KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dari pihak
penyusun makalah dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Psikologi dengan
membahas “Ansietas”
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih rekan-rekan kelompok kami
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, walaupun ada beberapa hambatan yang
kami alami dalam penyusunan makalah ini.Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras
dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca.Dan
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat
memakluminya. Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik, dan saran sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.Sekian dan terima kasih.
1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui pengertian dari Ansietas
Untuk Mengetahui penyebab Ansietas
Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan tumbuh kembang anak
Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan motorik pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderumng
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu
berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
4. Ansietas panic
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
Ekstrinsik :
– Factor psikis dan social, misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan
dari orangtua. Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang
– Factor ekonomi
– Factor lingkungan (termasuk paparan infeksi, racun atau parasite). Selain itu stimulasi
mental juga bisa mempengaruhi perkembangan anak
Beberapa factor resiko lain :
– Penyakit yang diderita anak tapi tidak terdiagnosis
– Kemiskinan
– Lingkungan emosional yang negatif
– Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh
Gejala :
– Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secara normal
berdasarkan tabel pertumbuhan standar
– Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berjalan dengan
lambat
– Kemampuan mental dan social yang tertunda
– Perkembangan ciri seksual sekunder yang tertunda (pada wanita)
Diagnosa :
– Pengukuran tinggi badan dan berat badan, dengan melihat grafik pertumbuhannya
– Pemeriksaan darah
– Analisa air kemih
– Pemeriksaan hormone, misalnya hormone tiroid
– Rontgen untuk menentukan usia tulang
·Penatalaksanaan
1) Pola asuh Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh atau protektif,
maka pertama-tama yang harus diubah adalah sikap orang tua. Orang tua harus
membiarkan anaknya bergerak bebas sebatas tidak membahayakan si kecil.
2) Kelainan tubuh Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tertentu
maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak . melalui berbagai pemeriksaan
dokter dapat mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
3) Kurang bergerak Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil dapat pula
disebabkan kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan . kalau hal ini yang
terjadi , tata laksana yang dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medic antara
lain dengan fisioterapi dengan melatih otot-otot si kecil.
4) Kecukupan gizi Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar pertumbuhan
fisik anak optimal. Kondisi ini memungkinkan kemampuan motorik akan terasah
dengan baik,
5) Kematangan otot Bayi yang memiliki kematangan otot sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan motorik kasarnya. Hal ini akan sulit pula menstimulasi. Yang perlu
dilakukan hanyalah memberikan fisioterapi okupasi ditambah terafi obat – obatan
jika memang dianggap perlu.
6) Berat tubuh Berat tubuh berlebihan kemungkinan membuat bayi menjadi sulut
mengembangakan motorik kasarnya. Yang diperlukan adalah menjaga asupan
makanan si kecil agar berat badannya mendekati angka ideal.
7) Kenyamanan Kekurang nyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang melekat di
tubuh bayi. Terkadang bayi menjadi sulit bergerak karena terikat bedong. Saat
belajar berjalan sebaiknya lepaskan kaos kaki atau kenakan kaos dan sepatu yang
tidak licin.
8) Pengalaman negatif Pengalaman negatif misalnya saat berjalan merangkak si kecil
pernah terjatuh yang membuat gusinya berdarah. Hal ini dapat membuatnya trauma
dan enggan melaukan latihan sehingga kemampuannya terlambat muncul.
9) Sakit Bayi sering sakit diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek, maupun radang
tenggorokan yang akan membuat perkembangan motoriknya terlambat dibandingkan
bayi seusianya.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANSIETAS
I. PENGERTIAN
A. Ketegangan atau kecemasan dalam diri tanpa tujuan / obyek kecemasan tidak disadari dan
berkaitan dengan kehilangan self image (freud).
B. Kecemasan timbul karena adanya ancaman terhadap self esteem oleh orang terdekat. pada orang
dewasa kecemasan dialami bila prestige dan dignity diri terancam oleh orang lain (sullivan).
C. Kecemasan mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu respon terhadap bahaya yang tidak
diketahui yang muncul bila ada hambatan pemanuhan kebutuhan (pepleu).
