Anda di halaman 1dari 21

Internal Audit & Enterprise Governance

Dosen Pengampu: Dr. Khayatun Nufus, M.Si.

Disusun oleh:

M. Zul Hakim Qudsi 11170820000017

Siti Anita Nurhasanah 11170820000035

Khalid Raihan 11170820000039

Akuntansi 6A Kelompok 1

PROGRAM INTERNAL AUDITING

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan,
rakhmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Internal Audit
“Internal Audit & Enterprise Governance” ini sesuai dengan harapan dan selesai tepat pada
waktunya.
Dibuatnya makalah ini penyusun bertujuan agar setiap pembaca dapat mengerti dan
menambah pengetahuannya mengenai Internal Audit & Enterprise Governance. Penyusun
menyadari segala kekurangan dari makalah ini, baik materi maupun bahasa, namun demikian
penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih bagi setiap
pembaca.
Terima kasih kepada pembaca yang setia menggunakan makalah ini untuk berbagai
keperluan pembelajaran maupun sebatas mendalami materi. Semoga Allah SWT senantiasa
memberi kebaikan, yang mungkin kami tidak dapat membalasnya secara jasa akan tetapi kami
berharap selalu diberikannya rahmat dan hidayah oleh Allah SWT.

Ciputat , 12 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan Pembelajaran..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1. Kedudukan Internal Audit dalam Organisasi.............................................3


2.2. Hubungan Internal Audit dengan Eksternal Audit.....................................7
2.3. Hubungan Internal Audit dengan Komite Audit......................................10
2.3.1. Tugas, Tanggung jawab, dan Wewenang Komite Audit...............11
2.3.2. Rapat Komite Audit.......................................................................12
2.3.3. Independensi Komite Audit...........................................................12
2.3.4. Hubungan Internal Audit dengan Komite Audit............................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

3.1. Kesimpulan...............................................................................................15
3.2. Saran.........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan jika ingin bertahan di dunia bisnis, harus meningkatkan


daya saingnya secara berkelanjutan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari aktivitas usahanya. Untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usahanya, suatu perusahaan
sangat memerlukan adanya departemen internal audit yang efektif.

Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal


audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan
atau kegiatan assurance dan konsultasi yang idenpenden dan obyektif, yang
dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan-kegiatan
operasi organisasi. Termasuk ketaatan perusahaan terhadap kebijakan manajemen
puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah serta
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah,
misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup,
perbankan, perindustrian, dan investasi. Ketentuan dari ikatan profesi misalnya
standar akuntansi keuangan.

Internal audit membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui


suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektifitas dari manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola (Institue of Internal Auditor).

Internal audit yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang
pemeriksaan keuangan tetapi sudah meluas ke bidang lainnya seperti audit
manajemen, audit lingkungan hidup, audit sosial. Bahkan mulai tahun 2000-an
kegiatan internal audit sudah mencakup konsultasi yang didesain untuk
menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi suatu organisasi.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan internal audit dalam organisasi;


2. Bagaimana hubungan internal audit dengan eksternal audit;
3. Bagaimana hubungan internal audit dengan komite audit;

1.3. Tujuan Pembelajaran

1. Mendeskripsikan kedudukan internal audit dalam organisasi;


2. Menjelaskan bagaimana hubungan internal audit dengan eksternal
audit;
3. Menjelaskan bagaimana hubungan internal audit dengan komite audit;

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kedudukan Internal Audit dalam Organisasi

Berhasil tidaknya suatu internal auditor dalam perusahaan sangat


dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan.  Internal
auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya
untuk dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta
dapat menjamin kebebasannya.

Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors menyatakan bahwa:


“Internal auditing is a staff or advisory function rather than a line operating
function.  Therefore the internal auditor does not exercise direct authority over
other person in the organization.”

Jadi kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan merupakan  posisi


staf.  Ini berarti bahwa posisi ini diadakan untuk memberikan informasi, saran dan
rekomendasi kepada manajemen yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan
perusahaan.

Konflik antara internal auditor dan para manajer sering terjadi disebabkan
kedua belah pihak tidak ada saling pengertian sebagaimana mestinya tentang
kedudukan dan pandangan masing-masing.  Para manajer menganggap para
internal auditor mempunyai pandangan yang terlalu ketat mengenai peraturan dan
penilaian transaksi-transaksi, serta bertindak sebagai penyelidik yang sering
mencari keterangan tentang penyimpangan-penyimpangan kecil dari prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan.  Sementara ini para internal auditor merasa
manajer-manajer tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang
diberikan.

