Anda di halaman 1dari 10

JIM FKEP Vol. III No.

4 2018

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP FIVE MOMENT


FOR HAND HYGIENE PERAWAT PELAKSANA

AN OVERVIEW OF THE HEADROOM SUPERVISION TO FIVE MOMENT FOR


HAND HYGIENE ON THE ON-DUTY NURSE

Viona Delinda1, Noraliyatun Jannah2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Dasar dan Dasar Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
e-mail: vionadelinda96@gmail.com; nora@unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Hand hygiene merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan pencegahan terjadinya infeksi di
rumah sakit dan perawat harus melaksanakan five moment for hand hygiene karena perawat berinteraksi
langsung dengan pasien selama 24 jam. Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pengarahan), yang
berperan untuk mempertahankan segala kegiatan yang telah diprogramkan untuk dilaksanakan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan supervisi kepala ruang terhadap five
moment for hand hygiene perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif exploratif dengan desain penelitian
cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh perawat di ruang rawat inap sebanyak 313
responden, teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional sampling, sehingga diperoleh 84
responden dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
supervisi kepala ruang terhadap five moment for hand hygiene perawat pelaksana semua dalam kategori baik
(94,0%). Persentase pelaksanaan supervisi kepala ruang dalam kategori baik terdiri dari teknik perencanaan
(95,2%), pengarahan (98,8%), bimbingan (96,4%), motivasi (95,2%) dan evaluasi (94,0%), namun kategori
kurang baik pada teknik observasi (88,1%). Rekomendasi untuk kepala ruang RSUDZA Banda Aceh
hendaknya meningkatkan supervisi dengan teknik observasi terhadap pelaksanaan five moment for hand
hygiene perawat pelaksana, karena pemantauan secara langsung maupun menggunakan lembar observasi
dapat memastikan perawat melaksanakan hand hygiene sesuai dengan ketentuan.

Kata kunci: supervisi, hand hygiene, five moment

ABSTRACT
Hand hygiene is one of the important factors in preventing of infection in the hospital. The nurse needs to do
the five moment hand hygiene because the nurse interacst directly with the patient for 24 hours. Supervision
is a part of the directing function (director), which has a role in maintaining all the programmed activities to
be implemented well. This research aims to find out the overviewof the headroom supervision
implementation of five moment for hand hygiene for the on-duty nurse in the inpatient room of dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh Hospital. The type of this research is an exploratory descriptive with a cross-sectional
design. The population is all the nurse in the inpatient room with the total 313 respondents. The sampling
technique used is proportional sampling, which obtain 84 respondents and data collection instrument is a
questionnaire. The result from the research shows that the headroom supervision implementation of five
moment for hand hygiene on the on-duty nurse is in a good category (94,0%). The percentage of headroom
supervision implementation is in a good category, consisting of planning techniqes (95,2%), directing
(98,8%), guiding (96,4%), motivation (95,2%) and evaluation (94,0%). The recommendation to the
headroom of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital is improve the supervision on observating the
implementation of five moment for hand hygiene on the on-duty nurse using.

