Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

ARTIKEL
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
MERUPAKAN ANCAMAN BAGI KETAHANAN NASIONAL

DI SUSUN OLEH
NAMA : YENI

NIM : 042385054

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UPBJJ PANGKAL PINANG - 2020
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
MERUPAKAN ANCAMAN BAGI KETAHANAN NASIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

Globalisasi memberikan dampak baik positif maupun negatif. Kemudahan komunikasi dan
transportasi melintas batas antar negara membuat mudahnya arus manusia dan barang. Secara
garis besarnya, globalisasi mencerminkan motif ekonomi yang begitu kuat, dengan kata lain
ekonomi menjadi hal yang terpenting dalam era globalisasi yang sangat mempengaruhi
ideologi, politik, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan tiap negara di dunia.
Derasnya pengaruh globalisasi, memberikan tantangan baru bagi tiap negara khususnya
negara berkembang seperti Indonesia. Kejahatan-kejahatan baru timbul dengan melintasi
batas negara (transnasional). Berbagai bentuk aksi kejahatan transnasional antara lain seperti
perdagangan dan penyelundupan manusia, perdagangan narkotika, obat-obatan dan bahan
adiktif (narkoba), pencucian uang, pembajakan kapal, dan perdagangan gelap barang-barang
elektronik dan senjata ringan. Berbagai aksi kejahatan transnasional di atas dimanfaatkan
oleh orang-orang tertentu dikarenakan lemahnya pengawasan negara terhadap kawasan
perbatasan dan pembangunan kesejahteraan di perbatasan yang belum tercapai dengan baik.
Oleh karena itu, batas dan luas teritorial memainkan peran yang sangat signifikan dalam
menentukan eksistensi sebuah negara (Deplu RI: 2000). Asia Tenggara merupakan salah satu
dari tiga kawasan penghasil obat-obatan terlarang terbesar di dunia, bersama-sama dengan
wilayah Bulan Sabit Emas (Golden Crescent) (Afganistan-Pakistan-Iran). Secara khusus, di
Asia Tenggara keberadaan kawasan Segitiga Emas (Golden Triangle) di perbatasan Thailand,
Myanmar, dan Laos yang menghasilkan 60% produksi opium dan heroin di dunia. Produksi
Narkoba di kawasan itu termasuk dalam kategori narkotika dan potential addictive yang
terbuat dari jenis tumbuhan opium poppy dan papaver somniferum yang menghasilkan
heroin. Wilayah ini memberikan sumbangan pada industri heroin yang bernilai US$ 160
milyar per Tahun (Tobing:2002). Data di atas menunjukkan bahwa negara-negara Asia
Tenggara memiliki permasalahan serius yakni ancaman peredaran narkoba. Posisi Indonesia
yang berada pada silang dunia dan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara,
menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia agar mampu mengatasi peredaran narkoba
terlebih Indonesia salah satu negara yang populer dengan tanaman ganja. Luasnya wilayah
Indonesia dan sebagian besar merupakan wilayah laut membuat peredaran narkoba di
Indonesia sangat tinggi. Tentunya hal ini dapat mengancam keamanan nasional. Perdagangan
narkoba yang memiliki sasaran generasi muda adalah ancaman serius bagi generasi bangsa
pada masa yang akan datang. Selain berbahaya bagi kesehatan, menurut Tobing (2002)
narkoba dapat mengubah pergeseran nilai dan perubahan gaya hidup dengan kemampuan
daya beli (purchasing power) generasi muda yang meningkat. Dengan adanya pergeseran
nilai dan perubahan gaya hidup inilah yang mengakibatkan dampak buruk narkoba karena zat
pada narkoba yang dapat membuat ketergantungan akut dan menstimulasi pengguna narkoba
untuk menghalalkan segala cara agar dapat mendapatkan narkoba. Hal ini yang menjadi salah
satu penyebab tingginya angka kriminalitas. Pada situasi inilah, narkoba menjadi masalah
yang dapat mengancam keamanan nasional
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Zainul Ittihad. 2019. BMP MKDU 4111/ materi pokok Pendidikan kewarganegaraan.
Tanggerang selatan: universitas terbuka.
lhttp://nerisarvn.blogspot.com/2014/06/pengaruh-globalisasi-terhadap-ketahanan.html
http://trisnaputrisetiani.blogspot.com/2013/05/makalah-nasionalisme-memperkuat.html
http://granat.or.id/stories/penyalahgunaan-narkoba-vs-keamanan-nasional-indonesia
https://sucisatria.wordpress.com/2012/10/29/tugas-akhir-semester-pendidikan-
kewarganegaraan-makalah-narkoba-dan-ketahanan-nasional/
http://hankam.kompasiana.com/2011/03/30/narkoba-ancaman-nirmiliter-yang-nyata-
350804.html
http://mindtobrain.blogspot.com/2015/02/pro-dan-kontra-eksekusi-bali-nine.html
https://intansaf.wordpress.com/2013/07/11/ketahanan-nasional/

