Anda di halaman 1dari 11

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAM KEPADA MASYARAKAT
Jl. Kalimantan 37 Telp. (0331)339385 Fax. 331.337818 Jember 68118

Pembuatan Logo UMKM untuk Meningkatkan Branding


Produk Keripik dan Kepeng
Fadhlurrohman F.1), Bangkit C.2), Erik R.3), Helmi S.4), Kintan G.5), Lufi A.6), M.
Nasyehuddin7), Rizky R.8), Sherly N.9), Agustin Wulan Suci D.10).
1)
Fakultas Teknik, 2,4,8)Fakultas Ilmu Budaya, 3)Fakultas Ilmu Komputer, 5)Fakultas Farmasi,
6)
Fakultas Pertanian, 7)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 9)Fakultas Hukum, 10)Fakultas Kedokteran
Gigi.
agustinwulan.fkgunej@gmail.com

Abstrak
Dalam skala yang lebih kecil seperti di Desa, UMKM berperan langsung dalam pertumbuhan
perekonomian masyarakat sekitar pedesaan karena dalam prakteknya seringkali para pelaku
usaha melibatkan masyarakat dalam proses produksi produk UMKM. Selain sebagai buruh
rumah usaha warga desa yang terlibat juga bisa mempelajari dasar-dasar berwirausaha,
karnanya terkadang dalam satu desa yang sama umum didapati berbagai jenis rumah usaha
yang memproduksi produk yang sama. Salah satu desa yang memiliki potensi luar biasa di
bidang UMKM adalah Desa Walidono yang memproduksi beberapa olahan berbahan dasar
singkong di Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Desa ini memiliki
kurang lebih 5 (lima) rumah produksi yang memproduksi produk olahan singkong yang sama
yaitu kepeng dan juga keripik singkong. Terdapat beberapa kekurangan yang harus diberi
perhatian oleh para pelaku usaha. Salah satu kekurangan yang perlu diberi perhatian khuhsus
adalah belum adanya satupun rumah produksi yang memiliki desain produk pada kemasannya,
tentu hal ini mengakibatkan penyerapan pasar yang rendah jika dibandingkan dengan produk
apabila telah diberi desain kemasan produk. Dengan pembuatan dan pemberian desain produk
harapannya penjualan produk akan semakin meningkat dikarnakan pasar yang bisa dijangkau
menjadi lebih luas.
Kata kunci : BUMDES, singkong, UMKM, wirausaha.
Abstrac
On a smaller scale such as in the Village, UMKMs play a direct role in the economic growth
of communities around the countryside because in practice businesses often involve the
community in the production process of UMKM products. Aside from being a business house
worker, the villagers involved can also learn the basics of entrepreneurship, because sometimes
in the same village, it is common to find various types of business houses that produce the same
product. One village that has extraordinary potential in the UMKM sector is Walidono Village,
which produces several cassava-based preparations in Prajekan Sub-District, Bondowoso
Regency, East Java. This village has approximately 5 (five) production houses that produce the
same processed cassava products, namely kepeng and also cassava chips. There are some
shortcomings that must be paid attention by business actors. One of the shortcomings that needs
to be given special attention is that there is no single production house that has a product design
on its packaging, this naturally results in a low market absorption when compared to the product
if it has been given a product packaging design. By making product designs, it is hoped that
product sales will increase due to a wider market that can be reached.

Keywords : BUMDES, cassava, UMKM, entrepreneur.


