel Blocker, digoksin)
Terapeutik
- Posiskan pasien semifowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
- Gunakan stockin elestis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan terapi realaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
- Berikan dukungan emosial dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94 %
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian anti aritmeia, jika perlu
- Rejuk ke program rehabilitasi jantung
d) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan pola tidur membaik
dengan kriteria hasil :
- Kemampuan beraktivitas meningkat
- Keluhan sulit tidur menurun
- Keluhan pola tidur berubah menurun
(PPNI T. P., 2019)
Intervensi keperawatan : Dukungan Tidur (PPNI T. P., 2018)
Tindakan :

Observasi

- Identifikasi pola aktivitas dan tidur


- Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. Kopi,
the, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur)
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Terapeutik

- Modisikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, suhu, matras, dan tempat


tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis, pijat,
pengaturan posisi, terapi akupresur)
- Sesuaikan jawdawal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga

Edukasi

- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


- Anjurkan menepati kebiasaan tidur cukup
- Anjurkan menghindari makanan atau minuman yang menganggu tidur
- Anjurkan penggunaan oat tidur yang tdak mengandung suppressor
terhadap tidur REM
- Ajarkan faltor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis. Psikologis, gaya hidup, sering berubah shift kerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainnya
Lampiran 1 Format Pengkajian

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATANSTIKES
PANRITA HUSADA
BULUKUMBATAHUN AKDEMIK
2021/2022

FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK

1. Riwayat klien/data biografis

Nama : Ny. H

Umur : 65 Tahun

Alamat : Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale

Telp :-

Suku : Bugis

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : Tamat SD

Orang yang paling dekat dihubungi : Tn. H

Alamat/telpon : Jl. Rambutan

2. Riwayat Keluarga
a. Pasangan : Hidup
Kesehatan : menderita Hipertensi dan asam urat
Umur : 70 tahun
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
b. Anak : Hidup
- Anak 1
Nama : Tn. A
Alamat : Domisili Kalimantan
- Anak ke-2
Nama : Ny. H
Alamat : Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
- Anak ke-3
Nama : Tn. H
Alamat : Jl.Rambutan
- Anak ke-4
Nama : Ny. H
Alamat : Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
3. Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : klien mengatakan tidak bekerja sehari-harinya dia hanya
tinggal dirumah saja.
Pekerjaan sebelumnya : klien mengatakan sebelumnya bekerja sebagai IRT.
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan Riwayat Lingkungan
Hidup: Klien mengatakan sumber pendapannya saat ini dari anak-anaknya baik obat dll.

4. Tipe tempat tinggal, Ny. H tinggal di sebuah rumah panggung miliknya

Jumlah kamar 3 Jumlah orang yang tinggal di panti/rumah 2 orang

Kondisi rumah klien nampak cukup bersih dan teratur.


5. Riwayat Rekreasi

Hobby/minat : klien mengatakan hanya hobby memasak.

Keanggotaan organisasi : klien mengatakan tidak mengikuti organisasi apapun

Liburan/perjalanan : klien mengatakan menyukai berlibur bersama anak dan cucunya

Kegiatan di rumah : klien mengatakan sehari-harinya hanya berada dirumah kadang ia


juga menjaga cucunya yang dititipkan padanya saat anaknya sedang bekerja.
6. Sumber/sistem pendukung yang digunakan
Dokter : Dr. Magfira

Rumah sakit : -

Klinik :-

Pelayanan kesehatan di rumah : Posyandu Lansia PKM Bonto Bangun

Perawatan sehari-hari : Klien mengatakan saat Tekanan darahnya naik ia


mengkomsumsi obat yang di berikan oleh petugas PKM Bonto Bangun.

Lain-lain : -
7. Kebiasaan /Ritual

Agama : Islam

Istirahat/tidur : Klien mengatakan kadang melakukan tidur siang, klien mengatakan saat
malam hari ia tidur pada pukul >- 20:00 wita.

Kebiasaan ibadah : klien mengatakan beribadah (shalat) dirumah

Kepercayaan : Klien percaya setiap penyakit yang diderita merupakan cobaan dari Allah.
Ritual makan : Klien mengatakan sebelum makan ia mengucapkan Bismillah.
8. Status kesehatan saat ini

Status kesehatan selama 1 tahun dan 5 tahun terakhir : klien mengatakan pernah
melakukan operasi pada kedua matanya karena penglihatannya sudah kabur pada tahun
2020 lalu. Klien mengatakan sering mengeluh sakit kepala dan lehernya terasa tegang,
Klien mengatakan menderita penyakit hipertensi sudah > 3 tahun.

Keluhan kesehatan utama (PQRST) :

P : Nyeri saat banyak bergerak

Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk

R : Nyeri dibagian kepala menjalar ke leher

S : 5 (sedang)

T : Hilang Timbul
TTV :
TD = 150/100 mmHg N = 90 x/menit

S = 36,5’C R = 18 x/menit

- Tingkat kesadaran : Composmenthis

Pengetahuan/pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : klien mengatakan


saat kepalanya sudah terasa nyeri dan lehernya tegang ia segera mengkonsumsi obat yang
diberikan oleh petugas PKM.

Obat-obatan

Nama obat : Amlodipine

Dosis obat : -

Waktu dan cara penggunaan : obat tablet

Dokter yang memberi : Dr. Magfira

Tanggal resep : -

Masalah karena obat-obatan : Klien mengatakan saat sudah mengkonsumsi obat


Hipertensi klien selalu ingin berkemih.

Alergi (agen dan reaksi fisik)

Obat-obatan : -

Makanan : -

Faktor-faktor lingkungan :-

Ket : Klien mengatakan tidak memiliki alergi

Nutrisi

Diet 24 jam terakhir (termasuk cairan) : Klien mengatakan tidak sedang menjalali diet
apapun baik makanan maupun minuman.

Diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan : klien mengatakan tidak mengkonsumsi
makanan seperti ikan asin dan makan yang terlalu banyak mengandung garam karena
jika ia mengkonsumsi makanan seperti itu maka tekanan darahnya naik.

Rilwayat peningkatan dan penurunan berat badan :

Penyakit masa kanak-kanak : -

Penyakit serius atau kronik :-

Trauma : -

Perawatan di Rumah Sakit : -

Alasan : Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat sebelumnya

Tanggal – Tempat -
Operasi

Jenis Operasi : Operasi mata

Tanggal 17 Februari 2020 Tempat Rs Wahidin

Alasan : Klien mengatakan penglihatannya sudah kabur

Riwayat obstetric : -

10. Riwayat keluarga

Genogram (gambarkan silsilah dari keluarga klien)

Survei hal berikut : kanker, diabetes, penyakit jantung, hipertensi,


penyakit ginjal, arthritis,alkolisme, masalah kesehatan mental.
Simbol genogram :

: Laki-laki : Cerai : diadopsi: kembarnon

identik

: Perempuan : Berpisah

X : Meninggal dunia tidak kawin, : kembar identik : abortus

: Klien ------ : hidup bersama : lahir mati


11. Tinjauan sistem

Beri tanda cek ya atau tidak untuk setiap gejala.


