Anda di halaman 1dari 254

PENDEKAR YEN FEI

di sebelah barat kota SHI NING propinsi CHING HAI berbatasan


dengan Tibet di sebelah utara Mongolia di sebelah barat kerajaan
SHIONGNU (Manchu) di sebelah selatan

Terdapat lah sebuah danau yang dianggap suci oleh suku suku
bangsa yang mengelilingi danau CHING HAI tersebut suku manchu
menyebutnya KOKO NOOR suku mongol menyebutnya KOKO
NAYUR
sedangkan suku tibet
menyebutnya MiTSO SANGON PO.
yang semuanya bila di terjemahkan mempunyai makna yang sama
yaitu" danau laut biru" karena memang danau Ching Hai sangatlah
luas bagaikan lautan luas.
bila akan melintasi danau CHING HAI dari ujung timur sampai
ujung barat,.dibutuhkan waktu lima belas hari dengan berkuda atau
tiga puluh hari berjalan kaki.

air danau pun terasa asin bagai air laut .


padahal danau CHING HAI berada di dataran tinggi di kaki gunung
Himalaya ,sumber airnya berasal dari dua puluh tiga sungai dan air
terjun yang berasal dari pegunungan himalaya.
air yang terkumpul di danau yang sangat luas luas ini mengalirkan
kembali limpahan air ke sungai YANG TZE dan sungai HUANG HO
.

di tengah danau ching hai


yang luas terdapat beberapa pulau kecil, akan tetapi yang sangat
dikrnali hanya satu pulau yaitu pulau MAHA DEWA .
yang menurut kepercayaan penduduk setempat merupakan tempat
tinggal manusia manusia sakti setengah dewa.

Pulau Maha dewa merupakan pulau misterius.


jarang sekali penduduk setempat yang mengunjungi pulau tersebut.
selain letaknya sangat jauh , juga nelayan dan penduduk setempat
tidak berani mendekati pulau tersebut.
karena di sekeliling pulau tersebut sering terjadi pusaran air yang
dahsyat kekuatan pusaran air mampu menarik perahu ke dasar
danau yang sangat dalam.

Hanya pada saat puncak musim dingin saja orang orang dapat
mengunjungi pulau tersebut
karena pada musim dingin danau CHING HAI membeku
orang orang dapat mengunjungi pulau tersebut dengan berjalan
kaki tanpa harus takut dengan pusaran air yang ganas,
akan tetapi tetap saja dengan resiko yang tinggi karena lapisan es
yang membeku bisa tiba tiba retak .
hanya segelintir orang saja yang pernah mengunjungi pulau maha
dewa,
dan menurut cerita orang orang yang pernah menginjakan kaki
kesana,
di tengah pulau terdapat sebuah bagunan candi yang sangat besar
tapi tidak di temukan penghuninya sama sekali.
tetapi.penduduk sekitar danau Ching Hai percaya kalau yang
tinggal di pulau maha dewa adalah pertapa sakti,
hanya orang orang yang berjodohlah yang dapat menemui manusia
setengah dewa tersebut.

Daerah sekitar danau Ching Hai sangatlah sejuk karena berada di


dataran tinggi,di sebelah barat terbentang luas hamparan padang
rumput sabana yang menghijau , sedangkan di sebelah selatan di
penuhi dengan sawah sawah bertingkat
merupakan lumbung padi yang sangat subur
dan di sebelah utara danau adalah Hutan pinus yang sangat lebat.
sungguh bagaikan kepingan surga yang jatuh ke Bumi.

Penduduk di sekitar danau Ching Hai terdiri dari banyak etnis,


selain suku Han, juga banyak suku Mongol, suku uigur, suku Hui,
juga suku Miao, dan tentu saja suku tibet.
walaupun terdiri dari berbagai etnis penduduknya hidup rukun dan
damai, walaupun sudah banyak pergantian dinasty.
karena daerah Ching Hai merupakan daerah perbatasan
tibet , mongol , dan Tiongkok

akan tetapi sejak dinasty Yuan (Mongol) runtuh , berganti dinasty


Ming (1368 - 1644)
yang di pimpin oleh Zhu yuan zhang sebagai kaisar pertama.
yang berhasil menduduku kota raja Dadu ( Sekarang Beijing)
terjadi pembersihan terhadap bekas pejabat pejabat dari etnis
mongol, maka terjadilah eksodus besar besaran orang orang
mongol untuk kembali ke Mongolia .

tetapi banyak juga orang orang mongol yang pindah dan menetap
di Ching Hai
Karena kerajaan Ming menganggap daerah Ching Hai masih
merupakan daerah kekuasaan kerajaan Ming
maka tidak jarang terjadi penyerangan oleh pasukan kerajaan Ming
dari kota Shining yang telah dikuasai oleh kerajaan Ming terhadap
kelompok kelompok kecil suku mongol.

***

disalah satu sudut padang rumput sabana Yang luas berdiri


banyak tenda tenda Yurt khas bangsa mongolia ,

terlihat seorang bocah laki laki berusia sekitar tujuh tahun sedang
mengembalakan domba dombanya.
Bocah laki laki itu memakai pakaian tradisional mongol
dengan topi yang terbuat dari kulit rubah dan rompi juga dari kulit
rubah, dan didadanya tergantung sebuah busur sederhana yang
terbuat dari bambu.
bocah laki laki itu kalau di tafsir sekitar berumur tujuh tahun walau
masih kecil tapi terlihat gagah dan tampan berkulit putih dengan
kedua alis tebal ,dan sorot mata menyorot yang tajam dan
bercahaya membayangkan kecerdasan pada diri bocah laki laki ini.
tidak seperti anak anak mongol pada umumnya yang berkulit gelap.
bocah ini berkulit putih wajahnya pun lebih halus dan tampan .

domba domba yang digembalakan nya sedang asyik asyik nya


memakan rumput yang tumbuh lebat.
sang bocah pengembala pun duduk beristirahat sambil mengawasi
domba dombanya,
yang sedang lahap menyantap rumput rumput hijau.
semilir angin yang berhembus membelai rambut sang bocah .
walau matanya terlihat mengawasi domba domba
tapi pikirannya melayang layang,
dengan raut wajah yang menyimpan kesedihan.
teringat akan ayahnya yang sudah tiada ,saat dia masih berumur
lima tahun.
dari sudut matanya yang jernih dan lugu menetes dua butir air
mata,
alangkah bahagia hidupnya kalau ayahnya masih ada, seperti
teman teman nya yang lain, dapat menunggang kuda dan berburu
bersama ayah mereka, dan diapun sedih kalau membayangkan
sang ibu yang selalu dirundung duka setelah ditinggal mati
ayahnya.
peristiwa itu terbayang lagi saat pasukan kerajaan Ming menyerang
kampung mereka,
sang ayah meninggal di pertempuran bersama pemuda pemuda
lainnya.

mengapa pasukan Ming harus menyerang kampung mereka?


sedangkan kakeknya bersama penduduk lainnya tidak pernah ikut
ikutan urusan negara.
mengapa ayahnya menjadi korban, apakah salah kakek nya
sebagai kepala suku beserta penduduk suku Darkhan tidaj pernah
ikut ikutan dalam urusan kerajaan.
mengapa kampungnya di bumi hanguskan ,?
mengapa harta benda penduduk ikut di jarah?
mengapa banyak wanita wanita penduduk kampungnya banyak
yang di perkosa bahkan diculik dan dijadikan budak.
apa salah mereka!...
wajahnya menjadi merah padam dengan mata berapi api
membayangkan peristiwa dua tahun silam .

apakah karena kakek dan penduduk kampungnya adalah orang


keturunan mongol?
apa salahnya menjadi orang mongol?
apakah manusia terlahir kedunia ini dapat memilih akan terlahir
menjadi suku apa !
amarah dan dendam berkecamuk dihati bocah ini walaupun masih
anak anak tetapi peristiwa yang dialami yelah mengguncangkan
jiwanya.

tiba tiba , terdengar derap sekawanan kuda yang berlari sangat


cepat dengan suara ringkik seperti ketakutan.
dan domba dombanya pun ikut berlari di belakang rombongan
sekawanan kuda yang melintas
maka kaget lah sang bocah ,
dan semua lamunannya buyar ,
terlihatlah sekawanan srigala liar berlari dengan mata merah dan
lidah menjulur julur hemdak memangsa dombanya.

seekor srigala yang berada paling depan menerkam kepunggung


domba.
Wussh!.…. srigala menerkam dengan sangat cepat .
tetapi dengan sigap dan gerakan yang sangat cepat sang bocah
sudah melepaskan anak panah
Creep!... anak panah tepat menembus perut sang Srigala,.
dan srigala tersebut langsung jatuh sekarat
akan tetapi lima ekor srigala di belakang sudah kembali menerkam
mengejar domba domba ,kembali sang bocah melepaskan anak
panah , dengan gerakan yang sangat cepat!..
hanya dalam beberapa detik saja lima batang anak panah sudah
meluncur dan kembali menembus perut kelima srigala.

sungguh luar biasa bocah ini


walau masih kecil ,
tetapi mempunyai keberanian yang luar biasa,
sudah sangat pandai menggunakan panah.
sang bocah berlari kearah kawanan srigala dan kembali
melepaskan anak anak panah dengan sangat cepatnya
anak panah kembali diluncurkan
dengan sangat cepat.
kembali beberapa batang anak panah meluncur ke arah
sekawanan srigala,
Seeeer!...Seeeer!....

karena melihat beberapa temannya yang sudah roboh ketanah.sisa


dari kawanan srigala yang masih hidup tiba tiba berbalik arah dan
melarikan diri, sang bocahpun berlari cepat berusaha mengejar
kawanan srigala tersebut.

tiba tiba terdengar teriakan keras


" Yen Fei, !... jangan di kejar!..."
sudah berdiri di belakangnya seorang pria tua tetapi berpenampilan
gagah berbadan tegap,
"kakek!..." teriak sang bocah sambil tersenyum gembira
menyambut kedatangan sang kakek.
ternyata sang bocah bernama Yen Fei
" Fei ji , kemampuan memanahmu sudah mendapat banyak
kemajuan, kakek bangga kepadamu , tangan sang kakek mengelus
sang bocah dengan penuh kasih sayang.
siapakah sebenarnya bocah laki laki yang luar biasa ini
Yen fei adalah cucu dari kakek yang berbadan tegap dan gagah
ini , sang kakek adalah salah satu kepala suku yang bernama
Torgun yang yang terkenal gagah dan di segani ,
ibunya adalah seorang wanita mongolia asli walaupun berkulit agak
gelap tapi sangat cantik
bernama Sarnai Toya.
yang dahulunya merupakan gadis idola di kampung Darkhan
banyak sekali pemuda yang melamarnya tapi selalu ditolaknya.
karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan seorang Pria suku Han
yang sangat tampan yaitu Yen Han Siong seorang sastrawan yang
berasal dari kota raja Ying thien.( kini bernama kota Nan Jing)
yang bertugas menulis budaya dan sejarah di Lhasa tibet.
saat hendak pulang ke kota raja Ying thien dan melintas di daerah
Ching Hai dan disanalah ia berkenalan dengan sarnai Toya putri
sang kepala suku Darkhan yang sangat cantik,
walaupun pada awalnya mendapat pertentangan dari Torgun sang
kepala suku Darkhan.
tetapi akhirnya Yen Han Siong diterima juga menjadi menantu .
karena sarnai Toya adalah anak semata wayang dari Torgun. demi
kebahagiaan putrinya hubungan cinta kasihnya dengan pria Han
pun direstui.
dan dari pernikahan antara Yen Han Siong dan Sernai toya inilah
terlahir bocah luar biasa yang bernama Yen Fei.

Sang kakek kemudian meniupkan sejenis peluit yang terbuat dari


bambu , dengan nada yang tingg dan panjang.,.
beberapa saat kemudian terdengarlah banyak derap langkah kuda
berlari ke arah Yen Fei dan Torgun.
serombongan pemuda berkuda sudah tiba .
lima orang pemuda itupun segera melompat dari punggung kuda
memberi hormat kepada Torgun dan Yen Fei.

"Tuan muda sangat hebat!....sudah berhasil memburu srigala,,


bidikan tuan muda tidak pernah meleset!"
"Biarkanlah kami yang akan mengangkut dan menguliti srigala
srigala tersebut"
berkata salah seorang pemuda mongol yang berbadan tegap
tersebut.
mereka sangat sigap memangku bangkai srigala sambil memacu
kuda , hanya sekejap saja rombongan berkuda sudah
meninggalkan Torgun dan Yen Fei
kembali keperkampungan.

Yen Fei menggiring domba domba untuk kembali ke tenda mereka,


dan di temani sang kakek,
sambil berjalan , Yen Fei memandang kepada sang kakek,
dan menanyakan pertanyaan ,pertanyaan yang sering mengganggu
pikirannya,
" Kek,... kenapa , manusia lebih jahat dari pada binatang buas;,
seperti beberapa srigala yang berhasil aku panah, mereka hendak
menerkam domba , karena lapar dan membunuh untuk
menyambung hidup, tetapi , mengapa manusia saling membunuh ,
bukan untuk kehidupan , tetapi lebih karena keserakahan ,
merampok dan membantai kepada orang orang bahkan
sebelumnya mereka belum pernah saling kenal?"

Torgun memandang cucu nya dengan kagum,


sambil tersenyum, sang kakekpun memberi penjelasan kepada
sang cucu, yang sangat cerdas dan pemberani, segala sesuatu
yang ingin diketahui pasti akan segera ditanyakan .

" Benar sekali cucu ku, manusia memang lebih jahat dan kejam dari
binatang buas, bahkan manusia lebih jahat lagi dari pada iblis!..
Binatang buas membunuh dan memangsa korbannya karena
kehendak alam, untuk menyambung kehidupan,
seperti halnya kita memburu rusa dan kelinci, karena hendak kita
santap sebagai makanan.
dan saar memburu, kita tidak ada perasaan benci atau dendam,
semua itu hanya untuk menyambung hidup,
akan tetapi manusia saling membunuh , demi memuaskan nafsu
nya, keserakahan akan kenikmatan dunia!...
iblis hanya mampu membisik dan menggoda iman manusia, tapi
iblis sendiri tidak ada kemampuan untuk membunuh manusia!,
Fei ji !.. pernahkah kamu melihat manusia yang tewas dibunuh
iblis?...

" Tidak pernah!" …


tetapi saya sudah melihat banyak sekali manusia yang dibunuh
oleh sesama manusia.
jawab yen fei dengan penuh semangat.

" itulah manusia,.. yang hatinya sangat kejam rela mengorbankan


apa saja demi nafsu dan ambisinya, tak jarang manusia tega
mengorbankan sahabatnya sendiri bahkan keluarganya sendiri
demi memenuhi nafsu dan ambisi serakah akan kenikmatan dunia".

"maka dari itu, untuk menjaga diri dan keselamatan keluarga


kita sebagai manusia, harua tangguh, …
tangguh menghadapi kehidupan.
kita sebagai bangsa mongol adalah orang orang yang tangguh ,
tangguh menghadapi alam dan kehidupan , tangguh membela
orang orang yang kita cintai, …
Fei Ji, ..kita bangsa mongol menganggap kehormatan lebih
berharga dari pada nyawa,!...
apa anehnya dengan kematian?
bukankah semua orang pasti akan mati ?
Hanya berbagai macam cara saja orang orang menemui ajalnya.
bukankah sangat terhormat , seorang mati karena membela
dirinya , membela kehormatannya !...
Membela orang orang yang di cuntai!...
mati karena membela kebenaran!...
Seperti ayahmu,..dan paman pamanmu, mereka mati dalam
pertempuran , mati sebagai orang gagah,...
kita harus bangga, Fei ji…
kehormatan harhs kita jaga dengan nyawa!...
Yen fei memandang kakeknya dengan sinar mata penuh
kekaguman, walau sudah tua kakeknya masih sangat gagah ,
ucapannya sangat berwibawa.

karena asyik ngobrol, tak terasa , torgun dan Yen Fei sudah
kembali ke tenda mereka,
disambut oleh Sernai Toya sang ibu muda yang cantik jelita,
menyambut pulangnya ayahanda , bersama putranya tercinta.

Keluarga Torgun adalah orang orang terpandang , dari leluhurnya


sudah menjadi pemimpin suku Darkhan yang gagah berani,...
mungkin karena beratnya alam kehidupan yang memaksa mereka
bertahan hidup.
menghadapi kerasnya kehidupan , menjadikan mereka manusia
manusia tangguh dan pemberani.

Sernai Toya walaupun hanya seorang putri dari suku terpencil,


sangat mahir dalam bidang sastra ,dia sendiri sangat mahir
membuat syair dalam bahasa Han dan bahasa Mongol, selain
pandai membuat syair syair indah, Sernai Toya juga pandai
memainkan alat musik terutama alat musik Mathorji yakni sejenis
biola dengan gagang biola berbentuk kepala kuda.
saat sang suami masih ada hampir setiap hari Sernai bermusik dan
menulis syair syair indah bersama sang suami Yen Han Siong ayah
dari Yen Fei , yang memang seorang seniman dan sastrawan .
juga seorang budayawan,
banyak catatan catatan tentang budaya dari tempat tempat
bersejarah yang pernah dikunjunginya lengkap dengan peta peta
nya.
Setelah sang suami meninggal Sernai lebih tekun lagi mengajari
Yen Fei membaca kitab kitab catatan dari Han Siong.
semua catatan dari Han Siong bisa di mengerti Sernai hanya ada
satu gulungan naskah kuno yang ditulis di selembar kulit domba
yang tidak mampu dibaca oleh Sernai , karena ditulis dalam tulisan
Tibet kuno.
bahkan Han Siong sendiri gak mampu membacanya.
Han Siong secara tidak sengaja menemukan catatan tersebut di
salah satu kuil kuno di tibet.

seperti biasanya kegiatan rutinitas yang dijalani Yen Fei.


pada pagi sampai sore hari berlatih memanah, menunggang kuda,
melatih burung elang dan mengembalakan domba bersama sang
kakek, sedangkan sore sampai malam hari , belajar sastra dan
musik dengan ibunya .
didalam Yurt Sernai mengajari Yen Fei membaca dan menulis,
akan tetapi pada malam ini sang ibu memberikan sebuah gulungan
kulit domba kepada Yen Fei.
" A fei , semua kitab kitab tulisan ayahmu sudah mampu kau baca,
dan ini adalah naskah kuno yang ditemukan di tibet, selama
bertahun tahun ayahmu, berusaha memecahkan maksud dari
naskah ini, tapi sampai dia meninggal, belum berhasil juga ,
dan naskah ini ibu berikan padamu !"

Setelah benang pengikatnya dibuka , naskah itu hanya terdiri dari


dua belas huruf yang bentuknya berlainan dan tidak di mengerti
seperti tulisan tibet tapi tidak ada satupun huruf yang di kenali.
selain dua belas huruf kuno
ada satu baris huruf yang ditulis dalam tulisan tiongkok kuno
yang terdiri dari empat huruf yang sangat kecil dibagian pojok
kanan.
yaitu BU - TEK - HUD - COU

yen Fei mengamati tulisan tulisan itu secara.seksama ,


karena masih bocah dan tidak pernah mempelajari tulisan tibet,
Yen Fei menganggap nya sebagai kepingan kepingan gambar,
layaknya puzzle.
karena yang dimengerti hanya empat huruf yang di tulis dalam
tulisan tiongkok , empat huruf itu selalu diingat ingat.
tiba tiba Yen Fei seperti memahamu dan berkata kepada ibu nya ,
"bu, bukan nya BU - TEK artinya tanpa tanding ,atau paling hebat,
paling segala galanya ?
sedangkan HUD - COU artinya Budha atau Dewa.
jadi tulisan BU-TEK-HUD-COU.
adalah MAHA - DEWA , dalam bahasa tibet "
dengan mata bersinar sinar dan senyuman gembira memandang
ibu nya.
sernai memeluk tubuh Yen Fei, mengelus kepala sang anak,
dari sudut mata menetes dua butir air mata, Sernai terharu,dan
teringat dengan Han Siong
mirip sekali ekpresi dan tatapan Yen Fei dengan ayahnya
Yen Fei juga memeluk tubuh ibunya .dengan penuh kasih sayang.
Sejak malam itu , setiap menjelang tidur naskah kuno peninggalan
ayahnya selalu diamati, sampai hafal bentuknya.
rasa ingin tahu semakin membuatnya penasaran.