I. PENDAHULUAN
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif yang sudah mengalami
perkembangan selama bertahun-tahun yang menarik untuk dikembangkan (Hisrih et al., 2008).
Kewirausahaan juga merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan
pembangunan semangat kreativitas serta menanggung risiko terhadap pekerjaan apa yang
dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. Istilah kewirausahaan awalnya dikenalkan
diawal abad ke-18 oleh ekonom Perancis yaitu Richard Cantillon, yang berpendapat bahwa
entrepreneurship merupakan “agent who buys means of production at certain prices in order
to combine them”.
Secara etimologi, kewirausahaan berasal dari kata entrependre (bahasa perancis) atau
to undertake (bahasa Inggris) yang artinya melakukan. Menurut Scarborough, Zimmerer, dan
Wilson (2009) bahwa seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan
ketidakpastian demi mendapatkan profit (keuntungan) dan pertumbuhan yang signifikan
dengan mengidentifikasi kesempatan atau peluang dan mengcombine sumber-sumber daya
yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya tersebut dapat di kapitalisasikan. Selain itu,
defenisi kewirausahaan menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun
1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan adalah
semangat, sikap perilaku dan kemampuan seorang dalam menangani usaha dan /atau kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan/atau meperoleh keuntungan yang lebih besar.
Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) memilik peran strategis dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia. Tidak hanya berperan dalan penyerapan tenaga kerja dan pengentasan
kemiskinan, UMKM juga terbukti mampu bertahan dan menjalankan perannya dengan baik
ditengah terjadinya krisis multidimensi. Hal ini cukup beralasan mengingat sektor usaha kecil
menengah memiliki prospek yang lebih tinggi untuk dikembangkang, selain itu UMKM juga
memiliki karakteristik yang berbeda jika dibanding dengan jenis usaha besar. Perbedaan ini
tidak hanya terletak pada skala usaha, jumlah tenaga kerja, dan kapasitas produksi, akan tetapi
juga tingkat ketahanan usaha, dimana UMKM diyakini lebih tangguh dan mempunyai
ketahanan lebih dalam menjalankan usahanya (Wijaya, 2008).
Dalam skala desa UMKM juga berperan secara langsung dalam mengembangkan
perekonomian desa, walaupun usaha yang dijalankan terbilang kecil terkadang dalam
menjalankan produksinya pelaku usaha akan melibatkan masyarakat sekitar dalam kegitan
produksi. Umumnya rumah produksi UMKM dalam suatu desa tidak terbatas hanya pada satu
rumah produksi, ada kalanya dalam satu desa terdapat tiga hingga lima rumah produksi yang
membuat produk yang sama hanya saja divariasikan dari segi bentuk, warna, rasa maupun
kemasan.
Rumah produksi yang beroperasi ada kalanya berdiri sendiri, mulai dari kegiatan
pencarian bahan baku, pengolahan bahan hingga pengemasan produk. Umumnya dalam skala
ini proses produksi masih terbatas pada ada tidaknya pesanan yang ada, belum ada inisiatif
pengembangan produksi seperti menjalin kerjasama dengan toko-toko yang sudah ada.
Kekurangan dari sistem individu seperti ini adalah sulitnya mencari pangsa pasar, seringkali
pelanggan hanya memesan pada satu rumah produksi dan tidak akan berpindah kepada produk
yang lain, alhasil rumah produksi yang baru berkembang akan kesulitan dalam mencari
pelanggan tetap.
BUMDES atau badan usaha milik desa adalah sebuah badan usaha yang dikelola dan
dikembangkan oleh desa, jenis usaha yang dinaunginya tidak terbatas pada makanan,
adakalanya usaha simpan pinjam, bibit pertanian dan usaha-usaha lain bisa dinaungi oleh
BUMDES. Keuntungan yang akan diperoleh apabila seluruh produk UMKM dinaungi oleh
BUMDES adalah sistem produksi yang tercipta menjadi lebih mudah, mulai dari pencarian
bahan pokok, produksi dan pemasaran produk.
Desa Walidono memiliki olahan “Keripik Begghe” yang dijadikan 2 produk UMKM
olahan makanan berbahan dasar dari singkong, yaitu kepeng dan keripik singkong. Kepeng
memiliki bentuk lebih lebar dan lebih panjang dan keripik singkong memiliki bentuk
sebagaimana keripik singkong pada umumnya hanya saja bumbu yang digunakan pada proses
pembuatannya memiliki rasa yang unik dan tekstur yang berbeda. Usaha ini sudah berjalan
selama beberapa tahun yaitu sekitar 4 tahun jalan dan penjualannya pun tidak hanya di sekitar
desa, namun telah mencapai luar Kabupaten Bondowoso. Terlebih jika kedua produk ini
disajikan dengan adanya varian rasa seperti balado, BBQ, dan sebagainya.
Dibalik sudah terkenalnya produk UMKM disekitar Kecamatan Prajekan terdapat 1 (satu)
permasalahan utama yang dimiliki oleh para pemilik rumah produksi, yaitu belum adanya
produk jadi yang dikemas dengan baik dan memiliki logo kemasan tersendiri. Tentu hal ini
berimbas pada peluang yang bisa didapatkan dari pasar. Dengan tidak adanya logo kemasan
maka para pelaku produksi akan terbatas ketika hendak memasarkan produknya di pasaran.
Hal ini sejalan dengan keadaan yang sudah lama terjadi di Desa Walidono, dimana pembuatan
keripik hanya berdasarkan ada tidaknya pesanan yang datang. Imbas nyata lain yang bisa
dirasakan adalah para pelaku usaha yang baru akan kesulitan mencari pelanggan, dalam konsep
pembuatan berdasarkan pesanan biasanya pelanggan akan sulit berpindah produk dari satu
rumah produksi kepada rumah produksi yang lain.
Berangkat dari permasalahan ini, kami, tim pengabdi bermaksut membantu para pelaku
produksi dalam pendesainan dan pembuatan logo kemasan. Harapan kami adalah dengan
adanya logo kemasan dan setiap rumah produksi memiliki merek kemasan tersendiri, maka
mereka akan lebih mudah dalam memperluas pangsa pasar.