Keywords: supervisi, hand hygiene, five moment

92
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

PENDAHULUAN dari fungsi directing (pengarahan) dimana


dalam fungsi manajemen supervisi berperan
Rumah sakit merupakan salah satu tempat untuk mempertahankan agar segala kegiatan
yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan
nosokomial. Infeksi nosokomial adalah dengan baik (Suarli & Bahtiar, 2009).
suatu infeksi yang diperoleh selama pasien Kegiatan supervisi yang baik dapat
dirawat di rumah sakit, baik itu untuk meningkatkan produktivitas kerja perawat
perawatan atau datang berkunjung ke rumah (Frimpong, J. A dkk, 2011). Supervisi yang
sakit. Infeksi ini diakibatkan karena adanya kurang baik berdampak pada keselamatan
transmisi organisme patogen dalam waktu pasien (patient safety) (Nainggolan, 2010).
72 jam pertama pada masa rawatan yang Patient safety di definisikan sebagai
ditularkan melalui tangan (Kemenkes RI, “freedom from accidental injury” yang
2011). Hand hygiene merupakan teknik berfokus pada pencegahan hasil pelayanan
dasar yang paling penting dalam pencegahan kesehatan yang merugikan pasien atau yang
dan pengendalian terjadinya infeksi. Perawat tidak diinginkan (Kamil, 2010).
adalah salah satu petugas kesehatan yang
memiliki resiko tinggi terjadinya infeksi Menurut hasil penelitian ponco & faridah
nosokomial karena perawat berinteraksi (2016) didapatkan pelaksanaan tindakan
dengan pasien selama 24 jam dalam cuci tangan lima momen sebelum
memberikan asuhan keperawatan (Angga, pelaksanaan supervisi pada rumah sakit di
Prenggono & Budiarti, 2015). kabupaten bojonegoro sebagian besar
kurang baik dengan rata-rata 2.8261
Pelaksanaan cuci tangan yang benar adalah (56,5%), dan pelaksanaan tindakan cuci
cuci tangan yang dilaksanakan sesuai tangan lima momen setelah pelaksanaan
dengan prosedur 6 langkah teknik secara supervisi pada rumah sakit di kabupaten
berurutan serta pada waktu dan momen yang bojonegoro sebagian besar kurang baik
tepat (five moment for hand hygiene). dengan rata-rata 4.1957 (83,9%) terjadi
Berdasarkan hasil penelitian Sari (2017) peningkatan pelaksanaan cuci tangan lima
pelaksanaan five moment for hand hygiene momen setelah dilakukannya supervisi.
perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah
RSUDZA Banda Aceh tidak tercapai yaitu Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
30 orang (81,1%), pelaksanaan hand hygiene Abidin Banda Aceh merupakan rumah sakit
dengan kategori tidak tercapai yaitu, negeri kelas A dan ditetapkan sebagai rumah
Sebelum kontak dengan pasien 33 orang sakit rujukan tertinggi atau disebut pula
(89,2%), sebelum melakukan tindakan sebagai rumah sakit pusat yang berfungsi
aseptik 22 0rang (59,5%), setelah terpapar menyelenggarakan upaya kesehatan yang
cairan tubuh pasien 23 orang (62,2%), bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien
setelah kontak dengan pasien 22 orang dengan jumlah pengunjung 78,161 orang per
(59,5%), setelah kontak dengan lingkungan tahun (Graphiq, 2016). Berdasarkan hasil
sekitar pasien 24 orang (64,9%). survey tentang angka insiden Healthcare
Pelaksanaan hand hygiene dalam Associated Infection (HAIs) yang
pencegahan dan pengendalian infeksi harus dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2017 di
mencapai 100% (KARS, 2013). RSUDZA Banda Aceh dikatakan bahwa
untuk Infeksi Saluran Kencing (ISK) tahun
Pelaksanaan hand hygiene yang baik, salah 2016 1% dan tahun 2017 5,5%, angka
satunya dapat terlaksana melalui dukungan Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) tahun
keterlibatan kepala ruang selaku pimpinan 2016 12% dan tahun 2017 4,4%, angka
dari perawat pelaksana di masing-masing Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
ruang rawat inap (Ernawati, Tri & tahun 2016 19% dan tahun 2017 sebesar
Wiyanto, 2014). Kepala ruang harus 46,2%, angka Infeksi Luka Operasi tahun
mempunyai kemampuan dalam melakukan 2016 1% dan tahun 2017 0%.
supervisi untuk mengelola asuhan
keperawatan agar tujuan pelayanan Berdasarkan uraikan diatas masalah dalam
keperawatan dapat tercapai (Suarli & penelitian ini adalah “gambaran pelaksanaan
Bahtiar, 2009). Supervisi merupakan bagian supervisi kepala ruang terdap five moment