BAB II
PEMBAHASAN
A. Narkoba
1. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
adalah NAPZA yang merupakan singkatan dari ‘Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif’.
Pengertian lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
b. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
c. bahan adiktif lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan
d. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan
hasil pertanian ataupun secara sintetis yang mengandung karbohidrat dengan cara
fermentasi destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan cara
mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang
mengandung etanol.

2. Dampak Penyalahgunaan Narkoba


Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan
dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan
sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.Meskipun demikian terkadang
beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi
pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat.
Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat
yang beraneka ragam.
a. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalah gunakan
1) Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan
pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2) Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya
tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3) Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat
terlarang.
4) Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau
perguruan tinggi alias DO / drop out.
5) Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar
berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6) Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani
kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7) Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin

b. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia


1) Gangguan pada jantung;
2) Gangguan pada hemoprosik;
3) Gangguan pada traktur urinarius;
4) Gangguan pada tulang;
5) Gangguan pada pembuluh darah;
6) Gangguan pada endorin;
7) Gangguan pada kulit;
8) Gangguan pada sistem syaraf;
9) Gangguan pada paru-paru;
10) Gangguan pada sistem pencernaan;
11) Gangguan pada otak;
12) Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes,
TBC, dll;
13) Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia;
14) Menyebabkan depresi mental;
15) Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik;
16) Menyebabkan bunuh diri;
17) Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.

3. Pengguna Narkoba
Secara global, pemadat narkoba di dunia menurut data WHO mencapai 190 juta orang.
Sementara pengguna narkoba (end user) di Indoneisa yang cenderung mengalami trend
peningkatan dari tahun ke tahun, seperti terlihat dalam tabel berikut:

PENINGKATAN PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI INDONESIA


Tahun Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba %
terhadap JumlahPenduduk
2009 3,60 juta orang 1,99
2010 4,02 juta orang 2,21
2011 5,00 juta orang 2,80
Sumber: Hasil Survei BNN & Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas
Indonesia, 2009-2011

Secara demografis, “Pada umumnya pengguna narkoba adalah pekerja swasta, wiraswasta
dan buruh yang berusia di atas 30 tahun dengan tingkat pendidikan terbanyak SLTA.
Kepala BNN, Komjen Pol Goris Mere mengatakan, yang cukup mengkhawatirkan adalah
besarnya jumlah pengguna narkoba dari kalangan siswa/pelajar, yang berjumlah 3,8 juta pada
tahun 2010. Berdasarkan fakta-fakta di atas, trendnya diperkirakan akan  cenderung
mengalami peningkatan. BNN memperkirakan, prevalensi (angka kejadian) penyalahgunaan
narkoba di Indonesia akan mencapai sekitar 5,1 juta orang di 2015. Namun kalau trend
peningkatannya konsisten, angka perkiraan tahun 2015 bisa bertambah sampai dua kali lipat
menjadi sekitar 10 juta orang.