II. METODE
Dengan permasalah yang sudah disebutkan diatas, maka untuk mengatasi permasalahan
tersebut mahasiswa melakukan serangkaian kegiatan pengabdian KKN yang dilakukan selama
bulan Januari, tepatnya dimulai pada tanggal 6 Januari 2020 samapi dengan tanggal 31 Januari
2020 bertempat di Desa Walidono Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur,
yakni dengan cara mendesain dan membuat logo kemasan, serta membuat kemasan makanan
yang jauh lebih baik dari yang sudah ada sebelumnya.
Pendesainan dan pembuatan logo dimaksutkan agar produk UMKM yang sudah ada di
Desa Walidono bisa lebih dikenal kemasyarakat luas dengan adanya merek dagang tersendiri.
Selain agar lebih terkenal juga dengan adanya merek dagang tersendiri produsen bisa
mengajukan perizinan P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga). Dengan mengantongi nomor
izin P-IRT produsen akan lebih leluasa dalam merencanakan dan mengembangkan sayap
bisnisnya menjadi lebih luas.
Apabila produksi sudah besar dan tersebar jauh lebih luas secara tidak langsung BUMDES
akan jauh lebih mudah dalam menaungi rumah produksi yang bersangkutan. Keuntungan yang
didapatkan BUMDES sebagai pemberi layanan dari desa adalah keuntungan yang nantinya
bisa digunakan sebagai kesejahteraan masyarakat desa. Sedangkan keuntungan bagi pelaku
usaha adalah mereka menjadi lebih mudah dalam mencari bahan pokok, memproduksi dan
memasarkannya.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode survei, dimana data
dikumpulkan dengan mensurvei langsung sasaran kegiatan. Data yang dicari meliputi
kekurangan dan peluang produk. Sesudah didapatkan data maka berikutnya dilakukan
perencanaan meliputi wawancara bersama pelaku usaha untuk menentukan desain dan tema
yang digunakan dalam pendesainan Berikutnya adalah pelaksanaan berupa pendesainan logo
kemasan. Tahap terakhir berupa evaluasi.
A. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, tim pengabdian bersama perangkat desa mendata rumah
usaha yang sudah cukup besar dalam pangsa pasar sekitar, tujuan pemilihan dengan kategori
ini adalah agar proses pemasaran produk menjadi jauh lebih mudah dikarenakan pasar yang
dimiliki sudah besar.
Setelah tim menentukan rumah produksi yang akan disasar maka langkah berikutnya
adalah melakukan survei bersama pelaku usaha untuk menentukan tema logo yang akan
digunakan nantinya.

B. Pelaksanaan
Setelah didapatkan konsep desain logo kemasan maka langkah berikutnya adalah
mendesain logo kemasan. Pendesainan logo dilakukan dengan menggunakan software
coreldraw dan memakan waktu selama kurang lebih satu minggu sampai selesai. Pembuatan
desain logo berdasarkan kesepakatan antara pihak pengabdi dan pelaku usaha, termasuk
pengonsepan sampai penggambaran desain.
Setelah logo selesai dibuat kemudian logo dicetak menggunakan kertas stiker, tujuan
penggunaan kertas stiker adalah karena kertas ini sangat mudah ditemukan, mudah dalam
pengaplikasian, murah dan juga kualitas yang dihasilkan bagus.

