Anda di halaman 1dari 48

KOMUNIKASI INFORMASI

DAN EDUKASI (KIE)

Tim Dosen KIE


 Mengenal peran farmasis dalam Komunikasi,
Informasi dan Edukasi Obat ke pasien dan
tenaga Kesehatan lainnya dan
 Mampu mempraktekkannya dalam bentuk
simulasi kasus, dan konseling obat. Beberapa
peran yang harus mampu dipraktekkan
LEARNING adalah :
OBJECTIVE
• Skrining resep : administrasi, farmasetik
dan klinis, medication errors
• Dispensing dan pemberian informasi obat
pada resep
• Konseling dan swamedikasi
• Edukasi (PKRS)
Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan, gagasan,
DEFINISI informasi dari “sender” kepada
KOMUNIKASI “receiver” dg harapan adanya
pengaruh terhadap penerima
pesan (receiver).
Tindakan oleh 1 orang atau lebih yang
mengirim &menerima pesan, yang terdistorsi
oleh gangguan (noise), terjadi dalam konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan
ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik.
DEFINISI
KOMUNIKASI Proses yang digunakan orang untuk berbagi
info, ide, pemikiran, pengalaman,
pengetahuan & perasaan melalui
penyampaian/penyaluran pesan-pesan
simbolik
KOMUNIKASI MERUPAKAN ASPEK PENTING DARI
PRAKTEK KEFARMASIAN (dalam lingkup farmasi
komunitas)

Ex : dispensing, PC, konseling


KOMUNIKASI

Kebutuhan pasien dapat dinilai dan informasi yang


penting bagi pasien dapat diberikan

Penggunaan obat menjadi rasional


DEFINISI KIE adalah proses penyampaian pesan
KOMUNIKASI atau informasi dalam praktek
INFORMASI kefarmasian (terkait obat maupun non
DAN obat) dengan menganalisis kebutuhan
EDUKASI pasien dengan tujuan agar terapi
(KIE) menjadi optimal
Pelayanan Informasi Obat
Tenaga kesehatan (dokter, perawat,
dll)
Peran Pasien
Farmasis Konseling untuk pasien
dalam Edukasi untuk tenaga kesehatan
Komunikasi Swamedikasi
Informasi dan
Edukasi (KIE)
MERUPAKAN BAGIAN DARI PERAN
FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIS
Pelayanan yang diberikan oleh farmasis
dalam mengupayakan terapi obat yang
Farmasi aman, appropriate dan cost-effective.
Klinik Penggunaan obat dalam kasus klinik,
bukan sekadar penyediaan produk obat
Tanggung jawab profesi farmasi
dalam mengoptimalkan terapi
Pharmaceutical obat untuk meningkatkan kualitas
Care hidup pasien (QoL)
Mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan penggunaan
obat (DRP= Drug Related Problem)
Pharmaceutical
Care  Mengatasi DRP yang sudah terjadi

 Mencegah DRP yang berpotensi


untuk terjadi
1. Indikasi tidak tepat
2. Pemilihan obat tidak tepat
Masalah 3. Dosis terlalu rendah
yang 4. Dosis terlalu tinggi
berkaitan 5. Efek samping obat
dengan 6. Interaksi Obat
penggunaan 7. Pasien tidak menggunakan obat
obat (non-compliance)
8. Obat belum terbukti efektif
Berbasis di ruang rawat (ward-
based)
Pelayanan
Barbasis tidak di ruang rawat (non-
Farmasi Klinik
ward-based)
Monitoring terapi obat
Ward-based Informasi dan Edukasi
Skrining instruksi pengobatan
saat dispensing
Non-ward- Pelayanan Informasi Obat
based Edukasi / konseling
MESO, EPO (Evaluasi
Penggunaan Obat)
• Gunakan bahasa yang baik
Komunikasi
• Gunakan bahasa/istilah yang mudah
verbal dimengerti
• Pandang wajah sebagai bentuk perhatian
• Hindari baca pertanyaan
• Duduk santai untuk menurunkan
kegelisahan (optional, terutama pada
Teknik KIE Komunikasi konseling)
non-verbal • Mengangguk untuk setiap pernyataan yang
benar
• Nada suara teratur
• Berpakaian profesional

• Kecepatan bicara orang rata2 125 kata/menit


dengan < 30% dipahami
Mendengar • Tingkatkan kemampuan mendengar agar
interview efisien dan efektif
KOMUNIKASI
VERBAL
Komunikasi verbal merupakan
bentuk komunikasi yang
disampaikan dengan kata-kata
KOMUNIKASI oleh komunikator kepada
VERBAL komunikan secara tertulis
maupun lisan, untuk
mengungkapkan pemikiran,
gagasan, perasaan, atau emosi
Ciri :
1. Disampaikan secara lisan
maupun tertulis
KOMUNIKASI 2. Proses komunikasi eksplisit
VERBAL dan cenderung 2 arah
3. Kualitas proses komunikasi
sering ditentukan oleh
komunikasi non verbal
Jenis :
1. Berbicara
KOMUNIKASI
VERBAL
2. Menulis
3. Mendengarkan
4. Membaca
FUNGSI 1. Sarana berinteraksi dengan
KOMUNIKASI orang lain
VERBAL 2. Transmisi informasi
1. Muncul IDE
2. ENCODING (mengubah ide agar dapat
diungkapkan)
3. Pengiriman pesan
4. Pesan diterima
Tahap proses 5. DECODING (penerjemahan isi pesan yang
komunikasi diterima)