Kedudukan audit internal dalam struktur organisasi:


1) Bagian audit internal berada dibawah Direktur Keuangan (Tidak Independen)
Pada bagian ini audit internal berkedudukan sejajar dengan dengan
bagian keuangan dan akuntansi, yang sepenuhnya bertanggungjawab kepada
direktur keuangan. Kelemahan, bahwa ruang lingkup pemeriksaan audit
internal menjadi lebih sempit, hanya ditekankan pada pengendalian atas
bagian keuangan saja. Jika dikaitkan dengan independensi maka tingkat
kebebasan audit internal kecil dan sempit. Keuntungan, laporan audit internal
dapat segera dipelajari dan ditanggapi.

2) Bagian Audit Internal merupakan Staff dari Direktur Utama


Dalam hal ini audit internal mempunyai independensi yang tinggi,
karena audit internal dapat melakukan pemeriksaaan keseluruh bagian, kecuali
pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan, Direktur utama
mempunyai tugas yang banyak sehingga Direktur utama tidak dapat
mempelajari hasil audit internal secara mendalam, sehingga tindakan
perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera.
3) Bagian Audit Internal merupakan Staff dari Dewan Komisaris
Bagian ini Audit internal sebagai staff Dewan Komisaris dan posisinya
berada diatas Direktur utama. Kedudukan ini memberikan tingkat
independensi yang tinggi sekali karena audit internal dapat memeriksa seluruh
aspek organisasi. Kelemahan bahwa anggota Dewan Komisaris, tidak setiap
saat bisa ditemui, juga mungkin kurang menguasai masalah operasi sehari-hari
sehingga tidak dengan cepat dapat mengambil tindakan atau menanggapi
saran-saran yang diajukan oleh audit internal untuk pencegahan dan
perbaikan.
4) Bagian Audit Internal dipimpin oleh Seorang Audit Internal Direktur
Bagian ini dipimpin langsung oleh Direktur IA, yang mengarahkan
personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit intern & mempunyai
tanggungjawab terhadap program dan pelatihan staff audit. Direktur audit
internal mempunyai akses yang bebas terhadap ketua dewan komisaris.
Tanggungjawab direktur audit internal adalah menyiapkan rencana tahunan
untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut
untuk persetujuan.

Audit supervisor membantu direktur audit internal dalam


mengembangkan program audit tahunan dan membantu dalam
mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik agar memberikan
cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha.
Senior auditor menerima program audit dan instruksi untuk area audit
yang ditugaskan dari audit supervisor. Senior auditor mempunyai staf auditor
dalam pekerjaan lapangan audit.Staff auditor melaksanakan tugas audit pada
suatu lokasi audit.
Kelemahannya, ketika direktur audit internal tidak dapat mengelola
departemen audit internal dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat
memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen,
sumber daya dari departemen audit internal tidak digunakan secara efisien dan
efektif.
2.2. Hubungan Internal Audit dengan Eksternal Audit

Ada beberapa hal yang terkait dengan audit eksternal dan audit internal. Di
dalam hal ini ada beberapa poin yang membedakan antara audit eksternal dan
audit internal. Perbedaan itu adalah dari sisi :
1) Output atau keluaran dimana output utama dari audit eksternal
adalah opini sedangkan output utama dari audit internal adalah
rekomendasi.
2) Independensi, dimana audit eksternal harus independen terhadap
manajemen sedangkan audit internal tidak independen terhadap
manajemen namun harus independen terhadap aktivitas yang diaudit.
3) Klien dari audit eksternal yang merupakan pemegang saham,
komisaris dan pihak terkait diluar perusahaan sedangkan klien dari
audit internal adalah manajemen sendiri.
4) Pelaporan, dimana audit eksternal melaporkan hasil audit pada
stakeholder perusahaan sedangkan audit internal melaporkan hasil
audit pada direksi.

Internal Auditor:
 Employer: Companies and governmental units
 National Organization: Institute of Internal Auditor (IIA)
 Certifying designation: Certified Internal Auditor (CIA)
 License to practice: No
 Primary Responsibility: To board of directors
 Scope of audits: All activities of an organization
External Auditor:
 Employer: CPA firms
 National Organization: American Institute of Public Accountants (AICPA)
 Certifying designation: Certified Public Accountant (CPA)
 License to practice: Yes
 Primary Responsibility: To third parties
 Scope of audits: Primarily financial statements