Umum Ya Tidak
Kelelahan √
Perubahan berat badan setahun yang lalu √
Perubahan nafsu makan √
Demam √
Keringat malam √
Kesulitan tidur √
Sering pilek, infeksi √
Penilaian diri terhadap status kesehatan : Klien mengetahui bahwa ia menderita
penyakit hipertensi

Kemampuan untuk melakukan ADL : klien mengatakan hanya


beraktivitas dirumah seperti memasak untuk suaminya.

Integumen Ya Tidak
Lesi/luka √
Pruritus √
Perubahan pigmentasi √
Perubahan tekstur √
Sering memar √
Perubahan rambut √
Perubahan kuku √
Pemajanan lama terhadap matahari √

Pemajanan lama terhadap matahari √

Pola penyembuhan lesi, memar, klien mengatakan memar yang di daerah tubuh,
tangan atau pinggangnya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Hemopoetik Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal √
Pembengkakan kelenjar limfa √
Anemia √
Riwayat transfusi darah √

Kepala Ya Tidak
Sakit kepala √
Trauma berarti pada masa lalu √
Pusing √
Gatal kulit kepala √

Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan √
Kaca mata/lensa kontak √
Nyeri √
Air mata berlebihan √
Pruritus √
Bengkak sekitar mata √
Diplopia √
Kabur √
Fotofobia √
Riwayat infeksi √

Tanggal pemeriksaan terakhir : klien mengatakan bulan lalu

Tanggal pemeriksaan glaukoma terakhir : Klien mengatakan bulan lalu

Dampak pada penampilan sehari-hari : klien mengatakan penampilannya menggunakan


kacamata tidak menjadi masalah dan tidak mengganggunya sedikitpun. Kemampuan
untuk melakukan ADL.: klien mengatakan aktivitasnya tidak terganggu dengan
menggunkan kacamata, penglihatan klien sudah tidak kabur lagi.

Leher Ya Tidak
Kekakuan √
Nyeri/nyeri tekan √
Benjolan/massa √
Keterbatasan gerak √

Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran √
Tinitus √
Vertigo √
Sensitivitas pendengaran √
Alat-alat protesa √
Riwayat infeksi √

Tanggal pemeriksaan terakhir klien mengatakan bulan lalu

Kebiasaan perawatan telinga : klien mengatakan rutin membersihkan telinganya

Hidung dan sinus Ya Tidak


Rhinore √
Epistaksis √
Obstruksi √
Mendengkur √
Nyeri pada sinus √
Alergi √
Riwayat infeksi √

Penilaian diri terhadap kemampuan olfaktori -


Mulut dan Tenggorokan Ya Tidak
Sakit tenggorokan √
Lesi/ulkus √
Serak √
Perubahan suara √
Kesulitan menelan √
Perdarahan gusi √
Karies √
Kesulitan menelan √
Alat-alat protesa √
Riwayat infeksi √

Tanggal pemeriksaan gigi terakhir:klien mengatakan lupa


Pola menggosok gigi : klien mengatakan membersihkan giginya 1x sehari
Masalah dan kebiasaan membersihkan gigi palsu : -

Payudara Ya Tidak
Benjolan/massa √
Nyeri/nyeri tekan √
Bengkak √
Keluar cairan dari putting susu √

Pola pemeriksaan payudara sendiri : klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
payudaranya.
Tanggal dan hasil mammogram terakhir : -

Pernafasan Ya Tidak
Batuk √
Sesak nafas √
Hemoptisis √
Sputum √
Bunyi nafas abnormal √
Asma/alergi pernafasan √

Tanggal dan pemeriksaan sinar x dada terakhir : -

Perkemihan Ya Tidak
Disuria √
Frekuensi √
Menetes √
Ragu-ragu √
Dorongan √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Batu √
Infeksi √

Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada √
Palpitasi √
Sesak nafas √
Dispnea pada aktivitas √
Ortopnea √
Murmur √
Edema √
Varises √
Parastesia √
Perubahan warna kaki : -
Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia √
Tak dapat mencerna √
Nyeri ulu hati √
Mual/muntah √
Hematemesis √
Perubahan nafsu makan √
Intoleran makanan √
Ulkus √
Nyeri √
Ikterik √
Benjolan/massa √
Perubahan kebiasaan defekasi √
Diare √
Konstipasi √
Melena √
Hemoroid √
Perdarahan rectum √

Pola defekasi biasanya : klien mengatakan buang air besar 1x sehari.

Genitoreproduksi Pria Ya Tidak


Lesi
Nyeri testikuler
Massa testikuler
Masalah prostat
Penyakit kelamin
Perubahan hasrat seksual
Impotensi

Masalah aktifitas seksual : -


Genitoreproduksi Wanita Ya Tidak
Lesi √
Perdarahan pasca senggama √
Sistokel/rektokkel/prolapsed √
Penyakit Kelamin √
Infeksi √
Masalah aktifitas seksual : -

Riwayat menstruasi : klien mengatakan mestruasi pada usia 12 tahun

Riwayat menopause : klien mengatakan terakhir haid pada usia

Tanggal dan hasil pap smear : -

Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri persendian √
Kekakuan √
Pembengkakan sendi √
Deformitas √
Spasme √
Kram √
Kelemahan otot √
Masalah cara berjalan √
Nyeri punggung √
Protesa √
Pola kebiasaan latihan √

Dampak pada penampilan sehari-hari : klien mengatakan tidakada masalah pada


penampilannya namun ia perlu berhati-hati saat melakukan aktivitas.
Sistem Saraf Ya Tidak
Pusat
Sakit kepala √
Kejang √
Paresis √
Paralisis √
Masalah kordinasi √
Tremor/Spasme √
Parestesia √
Cedera Kepala √
Masalah : klien mengatakan mengalami sakit kepala saat tekanan darahnya naik

Sistem Ya Tidak
Reproduksi
Intoleran panas √

Intoleran dingin √

Goiter √

Pigmentasi kulit/tekstur √

Perubahan rambut √

Polifagia √

Polidipsi √

Poliuria √
Psikososial Ya Tidak
Cemas √

Depresi √

Insomnia √

Menangis √

Gugup √

Takut √

Masalah dalam mengambil keputusan √

Kesulitan berkonsentrasi √

Pernyataan perasaan umum mengenai kepuasan/frustasi mekanisme koping yang biasa .

Mekanisme koping klien nampak adaktif klien bersedia menceritakan gejala dan
penyakit yang ia derita

Stress saat ini :klien mengatakan tidak memiliki stress apapun.

Masalah tentang kematian :klien mengatakan semuanya sudah diatus sama yang maha
kuasa
PENGKAJIAN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) untuk mengkaji depresi
pada lansia sebagai berikut :

No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu sekarang merasa puas dengan kehidupannya ? √
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau √
kesenangan akhir-akhir ini ?
3. Apakah bapak/ibu merasa hampa/kosong dalam hidup ini ? √
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? √
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan yang baik dimasa √
depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang √
mengganggu terus menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik setiap saat ? √
8. Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi √
pada anda ?
9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia pada sebagian besar waktu ? √
10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu untuk berbuat √
apa- apa ?
11. Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan gelisah ? √
12. Apakah bapak/ibu senang tinggal dirumah daripada keluar rumah √
dan mengerjakan sesuatu ?
13. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa depan ? √
14. Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering lupa ? √
15. Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu sekarang √
menyenangkan ?
16. Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus asa ? √
17. Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini ? √
18. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa lalu ? √
19. Apakah bapak/ibu merasa hidup ini menggembirakan ? √
20. Apakah bapak/ibu untuk memulai kegiatan yang baru ? √
21. Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ? √
22. Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan? √
23. Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik √
keadaannya daripada bapak/ibuk ?
24. Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang sepele ? √
25. Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ? √
26. Apakah bapak/ibu sering sulit berkonsentrasi ? √
27. Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun tidur ? √
28. Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial ? √
29. Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu keputusan ? √
30. Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam memikirkan √
sesuatu seperti dulu ?