B.Ketahanan Nasional
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional mempunyai definisi yaitu kemampuan suatu bangsa dalam
mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi dan mengatasi ATHG (Ancaman
Tantangan Hambatan dan Gangguan) baik berasal dari dalam maupun luar baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk menjamin identitas, integeritas kelangsungan hidup
bangsa dan negara dalam rangka mencapai tujuan nasional.
2. Fungsi-Fungsi Ketahanan Nasional
a. Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamik bangsa
Ketahanan nasional adalah kedaulatan dan ketangguhan bangsa dalam menghadapi
berbagai segala hambatan, tantangan, gangguan dan ancaman (HTGA), baik dari dalam
mupun luar negeri, untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup, serta
perjuangan bangsa tersebut untuk mencapai cita-citanya sehingga mendorong
kemampuan bangsa tersebut untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk menuju
kejayaan bangsa dan negara.
b. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara
Dalam penjelasan UUD No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan –ketentuan pokok
pertahanan keamanan negara RI dinyatakan bahwa :
Konsepsi ketahanan nasional indonesia pada hakikatnya adalah konsepsi pengaturan
dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan negara yang tata tenteram dalam
kehidupan nasional yang berrdasarkan pancasila dan UUD 1945.
c. Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir Komprehensif Integral
Ketahanan  Nasional Indonesia, dilaksanakan atas dasar keterpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinterkasi inilah yang dimaksud dengan ketahanan
nasional sebagai metode berfikir komprehensif.
3. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Konsepsi dasar ketahanan nasional adalah model astagatra yang merupakan perangkat
hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini
dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai menggunakan
kemampuannya.
Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahakan dengan gatra dalam ketahanan
nasional Indonesia. Sedangkan unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan
nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.
a. Trigatra adalah aspek alamiah yang terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan
wilayah
b. Pancagatra adalah aspek sosial yang terdiri atas ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Unsur-unsur tersebut dianggap mempengaruhi negara dalam hal mengembangkan
kekuatan nasionalnya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan.
Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat kita ketahui melalui pengamatan atas
delapan gatra yang sudah disebutkan diatas. Sedangkan lemah/menurunnya tingkat
ketahanan nasional akan menurunkan kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman
kekuatan yang terjadi.
a. Aspek Alamiah (tri-gatra) Aspek alamiah ketahanan nasional terdiri dari:
1. Letak geografis Negara.
a. Sebagai Negara Kepulauan dengan laut pedalaman yang luas.
b. Secara Geografis berada pada posisi silang. Berperan dalam persoalan global positif
maupun negatif.
c. Topografinya memiliki banyak pulau, Perbandingan luas wilayah darat:laut = 2:3,dan
berbatasan dengan banyak negara
2. Kekayaan alam.
a. Menurut Jenisnya: Hewani, Nabati, Mineral, Tanah, Udara, Potensi ruang angkasa,
Energi alami air dan lautan
b. Menurut Sifatnya: Dapat diperbarui, tidak dapat diperbarui, dan tetap
3. Keadaan dan kemampuan penduduk.
a. Komposisi penduduk
 Jumlah penduduk berubah-ubah dan terus bertambah
 Susunan penduduk, pendekatan umur, kelamin, agama, suku, tingkat pendidikan
yang berbeda-beda dan diperlukan untuk memperkuat kondisi ketahanan nasional
b. Persebaran
Persebaran tidak merata, banyak di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali
c. Kualitas
 Faktor fisik: kesehatan, gizi, dan kebugaran
 Faktor nonfisik: mentalitas dan intelektualitas

      d. Aspek sosial (panca-gatra) Aspek sosial ketahanan nasional terdiri dari:

 Ideologi.
 Politik.
 Ekonomi.
 Sosial budaya.
 Pertahanan dan keamanan.