D. Kekuatiran (uneasiness), keprihatinan, (apprehension), ketakutan (dread) terhadap sesuatu yang
akan terjadi yang dihubungkan dengan sumber yang tidak dikenali dari bahaya yang diantisipasi
(friedman, kaplan, sadock)
E. Respon emosional / manifestasi afek yang tidak pasti dan tidak berdaya
STRESSOR
STRESS
KECEMASAN
A. ANSIETAS RINGAN
1. Respon Fisiologis
Sesekali nafas pendek
Nadi dan tekanan darah naik
Gejala ringan pada lambung
Muka berkerut dan bibir bergetar.
2. Respon Koginitif
Lapang persepsi meluas
Mampu menerima rangsang yang komplek
Konsentrasi pada masalah kecemasannya
Menyelesaikan masalah secara efektif
3. Respon Perilaku dan Emosi
Tidak dapat duduk tenang
Tremor halus pada tangan
Suara kadang-kadang meninggi
B. ANSIETAS SEDANG
1. Respon Fisiologis
Sering nafas pendek
Nadi (extra sistole) dan tekanan darah naik
Mulut kering
Anorexia
Diare / konstipasi
Gelisah
2. Respon Koqnitif
Lapang persepsi menyempit
Rangsang luar tidak mampu diterima
Berfokus pada aa saja yang menjadi perhatiannya
3. Respon Perilaku dan emosi.
Gerakan tersentak-sentak
Bicara banyak dan lebih cepat
Susah tidur
Perasaan tidak aman
C. ANSIETAS BERAT
1. Respon Fisiologis
Nafas pendek
Nadi dan tekanan darah naik
Berkeringat dan sakif kepala
Penglihatan kabur
Ketegangan.
2. Respon Koginitif
Lapang persepsi sangat sempit
Tidak mau menyelesaikan masalah
3. Respon Perilaku dan Emosi
Perasaan ancaman meningkat
Verbalisasi cepat
Blocking
D. ANSIETAS PANIK.
1. Respon Fisiologis
Nafas pendek
Rasa tercekik dan palpitasi
Sakit dada
Pucat
Hipotensi
Koordinasi motorik rendah.
2. Respon Kognitif
Lapang persepsi sangat sempit
Tidak dapat berfikir logis
3. Respon Emosi
Agitasi, menmgamuk, marah
Ketakutan, berteriak – teriak, blocking
Kehilangan kendali / kontrol diri
Persepsi kacau
H. Kognitif
Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, pelupa, salah tafsir, blocking, menurunnya lahan
persepsi, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, kesadaran diri dan kuatir
berlebihan, hilang obyektifitas.
I. Afektif
Tidak sabar, tegang berlebihan, teror, gugup luar biasa dan sangat gelisah
X. EVALUASI
A. Ancaman integritas fisik atau sistern diri klien berkurang dalam sifat, jumlah, asal dan waktunya.
B. Perilaku klien mencerminkan penurunan tingkat ansietas.
C. Klien mengenal ansietasnya mempunyai pandangan terhadap perasaan ansietasnya.
D. Sumber koping dimanfaatkan setara adekuat dan konstruktif.
E. Klien mampu menggunakan strategi penyelesaian masalah yang adaptif untuk mengurangi
ansietas.
F. Menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan pertumbuhan atau perubahan personal.
Kasus I
Ibu T, 55 tahun, bertempat tinggal di salah satu pemukiman padat di Jakarta. Ibu T sudah dua hari dirawat
di unit prikiatri RSCM karena tidak bisa tidur, sering menangis keras dan teriak-teriak “Api.. Api..Api..”
