Anda di halaman 1dari 5

Koai Ji

Si Pendekar aneh
Bagian 2

Tiga orang sakti ini tiba di pinggiran hutan , dalam waktu yang
hampir bersamaan, oleh karena tingkat ilmu Ginkang mereka
memang seimbang.
mereka terbelalak melihat suatu pemandangan yang
menyeramkan.

Di hadapan mereka tergeletak mayat seorang wanita muda , yang


kondisinya sangat mengenaskan, kepelanya pecah sehingga otak
di balik batok kepala terlihat dengan jelas ,
badan nya penuh dengan luka ,
kemungkinan akibat benturan bebatuan saat dia terjatuh ke dalam
lembah neraka,

Disamping mayat wanita ini tergeletak seorang bayi yang tali


pusarnya masih menyambung dengan rahim ibunya.
Bayi itu masih saja menangis menjerit jerit dengan sangat
kerasnya.
" Omitohud !..Thian telah menunjukan welas asih nya , walaupun
ibunya telah tewas ,akan tetapi masih sempat melahirkan putra
nya "

baru saja Im Yang Siucai Hendak jongkok , Tangan Tok Bai Liong
sudah mendahului menyambar Orok yang masih berlumuran darah
itu , entah dengan cara apa tali pusar telah terputus dan sang orok
sudah berada ditangannya.
` ha ha ha… Koi Ji...Koi Ji...kau memang adalah anak yang aneh,
dilahirkan oleh mayat dan dasar lembah nereka, kau memang
berjodoh dengan ku !"
Tok Bai Liong tertawa terbahak bahak dengan tangan kiri
menggendong sang orok .

" owek ,...owek...owek !... si orok masih saja menangis menjerit jerit
.

" cup..cup..cup.. anak baik diam ya , jangan menjerit terus ! "


Tok Bai Liong terus menimang nimang si orok sambil menepuk
nepuk bokong sang orok bermaksud menenangkan , akan tetapi
sang orok menangis semakin keras menjerit jerit.

" Hai ...kakek kerempeng gila , bayi itu haus harus di beri minum ! "
teriak Pek Coa Nio meloloskan selendangnya , membelit tubuh
sang orok , dan kini sudah berada di dalam gendongannya.

Tok Bai Liong tiba tiba mengeluarkan sebotol arak , menghampiri


sang orok yang digendong oleh Pek coa Nio.
" anak manis ini , Lohu kasih mimik arak ! "
baru saja mulut botol hendak di jejalkan kemulut sang orok , tiba
tiba saja tangan nya langsung ditepis oleh Pek Coa Nio

" Kakek gila...bayi harus diberi minum susu bukan arak!...dasar


kakek sinting apa kau hendak membunuh bayi ini ! "
bentak Pek Coa Nio

" oh iya,. susu ...nenek kisut bukankah kau yang punya susu ,ayo
dipentili ! "
berguman Tok Bai Liong , menggoda , sambil berjingkrak jingkrak
merasa senang dapat menggoda Pek Coa Nio yang wajahnya
sudah merah seperti udang rebus.
"Kakek krempeng sinting , cepat pergi sana cari wanita yang
sedang menyusui atau sapi , atau kambing yang sedang menyusui
apa sajalah ! yang penting air susu ! "
Pek Coa Nio walau hatinya jengkel dan marah marahnkepada Tok
Coa Liong , akan tetapi rasa keibuan dan kasih sayangnya sangat
besar, kepada sang orok yang di gendongnya, dia rela selendang
putihnya sudah belepotan darah untuk membungkus tubuh sang
bayi.

sementara Kakek krempeng dan nenek kisut yang sibuk


bertengkar, Hwesio gendut sudah selesai menguburkan jenazah
ibu sang orok.
" Omitohud ...semoga arwahnya dapat tenang di alam baka, ..
hei !.. kalian berdua seperti orang sinting saja , ayo berdoa
bersama agar arwahnya dapat tentram ! "
berkata Im Yang Siucai lalu membaca doa dan mantra mantra
Budha .
" Nio Nio tenanglah di alam baka, putramu akan pinto asuh dan
kuangkat jadi muridku ! "
berkata Im Yang siucai dengan sungguh sungguh.
akan tetapi ucapan dan doa tulus dari im Yang siucai membuat
kedua rekannya protes .

" Hei !...keledai gundul si Koai Ji (anak aneh) akan menjadi


muridku ,.aku yang pertama kali menggendongnya , dan yang
pertama menemukannya !.."
teriak Tok Bai Liong dengan mata melotot dan mencorong .

" Omitohud ...Pinto yang pertama kali mendengarkan suara


tangisnya, yang menguburkan jenazah ibunya , tentu saja pinto
yang lebih berhak, kalau tidak percaya tanya saja kepada arwah
ibunya , siapa yang lebih dia percaya untuk mengasuh putranya ! "
bentak im Yang Siu Cai .
" Keledai gundul , sinting !.. sejak kapan kamu bisa ngomong
dengan arwah !..tidak bisa ...Si Koai Ji harus jadi muridku !."
Tok Bai Liong sudah mengangkat palu nya , bersiap hendak
menghajar Im Yang Siu Cai. demikian juga halnya dengan Im Yang
Siucai , sudah mengekuarkan sepasang Pit nya yang berwarna
hitam dan putih.

" Hei !... berhenti , kalian dua orang kakek gila, bayi ini sudah
kehausan , cepat kalian berdua mencari susu untuknya ! "
teriak Pek Coa Nio menimang nimang sang bayi agar tenang , akan
tetapi si bayi masih saja menangis menjerit jerit.

" Koai Ji ku sudah kehausan ya, tunggu sebentar suhu akan


mencarikan susu untukmu, hei...keledai gundul aku cari susu untuk
muridku dulu , nanti kita bermain main lagi ! "
Lalu Tok Bai Liong segera berlari memasuki hutan lebat.

" Omitihud !...hong moi tolong jaga murid pinto, pinto segera
mencari susu untuknya ! "
im Yang siu cai juga berlari memasuki hutan lebat , walaupun
berbadan tambun dan gendut, Im Yang siucai dapat berlari dengan
kincah dan cepat.

Pek coa Nio memperhatikan sang bayi dalan gendongannya,


sungguh seorang bayi yang tampan dan memiliki susunan tulang
yang sangat baik, susunan tulang seorang calon pendekar besar.
Naluri keibuan dari Pek Cia Nio timbul ,tangannya halus membelai
kepala sang bayi.
" Terima kasih Thian , sudah mengirimkan seorang bayi untuk
menemaniku ! "
tanpa disadari Pek Coa Nio berlinang air mata, menyadari kalau
sudah menyia nyiakan masa mudanya yang menolak pinangan
banyak pria kepadanya , hanya karena cinta nya yang terlalu besar
Tok Bai Liong yang tidak pernah mau terikat dalam pernikahan.
dan pada masa tua menemukan seorang bayi aneh.

Bersambung….

Anda mungkin juga menyukai