C.     Hubungan Narkoba dan Ketahanan Nasional beserta dampaknya


Hubungan Narkoba dengan Ketahanan Nasional Saat ini Indonesia mengalami krisis
multidimensi yang bisa mengancam stabilitas ketahanan nasional. Salah satu masalah yang
amat serius adalah narkoba. Narkotika dinilai jauh lebih berbahaya dari ancaman terorisme
internasional. Pejabat yang membekingi narkotika harus diusut terbuka. Indonesia adalah
negara dengan jumlah penduduk yang tinggi dan dengan letak geografis yang
menguntungkan. Hal ini menjadi salah satu penyebab mudahnya akses narkoba masuk ke
Indonesia dan tentu saja, masuknya narkoba adalah ancaman besar bagi ketahanan nasional
bangsa. Indonesia Masuk Sindikat Narkotika Dunia. Kesimpulan tersebut sungguh kurang
elok kedengaran. Tetapi bagaimanapun, Indonesia sudah terpetakan dalam jaringan sindikat
bandar narkotika dan obat-obatan berbahaya kelas internasional. Fakta akhir-akhir ini
menunjukkan pabrik ekstasi di Cikande, Banten, atau di Batam, hingga Rutan dan Lapas yang
merupakan penjara, dengan leluasa bisa memproduksi barang haram hingga mengedarkan ke
jaringan dunia tanpa pernah terendus sejak dari awalnya. Pada masa kini, sudah banyak
kejadian penyalahgunaan narkoba di Indonesia, khususnya di wilayah Lampung. Contohnya
saja, terdapat pelajar yang harus mengikuti Ujian Nasional di dalam tahanan karena mereka
tertangkap sedang memakai ganja disekitar perbukitan di Tanjungkarang Barat. Lebih
parahnya adalah siswa yang terlibat dalam masalah narkoba ini merupakan siswa yang
berasal dari sekolah favorit di Bandar lampung. Ditambah lagi usia mereka yang terlalu
muda, mereka merupakan siswa sekolah menengah pertama (SMP). Contoh kasus narkoba
lainnya adalah seorang siswa berusia 17 tahun yang baru lulus sekolah bernama M. Albar
Fajri, warga kelurahan Kaliawi, Tanjungkarang, diringkus polisi dan ditemukan 13 paket
ganja kering yang siap diedarkan. Hal ini sungguh disayangkan karena masalah ini
merupakan salah satu potret dari generasi muda masa kini yang mempengaruhi ketahanan
nasional.
Sistem nilai dalam budaya ketimuran juga nyaris sirna, diterjang cara pandang yang berbeda-
beda. Dan yang membuat miris adalah serangan narkotika dan obat-obatan (narkoba)
terlarang terhadap generasi muda masa kini. Entah seperti apa masa depan ketahanan
nasional, ketika generasi muda masa kini terus-menerus dilumpuhkan oleh narkoba. Generasi
muda adalah generasi penerus perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih
baik, tetapi pada masa kini sudah banyak generasi muda yang sudah terjebak dalam narkoba,
baik menjadi pengedar ataupun pemakai. Seperti yang kita ketahui bahwa penyalahgunaan
narkoba memiliki efek yang sangat buruk, terutama pada dampak fisik, emosi, dan perilaku.
Adapun dampak terhadap perubahan fisik yakni berat badan turun drastis, muka pucat, dan
mudah terjangkit penyakit. Apabila kita memiliki generasi penerus bangsa yang sakit-sakitan,
bangsa ini akan menjadi hancur karena stabilitas nasional akan terganggu, semua pekerjaan di
segala segi terutama pemerintahan akan kacau karena tidak optimalnya kinerja dari generasi
penerus untuk melakukan hal-hal yang sifatnya membangun bangsa. Adapun dampak
perubahan emosi dan perilaku yakni sangat sensitif dan mudah bosan, suka membangkang,
malas, sering melupakan tanggungjawab, suka mencuri, berbohong, dan masih banyak lagi.
Bayangkan saja bila Indonesia memiliki generasi penerus yang malas, suka berbohong, dan
mencuri, bangsa lain akan menilai bangsa Indonesia adalah bangsa yang buruk dan bangsa
yang bodoh. Akibatnya, Indonesia akan terkucilkan dari pergaulan di lingkup internasional
dan mungkin tidak ada negara yang mau bekerjasama dengan Indonesia nantinya. Proses
narkoba menghancurkan ketahanan bangsa itu sendiri dimulai dari tingkat individual/pribadi,