***

Di suatu siang hari yang cerah


semua laki laki suku Darkhan berkumpul di padang rumput yang
luas, masing masing pria terlihat gagah dan penuh semangat
membawa serta kuda pacu masing masing, karena pada hari ini
diadakan lomba ketangkasan memanah dari atas kuda.
Torgun sebagai kepala suku didampingi kedua putranya Jebe , dan
Temka memberikan kata sambutan.
" Selamat siang wahai kaumku,
kaum suku Darkhan yang gagah berani, hari ini kita mengadakan
kembali lomba ketangkasan memanah sambil berkuda, untuk
memperingati hari ulang tahun Temuchin, yaitu Genghis Khan kita
yang Agung dan sebagai pemenangnya akan mendapatkan seekor
Yak ( sapi tibet berbulu tebal) yang besar dan indah !."
di sambut dengan sorak sorai dari semua yang hadir
para peserta diharuskan menempuh perjalanan sampai ke pantai
danau ching Hai dan di tepi danau ching Hai di setiap jarak sepuluh
Li di pasang orang orangan yang terbuat jerami
sebanyak sepuluh buah orang orangan jerami peserta diharuskan
membidikan anak panah dan kemudian kembali ke arena
berkumpul jarak dari arena berkumpul sampai danau Ching Hai ada
seratus Li , jadi jarak tempuh bolak balik menjadi sepanjang empat
ratus Li. jumlah peserta ada seratusan orang, saat aba aba berupa
peluit dibunyikan oleh Torgan sang kepala suku
para peserta segera memacu kuda nya dengan cepat

Yen Fei dan anak.anak laki laki suku Darkhan sebaya nya pada
ramai menonton ,anak anak berteriak memberi semangat kepada
ayah atau paman mereka yang mengikuti lomba ,
" Ayahku hebat, ayahku pasti menang !" berteriak teriak suara anak
anak , memberi semangat kepada ayahnya masing masing
Teriakan dari anak anak itu mengingatkan Yen Fei kepada
ayahnya, dengan wajah tertunduk Yen Fei menjauh dari
rombongan anak anak, menghampiri kakeknya,
dan kedua orang pamannya ,
paman jebe ,dan paman Temka
kedua pamannya ini juga sangat sayang dengan Yen Fei bersama
kedua paman nya inilah Yen Fei sering berlatih menunggang kuda
dan memanah
Dengan belaian lembut kakek Torgun membelai.kepala Yen Fei
seolah mengerti apa yang di pikirkan oleh cucu kesayangannya.
" A Fei, jangan sedih! setelah engkau dewasa ,.kau juga dapat
mengikuti lomba berkuda, dan kakek yakin engkaulah yang akan
selalu menjadi pemenangnya." berkata kakek Torgun memberi
semangat.

baru sekitar lima belas menit rombongan berkuda meninggalkan


lapangan sabana
dari perkampungan terlihat asap membumbung tinggi dari Yurt
atau tenda tenda penduduk yang terbakar ,suara suara domba
yang mengembik ketakutan dan.kuda kuda yang berlari
menyelamatkan diri dari istal istal kuda yang terbakar
Torgun terkejut melihat perkampungan.mereka,.segera menyambar
Yen Fei keatas kuda,.dan.memacu kuda.kembali ke perkampungan
suku.Darkhan dan diikuti oleh jebe dan Temka.

alangkah terkejut mereka sesampai di perkampungan semua Yurt


terbakar.
bangkai hewan hewan ternak.dan mayat mayat penduduk suku
darkhan yang kebanyakan wanita bergelimpangan tertembus anak
panah.
dan terlihat serombongan pasukan berkuda yang berteriak sorak
sorai di pimpin oleh seorang perwira berbadan tegap berkepala
botak ,dan sebelah matanya tertutup seperti bajak laut, tertawa
dengan seram,
sedangkan tangan kanannya memegang sebatang golok besar
melengkung seperti bulan sabit.

" ha...ha...ha.. hari ini adalah hari pembalasanku!..


Kau bangsat tua beserta semua suku Darkhan akan aku
musnahkan !"
dengan wajah seram dan golok bulan sabit dacung keatas
membentak Torgun

"Barkha ! bukankah dulu kau ku ampuni ,dan hanya sebelah


matamu yang tertusuk golokku!"
agar kau tobat tidak lagi merampok dan kembali ke jalan yang
benar"

" Tutup.mulutmu !.Torgun kau yang sudah membuat hidupku


menderita, Kau menikahi orang kucinta!, Kau yang membuat aku
menjadi cacat !...pada hari ini kau, putramu ,dan seluruh penduduk
suku Darkha akan kumusnahkan!"
Ha … ha… ha…
ketawanya Burkha sudah tidak seperti manusia , tapi lebih mirip
iblis yang haus darah
beginilah sifat manusia kalau hatinya sudah dipenuhi dendam
kesumat yang ada hanyalah keinginan membalas ,
keinginan akan kesenangan melihat orang yang dia benci
menderita. dendam dan kebencian sudah semakin dalam
menjerumuskan Burkha.

Torgun dan Burkha dahulu adalah saudara seperguruan sama


sama murid kepala suku Darkhan terdahulu akan tetapi saat
dewasa mencintai wanita yang sama yaitu putri dari kepala suku
tetapi sang putri
lebih mencintai Torgun.
Birkha menjadi sakit hati dan mendendam dengan Torgun apa lagi
saat sang kepala suku sudah tua ,dan diadakan pemilihan kepala
suku , saat itu Torgun dan Burkha sama sama menjadi kandidat ,
maka diadakanlah pertarungan.sampai mati yang bertahanlah yang
menjadi kepala suku Darkhan.
saat pertarungan Burkha berhasil dikalahkan sebelah matanya
menjadi buta , akan tetapi mengingat hubungan persaudaraan dari
kecil Torgun tidak tega membunuh Burkha.

sejak itu Burkha yang di penuhi dendam berguru dengan tokoh


tokoh sesat, di dunia Kang Auw dia mendapat julukan IT - GAN -
OH - HAUW ( macan kumbang bermata satu ) setelah malang
melintang di dunia Kang Auw sebagai perampok dan pembunuh
bayaran ,Burkha pindah menetap di Ulan Bathor disana dia diterima
menjadi prajurit kerajaan saat dinasti Yuan belum runtuh kemudian
dia ditugaskan menjadi pasukan elit pengawal kaisar, di kota raja
Dadu.
tapi sejak kota raja Dadu berhasil dikuasai oleh pasukan Zhu Yuan
Zhang dan mendirikan dinasti Ming ,Burkha berhianat dan ikut
menjadi salah satu jendral Zhu Yuan Zhang , dan dialah orang yang
paling banyak menumpas pejabat pejabat bekas dinasty Yuan yaitu
bangsa keturunan mongol bangsanya sendiri,
dan dialah yang berperan menghasut kaisar Zhu Yuan Zhang agar
mau mengirim pasukan dan memberantas sisa sisa petinggi dinasty
yuan yang pindah ke Ching Hai,
akan tetapi tujuan utamanya adalah membinasakab suku Darhan.
suku bangsanya sebdiri.

Kini dua orang bekas saudara perguruan berhadapan sebagai


musuh besar ,
dengan memacu kudanya dengan beringas mengayunkan golok
Dasssh!...
menyambar kearah dada Torgun, Tang !.. Trang!..
tetapi dapat di tangkis oleh torgun , walaupun sambil menunggang
kuda Torgun dan Burkha dapat bertempur dengan sangat lincah
dan kadang kadang berdiri dan melompat diatas punggung kuda,
dan kuda kuda mereka sepertinya sudah sangat terlatih dan
terbiasa.
akan tetapi karena memang kepandaian Burkha sekarang lebih
hebat dari pada Torgun , setelah bertarung lebih dari tiga puluh
jurus tubuh Torgun sudah penuh dengan luka .dan kondisinya
sudah sangat payah
akan tetapi Burkha sangat semangat mengejar membabatkan golok
bulan sabitanya ke arah Torgun!..
pada saat yang sangat genting itulah , rombongan pemuda suku
Darkhan kembali dari lomba berkuda segera melepaskan anak
panah ,
hujan anak panah meluncur kearah Burkha bersama rombongan
nya.

Gerakan Golok yang semula hendak menebas leher Torgun


terpaksa di belokan untuk menangkis anak panah yang meluncur
kearahnya,
kesempatan yang hanya beberapa detik di pergunakan Torgun
untuk melemparkan tubuh Yen Fei kepada putranya
Temka yang kebetulan berada di sampingnya .
"Temka !...kau larilah selamatkan A Fei !"
beberapa detik setelah tubuh Yen Fei berpindah ke Pangkuan
Temka , Golok bukan sabit dari Burkha berhasil menebas leher
Torgun, kepala Torgun pun jatuh bergelinding di lantai.
"kakek!..." berteriak histeris Yen Fei melihat kakeknya yang sangat
dia cintai tewas.

walaupun pemuda pemuda suku Darkhan sangat lihai membidikan


anak panah , tetapi jumlah pasukan Ming yang dipimpin Burkha
berjumlah tiga kali lipatnya tidak memakan waktu yang lama
pemuda pemuda suku Darkhan pun jatuh berguguran .
apa lagi burkha dengan memegang golok bulan sabitnya sangat
haus darah
banyak sekali pemuda pemuda suku Darkhan yang terpenggal
lehernya, termasuk Jebe paman dari Yen Fei..

Temka dan Yen Fei terbelalak,


Temka bukanlah orang penakut, dan tidaj takut mati menghadapai
pasukan Burkha yang banyak akan tetapi karena mendapat
perintah terakhir dari ayahnya yang sudah gugur Temka segera
memacu kuda sekencang kencangnya melarikan Yenfei yang di
pangku di depan.

Mengetahui Temka melarikan diri Burkha berteriak


" Kejar !...jangan sampai lolos !..
lepaskan anak panah!..."
tetapi Temka tidak peduli bahkan.menolehpun tidak dia memacu
kudanya semakin kencang hingga melintasi jalan berpasir di tepian
danau ching Hai , dan kudalun berpacu semakian kencang,
"A Fei ,.apapun yang terjadi kau, harus berhasil lolos dari kejaran
pasukan Burkha, kau harus tetap hidup , hanya kamulah saty
satunya penerus suku Darkhan ! "
Temka berteriak saat anak panah menancap punggungnya , tapi
Temka tidak menghiraukan nya dan terus memacu kuda ,
sedangkan Yen Fei yang masih kecil memeluk leher kuda.
Semakin banyak anak panah yang menancap punggung Temka
semakin payah kondisinya, wajah Temka sudah memucat ,
sebulum menghembuskan nafas terakhir Temka berbisik kepada
Yen Fei
" A Fei !.. kau bertahanlah
kau harus tetap hiidup!"
temka akhirnya terjatuh dari punggung kuda.
" Paman !.." Yen Fei berteriak sedih , tetapi.dia harus tetap
memegang leher kuda , sedangkan pasukan.pemanah masih saja
terus mengejar dibelakangnya.

kuda yang ditunggangi Yen Fei tidak menelusri pantai tapi berbelok
ke selatan memasuki sebuah hutan rimbun , belum seberapa dalam
memasuki hutan,.kuda yang ditunggangi Yen Fei meringkik
Mengangkat kedua kaki depannya seperti ketakutan , Yen Fei
terjatuh darii punggung kuda.
dan kuda yamg ditunggangi Yen fei terus .berlari dengan sangat
cepat menerobos kedalam hutan yang rimbun
sedangkan pasukan kuda yang mengejar Yen Fei. juga meringkik
mengangkat kaki depan dan berbelok arah berlari keluar dari hutan
dengan cepat tidak lagi menuruti perintah penunggangnya .

Tubuh Yen Fei yang kelelahan dan terjatuh dari punggung kuda
membentur batu,
Yen Fei pun jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Dari balik rimbun nya pepohonan melangkah keluar seekor harimau
putih yang sangat besar , perlahan berjalan menghampiri tubuh
Yen Fei yang sedang tak.sadarkan.diri
hidung nya mengendus ngendus tubuh kecil Yen Fei

Harimau putih itu sangat lah besar, tubuhnya sebesar kerbau , akan
tetapi tidak seperti harimau pada umumnya berloreng loreng , tapi
harimau ini berwarna putih polos, seperti warna bulu beruang salju.
setelah mengendus sekeliling wajah dan tubuh kecil Yen Fei,
Harimau putih menunduk mendorong dorongkan kepala ke wajah
Yen Fei, seolah olah hendak membangunkan Yen Fei di coba
berkali kali tetap saja tidak ada reaksi.
akhir nya sang harimau putih tengkurap di samping tubuh Yen Fei
yang masih pingsan , menggoyang goyangkan ekor ,tetapi mata
sang Harimau terus saja mengawasi Yen Fei.

Entah dari kapan tahu tahu di depan Harimau putih sudah berdiri
seorang kakek berbaju putih ,tetapi terlihat hanya memakai sehelai
kain panjang yang dililitkan ke tubuh, seperti layaknya pakaian
seorang pertapa, kakek tersebut sangat kurus dengan warna kulit
agak hitam, dengan rambut yang yang berwarna putih dan jenggot
juga sudah memutih semua, kalau di tafsir mungkin kakek ini sudah
berusia seratus tahun ,walaupun kulit wajah sudah keriput tetapi
kedua sorot matanya sangat tajam.
sepasang mata yang besar dan bundar bagaikan mata naga .
" Amitohud,...Pek Hauw Siapa anak ini!" seolah olah sang harimau
putih dapat mengerti apa yang di katakan kakek tua ,
harimau putih yang di panggil Pek Hauw ini mengibas ngibaskan
ekor.

kakek berpakaian putih ini jongkok di depan Yen Fei, tangan yang
hanya tinggal kulit berbalut tulang itu mengelus kepala Yen Fei, lalu
memeriksa nadi pada pergelangan tangan , lalu membalikan kepala
Yen Fei.
" Amitohud !.. ,Thian maha agung ,anak ini masih hidup tetapi
terjadi pendarahan diotak"
tangan sang kakek menempelkan telapak tangan di bagian yang
memar dari telapak tangan yang menempel itu mengeluarkan asap
putih, dan diusap ke bagian kepala Yen Fei yang memar berangsur
angsur kembali normal.
kemudian kedua tangan sang kakek menempel di punggung Yen
Fei yang masih dalam posisi tengkurap , sepasang telapak tangan
yang menempel dipunggung mengeluarkan asap putih , kulit
punggung Yen Fei perlahan lahan berubah menjadi kemerahan dan
dari pori pori mulai timbul keringat sebesar kacang hijau, makin
lama keringat yang mengucur makin banyak.

" Panas!... panas sekali! "


teriak Yen Fei yang tiba tiba tersadar, secara reflek Yen Fei
melepaskan diri segera berdiri.
"Aku dimana?"
Yen Fei kaget melihat sang harimau putih , dan juga seorang kakek
tua berpakaian putih yang tampak kelelahan dari wajah nya basah
dengan keringat.
sang kakek tua kemudian tersenyum ,
" Amitohud, Tuhan maha adil, sukurlah nak… kau sudah sadar
kembali, Jangan takut , dengan Pek Hauw, dialah yang menjagamu
saat kau pingsan tadi , sampai aku pulang mengobatimu"

Yen Fei teringat kejadian saat terakhir dia berada di puggung kuda
saat di kejar oleh pasukan kerajaan , lalu tiba tiba dia terjatuh , oh
ternyata kuda yang di tungganginya ketakutan dengan harimau
putih ini sehingga membuatnya terjatuh dan kuda kuda dari prajurit
yang mengejarnya juga lari ketakutan.
dan harimau dan kakek ini yang telah menyelamatkan nyawanya.
Yen Fei segera berlutut dihadapan kakek tua " Terimakasih ,
locienpwe ! sudah menyelamatkan jiwaku "

dengan penuh kelembutan tangan sang kakek tua membelai kepala


yen fei yang berlutut , " Bangunlah nak, sudah menjadi kewajibanku
menolong sesama yang membutuhkan pertolongan, sekarang
ceritakanlah ,siapa dirimu dan mengapa sampai bisa tiba disini,"

Dengan air mata berlinang Yen Fei menceritakan , perjalanan


hidupnya , dan saat ini dia sudah tidak punya siapa siapa lagi,
" Baiklah Yen Fei karena kau kini sudah sebatang kara, sama
seperti halnya diriku, kamu kuangkat menjadi muridku, dan kau
boleh tinggal bersamaku dan ikut ,kemana aku pergi"
berkata sang kakek berbaju putih dengan penuh rasa setelah
mendengar penuturan dari Yen Fei.
" Suhu !, terimalah hormat tecu"
Yen Fei bersujud dengan perasaan sangat terharu dan berterima
kasih sekali.

" Ha.. ha.. ha..! Thian maha pengasih disaat saat menanti ajal ,aku
diberikan seorang murid., untuk mewariskan semua ilmu ku "
sambil tertawa terbahak bahak kemudian menangis memeluk Yen
Fei.
" Yen Fei, ketahuilah kau kini sudah menjadi murid dari SIN-JIU-
YOK-SIAN ( Dewa obat Tangan sakti )
Kakek itu tertawa terbahak bahak , kemudian menangis ,
memang aneh sekali kelakuan dari Sin Jiu Yok Sian ini.

" Mengapa suhu tertawa terbahak bahak , kemudian menangis


tersedu sedu?"
tanya Yen Fei dengan penuh rasa heran
".Aku tertawa, karena bahagia mendapatkan dirimu sebagai murid
dan sebagai pewarisku,
dan aku menangis karena ingat akan banyaknya dosa dosa ku
pada masa lampau ,.walau aku sudah bertobat dan berbuat
kebaikan akan tetapi dosaku sudah terlalu banyak , dan berlipat kali
banyaknya dari perbuatan baik yang aku lakukan "
Sin Jiu Yok Sian tertunduk dan air mata nya kembali berlinang.
" Baiklah Yen Fei, aku akan menceritakan kisah hidupku ,.karena
kau adalah pewarisku ,sudah sepantas nya kau mengetahui semua
tentang diriku" maka mulailah Sin Jiu Yok Sian meceritakan kisah
hidupnya.