- Skor 0-10 : menunjukkan tidak ada depresi


- Skor 11-20 : Depresi Ringan
- Skor 21-30 : Depresi Sedang/Berat
Tabel.Spesifikasi rancangan kuesioner GDS

Butir soal Favorable Unfavorable

Parameter
Minat aktifitas 2, 12, 20, 28 27
Perasaan sedih 16, 25 9, 15, 19
Perasaan sepi dan bosan 3, 4
Perasaan tidak berdaya 10, 17, 24
Perasaan bersalah 6, 8, 11, 1, 23 18
Perhatian/konsentrasi 14, 26, 30 29
Semangat atau harapan thdp masa depan 13, 22 5, 7, 21
Skoring nilai 1 diberikan pada pernyataan favourable untuk jawaban “ya” dan
nilai 0 untuk jawaban “tidak” sedangkan untuk pernyataan unfavourable,
jawaban “tidak” diberi nilai 1 danjawaban “ya” diberi nilai 0
Total : 9 (menunjukkan tidak adanya depresi)
BERG BALANCE SCALE
Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur keseimbangan
static dan dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item tugas
keseimbangan (balance task) yang umum dalam kehidupan sehari-hari.
No Item Skor (0-4)
keseimbangan
1. Duduk ke berdiri 4 = dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan
menstabilkanindependen.
3 = mampu berdiri secara independen
menggunakan tangan. 4
2 = mampu berdiri menggunakan tangan setelah
mencoba.
1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri atau
menstabilkan
0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk berdiri.
2. Berdiri 4 = dapat berdiri dengan aman selama
tanpa 2 menit.
penunjan 3 = mampu berdiri 2 menit dengan
g pengawasan.
2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak dibantu/ditunjang.
4
1 = membutuhkan beberapa waktu untuk mencoba
berdiri 30detik yang tidak dibantu.
0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama 30 detik
3. Duduk tanpa 4 = bisa duduk dengan aman dan aman
penunjang selama 2 menit
3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan
2 = mampu duduk selama 4
30 detik1 = bisa duduk
10 detik
0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang
4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan
minimal tangan
3 = mengontrol posisi turun dengan menggunakan 4
tangan
2 = menggunakan punggung kaki terhadap
kursi untukmengontrol posisi turun
1 = duduk secara independen tetapi memiliki
keturunan yangtidak terkendali
0 = kebutuhan membantu untuk duduk.
5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan penggunaan
ringan tangan
3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti aman 4
dari tangan
2 = dapat mentransfer dengan pengawasan
1 = membutuhkan satu orang untuk membantu
0 = membutuhkan dua orang untuk membantu atau
mengawasi
6. Berdiri dengan 4 = dapat berdiri 10 detik dengan aman
matatertutup 3 = dapat berdiri 10 detik dengan
pengawasan2 = mampu berdiri 3
detik
1 = tidak dapat menjaga mata tertutup 3 detik tapi tetap
4
aman
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
7. Berdiri dengan 4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
kakirapat independendan berdiri 1 menit aman
3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
independen
dan berdiri 1 menit dengan pengawasan 4
2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
mandiritetapi tidak dapat tahan selama 30 detik
1 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi
tapi mampuberdiri 15 kaki bersama-sama detik
0 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak
dapattahan selama 15 detik
8. Menjangkau ke 4 = dapat mencapai ke depan dengan percaya diri 25 cm
depandengan (10 inci) 4
tangan 3 = dapat mencapai ke depan 12 cm (5 inci)
2 = dapat mencapai ke depan 5 cm (2 inci)
1 = mencapai ke depan tetapi membutuhkan pengawasan
0 = kehilangan keseimbangan ketika mencoba /
memerlukandukungan eksternal

9. Mengambil 4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah


barang dari 3 = dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan
lantai pengawasan
2 = tidak dapat mengambil tetapi mencapai 2-5 cm (1-2 4
inci) darisandal dan menjaga keseimbangan secara bebas
1 = tidak dapat mengambil dan memerlukan pengawasan
ketikamencoba
0 = tidak dapat mencoba / membantu kebutuhan untuk
menjagadari kehilangan keseimbangan atau jatuh
10. Menoleh ke 4 = tampak belakang dari kedua sisi dan berat bergeser
belakang baik
3 = tampak belakang satu sisi saja sisi lain menunjukkan
pergeseran berat badan kurang 4
2 = hanya menyamping tetapi tetap mempertahankan
keseimbangan
1 = perlu pengawasan saat memutar
0 = butuh bantuan untuk menjaga dari kehilangan
keseimbanganatau jatuh
11. Berputar 360 4 = mampu berputar 360 derajat dengan aman dalam 4
derajat detik ataukurang
3 = mampu berputar 360 derajat dengan aman satu sisi
hanya 4detik atau kurang 4
2 = mampu berputar 360 derajat dengan aman tetapi
perlahan-lahan
1 = membutuhkan pengawasan yang ketat atau dengan
lisan0 = membutuhkan bantuan saat memutar
12. Menempatkan 4 = mampu berdiri secara independen dengan aman dan
kaki bergantian menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik
di bangku 3 = mampu berdiri secara mandiri dan menyelesaikan 8
langkahdalam> 20 detik 3
2 = dapat menyelesaikan 4 langkah tanpa bantuan dengan
pengawasan
1 = dapat menyelesaikan> 2 langkah perlu assist minimal
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh / tidak mampu
untukmencoba
13. Berdiri dengan 4 = mampu menempatkan tandem kaki secara independen
satu kaki dantahan 30 detik
didepan 3 = mampu menempatkan kaki depan independen dan
tahan 30detik 4
2 = dapat mengambil langkah kecil secara mandiri dan
tahan 30detik
1 = kebutuhan membantu untuk melangkah tapi dapat
menyimpan 15 detik
0 = kehilangan keseimbangan saat melangkah atau
berdiri
14. Berdiri dengan 4 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan
satukaki > 10detik
3 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan
5-10detik
2 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan 4
≥ 3detik
1 = mencoba untuk angkat kaki tidak bisa tahan 3 detik
tetapitetap berdiri secara independen.
0 = tidak dapat mencoba kebutuhan membantu untuk
mencegah
jatuhnya.
Total skor 55
(Mandiri)
Total skor = 56
interpretasi
0-20 = harus memakai kursi roda (wheelchair bound) 21-40 = berjalan dengan bantuan
41-56 = mandiri/independ
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL

( Indeks Kemandirian Katz )

No Aktivitas Mandiri Tergantung


1 Mandi Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti punggung
atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau mandi sendiri
sepenuhnya Tergantung : Bantuan mandi lebih dari satu √
bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandi,
serta tidak mandi sendiri

2 Berpakaian Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung : √

Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian

3 Ke Kamar Kecil Mandiri :


Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :

Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot

4 Berpindah Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk

duduk, bangkit dari kursi sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tiduratau kursi,


tidak melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5 Kontinen Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri

Tergantung :

Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers)

6 Makan Mandiri :
Mengambil makanan dari piring danmenyuapinya
sendiri
Bergantung : √

Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan


menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral
( NGT )

Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien Analisis
Hasil:
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen(BAK/BAB),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)

Riwayat Penyakit: Stroke( - ) DM( - ) Hipertensi(√) Peny.Jantung(-

) Peny.Lain -
Pemeriksa: Eka Hasriani R. Tgl Selasa, 30 November 2021
Nilai Nilai
Item Tes maks.

ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah 5 5
sakit), (lantai/kamar)
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap 3 3
benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama
benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar.
Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI


4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang 5 5
benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja
terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang
benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 3
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( 2 2
pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan 1 1
atau tetapi ”
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan 3 3
tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan dilantai”.

9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah 1 1


tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 1
11. Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 1

Skor total 30 30
MORSE FALL SCALE (MFS)/ SKALA JATUH DARI MORSE
Nama Lansia : Ny. H

Umur : 65 Tahun

Tanggal : 30 November 2021

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET.


1. Riwayat jatuh: apakah lansia pernah Tidak 0 0 -
jatuhdalam 3 bulan terakhir? Ya 25

2. Diagnosa sekunder: apakah lansia Tidak 0 15 Klien


memilikilebih dari satu penyakit? Ya 15 mengatakan
selain menderita
hipertensi klien
juga menderita
reumatik
3. Alat Bantu jalan: 0 -
- Bed rest/ dibantu perawat 0
- Kruk/ tongkat/ walker 15
- Berpegangan pada benda-benda di 30
sekitar(kursi, lemari, meja)
4. Terapi Intravena: apakah saat ini Tidak 0 0 -
lansiaterpasang infus? Ya 20

5. Gaya berjalan/ cara berpindah: 10 Saat berjalan


- Normal/ bed rest/ immobile (tidak 0 klien nampak
dapatbergerak sendiri) pelan dan
- Lemah (tidak bertenaga) 10 lambat
- Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20

6. Status Mental 0 -
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15

Total Nilai 25

Keterangan:

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan

Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar

Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar

Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi


FORMAT DATA FOKUS
Nama : Ny. H (65 tahun)
Jk : Perempuan
Data fokus

- Klien mengatakan mengeluh sakit kepala dan lehernya terasa tegang,

Keluhan kesehatan utama (PQRST) :

P : Nyeri saat banyak bergerak

Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk

R : Nyeri dibagian kepala menjalar ke leher

S : 5 (sedang)

T : Hilang Timbul
- Klien mengatakan setelah sakit nafsu makannya berkurang, klien mengatakan
ulu hatinya terasa nyeri saat terlambat makan
- Setelah sakit klien merasa tidurnya tidak nyenyak dan selalu terbangun
dikarenakan nyeri pada kepalanya yang ia rasakan.
- Klien mengatakan merasa kesulitan tidur saat mengkonsumsi obat hipertensi
dikarenakan obat tersebut membuatnya selalu ingin berkemih
- Klien mengatakan sulit menggerakkan kaki sebelah kirinya karena sering
merasa kram
- Klien mengatakan sering merasakan nyeri pada punggungnya saat melakukan
aktivitas berlebih
- Klien mengatakan sulit melakukan aktivitas sehari-harinya dengan kondisi yang
seperti itu.
- Klien mengeluh mudah merasa lelah saat banyak melakukan aktivitas
- Klien nampak gelisah

TTV :
TD = 150/100 mmHg N = 90 x/menit S = 36,5’C R = 18 x/menit
Lampiran 3

FORMAT KLASIFIKASI DATA

Nama : Ny. H (65 tahun)


Wisma : -

Data Objektif Data Subjketif

- Klien mengatakan mengeluh sakit kepala


- Klien nampak gelisah
dan lehernya terasa tegang,
- Klien nampak lemah
Keluhan kesehatan utama (PQRST) :
TTV :
P : Nyeri saat banyak bergerak
- TD = 150/100 mmHg
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- N = 90 x/menit
R : Nyeri dibagian kepala menjalar ke leher
- S = 36,5’C
S : 5 (sedang)

T : Hilang Timbul - R = 18 x/menit


- Klien mengatakan setelah sakit nafsu
makannya berkurang, klien mengatakan
ulu hatinya terasa nyeri saat terlambat
makan
- Setelah sakit klien merasa tidurnya tidak
nyenyak dan selalu terbangun
dikarenakan nyeri pada kepalanya yang
ia rasakan.
- Klien mengatakan merasa kesulitan tidur
saat mengkonsumsi obat hipertensi
dikarenakan obat tersebut membuatnya
selalu ingin berkemih
- Klien mengatakan sulit menggerakkan
kaki sebelah kirinya karena sering
merasa kram
- Klien mengatakan sering merasakan
nyeri pada punggungnya saat melakukan
aktivitas berlebih
- Klien mengatakan sulit melakukan
aktivitas sehari-harinya dengan kondisi
yang seperti itu.
- Klien mengeluh mudah merasa lelah saat
banyak melakukan aktivitas
Lampiran 4

FORMAT ANALISA DATA


Nama : Ny.H (65 tahun)
Jk : Perempuan

Symtom Etiologi Problem

Ds : Agen pencedera fisiologis Nyeri akut


- Klien mengatakan
mengeluh sakit kepala
dan lehernya terasa
tegang,
- Klien mengatakan
sering merasa keram
pada kaki sebelah
kirinya
- Klien mengatakan
sering merasakan nyeri
pada punggungnya saat
melakukan aktivitas
berlebih

P : Nyeri saat banyak


bergerak

Q : Nyeri seperti tertusuk-


tusuk

R : Nyeri dibagian kepala


menjalar ke leher

S : 5 (sedang)
T : Hilang Timbul
Do :
- Klien nampak gelisah
- TD = 150/100 mmHg

Ds: Nyeri Gangguan mobilitas fisik

- Klien mengatakan sulit


menggerakkan kaki sebelah
kirinya karena sering merasa
kram
- Klien mengatakan sulit

melakukan aktivitas sehari-

harinya dengan kondisi yang

seperti itu.

- Klien mengeluh mudah


merasa lelah saat banyak
melakukan aktivitas
Do:

- Klien Nampak lemah

- TD: 150/100 mmHg

- N : 90x/menit
Ds : Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
- Setelah sakit klien
merasa tidurnya tidak
nyenyak dan selalu
terbangun dikarenakan
nyeri pada kepalanya
yang ia rasakan.
- Klien mengatakan
merasa kesulitan tidur
saat mengkonsumsi
obat hipertensi
dikarenakan obat
tersebut membuatnya
selalu ingin berkemih
- Klien mengatakan sulit
melakukan aktivitas
sehari-harinya dengan
kondisi yang seperti itu.
Do : -
Lampiran 5

FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. H (65 tahun)


Jk : Perempuan

Diagnosa Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera 30 November 2021 -


fisiologis

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri 30 November 2021 -

Gangguan pola tidur berhubungan dengan Kurang 30 November 2021 -


kontrol tidur
Lampiran 6

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Inisial klien : Ny. H

Wisma :-

No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan
Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria hasil