(Source : Boynton)
Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggungjawab,
dan kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula.
Tetapi mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi
bakat mereka untuk kepentingan perusahaan.
Sasaran auditor internal adalah untuk menelaah efisiensi dan efektivitas
operasi, kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas kontrol internal di perusahaan
secara keseluruhan. Sedangkan sasaran auditor eksternal adalah untuk
menyatakan suatu opini tentang kewajaran dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan.
Auditor internal memerhatikan seluruh aspek aktivitas
perusahaan/organisasi, baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan auditor
eksternal memerhatikan aspek keuangan perusahaan/organisasi.
Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal
sangat berbeda dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada
manajemen dan dewan direksi, sementara auditor eksternal bertanggung jawab
kepada pengguna laporan keuangan yang mengandalkan kredibilitas laporan
keuangan pada auditor. Namun auditor internal dan eksternal memiliki kesamaan,
diantaranya:

- Harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam menjalankan pekerjaan
dan melaporkan hasilnya
- Menjalankan metodologi yang sama dalam menjalankan audit, termasuk
merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
- Mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan perluasan
pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas materialitas dan
risiko mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki perbedaan
kebutuhan dengan manajemen atau dewan direksi

Menurut Dobroţeanu, L. & Dobroţeanu C.L.(2002) dalam Daryanto


(2013), koordinasi antara aktivitas audit internal dengan audit eksternal perlu
dilakukan. Audit eksternal memandang memiliki kemungkinan untuk
meningkatkan efisiensi dalam mengaudit laporan keuangan. Sedangkan audit
internal merasa terjamin dalam mengaudit laporan keuangan ditambah
informasi yang penting dalam penilaian kontrol risiko.
Auditor eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan
model risiko audit untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal bekerja
secara efektif, maka auditor eksternal dapat mengurangi risiko pengendalian
secara signifikan dan mengurangi pengujian substantif. Akibatnya tagihan atas
pembiayaan audit eksternal akan berkurang secara substansial bila klien
menjalankan fungsi audit internalnya dengan baik.
Apabila dari hasil evaluasi auditor eksternal dapat menggunakan pekerjaan
auditor internal, selanjutnya mereka diharuskan menentukan bagian mana
pekerjaan auditor internal yang bisa digunakan. Untuk itu, auditor eksternal juga
harus mempertimbangkan strategi dan rencana audit, utamanya dalam
mempertimbangkan penggunaan judgement, menilai risiko salah saji, merancang
prosedur, serta bukti yang perlu dikumpulkan, agar secara agregat pekerjaan
auditor internal dan auditor eksternal dapat mendukung opini audit.
Auditor eksternal juga akan menilai apakah pekerjaan audit internal telah
direncanakan, dilakukan, diawasi, review, dan didokumentasikan dengan baik.
Penilaian juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang memadai
telah diperoleh untuk menjadi dasar bagi auditor internal menarik kesimpulan
yang wajar, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat auditor internal sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada.
Hubungan auditor internal dan auditor eksternal tercermin dalam Standar
Perikatan Audit (SPA) 610 tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal.

SPA 610 ini mengatur tanggung jawab auditor eksternal dalam


hubungannya dengan pekerjaan auditor internal ketika auditor eksternal telah
menentukan, berdasarkan SPA 315, bahwa fungsi audit internal kemungkinan
relevan dengan audit. Fugsi audit internal entitas kemungkinan relevan dengan
audit jika sifat tanggung jawab dan aktivitas fungsi audit internal terkait dengan
pelaporan keungan entitas, dan auditor berharap untuk menggunakan pekerjaan
auditor internal untuk memodifikasi sifat atau waktu, atau mengurangi luas,
prosedur audit yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan prosedur berdasarkan SPA
ini dapat menyebabkan auditor eksternal untuk mengevaluasi kembali penilaian
risiko kesalahan penyajian materil auditor eksternal. Sebagai akibatnya, hal ini
dapat memengaruhi penentuan auditor eksternal atas relevansi fungsi audit
internal terhadap audit. Sama halnya, auditor eksternal dapat memutuskan untuk
tidak menggunakan pekerjaan auditor internal untuk memengaruhi sifat, waktu,
atau luas prosedur auditor eksternal.

2.3. Hubungan Internal Audit dengan Komite Audit

Pengertian komite audit menurut Komite Nasional


Kebijakan Governance (KNKG, 2006) dalam Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia yaitu : “Komite audit adalah sekelompok orang yang
dipilih oleh kelompok  yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu
atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan
komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor
dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.”

Komite audit merupakan salah satu unsur kelembagaan dalam konsep Good


Corporate Governance yang diharapkan mampu memberikan kontribusi tinggi
dalam level penerapannya. Keberadaannya diharapkan mampu meningkatkan
kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan
mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberikan
perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham
dan stakeholder lainnya.

