4 2018
ABSTRAK
Hand hygiene merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan pencegahan terjadinya infeksi di
rumah sakit dan perawat harus melaksanakan five moment for hand hygiene karena perawat berinteraksi
langsung dengan pasien selama 24 jam. Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pengarahan), yang
berperan untuk mempertahankan segala kegiatan yang telah diprogramkan untuk dilaksanakan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan supervisi kepala ruang terhadap five
moment for hand hygiene perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif exploratif dengan desain penelitian
cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh perawat di ruang rawat inap sebanyak 313
responden, teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional sampling, sehingga diperoleh 84
responden dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
supervisi kepala ruang terhadap five moment for hand hygiene perawat pelaksana semua dalam kategori baik
(94,0%). Persentase pelaksanaan supervisi kepala ruang dalam kategori baik terdiri dari teknik perencanaan
(95,2%), pengarahan (98,8%), bimbingan (96,4%), motivasi (95,2%) dan evaluasi (94,0%), namun kategori
kurang baik pada teknik observasi (88,1%). Rekomendasi untuk kepala ruang RSUDZA Banda Aceh
hendaknya meningkatkan supervisi dengan teknik observasi terhadap pelaksanaan five moment for hand
hygiene perawat pelaksana, karena pemantauan secara langsung maupun menggunakan lembar observasi
dapat memastikan perawat melaksanakan hand hygiene sesuai dengan ketentuan.
ABSTRACT
Hand hygiene is one of the important factors in preventing of infection in the hospital. The nurse needs to do
the five moment hand hygiene because the nurse interacst directly with the patient for 24 hours. Supervision
is a part of the directing function (director), which has a role in maintaining all the programmed activities to
be implemented well. This research aims to find out the overviewof the headroom supervision
implementation of five moment for hand hygiene for the on-duty nurse in the inpatient room of dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh Hospital. The type of this research is an exploratory descriptive with a cross-sectional
design. The population is all the nurse in the inpatient room with the total 313 respondents. The sampling
technique used is proportional sampling, which obtain 84 respondents and data collection instrument is a
questionnaire. The result from the research shows that the headroom supervision implementation of five
moment for hand hygiene on the on-duty nurse is in a good category (94,0%). The percentage of headroom
supervision implementation is in a good category, consisting of planning techniqes (95,2%), directing
(98,8%), guiding (96,4%), motivation (95,2%) and evaluation (94,0%). The recommendation to the
headroom of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital is improve the supervision on observating the
implementation of five moment for hand hygiene on the on-duty nurse using.
92
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
93
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
for hand hygiene perawat pelaksana di ruang Tabel 1. Distribusi frekuensi data demografi
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. perawat pelaksanan
Zainoel Abidin Banda Aceh”. Tujuan dalam
penelitian ini adalah mengidentifikasi
No Data Demografi f %
gambaran pelaksanaan supervisi kepala
ruang dengan teknik perencanaan, 1 Usia :
pengarahan, observasi, bimbingan, motivasi (18-25 tahun) 19 22,6
dan evaluasi terhadap five moment for hand (26-65 tahun) 65 77,4
hygiene perawat pelaksana di ruang rawat 2 Jenis Kelamin :
inap RSUDZA Banda Aceh. Laki-laki 12 14,3
Perempuan 72 85,7
METODE
3 Pendidikan:
Peneltian ini merupakan penelitian
D-III/D-IV Kep 70 83,3
kuantitatif dengan metode deskriptif
Ners 14 16,7
eksploratif dengan menggunakan desain
4 Masa Kerja:
cross sectional study yang dilaksanakan
≤ 5 Tahun 54 64,3
pada tanggal 2-9 Juli 2018 di ruang rawat
6-10 Tahun 22 26,2
inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
≥ 10 Tahun 8 9,5
Abidin Banda Aceh. Populasi dalam
penelitian ini adalah 313 orang perawat
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa
dengan jumlah sampel adalah 84 orang
dari 84 perawat, usia dewasa mendominasi
perawat. Alat pengumpul data dalam
perawat yang berpartisipasi dalam penelitian
penelitian ini menggunakan kuesioner. Data
ini, yaitu 65 orang (77,4%). Mayoritas jenis
diolah dengan langkah-langkah : editing,
kelamin responden adalah perawat
coding, Data Entry, dan tabulating.