Komunikator atau pengirim pesan dapat


berupa seseorang, sekelompok
orang/institusi pembuat pesan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. ketrampilan berkomunikasi (indra, daya serap
komunikasi)
2. pengalaman masa lalu (perasaan ) komunikan
3. Sikap berkomunikasi (ramah/marah)
4. Pengetahuan tentang materi

STRATEGI AGAR KOMUNIKASI BAIK DAN LANCAR


1. Bahasa sederhana
2. Beri tekanan pada kunci pesan
3. Re-check untuk memastikan pemahaman
4. Sampaikan pertanyaan dengan “solicit question”
(mengumpulkan data)
5. Pilih kalimat yang sesuai untuk klien
Percaya diri
Artikulasi jelas dan perlahan
Berbicara dengan wajar
Teknik Beri tekanan suara, jangan
berbicara monoton
efektif Atasi ketegangan
Hindari “em....” dan “eeee...”
Sampaikan yang penting
PESAN
Unsur fisik: verbal (lisan), ucapan
Visual →tanda-tanda, isyarat, bahasa tubuh
(non-verbal)

PENERIMA PESAN
Rantai akhir dalam proses komunikasi
Tanggapan komunikan terhadap pesan
tergantung :
1. Sikap komunikator saat berkomunikasi
2. Cara penafsirannya
 Mendengarkan adalah proses aktif
menerima rangsangan telinga
 Listening vs hearing
Speaking +
listening :
Verbal
communication
SIFAT BERKOMUNIKASI
1. Asertif: berani berfikir dan berani
Speaking + mempertahankan yang benar secara
listening : meyakinkan
Verbal 2. Submisif: ragu2, cenderung setuju pada
communication pendapat orang lain
3. Agresif: dogmatis sering mengadili
orang lain, menyerang secara personal
1. Lakukan tatapan mata
Trik 2. Gunakan gerakan tangan untuk
menginfokan hal verbal
sederhana
untuk 3. Bergerak dg santai
berkomunikasi : 4. Rileks & santai saat bicara
5. Perbanyak senyum
 Sibuk dengan diri sendiri
Hambatan  Sibuk dengan masalah eksternal
mendengarkan
 Faktor kawan-lawan
efektif:
 Mendengar yang diharapkan
Lingkungan fisik
Masalah semantic (makna)/ bahasa
Hambatan Rintangan pribadi (kurang percaya
mendengarkan diri)
efektif Perbedaan budaya
Tidak ada umpan balik
→untuk mengecek pemahaman lawan bicara atas
makna pesan
Misal saat melakukan konseling obat. Perlu ada
klarifikasi dari yang kita sampaikan.
“Saya ingin memastikan apakah saya sudah
Umpan balik menjelaskan semuanya dengan jelas. Sudilah anda
merangkum hal-hal penting yang perlu diingat
(feedback) tentang obat ini?”
“Tolong tunjukkan pada saya bagaimana anda
menggunakan inhaler ini nanti”
“Penting bagi saya mengetahui bahwa anda
memahami cara penggunaan obat ini. Nanti di
rumah, bagaimana anda akan memakai obat ini?”
Mendengarkan dengan baik:
Summarizing: merangkum bagian-
Mendengarkan bagian penting informasi
dan merespon
empatik Paraphrasing: memadatkan aspek-
aspek isi dan perasaan
KOMUNIKASI
NON VERBAL
Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi
yang menggunakan gerakan tubuh, gerakan
mata, ekspresi wajah, sosok tubuh,
penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan
volume bicara, bahkan juga keheningan untuk
KOMUNIKASI menyampaikan pesan. (Ekarina et al, 2010)
NON VERBAL
Kira-kira 55 % dari makna pesan yang didapat
dari proses komunikasi merupakan hasil
langsung dari pesan nonverbal,
Sekitar 38 % berasal dari isyarat vokal,
Dan hanya 7 % berasal dari pesan verbal.
1. Untuk memberi tekanan ungkapan
verbal
2. Untuk melengkapi pesan verbal
FUNGSI 3. Untuk menunjukkan
KOMUNIKASI kontradiksi/ketidaksetujuan
NON VERBAL 4. Untuk mengatur/isyarat
5. Untuk mengulangi ungkapan verbal
6. Untuk menggantikan pesan verbal
1. Proxemics (space or physical distance)
2. Chronemics (the use of time)
3. Oculesics (amount of eye contact or gaze)
TIPE 4. Haptics (the use of touch)
KOMUNIKASI 5. Kinesics (body movement)
NON VERBAL 6. Olfactics (smells, odor)
7. Vocalics (changes of pitch and tone)
8. Objectics (the use of objects, such as
clothes, symbols)
WAKTU – GERAKAN MATA -
OCULESICS
CHRONEMICS ▪ Gerakan mata, lama dan
Apakah reaksi kita arah suatu tatapan mata,
terhadap manajemen pergerakan pupil
waktu orang lain? ▪ Kita seringkali peka
Lama waktu terhadap informasi yang
Ketepatan waktu disampaikan melalui mata
Aktivitas yang ▪ Mata dapat menyiratkan
dilakukan dalam waktu kejujuran suatu
tersebut perkataan/perbuatan
• Touch can reduce tension,
SENTUHAN – affect rapport, and enhance
HAPTICS the therapeutic abilities of
Sentuhan dipercaya the health professional.
dapat membantu • The use of touch is
peningkatan dependent on:
kesehatan. • the relationship between
Sentuhan dapat the two parties
menghantarkan • how comfortable they
power, empati dan are about the use of
pemahaman touch
PENCIUMAN –
OLFACTICS
KINESICS – Meski manusia tidak
BODY MOVEMENT memiliki indera
 Kontak mata penciuman yang peka seperti
 Ekspresi wajah spesies lain, namun parfum,
deodorant dan
 Gestur/gaya tubuh
wewangian dapat
Postur menyampaikan
 Sentuhan pesan secara nonverbal
PENAMPILAN –
VOCALICS –
OBJECTICS
BAHASA DAN UCAPAN
Pitch :tinggi rendah Pesan apa yang
suara ingin anda
Volume tampilkan melalui
Kecepatan suara pemilihan baju
maupun aksesoris?
Kejelasan/artikulasi
 Intonasi
Pause/keheningan
ajining
sariro ono
ing busono
Sebagai pengirim pesan
Lakukan dengan jelas
STRATEGI Pastikan mendapat perhatian dari
MENINGKATKAN lawan bicara
KEMAMPUAN Jelaskan istilah teknis
KOMUNIKASI Sesuaikan dengan pesan verbal
NON VERBAL Sesuaikan dengan situasi dan kondisi
penerima
Sebagai penerima pesan
•Mendorong pengirim untuk berbicara
terbuka
STRATEGI •Dengarkan dengan baik, jangan
MENINGKATKAN menghakimi atau menyimpulkan dini
KEMAMPUAN
•Pertimbangkan perbedaan kultur, jenis
KOMUNIKASI
kelamin dan spek individu
NON VERBAL
•Perhatikan semua makna nonverbal
•Evaluasi persepsi anda terhadap makna
pesan
NY. TITA SANGAT TERTEKAN. IA BARU
SAJA DIBERITAHU BAHWA IA
MENDERITA KANKER KULIT.