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris berdasarkan Peraturan


Bapepam-LK No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit yang kemudian diubah dengan peraturan OJK No.
55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 (POJK 55/2015), dan Peraturan BEI
No. I-A yang mewajibkan Emiten atau Perusahaan Publik memiliki Komite Audit.
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris menjalankan fungsi
pengawasan atas kegiatan Perseroan yang terkait dengan penelaahan atas
informasi keuangan, pengendalian internal, manajemen risiko, efektivitas auditor
internal dan eksternal, dan kepatuhan pada peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.

Syarat pembentukan Komite Audit berdasarkan POJK 55/2015:


1. Komite Audit minimal terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yaitu satu orang
Ketua yang harus berasal dari Komisaris Independen dan 2 anggota
lainnya dari pihak eksternal.
2. Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris, serta
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
3. Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa
jabatan Dewan Komisaris dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu)
periode berikutnya.

Persyaratan anggota Komite Audit antara lain:


1. Memiliki integritas yang tinggi, mempunyai kompetensi dan pengalaman
serta mampu berkomunikasi dengan baik;
2. Memahami laporan keuangan dan bisnis usaha Perseroan khususnya yang
terkait dengan proses audit, manajemen risiko, dan peraturan perundang-
undangan lainnya;
3. Memiliki paling sedikit 1 (satu) anggota yang mempunyai latar belakang
pendidikan di bidang akuntansi dan keuangan;
4. Sebagai pihak independen, antara lain tidak memiliki saham Perseroan,
tidak mempunyai hubungan usaha dengan Perseroan dalam 6 (enam) bulan
terakhir, serta tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota
Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Perseroan.
 
2.3.1 TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG KOMITE
AUDIT

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit secara garis besar adalah
memberikan pendapat secara profesional dan independen kepada Dewan
Komisaris atas laporan dan hal-hal yang yang disampaikan oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris.  Berdasarkan hal tersebut, tugas dan tanggung jawab Komite
Audit antara lain adalah:
1) Melakukan penelaahan atas laporan keuangan dan informasi keuangan
Perseroan yang akan disampaikan kepada publik dan pihak regulator;
2) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan kegiatan Perseroan;
3) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk penunjukan
Akuntan Publik yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup
penugasan dan imbalan jasa audit;
4) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan jasa audit yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik/Akuntan Publik yang ditunjuk Perseroan;
5) Melakukan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan kegiatan fungsi
Audit Internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas
temuan oleh Audit Internal;
6) Memantau aktivitas pelaksanaan manajemen risiko dan pengendalian
internal yang dilakukan oleh Direksi;
7) Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan
adanya potensi benturan kepentingan;
8) Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris;
9) Membuat Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit; dan
10) Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perseroan.

Komite Audit memiliki kewenangan untuk mendapatkan berbagai


informasi dan mengakses data dan dokumen terkait Perseroan yang mendukung
fungsi pengawasannya. Dalam menjalankan kewenangan tersebut, Komite Audit
dapat berkomunikasi langsung dan bekerja sama dengan Audit Internal dan
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Bila dianggap perlu dan tepat guna, Komite
Audit dapat melibatkan pihak independen lainnya yang diperlukan untuk
membantu pelaksanaan tugasnya.

2.3.2 RAPAT KOMITE AUDIT

 Rapat Komite Audit diadakan minimal sekali dalam 3 (tiga) bulan dan
dihadiri minimal lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota.
 Setiap Rapat Komite Audit dituangkan di dalam Risalah Rapat serta
ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir dan
disampaikan kepada Dewan Komisaris.

2.3.3 INDEPENDENSI KOMITE AUDIT

Agar dapat memberikan referensi, pendapat dan saran yang bersifat


akuntabel, Komite Audit menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara
profesional dan independen tanpa adanya benturan kepentingan dan intervensi
dari pihak manapun. Untuk itu seluruh anggota Komite Audit Perseroan berasal
dari pihak independen yang dipilih sesuai kemampuan, serta latar belakang
pengalaman dan pendidikannya. Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki
saham Perseroan, tidak memiliki hubungan usaha dengan Perseroan, bebas dari
berbagai kepentingan pribadi, serta tidak memiliki hubungan afiliasi dengan
pemegang saham utama, maupun Dewan Komisaris dan Direksi.