perempuan 72 orang (85,7%). Sebagian
besar tingkat pendidikan perawat berada
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan
pada tingkat D-III/D-IV Keperawatan 70
surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas
0rang (83,3%). Sementara responden
Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang
didominasi oleh perawat dengan masa kerja
bertujuan untuk melindungi dan menjamin
≤ 5 tahun 54 orang (64,3%).
kerahasiaan responden. Dalam penelitian ini
terdapat beberapa hal yang diperhatikan, Tabel 2. Distribusi frekuensi pelaksanaan
yaitu: memberikan penjelasan tentang tujuan supervisi kepala ruang terhadap five moment
dan prosedur penelitian, saat responden for hand hygiene perawat pelaksana.
bersedia dipersilahkan menandatangani
informed consent dan berhak untuk menolak No Kategori f %
saat responden tidak bersedia. Analisa data 1 Baik 79 94,0
2 Kurang Baik 5 6,0
terdiri dari analisa univariat.
Total 84 100
94
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
perawat yang mempersepsikan pelaksanaan perawat yang mempersepsikan pelaksanaan
supervisi kepala ruang dengan teknik supervisi kepala ruang dengan teknik
perencanaan terhadap five moment for hand bimbingan terhadap five moment for hand
hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr. hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
kategori baik 80 orang (95,2%). kategori baik 81 orang (96,4%).
95
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
96
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
Menurut pandangan peneliti sesuai dengan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dimana
temuan pada item kuesioner terdapat 4 kepala ruang yang mempunyai fungsi
perawat (4,8%) menyatakan kepala ruang pengarahan yang baik akan meningkatkan
belum melakukan perencanaan dengan baik keberhasilan sebesar 11,333 kali
(≤7,5) terhadap perencanaan kebutuhan dibandingkan kepala ruang yang berfungsi
logistik maupun melakukan supervisi secara kurang baik setelah dikontrol dari usia dan
berkala kepada perawat terhadap kepatuhan masa kerja sebagai kepala ruang.
perawat dalam melaksanakan five moment
for hand hygiene, sehingga beberapa Peneliti mempunyai pandangan bahwa
perawat masih mengalami kesulitan dalam fungsi pengarahan bertujuan untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mengarahkan perawat pelaksana melakukan
program patient safety. pekerjaannya dengan benar sehingga dapat
mencapai hasil yang diinginkan. Fungsi
Pelaksanaan supervisi kepala ruang pengarahan yang baik dari kepala ruang
dengan teknik pengarahan terhadap akan berdampak terhadap peningkatan
five moment for hand hygiene perawat kinerja perawat dalam upaya pelaksanaan
pelaksana pencegahan dan pengendalian infeksi.
Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4 Pelaksanaan supervisi kepala ruang
yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang dengan teknik observasi terhadap
dengan teknik pengarahan terhadap five five moment for hand hygiene perawat
moment for hand hygiene perawat pelaksana pelaksana
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5
di persepsikan oleh perawat menunjukkan yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang
kategori baik 83 perawat (98,8%) dan dengan teknik observasi terhadap Five
kategori kurang baik 1 perawat (1,2%). Moment for Hand Hygiene perawat
pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah
Supervisi keperawatan merupakan salah satu Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
fungsi pengarahan yang harus digunakan Banda Aceh yang di persepsikan oleh
oleh kepala ruang untuk meningkatkan perawat menunjukkan kategori baik 74
kualitas pelayanan keperawatan, salah perawat (88,1%) dan kategori kurang baik
satunya untuk meningkatkan pelaksanaan 10 perawat (11,9%).
