BLOK I.C
SKENARIO 2 : ENDOKRIN
Tutor : Dra.Elmatris,MS
Kelompok :4
Ketua : Jasnidar Ariva (1710331013)
Sekretaris Papan : Fira Rahmaditha (1710333013)
Sekretaris Meja : Miftahul Jannah (1710331004)
Anggota : Annisa Karima Harda (1710331009)
Adinda Permata Sari (1710332002)
Suci Meysun Baddriyah (1710332004)
Nadia Shabira Amima (1710332009)
Prilisa Melenia (1710332010)
Monica Lailatul Murarah (1710333001)
Fannysia Halim (1710333014)
Rizky Trikomala Sari (1410332016)
Meitiya Fariyanti (1410332017)
Aming Sriwahyu (1410332019)
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2017/2018
MODUL II
SKENARIO 2 : ENDOKRIN
Shinta, gadis usia 16 tahun datang ke ibunya untuk bercerita bahwa ia takut
pakaian dalamnya ada darah yang cukup banyak. Ibunya pun menceritakan bahwa ini
dikenal dengan menarche. Ibunya pun menjelaskan tentang menstruasi dengan
panduan internet. Tiga bulan berikutnya, Shinta kembali menceritakan bahwa
menstruasi 3 bulan ini selalu datang 2 kali dalam sebulan. Untuk satu kali menstruasi,
darahnya pun cukup banyak selama 4 hari. Ibunya pun mengajak Shinta ke Bidan
untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada anaknya. Saat ini anaknya tampak
pucat seperti anemia.
1. Menstruasi bisa terjadi karena adanya sel telur yang tidak jadi dibuahi sehingga
lapisan dinding rahim menebal karna banyak mengandung pembuluh darah dan
akhirnya dinding rahim menjadi luruh sehingga terjadilah menstruasi yang
dipengaruhi oleh hormon FSH yang menghasilkan estrogen dan LH yang bertugas
mensekresikan progesterone.
2. Shinta mengalami menstruasi 2 kali sebulan bias jadi disebabkan karena
mengalami pendarahan unovulasi yang dipengaruhi oleh hormone LH, jadi terjadi
ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone.
3. Karena siklus menstruasi yang dialami Shinta lebih pendek dari siklus normal
4. Karena volume darah banyak keluar sehingga eritrosit dan hemoglobin dalam
tubuh Shinta berkurang itulah sebabnya wajah Shinta terlihat pucat.
5. Bidan perlu melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada Shinta agar bidan
mengetahui keluhan yang dialami Shinta dan juga untuk mengetahui riwayat
apakah terjadinya gangguan atau tidak pada organ reproduksi Shinta.
6. Karena terjadinya biosintesis hormone yang mengakibatkan terganggunya kelenjer
endokrin dan menyebabkan gangguan pada hipotalamus. Karena pusat
hipotalamus mengalami gangguan sehingga terjadilah perubahan hormonal dalam
tubuh.
7. Karena adanya kesalahan pada sistem embryogenesis.
8. Untuk lebih memastikan gangguan yang terjadi pada tubuh Shinta
9. Karena adanya kesalahan pada embryogenesis, yaitu pada kromosomnya sehingga
fungsi organ menjadi tidak normal akibatnya sistem endokrin tidak bisa
menjalankan tugasnya dengan baik.
10.Bentuk pemeriksaannya adalah USG dan cek darah
11.Hipotalamus, hipofisis, paratiroid, tiroid, kelenjer kelamin, dan kelenjer
pangkreas.
LANGKAH IV : Skema
Menarche Embryogenesis
sistem endokrin
Pendarahan
LANGKAH V : Menetapkan tujuan pembelajaran
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu :
c). Paratiroid
b.Testis
Gambaran umum:
Lapisan parenkim:
Gambaran mikroskopis:
•sel-sel endokrin:
•kapiler darah
4. Biosintesis Hormon
Berdasarkan target organnya, hormone steroid terbagi menjadi dua sub kelompok
yakni hormone seksual termasuk hormone progestasional (progestin dan estrogen)
dan hormone adrenal. Kedua kelompok tersebut berasal dari kolesterol yang
mempunyai struktur dasar siklopentanoperhidrofenantren. Struktur kerangka C-27
pada kolesterol berasal dari Acetil-CoA yang telah mengalami serangkaian peristiwa
sebagai berikut : diawali dari pembentukan asestat menjadi mevalonat yang
membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase kemudian diubah menjadi squalene
dilanjutkan dengan lanosterol. Selanjutnya, lanosterol akan diubah menjadi kolesterol
sebagai produk intermediate dengan mengambil tiga gugus karbon. Selai sebagai
precursor hormone steroid, kolesterol yang banyak terdapat di membrane sel juga
merupakan salah satu komponen bagi kelangsungan hidup sel.
1.AMP siklik
setiap membrane sel organ sasaran berisi protein reseptor yang dapat
bersenyawa dengan hormon tertentu. Hormone bertindak sebagai duta pertama.
Kompleks hormon reseptor yang terbentuk selanjutnya akan memicu aktivitas enzim.
Enzim ini akan mengubah ATP menjadi AMP siklik yang bertindak sebagai duta
kedua atau duta intraseluler. Duta kedua bergabung dengan enzim khas untuk
menghentikan aktivitas enzim lainnya.
Contoh: pada sel-sel hati dan otot , AMP siklik dipicu oleh hormon adrenalin yang
kemudian menghambat enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan glikogen dan
mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk memecah glikogen.
2. Pengaktifan gen
Setiap hormon bekerja pada organ sasaran dengan cara yang berbeda.
Molekul-molekul hormon menembus membrane sel dan bersenyawa dengan molekul-
molekul protein reseptor tertentu dalam sitoplasma. Kompleks hormon reseptor yang
dibentuk memasuki nukleus dan langsung bereaksi dengan DNA, kemudian memicu
transkripsi RNA dari gen tertentu. Sel sasaran membuat protein khas yang merespon
hormon tertentu.
Kekurangan : (kretinisme) Terjadi pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak
dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal. (Mix Oedema) Terjadi
pada orang dewasa, cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk
badan menjadi kasar, dan rambut rontok
Respository.unpad.ac.id (PDF)