Oleh :
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan,ataupun penulisannya. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran
yang manfaatnya membangun semangat kami,khususnya dosen mata kuliah guna mencapai
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk baik dimasa yang akan datang.
Penyusun
Eka Hasriani R
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, yaitu cara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, figure tubuh
yang tidak proporsional dan daya ingat pun menjadi lemah atau pikun (Nugroho, 2014)
Menurut Meiner dan Lueckenotte (2006) dalam (Potter dan perry, 2010)
keperawatan gerontik adalah merupakanbidang yang meninjau pelayaan keperawatan
lansia sebagai seni dan praktik pengasuhan, pelayanan, dan pemberian rasa nyaman
dibandingkan dibandingkan sekedar penanganan penyakit. Keperawatan gerontik adalah
bentuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan menggunakan ilmu dan kiat
keperawatan gerontik, meencakup biopsikososial dan spiritual, dimana dimana klien
adalah orang yang sidah berusia lebih dari 60 tahun baik yang kondsinya sehat maupun
sakit.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep keperawatan lansia?
b. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada langsia dengan penyakit
hipertensi?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep keperawatan lansia.
b. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada langsia dengan penyakit
hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Konsep Lansia
A. Defenisi
Menurut Meiner dan Lueckenotte (2006) dalam (Potter dan perry, 2010)
keperawatan gerontik adalah merupakan bidang yang meninjau pelayaan keperawatan
lansia sebagai seni dan praktik pengasuhan, pelayanan, dan pemberian rasa nyaman
dibandingkan dibandingkan sekedar penanganan penyakit. Keperawatan gerontik
adalah bentuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan menggunakan ilmu
dan kiat keperawatan gerontik, meencakup biopsikososial dan spiritual, dimana
dimana klien adalah orang yang sidah berusia lebih dari 60 tahun baik yang
kondsinya sehat maupun sakit.
B. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO, batasan lansia meliputi:
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi
pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
Antara lain :
2. Konsep Medis
a. Defenisi
Hipertensi didefenisikan oleh Joint National Committee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg dan di klasifikasikan sesuai derajat keperahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (Td) normal tinggi sampai hipertensi maglina.
Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus)
atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali,
seringkali diperbaiki (Marilynn E. Doenges, 2012).
Hipertensi, disederhanakan dengan sebutan tekanan darah tinggi.
Didefenisikan sebagai elevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level
140 mmHg atau lebih dari tekanan darah diastolic (TDD) pada level 90 mmHg atau
lebih (Hwaks, 2014).
Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal
yang ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Murwani,
2009).
b. Etiologi
1) Faktor resiko yang tidak dapat diubah, yaitu:
a) Keturunan (genetic)
b) Umur
c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di
hantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis. pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah
terhadap rangsang vasokontriktor. Angiotensin adalah hormone petida yang berasal
dari protein angiotensinogen. Angiotensinogen di ubah menjadi angiotensin 1 dengan
katalis rennin selanjutnya angiotensin 1 akan di ubah menjadi angiotensin 11 dengan
di katalisasi oleh enzim ACE ( Angitensin Converting Enzyme ). Angitensin 11 adalah
suatu vasokonstriktor poten dan pemacu sekresi aldosteron. Aldosteron sendiri
menyebabkan peningkatan volume darah sehingga meningkatkan resistensi vaskuler
(Nugroho, 2014).
d. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala yang dapat ditemukan, sebagai berikut :
1) Peningkatan tekanan darah > 140 / 90 mmHg.
2) Pusing / migrain.
3) Penglihatan Kabur.
4) Mudah Marah.
5) Telingga berdenging / berdengung.
6) Rasa berat di tengkuk.
7) Mudah lelah dan lemah.
8) Sukar tidur.
9) Sesak nafas.
10) Suhu tubuh rendah.
11) Muka pucat.
12) Mata berkunang ± kunang
(Murwani, 2009)
e. Komplikasi
Seseorang dengan penyakit hipertensi dapat mengalami komplikasi antara lain :
1) Stroke
Dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah
yang diperdarahi nya berkurang. Arteri arteri otak yang mengalami arterosklerosis
dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisme
((corwin, 2000) dalam (Manuntung, 2018)).