SKENARIO: PROXEMICS:
Farmasis keluar dari balik konter dan
mengajak Ny. Tita ke ruang yang lebih
privat.
Ny. Tita menunjukkan bahwa
dokternya bingung saat ia menanyakan
kemungkinan efek samping obatnya.
OCULESICS:
Farmasis menjelaskan kemungkinan
efek samping dan apa yang sebaiknya
dilakukan jika itu terjadi. Farmasis
mengamati bahwa ny. Tita nampak
bingung. Jadi ia berhenti dan bertanya
apakah Ny. Tita memahami. Ia
menjawab paham. Meskipun
menjawab demikian, Farmasis tetap
memberikan penjelasan yang lebih
rinci. Setelah mendapat penjelasan
tersebut, ekspresi Ny. Tita
menunjukkan bahwa ia memahami.
KINESICS:
 Farmasis memastikan bahwa gerakan tubuh
dan ekspresi wajahnya selaras dengan
ucapannya. Yakni, saat ia berkata bahwa ia
perduli, ia memang nampak perduli.

HAPTICS:
 Satu saat selama pembicaraan, Farmasis
meletakkan tangannya di atas tangan Ny.
Tita, menatap matanya, dan berkata
dengan nada pasti, “Saya ingin membantu
Anda dengan cara ini.”
VOCALICS:
Selama pembicaraan, Farmasis
mengatur tekanan, kecepatan dan
volume suaranya. Misalnya, Farmasis
menandai bahwa ny. Tita cenderung
membisikkan kata “kanker”. Maka ia
merendahkan suaranya saat menyebut
kata itu.
Farmasis menggunakan tekanan yang
lembut, kalem, dan sedang selama
pembicaraan untuk menjaga
kenyamanan.
 Nonverbal communication is an important factor
in conveying the meaning in a message.
 Verbal and nonverbal messages need to be
congruent, since the nonverbal message is the
one that is generally believed.
 It is not enough to accurately perceive a patient’s
SUMMARY feelings and to communicate that understanding
verbally. Physical distance, posture, objects in the
environment, voice tone, and gestures can all
change the meaning of message.
 The most effective councelors are the ones whose
nonverbal messages are congruent with their
verbal message

Anda mungkin juga menyukai