93
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

for hand hygiene perawat pelaksana di ruang Tabel 1. Distribusi frekuensi data demografi
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. perawat pelaksanan
Zainoel Abidin Banda Aceh”. Tujuan dalam
penelitian ini adalah mengidentifikasi
No Data Demografi f %
gambaran pelaksanaan supervisi kepala
ruang dengan teknik perencanaan, 1 Usia :
pengarahan, observasi, bimbingan, motivasi (18-25 tahun) 19 22,6
dan evaluasi terhadap five moment for hand (26-65 tahun) 65 77,4
hygiene perawat pelaksana di ruang rawat 2 Jenis Kelamin :
inap RSUDZA Banda Aceh. Laki-laki 12 14,3
Perempuan 72 85,7
METODE
3 Pendidikan:
Peneltian ini merupakan penelitian
D-III/D-IV Kep 70 83,3
kuantitatif dengan metode deskriptif
Ners 14 16,7
eksploratif dengan menggunakan desain
4 Masa Kerja:
cross sectional study yang dilaksanakan
≤ 5 Tahun 54 64,3
pada tanggal 2-9 Juli 2018 di ruang rawat
6-10 Tahun 22 26,2
inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
≥ 10 Tahun 8 9,5
Abidin Banda Aceh. Populasi dalam
penelitian ini adalah 313 orang perawat
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa
dengan jumlah sampel adalah 84 orang
dari 84 perawat, usia dewasa mendominasi
perawat. Alat pengumpul data dalam
perawat yang berpartisipasi dalam penelitian
penelitian ini menggunakan kuesioner. Data
ini, yaitu 65 orang (77,4%). Mayoritas jenis
diolah dengan langkah-langkah : editing,
kelamin responden adalah perawat
coding, Data Entry, dan tabulating.
perempuan 72 orang (85,7%). Sebagian
besar tingkat pendidikan perawat berada
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan
pada tingkat D-III/D-IV Keperawatan 70
surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas
0rang (83,3%). Sementara responden
Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang
didominasi oleh perawat dengan masa kerja
bertujuan untuk melindungi dan menjamin
≤ 5 tahun 54 orang (64,3%).
kerahasiaan responden. Dalam penelitian ini
terdapat beberapa hal yang diperhatikan, Tabel 2. Distribusi frekuensi pelaksanaan
yaitu: memberikan penjelasan tentang tujuan supervisi kepala ruang terhadap five moment
dan prosedur penelitian, saat responden for hand hygiene perawat pelaksana.
bersedia dipersilahkan menandatangani
informed consent dan berhak untuk menolak No Kategori f %
saat responden tidak bersedia. Analisa data 1 Baik 79 94,0
2 Kurang Baik 5 6,0
terdiri dari analisa univariat.
Total 84 100

HASIL Berdasarkan tabel 2. didapatkan bahwa


Berdasarkan hasil penelitian yang telah perawat yang mempersepsikan supervisi
dilakukan terhadap 84 responden, kepala ruang yang baik terhadap five
didapatkan hasil sebagai berikut: moment for hand hygiene di RSUDZA
Banda Aceh 79 orang (94,0%).

94
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

Tabel 3. Distribusi frekuensi pelaksanaan Tabel 6. Distribusi frekuensi pelaksanaan


supervisi kepala ruang dengan teknik supervisi kepala ruang dengan teknik
perencanaan terhadap five moment for hand bimbingan terhadap five moment for hand
hygiene perawat pelaksana hygiene perawat pelaksana
No Kategori f % No Kategori f %
1 Baik 80 95,2 1 Baik 81 96,4
2 Kurang Baik 4 4,8 2 Kurang Baik 3 3,6
Total 84 100 Total 84 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
perawat yang mempersepsikan pelaksanaan perawat yang mempersepsikan pelaksanaan
supervisi kepala ruang dengan teknik supervisi kepala ruang dengan teknik
perencanaan terhadap five moment for hand bimbingan terhadap five moment for hand
hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr. hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
kategori baik 80 orang (95,2%). kategori baik 81 orang (96,4%).

Tabel 7. Distribusi frekuensi pelaksanaan


Tabel 4. Distribusi frekuensi pelaksanaan supervisi kepala ruang dengan teknik
supervisi kepala ruang dengan teknik motivasi terhadap five moment for hand
pengarahan terhadap five moment for hand hygiene perawat pelaksana
hygiene perawat pelaksana No Kategori f %
No Kategori f % 1 Baik 80 95,2
1 Baik 83 98,8 2 Kurang Baik 4 4,8
2 Kurang Baik 1 1,2 Total 84 100
Total 84 100
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa perawat yang mempersepsikan pelaksanaan
perawat yang mempersepsikan pelaksanaan supervisi kepala ruang dengan teknik
supervisi kepala ruang dengan teknik motivasi terhadap five moment for hand
pengarahan terhadap five moment for hand hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada kategori baik 80 orang (95,2%).
kategori baik 83 orang (98,8%).
Tabel 8. Distribusi frekuensi pelaksanaan
Tabel 5. Distribusi frekuensi pelaksanaan supervisi kepala ruang dengan teknik
supervisi kepala ruang dengan teknik evaluasi terhadap five moment for hand
observasi terhadap five moment for hand hygiene perawat pelaksana
hygiene perawat pelaksana No Kategori f %
No Kategori f % 1 Baik 79 94,0
1 Baik 74 88,1 2 Kurang Baik 5 6,0
2 Kurang Baik 10 11,9 Total 84 100
Total 84 100
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa perawat yang mempersepsikan pelaksanaan
perawat yang mempersepsikan pelaksanaan supervisi kepala ruang dengan teknik
supervisi kepala ruang dengan teknik evaluasi terhadap five moment for hand
observasi terhadap five moment for hand hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
kategori baik 74 orang (88,1%). kategori baik 79 orang (94,0%).

95
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

PEMBAHASAN terhadap SPO mencuci tangan bisa mencapai


Pelaksanaan supervisi kepala ruang 100%.
terhadap five moment for hand hygiene
perawat pelaksana Pelaksanaan supervisi kepala ruang
dengan teknik perencanaan terhadap five
Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 2 moment for hand hygiene perawat
yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang pelaksana
terhadap five moment for hand hygiene
dengan teknik perencanaan, pengarahan, Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 3
observasi, bimbingan, motivasi dan evaluasi yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang
di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum dengan teknik perencanaan terhadap five
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang moment for hand hygiene perawat pelaksana
di persepsikan oleh perawat menunjukkan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
kategori baik 79 perawat (94,0%) dan Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang
kurang baik 5 perawat (6,0%). di persepsikan oleh perawat menunjukkan
kategori baik sebanyak 80 perawat (95,2%)
Supervisi merupakan proses interprsonal dan kategori kurang baik sebanyak 4
antara individu atau kelompok dimana perawat (4,8%).
dipandu oleh supervisior terampil yang
berfokus untuk meningkatkan kinerja staf Menurut Kron (1987) Perencanaan yang
(Bland & Rossen, 2005). Didukung oleh dilakukan kepala ruang perlu mendapatkan
hasil penelitian Rumampuk, Budu & Nontji input yang lengkap terhadap hal-hal yang
(2013) mengenai peran kepala ruangan akan disupervisi meliputi siapa yang akan
melakukan supervisi perawat dengan disupervisi, tugasnya, waktu dilakukannya
penerapan patient safety di ruang rawat inap supervisi, kenapa dan bagaimana masalah
RSU Gunung Maria Tomohon Perawat yang tersebut dapat terjadi. Dalam perencanaan
menyatakan bahwa supervisi kepala ruang kepala ruang harus membuat langkah kerja
terhadap penerapan patient safety yang akan dilakukan secara rutin seperti
menunjukkan kategori baik 40 perawat membuat uraian tugas, jadwal kerja,
(95,2%) dan kurang baik 2 perawat (4,8%) pemberian arahan dan perencanaan terhadap
namun memiliki kinerja yang baik. fasilitas yang harus tersedia untuk
melaksanakan hand hygiene seperti, air
Menurut pendapat peneliti dalam mengalir, sabun, larutan antiseptik dan lap
melaksanakan hand hygiene supervisi sangat tangan kering (Depkes, 2011).
dibutuhkan agar segala kegiatan yang telah
diprogramkan dapat dilaksanakan dengan Didukung oleh hasil penelitian Handiyani
benar dan lancar sehingga menghasilkan (2003) mengenai hubungan peran dan fungsi
kinerja yang baik dan tujuan yang telah manajemen kepala ruang dengan
ditetapkan organisasi dapat tercapai. Selain keberhasilan pelaksanaan program
itu peran kepala ruang juga dibutuhkan pengendalian infeksi nosokomial yang
untuk melakukan evaluasi terhadap perawat menyatakan bahwa kepala ruang yang
dengan memberikan umpan balik baik mempunyai fungsi perencanaan yang baik
formal maupun informal. Perhatian, rasa akan meningkatkan keberhasilan kegiatan
peduli dan tanggung jawab yang diberikan pengendalian infeksi nosokomial sebesar
perlu dilakukan kepala ruang untuk 10,880 kali dibandingkan dengan kepala
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan ruang yang memiliki fungsi perencanaan
program patient safety sehingga kepatuhan yang kurang baik, setelah dikontrol dari usia
dan masa kerja sebagai kepala ruang.

96
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

Menurut pandangan peneliti sesuai dengan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dimana
temuan pada item kuesioner terdapat 4 kepala ruang yang mempunyai fungsi
perawat (4,8%) menyatakan kepala ruang pengarahan yang baik akan meningkatkan
belum melakukan perencanaan dengan baik keberhasilan sebesar 11,333 kali
(≤7,5) terhadap perencanaan kebutuhan dibandingkan kepala ruang yang berfungsi
logistik maupun melakukan supervisi secara kurang baik setelah dikontrol dari usia dan
berkala kepada perawat terhadap kepatuhan masa kerja sebagai kepala ruang.
perawat dalam melaksanakan five moment
for hand hygiene, sehingga beberapa Peneliti mempunyai pandangan bahwa
perawat masih mengalami kesulitan dalam fungsi pengarahan bertujuan untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mengarahkan perawat pelaksana melakukan
program patient safety. pekerjaannya dengan benar sehingga dapat
mencapai hasil yang diinginkan. Fungsi
Pelaksanaan supervisi kepala ruang pengarahan yang baik dari kepala ruang
dengan teknik pengarahan terhadap akan berdampak terhadap peningkatan
five moment for hand hygiene perawat kinerja perawat dalam upaya pelaksanaan
pelaksana pencegahan dan pengendalian infeksi.

Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4 Pelaksanaan supervisi kepala ruang
yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang dengan teknik observasi terhadap
dengan teknik pengarahan terhadap five five moment for hand hygiene perawat
moment for hand hygiene perawat pelaksana pelaksana
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5
di persepsikan oleh perawat menunjukkan yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang
kategori baik 83 perawat (98,8%) dan dengan teknik observasi terhadap Five
kategori kurang baik 1 perawat (1,2%). Moment for Hand Hygiene perawat
pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah
Supervisi keperawatan merupakan salah satu Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
fungsi pengarahan yang harus digunakan Banda Aceh yang di persepsikan oleh
oleh kepala ruang untuk meningkatkan perawat menunjukkan kategori baik 74
kualitas pelayanan keperawatan, salah perawat (88,1%) dan kategori kurang baik
satunya untuk meningkatkan pelaksanaan 10 perawat (11,9%).
five moment for hand hygiene (Bland &
Rossen, 2005). Pengarahan yang diberikan Kepala ruang melakukan observasi terhadap
untuk menjamin agar mutu asuhan kemampuan dan perilaku staf dalam
keperawatan pasien berkualitas tinggi, maka menyelesaikan pekerjaan dan hasil
kepala ruang harus mengarahkan stafnya pekerjaan yang dilakukan oleh staf tersebut
untuk melaksanakan tugasnya sebagai untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pemberi asuhan keperawatan kepada pasien staf dalam melaksanakan tugasnya sesuai
sesuai dengan standar asuhan keperawatan dengan yang diharapkan (Suyanto, 2009).
sesuai dengan kebijakan rumah sakit
(Gillies, 1994). Didukung oleh hasil penelitian Ponco &
Faridah (2016) mengenai penerapan
Didukung oleh hasil penelitian Handiyani supervisi klinis kepala ruang untuk
(2003) mengenai peran dan fungsi kepala meningkatkan pelaksanaan cuci tangan lima
ruang dengan indikator keberhasilan momen perawat pelaksana di Rumah Sakit
kegiatan pengendalian infeksi nosokomial di Bojonegoro dimana setelah dilakukannya
97
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

observasi didapatkan pelaksanaan five Sakit Pantai Indah Kapuk dimana


moment for hand hygiene sebelum peningkatan kepatuhan cuci tangan sebelum
dilakukannya supervisi sebagian besar sosialisasi hanya sekitar 80% perawat yang
perawat kurang baik dalam melaksanakan mengetahui kepentingan dan prosedur cuci
hand hygiene dengan rata-rata (56,5%), dan tangan dan setelah sosialisasi meningkat
setelah dilakukan supervisi terdapat menjadi 100%. Hal ini menunjukankan
peningkatan pelaksanaan five moment for bahwa proses sosialisasi berdampak positif
hand hygiene dengan rata-rata (83,9%). terhadap kepatuhan cuci tangan.