Sin Jiu Yok Sian nama aslinya Monggolana dia terlahir di nepal di
salah satu desa dekat Kapilavastu, dari masih anak anak
Monggolana sudah sangat tekun mempelajari ilmu tentang segala
macam racun , dan pengobatan dari orang tuanya seorang
brahmana yang menjadi tabib istana raja Asoka
selain sangat cerdas dan berbakat baik semua keahlian ayahnya
sudah di kuasai bahkan lebih hebat dari ayahnya karena
monggolana suka bereksperimen mempelajari khasiat khasiat dari
segala macam tumbuhan dan hewan berbisa, dirinya juga sangat
berbakat dalam seni bela diri , dari remaja Monggolana
berpetualang dan berguru dengan siapa saja .
sudah tak terhitung kitab kitab pusaka yang telah dipelajarinya
selama bertualang dari nepal ke india, tibet, mongolia sampai
daratan tiongkok.
akan tetapi dibalik kecerdasan dan bakat yang luar biasa
monggolana mempunyai tabiat yang buruk , segala sesuatu yang
diingikannya akan di tempuh dengan segala cara termasuk mencuri
dan menggunakan racun sudah banyak sekali kitab kitab dari
berbagai perguruan di dunia Kang Auw dicuri tidak peduli dari tokoh
golongan putih ataupun tokoh golongan hitam.
dia tidak segan segan membunuh pemilik kitab pusaka dengan
racun yang sangat ganas.
selain itu monggolana juga berwatak mata keranjang , dia tidak
pernah menolak cinta wanita, tetapi hanya untuk memuaskan
nafsunya setelah, bosan wanita wanita tersebut di tinggalkan begitu
saja
maka tak heran masa mudanya terkenal dengan julukan
Toat Beng Thaicu ( Pangeran pencabut nyawa) yang
menggegerkan dunia Kang Auw
akan tetapi sejak Monggolana menemuii cinta sejatinya dengan
seorang gadis suku Miao , berkeluarga menjalani kehidupan
sederhana yang bahagia Monggolana bertobat akan tetapi karena
terlalu banyak orang yang sakit hati dan mendendam kepada Toat
beng Thaicu , dia di serang dan di keroyok oleh banyak tokoh tokoh
sakti dunia Kang Auw tokoh golongan putih maupun golongan
sesat , istri dan anaknya ikut terbunuh.
Tetapi Toat Beng Thaicu berhasil selamat,
setelah bertobat dan kehilangan anak istrinya , monggolana
mengasingkan diri dipuncak gunung Himalaya mendalami ilmu
spiritual .
dan hendak menebus dosa dosanya dengan menyelamatkan
nyawa orang dengan keahliannya dibidang pengobatan.
maka sejak sepuluh tahun terakhir nama Sin Jiu Yok Sian menjadi
terkenal di dunia Kang Auw , dan orang orang tidak pernah
menduga kalau Sin Jiu Yok sian dahulunya adalah tokoh sesat Toat
Beng Thaicu.
karena Sin Jiu Yok Sian adalah tabib misterius yang tempat
tinggalnya selalu berpindah pindah, dan tinggal ditempat tempat
terpencil jauh dari keramaian.

dalam mengobati orang orang yang membutuhkan dia tidak pernah


pandang bulu orang baik atau orang jahat semua orang yang
kebetulan berjodoh dengannya akan ditolong, bukan hanya
manusia hewan buas yang terluka juga di tolong ,Pek Hauw si
Harimau putih yang di temui di gunung Himalaya dalam keadaan
luka parah tertimbun badai salju juga di selamatkan, dan sejak saat
itu Pek Hauw selalu setia mendampingi Sin Jiu Yok Sien
mengembara . dan selalu menolong orang orang yang
membutuhkan bantuannya.

***
Karena hari sudah menjelang senja Sin Jiu Yok Sian mengajak Yen
Fei pulang ke pondoknya di tengah hutan belantara,
saat kembali ke pondok tempat tinggal Sin Jiu Yok Sien , Yen fei
duduk di punggung Pek Hauw Harimau putih ini sangat lincah
berlari masuk ke tengah hutan dan Yok Sien sendiri bergerak
laksana terbang hanya bayangan berkelabat.
pek Hauw sang Harimau putih sangat Lincah menembus semak
belukar dan melompati akar akar pohon raksasa,.akan tetapi Yen
Fei yang sudah terbiasa menunggang kuda, tidak mengalami
kesulitan menunggang harimau tidak lama berselang tibalah Pek
Hau bersama Yen Fei di sebuah tempat seperti sebidang ladang
yang di penuhi dengan tanaman bunga yang berbentuk sangat
aneh bentuk bunganya seperti bunga matahari akan tetapi kelopak
bunganya berwarna warni , di satu mahkota bunga yang sama
terdiri dari tujuh warna.
dan ditengah kebun bunga aneh yang sangat aneh terdapat sebuah
telaga kecil dengan air yang sangat jernih
dan di tengah telaga berdiri sebuah pondok sederhana tapi terlihat
sangat asri dan indah.
telah berdiri di samping telaga sang kakek sakti Sin Jiu Yok Sian

"Yen fei, inilah tempat tinggalku,


di tengah hutan TOK HUA LIM (Hutan bunga Beracun)
bunga dengan tujuh warna ini adalah bunga pelangi , yang sangat
beracun , bila manusia ataupun hewan memakan bunga ini kurang
dari sepuluh menit jiwa nya akan melayang.
akan tetapi bunga ini sangat bermanfaat , hewan hewan liar
maupun serangga tidak akan berani mendekat"

Dari tepi telaga sampai ke pondok mereka melintasi sebuah


jembatan bambu, Yen Fei memandang ke arah telaga dengan air
yang sangat jernih ,sampai ikan ikan yang berenangpun terlihat
sangat jelas , sungguh tempat yang sangat indah sekali,

Pondok Bambu tempat tinggal


Sin Jiu Yok Ong tidak terlalu besar tapi terlihat sangat bersih
di bagian dinding pondok di penuhi dengan rak bertingkat yang
dipenuhi dengan guci guci
dan kotak kotak kayu tempat penyimpanan tanaman obat yang
telah di keringkan.

" Hutan Tok Hua Lim ini penuh dengan tanaman beracun, dan
setiap saat bisa mengancam jiwa, tapi kau tak perlu khawatir
muridku, ha… ha…ha…, karena kau adalah murid Yao Sien,
tidak akan ada racun yang akan mengganggumu"
Sin Jiu Yok Sien mengambil sebuah kotak kayu dari salah satu
sudut rak bambu,
setelah dibuka ,ternyata di dalam kotak kayu masih ada sebuah
wadah kecil yang terbuat dari batu Giok.
dan setelah wadah terbuka terdapat dua butir mutiara yang satu
berwarna merah terang
dan yang satu lagi berwarna hitam gelap.

" Yang berwarna merah adalah mutiara ular merah yang diambil
dari kelenjar racun Ang tok Coa,
dan Yang berwarna Hitam adalah biji bunga teratai hitam yang
hanya tumbuh di puncak gunung es, kedua pusaka ini adalah
benda yang sangat beracun, akan tetapi sangat bermanfaat untuk
mengobati orang yang terkena racun,
cukup dengan menghirup uap dari mutiara ular merah orang yang
keracunan akan segera sembuh, akan tetapi kalau orang sehat
tercium uap mutiara ular merah ini tentu akan segera menemui
maut, sedangkan biji bunga teratai hitam mempunyai manfaat yang
sama hanya saja biji teratai hitam untuk memunahkan racun dari
jenis tumbuh tumbuhan sedangkan mutiara ular merah untuk
segala racun yang berasal dari Hewan berbisa, Kedua benda ini
akan ku berikan kepadamu.,untuk menjaga agar tidak hilang dicuri
orang dan di.salah gunakan , sebaiknya kedua obat pusaka ini kau
telan!"

tanpa.meminta persetujuan dari Yen fei , Mutiara Merah dan hitam


di jejalkan kedalam mulut Yen Fei dan dengan beberapa totokan di
beberapa jalan darah ditubuh Yen Fei.
beberapa lama kemudian reaksi dari mutiara ular merah dan
biji.teratai hitam sudah terasa , badan yen fei terasa sangat panas
sekali , tenggorokan terasa kering ,ttubuh yen fei yang kepanasan
sampai berguling guling di lantai ,
".panas...panas!.. aku gak kuat suhu tolong!..."
yen fei menjerit jerit setelah lebih kurang satu jam rasa panas di
tubuh Yen Fei berkurang , akan tetapi kini berganti dengan hawa
dingin yang menusuk tulang, bibir yen fei yang semula merah
berubah menjadi warna kebiruan meringkuk dan menggigil
kedinginan. setelah satu jam siksaan rasa dingin menghilang
kembali siksaan rasa panas datang, berulang ulang.
Sedangkan sang guru Sin Jiu Yok Sian melihat dengan pandangan
penuh kekaguman dan tersenyum puas.
tubuh Kecil Yen Fei masih berguling guling di lantai
sedangkan Sang guru memejamkan mata larut dalam semedhi nya.

Walaupun masih berusia tujuh tahun tubuh Yen Fei mempunyai


daya tahan dan kekuatan yang luar biasa,
Ang Coa Cu ( mutiara ular merah) adalah sebuah mutiara yang
berasal dari kelenjar bisa ular merah yang berusia ratusan tahun.
Ular merah sangat langka hanya hidup di Gurun Gobi, sejenis ular
yang sangat berbisa mampu bertahan hidup di cuaca gurun yang
sangat panas
sampai berusia ratusan tahun.
jangankan terpatuk ular merah, hanya bersentuhan dengan kulit
saja seekor gajahpun akan tewas hanya dalam wakru kurang dari
sepuluh menit.

sedangkan Swat -Shan-O -Lian (Teratai Hitam gunung salju)


juga adalah tanaman beracun yang sangat langka , Teratai Hitam
hanya tumbuh di puncak gunung Kancheng jungga (Mount Everest)
dan hanya akan berbunga seratus tahun sekali .
racun yang terkandung dalam biji teratai hitam bersifat sangat
dingin, bila masuk kedalam tubuh manusia , racun teratai hitam
dapat membuat darah di seluruh tubuh membeku.
akan tetapi Sin Jiu Yok Sian
meminumkan kedua jenis racun yang paling berbahaya didunia
kepada Yen Fei, apakah Sin Jiu Yok Sian berniat membunuh
muridnya sendiri?,
tentu saja tidak,
tidak percuma dia dipanggil Yok Sian (tabib dewa)
dia sendiri sudah menyimpan kedua racun tersebut selama belasan
tahun, dan sudah mempelajari khasiat dari kedua racun yang
bersifat bertentangan tersebut.
reaksi dari kedua racun tersebut kini sedang bertarung didalam
tubuh Kecil Yen Fei.
Racun ular merah akan melancarkan semua pembuluh darah di
dalam tubuh dan membuat jantung bekerja lebih cepat
memompakan darah keseluruh anggota tubuh.
sedangkan racun Teratai hitam
menetralkan efek samping dari racun ular merah yang dapat
membunuh dan merusak organ dalam tubuh .

sedangkan pertarungan dari kedua racun itu menghasilkan energi


yang yang luar biasa besarnya , kekuatan energi dingin dan energi
panas , karena energi itulah Yen Fei berteriak kepanasan.dan
kedinginan.
Hampir semalaman Yen Fei mengalami penderitaan hebat akibat
beratarungnya energi panas dan energi dingin
yang bertarung didalam tubuh nya , sampai waktu menjelang subuh
, Yok Sian membuka matanya , kemudian menempelkan telapak
tangan kanan ke ubun ubun , sedangkan telapak kirinya menempel
pada dada Yen Fei.
" Afei !.. pusatkan konsentrasi,
tubuhmu jangan memberikan perlawanan, ikuti saja irama dari
kedua energi yang bertentangan di dalam tubuhmu"
dengan bantuan penyaluran tenaga sakti dari Yok Sian perlahan
lahan Yen Fei dapat mengikuti irama pergerakan kedua energi
yang berputar di seluruh tubuh nya.
" sekarang, pusatkan perhatian , dan coba tahan nafas pada saat
energi panas dingin itu melintas TAN - TIAN ( jalan darah utama
dibawah pusar ) selama kau bisa!" , teriak Yok Sian kepada yen fei,
Keringat mulai bercucuran dari tubuh Yok Sian
dan terengah engah , karena sudah menyalurkan hampir semua
kekuatan tenaga sinkang nya untuk membantu Yen Fei.
mengikuti petunjuk gurunya , menahan nafas saat tenaga panas
dingin melintasi perut nya
secara tiba tiba.
Wuuuush !....
tubuh fei melayang sepuluh senti dari lantai dan tubuh nya berputar
bagaikan gasing.
mula mula perlahan dan berputar makin lama makin cepat , tubuh
Yen Fei pun melayang makin tinggi.

" Afei .. sekarang buang nafas sambil dorongkan kedua tanganmu


kedepan!" , teriak Yok Sian kepada muridnya
Daaaarrrr!....
dinding pondok yang terbuat dari bambu ambrol , kekuatan pukulan
dari Yen Fei masih terus bergerak bagai angin topan merobohkan
sebatang pohon besar sampai roboh .
tubuh Yen Fei perlahan meluncur turun dan masih dalam keadaan
bersila .
" Tetap konsentrasi , dan atur pernafasan , tahan nafasmu selama
sepuluh detik setiap tenaga sakti melintasi Tan -Tian"
kembali Yok Sian memberi petunjuk kepada Yen Fei.
setelah bermeditasi lebih dari tiga jam Yen Fei sudah dapat
mengendalikan tenaga sinkang ajaib yang kini berada di tubuhnya.
Kekuatan sinkang ajaib dari pertarungan kedua racun terampuh di
kolong langit.

" Afei, ketahuilah sekarang di dalam tubuhmu sudah tersimpan


tenaga sinkang yang sangat dahsyat, yang kau peroleh hanya
dalam waktu satu.malam, orang biasa yang berlatih tenaga sin
kang selama puluhan tahun pun belum tentu mencapai tenaga
sinkang seperti yang kau miliki sekarang ini, dan pelajaran pertama
yang akan aku ajarkan adalah , cara melatih dan mengendalikan
tenaga sinkang".

dan mulai saat itu Yen Fe mulai diajarkan ilmu pernafasan meditasi
dengan berbagai posisi yang berbeda beda, ada meditasi dengan
posisi umum duduk bersila, ada juga yang terbalik dengan posisi
kepala dibawah kaki diatas, bahkan ada posisi tiduran miring
dengan sebelah tangan menopang kepala seperti posisi arca
"Sleeping Budha" yang terdapat dalam kuil kuil budha.
dalam waktu satu tahun, Yen Fei sudah mampu mengontrol
pergerakan tenaga sinkang kemana dia suka, bahkan sudah daoat
memisahkan Tenaga panas yang hendak di keluarkan ataupun
hanya tenaga dingin saja .

Setelah satu tahun berlatih tenaga sinkang , pada tahun kedua Yen
Fei baru diajarkan ilmu Ginkang (Ilmu meringankan tubuh) karena
memang ilmu meringankan tubuh membutuhkan tenaga sinkang
yang cukup kuat , untuk melompat tinggi maupun lebih jauh.
mula mula Yen Fei berlatih berlari dengan cepat di tanah datar ,
dan selalu di temani Pek Hauw si harimau putih ,yang merupakan
teman yang paling setia menemani Yen Fei.
kemudian ketahap yang lebih sulit berlari berlompatan dari dahan
dahan pohon , hingga ginkang dengan medan yang lebih sulit yaitu
berlari dan berloncatan dengan hanya bertumpuan pada daun
teratai yang mengambang diatas air telaga.
" muridku , Hari ini aku akan mengajarkan padamu ,salah satu ilmu
Ginkang andalanku, Hud - Eng - Po - Hoat ( gerakan Bayangan
Budha ) ilmu ini aku ciptakan sendiri , dengan pengerahan sinkang
dan kemampuan mengatur keseimbangan tubuh dapat bergerak
cepat bahkan dapat meluncur diatas permukaan air hanya dengan
tumbuhan daun teratai maupun benda benda ringan yang
mengapung lain di permukaan air"
di tepi telaga Sin Jiu Yok Sian
memberi petunjuk tentang kuda kuda dan cara mengatur
pernafasan dan keseimbangan
"Afei ..saat menjejakan kaki ketumpuhan daun teratai kau tahan
pernafasan , mengerahkan tenaga keujung jari kaki , kemudian
buang nafas saat melompat ,pergunakan waktu sependek dan
secepatnya saat menjejakan kaki dan jaga keseimbangan agar
tubuhmu dapat melayang diudara dalam waktu yang lebih lama dan
begitu seterusnya.
setelah memberi penjelasan kepada Yen Fei tubuh Sin Jiu Yok
Sian melompat ketelaga dan bergerak sangat cepat berlompatan
dari daun teratai ke daun teratai lainnya kalau di lihat sekilas seperti
dapat berlari diatas air dan dalam waktu yang begitu singkat tubuh
Yok sian sudah sampai di sebrang telaga.
kemudian dari seberang telaga
hanya dengan sebatang potongan bambu tubuh Yok Sian meluncur
bagaikan orang bermain surfing kembali ke arah Yen Fei dan Pek
Hauw yang memandang dengan penuh kekaguman .

" suhu hebat ! Sangat hebat !"


sambil bertepuk tangan dengan sangat riangnya.
"Sekarang giliran tecu, mencoba !" dengan penuh semangat Yen
Fei meloncat ke salah satu daun teratai yang
terapung.di.permukaan air ,
kakinya menjejakan kaki ke daun teratai yang mengapung
Byuuuuur !....
tubuh yen fei ikut tercebur ke dalam air dan berenang gelagapan .
" Ha… ha… Ha…"
Yok Sian tertawa terbahak bahak melihat kelucuan muridnya yang
basah kuyup.
" Coba terus !.., Seperti petunjuk dariku , kalau hari ini tidak berhasil
, di lanjut lagi besok hari dan seterusnya , sampai bisa "

" Baiklah suhu, teecu akan terus berlatih di temani Pek Hauw!"
Yen Fei adalah seorang anak yang sangat giat dan penuh
semangat pantang menyerah
hingga dalam waktu berbulan bulan , akhirnya berhasil juga Yen Fei
menguasai ilmu Sin- Eng- Hud-Po
selain latihan ilmu sinkang , ginkang , Yen fei juga diajarkan ilmu
pengobatan termasuk pengetahuan tentang racun, ilmu tusuk jarum
untuk pengobatan.

waktu melaju dengan sangat cepat sudah tiga tahun lamanya Yen
Fei tinggal bersama Yok Sian
dan Pek Hauw ditengah hutan tok hua lim .
setelah menguasai ilmu sinkang dan ginkang yang cukup kuat
Sin Jiu Yok Sian mulai mengajarkan ilmu andalannya Cui - Beng-
Sin- Ci ( Jari sakti pengejar nyawa) ilmu totok jalan
darah menggunakan jari yang sangat mematikan itulah sebabnya
mendapat julukan Sin Jiu ( tangan sakti ) karena ilmu totokan
jarinya sangat kuat dan cepat , hanya dengan jari jari tangannya
Sin Jiu Yok Sian dapat melumpuhkan bahkan membunuh lawan
lawannya dengan sangat cepat karena yang diserang adalah jalan
darah penting.
selain ilmu Toat- Beng- Sin- Ci .
Sin jiu Yok Sian juga menurunkan ilmu andalannya yang lain yaitu
ilmu I-Kiong-Hoan-Hoat ( ilmu memindahkan jalan darah )
dengan ilmu ini dapat memindahkan jalan darah sehingga pukulan
dari musuh yang mengarah ke jalan darah penting tidak berakibat
fatal
dan melepaskan efek totokan musuh dengan memindahkan jalan
darah.
kedua ilmu ini membutuhkan dasar tenaga sinkang yang sangat
kuat juga pengetahuan mengenai tempat jalan darah di seluruh
tubuh manusia.
itulah sebabnya setelah mempelajari sinkang selama tiga tahun
ilmu ini baru di turunkan kepada Yen Fei.

yen fei sangat tekun dalam berlatih semua ilmu yang di turunkan
oleh Sin Jiu Yok Sian.
setiap hari Yen fei selalu melatih ilmu Cui Beng Sin ci ilmu jari sakti
andalan gurunya.
telah di buatkan sebuah orang orangan yang terbuat dari kayu
dan di gambar seratus delapan puluh delapan jalan darah yang
terdapat di dalam tubuh manusia.
karena titik jalan darah sangat kecil di perlukan kecepatan dan
ketepan .dalam menotok jalan jalan darah tersebut,
tenaga sinkang harus dapat disalurkan dengan tepat ke ujung ujung
jarinya
dan sang guru dengan penuh kesabaran dan ketekunan
membimbing sang murid.
hingga benar.benar mahir dalam menggunakan jurus andalannya.
.
Waktu kembali melintas dengan begitu cepat nya tanpa terasa Yen
Fei dari anak anak kini telah tumbuh menjadi pria remaja berumur
dua belas tahun .
wajahnya terlihat semakin tampan terutama kedua sorot matanya
yang mencorong penuh keberanian dan semangat.
berbadan tegap dengan otot otot menonjol dangan dada bidang
dan bentuk oerut kotak kotak berotot , biasanya orang orang
modern menyebutnya dengan istilah " Berbody Sixpack ".
Yen Fei tumbuh semakin dewasa , akan tetapi gutunya Sin Jiu
Yok.Sian terlihat semakin tua dan renta.
badannya hanya tersisa kulit membungkus tulang,hanya sorot mata
nya saja.yang tidak berubah, tetap mencorong bagaikan sepasang
mata naga
tidak seperti biasanya sang guru mengajaknya berlatih tetapi pada
pagi hari ini, suhunya sin jiu Yok Sian mengajaknya berbicara di
dalam pondok
".Afei, tidak terasa lima tahun sudah kita tinggal bersama semua
ilmu andalanku sudah kuturunkan kepadamu, kaupun sudah
tumbuh sebagai pria remaja yang gagah,.aku yakin dengan
kemampuan yang kau miliki sekarang ,.sudah mampu menjaga
diri.sendiri,mungkin akan sulit dijumpai orang orang yang mampu
mengalahkanmu,.terus giatlah berlatih agar kepandaianmu semakin
matang!."
dengan penuh jasih sayang sin jiu Yok.Ong merangul pundak.Yen
Fei.
" Aku sudah semakin tua.dan renta, mungkin waktuku sudah tidak
lama lagi, aku ingin menghabiskan sisa hidupku menjadi pertapa di
tanah kelahiranku , aku ingin kembali ke kapilavastu!"
Yen Fei hanya tertunduk memandang suhunya , yang.memang
sudah nampak.semakin tua dan renta.
".Afei, pergunakanlah ilmu kepandaianmu untuk menolong orang
orang yang lemah, berbuaylah kebaikan sebanyak banyaknya, agar
ilmu yang kuturunkan kepadamu , berguna mengimbangi dosa
dosa yang pernah ku perbuat, siang ini juga aku akan memulai
perjalanan kembali ke Nepal, jaga dirimu.baik baik muridku,"
dengan mata berkaca kaca sin Jiu yok sian memandang Yen Fei,
Yen Fei memeluk tubuh gurunya sambil menangis,.
" Suhu,.ijinkanlah tecu tetap.menemanimu,.melayani masa tua
suhu sampai saat terakhir "

" Tidak.apa apa, aku merasa senang kalau saat ajal menjumputku
nanti, aku sudah berada di taman Lumbini dan dibawah pohon Bodi
tempat sang Budha mencapai Moksa,
apalah artinya nyawa , bukankah semua orang pasti akan mati, tapi
aku sangat bahagia karena sudah mengakui dan bertobat akan
perbuatan dosaku di.masa lampau, dan ilmu.ilmu ku sudah ada
penerus, bila engkau hendak membalas budiku berbuatlah
kebaikan , semoga Tuhan akan mencatat semua manfaat ilmuku
yang akan kau pergunakan nanti untuk menolong sesama, ".

Sang mentari mulai beranjak naik memancarkan sinarnya


menyoroti semua yang ada di muka bumi,
Yen Fei yang berdiri terdiam.melihat bayangan gurunya bersama
Pek Hauw lambat laun semakin mengecil di batas cakrawala.
Semua kenangan orang orang yang menyayanginya terlintas
ayahnya meninggalkannya, ibu nya ,kakeknya Torgun, pamannya
jebe dan paman Temka meninggalkannya, dan sekarang gurunya
tercinta juga meninggalkannya,
memang tidak ada pertemuan yang abadi di dunia ini,
tidak.ada yang abadi!...
benda benda akan hancur binasa.manusia.juga akan mati!...
sejenak rasa kosong menerpa jiwa Yen Fei, ..
akan tetapi Yen Fei teringat akan pesan gurunya ,
aku.akan menggunakan ilmu warisan suhu untuk menolong orang
sebanyak banyaknya
semoga dapat nenebus dosa dosa suhu!...
yen fei menangis dan berteriak dalam hati.
karena dirinya kini tinggal sendiri yrn fei tidak kembali ke hutan Tok
Hua lim, akan tetapi Yen Fei berlari tubuhnya berkelebat
dengan.sangat cepatnya ke sebuah perkampungan nelayan di tepi
danau Ching Hai.

Yen Fei menelusuri pantai berpasir putih memasuki sebuah


perkampungan nelayan,
Hatinya gembira sekali melihat pemandangan danau Ching Hai
yang indah dengan gelombang ombak yang memecah di pantai
berpasir putih, perahu perahu nelayan yang berjejer tertambat di
dermaga, rumah rumah panggung yang berdiri kokoh di tepi
pantai, keramaian nelayan dengan segala aktivitasnya.
setelah melintasi jalan kampung sampai lah di suatu pasar yang
ramai, terlihat banyak lapak lapak para pedagang yang menggelar
bermacam macam barang dagangan , ada pedagang ikan segar,
sayur mayur ,serta segala macam kebutuhan rumah tangga di
sekitar pasar juga ada terdapat gedung gedung dengan bentuk
yang indah ,dengan papan nama besar yang besar terpampang
dengan ukiran dan huruf huruf yang indah untuk menarik perhatian
bertuliskan kedai arak , penginapan, toko cindera mata, kedai teh,
toko obat dan sebagainya.

salah satu gedung menarik perhatian Yen Fei adalah gedung


sebuah rumah makan yang tampak paling besar dan paling ramai ,
karena sudah merasa lapar , Yen Fei memasuki kedai arak yang
tampak ramai itu banyak sekali pengunjung .
" Selamat datang tuan muda, silahkan , di pojok sana masih ada
beberapa meja kosong"
sapa seorang seorang pelayan laki laki oaruh baya.
Yen Fei menuju ke sehuah meja kosong di pojok rumah makan
yang berdekatan dengan koridor menuju dapur,
" mau pesan masakan apa tuan muda ?...kedai kami terkenal
dengan menu olahan daging domba, iga domba bakar , sup kaki
domba, daging domba merica hitam , adalah makanan menu
andalan kami "
" Lo pek , aku mau pesan iga domba bakar , sawi putih bumbu
pedas dan sepoci teh Oolong ! "

" Baiklah tuan muda , pesanan tuan.muda akan segera kami


buatkan"
setelah membungkuk memberi hormat , pelayan paruh baya itu
segera bergegas menuju dapur.

Yen Fei duduk sambil


memperhatikan orang orang yang sedang asyik menyantap
makanan dan sambil ngorol,
karena pendengaran Yen Fei sangat tajam dan terlatih meskipun
suara suara percakapan itu sudah bercampur baur , Yen Fei masih
dapat menangkap dengan jelas beberapa pembicaraan dari
beberapa pengunjung kedai arak ini .
Di meja sebelah kanannya terdapat empat orang berpakaian
seperti sastrawan .
yang sedang asyik ngobrol
percakapan mereka terdengar jelas sekali.

" menurut khabar yang tersebar, biksu tibet tersebut akan


mengambil kitab kitab Bu Tek Hud Couw , di pulau Mahadewa dan
khabar tersebut sudah tersebar luas, dan sepertinya akan banyak
tokoh tokoh kang Auw yang mengikuti menuju ke pulau maha
dewa"

" Apa benar ada kitab kitab peninggalan Bu Tek Hud Couw , di
pulau terpencil itu, bukankah Bu Tek Hud Couw, bertapa di puncak
gunung Chomolangma?"

" iya benar Heng! , akan tetapi para tokoh tokoh sakti dunia kang
auw sudah memeriksa setiap jengkal puncak gunung chomolangma
tetapi mereka tidak berhasil menemukan kuburan dari Bu Tek Hud
Couw, menurut perkiraan.mereka
Bu Tek Hud Couw berkelana ke suatu tempat terpencil dan
meninggalkan kitab kitab pusakanya disana"

" Berita tentang pusaka Bu Tek Hud Couw menjadi perbincangan


hangat, bermula dari seorang biksu yang bertapa di puncak
Cholmolangma , secara tidak sengaja m menemukan sebuah peta
yang menggambarkan keberadaan pulau Maha dewa di tengah
danau Ching Hai"

Yen Fei mendengar juga pembicaraan dari dua orang berpakaian


biksu , yang posisinya berada di samping kiri meja nya.i
" Omitohud !... Dunia semakin kacau, keserakahan merajalela
untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya orang
orang sudah saling bunuh, semoga Thian mengampuni dosa dosa
manusia"

" Suheng, untuk apa suhu memerintahkan kita ikut ke pulau Maha
Dewa , kalau hanya untuk melihat orang orang saling bunuh
memperebutkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya"

" Bukan maksud suhu menyuruh kita menyaksikan orang orang


saling bunuh ,
akan tetap suhu menyuruh kita mendamaikan dan mengingatkan
tokoh tokoh kang auw dari golongan bersih ikut saling bunuh, kita
membawa Nama baik Shao Lin Pai untuk mengingatkan sesama
kelompok Kang Auw dari golongan Bersih".
ternyata kedua biksu yang sedang asyik berbincang bincang adalah
biksu dari Shao Lin Pai.

Kemudian terdengar lagi pembicaraan dari lain meja seorang


nenek berusia sekitar enam puluh tahun berdua bersama seorang
gadis kecil yang berusia sekitar sepuluh tahun.
"Hii..hiii..hiii…, Si tua bangka Hek I Lama mengumpulkan tokoh
tokoh sesat dari tibet menawan sang biksu pertapa , sebagai
sandera , merka akan menuju ke pulau maha dewa,
kita akan mendapatkan tontonan gratis, hi...hi...hi…
biarkan saja kalau mereka saling bunuh !"

" Subo, apa Bu Tek Hud couw , benar benar ada ? ,apakah dia
sangat sakti?"

" Bu Tek Hud Couw benar benar ada , muridku yang cantik…"

"Bu Tek Hud Couw, adalah murid utama dari Tatmo Causu ,
mengikuti jejak gurunya menyebarkan ajaran sang budha ke tibet
dan ke Tiongkok,
menurut cerita orang orang dahulu , kesaktiannya bagaikan dewa "

" Horeee!... Asyiiik!.... kita akan bertemu Bu Tek Hud Couw ,


kalau sudah ketemu aku mau minta ilmu saktinya !" gadis kecik itu
berteriak teriak penuh kegembiraan.

secara tidak sengaja Yen Fei menoleh ke arahnya gadis kecil itu ,
dan gadis kecil itupun memandang ke arah Yen Fei,
dua pasang mata beradu dengan gadis kecil tersebut.
gadis kecil itu trrlihat sangat cantik dan manis ,memakai baju hitam
terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih halus,
dengan kedua mata bundar bercahaya seperti Bintang kejora,
kedua pipinya yang agak tembem terlihat sepasang lesung pipit
disaat dia tersenyum kepada Yen Fei menambah manis wajah sang
gadis kecil,
sejenak Yen Fei terpukau.
bagai terhipnotis..
akan tetapi lamunannya tiba tiba tersadar..
"Silahkan dinikmati tuan muda !"
ternyata pesanan masakan sudah diantarkan oleh pelayan ke meja
Yen Fei.

"Liu Bwe , ayo.kita melanjutkan perjalanan"


bergegas sang nenek menggandeng tangan gadis kecil berpakaian
hitam tersebut, yang ternyata bernama Liu Bwe.

" Nanti dulu subo,... aku ingin topi yang terbuat dari kulit rubah yang
seperti koko itu !.."
sambil menuding ke arah Yen Fei.
" Bwe Bwe, kamu jangan nakal, nanti kalau di pasar ada yang jual ,
subo akan belikan "

Yen Fei , yang tiba tiba kaget karena dituding oleh Liu bwe
tersenyum, dan berjalan menghampiri Liu Bwe ,
" Moi moi yang manis, kau suka topiku ya,.., bagaimana kalau topi
ini aku berikan padamu! "
liu bwe tersenyum , kemudian bertanya
"mau dijual berapa topimu , biar subo membayarkan kepadamu"

"tidak usah bayar moi ,topi ini aku berikan kepadamu, lagi pula di
pasar pasar tidak ada yang jual, topi ini di buat sendiri dan hanya
ada di pedalaman"

" Hi ..Hiiiik , terima kasih koko yang baik , aku tidak mau menerima
begitu saja pemberian orang secara cuma cuma !"

kemudian Liu Bwe melepaskan kalung benang merah yang


dipakainya .kemudian diberikan
keoada Yen Fei .
kalung benang merah dengan sebuah Liontin yang terbuat dari batu
giok berukir Bunga Bwe yang sangat indah.

" Anggap saja kita barter, dan aku tidak berhutang budi padamu"
setelah memberikan liontin batu giok berukir bunga Bwe
si gadis kecil yang bernama Liu Bwe langsung memakai topi bulu
rase itu dengan gaya jenaka " Subo bagus gak ?"
dan tersenyum manis
setelah mendapatkan apa yang diinginkan nya , Liu Bwe menarik
tangan subonya.
"subo yuuk kita pergi !"

"Terima kasih , sahabat kecil atas pemberian topimu, Bwe Bwe


memang nakal, dan manja sekali apapun barang yang
diinginkannya pasti dia akan memintanya, maafkan kelakuan
muridku, sahabat kecil yang baik! "

".sama sama ,.locienpwe saya juga merasa sangat berterima kasih


sekali di beri sebuah liontin batu giok yang sangat indah"

" sahabat kecil, kamu baik sekali dan sangat sopan, siapa namamu,
dan apa kau asli penduduk sini ?" tanya sang nenek

" Namaku Yen Fei, locienpwe, aku tinggal di dusun Darkhan


di sebelah barat danau Ching Hai ini"

" Baiklah Yen Fei, kalau ada jodoh kita akan berjumpa lagi, kami
akan melanjutkan perjalanan"
kemudian sang nenek bergandengan tangan dengan sang murid
menuju pintu kelua"
,
" Terima kasih liontin batu giok mu moi moi yang manis !"
teriak Yen Fei .
gadis kecil itu hanya menoleh dan melambaikan tangan dengan
tersenyum manis keoada Yen Fei. kemudian berjalan
meninggalkan kedai teh bersama subo nya.

Perbincangan mengenai Kitab warisan Bu Tek Hud couw masih


terdengar,
Yen Fei asyik mendengarkan sambil bersantap.menikmati iga
domba bakar yang ternyata memang sangat enak enak sekali,
walau hanya mendengarkan pembicaraan sepotong
sepotong ,tetapi Yen Fei sudah mengerti inti dari perbincangan
orang orang dikedai teh ini.

setelah membereskan pembayaran Yen Fei meninggalkan kedai


teh.
Di sepanjang jalan memang banyak di jumpai orang orang dengan
pakaian dan ciri ciri seperti pendekar pendekar kang auw , yang
bisa di kenali dengan model pakaian yang pakaian yang di kenakan
selain itu , ciri ciri orang Kang Aue adalah kebiasaan membawa
senjata .
tentu mereka semua hendak ikut meramaikan pulau maha dewa
dan tentunya si gadis kecil yang memberinya sebuah liontin batu
giok juga akan menuju kesana bersama gurunya , terbayang gadis
kecil yang cantik itu , Yen Fei tersenyum senyum sendiri ada
keinginan untuk menjumpai gadis kecil itu lagi, senyuman manis
dari gadis itu selalu terbayang bayang.

Dengan berjalan kaki sampailah Yen Fei dii dermaga ,akan tetapi
terlihat banyak sekali nelayan yang berkumpul sepertinya baru saja
terjadi keributan.
orang orang berkerumun mengelilingi tiga orang yang terluka parah
,dua orang nelayan dan seorang Tosu yang sedang memejamkan
mata mengatur pernafasan akan tetapi wajahnya juga kebiruan dari
sudut bibirnya masih mengalirkan darah berwarna hitam , dan
empat mayat tergeletak dengan wajah biru kehitaman .
Yen Fei segera menghampiri
kedua nelayan yang terluka parah dan tosu yang sedang
bersemedhi itu , tanpa meminta persetujuan , Yen Fei menotok
beberapa jalan darah di tubuh tiga orang yang sedang terkuka
parah tersebut..

"Lopek, apa yang telah terjadi,?


ketiga orang ini menderita keracunan hebat"
bertanya Yen Fei kepada seorang nelayan.
" Tadi datang serombongan biksu berbaju hitam yang hendak
menyewa perahu , dan meminta nelayan mengantarnya kesana ,
akan tetapi kami semua tidak ada yang berani mengantarkan
mereka ke pulau Maha Dewa , tetapi rombongan biksu berbaju
hitam itu memaksa ,maka terjadilah percekcokan dan salah
seorang biksu berbaju hitam yang paling tua melancarkan serangan
, hingga empat orang teman kami tewasdua orang terluka parah ,
dan tosu itu berusaha menolong kami tapi dis jjuga terkena pukulan
biksu berbaju hitam tersebut, dan akhirnya perahu perahu kami di
rampas juga oleh mereka, walau kami di tinggali sekantong uang
emas ini !," sambil mengacungkan sebuah kantong kain berukuran
kecil,sang nelayan Bercerita dengan penuh semangat.

" Baiklah , lopek kedua orang nelayan dan losuhu


ini sudah terkena pukulan beracun yang sangat hebat, tadi aku
sudah memberikan beberapa totokan untuk mebghentikan
racun ,agar tidak sampai ke jantung,
aku sekarang akan mencoba mengobati mereka".

kedua nelayan terjena hantaman di pangkal lengan, seandainya ,


hantaman hawa beracun mengenai dada atau kepala, niscaya akan
bernasib sama dengan keempat orang temannya.
Yen Fei menempelkan telapak tangan ke bagian pangkal lengan
sang nelayan , mengerahkan sinkang berkekuatan panas, tampak
asap berwarna putih keluar dari telapak tangan Yen Fei, tenaga
sinkang menembus ketubuh kedua nelayan.
keringat sebesar kacang hijau mulai mengucur dari sekujur tubuh
kedua nelayan itu,
akan tetapi bekas hantaman berwarna kebiruan perlahan lahan
memudar dan kembali normal. dengan beberaoa totokan jari ,
kedua nelayan tersebut.sudah dapat bergerak kembali.
kedua nelayan yang sudah mampu bergerak segera berlutut di
depan Yen Fei
" Terima kasih banyak sicu engkau telah menyelamatkan nyawa
kami ! "
" Jiwi lopek, ...bangkitlah, tidak usah bersikap seperti itu, sudah
menjadi kewajibanku untuk menolong sesama "
Tanpa menghiraukan kedua orang nelayan yang masih bersujud ,
Yen Fei.menghampiri
Tosu yang masih duduk bersila.
" Mohon maaf.Losuhu , jubah losuhu , akan saya lepaskan !"

terlihat di dada dekat dengan ulu hati sebuah bekas telapak tangan
berwarna hitam.
masih ,beruntung sang tosu ini memiliki kepandaian dan kekuatan
sinkang yang kuat, sehingga dapat meneka hawa beracun tidak
sampai ke jantung.
bila orang biasa yang terkena pukulan beracum , pasti sudah
selesai riwayatnya.
Yen.Fei mengeluarkan jarum jarum perak menancapkan pada titik
titik HIAT - TO ( Jalan darah) di sekitar memar bekas telapak
tangan.
" Locienpwe, aku akan mengusir hawa beracun ditubuhmu dengan
menyalurkan sinkang, harap Locienpwe tidak melawan tenaga yang
aku salurkan nanti , locienpwe harap membantu dengan
memusatkan konsentrasi agar sinkang yang aku salurkan dapat
mengikuti aliran darah kesekujur tubuh ! "
Sang Tosu Hanya menganguk lemah ,
Yen Fei Menempelkan kedua telapak tangannya di punggung sang
Tosu , dalam posisi bersila.
dari tangan kiri Yen Fei mengalir energi dingin sedangkan dari
tangan kanan mengalir energi panas, kedua kekuatan singkang itu
memasuki pembuluh darah bertarung melemahkan kekuatan hawa
beracun yang bersarang di tubuh sang tosu.
kemudian kekuatan sinkang yang bertentangan itu berganti tempat
dari tangan kanan mengalir sinkang berhawa dingain dan tangan
kiri mengalirkan energi panas.
wajah sang tosu yang semula pucat kini berangsur angsur berona
merah , keringat bercucuran , akan tetapi efeknya sangat luar biasa
, bekas telapak tangan biru kehitaman itu mengeluarkan uap
berwarna hitam.
akan tetapi lebamnya berangsur angsur memudar dan kembali
normal.

Cara pengobatan yang dilakukan Yen Fei adalah racun melawan


racun.
seperti yang telah kita ketahui tubuh sang Tosu yang terkena
pukulan beracun dari HEK-I-LAMA bersarang ditubuh dan
memasuki memasuki pembuluh darah dan ikut aliran darah.
kemudian Yen Fei juga melepaskan hawa sinkang beracun yang di
dapatkannya dari mutiara ular merah Ang Coa Cu dan Racun
berkekuatan dingin dari Biji teratai hitam SWAT-SHAN-O-LIEN.
hawa beracun dari pukulan Hek I Lama berhasil di bersihkan oleh
kedua kekuatan racun yang bertentangan itu.

Cara pengobatan racun melemahkan racun dari zaman Kang Auw ,


tetap di pakai dan di kembangkan sampai saat ini contohnya adalah
penggunaan antibiotik dalam dunia kedokteran. antibiotik
sebenarnya juga merupakan bakteri atau racun yang di lemahkan
untuk melawan bakteri yang mengendap dalam tubuh pasien
penyebab infeksi.

Dengan beberapa totokan di tubuh sang tosu,


tosu tersebut sudah bisa berbicara dan bergerak normal.
" Amitohud !... Thian.masih memberikan
keselamatan.kepada.pinto!..melalui tangan sicu."
memandang kagum kepada Yen Fei, yang masih begini
muda.remaja akan tetapi sudah memili keoandaian dan.kekuatan
sinkang yang luar biasa.
" Terima kasih banyak sicu, engkau telah menyelamatkan.nyawa
pinto"

" Pinto bernama Ui Hok Lam tapi orang orang memanggilku Hok
Lam cinjin,.pinto adalah tosu dari Butong pai , dan siapakah sicu
dan murid siapakah ?, dalam usia yang begini muda sudah memiliki
keahlian pengobatan yang begitu hebat "

" tecu bernama Yen Fei, dan suhu teecu adalah Sin Jiu Yok Sian "
sambil menjurahkan sepasang tangan di depan dada Yen Fei
memperkenalkan diri.

" Amitohud !... ternyata sicu adalah murid dari Sin Jiu Yok Sian
yang luar biasa , Pinto sangat bersukur dapat bertemu dan
diselamatkan olehmu anak muda yang luar biasa"

Hok Lam cinjin dan kedua nelayan dapat diselamatkan , para


nelayan yang lainpun ikut gembira , Yen Fei disambut di tengah
kumpulan nelayan bagai seorang dewa penyelamat.
para nelayan yang sedang bergembira itu dikejutkan dengan hadir
nya beberapa orang di tepi dermaga entah dengan cara apa
mereka kesini
tahu tahu sudah muncul.
delapan orang yang berpenampilan aneh.
akan tetapi Hok Lam Cinjin mengenal mereka semua.
" Amitohud !... orang orang sakti dari emoat penjuru kini hadir disini
semua "
mereka adalah tokoh tokoh sakti
dunia kang Auw disebut sebagai
Empat datuk dunia persilatan.
empat orang yang hadir itu adalah:

Ang Lien Hua yang berasal dari Yunnan terkenal sebagai datuk
selatan , yang sangat sakti terkenal dengan Ang Lien Kiam Shut,
dengan muridnya Liu Bwe , yang masih mengenakan topi kulit
rubah pemberian Yen Fei.

tokoh kedua adalah Chai Kim Hoo yang terkenal dengan julukan
nelayan sakti laut timur,.senjatanya sangat unik berupa sebatang
dayung yang terbuat dari kayu tembesu. yang berasal dari pesisir
laut pohai , membawa putrinya yang sangat cantik dan anggun
bernama Chai Kim Lan berusia sepantaran dengan Yen Fei.

Tokoh ketiga adalah Ou Yang Tiong yang terkenal dengan julukan


pemburu sakti dari barat, senjata andalannya adalah sebuah busur
yang terbuat dari tanduk Intirub dia juga hadir membawa seorang
putra yang gagah dan tampan bernama Ou yang Hua yang berusia
lebih kurang dua puluh tahunan .

Tokoh keempat adalah Lim Kong huat tapi lebih terkenal dengan
julukan pengemis dari utara tapi tokoh Kang Auw memanggilnya
dengan Kuai Cikung, karena penampilannya yang compang
camping dan suka mabok seperti dewa cikung dan kelakuannya
aneh dan angin anginan.
kini dia juga hadir membawa seorang murid yang bernama Cia Pek
Liong yang berusia sekitar sebelas tahun penampilannya aneh
sangat kumel dengan rambut awut awutan yang gak kalah aneh
dari gurunya.

ternyata mereka sudah sudah saling kenal .


terjadi percakapan dan saling ejek diantara mereka.
'Hai kambing gunung , kok kamu juga hadir disini !", sapa
kuai cikung kepada Hok Lam Cinjin, sambik tertawa cekikkikan.

"Apa khabar sahabatku, kuai Cikung , sepertinya kau belum minum


arak ya, Gaya berjalanmu seperti orang mabuk , ha … ha.. ha…
dan kau membawa seorang murid jurus jering dan kumal, apa tidaj
kau kasih makan, hanya diajak keliling untuk mengemis."
sedangkan Chai Kim Hoo sang nelayan sakti berbincang bincang
dengan ang lian hua
karena daru masa muda mereja adalah sahabat baik .

Hanya Ou Yang Tiong berpenampilan serius dan tidak banyak


bicara, dia.bersama muridnya ,.menghampiri perahu nelayan yang
tertambat.
" Hai !... siapa pemilik perahu ini, aku hendak menyewanya "

" Perahu ini milik ku Taihiap, tapi aku tidak menyewakannya, kalau
menuju pulau maha dewa .entah perahuku bisa kembali atau tidak !
"
jawab nelayan pemilik perahu.

" Baiklah kalau begitu bagaimana kalau perahu ini aku beli, ini ada
uang sepuluh ribu tail uang emas , cukup untuk kamu membuat lagi
lima perahu serupa ini !".
tanpa menunggu persetujuan si pemburu sakti melemparkan
sekantong uang emas kepada nelayan pemilik perahu,
dia.segera menaiki perahu bersama muridnya , tanpa berkata
apapun , dia.langsung melepaskan tali pengikat dan segera
mendayung , perahupun meluncur cepat meninggalkan dermaga"

Para datuk persilatan seperti tidak mempedulikan dan asyik ngobrol


, hanya sang nelayan sakti Chai Kim Hoo berteriak
" Hai Ou Yang Tiong , kau datang tiba tiba dan pergi tanpa pamit,
seperti jelangkung saja kelakuan mu , ha ha.ha ,"
para tokoh persilatan yang hadir dermaga juga ikut tertawa
terbahak bahak.
kemudian terdengar sahutan dari Ou Yang Tiong dari atas perahu "
Kau lebih aneh Kim Hoo , membawa dayung kemana mana tapi
gak bawa perahu , apa kau mau mendayung di daratan atau di
udara, !... Ha.. Ha..Ha.."
Yen Fei tersenyum senyum melihat kelakuan orang orang tua yang
aneh aneh .

Pulau Maha dewa dan beberapa pulau kecil yang berada di tengah
danau Ching Hai , adalah pulau pulau yang jarang di kunjungi oleh
manusia, jangankan oleh para wisatawan, nelayan di sekitar Danau
Ching Hai tidak berani bersandar pada pulau pulau tersebut ,
karena perahu perahu yang mendekati pulau tersebut jarang bisa
kembali dengan selamat, karena di sekeliling pulau maha dewa
terdapat jurang jurang dasar air yang tak terhingga dalamnya
menciptakan pusaran pusaran air yang akan menarik benda
apapun yang berada di permukaan air kedalam jurang jurang dasar
danau tersebut.

selain kondisi alam yang berbahaya, juga banyak berdar cerita


mistis mengenai pulau Maha Dewa tersebut,
penduduk sekitar danau Ching Hai percaya kalau pulau Maha
Dewa adalah tempat tinggal seorang pertapa sakti.
manusia setengah dewa
dan ada juga beberapa pulau pulau kecil di sekitar pulau maha
dewa ada juga terdapat pulau iblis,
kebalikan dengan pulau maha dewa di pulau Iblis dipercaya adalah
kerajaan roh halus dan dedemit.
selain pulau maha dewa dan pulau iblis, ada juga pulau kura
kura ,karena bentuk pulaunya yang bundar , ada juga pulau Hiu ,
karena bentuk pulau nya memanjang dan ada sebuah bukit di
tengah pulau hiu berbentuk segi tiga memanjang seperti sirip ikan
hiu

memang cerita tentang gugusan pulau pulau kecil di tengah danau


Ching Hai atau danau laut biru ini menjadi legenda .
akan tetapi sejak di temukan catatan berupa sebuah peta dari Bu
Tek Hud Couw di puncak gunung Cholmo Langma yang
nenunjukan keberadaan pulau maha dewa
maka berduyun duyun lah tokoh Kang Auw berdatangan ke danau
Ching Hai.

Empat buah perahu Yang ditumpangi rombongan HEK - I -LAMA


mendekati pulau maha dewa
" Menurut ,petunjuk dari peta ini, pulau maha dewa, adalah pulau
yang paling besar ditengah gugusan pulau pulau kecil , dan
sepertinya pulau yang berwarna hijau dan paling rimbun itulah yang
paling besar"
Berkata Hek i lama kepada dua orang temannya,
perahu terus di dayung dengan cepat , makin.mendekati pulau
tampak makin membesar .
akan tetapi arus air yang sangat deras dan kencang membuat
perahu yang di tumpangi Hek I Lama tidak bisa mendekat lagi ke
pulau maha dewa.
perahu sepertinya tak dapat di kendalikan dangan dayung,
arus air terlalu deras , membawa perahu berputar mengitari pulau
maha dewa.
begitu juga perahu perahu lainnya yang mendekati pulau
mengalami nasib yang sama hanya dapat berputar mengitari pulau
maha dewa.

pada awal awalnya Hek i lama merasa senang dapat melihat lihat
keadaan sekeliling pulau dengan adanya arus deras yang memutar
mengitari pulau tersebut , akan tetapi lama lama merasa jenuh juga
,
Hek I Lama menjadi kehilangan kesabaran , akhirnya dia sendiri
yang mencoba mendayung, mengerahkan kekuatan Sinkang
sepenuhnya berusaha melawan arus merapat ke pulau, akan tetapi
perahu yang mereka tumpangi hanya sebentar saja mendekati
pulau kemudian menjauh lagi dan kembali mengikuti arus dan
hanya berputar putar mengitari pulau.
setelah merasa capek mendayung akhirnya Hek I Lama menyerah
dengan kekuatan alam .
Hek I Lama Akhirnya terdiam dan sambil berpikir cara untuk
merapat ke pulau.
tidak hanya Perahu yang di tumpangi Hek I Lama , perahu perahu
lain yang menyusul mendekati pulau maha dewa juga mengalami
nasib yang sama.

Demikian juga dengan Ouw Yang tiong si pemburu sakti bersama


putranya Ouyang Hua,
karena sudah merasa jenuh perahu hanya dapat.mengitari pulau
maha dewa tanpa bisa merapat , akhirnya Ouw yang Tiong
bersama putranya mendayung perahu menjauh dari pulau maha
dewa,

" Hua Ji , lebih baik kita mencari pulau terdekat untuk merapat,
untuk beristirahat, kemudian menunggu arus air berubah, baru kita
mencoba lagi , untuk merapat ke pulau itu,"
dan akhirnya perahu yang di tumpangi oleh si pemburu sakti
bersama putranya merapat ke sebuah pulau kecil, yang di tumbuhi
pohon pohon besar yang sangat rimbun.
dan terdapat banyak burung burung yang berterbangan dan terlihat
ada menjangan yang sedang memakan dedaunan.
pulau yang baik untuk beristirahat, selain rimbun juga tersedia
bahan makanan yang banyak .
tidak percuma dia disebut pemburu sakti, tentu saja pengetahuan
tentang hutan belantara dan kemahiran memburu nya sangat
hebat.

Kuai Cikung dan muridnya Cia Pek Liong , mengalami nasib yang
sama , akan tetapi kedua orang aneh ini mengisi kejenuhan dengan
minum arak dan bercanda dengan muridnya.
sambil tertawa tawa.
akan tetapi sampai persediaan arak sudah habis Kuai cikung
berteriak teriak " Hai...ya...lama lama kita bisa jadi ikan asin , di
jemur sambil di putar putar ayo kita balik saja, tidak ada arak dan
makanan enak, bagaimana hati bisa senang ! " sambil mengomel
ngomel gak karuan sang pengemis aneh bersama muridnya yang
kumel bin dekil mendayung perahu kearah kembali, akan terapi
arus yang sangat kuat, menghanyutkan perahu mereka ke sebuah
pulau
kecil yang penuh dengan bebatuan dan di tengahnya ada sebuah
bukit menjulang menyerupai sirip ikan hiu.
" He he he !... lumayan kita bisa istirahat di daratan dari pada
diatas perahu hanya berputar putar , seperti gasing "
mereka berlari lari ke arah bukit yang menjulang,
di sekitar bukit tumbuh banyak pohon buah buah persik.
".Hore !.. Hore!... ada buah persik , aku sudah lapar!" teriak Cia
pek Liong sang pengemis kecil yang lucu.

Sedangkan Chai Kim Hoo Pendekar nelayan sakti dan Ang Lian
Hua masih berada di dermaga danau Ching Hai , Chai Kim hoo
banyak ngobrol dengan para nelayan, banyak menanyakan
masalah gelombang dan cuaca kepada para nelayan.
Chai kim Hoo adalah seorang nelayan profesional tentu saja dia
tidak akan mau sembarang melaut tanpa lihat kondisi cuaca dan
mengetahui informasi secara lengkap tentang situasi tempat yang
akan dia arungi.
dari hasil ngobrol dengan para nelayan, di ketahui kalau arus
di.sekitar pulau maha dewa sangat deras sekali , dan arah arus
bisa berubah sewaktu waktu, dan arus putaran air dapat berubah
arus melingkar dengan lingkaran yang besar mengitari pulau.
dapat juga arus berputar yang kecil ,.itu lah yang sangat berbahaya
dapat menyedot apapun yang ada di permukaan air. dan Bila
sedang purnama air akan pasang tinggi sekali akan menimbulkan
gelombang bagai Tsunami menghantam pulau maha dewa.
Chai Kim Hoo berencana sehabis tengah malam baru akan melaut
menuju pulau Maha Dewa karena pada malam hari in adalah
malam bulan purnama yang biasanya setelah habis tengah malam
gelombang tidak akan terlalu besar.
Chai kim Hoo dan Ang Lien Hua adalah sahabat baik jadi tidak
heran mereka ngobrol dengan asyik , .
sedangkan putri dari pendekar nelayan sakti Chai Kim Lan asik
bermain dengan Liu Bwe gadis kecil muridnya Ang Lien Hua.
merka bermain pasir membuat istana istana pasir, mereka berdua
terlihat sangat cepat sekali akrab.

sedangkan Yen Fei asyik ngobrol dengan Hok Lam cinjin sang tosu
yang baru saja di tolongnya,
Hok Lam Cinjin merasa berterima kasih sekaligus senang sekali
dengan Yen Fei.
Hok.Lam cinjin bercerita banyak tentang partai partai besar dunia
persilatan, empat datuk aneh dunia kang Auw , serta tokoh tokoh
sakti dari dunia sesat yang sering malakukan kejahatan
" banyak sekali tokoh tokoh penjahat dari golongan sesat,
tapi ada beberapa orang yang sangat terkenal dan sakti , salah
satunya adalah Hek I Lama , yang telah melukai aku bersama dua
nelayan , selain itu ada beberapa nama lain tokoh penjahat yang
sakti, yaitu
Jeng tok Moli , dari pedalaman Yunan sangat mahir menggunakan
racun,
ada It Gan Oh Hauw seorang Tokoh.sesat dari mongol yang sangat
kejam, Siaw Bin Giamlo
raja neraka berwajah tertawa juga sangat.sakti dan kejam
walaupun bertubuh gemuk dan sangat ramah , suka tertawa,
mempunyai kesaktian dan kekejaman luar biasa , senjatanya
adalah sebuah tasnih, ada lagi Cam Thao Kiam Ong tokoh sesat
dari kepulauan Okinawa , dengan nama asli Kenji Ohara ,
senjatanya adalah sebilah pedang Katana yang sangat hebat ,
kebiasaannya adalah memenggal kepala musuh musuhnya.
dan masih banyak lagi tokoh tokoh sesat di dunia kang Auw ini ,
sedangkan tokoh tokoh golongan putih , lebih banyak
menghabiskan waktu nya untuk bersemedhi dan mempelajari ilmu
ilmu agama, dan tidak banyak yang bertualang di dunia persilatan
ini, sian cai …
siancai…., semoga akan banyak pendekar pendekar muda turun
gunung untuk menolong yang lemah "
Yen Fei mendengarkan penjelasan dari Hok Lam Cinjin dengan
penuh perharian.
dan IT Gan Oh Hauw yang telah membantai kakek dan penduduk
Darkha adalah salah satunya, sungguh ingin Yen Fei Membalas
dendam atas perbuatan Burkha.
di dalam hati dia berjanji pasti akan memberantas mereka

" A fei , nanti tengah malam kau ikut tidak dengan kami , melihat
pulau maha dewa? "
Tanya Liu Bwe yang menghampiri Yen Fei dengan senyum yang
manis, bersama Kim lan yang sangat cantik.

" Aku hanya orang lemah, apa aku tidak merepotkan subomu dan
ayah nya kim lan?"
tanya Yen Fei.merendahkan diri

" ikut saja bersama kami , A Fei.!..ayahku sangat mahir dalam


mengendalikan perahu, jangan takut , ayahku pasti dapat menjaga
kita semua "
ajak Kim Lan yang rupanya juga suka terhadap Yen Fei , yang
ramah dan sopan.

" Amitohud !..sianca...Siancai..


semoga tidak terjadi pertumpahan darah, …Fei Ji ada baiknya kau
ikut , tapi jangan ikut mencampuri keributan disana!.."
berpesan Hok Lam Cinjin yang sudah merasa dekat dengan Yen
Fei.

" tidak apa apa , yen Fei ikut kami totiang, dan sepertinya murid ku
dan putrinya Kim hoo
suka dengan dia, biarkan saja mereka ada teman "
berkata Ang Lian Hua.

".Tidak apa apa totiang , aku dapat menjaga keselamatan semua,


lagi pulantujuan kita kesana hanya hendak menonton keramaian,
dan tidak mau ikut ikutan kalau ada pertikaian disana."
Chai.Kim.Hoo sang nelayan sakti telah menyanggupi ikut menjaga
Yen Fei.

***
betul seperti apa yang di perkirakan oleh Chai Kim Hoo
karena bulan purnama Air danau menjadi pasang , angin
berhembus dengan sangat kencang gelombang air danau sangat
tinggi .
Arus deras yang pada siang hari hanya memutarkan perahu perahu
yang mendekati pulau maha dewa ,
tetapi.pada malam hari gelombang air sangat tinggi dan
menghempaskan kapal kapal ke arah pulau.
dan terjadi banyak pusaran air
bagaikan gasing kapal kapal yang berada di.sekitar pulau maha
dewa di hempaskan ke arah pulau.

perahu perahu berputar bagaikan gasing di hempaskan ke batu


batu karang
Braaaak !...
Braaaaak !...
Banyak sekali perahu yang hancur dihempaskan ke batu batu
karang sekeliling pulau Maha dewa.
banyak orang yang terpaksa meraih pecahan perhu
untuk.menyelamatkan diri

Akan tetapi terlihat beberapa bayangan hitam berdiri di pecahan


kayu kayu perahu, dan melompat keatas batu batu karang.
di bawah sorotan sinar bulan purnama tampak jelas sekali mereka
adalah rombongan dari Hek.I.Lama yang sudah sejak pagi tadi
berada di sekitar pulau maha dewa.

dan terlihat banyak sekali orang orang yang berloncatan pada


kepingan kepingan kayu perahu yang hancur di hantam gelombang
.
dapat di.pastikan mereka yang mampu berlompatan diatas kayu
kayu yang terapung ini adalah orang orang yang mempunyai
kemampuan ilmu ginkang yang mencapai tingkat tinggi.

Gelombang pasang semakin tinggi.menjelang tengah malam.


gelombang tinggi yang memasuki pulau maha dewa ternyata juga
membawa serta beberapa perahu yang utuh
mendarat di pulau maha dewa.
setelah tengah malam gelombang air mulai tenang akan tetapi air
tetap pasang dan sekeliling pulau maha dewa yang agak landai
masih tertutup air danau..

Dan tampaklah sebuah perahu yang berukuran agak besar


memasuki pulau maha dewa dengan selamat,
dan nahkoda perahunya adalah Chai Kim Hoo pendekar nelayan
sakti .
terlihat Ang Lien Hua , Liu Bwe, Chai Kim Hoo, Kim Lan dan Yen
Fei turun dari perahu berjalan menuju ke tengah Pulau maha Dewa
yang penuh misteri ini.

Di bawah sorotan cahaya bulan


tampak jelas, permukaan tanah Pulau Maha Dewa adalah
kumpulan batu batu cadas yang berukuran raksasa,
dan perbukitan batu batu cadas yang di tumbuhi banyak pohon
beringin tua yang sangat rimbun dengan akar akar yang kokoh
membungkus batu batu karang.

di bagian perbukitan batu cadas terlihat jelas sebuah bangunan


yang mirip dengan bangunan candi, entah candi itu memang
dibangun dengan cara menyusun batu batu cadas, atau memang
candi itu dahulunya adalah sebuah bukit yang di pahat menjadi
bangunan candi.

Banyak bagian dari bangunan candi itu ditumbuhi lumut,


dan di tutupi oleh akar akar raksasa pohon beringin yang tumbuh
teoat diatas candi itu.
bahkan pintu untuk memasuki ruangan candi nyaris tak terlihat
karena banyak nya akar akar gantung dari pohon beringin yang
berjuntai menutupi nya.

Para tokoh tokoh Kang Auw yang selamat sampai pulau maha
dewa ini hanya berjalan jalan memantau kondisi pulau .
yang lumayan besar ,
tetapi yang di jumpai hanya bebatuan dan pohon pohon beringin
tua . sepertinya bagunan yang menyerupai candi ini adalah
bangunan satu satunya di pulau ini.
Karena wilayah sekitar candi masih gelap gulita para tokoh Kang
Auw hanya berdiri di depan candi belum ada yang berani
memasukinya.
selain khawatir ada apa apa didalam candi , akan tetapi mereka
lebih takut dengan serangan tokoh tokoh sakti yang juga hadir
disini.

malam pun berlalu , mentari dari ufuk timur perlahan muncul dari
batas Horizon, tetapi dilihat dari pulau maha dewa , sang mentari
seakan akan muncul dari dalam air danau Ching Hai yang sangat
luas bagai lautan
sinarnya yang keemasan memantul di permukaan air danau
tamapak sangat indah sekali, dan sekawanan burung burung camar
mulai mucul dari balik batu batu karang,
panorama yang sangat indah sekali, akan tetapi tokoh tokoh Kang
Auw yang telah bertaruh nyawa hingga dapat sampai di pulau
ini ,tidak dapat menikmati keindahan panorama .
mereka bahkan selalu waspada dengan pandangan saling curiga
berjaga di depan candi yang ditumbuhi pohon beringin tua,

Tiba tiba suasana hening dan menegangkan itu di pecahkan oleh


suara seorang kakek berjubah hitam.
" Amitohud !...ternyata begini banyak tokoh tokoh sakti dunia Kang
Auw ,mengikuti pinceng sampai ke pulau ini, Pinceng sudah
bersusah payah merampas peta , dan membawa pertapa ini ,
melakukan perjalanan sampai kesini"
Hek I Lama berucap sambil menunjuk seorang pertapa tua
berpakaian serba putih , yang tampak pucat dan.ketakutan.

" Hi...Hi...Hi…, Hek I Lama tua bangkotan !, semua orang juga tahu
kalau kau tidak tahu malu merampas dan menyandera seorang
pertapa, dengan keinginan mendapatkan warisan kitab kesaktian
BunTek Hud Couw, engkau boleh kesini, semua orang juga boleh
kesini ,
Bukankah pulau ini adalah milik umum, sejak kapan kau bisa
membeli pulau , hi..hi...hi "
Teriak seorang nenek berbaju kembang dengan penutup rambut
berupa kain yang di lilitkan , pakaian khas suku Miao dari
pedalaman Yunan , ternyata dia adalah Jeng Tok Mo Li.

di samping Jeng Tok Mon Li


berdiri disampingnya seorang kakek gemuk bermuka bundar yang
tertawa terbahak bahak
suaranya bergema sangat keras, dapat di ketahui hanya orang
yang mempunyai kekuatan sinkang yang kuat dapat mengeluarkan
suara ketawa disertai tenaga khikang yang dapat menggema
laksana menggunakan Megaphone.
Dia adalah Siaw Bin Giam Lo.

Tatapan mata dari Hek I Lama


mengawasi semua yang hadir, ternyata adalah tokoh tokoh sakti.,
selain Jeng Tok Mo Li , Siaw Bin Giam Lo, juga terlihat seorang
berpakaian jepang membawa sebuah pedang katana dan memakai
caping, tidak salah lagi dia adalah Cam Thao.Kiam ong . ( Kenji
Ohara )
yang terkenal dengan permainan pedang katananya yang luar
biasa cepat dan ganas.
selain tokoh tokoh sesama golongan sesat.
terlihat hadir juga empat tokoh aneh dunia Kang Auw,
Pengemis utara Kuai Cikung , pemburu sakti dari barat Auwyang
Tiong, datuk selatan Ang Lian Hua, Nelayan sakti dari timur Chai
Kim Hoo,
belum lagi tokoh tokoh lain yang jumlahnya sangat banyak.

Hek I Lama sendiri adalah tokoh sesat yang sakti , dan sulit
menemukan tandingannya, dia sendiri tidak akan gentar bila
melawan tokoh tokoh sakti lainnya , akan tetapi sekarang hadir
bersamaan disini, se sakti sakti nya Hek I Lama juga punya otak
yang cerdas dia tidak akan berani gegabah mengambil resiko
menghadapi begitu banyak tokoh sakti dalam waktu bersamaan .
otaknya yang cerdas dan Licik mulai memikirkan siasat agar
berhasil mendapatkan kitab , tapi.selamat dari serangan tokoh
tokoh sakti lain nya.

tiba riba kesunyian dan ketegangan di pecahkan oleh suara Kuai


Cikung Si pengemis dari utara ".Ha ..Ha...Ha.., hebat! Hebat !.
kapan lagi kita kita yang tua bangkotan dalat berkumpul bersama ,
seperti saat ini , walaupun kaisar mngkat sekalipun gak bakal dapat
membuat kita kita hadir bersama , ha..ha..ha… aku sendiri sudah
merasa tua , aku kesini , hanya ingin melihat keramaian, dan kalau
ada teman membawa arak bagus "
Disaat suasana tegang, semua mata memandang ke arah Kuai
Cikung (dewa cikung bertabiat aneh ) ,

Kenji Ohara yang pendiam dan serius tiba tiba buka suara,
" Aku sengaja datang dari tempat yang jauh, di sebelah selatan
samudra, hanya ingin melihat keramaian, dan ahli ahli silat di tanah
tiongkok ini yang khabarnya sangat sakti, aku seprndapat dengan
pengemis sinting ini "
sambil melemparkan seguci arak ke arah Kuai Cikung , Kenji Ohara
pun tertawa ,
" silahkan coba arak bunga sakura dari kepulauan Okinawa
sobat ! ..."

Arak yang dilemparkan melesat dengan cepat dan berputar tiga


ratus enam puluh deraja membentu lingkaran dengan posisi bibir
guci di bawah tentu saja arak akan tumpah kelantai
" Haiya !... arak bagus , arak bagus jangan di buang!..."
Kuai Cikung berlari mengikuti perputaran guci.arak sambil
menengadah kan kepala dan membuka mulutnya.
arak yang tumpah dapat tepat.masuk kedalam mulut Kuai Cikung
Tanpa ada yang menetes.
" Arak bagus !.. Arak Bagus !..
aku suka sekali !.. masih ada gak ha.. ha… ha.. terima kasih
sobat keng keng shan "
Kuai Ci Kung sengaja memanggil Kenji.ohara dengan sebutan ken
Keng shan .

Guci arak yang sudah kosong berputar meluncur dan disambut


kembai oleh Kenji Ohara.
semua mata teroukau menyaksikan atraksi dari dua tokoh sakti ini.

Pemburu saki Ouwyang Tiong Juga gak mau ketinggalan .


" sudah ada arak tidak ada makanan kuranglah lengkap "
Auwyang Tiong membidikan panah keatas kearah seekor burung
camar yamg terbang tinggi tepat diatas kepala Kenji Ohara , anak
panah melesat dengan cepat menembus tubuh burung camar .
dan tubuh burung camar itu pun Jatuh dengan cepat ke bawah ke
atas kepala Kenji Ohara.
Kenji Ohara meloloskan pedang Katana , terlihat cahaya bayangan
berkelebat dengan cepat entah kapan pedang katana nya sudah
masuk kembali ke sarung pedang di pinggangnya .
akan tetapi efeknya luar biasa tubuh burung camar yan di sambut
oleh tangan Kenji Ohara sudah bersih dari semua bulu bulunya.
" Ha ...Ha..Ha… Burung camarnya sudah bersih tiinggal di
panggang , biasanya wanita yang lebih pandai mengolah
masakan, Burung Camar yang sudah bersih tersebut di Lempar ke
arah Ang Lin Hua.

Ang Lian Hua meloloskan Ang Lian Kiam memainkan Ang Lian
kiam Shut , cahaya sinar pedang berwarna merah
berkelebat.dengan sangat cepat
tubuh burung sudah terpotong menjadi empat potong, masing
masing bagian tubuh burung di pukul kembali denga ang lian kiam
meluncur ke wajah Kenji Ohara , akan tetapi keempat
bagian.potongan tubuh burung yang melayang hampir dalam waktu
bersamaan dapat ditangkap dengan cepat oleh Kenji Ohara , dan
dimasukan ke dalam guci arak yang sudah kosong tersebut.
" Ha ha ha.. Kiam shut yang luar biasa ,tidak percuma aku jauh
jauh datamg., dapat jumpa dengan tokoh tokoh sakti negri tiongkok
"
Berkata.Kenji Ohara sambil membungkuk ke arah Ang Lien hua.

" Hore !.. Hore !.. , subo ku memang paling hebat "
berteriak Liu bwe dengan gayanya yang ceria.

kemudian memandang ke arah Kenji.Ohara, "paman itu juga


sangat hebat bisa membersihkan bulu burung dengan cepat ,
besok besok kalau subo potong ayam yang banyak., paman bantu
bersihkan bulu ayam nya ya, hi...hi...hi…"
gaya Liu bwe yang jenaka dan ceria membuat.tokoh tokoh kang
auw.yamg semula tegang semuanya ikut tersenyum.

Hek I Lama yang berpikiran cerdik tidak mau mengambil resiko ,


menghadapi begitu banyak orang sakti , tiba tiba dia mempunyai
pikiran cemerlang agar terhindar dari bahaya.
" Para taihiap dan Locienpwe yang hadir disini, telah kita ketahui
bersama kalau bangunan candi ini adalah bangunan satu satunya
di pulau ini , dan pintu masuk kedalam candi sangat kecil, hanya
cukup ukuran satu orang, supaya adil bagaimana kalau kita
berbaris dan sama sama memasuk ke dalam, sedangkan Pinceng
berada di barisan paling belakang saja , bersama pertapa pemilik
kitab ini "
bagaimana para taihiap dan locienpwe usul dari pinceng ! "

Hek i Lama memang cerdik dan licik , dia sengaja ingin masuk
pada barisan paling belakang ,
kalau berada paling depan kalau ada bahaya mengancam tentu
akan celaka duluan dan tokoh tokoh sakti yang berada di belakang
dapat saja berbuat curang menyerang yang berada di depan.
dan kalau dia berada di paling belakang bukankah dia yang paling
aman.

" Siapa yang mau berada di barisan paling depan , sambil


memandang kepada semua tokoh Kang Auw, semua saling
pandang dan menunggu, tampaknya tokoh tokoh sakti yang hadir
bukanlah orang orang bodoh tentu saja mengerti kalau yang berada
di barisan depan tentu memiliki resiko paling besar.

" Ha..Ha..Ha.. tampaknya yang hadir semua sungkan ,.kalau pada


sungkan biarkanlah pinceng yang paling tua yang masuk duluan !."
berkata Siauw bin Giamlo, tanpa menunggu persetujuan tokoh
lainnya dia segera melesat kedalam melewati akar akar beringin
yang berjuntai.

" Hei tunggu !.. aku juga ikut berkelebat bayangan Jeng Tok Mo Li ,
kemudian diikuti oleh tokoh tokoh Kang Auw Lainnya.
dan menyusul di bagian paling belakang Hek Iama menggandeng
seorang pertapa berbaju putih yang menjadi sandera nya.

akhirnya semua tokoh Kang Auw yang hadir di pulau ini sudah
masuk kedalam bangunan candi , tidak ketinggalan Yen Fei, Liu
Bwe, Kim Lan , Pek Liong ,Auwyang hua juga ikut masuk ke dalam
candi.
tidak seperti tampak dari luar ternyata ruangan di dalam candi ini
kumayan luas dan lebar , tampaknya menyatu dengan ruangan
Gua dari bukit bukit cadas .
ruangan bagian dalam candi terasa lembab dengan dinding yang di
tumbuhi.lumut , dan pada langit langit terlihat banyak sekali
mempel sarang sarang burung walet.
berjuntai banyak akar akar beringin bahkan akar banyak yang
menembus sampai ke tanah bagaikan pilar pilari .
di ujung ruangan tampak tumbuh sebatang pohon raksasa mirip
beringin akan tetapi ukurannya sangat besar sekali , batangnya
menembus langit langit ruangan. dan akar akarnya sangat besar
menyembul di permukaan lantai ruangan.
di bawah pohon raksasa itu tampak sebuah kerangka manusi yang
di penuhi dengan sarang laba laba .
krangka itu masih utuh dalam posisi bersila memangku sebuah
kitab.
Tidak salah lagi tentunya inilah kerangka Bu Tek Hud Couw
yang wafat dalam posisi bersemedhi.

Tiba tiba Siaw Bin Giam lo melesat ke arah kerangka dan


tangannya hendak meraih kitab
akan tetapi.
" blash !..."
sebuah tangan telah memukul lengannya hingga melenceng
dan kilauan sinar pedang dari Kenji Ohara sudah menghadang
tidak ketinggalan Jeng tok Mo Li juga sudah maju menghampiri.
".ha .. ha ...ha… semua ingin memiliki kitab tersebut !. ayo kita
bertarung , siapa yang paling hebat diantara kita yang akan
memiliki kitab ini !"
berteriak Siaw Bin Giam Lo sambil mengibaskan Tasbihnya.
suasana berubah menjadi sangat tegang , semua tatapan mata
tidak lepas dari kitab di atas pangkuan kerangka tersebut.

Semua tokoh sakti menjadi sangat tegang , semua menginginkan


kitab pusaka yang berada di pangkuan kerangka manusia tersebut ,
akan tetapi tidak seorangpun berani mencoba mengambilnya.
semua mematung hanya tatapan mata liar saling melirik.
siap menghantam siapa saja yang akan merebut kitab pusaka.

suasana tegang dan mencekam iti dipecahkan oleh suara tertawa


terbahak bahak Hek I Lama .
" Ha..Ha...Ha.., Semua Bertaruh nyawa melakukan perjalanan ,
sampai disini kita semua menjadi sekumpulan anak kecil, yang
memperebutkan sebuah kitab yang belum di ketahui isinya !"
" Ha...Ha..Ha.., aku sendiri kemari hanya ingin melihat keramaian
dan pertarungan , tapi kalau melihat orang orang hanya saling lirik,
jadi sungguh membosankan,
mendingan kita minum arak aja ,yuuk !..."
Kuai Cikung menegak arak bersama muridnya Pek Liong yang
plangak plongok dengan tatapan polos.

" Ha..Ha..Ha…!.siapa yang takut bertarung, ayo satu lawan satu ,


siapa yang paling Hebat dialah yang berhak atas kitab itu ! "
Siaw Bin Giam Lo menunjuk kitab beserta kerangka yang duduk
bersila tersebut .

" Amitohud, siancai...siancai…


bila begini.terus , lama lama kita semua akan menjadi kerangka
disini, ha...ha..ha..
pinceng punya usul, harap semua mendengarkan , dan semua
boleh memberikan masukan ,setelah pinceng selesai mengajukan
usulan"
ucap Hek I Lama sorot matamya yang tajam memandang
satu.persatu tokoh Kang Auw yang hadir , kemudian melanjutkan
usulannya.

" seandainya kita semua bertarung,pasti akan banyak jatuh


korban , sedangkan yang menangpun pasti akan setengah
mampus !..
lebih baik kita semua bekerja sama , sampai mendapatkan pusaka
peninggalan Bu Tek Hud Couw."

" Kita mulai dari kitab ini,.. biarkanlah orang yang tidak ada
kepandaian silat sama sekali mengambil dan membaca semua isi
kitab sebanyak dua kali , kemudian kitab ini kita hancurkan.,
dengan demikian bukankah adil ,.semua mengetahui
dan.mendengarkan ,semua tergantung kemampuan otak.masing
masing untuk mengingatnya."
" Siapa.yang akan membaca kitab ini , dan siapa yang tidak punya
keahlian silat disini ?..
Kau.jangan curang Hek.I Lama !.." berkata Jeng Tok Moli melotot
memandang Hek I Lama.