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba seperti orang
bingung, bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa
lemah atau sulit digerakkan misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku tidak
dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak ((santoso
2006) dalam (Manuntung, 2018))
2) Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler
kapiler ginjal glomerulus. Rusaknya glomerulus mengakibatkan darah akan
mengalir ke unit unit fungsional ginjal nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksia dan kematian titik dengan rusaknya membran glomerulus
protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik
(corwin 2000 dalam (Manuntung, 2018))
3) Gagal jantung
Merupakan kondisi dimana jantung mengalami kegagaglan dalam
menjalankan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Fikriani, 2018).
Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya ke
jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan
lain. Cairan di dalam paru-paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan di
tungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir 2002
dalam (Manuntung, 2018))
4) Serangan jantung
Serangan jantung dapat sebabkan oleh hipertensi. Sebesar 70% penderita
serangan jantung merupakann penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat
hipertensi. Serangan jantug terjadi akibat suplai oksigen yang diperlukan untuk
kehidupan di jantung berkurang. Dimana kondisi ini terjadi karna adanya
Peningkatan tekanan darah yang menyebabkan pembuluh darah menjadi
menyempit sehingga aliran darah yang menuju ke jantung menjadi berkurang. Hal
inilah yang menyebabkan sehingga suplai oksigen pada jantung rendah (Fikriani,
2018).
f. Pemeriksaan Diagnostic
1) Hemoglobin / hematokrit : bukan diagnostic tetapi, mengkaji hubungan dari sel
± sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-
faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) Glukosa : Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
3) Kolesterol dan trigliserida serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
4) Urinalisa : Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
5) Asam Urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko
terjadinya hipertensi.
6) IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab penyakit hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal/ureter.
7) CT Scan : Mengkaji tumor serebral, ensefalopi.
8) Foto dada / thoraks : Dapat menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katup.
9) EKG : Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi
(Marilynn E. Doenges, 2012)
g. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan non farmakologis
a) Modifikasi gaya hidup
b) Pembatasan natrium
d) Olahraga
2) Penatalaksanaan Farmakologis
a. Identitas klien
b. Keluhan Utama
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Nama : Ny. H
Umur : 65 Tahun
Telp :-
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
2. Riwayat Keluarga
a. Pasangan : Hidup
Kesehatan : menderita Hipertensi dan asam urat
Umur : 70 tahun
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
b. Anak : Hidup
- Anak 1
Nama : Tn. A
Alamat : Domisili Kalimantan
- Anak ke-2
Nama : Ny. H
Alamat : Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
- Anak ke-3
Nama : Tn. H
Alamat : Jl.Rambutan
- Anak ke-4
Nama : Ny. H
Alamat : Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
3. Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : klien mengatakan tidak bekerja sehari-harinya dia hanya
tinggal dirumah saja.
Pekerjaan sebelumnya : klien mengatakan sebelumnya bekerja sebagai IRT.
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan Riwayat Lingkungan
Hidup: Klien mengatakan sumber pendapannya saat ini dari anak-anaknya baik obat dll.
Rumah sakit : -
Klinik :-
Lain-lain : -
7. Kebiasaan /Ritual
Agama : Islam
Istirahat/tidur : Klien mengatakan kadang melakukan tidur siang, klien mengatakan saat
malam hari ia tidur pada pukul >- 20:00 wita.
Kepercayaan : Klien percaya setiap penyakit yang diderita merupakan cobaan dari Allah.
Ritual makan : Klien mengatakan sebelum makan ia mengucapkan Bismillah.
8. Status kesehatan saat ini
Status kesehatan selama 1 tahun dan 5 tahun terakhir : klien mengatakan pernah
melakukan operasi pada kedua matanya karena penglihatannya sudah kabur pada tahun
2020 lalu. Klien mengatakan sering mengeluh sakit kepala dan lehernya terasa tegang,
Klien mengatakan menderita penyakit hipertensi sudah > 3 tahun.
S : 5 (sedang)
T : Hilang Timbul
TTV :
TD = 150/100 mmHg N = 90 x/menit
S = 36,5’C R = 18 x/menit
Obat-obatan
Dosis obat : -
Tanggal resep : -
Obat-obatan : -
Makanan : -
Faktor-faktor lingkungan :-
Nutrisi
Diet 24 jam terakhir (termasuk cairan) : Klien mengatakan tidak sedang menjalali diet
apapun baik makanan maupun minuman.
Diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan : klien mengatakan tidak mengkonsumsi
makanan seperti ikan asin dan makan yang terlalu banyak mengandung garam karena
jika ia mengkonsumsi makanan seperti itu maka tekanan darahnya naik.
Trauma : -
Tanggal – Tempat -
Operasi
Riwayat obstetric : -
identik
: Perempuan : Berpisah
Integumen Ya Tidak
Lesi/luka √
Pruritus √
Perubahan pigmentasi √
Perubahan tekstur √
Sering memar √
Perubahan rambut √
Perubahan kuku √
Pemajanan lama terhadap matahari √
Pola penyembuhan lesi, memar, klien mengatakan memar yang di daerah tubuh,
tangan atau pinggangnya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Hemopoetik Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal √
Pembengkakan kelenjar limfa √
Anemia √
Riwayat transfusi darah √
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala √
Trauma berarti pada masa lalu √
Pusing √
Gatal kulit kepala √
Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan √
Kaca mata/lensa kontak √
Nyeri √
Air mata berlebihan √
Pruritus √
Bengkak sekitar mata √
Diplopia √
Kabur √
Fotofobia √
Riwayat infeksi √
Leher Ya Tidak
Kekakuan √
Nyeri/nyeri tekan √
Benjolan/massa √
Keterbatasan gerak √
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran √
Tinitus √
Vertigo √
Sensitivitas pendengaran √
Alat-alat protesa √
Riwayat infeksi √
Payudara Ya Tidak
Benjolan/massa √
Nyeri/nyeri tekan √
Bengkak √
Keluar cairan dari putting susu √
Pola pemeriksaan payudara sendiri : klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
payudaranya.
Tanggal dan hasil mammogram terakhir : -
Pernafasan Ya Tidak
Batuk √
Sesak nafas √
Hemoptisis √
Sputum √
Bunyi nafas abnormal √
Asma/alergi pernafasan √
Perkemihan Ya Tidak
Disuria √
Frekuensi √
Menetes √
Ragu-ragu √
Dorongan √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Batu √
Infeksi √
Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada √
Palpitasi √
Sesak nafas √
Dispnea pada aktivitas √
Ortopnea √
Murmur √
Edema √
Varises √
Parastesia √
Perubahan warna kaki : -
Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia √
Tak dapat mencerna √
Nyeri ulu hati √
Mual/muntah √
Hematemesis √
Perubahan nafsu makan √
Intoleran makanan √
Ulkus √
Nyeri √
Ikterik √
Benjolan/massa √
Perubahan kebiasaan defekasi √
Diare √
Konstipasi √
Melena √
Hemoroid √
Perdarahan rectum √
Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri persendian √
Kekakuan √
Pembengkakan sendi √
Deformitas √
Spasme √
Kram √
Kelemahan otot √
Masalah cara berjalan √
Nyeri punggung √
Protesa √
Pola kebiasaan latihan √
Sistem Ya Tidak
Reproduksi
Intoleran panas √
Intoleran dingin √
Goiter √
Pigmentasi kulit/tekstur √
Perubahan rambut √
Polifagia √
Polidipsi √
Poliuria √
Psikososial Ya Tidak
Cemas √
Depresi √
Insomnia √
Menangis √
Gugup √
Takut √
Kesulitan berkonsentrasi √
Mekanisme koping klien nampak adaktif klien bersedia menceritakan gejala dan
penyakit yang ia derita
Masalah tentang kematian :klien mengatakan semuanya sudah diatus sama yang maha
kuasa
PENGKAJIAN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) untuk mengkaji depresi
pada lansia sebagai berikut :
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu sekarang merasa puas dengan kehidupannya ? √
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau √
kesenangan akhir-akhir ini ?
3. Apakah bapak/ibu merasa hampa/kosong dalam hidup ini ? √
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? √
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan yang baik dimasa √
depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang √
mengganggu terus menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik setiap saat ? √
8. Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi √
pada anda ?
9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia pada sebagian besar waktu ? √
10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu untuk berbuat √
apa- apa ?
11. Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan gelisah ? √
12. Apakah bapak/ibu senang tinggal dirumah daripada keluar rumah √
dan mengerjakan sesuatu ?
13. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa depan ? √
14. Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering lupa ? √
15. Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu sekarang √
menyenangkan ?
16. Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus asa ? √
17. Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini ? √
18. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa lalu ? √
19. Apakah bapak/ibu merasa hidup ini menggembirakan ? √
20. Apakah bapak/ibu untuk memulai kegiatan yang baru ? √
21. Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ? √
22. Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan? √
23. Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik √
keadaannya daripada bapak/ibuk ?
24. Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang sepele ? √
25. Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ? √
26. Apakah bapak/ibu sering sulit berkonsentrasi ? √
27. Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun tidur ? √
28. Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial ? √
29. Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu keputusan ? √
30. Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam memikirkan √
sesuatu seperti dulu ?
Parameter
Minat aktifitas 2, 12, 20, 28 27
Perasaan sedih 16, 25 9, 15, 19
Perasaan sepi dan bosan 3, 4
Perasaan tidak berdaya 10, 17, 24
Perasaan bersalah 6, 8, 11, 1, 23 18
Perhatian/konsentrasi 14, 26, 30 29
Semangat atau harapan thdp masa depan 13, 22 5, 7, 21
Skoring nilai 1 diberikan pada pernyataan favourable untuk jawaban “ya” dan
nilai 0 untuk jawaban “tidak” sedangkan untuk pernyataan unfavourable,
jawaban “tidak” diberi nilai 1 danjawaban “ya” diberi nilai 0
Total : 9 (menunjukkan tidak adanya depresi)
BERG BALANCE SCALE
Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur keseimbangan
static dan dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item tugas
keseimbangan (balance task) yang umum dalam kehidupan sehari-hari.
No Item Skor (0-4)
keseimbangan
1. Duduk ke berdiri 4 = dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan
menstabilkanindependen.
3 = mampu berdiri secara independen
menggunakan tangan. 4
2 = mampu berdiri menggunakan tangan setelah
mencoba.
1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri atau
menstabilkan
0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk berdiri.
2. Berdiri 4 = dapat berdiri dengan aman selama
tanpa 2 menit.
penunjan 3 = mampu berdiri 2 menit dengan
g pengawasan.
2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak dibantu/ditunjang.
4
1 = membutuhkan beberapa waktu untuk mencoba
berdiri 30detik yang tidak dibantu.
0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama 30 detik
3. Duduk tanpa 4 = bisa duduk dengan aman dan aman
penunjang selama 2 menit
3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan
2 = mampu duduk selama 4
30 detik1 = bisa duduk
10 detik
0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang
4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan
minimal tangan
3 = mengontrol posisi turun dengan menggunakan 4
tangan
2 = menggunakan punggung kaki terhadap
kursi untukmengontrol posisi turun
1 = duduk secara independen tetapi memiliki
keturunan yangtidak terkendali
0 = kebutuhan membantu untuk duduk.
5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan penggunaan
ringan tangan
3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti aman 4
dari tangan
2 = dapat mentransfer dengan pengawasan
1 = membutuhkan satu orang untuk membantu
0 = membutuhkan dua orang untuk membantu atau
mengawasi
6. Berdiri dengan 4 = dapat berdiri 10 detik dengan aman
matatertutup 3 = dapat berdiri 10 detik dengan
pengawasan2 = mampu berdiri 3
detik
1 = tidak dapat menjaga mata tertutup 3 detik tapi tetap
4
aman
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
7. Berdiri dengan 4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
kakirapat independendan berdiri 1 menit aman
3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
independen
dan berdiri 1 menit dengan pengawasan 4
2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
mandiritetapi tidak dapat tahan selama 30 detik
1 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi
tapi mampuberdiri 15 kaki bersama-sama detik
0 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak
dapattahan selama 15 detik
8. Menjangkau ke 4 = dapat mencapai ke depan dengan percaya diri 25 cm
depandengan (10 inci) 4
tangan 3 = dapat mencapai ke depan 12 cm (5 inci)
2 = dapat mencapai ke depan 5 cm (2 inci)
1 = mencapai ke depan tetapi membutuhkan pengawasan
0 = kehilangan keseimbangan ketika mencoba /
memerlukandukungan eksternal
2 Berpakaian Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung : √
4 Berpindah Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
√
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Tergantung :
√
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers)
6 Makan Mandiri :
Mengambil makanan dari piring danmenyuapinya
sendiri
Bergantung : √
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien Analisis
Hasil:
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen(BAK/BAB),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)
) Peny.Lain -
Pemeriksa: Eka Hasriani R. Tgl Selasa, 30 November 2021
Nilai Nilai
Item Tes maks.
