SUWARDI, S. Kep
20203025
PEMBIMBING
CI LAHAN CI INTITUSI
(.......................................) (........................................)
BAB I
KONSEP DASAR GANGGUAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT TIDUR
A. Definisi Istirahat Tidur
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan
aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa
sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
yang berbeda (Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh
atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan,
Dasar, 2011:203).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang
periodic dan alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah pola
“tidur ayam” yang periodic dan alami, yang memberi istirahat adekuat,
2012).
B. Fisiologi Tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain
siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu
kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur
dengan gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar
dari kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3
dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut,
tekanan darah, pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh
Tahap 5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap
pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat
tahapan yaitu:
a. Tahap I
beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini
ditandai dengan :
b. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung
10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak menjadi
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebut
gelombang tidur.
c. Tahap III
d. Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai
dengan :
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun
pagi.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik.
(mengompol).
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 % dari
tidurnya.
sebelumnya.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang
f) Metabolisme meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
Tabel 1.1
Kebutuhan Dasar Manusia
Umur Tingkat Jumlah Kebutuhan Tidur
Perkembangan
0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan -3 Masa anak 11-12 jam/hari
tahun
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari
1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
tidurnya.
3. Motivasi
4. Kelelahan
5. Kecemasan
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
7. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
D. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah
insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di
malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
1. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami kesulitan
tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur non
tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental
seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial
2. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya
3. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
4. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti nyata
yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan
Fromberz, 2005).
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga
jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang
paling umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak
(Mendez, dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga
2005).
6. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
E. Patofisiologi
mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak
untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem
susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan
kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Dalam
keadaan sadar, neuron dalam reticular activating sistem (RAS) akan melepaskan
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada
saat tidur, terdapt pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan saat
bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan
sistem limbic. Dengan demikian, sistem batang otak yang mengatur siklus atau
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, yaitu:
F. Gejala Klinis
tahan tubuh menurun serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi,
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang menunjukkan inhibisi
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
G. Pemeriksaan Diagnostik
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut
(EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji
aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi
merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari. The Multiple Sleep
Latency Test (MSLT) memberikan informasi yang objektif tentang kantuk dan aspek-
aspek tertentu dari struktur tidur dan mengukur gerakan mata menggunakan EOG,
perubahan tonus otot menggunakan EMG, dan aktivitas listrik otak menggunakan
EEG. Klien dapat memekai Actigraph pada pergelangan tangan untuk mengukur pola
tidur selama jangka waktu tertentu. Data Actigraphy memberika informasi waktu
tidur, efisiensi tidur, jumlah durasi waktu jaga, serta tingkat aktivitas dan istirahat
(Buysse, 2005).
H. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
waktu-waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri.
rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa
melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat
h. Cognitive Therapy
i. Imagery Training
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan
2. Terapi Farmakologi
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur
mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering dan lain
sebagainya.
1. Komplikasi
1. Efek psikologis
2. Efek fisik/somatik
3. Efek sosial
Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi
keluarga.
4. Kematian
Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup
lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini mungkin
angka harapan hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada
sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita insomnia memiliki
kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jika
PATHWAY
Latihan
Obat & Lingkungan
Stress / kelelahan
Substansi tidak nyaman
Gaya hidup emosional
Mengubah Mengurangi
Rutinitas & Kecemasan
pola tidur kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
Nutrisi & kalori rotasi Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan Motivasi tidur
perubahan Sering
Kesiapan
Akibat factor Akibat factor Deprivasi
meningkatkan
eksternal internal tidur
tidur
Gangguan pola
Insomnia
tidur
BAB II
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Keperawatan
format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa,
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama :
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f. Berpakaian
h. Personal Hygiene
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m. Bekerja
4. Pengkajian Psikososial
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit.