" Pinceng tidak berniat mencurangi siapapun,.dan semua yang


hadir disini berhak mengajukan orang yang dipercaya membaca
kitab , dengan syarat orangnya netral dan tidak mempunyai
kemampuan beladiri sama sekali, dan.semua yang hadir disini yang
akan melindunginya"

Yang hadir di dalam Gua , Hampir semuanya adalah tokoh tokoh


sakti , bersama murid muridnya yang tentu tidak dapat dianggap
netral.
orang satu satunya yang tak memiliki ilmu beladiri hanya pertapa
yang disandera oleh Hek I Lama.

" Bagaimana Kalau pertapa tua ini yang megambil dan


membacakan kitab , dan kita semua mengelilingi dan
mendengarkannya ?"
tanya Hek I Lama

".Aku tidak percaya , pertapa tua ini sudah mengikuti Hek I Lama
dari tibet tentu saja sudah terjadi keakrban di antara mereka, apa
masih dapat di percaya dia akan netral?"
Jeng tok moli memandang melototnke arah Hek I Lama.

tiba tiba Ang Lian Hua sang Datuk sakti dari selatan buka suara "
Sang pertapa tua ini adalah sandera dari Hek I lama, setelah dia
membantu membaca kitab yang diperebutkan ini , dia harus
dibebaskan , dan tidak boleh lagi ada yang mengganggunya Saya
bersama , Chai Kim hoo, Auwyang Tiong, dan Kuai Cikung , akan
melindunginya kalau ada yang hendak mencelakainya !"
" Amitohud !... keputusan yang sangat bijaksana, orang yang tidak
bersalah harus dilindungi pinceng yang mewakili Shaolin pai akan
ikut mengawasi, Shaolin pai bersama partai partai besar lainnya
mengirim utusan bukan untuk berebut harta pusaka, kami hanya
menjaga dan mengingatkan jangan sampai jatuh korban jiwa dari
pihak pihak yang tak bersalah , termasuk pertapa tua ini " Berkata It
tiong Hosiang murid utama dari Shaolin pai.

Kini para tokoh sudah mendapat kata sepakat ,.semua duduk


bersila memusatkan konsentrasi untuk mendengarkan.apa isi kitab
tersebut,
sang pertapa tua berjalan menghampiri kerangka manusia yang
bersila di bawah pohon.
setelah bersujud dan memberi hormat , sang pertapa hendak
mengambil kitab .
tangan sang pertapa perlahan lahan akan menjamah kitab akan
tetapi dari balik akar akar terdengar bunyi mendesis, merayap
keluar seekor ular berwarna emas meluncur ke tangan sang
pertapa .
"Wuuush !... "
ular emas sebesar batang bambu itu hendak mematuk tangan sang
pertapa.
akan tetapi ".dassssh !.."
tiba tiba sebutir kerikil telah menimpuk kepala sang ular emas .
" Mudur !... itu adalah Kim Coa yang sangat berbisa "
teriak Auwyang Tiong Yang telah menyambitkan batu
menyelamatkan sang pertapa tua.
Dari balik akar akar pohon bermunculan puluhan ekor Kim coa
mendesis merayap ke tubuh kerangka ular ular itu sepertinya
hendak menjaga kitab dari orang orang yang hendak
mengambilnya.

" Ular kim coa adalah ular yang sangat langka bisanya sangat
berbahaya, dapat membunuh dalam waktu beberapa detik
saja .hanya ada satu penawar racun kim coa yaitu racun dari biji
teratai hitam , itupun juga sangat langka,
biasanya bagian tubuh yang terpatuk ular Kim Coa harus segera di
potong sebelum racun menjalar keseluruh tubuh"
Berkata Auw yang tiong yang menggandeng sang pertapa tua yang
kini bermuka pucat dan berkeringat karena rasa takut .
baru saja selamat dari maut.

para tokoh sakti yang hadir tidak ada yang berani mendekat , hanya
menyambitkan batu batu kerikil dari jarak jauh.
ular ular itupun menghindar merayap ke balik akar pohon dan
menghilang masuki sebuah Liang yang mirip sumur tua
untuk.mencegah ular Kim coa keluar kembali mereka menyalakan
api di sekeliling mulut sumur.

Setelah merasa cukup aman sang pertapa mengambil kitab


yang terbuat dari kain sutera
dengan sampul yang terbuat dari kulit domba di bagaian sampul
tertulis
Lima petunjuk Bu Tek Hud Couw.

Sang pertapa tua mulai membacakan isi dari kitab, para tokoh
tokoh sakti yang duduk bersila mendengarkan dengan penuh
konsentrasi .

" Perjalanan Ribuan Li harus dimulai dengan satu langkah"

"Jika Anda tidak mengubah arah, Anda mungkin bisa berakhir ke


arah yang Anda tuju"

"Lakukanlah hal-hal sulit selagi masih mudah dan selesaikan lah


masalah kecil ,.sebelum berubah menjadi petaka"
" Orang yang mengalahkan orang lain adalah orang kuat
sedangkan orang yang dapat mengalahkan dirinya sendiri adalah
orang hebat "

" Angsa salju tidak perlu mandi untuk membuat dirinya putih. Anda
tidak perlu melakukan apa pun selain menjadi diri sendiri."

Para tokoh Kang Auw mendengarkan dengan dengan berbagai


ekpresi berbeda,
tokoh tokoh Kang Auw dari golongan putih menghela nafas lega ,
ternyata Bu Tek Hud couw meninggalkan petuah dan nasehat agr
manusia membina diri .
" Amitohud,. yang mulia Bu.Tek Hud Couw telah meninggalkan
pesan pesan kebaikan , untuk manusia memperbaiki diri sendiri "
ucap It Tiong Hosiang

sedangkan para datuk sesat mengernyitkan dahi ,menghafal kata


perkata dari lima pesan Bu Tek Hud Couw memikirkan dimana
rahasia akan ilmu sakti dari bait bait tersebut.

Hek I Lama , yang mendalami agama Budha tentu saja sangat


mengerti akan lima kalimat petuah yang di bacakan oleh pertapa
tua tersebut, hatinya merasa mendongkol., akan isi kitab tersebut,
matanya memandang curiga, jangan jangan pertapa tua itu sengaja
membaca lima bait dari syair Lao Zi dan sengaja menyembunyikan
isi aslinya.
Demikian juga dengan Jeng Tok Moli, Cam Thao sin kiam ( Kenji
Ohara ), Siaw Bin Giamlo Alis nya pada berkenyit dan memandang
dengan tatapan curiga.

sampailah sang pertapa tua membacakan kitab untuk kali kedua ,


baru sampai kalimat kedua , tiba tiba dari atas pohon meluncur
seekor ukar Kim Coa berukuran sebesar lengan orang dewasa
hendak mematuk kepala sang pertapa tua.
akan tetapi tiba tiba Yen Fei yang berada paling dekat denga san
pertapa tua melesat dengan sangat cepat mendorong tubuh sang
pertapa tua.
hingga jatuh tertelungkup bersama kitab yang sedang dibacanya ,
akan tetapi naas bagi Yen Fei ular Kim Coa sebesar lengan itu
mematuk tengkuk nya.
Yen Fei bersama pertapa tua bergulingan diatas tanah.

".Jangan Sentuh kitab itu !."


sebuah teriakan di sertai dengan tenaga pukulan yang sangat keras
dari Siauw bin Giam Lo menghantam tubuh yen Fei , kemudian
satu pukulan lagi dari Hek I Lama juga menghantam Yen Fei
hingga terjengkang ke belakang
kitab yang tidak sengaja tergenggam oleh Yen Fei saat menolong
pertapa tua terlepas keudara langsung disambar oleh Jeng
Tok.Moli.
kitab itu menjadi rebutan , terjadi pertarungan kacau balau antara
Jeng Tok Moli, Kenji Ohara,, Siaw Bin Giamlo dan Hek I Lama .

Kim Hoo dan Ang Lian Hua segera melesat maju hendak
menyelamatkan Yen Fei akan tetapi , sudah terlambat pukulan dari
Siauw Bin Giamlo dan Hek I lama dengan mengerahkan sinkang
sepenuh tenaga telah membuat tubuh Yen Fei melayang dengan
cepat terjatuh masuk kedalam sumur tua sarang ular Kim Coa yang
sangat dalam.
Ang Lian Hua dan Chai Kim Hoo hanya berhasil menolong sang
pertapa tua dan membimbingnya untuk berdiri berjalan menuju
rombongan dari Shaolin Pai dan para pendekar untuk di
selamatkan

Liu Bwe.dan kim Lan berteriak teriak memanggil Yen Fei dari
pinggir sumur ,.akan tetapi dasar sumur tidak terlihat.hanya
gelap ,hitam pekat
dan suara panggilan kepada yen fei tidak bergema menandakan
sumur ini memang sangatlah dalam.
kim Hoo bersama Ang Lian Hua segera menghampiri bibir sumur
mendampingi Liu Bwe dan Kim Lan melihat kedalam sumur
tercium bau amis dan terdengar suara mendesis merayap
mendekati bibir sumur
dan.terlihat ratusan titik kilau cahaya keemasan
" Astaga !.. cepat kita menjauh dari sini " teriak Ang Lian Hua
menarik tangan Liu Bwe dan Kim Lan.
benar saja ratusan ekor ular Kim coa.keluar dari lobang sumur .
mereka.segera berlari keluar dari ruangan candi .

"Tempat ini sangat berbahaya lebih baik kita segera meninggalkan


pulau ini "
Berkata kim Hoo,
akan tetapi Kim Lan sepertinya berat meninggalkan pulau Maha
Dewa , Gadis remaja Putri Kim Hoo hanya terdiam dan terus
menerus.menagisi Yen Fei, ada rasa kehilangan yang mendalam di
Hati Kim Lan , kehilangan Yen Fei,.di dalam hatinya selalu
berharap Yen Fei dapat selamat,.

Liu Bwe juga merengek rengek kepada subo nya Ang Lian Hua
untuk tetap berada di pulau dan berusaha menolong Yen Fei.
" Bwe bwe, Yen Fei sudah pasti tewas di dalam sumur ular Kim
Coa, ularnya sangat beracun , apa lagi tubuh yen fei terjatuh
kedalam sarang ular Kim coa."
Ang Lien Hua terus menghibur Liu Bwe agar tabah setelah
kehilangan sahabatnya.

Pulau Maha Dewa yang tadinya ramai kini telah sepi , yang masih
tertinggal hanya Ang Lien Hua, Kim Hoo , Liu Bwe dan kim.Lan,
tokoh tokoh yang lain sepertinya sudah meninggalkan pulau
mengejar Jeng To .Mo Li yang malerikan kitab Bu Tek Hud Couw.
Hanya tersisa satu perahu yang masih tertambat di pesisir pulau.
Dengan perahu yang tersisa Chai kim ,Ang Lien Hua, Kim Lan dan
Liu Bwe , mengarungi danau Ching Hai untuk kembali ke dermaga
kota SHI NING .
kejadian di pulau Maha Dewa berlangsung dengan sangat cepat
dan tanpa di duga duga,
Liu Bwe kehilangan keceriaannya , Kim Lan hanya terdiam dan tak
henti hentinya menangis , mungkinkah di hati dua gadis kecil ini
sudah bersemi rasa cinta kepada Yen Fei, entahlah yang pasti ,
keduanya sangat bersedih dan merasa kehilangan.
sedangkan Kim Hoo sang nelayan sakti dan Ang Lian Hua Sang
datuk selatan merasa sangat bersalah tidak berhasil
menyelamatkan Yen Fei.
Perahu melaju mengikuti arah angin , yang terlihat hanya warna
biru , antara biru nya langit dan birunya air danau Ching Hai hanya
di batasi oleh sebuah garis datar di ujung Horison.

Keempat orang yang hanyut dalam lamunan masing masing di


kagetkan dengan suara orang minta tolong.
terlihat pengemis utara Kuai Ci kung duduk diatas perahu yang
terbalik dengan pakaian basah kuyup Kim Hoo dan Ang Lian Hua
segera mendayung dengan cepat untuk menolong Kuai Cikung..

" Untung ada kalian , kalau tidak mungkin aku si pengemis tua akan
berakhir menjadi makanan.ikan ikan di danau Ching Hai ini , entah
bagaimana nasib Pek Liong muridku, tadi perahu kami pecah
terhantam batu karang yang ada di bawah permukaan danau , saat
perahu kemasukan.air dan terbalik, pek Liong terseret arus
memutar yang menelan tubuhnya kedalam danau" bercerita sang
pengemis.utara dengan suara sedih , tidak seperti biasanya Kuai
Cikung yang selalu gembira dan ceria, kini terlihat sangat bersedih.
perahu terus meluncur ke arah dermaga kota SHI NING .yang
semula hanya terlihat sangat kecil di ujung danau , perlahan mulai
membesar menandakan perahu sudah semakin mendekat ke
dermaga.
Entah bagaimana nasib murid Kuai Cikung yang lucu plangak
plongok yang terbawa arus.memutar,
dan bagaimana dengan nasib Yen.Fei yang terjatuh.kedalam
sarang ular Kim Coa yang sangat.berbisa,
beginilah kehidupan , semua manusia hanya bisa menjalani dan
berusaha ,.semua takdir di tetapkan oleh Tuhan yang maha kuasa ,
yang memiliki seisi jagad raya termasuk batas usia.manusia di
dalamnya.

Beberapa ekor ular Kim Coa yang membuka mulutnya taring yang
sangat runcing mematuk tubuh Yen Fei yang masih terbujur
pingsan di dasar sumur
wush...Wush...Wush…,
taring taring ular Kim Coa menghunjam menembus kulit tubuh Yen
Fei menyemprotkan bisa yang sangat mematikan.
akan tetapi tubuh ular ular yang mematuk Yen Fei ,tiba tiba
berkelojotan bagaikan belut yang di taburi abu.
ular Kim Coa yang berwarna kuning emas itu berubah warna
menjadi warna merah darah kemudian berubah menghitam gosong
bagaikan terbakar api
lalu diam untuk selamanya.

Orang biasa kalau terpatuk oleh ular emas tentu akan segera tewas
hanya dalam beberapa detik saja setelah Bisa ular menyebar ke
jantung.
akan tetapi , ular ular Kim Coa yang mematuk tubuh Yen Fei
kemasukan darah Yen Fei yang mengandung racun Ang Tok Coa
dan Racun teratai Hitam
membuat ular ular Kim Coa malah mati keracunan.
dan Efek Bisa Kim Coa yang masuk ketubuh Yen Fei , sama sekali
tak berpengaruh.

Ular ular emas itu malah ketakutan dengan Yen Fei , mereka
segera menjauhkan diri dari tubuh Yen Fei, ada yang merayap
keluar melalui bibir sumur, dan ada pula yang kembali ke Liang
Liang yang ada di dinding sumur.

Entah berapa lama Yen Fei pingsan tidak sadarkan diri, saat
membuka mata , terlihat sangat gelap , hanya terlihat beberpa titik
batu batu fosfor yang memancarkan sedikit cahaya kehijauan .
walaupun terkena dua kali pukulan tenaga sakti dari Hek I Lama
dan Siaw Bin Giam Lo tidak membuat Yen Fei cedera,
karena di tubuh Yen Fei sendiri sudah ada tenaga sinkang yang
secara otomatis melindungi tubuhnya,

kepalanya hanya terasa pusing akibat benturan .


dan perutnya terasa sangat lapar , perlahan Yen Fei Bangkit
merayap ke arah depan, ternyata di dasar sumur ada suatu
terowongan , mulut terowongan yang semula sempit makin di
telusuri makin membesar dan Yen Fei akhirnya dapat berdiri dan
berjalan menelusuri terowongan yang sangat panjang , hanya
cahaya batu fosfor menjadi penerangan
Sudah lebih dari setengah jam berjalan akhirnya trowongan itu
menurun curam dan lantai yang diinjaknya ternyata sangat licin .
Yen Fei jatuh terlentang dan badannya terus meluncur sangat
jauh .
Akhirnya tubuh Yen Fei jatuh kedasar sebuah kawah yang sangat
luas dengan dinding batu gunung yang sangat tinggi , saat
memandang ke atas , terlihat langit , cahaya bulan dan kerlap kerlip
bintang sekelilingnya banyak sekali tumbuh pohon pohon besar .

"aku terjatuh ke tempat apa ,ini kog seperti di suatu hutan.yang


dikelilingi batu yang sangat tinggi "
pikir Yen Fei penuh keheranan,
tapi di dalam hati dia bersyukur setidak nya lebih baik dari pada di
dalam sumur yang sempit dan lembab.

Yen Fei mulai mengumpulkan ranting ranting dan daun daun kering
menyalakan api unggun .
kini terlihat jelas batu batu gunung yang mengelilingi kawah ini
ternyata sangat tinggi
selain lobang terowongan yang membuat tubuh Yen Fei Terjatuh ,
juga ada bagian gunung dengan mulut Goa yang besar .

Yen Fei Duduk termenung memikirkan nasibnya yang beberapa kali


menjelang maut, dan beberapa kali pula jiwanya dapat selamat ,
bagaimana dengan nasib tokoh tokoh Kang Auw yang bertarung?
bagaimana dengan Liu Bwe gadis manis yang sangat ceria ?
saat memikirkan Liu Bwe Yen Fei tersenyum senyum sendiri.
lalu membayangkan Kim Lan yang cantik penyabar dan sangat baik
terhadap Yen fei.
tiba tiba lamunannya buyar
di kaget kan dengan cahaya berwarna putih berkelebat dari
lebatnya rerumputan dibawah pohon
blash !... Blash !...
dua ekor kelinci berlari keluar dari balik semak semak.
Yen Fei segera mengambil batu.
melemparkan ke arah kedua kelinci yang sedang berlari
" Duuuk !... Duuuuk …! "
dua ekor kelinci berhasil di jatuhkan.
Lumayan untuk mengisi perut.
Yen Fei bergegas menguliti kelinci , dan memanggangnya di api
unggun.

Sambil menyantap daging kelinci , Yen Fei terus berpikir dimana


dia sekarang.
pulau maha dewa tidak ada kawah seperti ini juga jenis
tanamannya sangat berbeda,
kembali dia memandang bibir lobang trowongan yang tingginya ada
tiga meter dari dasar kawah, dan trowongan ini sangat panjang ,
sekitar satu jam berjalan kaki , kalau di hitung mungkin panjang
trowongan adalah sekitar belasan Li.
berarti aku kini berada di pulau lain , dan terowongan itu melintasi
dasar tanah yang berada di dasar danau Ching Hai.
dan pulau terdekat dengan pulau Maha Dewa adalah pulau
SIRIP HIU tidak salah lagi aku sekarang berada.di pulau sirip hiu
karena bukit bukit yang menjulang di dinding kawah ini membentuk
segi tiga seperti sirip ikan Hiu.
pikir Yen Fei gembira setelah mengetahui dimana dia berada
sekarang ini.
Setelah perut terasa kenyang dan sudah mengetahui tempay
keberadaannya , Yen Fei tertidur dengan sangat nyenyaknya.

Ayam hutan berkokok, di iringi dengan kicauan burung burung yang


saling bersahutan ,
Sinar matahari pagi menembus rimbunnya daun daun di
pepohonan , membuat panorama di dasar kawah pulau sirip hiu
sangat indah sekali, bagaikan sekeping tanah surga yang jatuh ke
bumi.
belum lagi di tambah dengan keberadaan sebuah telaga yang
berada di tengah tengah dasar kawah dengan air yang sangat
jernih di tumbuhi bunga bunga teratai yang sangat indah.