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah 5 5
sakit), (lantai/kamar)
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap 3 3
benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama
benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar.
Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangan
Skor total 30 30
MORSE FALL SCALE (MFS)/ SKALA JATUH DARI MORSE
Nama Lansia : Ny. H
Umur : 65 Tahun
6. Status Mental 0 -
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 25
Keterangan:
S : 5 (sedang)
T : Hilang Timbul
- Klien mengatakan setelah sakit nafsu makannya berkurang, klien mengatakan
ulu hatinya terasa nyeri saat terlambat makan
- Setelah sakit klien merasa tidurnya tidak nyenyak dan selalu terbangun
dikarenakan nyeri pada kepalanya yang ia rasakan.
- Klien mengatakan merasa kesulitan tidur saat mengkonsumsi obat hipertensi
dikarenakan obat tersebut membuatnya selalu ingin berkemih
- Klien mengatakan sulit menggerakkan kaki sebelah kirinya karena sering
merasa kram
- Klien mengatakan sering merasakan nyeri pada punggungnya saat melakukan
aktivitas berlebih
- Klien mengatakan sulit melakukan aktivitas sehari-harinya dengan kondisi yang
seperti itu.
- Klien mengeluh mudah merasa lelah saat banyak melakukan aktivitas
- Klien nampak gelisah
TTV :
TD = 150/100 mmHg N = 90 x/menit S = 36,5’C R = 18 x/menit
Lampiran 3
S : 5 (sedang)
T : Hilang Timbul
Do :
- Klien nampak gelisah
- TD = 150/100 mmHg
seperti itu.
- N : 90x/menit
Ds : Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
- Setelah sakit klien
merasa tidurnya tidak
nyenyak dan selalu
terbangun dikarenakan
nyeri pada kepalanya
yang ia rasakan.
- Klien mengatakan
merasa kesulitan tidur
saat mengkonsumsi
obat hipertensi
dikarenakan obat
tersebut membuatnya
selalu ingin berkemih
- Klien mengatakan sulit
melakukan aktivitas
sehari-harinya dengan
kondisi yang seperti itu.
Do : -
Lampiran 5
Wisma :-
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
fisik berhubungan Tindakan keperawatan
Tindakan
dengan nyeri selama 2x24 jam, maka
diharapkan mobilitas Observasi
menurun - Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis.
Pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
Edukasi
PENUTUP
1. Kesimpulan
keperawatan gerontik adalah merupakanbidang yang meninjau pelayaan
keperawatan lansia sebagai seni dan praktik pengasuhan, pelayanan, dan pemberian rasa
nyaman dibandingkan dibandingkan sekedar penanganan penyakit. Keperawatan gerontik
adalah bentuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan menggunakan ilmu dan
kiat keperawatan gerontik, meencakup biopsikososial dan spiritual, dimana dimana klien
adalah orang yang sidah berusia lebih dari 60 tahun baik yang kondsinya sehat maupun
sakit.
Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa
cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya
2. Saran
Buchman. (2010). Apa Yang Anda Ketahui Terhadap Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra
Aji Parama.
Fikriani, R. (2018). Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Depublish.
Hwaks, Y. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen klinis untuk hasil yang
diharapkan, Edisi 8-Buku 2. Singapura: Elseiver.
Manuntung, A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi. Malang: Wineka
Malang.
Marilynn E. Doenges, M. F. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Murwani. (2009). Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pasien dengan Gangguan sistem pernafasan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho. (2014). Proses Keperawatan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Kelurga Ny.H
Jam : 10.30 - Selesai
Waktu : 20 Menit
Tanggal : 30 November 2021
Tempat : Kediaman Ny.H
Alamat : Bentennge, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale
Pemateri : Eka Hasriani R
A. Latar Belakang
Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa
cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Murwani, 2009).
Hipertensi, disederhanakan dengan sebutan tekanan darah tinggi. Didefenisikan
sebagai elevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau
lebih dari tekanan darah diastolic (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Hwaks, 2014).
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar
orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia
terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi
mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Keluarga Ny. H mampu
memahami dan mengerti tentang Hipertensi.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan
Keluarga Ny.H dapat:
1. Menjelaskan pengertian hipertensi.