b. Gejala Kardial
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
B. Diagnosa Keperawatan
1. Insomnia
2. Deprivasi tidur
1 Insomnia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 1. Peningkatan Koping : Membantu pasien 1. Mengurangi tekanan pada
24 jam diharapkan pasien tidak mengalami untuk beradaptasi dengan persepsi, diri pasien
insomnia dengan kriteria hasil : stressor, perubahan atau ancaman yang
Indikator IR ER mengganggu pemenuhan tuntutan dan
peran hidup. 2. Kenyamanan membuat
1. Jumlah jam tidur (sedikitnya 5
2. Manajemen Lingkungan Kenyamanan: pasien relaksasi dan
jam per 24 jam untuk orang
Memanipulasi lingkungan sekitar pasien membantu pasien santai
dewasa.
untuk meningkatkan kenyamanan yang
2. Pola, kualitas dan rutinitas
optimal. .
tidur.
3. Peningkatan Tidur : Memfasilitasi siklus 3. Agar pasien mampu
3. Perasaan segar setelah tidur.
tidur-terjaga yang teratur. membangun pola tidur yang
4. Terbangun di waktu yang
sesuai sesuai
2 Deprivasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Menghilangkan pencetus
Tidur selama ...X24 jam diharapkan pasien tidak penggunaan energi untuk mengatasi atau
mengalami deprivasi tidur dengan kriteria hasil mencegah keletihan dan deprivasi tidur.
: mengoptimalkan fungsi.
Indikator IR ER 2. Manajemen Medikasi : Memfasilitasi
penggunaan obat resep dan obat bebas 2. Mengurangi gangguan tidur.
- Perasaan segar setelah tidur
yang aman dan efektif.
- Pola dan kualitas tidur
3. Manajemen Alam Perasaan:
- Rutinitas tidur
Menciptakan keamanan , kestabilan,
- Jumlah waktu tidur yang
pemulihan, dan pemeliharaan pasien 3. Membuat pasien lebih
terobservasi santai.
yang mengalami disfungsi alam perasaan
- Terjaga pada waktu yang
baik depresi maupun peningkatan alam
tepat
perasaan.
- Melaporkan penurunan gejala
4. Peningkatan Tidur : Memfasilitasi siklus
Deprivasi tidur (misalnya,
tidur-bangun yang teratur.
konfusi, ansietas, mengantuk 4. Agar pasien mampu
pada siang hari, gangguan membangun pola tidur yang
perseptual, dan kelelahan). sesuai
- Mengidentifikasikan dan
melakukan tindakan yang
dapat meningkatkan tidur
atau istirahat.
- Mengidentifikasikan faktor
yang dapat menimbulkan
Deprivasi tidur (misalnya,
nyeri, ketidakadekuatan
aktivitas pada siang hari)
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
3 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Membantu pola tidur yang
Meningkat 24 jam diharapkan pasien dapat meningkatkan penggunaan energy untuk mengatasi atau adekuat pada pasien.
kan Tidur tidur dengan kriteria hasil Pasien akan : mencegah keletihan dan
Indikator IR ER mengoptimalkan fungsi
2. Manajemen LingkunganKenyamanan: 2. Kenyamanan membuat
1. Mengidentifikasi tindakan yang
Memanipulasi lingkungan sekitar pasien pasien relaksasi dan
akan meningkatkan istirahat
untuk meningkatkan kenyamanan membantu pasien santai.
atau tidur
optimal
2. Mendemonstrasikan
kesejahteraan fisik dan
3. Peningkatan Tidur : Memfasilitasi siklus 3. Agar pasien mampu
psikologis
tidur-bangun yang teratur membangun pola tidur yang
3. Mencapai tidur yang adekuat
sesuai
tanpa menggunakan obat
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh
indikator berikut
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
4 Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 1. Determinasi efek-efek medikasi terhadap 1. Mengetahui pengaruh obat
Pola Tidur 24 jam diharapkan px tidak terganggu saat tidur pola tidur. dengan pola tidur pasien.
dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat. 2. Memberikan informasi
Indikator IR ER kepada pasien dan keluarga
pasien.
e. Implementasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA