Anda di halaman 1dari 290

Karya : Nc.

Hou

Pendekar Yen Fei 0


Karya : Nc. Hou

PENDEKAR YEN FEI


Karya : Nc. Hou

BAGIAN 1

Di sebelah barat kota SHI NING propinsi CHING HAI


berbatasan dengan Tibet di sebelah utara Mongolia di sebelah
barat kerajaan SHIONGNU (Manchu) di sebelah selatan
Terdapat lah sebuah danau yang dianggap suci oleh suku
suku bangsa yang mengelilingi danau CHING HAI tersebut suku
manchu menyebutnya KOKO NOOR suku mongol menyebutnya
KOKO NAYUR sedangkan suku tibet menyebutnya MiTSO
SANGON PO.
Yang semuanya bila di terjemahkan mempunyai makna yang
sama yaitu" danau laut biru" karena memang danau Ching Hai
sangatlah luas bagaikan lautan luas. bila akan melintasi danau
CHING HAI dari ujung timur sampai ujung barat,.dibutuhkan
waktu lima belas hari dengan berkuda atau tiga puluh hari
berjalan kaki, air danau pun terasa asin bagai air laut, padahal
danau CHING HAI berada di dataran tinggi di kaki gunung
Himalaya ,sumber airnya berasal dari dua puluh tiga sungai dan
air terjun yang berasal dari pegunungan himalaya. air yang
terkumpul di danau yang sangat luas luas ini mengalirkan
kembali limpahan air ke sungai YANG TZE dan sungai HUANG
HO .
D tengah danau ching hai yang luas terdapat beberapa pulau
kecil, akan tetapi yang sangat dikrnali hanya satu pulau yaitu
pulau MAHA DEWA.

Pendekar Yen Fei 1


Karya : Nc. Hou

Yang menurut kepercayaan penduduk setempat merupakan


tempat tinggal manusia manusia sakti setengah dewa. Pulau
Maha dewa merupakan pulau misterius.
Jarang sekali penduduk setempat yang mengunjungi pulau
tersebut. Selain letaknya sangat jauh , juga nelayan dan penduduk
setempat tidak berani mendekati pulau tersebut. karena di
sekeliling pulau tersebut sering terjadi pusaran air yang dahsyat
kekuatan pusaran air mampu menarik perahu ke dasar danau yang
sangat dalam.
Hanya pada saat puncak musim dingin saja orang orang
dapat mengunjungi pulau tersebut karena pada musim dingin
danau CHING HAI membeku orang orang dapat mengunjungi
pulau tersebut dengan berjalan kaki tanpa harus takut dengan
pusaran air yang ganas, akan tetapi tetap saja dengan resiko yang
tinggi karena lapisan es yang membeku bisa tiba tiba retak, hanya
segelintir orang saja yang pernah mengunjungi pulau maha dewa,
dan menurut cerita orang orang yang pernah menginjakan kaki
kesana, di tengah pulau terdapat sebuah bagunan candi yang
sangat besar tapi tidak di temukan penghuninya sama sekali,
tetapi.penduduk sekitar danau Ching Hai percaya kalau yang
tinggal di pulau maha dewa adalah pertapa sakti, hanya orang
orang yang berjodohlah yang dapat menemui manusia setengah
dewa tersebut.
Daerah sekitar danau Ching Hai sangatlah sejuk karena
berada di dataran tinggi,di sebelah barat terbentang luas
hamparan padang rumput sabana yang menghijau , sedangkan di
sebelah selatan di penuhi dengan sawah sawah bertingkat,
merupakan lumbung padi yang sangat subur dan di sebelah utara
danau adalah Hutan pinus yang sangat lebat. sungguh bagaikan
kepingan surga yang jatuh ke Bumi.

Pendekar Yen Fei 2


Karya : Nc. Hou

Penduduk di sekitar danau Ching Hai terdiri dari banyak


etnis, selain suku Han, juga banyak suku Mongol, suku uigur,
suku Hui, juga suku Miao, dan tentu saja suku tibet.
Walaupun terdiri dari berbagai etnis penduduknya hidup
rukun dan damai, walaupun sudah banyak pergantian dinasti.
Karena daerah Ching Hai merupakan daerah perbatasan tibet ,
mongol, dan Tiongkok.
Akan tetapi sejak dinasty Yuan (Mongol) runtuh , berganti
dinasty Ming (1368 - 1644) yang di pimpin oleh Zhu yuan zhang
sebagai kaisar pertama, yang berhasil menduduku kota raja Dadu
(Sekarang Beijing) terjadi pembersihan terhadap bekas pejabat
pejabat dari etnis mongol, maka terjadilah eksodus besar besaran
orang orang mongol untuk kembali ke Mongolia .
Tetapi banyak juga orang orang mongol yang pindah dan
menetap di Ching Hai. Karena kerajaan Ming menganggap
daerah Ching Hai masih merupakan daerah kekuasaan kerajaan
Ming , maka tidak jarang terjadi penyerangan oleh pasukan
kerajaan Ming dari kota Shining yang telah dikuasai oleh
kerajaan Ming terhadap kelompok kelompok kecil suku mongol.
––––––––
Disalah satu sudut padang rumput sabana Yang luas berdiri
banyak tenda tenda Yuk khas bangsa mongolia ,
Terlihat seorang bocah laki laki berusia sekitar tujuh tahun
sedang mengembalakan domba dombanya. Bocah laki laki itu
memakai pakaian tradisional mongol dengan topi yang terbuat
dari kulit rubah dan rompi juga dari kulit rubah, dan didadanya
tergantung sebuah busur sederhana yang terbuat dari bambu.
Bocah laki-laki itu kalau di tafsir sekitar berumur tujuh tahun
walau masih kecil tapi terlihat gagah dan tampan berkulit putih
dengan kedua alis tebal ,dan sorot mata menyorot yang tajam dan

Pendekar Yen Fei 3


Karya : Nc. Hou

bercahaya membayangkan kecerdasan pada diri bocah laki laki


ini. Tidak seperti anak anak mongol pada umumnya yang berkulit
gelap. Bocah ini berkulit putih wajahnya pun lebih halus dan
tampan .
Domba-domba yang digembalakan nya sedang asyik asyik
nya memakan rumput yang tumbuh lebat. sang bocah
pengembala pun duduk beristirahat sambil mengawasi domba
dombanya, yang sedang lahap menyantap rumput rumput hijau.
Semilir angin yang berhembus membelai rambut sang bocah.
walau matanya terlihat mengawasi domba-domba tapi pikirannya
melayang layang, dengan raut wajah yang menyimpan kesedihan.
Teringat akan ayahnya yang sudah tiada ,saat dia masih
berumur lima tahun. Dari sudut matanya yang jernih dan lugu
menetes dua butir air mata, alangkah bahagia hidupnya kalau
ayahnya masih ada, seperti teman teman nya yang lain, dapat
menunggang kuda dan berburu bersama ayah mereka, dan diapun
sedih kalau membayangkan sang ibu yang selalu dirundung duka
setelah ditinggal mati ayahnya. peristiwa itu terbayang lagi saat
pasukan kerajaan Ming menyerang kampung mereka, sang ayah
meninggal di pertempuran bersama pemuda pemuda lainnya.
Mengapa pasukan Ming harus menyerang kampung mereka?
sedangkan kakeknya bersama penduduk lainnya tidak pernah
ikut ikutan urusan negara. mengapa ayahnya menjadi korban,
apakah salah kakek nya sebagai kepala suku beserta penduduk
suku Darkhan tidaj pernah ikut ikutan dalam urusan kerajaan.
Mengapa kampungnya di bumi hanguskan ,? mengapa harta
benda penduduk ikut di jarah? mengapa banyak wanita wanita
penduduk kampungnya banyak yang di perkosa bahkan diculik
dan dijadikan budak. apa salah mereka... ! wajahnya menjadi

Pendekar Yen Fei 4


Karya : Nc. Hou

merah padam dengan mata berapi api membayangkan peristiwa


dua tahun silam.
Apakah karena kakek dan penduduk kampungnya adalah
orang keturunan mongol? Apa salahnya menjadi orang mongol?
Apakah manusia terlahir kedunia ini dapat memilih akan
terlahir menjadi suku apa! amarah dan dendam berkecamuk dihati
bocah ini walaupun masih anak anak tetapi peristiwa yang
dialami yelah mengguncangkan jiwanya.
Tiba-tiba, terdengar derap sekawanan kuda yang berlari
sangat cepat dengan suara ringkik seperti ketakutan.
Dan domba dombanya pun ikut berlari di belakang
rombongan sekawanan kuda yang melintas maka kaget lah sang
bocah, dan semua lamunannya buyar, terlihatlah sekawanan
srigala liar berlari dengan mata merah dan lidah menjulur julur
hemdak memangsa dombanya.
Seekor srigala yang berada paling depan menerkam
kepunggung domba.
Wussh!.…. srigala menerkam dengan sangat cepat.
Tetapi dengan sigap dan gerakan yang sangat cepat sang
bocah sudah melepaskan anak panah
Creep!... anak panah tepat menembus perut sang Srigala, dan
srigala tersebut langsung jatuh sekarat.
Akan tetapi lima ekor srigala di belakang sudah kembali
menerkam mengejar domba domba ,kembali sang bocah
melepaskan anak panah , dengan gerakan yang sangat cepat…!
Hanya dalam beberapa detik saja lima batang anak panah
sudah meluncur dan kembali menembus perut kelima srigala.

Pendekar Yen Fei 5


Karya : Nc. Hou

Sungguh luar biasa bocah ini, walau masih kecil, tetapi


mempunyai keberanian yang luar biasa, sudah sangat pandai
menggunakan panah.
Sang bocah berlari kearah kawanan srigala dan kembali
melepaskan anak anak panah dengan sangat cepatnya anak panah
kembali diluncurkan dengan sangat cepat.
Kembali beberapa batang anak panah meluncur ke arah
sekawanan srigala,
Seeeer!...Seeeer!....
Karena melihat beberapa temannya yang sudah roboh
ketanah.sisa dari kawanan srigala yang masih hidup tiba tiba
berbalik arah dan melarikan diri, sang bocahpun berlari cepat
berusaha mengejar kawanan srigala tersebut.
Tiba-tiba terdengar teriakan keras
" Yen Fei, !... jangan di kejar!..."
Sudah berdiri di belakangnya seorang pria tua tetapi
berpenampilan gagah berbadan tegap,
"Kakek!..." teriak sang bocah sambil tersenyum gembira
menyambut kedatangan sang kakek.
ternyata sang bocah bernama Yen Fei
"Fei ji , kemampuan memanahmu sudah mendapat banyak
kemajuan, kakek bangga kepadamu , tangan sang kakek
mengelus sang bocah dengan penuh kasih sayang.
Siapakah sebenarnya bocah laki laki yang luar biasa ini?
Yen fei adalah cucu dari kakek yang berbadan tegap dan
gagah ini , sang kakek adalah salah satu kepala suku yang
bernama Torgun yang yang terkenal gagah dan di segani, ibunya
adalah seorang wanita mongolia asli walaupun berkulit agak

Pendekar Yen Fei 6


Karya : Nc. Hou

gelap tapi sangat cantik bernama Sarnai Toya, yang dahulunya


merupakan gadis idola di kampung Darkhan. Banyak sekali
pemuda yang melamarnya tapi selalu ditolaknya.
Karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan seorang Pria suku
Han yang sangat tampan yaitu Yen Han Siong seorang sastrawan
yang berasal dari kota raja Ying thien.( kini bernama kota Nan
Jing) yang bertugas menulis budaya dan sejarah di Lhasa tibet.
Saat hendak pulang ke kota raja Ying thien dan melintas di
daerah Ching Hai dan disanalah ia berkenalan dengan sarnai
Toya putri sang kepala suku Darkhan yang sangat cantik,
Walaupun pada awalnya mendapat pertentangan dari Torgun
sang kepala suku Darkhan, tetapi akhirnya Yen Han Siong
diterima juga menjadi menantu .
Karena sarnai Toya adalah anak semata wayang dari Torgun.
demi kebahagiaan putrinya hubungan cinta kasihnya dengan pria
Han pun direstui. Dari pernikahan antara Yen Han Siong dan
Sernai toya inilah terlahir bocah luar biasa yang bernama Yen
Fei.
Sang kakek kemudian meniupkan sejenis peluit yang terbuat
dari bambu , dengan nada yang tingg dan panjang...
Beberapa saat kemudian terdengarlah banyak derap langkah
kuda berlari ke arah Yen Fei dan Torgun.
Serombongan pemuda berkuda sudah tiba. Lima orang
pemuda itupun segera melompat dari punggung kuda memberi
hormat kepada Torgun dan Yen Fei.
"Tuan muda sangat hebat!....sudah berhasil memburu
srigala,, bidikan tuan muda tidak pernah meleset!"
"Biarkanlah kami yang akan mengangkut dan menguliti
srigala srigala tersebut"

Pendekar Yen Fei 7


Karya : Nc. Hou

berkata salah seorang pemuda mongol yang berbadan tegap


tersebut.
mereka sangat sigap memangku bangkai srigala sambil
memacu kuda , hanya sekejap saja rombongan berkuda sudah
meninggalkan Torgun dan Yen Fei
kembali keperkampungan.
Yen Fei menggiring domba domba untuk kembali ke tenda
mereka, dan di temani sang kakek,
sambil berjalan , Yen Fei memandang kepada sang kakek,
dan menanyakan pertanyaan ,pertanyaan yang sering
mengganggu pikirannya,
" Kek,... kenapa , manusia lebih jahat dari pada binatang
buas;
Seperti beberapa srigala yang berhasil aku panah, mereka
hendak menerkam domba, karena lapar dan membunuh untuk
menyambung hidup, tetapi, mengapa manusia saling membunuh,
bukan untuk kehidupan, tetapi lebih karena keserakahan,
merampok dan membantai kepada orang orang bahkan
sebelumnya mereka belum pernah saling kenal?"
Torgun memandang cucu nya dengan kagum,
Sambil tersenyum, sang kakekpun memberi penjelasan
kepada sang cucu, yang sangat cerdas dan pemberani, segala
sesuatu yang ingin diketahui pasti akan segera ditanyakan .
"Benar sekali cucuku, manusia memang lebih jahat dan
kejam dari binatang buas, bahkan manusia lebih jahat lagi dari
pada iblis...! Binatang buas membunuh dan memangsa korbannya
karena kehendak alam, untuk menyambung kehidupan, seperti
halnya kita memburu rusa dan kelinci, karena hendak kita santap

Pendekar Yen Fei 8


Karya : Nc. Hou

sebagai makanan. Dan saat memburu, kita tidak ada perasaan


benci atau dendam, semua itu hanya untuk menyambung hidup,
akan tetapi manusia saling membunuh, demi memuaskan nafsu
nya, keserakahan akan kenikmatan dunia...! Iblis hanya mampu
membisik dan menggoda iman manusia, tapi iblis sendiri tidak
ada kemampuan untuk membunuh manusia!, Fei ji !.. pernahkah
kamu melihat manusia yang tewas dibunuh iblis?...
" Tidak pernah! … Tetapi saya sudah melihat banyak sekali
manusia yang dibunuh oleh sesama manusia.” jawab yen fei
dengan penuh semangat.
"Itulah manusia… yang hatinya sangat kejam rela
mengorbankan apa saja demi nafsu dan ambisinya, tak jarang
manusia tega mengorbankan sahabatnya sendiri bahkan
keluarganya sendiri demi memenuhi nafsu dan ambisi serakah
akan kenikmatan dunia. Maka dari itu, untuk menjaga diri dan
keselamatan keluarga kita sebagai manusia, harua tangguh,…
tangguh menghadapi kehidupan. Kita sebagai bangsa mongol
adalah orang orang yang tangguh , tangguh menghadapi alam dan
kehidupan , tangguh membela orang orang yang kita cintai, …
Fei Ji, ..kita bangsa mongol menganggap kehormatan lebih
berharga dari pada nyawa,...! apa anehnya dengan kematian?
bukankah semua orang pasti akan mati? Hanya berbagai macam
cara saja orang orang menemui ajalnya. Bukankah sangat
terhormat, seorang mati karena membela dirinya , membela
kehormatannya...! Membela orang orang yang di cuntai... mati
karena membela kebenaran….! Seperti ayahmu,..dan paman
pamanmu, mereka mati dalam pertempuran , mati sebagai orang
gagah,... kita harus bangga, Fei ji… kehormatan harhs kita jaga
dengan nyawa...!”

Pendekar Yen Fei 9


Karya : Nc. Hou

Yen fei memandang kakeknya dengan sinar mata penuh


kekaguman, walau sudah tua kakeknya masih sangat gagah ,
ucapannya sangat berwibawa.
Karena asyik ngobrol, tak terasa , torgun dan Yen Fei sudah
kembali ke tenda, mereka disambut oleh Sernai Toya sang ibu
muda yang cantik jelita, menyambut pulangnya ayahanda ,
bersama putranya tercinta.
Keluarga Torgun adalah orang orang terpandang , dari
leluhurnya sudah menjadi pemimpin suku Darkhan yang gagah
berani,...
Mungkin karena beratnya alam kehidupan yang memaksa
mereka bertahan hidup.
menghadapi kerasnya kehidupan , menjadikan mereka
manusia manusia tangguh dan pemberani.

––––––––

BAGIAN 2

Sernai Toya walaupun hanya seorang putri dari suku


terpencil, sangat mahir dalam bidang sastra ,dia sendiri sangat
mahir membuat syair dalam bahasa Han dan bahasa Mongol,
selain pandai membuat syair syair indah, Sernai Toya juga pandai
memainkan alat musik terutama alat musik Mathorji yakni sejenis
biola dengan gagang biola berbentuk kepala kuda, saat sang
suami masih ada hampir setiap hari Sernai bermusik dan menulis
syair syair indah bersama sang suami Yen Han Siong ayah dari
Yen Fei , yang memang seorang seniman dan sastrawan, juga
seorang budayawan, banyak catatan catatan tentang budaya dari
tempat tempat bersejarah yang pernah dikunjunginya lengkap
dengan peta peta nya.

Pendekar Yen Fei 10


Karya : Nc. Hou

Setelah sang suami meninggal Sernai lebih tekun lagi


mengajari Yen Fei membaca kitab kitab catatan dari Han Siong.
Semua catatan dari Han Siong bisa di mengerti Sernai hanya
ada satu gulungan naskah kuno yang ditulis di selembar kulit
domba yang tidak mampu dibaca oleh Sernai , karena ditulis
dalam tulisan Tibet kuno.
Bahkan Han Siong sendiri gak mampu membacanya.
Han Siong secara tidak sengaja menemukan catatan tersebut
di salah satu kuil kuno di tibet.
Seperti biasanya kegiatan rutinitas yang dijalani Yen Fei.
Pada pagi sampai sore hari berlatih memanah, menunggang
kuda, melatih burung elang dan mengembalakan domba bersama
sang kakek, sedangkan sore sampai malam hari , belajar sastra
dan musik dengan ibunya .
Didalam Yurt Sernai mengajari Yen Fei membaca dan
menulis, akan tetapi pada malam ini sang ibu memberikan sebuah
gulungan kulit domba kepada Yen Fei.
"A fei , semua kitab kitab tulisan ayahmu sudah mampu kau
baca, dan ini adalah naskah kuno yang ditemukan di tibet, selama
bertahun tahun ayahmu, berusaha memecahkan maksud dari
naskah ini, tapi sampai dia meninggal, belum berhasil juga, dan
naskah ini ibu berikan padamu !"
Setelah benang pengikatnya dibuka , naskah itu hanya terdiri
dari dua belas huruf yang bentuknya berlainan dan tidak di
mengerti seperti tulisan tibet tapi tidak ada satupun huruf yang di
kenali.
Selain dua belas huruf kuno, ada satu baris huruf yang ditulis
dalam tulisan tiongkok kuno yang terdiri dari empat huruf yang
sangat kecil dibagian pojok kanan yaitu BU - TEK - HUD - COU

Pendekar Yen Fei 11


Karya : Nc. Hou

Yen Fei mengamati tulisan tulisan itu secara.seksama, karena


masih bocah dan tidak pernah mempelajari tulisan tibet, Yen Fei
menganggap nya sebagai kepingan kepingan gambar, layaknya
puzzle.
Karena yang dimengerti hanya empat huruf yang di tulis
dalam tulisan tiongkok , empat huruf itu selalu diingat ingat.
tiba -tiba Yen Fei seperti memahamu dan berkata kepada ibu
nya ,
"Bu, bukan nya BU - TEK artinya tanpa tanding ,atau paling
hebat, paling segala galanya? Sedangkan HUD - COU artinya
Budha atau Dewa.
jadi tulisan BU-TEK-HUD-COU adalah MAHA - DEWA ,
dalam bahasa tibet"
Dengan mata bersinar sinar dan senyuman gembira
memandang ibu nya.
sernai memeluk tubuh Yen Fei, mengelus kepala sang anak,
dari sudut mata menetes dua butir air mata, Sernai terharu,dan
teringat dengan Han Siong mirip sekali ekpresi dan tatapan Yen
Fei dengan ayahnya.
Yen Fei juga memeluk tubuh ibunya .dengan penuh kasih
sayang.
Sejak malam itu , setiap menjelang tidur naskah kuno
peninggalan ayahnya selalu diamati, sampai hafal bentuknya.
rasa ingin tahu semakin membuatnya penasaran.

––––––––

Pendekar Yen Fei 12


Karya : Nc. Hou

Di suatu siang hari yang cerah


semua laki laki suku Darkhan berkumpul di padang rumput
yang luas, masing masing pria terlihat gagah dan penuh semangat
membawa serta kuda pacu masing masing, karena pada hari ini
diadakan lomba ketangkasan memanah dari atas kuda.
Torgun sebagai kepala suku didampingi kedua putranya Jebe
, dan Temka memberikan kata sambutan.
"Selamat siang wahai kaumku, kaum suku Darkhan yang
gagah berani, hari ini kita mengadakan kembali lomba
ketangkasan memanah sambil berkuda, untuk memperingati hari
ulang tahun Temuchin, yaitu Genghis Khan kita yang Agung dan
sebagai pemenangnya akan mendapatkan seekor Yak ( sapi tibet
berbulu tebal) yang besar dan indah !."
di sambut dengan sorak sorai dari semua yang hadir
para peserta diharuskan menempuh perjalanan sampai ke
pantai danau ching Hai dan di tepi danau ching Hai di setiap jarak
sepuluh Li di pasang orang orangan yang terbuat jerami.
Sebanyak sepuluh buah orang orangan jerami peserta
diharuskan membidikan anak panah dan kemudian kembali ke
arena berkumpul jarak dari arena berkumpul sampai danau Ching
Hai ada seratus Li , jadi jarak tempuh bolak balik menjadi
sepanjang empat ratus Li. jumlah peserta ada seratusan orang,
saat aba aba berupa peluit dibunyikan oleh Torgan sang kepala
suku para peserta segera memacu kuda nya dengan cepat
Yen Fei dan anak.anak laki laki suku Darkhan sebaya nya
pada ramai menonton ,anak anak berteriak memberi semangat
kepada ayah atau paman mereka yang mengikuti lomba ,
"Ayahku hebat, ayahku pasti menang !" berteriak teriak suara
anak anak , memberi semangat kepada ayahnya masing masing

Pendekar Yen Fei 13


Karya : Nc. Hou

Teriakan dari anak anak itu mengingatkan Yen Fei kepada


ayahnya, dengan wajah tertunduk Yen Fei menjauh dari
rombongan anak anak, menghampiri kakeknya, dan kedua orang
pamannya, paman jebe ,dan paman Temka kedua pamannya ini
juga sangat sayang dengan Yen Fei bersama kedua paman nya
inilah Yen Fei sering berlatih menunggang kuda dan memanah
Dengan belaian lembut kakek Torgun membelai.kepala Yen
Fei seolah mengerti apa yang di pikirkan oleh cucu
kesayangannya.
" A Fei, jangan sedih! setelah engkau dewasa ,.kau juga
dapat mengikuti lomba berkuda, dan kakek yakin engkaulah yang
akan selalu menjadi pemenangnya." berkata kakek Torgun
memberi semangat.
Baru sekitar lima belas menit rombongan berkuda
meninggalkan lapangan sabana. Dari perkampungan terlihat asap
membumbung tinggi dari Yurt atau tenda tenda penduduk yang
terbakar ,suara suara domba yang mengembik ketakutan dan.kuda
kuda yang berlari menyelamatkan diri dari istal istal kuda yang
terbakar.
Torgun terkejut melihat perkampungan.mereka,.segera
menyambar Yen Fei keatas kuda,.dan.memacu kuda.kembali ke
perkampungan suku.Darkhan dan diikuti oleh jebe dan Temka.
alangkah terkejut mereka sesampai di perkampungan semua
Yurt terbakar.
Bangkai hewan hewan ternak.dan mayat mayat penduduk
suku darkhan yang kebanyakan wanita bergelimpangan tertembus
anak panah.
Dan terlihat serombongan pasukan berkuda yang berteriak
sorak sorai di pimpin oleh seorang perwira berbadan tegap
berkepala botak ,dan sebelah matanya tertutup seperti bajak laut,

Pendekar Yen Fei 14


Karya : Nc. Hou

tertawa dengan seram, sedangkan tangan kanannya memegang


sebatang golok besar melengkung seperti bulan sabit.
"Ha...ha...ha.. hari ini adalah hari pembalasanku!..
Kau bangsat tua beserta semua suku Darkhan akan aku
musnahkan!"
Dengan wajah seram dan golok bulan sabit dacung keatas
membentak Torgun.
"Barkha! bukankah dulu kau ku ampuni ,dan hanya sebelah
matamu yang tertusuk golokku! Agar kau tobat tidak lagi
merampok dan kembali ke jalan yang benar"
" Tutup.mulutmu !.Torgun kau yang sudah membuat hidupku
menderita, Kau menikahi orang kucinta!, Kau yang membuat aku
menjadi cacat !...pada hari ini kau, putramu ,dan seluruh
penduduk suku Darkha akan kumusnahkan!"
Ha … ha… ha… ketawanya Burkha sudah tidak seperti
manusia, tapi lebih mirip iblis yang haus darah.
Beginilah sifat manusia kalau hatinya sudah dipenuhi
dendam kesumat yang ada hanyalah keinginan membalas ,
Keinginan akan kesenangan melihat orang yang dia benci
menderita. dendam dan kebencian sudah semakin dalam
menjerumuskan Burkha.
Torgun dan Burkha dahulu adalah saudara seperguruan sama
sama murid kepala suku Darkhan terdahulu akan tetapi saat
dewasa mencintai wanita yang sama yaitu putri dari kepala suku
tetapi sang putri lebih mencintai Torgun.
Birkha menjadi sakit hati dan mendendam dengan Torgun
apa lagi saat sang kepala suku sudah tua ,dan diadakan pemilihan
kepala suku , saat itu Torgun dan Burkha sama sama menjadi

Pendekar Yen Fei 15


Karya : Nc. Hou

kandidat , maka diadakanlah pertarungan.sampai mati yang


bertahanlah yang menjadi kepala suku Darkhan.
saat pertarungan Burkha berhasil dikalahkan sebelah
matanya menjadi buta , akan tetapi mengingat hubungan
persaudaraan dari kecil Torgun tidak tega membunuh Burkha.
sejak itu Burkha yang di penuhi dendam berguru dengan
tokoh tokoh sesat, di dunia Kang Auw dia mendapat julukan IT -
GAN - OH - HAUW ( macan kumbang bermata satu ) setelah
malang melintang di dunia Kang Auw sebagai perampok dan
pembunuh bayaran ,Burkha pindah menetap di Ulan Bathor
disana dia diterima menjadi prajurit kerajaan saat dinasti Yuan
belum runtuh kemudian dia ditugaskan menjadi pasukan elit
pengawal kaisar, di kota raja Dadu.
tapi sejak kota raja Dadu berhasil dikuasai oleh pasukan Zhu
Yuan Zhang dan mendirikan dinasti Ming ,Burkha berhianat dan
ikut menjadi salah satu jendral Zhu Yuan Zhang , dan dialah
orang yang paling banyak menumpas pejabat pejabat bekas
dinasty Yuan yaitu bangsa keturunan mongol bangsanya sendiri,
dan dialah yang berperan menghasut kaisar Zhu Yuan Zhang
agar mau mengirim pasukan dan memberantas sisa sisa petinggi
dinasty yuan yang pindah ke Ching Hai,
akan tetapi tujuan utamanya adalah membinasakab suku
Darhan.
suku bangsanya sebdiri.
Kini dua orang bekas saudara perguruan berhadapan sebagai
musuh besar ,
dengan memacu kudanya dengan beringas mengayunkan
golok Dasssh!...
menyambar kearah dada Torgun, Tang !.. Trang!..

Pendekar Yen Fei 16


Karya : Nc. Hou

tetapi dapat di tangkis oleh torgun , walaupun sambil


menunggang kuda Torgun dan Burkha dapat bertempur dengan
sangat lincah dan kadang kadang berdiri dan melompat diatas
punggung kuda, dan kuda kuda mereka sepertinya sudah sangat
terlatih dan terbiasa.
akan tetapi karena memang kepandaian Burkha sekarang
lebih hebat dari pada Torgun , setelah bertarung lebih dari tiga
puluh jurus tubuh Torgun sudah penuh dengan luka .dan
kondisinya sudah sangat payah
akan tetapi Burkha sangat semangat mengejar membabatkan
golok bulan sabitanya ke arah Torgun!..
pada saat yang sangat genting itulah , rombongan pemuda
suku Darkhan kembali dari lomba berkuda segera melepaskan
anak panah ,
hujan anak panah meluncur kearah Burkha bersama
rombongan nya.
Gerakan Golok yang semula hendak menebas leher Torgun
terpaksa di belokan untuk menangkis anak panah yang meluncur
kearahnya,
kesempatan yang hanya beberapa detik di pergunakan
Torgun untuk melemparkan tubuh Yen Fei kepada putranya
Temka yang kebetulan berada di sampingnya .
"Temka !...kau larilah selamatkan A Fei !"
beberapa detik setelah tubuh Yen Fei berpindah ke Pangkuan
Temka , Golok bukan sabit dari Burkha berhasil menebas leher
Torgun, kepala Torgun pun jatuh bergelinding di lantai.
"kakek!..." berteriak histeris Yen Fei melihat kakeknya yang
sangat dia cintai tewas.

Pendekar Yen Fei 17


Karya : Nc. Hou

walaupun pemuda pemuda suku Darkhan sangat lihai


membidikan anak panah , tetapi jumlah pasukan Ming yang
dipimpin Burkha berjumlah tiga kali lipatnya tidak memakan
waktu yang lama pemuda pemuda suku Darkhan pun jatuh
berguguran .
apa lagi burkha dengan memegang golok bulan sabitnya
sangat haus darah
banyak sekali pemuda pemuda suku Darkhan yang
terpenggal lehernya, termasuk Jebe paman dari Yen Fei..
Temka dan Yen Fei terbelalak,
Temka bukanlah orang penakut, dan tidaj takut mati
menghadapai pasukan Burkha yang banyak akan tetapi karena
mendapat perintah terakhir dari ayahnya yang sudah gugur
Temka segera memacu kuda sekencang kencangnya melarikan
Yenfei yang di pangku di depan.
Mengetahui Temka melarikan diri Burkha berteriak
" Kejar !...jangan sampai lolos !..
lepaskan anak panah!..."
tetapi Temka tidak peduli bahkan.menolehpun tidak dia
memacu kudanya semakin kencang hingga melintasi jalan
berpasir di tepian danau ching Hai , dan kudalun berpacu
semakian kencang,
"A Fei ,.apapun yang terjadi kau, harus berhasil lolos dari
kejaran pasukan Burkha, kau harus tetap hidup , hanya kamulah
saty satunya penerus suku Darkhan ! "
Temka berteriak saat anak panah menancap punggungnya ,
tapi Temka tidak menghiraukan nya dan terus memacu kuda ,
sedangkan Yen Fei yang masih kecil memeluk leher kuda.

Pendekar Yen Fei 18


Karya : Nc. Hou

Semakin banyak anak panah yang menancap punggung


Temka semakin payah kondisinya, wajah Temka sudah memucat
, sebulum menghembuskan nafas terakhir Temka berbisik kepada
Yen Fei
" A Fei !.. kau bertahanlah
kau harus tetap hiidup!"
temka akhirnya terjatuh dari punggung kuda.
" Paman !.." Yen Fei berteriak sedih , tetapi.dia harus tetap
memegang leher kuda , sedangkan pasukan.pemanah masih saja
terus mengejar dibelakangnya.
kuda yang ditunggangi Yen Fei tidak menelusri pantai tapi
berbelok ke selatan memasuki sebuah hutan rimbun , belum
seberapa dalam memasuki hutan,.kuda yang ditunggangi Yen Fei
meringkik Mengangkat kedua kaki depannya seperti ketakutan ,
Yen Fei terjatuh darii punggung kuda.
dan kuda yamg ditunggangi Yen fei terus .berlari dengan
sangat cepat menerobos kedalam hutan yang rimbun
sedangkan pasukan kuda yang mengejar Yen Fei. juga
meringkik mengangkat kaki depan dan berbelok arah berlari
keluar dari hutan dengan cepat tidak lagi menuruti perintah
penunggangnya .
Tubuh Yen Fei yang kelelahan dan terjatuh dari punggung
kuda membentur batu,
Yen Fei pun jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Dari balik rimbun nya pepohonan melangkah keluar seekor
harimau putih yang sangat besar , perlahan berjalan menghampiri
tubuh Yen Fei yang sedang tak.sadarkan.diri
hidung nya mengendus ngendus tubuh kecil Yen Fei.

Pendekar Yen Fei 19


Karya : Nc. Hou

––––––––

BAGIAN 3

Harimau putih itu sangat lah besar, tubuhnya sebesar kerbau ,


akan tetapi tidak seperti harimau pada umumnya berloreng loreng
, tapi harimau ini berwarna putih polos, seperti warna bulu
beruang salju.
setelah mengendus sekeliling wajah dan tubuh kecil Yen Fei,
Harimau putih menunduk mendorong dorongkan kepala ke wajah
Yen Fei, seolah olah hendak membangunkan Yen Fei di coba
berkali kali tetap saja tidak ada reaksi.
akhir nya sang harimau putih tengkurap di samping tubuh
Yen Fei yang masih pingsan , menggoyang goyangkan ekor
,tetapi mata sang Harimau terus saja mengawasi Yen Fei.
Entah dari kapan tahu tahu di depan Harimau putih sudah
berdiri seorang kakek berbaju putih ,tetapi terlihat hanya
memakai sehelai kain panjang yang dililitkan ke tubuh, seperti
layaknya pakaian seorang pertapa, kakek tersebut sangat kurus
dengan warna kulit agak hitam, dengan rambut yang yang
berwarna putih dan jenggot juga sudah memutih semua, kalau di
tafsir mungkin kakek ini sudah berusia seratus tahun ,walaupun
kulit wajah sudah keriput tetapi kedua sorot matanya sangat
tajam.
sepasang mata yang besar dan bundar bagaikan mata naga .
" Amitohud,...Pek Hauw Siapa anak ini!" seolah olah sang
harimau putih dapat mengerti apa yang di katakan kakek tua ,
harimau putih yang di panggil Pek Hauw ini mengibas
ngibaskan ekor.

Pendekar Yen Fei 20


Karya : Nc. Hou

kakek berpakaian putih ini jongkok di depan Yen Fei, tangan


yang hanya tinggal kulit berbalut tulang itu mengelus kepala Yen
Fei, lalu memeriksa nadi pada pergelangan tangan , lalu
membalikan kepala Yen Fei.
" Amitohud !.. ,Thian maha agung ,anak ini masih hidup
tetapi terjadi pendarahan diotak"
tangan sang kakek menempelkan telapak tangan di bagian
yang memar dari telapak tangan yang menempel itu
mengeluarkan asap putih, dan diusap ke bagian kepala Yen Fei
yang memar berangsur angsur kembali normal.
kemudian kedua tangan sang kakek menempel di punggung
Yen Fei yang masih dalam posisi tengkurap , sepasang telapak
tangan yang menempel dipunggung mengeluarkan asap putih ,
kulit punggung Yen Fei perlahan lahan berubah menjadi
kemerahan dan dari pori pori mulai timbul keringat sebesar
kacang hijau, makin lama keringat yang mengucur makin banyak.
" Panas!... panas sekali! "
teriak Yen Fei yang tiba tiba tersadar, secara reflek Yen Fei
melepaskan diri segera berdiri.
"Aku dimana?"
Yen Fei kaget melihat sang harimau putih , dan juga seorang
kakek tua berpakaian putih yang tampak kelelahan dari wajah nya
basah dengan keringat.
sang kakek tua kemudian tersenyum ,
" Amitohud, Tuhan maha adil, sukurlah nak… kau sudah
sadar kembali, Jangan takut , dengan Pek Hauw, dialah yang
menjagamu saat kau pingsan tadi , sampai aku pulang
mengobatimu"

Pendekar Yen Fei 21


Karya : Nc. Hou

Yen Fei teringat kejadian saat terakhir dia berada di puggung


kuda saat di kejar oleh pasukan kerajaan , lalu tiba tiba dia
terjatuh , oh ternyata kuda yang di tungganginya ketakutan
dengan harimau putih ini sehingga membuatnya terjatuh dan kuda
kuda dari prajurit yang mengejarnya juga lari ketakutan.
dan harimau dan kakek ini yang telah menyelamatkan
nyawanya.
Yen Fei segera berlutut dihadapan kakek tua " Terimakasih ,
locienpwe ! sudah menyelamatkan jiwaku "
dengan penuh kelembutan tangan sang kakek tua membelai
kepala yen fei yang berlutut , " Bangunlah nak, sudah menjadi
kewajibanku menolong sesama yang membutuhkan pertolongan,
sekarang ceritakanlah ,siapa dirimu dan mengapa sampai bisa tiba
disini,"
Dengan air mata berlinang Yen Fei menceritakan , perjalanan
hidupnya , dan saat ini dia sudah tidak punya siapa siapa lagi,
" Baiklah Yen Fei karena kau kini sudah sebatang kara, sama
seperti halnya diriku, kamu kuangkat menjadi muridku, dan kau
boleh tinggal bersamaku dan ikut ,kemana aku pergi"
berkata sang kakek berbaju putih dengan penuh rasa setelah
mendengar penuturan dari Yen Fei.
" Suhu !, terimalah hormat tecu"
Yen Fei bersujud dengan perasaan sangat terharu dan
berterima kasih sekali.
" Ha.. ha.. ha..! Thian maha pengasih disaat saat menanti ajal
,aku diberikan seorang murid., untuk mewariskan semua ilmu ku
" sambil tertawa terbahak bahak kemudian menangis memeluk
Yen Fei.

Pendekar Yen Fei 22


Karya : Nc. Hou

" Yen Fei, ketahuilah kau kini sudah menjadi murid dari
SIN-JIU-YOK-SIAN ( Dewa obat Tangan sakti )
Kakek itu tertawa terbahak bahak , kemudian menangis ,
memang aneh sekali kelakuan dari Sin Jiu Yok Sian ini.
" Mengapa suhu tertawa terbahak bahak , kemudian
menangis tersedu sedu?"
tanya Yen Fei dengan penuh rasa heran
".Aku tertawa, karena bahagia mendapatkan dirimu sebagai
murid dan sebagai pewarisku,
dan aku menangis karena ingat akan banyaknya dosa dosa ku
pada masa lampau ,.walau aku sudah bertobat dan berbuat
kebaikan akan tetapi dosaku sudah terlalu banyak , dan berlipat
kali banyaknya dari perbuatan baik yang aku lakukan "
Sin Jiu Yok Sian tertunduk dan air mata nya kembali
berlinang.
" Baiklah Yen Fei, aku akan menceritakan kisah hidupku
,.karena kau adalah pewarisku ,sudah sepantas nya kau
mengetahui semua tentang diriku" maka mulailah Sin Jiu Yok
Sian meceritakan kisah hidupnya.
Sin Jiu Yok Sian nama aslinya Monggolana dia terlahir di
nepal di salah satu desa dekat Kapilavastu, dari masih anak anak
Monggolana sudah sangat tekun mempelajari ilmu tentang segala
macam racun , dan pengobatan dari orang tuanya seorang
brahmana yang menjadi tabib istana raja Asoka
selain sangat cerdas dan berbakat baik semua keahlian
ayahnya sudah di kuasai bahkan lebih hebat dari ayahnya karena
monggolana suka bereksperimen mempelajari khasiat khasiat dari
segala macam tumbuhan dan hewan berbisa, dirinya juga sangat

Pendekar Yen Fei 23


Karya : Nc. Hou

berbakat dalam seni bela diri , dari remaja Monggolana


berpetualang dan berguru dengan siapa saja .
sudah tak terhitung kitab kitab pusaka yang telah
dipelajarinya selama bertualang dari nepal ke india, tibet,
mongolia sampai daratan tiongkok.
akan tetapi dibalik kecerdasan dan bakat yang luar biasa
monggolana mempunyai tabiat yang buruk , segala sesuatu yang
diingikannya akan di tempuh dengan segala cara termasuk
mencuri dan menggunakan racun sudah banyak sekali kitab kitab
dari berbagai perguruan di dunia Kang Auw dicuri tidak peduli
dari tokoh golongan putih ataupun tokoh golongan hitam.
dia tidak segan segan membunuh pemilik kitab pusaka
dengan racun yang sangat ganas.
selain itu monggolana juga berwatak mata keranjang , dia
tidak pernah menolak cinta wanita, tetapi hanya untuk
memuaskan nafsunya setelah, bosan wanita wanita tersebut di
tinggalkan begitu saja
maka tak heran masa mudanya terkenal dengan julukan
Toat Beng Thaicu ( Pangeran pencabut nyawa) yang
menggegerkan dunia Kang Auw
akan tetapi sejak Monggolana menemuii cinta sejatinya
dengan seorang gadis suku Miao , berkeluarga menjalani
kehidupan sederhana yang bahagia Monggolana bertobat akan
tetapi karena terlalu banyak orang yang sakit hati dan
mendendam kepada Toat beng Thaicu , dia di serang dan di
keroyok oleh banyak tokoh tokoh sakti dunia Kang Auw tokoh
golongan putih maupun golongan sesat , istri dan anaknya ikut
terbunuh.
Tetapi Toat Beng Thaicu berhasil selamat,

Pendekar Yen Fei 24


Karya : Nc. Hou

setelah bertobat dan kehilangan anak istrinya , monggolana


mengasingkan diri dipuncak gunung Himalaya mendalami ilmu
spiritual .
dan hendak menebus dosa dosanya dengan menyelamatkan
nyawa orang dengan keahliannya dibidang pengobatan.
maka sejak sepuluh tahun terakhir nama Sin Jiu Yok Sian
menjadi terkenal di dunia Kang Auw , dan orang orang tidak
pernah menduga kalau Sin Jiu Yok sian dahulunya adalah tokoh
sesat Toat Beng Thaicu.
karena Sin Jiu Yok Sian adalah tabib misterius yang tempat
tinggalnya selalu berpindah pindah, dan tinggal ditempat tempat
terpencil jauh dari keramaian.
dalam mengobati orang orang yang membutuhkan dia tidak
pernah pandang bulu orang baik atau orang jahat semua orang
yang kebetulan berjodoh dengannya akan ditolong, bukan hanya
manusia hewan buas yang terluka juga di tolong ,Pek Hauw si
Harimau putih yang di temui di gunung Himalaya dalam keadaan
luka parah tertimbun badai salju juga di selamatkan, dan sejak
saat itu Pek Hauw selalu setia mendampingi Sin Jiu Yok Sien
mengembara . dan selalu menolong orang orang yang
membutuhkan bantuannya.
***
Karena hari sudah menjelang senja Sin Jiu Yok Sian
mengajak Yen Fei pulang ke pondoknya di tengah hutan
belantara,
saat kembali ke pondok tempat tinggal Sin Jiu Yok Sien ,
Yen fei duduk di punggung Pek Hauw Harimau putih ini sangat
lincah berlari masuk ke tengah hutan dan Yok Sien sendiri
bergerak laksana terbang hanya bayangan berkelabat.

Pendekar Yen Fei 25


Karya : Nc. Hou

pek Hauw sang Harimau putih sangat Lincah menembus


semak belukar dan melompati akar akar pohon raksasa,.akan
tetapi Yen Fei yang sudah terbiasa menunggang kuda, tidak
mengalami kesulitan menunggang harimau tidak lama berselang
tibalah Pek Hau bersama Yen Fei di sebuah tempat seperti
sebidang ladang yang di penuhi dengan tanaman bunga yang
berbentuk sangat aneh bentuk bunganya seperti bunga matahari
akan tetapi kelopak bunganya berwarna warni , di satu mahkota
bunga yang sama terdiri dari tujuh warna.
dan ditengah kebun bunga aneh yang sangat aneh terdapat
sebuah telaga kecil dengan air yang sangat jernih
dan di tengah telaga berdiri sebuah pondok sederhana tapi
terlihat sangat asri dan indah.
telah berdiri di samping telaga sang kakek sakti Sin Jiu Yok
Sian
"Yen fei, inilah tempat tinggalku,
di tengah hutan TOK HUA LIM (Hutan bunga Beracun)
bunga dengan tujuh warna ini adalah bunga pelangi , yang
sangat beracun , bila manusia ataupun hewan memakan bunga ini
kurang dari sepuluh menit jiwa nya akan melayang.
akan tetapi bunga ini sangat bermanfaat , hewan hewan liar
maupun serangga tidak akan berani mendekat"
Dari tepi telaga sampai ke pondok mereka melintasi sebuah
jembatan bambu, Yen Fei memandang ke arah telaga dengan air
yang sangat jernih ,sampai ikan ikan yang berenangpun terlihat
sangat jelas , sungguh tempat yang sangat indah sekali,
Pondok Bambu tempat tinggal
Sin Jiu Yok Ong tidak terlalu besar tapi terlihat sangat bersih

Pendekar Yen Fei 26


Karya : Nc. Hou

di bagian dinding pondok di penuhi dengan rak bertingkat


yang dipenuhi dengan guci guci
dan kotak kotak kayu tempat penyimpanan tanaman obat
yang telah di keringkan.
" Hutan Tok Hua Lim ini penuh dengan tanaman beracun,
dan setiap saat bisa mengancam jiwa, tapi kau tak perlu khawatir
muridku, ha… ha…ha…, karena kau adalah murid Yao Sien,
tidak akan ada racun yang akan mengganggumu"
Sin Jiu Yok Sien mengambil sebuah kotak kayu dari salah
satu sudut rak bambu,
setelah dibuka ,ternyata di dalam kotak kayu masih ada
sebuah wadah kecil yang terbuat dari batu Giok.
dan setelah wadah terbuka terdapat dua butir mutiara yang
satu berwarna merah terang
dan yang satu lagi berwarna hitam gelap.
" Yang berwarna merah adalah mutiara ular merah yang
diambil dari kelenjar racun Ang tok Coa,
dan Yang berwarna Hitam adalah biji bunga teratai hitam
yang hanya tumbuh di puncak gunung es, kedua pusaka ini
adalah benda yang sangat beracun, akan tetapi sangat bermanfaat
untuk mengobati orang yang terkena racun,
cukup dengan menghirup uap dari mutiara ular merah orang
yang keracunan akan segera sembuh, akan tetapi kalau orang
sehat tercium uap mutiara ular merah ini tentu akan segera
menemui maut, sedangkan biji bunga teratai hitam mempunyai
manfaat yang sama hanya saja biji teratai hitam untuk
memunahkan racun dari jenis tumbuh tumbuhan sedangkan
mutiara ular merah untuk segala racun yang berasal dari Hewan

Pendekar Yen Fei 27


Karya : Nc. Hou

berbisa, Kedua benda ini akan ku berikan kepadamu.,untuk


menjaga agar tidak hilang dicuri orang dan di.salah gunakan ,
sebaiknya kedua obat pusaka ini kau telan!"
tanpa.meminta persetujuan dari Yen fei , Mutiara Merah dan
hitam di jejalkan kedalam mulut Yen Fei dan dengan beberapa
totokan di beberapa jalan darah ditubuh Yen Fei.
beberapa lama kemudian reaksi dari mutiara ular merah dan
biji.teratai hitam sudah terasa , badan yen fei terasa sangat panas
sekali , tenggorokan terasa kering ,ttubuh yen fei yang kepanasan
sampai berguling guling di lantai ,
".panas...panas!.. aku gak kuat suhu tolong!..."
yen fei menjerit jerit setelah lebih kurang satu jam rasa panas
di tubuh Yen Fei berkurang , akan tetapi kini berganti dengan
hawa dingin yang menusuk tulang, bibir yen fei yang semula
merah berubah menjadi warna kebiruan meringkuk dan
menggigil kedinginan. setelah satu jam siksaan rasa dingin
menghilang kembali siksaan rasa panas datang, berulang ulang.
Sedangkan sang guru Sin Jiu Yok Sian melihat dengan
pandangan penuh kekaguman dan tersenyum puas.
Tubuh Kecil Yen Fei masih berguling guling di lantai.
sedangkan Sang guru memejamkan mata larut dalam semedhi
nya.

––––––––

BAGIAN 4

Walaupun masih berusia tujuh tahun tubuh Yen Fei


mempunyai daya tahan dan kekuatan yang luar biasa,

Pendekar Yen Fei 28


Karya : Nc. Hou

Ang Coa Cu ( mutiara ular merah) adalah sebuah mutiara


yang berasal dari kelenjar bisa ular merah yang berusia ratusan
tahun.
Ular merah sangat langka hanya hidup di Gurun Gobi,
sejenis ular yang sangat berbisa mampu bertahan hidup di cuaca
gurun yang sangat panas
sampai berusia ratusan tahun.
jangankan terpatuk ular merah, hanya bersentuhan dengan
kulit saja seekor gajahpun akan tewas hanya dalam wakru kurang
dari sepuluh menit.
sedangkan Swat -Shan-O -Lian (Teratai Hitam gunung salju)
juga adalah tanaman beracun yang sangat langka , Teratai
Hitam hanya tumbuh di puncak gunung Kancheng jungga
(pegunungan himalaya)
dan hanya akan berbunga seratus tahun sekali .
racun yang terkandung dalam biji teratai hitam bersifat
sangat dingin, bila masuk kedalam tubuh manusia , racun teratai
hitam dapat membuat darah di seluruh tubuh membeku.
akan tetapi Sin Jiu Yok Sian
meminumkan kedua jenis racun yang paling berbahaya
didunia kepada Yen Fei, apakah Sin Jiu Yok Sian berniat
membunuh muridnya sendiri?,
tentu saja tidak,
tidak percuma dia dipanggil Yok Sian (tabib dewa)
dia sendiri sudah menyimpan kedua racun tersebut selama
belasan tahun, dan sudah mempelajari khasiat dari kedua racun
yang bersifat bertentangan tersebut.

Pendekar Yen Fei 29


Karya : Nc. Hou

reaksi dari kedua racun tersebut kini sedang bertarung


didalam tubuh Kecil Yen Fei.
Racun ular merah akan melancarkan semua pembuluh darah
di dalam tubuh dan membuat jantung bekerja lebih cepat
memompakan darah keseluruh anggota tubuh.
sedangkan racun Teratai hitam
menetralkan efek samping dari racun ular merah yang dapat
membunuh dan merusak organ dalam tubuh .
sedangkan pertarungan dari kedua racun itu menghasilkan
energi yang yang luar biasa besarnya , kekuatan energi dingin dan
energi panas , karena energi itulah Yen Fei berteriak
kepanasan.dan kedinginan.
Hampir semalaman Yen Fei mengalami penderitaan hebat
akibat beratarungnya energi panas dan energi dingin
yang bertarung didalam tubuh nya , sampai waktu menjelang
subuh , Yok Sian membuka matanya , kemudian menempelkan
telapak tangan kanan ke ubun ubun , sedangkan telapak kirinya
menempel pada dada Yen Fei.
" Afei !.. pusatkan konsentrasi,
tubuhmu jangan memberikan perlawanan, ikuti saja irama
dari kedua energi yang bertentangan di dalam tubuhmu"
dengan bantuan penyaluran tenaga sakti dari Yok Sian
perlahan lahan Yen Fei dapat mengikuti irama pergerakan kedua
energi yang berputar di seluruh tubuh nya.
" sekarang, pusatkan perhatian , dan coba tahan nafas pada
saat energi panas dingin itu melintas TAN - TIAN ( jalan darah
utama dibawah pusar ) selama kau bisa!" , teriak Yok Sian
kepada yen fei, Keringat mulai bercucuran dari tubuh Yok Sian

Pendekar Yen Fei 30


Karya : Nc. Hou

dan terengah engah , karena sudah menyalurkan hampir


semua kekuatan tenaga sinkang nya untuk membantu Yen Fei.
mengikuti petunjuk gurunya , menahan nafas saat tenaga
panas dingin melintasi perut nya
secara tiba tiba.
Wuuuush !....
tubuh fei melayang sepuluh senti dari lantai dan tubuh nya
berputar bagaikan gasing.
mula mula perlahan dan berputar makin lama makin cepat ,
tubuh Yen Fei pun melayang makin tinggi.
" Afei .. sekarang buang nafas sambil dorongkan kedua
tanganmu kedepan!" , teriak Yok Sian kepada muridnya
Daaaarrrr!....
dinding pondok yang terbuat dari bambu ambrol , kekuatan
pukulan dari Yen Fei masih terus bergerak bagai angin topan
merobohkan sebatang pohon besar sampai roboh .
tubuh Yen Fei perlahan meluncur turun dan masih dalam
keadaan bersila .
" Tetap konsentrasi , dan atur pernafasan , tahan nafasmu
selama sepuluh detik setiap tenaga sakti melintasi Tan -Tian"
kembali Yok Sian memberi petunjuk kepada Yen Fei.
setelah bermeditasi lebih dari tiga jam Yen Fei sudah dapat
mengendalikan tenaga sinkang ajaib yang kini berada di
tubuhnya.
Kekuatan sinkang ajaib dari pertarungan kedua racun
terampuh di kolong langit.

Pendekar Yen Fei 31


Karya : Nc. Hou

" Afei, ketahuilah sekarang di dalam tubuhmu sudah


tersimpan tenaga sinkang yang sangat dahsyat, yang kau peroleh
hanya dalam waktu satu.malam, orang biasa yang berlatih tenaga
sin kang selama puluhan tahun pun belum tentu mencapai tenaga
sinkang seperti yang kau miliki sekarang ini, dan pelajaran
pertama yang akan aku ajarkan adalah , cara melatih dan
mengendalikan tenaga sinkang".
dan mulai saat itu Yen Fe mulai diajarkan ilmu pernafasan
meditasi dengan berbagai posisi yang berbeda beda, ada meditasi
dengan posisi umum duduk bersila, ada juga yang terbalik dengan
posisi kepala dibawah kaki diatas, bahkan ada posisi tiduran
miring dengan sebelah tangan menopang kepala seperti posisi
arca "Sleeping Budha" yang terdapat dalam kuil kuil budha.
dalam waktu satu tahun, Yen Fei sudah mampu mengontrol
pergerakan tenaga sinkang kemana dia suka, bahkan sudah daoat
memisahkan Tenaga panas yang hendak di keluarkan ataupun
hanya tenaga dingin saja .
Setelah satu tahun berlatih tenaga sinkang , pada tahun kedua
Yen Fei baru diajarkan ilmu Ginkang (Ilmu meringankan tubuh)
karena memang ilmu meringankan tubuh membutuhkan tenaga
sinkang yang cukup kuat , untuk melompat tinggi maupun lebih
jauh.
mula mula Yen Fei berlatih berlari dengan cepat di tanah
datar , dan selalu di temani Pek Hauw si harimau putih ,yang
merupakan teman yang paling setia menemani Yen Fei.
kemudian ketahap yang lebih sulit berlari berlompatan dari
dahan dahan pohon , hingga ginkang dengan medan yang lebih
sulit yaitu berlari dan berloncatan dengan hanya bertumpuan pada
daun teratai yang mengambang diatas air telaga.

Pendekar Yen Fei 32


Karya : Nc. Hou

" muridku , Hari ini aku akan mengajarkan padamu ,salah


satu ilmu Ginkang andalanku, Hud - Eng - Po - Hoat ( gerakan
Bayangan Budha ) ilmu ini aku ciptakan sendiri , dengan
pengerahan sinkang dan kemampuan mengatur keseimbangan
tubuh dapat bergerak cepat bahkan dapat meluncur diatas
permukaan air hanya dengan tumbuhan daun teratai maupun
benda benda ringan yang mengapung lain di permukaan air"
di tepi telaga Sin Jiu Yok Sian
memberi petunjuk tentang kuda kuda dan cara mengatur
pernafasan dan keseimbangan
"Afei ..saat menjejakan kaki ketumpuhan daun teratai kau
tahan pernafasan , mengerahkan tenaga keujung jari kaki ,
kemudian buang nafas saat melompat ,pergunakan waktu
sependek dan secepatnya saat menjejakan kaki dan jaga
keseimbangan agar tubuhmu dapat melayang diudara dalam
waktu yang lebih lama dan begitu seterusnya.
setelah memberi penjelasan kepada Yen Fei tubuh Sin Jiu
Yok Sian melompat ketelaga dan bergerak sangat cepat
berlompatan dari daun teratai ke daun teratai lainnya kalau di
lihat sekilas seperti dapat berlari diatas air dan dalam waktu yang
begitu singkat tubuh Yok sian sudah sampai di sebrang telaga.
kemudian dari seberang telaga
hanya dengan sebatang potongan bambu tubuh Yok Sian
meluncur bagaikan orang bermain surfing kembali ke arah Yen
Fei dan Pek Hauw yang memandang dengan penuh kekaguman .
" suhu hebat ! Sangat hebat !"
sambil bertepuk tangan dengan sangat riangnya.

Pendekar Yen Fei 33


Karya : Nc. Hou

"Sekarang giliran tecu, mencoba !" dengan penuh semangat


Yen Fei meloncat ke salah satu daun teratai yang
terapung.di.permukaan air ,
kakinya menjejakan kaki ke daun teratai yang mengapung
Byuuuuur !....
tubuh yen fei ikut tercebur ke dalam air dan berenang
gelagapan .
" Ha… ha… Ha…"
Yok Sian tertawa terbahak bahak melihat kelucuan muridnya
yang basah kuyup.
" Coba terus !.., Seperti petunjuk dariku , kalau hari ini tidak
berhasil , di lanjut lagi besok hari dan seterusnya , sampai bisa "
" Baiklah suhu, teecu akan terus berlatih di temani Pek
Hauw!"
Yen Fei adalah seorang anak yang sangat giat dan penuh
semangat pantang menyerah
hingga dalam waktu berbulan bulan , akhirnya berhasil juga
Yen Fei menguasai ilmu Sin- Eng- Hud-Po
selain latihan ilmu sinkang , ginkang , Yen fei juga diajarkan
ilmu pengobatan termasuk pengetahuan tentang racun, ilmu tusuk
jarum untuk pengobatan.
waktu melaju dengan sangat cepat sudah tiga tahun lamanya
Yen Fei tinggal bersama Yok Sian
dan Pek Hauw ditengah hutan tok hua lim .
setelah menguasai ilmu sinkang dan ginkang yang cukup
kuat

Pendekar Yen Fei 34


Karya : Nc. Hou

Sin Jiu Yok Sian mulai mengajarkan ilmu andalannya Cui -


Beng- Sin- Ci ( Jari sakti pengejar nyawa) ilmu totok jalan
darah menggunakan jari yang sangat mematikan itulah
sebabnya mendapat julukan Sin Jiu ( tangan sakti ) karena ilmu
totokan jarinya sangat kuat dan cepat , hanya dengan jari jari
tangannya Sin Jiu Yok Sian dapat melumpuhkan bahkan
membunuh lawan lawannya dengan sangat cepat karena yang
diserang adalah jalan darah penting.
selain ilmu Toat- Beng- Sin- Ci .
Sin jiu Yok Sian juga menurunkan ilmu andalannya yang
lain yaitu ilmu I-Kiong-Hoan-Hoat ( ilmu memindahkan jalan
darah )
dengan ilmu ini dapat memindahkan jalan darah sehingga
pukulan dari musuh yang mengarah ke jalan darah penting tidak
berakibat fatal
dan melepaskan efek totokan musuh dengan memindahkan
jalan darah.
kedua ilmu ini membutuhkan dasar tenaga sinkang yang
sangat kuat juga pengetahuan mengenai tempat jalan darah di
seluruh tubuh manusia.
itulah sebabnya setelah mempelajari sinkang selama tiga
tahun ilmu ini baru di turunkan kepada Yen Fei.
yen fei sangat tekun dalam berlatih semua ilmu yang di
turunkan oleh Sin Jiu Yok Sian.
setiap hari Yen fei selalu melatih ilmu Cui Beng Sin ci ilmu
jari sakti andalan gurunya.
telah di buatkan sebuah orang orangan yang terbuat dari kayu

Pendekar Yen Fei 35


Karya : Nc. Hou

dan di gambar seratus delapan puluh delapan jalan darah


yang terdapat di dalam tubuh manusia.
karena titik jalan darah sangat kecil di perlukan kecepatan
dan ketepan .dalam menotok jalan jalan darah tersebut,
tenaga sinkang harus dapat disalurkan dengan tepat ke ujung
ujung jarinya
dan sang guru dengan penuh kesabaran dan ketekunan
membimbing sang murid.
hingga benar.benar mahir dalam menggunakan jurus
andalannya.
.
Waktu kembali melintas dengan begitu cepat nya tanpa
terasa Yen Fei dari anak anak kini telah tumbuh menjadi pria
remaja berumur dua belas tahun .
wajahnya terlihat semakin tampan terutama kedua sorot
matanya yang mencorong penuh keberanian dan semangat.
berbadan tegap dengan otot otot menonjol dangan dada
bidang dan bentuk oerut kotak kotak berotot , biasanya orang
orang modern menyebutnya dengan istilah " Berbody Sixpack ".
Yen Fei tumbuh semakin dewasa , akan tetapi gutunya Sin
Jiu Yok.Sian terlihat semakin tua dan renta.
badannya hanya tersisa kulit membungkus tulang,hanya sorot
mata nya saja.yang tidak berubah, tetap mencorong bagaikan
sepasang mata naga
tidak seperti biasanya sang guru mengajaknya berlatih tetapi
pada pagi hari ini, suhunya sin jiu Yok Sian mengajaknya
berbicara di dalam pondok

Pendekar Yen Fei 36


Karya : Nc. Hou

".Afei, tidak terasa lima tahun sudah kita tinggal bersama


semua ilmu andalanku sudah kuturunkan kepadamu, kaupun
sudah tumbuh sebagai pria remaja yang gagah,.aku yakin dengan
kemampuan yang kau miliki sekarang ,.sudah mampu menjaga
diri.sendiri,mungkin akan sulit dijumpai orang orang yang
mampu mengalahkanmu,.terus giatlah berlatih agar
kepandaianmu semakin matang!."
dengan penuh jasih sayang sin jiu Yok.Ong merangul
pundak.Yen Fei.
" Aku sudah semakin tua.dan renta, mungkin waktuku sudah
tidak lama lagi, aku ingin menghabiskan sisa hidupku menjadi
pertapa di tanah kelahiranku , aku ingin kembali ke kapilavastu!"
Yen Fei hanya tertunduk memandang suhunya ,
yang.memang sudah nampak.semakin tua dan renta.
".Afei, pergunakanlah ilmu kepandaianmu untuk menolong
orang orang yang lemah, berbuaylah kebaikan sebanyak
banyaknya, agar ilmu yang kuturunkan kepadamu , berguna
mengimbangi dosa dosa yang pernah ku perbuat, siang ini juga
aku akan memulai perjalanan kembali ke Nepal, jaga dirimu.baik
baik muridku,"
dengan mata berkaca kaca sin Jiu yok sian memandang Yen
Fei, Yen Fei memeluk tubuh gurunya sambil menangis,.
" Suhu,.ijinkanlah tecu tetap.menemanimu,.melayani masa
tua suhu sampai saat terakhir "
" Tidak.apa apa, aku merasa senang kalau saat ajal
menjumputku nanti, aku sudah berada di taman Lumbini dan
dibawah pohon Bodi tempat sang Budha mencapai Moksa,
apalah artinya nyawa , bukankah semua orang pasti akan
mati, tapi aku sangat bahagia karena sudah mengakui dan

Pendekar Yen Fei 37


Karya : Nc. Hou

bertobat akan perbuatan dosaku di.masa lampau, dan ilmu.ilmu


ku sudah ada penerus, bila engkau hendak membalas budiku
berbuatlah kebaikan , semoga Tuhan akan mencatat semua
manfaat ilmuku yang akan kau pergunakan nanti untuk menolong
sesama, ".
Sang mentari mulai beranjak naik memancarkan sinarnya
menyoroti semua yang ada di muka bumi,
Yen Fei yang berdiri terdiam.melihat bayangan gurunya
bersama Pek Hauw lambat laun semakin mengecil di batas
cakrawala.
Semua kenangan orang orang yang menyayanginya terlintas
Ayahnya meninggalkannya, ibunya, kakeknya Torgun,
pamannya jebe dan paman Temka meninggalkannya, dan
sekarang gurunya tercinta juga meninggalkannya,
Memang tidak ada pertemuan yang abadi di dunia ini,
tidak.ada yang abadi!...
Benda-benda akan hancur binasa.manusia.juga akan mati!...
sejenak rasa kosong menerpa jiwa Yen Fei, ..akan tetapi Yen Fei
teringat akan pesan gurunya.
Aku akan menggunakan ilmu warisan suhu untuk menolong
orang sebanyak banyaknya, semoga dapat nenebus dosa dosa
suhu!...
Yen Fei menangis dan berteriak dalam hati, karena dirinya
kini tinggal sendiri yrn fei tidak kembali ke hutan Tok Hua lim,
akan tetapi Yen Fei berlari tubuhnya berkelebat dengan.sangat
cepatnya ke sebuah perkampungan nelayan di teli danau Ching
Hai.

Pendekar Yen Fei 38


Karya : Nc. Hou

––––––––

BAGIAN 5

Yen Fei menelusuri pantai berpasir putih memasuki sebuah


perkampungan nelayan,
Hatinya gembira sekali melihat pemandangan danau Ching
Hai yang indah dengan gelombang ombak yang memecah di
pantai berpasir putih, perahu perahu nelayan yang berjejer
tertambat di dermaga, rumah rumah panggung yang berdiri kokoh
di tepi pantai, keramaian nelayan dengan segala aktivitasnya.
Setelah melintasi jalan kampung sampai lah di suatu pasar
yang ramai, terlihat banyak lapak lapak para pedagang yang
menggelar bermacam macam barang dagangan , ada pedagang
ikan segar, sayur mayur ,serta segala macam kebutuhan rumah
tangga di sekitar pasar juga ada terdapat gedung gedung dengan
bentuk yang indah ,dengan papan nama besar yang besar
terpampang dengan ukiran dan huruf huruf yang indah untuk
menarik perhatian bertuliskan kedai arak , penginapan, toko
cindera mata, kedai teh, toko obat dan sebagainya.
salah satu gedung menarik perhatian Yen Fei adalah gedung
sebuah rumah makan yang tampak paling besar dan paling ramai
, karena sudah merasa lapar , Yen Fei memasuki kedai arak yang
tampak ramai itu banyak sekali pengunjung .
" Selamat datang tuan muda, silahkan , di pojok sana masih
ada beberapa meja kosong"
sapa seorang seorang pelayan laki laki oaruh baya.
Yen Fei menuju ke sehuah meja kosong di pojok rumah
makan yang berdekatan dengan koridor menuju dapur,

Pendekar Yen Fei 39


Karya : Nc. Hou

" mau pesan masakan apa tuan muda ?...kedai kami terkenal
dengan menu olahan daging domba, iga domba bakar , sup kaki
domba, daging domba merica hitam , adalah makanan menu
andalan kami "
" Lo pek , aku mau pesan iga domba bakar , sawi putih
bumbu pedas dan sepoci teh Oolong ! "
" Baiklah tuan muda , pesanan tuan.muda akan segera kami
buatkan"
setelah membungkuk memberi hormat , pelayan paruh baya
itu segera bergegas menuju dapur.
Yen Fei duduk sambil
memperhatikan orang orang yang sedang asyik menyantap
makanan dan sambil ngorol,
karena pendengaran Yen Fei sangat tajam dan terlatih
meskipun suara suara percakapan itu sudah bercampur baur , Yen
Fei masih dapat menangkap dengan jelas beberapa pembicaraan
dari beberapa pengunjung kedai arak ini .
Di meja sebelah kanannya terdapat empat orang berpakaian
seperti sastrawan .
yang sedang asyik ngobrol
percakapan mereka terdengar jelas sekali.
" menurut khabar yang tersebar, biksu tibet tersebut akan
mengambil kitab kitab Bu Tek Hud Couw , di pulau Mahadewa
dan khabar tersebut sudah tersebar luas, dan sepertinya akan
banyak tokoh tokoh kang Auw yang mengikuti menuju ke pulau
maha dewa"

Pendekar Yen Fei 40


Karya : Nc. Hou

" Apa benar ada kitab kitab peninggalan Bu Tek Hud Couw ,
di pulau terpencil itu, bukankah Bu Tek Hud Couw, bertapa di
puncak gunung Chomolangma?"
" iya benar Heng! , akan tetapi para tokoh tokoh sakti dunia
kang auw sudah memeriksa setiap jengkal puncak gunung
chomolangma tetapi mereka tidak berhasil menemukan kuburan
dari Bu Tek Hud Couw, menurut perkiraan.mereka
Bu Tek Hud Couw berkelana ke suatu tempat terpencil dan
meninggalkan kitab kitab pusakanya disana"
" Berita tentang pusaka Bu Tek Hud Couw menjadi
perbincangan hangat, bermula dari seorang biksu yang bertapa di
puncak Cholmolangma , secara tidak sengaja m menemukan
sebuah peta yang menggambarkan keberadaan pulau Maha dewa
di tengah danau Ching Hai"
Yen Fei mendengar juga pembicaraan dari dua orang
berpakaian biksu , yang posisinya berada di samping kiri meja
nya.i
" Omitohud !... Dunia semakin kacau, keserakahan
merajalela
untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya
orang orang sudah saling bunuh, semoga Thian mengampuni
dosa dosa manusia"
" Suheng, untuk apa suhu memerintahkan kita ikut ke pulau
Maha Dewa , kalau hanya untuk melihat orang orang saling
bunuh memperebutkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya"
" Bukan maksud suhu menyuruh kita menyaksikan orang
orang saling bunuh ,
akan tetap suhu menyuruh kita mendamaikan dan
mengingatkan tokoh tokoh kang auw dari golongan bersih ikut

Pendekar Yen Fei 41


Karya : Nc. Hou

saling bunuh, kita membawa Nama baik Shao Lin Pai untuk
mengingatkan sesama kelompok Kang Auw dari golongan
Bersih".
ternyata kedua biksu yang sedang asyik berbincang bincang
adalah biksu dari Shao Lin Pai.
Kemudian terdengar lagi pembicaraan dari lain meja seorang
nenek berusia sekitar enam puluh tahun berdua bersama seorang
gadis kecil yang berusia sekitar sepuluh tahun.
"Hii..hiii..hiii…, Si tua bangka Hek I Lama mengumpulkan
tokoh tokoh sesat dari tibet menawan sang biksu pertapa , sebagai
sandera , merka akan menuju ke pulau maha dewa,
kita akan mendapatkan tontonan gratis, hi...hi...hi…
biarkan saja kalau mereka saling bunuh !"
" Subo, apa Bu Tek Hud couw , benar benar ada ? ,apakah
dia sangat sakti?"
" Bu Tek Hud Couw benar benar ada , muridku yang
cantik…"
"Bu Tek Hud Couw, adalah murid utama dari Tatmo Causu ,
mengikuti jejak gurunya menyebarkan ajaran sang budha ke
tibet dan ke Tiongkok,
menurut cerita orang orang dahulu , kesaktiannya bagaikan
dewa "
" Horeee!... Asyiiik!.... kita akan bertemu Bu Tek Hud Couw
,
kalau sudah ketemu aku mau minta ilmu saktinya !" gadis
kecik itu berteriak teriak penuh kegembiraan.

Pendekar Yen Fei 42


Karya : Nc. Hou

secara tidak sengaja Yen Fei menoleh ke arahnya gadis kecil


itu , dan gadis kecil itupun memandang ke arah Yen Fei,
dua pasang mata beradu dengan gadis kecil tersebut.
gadis kecil itu trrlihat sangat cantik dan manis ,memakai baju
hitam terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih
halus, dengan kedua mata bundar bercahaya seperti Bintang
kejora, kedua pipinya yang agak tembem terlihat sepasang lesung
pipit disaat dia tersenyum kepada Yen Fei menambah manis
wajah sang gadis kecil,
sejenak Yen Fei terpukau.
bagai terhipnotis..
akan tetapi lamunannya tiba tiba tersadar..
"Silahkan dinikmati tuan muda !"
ternyata pesanan masakan sudah diantarkan oleh pelayan ke
meja Yen Fei.
"Liu Bwe , ayo.kita melanjutkan perjalanan"
bergegas sang nenek menggandeng tangan gadis kecil
berpakaian hitam tersebut, yang ternyata bernama Liu Bwe.
" Nanti dulu subo,... aku ingin topi yang terbuat dari kulit
rubah yang seperti koko itu !.."
sambil menuding ke arah Yen Fei.
" Bwe Bwe, kamu jangan nakal, nanti kalau di pasar ada
yang jual , subo akan belikan "
Yen Fei , yang tiba tiba kaget karena dituding oleh Liu bwe
tersenyum, dan berjalan menghampiri Liu Bwe ,
" Moi moi yang manis, kau suka topiku ya,.., bagaimana
kalau topi ini aku berikan padamu! "

Pendekar Yen Fei 43


Karya : Nc. Hou

liu bwe tersenyum , kemudian bertanya


"mau dijual berapa topimu , biar subo membayarkan
kepadamu"
"tidak usah bayar moi ,topi ini aku berikan kepadamu, lagi
pula di pasar pasar tidak ada yang jual, topi ini di buat sendiri dan
hanya ada di pedalaman"
" Hi ..Hiiiik , terima kasih koko yang baik , aku tidak mau
menerima begitu saja pemberian orang secara cuma cuma !"
kemudian Liu Bwe melepaskan kalung benang merah yang
dipakainya .kemudian diberikan
keoada Yen Fei .
kalung benang merah dengan sebuah Liontin yang terbuat
dari batu giok berukir Bunga Bwe yang sangat indah.
" Anggap saja kita barter, dan aku tidak berhutang budi
padamu"
setelah memberikan liontin batu giok berukir bunga Bwe
si gadis kecil yang bernama Liu Bwe langsung memakai topi
bulu rase itu dengan gaya jenaka " Subo bagus gak ?"
dan tersenyum manis
setelah mendapatkan apa yang diinginkan nya , Liu Bwe
menarik tangan subonya.
"subo yuuk kita pergi !"
"Terima kasih , sahabat kecil atas pemberian topimu, Bwe
Bwe memang nakal, dan manja sekali apapun barang yang
diinginkannya pasti dia akan memintanya, maafkan kelakuan
muridku, sahabat kecil yang baik! "

Pendekar Yen Fei 44


Karya : Nc. Hou

".sama sama ,.locienpwe saya juga merasa sangat berterima


kasih sekali di beri sebuah liontin batu giok yang sangat indah"
" sahabat kecil, kamu baik sekali dan sangat sopan, siapa
namamu, dan apa kau asli penduduk sini ?" tanya sang nenek
" Namaku Yen Fei, locienpwe, aku tinggal di dusun Darkhan
di sebelah barat danau Ching Hai ini"
" Baiklah Yen Fei, kalau ada jodoh kita akan berjumpa lagi,
kami akan melanjutkan perjalanan"
kemudian sang nenek bergandengan tangan dengan sang
murid menuju pintu kelua"
,
" Terima kasih liontin batu giok mu moi moi yang manis !"
teriak Yen Fei .
gadis kecil itu hanya menoleh dan melambaikan tangan
dengan tersenyum manis keoada Yen Fei. kemudian berjalan
meninggalkan kedai teh bersama subo nya.
Perbincangan mengenai Kitab warisan Bu Tek Hud couw
masih terdengar,
Yen Fei asyik mendengarkan sambil bersantap.menikmati
iga domba bakar yang ternyata memang sangat enak enak sekali,
walau hanya mendengarkan pembicaraan sepotong sepotong
,tetapi Yen Fei sudah mengerti inti dari perbincangan orang orang
dikedai teh ini.
setelah membereskan pembayaran Yen Fei meninggalkan
kedai teh.
Di sepanjang jalan memang banyak di jumpai orang orang
dengan pakaian dan ciri ciri seperti pendekar pendekar kang auw

Pendekar Yen Fei 45


Karya : Nc. Hou

, yang bisa di kenali dengan model pakaian yang pakaian yang di


kenakan selain itu , ciri ciri orang Kang Aue adalah kebiasaan
membawa senjata .
tentu mereka semua hendak ikut meramaikan pulau maha
dewa dan tentunya si gadis kecil yang memberinya sebuah liontin
batu giok juga akan menuju kesana bersama gurunya , terbayang
gadis kecil yang cantik itu , Yen Fei tersenyum senyum sendiri
ada keinginan untuk menjumpai gadis kecil itu lagi, senyuman
manis dari gadis itu selalu terbayang bayang.
Dengan berjalan kaki sampailah Yen Fei dii dermaga ,akan
tetapi terlihat banyak sekali nelayan yang berkumpul sepertinya
baru saja terjadi keributan.
orang orang berkerumun mengelilingi tiga orang yang
terluka parah ,dua orang nelayan dan seorang Tosu yang sedang
memejamkan mata mengatur pernafasan akan tetapi wajahnya
juga kebiruan dari sudut bibirnya masih mengalirkan darah
berwarna hitam , dan empat mayat tergeletak dengan wajah biru
kehitaman .
Yen Fei segera menghampiri
kedua nelayan yang terluka parah dan tosu yang sedang
bersemedhi itu , tanpa meminta persetujuan , Yen Fei menotok
beberapa jalan darah di tubuh tiga orang yang sedang terkuka
parah tersebut..
"Lopek, apa yang telah terjadi,?
ketiga orang ini menderita keracunan hebat"
bertanya Yen Fei kepada seorang nelayan.
" Tadi datang serombongan biksu berbaju hitam yang hendak
menyewa perahu , dan meminta nelayan mengantarnya kesana ,
akan tetapi kami semua tidak ada yang berani mengantarkan

Pendekar Yen Fei 46


Karya : Nc. Hou

mereka ke pulau Maha Dewa , tetapi rombongan biksu berbaju


hitam itu memaksa ,maka terjadilah percekcokan dan salah
seorang biksu berbaju hitam yang paling tua melancarkan
serangan , hingga empat orang teman kami tewasdua orang
terluka parah , dan tosu itu berusaha menolong kami tapi dis jjuga
terkena pukulan biksu berbaju hitam tersebut, dan akhirnya
perahu perahu kami di rampas juga oleh mereka, walau kami di
tinggali sekantong uang emas ini !," sambil mengacungkan
sebuah kantong kain berukuran kecil,sang nelayan Bercerita
dengan penuh semangat.
" Baiklah , lopek kedua orang nelayan dan losuhu
ini sudah terkena pukulan beracun yang sangat hebat, tadi
aku sudah memberikan beberapa totokan untuk mebghentikan
racun ,agar tidak sampai ke jantung,
aku sekarang akan mencoba mengobati mereka".
kedua nelayan terjena hantaman di pangkal lengan,
seandainya , hantaman hawa beracun mengenai dada atau kepala,
niscaya akan bernasib sama dengan keempat orang temannya.
Yen Fei menempelkan telapak tangan ke bagian pangkal
lengan sang nelayan , mengerahkan sinkang berkekuatan panas,
tampak asap berwarna putih keluar dari telapak tangan Yen Fei,
tenaga sinkang menembus ketubuh kedua nelayan.
keringat sebesar kacang hijau mulai mengucur dari sekujur
tubuh kedua nelayan itu,
akan tetapi bekas hantaman berwarna kebiruan perlahan
lahan memudar dan kembali normal. dengan beberaoa totokan
jari , kedua nelayan tersebut.sudah dapat bergerak kembali.
kedua nelayan yang sudah mampu bergerak segera berlutut
di depan Yen Fei

Pendekar Yen Fei 47


Karya : Nc. Hou

" Terima kasih banyak sicu engkau telah menyelamatkan


nyawa kami ! "
" Jiwi lopek, ...bangkitlah, tidak usah bersikap seperti itu,
sudah menjadi kewajibanku untuk menolong sesama "
Tanpa menghiraukan kedua orang nelayan yang masih
bersujud , Yen Fei.menghampiri
Tosu yang masih duduk bersila.
" Mohon maaf.Losuhu , jubah losuhu , akan saya lepaskan !"
terlihat di dada dekat dengan ulu hati sebuah bekas telapak
tangan berwarna hitam.
masih ,beruntung sang tosu ini memiliki kepandaian dan
kekuatan sinkang yang kuat, sehingga dapat meneka hawa
beracun tidak sampai ke jantung.
bila orang biasa yang terkena pukulan beracum , pasti sudah
selesai riwayatnya.
Yen.Fei mengeluarkan jarum jarum perak menancapkan pada
titik titik HIAT - TO ( Jalan darah) di sekitar memar bekas
telapak tangan.
" Locienpwe, aku akan mengusir hawa beracun ditubuhmu
dengan menyalurkan sinkang, harap Locienpwe tidak melawan
tenaga yang aku salurkan nanti , locienpwe harap membantu
dengan memusatkan konsentrasi agar sinkang yang aku salurkan
dapat mengikuti aliran darah kesekujur tubuh ! "
Sang Tosu Hanya menganguk lemah ,
Yen Fei Menempelkan kedua telapak tangannya di punggung
sang Tosu , dalam posisi bersila.
dari tangan kiri Yen Fei mengalir energi dingin sedangkan
dari tangan kanan mengalir energi panas, kedua kekuatan

Pendekar Yen Fei 48


Karya : Nc. Hou

singkang itu memasuki pembuluh darah bertarung melemahkan


kekuatan hawa beracun yang bersarang di tubuh sang tosu.
kemudian kekuatan sinkang yang bertentangan itu berganti
tempat dari tangan kanan mengalir sinkang berhawa dingain dan
tangan kiri mengalirkan energi panas.
wajah sang tosu yang semula pucat kini berangsur angsur
berona merah , keringat bercucuran , akan tetapi efeknya sangat
luar biasa , bekas telapak tangan biru kehitaman itu mengeluarkan
uap berwarna hitam.
akan tetapi lebamnya berangsur angsur memudar dan
kembali normal.
Cara pengobatan yang dilakukan Yen Fei adalah racun
melawan racun.
seperti yang telah kita ketahui tubuh sang Tosu yang terkena
pukulan beracun dari HEK-I-LAMA bersarang ditubuh dan
memasuki memasuki pembuluh darah dan ikut aliran darah.
kemudian Yen Fei juga melepaskan hawa sinkang beracun
yang di dapatkannya dari mutiara ular merah Ang Coa Cu dan
Racun berkekuatan dingin dari Biji teratai hitam SWAT-SHAN-
O-LIEN.
hawa beracun dari pukulan Hek I Lama berhasil di bersihkan
oleh kedua kekuatan racun yang bertentangan itu.
Cara pengobatan racun melemahkan racun dari zaman Kang
Auw , tetap di pakai dan di kembangkan sampai saat ini
contohnya adalah penggunaan antibiotik dalam dunia kedokteran.
antibiotik sebenarnya juga merupakan bakteri atau racun yang di
lemahkan untuk melawan bakteri yang mengendap dalam tubuh
pasien penyeBagian infeksi.
Dengan beberapa totokan di tubuh sang tosu,

Pendekar Yen Fei 49


Karya : Nc. Hou

tosu tersebut sudah bisa berbicara dan bergerak normal.


" Amitohud !... Thian.masih memberikan
keselamatan.kepada.pinto!..melalui tangan sicu."
memandang kagum kepada Yen Fei, yang masih begini
muda.remaja akan tetapi sudah memili keoandaian dan.kekuatan
sinkang yang luar biasa.
" Terima kasih banyak sicu, engkau telah
menyelamatkan.nyawa pinto"
" Pinto bernama Ui Hok Lam tapi orang orang memanggilku
Hok Lam cinjin,.pinto adalah tosu dari Butong pai , dan siapakah
sicu dan murid siapakah ?, dalam usia yang begini muda sudah
memiliki keahlian pengobatan yang begitu hebat "
" tecu bernama Yen Fei, dan suhu teecu adalah Sin Jiu Yok
Sian "
sambil menjurahkan sepasang tangan di depan dada Yen Fei
memperkenalkan diri.
" Amitohud !... ternyata sicu adalah murid dari Sin Jiu Yok
Sian yang luar biasa , Pinto sangat bersukur dapat bertemu dan
diselamatkan olehmu anak muda yang luar biasa"
Hok Lam cinjin dan kedua nelayan dapat diselamatkan , para
nelayan yang lainpun ikut gembira , Yen Fei disambut di tengah
kumpulan nelayan bagai seorang dewa penyelamat.
para nelayan yang sedang bergembira itu dikejutkan dengan
hadir nya beberapa orang di tepi dermaga entah dengan cara apa
mereka kesini
tahu tahu sudah muncul.
delapan orang yang berpenampilan aneh.
akan tetapi Hok Lam Cinjin mengenal mereka semua.

Pendekar Yen Fei 50


Karya : Nc. Hou

" Amitohud !... orang orang sakti dari emoat penjuru kini
hadir disini semua "
mereka adalah tokoh tokoh sakti
dunia kang Auw disebut sebagai
Empat datuk dunia persilatan.
empat orang yang hadir itu adalah:
Ang Lien Hua yang berasal dari Yunnan terkenal sebagai
datuk selatan , yang sangat sakti terkenal dengan Ang Lien Kiam
Shut, dengan muridnya Liu Bwe , yang masih mengenakan topi
kulit rubah pemberian Yen Fei.
tokoh kedua adalah Chai Kim Hoo yang terkenal dengan
julukan nelayan sakti laut timur,.senjatanya sangat unik berupa
sebatang dayung yang terbuat dari kayu tembesu. yang berasal
dari pesisir laut pohai , membawa putrinya yang sangat cantik
dan anggun bernama Chai Kim Lan berusia sepantaran dengan
Yen Fei.
Tokoh ketiga adalah Ou Yang Tiong yang terkenal dengan
julukan pemburu sakti dari barat, senjata andalannya adalah
sebuah busur yang terbuat dari tanduk Intirub dia juga hadir
membawa seorang murid yang gagah dan tampan bernama Ou
yang Hua yang berusia lebih kurang dua puluh tahunan .
Tokoh keempat adalah Lim Kong huat tapi lebih terkenal
dengan julukan pengemis dari utara tapi tokoh Kang Auw
memanggilnya dengan Kuai Cikung, karena penampilannya yang
compang camping dan suka mabok seperti dewa cikung dan
kelakuannya aneh dan angin anginan.
kini dia juga hadir membawa seorang murid yang bernama
Cia Pek Liong yang berusia sekitar sebelas tahun penampilannya

Pendekar Yen Fei 51


Karya : Nc. Hou

aneh sangat kumel dengan rambut awut awutan yang gak kalah
aneh dari gurunya.
ternyata mereka sudah sudah saling kenal .
terjadi percakapan dan saling ejek diantara mereka.
'Hai kambing gunung , kok kamu juga hadir disini !", sapa
kuai cikung kepada Hok Lam Cinjin, sambik tertawa
cekikkikan.
"Apa khabar sahabatku, kuai Cikung , sepertinya kau belum
minum arak ya, Gaya berjalanmu seperti orang mabuk , ha … ha..
ha… dan kau membawa seorang murid jurus jering dan kumal,
apa tidaj kau kasih makan, hanya diajak keliling untuk
mengemis."
sedangkan Chai Kim Hoo sang nelayan sakti berbincang
bincang dengan ang lian hua
karena daru masa muda mereja adalah sahabat baik .
Hanya Ou Yang Tiong berpenampilan serius dan tidak
banyak bicara, dia.bersama muridnya ,.menghampiri perahu
nelayan yang tertambat.
" Hai !... siapa pemilik perahu ini, aku hendak menyewanya "
" Perahu ini milik ku Taihiap, tapi aku tidak
mrnyewakannya, kalau menuju pulau maha dewa .entah perahuku
bisa kembali atau tidak ! "
jawab nelayan pemilik perahu.
" Baiklah kalau begitu bagaimana kalau perahu ini aku beli,
ini ada uang sepuluh ribu tail uang emas , cukup untuk kamu
membuat lagi lima perahu serupa ini !".

Pendekar Yen Fei 52


Karya : Nc. Hou

tanpa menunggu persetujuan si pemburu sakti melemparkan


sekantong uang emas kepada nelayan pemilik perahu,
dia.segera menaiki perahu bersama muridnya , tanpa berkata
apapun , dia.langsung melepaskan tali pengikat dan segera
mendayung , perahupun meluncur cepat meninggalkan dermaga"
Para datuk persilatan seperti tidak mempedulikan dan asyik
ngobrol , hanya sang nelayan sakti Chai Kim Hoo berteriak
" Hai Ou Yang Tiong , kau datang tiba tiba dan pergi tanpa
pamit, seperti jelangkung saja kelakuan mu , ha ha.ha ,"
para tokoh persilatan yang hadir dermaga juga ikut tertawa
terbahak bahak.
kemudian terdengar sahutan dari Ou Yang Tiong dari atas
perahu " Kau lebih aneh Kim Hoo , membawa dayung kemana
mana tapi gak bawa perahu , apa kau mau mendayung di daratan
atau di udara, !... Ha.. Ha..Ha.."
Yen Fei tersenyum senyum melihat kelakuan orang orang tua
yang aneh aneh .

––––––––

BAGIAN 6

Pulau Maha dewa dan beberapa pulau kecil yang berada di


tengah danau Ching Hai , adalah pulau pulau yang jarang di
kunjungi oleh manusia, jangankan oleh para wisatawan, nelayan
di sekitar Danau Ching Hai tidak berani bersandar pada pulau
pulau tersebut ,
karena perahu perahu yang mendekati pulau tersebut jarang
bisa kembali dengan selamat, karena di sekeliling pulau maha

Pendekar Yen Fei 53


Karya : Nc. Hou

dewa terdapat jurang jurang dasar air yang tak terhingga


dalamnya menciptakan pusaran pusaran air yang akan menarik
benda apapun yang berada di permukaan air kedalam jurang
jurang dasar danau tersebut.
selain kondisi alam yang berbahaya, juga banyak berdar
cerita mistis mengenai pulau Maha Dewa tersebut,
penduduk sekitar danau Ching Hai percaya kalau pulau Maha
Dewa adalah tempat tinggal seorang pertapa sakti.
manusia setengah dewa
dan ada juga beberapa pulau pulau kecil di sekitar pulau
maha dewa ada juga terdapat pulau iblis,
kebalikan dengan pulau maha dewa di pulau Iblis dipercaya
adalah kerajaan roh halus dan dedemit.
selain pulau maha dewa dan pulau iblis, ada juga pulau kura
kura ,karena bentuk pulaunya yang bundar , ada juga pulau Hiu ,
karena bentuk pulau nya memanjang dan ada sebuah bukit di
tengah pulau hiu berbentuk segi tiga memanjang seperti sirip ikan
hiu
memang cerita tentang gugusan pulau pulau kecil di tengah
danau Ching Hai atau danau laut biru ini menjadi legenda .
akan tetapi sejak di temukan catatan berupa sebuah peta dari
Bu Tek Hud Couw di puncak gunung Cholmo Langma yang
nenunjukan keberadaan pulau maha dewa
maka berduyun duyun lah tokoh Kang Auw berdatangan ke
danau Ching Hai.
Empat buah perahu Yang ditumpangi rombongan HEK - I -
LAMA
mendekati pulau maha dewa

Pendekar Yen Fei 54


Karya : Nc. Hou

" Menurut ,petunjuk dari peta ini, pulau maha dewa, adalah
pulau yang paling besar ditengah gugusan pulau pulau kecil , dan
sepertinya pulau yang berwarna hijau dan paling rimbun itulah
yang paling besar"
Berkata Hek i lama kepada dua orang temannya,
perahu terus di dayung dengan cepat , makin.mendekati
pulau tampak makin membesar .
akan tetapi arus air yang sangat deras dan kencang membuat
perahu yang di tumpangi Hek I Lama tidak bisa mendekat lagi ke
pulau maha dewa.
perahu sepertinya tak dapat di kendalikan dangan dayung,
arus air terlalu deras , membawa perahu berputar mengitari
pulau maha dewa.
begitu juga perahu perahu lainnya yang mendekati pulau
mengalami nasib yang sama hanya dapat berputar mengitari
pulau maha dewa.
pada awal awalnya Hek i lama merasa senang dapat melihat
lihat keadaan sekeliling pulau dengan adanya arus deras yang
memutar mengitari pulau tersebut , akan tetapi lama lama merasa
jenuh juga ,
Hek I Lama menjadi kehilangan kesabaran , akhirnya dia
sendiri yang mencoba mendayung, mengerahkan kekuatan
Sinkang sepenuhnya berusaha melawan arus merapat ke pulau,
akan tetapi perahu yang mereka tumpangi hanya sebentar saja
mendekati pulau kemudian menjauh lagi dan kembali mengikuti
arus dan hanya berputar putar mengitari pulau.
setelah merasa capek mendayung akhirnya Hek I Lama
menyerah dengan kekuatan alam .

Pendekar Yen Fei 55


Karya : Nc. Hou

Hek I Lama Akhirnya terdiam dan sambil berpikir cara untuk


merapat ke pulau.
tidak hanya Perahu yang di tumpangi Hek I Lama , perahu
perahu lain yang menyusul mendekati pulau maha dewa juga
mengalami nasib yang sama.
Demikian juga dengan Ouw Yang tiong si pemburu sakti
bersama putranya Ouyang Hua,
karena sudah merasa jenuh perahu hanya dapat.mengitari
pulau maha dewa tanpa bisa merapat , akhirnya Ouw yang Tiong
bersama putranya mendayung perahu menjauh dari pulau maha
dewa,
" Hua Ji , lebih baik kita mencari pulau terdekat untuk
merapat, untuk beristirahat, kemudian menunggu arus air
berubah, baru kita mencoba lagi , untuk merapat ke pulau itu,"
dan akhirnya perahu yang di tumpangi oleh si pemburu sakti
bersama putranya merapat ke sebuah pulau kecil, yang di
tumbuhi pohon pohon besar yang sangat rimbun.
dan terdapat banyak burung burung yang berterbangan dan
terlihat ada menjangan yang sedang memakan dedaunan.
pulau yang baik untuk beristirahat, selain rimbun juga
tersedia bahan makanan yang banyak .
tidak percuma dia disebut pemburu sakti, tentu saja
pengetahuan tentang hutan belantara dan kemahiran memburu
nya sangat hebat.
Kuai Cikung dan muridnya Cia Pek Liong , mengalami nasib
yang sama , akan tetapi kedua orang aneh ini mengisi kejenuhan
dengan minum arak dan bercanda dengan muridnya.
sambil tertawa tawa.

Pendekar Yen Fei 56


Karya : Nc. Hou

akan tetapi sampai persediaan arak sudah habis Kuai cikung


berteriak teriak " Hai...ya...lama lama kita bisa jadi ikan asin
, di jemur sambil di putar putar ayo kita balik saja, tidak ada arak
dan makanan enak, bagaimana hati bisa senang ! " sambil
mengomel ngomel gak karuan sang pengemis aneh bersama
muridnya yang kumel bin dekil mendayung perahu kearah
kembali, akan terapi arus yang sangat kuat, menghanyutkan
perahu mereka ke sebuah pulau
kecil yang penuh dengan bebatuan dan di tengahnya ada
sebuah bukit menjulang menyerupai sirip ikan hiu.
" He he he !... lumayan kita bisa istirahat di daratan dari pada
diatas perahu hanya berputar putar , seperti gasing "
mereka berlari lari ke arah bukit yang menjulang,
di sekitar bukit tumbuh banyak pohon buah buah persik.
".Hore !.. Hore!... ada buah persik , aku sudah lapar!" teriak
Cia pek Liong sang pengemis kecil yang lucu.
Sedangkan Chai Kim Hoo Pendekar nelayan sakti dan Ang
Lian Hua masih berada di dermaga danau Ching Hai , Chai Kim
hoo banyak ngobrol dengan para nelayan, banyak menanyakan
masalah gelombang dan cuaca kepada para nelayan.
Chai kim Hoo adalah seorang nelayan profesional tentu saja
dia tidak akan mau sembarang melaut tanpa lihat kondisi cuaca
dan mengetahui informasi secara lengkap tentang situasi tempat
yang akan dia arungi.
dari hasil ngobrol dengan para nelayan, di ketahui kalau arus
di.sekitar pulau maha dewa sangat deras sekali , dan arah arus
bisa berubah sewaktu waktu, dan arus putaran air dapat berubah
arus melingkar dengan lingkaran yang besar mengitari pulau.

Pendekar Yen Fei 57


Karya : Nc. Hou

dapat juga arus berputar yang kecil ,.itu lah yang sangat
berbahaya dapat menyedot apapun yang ada di permukaan air.
dan Bila sedang purnama air akan pasang tinggi sekali akan
menimbulkan gelombang bagai Tsunami menghantam pulau
maha dewa.
Chai Kim Hoo berencana sehabis tengah malam baru akan
melaut menuju pulau Maha Dewa karena pada malam hari in
adalah malam bulan purnama yang biasanya setelah habis tengah
malam gelombang tidak akan terlalu besar.
Chai kim Hoo dan Ang Lien Hua adalah sahabat baik jadi
tidak heran mereka ngobrol dengan asyik , .
sedangkan putri dari pendekar nelayan sakti Chai Kim Lan
asik bermain dengan Liu Bwe gadis kecil muridnya Ang Lien
Hua.
merka bermain pasir membuat istana istana pasir, mereka
berdua terlihat sangat cepat sekali akrab.
sedangkan Yen Fei asyik ngobrol dengan Hok Lam cinjin
sang tosu yang baru saja di tolongnya,
Hok Lam Cinjin merasa berterima kasih sekaligus senang
sekali dengan Yen Fei.
Hok.Lam cinjin bercerita banyak tentang partai partai besar
dunia persilatan, empat datuk aneh dunia kang Auw , serta tokoh
tokoh sakti dari dunia sesat yang sering malakukan kejahatan
" banyak sekali tokoh tokoh penjahat dari golongan sesat,
tapi ada beberapa orang yang sangat terkenal dan sakti , salah
satunya adalah Hek I Lama , yang telah melikai aku bersama dua
nelayan , selain itu ada bebrapa nama lain tokoh penjahat yang
sakti, yaitu

Pendekar Yen Fei 58


Karya : Nc. Hou

Jeng tok Moli , dari pedalaman Yunan sangat mahir


menggunakan racun,
ada It Gan Oh Hauw seorang Tokoh.sesat dari mongol yang
sangat kejam, Siaw Bin Giamlo
raja neraka berwajah tertawa juga sangat.sakti dan kejam
walaupun bertubuh gemuk dan sangat ramah , suka tertawa,
mempunyai kesaktian dan kekejaman luar biasa , senjatanya
adalah sebuah tasnih, ada lagi Cam Thao Kiam Ong tokoh sesat
dari kepulauan Okinawa , dengan nama asli Kenji Ohara ,
senjatanya adalah sebilah pedang Katana yang sangat hebat ,
kebiasaannya adalah memenggal kepala musuh musuhnya.
dan masih banyak lagi tokoh tokoh sesat di dunia kang Auw
ini , sedangkan tokoh tokoh golongan putih , lebih banyak
menghabiskan waktu nya untuk bersemedhi dan mempelajari
ilmu ilmu agama, dan tidak banyak yang bertualang di dunia
persilatan ini, sian cai …
siancai…., semoga akan banyak pendekar pendekar muda
turun gunung untuk menolong yang lemah "
Yen Fei mendengarkan penjelasan dari Hok Lam Cinjin
dengan penuh perharian.
dan IT Gan Oh Hauw yang telah membantai kakek dan
penduduk Darkha adalah salah satunya, sungguh ingin Yen Fei
Membalas dendam atas perbuatan Burkha.
di dalam hati dia berjanji pasti akan memberantas mereka
" A fei , nanti tengah malam kau ikut tidak dengan kami ,
melihat pulau maha dewa? "
Tanya Liu Bwe yang menghampiri Yen Fei dengan senyum
yang manis, bersama Kim lan yang sangat cantik.

Pendekar Yen Fei 59


Karya : Nc. Hou

" Aku hanya orang lemah, apa aku tidak merepotkan subomu
dan ayah nya kim lan?"
tanya Yen Fei.merendahkan diri
" ikut saja bersama kami , A Fei.!..ayahku sangat mahir
dalam mengendalikan perahu, jangan takut , ayahku pasti dapat
menjaga kita semua "
ajak Kim Lan yang rupanya juga suka terhadap Yen Fei ,
yang ramah dan sopan.
" Amitohud !..sianca...Siancai..
semoga tidak terjadi pertumpahan darah, …Fei Ji ada
baiknya kau ikut , tapi jangan ikut mencampuri keributan
disana!.."
berpesan Hok Lam Cinjin yang sudah merasa dekat dengan
Yen Fei.
" tidak apa apa , yen Fei ikut kami totiang, dan sepertinya
murid ku dan putrinya Kim hoo
suka dengan dia, biarkan saja mereka ada teman "
berkata Ang Lian Hua.
".Tidak apa apa totiang , aku dapat menjaga keselamatan
semua, lagi pulantujuan kita kesana hanya hendak menonton
keramaian, dan tidak mau ikut ikutan kalau ada pertikaian
disana."
Chai.Kim.Hoo sang nelayan sakti telah menyanggupi ikut
menjaga Yen Fei.
***
betul seperti apa yang di perkirakan oleh Chai Kim Hoo

Pendekar Yen Fei 60


Karya : Nc. Hou

karena bulan purnama Air danau menjadi pasang , angin


berhembus dengan sangat kencang gelombang air danau sangat
tinggi .
Arus deras yang pada siang hari hanya memutarkan perahu
perahu yang mendekati pulau maha dewa ,
tetapi.pada malam hari gelombang air sangat tinggi dan
menghempaskan kapal kapal ke arah pulau.
dan terjadi banyak pusaran air
bagaikan gasing kapal kapal yang berada di.sekitar pulau
maha dewa di hempaskan ke arah pulau.
perahu perahu berputar bagaikan gasing di hempaskan ke
batu batu karang
Braaaak !...
Braaaaak !...
Banyak sekali perahu yang hancur dihempaskan ke batu batu
karang sekeliling pulau Maha dewa.
banyak orang yang terpaksa meraih pecahan perhu
untuk.menyelamatkan diri
Akan tetapi terlihat beberapa bayangan hitam berdiri di
pecahan kayu kayu perahu, dan melompat keatas batu batu
karang.
di bawah sorotan sinar bulan purnama tampak jelas sekali
mereka adalah rombongan dari Hek.I.Lama yang sudah sejak
pagi tadi berada di sekitar pulau maha dewa.
dan terlihat banyak sekali orang orang yang berloncatan pada
kepingan kepingan kayu perahu yang hancur di hantam
gelombang .

Pendekar Yen Fei 61


Karya : Nc. Hou

dapat di.pastikan mereka yang mampu berlompatan diatas


kayu kayu yang terapung ini adalah orang orang yang
mempunyai kemampuan ilmu ginkang yang mencapai tingkat
tinggi.
Gelombang pasang semakin tinggi.menjelang tengah malam.
gelombang tinggi yang memasuki pulau maha dewa ternyata
juga membawa serta beberapa perahu yang utuh
mendarat di pulau maha dewa.
setelah tengah malam gelombang air mulai tenang akan
tetapi air tetap pasang dan sekeliling pulau maha dewa yang agak
landai masih tertutup air danau..
Dan tampaklah sebuah perahu yang berukuran agak besar
memasuki pulau maha dewa dengan selamat,
dan nahkoda perahunya adalah Chai Kim Hoo pendekar
nelayan sakti .
terlihat Ang Lien Hua , Liu Bwe, Chai Kim Hoo, Kim Lan
dan Yen Fei turun dari perahu berjalan menuju ke tengah Pulau
maha Dewa yang penuh misteri ini.

––––––––

BAGIAN 7

Di bawah sorotan cahaya bulan


tampak jelas, permukaan tanah Pulau Maha Dewa adalah
kumpulan batu batu cadas yang berukuran raksasa,

Pendekar Yen Fei 62


Karya : Nc. Hou

dan perbukitan batu batu cadas yang di tumbuhi banyak


pohon beringin tua yang sangat rimbun dengan akar akar yang
kokoh membungkus batu batu karang.
di bagian perbukitan batu cadas terlihat jelas sebuah
bangunan yang mirip dengan bangunan candi, entah candi itu
memang dibangun dengan cara menyusun batu batu cadas, atau
memang candi itu dahulunya adalah sebuah bukit yang di pahat
menjadi
bangunan candi.
Banyak bagian dari bangunan candi itu ditumbuhi lumut,
dan di tutupi oleh akar akar raksasa pohon beringin yang
tumbuh teoat diatas candi itu.
bahkan pintu untuk memasuki ruangan candi nyaris tak
terlihat karena banyak nya akar akar gantung dari pohon beringin
yang berjuntai menutupi nya.
Para tokoh tokoh Kang Auw yang selamat sampai pulau
maha dewa ini hanya berjalan jalan memantau kondisi pulau .
yang lumayan besar ,
tetapi yang di jumpai hanya bebatuan dan pohon pohon
beringin tua . sepertinya bagunan yang menyerupai candi ini
adalah bangunan satu satunya di pulau ini.
Karena wilayah sekitar candi masih gelap gulita para tokoh
Kang Auw hanya berdiri di depan candi belum ada yang berani
memasukinya.
selain khawatir ada apa apa didalam candi , akan tetapi
mereka lebih takut dengan serangan tokoh tokoh sakti yang juga
hadir disini.

Pendekar Yen Fei 63


Karya : Nc. Hou

malam pun berlalu , mentari dari ufuk timur perlahan muncul


dari batas Horizon, tetapi dilihat dari pulau maha dewa , sang
mentari seakan akan muncul dari dalam air danau Ching Hai yang
sangat luas bagai lautan
sinarnya yang keemasan memantul di permukaan air danau
tamapak sangat indah sekali, dan sekawanan burung burung
camar mulai mucul dari balik batu batu karang,
panorama yang sangat indah sekali, akan tetapi tokoh tokoh
Kang Auw yang telah bertaruh nyawa hingga dapat sampai di
pulau ini ,tidak dapat menikmati keindahan panorama .
mereka bahkan selalu waspada dengan pandangan saling
curiga berjaga di depan candi yang ditumbuhi pohon beringin tua,
Tiba tiba suasana hening dan menegangkan itu di pecahkan
oleh suara seorang kakek berjubah hitam.
" Amitohud !...ternyata begini banyak tokoh tokoh sakti
dunia Kang Auw ,mengikuti pinceng sampai ke pulau ini,
Pinceng sudah bersusah payah merampas peta , dan membawa
pertapa ini , melakukan perjalanan sampai kesini"
Hek I Lama berucap sambil menunjuk seorang pertapa tua
berpakaian serba putih , yang tampak pucat dan.ketakutan.
" Hi...Hi...Hi…, Hek I Lama tua bangkotan !, semua orang
juga tahu kalau kau tidak tahu malu merampas dan menyandera
seorang pertapa, dengan keinginan mendapatkan warisan kitab
kesaktian BunTek Hud Couw, engkau boleh kesini, semua orang
juga boleh kesini ,
Bukankah pulau ini adalah milik umum, sejak kapan kau bisa
membeli pulau , hi..hi...hi "

Pendekar Yen Fei 64


Karya : Nc. Hou

Teriak seorang nenek berbaju kembang dengan penutup


rambut berupa kain yang di lilitkan , pakaian khas suku Miao dari
pedalaman Yunan , ternyata dia adalah Jeng Tok Mo Li.
di samping Jeng Tok Mon Li
berdiri disampingnya seorang kakek gemuk bermuka bundar
yang tertawa terbahak bahak
suaranya bergema sangat keras, dapat di ketahui hanya orang
yang mempunyai kekuatan sinkang yang kuat dapat
mengeluarkan suara ketawa disertai tenaga khikang yang dapat
menggema laksana menggunakan Megaphone.
Dia adalah Siaw Bin Giam Lo.
Tatapan mata dari Hek I Lama
mengawasi semua yang hadir, ternyata adalah tokoh tokoh
sakti., selain Jeng Tok Mo Li , Siaw Bin Giam Lo, juga terlihat
seorang berpakaian jepang membawa sebuah pedang katana dan
memakai caping, tidak salah lagi dia adalah Cam Thao.Kiam ong
. ( Kenji Ohara )
yang terkenal dengan permainan pedang katananya yang luar
biasa cepat dan ganas.
selain tokoh tokoh sesama golongan sesat.
terlihat hadir juga empat tokoh aneh dunia Kang Auw,
Pengemis utara Kuai Cikung , pemburu sakti dari barat
Auwyang Tiong, datuk selatan Ang Lian Hua, Nelayan sakti dari
timur Chai Kim Hoo,
belum lagi tokoh tokoh lain yang jumlahnya sangat banyak.
Hek I Lama sendiri adalah tokoh sesat yang sakti , dan sulit
menemukan tandingannya, dia sendiri tidak akan gentar bila
melawan tokoh tokoh sakti lainnya , akan tetapi sekarang hadir

Pendekar Yen Fei 65


Karya : Nc. Hou

bersamaan disini, se sakti sakti nya Hek I Lama juga punya otak
yang cerdas dia tidak akan berani gegabah mengambil resiko
menghadapi begitu banyak tokoh sakti dalam waktu bersamaan .
otaknya yang cerdas dan Licik mulai memikirkan siasat agar
berhasil mendapatkan kitab , tapi.selamat dari serangan tokoh
tokoh sakti lain nya.
tiba riba kesunyian dan ketegangan di pecahkan oleh suara
Kuai Cikung Si pengemis dari utara ".Ha ..Ha...Ha.., hebat! Hebat
!. kapan lagi kita kita yang tua bangkotan dalat berkumpul
bersama , seperti saat ini , walaupun kaisar mngkat sekalipun gak
bakal dapat membuat kita kita hadir bersama , ha..ha..ha… aku
sendiri sudah merasa tua , aku kesini , hanya ingin melihat
keramaian, dan kalau ada teman membawa arak bagus "
Disaat suasana tegang, semua mata memandang ke arah Kuai
Cikung (dewa cikung bertabiat aneh ) ,
Kenji Ohara yang pendiam dan serius tiba tiba buka suara,
" Aku sengaja datang dari tempat yang jauh, di sebelah
selatan samudra, hanya ingin melihat keramaian, dan ahli ahli
silat di tanah tiongkok ini yang khabarnya sangat sakti, aku
seprndapat dengan pengemis sinting ini "
sambil melemparkan seguci arak ke arah Kuai Cikung , Kenji
Ohara pun tertawa ,
" silahkan coba arak bunga sakura dari kepulauan Okinawa
sobat ! ..."
Arak yang dilemparkan melesat dengan cepat dan berputar
tiga ratus enam puluh deraja membentu lingkaran dengan posisi
bibir guci di bawah tentu saja arak akan tumpah kelantai
" Haiya !... arak bagus , arak bagus jangan di buang!..."

Pendekar Yen Fei 66


Karya : Nc. Hou

Kuai Cikung berlari mengikuti perputaran guci.arak sambil


menengadah kan kepala dan membuka mulutnya.
arak yang tumpah dapat tepat.masuk kedalam mulut Kuai
Cikung Tanpa ada yang menetes.
" Arak bagus !.. Arak Bagus !..
aku suka sekali !.. masih ada gak ha.. ha… ha.. terima kasih
sobat keng keng shan "
Kuai Ci Kung sengaja memanggil Kenji.ohara dengan
sebutan ken Keng shan .
Guci arak yang sudah kosong berputar meluncur dan
disambut kembai oleh Kenji Ohara.
semua mata teroukau menyaksikan atraksi dari dua tokoh
sakti ini.
Pemburu saki Ouwyang Tiong Juga gak mau ketinggalan .
" sudah ada arak tidak ada makanan kuranglah lengkap "
Auwyang Tiong membidikan panah keatas kearah seekor
burung camar yamg terbang tinggi tepat diatas kepala Kenji
Ohara , anak panah melesat dengan cepat menembus tubuh
burung camar .
dan tubuh burung camar itu pun Jatuh dengan cepat ke
bawah ke atas kepala Kenji Ohara.
Kenji Ohara meloloskan pedang Katana , terlihat cahaya
bayangan berkelebat dengan cepat entah kapan pedang katana
nya sudah masuk kembali ke sarung pedang di pinggangnya .
akan tetapi efeknya luar biasa tubuh burung camar yan di
sambut oleh tangan Kenji Ohara sudah bersih dari semua bulu
bulunya.

Pendekar Yen Fei 67


Karya : Nc. Hou

" Ha ...Ha..Ha… Burung camarnya sudah bersih tiinggal di


panggang , biasanya wanita yang lebih pandai mengolah
masakan, Burung Camar yang sudah bersih tersebut di Lempar ke
arah Ang Lin Hua.
Ang Lian Hua meloloskan Ang Lian Kiam memainkan Ang
Lian kiam Shut , cahaya sinar pedang berwarna merah
berkelebat.dengan sangat cepat
tubuh burung sudah terpotong menjadi empat potong, masing
masing bagian tubuh burung di pukul kembali denga ang lian
kiam meluncur ke wajah Kenji Ohara , akan tetapi keempat
bagian.potongan tubuh burung yang melayang hampir dalam
waktu bersamaan dapat ditangkap dengan cepat oleh Kenji Ohara
, dan dimasukan ke dalam guci arak yang sudah kosong tersebut.
" Ha ha ha.. Kiam shut yang luar biasa ,tidak percuma aku
jauh jauh datamg., dapat jumpa dengan tokoh tokoh sakti negri
tiongkok "
Berkata.Kenji Ohara sambil membungkuk ke arah Ang Lien
hua.
" Hore !.. Hore !.. , subo ku memang paling hebat "
berteriak Liu bwe dengan gayanya yang ceria.
kemudian memandang ke arah Kenji.Ohara, "paman itu juga
sangat hebat bisa membersihkan bulu burung dengan cepat ,
besok besok kalau subo potong ayam yang banyak., paman bantu
bersihkan bulu ayam nya ya, hi...hi...hi…"
gaya Liu bwe yang jenaka dan ceria membuat.tokoh tokoh
kang auw.yamg semula tegang semuanya ikut tersenyum.
Hek I Lama yang berpikiran cerdik tidak mau mengambil
resiko , menghadapi begitu banyak orang sakti , tiba tiba dia
mempunyai pikiran cemerlang agar terhindar dari bahaya.

Pendekar Yen Fei 68


Karya : Nc. Hou

" Para taihiap dan Locienpwe yang hadir disini, telah kita
ketahui bersama kalau bangunan candi ini adalah bangunan satu
satunya di pulau ini , dan pintu masuk kedalam candi sangat
kecil, hanya cukup ukuran satu orang, supaya adil bagaimana
kalau kita berbaris dan sama sama memasuk ke dalam, sedangkan
Pinceng berada di barisan paling belakang saja , bersama pertapa
pemilik kitab ini "
bagaimana para taihiap dan locienpwe usul dari pinceng ! "
Hek i Lama memang cerdik dan licik , dia sengaja ingin
masuk pada barisan paling belakang ,
kalau berada paling depan kalau ada bahaya mengancam
tentu akan celaka duluan dan tokoh tokoh sakti yang berada di
belakang dapat saja berbuat curang menyerang yang berada di
depan.
dan kalau dia berada di paling belakang bukankah dia yang
paling aman.
" Siapa yang mau berada di barisan paling depan , sambil
memandang kepada semua tokoh Kang Auw, semua saling
pandang dan menunggu, tampaknya tokoh tokoh sakti yang hadir
bukanlah orang orang bodoh tentu saja mengerti kalau yang
berada di barisan depan tentu memiliki resiko paling besar.
" Ha..Ha..Ha.. tampaknya yang hadir semua sungkan ,.kalau
pada sungkan biarkanlah pinceng yang paling tua yang masuk
duluan !." berkata Siauw bin Giamlo, tanpa menunggu
persetujuan tokoh lainnya dia segera melesat kedalam melewati
akar akar beringin yang berjuntai.
" Hei tunggu !.. aku juga ikut berkelebat bayangan Jeng Tok
Mo Li , kemudian diikuti oleh tokoh tokoh Kang Auw Lainnya.

Pendekar Yen Fei 69


Karya : Nc. Hou

dan menyusul di bagian paling belakang Hek Iama


menggandeng seorang pertapa berbaju putih yang menjadi
sandera nya.
akhirnya semua tokoh Kang Auw yang hadir di pulau ini
sudah masuk kedalam bangunan candi , tidak ketinggalan Yen
Fei, Liu Bwe, Kim Lan , Pek Liong ,Auwyang hua juga ikut
masuk ke dalam candi.
tidak seperti tampak dari luar ternyata ruangan di dalam
candi ini kumayan luas dan lebar , tampaknya menyatu dengan
ruangan Gua dari bukit bukit cadas .
ruangan bagian dalam candi terasa lemBagian dengan
dinding yang di tumbuhi.lumut , dan pada langit langit terlihat
banyak sekali mempel sarang sarang burung walet.
berjuntai banyak akar akar beringin bahkan akar banyak yang
menembus sampai ke tanah bagaikan pilar pilari .
di ujung ruangan tampak tumbuh sebatang pohon raksasa
mirip beringin akan tetapi ukurannya sangat besar sekali ,
batangnya menembus langit langit ruangan. dan akar akarnya
sangat besar menyembul di permukaan lantai ruangan.
di bawah pohon raksasa itu tampak sebuah kerangka manusi
yang di penuhi dengan sarang laba laba .
krangka itu masih utuh dalam posisi bersila memangku
sebuah kitab.
Tidak salah lagi tentunya inilah kerangka Bu Tek Hud Couw
yang wafat dalam posisi bersemedhi.
Tiba tiba Siaw Bin Giam lo melesat ke arah kerangka dan
tangannya hendak meraih kitab
akan tetapi.

Pendekar Yen Fei 70


Karya : Nc. Hou

" blash !..."


sebuah tangan telah memukul lengannya hingga melenceng
dan kilauan sinar pedang dari Kenji Ohara sudah
menghadang
tidak ketinggalan Jeng tok Mo Li juga sudah maju
menghampiri.
".ha .. ha ...ha… semua ingin memiliki kitab tersebut !. ayo
kita bertarung , siapa yang paling hebat diantara kita yang akan
memiliki kitab ini !"
berteriak Siaw Bin Giam Lo sambil mengibaskan Tasbihnya.
suasana berubah menjadi sangat tegang , semua tatapan mata
tidak lepas dari kitab di atas pangkuan kerangka tersebut.

––––––––

BAGIAN 8

Semua tokoh sakti menjadi sangat tegang , semua


menginginkan kitab pusaka yang berada di pangkuan kerangka
manusia tersebut , akan tetapi tidak seorangpun berani mencoba
mengambilnya.
semua mematung hanya tatapan mata liar saling melirik.
siap menghantam siapa saja yang akan merebut kitab pusaka.
suasana tegang dan mencekam iti dipecahkan oleh suara
tertawa terbahak bahak Hek I Lama .
" Ha..Ha...Ha.., Semua Bertaruh nyawa melakukan
perjalanan , sampai disini kita semua menjadi sekumpulan anak

Pendekar Yen Fei 71


Karya : Nc. Hou

kecil, yang memperebutkan sebuah kitab yang belum di ketahui


isinya !"
" Ha...Ha..Ha.., aku sendiri kemari hanya ingin melihat
keramaian dan pertarungan , tapi kalau melihat orang orang
hanya saling lirik, jadi sungguh membosankan,
mendingan kita minum arak aja ,yuuk !..."
Kuai Cikung menegak arak bersama muridnya Pek Liong
yang plangak plongok dengan tatapan polos.
" Ha..Ha..Ha…!.siapa yang takut bertarung, ayo satu lawan
satu , siapa yang paling Hebat dialah yang berhak atas kitab itu ! "
Siaw Bin Giam Lo menunjuk kitab beserta kerangka yang
duduk bersila tersebut .
" Amitohud, siancai...siancai…
bila begini.terus , lama lama kita semua akan menjadi
kerangka disini, ha...ha..ha..
pinceng punya usul, harap semua mendengarkan , dan semua
boleh memberikan masukan ,setelah pinceng selesai mengajukan
usulan"
ucap Hek I Lama sorot matamya yang tajam memandang
satu.persatu tokoh Kang Auw yang hadir , kemudian melanjutkan
usulannya.
" seandainya kita semua bertarung,pasti akan banyak jatuh
korban , sedangkan yang menangpun pasti akan setengah
mampus !..
lebih baik kita semua bekerja sama , sampai mendapatkan
pusaka peninggalan Bu Tek Hud Couw."
" Kita mulai dari kitab ini,.. biarkanlah orang yang tidak ada
kepandaian silat sama sekali mengambil dan membaca semua isi

Pendekar Yen Fei 72


Karya : Nc. Hou

kitab sebanyak dua kali , kemudian kitab ini kita hancurkan.,


dengan demikian bukankah adil ,.semua mengetahui
dan.mendengarkan ,semua tergantung kemampuan otak.masing
masing untuk mengingatnya."
" Siapa.yang akan membaca kitab ini , dan siapa yang tidak
punya keahlian silat disini ?..
Kau.jangan curang Hek.I Lama !.." berkata Jeng Tok Moli
melotot memandang Hek I Lama.
" Pinceng tidak berniat mencurangi siapapun,.dan semua
yang hadir disini berhak mengajukan orang yang dipercaya
membaca kitab , dengan syarat orangnya netral dan tidak
mempunyai kemampuan beladiri sama sekali, dan.semua yang
hadir disini yang akan melindunginya"
Yang hadir di dalam Gua , Hampir semuanya adalah tokoh
tokoh sakti , bersama murid muridnya yang tentu tidak dapat
dianggap netral.
orang satu satunya yang tak memiliki ilmu beladiri hanya
pertapa yang disandera oleh Hek I Lama.
" Bagaimana Kalau pertapa tua ini yang megambil dan
membacakan kitab , dan kita semua mengelilingi dan
mendengarkannya ?"
tanya Hek I Lama
".Aku tidak percaya , pertapa tua ini sudah mengikuti Hek I
Lama dari tibet tentu saja sudah terjadi keakrban di antara
mereka, apa masih dapat di percaya dia akan netral?"
Jeng tok moli memandang melototnke arah Hek I Lama.
tiba tiba Ang Lian Hua sang Datuk sakti dari selatan buka
suara " Sang pertapa tua ini adalah sandera dari Hek I lama,

Pendekar Yen Fei 73


Karya : Nc. Hou

setelah dia membantu membaca kitab yang diperebutkan ini , dia


harus dibebaskan , dan tidak boleh lagi ada yang mengganggunya
Saya bersama , Chai Kim hoo, Auwyang Tiong, dan Kuai Cikung
, akan melindunginya kalau ada yang hendak mencelakainya !"
" Amitohud !... keputusan yang sangat bijaksana, orang yang
tidak bersalah harus dilindungi pinceng yang mewakili Shaolin
pai akan ikut mengawasi, Shaolin pai bersama partai partai besar
lainnya mengirim utusan bukan untuk berebut harta pusaka, kami
hanya menjaga dan mengingatkan jangan sampai jatuh korban
jiwa dari pihak pihak yang tak bersalah , termasuk pertapa tua ini
" Berkata It tiong Hosiang murid utama dari Shaolin pai.
Kini para tokoh sudah mendapat kata sepakat ,.semua duduk
bersila memusatkan konsentrasi untuk mendengarkan.apa isi
kitab tersebut,
sang pertapa tua berjalan menghampiri kerangka manusia
yang bersila di bawah pohon.
setelah bersujud dan memberi hormat , sang pertapa hendak
mengambil kitab .
tangan sang pertapa perlahan lahan akan menjamah kitab
akan tetapi dari balik akar akar terdengar bunyi mendesis,
merayap keluar seekor ular berwarna emas meluncur ke tangan
sang pertapa .
"Wuuush !... "
ular emas sebesar batang bambu itu hendak mematuk tangan
sang pertapa.
akan tetapi ".dassssh !.."
tiba tiba sebutir kerikil telah menimpuk kepala sang ular
emas .

Pendekar Yen Fei 74


Karya : Nc. Hou

" Mudur !... itu adalah Kim Coa yang sangat berbisa "
teriak Auwyang Tiong Yang telah menyambitkan batu
menyelamatkan sang pertapa tua.
Dari balik akar akar pohon bermunculan puluhan ekor Kim
coa mendesis merayap ke tubuh kerangka ular ular itu sepertinya
hendak menjaga kitab dari orang orang yang hendak
mengambilnya.
" Ular kim coa adalah ular yang sangat langka bisanya sangat
berbahaya, dapat membunuh dalam waktu beberapa detik saja
.hanya ada satu penawar racun kim coa yaitu racun dari biji
teratai hitam , itupun juga sangat langka,
biasanya bagian tubuh yang terpatuk ular Kim Coa harus
segera di potong sebelum racun menjalar keseluruh tubuh"
Berkata Auw yang tiong yang menggandeng sang pertapa tua
yang kini bermuka pucat dan berkeringat karena rasa takut .
baru saja selamat dari maut.
para tokoh sakti yang hadir tidak ada yang berani mendekat ,
hanya menyambitkan batu batu kerikil dari jarak jauh.
ular ular itupun menghindar merayap ke balik akar pohon
dan menghilang masuki sebuah Liang yang mirip sumur tua
untuk.mencegah ular Kim coa keluar kembali mereka
menyalakan api di sekeliling mulut sumur.
Setelah merasa cukup aman sang pertapa mengambil kitab
yang terbuat dari kain sutera
dengan sampul yang terbuat dari kulit domba di bagaian
sampul tertulis
Lima petunjuk Bu Tek Hud Couw.

Pendekar Yen Fei 75


Karya : Nc. Hou

Sang pertapa tua mulai membacakan isi dari kitab, para


tokoh tokoh sakti yang duduk bersila mendengarkan dengan
penuh konsentrasi .
" Perjalanan Ribuan Li harus dimulai dengan satu langkah"
"Jika Anda tidak mengubah arah, Anda mungkin bisa
berakhir ke arah yang Anda tuju"
"Lakukanlah hal-hal sulit selagi masih mudah dan selesaikan
lah masalah kecil ,.sebelum berubah menjadi petaka"
" Orang yang mengalahkan orang lain adalah orang kuat
sedangkan orang yang dapat mengalahkan dirinya sendiri adalah
orang hebat "
" Angsa salju tidak perlu mandi untuk membuat dirinya
putih. Anda tidak perlu melakukan apa pun selain menjadi diri
sendiri."

––––––––

BAGIAN 9

Para tokoh Kang Auw mendengarkan dengan dengan


berbagai ekpresi berbeda,
tokoh tokoh Kang Auw dari golongan putih menghela nafas
lega , ternyata Bu Tek Hud couw meninggalkan petuah dan
nasehat agr manusia membina diri .
" Amitohud,. yang mulia Bu.Tek Hud Couw telah
meninggalkan pesan pesan kebaikan , untuk manusia
memperbaiki diri sendiri " ucap It Tiong Hosiang

Pendekar Yen Fei 76


Karya : Nc. Hou

sedangkan para datuk sesat mengernyitkan dahi ,menghafal


kata perkata dari lima pesan Bu Tek Hud Couw memikirkan
dimana rahasia akan ilmu sakti dari bait bait tersebut.
Hek I Lama , yang mendalami agama Budha tentu saja
sangat mengerti akan lima kalimat petuah yang di bacakan oleh
pertapa tua tersebut, hatinya merasa mendongkol., akan isi kitab
tersebut, matanya memandang curiga, jangan jangan pertapa tua
itu sengaja membaca lima bait dari syair Lao Zi dan sengaja
menyembunyikan isi aslinya.
Demikian juga dengan Jeng Tok Moli, Cam Thao sin kiam (
Kenji Ohara ), Siaw Bin Giamlo Alis nya pada berkenyit dan
memandang dengan tatapan curiga.
sampailah sang pertapa tua membacakan kitab untuk kali
kedua , baru sampai kalimat kedua , tiba tiba dari atas pohon
meluncur seekor ukar Kim Coa berukuran sebesar lengan orang
dewasa hendak mematuk kepala sang pertapa tua.
akan tetapi tiba tiba Yen Fei yang berada paling dekat denga
san pertapa tua melesat dengan sangat cepat mendorong tubuh
sang pertapa tua.
hingga jatuh tertelungkup bersama kitab yang sedang
dibacanya , akan tetapi naas bagi Yen Fei ular Kim Coa sebesar
lengan itu mematuk tengkuk nya.
Yen Fei bersama pertapa tua bergulingan diatas tanah.
".Jangan Sentuh kitab itu !."
sebuah teriakan di sertai dengan tenaga pukulan yang sangat
keras dari Siauw bin Giam Lo menghantam tubuh yen Fei ,
kemudian satu pukulan lagi dari Hek I Lama juga menghantam
Yen Fei hingga terjengkang ke belakang

Pendekar Yen Fei 77


Karya : Nc. Hou

kitab yang tidak sengaja tergenggam oleh Yen Fei saat


menolong pertapa tua terlepas keudara langsung disambar oleh
Jeng Tok.Moli.
kitab itu menjadi rebutan , terjadi pertarungan kacau balau
antara Jeng Tok Moli, Kenji Ohara,, Siaw Bin Giamlo dan Hek I
Lama .
Kim Hoo dan Ang Lian Hua segera melesat maju hendak
menyelamatkan Yen Fei akan tetapi , sudah terlambat pukulan
dari Siauw Bin Giamlo dan Hek I lama dengan mengerahkan
sinkang sepenuh tenaga telah membuat tubuh Yen Fei melayang
dengan cepat terjatuh masuk kedalam sumur tua sarang ular Kim
Coa yang sangat dalam.
Ang Lian Hua dan Chai Kim Hoo hanya berhasil menolong
sang pertapa tua dan membimbingnya untuk berdiri berjalan
menuju rombongan dari Shaolin Pai dan para pendekar untuk di
selamatkan
Liu Bwe.dan kim Lan berteriak teriak memanggil Yen Fei
dari pinggir sumur ,.akan tetapi dasar sumur tidak terlihat.hanya
gelap ,hitam pekat
dan suara panggilan kepada yen fei tidak bergema
menandakan sumur ini memang sangatlah dalam.
kim Hoo bersama Ang Lian Hua segera menghampiri bibir
sumur mendampingi Liu Bwe dan Kim Lan melihat kedalam
sumur tercium bau amis dan terdengar suara mendesis merayap
mendekati bibir sumur
dan.terlihat ratusan titik kilau cahaya keemasan
" Astaga !.. cepat kita menjauh dari sini " teriak Ang Lian
Hua menarik tangan Liu Bwe dan Kim Lan.

Pendekar Yen Fei 78


Karya : Nc. Hou

benar saja ratusan ekor ular Kim coa.keluar dari lobang


sumur .
mereka.segera berlari keluar dari ruangan candi .
"Tempat ini sangat berbahaya lebih baik kita segera
meninggalkan pulau ini "
Berkata kim Hoo,
akan tetapi Kim Lan sepertinya berat meninggalkan pulau
Maha Dewa , Gadis remaja Putri Kim Hoo hanya terdiam dan
terus menerus.menagisi Yen Fei, ada rasa kehilangan yang
mendalam di Hati Kim Lan , kehilangan Yen Fei,.di dalam
hatinya selalu berharap Yen Fei dapat selamat,.
Liu Bwe juga merengek rengek kepada subo nya Ang Lian
Hua untuk tetap berada di pulau dan berusaha menolong Yen Fei.
" Bwe bwe, Yen Fei sudah pasti tewas di dalam sumur ular
Kim Coa, ularnya sangat beracun , apa lagi tubuh yen fei terjatuh
kedalam sarang ular Kim coa."
Ang Lien Hua terus menghibur Liu Bwe agar tabah setelah
kehilangan sahabatnya.
Pulau Maha Dewa yang tadinya ramai kini telah sepi , yang
masih tertinggal hanya Ang Lien Hua, Kim Hoo , Liu Bwe dan
kim.Lan, tokoh tokoh yang lain sepertinya sudah meninggalkan
pulau mengejar Jeng To .Mo Li yang malerikan kitab Bu Tek
Hud Couw.
Hanya tersisa satu perahu yang masih tertambat di pesisir
pulau.
Dengan perahu yang tersisa Chai kim ,Ang Lien Hua, Kim
Lan dan Liu Bwe , mengarungi danau Ching Hai untuk kembali
ke dermaga kota SHI NING .

Pendekar Yen Fei 79


Karya : Nc. Hou

kejadian di pulau Maha Dewa berlangsung dengan sangat


cepat dan tanpa di duga duga,
Liu Bwe kehilangan keceriaannya , Kim Lan hanya terdiam
dan tak henti hentinya menangis , mungkinkah di hati dua gadis
kecil ini sudah bersemi rasa cinta kepada Yen Fei, entahlah yang
pasti , keduanya sangat bersedih dan merasa kehilangan.
sedangkan Kim Hoo sang nelayan sakti dan Ang Lian Hua
Sang datuk selatan merasa sangat bersalah tidak berhasil
menyelamatkan Yen Fei.
Perahu melaju mengikuti arah angin , yang terlihat hanya
warna biru , antara biru nya langit dan birunya air danau Ching
Hai hanya di batasi oleh sebuah garis datar di ujung Horison.
Keempat orang yang hanyut dalam lamunan masing masing
di kagetkan dengan suara orang minta tolong.
terlihat pengemis utara Kuai Ci kung duduk diatas perahu
yang terbalik dengan pakaian basah kuyup Kim Hoo dan Ang
Lian Hua segera mendayung dengan cepat untuk menolong Kuai
Cikung..
" Untung ada kalian , kalau tidak mungkin aku si pengemis
tua akan berakhir menjadi makanan.ikan ikan di danau Ching Hai
ini , entah bagaimana nasib Pek Liong muridku, tadi perahu kami
pecah terhantam batu karang yang ada di bawah permukaan
danau , saat perahu kemasukan.air dan terbalik, pek Liong
terseret arus memutar yang menelan tubuhnya kedalam danau"
bercerita sang pengemis.utara dengan suara sedih , tidak seperti
biasanya Kuai Cikung yang selalu gembira dan ceria, kini terlihat
sangat bersedih.
perahu terus meluncur ke arah dermaga kota SHI NING
.yang semula hanya terlihat sangat kecil di ujung danau , perlahan

Pendekar Yen Fei 80


Karya : Nc. Hou

mulai membesar menandakan perahu sudah semakin mendekat ke


dermaga.
Entah bagaimana nasib murid Kuai Cikung yang lucu
plangak plongok yang terbawa arus.memutar,
dan bagaimana dengan nasib Yen.Fei yang terjatuh.kedalam
sarang ular Kim Coa yang sangat.berbisa,
beginilah kehidupan , semua manusia hanya bisa menjalani
dan berusaha ,.semua takdir di tetapkan oleh Tuhan yang maha
kuasa , yang memiliki seisi jagad raya termasuk batas
usia.manusia di dalamnya.

––––––––

BAGIAN 10

Kita ikuti perjalanan nasib Dari Cia Pek Liong, murid dari
Pengemis utara Kuai Cikung, setelah perahu terbalik akibat
menghantam batu karang
Guru dan murid ini masih sempat berpegangan pada perahu
akan tetapi saat perahu terombang ambing mendekati salah satu
pulau kecil sekitar pulau Maha Dewa tiba tiba perahu berputar
dengan kencang terbawa arus memutar.
Bagaikan gasing, perahu berputar sangat cepat,
Walaupun Kuai Cikung adalah datuk persilatan yang sakti ,
akan tetapi bila sudah berhadapan dengan kekuatan alam, segala
ilmu saktinya tidak ada apa apa nya.
Dengan mengerahkan kekuatan sinkang memegang badan
perahu dengan sangat kencang mengikuti pusaran air ,

Pendekar Yen Fei 81


Karya : Nc. Hou

saat perahu kembali akan menghantam batu karang Kuai


Cikung menjejakan kaki, mengerahakan kekuatan Sinkang
membuat perahu melompat melayang jauh keluar dari pusaran air
yang sangat dahsyat itu.
akan tetapi Cia Pek Liong yang masih berusia sepuluh tahun
ini belum memiliki kekuatan sinkang sehebat gurunya.
cengkraman tangan kecilnya pada perahu terlepas badannya
kembali terjatuh ke tengah tengah pusaran air yang sangat
kencang , hanya dalam beberapa detik saja , Pek Liong sudah
menghilang .
Kuai Cikung hanya bisa berteriak teriak memanggil
muridnya, akan tetapi kekuatannya sangat tak berarti bila
dibandingkan dengan kekuatan alam yang sangat dahsyat.
sampai akhirnya Kuai Cikung berhasil di selamatkan oleh,
Chai kim Hoo pendekar nelayan sakti bersama Ang Lien Hua
sang datuk Selatan.
sedangkan Tubuh Pek Liong mengikuti pusaran air yang
sangat kencang , membuat kepalanya pusing dan sulit untuk
bernafas, akhirnya kehilangan kesadaran.
arus air yang sangat kencang akhirnya membawa dirinya
sampai ke pulau siluman tersangkut pada akar akar pohon bakau .
entah berapa lama Pek Liong tak sadarkan diri.
dari sebuah lobang batang pohon bakau yang lapuk ,
merayap keluar banyak sekali kalajengking berwarna merah
menyala ,
merayap mengerumuni Pek Liong , sekawanan kalajengking
merah itu mulai mencapit ,menggigit juga mematuk tubuh Pek
Liong dengan ekornya yang runcing.

Pendekar Yen Fei 82


Karya : Nc. Hou

tubuh Pek Liong setelah di sengat kalajengking merah itu


mulai bereaksi kulit Pek Liong yang semula putih pucat akibat
dinginnya air danau perlahan berubah menjadi kemerahan seperti
kulit orang akibat mabuk minuman keras, warna merah itu makin
menyebar akhirnya seluruh tubuh Pek Liong berwarna merah .
detak jantung yang semula lemah , kini berdetak dengan
sangat cepat , Pek Liong pun siuman dari pingsannya sekujur
tubuhnya merasa sangat panas keringat bercucuran di sekujur
tubuhnya, yang dirasakan hanya panas dan gatal yang sangat
menyiksa .
" Panas !...Panas !... panas ! "
Pek Liong menjerit Histeris dan berlari seperti orang
kesurupan menembus rimbunnya pohon pohon bakau.
Pek Liong terus berlari semakin kencang , tanpa disadarinya
kepalanya menabrak sarang lebah yang tergantung pada dahan
pohon.
" Pyar !..." sarang lebah itu jatuh ketanah , sekawanan lebah
itu keluar dari sarangnya , tidak seperti lebah pada umumnya
berwarna hitam dengan sedikit corak warna kuning.
lebah yang ini berwarna putih berkilau seperti warna mutiara
kawanan lebah putih itupun marah ,
" nguuuuung !...nguuuuung !...Nguuuung !"
sekawanan lebah putih itu mengejar Pek Liong dan
menyengatnya dengan sangat ganas, akan tetapi Pek Liong yang
seperti sudah kesurupan itu tidak peduli masih saja terus berlari
kembali menabrak beberapa sarang sarang lebah yang tergantung
di dahan pohon.
" Pyar !.. pyar !.. pyar !.."

Pendekar Yen Fei 83


Karya : Nc. Hou

lebah lebah putih berterbangan sangat banyak sekali


mengejar Pek Liong , akhirnya sekujur tubuh Pek Liong penuh di
hinggapi lebah putih , tidak tahu berapa ratus ekor lebah putih
yang menyengat tubuh Pek Liong , Yang dia rasakan hanya rasa
perih ,gatal dan sangat panas.
Pek Liong berteriak histeris
meraung raung , bergulingan di tanah , dan berkelojotan
menahan rasa sakit dan rasa panas , wajah Pek Liong merah
kehijauan , Pek Liong benar benar sudah keracunan hebat,
sampai Lidahnya menjulur dan mata nya melotot, akhirnya
Pek Liong kembali jatuh pingsan tak sadarkan diri.
" Hi….Hi… Hi.. ada anak manusia ! "
Seorang nenek tua memukul mukulkan tongkat ketubuh Pek
Liong , tapi pek Liong yang kehilangan kesadaran akibat
sengatan lebah putih hanya diam saja.
Nenek tua ini kalau di tafsir mungkin sudah berumur seratus
tahun , rambutnya sudah memutih semua dengan kulit wajah
sudah keriput , badannya bongkok berjalan membawa tongkat ,
akan tetapi sorot matanya sangat tajam menandakan kalau dirinya
bukan orang sembarangan.
kalau orang bertatapan langsung dengan nenek ini tentu akan
bergidik ketakutan
rambutnya yang putih awut awutan , dengan sorot mata tajam
melotot seperti mata barong , dan yang menambah keseraman
sang nenek tua bongkok ini adalah seekor ular cobra yang
melingkar di lehernya.
Nenek tua itu kemudian jongkok di samping Pek Liong ,
memeriksa nadi , menotok beberapa jalan darah , dari balik
bajunya yang kumal dan dekil sang nenek mengeluarkan sebuah

Pendekar Yen Fei 84


Karya : Nc. Hou

botol keramik , kemudian isi botol keramik yang berupa cairan


berwarna hijau pekat di tuangkan kedalam mulut Pek Liong.
lebih kurang satu jam setelah di cekokan cairan hijau .
Pek Liong perlahan dapat membuka mata ,
pandangannya kini terlihat sangat jelas dan jernih .
badan nya juga terasa sangat segar , bahkan lebih segar bugar
di banding sebelum teseret pusaran air.
" Hi...Hi...Hi… kau sudah siuman anak kecil !.. kamu
sebenarnya siapa dan bagaimana hingga kau bisa terdampar di
pulau siluman ini?"
tanya sang nenek kepada Pek Liong.
Pek Liong mengawasi wajah nenek yang menyeramkan ,
matanya yang melotot, rambutnya yang putih awut awutan,
dengan seekor ular cobra melingkar di leher,
tapi karena Pek Liong sudah di selamatkan nenek
ini,menandakan sang nenek tidak bermaksud buruk padanya, rasa
ketakutan itu pun sirna.
Pek Liong pun bercerita tentang kisah hidupnya.
Cia Pek Liong di lahirkan di kota raja DADU ( sekarang
bernama Beijing )
Orang tua dari Cia Pek Liong adalah pembesar istana kaisar
Torgun Temur bagian seni dan budaya , karena melemahnya
dinasti Yuan akhirnya kota raja dadu berhasil diserang dan di
tundukan oleh bala tentara pimpinan Zhu Yuan Zhang .
dan berdirilah dinasty Ming.
akibat peperangan Kedua orang tua Cia Pek Liong terbunuh,
semua harta kekayaannya dijarah.

Pendekar Yen Fei 85


Karya : Nc. Hou

Cia Pek Liong saat itu berusia tiga tahun berhasil selamat ,
tetapi hidup terlunta lunta menjadi pengemis jalanan , dengan
mata kepalanya sendiri menyaksikan kedua orang tuanya di
bantai, melihat orang orang sekitarnya di bantai dan dibunuh,
membuat Pek Liong mengalami trauma, jiwanya terguncang,
belum lagi selama menjadi gelandangan di jalanan hidup dari
mengemis , mengalami banyak caci maki dan hinaan , membuat
Pek Liong menjadi seorang yang berwatak aneh dan sering hanya
plangak plongok tanpa ekpresi .
Di hatinya sudah tidak ada rasa takut ataupun rasa malu .
yang ada hanya ada rasa dendam dan kebencian kepada
keadaan, ini yang membuat dirinya menjadi tegar dan
berkeinginan menjadi orang yang kuat dan sakti , agar tidak
dihina orang lagi.
Pek Liong menjadi pengemis kecil yang selalu berpindah
pindah tempat hingga suatu ketika berjumpa dengan Kuai Cikung
dan diangkat murid ikut berperualang bersama gurunya.
Pek Liong yang jiwanya sudah terguncang dan berwatak
aneh , jadi betul betul menjadi manusia aneh sejak hidup
berkelana dengan Pengemis sakti Kuai Cikung.
sampai ikut Kuai Cikung mengunjungi pulau maha dewa
dan perahunya terbalik , dirinya terbawa pusaran air sampai
terdampar di pulau siluman.
sang nenek aneh mendengar cerita Pek Liong sambil
mengernyitkan alis dan tertawa tawa.
" Hi...Hi...Hi.. kita bernasib sama terdampar di pulau ini,
pada mulanya akan merasa menderita , tapi bila sudah tinggal
disini lama , akan menjadi kerasan, aku sendiri sudah tidak
mempunyai keinginan lagi , kembali kedaratan besar, yang penuh

Pendekar Yen Fei 86


Karya : Nc. Hou

denga manusia manusia jahat dan kejam, lebih jahat dari hewan
hewan berbisa yang tinggal di pulau ini "
Kemudian sang nenek menceritakan kisah hidup nya.
dia bernama Tan SIm Nio
anak seorang Hartawan di kota di kota Ying Thian ( sekarang
bernama Nan Jing )
saat itu dia berpacaran dengan seorang sastrawan miskin ,
tapi di tentang oleh orang tuanya, Tan Sim Nio akhirnya
melarikan diri dari rumah dengan membawa banyak perhiasan
emas milik orang tuanya . Tan Shun Nio yang saat itu dimabok
asmara lari bersama kekasih nya.
saat melintasi danau Ching Hai mereka di rampok sang
kekasih mati terbunuh oleh kawanan perampok sedangkan Tan
Sim Nio di sekap hendak diperkosa oleh kawanan perampok.
pada suatu malam Tan Sim Nio berhasil kabur dari sarang
perampok, Tan Sim Nio Yang pada saat itu belum punya
kepandaian apa apa nekat melarikan diri dengan berperahu , akan
tetapi karena pusaran air di dekat pulau siluman sangat dahsyat
menenggelamkan perahu , Tetapi Tan Sim Nio terdampar di
pulau siluman.
dan saat dia berteduh di sebuah Gua dia menemukan kitab
kitab peninggalan dari majikan pulau Siluman .
kitab kitab cara menghimpun sinkang , jurus tongkat, dan
kitab cara mengendalikan hewan hewan berbisa di pulau siluman
ini.
pulau siluman dahulunya bernama pulau PEK HONG TO
( pulau lebah putih )

Pendekar Yen Fei 87


Karya : Nc. Hou

yang dahulunya adalah sebuah perkampungan , entah


mengapa saat Tan Sim Nio terdampar pulau siluman ini sudah tak
berpenghuni , dan hanya didiami oleh hewan hewan dan serangga
berbisa.
pulau Pek Hong To dinamakan pulau siluman karena orang
yang menginjakan kaki ke pulau ini tidak pernah kembali.
sedangkan yang kembali pasti menjadi gila. penduduk sekitar
danau Ching Hai mengira karena gangguan siluman di pulau ini.
padahal mereka menjadi gila bukan karena di ganggu
siluman akan tetapi karena tersengat oleh kalajengking merah
yang bisa nya merusak susunan syaraf pusat kalau tidak mati
tentu saja menjadi gila permanent.
Pek Liong juga tersengat oleh kalajengking merah akan
tetapi dia juga di sengat lebah putih,
sehingga terjadilah pertarungan antara kedua jenis racun dan
saling melemahkan.
kedua jenis racun itu telah menyatu ke dalam darah ,
membunuh segala macam bakteri dan kuman penyakit di tubuh
Pek Liong akan tetapi tidak menyerang sel didalam tubuh Pek
Liong. kedua racun tersebut menjadi semacam imun dan
antibody.
apa lagi setelah diminumkan getah akar SIANG = BOK -
SHU ( pohon kayu wangi)
oleh nenek Tan Sim Nio.
SIANG - BOK - SHU (pohon wangi) adalah tanaman langka
yang hanya tumbuh di pulau siluman ini. tubuh Pek Liong
menjadi kebal terhadap segala jenis racun.

Pendekar Yen Fei 88


Karya : Nc. Hou

Mulai saat itu , Cia Pek Liong tinggal di pulau Siluman ,


diangkat murid oleh nenek aneh Tan Sim Nio , mempelajari ilmu
ilmu sakti peninggalan majikan pulau siluman
Ilmu andalan nya adalah
Go - Tok - Sin - Ciang ( pukulan sakti lima racun )
Ilmu tongkat Hai - Liong - Tung Hoat ( ilmu Tongkat Naga
laut )
yang sangat dahsyat.
kita kembali mengikuti perjalanan nasib dari Yen Fei.
seperti kita ketahui Yen Fei terjatuh kedalam sumur sarang
kim Coa dalam keadaan pingsan saat terhempas oleh pukulan
tenaga sakti dari Hek I lama dan Siaw Bin Giam Lo.
Tubuh Yen Fei terjatuh ke dasar sumur yang sangat dalam
dan gelap gulita.
karena jatuhnya tubuh Yen Fei telah mengagetkan Kim Coa
(ular emas ) Membuat ular ular itu keluar dari liang liang di
dinding sumur merayap keluar keluar dari sarangnya sebagian
keluar melalui bibir sumur,
mengagetkan Chai Kim Hoo dan Ang Lien Hua , membuat
kedua datuk sakti ini mengambil keputusan untuk meninggalkan
pulau Maha Dewa

––––––––

BAGIAN 11

Pendekar Yen Fei 89


Karya : Nc. Hou

Beberapa ekor ular Kim Coa yang membuka mulutnya taring


yang sangat runcing mematuk tubuh Yen Fei yang masih terbujur
pingsan di dasar sumur
wush...Wush...Wush…,
taring taring ular Kim Coa menghunjam menembus kulit
tubuh Yen Fei menyemprotkan bisa yang sangat mematikan.
akan tetapi tubuh ular ular yang mematuk Yen Fei ,tiba tiba
berkelojotan bagaikan belut yang di taburi abu.
ular Kim Coa yang berwarna kuning emas itu berubah warna
menjadi warna merah darah kemudian berubah menghitam
gosong bagaikan terbakar api
lalu diam untuk selamanya.
Orang biasa kalau terpatuk oleh ular emas tentu akan segera
tewas hanya dalam beberapa detik saja setelah Bisa ular
menyebar ke jantung.
akan tetapi , ular ular Kim Coa yang mematuk tubuh Yen Fei
kemasukan darah Yen Fei yang mengandung racun Ang Tok Coa
dan Racun teratai Hitam
membuat ular ular Kim Coa malah mati keracunan.
dan Efek Bisa Kim Coa yang masuk ketubuh Yen Fei , sama
sekali tak berpengaruh.
Ular ular emas itu malah ketakutan dengan Yen Fei , mereka
segera menjauhkan diri dari tubuh Yen Fei, ada yang merayap
keluar melalui bibir sumur, dan ada pula yang kembali ke Liang
Liang yang ada di dinding sumur.
Entah berapa lama Yen Fei pingsan tidak sadarkan diri, saat
membuka mata , terlihat sangat gelap , hanya terlihat beberpa titik
batu batu fosfor yang memancarkan sedikit cahaya kehijauan .

Pendekar Yen Fei 90


Karya : Nc. Hou

walaupun terkena dua kali pukulan tenaga sakti dari Hek I


Lama dan Siaw Bin Giam Lo tidak membuat Yen Fei cedera,
karena di tubuh Yen Fei sendiri sudah ada tenaga sinkang
yang secara otomatis melindungi tubuhnya,
kepalanya hanya terasa pusing akibat benturan .
dan perutnya terasa sangat lapar , perlahan Yen Fei Bangkit
merayap ke arah depan, ternyata di dasar sumur ada suatu
terowongan , mulut terowongan yang semula sempit makin di
telusuri makin membesar dan Yen Fei akhirnya dapat berdiri dan
berjalan menelusuri terowongan yang sangat panjang , hanya
cahaya batu fosfor menjadi penerangan
Sudah lebih dari setengah jam berjalan akhirnya trowongan
itu menurun curam dan lantai yang diinjaknya ternyata sangat
licin .
Yen Fei jatuh terlentang dan badannya terus meluncur sangat
jauh .
Akhirnya tubuh Yen Fei jatuh kedasar sebuah kawah yang
sangat luas dengan dinding batu gunung yang sangat tinggi , saat
memandang ke atas , terlihat langit , cahaya bulan dan kerlap
kerlip bintang sekelilingnya banyak sekali tumbuh pohon pohon
besar .
"aku terjatuh ke tempat apa ,ini kog seperti di suatu
hutan.yang dikelilingi batu yang sangat tinggi "
pikir Yen Fei penuh keheranan,
tapi di dalam hati dia bersyukur setidak nya lebih baik dari
pada di dalam sumur yang sempit dan lembab.
Yen Fei mulai mengumpulkan ranting ranting dan daun daun
kering menyalakan api unggun .

Pendekar Yen Fei 91


Karya : Nc. Hou

kini terlihat jelas batu batu gunung yang mengelilingi kawah


ini ternyata sangat tinggi
selain lobang terowongan yang membuat tubuh Yen Fei
Terjatuh , juga ada bagian gunung dengan mulut Goa yang besar .
Yen Fei Duduk termenung memikirkan nasibnya yang
beberapa kali menjelang maut, dan beberapa kali pula jiwanya
dapat selamat , bagaimana dengan nasib tokoh tokoh Kang Auw
yang bertarung?
bagaimana dengan Liu Bwe gadis manis yang sangat ceria ?
saat memikirkan Liu Bwe Yen Fei tersenyum senyum
sendiri.
lalu membayangkan Kim Lan yang cantik penyabar dan
sangat baik terhadap Yen fei.
tiba tiba lamunannya buyar
di kaget kan dengan cahaya berwarna putih berkelebat dari
lebatnya rerumputan dibawah pohon
blash !... Blash !...
dua ekor kelinci berlari keluar dari balik semak semak.
Yen Fei segera mengambil batu.
melemparkan ke arah kedua kelinci yang sedang berlari
" Duuuk !... Duuuuk …! "
dua ekor kelinci berhasil di jatuhkan.
Lumayan untuk mengisi perut.
Yen Fei bergegas menguliti kelinci , dan memanggangnya di
api unggun.

Pendekar Yen Fei 92


Karya : Nc. Hou

Sambil menyantap daging kelinci , Yen Fei terus berpikir


dimana dia sekarang.
pulau maha dewa tidak ada kawah seperti ini juga jenis
tanamannya sangat berbeda,
kembali dia memandang bibir lobang trowongan yang
tingginya ada tiga meter dari dasar kawah, dan trowongan ini
sangat panjang , sekitar satu jam berjalan kaki , kalau di hitung
mungkin panjang trowongan adalah sekitar belasan Li.
berarti aku kini berada di pulau lain , dan terowongan itu
melintasi dasar tanah yang berada di dasar danau Ching Hai.
dan pulau terdekat dengan pulau Maha Dewa adalah pulau
SIRIP HIU tidak salah lagi aku sekarang berada.di pulau
sirip hiu karena bukit bukit yang menjulang di dinding kawah ini
membentuk segi tiga seperti sirip ikan Hiu.
pikir Yen Fei gembira setelah mengetahui dimana dia berada
sekarang ini.
Setelah perut terasa kenyang dan sudah mengetahui tempay
keberadaannya , Yen Fei tertidur dengan sangat nyenyaknya.
Ayam hutan berkokok, di iringi dengan kicauan burung
burung yang saling bersahutan ,
Sinar matahari pagi menembus rimbunnya daun daun di
pepohonan , membuat panorama di dasar kawah pulau sirip hiu
sangat indah sekali, bagaikan sekeping tanah surga yang jatuh ke
bumi.
belum lagi di tambah dengan keberadaan sebuah telaga yang
berada di tengah tengah dasar kawah dengan air yang sangat
jernih di tumbuhi bunga bunga teratai yang sangat indah.

Pendekar Yen Fei 93


Karya : Nc. Hou

Yen Fei mengucek ngucek mata , hampir tak percaya dengan


pandangannya , pemandangan yang sangat asri dan indah sekali
bagaikan di taman sorga.
Karena sudah terang benderang Yen fei berjalan memasuki
mulut Gua ,
sebuah Gua yang sangat indah dengan batu stalagtit dan
stalagmit yang bercahaya berwarna warni.
dan di dinding Gua terukir tulisan yang sangat indah dalam
tulisan Tiong Kok Dan tulisan tibet dengan arti yang sama
tentu saja Yen Fei mengenal dengan baik kedua bahasa
tersebut.
di dinding tertulis beberapa baris kata.
" Hanya orang yang berjodoh denganku yang menjadi
pewarisku , dan di baris paling bawah tertulis BU TEK HUD
COUW "
Kemudian Yen Fei kembali berjalan memasuki Gua semakin
dalam , menjumpai permukaan lantai yang rata .
terdapat ukiran gambar seorang yang sedang bersila.
yang tersusun dari dua belas ubin berukuran bujur sangkar.
Yen Fei mengamati ubin ubin tersebut, dan sepertinya
gambar gambar pada ubin pernah dia lihat,
kemudian dari balik bajunya Yen Fei mengeluarkan naskah
kuno yang di temukan ayahnya Yen Han Siong di sebuah kuil
kuno di puncak gunung himalaya
setelah dibandingkan ternyata ke dua belas ubin itu sama
dengan dua belas tulisan tibet kuno yang ada di naskah kuno.

Pendekar Yen Fei 94


Karya : Nc. Hou

ternyata memang bukan huruf hanya potongan gambar ,


pantas saja tidak ada yang bisa mengartikan.
Yen fei mencoba menginjak ke dua belas ubin sesuai dengan
urutan yang ada di naskah kuno peninggalan yang di temukan
ayahnya.
Yen Fei berlompatan dari satu ubin ke ubin lainnya.
ternyata setiap kali terinjak ubin tersebut amblas ke dalam
tanah.
dan saat kaki Yen Fei menginjak ubin yang terakhir.
tiba tiba terdengar suara bergemuruh
" Byaaaaar !...."
Dinding Gua di hadapan Yen Fei Runtuh… dan di balik
dinding Gua ternyata masih ada satu ruangan yang tersemhunyi

––––––––

BAGIAN 12

Setelah dinding Gua runtuh terlihat jelas sesosok kakek tua


berpakaian serba putih dengan mata terpejam, dengan rambut dan
cambang sudah memutih semua.
Dalam posisi bersila pada sebuah batu bundar.
"Mohon maaf Locienpwe , saya sudah mengganggu semedhi
Locienpwe"
Akan tetapi , tidak ada jawaban dari kakek tersebut.
Yen Fei mengulang sampai tiga kali juga sama saja ,tidak
ada jawaban, Kakek tua itu hanya diam membisu .

Pendekar Yen Fei 95


Karya : Nc. Hou

Yen Fei memberanikan diri maju kehadapan kakek tua.


Berlutut menjurahkan kedua tangan dihadapan kakek tua.
" Mohon Locienpwe, memberi petunjuk!" dalam posisi
berlutut Yen Fei bersujud.
Dan pada saat bersujud itulah Yen Fei melihat sebaris tulisan
diatas lantai.
ENGKAULAH YANG BERJODOH DAN ENGKAULAH
PEWARISKU.
"Terimakasih suhu , terimalah hormat tecu ! "
Yen Fei bersujud tiga kali. Saat mengangkat kepala , Yen Fei
sangat terkejut.
Kakek tua yang bersila itu lenyap tanpa bekas,
apakah wujud Bu Tek Hud Couw tadi hanyalah suatu ilusi
atau imajinasi dari aku sendiri
pikir yen fei.
akan tetapi tadi tampak begitu jelas wujud dari Bu Tek Hud
Couw dan tulisan diatas lantai masih ada .
entah lah wujud Bu Tek Hud Couw adalah ilusi dari pikiran
Yen fei sendiri atau wujud Kakek tua tadi adalah kekuatan Gaib
dari Bu Tek Hud Couw yang hendak memberi petunjuk.
di atas batu tempat Bu Tek Hud Couw bersila kini nampak
sebuah kitab yang terbuat dari kain sutra .
Dengan sangat berhati hati Yen fei meraih kitab.
di halaman depan tertulis
Hud - Couw - CinKeng ( Ilmu sakti manusia dewa ) yang
terdiri dari tiga bagian:

Pendekar Yen Fei 96


Karya : Nc. Hou

dibagian pertama
hanya tertulis dua bait syair
kekuatan terbesar adalah
kekuatan pikiran.
bukan pikiran yang menghafalkan gerakan
tapi gerakan mengikuti pikiran
kekuatan laksana air
tenang mengikuti.
deras menghantam
dahsyat membinasakan.
di bagian kedua adalah cara cara melatih menghimpun tenaga
sinkang dengan banyak sekali gambar gambar orang bersemedhi
dalam berbagai posisi.
di bagian ketiga
banyak sekali gambar gambar orang yang sedang bertarung
menggunakan tangan kosong
melawan berbagai jenis senjata.
akan tetapi gambar gambar tersebut sangat acak dan tak
berurutan sama sekali.
" Terima.kasih banyak suhu ,
tecu akan mempelajari dengan sebaik baik nya ! "
Dengan perasaan riang berjalan keluar dari Gua.
Yen Fei berjalan mengikuti dinding kawah , sambil
mengamati pepohonan dan tumbuhan yang ada , langkah nya
terhenti pada sebatang pohon yang menarik perhatiannya .

Pendekar Yen Fei 97


Karya : Nc. Hou

sebatang pohon yang bentuknya aneh sekali , diatas batang


pohon sama sekali tidak tumbuh dahan ataupun ranting apa lagi
daun , dari batang pohon yang besar itu malah tumbuh akar akar
pohon lagi
tapi warna akar yang tumbuh diatas batang pohon dan akar
yang menghunjam kedalam tanah sangat berbeda sekali
akar yang tumbuh dari batang pohon berwarna hitam pekat
sedangkan, akar yang menghunjam kedalam tanah berwarna putih
.
sedangkan batang pohon terdiri dari dua warna hitam dan
putih dengan batas tepat di tengah .
" Pohon apa ini , aneh sekali bentuknya , hitam putih sama
rata , aku kasih nama pohon Im Yang saja " pikir Yen Fei
pohon Hitam putih ini hanya satu satunya di dasar kawah
yang lain adalah pohon buah Pir dan pohon pohon yang Liu
dengan daun daun yang indah menjuntai.
di atas dahan pohon terlihat beberapa ekor kera dan tupai
berlompatan.
Yen Fei terus berjalan mengitari dasar Kawah ini sampai
akhirnya kembali ke tempat semula , ternyata cukup luas juga ,
butuh waktu lebih dari satu jam .
dari depan mulut Gua , Yen Fei berjalan ke arah tengah ,
tempat beradanya sumber air,
mata air yang sangat jernih sekali , sampai seluruh dasar
kolam terlihat sangat jelas,
dari dasar kolam tumbuh banyak sekali tanaman bunga lotus
berwarna merah muda , sangat indah sekali.

Pendekar Yen Fei 98


Karya : Nc. Hou

kolam yang sangat indah dan asri, sangat menggoda Yen Fei
untuk mandi di kolam ini,
setelah menoleh ke kanan dan ke kiri ,
" Sepertinya pulau ini tidak ada manusia lain , he .. he...he..
aku mandi telanjang aja ah…"
Byuuuur !...
Yen Fei terjun ke dalam kolam berenang renang sepuasnya
memetik biji biji bunga lotus dan memakannya, yerasa
sangat manis dan gurih sekali.
saat berenang ini lah yen fei kembali teringat dengan dua
baris syair di dalam kitab Hud Couw Cin Keng.
"kekuatan laksana air tenang mengikuti.
deras menghantam dahsyat membinasakan "
"Benar sekali air ini sangat tenang sekali ,
sangat tentram dan damai
membuat diriku lengah,
kalau di air ini bisa juga terdapat bahaya besar , bisa juga
menggelamkan."
apa lagi Danau Ching Hai yang mengelilingi pulau ini ,
terlihat sangat tenang namun tiba tiba saja bisa muncul kekuatan
dahsyat.yang menghantam dsn membinasakan , seperti nelayan
nelayan yang hilang di hantam gelombang danau ching Hai.
" Jadi dalam pertarungan aku harus bersifat seperti air yang
bisa mengikuti irama pertarungan dengan penuh ketenangan ,
mempelajari gerakan lawan kemudian membalas dengan gerakan
yang secepat mungkin untuk menundukan lawan."

Pendekar Yen Fei 99


Karya : Nc. Hou

sambil bersandar di pinggir kolam Yen Fei Masih saja


melamunkan syair pertama dari kitab Bu Tek Hud Couw.
"kekuatan terbesar adalah
kekuatan pikiran.
bukan pikiran yang menghafalkan gerakan
tapi gerakan mengikuti pikiran"
Yen Fei kembali mengingat ingat ilmu yang dia pelajari dari
gurunya Sin Jiu Yok Sian.
tentang jurus jurus ilmu totok
Cui - Beng- Sin- Ci ( Jari sakti pengejar nyawa)
yang terdiri dari dua puluh satu jurus, akan tetapi saat
bertarung jurus jurus itu tidak dapat di pakai secara berurutan ,
akan tetapi pikiran kitalah yang memerintahkan segera
menggunakan jurus jurus yang tepat dalam setiap keadaan yang
berbeda menggunakan jurus yang berbeda pula.
" Aku telah mengerti inti sari dan maksud dari kedua syair itu
!."
karena perasaan gembira , Yen Fei menyelam kemudian
melompat ke permukaan air seperti gerakan ikan lumba luma
berenang sambil melompat lompat kepermukaan air, saat
melayang di udara
yen fei melakukan salto tiga kali kemudian menjejakan kaki
di daun teratai dan berlompatan.
diatas daun dan bunga bunga teratai.
Setelah mengerti intisari dari kedua syair Bu Tek Hud Couw
itu, Yen Fei langsung mempraktekan ilmu ginkang yang di
terimanya dari Sin Jiu Yok Sien yaitu ilmu ginkang

Pendekar Yen Fei 100


Karya : Nc. Hou

Hud - Eng - Po - Hoat ( gerakan Bayangan Budha )


tapi gerakannya di kombinasi sendiri dari kekuatan daya
imajinasinya.
Yen Fei berhasil menciptakan gerakan gerakan indah seperti
lompatan mirip ikan lumba lumba yang bersalto diudara ,
dan meluncur diatas permukaan dengan bertumpuan pada
daun teratai kadang dengan kaki kadang dengan tangan dengan
bayak variasi gerakan akrobatik dari imajinasi dan pikiran sendiri
seperti orang bermain surfing
di abad modern ini.
Saking senang nya yen fei menari nari dengan gerakan
ilmu ginkang Hud - Eng - Po - Hoat ( gerakan Bayangan
Budha ) Yen Fei tidak sadar kalau atraksinya menarik perhatian
sekawan kera yang menonton gerakan Yen Fei
kawanan kera itu mengikuti gerakan Yen Fei bersalto salto
sambil berteriak teriak gembira.
ada yang mencoba melompat ke daun teratai.tapi kera kera
itu tercebur.dan berenang kembali ke tepi kolam.
saat berenang kembali Yen Fei baru menyaksikan sekawanan
kera yang berlompat lompatan menonton dirinya.
" ha...ha...ha.. , ternyata aku tidak sendirian di pulau ini
banyak teman teman kecil yang.lucu.!".
kera kera itu tidak hanya menonton tapi ada juga yang iseng
dan nakal menyolong pakaian Yen Fei dan berlari cepat keatas
pohon
" Oii...jangan curi pakaianku ! "

Pendekar Yen Fei 101


Karya : Nc. Hou

dengan mengerahkan ginkang yen fei meloncat dengan cepat


keatas pohon merebut kembali pakaiannya , kemudian bersalto
diudara , lalu meluncur turun kembali dengan posisi satu kaki
.gerombolan kera kera itu berteriak teriak sangat gembira
menggandol kaki Yen Fei dan memanjati badan Yen Fei ada yang
duduk di pundak dan ada yang berani duduk diatas kepala Yen
Fei
" Ha..Ha...Ha.. Kalian memang sangat lucu dan nakal , aku
disini apa berperan jadi Sun Go Kong , dan menjadi raja kalian !"
dengan niat bergurau Yen Fei memegang perut kemudian
mulut lalu menunjuk buah buah Pir yang tergantung diatas pohon.
" Raja kera sekarang lapar, ayo kalian petikan buah untuk ku
!"
Yen Fei Hanya berniat bergurau akan tetapi sekawanan kera
itu benar benar memetikan buah Pir dan memberikan buah buah
tersebut kepada Yen Fei
" Ha ..Ha..Ha…, terima kasih teman teman kecilku."
Ternyata Yen Fei benar benar dianggap sebagai pemimpin
oleh kera kera tersebut
mulai hari itu Yen Fei melatih ilmu ilmu yang ada di dalam
kitab Bu Tek Hud Couw dengan hati yang gembira.
pada pagi sampai sore hari Yen Fei melatih gerakan gerakan
pukulan , tendangan, tamparan ,tangkisan seperti gambar gambar
dan di kombinasi sendiri dengan jurus jurus totokan cui beng sin
ci.
gerakannya sangat natural dan alamiah sesuai dengan
kehendak hati dan pikiran.

Pendekar Yen Fei 102


Karya : Nc. Hou

maka terciptalah jurus Hud Couw Sin kun yang tercipta


dengan sendirinya oleh Yen Fei
jumlah gerakan dan kombinasi gerakan tak terhingga
banyaknya dan menggunakan semua anggota tubuh dari pukulan
jari, tendangan ,sapuan , bahkan dengkul dan sikut juga di
pergunakan.
dan arah sasarannya selalu tempat tempat vital, serta m titik
titik jalan darah yang penting untuk melumpuhkan lawan .
sedangkan pada malam hari Yen Fei Giat bersemedhi melatih
kekuatan tenaga sinkang ,dan mengalirkan tenaga sinkang
keseluruh anggota tubuh.
Sinkang ajaib dari Kitab Bu Tek Hud couw adalah sinkang
ajaib yang bersifat lembut ,
berapapun besarnya kekuatan sinkang , yang menghantam
semua tenaga sinkangi dari lawan akan amblas bagai
memukul gumalan kapas dan tidak akan mampu melukai tubuh
Yen Fei.
selain melatih Hud couw Sinkang , Yen Fei juga giat melatih
Ang tok sin kang ( tenaga sakti racun merah yang bersifat panas)
dan Hek tok Sinkang ( tenaga racun hitam ) yang berhawa
dingin , kedua tenaga sakti yang dimiliki Yen Fei setelah
meminum kedua jenis mutiara racun.
Berkat hasil latihan Yen Fei Yang sangat tekun dan giat, Yen
Fei telah mencapai kekuatan sinkang yang sangat tinggi, secara
otomatis ilmu I - Kiong - Huan - Hiat ( ilmu memindahkan jalan
darah ) yang diajarkan oleh sin Jiu Yok Sien juga mengalami
banyak kemajuan.

Pendekar Yen Fei 103


Karya : Nc. Hou

Yen Fei dapat memindahkan jalan darah manapun yang dia


suka.
Sang rembulan dan sang Surya
silih berganti menerangi semesta alam, musim pun silih
berganti , menandakan perjalanan waktu, yang akan melesat cepat
bagaikan anak panah bila hati gembira dan ceria dalam
menjalaninya.
dan akan terasa sangat lambat bila hati menanggung beban
derita itulah sang waktu,
seolah olah cepat atau lambat tergantung dari perasaan yang
menjalankan .
Seperti kehidupan yang di jalani Yen Fei di dasar kawah
Pulau sirip Hiu , karena dijalani dengan hati penuh kegembiraan
lima tahun sudah Yen Fei mempelajari Kitab Bu Tek Hud Couw.
kini Yen Fei Bukan Lagi seorang remaja tapi telah tumbuh
menjadi seorang pria dewasa, yang berwajah tampan , berbadan
kekar, dengan penampilan yang sederhana, tapi dengan sikap
yang sangat tenang dan berwibawa.
Matahari yang bersinar sangat cerah menjadi saksi tumbuh
dan dewasa nya seorang Pendekar Yen Fei.
dengan mengerahkan tenaga Ginkang Hud Eng Po Hoat
tubuh yen fei berlari laksana terbang berlompatan pada dinding
dinding.kawah.
hanya dalam waktu tak seberapa lama Yen Fei telah berada
di tepi pulau sirip Hiu.
memandang luas nya danau Ching Hai .
Hanya dalam waktu dua hari Yen Fei berhasil membuat
sebuah perahu sederhana.

Pendekar Yen Fei 104


Karya : Nc. Hou

untuk kembali ke dermaga kota Shi Ning.

––––––––

BAGIAN 13

Angin bertiup sepoi sepoi, langit pada hari ini sangat cerah,
cahaya sinar sang surya terpantul berkilau diatas air danau Ching
hai yang membiru bagaikan lautan luas,
Yen Fei Memandang pulau Maha dewa dan pulau sirip hiu
yang terlihat makin mengecil, banyak sekali peristiwa berkesan
yang di alami di pulau maha dewa dan pulau sirip Hiu, terutama
adalah ditemukannya warisan dari Bu Tek Hud Couw.
Bayang bayang peristiwa silih berganti hadir di benak Yen
Fei yang sedang memandang hijaunya daratan besar yang
semakin melebar .
Bayang-bayang masa kanak kanak, saat bersama ayah dan
ibunya , bersama kakek Torgun , gurunya sang Dewa Obat Sin
Jiu Yok Sien , sampai perjumpaannya dengan si gadis kecil Liu
Bwe , yang telah memberinya sebuah liontin berbentuk bunga
bwe yang selalu di pakai Yen Fei.
bagaimana keadaannya sekarang, tentu dia juga telah tumbuh
dewasa , dia pasti tumbuh menjadi gadis yang cantik, Yen Fei
selalu tersenyum kalau terbayang Liu Bwe.
dalam kesendirian diatas perahu hayalan dan imajinasi Yen
Fei bebas berkelana.
Terlihat sekawanan burung camar bercengkrama .
dan terlihat juga seekor elang perkasa melayang dengan
sangat gagahnya menukik kepermukaan air danau masih dalam

Pendekar Yen Fei 105


Karya : Nc. Hou

posisi meluncur sepasang cakarnya telah mencengkram seekor


ikan .
dan kembali mengepakan sayapnya terbang tinggi .
""Diriku bagaikan burung elang itu , hidup sebatangkara
bertarung dengan kerasnya kehidupan."
Tak terasa perahu yang di tumpangi telah semakin mendekat
di pelabuhan.
seorang nelayan tua membantunya menambatkan tali ke
salah satu tiang tiang kayu pelabuhan.
dengan sekali lompatan Yen Fei telah berada di depan sang
Nelayan Tua
" Tua Pek , terima kasih., aku akan melanjutkan perjalanan
,dan perahu ini sudah tidak kugunakan lagi, biarlah perahu ini aku
hadiahkan kepada Lo Pek !"
Dengan wajah tersenyum gembira , sang nelayan tua
menjurahkan kedua tangan.
".Banyak terimakasih Sicu !, Perahu ini sangat bagus sekali ,
terbuat dari kayu bakau tua yang sangat tahan terhadap air , aku
hari ini sungguh sungguh beruntung "
berkata sang nelayan tua seperti tidak percaya akan
keberuntungan nya hari ini.
" Sama sama Lo Pek , semoga perahu ini dapat memberi
manfaat , selamat tinggal ! !"
dan Yen Fei mengerahkan Ginkang , melesat dengan sangat
cepat , hanya dalam sekejap bayangan Yen Fei sudah menghilang
dari pandangan sang nelayan tua.
Sang Nelayan tua mengucek ngucek mata , seperti tidak
percaya, apakah hari ini aku sudah menjumpai dewa penunggu

Pendekar Yen Fei 106


Karya : Nc. Hou

danau Ching Hai yang menghadiahkan aku perahu, sang nelayan


tua sangat bersyukur, dirinya tidak perlu.menyewa perahu lagi
,untuk menangkap ikan .
Dengan mengerahkan ilmu Ginkang Hud - Eng - Po - Hoat (
gerakan Bayangan Budha )
Yen Fei berlari laksana terbang ke Dusun Darkhan tempat
kelahiran nya.
hanya dalam waktu sekitar setengah jam saja ,telah mencapai
dusun Darkhan
bentangan padang rumput sabana yang hijau membentang
terlihat beberapa tenda tenda Yurt berdiri di luasnya padang
rumout sabana, tetapi di pinggiran dekat dengan jalan raya sudah
berdiri berderat perumahan dengan bangunan permanen.
ternyata sudah terjadi banyak perubahan , dalam sepuluh
tahun ini.
dengan langkah perlahan Yen Fei menelusuri jalan dan gang
gang di perkampungan, menoleh kiri kanan, saat ini selain
perumahan juga berdiri banyak pertokoan .
sebuah toko pakaian menarik perhatian .
toko pakaian itu dijaga oleh seorang wanita paruh baya
dengan pakaian traditional mongolia ,
kalau di tafsir umur wanita paruh baya itu mungkin sekitar
enam puluh tahuanan , sepantaran dengan ibunya kalau masih
hidup.
Dengan ramah dan sangat sopan wanita paruh baya itu
mempersilahkan Yen Fei melihat lihat pakaian yang terpajang.
" Tuan muda silahkan di pilih , pakaian mana yang sesuai
dengan selera tuan muda, pakaian pakaian disini adalah hasil

Pendekar Yen Fei 107


Karya : Nc. Hou

jahitan dan sulaman ibu ibu kampung Darkhan ini, dan kain
sutranya juga hasil tenun penduduk kampung Darkhan "
ucap sang ibu paruh baya , memperkenalkan barang
dagangannya.
Yen Fei akhirnya membeli satu stel.pakaian putih dan sebuah
rompi dari kulit srigala lengkap dengan topi nya.
Walau sederhana tapi terlihat sangat tampan dan gagah
sekali.
" Tuo Nio , bolehkah saya mengajukan beberapa
pertanyaan,.tentang kampung Darkhan ini "
" Silahkan tuan muda"
sang wanita paruh baya tersenyum sambil menganguk.
" sepuluh tahun yang lalu terjadi penyerangan tentara
kerajaan ,yang dipimpin oleh Burkha, kepala suku Torgun , dan
banyak penduduk terbunuh, dimanakah makam kepala suku
Torgun "
bertanya Yen Fei dengan mata agak berkaca kaca.
dan sang wanita paruh baya tersebut , raut wajahnya juga
terlihat bersedih
" Kejadian itu tak dapat aku lupakan, suami dan seorang
anakku juga ikut menjadi korban, karena korbannya terlalu
banyak semua di makamkan secara masal di pemakaman dusun
Darkhan, siapakah tuan muda , mengapa menanyakan makam
kepala suku Torgun ? "
" Tuo Niu,.. aku adalah Yen Fei,
anak dari Sernai toya, cucu satu satunya.kakek torgun yang
berhasil.selamat "

Pendekar Yen Fei 108


Karya : Nc. Hou

Wanita paruh baya itu menangis terharu memeluk Yen Fei,


" Tuan muda, kau gagah sekali seperti kakekmu, kepala suku
Torgun yang gagah dan sangat membela warga Darkhan,
Seandainya putraku masih hidup mungkin sudah tumbuh dewasa
seperti dirimu "
" Baiklah Tuo Nio Banyak terima kasih , aku akan
pemakaman menabur bunga "
Pemakaman umum di dusun Darkhan tidak terlalu jauh , saat
masih kanak kanak Yen fei sering memetik buah buah persik
yang banyak tumbuh disana.
hanya perjalanan tiga puluh menit Yen Fei telah memasuki
komplek pemakaman.
terdapat sebuah makam yang sangat besar , dengan sebuah
batu nisan yang lebih menyerupai prasasti bertuliskan
".Disini telah dimakamkan kepala suku Darkhan bersama
para pahlawan dusun Darkhan"
Yen Fei.menaburkan bunga dan berlutut memanjatkan doa,
rasa haru sesaat menyelimuti perasaan Yen Fei,
Kedua orang tua ,paman dan kakeknya sudah tiada, dirinya
bemar benar sebatang kara.
akan tetapi tiba tiba terbersit pikiran , ingin mencari tahu
tentang keluarga dari ayahnya Yen Han Siong di kota raja Ying
thien , juga mencari Burkha yang telah membunuh kakek dan ibu
nya.
Tangan Yen Fei terkepal kencang.
".Burkha Manusia laknat,aku akan mencarimu untuk
membuat perhitungan !"

Pendekar Yen Fei 109


Karya : Nc. Hou

Yen Fei berencana melakukan perjalanan ke kota raja Ying


Thien , tapi jaraknya sangat jauh , butuh waktu lebih dari sebulan
perjalanan menuju kota raja Ying Thien.
Karena niatnya sudah bulat , Yen Fei langsung melanjutkan
perjalanan ke arah timur menuju kota raja Ying Thien melintasi
padang rumput yang sangat luas melintasi propinsi Lan zhou
pada hari ketiga yen fei akan. memasuki kota Xi'an.
sebuah kota kuno yang pernah dijadikan ibu kota di.masa
dinasty Qin
jalanan menuju Kota xi an sangat ramai , banyak kereta kuda
membawa barang barang dagangan menuju kota xi an demikian
pula sebaliknya.
tiba tiba sebuah kereta kuda melintas dengan sangat cepat
sang kusir memecut kuda agar berlari lebih cepat lagi ,
wajah sang kusir sangat tegang dan ketakutan
kemudian dari arah belakang kereta kuda yang memuat
banyak barang
mengejar lima orang berkuda
kelima orang ini terlihat berbadan tegap dan berwajah seram
mereka berkuda sambil mengacungkan golok dan.memacu kuda
dengan sangat cepat ,
kelima orang berkuda ini semakin mendekati kereta kuda
".Seeer !.."
sebua anak panah yang dibidikan.oleh salah satu penunggang
kuda menembus leher kuda yang membawa kereta.

Pendekar Yen Fei 110


Karya : Nc. Hou

kuda.meringkik dan.sang kusir terjatuh , Sang perampok


berkuda kini sudah menghadang kereta kuda mengacungkan
golok mendekati kereta kuda.

––––––––

BAGIAN 14

Karena Kuda yang menarik kereta tersungkur ,.sang Kusir


jatuh terjengkang keatas tanah
kemudian …
"Grubraaak !...
Kereta jatuh terguling ,
" Tolooong !... toloooong !.."
Dari dalam gerbong dengan berangkang seorang ibu muda
yang menggendong anak nya yang masih berumur satu tahun.
Berusaha berdiri berusaha menenangkan anaknya yang
menangis menjerit jerit karena kaget , sedangkan sang ibu
wajahnya sangat pucat dan dikepalanya mengucurkan darah
akibat benturan saat kereta terbalik.
Sang kusir yang jatuh terjengkang segera berdiri meloloskan
sebatang pedang siap menghadapi kelima perampok yang
berwajah seram.
" Serahkan saja semua barang yang kau bawa, orang tolol ...
apa hartamu lebih berharga dari nyawamu ! "
sedangkan keempat temannya tertawa menyeringgai dengam
wajah yang seraaam

Pendekar Yen Fei 111


Karya : Nc. Hou

" Tuako , setelah kita bereskan pemuda tolol ini kita bisa
bersenang senang dengan istrinya yang montok itu !.."
kelima perampok itu memandang ibu muda yang
menggendong anak, terlihat memang sangat cantik dan masih
muda, kalau di tafsir usia nya mungkin sekitar dua puluh lima
tahunan.
" Tutup mulut kalian , para perampok busuk !..."
sang kusir membabatkan pedang kearah para perampok
Trang !... trang !..trang !..
gulungan cahaya pedang beradu dengan tangkisan golok,
sang kusir kereta ternyata juga memiliki kepandaian .
walaupun melawan orang lima
dia masih bisa bertahan belasan jurus akan tetapi akhirnya
kewalahan juga.
" Wush !.."
sebuah bacokan golok mengenai pangkal lengan, disusul
sebuh bacokan dari arah bawah mengenai paha kirinya.
" Augh !.."
sang kusir kini terjengkang jatuh
kini kilatan cahaya lima batang golok menyerang bersamaan
dari berbagai arah yang berbeda ,
wajah sang kusir sudah sangat pucat pasi , mungkin inilah
akhir dari perjalanan hidupnya,
tiba tiba ….
golok yang meluncur kurang dari sepuluh senti dari kepala
sang kusir mencelat dan terlempar kebelakang,

Pendekar Yen Fei 112


Karya : Nc. Hou

dan sang perampok yang di panggil Tuako ini mendadak


diam seperti patung,
terlihat sebuah bayangan berkelebat memutar diantara
keempat perampok lainnya ,
" prang !...prang !..prang !.."
disusul dengan teriakan kaget dari keempat perampok lain
nya
yang kini diam berdiri bagaikan patung, hanya bola mata dari
kelima perampok ini yang masih melotot dengan sinar mata
menggambarkan kekagetan.
melirik kearah seorang pemuda tampan , yang memakai
rompi dan topi kulit srigala.
yang berdiri tersenyum memandang kelima perampok itu.
Siapakah pemuda tampan yang memakai rompi kulit srigala
ini,?
benar sekal dia.adalah Yen Fei
Pada saat yang sangat genting itu.Yen Fei segera bertindak ,
mengerahkan langkah ajaib
Hud Eng Po Hwat gerakan ginkang Bayangan Budha yang
membuat dirinya bergerak secepat kilat, dengan gerakan berputar
mengerahkan jurus Cui-Beng-Sin-Ci ( jari sakti pengejar nyawa)
jari jari tangan Yen Fei menotok jalan darah Tai-Twi-Hiat
dan jalan darah Teng-Sin-Hiat pada pundak dan leher kelima
perampok ,yang membuat kelima perampok itu diam dan kaku
seperti patung.
Sang Kusir yang baru saja lepas dari lobang maut , bersama
istrinya menjatuhkan diri berlutut menjurah kepada , pemuda
gagah yang memakai rompi kulit srigala

Pendekar Yen Fei 113


Karya : Nc. Hou

" Terimakasih ,taihiap sudah menyelamatkan nyawa Boan


pwe.sekeluarga !"
" Sebenarnya apa yang terjadi dan mengapa tuako di kejar
kejar oleh kelima perampok ini "
tanya Yen Fei sambil tersenyum dingin kearah kelima
perampok
kelima perampok yang sangat kaget dijatuhkan hanya dalam
satu gerakan , memancarkan sinar mata ketakutan.
" Tai Hiap , Boan pwe bermarga Tan kong Ho adalah
seorang pengrajin perhiasan di Kota Lanzhou, dan berniat pindah
ke kota Xi An yang lebih ramai, akan tetapi sepanjang
perjanan.kami selalu diikuti lima orang penunggang kuda itu ,
mereka adalah Lanzhou Go Hauw,( Lima harimau Lanzhou)
yang sangat terkenal ganas dan kejam di kota Lanzhou"
" oh… ternyata kalian berlima berjulukan Lanzhou Go Hauw
ganas juga julakan kalian !..
krmudian Yen Fei kembali Menotok beberapa titik jalan
darah Tai-Tui-Hiar dan jalan Darah Teng-Sin-Hiat di leher dan
pundak kelma perampok itu
kelima perampok itu kembali dapat bergerak .
dan tanpa di komando kelima perampok itu segera melarikan
diri ,
" Hei !...kembali !..enak saja langsung main kabur "
Tiba tiba Yen Fei sudah menghadang di depan Lanzhou Go
Hauw .

Pendekar Yen Fei 114


Karya : Nc. Hou

Yen Fei melancarkan tendangan beruntun ke dengkul dan


paha kelima perampok , dan kaki kelima perampok itu menjadi
lemas terduduk di tanah , tak mampu untuk berdiri.
".Ampuni kami taihiap ! .
ampuni kami Taihiap !..."
dengan wajah kaget dan ketakutan Lan zhou Go Hauw
meminta ampun
"Kau sekarang meminta ampun ,.apa saat merampok , kalian
juga mengampuni korban korban kalian ! "
" Kami berjanji tidak akan merampok lagi taihiap,.sungguh
ampunilah nyawa kami " dengan bersujud dan wajah memelas
kelima orang Lanzhoh.Go Hauw meminta minta ampun tanpa.ada
rasa malu ,.padahal mereka adalah tokoh penjahat yang cukup
terkenal di kota Lanzhou.
" Baiklah , aku mengampuni nyawa kalian, aku hanya
meminta bukti,.kalian mau bertobat, aku hanya minta masing
masing kalian memotong.jari kelingking kalian , kalian boleh
pilih memotong jari kelingking sendiri kemudian boleh pergi,
atau kupenggal leher.kalian satu persatu !."
Lanzhou Go Hauw yang sudah ketakutan , tidak ada pilihan
lain menghadapi Yen Fei yang sangat sakti,
dengan memejamkan.mata mereka mengayunkan golok ke
jari kelingking kiri masing masing.
Auuuugh !....
kelima jari kelingking jatuh ke tanah , darah mengucur cukup
deras dari jari yang telah buntung.
dan secepat kilat kelima perampok yang berjulukan sudah
lari terbirit birit.

Pendekar Yen Fei 115


Karya : Nc. Hou

Setelah kelima perampok lari terbirit birit , Yen Fei


memeriksa luka pada lengan dan paha dari Tang Kong Ho ,
kemudian menabukan obat bubuk yang berwarna putih .
khasit obatnya sangat luar biasa , luka di lengan dan paha
langsung mengering.seketika, rasa.perihpun segera lenyap
".Banyak terima kasih atas budi Taihiap kepada Boanpwe
sekeluarga,.kalau boleh saya Tahu siapakah nama besar dan
julukan Taihiap ! "
" Tuako jangan sungkan , tidak usah memanggil dengan
panggilan Taihiap segala, namau Yen Fei , hanya seorang
pemgembara "
".terima kasih Yen Taihiap, kami bermaksud melanjutkan
perjalanan kami memasuki kota Xi an , sekiranya Yen Taihiap
hendak menuju kota Xi an juga , Boanpwe sekeluarga akan
merasa sangat senang sekali dapat melakukan bersama taihiap "
" Tidak usah Tan Tuako, saya lebih senang melakukan
perjalanan sendiri, dan ini sebotol obat bubuk sangat manjur
untuk mengobati luka, bawa saja untuk Tan Tuako ! "
kemudian Tan Kong ho melepaskan sebuah cincin yang
terbuat dari batu giok dari jari manisnya
" Yen Taihiap, boanpwe hendak memberikan cincin giok ini ,
hendaklah Yen Taihiap mau menerimanya sebagai kenang
kenangan !"
" Sudahlah gak usah pakai hadiah segala , aku membantu
dengan iklas , tidak menginginkan pamrih apapun!"
" Aku juga memberikan dengan iklas , Yen Taihiap cincin ini
adalah buatanku sendiri dari sebongkah batu giok dari Benares
india, baru giok ini sangat isrimewa bukan batu giok biasa
,kekerasannya lebih keras dari baja,

Pendekar Yen Fei 116


Karya : Nc. Hou

hanya bisa di bentuk dengan menggosoknya dengan batu


Berlian ,pengerjaannya sangat sulit aku menghabiskan waktu
enam bulan untuk membuatnya! " walaupun Yen Fei enggan
menerima, akan tetapi karena ketulusan dan permohonan dari Tan
Kong Ho , untuk menghargai ketulusan pemberian orang ,
akhirnya diterima juga , Yen Fei mengenakan pada jari
kelingking kiri, sangat indah sekali , warna cincin gioknya sangat
hijau dan jernih, dan terasa sejuk, sepertinya cinxin giok
ini.memancarkan sejenis gelombang energi yang terasa
menyejukan.
" terima kasih banyak pemberian nya Tan Tuako!."
setelah menguburkan bangkai kuda , dan menggantinya
dengan kuda perampok yang di tinggal , Tan Kong ho
melanjutkan perjalanan memasuki kota Xi An
Yen Fei juga , menunggang seekor kuda yang di tinggal para
perampok , sedangkan sisa nya di bebaskan oleh Yen Fei untuk
kembali ke alam Liar.
Dengan menunggang kuda Yen Fei.memasuki kota Xi an
yang sangat ramai dan indah.
berdiri banyak sekali gedung gedung yang sangat megah.

––––––––

BAGIAN 15

Kota Xi an merupakan salah satu kota kuno di Tiongkok


pada zaman dinasti Qin (221 SM - 206 SM)
kota Xi an ini dijadikan ibu kota pemerintahan kaisar Qin Shi
Huang Ti yang sangat pandai tetapi sangat tegas dan kejam ,
dialah Kaisar pertama Yang dapat menyatukan daratan Tiongkok

Pendekar Yen Fei 117


Karya : Nc. Hou

di bawah satu pemerintahan , atas prakarsa Qin Shi Huang Ti


inilah mulai di bangun the Great wall Yang membentengi
Tiingkok bagian utara dengan mongolia .
saat wafat Kaisar Qin Shi Huang juga masih ingin berkuasa
dan menjadi kaisar di akhirat, oleh karena itu di komplek makam
kaisar Qin Dibuatkan ribuan replika tentara, dan juga istana di
bawah tanah, dan pengerjaannya di lakukan secara kerja paksa ,
entah berapa ribu rakyat jelata yang bekerja sampai mati hanya
untuk membangun makam kaisar Qin ini.
Sampai saat ini komplek makam dinasti Qin terkenal sangat
angker dan trmpat bekumpulnya arwah gentayangan , penduduk
setempat tidak berani mendekat.
Akan Tetapi pada malam bulan purnama , terlihat dua orang
pemuda sedang mabuk mabukan
" ha ...ha..ha.. alangkah nikmatnya hidup menikmati arak
wangi dan menyantap bebek panggang yang harum, Ayo tuako
kita bersulang lagi ! "
".Mari kita minum sampai puas tee , tapi sayang kurang
wanita untuk menemani kita tidur saat kita sudah teler nanti "
" He ..he…he… ,Tuako kau benar benar sudah mabok, mana
ada wanita cantik yang mau berada di komplek makam seperti
ini, yang ada paling siluman siluman wanita yang berasal dari
selir selir kaisar Qin yang dioaksa di kubur hidup hidup "
" Tidak apa apa tee, kalau memang ada siluman wanita
yang.mau.menemani kita tidur , apa salahnya , ha ...ha...ha.."
kedua orang ini sepertinya sudah setengah mabok bicaranya
sudah melantur tidak karuan juntrungannya.
akan tetapi kedua orang ini benar benar tidak punya rasa
takut lagi masih tetap saja asyik minum sambil bercanda.

Pendekar Yen Fei 118


Karya : Nc. Hou

Angin bertiup kencang , terasa sangat dingin, angin kencang


itu menerbangkan daun daun kering ke arah dua orang pemabuk.
" Wush !...."
setelah daun daun kering di hadapan kedua pemuda pemabuk
itu terlihat sesosok wanita cantik berambut panjang
kalau di tafsir.sekitar berumur lima puluhan , akan tetapi
walau sudah setengah tua., wanita ini memiliki bentuk tubuh
yang sangat indah , dan kencang,
apa lagi wanita ini memakai baju sutra tipis yang tembus
pandang ,.terlihat dengan jelas kedua bukit kembar yang
membangkitkan gairah.
" Hi ..Hi..Hi..Jiwi Tuako, boleh tidak aku menemani minum
"
dengan gaya kemayu bagai anak remaja sang wanita paruh
baya ini mendekati kedua pemuda , yang melotot memandang
dirinya.
" Dengan sangat senang hati , Tua.Nio,.kalau Tua Nio mau
menemani kami minum"
" Hi ...Hi..Hi.. Tuako berdua masih sangat muda juga masih
sangat tampan, aku suka sekali bisa minum dengan pria gagah
dan tampan seperti jiwi Tuako "
Kareana sudah setengah mabok kedua pemuda ini sudah
tidak peduli dengan sopan santun., Tangan pemuda yang di
panggil Tuako itu memeluk pinggang sang wanita paruh baya ,
dan.menggerayangi tubuh bagian bawah sang wanita paruh baya
" Tuako , Kau begini muda dan tampan , tentu aku akan
senang sekali minum sampai mabuk bersama kalian hi..hi..hi.."

Pendekar Yen Fei 119


Karya : Nc. Hou

Sang wanita paruh baya ini kemudian memeluk tubuh sang


pemuda yang di panggil sutee ini , kedua tangan pemuda ini
akhirnya sibuk menggerayangi tubuh sang wanita paruh baya
yang berbadan seksi dan menggairahkan ini.
akan tetapi sang wanita paruh baya ini tidak merasa risih
malah merasa kesenangan.
dengan tertawa terkikik dan gaya kemayu , dan kata kata
merayu membuat.kedua pemuda yang sudah mabuk ini semakin
terbuai dengan gelora birahi yang lambat laun bangkit.
dari balik bajunya sang wanita paruh baya mengeluarkan
sebuah botol arak berukuran kecil,
" Tuako berdua , mari minum arak Dewa asmara dulu , ..
agar kalian semakin hebat dan perkasa "
Tanpa rasa curiga kedua pemuda yang sudah setengah mabuk
ini ,.menegak arak dewa asmara pemberian wanita paruh baya ini.
lima belas menit setelah meminum arak dewa asmara , mulai
bereaksi , wajah kedua pemuda itu semakin memerah
detak jantung berdegup tiga kali lebih cepat, dan seakan akan
darah dari seluruh tubuh mengalir ke bagian kejantanan kedua
pemuda itu
kedua pemuda itu menjadi sangat agresif , menubruk dan
menggauli wanita paruh baya itu, bagai tidak ada batas rasa letih
kedua pemuda itu bergiliran mencumbu sang wanita paruh baya
itu.
".Hi..Hi..Hi… Arak Ai- Sien - Ciu
memang luar biasa sekali
masing masing sudah.lebih.dari sepuluh kali, "

Pendekar Yen Fei 120


Karya : Nc. Hou

Badan kedua pemuda itu telah basah dengan cucuran


keringat
kedua mata merah melotot dan lidahnya sudah terjulur julur
dan wajahnya sudah pucat pasih.
Sang wanita paruh baya itu kemudian merangkul kepala sang
pemuda dan mengecup mulutnya, dan dengan ganas menggigit
lidah sang pemuda lalu menghisap darah dari ujung lidah sang
pemuda.
sang pemuda semakin pucat dan akhirnya tewas karena
kehabisan darah.
dan pemuda kedua juga mengalami nasib yang tidak kalah
tragisnya.
pemuda kedua juga di hisap darahnya sampai tewas , hanya
saja di hisapnya melalui alat kejantanan yang sebelumnya sudah
digigit putus dibagian kepala.
".Ha ...ha...ha… Ini adalah pria yang ke sembilan puluh
sembilan, dan ilmu HIAT - TOK - CIANG ( Pukukan darah
beracun.) ku sudah sempurna.
Wanita itu tertawa terkekeh kekeh dibawah cahaya sinar
rembulan sungguh sangat menakutkan.
kemudian Sanng wanita paruh baya itu berkelebat lenyap
masuk kedalam gua dibalik ratusan patung tentara di
komplek.makam kaisar Qin Ini.
Berita di temukan dua mayat pemuda dalam keadaan
telanjang dan sangat mengerikan itu menggemparkan kota Xi An
, dan ini bukanlah kejadian pertama sudah puluhan mayat pemuda
ditemukan tewas dalam keadaan telanjang .
menjadi sebuah misteri , entah siapa pelaku nya.

Pendekar Yen Fei 121


Karya : Nc. Hou

***
Yen Fei yang sedang asyik bersantap makan siang di sebuah
rumah makan bebek panggang , juga mendengarkan tentang
berita ditemukan mayat pemuda telanjang yang di temukan tadi
pagi .
tetapi Yen Fei tetap asyik menikmati santapan nya.
" Ada ada saja, kejadian aneh di kota xi an ini," pikir Yen Fei
sebenarnya Yen Fei sangat ingin mengunjungi makam kaisar
Qin yang sangat termasyur akan nilai sejarah dan budaya nya.
" Nanti saja ,.selesai makan aku akan coba coba melihat ,
kesana "

––––––––

BAGIAN 16

Komplek Pemakaman kaisar Qin sungguh sangat luas sekali ,


tidak kalah besar dan megah nya dengan istana kaisar yang masih
memerintah.
Dan yang lebih unik lagi adalah keberadaan istana itu berada
di bawah tanah , jadi semacam bunker, melalui jalan tangga
menurun, terlihat berjejer patung patung tanah prajurit lengkap
dengan kuda dan persenjataannya.
Melalui terowongan yang makin ke dalam makin luas ,
berdiri megah sebuah istana yang sangat megah ,dengan ukiran
dan ornamen yang sangat indah, entah dulunya memang sudah
berupa Gua di dalam tanah , atau memang sengaja dibuat dengan
di gali, yang pasti dalam pembuatan komplek makam berbentuk

Pendekar Yen Fei 122


Karya : Nc. Hou

istana di bawah tanah ini telah memakan ratusan ribu nyawa


rakyat jelata yang dipekerjakan secara paksa.
di bagian dalam istana berjejer rapi ratusan tentara dengan
pakaian panglima .
dan di tengah ruangan istana terdapat sebuah jurang yang
sangat dalam seperti sebuah kawah , yang mengeluarkan asap
panas.
kawah yang cukup lebar kalau ditafsir mungkin ada seratus
meter .
di seberang kawah berdiri sebuah pavilyun yang sangat indah
sekali.
dan untuk menuju kesana telah di bangun sebuah jembatan
gantung .
Makam kaisar Qin ini benar benar merupakan sebuah maha
karya yang sangat luas dan indah, entah pembangunan makam ini
adalah permintaan dari kaisar Qin shi Huang ti sendiri ataukah
dari pangeran dan pembesar kerajaan Qin.
karena kaisar Qin shi Huang Ti Sendiri berkeinginan untuk
hidup abadi , dan dia yakin ada air kehidupan yang akan
membangkitkan dirinya bersama semua bala tentara pada suatu
hari nanti
akan tetapi sampai berganti beberapa dinasty yang berkuasa,
makam kaisar Qin hanya tetap menjadi artefak dan saksi bisu
sejarah , yang menggambarkan ambisi yang tak pernah padam
dari kaisar Qin Shi Huang ti.
walaupun berada di bawah tanah , ruangan sekitar jurang dan
pavilyun terlihat terang dan bercahaya , bukan karena sinar
matahari yang menembus ke dalam tanah, akan tetapi lantai
dinding dan langit langit Gua itu semua memancarkan cahaya,

Pendekar Yen Fei 123


Karya : Nc. Hou

karena seisi gua ini adalah batu fosfor yang memancarkan


cahaya kehijauan.
dari dalam pavilyun melayang keluar seorang wanita paruh
baya dengan pakaian sutra halus yang sangat indah,
tubuhnya melayang layang seperti seorang yang menari nari ,
memainkan gerakan silat yang sangat indah tapi erotis.
menggoyangkan pinggul dan dada dengan sangat seronok
layaknya penari striptis di zaman modern ini.
akan tetapi yang terlihat aneh adalah , dirinya dapat
melayang layang di udara , seperti dirinya adalah seorang dewi
atau seorang siluman.
lebih dari seratus jurus sang wanita paruh baya menari nari di
udara kemudian meluncur melintasi jurang , setelah melintasi
jurang tubuhnya kembali meluncur turun keatas tanah.
dan berjalan seperti manusia biasa.
" Hi...Hi...Hi…, Hari ini semua ilmuku sudah sempurna ,
bangsat bangsat tua ,Hek I Lama, Siaw Bin Giamlo, Cam Thao
Sin Kiam, dan semua ketua partai persilatan akan ku tundukan ,
Akulah yang akan menjadi bengcu di dunia ini,
dan gelarku saat ini bukan lagi
jeng tok Moli , akan tetapi Bu Tek Sianli !"
ternyata wanita paruh baya yang sangat sakti ini adalah Jeng
Tok Moli .
yang berhasil lolos setelah mendapatkan kitab lima petuah
Bu Tek Hud Couw di pulau maha dewa.

Pendekar Yen Fei 124


Karya : Nc. Hou

saat melarikan diri dari kejaran Hek I Lama , Siaw Bin


Giamlo san Kenji Ohara , Jeng tok moli secara tidak sengaja
memasuki komplek makam Kaisar Qin shi Huang Ti.
dan di dalam komplek makam ini lah Jeng Tok Moli
mempelajari kitab peninggalan Bu Tek Hud Couw
walaupun hanya berupa lima bait syair untuk memotivasi dan
sama sekali bukan pelajaran ilmu silat ,.akan tetapi kalau benar
benar di yakini dan di jalankan akan membawa faedah yang luar
biasa
Jeng Tok Mo Li setiap hari selalu membaca lima syair
nasihat Bu Tek Hud Couw yang
berbunyi
" Perjalanan Ribuan Li harus dimulai dengan satu langkah"
"Jika Anda tidak mengubah arah, Anda mungkin bisa
berakhir ke arah yang Anda tuju"
"Lakukanlah hal-hal sulit selagi masih mudah dan selesaikan
lah masalah kecil ,.sebelum berubah menjadi petaka"
" Orang yang mengalahkan orang lain adalah orang kuat
sedangkan orang yang dapat mengalahkan dirinya sendiri adalah
orang hebat "
" Angsa salju tidak perlu mandi untuk membuat dirinya
putih. Anda tidak perlu melakukan apa pun selain menjadi diri
sendiri."
kelima bait syair tersebut membuat Jeng Tok Moli lebih
tekun mendalami dan mengembangkan ilmu ilmu yang ada pada
dirinya.
dan menjadi dirinya sendiri, walaupun salah penafsiran dari
Jeng Tok Moli untuk memuaskan nafsu diri sendiri dan

Pendekar Yen Fei 125


Karya : Nc. Hou

mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya sendiri


dengan segala cara
dalam waktu lima tahun ini Jeng tok moli sudah melatih
dirinya menjadi semakin sakti bahkan berhasil menciptakan ilmu
Hiat - Tok-Ciang (pukulan darah beracun)
dan ilmu Ciao - Hun - Hoat- Shut yaitu sejenis ilmu hipnotis
dengan media aramotherapy dari berbagai tumbuhan beracun
yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat.
apa lagi secara tidak sengaja Jeng Tok Moli menemukan
ramuan awet muda peninggalan Kaisar Qin , yang membuat Jeng
Tok Moli menjadi kembali muda dan cantik sepert gadis remaja.
Jeng Tok Moli, atau kini mengganti gelarnya menjadi Bu
Tek Sianli ( Dewi Tanpa tanding)
kini duduk dalam posisi bersila berlatih pernafasan dan
menghimpun tenaga sinkang.
tiba tiba Bu Tek Sian Li melepaskan segengam jarum
berwarna merah
" shuiiiing !.."
jarum jarum itu melucur ke arah dereatan patung panglima
berkuda
" Siapa disitu !.."
kembali Bu Tek Sianli melepaskan amgi (senjata rahasia.)
Berupa jarum jarum halus berwarna merah.
Dari Balik patung tentara berkuda , melesat sebuah bayangan
pemuda memakai topi kulit srigala , berputar dengan cepat
menghindari serangan jarum jarum merah yang sangat cepat
melesat.

Pendekar Yen Fei 126


Karya : Nc. Hou

Pemuda bertopi itu kemudian merangkapakan kedua tangan


menjura
" Mohon maaf, Locienpwee bukan Siauwtee hendak
mengganggu , Siawtee hanya lewat melihat lihat dan mengagumi
karya seni peninggalan dari dinasty Qin "
" Hi ..hi...hi...hari ini aku didatangi seorang pria tampan dan
gagah "
Butek Sianli bangkit berdiri menghampiri Yen Fei, berjalan
lenggak lenggok bagai seorang pragawati diatas catwalk ,
dari tubuhnya menyebar bau parfum yang sangat
memabukan, Yen Fei segera menahan nafas,
" Pasti itu parfum dari tumbuham beracun." pikir Yen Fei.
"Engkau masih muda , tampan dan berilmu tinggi, dengan
mudah menghindari serangan Ang Tok Ciam dari ku , hi..hi..hi.."
dengan tak tahu malu tangan Butek sianli membelai wajah
Yen Fei , akan tetapi yen fei secara reflek menghindar.
wajahnya menjadi merah karena malu dan matanya melotot
menatap Butek Sianli
" Jeng tok Moli ! aku tahu siapa kau, jangan coba coba
merayuku "
Butek Sianli memandang Yen Fei dengan heran , mengapa
pemuda ini dapat mengenal dirinya.
" Siapa kau anak muda, mengapa kau dapat mengenaliku ?"
".Tentu saja aku ingat , kau adalah wanita iblis yang tidak
tahu malu, yang merampas dan.melarikan kitab Bu Tek Hud
Couw., dari pulau maha dewa "

Pendekar Yen Fei 127


Karya : Nc. Hou

Butek Sianli menatap lekat lekat wajah Yen Fei, kemudian


terkekek.
".Hi...hi...hik…. kau ternyata pemuda remaja yang dipatuk
ular Kim Coa,.kau anak luar biasa ternyata tidak mati oleh
patukan ular kim coa dan dua pukulan tenaga sakti dari Hek I
Lama dan Siauw Bin Giamlo ,
kau sungguh luar biasa , anak muda.,.dan kini kau telah
tumbuh dewasa ,.demikian tampannya mari mendekat kemari,
Sianli sangat suka kepadamu "
sambil mengerling genit dengan senyuman menggoda Butek
Sianli kembali menghampiri Yen Fei.
akan tetapi Yen Fei segera menjauh dan merasa jijik dengan
tingkah wanita iblis ini
" Jeng Tok Moli , kau tinggal disini , jangan jangan mayat
dua orang pemuda telanjang yang di temukan di sekitar makam
kaisar Qin ini , ada hubungannya dengan dirimu !"
" Hi..hi..hi...kedua pemuda pemabuk itu, mereka sudah
merasakan kenikmatan bersamaku dan mati dalam kenikmatan ,
bukankah mereka mati dengan sangat bahagia , lantas kalau aku
yang membunuh kau mau apa ! "
" Dasar wanita iblis jalang !."
Yen Fei segera melepaskan melancarkan pukulan Toat beng
Sin jiu , serangan jari jari tangan Yen Fei.menyerang Bu Tek Sian
Li., akan tetapi Butek sianli malah memajukan kedua buah
dadanya.yang montok, secara tidak sengaja.jari tangan Yen Fei
menotok dua bukit dada Butek Sianli , jarinya terasa menekan
sesuatu yang lunak dan kenyal ,akan tetapi tenaga sinkang yang
di salurkan pada ujung jari tidak mencapai titik titik jalan darah
yang dituju.

Pendekar Yen Fei 128


Karya : Nc. Hou

karena yen fei gelagapan karena tidak sengaja memegang


anggota badan rahasia dari Butek sianli.
Karena merasa malu dan kurang waspada , sebuah pukulan
Hiat Tok Ciang dari Butek Sianli mengenai dada ,Yen Fei
terjengkang tiga langkah kebelakang.,akan.tetapi hawa beracun
dari Hiat Tok Ciang tidak berpengaruh pada tubuh Yen Fei.
".Hi...Hi...Hi… pemuda tampan ternyata kau mata keranjang
juga jarimu telah meremas remas punyaku , hi….hi...hi…! "
Butek Sianli kemudian melepaskan pakaiannya ,
" Aku.masih cantik kan anak muda , badanku masih sangat
kencang tidak kalah dengan gadis remaja "
Yen Fei terbelalak merasa jengah dan malu berhadapan
dengan seorang wanita telanjang di hadapan.nya
Yen Fei Segera membuang muka.menghindari pemandangan
yang membuat nya jengah.
Bu Tek Sian Li melakukan gerakan gerakan silat dengan
jurus jurus sensual dan menggoda , pukulan Hiat tok Ciang
bertubi tubi menyerang ke arah Yen Fei.
dan Yen Fei hanya menghindar dengan jurus ginkang Hud
Eng Po Hoat tanpa berani memandang ke arah Bu Tek Sianli
yang telanjang belejet.
Bu Tek Sianli ternyata sudah terbakar oleh nafsu birahinya
sendiri , secara tidak tau malu sambil menyerang Butek Sianli
mencuri curi.mencium wajah Yen Fei.
akhirnya Yen Fei kehilangan kesabaran ,
Yen Fei memusatkan tenaga sinkang dan konsentrasi segera
melancarkan pukulan Ang tok sin ciang yang berhawa panas di

Pendekar Yen Fei 129


Karya : Nc. Hou

tangan kanan dan Hek tok sin ciang yang berhawa dingin
ditangan kiri.
kedua tenaga sinkang yang berlawanan itu di lancarkan
dalam waktu bersamaan.
Yen Fei Mendorongkan kedua telapak tangan
" Duaaarrrr !..."
tenaga yang sangat dahsyat menghantam tubuh Bu Tek
Sianli.
Efek tenaga sinkang itu sangat luar biasa , Butek Sianli
terjengkang dan tersungkur kebelakang punggungnya
menghantam patung prajurit berkuda , menjadi hancur berantakan
.
tiba tiba Butek Sianli melemparkan beberapu benda bulat
sebesar bola pingpong ke arah Yen Fei .
" Duuuaaar !..."
bola bola itu meletus saat menyentuh tanah mengeluakan
asap berwarna warni.
" Celaka , asap beracun ! "
teriak Yen Fei,. Yen Fei segera menahan nafas, Untuk
menghindari pengaruh racun dalam bentuk gas menyerang
syarafnya.
Yen Fei memang kebal dengan segala jenis racun Tapi yang
berwujud cairan, akan tetapi racun dalam bentuk gas dan uap
tidak dapat ditolaknya dengan kekuatan sinkang atau darah ,
karena uap beracun.akan masuk melalui.paru paru dan.langsung
menyerang ke syaraf pusat.
Sambil menahan nafas Yen Fei berlari.secepatnya keluar dari
kepungan asap beracun.

Pendekar Yen Fei 130


Karya : Nc. Hou

".Hi ...Hi….Hi… kau memang luar biasa anak tampan,


hatiku selalu terbuka untukmu ,seandainya kau menjadi
kekasihku kita akan menjadi pasangan tak terkalahkan di kolong
langit ini !.."
tiba tiba Butek Sianli melesat dengan cepat mengerahkan
ilmu ginkang dalam sekejap telah menghilang dari pandangan
Yen Fei.
Yen Fei masih bersila mengerahkan kekuatan sinkang untuk
membakar sisa racun yang sempat terhirup.
hawa panas trnaga sakti di tubuh yen Fei membakar sisa
hawa beracun yang berubah menjadi asap hitam yang mengepul
dari kepala Yen Fei.
––––––––

BAB17
Untuk pertama kalinya setelah keluar dari pulau sirip hiu
Yen Fei menemui lawan tanding yang begitu hebat, bukan ilmu
silat maupun sinkangnya yang hebat dari Jeng Tok Moli, akan
tetapi kelicikan dan tipu muslihatnya yang harus diwaspadai.
apa lagi cara penggunaan racun dalam bentuk gas, sangat
berbahaya sekali, lebih berbahaya dibanding racun yang
dicampurkan kedalam makanan atau minuman, racun berbentuk
gas ini langsung menyerang syaraf melalui udara yang terhirup.
Yen Fei bergidik bila teringat pengalamannya bertarung
melawan nenek iblis itu.
yen fei terus berjalan menuju jembatan gantung, hendak
menuju pavilyun di seberang kawah, namun saat kakinya
menginjak jembatan badannya terasa sangat ringan , dan kakinya
tidak dapat menapak pada kayu jembatan gantung.

Pendekar Yen Fei 131


Karya : Nc. Hou

dicoba melangkahkan kaki , badan Yen Fei malah melayang


semakin tinggi , dengan melakukan salto diudara sebanyak tiga
kali Yen Fei menjejakan kaki diatas tanah tepat didepan pavilyun
.
penasaran dengan kawah yang membuat tubuhnya melayang
layang diudara.
Yen Fei melemparkan beberapa bongkah batu ke dasar
kawah
akan tetapi sebelum batu batu tersebut mencapai dasar
kawah, bongkahan batu tersebut.kembali melayang layang di
udara.
Oh ternyata nenek iblis itu dapat menari nari di udara bukan
karena mempunyai ilmu ginkang yang tinggi, akan tetapi
memang kawah ini adalah keajaiban alamiah , kawah
antigravitasi , membuat segala benda diatasnya melayang layang
diudara.
sungguh maha besar Tuhan yang telah menciptakan seisi
alam semesta dengan segala keajaibannya .
dengan langkah perlahan Yen Fei memasuki ruangan
pavilyun.
" Kriiiiik.!..."
pintu tua itu berbunyi sangat keras saat di dorong , Matanya
terbelalak memandang isi ruangan pavilyun yang penuh dengan
mayat wanita cantik,
yang masih utuh dan segar ,
tentu ini adalah para selir kaisar Qin ,Yang ikut di kubur
hidup hidup , akan tetapi sungguh aneh mengapa jasad mereka
masih utuh dan segar, dan tanpa membusuk sedikitpun.

Pendekar Yen Fei 132


Karya : Nc. Hou

Rasa penasaran Yen Fei dengan di temukan sebuah sumber


air , yang mengeluarkan uap putih mengepul ngepel
mengeluarkan asap putih,
" Astaga !...ini adalah racun dari dalam bumi " teriak Yen fei
yang berhasil mendeteksi kalau sumber air tersebut adalah
sejenis zat kimia yang sangat beracun bersumber dari perut bumi.
kemungkinan besar para selir itu meminum cairan kimia
beracun ini.
" Hi !...sungguh mengerikan "
akan terjadi suatu bencana besar , setelah Jeng Tok Moli
menemukan sumber air racun ini.
Yen Fei kemudian melesat keluar dari komplek makam
Kaisar Qin Shi Huang ti .
untuk mengejar Jeng Tok Moli
menelusuri jalan raya Kota Xi an yang sangat ramai orang
berlalu lalang , jalan raya menuju ke pusat kota Xi an memang
sangat ramai sekali bukan hanya pejalan kaki, kereta berkuda
juga terlihat banyak melintas , membawa barang barang
dagangan menuju pusat kota .
sampai pada sebuah pertigaan jalan terlihat sedang terjadi
pertarungan antara empat orang laki laki berbadan besar tinggi
mengeroyok seorang seorang gadis muda yang mengenakan baju
putih.
empat orang laki laki bersenjata golok itu maju bersamaan
menebaskan golok .
dari empat arah berbeda, gadis muda yang terkurung
ditengah
".Ciaaat !..."

Pendekar Yen Fei 133


Karya : Nc. Hou

mendadak melompat tinggi dan dari udara memukulkan


sebuah senjata berbentuk dayung sampan akan tetapi bentuknya
lebih ramping hanya selebar golok .
" Prak !.. Prak !..."
keempat orang tsb mendapat kan pukulan kearah kepala
keempat laki laki iti secara bergantian .
ke empat orang pria itu mengaduh aduh memegang
kepalanya yang benjol,
akan tetapi mereka marah dan menyerang kembali
mengeroyok .
" Sungguh pencuri gak tau diri , ayo , cepat kembalikan
barang ku , atau kalian ku hajar sampai mampus ! "
dayung di tangan gadis berbaju putih itu berubah menjadi
gulungan cahaya , menghantam pipi salah satu pria pengeroyok
" Praaak.! "
pukulan yang sangat keras kearah pipi membuat gigi sang
pria copot ,
" Hueegh! pletok !..Pletok! "
pria tersebut memuntahkan darah bercampur dengan gigi
yang rontok
kembali senjata dayung di tangan gadis berbaju putih itu
menghajar tulang kering ketiga laki laki pengeroyok lain nya.
ketiga laki laki pengeroyok itu terduduk ditanah , sambil
memegang tulang kering kakinya yang retak tak mampu untuk
berdiri.
" Hajar terus , Lan Moi !..jangan kasih ampun "
teriak Yen Fei sambil bertepuk tangan .

Pendekar Yen Fei 134


Karya : Nc. Hou

Gadis berbaju putih itu merasa kaget melihat ke arah Yen Fei
" Siapa pemuda itu , mengapa mengenal namaku"
Gadis berbaju putih itu ternyata adalah Chai Kim Lan , putri
dari nelayan sakti Chai Kim Hoo
seorang pemuda tampan memakai topi dan rompi dari kulit
srigala
" Apakah kau Yen Fei ? "
teriak Kim Lan kegirangan , seolah olah tak percaya kalau
pemuda itu adalah Yen Fei,
yang terjatuh masuk ke dalam sumur sarang ular emas di
pulau mahadewa .
".Benar Lan moi , aku adalah Yen Fei !.."
betapa bahagia perasaan Kim Lan dapat berjumpa kembali
dengan pemuda yang disukainya dari masa remaja
di saat Chai Kim Lan dan Yen Fei asyik bercakap cakap
keempat pria pencuri berusaha melarikan diri, dengan terseok
seok , akan tetapi Chai Kim Lan sudah melesat kembali
menghajar keempat orang pencuri itu, kini yang di hajar adalah
bokong nya, " prak !...Praak !..Praaaak !..."
Keempat pencuri itu kembali jatuh terduduk.
" Ampuni kami, Lihiap ! "
bersujud ke empat orang pencuri itu , sambil mengembalikan
sebuah kantong uang berwarna kuning
" Nah harusnya dari tadi kalian kembalikan uangku, jadi
kalian gak harus sampai babak belur gitu !"
akhirnya keempat pencuri itu di bebaskan oleh Kim Lan.

Pendekar Yen Fei 135


Karya : Nc. Hou

Yen Fei tertawa terbahak bahak


" Dasar pencuri tak tahu diri, berani berani nya mencuri
barang Chai kim Lan putri pendekar nelayan sakti , Ha ..ha..ha.."
Kim Lan memandang Yen Fei , yang telah tumbuh menjadi
seorang pria gagah dan sangat tampan, tak terasa dua titik air
bening menetes dari sudut mata Kim Lan yang indah dan jernih.
rasa bahagia yang tak terhingga dapat berjumpa dengan Yen
Fei
pria pertama yang di sukainya dari saat perjumpaan pertama,
bayang bayang Yen fei tidak pernah lepas dari pikirannya,
dan Kim Lan selalu menangis setiaolp kal i teringat Yen Fei
yang di kiranya sudah meninggal.
" Lan moi , kenapa kau menangis ? "
tatap Yen Fei penuh keheranan
" Aku menangis karena bahagia, fei koko, karena selama ini
aku mengira kau sudah meninggal "
Yen Fei tertawa terbahak bahak,.sedangkan Kim Lan
tersenyum tersipu sipu malu,
kedua pipinya yang putih halus mendadak terlihat semburat
merah .
" mungkinkah , aku sudah jatuh cinta dengan Yen Fei ? "
pikir kim lan yang tidak bisa berbohong kepada perasaannya
sendiri.

––––––––

BAGIAN 18

Pendekar Yen Fei 136


Karya : Nc. Hou

Chai Kim Lan sangat suka kepada Yen Fei, akan tetapi yang
selalu diingat Yen Fei hanya Liu Bwe gadis jenaka muridnya Ang
Lian Hua .
yang telah memberikannya sebuah Liontin Giok berbentuk
bunga Bwe yang selalu di kenakannya.
" Lan moi, apa kau juga pernah menjumpai Liu Bwe ?
bukankah saat kita semua berada di pulau Maha dewa, kalian
selalu bersama."
" Benar sekali Fei ko, saat kau terjatuh kedalam sumur ,
Ayahku dan Locienpwe Ang Lien Hua berusaha menolongmu,
akan tetapi dari sumur tua itu keluar banyak sekali ular Kim Coa
yang sangat beracun , dan pulau Maha dewa saat itu sudah sepi.,
semua melakukan pengejaran kepada Jeng Tok Moli yang
melarikan kitab Bu Tek Hud Couw, dan pada saat perahu yang
kami berlayar menuju Dermaga Shi ning, Ayah berhasil
menolong Lo Cienpwe Koai Cikung , akan tetapi muridnya
hilang terbawa arus, setelah sampai di dermaga Shi Ning Aku dan
Ayah kembali ke Laut Pohai sedang kan Liu Bwe kembali ke
Yun Nan bersama gurunya,"
Yen Fei mendengarkan dengan penuh perhatian, dan juga
menceritakan pengalamannya ,.sampai ke Pulau sirip Hiu dan
menemukan kitab warisan Bu Tek Hud Couw .
" Kau sungguh luar biasa sekali Fei ko, aku sangat kagum
padamu "
tatapan mata Kim Lan yang jernih menatap Yen Fei, dengan
senyum manis yang membuat Kim Lan terlihat semakin cantik,
" Lan Moi , kau hendak menuju kemana , sehingga sampai ke
kota Xi An ini?"

Pendekar Yen Fei 137


Karya : Nc. Hou

" Aku hanya ingin berjalan jalan menambah pengalaman saja


Fei ko, dan aku bermaksud mengunjungi kota raja Ying Thien,
dan kebetulan memasuki kita Xii an ini , dan berjumpa dengan
mu gara gara keempat pencuri itu , dan kau hendak kemana Fei
Ko? "
" Aku juga ingin mengunjungi kota raja Ying Thien, untuk
mencari keluarga ayahku, Kalau kau tidak keberatan kita bisa
melakukan lerjalanan bersama "
" tentu saja aku sangat bersedia, dan akan merasa gembira
sekali, kalau dapat melakukan perjalanan bersamamu ! "
jawab Chai Kim Lan dengan gembira .
Dengan penuh kegembiraan Yen Fei dan Kim Lan
melakukan perjalanan bersama , melintasi kota tua Xi An yang
penuh dengan bangunan bersejarah .
Perasaan Kim Lan yang sedang gembira, jadi segala sesuatu
yang dilihatnya , terlihat sangat indah , bibirnya yang indah tidak
berhenti henti tersenyum.
di sepanjang perjalanan Yen Fei dan Kim Lan menjadi pusat
perhatian karena wajah Yen Fei yang sangat tampan dan gagah
terutama Kim Lan yang sangat cantik, setiap kali berpapasan
dengan Kim Lan banyak sekali Pria muda maupun yang sudah
tua juga melirik Kim Lan dengan tatapan penuh kagum.
sampai di tikungan jalan terlihat seorang pemuda yang
sedang memanggul buah apel ,karena matanya tidak lepas
mengamati kim Lan dan di depannya juga ada seorang laki laki
paruh baya juga matanya jelalatan.memandangi Kim Lan
akhirnya.
" Duer !..."

Pendekar Yen Fei 138


Karya : Nc. Hou

keranjang berisi buah apel itu menyampok pinggang laki laki


paruh baya di depannya kedua orang itu bertabrakan , buah apel
bergelindingan di tanah
" Hei matamu apa gak melihat !.., asal main tabrak saja "
Pria paruh baya itu memarahi pemuda yang memanggul
keranjang apel.
Pemuda yang memanggul keranjang apel itu juga emosi
memarahi pria paruh baya yang bertabrakan dengannya
" Matamu !.. Matamu sendiri yang melirik wanita "
sambil menuding nuding pedagang apel dan laki laki paruh
baya terjadi percekcokan,
akhirnya pria paruh baya itu gak mau melayani dan
meninggalkan pedagang apel.
akan tetapi, pedagang apel itu masih emosi melempari laki
laki paruh baya itu dengan apel apelnya .
sang pedagang apel terus saja melempari laki laki paruh baya
yang berlari terbirit birit sambil memaki maki
Yen Fei dan Kim Lan yang menyaksikan kejadian lucu itu
hanya tertawa terpingkal pingkal
" Gara gara kamu sih , lan moi
membuat orang tabrakan dan berkelahi " sambil tertawa
terbahak bahak Yen Fei menghoda Kim Lan
" Kog bisa gara gara aku sich ?
kita kan hanya berjalan biasa , salah nya mereka sendiri,
mata keranjang jelalatan "
jawab Kim Lan dengan nada kesal

Pendekar Yen Fei 139


Karya : Nc. Hou

" Habis ..kamu terlalu cantik sich, membuat orang jadi


tabrakan, ha...ha...ha…"
Yen Fei terus aja menggoda Kim Lan.
Kim lan wajah nya sudah memerah seperti kepiting
rebus,akan tetapi tetap tersenyum tersipu sipu,
".Menurut Fei ko , apa aku cantik ?"
".Kamu sangat cantik ,Lan Moi"
jawab Yen Fei spontan .
namun jawaban Yen Fei yang spontan itu sudah membuat
Hati Kim Lan berbunga bunga,
dan kembali bertanya kepada Yen Fei.
".Apakah kau suka padaku , fei Ko ?"
Tanya Kim Lan akan tetapi suaranya terdengar bergetar
".aku suka sekali menjalin persahabatan denganmu, aku suka
akan perhatian dan kebaikanmu , kog pertanyaanmu aneh Lan
Moi,.bukankah kita sudah berteman dari kecil, tentu saja karena
ada rasa suka baru bisa berteman "
Kim Lan hanya menghela nafas ,mungkin Yen Fei belum
merasakan perasaan seperti yang dirasakannya sekarang pikir
Kim Lan,kemudian kembali tersenyum.
" Hari sudah mulai siang , perutku sudah mulai terasa lapar ,
kita cari warung makan dulu yuuk , kata orang orang makanan
yang paling terkenal di kota Xi an adalah daging sapi bumbu
rempah yang sangat pedas !"
" Aku juga sangat suka makanan pedas , sudah terbiasa dari
kecil , tetapi kami keturunan bangsa mongol lebih banyak
mengolah daging domba !"

Pendekar Yen Fei 140


Karya : Nc. Hou

rumah rumah makan di kota Xi an ini cukup ramai, karena xi


an termasuk salah satu kota yang termasuk dalam jalur sutra.
jalur perdagangan antara China dengan negara negara india
dan timur tengah.
di sepanjang perjalanan juga terlihat toko toko orang orang
keturunan arab dan India menggelar dagangannya , kebanyakan
mereka menjual karpet , dan toko rempah rempah.
selain itu orang orang keturunan india juga menjual makanan
khas mereka , salah satunya adalah "CANAI " sejenis martabak
tapi tanpa isi telur
dan disajikan dengan kuah kari.
penjual Canai itu sangat menarik perhatian Kim Lan,
saat pembuat Canai melebarkan adonan tepung kemudian
melempar lemparkan di udara , seperti orang melempar jala.
" prok… prok.. !
lembaran adonan tepung semakin di lempar semakin melebar
membentuk lapisan akan tetapi tetap lentur dan tidak sobek.
" Hebat !..hebat !..."
teriak Kim Lan , yang sangat menikmati pertunjukan penjual
Canai,
" Fei koko, kita coba beli yuuuk !..sepertinya sangat enak ! "
" Baiklah , Lan moi kita coba makanan unik ini "
" Lo Pek, kami pesan dua porsi ya, dan minta bumbu karinya
yang pedas ! "
" Baiklah tuan muda , silahkan mau duduk di sebelah mana "

Pendekar Yen Fei 141


Karya : Nc. Hou

Pria India penjual roti canai itu mempersilahkan Yen Fei dan
Kim Lan untuk memilih tempat duduk, di sebelah dalam .
warung makan itu tidak besar hanya tersedia empat buah
meja kecil segi empat.
dua diantara empat meja yang tersedia sudah terisi.
dua diantaranya diisi oleh orang keturunan arab , yang
bersorban sedangkan yang wanita memakai kerudung .
pemandangan yang sudah biasa di kota Xi an , karena di kota
xi an banyak juga penduduk yang memeluk agama Islam.
Proses pembuatan roti canai sangat cepat, pesanan Yen Fei
dan Kim Lan sudah dihidangkan diatas meja,
Roti canai yang renyah dan berlapis lapis dengan bumbu kari
kental pedas memang sangat enak dan nikmat.
gurih dan renyahnya kriuk kriuk
Yen Fei dan Kim Lan yang sedang menikmati roti Canai
sedangkan Kim Lan terus saja memperhatikan penjual roti
canai melempar lemparkan adonan tepung.
tiba tiba di depan meja yang di tempati muncul seorang ibu
berpakaian lusuh dan kumal menggandeng seorang anak
kecil yang juga memakai baju sobek sobek , menyodorkan sebuah
mangkok yang sudah terisi dengan beberapa keping uang receh .
dengan tatapan mata penuh ketakutan dan tertekan.
tanpa mengeluarkan kata kata apapun.
ekpresi pengemis ini membuat Yen Fei Heran ,memandang
dengan tatapan curiga.
Kim Lan kemudian memberikan beberapa keping uang .

Pendekar Yen Fei 142


Karya : Nc. Hou

" Terima kasih, atas kebaikan jiwi " kedua ibu dan anak
itupun segera meninggalkan warung penjual canai.
" Lan moi, tidakkah kau melihat suatu hal yang janggal dari
pengemis itu, ekpresi wajahnya penuh ketakutan seperti di bawah
tekanan, sepertinya ada sesuatu , coba kita ikuti mereka "
" Betul koko, biasanya pengemis yang meminta minta,
ekpresi wajahnya memelas meminta belas kasihan ,bukannya
kaku dan ketakutan seperti tadi,.ada baiknya kita ikuti " Kim Lan
menyetujui usul Yen Fei .
Ibu dan anak itu berjalan menuju sebuah kuil rusak yang
sudah tak terpakai tidak jauh dari pasar.
dan di dalam kuil rusak terdapat lebih dari sepuluh orang
pengemis yang sedang berbaris
menyerahkan hasil mengemis mereka kepada seorang laki
laki paruh baya berbadan tegap ,berkulit hitam berbibir tebal,
cambang dan brewok menambah seram wajah yang hitam itu,
tangan kirinya memgang sebuah kotak uang,.sedangkan tangan
kanannya memegang sebuah pecut , lagak dan gayannya seperti
seorang tukang pukul
".Mengapa hasil setoran hari ini lebih sedikit , pasti kau
bermalas malasan ! "
Cetar !..cetar !..Cetar !...
Cambuk dari kepala pengemis itu mendera punggung kakek
tua tiga kali .
" Ampun !..Ampun!...aku sudah berusaha Loya , tapi
memang begini hasilnya "
Daaaash !...

Pendekar Yen Fei 143


Karya : Nc. Hou

Sang kepala pengemis yang dipanggil Loya itu menendang


dada pengemis tua sampai terjengkang .
" Ya sudah.!.. besok harus lebih banyak "
semua pengemis yang antri ,hampir semua menerima
perlakuan kasar dan lecutan cambuk dari kepala pengemis yang
di panggil Loya ini kini tiba giliran ibu dan anak.
dangan wajah pucat dan ketakutan sang ibu menyerahkan
hasil mengemisnya ,
" Nah !...hari ini hasilmu lumayan banyak, kau harus kerja
lebih giat !...kalau tidak anakmu akan aku siksa lagi !"
mata kepala pengemis itu jelalatan kemudian dengan kasar
meremas dada ibu paruh baya itu .
" Ampun !...Loya ...jangan lakukan !...lebih baik loya bunuh
aku bersama anak ku !... aku masih berkabung , suamiku
meninggal belum genap seratus hari , jangan peekosa aku loya ,
aku mohon !..."
wanita paruh baya , dengan anaknya berlutut di depan kepala
pengemis dengan wajah pucat dan gemetaran.
" Ya sudah !...sana pergi cari uang , kalau setoranmu kurang
anakmu akan aku gantung terbalik lagi, dan akan aku cambuk !..."
teriak sang kepala pengemis dengan sangat galak dan kasar.
ibu dan.anak itu segera meninggalkan kuil kosong itu dengan
wajah pucat dan sangat ketakutan.
setelah semua pengemis yang antri setoran meninggalkan
ruang kuil rusak ini , tiba tiba muncul seorang pria paruh baya
berbaju pengemis juga dan memegang sebuah tongkat hitam.

Pendekar Yen Fei 144


Karya : Nc. Hou

" Sute !... jangan terlalu kasar dan kejam kepada para
pengemis itu,! kalau mereka mogok kerja dan setoran semakin
kurang , kita yang akan dihukum oleh Cia Pangcu "
" Akupun sebenarnya sangat terpaksa , bertindak kejam
kepada mereka, tapi apa boleh buat, Cia pangcu sangat kejam,
sudah banyak kepala cabang kaypang yang disiksa sampai mati
,karena berani menentangnya "
sambil menghela nafas panjang kepala bagian pengemis yang
dipanggil sute ini kembali menghela nafas .
" Dahulu saat Kaypang di pimpin oleh Koai Cikung , kita
semua anggota Kaypang adalah orang yang bebas merdeka, akan
tetapi sejak muridnya yang mempunyai kelainan jiwa itu
memimpin Kaypang , semuanya jadi berubah, padahal Cia
pangcu dari kecilnya juga seorang pengemis yang terlunta lunta ,
kenapa dia sekarang berubah menjadi orang yang sangat jahat
dan kejam , Lo pangcu kita sendiri Koai Cikung tidak mampu
mengendalikannya, kabarnya ilmu kesaktian pangcu Cia Pek
Liong sangat sakti setelah mengalahkan gurunya sendiri,
kemudian Lo pangcu Koai Cikung di kurung dan dihukum oleh
dia "
sambil menghela nafas dengan nada sedih pengemis yang di
panggil suheng ini kembali melanjutkan ceritanya.
" Sekarang perkumpulan kaypang sudah hancur berantakan ,
banyak sekali ketua cabang kaypang yang setia dengan Lo
Pangcu dibunuh, sedangkan kepala kepala cabang yang
mengikuti Cia Pangcu bertindak kejam dan jahat , aku sendiri
sebenarnya sangat tidak suka akan kelakuan Cia pangcu, kami
yang masih setia dengan Lo Pangcu menghimpun tenaga dan
berusaha menyelidiki dimana Lo pangcu Koai Cikung
disembunyikan , dan berusaha membebaskannya "

Pendekar Yen Fei 145


Karya : Nc. Hou

Yen Fei dan Kim Lan yang bersembunyi menyaksikan dan


mendengarkan percakapan dari kedua kepala cabang kaypang itu
mengerutkan alis,
Apa benar Cia Pek Liong murid Koai Cikung yang Bloon
dan plongak plongok itu kini menjadi ketua kaypang dan
bertindak kejam ,menyelewengkan organisasi Kay Pang.

––––––––

BAGIAN 19

" Jiwi Taihiap Keluarlah , tidak baik menguping pembicaraan


orang ! "
berkata pengemis paruh baya yang di panggil suheng itu,
yang sudah mengetahui keberadaan Yen Fei dan Kim Lan.
Yen Fei bersama Kim Lan menampakan diri dari balik
patung dewa harimau.
sambil menjura memberi Hormat.
" Maafkan kami jiwi Locienpwe, bukan maksud kami
sengaja mendengar pembicaraan jiwi , akan tetapi, tadi kami
bermaksud untuk menolong pengemis ibu dan anak itu yang
terlihat sangat ketakunan dan tertekan !"
" Aaah, memang perkumpulan Kaypang saat ini sudah
hancur berantakan, seandainya Jiwi taihiap tidak mendengar
pembicaraan kami berdua tentu akan mendengarkan juga dari
orang orang , kalau boleh kami mengetahui nama besar dan
julukan dari jiwi Taihiap "
berkata Kepala Cabang yang di panggil suheng ini .

Pendekar Yen Fei 146


Karya : Nc. Hou

".Saya bernama Yen Fei, murid dari Sin Jiu Yok Sien,
sedangkan teman saya Chai Kim Lan adalah putri dari Pendekar
Nelayan sakti Chai Kim Hoo "
berkata Yen Fei memperkenalkan diri dan sengaja membawa
nama besar gurunua dan nama besar nelayan sakti agar ketua
cabang Kaypang ini dapat memberikan lebih banyak keterangan.
Benar saja perkiraan dari Yen Fei, setelah mendengar nama
besar Sin Jiu Yok Sien ( Dewa obat tangan sakti ) Dan Nama
besar datuk persilatan Chai Kim Hoo, sikap kedua orang ketua
cabang Kaypang itu langsung berubah hormat dan sangat
sungkan.
"sungguh mata boan pwe berdua seperti buta , tidak
mengenal gunung thai shan di depan mata, kedua orang
Locienpwe Yok Sien dan Chai Kim Hoo adalah dua pendekar
sakti yang membela kebenaran, seangkatan dengan Lo pangcu
kami , Koai Cikung, tentu saja saja ilmu silat Jiwi Taihiap sangat
tinggi, sungguh merupakan sebuah keberuntungan dapat
berjumpa dengan Jiwi Taihiap"
" Tidak usah memanggil kami dengan sebutan taihiap segala,
kami hanya anak anak muda yang baru turun gunung, panggil
saja nama kami,.Yen Fei.dan Kim Lan, sebenarnya kami juga
mengenal Cia Pek Liong dari masih kanak kanak, apa benar Cia
Pek Liong kini menjadi ketua Kaypang , dan sudah
menyelewengkan Partai Kaypang ?"
"Benar sekali , sejak dia yang memimpin Kaypang,
organisasi kami menjadi kacau balau, terjadi perpecahan , banyak
kepala cabang Kaypang yang setia digantikan dengan orang
orang baru dari dunia sesat yang di rekrut oleh Liong pangcu,
Entah dimana Lo Pangcu Koai Cikung di sembunyikan oleh Pek
Liong si murid durhaka itu ! "

Pendekar Yen Fei 147


Karya : Nc. Hou

Ketua cabang kaypang itu menjelaskan dengan penuh


kegeraman .
".Locienpwe, kalau boleh kami tahu dimana keberadaan Cia
Pek Liong?, kami bermaksud menyekidiki , bahkan kalau perlu
kami akan memaksa Pek Liong untuk mengaku dimana dia
menyembunyikan Locienpwe Koai Cikung"
Tanya Yen Fei dengan mata melotot , menandakan
kegeramannya terhadap Pek Liong.
" Markas besar kaypang sekarang berada di kota Tai Goan,
dan Liong pangcu sekarang berada disana, tapi jiwi sicu
harap.berhati hati selain Pek Liong sangat sakti, di sana juga
banyak pembantunya tokoh tokoh sakti dari dunia Liok Lim"
" Terima kasih banyak Locienpwe, sudah memberikan
keterangan,.kami berencana segera melakukan perjalanan ke kota
Tai Goan, kalau kami melakukan perjalanan sekarang
kemungkinan dalam dua hari kami sudah bisa sampai ke kota Tai
Goan"
" Sama sama Yen sicu dan Chai Siauw cie , kami yang
seharusnya mengucapkan banyak terima kasih , karena jiwi sudah
bersedia membantu membebaskan Lo Pangcu kami"
Kedua kepala cabang Kaypang itu memberi hormat kepada
Yen Fei dan Kim Lan
Dengan mengerahkan ilmu Ginkang tingkat tinggi Yen Fei
dan Kim Lan dalam sekejap sudah meninggalkan kuil tua .
menuju pinggiran kota Xi an
untuk mencapai kota Tai Goan yang merupakan ibu kota dari
provinsi Shan Xi itu harus melalui pegunungan Thai Hang shan.

Pendekar Yen Fei 148


Karya : Nc. Hou

yang yang sangat terkenal dengan tebing tebing dan


jurangnya yang sangat curam
jalan jalan yang berkelokan tajam melintasi lereng lereng
pegunungan thai hang shan bukanlah medan yang mudah untuk
di tempuh .
akan tetapi pada siang hari ini terlihat serombongan Piawsu
(Jasa pengiriman barang )
dua orang berpenampilan gagah menunggang kuda pacu
yang terlatih dan di belakangnya diikuti lima kereta kuda,dan
disetiap kereta barang dikibarkan panji bergambar burung Elang
bertuliskan Hui Eng Piawkok
bunyi derap kuda yang dipacu dengan cepat membuat debu
mengepul berterbangan.
rombongan Piawsu ini terlihat sudah sangat terlatih dan hafal
akan medan jalan.
sampailah pada satu kelokan yang tajam.
terdengar suara ringkik kuda di susul suara teriakan yang
menyayat hati.
Auuuuugh !...
dua orang kusir yang memacu kereta kuda telah tak
bernyawa
matanya melotot dan di lehernya masing masing telah
tertancap sebilah belati .
suara teriakan dan ringkik kuda membuat rombongan di
depannya segera menghentikan langkah kuda .
tiba tiba dari atas tebing berkelebat banyak bayangan orang
sambil melucur tampak berkelabat cahaya keperakan

Pendekar Yen Fei 149


Karya : Nc. Hou

di susul suara teriak


Auuh !...Aduh !... aduh !...
Belati belati yang dilemparkan masing masing telah
menancap di tenggorakan enam orang kusir.
sedangkan dua orang berkuda yang memimpin di depan
berhasil menyampok runtuh beberapa belati yang di lemparkan
dengan putaran pedang, akan tetapi enam orang yang
melemparkan belati itu segera meloloskan pedang menyerang
kedua orang pimimpin piawsu tanpa memberi kesempatan.
Trang !.. Trang !.. Trang !..
bunyi suara pedang beradu dan pijaran bunga api dari balik
gulungan cahaya pedang .
keenam orang perampok ini bersenjatakan pedang akan
tetapi mereka berenam memakai pakaian pengemis walau terlihat
bersih namun terlihat banyak sekali tambalan tambalan kain
beraneka warna
memenuhi pakaian mereka.
kedua orang pemimpin Hui Eng Piawkok ini walaupun
berkepandaian silat lumayan akan tetapi menghadapi
pengeroyokan keenam perampok berpakaian pengemis ini lama
lama kewalahan juga .
selain Kiam shut masing masing perampok ini sangat tinggi
akan tetapi mereka juga curang
pada saat kedua orang Piawsu ini terdesak hebat salah satu
pengeroyok melemparkan dua buah belati
Craaap !... Craaap !...
saat kedua piawsu ini kesakitan

Pendekar Yen Fei 150


Karya : Nc. Hou

karena perutnya tertancap belati.


pertahanannya menjadi lengah.
dan tiba tiba cahaya pedang dari para pengeroyok berhasil
menebas lengan dan melukai paha kedua orang piawsu ini.
Bruuk ! Bruuk !...
dua orang piawsu malang ini terjatuh bergulingan di tanah.
Keenam orang perampok yang berpakaian pengemis itu tidak
menyia nyiakan kesempatan segera melompat keatas pelana kuda
melarikan semua barang
barang yang di kawal oleh Hui Eng Piawkok.
tanpa mempedulikan mayat mayat yang bergelimpangan di
tengah jalan.
Matahari sudah mulai condong ke arah barat , saat Yen Fei
dan Kim Lan melintasi jalan berkelok di lereng gunung Thai
Hang Shan sepuluh mayat bergelimpangan di tengah jalan
" Ke sepuluh mayat ini memakai seragam bertuliskan Hui
Eng Piaw Kiok, sepertinya mereka adalah korban perampokan "
berkata Yen Fei kepada Kim Lan,
" Fei koko , coba lihat di balik rerumputan itu seperti ada
yang bergerak gerak "
kata Kim lan sambil menunjuk rerimbunan rumput di dekat
jurang.
terlihat dua orang Piawsu yang terluka parah, salah seorang
piawsu tertebas tangannya sebatas siku
wajah kedua piawsu itu sangat pucat sepertinya kehabisan
banyak darah.

Pendekar Yen Fei 151


Karya : Nc. Hou

Yen Fei segera melakukan totokan di beberapa jalan darah di


tubuh kedua piawsu itu untuk menghentikan pendarahan ,dan
dari balik baju nya Yen Fei menaburkan bubuk berwarna
putih ke sekujur luka ditubuh dua orang Piawsu ini
kemudian Yen Fei menempelkan telapak tangan ke dada dua
orang Piawsu ini menyalurkan tenaga sinkang .
terlihat uap putih mulai muncul dari balik telapak tangan Yen
fei.
wajah dari kedua Piawsu yang pucat pasi bagai wajah mayat
ini perlahan mulai memerah peredaran darah mulai lancar
kembali.
dan kedua orang Piawsu ini mulai dapat bergerak dan duduk
di atas tanah.
" sukurlah kalian dapat selamat, untung senjata yang melukai
kalian tidak beracun, hanya tadi kalian tak sadarkan diri karena
terlalu banyak mengeluarkan darah !"
" Terima kasih banyak In-Kong (tuan penolong ) kalau tidak
di selamatkan oleh In- Kong tentu nasib kami sama dengan
saudara saudara kami yang gugur !"
berkata kedua orang Piawsu bersujud di depan Yen Fei.
" Bangunlah , jangan begitu jiwi sicu, aku hanya melakukan
kewajiban saja untuk menolong sesama yang membutuhkan , lagi
pula tubuh kalian masih lemah , sebenarnya apa yang telah terjadi
?"
" Saya adalah Shang Kuan Hui dan adik saya bernama Shang
Kuan Eng , kami dua bersaudara mendirikan Jasa penhiriman
barang Hui Eng Piaw Kiok , di kota Tai Goan,

Pendekar Yen Fei 152


Karya : Nc. Hou

akan tetapi tadi saat melintas kami di hadang oleh


gerombolan perampok yang memakai pakaian pengemis,
tidak salah lagi mereka tentu adalah Begal begal jalanan
yang di rekrut menjadi anggota Kaypang, saat ini anggota
Kaypang sudah menjadi partai sesat yang sangat mengerikan ,
banyak sekali penjahat yang di rekrut menjadi anggota
kaypang, melakukan banyak kejahatan , dari perampokan sampai
, pencurian , mereka sangat kejam tidak segan segan untuk
membunuh korban korbannya !"
" Kami berdua sebenarnya hendak menuju kota Tai Goan,
kalau boleh kami bertanya dimana letak markas besar
kaypang dan dimana ketuanya yang bernama Cia Pek Liong
tinggal ? "
" Cia Pek Liong, pemuda kelainan jiwa itu tinggal di dalam
markas besar kaypang yang kini di bangun sangat mewah
melebihi istana kaisar, kalau kalian memasuki kota Tai Goan
pasti akan melintasi komplek bangunan yang besar bagai istana di
lembah gunung Thai Hang Shan ini."
" Terima kasih jiwi sicu atas keterangannya, mumpung
matahari belum terbenam kami akan melanjutkan perjalanan "
" Kalau boleh kami mengetahui nama besar dan julukan In-
Kong ? "
" Namaku Yen Fei dan temanku bernama Kim Lan, kami tak
punya julukan apa apa,
jaga diri kalian baik baik shang Kuan Sicu , Kami mohon diri
segera melanjutkan perjalanan !."
Yen Fei bersama Kim Lan berlari cepat laksana terbang
menuruni perbukitan Thai Hang Shan menuju kota Tai Goan

Pendekar Yen Fei 153


Karya : Nc. Hou

––––––––

BAGIAN 20

Sang mentari sudah kembali digantikan oleh sang rembulan


yang menyinari kaki bukit pegunungan Thai Hang Shan ,
udara pegunungan yang sangat dingin kini serasa semakin
dingin di malam hari,
Yen Fei bersama Kim Lan mengambil keputusan untuk
beristirahat sejenak di Hutan pohon Shong ini,.menanti pagi hari
baru kembali melanjutkan perjalanan.
" udara sangat dingin sekali, kau pakailah mantel ku "
Yen Fei melepaskan mantel dan menyampirkan pada
punggung Kim Lan.
" terima kasih fei ko, kau begitu memperhatikan aku ,udara
begini dingin, apa kau tidak merasakan dingin?"
"tidak apa apa Lan Moi, aku sudah terbiasa "
Yen Fei mengumpulkan ranting ranting dan daun daun
kering,
dan memukulkan dua buah batu , terjadilah percikan bunga
api yang menyulut dedaunan
dan ranting ranting membentuk api unggun, cahaya api
unggun berwarna jingga menyinari mereka berdua.
pandangan Kim Lan tidak pernah lepas dari Yen Fei, sorot
mata yang tajam, hidung yang macung , dengan kulit putih dan
bersih , semakin membuat Yen Fei menjadi sangat tampan dan
semakin mempesona di mata Kim Lan .

Pendekar Yen Fei 154


Karya : Nc. Hou

memang begitulah perasaan orang yang sedang jatuh cinta,


semuanya terasa sangat indah,
ingin selalu dekat dengan orang yang di cintai, apa lagi saat
ini di tengah hutan yang sepi, hanya ada mereka berdua, perasaan
suka di hati Kim Lan sudah mengobarkan gairah ingin sekali di
sentuh dan di belai oleh Yen Fei.
Kim Lan sendiri tidak tahu , mengapa saat hanya berdua di
tempat sunyi ini , muncul perasaan ingin sekali di sentuh dan di
belai,
tiba tiba Kim Lan menguap pura pura mengantuk
memejamkan mata , beberapa saat kemudian kepalanya
mendoyong kearah Yen Fei , seperti hendak terjatuh.
Yen Fei, Yang melihat Kim Lan yang tertidur Hendak jatuh
segera menyambut dengan kedua tangan, dan membaringkan
kepala Kim Lan di pangkuannya.
" Kasihan sekali ,Kim lan sepertinya dia kecapekan dan
sudah tertidur " pikir Yen Fei
dan membiarkan Kim Lan tidur di pangkuanya , Yen fei
tidak tega beranjak, takut Kim Lan terbangun.oleh karena itu Yen
fei lalu memejamkan mata melakukan siu Lien Berlatih
pernafasan menghimpun Sinkang menyalurkan ke seluruh tubuh.
Apa.yang di rasakan Yen Fei , lain pula dengan apa yang
dirasakan Kim Lan saat ini,
Kim Lan yang pura pura tertidur merasakan sangat nyaman
sekali tidur di pangkuan Yen Fei , detak.jantung Kim Lan
perlahan tapi pasti makin memburu, hangatnya pangkuan yen Fei,
dan aroma tubuh yang khas telah membangkitkan gairah Kim
Lan, ingin sekali Kim Lan di belai , akan tetapi Yen Fei hanya
diam saja bersemedhi.

Pendekar Yen Fei 155


Karya : Nc. Hou

tiba tiba Kim Lan merubah posisi tidurnya ,menjadi miring


dengan tangan memeluk pinggang Yen Fei , dan posisi dada kiri
kim Lan menempel di paha Yen Fei.
sesuatu yang terasa lunak dan hangat menyentuh paha Yen
Fei . akan tetapi Yen Fei hanya biasa saja , merapikan mantel
kim.lan yang agak tersingkap.
kemudian kembali melanjutkan Bermeditasi mengatur
pernafasan.
akan tetapi Kim Lan yang pura pura tidur dan gairahnya
sudah meningkat , mengencangkan rangkulannya di pinggang
Yen Fei.
" Dingiiiin… Dingiiiin…. sekali "
suara yang lirih dan bergetar , dengan mata setengah
terpenjam memandang Yen Fei,
Hasrat dan gelora asmara dari Kim Lan sudah mulai
memuncak ingin sekali dirinya dipeluk dan dibelai oleh Yen Fei.
akan tetapi Yen Fei tidak balas memeluk ataupun membelai
tubuh Kim Lan yang kini merangkulnya dengan manja dan
menggil kedinginan.
akan tetapi Yen Fei menempelkan telapak tangan
dipunggung Kim Lan, mengerahkan tenaga sinkang,
Hawa panas yang keluar dari telapak tangan Yen fei
memasuki tubuh Kim Lan , Rasa dingin mendadak.hilang, dan
Hawa sinkang hangat yang mengedari tubuh Kim Lan terasa
sangat nyaman sekali,
akan tetapi telapak tangan Yen Fei Yang menempel di
punggung Kim Lan serasa lebih nyaman lagi , Kim Lan pun

Pendekar Yen Fei 156


Karya : Nc. Hou

semakin.manja memeluk Yen Fei, dan kini benar benar tertidur


pulas ,.setelah hasrat ingin di sentuh Yen Fei terpenuhi.
Ayam hutan mulai berkokok.bersahut sahutan diiringi
dengan kicau burung ,Sang surya kembali muncul di ufuk timur
cahaya yang keemasan menembus rerimbunan daun daun pohon
menyoroti wajah Kim Lan yang sangat cantik dan tampak
lebih cantik lagi karena sedang merasakan kebahagiaan tidur di
pangkuan sang pujaan hati.
perlahan mata Kim Lan terbuka
dan yang di lihat pertama adalah senyuman Yen Fei yang
mempesona.
" Kau sudah bangun, Lan moi
semalam.kau tidur nyenyak sekali "
Kim Lan yang kini menyadari semalaman dia sudah tidur
dipangkuan Yen Fei , kini tersimpuh malu, dan pura pura tidak
tahu,
" Semalam aku ngantuk sekali dan rertidur, maaf ya Fei ko
kalau aku sudah tertidur di pangkuanmu, dan menjadikan kedua
pahamu sebagai bantal ,.." berkata Kim Lan dengan rona wajah
kemerahan karena ada rasa malu, juga malu kepada diri sendiri
yang semalam pura pura tidur dan mencuri curi.merangkul Yen
Fei,
" tidak apa apa , lan moi gak usah terlalu.dipikirkan , yuuuk
kita lanjutkan perjalanan , sambil mencari kedai yang menjual
makanan"
sepasang muda mudi yang berilmu tinggi ini pun berlari
mengerahkan ilmu Ginkang, hanya dalam waktu singkat Yen Fei

Pendekar Yen Fei 157


Karya : Nc. Hou

dan Kim Lan telah sampai di sebuah perkampungan yang sudah


mendekati kota Tai Goan.
karena perkampungan Kim Kiok Chun ini berada lebih tinggi
dari pada kota Tai Goan , maka pemandangan kota Tai Goan
terlihat sangat jelas.
dusun Kim Kiok Chun ini walaupun hanya dusun kecil tapi
lumayan ramai, tak sulit untuk menemukan kedai arak.
Kim Lan tertarik dengan salah satu kedai arak yang berdiri
disebuah tebing yang agak menjorok ke arah lembah,
" Fei Ko, bagaimana kalau kita ke kedai yang diatas tebing
itu, sepertinya pemandangan dari kedai itu sangat indah "
dengan langkah ringan dan riang Kim Lan menuju kedai,
Yen Fei mengikuti dari belakang.
Bangunan kedai itu memang sangat indah meja meja diatur
sangat rapi di tepi tebing yang di beri pagar , sehingga
pengunjung dapat menikmati makanan sambil melihat lihat
pemandangan kota Tai Goan
mereka di sambut oleh pelayan paruh baya dengan sikap
yang ramah dan Hormat,
" Silahkan jiwi Kongcu , hendak memesan makanan apa,
disini terkenal dengan roti mantao juga bubur ayam nya.! "
" Baiklah lopek, beri kami satu Lusin , Roti mantou separuh
goreng separuhnya di tim, dua.mangkuk bubur ayam, kaki ayam
tim tausi.dan beri kami satu poci teh krisan.! "
" Baik lah jiwi kongcu, pesanan akan segera datang ! "
setelah membungkuk memberi hormat sang pelayan paruh
baya, meninggalkan Kim Lan , dan Yen Fei , yang sedang

Pendekar Yen Fei 158


Karya : Nc. Hou

memandang ke arah kota Tai Goan yang penuh dengan bangunan


gedung gedung yang indah.
ada sebuah komplek bangunan tidak jauh dari kedai yang
menarik perhatian dari Yen Fei, sebuah komplek bangunan
berbentuk Pat-Kwa ( segi delapan ) dengan bangunan pagoda di
tengah tengah bangunan yang menjulang , sangat indah dan unik ,
Yen Fei ingin sekali mengetahui apa sebenarnya komplek
bangunan unik itu, kebetulan Pelayan paruh baya sudah tiba
mengantarkan pesanan, Yen Fei dan Kim Lan,
" Lopek, .. komplek bangunan berbentuk Pat kwa itu sangat
unik , sebenarnya gedung apa itu ?"
" itu adalah Markas besar kaypang yang baru , Sicu !"
dengan sangat hati hati pelayan paruh baya itu menyebutkan
perkumpulan Kay pang sambil menoleh ke kiri dan kanan.
kemudian segera bergegas meninggalkan meja Yen Fei.
Tiba tiba dari luar masuk tiga orang berpakaian pengemis
masing masing membawa sebuah tongkat ,
" Hai.pelayan , cepat panggil Tan Lao Ye keluar !"
teriak salah seorang pengemis yang terlihat sangat galak dan
angkuh, sangat kontras dengan pakaian yang mereka kenakan .
"Mohon maaf Sicu , Tan Lao ye belum datang , ada pesan
apakah ?,.nanti kalau Tan Lao ye sudah datang akan kami
sampaikan !"
" Katakan kepada Tan Lao Ye ,
kalau Shan Lokai , sudah kesini meminta iuran wajib untuk
partai Kaypang , karena masih banyak tempat yang harus kami
datangi, sampaikan saja pada Tan Lao Ye , untuk mengantarkan
ke markas Kaypang,.dan kami akan tunggu sampai sebelum

Pendekar Yen Fei 159


Karya : Nc. Hou

matahari terbenam iuran wajib sudah harus diserahkan kepada


kami !"
" Akan saya sampaikan, akan saya sampaikan , pesan dari
sam wi sicu.! "
berkata sang pelayan Paruh baya dengan suara bergetar
karena perasaan takut.kepada tiga orang pengemis , yang di sebut
Sam Lokai itu.
Hanya dalam sekejap ketiga orang pengemis itu sudah
menghilang dari pandangan.
menandakan ketiga orang pengemis itu bukanlah orang biasa
,.akan tetapi.memiliki ilmu Ginkang Yang sangat Hebat, hanya
dalam sekejap bisa muncul dan menghilang begitu saja.
percakapan antara pelayan paruh baya dengan ketiga orang
pengemis yang di sebut sam.lokai ini ,.menarik perhatian Yen Fei
dan Kim Lan.
tiga orang pengemis itu mempunyai tingkat kepandaian yang
tidak boleh diremehkan , tentu saja di dalam markas Kaypang
akan di jumpai banyak orang orang yang berilmu tinggi.
" Lan.Moi , ayo kita segera menuju ke markas besar
Kaypang, kita temui Cia Pek Liong, Bocah Pla plo itu !"
dengan perasaan geram, setelah melihat banyak tingkah pola
anggota kaypang .
" Akan tetapi Fei Ko, lebih baik kita menemui dan melihat
kejadiaan yang sebenarnya, lagi pula kita tidak boleh
mencampuri urusan internal partai orang, lebih baik kita bertamu
baik baik , bertamu sebagai teman dan kita bisa bertanya dengan
si Pla Plo pek liong "

Pendekar Yen Fei 160


Karya : Nc. Hou

" Baiklah Lan Moi, aku juga tidak suka mencampuri urusan
dalam partai orang, aku akan mengingatkannya sebagai seorang
sahabat !"
jarak antara Kim Kiok Chun
sampai ke markas besar Kaypang kira kira ada sepuluh Li ,
dan dalam waktu kima belas menit saja Yen Fei bersama Kim
Lan sudah sampai kedepan Markas besar Kaypang yang sangat
luas Dan megah.
kedatangan Yen Fei dan Kim Lan disambut oleh dua orang
penjaga gerbang berpakaian perwira , lengkap dengan pakaian
Jirah , akan tetapi pada pakaian yang gagah ini sengaja di beri
tambalan kain beraneka warna , jadi terlihat Lucu dan aneh.
"Ada keperluan apa , jiwi mendatangi markas besar kami?..."
tanya penjaga Gerbang dengan bahasa yang ketus , dan
sangat jauh dari kata ramah, dan juga dengan pandangan
jelalayan memandang Kim Lan yang berwajah Cantik.
" Saya Yen Fei, dan Teman saya Kim Lan putri dari
Locienpwe Chai Kim Hoo, kami adalah sahabat masa kecil dari
Pek Liong, harap sampaikan kepada Pek Liong "
dengan menjurahkan sepasang tangan kearah dada Yen Fei
memperkenalkan diri dengan sopan.
akan tetapi , disambut dengan gaya acuh tak acuh dari kedua
penjaga gerbang.
sungguh tak ada sopan santun kedua orang ini berani
memanggil Ketua kaypang hanya dengan nama pek Liong saja,
lagi pula setahu mereka , ketua mereka tidak punya teman dari
orang orang biasa , selama yang mereka ketahui ketua mereka
hanya mau menemui ketua ketua partai dan pejabat pejabat istana
saja.

Pendekar Yen Fei 161


Karya : Nc. Hou

" Kalian tunggu sebentar !,"


kemudian sang penjaga gerbang membunyikan peluit
" Tuiiiit ! ….."
kemudian melesat empat orang berpakaian perwira juga , tapi
keempat orang ini membawa Tameng dan Golok.
"Jiwi sicu, sudah menjadi peraturan dari markas kami , untuk
tamu yang berkunjung harus menjumpai kepala gedung terlebih
dahulu harus di introgasi dahulu , bila memenuhi persyaratan
baru akan dijumpai oleh pengurus partai , kemudian dari
penhurus partai baru di sampaikan kepada wakil ketua kaypang ,
setelah itu wakil ketua akan menyampaikan kepada pangcu, dan
bila pangcu berkenan baru akan menemui
apa bila Pangcu tak berkenan .
tamu tersebut cukup hanya di temui oleh wakil ketua saja !"
berkata salah satu keempar orang perwira dengan nada yang
ketus.
" hualah… aku kesini Hendak menjumpai sahabatku, kog
prosedurnya bertele tele banget seperti hendak menemui seorang
raja saja "
teriak Kim Lan dengan nada kesal.
" Maaf , jiwi Sicu itu sudah merupakan prosedur baku di
partai kami, kalau jiwi tidak mengikuti prosedur kami, kami
persilahkan untuk pulang !"
seloroh pengemis berpakaian perwira tersebut.
" Dasar , peraturan Pla Plo berbelit belit, tapi baiklah kami
akan mengikuti prosedur kalian !
berkata Yen Fei dengan nada gusar.

Pendekar Yen Fei 162


Karya : Nc. Hou

––––––––

BAGIAN 21

Yen Fei bersama Kim Lan di kawal oleh keempat anggota


Kaypang berbaju perwira menuju sebuah gedung , keempat
perwira itu kemudian memasuki ruangan ketua gedung.
kemudian Kim Lan dan Yen Fei di persilahkan masuk.
seorang kakek sekitar berumur enam puluhan tahun dengan
rambut dan cambang yang sudah memutih semua,
akan tetapi masih tampak sangat gagah terutama kedua sorot
matanya yang sangat tajam , sejenak memandang kepada Yen Fei
dan Kim Lan.
dan mulutnya tersenyum dengan ramah,
" Apakah Jiwi Sicu adalah murid dari Sin Jiu Yok Sien dan
Putri dari Pendekar Nelayan sakti ,Chai Kim Hoo taihiap?, Lohu
sendiri belum pernah berjumpa dengan beliau berdua , akan tetapi
nama besar beliau berdua sudah menggetarkan dunia Kang Ouw
sebagai pendekar besar penegak keadilan ,.dan Lohu sendiri
bergelar Pek Mo Sin Kai, dari berdirinya Kaypang Lohu sudah
menjadi orang kepercarcayaan Koai Cikung!"
" Benar sekali , locienpwe pek mo sin kai , saya adalah Yen
Fei, dan ini adalah nona Kim Lan, kami berdua kemari hendak
berjumpa dengan sahabat masa kecil kami Cia Pek Liong, dan
Locienpwe Koai Cikung, harap kami di perkenankan "
Berkata Yen Fei dengan rasa hormat.
Sambil menghela nafas panjang
Pek Mo Sinkai kembali berkata dengan nada Lirih

Pendekar Yen Fei 163


Karya : Nc. Hou

" Satu tahun Yang lalu setelah Koai Cikung mengumpulkan


semua kepala cabang , dan mengumumkan muridnya Cia Pek
Liong menjadi pengganti dirinya, setelah itu lociepwe Koai
Cikung tidak pernah menampakan diri lagi, katanya dia ingin
bertapa di tempat sunyi, Entah dimana Lo Pangcu saat ini
".sambil menghela nafas wajahnya terlihat menyimpan kesedihan.
" Baiklah , jiwi sicu silahkan menemuai ketua pengurus
partai,.semoga Cia Pangcu berkenan menerima kedatangan kalian
"
Kemudian Pek Mo Sinkai memerintahkan empat orang
pengawal menemani Yen Fei dan Kim Lan menemui pengurus
partai,
dari gedung Pek Mo Sinkai menuju ke gedung pengurus
partai jaraknya lumayan jauh melintasi lapangan yang sangat luas
,menuju ke bagian tengah komplek , dimana berdiri sebuah
pagoda berlantai delapan yang sangat megah , dan dilantai dasar
pagoda itu di pakai menjadi ruangan pengurus partai .
ruangan berbentuk segi delapan itu lumayan luas terlihat
berbaris dengan rapi puluhan pengawal mengelilingi ruangan segi
delapan itu layaknya pasukan istana hanya saja pakaian prajurit
penuh dengan tambalan kain perca beraneka warna.
Dari Atas gedung menuruni tangga seorang kakek botak
berbadan gemuk sambil tertawa menuruni anak tangga.
" Ha ha ha , selamat datang !,..
jiwi sicu di pagoda Kaypang,
kalau tidak salah nona yang cantik ini adalah ,putri dari
nelayan sakti Chai Kim Hoo, dan sicu adalah murid dari Sin Jiu
Yok Sien , akan tetapi Cia Pangcu hanya berkenan menerima

Pendekar Yen Fei 164


Karya : Nc. Hou

nona chai sebagai tamu., dan Yen Sicu cukup menunggu disini
bersama lohu ,
ha….ha...ha…."
berkata kakek botak berbadan gemuk ini sambil tertawa
tawa, kakek tua ini terlihat ramah dan lucu, akan tetapi memiliki
sorot mata yang sangat tajam dan aneh .
Yen Fei dan Kim Lan memandang dengan serius kepada
Kakek botak berbadan gemuk itu, sepertinya wajahnya tak asing
lagi .
" Apakah kami berhadapan dengan Locienpwe Siauw Bin
Giamlo (malaikat maut berwajah tertawa ) ! "
hampir serempak Yen Fei dan Kim Lan berteriak , karena
heran salah seorang datuk sakti ini berada di markas Kaypang.
" Ha ..ha...ha ! betul sekali , dan kau nona Kim Lan yang
dulu masih kanak kanak sekarang sudah tumbuh menjadi gadis
yang sangat cantik, tak heran Cia Pangcu berkenan menerima
anda menjadi tamu kehormatan, dan kau anak muda murid Sin
Jiu Yok Sien kenapa Juga mengenal Lohu ? "
"Tidak kah locienpwe ingat saat di pulau maha dewa , saat
saya berusaha menolong seorang pertapa yang hendak dipatuk
oleh ular Kim Coa , Locienpwe secara tidak tahu malu
melepaskan pukulan kepada saya untuk merebut kitab Bu Tek
Hud Couw ,hingga saya terjatuh kedalam sumur !"
" Ha ...ha...ha… ternyata kau adalah bocah yang sok jagoan
itu, tapi ajaib kau masih hidup !"
Siauw Bin Giamlo tertawa terpingkal pingkal dengan ekpresi
yang lucu,

Pendekar Yen Fei 165


Karya : Nc. Hou

Siauw Bin Giamlo memang selalu tertawa, orang akan


terkecoh bila menilai hanya dari ekpresinya yang selalu tertawa
gembira , akan tetapi dia adalah seorang yang sangat licik dan.
kejam.
" Anak anak ayo kalian antar ,nona Kim Lan kepada Cia
Pangcu., anak muda ini biarkan menunggu bersama Lohu disini !
"
sepuluh orang anggota kaypang mulai mengelilingi Kim Lan,
mereka membungkuk ,memberi hormat,
" silahkan kami antar nona Kim Lan, Cia Pangcu ,.sudah
menanti kedatangan Nona!"
" Tidak sudi !...aku kemari bersama Yen Fei, aku akan
menemui ketua kalian juga bersama Yen Fei, kalau ketua kalian
yang bloon dan Pla plo itu tidak berkenan menerima Yen Fei, aku
juga tidak berkenan , mememui ketua kalian, dan biarkanlah kami
pergi dari perkumpulan pengemis busuk ini !"
Kim Lan sudah sangat marah akan sikap Cia Pek Liong yang
tidak menghargai Yen Fei, apa lagi Kim Lan sudah mengenal
Siauw Bin Giamlo adalah datuk sesat yang sering berbuat
kejahatan, tentu saja Cia Pek Liong dan partai Kaypang bukan
lagi partai baik baik.
Kim Lan segera meloloskan sebuah golok akan tetapi
berbentuk sebuah dayung sampan, melotot kepada anggota
kaypang yang mengepung dirinya.
" kalau nona Kim Lan tidak bisa diajak dengan baik baik ,
tawan dia !... akan tetapi jangan sampai melukai nona Kim Lan "
teriak Siauw Bin Giamlo kepada anggota Kaypang yang
sudah mengepung Kim Lan dengan sikap siaga.

Pendekar Yen Fei 166


Karya : Nc. Hou

" Kalau Cia Pek Liong , tidak berkenan menerima kami


sebagai sahabat, harap biarkan kami pergi.dari sini, dan jangan
coba coba memaksa kami ! "
berkata Yen Fei dengan gaya berwibawa,
tiba tiba Yen Fei bergerak dengan sangat cepat mengerahkan
ilmu ginkang Hud- Eng- Po- Hoat ( gerakan bayangan Budha )
tubuh Yenfei bergerak sangat cepat menyelinap diantara anggota
Kaypang yang mengepung Kim Lan dan jari jari tangan Yen Fei
melancarkan jurus ilmu totok Cui Beng Sin Ci ( jari sakti
pengejar nyawa) menotok jalan darah Tai- Twi-Hiat dan Teng-
Sin- Hiat yang berada di daerah tengkuk membuat kesepuluh
anggota Kaypang mendadak kaku seperti patung.
kini.Yen Fei sudah berada di samping Kim Lan.
Siauw Bin Giamlo sangat terkejut menyaksikan gerakan Yen
Fei yang begitu Cepat hanya dalam waktu sesaat dapat menotok
kesepuluh anggota kaypang .
Kemudian Siauw Bin Giamlo membunyikan sebuah peluit
" Tuiiiit !...."
tiba tiba dari atas pagoda meloncat turun banyak sekali
anggoya kaypang gerakan mereka sangat lincah dan cekatan
menandakan mereka adalah ahli ahli Ginkang terlatih.
" Ayo kalian semua kepung kedua orang ini, jangan sampai
lolos ! "
sehabis berteriak Siaw Bin Giamlo melancarkan Pukulan
jarak jauh .
Wuush !....

Pendekar Yen Fei 167


Karya : Nc. Hou

hawa pukulan dengan tenaga sinkang yang begitu besar


menerbangkan debu beserta daun daun kering menuju ke arah
Yen Fei dan.Kim Lan ,
kim Lan segera berkelit menghindar ke sebelah kiri.
sedangkan Yen fei bergerak mengerahkan ilmu Hud- Couw -
Sin - kun gerakannya sangat aneh menggunakan dengkul dan
sikut merobohkan anak buah kay pang yang mengeroyoknya lalu
dengan cepat melemparkan tubuh anak buah kaypang tersebut ke
arah Siauw Bin Giamlo , tubuh anak buah kaypang yang melucur
itu tepat terkena pukulan jarak jauh dari Siauw Bin Giamlo.
Duuuuuk !....
Auuuugh.!....
suara jeritan yang menyanyat hati dari anak buah Kaypang
yang di lempar Yen Fei , kemudian tubuh anak buah kaypang itu
Hancur meledak diudara darah dan bagian tubuh
muncrat kemana mana , seperti efek terkena bahan peledak
berkekuatan tinggi.
begitu besar kekuatan tenaga sinkang dari Siauw Bin Giamlo
menandakan tingkat kepandaiannya sudah mencapai tingkat
sempurna.
para anggota Kaypang yang menyaksikan nasib salah satu
teman mereka terkena pukulan Siauw Bin Giamlo mendadak jerih
, otomatis mengendurkan kepungan terhadap Kim Lan,
kesempatan itu tidak disia siakan oleh Kim Lan.
Kim Lan mengamuk menggerakan dayung bajanya,
gelombang sinar hitam bergulung gulung menyasar
kepada.anggota Kaypang yang terdekat, setiap.dayung baja
mengenai sasaran pasti jatuh korban., suara teriakan kesakitan

Pendekar Yen Fei 168


Karya : Nc. Hou

karena remuknya tulang kaki dan tulang tangan dari anak buah
anggota Kaypang susul menyul bahkan jerit kematian saat
dayung baja mengenai kepala , dan menghancurkan isi.kepala
seperti semangka yang di hantam oleh palu godam.
Siauw Bin Giamlo kembali melancarkan pukulan Giamlo Sin
Ciang kepada Yen Fei akan tetapi kali ini dari jarak dekat
Hawa pukulan yang begitu besar menyerang kepada Yen Fei,
Angin yang di timbulkan oleh pukulan Siauw Bin Giamlo
menerbangkan pasir dan debu
rambut Yen Fei berkibar kibar seperti tertiup angin dari
baling baling Helikopter .
pukulan telapak tangan itu semakin mendekat kewajah Yen
Fei jarak telapak tangan dan wajah Yen Fei tinggal sekitar satu
penggaris.
akan tetapi tiba tiba Yen Fei menyambut datangnya telapak
tangan berkekuatan sinkang yang teramat besar itu hanya dengan
satu jari telunjuk degan mengerahkan Ang Tok Sin kang yang
berkekuatan panas,
jari telunjuk Yen Fei yang semula berwarna putih berubah
warna menjadi merah seperti bara api .
Craaaaap !....
telapak tangan dari Siauw Bin Giamlo tertembus oleh jari
telunjuk Yen Fei .
darah muncrat dari telapak tangan Siauw Bin Giamlo .
dan tenaga sakti Ang tok sinkang menghanguskan telapak
tangan Siauw Bin Giamlo.
Auuuugh !....
Teriakan kesakitan yang amat sangat bergema diangkasa

Pendekar Yen Fei 169


Karya : Nc. Hou

Yen Fei tidak mau menyia nyiakan kesempatan yang ada ,


telapak tangan kiri Yen Fei melancarkan pukulan Hek Tok Sin
Ciang yang berhawa dingin
pukulan bertenaga sinkang dari jark dekat ini tepat mengenai
jantung Siauw Bin Giamlo.
kekuatan tenaga sinkang berhawa dingin ini telah
membekukan semua darah ditubuh Siauw Bin Giamlo.
tubuh Siauw Bin Giamlo berubah menjadi kaku bagaikan
bongkahan es balok.
dan tubuh itu terjatuh ketanah
Praaaaak !....
tubuh Siauw bin Giamlo yang sudah membeku hancur
menjadi kepingan berserakan di lantai, bagaikan es balok yang
terjatuh.
Kim Lan yang dikeroyok puluhan anggota Kaypang terlihat
semakin kewalahan dan kelelahan , apa lagi kini di keroyok oleh
anggota Kaypang yang memiliki ilmu Ginkang tingkat tinggi .
tiba tiba dari atas pagoda meluncur turun sepuluh orang
anggota kaypang , sambil meluncur turun ke sepuluh orang ini
melemparkan belati.
Wuuush !...
sepuluh batang belati ini meluncur ke arah Kim Lan.
Kim Lan Menggerakan Dayung bajanya ,.gulungan cahaya
hitam dari dayung baja berhasil menyampok runtuh belati belati
yang mengarah pada dirinya
akan tetapi ,....
Craaaaap !...

Pendekar Yen Fei 170


Karya : Nc. Hou

salah satu belati berhasil menancap pada dada kiri Kim Lan.
Augh!... Kim Lan pun jatuh terjengkang.
".Lan Moi !...."
Yen Fei segera melesat ke arah Kim , akan tetapi sepuluh
anggota kaypang tersebut kembali.melemparkan belati belati nya
.
wush !..wush!..wush!..
puluhan belati itu meluncur sangat cepat ke arah Yen Fei.
Yen Fei.segera mengubah posisi kuda kuda nya menyamping
dengan melebarkan kuda kudanya keposisi yang sangat rendah
kedua kaki Yen Fei melebar sampai menyentuh tanah dengan
posisi "SPLIT" Yen Fei mengerahkan pukulan Hud-Couw-Sin-
Ciang ( Telapak Sakti.manusia dewa.)
puluhan belati yang.meluncur ke arah Yen Fei Itu kini
Berbalik arah dengan sangat cepat ,
puluhan batang belati itu kini meluncur.dengan sangat cepat
melebihi.kecepatan peluru menembus tubuh ke sepuluh anggota
kaypang itu .
jerit kematian kembali menggema angkasa.
Pagoda Kaypang yang indah dan megah ini menjadi saksi
pembantaian, seratus lebih mayat bergelimpangan.
Kim Lan yang mengeluarkan banyak darah akibat belati
terbang kini semakin pucat.
" Fei ko….."
Kim Lan berteriak lirih
".Lan.Moi !..."

Pendekar Yen Fei 171


Karya : Nc. Hou

Yen Fei segera mendekati Kim Lan,.


akan tetapi tiba tiba sebuah bayangan orang memakai
pakaian pengemis menyambar tubuh Kim Lan Sangat cepat sekali
tubuh Kim Lan sudah dalam bopongannya .
secepat.kilat melarikan diri ke sebelah selatan.pagoda .
" Bedebah !...jangan lari!.."
Yen Fei.segera mengerahkan ilmu Ginkang Hud - Eng - Po-
Hoat. melesat cepat mengejar pengemis yang membopong Kim
Lan.
sekarang jarak mereka tinggal sekitar tiga meter,.kini dapat
dilihat dengan jelas , yang membopong tubuh Kim Lan adalah
seorang pemuda seusia.Yen Fei akan tetapi rambutnya riap riapan
wajahnya yang bloon.dan.sinar matanya.seperti orang Plongak
Plongok , tidak salah lagi pemuda itu adalah Cia Pek Liong sang
ketua Kaypang
" Hei.! …..Pek Liong !...bocah bloon Plaplo !...ayo lepaskan
Kim Lan!...Kita bertarung secara jantan !.."
akan tetapi Pek Liong tidak menggubris Yen Fei, malah
mempercepat.larinya memasuki sebuah gedung i tepat dibawah
sebuah bukit.
Yen Fei mengejar memasuki gedung akan tetapi di dalam
gedung yang berupa aula yang cukup luas ini terdapat empat buah
lorong .
Yen Fei berhenti sejenak , harus menuju lorong yang sebelah
mana?
di saat hendak mengambil kepututusan itulah , mendadak
terdengar suara gemuruh ,

Pendekar Yen Fei 172


Karya : Nc. Hou

mendadak lantai yang diinjak Yen Fei retak retak, Yen Fei
kaget segera mengerahkan ginkang meloncat kedepan ,.akan
tetapi retakan lantai.begitu cepatnya , lantai seisi.ruangan aula
ambrul kebawah,.dengan sangat cepat tubuh Yen Fei juga ikut
jatuh kebawah !..
tubuh yen fei masih terus meluncur akan tetapi belum juga
mencapai dasar, menandakan kalau jurang ini.sangatlah dalam
sekali ,
akhirnya tubuh Yen Fei mencapai dasar jurang ,.dengan
melakukan salto diudara kaki Yen Fei dapat menyentuh.dasar
jurang dengan.selamat,
untung saja Yen Fei menguasai ilmu ginkang tingkat tinggi,
kalau orang biasa yang jatuh kebawah jurang yang begini
dalam niscaya tubuh nya.akan hancur.

––––––––

BAGIAN 22

Chai Kim Lan, Setengah sadar saat tubuhnya di turunkan di


sebuah Dipan beralaskan sprei sutra halus, antara sadar dan tidak
sadar melutnya menggigau
" fei ko,....Fei ko...aku merasa sangat dingin !..."
kemudian sepasang tangan mengambilkan selimut tebal di
sampirkan ke tubuh Kim Lan, dengan penuh kelembutan tangan
itu membelai rambut Kim Lan.
Kim Lan masih terus.menggigau
memanggil manggil nama Yen Fei , lalu tangan Kim Lan di
genggam erat oleh sebuah tangan yang kekar dan berotot.

Pendekar Yen Fei 173


Karya : Nc. Hou

Sang pemuda yang duduk disamping Kim Lan berkata lirih


" Lan moi, kamu sangat cantik sekali, … aku sudah merasa
suka padamu saat pertama kali berjumpa, aku sangat
mencintaimu Lan moi !"
" Aku juga sangat mencintaimu Fei ko… aku akan ikut
kemanapun kau pergi !.."
berkata Kim Lan antara sadar dan tidak sadar .
Pemuda yang duduk disamping dipan kemudian berdiri,
kemudian bertepuk tangan tiga kali , tak lama berselang masuklah
enam orang pelayan wanita , dan seorang kakek tua
mereka semua memberi hormat dengan membungkuk
".Kami siap menerima perintah , yang mulia Cia Pangcu !"
kata kakek tua berpakaian pengemis yang rambut dan
cambangnya sudah memutih semua.
" Pek mo susiok, tolong jaga Nona Kim Lan ,.dan.layani
sebaik baiknya, dan para pelayan sediakan makanan dan pakaian
terbaik untuk nona Kim Lan !"
"Baiklah Cia Pangcu , pelayan dan pengawal akan
menjaganya selam dua puluh empat jam , dan Tabib Kwee sudah
kami panggil untuk mengobati luka yang di derita nona Kim
Lan.! "
" Terima.kasih Pek Mo Susiok ,Kalau ada hal hal yamg
mendesak Pek mo Susiok segera beri tahu saya "
sebelum meninggalkan kamar , Cia Pek Liong kembali
menggenggam erat tangan kim Lan, kemudian membelai kepala
Kim Lan
Cia Pek Liong kemudian berjalan sampai kesebuah taman ,
duduk termenung sambil menggit sebatang rumput

Pendekar Yen Fei 174


Karya : Nc. Hou

" Lan Moi , dari pertama kali berjumpa aku sudah jatuh hati
padamu, mengapa dari saat remaja kau lebih menyukai Yen Fei
!... apa.karena aku kalah tampan? tapi aku sekarang memiliki
ilmu.kepandaian yang tinggi, aku sudah menjadi ketua
perkumpulan besar,...aku sudah kaya raya ...semua yang kau
inginkan pasti dapat kupenuhi!..
apa.lagi Yen Fei sekarang sudah tewas jatuh kedalam jurang
,.., aku yakin engkau akan membalas cintaku !.."
kemudian Cia Pek.Liong tersenyum.senyum sendiri ,
dengan sorot mata yang aneh
seperti orang bloon dan tidak fokus,.kemudian Cia Pek Liong
berteriak.teriak histeris.
" Mengapa Tuhan tidak adil !...
mengapa dari kecil aku harus menderita.!...selalu dihina !...
hidup terlunta lunta !....
ha… ha...ha… tapi sekarang tidak lagi !....tidak.lagi !...aku
akan mendapatkan semua yang aku inginkan !... termasuk dirimu
, kim Lan.ku yang cantik !...
akan aku hancurkan semua yang menentangku!...
kemudian Cia Pek Liong mengepal tangannya ,.matanya
melotot menakutkan,
tiba tiba dua tangan yang terkepal itu menghantam tembok
" Braaaaak !...."
suara reruntuhan bergemuruh
belum puas dengan kelakuannya , Cia Pek Liong

Pendekar Yen Fei 175


Karya : Nc. Hou

kembali mengahantam tiang tiang penyangga gedung


Pavilyun ,
" Kraaaak !...Kraaaaak !...."
akhirnya seluruh bangunan pavilyun rata dengan tanah.
dan cia pek liong berlari sambil tertawa terbahak bahak.
Cia Pek Liong , sejak masa kecil sudah mengalami tekanan
bathin, hidup terlunta lunta menjadi pengemis kecil, yang
hampir.mati kelaparan saat.di.temukan.oleh Koai Cikung,
kemudian diangkat menjadi.murid.
akan tetapi nasib telah membawanya terdampar ke pulau
siluman, mewarisi semua ilmu sakti dari pulau siluman ,
akan tetapi akibat racun kalajengking merah dan racun tawon
putih telah banyak merusak sel syarafnya , di tambah lagi dengan
pergaulannya yang lama dengan gurunya yang sinting nenek Tan
Sim.Nio yang juga sinting.
membuat Cia Pek.Liong menjadi seorang sakti tapi
mempunyai.kelainan Jiwa.
Setelah keluar dari Pulau Siluman , bertemu dengan Siauw
Bin Giamlo yang pandai bicara ,cerdik dan licik, mengetahui
kelaianan jiwa Cia Pek Liong , maka di manfaatkan oleh Siauw
Bin Giamlo untuk mengumpulkan harta kekayaan dan berbuat
kejahatan, Cia pek Liong di ibaratkan hanya menjadi ketua
boneka di partai Kaypang, sedangkan semua strategi dan
kebijakan diatur oleh Siauw Bin Giamlo.
Kita tinggalkan sejenak Kim Lan dan Cia Pek Liong .
untuk mengikuti perjalanan.nasib Yen Fei yang jatuh
kebawah jurang saat mengejar Cia Pek Liong.
***

Pendekar Yen Fei 176


Karya : Nc. Hou

jurang dibawah lantai ini kedalamannya mungkin sekitar


seratus Li ,
jurang yang sangat.dalam dengan dinding yang licin dan
terjal.
Yen Fei melihat sekeliling dasar jurang terdapat trowongan
yang lebar sekali,
Yen Fei pun terus berjalan memasuki trowongan dasar jurang
, dan menelusurinya , keadaan didalam trowongan gelap gulita ,
akan tetapi sampai diujung rerlihat cahaya matahari yang masuk
dari sebelah kanan,
Yen fei pun mengikuti belokan trowongan ke sebelah kanan
yang ternyata terhubung sampai kesebuah mulut Gua .
Yen Fei pun berjalan keluar,
sinar matahari terang benderang , ternyata trowongan
tersebut telah membawa Yen Fei tiba di sebuah hutan rimbun di
dasar jurang pegunungan Thai Hang Shan.
akan tetapi hutan ini di kelilingi oleh bukit bukit yang sangat
curam , yang tingginya juga ratusan Li .
tiba tiba , Yen Fei mencium bau seperti bau daging yang di
panggang karena penasaran Yen Fei mengikuti asal bau daging
panggang itu, semKin diikuti baunya semakin tajam aroma
daging panggang itu berasal dari balik pohonRong shu yang
berukuran Raksasa dangan akar akar sebesar paha manusi yang
menjulur dan menjuntai
terlihat seorang kakek tua berpakaian pengemis sedang
asyik.memanggang daging kelinci .
" Daging wangi, daging enak, akan tetapi.tidak.lengkap tanpa
arak.wangi.!"

Pendekar Yen Fei 177


Karya : Nc. Hou

dan kakek itu sambil bersiul siul dan bernyanyi sendiri.


" langit adalah atapku , bumi adalah lantaiku, dimanapun
sama saja , ha ha ha...hidup hanya untuk hidup, buat apa
menyianyiakan kehidulan hanya untuk hayalan."
Yen Fei lalu menampakan diri dari pohon Rong Shu.
sekarang tampak sangat jelas kakek pengemis yamg sedang
memanggang daging kelinci itu adalah Koai Cikung datuk sakti
pengemis utara.
" Terimalah hormat tecu.,Locienpwee Koai Cikung !"
" Ha...Ha...Ha… Lohu sudah hampir setahun sendirian di
dasar jurang ini, kini Lohu di beri teman ngobrol !..."
Koai Cikung memandang dengan seksama , kemudian
tertawa terbahak bahak
" ha..ha..ha..apakah kau adalah Yen Fei bocah ajaib yang
jatuh kedalam sarang Kim Coa.di pulau maha dewa? , kau
sekarang sudah tumbuh gagah dan tampan seperti muridku Pek
Liong "
saat.menyebut Pek Liong wajah Koai Cikung tiba tiba
berubah.murung, ada seberkas kesedihan yang terlihat di
wajahnya.

––––––––

BAGIAN 23

Raut wajah Koai Cikung yang muram, melukiskan ada


sesuatu yang membuat Datuk sakti yang terkenal dengan Julukan
Dewa Cikung aneh ini, yang biasanya selalu ceria dan gembira.

Pendekar Yen Fei 178


Karya : Nc. Hou

dapar juga bersedih hati.


" Mohon maaf kalau boleh tecu tahu, mengapa Locienpwe
bisa berada disini?,
Koai Cikung terdiam sejenak, kemudian menceritakan
kejadian yang dialaminya
" Setelah, saya mengumpulkan seluruh kepala cabang ,
mengumumkan kalau Cia Pek Liong menjadi penggantiku untuk
memimpin partai Kaypang, setelah itu timbul pertengkaran ku
dengan Siauw Bin Giamlo, yang hendak ikut ikutan
mempengaruhi Pek Liong dalam kebijakan partai Kaypang.,
maka terjadilah pertarunganku dengan Siauw Bin Giamlo, kami
bertarung seimbang , akan tetapi tiba tiba Siauw Bin Giamlo
melarikan diri ke dalam gedung , Lohu mengejarnya, dan pada
saat mengejarnya itulah Lohu terjatuh kejurang yang berada di
bawah lantai ini, ternyata jebakan ini sudah sengaja di sediakan ,
aku sangat khawatir kalau Pek Liong bergaul dengan Siauw Bin
Giamlo , dan terpengaruh dengan pikiran jahatnya, mulanya aku
memilih Pek Mo sinkai untuk menjadi wakil ketua membantu
Pek Liong,"
" tidak tahukah Locienpwe, kalau partai kaypang saat ini
sudah di selewengkan oleh pek Liong yang melakukan banyak
kejahatan, termasuk perampokan, dan Siauw Bin Giamlo yang
menjadi wakil ketua sudah banyak merekrut tokoh tikoh dari Hek
To (golongan sesat).
Akan tetapi , Siauw Bin Giamlo sudah tewas di tangan tecu ,
akan tetapi saat tecu mengejar Pek Liong yang menculik Nona
Kim Lan tecu juga masuk perangkap terjatuh kesini "
dengan nada geram dan berapi api Yen Fei bercerita kepada
Koai Cikung.
" Aaaah...apa yang lohu khawatirkan , benar benar terjadi ! "

Pendekar Yen Fei 179


Karya : Nc. Hou

Koai Cikung menghela nafas dan raut wajahnya penuh


dengan rasa kecewa.
" Locienpwee,.. kita harus segera keluar dari tempat ini, dan
menghentikan segala kejahatan yang dilakukan oleh pek Liong
!.."
" Untuk mendaki kekuar dari jurang Thai hang shan ini
bukan perkara mudah , harus mendaki tebing terjal lebih dari
seratus Li, Lohu sudah tua, dan rasanya sukar untuk dapat
mendaki tebing terjal ini."
" Aku yang akan membopong Lo Cienpwe mendaki tebing
ini !
Lo Cienpwee tidak perlu khawatir, di dalam anggota
kaypang masih banyak yang setia kepada lo cienpwee, kita harus
segera keluar dan membenahi partai Kaypang yang sudah
menyeleweng! "
" Baiklah ,Yen Fei.. kita coba untuk mendaki tebing ini, dan
aku sangat berharap.sekali Kaypang dapat kembali menjadi partai
yang lurus, akan tetapi ada satu permintaan dari Lohu…bila kau
berhasil mengalahkan Pek Liong, aku berharap kau.mau
mngampuninya dan kembalikan kepada Lohu,... Pek Liong sudah
seperti anak kandungku, sungguh kasihan nasibnya yang dari
kecil hidup terlunta lunta !"
" Aku berjanji Lo Cienpwe tidak akan mencelakakan Pek
Liong, aku juga berharap dia bisa insyaf dan kembali ke jalan
yang benar, aku saat ini sangat khawatir dengan keadaan Kim
Lan , Ayo Locienpwee kita cari jalan keluar , Lo Cienpwee yang
sudah lama berada disini pasti lebih tahu keadaan disini.! "
" Kita saat ini berada didasar jurang terdalam di pegunungan
Thai Hang Shan, seandainya kita mendaki bukit ini Butuh waktu
sekitar satu hari , akan tetapi resikonya sangat besar ,karena

Pendekar Yen Fei 180


Karya : Nc. Hou

dindingnya sangat curam, bila kita mendaki tebing yang ada di


sebelah utara itu, tebingnya memang agak landai akan tetaoi kita
harus melintasi semak belukar , dan tubuhan beracun , dan setelah
itu harus menerobos hutan Rong shu.
setelah itu masih harus mendaki lagi , mungkin butuh waktu
dua sampai tiga hari "
" Sepertinya mendaki tebing sebelah utara lebih mudah
,masalah tanaman beracun Locienpwe tidak Usah Khawatir ! "
" oh iya… Lohu lupa kalau kau adalah murid Sinjiu Yok
Sien yang ahli dengan segala jenis racun, Ha...ha...Ha… dan kita
akan segera bebas , aku sudah lama gak minum arak !...tidak
minum arak rasanya hidup ini sangat hambar ! "
" Lo Cien Pwee , Tecu masih ada pesediaan sebotol arak!..
ini.untuk Lo Cienpwee ,.minumlah ! .. tapi ini adalah arak
empedu ular cobra yang sangat keras sekali, fungsinya
sebenarnya adalah untuk menghancurkan gumpalan darah beku
pada luka dalam, tapi tidak apa apa orang sehat juga boleh
minum, cuma rasanya sangat pahit !.."
Koai Cikung segera meraih botol.arak pemberian Yen Fei
kemudian dibukanya tutup botol
Aroma arak yang sangat keras tercium ,
" Arak.bagus !... Arak bagus !...
glek.glek glek tiga tegukan langsung arak empedu ular cobra
memasuki tenggorokan Koai Cikung, rasa hangat segera timbul ,
wajah Koai Cikung segera merona merah, menandakan reaksi
arak sudah mulai naik.
".Ha...ha..ha…. enak sekali arak ini,!..."

Pendekar Yen Fei 181


Karya : Nc. Hou

tiba tiba Koai cikung berjoged joged dengan gayanya yang


lucu.
kemudian Koai Cikung pun menyanyikan sebuah syair:
Apa itu rejeki ?...
rejeki adalah segala sesuatu
yang ada pada diri kita.
Rejeki memiliki , belum tentu
rejeki untuk menikmati.
Rejeki menikmati belum tentu dapat memiliki
hayooo ….pilih mana ?
rejeki memiliki atau rejeki menikmati…
Yen Fei mendadak bengong mendapat pertanyaan dari Koai
Cikung
" Mohon petunjuknya Locienpwe... pengetahuan tecu akan
filsafat.masih sedikit sekali !.."
" Tentu saja sangat berbeda antara rejeki memiliki dan rejeki
menikmati, kita ambil contoh sederhana saja, banyak sekali orang
orang kaya raya yang menumpuk banyak sekali kekayaan, karena
terlalu cinta dengan harta, dia menjadi kikir takut hartanya
berkurang , dan dia sendiri tidak bisa menikmati hartanya sampai
ajal menjemput .
contoh lainnya , kita lihat banyak sekali saudagar yang
terlalu sibuk bekerja dari pagi hingga larut malam , dan tidak ada
waktu untuk menikmati hasil kerjanya sendiri ,walau dia
mempunyai rumah yang sangat besar dan megah, akan tetapi
yang menikmati adalah para pelayan pelayan yang tinggal di

Pendekar Yen Fei 182


Karya : Nc. Hou

dalamnya, sedangkan dia sendiri seperti diperbudak oleh


kesibukannya sendiri ,
sementara ada juga orang yang mendapat rejeki menikmati
walaupun tidak memiliki banyak kekayaan , dia dapat menikmati
tidur dengan nyenyak tanpa harus diganggu akan pikiran pikiran
dan ambisi, dia dapat menikmati makanan apa yang dia suka,.dia
bisa kemana saja ketempat yang dia sukai , hidupnya seperti
seekor burung dialam bebas ,tanpa terikat dengan segala rutinitas
yang membelenggunya."
" Bukankah manusia hidup selalu terikat dengan segala
rutinitas sesuai dengan profesinya , locienpwe ?"
tanya Yen Fei
" Memang benar sekali semua orang harus terikat dengan
rutinitas sesuai dengan profesinya , profesi dan pekerjaan hanya
untuk menafkahi kehidupan, bukannya mengorbankan
kehidupannya hanya untuk pekerjaan ataupun ambisinya sendiri !
"
sambil mengobrol Yen Fei dan Koai Cikung terua berjalan
tak terasa mereka telah sampai ke ujung sebelah utara jurang
,.dan langkah mereka terhenti karena sudah mencapai batas
tebing ,
yang walaupun landai akan tetapi dipenuhi dengan
tanaman.merambat dan berduri.
tanaman yang tumbuh merambat seperti benalu akan tetapi
berukuran besar dengan batang yang sebesar jari telunjuk dan di
sepanjang batang tumbuhan rambat ini penuh dengan duri duri
yang tajam.
Yen Fei berhati hati memetik selembar daun dari tanaman
berduri , pada saat daun tanaman rambat di petik dari ujung

Pendekar Yen Fei 183


Karya : Nc. Hou

tangkai daun menetes getah berwarna hijau pekat , dan getah


tersebut berubah menjadi uap asap berwarna kehijauan.
" tidak salah lagi, ini adalah tanaman Ban- Li- Sheng ( tali
sepuluh ribu Li ) tanaman langka yang sangat beracun, baru kali
ini aku melihatnya, menurut suhu Sin Jiu Yok Sien , pada zaman
dinasty Qin tanaman ini di manfaatkan oleh kaisar chin shi huang
untuk memagari gedung rahasia dari serangan musuh ! "
" Benar sekali tanaman ini sangat beracun , Lohu sering lihat
kelinci ataupun burung yang terkena duri tanaman ini langsung
tewas seketika ,bahkan pernah ada kambing gunung yang
terjebak juga tewas seketika., itulah sebabnya Lohu tidak berani
melintasi semak belukar yang di.penuhi tanaman beracun ini,
dan.bila harus membabat tanaman ini dengan senjata baru
melintasi akan butuh waktu berapa lama?.., lagi pula sangat
beresiko sekali "
"Menurut suhu Sin Jiu Yok Sien untuk mencegah masuk nya
racun tanaman Ban-Li- Sheng ini pori pori Kulit Harus tertutup
dengan tanah liat, Tecu sendiri belum pernah mencobanya "
Kemudian Yen Fei mengambil segenggam tanah di balurkan
ketangan , lalu meneteskan getah getah tanaman Ban Li Sheng
yang hijau pekat itu , setelah menunggu lebih dari lima belas
menit , tidak muncul reaksi apa apa , Yen Fei tersenyum gembira.
"Benar sekali , penawar racun Ban Li Sheng ini , hanya
dengan tanah liat !"
“Ha...ha...ha… ternyata sangat seeerhana sekali, seandai nya
lohu tahu , tidak perlu terkurung disini dan puasa minum arak
selama satu tahun ! "
dengan tertawa gembira Koai Cikung membalurkan seluruh
tubuhnya dengan tanah liat.

Pendekar Yen Fei 184


Karya : Nc. Hou

“ha..ha..ha.. Locianpwe terlihat seperti prajurit terakota yang


ada di makam kaisar Qin !"
walaupun mentertawakan Koai Cikung Yen Fei juga
membalurkan seluruh tubuhnya dengan tanah liat hanya tersisa
kedua bola matanya saja
“Ha..ha..ha...kau juga terlihat lucu Yen Fei , seperti seekor
tikus yang keluar dari comberan !"
dengan tertawa gembira Yen Fei bersama kakek sakti Koai
Cikung , berlari menaiki tebing yang dipenuhi dengan tanaman
Ban Li sheng ini.
hanya dalam waktu satu hari Yen Fei bersama Koai Cikung
kembali mencapai kota Tai Goan.

––––––––

BAGIAN 24

Karena tebing yang didaki Oleh Yen Fei bersama Koai


Cikung adalah tebing yang berada di sebelah utara Thai Hang
Shan , mereka sampai di kota Tai Goan tapi di sebelah utara yang
jauh dari markas Kaypang yang berada di sebelah selatan kota.
melalui jalan berkelok sampailah mereka pada sederet
pertokoan , termasuk kedai arak dan warung makanan .
Kruyuk !...kruyuk !...kruyuk !...
" Hi..hi..hi. perut lohu sudah berbunyi minta diisi ".
kemudian hidung Koai Cikung mendengus dengus ..
" Aku mencium bau arak , ayo Yen Fei kita segera ke kedai
arak makan dan minum sampai puas , ha...ha..ha…!

Pendekar Yen Fei 185


Karya : Nc. Hou

Koai Cikung mempercepat langkah hendak segera menuju ke


kedai arak ,
akan tetapi segera dicegah oleh yen fei
" e..eh… tunggu sebentar locienpwe, dengan keadaan tubuh
kita yang masih dipenuhi lumpur bagaimana bisa kita minum di
kedai arak , bukankah akan menjadi pusat perhatian orang ,
jangan jangan mereka malah ketakutan ,dikira prajurit terakota
dari makam kaisar chin mendadak hidup dan gentayangan ! "
" Waduuuuh ... terus bagaimana ? kita tidak membawa bekal
baju ganti !"
dengan gaya yang jenaka sambil garuk garuk kepala Koai
Cikung cemberut seperti anak anak yang kehendaknya dilarang.
kemudian Yen Fei berbisik kepada Koai Cikung, wajah yang
cemberut itu kembali tersenyum ceria.
" Ayo Yen Fei !... kita lewat wuwungan rumah saja agar
tidak menarik perhatian orang.
tiba tiba Koai Cikung berlari cepat mengerahkan ilmu
ginkang tingkat tinggi kemudian melompat keatas wuwungan
gedung disusul oleh Yen Fei , juga mengerahkan ilmu ginkang
Hud Couw Po Hoat, kini kedua orang itu bagaikan bayangan
setan berkelebat dan berlompatan dari satu wuwungan rumah ke
wuwungan rumah yang lain,
sampailah Koai Cikung dan Yen Fei di atas wuwungan
sebuah gedung yang mewah dan indah yang pada bagian
belakang gedung terdapat sebuah ruang terbuka yang di kelilingi
tembok tinggi , kemudian Koai Cikung melompat turun bersama
Yen Fei.
" Aha… tempat yang kita cari sudah kita temukan ! "

Pendekar Yen Fei 186


Karya : Nc. Hou

berguman Koai Cikung dangan tersenyum.


" Betul sekali Locienpwe !..kita sekarang berada di halaman
belakang rumah orang, sepertinya ini rumah orang kaya,
sumurnya bersih dan tersedia bak mandi, dan pakaian pakaian
yang di jemur juga indah indah, sepertinya ini adalah rumah
pembesar , atau hartawan, silahkan.Locienpwe mandi dulu dan
berganti pakaian , tecu akan berjaga jaga, nanti kita gantian tecu
yang mandi dan Locienpwe yang berjaga ! "
Yen Fei berjalan melintasi jalan pergola yang memisahkan
bangunan utama dengan halaman belakang , terdengar suara
dibalik sebuah kamar
" Giok hua , kau sangat cantik sekali ,aku sudah kangen
dengan pelayanan mu sangat hebat.! "
" Hi...hi..hi.. Loya , selalu begini., setiap Tua nio berpergian
Loya selalu minta aku layani,..."
".Kau memang lebih cantik dan lebih hebat pelayanannya
dibanding tua nio yang sudah tua dan.kempot !"
kemudian terdengar suara dengusan nafas memburu dan
ketawa cekikan dari balik kamar.
Ooh... ternyata itu adalah suara pemilik rumah yang sedang
berselingkuh dengan pelayannya,.. Yen Fei gak peduli dan tidak
mau.mencampuri urusan orang lain, lagi pula tujuannya bersama
Koai.Cikung hanya untuk numpang mandi.
saat kembali.ke sumur terlihat Koai Cikung
sudah.selesai.mandi dan berganti pakaian sutra yang indah
dengan sulaman halus,.akan.tetapi agak kebesaran..
" Ha...Ha...Ha… Locienpwe terlihat seperti.seorang
pembesar istana ! "

Pendekar Yen Fei 187


Karya : Nc. Hou

" Lohu sebenarnya tidak nyaman mengenakan pakaian


ini.,kebetulan yang muat.baju yang ini yamg lain pakaian anak
muda dan ukurannya sesak , ayo Yen Fei kau segera mandi Lohu
yang akan berjaga jaga ! "
Koai Cikung yang duduk menunggu di lantai pergola,.tiba
tiba Koai Cikung di kagetkan dengan bunyi berderik pintu di
buka dan terdengar langkah kaki orang berjalan dan suara
perbincangan .
" Giok hua Kau memang luar biasa cantik dan pandai
memuaskan Loya ! sekarang kita mandi, loya sangat suka kalau
dimandiin oleh mu .."
" hi...hi..hi.. Loya memang manja seperti anak anak saja
minta dimandikan, ..tapi nanti Giok hua dibelikan perhiasan baru
ya…."
terlihat seorang pria tua berbadan gendut bersama dengan
seorang wanita genit berusia sekitar dua puluh lima tahunan
hanya memakai pakaian dalam dengan rambut acak acakan
,mereka berjalan dari koridor hendak ke halaman belakang .
" Celaka.!..pemilik rumah hendak menuju sumur,.sedangkan
Yen Fei belum selesai" pikir Koai Cikung
tiba tiba Koai Cikung segera melesat , gerakannya sangat
cepat hanya terlihat seperti bayangan berkelebat tahu tahu Koai
Cikung sudah berada di belakang pemilik rumah dan pelayan
wanitanya.
dengan gerakan yang sangat cepat Koai Cikung menotok
Jalan darah Tai Tui Hiat yang berada di tengkuk pemilik rumah
dan pelayan wanitanya
Pria gendut yang dipanggil Loya dan pelayan wanitanya
melongo kaget dan badannya pun kaku tak dapar digerakan

Pendekar Yen Fei 188


Karya : Nc. Hou

mereka hanya melihat bayangan berkelebat lalu menghilang.


" Yen Fei !... kamu sudah belum!..ayo segera , yang punya
rumah akan segera ke kamar mandi ! "
'Sudah selesai Locienpwe ! "
tiba tiba Yen Fei sudah berdiri di hadapan Koai Cikung
mengenakan pakaian putih yang indah , bagai seorang Siu Cai
(Sastrawan) yang terpelajar.
"Ayo kita segera pergi dari sini !"
teriak Koai Cikung.
hanya dalam sekejap saja Yen Fei dan Koai Cikung meloncat
keatas wuwungan dan lalu mengjilang, karena mereka berdua
merupakan ahli Ginkang yang sudah mencapai tingkat tinggi,
sementara pria Gemuk yang dipanggil Loya bersama pelayan
wanitanya saat dapat bergerak kembali setelah terbebas dari
totokan , berteriak kaget
" Apa yang terjadi ?! "
mereka hanya mengira sedang diganggu oleh siluman
penunggu sumur.
Yen Fei bersama Koai Cikung memasuki salah satu kedai
arak yang paling mewah dan paling ramai, mereka disambut oleh
pelayan kedai arak penuh keramahan , karena berpakaian mewah
dan berpenampilan meyakinkan.
" pelayan , sajikan semua makanan yang paling enak dan
paling ternama di kedai ini, dan bawakan kami empat guci arak
wangi, dan ini tip buat kamu !"
memberikan uang kepingan sepuluh tail emas
guman Koai Cikung yang kini

Pendekar Yen Fei 189


Karya : Nc. Hou

berpenampilan dan lagaknya seperti seperti orang kaya.


makanan yang di pesan sampai tidak muat untuk di letakan
diatas meja, pelayan tepaksa menggabungkan dua buah meja
agar.semua pesanan Koai cikung dapat disajikan.
koai Cikung yang sudah selama setahun terkurung di bawah
jurang kini benar benar menikmati bersantap dan minum arak
bersama Yen Fei.
" Ayo Yen Fei kita bersulang lagi ,.ha...ha...ha..kita habiskan
satu guci ini,.kemudian kita pesan lagi.!"
sambil berguman Koai cikung menuangkan arak ke cawan
Yen Fei juga untuk dirinya.
" Mari ...mari kita bersulang Lo Cienpwe !.."
gaya dan cara minum arak dari Koai Cikung menarik
perhatian pengunjung lain , walau hanya berdua mereka sudah
menghabiskan enam guci arak akan tetapi keduanya belum ada
tanda mabuk sama sekali.
Walaupun Koai Cikung dan Yen Fei asyik minum arak akan
tetapi pandangan mereka selalu mengawasi keadaan kedai arak
sampai semua pengunjung tidak lepas dari.pengawan mereka
berdua,.termasuk kedatangan tiga orang paruh baya berpakaian
pengemis yang memasuki kedai arak
Yen Fei yang mengenal ketiga orang pengemis.penagih
setoran ini adalah sam lokai yang pernah di jumpainya ,
" Lo Cienpwe ,bukankah tiga orang pengemis itu adalah Sam
Lokai, yang bertugas menarik iuran dari setiap.pedagang ?"
" Aku sama sekali tidak mengenal mereka, sepertinya mereka
adalah anggota baru yang di rekrut , mereka berpakaian pengemis

Pendekar Yen Fei 190


Karya : Nc. Hou

namun sangat bersih, hanya model pakaiannya saja yang di beri


banyak tambalan seperti pengemis !"
Koai Cikung mengawasi ketiga orang pengemis sambil
mengernyitkan alis ,tanda tidak suka.
ketiga orang pengemis itu langsung menemui pemilik kedai
arak, setelah mengambil sekantong uang ketiga orang pengemis
itu segera hendak meninggalkan kedai arak,
akan tetapi Koai Koai Cikung segera melemparkan tiga guci
arak kosong kepad tiga orang pengemis itu ,
Wush !.... Wush !....
tiga buah guci arak melayang kepada tiga orang pengemis
ketiga orang pengemis itupun cukup sigap segera berbalik
badan dan mengayunkan tongkatnya menghantam ketiga guci
arak yang melayang di udara .
Praaaang !...praaaaang !...praaaang !... tiga buah guci arak
yang melayang di udara oun hanxur berkeping keping .
".siapakah kau kekek tua berani mencari perkara.dengan Sam
Lokai dari perkumpulan Kayapang !.".bentak salah satu kakek
berpakaian pengemis .
".Siapa ?.. siapa ?..."
Koai Cikung pura pura bodoh bertanya dengan gaya tak
bersalah
" ya kami Sam Lokai dari partai kaypang !.." bentak sam
Lokai
".Maksudku siapa yang nanya,.kalian tiga ekor anjing budug
mau dari partai kay pang atau bukan aku gak tanya, yang aku
tidak suka kalau ada pemeras berpakaian pengemis , itu sudah

Pendekar Yen Fei 191


Karya : Nc. Hou

menyalahi kodrat nya sebagai pengemis yang meminta minta


mohon derma dari orang yang memberknya dengan iklas ! "
".bedebah tua bosan hidup ! "
ketiga orang Sam Lokai segera menyerang dengan tongkat ,
tiga gulungan bayangan tongkat menyerang Koai Cikung kearah
kepala , akan tetapi koai Cikung segera menangis ketiga batang
tongkat , dengan jurus Pat fang Tung Hoat ,( jurus tonhkat
delapan penjuru angin )
wush !.....gerakan tongkat dengan pengerahan tenaga sinkang
mematahkan serangan dari ketiga orang Sam lokai ,
" Auuuu… !"
benturan dari tongkat Koai Cikung telah membuat ketiga
orang sam Lokai mersa telapak tangan mereka sangat perih akibat
gesekan tongkat mereka sendiri.
gerakan tongkat Koai cikung kemudian membentuk
lingkaran menghantam kaki ketiga orang Sam Lokai .
prak !... prak.!.. prak!...
jurus serangan tongkat yang sangat cepat , ketiga orang sam
lokai segera melompat menghindari pukulan yang mengarah ke
kaki mereka
dan pada saat.melompat itulah pukulan tongkat di tangan
Koai Cikung berubah menjadi gerakan tusukan ke dada ketiga
orang sam lokai.
Duk !.. Duk !.. Duk !...
gerakan tongkat yang sangat cepat , ketiga orang sam lokai
terjengkang terduduk dilantai.
tidak berhenti sampai disitu , Koai Cikung terus saja
menyerang ketiga orang pengemis yang berjulukan sam lokai itu,

Pendekar Yen Fei 192


Karya : Nc. Hou

Bak !..Bik !...Buk!..


tubuh.ketiga orang sam lokai menjadi sasaran pukulan
tongkat koai Cikung bertubi tubi.
mendapat lawan yang sangat hebat tiga orang sam lokai
segera bangkit berdiri melesat berusaha lari , akan tetapi.Koai
cikung telah meloncat mengejar sambil melayang diudara Koai
cikung melakukan pukulan tongkat ke pundak tiga orang sam
lokai .
buk !.. buk !.. buk!...
tiga orang sam Lokai kembali terjungkal ke tanah .
" Aduh !.. Aduh !..."
ketiga orang sam lokai merasakan sakit yang luar biasa
seketika tangan mereka tak dapat digerakan lagi.
karena sendi peluru di pundak mereka sudah remuk
terhantam tongkat Koai Cikung.
".Siapa kalian bertiga sebenarnya , aku selama memimpin
Kay pang tidak pernah melihat kakian bertiga ! "
tiga orang sam lokai yang sudah runtuh nyalinya memandang
terbelalak
" Apakah kami Berhadapan denhan Lo cienpwe Koai
Cikung? "
".Siapa.kalian bertiga ?" kembali Koai Cikung Mengamgkat
tongkat
hendak menghajar.lagi ,.mata Koai cikung yang melotot
mencorong, membuat tiga orang sam.lokai gemetaran
".Ampuni.kami locienpwe , kami bertiga sebenarnya adalah
Hwang ho sam lo kui (tiga setan tua sungai Hwang ho) kami

Pendekar Yen Fei 193


Karya : Nc. Hou

adalah tiga orang bajak sungai yang diajak bergabung oleh Siauw
Bin Giamlo.
"Kurang ajar!.... segera minggat dari hadapanku" bentak
Koai Cikung yang sudah terbakar emosi.
tiga orang sam.lokai segera berlari tunggang langgang dalam
sekejap telah menghilang keributan yang terjadi menarik
perhatian banyak orang , termasuk anggota Kaypang , lebih dari
sepuluh orang berpakaian pengemis segera menghampiri Koai
Cikung memberi Hormat salah seorang pengemis tua yang
rambut dan cambangnya sudah memutih.
"Pangcu terimalah hormat kami, sudah lama sekali kami
mencari kabar dari pangcu ,kami sudah menghimpun anggota
Kaypang yang masih setia ,.dan tidak setuju dengan tingkah dan
perbuatan Cia pangcu.dan menunggu kembalinya Pancu untuk
kembali memimpin kami "
".pek mo sute ,.terima kasih atas kesetiaanmu selama ini,
baiklah saya akan berusaha menyadarkan Pek Liong dan kita
bersama sama membersihkan Kay Pang dari orang orang jahat!"
Pengemis tua berambut putih ini ternyata adalah Pek Mo Sin
Kai
yang menjabat sebagai kepala gedung di markas Kaypang
,tentu saja mengenal Yen Fei
".Apa khabar Yen Sicu, syukurlah kau berhasil selamat
setelah menewaskan Siauw Bin Giamlo"
Pek mo sinkai menjura memberi hormat kepada Yen Fei
"Justru Yen Fei inilah yang telah menyelamatkan aku!." seru
Koai Cikung.

Pendekar Yen Fei 194


Karya : Nc. Hou

"Pek mo Locienpwe, tentu tahu akan keadaan sahabatku


Nona Kim Lan yang tertawan di markas Kaypang, tentu pek mo
Lo cienpwe mengetahui keadaannya ? "
"Yen Sicu tidak perlu khawatir, walaupun menjadi tawanan ,
Nona.Kim Lan diperlakukan dengan sangat baik, Cia.pangcu
sangat menghormati nona Kim Lan "
" Jiwi locienpwe bersama anggota kaypang silahkan untuk
berembuk, tecu mohon diri hendak segera menyusup ke dalam
markas kaypang , untuk menyelamatkan Kim Lan "
" Nona Kim.lan di tahan di pavilyun utama , tempat
tinggalnya Cia.pangcu, di pavilyun utama dijaga selama dua
puluh empat jam , berhati hatilah Yen Sicu.! "
"Terimakasih atas semua keterangannya pek mo
Locienpwe... ! sampai jumpa di markas Kaypang Koai Cikung
Locienpwe !.."
Yen Fei segera berlari mengerahkan kekuatan Ginkang
berlari menuju markas besar Kaypang, dalam sekejap bayangan
Yen Fei menghilang dari pandangan.

––––––––

BAGIAN 25

Markas besar Kaypang yang besar dan megah itu di pagari


dengan pagar tembok setinggi empat meter,
Hanya dengan satu kali lompatan saja Yen Fei telah berdiri
diatas tembok pagar, dengan dengan ringan melompat turun dari
pagar tembok berendap endap bersembunyi di belakang sebuah
pohon terlihat empat orang anggota kaypang berbaju prajurit
sedang asyik ngobrol

Pendekar Yen Fei 195


Karya : Nc. Hou

" Haiya… semenjak tewasnya locienpwe Siauw Bin Giamlo,


kita kita yang berjaga semakin Capek , kalau ditugaskan malam
masih mendingan , kalau kebagian tugas siang, sudah panas harus
berdiri terus ,sampai mau buang air aja harus gantian, beginilah
nasib jadi anggota rendahan!"
guman salah seorang penjaga.
" Benar sekali katamu , kini tiba tiba perutku mules
nich...mau ke belakang dulu !, "
".Dasar si Abun Kebiasaan , kalau jaga bareng dia bisa tiga
kali dia ijin ke belakang , ha...ha..ha.., sana pergi setor ...jangan
lama lama ya !.."
teriak teman temannya dan kembali lanjut ngobrol.
Baru saja berjalan melintasi beberapa pohon Yang-Liu yang
berdaun lebat , tengkuk si Abun merasakan angin berdesir, belum
sempat menyadari apa yang telah terjadi tiba tiba saja si Abun tak
sadarkan diri , karena jalan darah Khi-Khun- Hiat yaitu jalan
darah yang membuat tidur ,
yang berada diantara otak kecil dan leher telah tertotok.
Karena memang si Abun sudah letih berjaga ditambah
dengan jalanndarah Khi -Khun -Hiatnya tertotok akhirnya si
Abun tertidur dengan pulas sekali dan tak menyadari sama sekali
kalau pakaiannya sudah berganti dengan pakaian Yen Fei , dan
tubuhnya sengaja di sembunyikan di antara rerimbunan bunga
krisant.
" hei Abun … tumben sekali kau cepat kembali dari belakang
!"
guman salah satu prajurit penjaga ,

Pendekar Yen Fei 196


Karya : Nc. Hou

" Aku belum sempat buang air ,tadi tiba tiba bertemu dengan
Pek Mo Susiok , aku disuruh mengantarkan surat ini ke penjaga
bagian pavilyun dalam !" berkata Yen Fei sambil menunjukan
sebuah amplop , dan tanpa menunggu persetujuan Yen Fei pun
berjalan cepat menuju ke pavilyun dalam.
Paviliun Dalam., berada di bagian paling belakang dari
komplek Markas besar Kaypang melalui koridor sebelah kiri dari
ruangan gedung yang membuat Yen Fei terjatuh ke bawah jurang,
akan tetapi lantai nya saat ini sudah di perbaiki lagi dengan
lapisan kertas yang menyerupai lantai batu untuk menanti korban
berikutnya.
Pavilyun Dalam adalah sebuah bangunan yang sangat megah
dan indah sekali, taman taman serta kolam ikan Koi terawat
dengan rapi dan asri , akan tetapi di sebelah kiri dan kanan
halaman Paviliun dalam dijaga oleh puluhan prajurit lengkap
dengan senjata golok dan tameng layaknya istana kaisar saja.
" benar benar hebat, si plaplo saat in"i , pikir Yen Fei sambil
tersenyum sendiri.
Yen Fei pun segera memberi Hormat , " Saya Abun prajurit
penjaga ruang tengah, mendapat tugas mengantarkan surat dari
Pek Mo susiok kepada Yang mulia Cia Pangcu harap segera di
terima "
kemudian salah seorang prajurit paviliun dalam yang
berbadan tinggi besar menerima amplop dari Yen Fei .
" Kamu boleh kembali ke pos jaga , dan surat ini akan saya
sampaikan kepada Cia Pang cu !.."
sang pengawal Paviliun Dalam pun berjalan memasuki
koridor
menuju ruangan tempat tinggal Cia Pek Liong .

Pendekar Yen Fei 197


Karya : Nc. Hou

akan tetapi baru berjalan sekitar sepuluh meter ,.berkelebat


sebuah bayangan yang sangat cepat telah menotok jalan darah
Khi- khun- Hiat yang membuat dia tertidur pulas dan tak
menyadari kalau dia sudah berganti seragam dengan Yen Fei.
Yen Fei yang berjalan menggunakan ilmu ginkang Hud-
Couw-Po-Hoat tidak menimbulkan suara langkah kaki sama
sekali.
berjalan menelusuri teras ruangan Paviliun Dalam.
terdengar, dengan jelas sekali suara dua orang yang sedang
bercakap cakap.
" Lan Moi , aku sungguh sangat mencintaimu !, segala yang
kau minta akan kupenuhi , asal kau bersedia menjadi kekasihku "
" Sudahlah Pek Liong lebih baik kau membebaskan aku , dan
kita bisa tetap menjadi sahabat baik, perasaan cinta tidak bisa di
paksakan !"
" mengapa begitu Lan Moi ?,..
tidak maukah kau belajar mencintaiku, aku akan sabar
menunggu sampai kau benar benar mencintaiku !"
" Percuma saja !..Pek Liong mau kau tawan aku sampai mati
juga , aku tidak akan mencintaimu, atau pria manapun di muka
bumi ini, Hatiku hanya bisa menerima Yen Fei, dan Aku sudah
bersumpah bila tidak menikah dengan Yen Fei , aku akan
melajang seumur hidupku !..."
" Mengapa !....mengapa Thian begitu tidak adil kepadaku,
rari terlahir ke muka bumi ini, aku tidak dapat merasakan
kebahagiaan, semua yang aku inginkan tidak pernah aku
dapatkan !... tidak !....Tidak!...

Pendekar Yen Fei 198


Karya : Nc. Hou

pokoknya kau harus mencintaiku sampai kapanpun akan


kutunggu !..."
" Kau benar benar sudah menderita kelainan jiwa pek Liong,
sadarlah….kebahagiaan itu tidak dapat dibeli ataupun dikejar,
bahagia itu timbul dengan sendirinya dari dalam hati !.."
" mengapa kau begitu tolol lan Moi , Yen Fei sudah mampus
terjatuh kebawah jurang !..
dan kini ada aku yang tulus mencintaimu dan siap berbuat
apa saja untukmu !...
asal kau sudi menjadi kekasihku !.."
" Tidak Pek Liong , tetap tidak seandainya Yen Fei sudah
benar benar tewas , aku tetap pada sumpahku tidak akan menikah
dengan pria lain !..'
akan tetapi aku sangat yakin kalau Yen Fei masih Hidup ! "
" Aku tidak peduli !... Sekarang kau adalah milik ku Lan Moi
!..
Kau adalah Milikku !.."
Kemudian terlihat bayangan Pek Liong melesat sambil
berteriak teriak menangis meraung raung kemudian tertawa
terbahak bahak ,
suara Pek Liong kemudian lenyap bersama dengan
lenyapnya suara Cia Pek Liong , yang benar benar mengalami
gangguan kejiwaan.
Yen Fei termenung menatap lenyapnya Bayangan tubuh Cia
Pek Liong ,
" oooh, ...Kim Lan ternyata sungguh sungguh mencintaiku,
akan tetapi aku belum yakin jika aku juga mencintai Kim Lan,
mengapa yang ada dipikiranku hanya ada bayangan Liu Bwe ,

Pendekar Yen Fei 199


Karya : Nc. Hou

ah… biarkan saja apa kata jodohku nantinya , yang terpenting


aku sekarang menyelamatkan Kim Lan "
dengan mengindap indap Yen Fei ,mendekati sebuah kamar
tahanan ,
sebuah ruangan yang sangat indah dan megah akan tetapi di
pagar kelilingi dengan jeruji baja yang sangat tebal ,
dari luar Yen Fei dapat melihat Kim Lan yang sedang duduk
di pembaringan beralaskan sutra halus sedang menangis tersedu
sedu .
" Lan moi.!.. Lan moi !... ini aku !..."
Tentu saja Kim Lan sangat mengenal suara Yen Fei .
" Fei koko , kaukah itu ! …"
antara percaya dan tidak Kim Lan melihat Yen Fei yang
mengenakan pakaian prajurit Kaypang,
" Betul Lan moi , aku datang untuk menyelamatkan mu, kau
baik baik saja bukan ?"
" Pek Liong , dan seluruh pengawal sangat baik padaku, tapi
apalah gunanya kalau aku di kurung bagaikan seekor burung
peliharaan disini ! "
" Tunggu sebentar Lan moi !, aku akan mencoba mematah
kan jeruji baja ini "
Yen Fei Menghimpun hawa sinkang dan menyalurkan ke
kedua tangannya ,
wush !...
dengan sekuat tenaga menarik jeruji baja, akan tetapi jeruji
baja ini sangat kuat tak dapat dibengkokkan sama sekali walau
telah di coba berkali kali

Pendekar Yen Fei 200


Karya : Nc. Hou

" aku sudah mencobanya setiap hari, tapi jeruji ini sangatlah
kuat Fei Ko, jeruji ini bukan terbuat dari baja biasa , akan tetapi
terbuat dari baja Titanium dari batu meteor , lebih baik Fei Ko
merebut kunci yang selalu dibawa oleh Pek Liong !"
" Baiklah Lan Moi, kau bersabarlah , aku akan memaksa Pek
Liong menyerahkan kunci tahanan ini !
Yen Fei segera berjalan mengikuti Jalan yang dilalui Pek
Liong, melalui pergola terhubung dengan sebuah taman yang di
lengkapi dengan sebuah 'THING " ( bangunan tanpa tembok
mirip gazebo ) yang sangat luas .
terdengar suara petikan suara Phipha, yang Kim, dan seruling
yang sangat merdu , setelah mendekati baru terlihat , gadis gadis
yang memainkan alat musik itu sangat cantik cantik sekali , juga
terlihat seorang gadis yang sangat cantik dengan memakai baju
burung merak , meliuk liukan tubuh nya dengan gerakan lemah
gemulai , bentuk badan gadis remaja yang indah padat terlihat
samar samar dibalik baju sutra tipis,
dengan sambil menari mendatangi tiga orang yang sedang
menonton .
" Cia Kongcu, bukankah gadis penari ini sangat cantik,.. Cia
pangcu kini memilikinya , dan dia siap menemani dan melayani
Cia pangcu setiap saat "
kata seorang tua gundul berbaju hitam , yang duduk
disamping Cia pek Liong
Gadis penari itu kini mendekati Pek Liong dengan gerakan
badan yang lemah gemulai ,matanya mengerling ke arah pek
Liong , dengan senyum manis menggoda.
" Kim Hoa !...Kau Harus melayani Cia Pangcu dengan sebaik
baiknya ! "

Pendekar Yen Fei 201


Karya : Nc. Hou

kata pria tua berbaju hitam itu kepada penari yang sepertinya
sangat genit dan menggairahkan.
Cia Pek Liong hanya diam saja dan dari raut wajahnya sama
sekali tidak menampakan kegembiraan .
".terima kasih atas usaha Locienpwe untuk menghibur ku,
tapi aku tidak suka lociepwee!..Hanya nona Chai Kim Lan yang
bisa menghiburku, pemain musik dan penari ini biarlah untuk
menghibur lociepwe saja !.."
kemudian Pek Liong Berjalan dengan kepala tertunduk
meninggalkan ruangan Ting menuju ke kolam ikan .
setelah sepeninggalan Pek Liong Hek i Lama bersama teman
temannya berpesta pora kembali melanjutkan acara mabok sambil
memangku dan mengerayangi tubuh wanita wanita muda pemain
musik yang sangat genit genit dan agresif itu.
***
Pek Liong duduk disamping kolam memandang ikan ikan
Koi yang berenang kesana kemari, akan tetapi tidak dapat
menghilangkan rasa galau yang berkecamuk di hati dan pikiran
Pek Liong yang sudah benar benar cint mati.kepada Kim Lan,
yang sudah terang terangan menolak Cintanya.
walaupun hatinya lahi dalam keadaan galau dan pikirannya
kemana mana , akan tetapi insting dan pendengaran Pek Liong
masih sangat Tajam
" Siapa yang bersembunyi di belakang batu kekuarlah !.."
bentak Pek Liong .
" Pek Liong !, apa khabarmu ?
dengan tersenyum Yen Fei menyapa dan mendekati Pek
Liong .

Pendekar Yen Fei 202


Karya : Nc. Hou

" Yen Fei !... rupanya kau belum mampus , baguslah!..


sekarang aku yang akan mengirim kamu ke neraka ! "
karena hatinya yang galau , dan dipicu dengan kata kata Kim
Lan yang berterus terang menyatakan hanya mencintai Yen Fei,
telah membuat.Pek Liong cemburu dan sangat membenci Yen
Fei.
dan orang yang paling dibencinya kini tiba tiba hadir di
hadapan nya.
dengan rasa penuh kebencian ,Pek Liong langsung
menyerang Yen Fei dengan pukulan Go-Tok-Sin- Ciang (pukulan
sakti lima racun ) yang berhasil di pelajarinya dari pulau Siluman,
walau masih berjarak sepuluh meter akan tetapi tenaga
pukulan yang sangat dahsyat itu menimbulkan angin yang
menderu , pasir debu dan dedaunan tersapu angin yang sangat
dahsyat
" Dasssh !...."
angin pukulan hampir saja mencapai badan Yen Fei , Dengan
meloncat tinggi ke udara Yen Fei menghindari serangan dari Pek
Liong..
saat kaki Yen Fei baru menginjak tanah.
Pek Liong kembalimelancarkan pukulan
Go-Tok-Sin- Ciang ke arah Yen Fei, akan tetapi saat ini Yen
fei hanya menghindar ke arah samping kiri ,.akan tetapi tenaga
pukulan yang dilancarkan dengan pengerahan sinkang
sepenuhnya menghantam pohon Yang Liu yang berada di
belakang Yen Fei .
Blasssh !....
krak !.... Kraaak !...

Pendekar Yen Fei 203


Karya : Nc. Hou

bluuuum !....
pohon Yang Liu raksasa itu tumbang menimbulkan suara
menggelegar.
pukulan Go-Tok-Sin- Ciang kali kedua tidak mengenai
sasaran , Cia Pek Liong semakin murka,
kembali melancarkan serangan dengan menggunakan
Tongkat pusakanya yang terbuat dari akar Pohon Siang Bok Shu
(Akar.pohon wangi ) yang hanya tumbuh di pulau siluman .
ilmu tongkat Hai - Liong - Tung Hoat ( ilmu Tongkat Naga
laut )
yang di lancarkan oleh Cia Pek Liong memang sangat luar
biasa dahsyat nya ,
bayangan gulungan tongkat menerjang bagaikan Ombak
samudra yang dahsyat ke arah Yen Fei.
gelombang gulungan tongkat menderu deru menghantam ke
tubuh Yen Fei ,
Yen Fei tidak berani untuk menangkis pukulan Tongkat
pusaka Siang Bok shu hanya dengan tangan kosong ,
Yen Fei menghindar sambaran tongkat dengan merubah
posisi kuda kuda menyamping yang sangat rendah sekali,
kemudian dalam posisi kuda kuda yang sangat rendah itu
,kaki Yen Fei melakukan gerakan menyapu dan memutar
bagaikan gasing kearah Pek Liong dengan pengerahan jurus jurus
aneh Hud-Couw-Sin-Kun ( jurus sakti manusia dewa )
yang sangat dinamis dan dengan posisi tubuh yang sangat
aneh pada posisi tubuh Yang hampir menempel dengan tubuh
Pek Liong .

Pendekar Yen Fei 204


Karya : Nc. Hou

dan sangat menyulitkan Pek Liong menggunakan senjata


tongkatnya .
akan tetapi pada posisi yang begitu dekat sikut dan dengkul
Yen Fei sangat bebas bergerak Menghantam dada dan perut Pek
Liong.
"Augh !.." Pek Liong tidak menyangka sama sekali akan
diserang dari jarak yang begitu dekat, ilmu Hai Liong Tung Hoat
nya sama sekali tidak dapat digunakan untuk melawan Yen Fei
yang berada diposisi yang demikian dekat ,
terpaksa Pek Liong membuang tongkatnya , dan merubah
gerakan menggunakan jurus jurus mencengkram ke pundak ,
akan tetapi Yen Fei yang menggunakan jurus Hud Couw Sin Kun
sangat cepat gerakannya tiba tiba tubuh Yen Fei sudah berada di
belakang punggung Pek Liong.
lalu menyerang dengan jurus cui beng sin jiu menotok jalan
darah penting di punggung dan leher Pek Liong.
akan tetapi kulit tubuh Pek Liong berubah mengeras
bagaikan baja melindungi jalan darah penting di tubuh nya.
kekuatan Sinkang dari Cia Pek Liong memang luar biasa
hebat Tidak kalah dengan kekuatan Sinkang yang dimiliki oleh
Yen Fei.
kembali Yen Fei melancarkan serangan dari jarak dekat
menghantamkan sikut kanannya ke arah dagu Pek Liong.
pek liong berkelit akan tetapi
gerakan sikut Yen Fei diikuti dengan tamparan punggung
Tangan ke arah mata Pek Liong

Pendekar Yen Fei 205


Karya : Nc. Hou

Plaaak !...secara otomatis Pek Liong memejamkan mata dan


pada saat itulah telapak kanan Yen Fei mengerahkan pukulan
Hud Couw Sin Ciang kearah Dada Cia Pek Liong
" Daash !... "
Cia Pek Liong terjengkang kebelakang , memuntahkan darah
segar menandakan Cia Pek Liong sudah mengalami luka dalam
yang cukup parah.
" Pek Liong , tolong berikan kunci kamar tahanan nona Kim
Lan kepadaku, dan kita sudahi saja pertarungan ini ! "
" Yen Fei !... aku belum kalah !..
kau harus mampus !...
kau sudah menghancurkan kebahagiaanku !...".
Pek Liong mengerang , matanya melotot penuh kebencian
kepada Yen Fei ,
dan dari arah belakang telah muncul Hek I Lama bersama
murid muridnya yang berpakaian hitam.
Langsung ikut mengeroyok Yen
Fei .
Cia Pek Liong yang sudah bangkit berdiri kembali
menyerang Yen Fei dengan pukulan Go-Tok-Sin-Ciang.
dibantu dengan Hek I Lama yang ikut mengeroyok
melancarkan pukulan Hiat -Tok -Ciang,
Yen Fei selalu menghindar mengandalkan langkah langkah
ajaib Hud Couw po Hwat
pertarungan semakin lama semakin sengit, sudah lebih dari
seratus jurus , lama lama Yen Fei terdesak juga , Yen Fei
memang tidak berniat untuk mencelakai Pek Liong , akan tetapi

Pendekar Yen Fei 206


Karya : Nc. Hou

saat ini Datuk sesat Hek I Lama ikut mengeroyok , kalau begini
terus lama lama Yen Fei bisa celaka.
Tiba tiba Yen Fei Memekik , kemudian melompat keudara
dan melakukan Pok Sai (bersalto ) , melancarkan pukulan andalan
Hud Couw Sin Ciang .
Kedua telapak tangan Yen Fei Mengarah ke batok kepala
Hek I Lama .
Hek I Lama.terbelalak kaget dan terpaksa menyambut
serangan Dari atas kepala dengan kedua telapak tangan.
" Duaaaar !...."
suara menggelegar saat kedua pasang telapak tangan beradu.
keringat sebesar besar kacang kedele menetes dari kepala
gundul Hek I.Lama.
dengan wajah memerah menahan beban pukulan yang
dahsyat,
walaupun Hek I Lama telah mengerahkan kekuatan Sinkang
sepenuh nya akan tetapi masih kalah dengan kekuatan puKulan
Hud Couw Sin Ciang dari arah atas dan ditambah lagindengan
gaya gravitasi bumi.
akhirnya Hek I Lama amblas ke dalam tanah !..,
sampai batas dada , dari mulut Hek I Lama memuntahkan
darah segar akibat isi dadanya yang sudah hancur terhantam
pukulqn Hud Couw Sin Ciang yang maha dahsyat,
dan tewas seketika dengan keadaan yang mengenaskan !..
dan pada saat itulah tiba tiba Pek Liong melancarkan pukulan
Go Tok Sin Ciang ke dada Yen Fei yang masih dalam posisi
jungkir balik.karena kedua telaoak tangannya menempel pada
telapak tangan Hek I Lama yang amblas ke dalam tanahm

Pendekar Yen Fei 207


Karya : Nc. Hou

tak dapat dihindari


" Duuuuk !....."
tinju Cia pek.Liong menghantam dada, tubuh Yen Fei
terlempar ke belakang ,
" Buuuk!..."
dan akhirnya Yen Fei terjatuh ke tanah memuntahkan darah
segar.
akan tetapi Cia Pek Liong yang bagaikan kesetanan sudah
menyerang kembali dengan pukulan berantai ,
Yen Fei masih pada posisi terlentang menangkis pukulan Cia
Pek Liong dengan sapuan kaki kiri kemudian ujung kaki kanan
Yen fei menghantam ulu hati Pek Liong , Duuuk !...
Pek Liong kembali terjengkang ,.akan tetapi sudah bangkit
berdiri kembali, begitu juga dengan Yen Fei.
Kini kedua orang pemuda sakti yang sama sama terluka
parah saling behadapan. Tanpa mengucapkan kata kata, akan
tetapi kedua pemuda sakti ini memancarkan sorot mata yang
berbeda.
Cia Pek Liong memandang Yen Fei Dengan sorot mata
penuh kebencian, sedangkan Yen Fei memandang Pek Liong
dengan sorot mata penuh dengan rasa kasihan.
Cia pek Liong mengepalkan tinju dan bersiap untuk
menyerang kembai.
Tiba tiba terdengar teriakan ,
"Pek Liong.... !"
"Fei Koko... !"

Pendekar Yen Fei 208


Karya : Nc. Hou

Koai Cikung bersama Kim Lan berlari kearah Yen Fei dan
Pek Liong, dan di belakang tampak juga Pek Mo Sin Kai dan
ratusan anggota Kaypang lain nya.
yang sepertinya mereka telah berhasil melakukan
pembersihan Partai Kaypang dari golongan sesat.
"Fei koko !…."
Tanpa rasa malu Kim Lan menubruk Yen Fei dan memeluk
dengan kencang dan yenfei pun membelai punggung Kim Lan.
"Lan Moi.kau sudah dibebaskan, pasti oleh Locienowe Koai
cikung dan locienpwe Pek mo sinkai, sukurlah kita semua
selamat "
Kim Lan yang sudah terbebas dan kini memeluk Yen Fei
menagis bahagua di pelukan Yen Fei .
sedangkan Koai Cikung memeluk Cia Pek.Liong dengan
penuh rasa haru
"Liong ji, sukurlah kau baik baik saja, mari kita mulai
menata kembali partai kaypang yang telah porak poranda, kita
mulai lagi dengan lembaran baru ! ".
Koai Cikung memeluk dan membelai punggung Pek Liong
dengan penuh kasih sayang.
begitu juga Pek Liong yang terharu meneteskan.air mata
"Ampunilah tecu, yang sudah banyak bersalah, sungguh suhu
sangar mulia ,.masih menyayangi tecu.yang telah berdosa ! "
berkata Pek Pek Liong dengan meneteskan.air mata haru.
"Liong ji , kaulah murid terkasihku, engkau aku anggap
sebagai putraku, karena akuoun tak punya keluarga , hanya
dirimu yang sudah aku anggap sebagai putraku !"

Pendekar Yen Fei 209


Karya : Nc. Hou

Pemandangan yang mengharukan , kasih sejati seorang guru


keoada muridnya bagaikan orang tua kepada anak kandungnya .
Pek mo sinkai dan anggota kaypang yang hadir sampai ikut
meneteskan air mata haru.
Pek Liong yang dipeluk oleh Koai Cikung memandang ke
arah Kim Lan.yang sedang memeluk Yen Fei, tiba tiba rasa
cemburu membakar hati Pek Liong, dan rasa kebenciannya
terhadap Yen Fei bangkit kembali bahkan lebih berkali kali lipat,
melihat Kim Lan memeluk yen fei tanpa memperhatikan dirinya
sama sekali.
Tiba tiba tubuh Cia Pek.Liong melesat dengan cepat
menghantamkan tongkat Siang bok Shu.ke kepala Yen Fei yang
mebelakangi dirinya.
dan tongkat siang bok shu kurang satu meter lagi mencapai
ubun ubun kepala Yen Fei .
Kim Lan yang melihat dengan jelas serangan tiba tiba dari
Pek Liong terbelalak .
secara reflek menusukan dayung bajanya ke dada Pek Liong .
' Sruuuuut !...."
dayung baja Kim Lan menembus perut Cia Pek Liong
sampai kepunggung.
Kejadian yang berlangsung dengan begitu cepat dan begitu
tiba tiba sungguh sangat mengagetkan .
" Pek Liong !..." Koai cikung segera berlari ke pada Pek
liong yang bersimbah darah.
Yen Fei dan Kim Lan juga berlari menghampiri Pek Liong.
wajah Pek Liong yang semakin pucat pasi karena
mengeluarkan darah yang banyak berkata dengan suara gemetar.

Pendekar Yen Fei 210


Karya : Nc. Hou

"Amounilah tecu, suhu yang mulia , tecu belum bisa berbakti


dan membalas budi kebaikan suhu !...".
mata yang semakin meredup dari Pek Liong memandang
Kim Lan dengan tersenyum.
"Aku akan pergi dengan tenang dan bahagia bisa mati di
tanganmu Lan.Moi, inilah Bukti cintaku , bahkan nyawakupun ku
persembahkan untuk mu ! ".
"Maafkanlah aku pek.Liong, aku reflek menyambut serangan
tongkatmu tadi "
berkata Kim Lan terbata bata dengan nada penuh penyesalan.
"Tak apa apa Lan moi, aku sudah iklas, apalah gunanya
hidup tanpa mendapatkan cintamu !".
wajah pek Liong semakin memucat, sorot matanya semakin
meredup, akhirnya
Cia Pek Liong pun tewas dengan mata masih memandang ke
arah Kim Lan.

––––––––

BAGIAN 26

Koai Cikung menangis dengan penuh kesedihan, Cia Pek


Liong sudah seperti anak kandung dari Koai Cikung.
sedangkan Kim Lan juga menangis , hatinya diliputi rasa
bersalah yang teramat dalam.
sedangkan Yen Fei hanya menghela nafas ,melihat.jasad Cia
Pek Liong yang sudah terbujur kaku.
" Maafkan aku , …."

Pendekar Yen Fei 211


Karya : Nc. Hou

tiba tiba suara Kim Lan memecahkan keheningan ,


".Apa yang harus dimaafkan , semua sudah menjadi takdir
kehidupan,.dalam setiap kehidupan pasti akan di akhiri dengan
kematian , saat perahuku hancur di tengah danau ching Hai aku
juga diselamatkan oleh ayahmu, pendekar nelayan sakti Chai
Kim hoo !, kita sebagai manusia hidup hanya bisa berikhtiar dan
berusaha , tapi tidak dapat melawan takdir, jodoh , rejeki, dan ajal
adalah keputusan dari Tuhan , kita.manusia sama sekali tidak
mengetahuinya "
Koai cikung berkata dengan sangat bijaksana, akan tetapi
raut wajah dan sorot mata dari Koai Cikung tidak dapat
disembunyikan dari kesedihan yang teramat dalam.
" Akan tetapi.aku merasa sangat bersalah,...
kalau Locianpwe tidak berkeberatan aku akan melanjutkan
niat baik dari Pek Liong untuk berbakti , menemani dan merawat
Locienpwe, agar hatiku lega dan dapat menebus kesalahan yang
aku perbuat ! "
berkata lirih Kim Lan , dengan berurai air mata.
" Kau adalah anak yang baik budi, nona Kim Lan Lohu
sudah bisa melihat sifat baikmu dari saat kau masih kanak
kanak,.sedangkan Pek Liong dari masa kanak kanak sudah
mengalami trauma dan goncangan jiwa yang teramat berat , kini
Lohu tinggal sendiri Pek Liong yang mewarisi ilmu kepandaian
Lohu kini juga sudah pergi…"
Koai Cikung terdiam sejenak , kemudian melanjutkan
berkata kata.
" Apa benar nona Kim Lan bersedia menemani Lohu sebagai
penggantinya pek Liong ?" dengan sorot mata yang tajam Koai
Cikung memandang Kim Lan .

Pendekar Yen Fei 212


Karya : Nc. Hou

".Dengan sepenuh keiklasan hati , kalau Locienpwe berkenan


tecu akan meraasa sangat gembira dapat menebus kesalahan yang
tecu perbuat ! "
" Thian memang sangat mengasihi lohu ! , mulai saat ini saya
Koai Cikung disaksikan oleh langit dan bumi ,dan semua yang
hadir disini menjadi saksi !... mulai saat ini Chai Kim Lan
kuangkat menjadi muridku , dan menjadi pewaris Partai Kaypang
!"
" Terimalah hormat tecu, suhu Koai Cikung ! "
Kim Lan berkutut di hadapan Koai Cikung.
kemudian menghampiri jenazah Pek.Liong
" Liong suheng, kau pergi lah dengan tenang, aku yang akan
menggantikanmu menemani suhu ! "
kemudian semua anggota dan anak.murid Kaypang berlutut
dihadapan Kim Lan
" wan sui wan sui ,.Kaypang Cu ! ( jayalah selalu ketua
Kaypang ) !...Kami kini semua tunduk dengan titah dari Pangcu !
"
" berdirilah semua ! , mulai saat ini kita mulai lagi dengan
lembaran baru, semoga Lan Ji akan membawa kebaikan untuk
partai Kaypang ! "
berkata Koai Cikung dengan penuh semangat.
" Saya ucapkan kiong hi kepada locienpwe Koai cikung ,.dan
Lan moi , yang kini menjadi Pangcu dari perkumpulan partai
besar Kaypang ! "
berkata Yen Fei menjurahkan tangan di depan dada.
Kejadian yang berlangsung dengan begitu cepat dan tiba tiba
telah mengembalikan Kaypang kembali menjadi partai yang

Pendekar Yen Fei 213


Karya : Nc. Hou

bersih, Yen Fei menginap di markas Kaypang sebagai tamu


kehormatan , tinggal di Paviliun dalam yang kamarnya
bersebelahan dengan kamar Kim Lan.
malam itu Kim Lan tidak dapat tidur dengan pulas karena itu
Kim Lan duduk termenung di tepi kolam ikan Koi pikirannya
berkelana kemana mana , lamunannya tiba tiba buyar oleh suara
yang memanggilnya
" Malam sudah larut, kenapa masih duduk disini Lan moi ?"
ternyata yang memanggilnya adalah Yen Fei.yang kini duduk
di sampingnya.
" Aku belum bisa tidur , Fei ko peristiwa yang terjadi begitu
cepat, dan tidak pernah aku bayangkan sebelumnya , kini aku
harus menjadi ketua Kaypang menggantikan suheng Pek Liong "
" Bukankah sesuai dengan keinginanmu , untuk mengabdi
kepada Locienpwe Koai cikung, bukankah seharusnya kau
bersyukur dapat.menjadi murid orang sakti seperti Locienpwe
Koai Cikung ? "
" Benar Fei Ko, aku juga bersyukur dapat menebus kesalahan
dan menjadi murid suhu Koai Cikung, tapi ada sesuatu yang
membuat hatiku risau… "
Kim Lan menatap Yen Fei dengan tatapan sejuta makna.
Yen Fei juga merasa aneh melihat tatapan Kim Lan yang
tidak seperti.biasanya.
" Apa yang kau risaukan Lan moi, katakanlah bila aku dapat
membantumu aku akan berusaha dengan sekuat tenaga ! "
Kim Lan masih memandang Yen Fei kemudian tersenyum
dengan penuh arti, kemudian dengan suara lirih Kim Lan
berguman

Pendekar Yen Fei 214


Karya : Nc. Hou

" yang aku risaukan adalah , kalau aku tidak dapat selalu di
dekatmu fei Ko…, setelah aku menetap.disini tentu saja aku tidak
dapat lagi bersamamu berkelana ! "
" Aku bermaksud menuju kota raja Ying Thien mencari
keluarga ayahku , dan membalaskan dendam kakek kepada
Gurkha ,
setelah urusanku selesai aku pasti akan kembali kesini
menemuimu ! "
dengan menahan rasa gugup dan gejolak di hatinya Kim Lan
memberanikan diri berkata
" Fei ko , aku cinta padamu..dan aku sudah bersumpah ,
hatiku hanya bisa menerima dirimu menjadi suamiku , dan apa
kau mempunyai perasaan yang sama kepadaku ? "
Lega rasanya Kim Lan sudah mengutarakan isi hatinya
kepada Yen Fei , walau harus menahan rasa malu, karena wanita
yang lebih dulu menyatakan perasaan.cinta kepada.seorang Pria.
Yen Fei tidak terkejut karena sudah mengetahui hal ini
sebelumnya, dari sikap Kim Lan juga menguping percakapan
Kim Lan dengan mendiang Cia Pek Liong, akan tetapi tidak
pernah diduga oleh Yen Fei ,
Kim Lan berani mengutarakan langsung kepadanya .
"Lan moi , terus terang aku juga sangat suka dengan segala
kebaikanmu, aku juga sangat menyayangimu, tapi… entahlah
perasaan sayangku,padamu itu apa bisa dikatakan cinta,..
antara pria.kepada wanita…aku berkata terus terang karena
kau terlalu baik.dan terlalu.mulia, aku tidak mau
membohongimu..

Pendekar Yen Fei 215


Karya : Nc. Hou

. aku harus meyakini diriku sendiri apakah aku


menyayangimu sama dengan perasaan cinta seorang pria
kepada.seorang wanita untuk menjadi pendamping hidupnya
untuk selamanya… "
" Fei koko, aku dapat mengerti akan dirimu, dan aku sangat
menghargai kejujuranmu, memang tidak mudah untuk.meyakini
diri sendiri kalau sudah benar benar mencintai seseorang, aku
akan menunggu jawabanmu Fei ko, tidak harus kau jawab
sekarang, dan.aku akan menanti jawabanmu, jangan terlalu
risaukan pertanyaanku tadi, aku berani mengingkapkan perasaan
cintaku padamu.karena.aku sudah benar benar yakin, hanya
engkau yang aku cintai !.."
Bulan purnama seolah menjadi saksi ikrar mulia dari
seoranng gadis kepada pria pujaan hatinya, dan juga menjadi
saksi kejujuran hati seorang pendekarnYen Fei yang masih butuh
waktu meyakinkan.perasaannya tanpa harus berbohong ataupun
berkata gombal.,.memanfaatkan wanita yang telah jatuh hati
padanya.
Akan tetapi malam ini sudah melegakan hati Kim Lan yang
telah mengungkapkan perasaannya , demikian juga Yen Fei yang
sudah berani mengatakan apa adanya tanpa harus berbohong !..
malam ini Yen Fei dan Kim Lan benar benar tidak tidur ,
mereka hanya mengobrol dan bercerita tentang perjalanan hidup
mereka berdua yang penuh dengan peristiwa peristiwa yang tak
terduga.
***
Ayam jago mulai berkokok menandakan hari telah pagi,
kesibukan dan aktivitas di markas Kaypang sudah mulai Ramai,
karena pada hari ini akan di selenggarakan upacara

Pendekar Yen Fei 216


Karya : Nc. Hou

peresmian.pengangkatan Chai Kim Lan menjadi ketua Kaypang


yang baru menggantikan Cia Pek Liong.
terlihat Koai Cikung dan Kim Lan duduk di kursi
kehormatan
dan di.samping kiri dan kanan berkumpul semua anggota
kaypang,
Yen Fei berjalan menghampiri Koai Cikung dan Kim Lan
"Locienpwe Koai Cikung dan Lan moi, saya mohon pamit
hendak melanjutkan perjalanan menuju kota raja Ying Thien,
setelah urusanku selesai aku pasti akan datang menyambangi
Lociepwe dan Lan Moi ! "
"Berhati hati lah Yen Fei, di kota raja banyak sekali tokoh
tokoh sakti dan licik, bila membutuhkan bantuan kau bisa
menghubungi markas kaypang terdekat ' " berkata Koai Cikung
"Hati hati Fei koko, aku akan menantimu disini! " berkata
Chai Kim Lan dengan suara gemeter dan air mata menetes.
"Lo Cienpwe dan Lan Moi baik baiklah menjaga diri kalian
!..."
berkata Yen Fei kemudian membalikan badan berjalan
kekuar dari markas besar Kaypang , melanjutkan perjalanan ke
kota raja Ying Thien.

––––––––

BAGIAN 26

Koai Cikung menangis dengan penuh kesedihan, Cia Pek


Liong sudah seperti anak kandung dari Koai Cikung.

Pendekar Yen Fei 217


Karya : Nc. Hou

sedangkan Kim Lan juga menangis , hatinya diliputi rasa


bersalah yang teramat dalam.
sedangkan Yen Fei hanya menghela nafas ,melihat.jasad Cia
Pek Liong yang sudah terbujur kaku.
" Maafkan aku , …."
tiba tiba suara Kim Lan memecahkan keheningan ,
".Apa yang harus dimaafkan , semua sudah menjadi takdir
kehidupan,.dalam setiap kehidupan pasti akan di akhiri dengan
kematian , saat perahuku hancur di tengah danau ching Hai aku
juga diselamatkan oleh ayahmu, pendekar nelayan sakti Chai
Kim hoo !, kita sebagai manusia hidup hanya bisa berikhtiar dan
berusaha , tapi tidak dapat melawan takdir, jodoh , rejeki, dan ajal
adalah keputusan dari Tuhan , kita.manusia sama sekali tidak
mengetahuinya "
Koai cikung berkata dengan sangat bijaksana, akan tetapi
raut wajah dan sorot mata dari Koai Cikung tidak dapat
disembunyikan dari kesedihan yang teramat dalam.
" Akan tetapi.aku merasa sangat bersalah,...
kalau Locianpwe tidak berkeberatan aku akan melanjutkan
niat baik dari Pek Liong untuk berbakti , menemani dan merawat
Locienpwe, agar hatiku lega dan dapat menebus kesalahan yang
aku perbuat ! "
berkata lirih Kim Lan , dengan berurai air mata.
" Kau adalah anak yang baik budi, nona Kim Lan Lohu
sudah bisa melihat sifat baikmu dari saat kau masih kanak
kanak,.sedangkan Pek Liong dari masa kanak kanak sudah
mengalami trauma dan goncangan jiwa yang teramat berat , kini
Lohu tinggal sendiri Pek Liong yang mewarisi ilmu kepandaian
Lohu kini juga sudah pergi…"

Pendekar Yen Fei 218


Karya : Nc. Hou

Koai Cikung terdiam sejenak , kemudian melanjutkan


berkata kata.
" Apa benar nona Kim Lan bersedia menemani Lohu sebagai
penggantinya pek Liong ?" dengan sorot mata yang tajam Koai
Cikung memandang Kim Lan .
".Dengan sepenuh keiklasan hati , kalau Locienpwe berkenan
tecu akan meraasa sangat gembira dapat menebus kesalahan yang
tecu perbuat ! "
" Thian memang sangat mengasihi lohu ! , mulai saat ini saya
Koai Cikung disaksikan oleh langit dan bumi ,dan semua yang
hadir disini menjadi saksi !... mulai saat ini Chai Kim Lan
kuangkat menjadi muridku , dan menjadi pewaris Partai Kaypang
!"
" Terimalah hormat tecu, suhu Koai Cikung ! "
Kim Lan berkutut di hadapan Koai Cikung.
kemudian menghampiri jenazah Pek.Liong
" Liong suheng, kau pergi lah dengan tenang, aku yang akan
menggantikanmu menemani suhu ! "
kemudian semua anggota dan anak.murid Kaypang berlutut
dihadapan Kim Lan
" wan sui wan sui ,.Kaypang Cu ! ( jayalah selalu ketua
Kaypang ) !...Kami kini semua tunduk dengan titah dari Pangcu !
"
" berdirilah semua ! , mulai saat ini kita mulai lagi dengan
lembaran baru, semoga Lan Ji akan membawa kebaikan untuk
partai Kaypang ! "
berkata Koai Cikung dengan penuh semangat.

Pendekar Yen Fei 219


Karya : Nc. Hou

" Saya ucapkan kiong hi kepada locienpwe Koai cikung ,.dan


Lan moi , yang kini menjadi Pangcu dari perkumpulan partai
besar Kaypang ! "
berkata Yen Fei menjurahkan tangan di depan dada.
Kejadian yang berlangsung dengan begitu cepat dan tiba tiba
telah mengembalikan Kaypang kembali menjadi partai yang
bersih, Yen Fei menginap di markas Kaypang sebagai tamu
kehormatan , tinggal di Paviliun dalam yang kamarnya
bersebelahan dengan kamar Kim Lan.
malam itu Kim Lan tidak dapat tidur dengan pulas karena itu
Kim Lan duduk termenung di tepi kolam ikan Koi pikirannya
berkelana kemana mana , lamunannya tiba tiba buyar oleh suara
yang memanggilnya
" Malam sudah larut, kenapa masih duduk disini Lan moi ?"
ternyata yang memanggilnya adalah Yen Fei.yang kini duduk
di sampingnya.
" Aku belum bisa tidur , Fei ko peristiwa yang terjadi begitu
cepat, dan tidak pernah aku bayangkan sebelumnya , kini aku
harus menjadi ketua Kaypang menggantikan suheng Pek Liong "
" Bukankah sesuai dengan keinginanmu , untuk mengabdi
kepada Locienpwe Koai cikung, bukankah seharusnya kau
bersyukur dapat.menjadi murid orang sakti seperti Locienpwe
Koai Cikung ? "
" Benar Fei Ko, aku juga bersyukur dapat menebus kesalahan
dan menjadi murid suhu Koai Cikung, tapi ada sesuatu yang
membuat hatiku risau… "
Kim Lan menatap Yen Fei dengan tatapan sejuta makna.

Pendekar Yen Fei 220


Karya : Nc. Hou

Yen Fei juga merasa aneh melihat tatapan Kim Lan yang
tidak seperti.biasanya.
" Apa yang kau risaukan Lan moi, katakanlah bila aku dapat
membantumu aku akan berusaha dengan sekuat tenaga ! "
Kim Lan masih memandang Yen Fei kemudian tersenyum
dengan penuh arti, kemudian dengan suara lirih Kim Lan
berguman
" yang aku risaukan adalah , kalau aku tidak dapat selalu di
dekatmu fei Ko…, setelah aku menetap.disini tentu saja aku tidak
dapat lagi bersamamu berkelana ! "
" Aku bermaksud menuju kota raja Ying Thien mencari
keluarga ayahku , dan membalaskan dendam kakek kepada
Gurkha ,
setelah urusanku selesai aku pasti akan kembali kesini
menemuimu ! "
dengan menahan rasa gugup dan gejolak di hatinya Kim Lan
memberanikan diri berkata
" Fei ko , aku cinta padamu..dan aku sudah bersumpah ,
hatiku hanya bisa menerima dirimu menjadi suamiku , dan apa
kau mempunyai perasaan yang sama kepadaku ? "
Lega rasanya Kim Lan sudah mengutarakan isi hatinya
kepada Yen Fei , walau harus menahan rasa malu, karena wanita
yang lebih dulu menyatakan perasaan.cinta kepada.seorang Pria.
Yen Fei tidak terkejut karena sudah mengetahui hal ini
sebelumnya, dari sikap Kim Lan juga menguping percakapan
Kim Lan dengan mendiang Cia Pek Liong, akan tetapi tidak
pernah diduga oleh Yen Fei ,
Kim Lan berani mengutarakan langsung kepadanya .

Pendekar Yen Fei 221


Karya : Nc. Hou

"Lan moi , terus terang aku juga sangat suka dengan segala
kebaikanmu, aku juga sangat menyayangimu, tapi… entahlah
perasaan sayangku,padamu itu apa bisa dikatakan cinta,..
antara pria.kepada wanita…aku berkata terus terang karena
kau terlalu baik.dan terlalu.mulia, aku tidak mau
membohongimu..
. aku harus meyakini diriku sendiri apakah aku
menyayangimu sama dengan perasaan cinta seorang pria
kepada.seorang wanita untuk menjadi pendamping hidupnya
untuk selamanya… "
" Fei koko, aku dapat mengerti akan dirimu, dan aku sangat
menghargai kejujuranmu, memang tidak mudah untuk.meyakini
diri sendiri kalau sudah benar benar mencintai seseorang, aku
akan menunggu jawabanmu Fei ko, tidak harus kau jawab
sekarang, dan.aku akan menanti jawabanmu, jangan terlalu
risaukan pertanyaanku tadi, aku berani mengingkapkan perasaan
cintaku padamu.karena.aku sudah benar benar yakin, hanya
engkau yang aku cintai !.."
Bulan purnama seolah menjadi saksi ikrar mulia dari
seoranng gadis kepada pria pujaan hatinya, dan juga menjadi
saksi kejujuran hati seorang pendekarnYen Fei yang masih butuh
waktu meyakinkan.perasaannya tanpa harus berbohong ataupun
berkata gombal.,.memanfaatkan wanita yang telah jatuh hati
padanya.
akan tetapi malam ini sudah melegakan hati Kim Lan yang
telah mengungkapkan perasaannya , demikian juga Yen Fei yang
sudah berani mengatakan apa adanya tanpa harus berbohong !..
malam ini Yen Fei dan Kim Lan benar benar tidak tidur ,
mereka hanya mengobrol dan bercerita tentang perjalanan hidup

Pendekar Yen Fei 222


Karya : Nc. Hou

mereka berdua yang penuh dengan peristiwa peristiwa yang tak


terduga.
––––––––
Ayam jago mulai berkokok menandakan hari telah pagi,
kesibukan dan aktivitas di markas Kaypang sudah mulai Ramai,
karena pada hari ini akan di selenggarakan upacara
peresmian.pengangkatan Chai Kim Lan menjadi ketua Kaypang
yang baru menggantikan Cia Pek Liong.
terlihat Koai Cikung dan Kim Lan duduk di kursi
kehormatan
dan di.samping kiri dan kanan berkumpul semua anggota
kaypang,
Yen Fei berjalan menghampiri Koai Cikung dan Kim Lan
" Locienpwe Koai Cikung dan Lan moi, saya mohon pamit
hendak melanjutkan perjalanan menuju kota raja Ying Thien,
setelah urusanku selesai aku pasti akan datang menyambangi
Lociepwe dan Lan Moi ! "
" berhati hati lah Yen Fei, di kota raja banyak sekali tokoh
tokoh sakti dan licik, bila membutuhkan bantuan kau bisa
menghubungi markas kaypang terdekat ' " berkata Koai Cikung
" Hati hati Fei koko, aku akan menantimu disini! "
berkata Chai Kim Lan dengan suara gemeter dan air mata
menetes.
" Lo Cienpwe dan Lan Moi baik baiklah menjaga diri kalian
!..."
berkata Yen Fei kemudian membalikan badan berjalan
kekuar dari markas besar Kaypang , melanjutkan perjalanan ke
kota raja Ying Thien.

Pendekar Yen Fei 223


Karya : Nc. Hou

––––––––

BAGIAN 27

Kota Ying Thien dijadikan ibu kota pemerintahan dinasty


Ming
setelah Zhu Yuan zhang mengangkat dirinya menjadi kaisar
pertama dari dinasty Ming.
Setelah berhasil membersihkan semua sisa sisa pejabat dari
pemerintahan sebelumnya yaitu dinasty Yuan bahkan nama kota
raja yang semula bernama Dadu di ganti namanya menjadi kota
Ying thien.
telah terjadi perubahan besar besaran di kota Ying Thien ,
pembangunan jalan jalan raya dan gedung gedung pemerintahan ,
sangat berkembang , istana raja yuan diruntuhkan dan dibangun
kembali dengan arsitektur tiongkok yang sangat indah dan
megah, satu komplek istana kaisar Ming ini sangat luas sekali,
sebesar satu kota, boleh dikatakan komplek istana kerajaan Ming
ini adalah kota didalam kota.
dan terkenal dengan sebutan kota terlarang , karena komplek
istana ini di kelilingi oleh tembok yang tinggi, dan hanya
keluarga kaisar dan pejabat negara saja yang boleh memasukinya,
pada zaman modern.ini komplek iatana kaisar ming lebih terkenal
dengan nama istana terlarang
bukan hanya pembangunan bersifat fisik saja yang
berkembang akan tetapi perdagangan dan perekonomian rakyat
juga meningkat, jadi tidak heran kalau kota raja Ying Thien
sangat ramai sekali, bukan hanya penduduk kota nya yang sudah
padat akan tetapi banyak juga pendagang dan pelancong yang
mengunjungi kota ini.

Pendekar Yen Fei 224


Karya : Nc. Hou

selain pertokoan yang menjual berbagai jenis barang dari


seluruh penjuru negri .
banyak juga dibuka banyak sekali rumah judi dan juga
paviliun merah ( rumah bordir ) yang dibuka secara legal dan
terang terangan di kota Ying Thien.
itulah yang membuat kota Ying thien menjadi kota yang
selalu hidup dan ramai selama dua puluh empat jam.
rumah judi dan rumah hiburan itu di kumpulkan didalam
suatu komplek layaknya sebuah perkampungan yang dinamakan
Siao Yao Cun ( perkampungan bahagia ) .
setelah memasuki gerbang Siao Yao Cun seperti memasuki
suatu perkampungan dengan suasana yang sangat berbeda di
sepanjang jalan kampung Siau Yao Cun sangat terang benderang
karena di penuhi dengan lampion beraneka warna, juga terdengar
suara petikan alat musik , dan nyanyian biduan yang bercampur
baur , karena masing masing rumah arak , dan rumah judi
menyediakan kelompok musik yang berbeda.
jalan di dalam perkampungan Siao Yao Cun sangat ramai,.
orang berjalan berlalu lalang
dari sebuah rumah judi terlihat seorang pemuda
sempoyongan diusir keluar dari sebuah rumah judi oleh empat
orang tukang pukul yang berbadan besar
" he...he..he… kenapa aku diusir keluar bukankah rumah judi
ini dibuka untuk umum, siapa saja boleh keluar masuk!"
akan tetapi keempat orang tukang pukul itu , terus menarik
lengan pemuda yang setengah mabuk, dan salah satu dari tukang
pukul itu menendang pantat pemuda setengah teler , sampai
wajahnya nyungsep di lantai,

Pendekar Yen Fei 225


Karya : Nc. Hou

" orang bosan hidup , berani beraninya mengacau di rumah


judi milik Lim Wangwe !.."
" Aku masih mau bermain, masih mau bertaruh.! "
" iya , ...tapi uangmu sudah habis, pulang dulu bawa uang
yang banyak baru kesini lagi !"
bentak salah seorang tukang pukul yang brewokan dengan
mata melotot.
" Lah ,.. aku di dalam masih ikut taruhan dengan membantu
petaruh lainnya , dan kalau mereka menang aku di beri upah !.."
" Nah !..justru karena kelakuanmu yang teriak teriak
mengganggu pengunjung lainnya !...sudahlah jangan cari gara
gara lagi, atau kami panggilkan pasukan penjaga kota untuk
menangkapmu ! "
Pemuda pemabuk itu akhirnya takut, wajahnya mendadak
berubah pucat pasi,
setelah diancam akan dilaporkan kepada pasukan kota ,yang
terkenal sangat kejam, karena sudah banyak tersebar khabar
orang orang yang berani melakukan kekacauan disiksa sampai
mati.
sementara pemuda setengah teler yang masih jongkok
ketakutan diemperan rumah judi berjalan keluar seorang laki laki
paruh baya berbadan tambun , bermata sipit, dan berhidung pesek
, memakai baju sutra indah , diikuti oleh empat orang pengawal
berkulit hitam dan berbadan tegap .
keempat orang tukang pukul rumah judi yang semula galak
,kini berubah ramah , dengan terbungkuk bungkuk memberi
hormat ,

Pendekar Yen Fei 226


Karya : Nc. Hou

" Selamat malam Tan Wangwe, malam ini adalah malam


keberuntungan Tan Wangwe, yang telah menang banyak !"
lelaki tambun yang di sapa Tan Wangwe tersenyum senyum
kemudian tertawa terbahak bahak memberikan uang emas masing
masing bsatu keping kepada keempat orang penjaga rumah judi .
" ha ...ha….ha… aku akan melanjutkan bersenang senang ke
wisma walet merah !.. aku dengar disana menyediakan barang
baru ! "
"benar sekali Wangwe, hari ini ada seorang penghuni baru ,
baru didatangkan dari desa
orangnya sangat cantik ! "
" Kog kalian bisa tahu ? "
berkata Tan Wangwe memandangi keempat orang tukang
pukul rumah judi .
" tentu saja, kami mengetahui karena pemilik rumah judi ini
dan pemilik wisma walet merah adalah orang yang sama, dan
kami pegawai yang bertugas keamanan sering berganti tempat
kadang berjaga di wisma walet merah juga ! "
" ha ..ha..ha.. terima kasih atas keterangannya , dan ini
tambahan untuk kalian ! "
kembali hartawan bermarga Tan ini memberikan tips kepada
empat orang tukang pukul rumah judi, dengan langkah lebar dan
angkuh Tan wangwe berjalan ke arah wisma walet merah diikuti
empat orang pengawal yang selalu sigap menjaga keamanan
majikannya
seperti empat ekor anjing penjaga.
sementara pemuda setengah mabuk yang hidungnya berdarah
habis nyungsep mencium lantai , tidak ada yang memperdulikan.

Pendekar Yen Fei 227


Karya : Nc. Hou

beginilah kehidupan dunia nyata manusia lebih menghargai


orang yang berkedudukan dan berharta , yang di hormati adalah
kedudukan dan hartanya, bila mana kedudukan dan hartanya
sudah meninggalkan dirinya akan hilang dan lenyap pula rasa
hormat orang orang kepada dirinya.
semua rasa hormat dan sikap manis semua adalah kepalsuan
untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.
akan beda halnya bila seseorang dihormati dan dihargai
karena pribadi dan kebaikannya, ada harta ataupun tidak orang
tersebut tetap akan dihargai sebagai seorang yang berkepribadian
yang baik.
akan tetapi dalam kehidupan dunia yang materialistis jarang
sekali menusia menaruh hormat kepada orang yang berpribadi
baik,
lebih banyak jenis jenis manusia bermuka palsu dan
berwatak penjilat yang terbungkuk bungkuk , dan bermanis tutur
bahasa terhadap pejabat berpangkat dan orang orang yang kaya
materi , walaupun mereka berkelakuan buruk.
ini adalah kenyataan yang ada dari zaman bahula sampai
pada zaman modern.
Pemuda setengah mabok yang diusir keluar dari rumah judi ,
hanya memandang rombongan Tan wangwe yang hendak
melanjutkan bersenang senang, sedangkan keempat orang tukang
pukul yang mengusirnya sudah masuk kembali kedalam rumah
judi.
pemuda setengah mabok itu ,tiba tiba tersentak kaget dengan
kehadiran seorang pemuda tampan berpakaian sederhana di
hadapannya, kalau diperkirakan sekitar berumur dua puluh lima
tahun, sebaya dengan dirinya, akan tetapi pemuda itu memiliki

Pendekar Yen Fei 228


Karya : Nc. Hou

sorot mata yang jernih dan mencorong tajam, dan pemuda


tersebut tersenyum ramah kepada dirinya.
" Aku kebetulan lewat, dan tidak sengaja ikut menyaksikan
kejadian tadi, hidungmu masih berdarah , teteskanlah dengan obat
luka ini !"
dari balik bajunya sang pemuda berpakaian sederhana
memberikan sebuah botol keramik putih kepada pria pemabuk ,
setelah diteteskan kedalam lobang hidung hanya dalam beberapa
menit saja , darah langsung berhenti mengucur, sungguh sangat
mujarab sekali obat dari pemuda berpakaian seserhana ini.
Pemuda setengah mabok itu, memandang Yen Fei dengan
pandangan heran, juga rasa berterima kasih,
sebenarnya pemuda ini tidak jelek memiliki kulit putih dan
wajah yang tampan, hanya penampilan nya yang acak cakan , jadi
terlihat seperti seorang Gembel,
" Mengapa Kongcu peduli padaku ? , apakah Kongcu juga
hendak mengadu keberuntungan ke dalam rumah judi ? jika
kongcu hendak masuk ke rumah judi ini, dengan senang hati akan
kutemani !"
" Aku hanya kebetulan lewat saja , saya sebenarnya hendak
mencari kedai makan , menurut orang orang , didalam komplek
Siao Yao Cun ini semua tersedia , termasuk rumah makan
yang menyajikan makanan makanan yang terkenal lezat "
".Benar sekali Kongcu, di komplek Siao Yao Cun ini semua
tersedia, rumah judi, rumah makan, rumah arak , Losmen , rumah
Bordir juga tersedia , yang penting punya uang , semua tersedia "
" Kalau Tuako tidak berkeberatan saya ingin mengajak
Tuako makan bersama, sambil bercerita cerita, tentu Tuako lebih

Pendekar Yen Fei 229


Karya : Nc. Hou

tahu tentang keadaan kota raja Ying Thien ini, karena Tuako
adalah penduduk asli disini ! "
" Kongcu terlalu sungkan memanggilku dengan sebutan
Tuako segala panggil namaku saja , aku bermarga Yen bernama
Sun Tek, ! tapi.orang orang banyak memanggilku A Tek saja "
Pemuda setengah mabok itu memperkenalkan diri yang
ternyata juga bermarga Yen , mungkin pemuda setengah mabok
ini dapat memberikan informasi tentang keluarga ayahnya yang
juga bermarga Yen,
" Baik lah ko Sun Tek, sungguh sangat kebetulan sekali aku
juga bermarga Yen , namaku Fei, ko Sun Tek dapat memanggilku
dengan A Fei saja , omong omong restoran yang mana , di
kampung Siao Yao Cun ini yang paling ramai dan terkenal.? "
" Yang paling ramai di sini adalah rumah makan raja bebek,
yang sangat terkenal dengan bebek panggangnya, aku sudah lama
sekali tidak makan disana, dulu sewaktu aku belum bangkrut
sering makan kesana"
sekilas kesedihan terlihat di wajah A Tek , perubahan raut
wajah dari pemuda ini tidak lepas dari pandangan Yen Fei.
" Baiklah , Ko Sun Tek kita makan kesana,.dan semua aku
yang traktir, ki Sun Tek boleh makan dan minum sepuasnya biar
aku yang traktir !. "
" benarkah ?...A Fei kau sungguh adalah seorang pemuda
yang sangat baik hati,.jarang sekali ada orang yang mau berbuat
baik kepada seorang gembel seperti aku ! "
Mereka berjalan menelusuri gang perkampungan Siao Yao
Cun yang terang benderang dengan cahaya lampion beraneka
warna , dan bunyi musik dan nyanyian yang bercampur baur dai

Pendekar Yen Fei 230


Karya : Nc. Hou

berbagai wisma yang berbeda, akhirnya sampai juga mereka di


depan restoran raja bebek yang sangat megah juga ramai sekali
mereka di sambut dengan ramah tamah oleh pelayan
restoran,
" Selamat malam jiwi Kongcu, hendak memesan menu
apakah?
menu istimewa kami adalah bebek tiga rasa, seekor bebek
panggang kita masak menjadi tiga macam.masakan ,
kulit bebek di gulung dengan kulit lumpia , kemudian
dagingnya dicacah dimasak dengan rebung , dan tulangnya kita
masak sup dengan tahu dan sayur asin ! "
" Baiklah Lopek kita pesan satu ekor bebek dimasak tiga rasa
, dua mangkok nasi putih, dan satu poci teh Oolong !.
" Baiklah.Jiwi Kongcu, harap sabar menunggu,.pesanan
segera datang ! "
setelah membungkuk memberi hormat ,.pelayan restoran pun
meninggalkan Yen Fei.dan Sun Tek, kembali menuju dapur.
Sun Tek kembali melanjutkan ngobrol dengan Yen Fei
menceritakan kisah hidup nya
Yen Sun Tek sebenarnya adalah anak dari seorang Siu Cai
bernama Yen Han Liang , yang dulu bekerja di perpustakaan
istana kaisar Torgun temur ,.akan tetapi sejak dinasty Yuan
runtuh berganti menjadi dinasty Ming . terjadi.peperangan rumah
dan seluruh harta dari keluarga Yen Sun Tek ikut menjadi sasaran
penjarahan , ibu Yen Sun Tek tewas pada saat peperangan.
Yen Sun Tek saat itu.masih berusia dua tahun berhasil
diselamatkan oleh ayahnya Yen Han Liang.

Pendekar Yen Fei 231


Karya : Nc. Hou

mereka pun mengungsi ke pinggiran kota, sejak saat itu Yen


Han Liang yang asalnya seorang pejabat negara harus hidup
sederhana sebagai seorang petani sayur, dan menjual sendiri hasil
kebun nya ke pasar pasar, selain sebagai petani sayur, Yen Han
Liang juga mengajar sastra kepada anak anak di
perkampungannya.
Sun Tek sejak kecil terkenal sangat cerdas, dan sangat giat
belajar, hingga tamat perguruan sastra.di kota Ying Thien,
akan tetapi Sun Tek harus menerima kekecewaan walau
sangat cerdas dia di tolak menjadi pegawai kerajaan, hanya
karena keturunan.Yen Han.Liang yang pernah bekerja di
perpustakaan kaisar Torgun Temur, mereka dianggap sebagai sisa
keluarga pejabat dinasty Yuan,
sejak saat itu Yen Sun Tek yang semulanya adalah seorang
sastrawan mencari pelarian suka mabok mabokan dan berjudi ,
akhirnya Sun Tek jatuh miskin , dan dia kini tinggal di
perkampungan kumuh bersama ayahnya Yen Han Liang yang
sudah tua
Yen Fei tercengang mendengar cerita dari Sun Tek yang
banyak kesamaan dengan dirinya yang sama sama anak seorang
Siu Cai dan nama ayah dari Sun Tek mirip sekali dengan nama
ayah dari Yen Fei.
Yen Han Liang dan Yen Han Siong, hanya beda satu Huruf
belakangnya saja, jangan jangan , sun tek masih ada hubungan
keluarga dengan dirinya , semakin penasaran perasaan Yen Fei
ingin berjumpa langsung dengan ayah dari Sun Tek , yang
bernama Yen Han Liang yang namanya sangat mirip dengan
nama ayahnya.

Pendekar Yen Fei 232


Karya : Nc. Hou

sepertinya ada titik terang bagi Yen Fei untuk mencari


keluarga ayahnya , perbincangan Yen Fei dan Sun Tek terhenti
saat pelayan menyajikan pesanan mereka .
" kulit bebek panggang yang dibungkus kulit lumpia ini
sangat enak dan renyah , aroma nya sangat harum, dan daging
bebek yang dimasak rebung ini sungguh sangat empuk dan enak
sekali,..kau memang tidak salah memilihkan restoran , ko A Tek,
ayo kita nikmati,.kalau kurang kita pesan lagi !.."
" Ya benar sekali A Fei, masakan disini sangat lezat ,sudah
lama sekali aku tidak , makan masakan ini !.."
" ko Shun Tek.,.sehabis makan aku berniat berkunjung
dan.menemui ayahmu.!.."
".Waduuuuh… rumahku sangat jelek didalam gang gang
yang sempit.dan kumuh , apa A Fei berkenan mengunjungi
rumahku"
" tujuan utamaku datang ke kota Ying Thien ini adalah
mencari informasi tentang ayahku yang juga seorang sastrawan
bernama Yen Han Siong, mana tahu ayahmu mengenal ayahku? "
" ooh ya, kog nama mereka mirip mirip.ya.?... semoga
ayahku bisa.membantumu mencari.keluargamu A Fei,.kau sudah
baik sekali kepadaku."
Yen Fei , kemudian.memanggil pelayan restoran , " Lopek
tolong bungkuskan satu ekor bebek panggang di masak
persis.seperti ini ya.. "
" A Tek., aku pesankan satu ekor bebek panggang untuk
ayahmu !."
" waaauw, ayah tentu akan senang sekali … Beliau sangat
suka makan bebek panggangnnya rumah makan raja bebek ini !.."

Pendekar Yen Fei 233


Karya : Nc. Hou

sudah menjelang tengah malam saat Yen Fei bersama Sun


Tek meninggalkan kampung Siao Yao cun yang masih sangat
ramai, berjalan menuju perkampungan Thian An cun tempat
tinggal Sun Tek yang berada di pinggiran kota sebelah utara,
untuk memasuki perkampungan harus melalui jalan setapak yang
kalau musim panas penuh dengan debu dan bila musim hujan
jalanan seperti berubah menjadi kubangan yang becek , karena
jalanan masih berupa jalan tanah yang belum dilapisi dengan
bebatuan.
sebuah gapura sederhana yang terbuat dari kayu yang sudah
mulai lapuk dengan tulisan Thian An Cun yang sudah tidak
begitu jelas lagi , karena termakan usia .
berdiri bangunan rumah rumah sederhana yang berdempetan
dan hanya beratapkan jerami,
sedangkan jalanan batas antara setiap rumah sangat sempit,
sangat kontras sekali.perbedaannya dengan perkampungan yang
berada di tengah kota, perkampungan Thian An Cun ini
dahulunya adalah perkampungan darurat yang dibangun oleh
masyarakat kota Ying Thien untuk menampung keluarga korban
perang yang rumahnya hancur, akan tetapi tanah bekas tempat
tinggal mereka dibangun kembali.oleh pemerintah kerajaan Ming
menjadi.komplek istana kaisar yang sangat luas dan.megah.
dan mereka yang ditampumg.di perkampungan Thian An
Cun yang semula.untuk sementara waktu sampai saat ini menjadi
perkampungan permanen warga warga miskin yang tidak mampu
membangun kembali rumah mereka.
kebanyakan penduduk Thian.An Chun bekerja menjadi
pelayan ,penarik tandu, buruh panggul di pusat kota, dan sebagian
dari mereka juga ada yang berkebun menanam beberapa jenis
sayuran.

Pendekar Yen Fei 234


Karya : Nc. Hou

di ladang ladang sebelah utara perkampungan Thian An


Chun
setelah melewati beberapa gang yang berkelok kelok ,
sampailah mereka di depan sebuah rumah kayu yang sudah reyot
.
" Kreeek !.. " suara daun pintu yang sudah reyot , saat Sun
Tek Mendorong daun pintu.
" A Tek , kau baru pulang ? "
seorang Pria paruh baya berbadan kurus , dengan rambut
yang penuh dengan uban., dan wajah yang mulai.keriput, leki laki
paruh baya ini di taksir.sekitar.berumur enam.puluhan , akan
tetapi karena kurus dan berkeriput,.penampilan fisiknya menjadi
lebih dari umurnya.
" iya ayah… dan aku membawa seorang teman yang baru ku
kenal, ingin berjumpa dengan ayah ! "
Pria paruh baya itu memandang Yen Fei dengan
heran,.seorang pemuda yang tampan dan gagah, yang berteman
dengan anaknya.
".Selamat datang di gubuk kami yang reyot tuan muda,
mohon maaf kami tidak bisa menyuguhkan apa apa "
" Tidak usah sungkan , Susiok kedatangan saya kemari
sebenarnya ingin minta bantuan susiok ! "
" Apa yang bisa saya bantu , tuan muda ? "
berkata pria paruh baya orang tua dari Sun Tek dengan sikap
membungkukan badan.
" namaku Yen Fei, seorang petualang dari Ching Hai,
maksud kedatangan saya adalah mencari tahu keberadaan
keluarga ayah yang memang asli kota Ying Thien,

Pendekar Yen Fei 235


Karya : Nc. Hou

Ayahku bernama Yen Han Siong , seorang Siucai !.."


Pria paruh baya itu mendadak terkejut.dengan disebutnya
nama Yen Han Siong.
" namaku adalah Yen Han Liang, saya mempunyai seorang
adik bernama Yen Han Siong , apa mungkin kau adalah
keponakanku putra dari adikku yang sudah lama tak ada khabar
beritanya karena orangnya suka berpetualang, untuk meyakinkan
aku, siapakah nama kakek mu orang tua dari ayahmu tuan muda ?
"
" kakek ku bernama Yen Kim Liong , menurut ibuku kakek
ku adalah seorang siucai dan penyair ternama ! "
" Yen Kim Liong adalah nama ayahku, tidak.salah lagi kau
adalah.keponakanku, putra dari Han Siong !."
teriak Han Liang memeluk Yen Fei dengan penuh rasa haru.
pertemuan yang tidak penuh keharuan.
" bagaimana khabar ayahmu ?,." bertanya paman Han Liang
kepada Yen Fei.
" Ayah sudah meninggal saat aku berumur empat tahun
akibat serangan pasukan Ming , yang melakukan pembersihan
terhadap sisa sisa prajurit dinasty Yuan.!.."
" oooh… sungguh sayang sekali Han Siong sudah
mendahului berpulang, kami yang berada di kota raja juga
mengalami nasib yang sama , perkampungan kami musnah
terbakar dan harta benda kami dirampok !,..dan yang menjadi
dalang ini semua adalah IT- Gan - Oh - Hauw atau Gurkha,
padahal dia juga bekas tentara dinasty Yuan, akan tetapi dia
sangat kejam membantai dan.merampok harta penduduk yang tak
berdosa, dan tidak ikut ikutan urusan politik ! "

Pendekar Yen Fei 236


Karya : Nc. Hou

berkata paman Han Liang dengan penuh kegeraman.


" Apakah Gurkha saat ini masih tinggal di kota Ying Thien ,
paman ?."
" Gurkha sudah tidak menjabat sebagai jendral keamanan ,
saat ini dia sudah merubah namanya menjadi Lim O Hauw, dan
lebih terkenal dengan panggilan Lim Wang we , walau sudah
tidak menjabat dia.masih juga melakukan banyak kejahatan,.Dia
bersama teman teman nya dari kaum sesat ,mendirikan banyak
rumah bordir dan rumah judi melakukan banyak pemaksaan dan
pemerasan , dia kini menjadi orang yang paling kaya di kota Ying
Thien ini !"
Yen Fei mendengar penuturan Pamannya tentang Gurkha ,
musuh besar yang telah menewaskan kakeknya Torgun , ibunya
,pamannya dan juga telah membantai banyak penduduk Darkhan,
Tangan Yen Fei Menggenggam kencang dengan perasaan
geram , dan giginya menggeretak geram
" Paman tenang saja,.aku Yen Fei bersumpah akan
memenggal leher Gurkha !..."
berteriak Yen Fei dengan penuh kegeramannya matanya
melotot dengan ekpresi sangat menakutkan.
Melihat kehidupan pamannya yang sangat miskin , Yen Fei
memberikan banyak sekali uang emas, hasil pemberian Koai
Cikung dari gudang harta peninggalan Siauw Bin Giamlo.
".Paman, uang emas ini pergunakanlah untuk membeli rumah
yang lebih layak dan untuk modal berdagang, dan ko sun Tek
berhentilah berjudi dan mabok mabokan, aku rasa uanh emas ini
sudah lebih dari cukup untuk membeli rumah dan modal usaha.!."
Sun Tek dan ayahnya Han Liang terpukau dengan kemilau
cahaya uang emas yang begitu banyak,.walaupun Han Liang

Pendekar Yen Fei 237


Karya : Nc. Hou

dahulunya adalah seorang pejabat istana , tidak pernah


mempunyai uang emas yang begitu banyak.
" oooh… Yen Fei, baru berjumpa saja engkau sudah
meninggalkan begini banyak uang mas, bagai mana saya harus
berterima kasih ! "
".Sudahlah tidak usah sungkan paman, aku akan mencari Lim
Wang We untuk membuat perhitungan ! "
" Berhati hatilah Yen Fei, Lim wangwe banyak sekali tokoh
tokoh sakti yang menjadi kaki tangan nya ! "
" Jangan Khawatir paman, aku bisa menjaga.diri "
kemudian Yen Fei segera meninggalkan Thian An Cun untuk
mencari IT - Gan- O.- Hauw untuk.membuat perhitungan.

––––––––

BAGIAN 28

Menurut informasi yang di dapatkan oleh Yen Fei , Gurkha


atau IT Gan O Hauw kini sudah berganti nama menjadi Lim
Wangwe orang yang paling kaya raya di kota raja Ying Thien.
walaupun namanya sangat terkenal akan tetapi jarang sekali
penduduk kota raja Ying thien yang pernah menjumpainya . entah
dimana tempat tinggalnya , orang orang hanya mengetahui kalau
semua rumah judi dan rumah Bordil yang ada di kota Ying Thien
adalah miliknya.
Malah berita tentang munculnya siluman rase yang
memangsa perjaka tampan sedang santer di bicarakan.

Pendekar Yen Fei 238


Karya : Nc. Hou

sampai hari ini sudah di temukan dua kali jasad pria tampan
yang mati dalam keadaan telanjang bulat , mata melotot dan
kehabisan darah.
peristiwa ini membuat geger warga kota Ying Thien dan
penduduk menghubung hubungkannya dengan legenda siluman
rase yang memangsa pria pria tampan.
salah seorang pemuda yang menjadi korban adalah anak
murid dari perguruan silat SIN HAUW BU KUAN ( perguruan
silat harimau sakti ) yang di dirikan oleh seorang pemuda
berkepandaian tinggi , Ouw Yang Hua , putra dari salah satu
empat orang datuk persilatan yang sangat terkenal yaitu Ouw
Yang Tiong sang pemburu sakti dari barat.
Ouw Yang Hua termasuk salah satu tokoh yang terkenal di
kota raja Ying Thien.
karena berwajah sangat tampan dan berbadan kekar
walaupun masih lajang baru berumur dua puluh tujuh tahun.
telah memiliki perguruan silat dan sebuah perusahaan Piaw
Kiok ( jasa pengiriman barang )
yang cukup ternama di Kota Ying thien yang juga di beri
nama SIN HAUW PIAW KIOK
Pada siang hari ini semua anak murid Sin Hauw Bu Kuan
yang semua anggotanya adalah remaja pria kini mereka semua
berkumpul di Lian Bu thai mengelilingi sebuah jenazah yang
telah dimasukan ke dalam sebuah peti mati.
Terlihat seorang pemuda berbadan kekar dan berwajah
tampan memimpin doa , dan diikuti semua anak murid Sin Hauw
Bu Kuan.
" Sebelum Acara kremasi , saya

Pendekar Yen Fei 239


Karya : Nc. Hou

memperingatkan anak murid Sin Hauw Bu Kuan harus selalu


waspada, setelah A Hong , pasti siluman itu akan mencari korban
berikutnya, semua harus jaga sikap jangan sampai bersikap
sembrono atau mata keranjang bila melihat wanita cantik, walau
aku yakin kalau ini perbuatan manusia, bukan perbuatan siluman,
saya peringatkan sekali lagi harap berhati hati terutama wanita
yang menggoda dan mengajak untuk berbuat hal hal yang tidak
senonoh ! "
semua anak murid Sin Hauw Bu Kuan tertunduk dan larut
dalam kesedihan atas meninggalnya rekan mereka.
kemudian Ouw Yang Hua kembali melanjutkan berkata kata.
"mulai malam ini saya akan melakukan penyelidikan, dan
anggota yang mendapat tugas jaga harap selalu waspada ! "
***
Malam telah menyelimuti kota Ying Thien , sesuai dengan
janji dan niatnya untuk mencari siluman yang telah menewaskan
muridnya.
Ouw Yang hua berjalan menelusuri jalan jalan memasuki
gang gang perkampungan, dengan gerakan yang sangat ringan
dan lincah mengamati setiap sudut perkampungan yang di
lintasinya, dan karena Ouw Yang Hua adalah guru silat ternama ,
setiap berpapasan dengan orang pasti banyak yang menyapa dan
mengajaknya mengobrol , karena merasa tidak efektif dan
membuang waktu percuma akhirnya Ouw Yang Hua mengambil
inisiatif melompat keatas wuwungan rumah,
" Huup !..."
tubuh Ouw Yang Hua dengan sekali.lompat sudah mencapai
atas wuwungan, dengan mengerahkan ilmu ginkang yang dapat
membuat dirinya bergerak dengan cepat.berlompatan dari atas

Pendekar Yen Fei 240


Karya : Nc. Hou

wuwungan rumah ke wuwungan rumah lainnya, dengan meronda


dari atas wuwungan malah tampak dengan jelas .
sampailah Ouw Yang Hua diatas wuwungan pasar Kota raja,
terdengar sayup sayup suara orang berteriak minta tolong .
" Tolong tolong !.."
dengan bertiarap diatas pojok genteng Ouw Yang Hua
melihat dengan jelas seorang wanita memakai baju sutra tipis
yang baju bagian atasnya sudah sobek sobek , tubuh bagian atas
wanita itu terlihat dengan jelas sedang berlari menyusuri gang
pasar .
Ouw Yang Hua segera melompat kebawah ,
wanita yang berlari itu segera menubruk dan Hendak
memeluk tubuh Ouw Yang Hua.
akan tetapi Ouw Yang Hua segera menghidar kesamping kiri
.
" Ada apa Tua Nio, harap tenang lah ! "
setalah berhadapan dari jarak dekat , tampak dengan jelas
wanita itu berumur sekitar empat puluh tahun akan tetapi
mempunyai wajah yang sangat cantik berkulit putih halus, akan
tetapi rambutnya acak acakan dan sorot mata ketakutan.,
baju bagian atasnya sudah sobek sobek dan sepasang gunung
kembar yang besar dan kencang tampak dengan sangat jelas .
Karena merasa jengah , Ouw Yang Hua segera melepaskan
pakaiannya dan melemparkan ke wanita paruh baya itu.
" Kau pakailah bajuku Tua Nio !." terpaksa Ouw Yang Hua
kini bertelanjang dada , dada yang bidang dengan otot otot yang
menyembul , serta bagian perut yang terlatih berbentuk sixpack

Pendekar Yen Fei 241


Karya : Nc. Hou

Wanita paruh baya itu terpukau memandang Ouw Yang Hua


yang sudah berwajah tampan dan berbody sixpack, hanya sekilas
tatapan terpukau dari wanita paruh baya itu, dan kembali wanita
ini menangis kini menubruk Ouw Yang Hua dan menangis sejadi
jadinya didadanya yang bidang.
" Kongcu !.. tolonglah aku ...suamiku dibunuh ...dan aku mau
di perkosa oleh Jai Hua Cat itu ! " kembali wanita itu memeluk
Ouw Yang Hua dengan semakin kencang.
" Tenanglah, Tuanio !,...dimana jai hua cat nya , akan
kuhabisi dia ! "
dengan lembut Ouw Yang Hua memegang pundak wanita
paruh baya itu dan mendorongnya agar melepaskan pelukannya.
akan tetapi wanita paruh baya itu tidak mau melepaskan
pelukannya , malah pelukannya semakin kencang, tiba tiba Ouw
Yang Hua mencium aroma wangi bunga seperti aroma parfum ,
aromanya semakin lama semakin berat, membuat penglihatan
menjadi berkunang kunang dan detak jantung berdegup lebih
kencang , aroma parfum yang sangat aneh , gairah kejantanan
mulai bangkit,
wanita paruh baya itu semakin berani tangannya sudah mulai
berani menggerayangi tubuh bagian bawah Ouw.Yang hua.
" Kongcu ..aku merasa takut , bawalah aku pulang !..."
wanita paruh baya ini semakin berani menempelkan
badannya untuk bergesejan dengan tubuh Ouw Yang Hua , nafas
sang wanita paruh baya ini semakin memburu , sepertinya sudah
terbakar oleh api birahinya sendiri .
kemudian jari jaru tangan wanita paruh baya ini
mengerayang bagian tengkuk , kuku nya yang panjang segera di
tekankan ke jalan darah Shang Kan Hiat di tengkuk Ouw Yang

Pendekar Yen Fei 242


Karya : Nc. Hou

Hua , yang mana bila jalan darah Shang Kan Hiat ini tertotok
akan membangkitkan gairah birahi.
akan tetapi yang dihadapi oleh wanita paruh baya ini adalah
pemuda sakti putra dari datuk silat kenamaan tentu saja selalu
waspada , dan sadar kalau wanita ini hanya berpura pura dan
hendak mencelakai dirinya.
dengan segera Ouw Yang Hua
mendorong dada wanita ini denhan telapak kanan
" Desssh !...."
wanita paruh baya yang sudah terbakar oleh nafsu berahinya
sendiri tidak menduga sang calon korbannya akan memukulnya
dari jarak dekat.
" Auuugh !..."
wanita paruh baya ini terjengkang kebelakang.
." Cukup !... hentikanlah sandiwaramu wanita iblis, siapa kau
sebenarnya !.."
Ouw Yang Hua yang merasa tertipu dan hampir celaka
melotot dengan sinar mata.mencorong.
" Hi..Hi...hi… dasar kau pria tak tahu diuntung !... diajak
bercinta dengan suka rela kau menolak,
aku akan memaksamu melayani ku !..."
Tiba tiba wanita paruh baya ini menyerang Ouw yang Hua
dengan pukulan jarak jauh , 'dash!..." angin pukulan yang sangat
dahsyat , menyerang kepada Ouw Yang Hua , menandakan kalau
wanita ini memiliki tenaga sinkang yang sangat besar mengarah
ke bagian perut.

Pendekar Yen Fei 243


Karya : Nc. Hou

Ouw Yang Hua segera merndahkan kuda kuda dan tangan


kanannya menyambut pukulan dari wanita paruh baya itu,
pertemuan dari kedua telapak tangan itu membuat Ouw Yang
Hua terjengkang kebelakang sementara wanita paruh baya ini
hanya mundur tiga langkah kebelakang.
ini menandakan kalau tingkat ilmu sinkangnya lebih tinggi
dari Ouw Yang Hua .
wanita paruh baya ini kembali menubruk kedepan ,
melakukan serangan dengan kedua tangan nya yang berkuku
panjang
wush !..wush !... wush.!...
Ouw Yang Hua berhasil menghindar dari serangan cakar dari
wanita paruh baya ini
akan tetapi sang wanita paruh baya ini semakin mempercepat
serangannya , tangan kiri nya mencengkram ke arah kelamin
sedangkan tangan kanannya mencengkram ubun ubun.
serangan dua arah yang mengarah ke bagian vital secara
bersamaan sungguh merupakan suatu serangan yang sangat
mematikan.
Ouw Yang Hua segera menangkis cengkeraman kearah ubun
ubun dengan tangan kanannya " Duuuk !.."
akan tetapi kuku dari wanita paruh baya ini berhasil
menggores tangan kanan ouw yang hua, sedangkan serangan
tangan kiri ke arah kelamin bisa dihindari akan tetapi kuku kuku
nya yang panjang berhasil menggores paha Ouw Yang Hua.
rasa perih yang amat sangat dirasakan oleh.Ouw Yang Hua
akibat goresan kuku wanita paruh baya ini yang ternyata
mengandung racun yang sangat ganas.

Pendekar Yen Fei 244


Karya : Nc. Hou

" Hi...hi...hi… pemuda ganteng kini kau sudah terkena racun


Ang Coa tok , sebentar lagi kau akan jatuh pingsan ,.dan disaat
itulah kau akan melayani aku dengan suka rela , hi...hi...hi… Hari
ini Bu Tek Sian Li akan menikmati perjaka yang sangat tampan !
"

" Tutup bacot busukmu wanita iblis, ternyata kau adalah Jeng
Tok Moli, dan tentu engkaulah yang telah menewaskan muridku !
"
Ouw Yang Hua segera melepaskan tiga buah belati
terbangnya ke arah Jeng Tok Moli, wush !... tiga buah belati
terbang mengarah ke jantung dan kedua mata Jeng Tok Moli.
luncuran senjata rahasia berupa belati ini sangat dahsyat dan
cepat , belati tinggaal sejengkal lagi mengenai sasaran , akan
tetapi hanya dengan menyampokan tangannya yang berkuku
panjang
Cring ...Cring...Cring …
tiga batang belati itupun tersampok jatuh .
Walaupun hanya kuku jari, akan tetapi kuku jari yang
dialirkan tenaga sinkang menjadi sangat kuat dan mampu beradu
dengan belati terbang yang terbuat dari baja.
" Hiaat !... "
Jeng tok Moli kembali menyerang dengan jurus cakar
iblisnya , Ouw Yang Hua segera menangkis semua serangan dari
Jeng Tok.Moli .
pertarungan kembali berlangsung dengan sengit, tiba tiba
Jeng Tok Moli menaburkan bubuk berwarna merah yang kini
menguap.menjadi asap yang berwarna.merah.

Pendekar Yen Fei 245


Karya : Nc. Hou

Ouw Yang Hua yang sedang sibuk menangkis serangan


bertubi tubi dari jurus cakar iblis tidak menduga sama.sekali akan
menghirup asap beracun.
tiba tiba kepalanya terasa sangat berat dan sakit cekot cekot.,
dan perutnya terasa mual seperti hendak muntah, akan tetapi tak
mampu untuk muntah.
keadaan Ouw Yang Hua semakin parah berdiripun terasa
sempoyongan , dan akhirnya Ouw Yang Hua terjatuh dalam
keadaan lemah, walaupun belum hilang kesadaran akan tetapi
tenaganya terasa hilang dan tak mampu lagi menggerakan
anggota tubuhnya.
" hi...hi...hik.. ! "
Jeng tok moli segera membopong tubuh Ouw Yang Hua
yang sudah tak berdaya ke dalam sebuah lapak pasar, dengan
nafas memburu karena sudah terbakar nafsu berahi Jeng tok Moli
menciumi wajah dan seluruh tubuh dari Ouw Yang Hua dan
tangannya mulai menggerayangi ke dalam balik celana.
" hi ..hi...hi… harus di hidupkan dulu ! "
tangan Jeng Tok Moli mencengkram mulut Ouw Yang Hua
sampai terbuka , lalu menjejalkan sebuah pil berwarna merah
darah.
Ouw Yang Hua yang sudah tak berdaya terpaksa menelan
nya
hanya beberapa menit setelah menelan pil tersebut badan
Ouw Yang Hua terasa sangat panas keringat sebesar kacang ijo
mulai menetes , degup jantung berdetak dua kali lebih cepat dan
peredaran darah serasa semua mengalir ke arah alat vital , " Hi…
h… hi… burungnya sudah hidup." , kembali tangan Jeng tok

Pendekar Yen Fei 246


Karya : Nc. Hou

Moli begerangan ke dalam celana, dan sibuk menanggalkan


pakaiannya sendiri.
tiba tiba melesat sebuah tendangan tiba tiba mengenai
dirinya. desh !....
tubuh Jeng tok Moli jatuh bergulingan kearah belakang .
tendangan itu datang dengan tiba tiba di saat Jeng Tok Moli
di puncak birahi yang kehilangan kewaspadaan , entah sejak
kapan di hadapannya sudah berdiri duhadapannya seorang wanita
muda berparas cantik dan berpakaian serba hitam
" Iblis cabul Jeng Tok Moli, ternyata , yang menjadi siluman
rase adalah dirimu ! "
" Bocah kurang ajar , sudah bosan hidup ... siapa kau !...
yang berani mengganggu kesenangan ku "
" hi...hi..hi.. aku adalah Giam Lo ong ( malaikat pencabut
nyawa ) yang akan mengirim iblis sundel ke neraka !."
Jeng Tok Moli yang sangat terkejut terkena tendangan yang
begitu keras , mampu membuat dirinya mencetat bergulingan ,
ternyata dilakukan oleh seorang wanita yang masih muda.
yang kini berdiri bertolak pinggang menghinanya.
" Bocah sundel bosan hidup !.."
Jeng tok Moli melepaskan senjata rahasia berbentuk jarum
jarum halus berwarna merah ,
" Cring... cring... cring !... segulungan cahaya merah berkilau
, hanya dengan mengibaskan pedang merah semua jarum jarum
yang dilepaskan oleh Jeng tok moli semua tersampok runtuh.

Pendekar Yen Fei 247


Karya : Nc. Hou

" hai nenek iblis !.. pakai dulu bajumu , aku jengah bertarung
dengan nenek tua bugil tidak tahu malu , cih … sungguh sangat
menjijikan ! "
gadis muda berpakaian hitam ini segera membalikan badan
dengan gaya yang sangat merendahkan .
Jeng Tok Moli pun
segera mengenakan pakaiannya dan kini meloloskan sebilah
pedang berwarna hitam, bau amis yang menyengat meneruak saat
pedang diloloskan , menandakan bahwa pedang hitam dari Jeng
Tok Moli mengandung racun yang sangat berbahaya.
Dengan pedang hitamnya Jeng tok moli menusuk ke dada
gadis berpakain hitam .
gadis berpakaian hitam ini segera mundur kebelakang
menangkis dengan pedang merahnya,
" Trang !..trang !..Trang !...
pijaran bunga api memercik setiap kali kedua pedang pusaka
beradu.
kedua orang yang bertarung ini keduanya adalah ahli Kiam
Shut tingkat tinggi keduanya bergerak sangat cepat, gerakan
pedang berubah menjadi gulungan cahaya hitam dan cahaya
merah yang saling mengurung.
sudah lebih dari tiga puluh jurus lebih Jeng Tok Moli , dan
gadis baju hitam itu bertarung , sepertinya keduanya seimbang
dalam ilmu Kiam Shut.
tiba tiba gadis baju hitam itu mengeluarkan pekikan nyaring
gerakan sinar pedangnya berkelebat kedelapan arah , bayangan
pedang terlihat seperti kelopak bunga teratai , dan gadis itu

Pendekar Yen Fei 248


Karya : Nc. Hou

melompat tinggi keudara kemudian bersalto mengayunkan


pedang menyerang dari atas kearah ubun ubun .
Jeng tok Moli terbelalak dan berteriak kaget " Ang Lien
Kiam shut ! "
segera menjatuhkan diri bergulingan dilantai menghidari
serangan jurus Kiam Shut yang sangat hebat.
sambil bergullingan ditanah melemparkan bola bola sebesar
bola ping pong , di susul suara.ledakan yang mengeluarkan asap
berwarna warni , " huh...asap beracun !"
gadis baju hitam itu segera menghentikan serangan dan
menahan nafas melakukan tiga kali salto kebelakang menghindari
asap beracun yang berbahaya.
kini keduanya berhadapan lebih dari jarak lima tombak.
" Ang Lien Kiam shut , apa hubunganmu dengan Ang Lien
Hua majikan kuil teratai dari Yunnan ! "
berteriak kaget Jeng Tok Moli mengenali jurus Ang Lien
Kiam shut yang sangat hebat , sepertinya dia merasa jerih
terhadap Ang Lien Hua yang merupakan datuk sakti , yamh di
seganinya karena Jeng Tok Moli sendiri juga berasal dari daerah
Yunnan.
" Ang Lien Hua adalah Subo ku,.apa kau sekarang takut
menghadapiku !... dasar nenek cabul pengecut ! "
gadis muda ini memang benar adalah Liu Bwe, murid
terkasih dari Ang Lien Hua.
Liu Bwe kembali mengeluarkan jurus Ang Lien Kiam Shut ,
gulungan sinar pedang warna merah bergulung gulung tubuh Liu
Bwe meluncur bagai terbang mengejar Jeng Tok Moli .

Pendekar Yen Fei 249


Karya : Nc. Hou

Jeng tok Moli kembali berlaku curang Melemparkan bola


bola
yang saat terjatuh kelantai menimbulkan suara ledakan hebat
, mengeluarkan asap hitam yamg sangat pekat.
Liu Bwe tidak berani mengambil resiko , segera menahan
nafas dan menghentikan serangan
karena yang dilemparkan adalah bubuk beracun yang
menghasilkan asap pekat , tanpa dapat melihat apa apa,
menanti sampai asap hitam pekat memudar.
akan tetapi saat asap pekat memudar Jeng Tok Moli sudah
menghilang melarikan diri.
Liu Bwe segera menghampiri Ouw Yang Hua yang
tergeletak dengan tubuh basah kuyup akibat keringat,matanya
melotot
menandakan sedang mengalami keracunan hebat.
Liu bwe segera menotok.beberapa jalan darah di tubuh Ouw
Yang Hua , dan segera menempelkan kedua telapak tangan ke
punggung Ouw Yang Hua , Liu Bwe mengerahkan Sinkang ,
terlihat uap putih keluar dari sela sela telapak tangan Liu Bwe.
lebih dari satu jam Liu Bwe bekerja keras mengerahkan
hawa sinkangnya ,untuk mengeluarkan racun yang bersarang di
tubuh Ouw Yang Hua.
akhirnya usaha keras dari Liu Bwe tidak sia sia, detak
jantung dan nafas terengah engah dari Ouw Yang Hua kembali
Normal, beberapa saat kemudian Ouw Yang Hua memuntahkan
gumpalan darah berwarna merah kehitaman.

Pendekar Yen Fei 250


Karya : Nc. Hou

walaupun masih lemah Ouw Yang Hua mulai dapat


menggerakan tubuh , sedangkan Liu Bwe karena mengeluarkan
banyak tenaga berwajah pucat dan lemas.
" Banyak terima kasih atas pertolongan Nona , seandainya
aku tidak di tolong kemungkinan besar aku sudah menjadi mayat
! " Ouw Yang Hua ,membungkuk memberi hormat.
" sudahlah tidak usah sungkan , sudah menjadi kewajiban
untuk saling menolong , Bukankah engkau bernama Ouw Yang
Hua , putra dari Locienpwe Ouw Yang Tiong."
" oh nona ternyata sudah mengenalku , saat bertarung tadi
saya mendengar kalau Nona adalah murid dari Locienpwe Ang
Lien Hua, kalau begitu nona adalah Liu Bwe , Kita pernah
berjumpa saat di pulau Maha.dewa , saat itu nona Liu Bwe adalah
gadis kecil yang ceria dan jenaka , tapi kini sudah tumbuh
menjadi seorang Lihiap yang sangat cantik dan berilmu tinggi,
tak pernah kusangka sama sekali , nyawaku hari ini diselamatkan
oleh teman masa remajaku "
berkata Ouw Yang Hua dengan penuh rasa hormat dan
kagum dengan kecantikan dan juga kepandaian silat yang dimiliki
Liu Bwe.
" Hi ..hi..hi.. ternyata Ouw Yang Hua yang sangat terkenal
memiliki ilmu silat yang tinggi ternyata juga adalah seorang
perayu ulung ! "
Ouw Yang Hua gelagapan, wajahnya memerah dikatakan
sebagai perayu ulung Oleh Liu Bwe yang jenaka
" Bwe moi itu semua adalah omong kosong , ilmu silatku
belum ada apa apa nya dibandingkab dengan mu, seandainya
tidak kau tolong saat ini aku sudah mampus ! "

Pendekar Yen Fei 251


Karya : Nc. Hou

Liu Bwe yang ceria dan jenaka melihat wajah Ouw Yang
Hwa yang memerah seperti kepiting rebus terrawa ngikik
" Gak usah gugup Hwa koko, aku hanya becanda jangan
terlalu dibuat serius " Liu Bwe tersenyum manis , sederet gigi
yang putih dan rapi , semakin memukau Ouw Yang Hua yang
sudah timbul rasa sukanya kepada Liu Bwe yang sangat cantik
berilmu silat tinggi, dan telah menyelamatkan jiwanya
ada suatu getaran yang tak pernah dirasakan Ouw Yang Hua
selama ini.
semua gerak gerik dan sikap Liu Bwe semua terasa sangat
menarik di mata Yen Fei.
apakah getaran seperti ini , yang dinamakan cinta , entahlah
Ouw Yang Hua tidak berani berpikir terlalu jauh.
Liu Bwe juga sebenarnya merasa ada sesuatu getaran aneh
setiap kali memandang Ouw yang Hua yang sangat tampan
dengan tubuh kekar dan tonjolan otot di sekujur tubuhnya yang
sangat menawan, suatu perasaan yang tak pernah dirasakan oleh
Liu Bwe sebelumnya.
dua pasang mata saling memandang dan saling mengagumi ,
walaupun tanpa berkata kata dari tatapan mata seperti terjalin
suatu hubungan kontak yang tak dapat di jelaskan hanya bisa
dirasakan.
tiba tiba Liu Bwe tersadar kemudian tertawa cekikan , "
Hi..hi..hi.. mengapa Hua ko bengong memandangku , emang ada
yang aneh ya ? "
di tegur oleh Liu Bwe , Ouw Yang Hua pun kembali
gelagapan, sikapnya yang canggung dihadapan Liu Bwe semakin
, terlihat menarik

Pendekar Yen Fei 252


Karya : Nc. Hou

"Kau tadi juga menatapku sampai bengong emangnya ada


apa? " Ouw yang Hua juga balas bertanya dengan nada yang
sama, akhirnya mereka tertawa bersama,
suatu keakraban dan perasaan saling suka telah muncul di
hati masing masing.

––––––––

BAGIAN 29

Pertemuan yang tidak disangka sangka antara Ouw Yang


Hua dengan Liu Bwe, menjadikan mereka semakin akrab,
Liu Bwe di undang ke markas Sin Hauw Bu Kuan sebagai
tamu kehormatan.
Setelah mengalami kejadian yang hampir menewaskan
dirinya , Ouw Yang Hua semakin giat berlatih , terutama ilmu
menahan nafas , untuk menghindari serangan racun yang
berbahaya dari Jeng Tok Moli, Demikian juga Liu Bwe mereka
sering berlatih bersama dan saling bertukar pengalaman tentang
ilmu silat.
sebenarnya tingkat kepandaian antara Auw Yang Hua dan
Liu Bwe hampir sama, hanya saja tingkat Ilmu Ginkang Liu Bwe
masih sedikit lebih unggul dari Ouw Yang Hua.
seperti biasanya sehabis berlatih mereka bercakap cakap
" Hua ko, menurut pendapatku, melatih ilmu menahan nafas
saja tidak efektif untuk menghadapi serangan racun dari Jeng Tok
Moli, dalam bertarung tidak mungkin kita hanya mengandalkan
bertahan dengan menahan nafas saja ! "

Pendekar Yen Fei 253


Karya : Nc. Hou

" Lalu apa pendapatmu Bwe Moi ?, keahlian Jeng Tok Moli
dalam menggunakan racun sangat hebat sekali ! "
"Bukankah yang sangat berbahaya, bubuk racunnya yang
menyebar di udara, sifat dari racun diudara tidak akan bertahan
lama, apa lagi tertiup angin yang kencang ! aku pikir bagaimana
kalau kita selalu menyiapkan kipas, untuk berjaga jaga kalau dia
menebarkan bubuk beracun ! "
Ouw Yang Hua sangat kagum dengan Liu Bwe, selain
berilmu tinggi, juga sangat cerdas sekali,
" sungguh luar biasa , engkau sangat cerdas sekali, aku
sendiri tidak pernah memikirkan sebelumnya, akan tetapi , kalau
menunggu dia menyebarkan bubuk beracun baru kita
mengeluarkan kipas ,sepertinya sudah terlambat , apa tidak
sebaiknya kita mengganti senjata dengan kipas khusus, atau kita
menggunakan dua senjata sekaligus di tangan kanan dan kiri yang
salah satunya kipas !"
" Benar sekali Hua ko , aku berpikiran membuat kipas dari
bilah baja tipis , dan dilapisi dengan kain sutra tebal agar bisa
dijadikan sebagai senjata!,"
" Di Kota raja Ying thien ini, aku punya kenalan seorang
pandai besi yang sangat mahir membuat senjata, yang merupakan
langganan istana , untuk membuat persenjataan prajurit, aku akan
memesan sepasang, satu buat ku dan satunya untuk Bwe moi ! "
" aku ikut kesana!.. Hua ko !.. aku ingin juga melihat lihat ,
orang membuat beraneka jenis senjata "
Kwe Lojin, adalah seorang pande besi yang sudah sangat
terkenal di kota ying thien, banyak sekali Tokoh tokoh Kang
Auw memesan senjata kepada Kwe Lojin, baik para pendekar
golongan putih maupun para penjahat dari golongan Hek To juga
dilayani, hanya saja Kwe Lojin hanya mau turun tangan sendiri

Pendekar Yen Fei 254


Karya : Nc. Hou

membuat senjata pusaka kepada orang yang berjodoh dengannya


, sedangkan sisanya di serahkan kepada anak buahnya yang
membuatkan.
seperti biasanya bengkel senjata Kwe Lojin selalu sibuk
terlihat beberapa orang yang membakar besi baja kemudian
memukul besi yang masih merah membara , terdengar bunyi
ting...Ting...ting… saat besi membara di pukul dan di tempa,
Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe berjalan menuju sebuah
rumah sederhana di bagian belakang bengkel.
terlihat seorang kakek tua yang sedang duduk dan menghisap
asap tembakau dari sebuah hunce kuningan .
kalau di tafsir kakek tersebut sudah berumur delapan puluh
tahun lebih rambut dan cambangnya semua sudah memutih, akan
tetapi tatapan matanya sangat tajam dan mencorong menatap
kepada sepasang pemuda yang menghampirinya .
" Kwe Lojin, terimalah hormat tecu ! " berkata Ouw Yang
Hua sambil menjurahkan sepasang tangan nya memberi hormat,
akan tetapi Kakek aneh itu tidak menjawab penghormatan
kepadanya , akan tetapi matanya menatap Liu Bwe, kemudian
tertawa terbahak bahak .
" Ha...Ha...Ha…, hari ini lohu kedatangan seorang Lihiap ,
yang membawa Ang Lien Kiam ,
yang sudah merupakan senjata pusaka yang sulit di cari
tandingannya, malah datang kemari, apa masih merasa kurang
dengan senjatamu yang begitu hebat ! "
Liu Bwe sangat kagum dengan pandangan Kwe Lojin yang
sangat awas, hanya dengan sekali lihat saja Kwe Lojin sudah
dapat mengenali ang Lien Kiam yang dibawanya.

Pendekar Yen Fei 255


Karya : Nc. Hou

menandakan kalau Kwe Lojin Ini memang bukan orang


sembarangan ,
" Benar sekali, yang locienpwe katakan , pedangku memang
pedang Ang Lien Kiam , maksud kedatanganku kesini bukan
untuk memesan pedang, akan tetapi maksud kedatangan kami
kesini hendak memesan kipas ! "
" ha...ha..ha...apa Lihiap hendak merubah diri menjadi penari
seperti dayang dayang istana ! " kwe Lojin tertawa terpingkal
pingkal dengan gaya jenaka dan terus saja asyik menghisap asap
tembakau dari Hunce Kuningannya
" hi...hi...hi… ternyata Kwe Lojin yang terkenal adalah
seorang yang jenaka !, saya berniat memesan kipas bukan untuk
menari Locienpwe ,.akan tetapi untuk menjaga diri dari asap
beracun.! "
" Apa asap beracun seperti ini ! " tiba tiba kwe Lojin
meniupkan asap tembakau yang membentuk huruf O menyerang
ke arah Liu Bwe.
mula mula asap hanya sedikit, tetapi.makin lama makin
banyak mengurung Liu bwe, dan Liu Bwe segera menghindar
dengan lincah , meloloskan Ang Lien Kiamnya untuk menghalau
asap tembakau yang berbau tajam ,akan tetapi gulungan sinar dari
Ang Lien Kiam Shut tidak berhasil menghalau asap tembakau
yang begitu banyak,
akhirnya Liu Bwe terbatuk batuk, untung yang di tiupkan
hanya adalah asap tembakau,
bila yang ditiupkan adalah asap beracun niscaya ,Liu Bwe
sudah jatuh tergeletak .
" Ha...ha...Ha…. Lucu !...sangat lucu !...pemain Ang Lien
Kiam Shut takut asap tembakau !...

Pendekar Yen Fei 256


Karya : Nc. Hou

Nona manis ! sepertinya kau memang butuh kipas !..."


Liu Bwe bersama Ouw Yang Hua segera menjura kepada
Kwe Lojin " Terimakasih banyak untuk kesediaan Locienpwe !"
Ouw Yang Hua sangat gembira karena kakek aneh Kwe
Lojin bersedia membuatkan senjata kepada mereka , karena hal
ini merupakan sesuatu yang sangat langka, Kwe Lojin termasuk
manusia aneh, yang kalau tidak berkenan tidak akan banyak
bicara dengan tokoh kang Auw yang dia tidak sukai.
" Kalian tunggu sebentar !"
Kwe Lojin memasuki pondoknya dan tak lama kemudian
sudah kembali membawa dua buah kipas lipat , yang sebuah
berwarna putih dan sebuah lagi berwarna hitam.
" Kalian sungguh beruntung dan sangat berjodoh dengan
Kipas IM YANG ini !, ambil lah yang berwarna putih untuk Ouw
Yang Hua !..dan Yang berwarna hitam untuk nona Liu Bwe , si
walet hitam ! "
" kenapa locienpwe , mengenali namaku ,dan juga julukan
kosong walet hitam yang diberi oleh orang orang kepadaku ! "
bertanya Liu Bwe dengan nada heran,
" jangan Heran nona Liu Bwe, murid terkasih dari Ang Lien
Hua, majikan kuil teratai dari Yunnan, walaupun Lohu tidak
keluar dari pondok, semua hal yang terjadi , di jagat dunia
persilatan Lohu, pasti sudah tahu.,.karena yang datang kemari
adalah tokoh tokoh Kang Auw ,dan mereka tentu saja
menceritkan apa yang terjadi di dunia Kang Auw ini , dan Lohu
juga mengetahui kalau kedatangan kalian meminta kipas adalah
untuk melawan Jeng Tok Moli, berhati hatilah kalian, karena
Jeng Tok Moli saat ini menjadi kaki tangan dari Lim Wangwe ,
dua hari yang lalu mereka kemari, Lim Wangwe memesan

Pendekar Yen Fei 257


Karya : Nc. Hou

sepasang sarung tangan baja berbentuk cakar harimau, akan tetapi


Bukan Lohu Yang kerjakan , Lohu berikan kepada anak murid
Lohu yang mengerjakannya , "
" Terima kasih banyak Locienpwe, berapa yang harus kami
bayar untuk sepasang kipas ini ! "
" Ha...Ha...Ha… sepasang kipas ini bukan Lohu yang buat.
hanya Lohu berikan, sesuai dengan pesan pemiliknya sekitar
tiga puluh tahun yang lalu,.sepasang kipas IM YANG ini adalah
milik sepasang pendekar kipas sakti, menitipkan kipas ini untuk
lohu berikan kepada orang yang berjodoh , karena takut kipas ini
jatuh kepada tokoh sesat, karena sepasang pendekar tersebut
berniat menghabiskan sisa hidup mereka , sebagai pertapa di
gunung himalaya , dan pada hari ini Lohu sudah menunaikan
wasiat selama tiga puluh tahun, "
Kwe Lojin tertawa gembira karena ,.sepasang kipas IM
YANG yang di titipkan kepada nya telah mendapatkan majikan
baru yang sangat tepat
" pakailah sepasang kipas ini untuk melawan mereka yang
berbuat kejahatan ! , sekarang pulanglah, lohu khawatir
kedatangan kalian di ketahui oleh mata matanya Lim Wangwe!"
" terima Kasih Banyak Locienpwe !"
mereka berdua.menjurah kepada kwe Lojin, dan segera
menyimpan kipas dibalik baju mereka dan segera kembali ke
markas besar Sin Hauw Bu Koan.
Sepasang kipas IM YANG ini memang bukanlah kipas biasa
walaupun terbuat dari kayu akan tetapi kekerasannya melebihi
dengan keras nha baja, dan kain sutra yang melapisi juga bukan
sutra biasa sangat lentur dan alot bahkan
mampu.untuk.menangkis senjata tajam tanpa takut akan sobek.

Pendekar Yen Fei 258


Karya : Nc. Hou

Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe selalu berlatih bersama ,


Ouw Yang Hua mengkombinasikan sendiri gerakan silatnya
tangan kanan menggunakan busur kumala sedangkan tangan
kirinya memegang kipas.
begitupun denga Liu Bwe , tangan kanannya memainkan
Ang Lien Kiamshut sedangjan tangan kirinya memainkan senjata
kipas.
dan mereka juga menggabungkan hasil latihan mereka
menjadi sebuah jurus silat yang unik dan juga sangat hebat,
karena mereka bisa bergerak menyerang bersama dan saling
melindungi dari serangan lawan .
hasil kolaborasi dari ilmu silat mereka berdua terciptalah
jurus KIAM KONG LUI HONG.
( Busur pedang angin badai )
Ouw Yang Hua dan Liu Bwe yang semakin sakti , berkat
latihan mereka , juga perasaan mereka yang semakin hari
semakin dekat menumbuhkan benih benih asmara yang mulai
mekar di hati mereka berdua.

––––––––

BAGIAN 30

Kita tinggalkan sejenak Liu Bwe dan Ouw Yang Hua yang
sedang memperdalam ilmu KIAM - KONG - LUI – HONG untuk
mengikuti pencarian Yen Fei terhadap musuh besarnya
IT - Gan - O - HAUW ( Macan kumbang bermata satu ) alias
Barkha .

Pendekar Yen Fei 259


Karya : Nc. Hou

Di siang hari yang sangat cerah di taman kota yang di


tumbuhi pohon pohon Yang Lui yang berdaun Lebat dengan
hembusan angin sepoi sepoi , seakan akan sedang menghibur
pengunjung yang memang sedang melepas penat ,
bermacam macam orang ada di taman kota, ada yang sedang
berpacaran, terlihat juga beberapa siucai yang sedang asyik
sedang menghayal sambil menulis syair syair indah.
suasana sangat tenang seakan akan para pengunjung sedang
asyik dalam lamunan masing masing.
Begitu juga dengan Yen Fei, yang masih memikirkan kira
kira dimana keberadaan Burkha , juga misteri tentang siluman
pemangsa pria perjaka di Kota Ying Thien.
angin sepoi sepoi yang sejuk ,
membuat rasa kantuk mukai menyerang.
baru saja akan memejamkan mata,. Pendengarannya yang
tajam dan terlatih, mendengarkan suara cekikikan seorang wanita
dan pria di balik rimbunnya rumpun bunga krisant yang berada di
belakang Yen Fei.
" Hi...Hi..Hi…, ayo koko kita bercinta, aku sudah beberapa
hari tidak.melakukannya !.."
" Hush… Jangan begitu nona ,.disini tempat.umum,.lagi pula
kita baru.kenal mana boleh kita melakukan perbuatan asusila !."
".Ayoo...aku sudah tidak kuat ,.tolong.lah aku !."
" Jangan nona !... aku gak berani juga gak mau ! .."
" Breeet !... "
terdengar suara baju sobek , kemudian terlihat seorang siucai
muda berlari keluar dari rimbunnya kumpulan bunga krisan.

Pendekar Yen Fei 260


Karya : Nc. Hou

dan di belakangnya terlihat seorang perempuan muda


berparas cantik terus mengejar dan hendak menubruk siu cai
muda itu .
" kongcu tolonglah saya, aku mau di ajak berbuat tak
senonoh oleh wanita gila itu ! "
sang siucai muda segera berlindung di belakang punggung
Yen Fei..
" hi..hi...hi.. ada Kongcu yang lebih gagah dan lebih tampan
,dari pada siucai , penakut !
ayo Kongcu gagah kita bercinta !" sang wanita cantik itu
langsung memeluk Yen Fei , sedangkan sang Siucai muda
bersembunyi di belakang punggung Yen Fei .
"Waduh… bagaimana ini , kog aku jadi di peluk dari depan
dan belakang !.."
Yen Fei melihat sesuatu yang tidak wajar dari wajah wanita
muda ini yang ada berkas kehijauan, dengan sorot mata seperti
orang lupa ingatan ,
"Kasihan sekali , wanita ini keracunan parah, apakah ini
karena racun katak hijau, yang membuat orang mabuk birahi ,
racun ini sering di pakai oleh suku pedalaman mongolia,
untuk diberikan kepada kuda betina agar mau dikawini, sungguh
keji sekali orang yang telah meracuni wanita muda ini"
Yen Fei segera membelai kepala wanita muda ini sambil
menekan jalan darah Teng - Sin -Hiat yang berada di ubun ubun ,
wanita muda ini mendadak lemas , dan jatuh tak sadarkan diri.
"Tenanglah sicu , wanita muda ini tidak gila, dia keracunan ,
aku akan berusaha menyembuhkannya !"

Pendekar Yen Fei 261


Karya : Nc. Hou

Siu Cai muda tersebut hanya melongo melihat kehebatan


Yen Fei yang hanya dengan sekali usapan dapat menenangkan
wanita muda yang sedang mabuk Birahi .
"Untung berjumpa dengan taihiap , kalau tidak entah apa
yang akan terjadi, aku pasti menjadi tontonan orang banyak, dan
nama baik ku akan rusak, tapi kasihan juga wanita muda ini,
harus segera di tolong ! "
wanita muda itu sebenarnya berwajah cukup cantik dan
manis , yang kini tak sadarkan diri ,kemudian di telantangkan di
atas tanah, dengan sangat cekatan jarum jarum akupuntur sudah
di tancapkan di beberapa pembuluh darah , kemudian telapak
tangan Yen Fei di tempelkan , dengan menyalurkan Ang Tok Sin
kang yang mengandung Hawa beracun ular merah ,untuk
melemahkan dan mengusir keluar racun yang bersarang di tubuh
wanita ini, proses pengobatan tidak memakan waktu yang terlalu
lama, darah yang berwarna kehijauan mulai menetes keluar dari
titik urat nadi yang tertancap jarum.
sang siucai muda hanya menatap dengan pandangan mata
penuh kekaguman
"Kalau boleh saya tahu nama besar taihiap ! saya sendiri
bermarga Oey bernama kim san , seorang siucai yang bekerja di
istana "
"Namaku Yen Fei , hanya seorang perantau, yang kebetulan
memiliki sedikit ilmu pengobatan, bukanlah seorang taihiap, Oey
Siu cai racun di tubuh wanita ini sudah berhasil di keluarkan, kira
kira satu jam kemudian dia akan sadar dengan sendirinya, dan
tolong berikan dia pil ini , agar ingatannya bisa pulih ! "
berkata Yen Fei , juga sekaligus meminta Oey Siucai
menjaga wanita muda ini sampai sadarkan diri.

Pendekar Yen Fei 262


Karya : Nc. Hou

" Yen Sicu apa hendak melanjutkan perjalanan? , tidak


mampir dulu ke gubuk ku yang tidak jauh dari taman kota ini ?"
" terima kasih banyak Oey Siucai , aku sendiri punya urusan
yang harus di selesaikan ,ya nanti kalau sempat saya akan
mempir menyambangi Oey Siu Cai "
Sedang asyiknya mereka ngobrol , pendengaran Yen Fei
yang sangat tajam.,mendengarkan teriakan seorang wanita yang
menggunakan ilmu COAN IM JIT BIT , " Giok Lan !..Giok Lan
!..kamu dimana Lim Wangwe sudah menunggumu , mau diajak
bercinta lagi , hi..hi...hi..!"
dan Yen Fei melihat berkelebat bayangan diantara
pepohonan Yang Liu.
"Gawat !... Oey Siu Cai , harap segera bawa wanita ini ,
sembunyi di rumpun bunga kriisan itu, aku melihat Jeng Tok
Moli , sedang mencari cari orang mungkin wanita ini , ayo cepat
!.. dan ingat pesanku !..untuk meminumkan pil putih itu setelah
dia siuman ! "
Yen Fei segera mengerahkan ilmu ginkang HUD - COUW -
PO - HOAT ,hanya dalam sekejap Yen fei sudah menghilang dari
pandangan Oey Siu Cai ,yang hanya dapat bengong , melihat
kehebatan Ginkang Yen Fei, dan terus sembunyi bersama wanita
muda itu.
Yen Fei mengikuti Bayangan Jeng Tok Moli yang berkelebat
diantara pepohonan , dan tiba tiba Yen Fei sudah menghadang
dari balik sebuah pohon Yang Liu .
"Jeng Tok Moli !... kita ketemu lagi disini !... "
"Hi...hi...hik…,Ternyata kau Yen Fei , kau mengikuti ku ,
apa kau kangen dan ingin menjadi kekasihku ! "

Pendekar Yen Fei 263


Karya : Nc. Hou

"Tadi kau menyebut nyebut Lim Wangwe, apa dia adalah IT


- GAN - O - HAUW ? "
" Hi..Hi..hi… tentu saja , semua orang di kota ini juga sudah
tahu kalau IT Gan O Hauw adalah Lim Wangwe yang memiliki
semua rumah pelacuran dan rumah judi di kota Ying Thien ini ! "
"Bolehkah Locienpwe memberi tahu kepada saya , dimana
tempat tinggalnya Lim Wangwe ? " bertanya Yen Fei dengan
sopan sengaja menyebut Locienpwe kepada Jeng Tok Moli ,
karena memang ada butuh nya ,sudah hampir sebulan lamanya
Mencari tempat bersembunyinya IT Gan O Hauw.
" Hi..hi...hi...anak tampan , tumben kau memanggilku
Locienpwe, ..kau panggil saja aku Sian Li, asal engkau mau
menjadi kekasihku apa saja yang kau minta pasti aku berikan,
atau.kau hendak menjadi pemilik rumah judi dan rumah
pelacuran juga bisa, kalau kita berdua bekerja sama pasti dapat
mengalahkannya, dan meramoas semua hartanya hi..hi..hi…,
si tua Bangkotan itu selalu minta tolong padaku , untuk
membuat wanita wanita tersebut dengan suka rela melayaninya ,
setelah bosan di pekerjakan sebagai pelacur , dan timbal baliknya
, aku di berikan perjaka perjaka tampan, akan tetapi semua lemah,
hi..hi...hi.. aku lebih suka kamu yang tampan gagah !"
Yen Fei begidik mendengar kekejaman IT GAN O HAUW
yang menculik gadis gadis kemudian di beri racun oleh Jeng Tok
Moli sehingga menjadi budak nafsu, dan lebih begidik ngeri lagi
kalau membayangkan dirinya harus menjadi kekasih dari wanita
iblis ini, akan tetapi Yen Fei adalah seorang pemuda yang cerdas
, mumpung Jeng Tok Moli suka kepada dirinya , apa salahnya
kalau di manfaatkan ,.setelah berhasil menumpas IT GAN O
HAUW baru akan menumpas iblis betina ini aku akan pura pura,
Yen Fei hendak bersiasat .

Pendekar Yen Fei 264


Karya : Nc. Hou

"Baiklah Sian Li !..aku memang membutuhkan bantuanmu !


"
' Hi..hi...hi… begitu dong… kalau kita bekerja sama , kita
akan menjadi sepasang manusia sakti yang tak ada tandingan nya
!"
Jeng Tok.Moli segera merangkul Yen Fei ,.langsung
mencium pipi dan tangannya mulai menggerayangi tubuh Yen
Fei,
yang merinding karena rasa jijik
akan tetapi ,dia harus berlaku cerdas untuk dapat menemukan
musuh besarnya.
"Sianli !.. nanti dulu, ...mohon sabar, !... aku.memang masih
perjaka , dan aku sudah bersumpah tidak akan.menikah atau
melakukan hubungan badan dengan siapapun sebelum dendam
kesumat keluarga ku terbalas , terutama kepada IT GAN O
HAUW, !."
Yen Fei Menepis tangan Jeng Tok Moli yang sudah berani
bergerayangan.
"Baiklah Yen Fei, kau memang pemuda istimewa ,yang
membuatku semakin penasaran, setelah menumpas IT GAN O
HAUW kita akan menjadi pasangan suami istri yang paling sakti
di kolonh langit ini , hi...hi...hi.., Tapi hanya ciuman dan
rangkulan gak apa apa ya, ! "
tiba tiba kecupan dari Jeng Tok Moli mendarat di pipinya,
dan Yen fei menyumpah nyumpah dalam hati karena sangat jijik
di cium.nenek nenek.
JENG TOK MOLI adalah seorang datuk sesat kawakan tentu
saja bukan orang bodoh , percaya begitu saja, Dengan
kepaandaian silat dan ilmu racun yang hebat , dia merasa yakin

Pendekar Yen Fei 265


Karya : Nc. Hou

dapat menundukan Yen Fei, apa.lagi setelah menyempurnakan


ilmu CIAO - HUN - HOAT- SHUT yaitu kombinasi dari ilmu
racun dan ilmu sihir yang membuat korbannya menurut saja apa
yang diperintahkan seperti gadis gadis yang di racun dan
dijadikan budak nafsu.
" Yen Fei, sebagai bukti janjimu, minumlah arak ini terlebih
dahulu ! " Jeng tok Moli.memberikan sebotol arak ,
segera di terima Yen Fei , saat dibuka uap hijau mengepul
baunya sangat amis dan memabukan, Yen Fei tentu saja sangat
mengerti kalau arak ini sangat beracun, akan tetapi karena di
tubuh Yen Fei sendiri sudah mengandung dua macam racun yang
paling ampuh di kolong langit ini, tentu saja tak akan mampu
meracuni dirinya,
Hanya dalam sekali teguk Habis semua arak yang ada di
dalam botol keramik " Arak bagus !..arak bagus !..terima kasih
sianli ! "
" Hi ..hi..hi.. hebat !..kekasihku yang tampan " , kemudian
Jeng Tok Moli berkomat kamit membaca mantra ,.dengan
mengerahkan kekuatan KHI KANG suara Jeng Tok Moli berubah
menjadi sangat berwibawa , Yen Fei juga merasakan getaran
yang kuat dari suara Jeng Tok.Moli, akan tetapi.Yen Fei berpura
pura saja sudah keracunan dan terpengaruh dengan suara Jeng
Tok.Moli yang sedang mengerahkan ilmu CIAO HUN HOAT
SHUT .
Tatapan mata Jeng tok.Moli berubah mencorong cahayanya
seakan akan menembus mata Yen Fei.
" Aku adalah dewi.kecantikan yang.menjadi.kekasihmu !...
ciumlah.aku Yen.Fei ! "

Pendekar Yen Fei 266


Karya : Nc. Hou

sungguh menjijikan nenek iblis ini, karena Yen Fei tidak


terpengaruh dengan Ilmu Ciao Hun Hoat shut , dimata Yen Fei
Jeng Tok Moli masih berwujud nenek iblis yang jelek , akan
tetapi demi untuk menemukan musuh besarnya Yen Fei terpaksa
bersandiwara
" Wow...sianli kau sangat cantik sekali , lebih cantik dari
dewi kecantikan ! "
Yen Fei mendekati Jeng Tok Moli , dan terpaksa mencium
pipi nenek iblis ini.
".Hi..hi...hi.. kekasihku yang gagah dan tampan, ayo kita
segera ke.tempat.persembunyian si setan tua bangkotan itu ! "
Jeng Tok Moli pun berlari mengerahkan ilmu ginkangnya di
ikuti oleh Yen Fei menuju keutara kota,
jarak tempuh yang tidak begitu jauh hanya sekitar tujuh Li
dari pusat kota , sampailah mereka di sebuah lereng gunung ,.dan
menuruni sebuah lembah yang cukup curam, karena sangat curam
penduduk setempat menyebutnya Lembah Putus nyawa .

––––––––

BAGIAN 31

Jeng Tok Moli menuruni Lembah putus nyawa ,diikuti Yen


Fei, lembah yang dipenuhi batu gunung yang tajam dan di
tumbuhi semak belukar tanaman berduri, memang pantas
menyandang nama Lembah putus nyawa.
setelah perjalanan sekitar lima Li , lembah mulai melandai
dan dijumpai tanah datar , terlihatlah sebuah bangunan rumah
yang sangat mewah dan indah,

Pendekar Yen Fei 267


Karya : Nc. Hou

Tanpa permisi lagi Jeng Tok Moli langsung memasuki rumah


yang sangat mewah itu, Yen Fei yang mengikuti dari belakang
juga terpukau dangan bangunan rumah yang begitu indah.
isi rumah penuh dengan perabotan ukiran yang halus, di
dinding penuh dengan lukisan dan syair syair kuno dengan tulisan
yang sangat indah, sungguh pemilik rumah ini adalah orang kaya
raya yang mempunyai cita rasa seni yang tinggi, sesampai di
ruang tengah terdengar alunan petikan Yang Khim, seruling juga
er hu, memainkan musik yang sangat indah , bunyi alunan musik
yang indah itu berasal dari balik sebuah ruangan aula yang sangat
megah, Yen Fei sangat terpukau melihat ruangan yang begitu
indah bahkan tak kalah dengan istana kaisar.
terlihat kelompok pemusik semuanya terdiri dari wanita
wanita cantik dengan pakaian sutra tipis yang tembus pandang ,
sehingga nampak dengan jelas lekuk tubuh pemain musik, selain
itu juga ada penari penari semua adalah wanita cantik , dengan
gerakan lemah gemulai juga erotis, menampakan semua lekuk
tubuh nya.
bagaikan dewi dewi dari alam kahyangan.
di ujung ruangan tergelar permadani yang tebal dan indah
dan sebuah divan yang dilapisi dengan sutra yang halus.
terlihat seorang laki laki berbadan besar , berkulit hitam
dengan wajah yang sangat menyeramkan, kepalanya botak dan
wajahnya terdapat codet melintang , yang menambah seram
sosok laki laki berbadan tegap itu adalah , matanya hanya sebelah
kiri dengan bola mata yang besar melotot seakan akan hendak
keluar dari rongga mata, sedangkan mata sebelah kanannya
ditutup dengan penutup mata yang terbuat dari bahan kulit,
seperti bajak laut.

Pendekar Yen Fei 268


Karya : Nc. Hou

dia tidak memakai pakaian atas, hanya memakai cawat yang


terbuat dari kulit harimau.
sedang tiduran di pangkuannya dua orang gadis yang sangat
cantik dalam keadaan setengah telanjang , membelai dan
menciumi badan sang laki laki berkulit hitam ini, tampaknya
kedua gadis ini sudah terbakar nafsu birahi, dan tangan sang
lelaki hitam tak henti hentinya menggerayangi tubuh kedua gadis
cantik yang tiduran di pahanya.
sepertinya pria berkulit hitam ini sedang menikmati.alunan
musik juga keindahan wanita.
wajahnya yang seram dan menjijikan itu tertawa menyeringai
dengan giginya yang runcing runcing bagai higi harimau
membuat dirinya terlihat semakin seram.
" he...he..he…, nenek cabul !,..ramuan arak dan
aromatheraphy mu memang sangat manjur, para bidadari ini kini
semua tunduk dan.memohon mohon agar aku bersedia becinta
dengan mereka ! "
" Dasar bandot tua bangkotan, gak tau berterima kasih
senang diambil sendiri ! "
guman Jeng Tok.Moli sambil merengut.
".He ..he..he..tenang saja nenek cabul ,.aku.sudah
menyediakan empat orang perjaka untuk mu , kini.mereka sudah
menanti di pavilyun merah !..semua sudah saya persiapkan, !."
sang pria berkulit hitam itu kemudian memandang ke arah
Yen Fei , kemudian tersenyum
" Ha...ha...ha… nenek cabul ternyata mau sudah
mendapatkan pria tampan, di tambah empat perjaka, apa kau
hendak memakai sekali lima ha.. ha.. ha ! "

Pendekar Yen Fei 269


Karya : Nc. Hou

Yen Fei merasa jijik melihat pemandangan yang tidak


lazimnya, apa lagi pria hitam bermata satu ini , mempunyai ciri
ciri sebagai musuh besarnya, matanya yang mencorong seolah
olah hendak menembus menusuk hati pria hitam bermata satu ini.
" Apakah aku sekarang berhadaoan dengan Barkha, IT Gan
O Hauw ! "
dengan tatapan tajam dan jari telunjuk mengarah ke wajah
pria Hitam bermata satu ini.
" Siapa kau anak muda bosan hidup , berani berani nya
menuding aku ! "
terlihatlah watak sombong dan angkuh dari pria kulit hitam
bermata satu ini , yang menganggap orang lain adalah remeh.
Jeng Tok.Moli , yang sudah merasakan aura permusuhan dari
Yen Fei dan Barkha alias , IT Gan.O Hauw, ini hendak mencari
selamat sendiri., dengan gaya yang centil dan genit mencium pipi
Yen Fei
" Hi….hi...hik...kekasihku yang tampan , orang yang kau cari
sudah dihadapanmu, aku hendak ke wisma merah dulu ,
kasihan mereka sudah menunggu lama "
sambil mengerling genit ,kepada Yen Fei, kemudian
tersenyum ke arah Barkha " Hei Bandot tua , kekasihku ada
urusan denganmu, aku hendak menikmati upahku dulu , aku.ke
wisma merah dulu !"
tanpa meminta persetujuan Jeng Tok.Moli sudah kabur
menghilang.
Jeng Tok.Moli adalah orang yang cerdas juga licik, karena
dia sudah mengerti akan kesaktian Yen Fei ,maupun Barkha alias
IT Gan O Hauw, dia sengaja menghindar , dan mencari

Pendekar Yen Fei 270


Karya : Nc. Hou

keuntungan dari pertarungan yang akan terjadi, seandainya Yen


Fei yang kalah dia masih di percaya oleh IT Gan O Hauw sebagai
partner, seandainya IT Gan O Hauw yang kalah , dia
dapat.merampas semua kekayaan IT Gan O. Hauw , makanya dia
cepat cepat kabur, sambil tertawa cekikikan.
Dua orang musuh bebuyutan ini saling pandang dengan
tatapan mencorong .
kemudian Yen Fei sengaja berkata dalam bahasa Mongol
" Barkha ... hari ini adalah hari kematianmu , bersiap siaplah
menghadap kakek ku Torgun yang sudah menantimu di alam
baka ! "
" hai anak muda, kita sama sama adalah orang mongol yang
menjunjung kegagahan, tidak ada sedikitpun rasa takut akan
kematian !... "
Barkha segera berdiri segera memakai sarung tangan baja
berbentuk cakar , yang ujung nya berupa sepuluh bilah pisau
yang berkilau tajam.
tanpa memberi peringatan terlebih dahulu Barkha langsung
melompat menyerang dengan jurus harimau melompat pagar
wush !.... gerakan nya sangat cekap kedua cakar harimau
mengarah pada ubun ubun ,
Melihat datangnya serangan tiba tiba Yen Fei segera
menjatuhkan diri dan badannya meluncur di lantai , sehingga
tubuh Barkha hanya melewati nya. akan tetapi Barkha segera
berbalik badan dan menyerang kembali dengan jurus harimaunya
, kedua tangan Barkha berputar membentuk lingkaran yang
berlapis lapis ,sedangkan kedua kakinya melakukan sapuan
berputar , angin serangan yang disertai dengan pengerahan tenaga

Pendekar Yen Fei 271


Karya : Nc. Hou

sinkang yang dikombinasi dengan kekuatan Gwa Kang


dilancarkan sangat dahsyat
whut !... whut !... Whut !....
Yen Fei segera menyambut serangan dari Barkha dengan
menggunakan Jurus Hud - Couw - Sin - Kun dengan posisi keda
kuda yang sangat aneh kedua tangan Yen Fei menempel di lantai
difungsikan sebagai tumpuani, sedangkan kedua kaki Yen Fei
melakukan tendangan bergantian mengarah pada sendi
sambungan pergelangan tangan
" Duk ..Duk ..duk !..." semakin cepat serangan dari Barkha
semakin cepat pula ujung kaki Yen Fei menendang pergelangan
tangan Barkha.
Barkha meringis menahan rasa sakit, karena urat nadi di
kedua pergelangan tangannya di tendang bertubi tubi, masih
untung Barkha atau It Gan O Hauw ini memiliki kekuatan
sinkang yang besar ,seandainya orang biasa niscaya sambunga
pergelangan tangan nya sudah copot.
jurus serangan dari Barkha memang cepat tapi tangkisan
kedua kaki dari Yen Fei lebih cepat lagi, dari gerakan menangkis
dan hanya menendang pergelangan tangan kini , kedua kaki Yen
Fei bergerak semakin cepat dan Ganti menyerang , sapuan kedua
kaki Yen Fei berubah seakan akan seperti putaran tongkat yang
ganti menyerang dari arah kanan dan kiri,
Barkha menjadi terkejut dan gelagapan menangkis serangan
kedua kaki Yen Fei, tapi sayang kaki Yen Fei terlalu cepat ,
"Duk !.... " ujung kaki kanan Yen fei menghantam batang
hidung Barkha , kemudian disusul kaki kiri Yen Fei menghantam
mata kiri barkha .

Pendekar Yen Fei 272


Karya : Nc. Hou

" Augh !.." mata satu satunya dari Barkha tekena ujung
sepatu Yen Fei , pandangan nya menjadi kabur,
akan tetapi Barkha kembali mengamuk menyerang dengan
kedua cakarnya .
Kedua tangan Barkha mencengkram pundak Yen Fei
cengkraman tangan kiri berhasil di Tepis, akan tetapi cengkraman
tangan kanan Barkha berhasi menghunjamkan kelima bilah pisau
ke pundak kiri ,darah mulai mengucur,.masih untung kekuatan
sinkang Yen Fei termasuk kuat , kelima bilah pisau hanya mampu
melukai kulit tapi tidak sampai melukai otot.
tiba tiba Yen Fei berteriak ,
"Hiaaaaat !.... mengangkat tangan kiri mengalirkan Hud
couw sinkang ke ujung jari tekunjuk dan menusuk ke bola mata
kanan Barkha,..
"Craaaaap !....." jari telunjung Yen Fei menembus bola mata
,dan merubah posisi jari melengkung dan ….
menarik keluar bola mata Barkha , darah menyembur deras
dari rongga mata , disusul teriak kesakitan dari Barkha , suara
teriakan yang mengandung kekuatan Khi Kang menggema seisi
aula , para wanita peghibur yang terhipnotis oleh asap beracun
pun semua tersentak sadar , dan sibuk berlari sambil menutup
telinganya, bahkan ada yang tak sempat lari tewas seketika
dengan liang telinga mengeluarkan darah akibat gendang telinga
yang hancur akibat frekeensi suara teriakan Barkha.
Barkha yang kini buta total mengamuk bagaikan kesurupan
setan , menghantam dengan pukulan Berkekuatan sinkang ke
segala arah .
" Daaassssh !...Dasssah !...Dassssh !..."

Pendekar Yen Fei 273


Karya : Nc. Hou

seisi aula jadi porak poranda akibat amukan dan teriakan


histeris .
tiang tiang penyangga bangunan Aula ikut hancur di hantam
pukulan dan cengkraman Barkha alias It Gan O Hauw, akibatnya
langit langit ruangan beserta genteng ambrol berserakan.
" Hai .. Macan buta , aku disini !"
teriak Yen Fei,
dengan sekuat tenaga Barkha yang kini sudah buta total
menubruk ke arah sumber suara.
badan barkha melayang di udara menerkam ke arah Yen Fei,
akan tetapi sebelum mencapai sasaran, disambut dengan pukulan
Ang Tok Si Ciang di tangan kiri dan Hek Tok Sin Ciang di
tangan kanan
" Daaar !...."
dua jenis pukulan sakti yang bertenaga berlawanan itu
bersarang di tubuh Barkha.
dua kekuatan sinkang panas dan dingin saling bertarung di
tubuh Barkha " Bruuuk ! " tubuh yang tinggi besar terjatuh ke
tanah dan berkelejotan dan berguling guling di tanah dari rongga
hidung ,telinga dan mata mengalir darah segar.
Dan disusul lagi dengan satu pukulan jarak dekat mengerah
pukulan Hud Couw Sin Ciang
" Byaaaaar ! " Tubuh Barkha meledak hancur berkeping
keping .
akibat bertarungnya tiga kekuatan sinkang yang
menghancurkan semua isi tubuh Barkha
" Kakek !...Ibu !... kalian saksikanlah !...hari ini aku sudah
membalaskab sakit hati kalian ! "

Pendekar Yen Fei 274


Karya : Nc. Hou

Yen Fei berteriak dalam posisi berlutut.


Suasana menjadi hening , yang tersisa adalah puing puing
reruntuhan bangunan bercampur dengan serpihan bagian tubuh
Barkha alias It Gan O Hauw , Yen Fei bangkit berdiri berjalan
menelusuri bangunan bagian belakang, tidak tampak adanya
orang lain ,.setiap ruangan terlihat morat marit berantakan seperti
habis di datangi pencuri, dan sampailah Yen Fei di depan
bangunan pavilyun berwarna merah, dan saat pintu di dorong ,
terlihat empat sosok mayat pria muda dalam keadaan telanjang
bulat , yang sudah hilang alat kelaminnya.
" Sungguh kejam sekali kelakuan Jeng Tok Mo li, setelah It
Gan O Hauw , kini giliranmu yang harus di binasakan "
akan tetapi Di cari sekeliling lembah putus Nyawa Jeng Tok
Moli sudah kabur entah kemana,
" Akan kucari kau sampai ketemu iblis betina ! " geram Yen
Fei sambil berlari mendaki tebing meninggalkan lembah putus
nyawa.
––––––––

BAGIAN 32

Yen Fei sudah berkeliling kota Ying thien seharian,tapi belum


juga menemukan jejak Jeng Tok Moli , entah bersembunyi
dimana iblis betina itu, Yen Fei terus berjalan menelusuri jalan
yang menuju pusat kota.
seperti biasanya jalan utama ini selalu ramai dengan orang yang
berlalu lalang , bermacam macam orang terlihat , begitu
banyaknya orang yang berpapasan akan tetapi ada sepasang muda
mudi yang berjalan sambil bergandengan menarik perhatian Yen

Pendekar Yen Fei 275


Karya : Nc. Hou

Fei, karena cara berpakaian sepasang muda mudi ini sangat


mencolok dan berbeda dengan kebanyakan orang.
Yang Pria berwajah putih dan sangat tampan memakai pakaian
serba putih memegang sebuah kipas berwarna putih di dadanya
melintang sebuah gendewa lengkap dengan kantung anak panah
di punggungnya ,
sedangkan yang wanita juga sangat cantik berpakaian serba hitam
, membawa sebuah kipas yang juga berwarna hitam ,
punggungnya memanggul sebatang pedang dengan gagang
pedang berwarna merah , tampaknya mereka adalah sepasang
kekasih karena berjalan sambil bercerita dengan ceria wajah
mereka penuh dengan senyuman.
dari cara berjalan dan berpakaian mereka dapat diduga mereka
adalah pendekar Kang Auw .
Bukan hanya penampilan mereka yang menarik perhatian akan
tetapi wajah mereka berdua sepertinya tidak asing, terutama yang
wanita,.karena penasaran , Yen Fei mengikuti mereka dari
belakang.
sepasang pendekar ini bergandengan dengan mesra berjalan
menuju arah timur , ke sebuah telaga yang di tumbuhi sebatang
pohon RONG SHU yang rindang .
sepasang pendekar ini nampak asyik bercengkrama dengan
mesra, dan dari balik sebatang pohon dengan jarak empat tombak
dari sepasang pendekar ini, Kini Yen Fei dapat melihat wajah
mereka dengan sangat jelas.
gadis berbaju hitam berwatak ceria dan jenaka itu ternyata adalah
Liu Bwe sedangkan pria Tampan berbaju putih adalah Ouw Yang
Hua putra Ouw Yang Tiong ,Pendekar pemburu sakti dari barat.

Pendekar Yen Fei 276


Karya : Nc. Hou

Liu Bwe wanita yang disukai Yen Fei dari masih remaja, kini
berhasil dijumpai, akan tetapi mengapa tidak ada rasa gembira
dan senang ?
orang yang selalu hadir dalam angan angan dan selalu dirindukan
, akan tetapi sepertinya Liu Bwe dan Ouw Yang Hua sudah
berpacaran.
rasa kecewa kini berkecamuk dalam bathin.
perang bathin antara rasa gembira dan rasa cemburu serta kecewa
bercampur aduk menyesakan rongga dada, tanpa disadari jari
jarinya mencengkram dahan pohon dengan sangat kerasnya
" kraaaak !..."
dahan pohon yang di cengkram remuk dan dahannya jatuh
menimbulkan suara "Bruuuk ! "
sehingga mengagetkan Ouw yang Hua yang sedang asyik
berpacaran dengan Liu Bwe
" Siapa itu !..."
secara reflek Ouw Yang Hua melepaskan sebatang anak panah.
" Sheeeer !..."
anak panah yang di lepaskan dari Gendewa meluncur dengan
sangat cepat .
Yen Fei terkejut melihat datangnya anak panah segera
menyampok dengan tangan kanan. akan tetapi Ouw Yang Hua
kembali melepaskan anak panah , kini empat batang sekaligus
meluncur ke arah yen fei ke empat titik sasaran yang berbeda.
Dengan sigap dan cepat Yen fei menendang anak panah yang
mengarah pada pingang kiri dengan kaki kanan dan melakukan
gerakan salto di udara , dan tangan yen Fei sangat cepat
menangkap tiga batang anak panah , saat kakinya kembali

Pendekar Yen Fei 277


Karya : Nc. Hou

menjejakan tanah dengan jengkel , Yen Fei melemparkan ketiga


anak panah yang berhasil ditangkapnya ke pada Ouw Yang Hua ,
walaupun hanya dengan di lemparkan akan tetapi di lempar
dengan kekuatan sinkang ,.luncuran anak panah tidaklah kalah
dengan kecepatan yang dinluncurkan dari gendewa.
" Sheeeeerr….! "
ketiga batang anak panah itu meluncur dengan sangat cepat,
Ouw yang hua segera menepis datangnya anak panah dengan
gendewa , tangannya merasa kesemutan saat berhasil menangkus
dua batang anak panah , menandakan besarnya kekuatan sinkang
dari orang yang melemparkan .
hingga Ouw Yang Hua menjadi sempoyongan, dan satu batang
anak panah yang tidak berhasil di tepis masih tetap meluncur
mengarah kening Ouw Yang Hua,...
akan tetapi kurang satu penggaris menuju sasaran, sebuah kilatan
cahaya merah menyampok jatuh anak panah.
keringat dingin menetes dari wajah Ouw Yang Hua yang hampir
saja di tembus oleh anak panahnya sendiri yang di lempar balik,
untung saja Liu Bwe sigao dan cepat.
" Siapa kau yang sudah mengintai kami ! "
teriak Liu Bwe dengan nada tinggi, Yen Fei Hanya tersenyum
berjalan mendekati Liu Bwe dan Ouw Yang Hua.
" Bwe moi , apa kau sudah lupa padaku, padahal aku selalu ingat
dengan mu ! "
Yen Fei melepaskan kalung benang dengan Liontin Batu Giok
berbentuk bunga bwe
" Bwe moi , apa kau sungguh tidak mengenal aku, apa kau masih
ingat liontin giok ini ! "

Pendekar Yen Fei 278


Karya : Nc. Hou

Liu Bwe melongo melihat liontion batu Giok , memandang Yen


Fei dengan teliti, tiba tiba Liu Bwe bersorak dan tertawa
" Hi..hi..hik...kau adalah Yen Fei , koko yang baik yang
memberikan topi kulit rase padaku !,.. Bagaimana khabarmu Fei
ko , aku mengira kau sudah celaka saat jatuh ke dalam.sumur ular
di pulau maha Dewa , syukurlah kau selamat, dan sekarang sudah
menjadi seorang pendekar sakti !"
" Bwe moi,.wajahmu dan gaya bicaramu yang jenaka tidak
pernah berubah , kini kau tumbuh menjadi seorang Lihiap yang
cantik jelita, aku sangat gembira dapat berjumpa kembali
denganmu , dan pacarmu yang tampan dan pandai memanah itu ,
pasti adalah Ouw Yang Hua ! "
Yen Fei sebenarnya sangat gembira dapat berjumpa kembali
dengan Liu Bwe , akan tetapi ada perasaan tak suka dengan Ouw
Yang Hua matanya melotot kepada Ouw Yang Hua ,.akan tetapi
Yen fei masih tersenyum kepada sahabat masa kecilnha itu.
" ternyata sicu adalah Yen Taihiap, mohon maaf akan kejadian
tadi, aku hanya reflek melepaskan anak panah , tak mengira
adalah Yen Taihiap yang sudah menggegerkan kota Taigoan dan
menewaskan dua orang datuk sesat sekaligus, mataku benar bena
telah buta, tak mengenal gunung Thai Shan di hadapan muka "
walaupun Ouw Yang Hua bersikap ramah dan memuji Yen Fei,
akan tetapi di dalam hatinya ada rasa tidak suka, karena ada rasa
khawatir, Liu Bwe akan menyukai Yen Fei Yang lebih gagah dan
berilmu lebih tinggi di banding dirinya, begitulah sifat Cinta yang
selalu ada rasa khawatir,.kalau orang yang dicintainya akan
berpaling.
" sudahlah!..tidak usah pakai menyebut taihiap segala, kita semua
sudah bersahabat dari.masa remaja, panggil nama saja agar lebih
akrab , kulihat kalian sudah sangat akrab dan mesra , kalian

Pendekar Yen Fei 279


Karya : Nc. Hou

adalah pasangan yang sangat ideal, aku sebagai sahabat hanya


bisa ikut gembira, nanti kalau diresmikan aku jangan lupa
diundang , untuk menikmati arak kebahagiaan ! "
mendengar perkataan Yen Fei wajah Ouw Yang Hua memerah
karena rasa malu, akan tetapi hatinya lega, sedangkan Liu Bwe
wajahnya memerah dan cemberut membanting kaki
" apa apaan sih Fei koko ini,.aku dan dia masih berteman biasa ! "
merasa di goda oleh Yen Fei, akan tetapi hatinya sebenarnya
gembira juga ada yang mendoakan agar dia dan Ouw Yang Hua
menjadi sepasang suami istri.
hanya Yen Fei yang sebenarnya memendam rasa kecewa yang
teramat sangat akan tetapi ditutupi dengan sikap ramah dan
bersahabat.
" Bwe moi, Liontin ini aku kembalikan padamu, dan kelak dapat
kau berikan kepada calon suamimu ! "
" iih… Fei koko apa apaan sih , dulu kau dengan iklas
memberikan Topi padaku dan aku juga iklas memberikan liontin
ini padamu, bukankah sudah cukup adil ! aku gak mau
menerimanya kembali "
" Baiklah Bwe Moi, kalau kau tidak mau menerimanya kembali,
liontin giok ini akan aku berikan kepada Ouw Yang Hua,
Hua ko !.. liontin ini kuberikan padamu, sebagai tanda
persahabatan kita, jaga Bwe moi baik baik ya, dan jangan lupa
mengundang aku nanti di hari kebahagiaan kalian ! "
Ouw Yang Hua menerima pemberian Yen Fei dan hatinya sangat
lega, akan sikap satria Yen Fei memberikan liontin Giok
pemberian Liu Bwe kepada dirinya, sekarang hilanglah sudah
rasa khawatir di hati .

Pendekar Yen Fei 280


Karya : Nc. Hou

" terima kasih banyak Yen Taihiap,.eeh maksudku A


Fei,.kau.benar benar hebat, aku kagum padamu, Sin Hauw Bu
Kuan dan rumahku selalu terbuka untukmu, setiap saat ,
mampirlah Afei, ke tempatku ! "
" Terima.kasih banyak atas undangan nya , akan tetapi aku masih
ada persoalan yang harus aku selesaikan , Bwe moi , Hua Ko baik
baiklah kalian menjaga diri ! "
sehabis berkata Yen Fei langsung berlari cepat , mengerahkan
ilmu ginkangnya Liu Bwe dan Ouw Yang Hua hanya bisa
bengong menyaksikan lenyapnya bayangan Yen Fei , yang
memiliki ilmu ginkang yang demikian hebat.
Yen Fei melampiaskan rasa kecewanya dengan berlari dan terus
berlari, sampai dia sendiri tidak tahu tujuan hendak kemana.
Sedangkan Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe lanjut mengobrol
bercengkrama dengan mesra,
Tiba tiba tercium aroma bunga Hansiau ( Bunga cempaka ) yang
sangat harum menggoda aroma bunga Hansiau yang halus dan
menggoda mulai membangkitkan gairah dari sepasang remaja
yang sedang bercengkrama ini, makin lama aroma bunga Hansiau
semakin tajam , Ouw Yang Hua yang mulai.bangkit gairah
birahinya mulai.agresif , akan tetapi.Liu Bwe yang memiliki
kekuatan sinkang yang lebih tinggi dan rasa waspada yang kebih
sensitif tiba tiba tersadar dan berteriak " Hua Ko !...ini asap
beracun segera atur pernafasan ! " akan tetapi Ouw Yang Hua
yang sudah terbakar gairah birahinya tidak dapat mengendalikan
diri .bagaikan orang kesurupan masih terus merangkul dan
mencium Liu Bwe .
"Prak !..." sebuah tamparan dari Liu Bwe mendarat di pipi Ouw
Yang Hua dan menyadarkannya.

Pendekar Yen Fei 281


Karya : Nc. Hou

" Ayo kita harus menjauh dari aroma beracun ini !" dan segera
menarik Ouw Yang Hua dan berlari meninggalkan pohon Rong
Shu .
"Hi...Hi...hi !...." tiba tiba terdengar suara ketawa. Lalu muncul
sebuah bayangan yang mengejar mereka.

––––––––

BAGIAN 33

Bayangan itu berkelebat sangat cepat ,tahu tahu sudah


menghadang di depan Liu Bwe dan Ouw Yang Hua.
" Hi..hi..hi Pria tampan kalau kekasihmu menolak , ayo
bercinta saja denganku !"
" nenek cabul ternyata ini adalah kelakuanmu, tidak disangka
hari ini kau sendiri yang mengantarkan nyawa ! "
bentak Liu Bwe langsung menyerang membabatkan pedang
merahnya ke leher Jeng Tok Moli,. sedangkan Ouw Yang hua
menusuk dengan senjata Gendawa ke arah ulu hati , serangan
berbarengan yang sangat berbahaya.
terpaksa Jeng Tok Moli mundur tiga langkah kebelakang,
dan tiba tiba ,.melepaskan Ang Tok Ciam, " sheeer ! …"
Ratusan jarum halus berwarna merah meluncur cepat, ke
arah Liu Bwe , juga Ouw Yang Hua , untung segera dapat
disampok runtuh dengan menggunakan kipas masing masing.
Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe kini menyerang bersama
,memainkan jurus Kiam - Kong- Lui - Hong ( jurus angin badai
busur pedang ) yang mereka ciptakan bersama .

Pendekar Yen Fei 282


Karya : Nc. Hou

serangan sungguh Dahsyat Gulungan sinar pedang Ang Lien


Kiam menyerang tubuh bagian atas , sedangkan Gendewa Dari
Ouw Yang Hua menyerang tubuh bagian bawah
kembali Jeng Tok Moli di buat kewalahn Harus melompat
kekiri kekanan , dan mundur kebelakang untuk menghadapi
serangan yang sangat dahsyat.
belum lagi sambaran kipas yang mendatangkan angin
kencang bagaikan topan.
pertarungan berjalan dengan seru, sudah lebih dari tiga puluh
jurus Jeng Tok Moli Semakin terdesak, karena kurang cepat
menghindar " sreeeet !... " satu goresan dari pedang merah
berhasil melukai pundak Jeng Tok Moli dan saru hantaman kipas
dari Ouw Yang Hua mengenai Lambung Jeng Tok Moli,
membuat Jeng Tok Moli jatuh terjengkang .
memuntahkan darah segar.
melihat Jeng Tok Moli yang sudah terjatuh , Ouw Yang Hua
tidak mau menyia nyiakan kesempatan .
" Nenek cabul ,kini saatnya kau mampus ! " menyerang
dengan Gendewa menusuk ke dada Jeng Tok Moli, akan tetapi
tiba tiba terjadi ledakan " Dueeer !..."
asap hitam pekat menutupi pandangan mata , karena posisi
menyerang Ouw Yang Hua sama sekali tidak mengira kalau Jeng
Tok Moli akan melemparkan bahan peledak beracun, tiba tiba
saja Ouw Yang Hua merasa sesak akibat hawa beracun yang
terhisap oleh nya dan Jeng Tok Moli mendadak menghilang , dan
tiba tiba Jeng Tok Moli sudsh berada di belakang Ouw Yang Hua
menyerang dengan Hek Tok Kiam ( pedang racun hitam ) Jeng
tok Moli bagai bisa terbang meluncur dengan pedang terhunus,
sedangkan tangan kiri Jeng Tok Moli melancarkan tamparan
juruh Hiet - Tok - Ciang ( pukulan darah beracun ) yang sangat

Pendekar Yen Fei 283


Karya : Nc. Hou

dahsyat , tubuh Ouw Yang Hua terjengkang terkena angin


pukulan Hiet Tok Ciang yang sangat dahsyat saat tubuh nya
mendarat di tanah , tau tau pedang Hitam dari Jeng Tok Moli
sudah menembus jantungnya . Ouw Yang Hua tewas seketika
dengan mata melotot dan mulut menyemburkan darah.
"Tidaaaaak !..... "
Liu Bwe sangat terkejut menyaksikan adegan yang
berlangsung begitu cepat.
“Hiaaaaat !...." Liu Bwe segera melompat keudara kemudian
melakukan poksai diudara lalu menukik kebawah dengan Ang
Lien Kiam terhunus , " Craaaap !..." pedang Ang Lien Kiam
menusuk ubun ubun Jeng Tok Moli sampai seluruh pedang
terhunjam , hanya tersisa batang pedang , kemudian Liu Bwe
menarik pedang dengan gerakan ke bawah.
"Byaaaaar !..." akhirnya tubuh Jeng Tok Moli terbelah
menjadi dua bagian .
Pertarungan yang berlangsung begitu cepat dan tanpa
disangka sangka Ouw Yang Hua Harus tewas di tangan Jeng Tok
Moli karena terlalu gegabah, walaupun Liu Bwe berhasil
membunuh Jeng Tok Moli , akan tetapi bathinnya sangat
terguncang , harus kehilangan kekasih nya.
dengam berurai mata , Liu Bwe berteriak Histeris memeluk
tubuh Ouw Yang Hua yang kini sudah menjadi mayat.
entah berapa lama Liu Bwe masih saja menangis histeris
memeluk mayat kekasihnya…
"Hua koko , mengapa kau meninggalkan aku sendiri…aku
bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun juga, dan akan
aku besarkan sendiri anak kita yang sudah ada dalam kandungan
ini !..."

Pendekar Yen Fei 284


Karya : Nc. Hou

Angin Kencang Berhembus merontokan daun daun kering


seakan akan mengiringi kematian Ouw Yang Hua.
dengan memanggul mayat kekasihnya Liu Bwe terus saja
berjalan dan.menangis… meratapi kisah kasihnya yang harus
berakhir tragis, mengapa cinta tulus tak harus bersatu,
Sesampainya di balik Bukit Liu Bwe menguburkan mayat
kekasih nya.
dengan sebuah batu gunung dijadikan nisan yang diukir
sendiri dengan goresan pedang
terukir sebaris tulisan,kekasih abadi Ouw Yang Hua.
Liu Bwe terus menangis sampai matahari condong ke barat.
" Hua Ko kau beristirahatlah dengan tenang, aku berjanji
tidak akan menerima cinta siapapun juga, dan akan membesarkan
anak kita nantinya !.."
Liu Bwe mengerahkan ilmu Ginkangnya berlari dengan
sangat cepat laksana terbang dan menghilang dari hutan pohon
Rong Shu , entah kemana.
––––––––

BAGIAN 34
Kita ikuti kembali perjalanan Yen Fei ,
setelah kecewa karena mengetahui Liu Bwe sudah
berpacaran dengan Ouw Yang Hua, Yen Fei berlari dan terus
berlari sampai merasa letih , ternyata sudah sampai di pinggiran
sebuah Hutan.
duduk di bawah pohon Rong shu mengenang kembali semua
peristiwa yang sudah terjadi.

Pendekar Yen Fei 285


Karya : Nc. Hou

kisah percintaan diantara mereka berlima ,sungguh sangat


aneh dan ruwet seperti benang kusut.
Cia Pek Liong mencintai Kim Lan ,.sedangkan Kim Lan
sangat mencintai Yen Fei, Yen Fei mencintai Liu Bwe dan Liu
Bwe mencintai Ouw Yang Hua.
walaupun merasa kecewa , akan tetapi Yen Fei ikut merasa
bahagia karena orang yang di cintainya telah mendapatkan
pasangan yang ideal dan juga mencintai Liu Bwe dengan sepenuh
hati.
" Ah…. biarlah mereka sudah berbahagia , dan masih ada
Kim Lan yang setia menanti diriku, aku akan berbahagia karena
Kim Lan.sangat mencintaiku…"
pikir Yen Fei , akan tetapi isi hatinya berkata lain dan
berteriak menolak
" Yen Fei kau.adalah seorang laki laki satria , tidak
seharusnya kau menerima Kim Lan hanya karena cintamu kepada
Liu Bwe bertepuk sebelah tangan, Kim Lan sudah begitu tulus
mencintaimu, kau harus tulus mencintainya, bukan hanya
pelarian !..."
" oh… aku bukan pengecut ! "
yen fei berteriak dengan tiba tiba,.aku harus jujur kepada.hati
nuraniku Kim Lan tidak boleh kecewa aku harus jujur pada hati
nurani.
akhirnya Yen Fei mengambil keputusan untuk.berterus
terang dengan Kim Lan , kemudian akan mencari Suhu nya Sin
Jiu Yok Sien , karena hanya guru nya satu.satu nya yang
dianggap sebagai orang tua, sudah seharus nya berbakti kepada
gurunya yang sudah sangat sepuh ,.semoga belum terlambat
dan.masih ada kesempatan berjumpa dengan gurunya.

Pendekar Yen Fei 286


Karya : Nc. Hou

Yen Fei kembali melanjutkan perjalanan berlari dengan ilmu


ginkang tingkat tinggi nya , saat mencapai kota Tai Goan hari
sudah larut malam,
bunyi jangkrik dan kodok seolah olah mentertawakan perang
bathin di pikiran.
" Lebih baik aku Siu Lien Agar nanri berjumpa dengan Kim
Lan pikiran ku bisa tenang "
akhirnya malampun berlalu sang mentari kembali muncul di
ufuk timur , menerangi seisi maya pada , begitu juga perasaan
yang tumbuh di hati Yen Fei.,
Gerbang perkumpulan partai kaypang sudah berubah tidak
lagi di pagar tembok tinggi, para gelandangan dan pengemis
beneran bebas keluar masuk dan meminta perlindungan kepada
partai kaypang.
taman taman yang asalnya rapi sekarang terlihat kumuh ,
banyak gelandangan dan pengemis sedang tiduran dan ada yang
sedang bercanda tertawa terbahak bahak.
pemandangan yang mengundang kelucuan, memang
seharusnya beginilah partai kaypang , benar benar menjadi rumah
perlindungan kaum gelandangan dan pengemis.
sesampai di halaman utama , terlihat Kim Lan berlari
menyambut Yen Fei.
" Fei koko !... kau sudah kembali "
sebuah rangkulan penuh kehangatan dari Kim Lan , dan
menangis haru menyambut orang yang di cintainya telah kembali.
" iya Lan moi, aku sudah kembali dan berhasil membalaskan
dendam kakek ! "

Pendekar Yen Fei 287


Karya : Nc. Hou

"Sukurlah fei.ko, kau baik baik saja , kau tinggalah disini


menemaniku megurus partai Kaypang ! ..kita akan selalu bersama
dan menjadi suami istri.!."
kim lan masih dalam pelukan dan mencium Yen.Fei.
Yen Fei Terkejut karena Kim Lan merangkul dan mencium
nya, Yen Fei terdiam wajahnya berubah mereh kemudian
memucat,
"Ada apa Fei ko ?.. apa kau tidak menyukaiku?"
Kim Lan terbelalak kaget dengan sikap Yen Fei yang kaku
dan pucat.
"Bukan begitu Lan Moi, aku juga menyayangimu tapi rasa
sayang ku kepadamu belum dapat aku pastikan sebagai rasa cinta
seorangboria kepada wanita untuk menjadi pasangan hidupnya!..
maafkan aku Lan Moi , kau sudah begitu tulus mencintaiku, aku
tidak mau mengecewakan mu , aku harus benar benar yakin dan
menumbuhkan rasa cinta kepadamu , baru aku akan menerima
cintamu !.."
Kim Lan tertegun ,mendapat jawaban dari Yen Fei yang tak
pernah disangka sangka , Kim Lan begitu yakin kalau Yen Fei
juga mencintainya
Tanpa di sadari dua titik air bening sudah turun ke pipi Kim
Lan . ada rasa sedih juga kecewa di bathin Kim Lan ,akan tetapi
sangat menghargai kejujuran Yen Fei.
"Baiklah Fei koko, aku sangat mengjargai kejujuran mu , dan
aku akan setia menanti keputusanmu...apa rencanamu selanjutnya
?"
"Maafkan aku Lan Moi,... aku berencana melakukan
perjalanan ke nepal, aku ingin berbakti kepada suhu Sin Jiu Yok
Sien, semoga aju belum terlambat ! beri aku waktu satu tahun aku

Pendekar Yen Fei 288


Karya : Nc. Hou

akan kembali memberikan keputusan , aku akan kembali ke


sini…!"
"Baiklah Fei ko, aku.akan menantimu disini , apapun
keputusanmu nanti.aku akan terima dengan senang hati !..."
"Terimakasih untuk cinta tulus dan kasih sayangmu Lan Moi
, kau terlalu baik ! "
tiba tiba Koai Ci kung sudah berada di tengah mereka
"Ha ...ha...ha… anak muda selalu di buat gundah oleh asmara
, Lohu pernah muda dan pernah mengalami nya juga, Yen Fei
kau memang oria sejati dan jujur , carilah gurumu memang sudah
seharusnya kau berbakti kepada gurumu, kami semua dan partai
Kaypang selalu menerima kehadiran mu !.."
"Terima kasih Locienpwe , terima kasih.Lan Moi , aku akan
melanjutkan perjalanan ke Nepal !..."
dalam sekejap Yen Fei telah hilang dari pandangan , diiringi
dengan derai air mata dari Kim Lan .
Koai Cikung merangkul pundak Kim Lan." Sudahlah Lan Ji ,
kalau memang jodohmu dia pasti akan kembali.padamu , lebih
baik kau serius mempelajari semua warisan ilmu dari Lohu…!"

––––––––––

TAMAT

Pendekar Yen Fei 289

Anda mungkin juga menyukai