five moment for hand hygiene (Bland &
Rossen, 2005). Pengarahan yang diberikan Kepala ruang melakukan observasi terhadap
untuk menjamin agar mutu asuhan kemampuan dan perilaku staf dalam
keperawatan pasien berkualitas tinggi, maka menyelesaikan pekerjaan dan hasil
kepala ruang harus mengarahkan stafnya pekerjaan yang dilakukan oleh staf tersebut
untuk melaksanakan tugasnya sebagai untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pemberi asuhan keperawatan kepada pasien staf dalam melaksanakan tugasnya sesuai
sesuai dengan standar asuhan keperawatan dengan yang diharapkan (Suyanto, 2009).
sesuai dengan kebijakan rumah sakit
(Gillies, 1994). Didukung oleh hasil penelitian Ponco &
Faridah (2016) mengenai penerapan
Didukung oleh hasil penelitian Handiyani supervisi klinis kepala ruang untuk
(2003) mengenai peran dan fungsi kepala meningkatkan pelaksanaan cuci tangan lima
ruang dengan indikator keberhasilan momen perawat pelaksana di Rumah Sakit
kegiatan pengendalian infeksi nosokomial di Bojonegoro dimana setelah dilakukannya
97
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
Hal ini sesuai dengan temuan pada item Menurut pendapat peneliti, sesuai dengan
kuesioner yang di persepsikan oleh perawat temuan pada item kuesioner terdapat
masih terdapat beberapa kepala ruang yang beberapa kepala ruang dalam kategori
belum memberikan bimbingan dengan baik kurang baik, dimana informasi yang
(<15) hal ini disebabkan karena kepala diberikan kepala ruang kurang dipahami
ruang kurang mengajarkan atau memberikan oleh perawat serta kepala ruang jarang
contoh tentang pentingnya melaksanakan memberikan contoh langsung kepada
five moment for hand hygiene untuk perawat tentang prosedur hand hygiene yang
keselamatan diri sendiri dan pasien. benar dan pentingnya melaksanakan five
moment for hand hygiene.
Pelaksanaan supervisi kepala ruang
dengan teknik bimbingan terhadap Pelaksanaan supervisi kepala ruang
five moment for hand hygiene perawat dengan teknik motivasi terhadap
pelaksana five moment for hand hygiene perawat
pelaksana
Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 6
yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 7
dengan teknik bimbingan terhadap five yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang
moment for hand hygiene perawat pelaksana dengan teknik motivasi terhadap five
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum moment for hand hygiene perawat pelaksana
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
di persepsikan oleh perawat menunjukkan Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang
kategori baik 81 perawat (96,4%) dan di persepsikan oleh perawat menunjukkan
kategori kurang baik 3 perawat (3,6%). kategori baik 80 perawat (95,2%) dan
kategori kurang baik 4 perawat (4,8%).
Bimbingan atau pengajaran yang diberikan
kepala ruang dapat meningkatkan kepatuhan Motivasi merupakan dorongan dari dalam
perawat pelaksana dalam melaksanakan diri seseorang yang menyebabkan seseorang
tugasnya dengan baik. Kepatuhan adalah tersebut melakukan kegiatan-kegiatan
sikap positif individu yang ditunjukkan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
dengan adanya perubahan meliputi Motivasi seseorang berkaitan dengan
perubahan pengetahuan, perilaku, mental, kebutuhan meliputi tempat dan suasana
emosional, aktifitas fisik, pemikiran, lingkungan kerja sehingga perawat yang
gagasan dan lainnya sesuai dengan tujuan bekerja mengalami penurunan motivasi yang
yang ditetapkan (Dewi, 2017). mengakibatkan tindakan perawat menurun.