Hal ini sesuai dengan temuan pada item Menurut pendapat peneliti, sesuai dengan
kuesioner yang di persepsikan oleh perawat temuan pada item kuesioner terdapat
masih terdapat beberapa kepala ruang yang beberapa kepala ruang dalam kategori
belum memberikan bimbingan dengan baik kurang baik, dimana informasi yang
(<15) hal ini disebabkan karena kepala diberikan kepala ruang kurang dipahami
ruang kurang mengajarkan atau memberikan oleh perawat serta kepala ruang jarang
contoh tentang pentingnya melaksanakan memberikan contoh langsung kepada
five moment for hand hygiene untuk perawat tentang prosedur hand hygiene yang
keselamatan diri sendiri dan pasien. benar dan pentingnya melaksanakan five
moment for hand hygiene.
Pelaksanaan supervisi kepala ruang
dengan teknik bimbingan terhadap Pelaksanaan supervisi kepala ruang
five moment for hand hygiene perawat dengan teknik motivasi terhadap
pelaksana five moment for hand hygiene perawat
pelaksana
Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 6
yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 7
dengan teknik bimbingan terhadap five yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang
moment for hand hygiene perawat pelaksana dengan teknik motivasi terhadap five
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum moment for hand hygiene perawat pelaksana
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
di persepsikan oleh perawat menunjukkan Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang
kategori baik 81 perawat (96,4%) dan di persepsikan oleh perawat menunjukkan
kategori kurang baik 3 perawat (3,6%). kategori baik 80 perawat (95,2%) dan
kategori kurang baik 4 perawat (4,8%).
Bimbingan atau pengajaran yang diberikan
kepala ruang dapat meningkatkan kepatuhan Motivasi merupakan dorongan dari dalam
perawat pelaksana dalam melaksanakan diri seseorang yang menyebabkan seseorang
tugasnya dengan baik. Kepatuhan adalah tersebut melakukan kegiatan-kegiatan
sikap positif individu yang ditunjukkan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
dengan adanya perubahan meliputi Motivasi seseorang berkaitan dengan
perubahan pengetahuan, perilaku, mental, kebutuhan meliputi tempat dan suasana
emosional, aktifitas fisik, pemikiran, lingkungan kerja sehingga perawat yang
gagasan dan lainnya sesuai dengan tujuan bekerja mengalami penurunan motivasi yang
yang ditetapkan (Dewi, 2017). mengakibatkan tindakan perawat menurun.
Dimana motivasi yang baik maka tindakan
Didukung oleh hasil penelitian Jamaluddin praktik cuci tangan juga baik dilakukan dan
(2012) mengenai kepatuhan cuci tangan lima sebaliknya (Notoatmodjo, 2010).
momen di Unit Perawatan Intensif Rumah
98
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

