Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN GANGGUAN KONGENITAL ATRESIA ANI

KELOMPOK 2 (KELAS A)
EKA HASRIANI R
FIDYAWATI
INDRIANI
JUSNIATI
AHMAD AFANDI (SP)
DEFENISI ATRESIA ANI

 Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus, rectum
atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002)
 Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian
entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau
sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan
rectum. (sumber Purwanto. 2001 RSCM)
 Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna
L. Wong, 520 : 2003).
ETIOLOGI

Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:


1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa
lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus,
rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat
sampai keenam usia kehamilan.
PATOFISIOLOGI

Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :


1. Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit
karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa
lubang dubur.
3. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada
kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga
bulan.
MANIFESTASI KLINIS

1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.


2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
3. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya.
4. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula).
5. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
6. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal.
7. Perut kembung.
(Betz. Ed 7. 2002)
KOMPLIKASI

Menurut (Ngastiyah, 2005). Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain:
 Asidosis hiperkloremia.
 Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.
 Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
 Komplikasi jangka panjang yaitu eversi mukosa anal, stenosis (akibat konstriksi jaringan perut
dianastomosis).
 Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
 Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi).
 Prolaps mukosa anorektal.
 Fistula (karena ketegangan abdomen, diare, pembedahan dan infeksi).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut :


 Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostik yang umum dilakukan pada
gangguan ini.
 Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel mekonium.
 Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi (teknik wangensteen-rice) dapat menunjukkan adanya kumpulan
udara dalam ujung rectum yang buntu pada mekonium yang mencegah udara sampai keujung kantong
rectal.
 Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak rectal kantong.
 Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan menusukan jarum tersebut sampai melakukan
aspirasi, jika mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm Derek tersebut dianggap
defek tingkat tinggi.
 Pemeriksaan radiologis
PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan kelainan. Semakin tinggi
gangguan, semakin rumit prosedur pengobatannya. Untuk kelainan dilakukan kolostomi beberapa lahir,
kemudian anoplasti perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal)
dilakukan pada bayi berusia 12 bulan. Pembedahan ini dilakukan pada usia 12 bulan dimaksudkan untuk
memberi waktu pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang.
2. Pengobatan
 Aksisi membran anal (membuat anus buatan)
 Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 3 bulan dilakukan korksi sekaligus
(pembuat anus permanen)
PENGKAJIAN

Diperlukan pengkajian yang cermat dan teliti untuk mengetahui masalah pasien dengan
tepat, sebab pengkajian merupakan awal dari proses keperawatan. Dan keberhasilan
proses keperawatan tergantung dari pengkajian.
1. Identitas Klien
2. Riwayat Keperawatan
Konsep teori yang digunakan penulis adalah model konseptual keperawatan dari
Gordon. Menurut Gordon data dapat dikelompokkan menjadi 11 konsep yang meliputi :
1. Persepsi Kesehatan – Pola Manajemen Kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan perawatan di rumah.

2. Pola nutrisi – Metabolik


Anoreksia, penurunan BB dan malnutrisi umum terjadi pada pasien dengan atresia ani post
kolostomi. Keinginan pasien untuk makan mungkin terganggu oleh mual dan muntah dampak dari
anestesi.

3. Pola Eliminasi
Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru maka tubuh dibersihkan dari
bahan - bahan yang melebihi kebutuhan dan dari produk buangan. Oleh karena pada atresia ani
tidak terdapatnya lubang pada anus, sehingga pasien akan mengalami kesulitan dalam defekasi
(Whaley & Wong,1996).
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Pola latihan dan aktivitas dipertahankan untuk menghindari kelemahan otot.

5. Pola Persepsi Kognitif


Menjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan masa lalu dan
ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.

6. Pola Tidur dan Istirahat


Pada pasien mungkin pola istirahat dan tidur terganggu karena nyeri pada luka inisisi.

7. Konsep Diri dan Persepsi Diri


Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body comfort. Terjadi perilaku
distraksi, gelisah, penolakan karena dampak luka jahitan operasi (Doenges,1993).
8. Peran dan Pola Hubungan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit. Perubahan pola biasa
dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran (Doenges,1993).

9. Pola Reproduktif dan Sexual


Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagi alat reproduksi (Doenges,1993).

10. Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi


Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah keuangan, rumah (Doenges,1993).

11. Pola Keyakinan dan Nilai


Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan
konsekuensinya dalam keseharian. Dengan ini diharapkan perawat dalam memberikan motivasi dan
pendekatan terhadap klien dalam upaya pelaksanaan ibadah (Mediana,1998).
3. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien atresia ani adalah
anus tampak merah, usus melebar, kadang – kadang tampak ileus obstruksi,
termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan, pada
auskultasi terdengan hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam 24 jam setelah
bayi lahir, tinja dalam urin dan vagina (Whaley & Wong,1996).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi

2) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan

3) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya kolostomi

4) Defisit nutrsi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

5) Defisit pengetahuan keluarga berhubungan dengan kebutuhan perawatan di rumah

Anda mungkin juga menyukai