Menurut keterangan tetangga yang membawa ibu T ke RSCM, kondisi ibu T yang labil tersebut mulai
terlihat sejak kejadian bencana kebakaran yang menimpa keluarganya 1 minggu yang lalu. Bencana yang
disebabkan kelalaian salah satu penduduk di pemukiman padat itu, telah menewaskan suami dan kedua
anak Ibu T. Saat ini ibu T tampak lebih tenang. Dia mengatakan setelah kejadian kebakaran tersebut ia
selalu terkenang dengan suami dan anaknya, tidak mau melihat foto suami dan anaknya, sering terbangun
saat tidur malah hari, nafsu makan menjadi menurun. Malas melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil
observasi klien tampak sering melamun
-Klien
Berduka
Berikan
kenyamanan dan
ketentraman hati
-tinggal bersama
klien
-jangan membuat
tuntutan atau
meminta klien
untuk membuat
keputusan
-Tekankan bahwa
semua orang
merasakan cemas
dari waktu ke
waktu
-Berbicara
dengan perlahan
dan tenang,
menggunakan
kalimat yang
pendek dan
sederhana
-Perlihatkan rasa
empati.
Singkirkan
stimulasi yang
berlebihan
Bila ansietas
telah berkurang,
-Menghubungkan cukup untuk
peningkatan terjadi
kenyamanan pemahaman,
psikologi dan Bantu klien
fisiologis dalam mengenali
ansietas dengan
tujuan untuk
mulai memahami
atau memecahkan
masalah.
-Dorong klien
untuk
menyimpan buku
harian.
-bantu untuk
menganalisis
buku harian
untuk
mengidentifikasi
pencetus
-Gali perilaku
alternative apa
yang dapat
digunakan jika
mekanisme
kopingnya
-Menggunakan
maladaptif
mekanisme
koping yang
efektif dalam
menangani Ajarkan
Tujuan khusus: ansietas. penghentian
ansietas untuk
Memudahkan digunakan bila
pembelajaran situasi yang
cara-cara baru menimbulkan
untuk stress tidak dapat
menurunkan dihindari:
ansietas
-melihat ke atas
-kontrol
pernapasan
-menurunkan
bahu
-memperlambat
pikiran
-mengubah suara
-memberi
petunjuk pada
diri sendiri
-latihan
-mengubah
ekspresi wajah
-membayangkan
melihat situasi
dari jauh
Gali intervensi
yang menurunkan
ansietas
Berikan aktivitas
yang dapat
menurunkan
tegangan
Strategi Pelaksanaan 1
Tujuan Khusus:
Tindakan keperawatan
-Kaji pengetahuan klien tentang cara yang baisa digunakan untuk mengurangi tingkat ansietas
-Mengajarkan teknik relaksasi
Orientasi
Selamat pagi ibu, Saya Dewi, perawat yang akan merawat ibu pagi ini. Nama ibu siapa? Senangnya
dipanggil apa? Baik Ibu T. Bagaimana perasaan ibu T pagi ini? Bagaimana jika sekarang kita mengobrol
tentang keadaan ibu T? Baik kalau begitu, ibu T ingin berbincang-bincang dimana? Baik, disini saja. Kita
berbincang-bincang selama 15 menit ya, bu.
Kerja
“Tadi ibu T mengatakan bahwa ibu T masih merasa takut pasca kejadian yang menimpa ibu, rasa takut
yang seperti apa ibu rasakan? Kalau misalnya ada rentang 1 sampai 10, 1 untuk tidak merasa cemas dan
10 sangat cemas, rasa cemas ibu ada di rentang ke berapa? Kalau cemas, biasanya apa yang ibu T
lakukan? Ooh, ibu T jadi tidak berani mengingat kejadian itu, tidak nafsu makan. Ibu T tahu, apa
akibatnya jika ibu T tidak nafsu makan? Ya, itu akan mengganggu kesehatan ibu T. Saya memiliki cara
untuk mengurangi rasa cemas ibu T, yaitu teknik relaksasi, atau nafas dalam, apakah ibu mau
mempelajarinya? Jadi seperti ini, jika ibu merasa cemas, tarik nafas dalam-dalam lewat hidung, lalu tahan
sebentar, kemudian hembuskan lewat mulut, seperti ini. Coba ibu lakukan. Iya, seperti itu, Bagus sekali
ibu T. Coba lakukan sebanyak 5 kali. Nah, seperti itu. Ibu T bisa melakukannya kapan saja setiap ibu T
cemas.