Didukung oleh hasil penelitian Dewi (2017) dengan rencana yang telah disusun
mengenai faktor determinan kepatuhan sebelumnya (Suyanto, 2009).
perawat dalam melakukan praktik cuci
tangan di RSUD Ade Muhammad Djoen Dalam penelitian Frimponng, J.A dkk
Sintang dimana sebagian besar motivasi (2011) diketahui bahwa kegiatan supervisi
perawat rendah dalam melakukan praktik dapat meningkatkan produktivitas kerja
cuci tangan yaitu sebesar (72,1%) dan perawat. Supervisisees (penerima supervisi)
sebagian motivasi perawat tinggi dalam yang mendapat dukungan dari supervisior
melakukan praktik cuci tangan sebesar (kepala ruang) menunjukkan bahwa
(42,1%). produktivitas kerjanya lebih tinggi dari pada
yang tidak mendapat dukungan dari
Menurut pandangan peneliti bahwa motivasi supervisior. Hal ini sejalan dengan yang
yang diberikan kepala ruang mampu ditemukan oleh Dapartement of Health
meningkatkan produktivitas kerja perawat Human Service (DHHS, 2009) bahwa fungsi
dalam menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan supervisior (kepala ruang) adalah
temuan pada item kuesioner yang memberikan dukungan terhadap masalah
menyatakan bahwa beberapa perawat yang dihadapi perawat pelaksana dalam
mempersepsikan motivasi yang diberikan pemberian asuhan keperawatan.
oleh kepala ruang masih dalam kategori
kurang baik. Sehingga kepala ruang Didukung oleh hasil penelitian Sihotang,
diharuskan untuk memberikan penilaian Santosa & Salbiah (2016) mengenai fungsi
yang sesuai dengan kinerja perawat dalam supervisi kepala ruangan dengan
melaksanakan tugasnya, dan memberikan produktivitas kerja perawat pelaksana di
reward ketika perawat melaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi
tugasnya dengan baik. Medan dimana produktivitas kerja perawat
pelaksana mendekati nilai maksimal yaitu
Pelaksanaan supervisi kepala ruang 0,698, dengan nilai maksimal yang harus
dengan teknik evaluasi terhadap dicapai adalah 0,924. Hal ini menandakan
five moment for hand hygiene perawat bahwa semakin baik pelaksanaan fungsi
pelaksana supervisi maka produktivitas kerja perawat
pelaksana juga akan semakin baik.
Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 8
yaitu pelaksanaan supervisi kepala ruang Menurut pendapat peneliti, sesuai dengan
dengan teknik evaluasi terhadap five moment temuan pada item kuesioner terdapat 5
for hand hygiene perawat pelaksana di perawat (6,0%) menyatakan kepala ruang
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum belum melakukan evaluasi dengan baik
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang (≤ 10) hal ini dikarenakan kepala ruang
di persepsikan oleh perawat menunjukkan jarang memberikan teguran kepada perawat
kategori baik 79 perawat (94,0%) dan yang tidak melaksanakan five moment for
kategori kurang baik 5 perawat (6,0%). hand hygiene, sehingga dapat meningkatkan
angka infeksi di rumah sakit.
Penilaian kinerja perawat merupakan salah
satu upaya penjagaan komitmen perawat KESIMPULAN
terhadap pekerjaannya. Evaluasi merupakan Berdasarkan hasil penelitian dan
proses penilaian pencapaian tujuan apabila pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan pelaksanaan supervisi kepala ruang terhadap
oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi five moment for hand hygiene perawat
upaya pelaksanaan dan membandingkan pelaksana semua dalam kategori baik