1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri


berhubungan Tindakan keperawatan
Tindakan
dengan agen selama 2x24 jam, maka
pencedera fisiologis diharapkan tingkat nyeri Observasi
menurun dengan - Identifikasi lokasi,
kriteria hasil: karakteristik, durasi,

- Kemampuan frekuenzi, kualitas,

menuntaskan intensitas nyeri

aktivitas - Identifikasi skala nyeri

meningkat - Identifikasi respon nyeri

- Keluhan nyeri non verbal

menurun - Identifikasi factor yang

- Kesulitan tidur memperberat dan

menurun memperingan nyeri

- Tekanan darah - Identifikasi pengetahuan

membaik dan kenyamanan tentang

- Nafsu makan nyeri

membaik - Identifikasi pengaruh buday

- Pola tidur terhadap respon nyeri

membaik - Identifikasi pengaruh nyeri


pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik

- Berikan Teknik non


farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofecback,
terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi tebimbing,
kompres hangat atau dingin,
terapi bermain)
- kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (
mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode


dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
anlgetik secara tepat
- Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
fisik berhubungan Tindakan keperawatan
Tindakan
dengan nyeri selama 2x24 jam, maka
diharapkan mobilitas Observasi

fisik meningkat dengan - Identifikasi adanya nyeri


kriteria hasil: atau keluhan fisik lainnya

- Pergerakan - Identifikasi toleransi fisik

ekstremitas melakukan pergerakan

meningkat - Monitor frekuenzi jantung

- Rentang gerak dan tekanan darah sebelum

meningkat memulai mobilisasi

- Nyeri menurun - Monitor kondisi umum

- Kelemahan fisik selama melakukan mobilisasi

menurun - Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis.
Pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur


mobilisasi
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis.. duduk
ditempat tidur, duduk disisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi).

3. Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur


tidur berhubungan Tindakan keperawatan
Tindakan :
dengan Kurang selama 2x24 jam maka
kontrol tidur diharapkan maka Observasi

diharapkan pola tidur - Identifikasi pola aktivitas dan


membaik dengan tidur
kriteria hasil : - Identifikasi faktor

- Kemampuan pengganggu tidur (fisik

beraktivitas dan/atau psikologis)

meningkat - Identifikasi makanan dan

- Keluhan sulit minuman yang mengganggu

tidur menurun tidur (mis. Kopi, the, alcohol,

- Keluhan pola makan mendekati waktu

tidur berubah tidur, minum banyak air

menurun sebelum tidur)


- Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Terapeutik

- Modisikasi lingkungan (mis.


Pencahayaan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika
perlu
- Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(mis, pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
- Sesuaikan jawdawal
pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga

Edukasi

- Jelaskan pentingnya tidur


cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
tidur cukup
- Anjurkan menghindari
makanan atau minuman
yang menganggu tidur
- Anjurkan penggunaan oat
tidur yang tdak mengandung
suppressor terhadap tidur
REM
- Ajarkan faltor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift kerja)
- Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
keperawatan gerontik adalah merupakanbidang yang meninjau pelayaan
keperawatan lansia sebagai seni dan praktik pengasuhan, pelayanan, dan pemberian rasa
nyaman dibandingkan dibandingkan sekedar penanganan penyakit. Keperawatan gerontik
adalah bentuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan menggunakan ilmu dan
kiat keperawatan gerontik, meencakup biopsikososial dan spiritual, dimana dimana klien
adalah orang yang sidah berusia lebih dari 60 tahun baik yang kondsinya sehat maupun
sakit.

Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa
cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya

2. Saran

Peningkatan pelayanan keperawatan langsia memang perlu diingkatkan dimana


sekarang banyaknya langsia yang mengalami penyakit. Tersedianya posyandu lansia
diharapkan dapat memudahkan lansia dalam hal memeriksakan kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Buchman. (2010). Apa Yang Anda Ketahui Terhadap Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra
Aji Parama.
Fikriani, R. (2018). Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Depublish.

Hwaks, Y. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen klinis untuk hasil yang
diharapkan, Edisi 8-Buku 2. Singapura: Elseiver.

Manuntung, A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi. Malang: Wineka
Malang.
Marilynn E. Doenges, M. F. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Murwani. (2009). Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pasien dengan Gangguan sistem pernafasan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho. (2014). Proses Keperawatan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Kelurga Ny.H
Jam : 10.30 - Selesai
Waktu : 20 Menit
Tanggal : 30 November 2021
Tempat : Kediaman Ny.H
Alamat : Bentennge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
Pemateri : Eka Hasriani R

A. Latar Belakang
Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa
cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Murwani, 2009).
Hipertensi, disederhanakan dengan sebutan tekanan darah tinggi. Didefenisikan
sebagai elevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau
lebih dari tekanan darah diastolic (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Hwaks, 2014).
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar
orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia
terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi
mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Keluarga Ny. H mampu
memahami dan mengerti tentang Hipertensi.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan
Keluarga Ny.H dapat:
1. Menjelaskan pengertian hipertensi.

2. Menyebutkan penyebab dan faktor resiko hipertensi.

3. Menyebutkan tanda dan gejala.


4. Menjelaskan mengapa hipertensi berbahaya.
5. Menjelaskan pencegahan hipertensi.
6. Menjelaskan bagaimana pengobatan hipertensi.
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran Media
kegiatan penyuluhan

1. Pembukaan 3 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Kata-kata/


2. Memperkenalkan diri salam kalimat
3. Menyampaikan 2. Mendengarkan
tentang tujuan pokok dan menyimak
materi 3. Bertanya
4. Meyampakaikan mengenai
pokok pembahasan perkenalan dan
5. Kontrak waktu tujuan jika ada
yang kurang
jelas

2. Pelaksanaan 12 menit Penyampaian Materi 1. Mendengarkan Leaflet


1. Menjelaskan dan menyimak
pengertian hipertensi. 2. Bertanya
2. Menyebutkan mengenai hal-
penyebab dan faktor hal yang belum
resiko hipertensi. jelas dan
3. Menyebutkan tanda dimengerti
dan gejala.
4. Menjelaskan mengapa
hipertensi berbahaya.
5. Menjelaskan
pencegahan hipertensi.
6. Menjelaskan
bagaimana pengobatan
hipertensi.

3. Penutup 5 menit 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/


2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan yang
bertanya diajukan
3. Melakukan evaluasi 2. Mendengar
4. Menyampaikan 3. Memperhatikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri salam
pertemuan dan
mengucapkan salam
H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan bahaya hipertensi.
5. Menyebutkan pencegahan hipertensi.
6. Menyebutkan obat- obatan yang bisa dikonsumsi penderita hipertensi.
PEMENUHAN KEBUTUHAN PRAKTIK HOME CARE

Untuk membantu pencapaian kompetensi dalam setiap proses pendidikan pembelajaran


home care, maka disusun tindakan pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada klien di
rumah sebagai berikut :
NO PEMENUHAN TINDAKAN
KEBUTUHAN
1 Memenuhi Kebutuhan  Mengatur posisi tidur
Oksigen  Membantu pernafasan dalam dan batuk
 Melakukan pembebasan jalan napas dengan kepala ekstensi
 Memasang oropharyngeal airway
 Melaksanakan tekhnik hemlich maneuver
 Melaksanakan postural drainage, vibrasi dan perkusi thorax
 Melaksanakan pengisapan lendir
(oropharingeal, nasopharingeal, tracheostomi)