Dimana motivasi yang baik maka tindakan
Didukung oleh hasil penelitian Jamaluddin praktik cuci tangan juga baik dilakukan dan
(2012) mengenai kepatuhan cuci tangan lima sebaliknya (Notoatmodjo, 2010).
momen di Unit Perawatan Intensif Rumah
98
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
Didukung oleh hasil penelitian Dewi (2017) dengan rencana yang telah disusun
mengenai faktor determinan kepatuhan sebelumnya (Suyanto, 2009).
perawat dalam melakukan praktik cuci
tangan di RSUD Ade Muhammad Djoen Dalam penelitian Frimponng, J.A dkk
Sintang dimana sebagian besar motivasi (2011) diketahui bahwa kegiatan supervisi
perawat rendah dalam melakukan praktik dapat meningkatkan produktivitas kerja
cuci tangan yaitu sebesar (72,1%) dan perawat. Supervisisees (penerima supervisi)
sebagian motivasi perawat tinggi dalam yang mendapat dukungan dari supervisior
melakukan praktik cuci tangan sebesar (kepala ruang) menunjukkan bahwa
(42,1%). produktivitas kerjanya lebih tinggi dari pada
yang tidak mendapat dukungan dari
Menurut pandangan peneliti bahwa motivasi supervisior. Hal ini sejalan dengan yang
yang diberikan kepala ruang mampu ditemukan oleh Dapartement of Health
meningkatkan produktivitas kerja perawat Human Service (DHHS, 2009) bahwa fungsi
dalam menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan supervisior (kepala ruang) adalah
temuan pada item kuesioner yang memberikan dukungan terhadap masalah
menyatakan bahwa beberapa perawat yang dihadapi perawat pelaksana dalam
mempersepsikan motivasi yang diberikan pemberian asuhan keperawatan.
oleh kepala ruang masih dalam kategori
kurang baik. Sehingga kepala ruang Didukung oleh hasil penelitian Sihotang,
diharuskan untuk memberikan penilaian Santosa & Salbiah (2016) mengenai fungsi
yang sesuai dengan kinerja perawat dalam supervisi kepala ruangan dengan
melaksanakan tugasnya, dan memberikan produktivitas kerja perawat pelaksana di
reward ketika perawat melaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi
tugasnya dengan baik. Medan dimana produktivitas kerja perawat
pelaksana mendekati nilai maksimal yaitu
Pelaksanaan supervisi kepala ruang 0,698, dengan nilai maksimal yang harus
dengan teknik evaluasi terhadap dicapai adalah 0,924. Hal ini menandakan
five moment for hand hygiene perawat bahwa semakin baik pelaksanaan fungsi
pelaksana supervisi maka produktivitas kerja perawat
pelaksana juga akan semakin baik.
Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 8
yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang Menurut pendapat peneliti, sesuai dengan
dengan teknik evaluasi terhadap five moment temuan pada item kuesioner terdapat 5
for hand hygiene perawat pelaksana di perawat (6,0%) menyatakan kepala ruang
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum belum melakukan evaluasi dengan baik
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang (≤ 10) hal ini dikarenakan kepala ruang
di persepsikan oleh perawat menunjukkan jarang memberikan teguran kepada perawat
kategori baik 79 perawat (94,0%) dan yang tidak melaksanakan five moment for
kategori kurang baik 5 perawat (6,0%). hand hygiene, sehingga dapat meningkatkan
angka infeksi di rumah sakit.
Penilaian kinerja perawat merupakan salah
satu upaya penjagaan komitmen perawat KESIMPULAN
terhadap pekerjaannya. Evaluasi merupakan Berdasarkan hasil penelitian dan
proses penilaian pencapaian tujuan apabila pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan pelaksanaan supervisi kepala ruang terhadap
oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi five moment for hand hygiene perawat
upaya pelaksanaan dan membandingkan pelaksana semua dalam kategori baik
99
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018
100
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018