2.3.4 HUBUNGAN INTERNAL AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT

Sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi muncullah peran komite


audit, komite audit ini juga berperan dalam mengurangi adanya penyimpangan-
penyimpangan dalam perusahaan. Perannya adalah mendeteksi adanya beberapa
kekeliruan dalam proses pelaporan keuangan dan memonitor hubungan antara
manajemen perusahaan dan auditor (Lawrence, 2003: 17). Sekilas dari fungsi
komite audit maka perannya hampir sama dengan profesi auditor, tetapi
sebenarnya dua bagian ini mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang berbeda.
Auditor internal bertanggung jawab untuk mengevaluasi operasional perusahaan
agar dapat berjalan secara efisien dan efektif dan mempertanggungjawabkannya
kepada manajemen, sedangkan komite audit juga mengevaluasi kinerja
manajemen tetapi mereka mempertanggungjawabkan kepada dewan direksi dan
pemegang saham.

Dari tanggung jawab masing-masing bagian tersebut sekilas memang


hampir sama tetapi mempunyai perbedaan dalam hal tanggung jawab dan
komposisi struktur organisasinya.

Terdapat beberapa penelitian yang membahas peranan komite audit,


Lawrence (2003) menguji hubungan antara karakteristik komite audit dengan fee
audit, dengan menggunakan data-data perusahaan yang terdaftar dalam bursa
saham, hasil penelitian menyatakan bahwa komite audit berhubungan positif
dengan fee audit. Penelitian ini juga membahas tentang peran komite audit, yaitu
dapat membantu manajer dalam memilih auditor yang mempunyai kompetensi
dan reputasi yang tinggi.

Abott, Parker dan Peters (2004 dalam Akhmad Syahroza, 2009) yang juga
membahas tentang peran komite audit mengemukakan bahwa komite audit
berfungsi melakukan penunjukkan kantor akuntan publik dan melakukan evaluasi
atas kinerja kantor akuntan publik, komite audit tersebut harus melakukan
kerjasama dengan internal auditor maupun eksternal auditor dalam menghasilkan
laporan keuangan yang dapat mencerminkan kondisi good governance.

Penelitian Sidharta dan Leonardo (2006) tentang komposisi komite audit


dan keefektivannya juga menghubungkannya dengan praktik good governance di
Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas pemegang saham
merasa bahwa komite audit sebagai ancaman kontrol mereka dalam perusahaan,
kekuasaan mereka seperti direktur untuk membatasi otoritas dan usaha dari
komite audit. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah karena sebagian besar
perusahaan di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan keluarga.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kebebasan yang dimiliki oleh audit internal antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain tidak selalu sama, yang pasti dalam hal ini, semakin tinggi
kedudukan audit internal dalam organisasi, maka semakin besar pula kebebasan
yang dimilikinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggungjawab,


dan kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula.
Tetapi mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi
bakat mereka untuk kepentingan perusahaan.

Komite audit perlu menelaah hasil pekerjaan dari internal auditor, komite
audit juga dapat mempengaruhi dan membantu pihak manejemen dalam
penunjukkan auditor dari kantor akuntan publik. Komite audit haruslah orang
yang kompeten dan memiliki kinerja yang berkualitas. Untuk itu anggota dari
komite audit sekurang-kurangnya haruslah ada yang memiliki latar belakang
akuntansi dan memiliki pengalaman di bidang audit, sehingga memiliki
pemahaman tentang isu-isu terkini tentang permasalahan akuntansi. Dengan
demikian perlu adanya kerjasama yang baik antara komite audit dengan internal
auditor dalam mewujudkan kondisi yang good corporate governance tersebut.
3.2. Saran

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan


pembaca, khususnya bagi calon auditor internal maupun auditor eksternal, dengan
melihat alternatif-alternatif yang ada dan mempertimbangkan segala sesuatunya
dengan baik, agar dalam pengauditan atau evaluasi yang dilakukan dapat
memberikan nilai tambah bagi suatu entitas.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer Lawrence B, A Dittenhofer Mortimer, H Scheiner James. (2006).


Sawyer’s Internal Auditing – Audit Internal Sawyer Buku 3 Edisi 5,
Jakarta: Salemba Empat
https://deltadunia.com/id/tentang/tata-kelola-yang-baik/komite-audit/
https://manajemenkeuangan.net/internal-audit-efektif/
https://pustakateori.blogspot.com/2015/08/kedudukan-internal-auditor.html
https://www.rezanoor.net/2017/12/kedudukan-audit-internal.html

iv
Daftar Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan Independensi Komite Audit? Apa


perbedaannya dengan Independensi yang dimiliki oleh Internal
Audit? (Afiq – 11170820000014)
2. Dimana letak Direktur Internal Audit didalam kedudukannya di suatu
perusahaan? Di tingkat / kedudukan mana Internal Audit merasa
terancam independensinya? (Adit – 11170820000020)
3. Apa perbedaan saran yang diberikan oleh Internal Audit dan
Eksternal Audit? (Fachrul Rozi – 11170820000032)

iv

Anda mungkin juga menyukai