 Pemberian oksigen dengan berbagai metode


( misalnya: nasal kanula, simpel mask, rebreathing mask,
venturi)

 Memonitor Intermiten Presure Pulmonal Breathing (IPPB)


 Melaksanakan manajemen ventilator
 Bronchial washing pada klien yang terpasang ETT
 Perawatan tracheostomi
 Mengukur saturasi oksigen dengan menggunakan pilse
oximeter
 Mengajarkan pasien menggunakan incentive spirometer
 Pemberian obat via nebulizer
 Melaksanakan manajemen klien tersedak
 Melaksanakan berbagai tekhnik pertolongan pasien
tenggelam
 Melakukan perawatan WSD ( Water Sealed Drainage)
 Menggunakan ambu bag dan mask
 Mengambil darah arteri untuk pemeriksaan gas darah
 Menyiapkan pemeriksaan spesimen sputum
2 Memenuhi Kebutuhan  Memasang NGT ( Naso Gastro Tube )
Nutrisi  Memberi makan melalui ( Naso Gastro Tube)
 Mencabut NGT ( Naso Gastro Tube )
 Melakukan irigasi NGT
 Memberi makan melalui “flowcare”
 Memberi makan melalui gastro dan yeyenum
 Memberikan penyuluhan tentang diet
 Memonitor kadar gula darah
 Menghitung pemasukan makanan dan minuman
 Mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan kalori harian
 Memberikan nutrisi parenteral melalui vena sentral sesuai
program medik)
3 Memenuhi Kebutuhan  Mengobservasi keadaan jaringan kulit (dehidrasi, eviserasi)
Integritas Jaringan  Melakukan perawatan luka dan mengganti balutan luka
 Membuang jaringan mati
 Melakukan Irigasi luka/drainage dan perawatan
 Melakukan perawatan gips
 Memasang bidai/ melakukan fiksasi
 Menjahit luka (dalam keadaan emergensi)
 Mengangkat jahitan, surgical staples
 Melakukan perawatan T-tube drain, pendrose drain, jackson
pratt drain, hemovac drain
 Melakukan pemasangangan external heating device
 Menggunakan cooling blanket
 Melakukanan cold theraphy
 Menggunakan moistened dressing, hydrocolloid dressing
4 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan pemasangan intra venous infusion sesuai
program medik
Cairan dan Elektrolit  Memonitor intra venous site infusion yang terpasang
 Mengganti balutan infus
 Melepas infus
 Melaksanakan transfusi darah sesuai program medik
 Memberikan nutrisi parenteral
 Memberikan nutrisi melalui vena sentral
 Memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang
keseimbangan cairan dan elektrolit
 Mengukur intake dan output cairan dan elektrolit
5 Memenuhi Kebutuhan  Membantu buang air besar di tempat tidur/kamar mandi
Eliminasi Buang air  Mengganti dan mengosongkan ostomy
Besar  Melakukan irigasi colostomy
 Memberikan enema (glyserin semprit)
 Memberikan suppositoria
 Memberikan huknah tinggi/rendah
 Mengeluarkan fecal secara manual
 Melakukan pemeriksaan rectal tube
 Bowel training
 Penyuluhan kesehatan tentang masalah eleminasi bowel
 Menyiapkan spesimen faeces untuk pemeriksaan
laboratorium
6 Memenuhi Kebutuhan  Membantu buang air kecil di tempat tidur/kamar mandi
Eliminasi Urin  Memasang kateter urin
 Merawat kateter urin
 Melepas kateter urin
 Bladder training
 Mengumpulkan/menyiapkan spesimen urin untuk
pemeriksaan laboratorium
 Memasang kondom kateter
 Irigasi kandung kemih
 Test berat jenis urin
 Kegel”s exercises
 Perawatan pre dan post sistostomi
 Melakukan penyuluhan kesehatan pada kebutuhan eliminasi
urin
 Melakukan spulling pada klien terpasang kateter
 Melakukan perawatan pre operasi perkemihan
(misalnya: mengosongkan kandung kencing)

 Melakukan perawatan intra operasi perkemihan


(misalnya : memonitor urine)

 Melakukan perawatan pasca bedah perkemihan


(misalnya: memonitor dan mengukur urine)