kemudian menyebar ke dalam suatu keluarga, kemudian meluas ke tingkat lokal dan meluas
lagi ke tingkat daerah, dan lama-kelamaan akan berkembang ke tingkat yang lebih luas yakni
tingkat nasional.
Ketahanan bangsa meliputi bidang pertahanan dan keamanan (hankam), ideologi, politik,
ekonomi, dan sosial budaya. Di bidang pertahanan dan keamanan dampak dari
penyalahgunaan yang semakin marak di negeri ini adalah menurunnya patriotisme,
nasionalisme, dan semangat bela negara. Di bidang ideologi, dampaknya adalah adanya
hedonisme dan kebebasan tanpa batas. Pengertian dari hedonisme sendiri adalah pandangan
yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
Maka dapat disimpulkan bahwa dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba di bidang
ideologi adalah timbulnya perilaku konsumtif dan kebebasan tanpa batas yang dapat
menmbulkan kebebasan yang tidak bertanggungjawab. Dampak di bidang politik adalah
timbulnya apatisme atau sikap tidak peduli terhadap apa yang sedang terjadi di
lingkungannya dan adanya patron (konsep dasar) politik yang kotor. Dampak di bidang
ekonomi diantaranya adalah timbulnya kemalasan untuk berusaha, menurunnya produktifitas
kerja, meningkatnya kriminalitas, dll. Serta dampak di bidang sosial budaya adalah timbulnya
dekadensi moral atau kemerosotan nilai moral pada masyarakat. Kesemua dampak yang
terdapat di seluruh bidang tersebut sangat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
yang berlandaskan Pancasila yang memiliki karakter ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan menjunjung keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pandangan Para Ahli Mengenai Narkoba yang Mengancam Ketahanan Nasional Kriminolog
Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Erlangga Masdiana, Adrianus Meliala, dan Ronny
Nitibaskara, sama-sama sependapat, kerapuhan di birokrasi termasuk di lembaga penegak
hukum, menjadikan Indonesia dianggan sangat cocok sebagai salah satu lokasi industri
narkotika internasional. Dengan kesadaran penuh sindikat narkotika internasional
memanfaatkan berbagai institusi formal negara yang mudah “dibeli” “Dalam memenuhi
kebutuhan dunia akan narkoba, sindikat narkoba internasional memisahkan tempat-tempat
untuk kultivasi dan produksi. Untuk itu, mereka mencari tempat yang dikategorikan sebagai
soft state,” kata Adrianus (dalam Harian Kompas). Menurut Adrianus, yang dimaksud soft
state adalah negara-negara yang pemerintahannya lemah, aparat penegak hukum dan
birokrasinya mudah “ditembus”, dan administrasi kependudukannya kacau. Dalam hal ini,
Indonesia memenuhi seluruh persyaratan sebagai soft state. Ronny Nitibaskara dalam
bukunya Ketika Kejahatan Berdaulat, menduga kuat, di Indonesia telah hidup jaringan
sindikat narkoba yang sangat sistematis, yang menyerupai organisasi kejahatan yang selama
ini dikenal di berbagai negara, seperti Mafia Sisilia, Triad China, Yakuza Jepang, atau kartel-
kartel di Kolombia.Organisasi kejahatan itu juga dijalankan oleh warga negara Indonesia
yang menjadi kepanjangan dan binaan organisasi tersebut yang bermarkas besar di negara
lain. Transnasionalisasi organisasi kejahatan itu “didukung” juga oleh perdagangan bebas,
sistem keuangan global, kemudahan transportasi, dan teknologi komunikasi.
Upaya Memberantas Peredaran Narkoba Dalam Menjaga Ketahanan Nasional Di era
globalisasi saat ini para pemuda Indonesia haruslah semakin mengerti pentingnya ketahanan
nasional serta sebagai penerus bangsa juga harus tahu cara menjaga ketahanan nasional.
Dalam ketahanan nasional, terdapat beberapa asas diantaranya yaitu Asas Kesejahteraan dan
Keamanan, Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu, Asas Mawas ke Dalam,
Mawas ke Luar, serta Asas Kekeluargaan. Dalam diri seseorang harus ditanamkan sifat
ketahanan nasional diantaranya mandiri, dinamis, wibawa, konsultasi dan kerjasama. Ini