99
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

(94,0%). Persentase pelaksanaan supervisi Kesehatan Lainnya. SK Menkes


kepala ruang dalam kategori baik terdiri dari No 382/ Menkes/ 2007. Jakarta:
teknik perencanaan (95,2%), pengarahan Kemenkes RI
(98,8%), bimbingan (96,4%), motivasi
(95,2%) dan evaluasi (94,0%). Dapartement of Health Human Service
(2009). Clinical supervision and
Berdasarkan hasil penelitian diatas, adapun Professional development of the
saran yang diberikan peneliti bagi profesi subtance abuse counselor. Dibuka
keperawatan sebaiknya dapat terus tanggal 18 Juli 2018 pada:
mengembangkan ilmu pengetahuan dan http://www.ncbi.nml.nih.gov/books/N
keterampilan mengenai bidang manajemen BK64845
keperawatan khususnya tentang supervisi
kepala ruang terhadap five moment for hand Dewi, K. (2017) Faktor determinan
hygiene sehingga praktik keperawatan di kepatuhan perawat dalam
rumah sakit terus membaik serta lebih melakukan praktik cuci tangan di
berkualitas dalam pencegahan dan RSUD Ade Muhammad Djoen
pengendalian infeksi untuk meningkatkan Sintang. Pontianak: Universitas
keselamatan pasien. Muhammadiyah Pontianak. Dibuka
tanggal 16 Februari 2018 Pada:
Bagi rumah sakit sebaiknya dapat http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/ind
meningkatkan supervisi kepala ruang ex.php/JKMK?page=index
dengan teknik observasi secara langsung
terhadap pelaksanaan five moment for hand Ernawati, Elies, dkk. (2014). Penerapan
hygiene perawat pelaksana untuk mencegah Hand Hygiene Perawat di Ruang
meningkatnya angka infeksi yang Rawat Inap Rumah Sakit. Dibuka
disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap tanggal 2 maret 2018 pada:
pelaksanaan hand hygiene. Bagi peneliti http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/arti
selanjutnya dapat mengembangkan cle/view/523/409
penelitian terhadap pelaksanaan five moment
for hand hygiene setelah dilakukan supervisi
Frimpong, J. A dkk. (2011). Does
untuk meningkatkan keselamatan pasien
Supervision Improve Health Worker
(patient safety).
Productivity? Evidence from the
Upper East Region of Ghana.
REFERENSI
Tropical Medicine and
Berggren, I. & Severinsson, E. (2012). The
International Health.
Influence of Clinical Supervision on
Nurses Moral Decision Making.
Nursing Ethics Gillies, D.A. (1994). Nursing Management,
a system approach. Third Edition.
Philadelphia: WB Saunders.
Bland, A.R., & Rossen, E.K. (2005).
Clinical Supervision of Nurses
Working With Patient With Borderline Graphiq. (2016). Find The Best. Dibuka
Personality Disorder. Issue in Mental tanggal 16 Februari 2018
Health Nursing. Taylor & Francis pada:http://rumahsakit.findthebest.c
o.id/l/2201/ SU-Dr-Zainoel-Abidin
Depkes RI. (2011). Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Handiyani, H., Allenidekania., & Eryando,
Sakit dan Fasiltas Pelayanan T. (2003). Hubungan Peran dan

100
JIM FKEP Vol. III No. 4 2018

Fungsi Manajemen Kepala Ruangan meningkatkan pelaksanaan cuci


dengan Keberhasilan Pelaksanaan tangan lima momen perawat
Program Pengendalian Infeksi pelaksana
Nosokomial.
Rumampuk, Budu & Nontji, W. (2013).
Jamaluddin, J., Sugeng, S., Wahyu, l., Peran Kepala Ruangan Melakukan
Sondang, M. (2012). Kepatuhan Cuci Supervisi Perawat dengan Penerapan
Tangan 5 momen di Unit Perawatan Patient Safety di Ruang Rawat Inap
Intensif. Rumah Sakit Umum Gunung Maria
Tomohon.
Kamil, H. (2010). Patient Safety. Idea
Nursing Journal. Dibuka pada Sari, J. (2017) Gambaran Pelaksanaan
tanggal 10 Maret 2018 pada: Five Moment For Hand Hygiene
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/ Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
article/view/6341/5208 Inap Bedah Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Aceh. FKep Unsyiah Banda Aceh.
Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Suarli, S. & Bahtiar. (2012). Manajemen
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan keperawatan dengan pendekatan
Lainnya. Jakarta: Kementerian praktik. Jakarta: Erlangga.
KesehatanRI

Sumariyem, Q., Syaifudin, Kyrniawati, T.


Komisi Akreditasi Rumah Sakit (2013).
(2015). Hubungan Motivasi dengan
Pedoman Tata Laksana Survei
Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Kepatuhan Praktik Hand Hygiene di
Komisi Akreditasi Rumah Sakit Ruang Cendana IRNA RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Skripsi. STIKES
Kurniadi, A. (2013). Manajemen Aisyiyah Yogyakarta.
Keperawatan dan Prospektifnya:
Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Suyanto, (2009). Mengenal kepemimpinan
Badan Penerbit FK UI. dan manajemen keperawatan di
Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta
Kron, Thora, Gray, Anne. (1987). The
management of Patient Care; Putting
leadership Skills Work. Sixth Edition :
W.b. Saunders Company

Notoatmodjo. (2007). Ilmu Perilaku dan


Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta

____. (2010). Metodeologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Ponco & Faridah. (2016) penerapan


supervisi klinis kepala ruang untuk
101

Anda mungkin juga menyukai