C. Evaluasi
Pada tahap evaluasi logo dan kemasan yang sudah jadi diterapkan dan diuji coba dengan
dijual pada acara atau kegiatan kampus untuk menegetahui apakah terdapat pengaruh terhadap
penambahan logo kemasan dengan nomor izin P-IRT.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan metode yang sudah dirancang sebelumnya kegiatan pengabdian ini telah
menghasilkan :

A. Perencanaan
Adapun awal perencanaan dari kagiatan ini adalah ketika survei desa sebelum penerjunan
KKN dilaksanakan, setelah melakukan koordinasi dan diskusi dengan perangkat desa maka
diketahui bahwa produk yang ada sudah memiliki pasar yang cukup luas, namun produksi
masih terbatas pada ada tidaknya orderan dari pelanggan. Diketahui juga bahwa rumah
produksi yang beroperasi di Desa Walidono belum ada satupun yang memiliki merk dagang
tersendiri.
Setelah mengetahui titik permasalahan yang ada maka langkah berikutnya adalah
melakukan survei lokasi. Survei yang dilakukan berupa pemilihan rumah produksi yang akan
dijadikan target percontohan pembuatan desain logo produk. Pemilihan didasarkan pada
mudahnya akses komunikasi dan juga pangsa pasar yang dimiliki sudah cukup besar. Kegiatan
survei ini mendapatkan 1 (satu) rumah produksi yang akan dijadikan percontohan.
Perencanaan juga mencakup konsep desain yang akan digunakan, setelah berdiskusi
dengan pihak yang bersangkutan maka didapatkan konsep dasar untuk desain yang akan
digunakan sebagai merk dagang. Desain logo juga dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing
Lapangan supaya sesuai dengan yang diinginkan pihak Universitas.

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan mendesain, mencetak dan mengemas produk. Setelah
didapatkan konsep yang akan digunakan sebagai rancangan desain maka berikutnya mendesain
logo dengan menggunakan aplikasi pada laptop yaitu coreldraw yang membutuhkan waktu
sekitar 2 (dua) minggu.

(a) (b)
Gambar 1 Desain logo produk keripik singkong (a), desain logo produk kepeng singkong (b).

Setelah desain selesai dibuat langkah berikutnya adalah melakukan proses pencetakan
logo. Logo yang ada tidak langsung dicetak pada plastik kemasan, melainkan menggunakan
kertas stiker terlebih dahulu kemudian ditempelkan kepada plastik kemasan. Tujuan
penggunaan kertas stiker adalah selain bahan kertas yang mudah ditemukan di pasaran juga
aplikasinya yang mudah dan juga kualitas yang cukup baik.
Setelah logo dicetak langkah berikutnya adalah pengemasan produk. Setiap kemasan
keripik singkong memiliki netto 150 gram dan untuk kepeng seberat 200 gram. Setelah produk
dikemas didalam plastik kemasan berikutya plastik di seal untuk kemudian siap dipasarkan.
Keuntungan yang nantinya bisa didapatkan dari kegiaan pembuatan desain logo
kemasan adalah dapat meningkatkan penjualan produk, yang semula produksi hanya terbatas
pada ada tidaknya orderan namun setelah memiliki merk dagang sendiri produsen dapat
memasarkan produknya di toko-toko mitra usaha. Keuntungan lain juga BUMDES akan lebih
mudah menaungi rumah usaha yang sudah memiliki pangsa pasar sangat luas, dengan begitu
produktivitas bisa jauh ditingkatkan dan lapangan pekerjaan akan semakin banyak dibutuhkan.

Gambar 2 Proses sealing keripik singkong menggunakan sealer.

Pengemasan dilakukan tepat setelah proses pembuatan kepeng dan keripik selesai. Pada
dasarnya pembuatan kepeng dan juga keripik tidak jauh berbeda, hanya saja untuk kepeng
singkong yang sudah dikupas dan dibersihkan akan melalui proses pengukusan, untuk lebih
jelasnya berikut akan diberikan diagram alur pembuatan sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 3

Keripik Kepeng

Siapkan seluruh bahan Siapkan seluruh bahan

Kupas dan potong menggunakan Kupas dan potong kecil-kecil


papan perajang singkong

Cuci bersih menggunakan air


Cuci bersih menggunakan air

Dikukus sampai matang


Direndam selama 24 Jam

Ditumbuk dan diberi bumbu (daun


Cuci bersih menggunakan air
bawang, daun jeruk, bawang putih,
garam, dan penyedap rasa)
Dijemur sampai kering

Dicetak bentuk lonjong


Diberi bumbu (bawang putih,
garam, dan penyedap rasa)
Dijemur kepeng sampai kering

Digoreng dengan minyak panas

Digoreng dengan minyak panas

Ditiriskan
Ditiriskan

(a) (b)

Gambar 3 Proses pembuatan keripik (a) dan kepeng (b).