semua merupakan modal awal untuk menjaga ketahanan nasional. Apabila tidak ada
ketahanan nasional, Indonesia tidak dapat berdiri sekokoh ini sekarang, karena ketahanan
nasional itu sendiri merupakan dasar dari bersatunya rakyat Indonesia sehingga dapat
membangun bangsa ini menjadi lebih baik dan lebih tangguh dalam menghadapi segala
ancaman, khususnya dalam hal ini adalah narkoba, karena apabila Indonesia ingin menjadi
bangsa yang maju, maka Indonesia harus senantiasa mengembangkan potensi dan sumber
daya yang dimilikinya untuk dapat bersaing dengan bangsa lain. Untuk menghadapi kondisi
ini, maka upaya untuk senantiasa mengembangkan kemampuan bangsa mempertahankan
hidupnya adalah sebuah keharusan, tanpa kemampuan tersebut, sebuah bangsa akan kalah
dan mati. Narkoba, yang merupakan salah satu ancama dari ketahanan nasional merupakan
masalah yang harus ditindak dengan tegas sehingga dampaknya dapat diminimalisir terhadap
gangguan akan ketahanan nasional.
D.  Upaya Memberantas Peredaran Narkoba Dalam Menjaga Ketahanan Nasional
Adapun upaya untuk menanggulangi peredaran narkoba diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Perlu ditingkatkan kembali kerja sama antara Badan Narkotika Nasional (BNN),
Kementerian Hukum dan HAM, Kepolisian, Kejaksaan dan masyarakat mengenai
upaya pemberantasan narkoba di seluruh Indonesia.
2. Perlunya penyuluhan yang terus menerus kepada generasi muda dan masyarakat
tentang bahaya dari narkoba seperti penggunaan media cetak dan elektronik, sekolah-
sekolah, kampus dan kantor-kantor baik pemerintahan dan swasta.
3. Perlunya pengawasan dan usaha keras dari pemerintah mengenai praktik pengedaran
narkoba baik secara langsung maupun di media online yang lagi marak sekarang ini.
Mengenai kejahatan dunia maya atau cyber crime perlu dilakukan kerja sama dengan
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
4. Perlu diperketatnya hukuman bagi pengedar narkoba dalam upaya pemberian efek
jera, opsi hukaman mati perlu dilakukan jika secara hukum telah memenuhi.
5. Upaya Pemberantasan narkoba di Lembaga Pemasyarakatan perlu ditingkatkan karena
Lapas disinyalir sebagai tempat pengedar atau bahkan sebagai tempat pembuat atau
pabrik narkoba. Manajemen Lapas perlu diperbaiki kembali.
6. Perlunya tes urine narkoba bagi setiap pegawai atau aparat pemerintah yang dilakukan
secara rutin.
7. Perlunya pendidikan dan perhatian dari orangtua untuk mendidik anaknya mengenai
bahaya narkoba sejak dini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketahanan nasional adalah suatu kemampuan suatu bangsa dalam mempertahankan hidup
dan kehidupannya dari ancaman. Salah satu ancaman ketahanan nasional di Indonesia adalah
penyalahgunaan narkoba. Khususnya dikalangan generasi muda Indonesia. Narkoba dapat
membuat akibat yang cukup fatal bagi masa depan bangsa Indonesia, apabila hal ini dibiarkan
terus-menerus dan tidak ada tindakan yang tegas dari pemerintah dan masyarakat, maka
Indonesia nantinya akan menjadi bangsa yang malas, bodoh, dan bangsa yang terlepas dari
karakter Pancasilanya.

B. Saran
Narkoba adalah salah satu ancaman ketahanan nasional yang cukup mengerikan. Sehingga
pemerintah dan masyarakat hendaknya perlu memberikan tindakan yang tegas untuk
memberantas peredaran narkoba khusunya dikalangan pelajar agar tidak terjerumus dalam
jebakan narkoba. Adapun rekomendasi yang penulis berikan terhadap upaya pemerintah
diantaranya perlunya peraturan dan penegakan hukum yang tegas mengenai peredaran
narkoba, serta perlunya koordinasi terhadap bidang-bidang terkait masalah pemberantasan
narkoba. Serta dari masyarakat dan orangtua hendaknya memberikan pendidikan dan
perhatian sejak dini kepada anak- anaknya mengenai narkoba beserta efek yang terjadi bila
memakainya.

Anda mungkin juga menyukai