 Melakukan perawatan urostoma


7 Memenuhi Kebutuhan  Memandikan klien dengan ketergantungan di tempat tidur
Kebersihan Diri dan  Mencuci rambut klien dengan ketergantungan di tempat
Lingkungan tidur
 Menggosok gigi klien dengan ketergantungan
 Melaksanakan penyuluhan tentang kebersihan diri
 Membantu klien mencukur/shave
8 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan penyuluhan tentang kebutuhan istirahat tidur
Istirahat dan Tidur  Menjaga keamanan klien
 Melaksanakan teknik relaksasi
 Memberikan latihan gerak dan ambulasi
 Membantu terlaksananya aktifitas yang bervariasi
 Menciptakan suasana tenang
9 Memenuhi Kebutuhan  Menghitung kebutuhan obat sesuai program medik
Obat-obatan  Menyimpan dan mengatur penggunaan obat
 Menyiapkan dan memberi obat untuk klien sesuai program
medik dan prinsip 5 benar dengan cara pemberian : melalui
mulut, intra cutan, sub cutan, intra vena, intra muskuler,
suppositoria, inhalasi, instilasi/tetes, buccal/langit-langit
atas, sublinguae, kulit, dan intra vena menggunakan
syringe/infusion pump
 Memberikan penyuluhan tentang obat-obatan
 Mengkaji efek samping obat-obatan
 Kolaborasi penanggulangan efek samping obat-obatan
kemoterapi/obat-obatan steroid sesuai program medik
 Memberi obat sesuai alogoritme klinik bagi perawat dan
bidan disarana pelayanan kesehatan
10 Memenuhi Kebutuhan  Melakukan teknik isolasi: menggunakan sarung tangan
Keamanan dan steril/ tidak steril, gaun pelindung, jas operasi, pron/
Keselamatan celemek, cuci tangan, menggunakan tutu kepala
 Melakukan teknik pengikatan bagi klien gelisah
 Penggunaan bantal pasir
 Memasang pengaman pada tempat tidur
 Menyiapkan dan menggunakan tempat pembuangan alat-
alat dan bahan bekas/ sisa (disposal infeksius)
11 Memenuhi Kebutuhan  Observasi tanda-tanda vital
Sirkulasi  Observasi adanya tanda-tanda pendarahan internal/eksternal
 Mengukur central vena pressure (CVP)
 Melakukan perawatan Central Venous Pressure (CVP)
 Melakukan monitoring jantung
 Melakukan Elektro Kardio Graphy (EKG)
 Menginterpretasikan rekam jantung
 Melakukan resusitasi jantung paru
 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik (
misalnya: foto rotngen jantung paru)
 Menyiapkan dan melakukan stress exercises klien
 Menyiapkan dan melakukan perawatan pre, intra dan post
klien dialisa ( haemo/peritoneal)
 Melakukan perawatan klien terpasnang SB tube
 Memeriksa status neurologik + GCS
 Melakukan pengambilan darah dan pemeriksaan
laboratorium
12 Memenuhi Kebutuhan  Melakukan teknik stimulasi : cutaneous, kontralateral dan
Manajemen Nyeri trancotaneous
 Antisipatori guidence
 Teknik relaksasi bio feed back
 Teknik distraksi
 Teknik imaginasi terbimbing
 Teknik hipnotis
 Teknik gate control
 Pemberian obat-obatan parenteral jenis narkotik
 Melakukan massage
 Kompres hangat dan dingin
13 Memenuhi Kebutuhan  Memindahkan klien dari dan ke tempat tidur
Aktivitas dan Excercise  Merubah posisi: lateral, prone, sim, orihopnik, knee chest,
litotomi
 Membantu klien dari posisi berbaring ke posisi duduk di
tempat tidur
 Membantu klien dari posisi berbaring ke kursi roda
 Membantu klien jalan dengan menggunakan alat bantu
 Melatih ROM excercise
 Membantu dan melatih ambulasi
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang aktifitas dan
latihan
 Mengajarkan body mekanik yang tepat
 Mengajarkan body aligment yang tepat
14 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan pengkajian tentang kebutuhan konsep diri
Psikososial/Spiritual  Melaksanakan penggunaan group sebagai sistem pendukung
dan aktivitas
 Melaksanakan pengajaran komunikasi assertif
 Menggunakan group sebagai psikoterapi
 Mengajarkan teknik penguatan/koping
 Mengajarkan teknik komunikasi terapeutik innterpersonal
 Melakukan teknik-teknik untuk menjadi pendengar aktif
 Memfasilitasi lingkungan yang asertif
 Melakukan teknik-teknik peningkatan konsep diri yang
meliputi harga diri, ideal diri dan gambaran diri
 Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan
spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
 Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang
mengalami gangguan konsep diri
 Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
 Melaksanakan terapi ke;ompok
 Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang
sedang berduka
 Melaksanakan cara menghargai sistem nilai klien yang
sedang berduka
 Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan
spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
 Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang
mengalami gangguan konsep diri
 Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
 ideal diri dan gambaran diri Melaksanakan terapi kelompok
 Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang
sedang berduka
 Melakukan teknik-teknk peningkatan konsep diri yang
meliputi harga diri, ideal diri dan gambaran diri
 Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan
spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
 Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang
mengalami gangguan konsep diri
 Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
 Melaksanakan terapi ke;ompok
 Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang
sedang berduka
 Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan
spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
 Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang
mengalami gangguan konsep diri
 Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
 Melaksanakan terapi ke;ompok
 Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang
sedang berduka
15 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan interaksi sosial terapeutik
Interaksi Sosial  Melaksanakan teknik untuk menginterupsi sikap anti sosial
 Melaksanakan teknik terapi modalitas (aktifitas kelompok
terapi kerja, terapi millie, dll)
 Melaksanakan manajemen konflik
 Melaksanakan manajemen stress
 Melaksanakan manajemen klien menarik diri dan depresi
 Melaksanakan manajemen klien mania/ agresif
 Melakukan teknik komunikasi pada klien marah
 Melakukan berbagai teknik orientasi
 Mempersiapkan klien dilakukan psikoterapi
 Melakukan observasi prilaku bunuh diri
 Melakukan observasi prilaku halusinasi
 Mengajar dalam berpikir realitas
 Mengajar klien mengenal perasaannya
 Membimbing klien dalam mengekpreasikan pikiran/
perasaan waham
 Membimbing dalam mengurangi perilaku manipulasi
16 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan teknik komunikasi terapeutik sesuai fase
Tentang Perasaan kehilangan
Kehilangan, Menjelang  Melaksanakan cara-cara untuk menjadi pendengar aktif
Ajal dan Menghadapi  Melatih dalam menimbulkan rasa empati
Kematian  Melaksanakan perawatan menjelang ajal
 Melaksanakan perawatan pasien meninggal
 Melatih perasaan saling percaya antara perawat – klien
 Melatih komunikasi assertif
17 Memenuhi Kebutuhan  Melakukan cara-cara/ teknik untuk menciptakan
Seksual lingkungan privacy
 Mengajarkan perubahan fisiologis kehamilan
 Mengajarkan pendidikan seks pada usia remaja, dewasa
dan usia lanjut
 Mengajarkan cara pemilihan kontrasepsi
 Menciptakan hubungan terapeutik dalam mendiskusikan
masalah seks
 Menerima konseling masalah seksual
18 Memenuhi Kebutuhan  Menyediakan objek yang menunjang kesehatan lingkungan
Lingkungan Sehat  Memodifikasi stimulus lingkungan yang sehat
 Menjaga stabilitas lingkungan
 Melakukan kolaborasi dan fasilitasi dalam menciptakan
lingkungan yang sesuai standard
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang parameter/
indikator kesehatan lingkungan
 Melakukan kontrol infeksi/ pencegahan infeksi nosokomial
 Melaksanakan manajemen teknik isolasi penyakit infeksi
 Melaksanakan manajemen teknik isolasi dalam rangka
pemberian kemoterapi dan penurunan sistem imun/
kekebalan tubuh
19 Kebutuhan ibu Hamil  Melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil
 Melaksanakan penyuluhan tentang kebutuhan ibu hamil:
perubahan fisiologi ibu hamil, nutrisi ibu hamil, senam
hamil, imunisasi, kebersihan diri, persiapan persalinan,
perawatan bayi
 Mendengarkan denyut jantung bayi
 Memonitor keadaan janin
 Menyiapkan pemeriksaan USG sistem reproduksi
 Melakukan pemeriksaan laboratotium: HCG test ( test
kehamilan), haemolobin, protein urine, reduksi urine
 Melaksanakan konsultasi rujukan kehamilan bila terjadi
kehamilan patologis
 Memenuhi kebutuhan ibu hamil dengan komplikasi
 Menerima konsultasi kehamilan
20 Memenuhi Kebutuhan  Melakukan pemeriksaan fisik ibu melahirkan
Ibu Melahirkan  Melakukan persalinan kala I keadaan normal: observasi his,
observasi jalan lahir
 Mengisi partograf
 Melakukan persalinan kala II keadaan normal
 Melakukan induksi
 Melakukan episiotomi
 Melakukan persalinan kala III keadaan normal
 Melakukan persalinan kala IV keadaan normal
 Melaksanakan majemen nyeri
 Malaksanakan ikatan kasih( bounding attachment) ibu bayi
 Merawat bayi segera setelah lahir
 Memotong & mengkat tali pusat
 Menjahit episiotomi
 Menolong persalinan dgn tindakan khusus
 Melaksanakan rujuk persalinan
 Menerima konsultasi perslinan
21 Kebutuhan Bayi Baru  Menilai apgar score
Lahir  Melakukan pemeriksaan fisik bayi: umum, refleks
 Memandikan bayi
 Memakaikan pakaian bayi
 Mengatur suhu kamar dan tempat tidur bayi
 Merawat tali pusat bayi
 Mengajarkan ibu merawat tali pusat
 Mengajarkan ibu cara menyusui (ASI)
 Mengajarkan ibu melakukan masase payudara
 Melakukan stimulasi tumbuh kembang bayi
 Melakukan resusitasi jantung paru pada bayi
 Melaksanakan rujukan bayi baru lahir
 Menerima konsultasi bayi baru lahir
22 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan pemeriksaan fisik ibu post partum: umum,
Post Partum tinggi fundus, lokhea, perineum, diatasis kelitus
abbdominalis
 Melaksanakan tindakan dan pendidikan kesehatan ibu post
partum: nutrisi, perawatan payudara, seanam nifas,
perawatan vulva & perineum, perawatan kebersihan diri
 Melaksanakan keperawatan post partum blue
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang KB
 Memasng IUD dan AKBK
 Melepas IUD dan AKBK
 Memberikan alat kontrasepsi
 Melaksanakan konsultasi ibu post partum yang bermasalah
23 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang kesehatan
Pasangan Usia Subur reproduksi
 Menerima konsultasi tentang kesehatan reproduksi
24 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang : Mensturasi,
Remaja Putri kesehatan reproduksi
 Melaksanakan Rujukan Remaja Putri yang bermasalah
reproduksI
 Menerima konsultasi remaja putri yang bermaslah
reproduksi
25 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan pendidikan kesehatan pra nikah tentang
Pra Nikah kesehatan reproduksi
26 Memenuhi Kebutuhan  Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang perubahan
Menopouse fisiologi sistem reproduksi dan penanganan berbagai
masalah menopause (misalnya: cara penggunaan lubrikasi
vagina, teknik distraksi, dispeurenia)
 Melaksanakan rujukan masalah menoupause
 Menerima konsultasi masalah menoupause
Nama : Eka Hasriani. R
Nim : A 18.10.016
Kelas : A
Soal Ukom Keperawatan Gerontik

