0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
Penelitian ini membahas hubungan antara volume cairan, cardiac output, dan venous return pada pasien kritis. Pemahaman mengenai fisiologi ini penting untuk mengelola pasien di ICU. Berbagai kondisi seperti tamponade jantung dan pneumotoraks dapat mempengaruhi parameter-parameter tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan eksperimental untuk memahami hubungan antara faktor-faktor tersebut.
Penelitian ini membahas hubungan antara volume cairan, cardiac output, dan venous return pada pasien kritis. Pemahaman mengenai fisiologi ini penting untuk mengelola pasien di ICU. Berbagai kondisi seperti tamponade jantung dan pneumotoraks dapat mempengaruhi parameter-parameter tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan eksperimental untuk memahami hubungan antara faktor-faktor tersebut.
Penelitian ini membahas hubungan antara volume cairan, cardiac output, dan venous return pada pasien kritis. Pemahaman mengenai fisiologi ini penting untuk mengelola pasien di ICU. Berbagai kondisi seperti tamponade jantung dan pneumotoraks dapat mempengaruhi parameter-parameter tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan eksperimental untuk memahami hubungan antara faktor-faktor tersebut.
Judul Penelitian Hubungan Volume Cairan dengan Cardiac Output dan
Venous Return pada Pasien Kritis Nama Jurnal Jurnal Anestesiologi Indonesia Volume & Halaman Volume 11, Nomor 3, Hal 164- 177 Penulis Rr. Listiana Dewi Sartika, Erwin Pradian, Nurita Dian, Reza W Sudjud & Ricky Aditya Tahun Jurnal 2019 Latar Belakang Terdapat banyak faktor yang menentukan kembalinya cairan ke jantung kanan. Faktor perbedaan tekanan antara mean systemic filling pressure (MSFP) dengan tekanan atrium kanan, serta faktor resistensi vena merupakan faktor penentu dalam fungsi venous return. Pemahaman cardiac output secara utuh baik sebagai fungsi jantung dan sebagai venous return ini dapat menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan disfungsi kardiovaskular maupun gangguan ekstra kardiak pada pasien kritis dengan kondisi syok. Tujuan Penelitian untuk memahami hubungan antara cairan tubuh dengan cardiac output dan venous return. Permasalahan Pemberian cairan pada pasien kritis yang dirawat diruang ICU yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis dan paramedic karena sangat berpengaruh terhadap tubuh pasien. Dan jika tidak diperhatikan akan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimental. Pembahasan Pada kasus syok obstruktif , misalnya pada tamponade jantung, tension pneumothoraks atau kompresi vena cava inferior karena abdominal compartement syndrome atau karena kehamilan, dapat menyebabkan penurunan cardiac
Sukmawati Profesi Ners Stikes Gunung Sari
Makassar Nim : 19193006 output karena obstruksi. Tension pneumothoraks menyebabkan penurunan venous return karena adanya peningkatan tekanan intrathoraks. Ini terjadi karena peningkatan tekanan pleura (Ppl) menjadi pembatas venous return, dan bukan lagi tekanan atrium kanan (Pra). Persamaan VR=MSFP-CVP berubah menjadi VR=MSFP-Ppl. Venous return tidak lagi bertambah dengan penurunan tekanan atrium kanan. Peningkatan Ppl menyebabkan kurva jantung bergeser ke kanan (titik A bergeser ke B), perbedaan tekanan transmural akan menyempit dan pengisian ventrikel menurun. Titik B bergeser ke C disebabkan Ppl yang meningkat akan menyebakan kompresi vena sehingga resistensi vena meningkat. Resistensi yang meningkat akan menurunkan venous return dan cardiac output. Titik C bergeser ke D melalui mekanisme lung colaps dan hipoksemia akut yang terjadi pada tension pneumothoraks, menyebabkan peningkatan PVR. Kesimpulan Pemahaman mengenai fisiologi cairan dan hubungannya dengan venous return dan cardiac output sangat penting dimiliki oleh klinisi dalam mengelola pasien kritis di ICU. Konsep lama yang melihat sistem kardiovaskular hanya dari konsep jantung kiri saja ternyata tidak bisa menjelaskan banyak hal dalam aplikasi klinis. Seperti dalam tulisan ini, banyak bentuk syok yang melibatkan peran pembuluh darah atau komponen ekstrakardiak lainnya. Gambaran patofisiologi ini memiliki relevansi klinis untuk mengelola pasien dengan patofisiologi penyakit yang kompleks.