Terminasi.
SP2
-Evaluasi SP1
Orientasi
Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya? Bagaimana perasaan ibu T pagi ini? Bagaimana teknik
relaksasi? Sudah dilakukan? Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar melakukan aktivitas lain
yang dapat menurunkan rasa cemas ibu T
Kerja
Nah, sekarang kita akan melakukan aktivitas lain untuk mengurangi rasa cemas ibu T. Selain menyulam,
biasanya apa yang ibu suka lakukan di rumah jika sedang sendirian? Menyiram tanaman? Wah, bagus
sekali. Bagaimana perasaan ibu T setelah menyiram tanaman? Senang? Wah,. Bagus. Kalau begitu,
bagaimana jika kita melakukannya sekarang? apakah ibu bersedia? Coba ibu lakukan. Iya, seperti itu,
Bagus sekali ibu T. Bagaimana jika kita masukan ke dalam jadwal?
Terminasi.
Baik, nanti sore jam 4 kita bertemu lagi untuk belajar cara lain yang dapat mengurangi rasa cemas ibu T.
Bagaimana? Ibu T mau mengobrol dimana? Baik, di sini. Sampai ketemu nanti sore ya.
SP3
Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya? Bagaimana perasaan ibu T pagi ini? Bagaimana teknik
relaksasi dan menyiram tanamannya? Sudah dilakukan? Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan
belajar melakukan aktivitas lain yang dapat menurunkan rasa cemas ibu T
Kerja
Nah, sekarang kita akan berlatih hipnotis lima jari, yaitu dengan cara membayangkan hal yang
menyenangkan pada ibu T. Caranya seperti ini, pertama pejamkan mata, lalu tempelkan masing2 ibu jari
tangan ke jari telunjuk seperti ini, kemudian bayangkan hal yang menyenangkan dalam diri ibu T. Yang
pertama, bayangkan cinta pertama ibu T, lalu, pindahkan ibu jari menempel ke jari tengah, bayangkan
bagian tubuh yang ibu sukai. Kemudian, pindahkan lagi ibu jari ke jari manis, tempat-tempat yang ibu
senangi, kemudian, pindahkan ke jari kelingking, bayangkan makanan kesukaan ibu.coba kita praktekan
ya, Wah, bagus sekali. Bagaimana jika kita masukan ke dalam jadwal?
Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu T setelah berlatih hipnotis lima jari ini? “coba, tadi bagaimana cara-caranya?”
Baik, nanti sore jam 4 kita bertemu lagi untuk belajar cara lain yang dapat mengurangi rasa cemas ibu T.
Bagaimana? Ibu T mau mengobrol dimana? Baik, di sini. Sampai ketemu nanti sore ya.”
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kecemasan merupakan suatu sensasi aprehensif atau takut yang menyeluruh yang
bersifat normal pada berbagai kondisi, namun dapat menjadi abnormal jika berlebihan dan
tidak sesuai dengan proporsi ancamannya. Pola-pola tingkah laku terganggu dimana
kecemasan menjadi ciri yang paling menonjol diberi label gangguan kecemasan.
Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu gangguan panik, gangguan cemas
menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif, gangguan fobia dan stres akut serta stres pasca
trauma.
Berbagai perspektif teoritis menjelaskan mengenai terjadinya gangguan kecemasan ini,
seperti perspektif psikoanalisa, behavioral, kognitif, dan biologis. Perbedaan perspektif
tersebut juga berdampak pada perbedaan bentuk penanganan yang diberikan untuk mengatasi
gangguan kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Harold I, dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya Medika : Jakarta
Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit Aesculapius : Jakarta.
Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Penerbit MocoMedia : Yogyakarta.
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC : Jakarta.
Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC : Jakarta.
Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar sKeperawatan Jiwa, EGC : Jakarta.
Amstrong, Thomas. 2002. The Seven Kinds of Smart. Jakarta : Gramedia
http://dokteranakku.com/?p:207”>perkembangan motorik kasar http//Rully.blogdetik.com
Anonym . 2002.Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan 13