1. Seorang wanita berusia 67 tahun dirawat di Ruang Flamboyan Rs H. Andi. Sulthan


Daeng Radja Bulukumba memiliki riwayat hipertensi 3 tahun yang lalu, dari hasil
pengkajian didapatkan TD: 170/100 mmhg. Klien mengatakan sering mengkonsumsi ikan
asin, klien mengatakan jarang melakukan pegerakan seperti olahraga dan lebih banyak
melakukan aktivitas di tempat tidur. Apakah intervensi keperawatan utama yang
dilakukan?
a. Kontrol tekanan darah
b. Manajemen nyeri
c. Latihan fisik
d. Diet rendah garam dan lemak
e. Mekanisme koping yang adaktif
2. Seorang wanita berusia 61 tahun datang ke klinik geriatri dengan keluhan susah tidur
karena sering merasa panas dan gatal di malam hari, klien mengatakan ia suka
mengkonsumsi udang, telur, dan mie instan. Tekanan darah 140/100 mmhg. Klien merasa
cemas dengan kondisinya saat ini. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
a. Nyeri akut
b. Resiko perfusi serebral tidak efektif
c. Gangguan pola tidur
d. Pola seksual tidak efektif
e. Defisit pengetahuan
3. Laki-laki berusia 67 tahun saat ini mederita DM, hasil KGD 320 mm/dl. Klien
mengatakan ada luka pada telapak kaki kirinya yang tak kunjung sembuh sampai
sekarang, kakinya terasa kesemutan saat duduk ataupun saat melakukan kegiatan lainnya.
Klien mampu melakukan aktivitas seperti biasanya meskipun ia cepat merasa lelah.
Apakah intervensi keperawatan utama yang dilakukan?
a. Latihan fisik senam kaki diabetik
b. Kontrol gula darah
c. Wound dressing
d. Diet rendah gula
e. Manajmen perawatan diri
4. Seorang perempuan berusia 69 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh keluarganya
dengan keluhan sering terbangun saat tidur di malam hari, kesulitan saat akan mulai tidur
kembali, badan lemas dan sering merasa ngantuk dipagi hari. Apakah pengkajian
selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Kognitif
b. Status mental
c. Aktivitas dan istirahat
d.Daya ingat
e. Katz indeks
5. Seorang wanita berusia 63 tahun, tinggal bersama cucunya yang berusia 6 tahun. Klien
mengeluh batuk, berkeringat pada malam hari, nafsu makan berkurang, dan sesak. Klien
mengatakan pernag periksa ke PUSKESMAS dan di diagnosa menderita TB. Hasil
pengkajian didapatkan klien pernah tidak mengkonsumsi obat yang diberikan selama 5
hari, BB 50 kg, Tb 156 cm. Apakah intervensi keperawatan yang bisa diberikan kepada
keluarga klien?
a. Memberikan makanan tambahan
b. Menyampaikan klien untuk membuka jendela setiap pagi
c. Menganjurkan untuk menjemur tempat tidur dibawah sinar matahari
d. Merujuk klien ke pusat pelayanan kesehatan setempat
e. Menunjuk pengawas untuk mengontrol obat klien
6. Seorang laki-laki berusia 76 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas. Dari
hasil pemeriksaan TTV klien menunjukan : TD= 170/100 mmhg, RR= 25x/menit, N= 86
x/menit, auskultasi napas terdengar redup, klien berusaha bernpas menggunakan otot
bantu napas, dan lebih nyaman bernapas dengan mulut. Apakah diagnosa keperawatan
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Resiko penurunan curah jantung
c. Pola napas tidak efektif
d. Resiko perfusi miokard tidak efektif
e. Gangguan pertukaran gas
7. Seorang laki-laki berusia 69 tahun, klien mengeluh mengalami penurunan pendengaran,
pandangan kabur, dan mobilisasi dibantu menggunakan kursi roda. Pada saat dilakukan
pengkajian fisik didapatkan klien mengalami penurunan kekuatan otot ekstramitas
bawah. Apakah diagnosa keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Resiko jatuh
b. Resiko cedera
c. Kelelahan
d. Gangguan mobilitas fisik
e. Intoleransi aktivitas
8. Seorang wanita berusia 71 tahun tinggal di panti werdha sejak 1 tahun yang lalu. Klien
mengeluh tidak dapat mendengar dengan jelas pada kedua telinganya. Klien mengatakan
malu bertemu dengan sesama penghuni panti karena takut menyinggung perasaan, klien
sering berbicara dengan suara yang keras. Pendekatan apakah yang paling baik untuk
memfasilitasi komunikasi pada kasus tersebut diatas, adalah?
a. Berhadapan, berbicara lebih keras
b. Mengulang-ulang perkataan yang telah dikatakan
c. Berhadapan, berbicara pelan dengan volume biasa
d. Berbicara langsung pada telinga klien
e. Berbicara langsung pada telinga klien denga volume lebih keras
9. Perawat puskesmas melkakukan ku jungan kerumah salah seorang laki-laki berusia 74
tahun. Keluarga mengatakan klien sering mondar mandir dan keluyuran tidak jelas,
marah-marah, menuduh anggota keluarganya karena sering merasa kehilangan benda
miliknya, serta klien juga sedikit tremor. Apakah gangguan psikososial yang dialami
klien tersebut?
a. Halusinasi
b. Delirium
c. Pschizofrenia
d. Demensia
e. Depresi
10. Seorang perempuan berusia 60 tahun datang ke Puskesmas karena hipertensi. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan BB 70 kg dan TB 157 cm serta TD 150/100 mmhg. Dari hasil
pengkajian didapatkan klien mengatakan tidak menyukai makanan bersantan dan asin,
tidak suka begadang, dan tidak minum kopi. Apakah faktor resiko hipertensi yang tidak
dapat diubah dari kasus diatas?
a. Genetik
b. Obesitas
c. Suku
d. Diet tinggi garam
e. Aktivitas fisik

Anda mungkin juga menyukai