C. Evaluasi
Tahapan akhir dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan evaluasi pada produk
UMKM. Evaluasi digunakan untuk mengetahui apakah program kerja yang dilakukan berhasil
atau tidak. Namun dikarnakan keterbatasan waktu maka belum ada data yang bisa didapatkan
dari hasil penjualan produk.

IV. KESIMPULAN DAN HARAPAN


Kesimpulan yang didapat dari kegiatan ini adalah dengan pembuatan dan pengaplikasian
desain logo pada suatu produk maka produk menjadi jauh lebih menarik. Grafik penjualan yang
dihasilkan belum bisa dilihat pada tahap awal penggunaan logo kemasan, hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti. Harapan kedepannya terhadap produk UMKM ini
adalah penjualan bisa meningkat dengan adanya desain kemasan yang jauh lebih menarik
dibandingkan sebelumnya. Dengan adanya kemasan yang menarik yang berakibat pada
naiknya grafik penjualan, harapan berikutnya adalah BUMDES yang langsung dikelola oleh
desa bisa membuat suatu sistem dan ekosistem yang memudahkan para pelaku usaha dalam
menjalankan aktifitas kerwirausahaannya. Dengan begitu produsen akan semakin giat
memproduksi produk mereka dan akan terbuka lapangan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk
warga desa.
Harapan lain yang harus dicapai juga adalah rumah produksi yang menerapkan logo
kemasan pada prduknya tidak terbatas pada satu rumah produksi, tetapi juga seluruh rumah
produksi yang ada di Desa Walidono. Tujuannya adalah agar produk yang ada didesa walidono
dapat lebih terdistribusi dan jauh lebih dikenal oleh pasar. Terakhir harapan yang kami
inginkan adalah setelah seluruh rumah produksi menggunakan logo produk mereka masing-
masing selanjutnya setiap rumah produksi mendaftarkan dan mendapatkan izin PIRT (Produk
Industri Rumah Tangga), selain produk terdaftarkan secara resmi dari pelaksanaan selama
proses pendaftaran izin PIRT pelaku usaha akan mendapatkan berbagai pelatihan yang berguna
bagi keberlangsungan produknya.

V. UCAPAN TERIMAKASIH
Pertama kami selaku tim pengabdi ingin bersyukur atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah mengizinkan kegiatan kami berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang
telah dibuat sebelumnya. Juga ucapan teri akasih kepada universitas dan Dosen Pembimbing
Lampangan yang sudah membimbing tim pengabdi selama melakukan KKN. Tim pengabdi
kepada masyarakat juga ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas segala
kerjasama yang telah diberikan selama menjalankan kegiatan KKN di Desa Walidono, juga
atas ilmu yang telah diberikan kepada kami yang tidak mungkin didapatkan selama dibangku
perkuliahan. Segala sesuatu yang sudah kami berikan dan juga kami dapatkan kami berharap
tidak akan menjadi sia-sia dan dapat dimanfaatkan oleh warga desa dengan sebaik-baiknya.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Hisrich, R.d.& Peters.M.P. 1992. Entrepreneurship Starting Developing and Managing. A New
Entreprise. New York. Richard D.Irwin.Inc.
Scarborough, N. M., Wilson, D. L. & Zimmerer, T. W. 2009. ”Effective Small Business
Management : An Entrepreneurial Approach.”Prentice Hall Higher Education.
Wijaya, F. T. (2008). Pengaruh Program Kredit Usaha Rakyat PT. BRI Terhadap Kehidupan
Sosial Ekonomi MAsyarakat di Desa Teluk PAnji Kecamatan Kampung Rakyat
KAbupaten Labuhan Batu Selatan. Evolution, 1–14.

Link Video :

https://www.youtube.com/watch?v=Qbfsq1OteNY&t=35s (Video Profil Desa)

https://www.youtube.com/watch?v=4GwlQB3_Ozg (Video Kegiatan Desa)


PROGRAM KKN DESA WISATA DAN KEWIRAUSAHAAN KELOMPOK 15
DESA WALIDONO KECAMATAN PRAJEKAN
Tanggal : 06/01/2020 Dirancang untuk: KKN 15 Desa Walidono
KABUPATEN BONDOWOSO
Visi & Misi Permasalahan Para Pelaku dan Peran Masing-masing Permasalahan dan Sumberdaya
A. Visi: 1. Banyak makanan lokal yang TIM INTI PROYEK 1. Permasalahan
Meningkatkan branding potensi wisata dan diproduksi belum memiliki a. Banyak produk olahan makanan warga sekitar yang masih
kewirausahaan desa kepada masyarakat luas. pengemasan yang baik dan izin 1. Pengambilan Keputusan Utama : Koordinator Desa kurang dalam pemasaran sehingga penjualan masih
B. Misi: produksi. 2. Narahubung keperluan tertentu: Perangkat Desa terbatas pada warga sekitar, hanya beberapa olahan produk
1. Meningkatkan produktivitas dan 2. Penjualan produk makanan lokal 3. Penanggungjawab semua aspek: Kepala Desa saja yang sudah di ekspor keluar kota.
pemasaran makanan lokal ke masyarakat masih sebatas lingkup desa b. Walapun tempat wisata sudah diresmikan oleh pemerintah
luas. Walidono dan berdasarkan orderan. setempat namun branding tempat wisata masih sangat
2. Menigkatkan branding wisata desa 3. Wisata desa masih belum memiliki kurang.
kepada masyarakat luas. akses informasi yang baik. 2. Sumber Daya
Tujuan dan Dampak Yang Diharapkan PETA PEMANGKU KEPENTINGAN a. Perangkat Desa
1. Meningkatkan produksi dan pengemasan TOLOK UKUR KEBERHASILAN b. Warga desa
produk olahan makanan lokal serta lebih 1. Statistik penjualan meningkat. 1. Pemangku kepentingan : Perangkat desa, masyarakat c. Dana desa
memperkenalkannya kepada masyarakat 2. Mendapatkan izin produksi dan desa dan instansi kesehatan di desa Data dan Analitik
luar. pengemasan yang baik untuk produk 2. Hubungan : Fasilitator, penghubung dan target
2. Lebih memperkenalkan destinasi wisata kewirausahaan yang belum program kerja Desa walidono terletak di kecamatan Prajekan dengan luas wilayah
desa Walidono ke masyarakat luar. memilikinya. 3. Pihak-pihak yang diprioritaskan : masyarakat desa lebih dari 5264 Ha, memliki beberapa destinasi wisata seperti
3. Pengoptimalan media online dan offline 3. Terbentuknya media baik online dan petilasan, air terjun dua putri, goa kembar paterongan dan lampetah
utnuk branding potensi wisata dan offline untuk branding produk patek. Untuk produk kewirausahaan yang berpotensi untuk
kewirausahaan kewirausahaan dan destinasi wisata. dikembangkan adalah keripik labu kuning, kue basah dan ayam bakar
cuka. Namun kekurangan yang dihadapi adalah kurangnya pemasaran
Produk dan Layanan
terhadap produk sehingga kurang dikenal masyarakat luas.
PENERIMA MANFAAT RAGAM AKTIVITAS
KEUNTUNGAN BAGI ALUR PROKER Resiko dan Mitigrasi
Masyarakat di Desa Walidono 1. Survei lokasi PIHAK YANG PENCELA/PENGGANGGU
2. Produk kewirausahaan : TERLIBAT Musyawarah dengan kepala 1. Masyarakat, perangkat desa dan instansi tertentu yang kurang
a. Mendata produk kewirausahaan yang bisa desa dan perangkat desa → kooperatif (Eksternal)
1. Meningkatkan
dikembangkan Diskusi dan perancangan 2. Penanggung jawab yang tidak menjalankan aktivitas sesuai
pendapatan warga desa
b. Membuat kemasan yang baik dan izin model pemasaran → dengan SOP yang sudah ditentukan (internal)
2. Warga desa lebih
produksi. Penyuluhan kepada warga RESIKO DIDALAM KENDALI RESIKO DILUAR KENDALI
mengetahui cara
3. Membuat media untuk pemasaran desa Kurangnya koordinasi Kurangnya inovasi terhadap
pemasaran produk
4. Penyuluhan produk
kewirausahaan dan
5. Kafe sungai SOLUSI
wisata setempat
Melakukan penyuluhan dan pendekatan kepada warga desa untuk
terus melakukan inovasi terhadap produk KWU dan wisata.
NAMA PROGRAM : Optimalisasi branding potensi wisata dan kewirausahaan desa Walidono.

Mengetahui, Mengetahui, Persetujuan,


Kepala Desa Walidono An Ketua LP2M Universitas Jember Dosen Pembimbing Lapangan
Ketua Pusat KKN

Samsul Arifin Dr. Ali Badrudin, S.S., M.A. drg. Agustin Wulan Suci D, MDSc
NIP. 197703092005011001 NIP. 197908142008122003

Anda mungkin juga menyukai