Yen Fei mengucek ngucek mata , hampir tak percaya dengan


pandangannya , pemandangan yang sangat asri dan indah sekali
bagaikan di taman sorga.
Karena sudah terang benderang Yen fei berjalan memasuki mulut
Gua ,
sebuah Gua yang sangat indah dengan batu stalagtit dan stalagmit
yang bercahaya berwarna warni.
dan di dinding Gua terukir tulisan yang sangat indah dalam tulisan
Tiong Kok Dan tulisan tibet dengan arti yang sama
tentu saja Yen Fei mengenal dengan baik kedua bahasa tersebut.
di dinding tertulis beberapa baris kata.
" Hanya orang yang berjodoh denganku yang menjadi pewarisku ,
dan di baris paling bawah tertulis BU TEK HUD COUW "

Kemudian Yen Fei kembali berjalan memasuki Gua semakin


dalam , menjumpai permukaan lantai yang rata .
terdapat ukiran gambar seorang yang sedang bersila.
yang tersusun dari dua belas ubin berukuran bujur sangkar.
Yen Fei mengamati ubin ubin tersebut, dan sepertinya gambar
gambar pada ubin pernah dia lihat,
kemudian dari balik bajunya Yen Fei mengeluarkan naskah kuno
yang di temukan ayahnya Yen Han Siong di sebuah kuil kuno di
puncak gunung himalaya
setelah dibandingkan ternyata ke dua belas ubin itu sama dengan
dua belas tulisan tibet kuno yang ada di naskah kuno.
ternyata memang bukan huruf hanya potongan gambar , pantas
saja tidak ada yang bisa mengartikan.

Yen fei mencoba menginjak ke dua belas ubin sesuai dengan


urutan yang ada di naskah kuno peninggalan yang di temukan
ayahnya.
Yen Fei berlompatan dari satu ubin ke ubin lainnya.
ternyata setiap kali terinjak ubin tersebut amblas ke dalam tanah.
dan saat kaki Yen Fei menginjak ubin yang terakhir.

tiba tiba terdengar suara bergemuruh


" Byaaaaar !...."
dinding Gua di hadapan Yen Fei Runtuh…
dan di balik dinding Gua ternyata masih ada satu ruangan yang
tersembunyi

Setelah dinding Gua runtuh terlihat jelas sesosok kakek tua


berpakaian serba putih dengan mata terpejam ,
dengan rambut dan cambang sudah memutih semua.
dalam posisi bersila pada sebuah batu bundar.
" Mohon maaf Locienpwe , saya sudah mengganggu semedhi
Locienpwe"
akan tetapi , tidak ada jawaban dari kakek tersebut.
Yen Fei mengulang sampai tiga kali juga sama saja ,tidak ada
jawaban, Kakek tua itu hanya diam membisu .
Yen Fei memberanikan diri maju kehadapan kakek tua.
berlutut menjurahkan kedua tangan dihadapan kakek tua.
" Mohon Locienpwe, memberi petunjuk ! "
dalam posisi berlutut Yen Fei bersujud.
dan pada saat bersujud itulah Yen Fei melihat sebaris tulisan diatas
lantai.

ENGKAULAH YANG BERJODOH DAN ENGKAULAH


PEWARISKU.

" terimakasih suhu , terimalah hormat tecu ! "


Yen Fei bersujud tiga kali
saat mengangkat kepala , Yen Fei sangat terkejut.
Kakek tua yang bersila itu lenyap tanpa bekas,

apakah wujud Bu Tek Hud Couw tadi hanyalah suatu ilusi


atau imajinasi dari aku sendiri
pikir yen fei.
akan tetapi tadi tampak begitu jelas wujud dari Bu Tek Hud Couw
dan tulisan diatas lantai masih ada .
entah lah wujud Bu Tek Hud Couw adalah ilusi dari pikiran Yen fei
sendiri atau wujud Kakek tua tadi adalah kekuatan Gaib dari Bu Tek
Hud Couw yang hendak memberi petunjuk.

di atas batu tempat Bu Tek Hud Couw bersila kini nampak sebuah
kitab yang terbuat dari kain sutra .
Dengan sangat berhati hati Yen fei meraih kitab.
di halaman depan tertulis
Hud - Couw - CinKeng ( Ilmu sakti manusia dewa ) yang terdiri dari
tiga bagian:

dibagian pertama
hanya tertulis dua bait syair

kekuatan terbesar adalah


kekuatan pikiran.
bukan pikiran yang menghafalkan gerakan
tapi gerakan mengikuti pikiran

kekuatan laksana air


tenang mengikuti.
deras menghantam
dahsyat membinasakan.

di bagian kedua adalah cara cara melatih menghimpun tenaga


sinkang dengan banyak sekali gambar gambar orang bersemedhi
dalam berbagai posisi.

di bagian ketiga
banyak sekali gambar gambar orang yang sedang bertarung
menggunakan tangan kosong
melawan berbagai jenis senjata.
akan tetapi gambar gambar tersebut sangat acak dan tak berurutan
sama sekali.

" Terima.kasih banyak suhu ,


tecu akan mempelajari dengan sebaik baik nya ! "
Dengan perasaan riang berjalan keluar dari Gua.

Yen Fei berjalan mengikuti dinding kawah , sambil mengamati


pepohonan dan tumbuhan yang ada , langkah nya terhenti pada
sebatang pohon yang menarik perhatiannya .
sebatang pohon yang bentuknya aneh sekali , diatas batang pohon
sama sekali tidak tumbuh dahan ataupun ranting apa lagi daun ,
dari batang pohon yang besar itu malah tumbuh akar akar pohon
lagi
tapi warna akar yang tumbuh diatas batang pohon dan akar yang
menghunjam kedalam tanah sangat berbeda sekali
akar yang tumbuh dari batang pohon berwarna hitam pekat
sedangkan, akar yang menghunjam kedalam tanah berwarna
putih .
sedangkan batang pohon terdiri dari dua warna hitam dan putih
dengan batas tepat di tengah .

" Pohon apa ini , aneh sekali bentuknya , hitam putih sama rata ,
aku kasih nama pohon Im Yang saja " pikir Yen Fei

pohon Hitam putih ini hanya satu satunya di dasar kawah yang lain
adalah pohon buah Pir dan pohon pohon yang Liu dengan daun
daun yang indah menjuntai.
di atas dahan pohon terlihat beberapa ekor kera dan tupai
berlompatan.

Yen Fei terus berjalan mengitari dasar Kawah ini sampai akhirnya
kembali ke tempat semula , ternyata cukup luas juga , butuh waktu
lebih dari satu jam .

dari depan mulut Gua , Yen Fei berjalan ke arah tengah , tempat
beradanya sumber air,
mata air yang sangat jernih sekali , sampai seluruh dasar kolam
terlihat sangat jelas,
dari dasar kolam tumbuh banyak sekali tanaman bunga lotus
berwarna merah muda , sangat indah sekali.

kolam yang sangat indah dan asri, sangat menggoda Yen Fei untuk
mandi di kolam ini,
setelah menoleh ke kanan dan ke kiri ,
" Sepertinya pulau ini tidak ada manusia lain , he .. he...he..
aku mandi telanjang aja ah…"

Byuuuur !...
Yen Fei terjun ke dalam kolam berenang renang sepuasnya
memetik biji biji bunga lotus dan memakannya, yerasa sangat
manis dan gurih sekali.
saat berenang ini lah yen fei kembali teringat dengan dua baris
syair di dalam kitab Hud Couw Cin Keng.

"kekuatan laksana air tenang mengikuti.


deras menghantam dahsyat membinasakan "

"Benar sekali air ini sangat tenang sekali ,


sangat tentram dan damai
membuat diriku lengah,
kalau di air ini bisa juga terdapat bahaya besar , bisa juga
menggelamkan."
apa lagi Danau Ching Hai yang mengelilingi pulau ini , terlihat
sangat tenang namun tiba tiba saja bisa muncul kekuatan
dahsyat.yang menghantam dsn membinasakan , seperti nelayan
nelayan yang hilang di hantam gelombang danau ching Hai.

" Jadi dalam pertarungan aku harus bersifat seperti air yang bisa
mengikuti irama pertarungan dengan penuh ketenangan ,
mempelajari gerakan lawan kemudian membalas dengan gerakan
yang secepat mungkin untuk menundukan lawan."

sambil bersandar di pinggir kolam Yen Fei Masih saja melamunkan


syair pertama dari kitab Bu Tek Hud Couw.

"kekuatan terbesar adalah


kekuatan pikiran.
bukan pikiran yang menghafalkan gerakan
tapi gerakan mengikuti pikiran"

Yen Fei kembali mengingat ingat ilmu yang dia pelajari dari gurunya
Sin Jiu Yok Sian.
tentang jurus jurus ilmu totok
Cui - Beng- Sin- Ci ( Jari sakti pengejar nyawa)
yang terdiri dari dua puluh satu jurus, akan tetapi saat bertarung
jurus jurus itu tidak dapat di pakai secara berurutan , akan tetapi
pikiran kitalah yang memerintahkan segera menggunakan jurus
jurus yang tepat dalam setiap keadaan yang berbeda
menggunakan jurus yang berbeda pula.

" Aku telah mengerti inti sari dan maksud dari kedua syair itu !."
karena perasaan gembira , Yen Fei menyelam kemudian melompat
ke permukaan air seperti gerakan ikan lumba luma berenang
sambil melompat lompat kepermukaan air, saat melayang di udara
yen fei melakukan salto tiga kali kemudian menjejakan kaki di daun
teratai dan berlompatan.
diatas daun dan bunga bunga teratai.
Setelah mengerti intisari dari kedua syair Bu Tek Hud Couw itu,
Yen Fei langsung mempraktekan ilmu ginkang yang di terimanya
dari Sin Jiu Yok Sien yaitu ilmu ginkang
Hud - Eng - Po - Hoat ( gerakan Bayangan Budha )
tapi gerakannya di kombinasi sendiri dari kekuatan daya
imajinasinya.
Yen Fei berhasil menciptakan gerakan gerakan indah seperti
lompatan mirip ikan lumba lumba yang bersalto diudara ,
dan meluncur diatas permukaan dengan bertumpuan pada daun
teratai kadang dengan kaki kadang dengan tangan dengan bayak
variasi gerakan akrobatik dari imajinasi dan pikiran sendiri seperti
orang bermain surfing
di abad modern ini.

Saking senang nya yen fei menari nari dengan gerakan


ilmu ginkang Hud - Eng - Po - Hoat ( gerakan Bayangan Budha )
Yen Fei tidak sadar kalau atraksinya menarik perhatian sekawan
kera yang menonton gerakan Yen Fei
kawanan kera itu mengikuti gerakan Yen Fei bersalto salto sambil
berteriak teriak gembira.
ada yang mencoba melompat ke daun teratai.tapi kera kera itu
tercebur.dan berenang kembali ke tepi kolam.
saat berenang kembali Yen Fei baru menyaksikan sekawanan kera
yang berlompat lompatan menonton dirinya.
" ha...ha...ha.. , ternyata aku tidak sendirian di pulau ini banyak
teman teman kecil yang.lucu.!".

kera kera itu tidak hanya menonton tapi ada juga yang iseng dan
nakal menyolong pakaian Yen Fei dan berlari cepat keatas pohon

" Oii...jangan curi pakaianku ! "


dengan mengerahkan ginkang yen fei meloncat dengan cepat
keatas pohon merebut kembali pakaiannya , kemudian bersalto
diudara , lalu meluncur turun kembali dengan posisi satu
kaki .gerombolan kera kera itu berteriak teriak sangat gembira
menggandol kaki Yen Fei dan memanjati badan Yen Fei ada yang
duduk di pundak dan ada yang berani duduk diatas kepala Yen Fei

" Ha..Ha...Ha.. Kalian memang sangat lucu dan nakal , aku disini
apa berperan jadi Sun Go Kong , dan menjadi raja kalian !"
dengan niat bergurau Yen Fei memegang perut kemudian mulut
lalu menunjuk buah buah Pir yang tergantung diatas pohon.

" Raja kera sekarang lapar, ayo kalian petikan buah untuk ku ! "
Yen Fei Hanya berniat bergurau akan tetapi sekawanan kera itu
benar benar memetikan buah Pir dan memberikan buah buah
tersebut kepada Yen Fei

" Ha ..Ha..Ha…, terima kasih teman teman kecilku."


Ternyata Yen Fei benar benar dianggap sebagai pemimpin oleh
kera kera tersebut

mulai hari itu Yen Fei melatih ilmu ilmu yang ada di dalam kitab Bu
Tek Hud Couw dengan hati yang gembira.
pada pagi sampai sore hari Yen Fei melatih gerakan gerakan
pukulan , tendangan, tamparan ,tangkisan seperti gambar gambar
dan di kombinasi sendiri dengan jurus jurus totokan cui beng sin ci.
gerakannya sangat natural dan alamiah sesuai dengan kehendak
hati dan pikiran.
maka terciptalah jurus Hud Couw Sin kun yang tercipta dengan
sendirinya oleh Yen Fei
jumlah gerakan dan kombinasi gerakan tak terhingga banyaknya
dan menggunakan semua anggota tubuh dari pukulan jari,
tendangan ,sapuan , bahkan dengkul dan sikut juga di pergunakan.
dan arah sasarannya selalu tempat tempat vital, serta m titik titik
jalan darah yang penting untuk melumpuhkan lawan .

sedangkan pada malam hari Yen Fei Giat bersemedhi melatih


kekuatan tenaga sinkang ,dan mengalirkan tenaga sinkang
keseluruh anggota tubuh.
Sinkang ajaib dari Kitab Bu Tek Hud couw adalah sinkang ajaib
yang bersifat lembut ,
berapapun besarnya kekuatan sinkang , yang menghantam
semua tenaga sinkang dari lawan akan amblas bagai memukul
gumpalan kapas dan tidak akan mampu melukai tubuh Yen Fei.

selain melatih Hud couw Sinkang , Yen Fei juga giat melatih Ang
tok sin kang ( tenaga sakti racun merah yang bersifat panas)
dan Hek tok Sinkang ( tenaga racun hitam ) yang berhawa dingin ,
kedua tenaga sakti yang dimiliki Yen Fei setelah meminum kedua
jenis mutiara racun.

Berkat hasil latihan Yen Fei Yang sangat tekun dan giat, Yen Fei
telah mencapai kekuatan sinkang yang sangat tinggi, secara
otomatis ilmu I - Kiong - Huan - Hiat ( ilmu memindahkan jalan
darah ) yang diajarkan oleh sin Jiu Yok Sien juga mengalami
banyak kemajuan.
Yen Fei dapat memindahkan jalan darah manapun yang dia suka.
Sang rembulan dan sang Surya
silih berganti menerangi semesta alam, musim pun silih berganti ,
menandakan perjalanan waktu, yang akan melesat cepat bagaikan
anak panah bila hati gembira dan ceria dalam menjalaninya.
dan akan terasa sangat lambat bila hati menanggung beban derita
itulah sang waktu,
seolah olah cepat atau lambat tergantung dari perasaan yang
menjalankan .

Seperti kehidupan yang di jalani Yen Fei di dasar kawah Pulau sirip
Hiu , karena dijalani dengan hati penuh kegembiraan lima tahun
sudah Yen Fei mempelajari Kitab Bu Tek Hud Couw.
kini Yen Fei Bukan Lagi seorang remaja tapi telah tumbuh menjadi
seorang pria dewasa, yang berwajah tampan , berbadan kekar,
dengan penampilan yang sederhana, tapi dengan sikap yang
sangat tenang dan berwibawa.

Matahari yang bersinar sangat cerah menjadi saksi tumbuh dan


dewasa nya seorang Pendekar Yen Fei.
dengan mengerahkan tenaga Ginkang Hud Eng Po Hoat tubuh yen
fei berlari laksana terbang berlompatan pada dinding
dinding.kawah.
hanya dalam waktu tak seberapa lama Yen Fei telah berada di tepi
pulau sirip Hiu.
memandang luas nya danau Ching Hai .

Hanya dalam waktu dua hari Yen Fei berhasil membuat sebuah
perahu sederhana.
untuk kembali ke dermaga kota Shi Ning.

Angin bertiup sepoi sepoi,


langit pada hari ini sangat cerah, cahaya sinar sang surya terpantul
berkilau diatas air danau Ching hai yang membiru bagaikan lautan
luas,
Yen Fei Memandang pulau Maha dewa dan pulau sirip hiu
yang terlihat makin mengecil,
banyak sekali peristiwa berkesan yang di alami di pulau maha dewa
dan pulau sirip Hiu, terutama adalah ditemukannya warisan dari Bu
Tek Hud Couw.
Bayang bayang peristiwa silih berganti hadir di benak Yen Fei yang
sedang memandang hijaunya daratan besar yang semakin melebar
.
bayang bayang masa kanak kanak, saat bersama ayah dan
ibunya , bersama kakek Torgun , gurunya sang Dewa Obat Sin Jiu
Yok Sien , sampai perjumpaannya dengan si gadis kecil Liu Bwe ,
yang telah memberinya sebuah liontin berbentuk bunga bwe yang
selalu di pakai Yen Fei.
bagaimana keadaannya sekarang, tentu dia juga telah tumbuh
dewasa , dia pasti tumbuh menjadi gadis yang cantik, Yen Fei
selalu tersenyum kalau terbayang Liu Bwe.
dalam kesendirian diatas perahu hayalan dan imajinasi Yen Fei
bebas berkelana.

Terlihat sekawanan burung camar bercengkrama .


dan terlihat juga seekor elang perkasa melayang dengan sangat
gagahnya menukik kepermukaan air danau masih dalam posisi
meluncur sepasang cakarnya telah mencengkram seekor ikan .
dan kembali mengepakan sayapnya terbang tinggi .

""Diriku bagaikan burung elang itu , hidup sebatangkara bertarung


dengan kerasnya kehidupan."

Tak terasa perahu yang di tumpangi telah semakin mendekat di


pelabuhan.
seorang nelayan tua membantunya menambatkan tali ke salah satu
tiang tiang kayu pelabuhan.
dengan sekali lompatan Yen Fei telah berada di depan sang
Nelayan Tua
" Tua Pek , terima kasih., aku akan melanjutkan perjalanan ,dan
perahu ini sudah tidak kugunakan lagi, biarlah perahu ini aku
hadiahkan kepada Lo Pek !"

Dengan wajah tersenyum gembira , sang nelayan tua menjurahkan


kedua tangan.
".Banyak terimakasih Sicu !, Perahu ini sangat bagus sekali ,
terbuat dari kayu bakau tua yang sangat tahan terhadap air , aku
hari ini sungguh sungguh beruntung "
berkata sang nelayan tua seperti tidak percaya akan
keberuntungan nya hari ini.

" Sama sama Lo Pek , semoga perahu ini dapat memberi manfaat ,
selamat tinggal ! !"
dan Yen Fei mengerahkan Ginkang , melesat dengan sangat
cepat , hanya dalam sekejap bayangan Yen Fei sudah menghilang
dari pandangan sang nelayan tua.

Sang Nelayan tua mengucek ngucek mata , seperti tidak percaya,


apakah hari ini aku sudah menjumpai dewa penunggu danau Ching
Hai yang menghadiahkan aku perahu, sang nelayan tua sangat
bersyukur, dirinya tidak perlu.menyewa perahu lagi ,untuk
menangkap ikan .

Dengan mengerahkan ilmu Ginkang Hud - Eng - Po - Hoat


( gerakan Bayangan Budha )
Yen Fei berlari laksana terbang ke Dusun Darkhan tempat
kelahiran nya.
hanya dalam waktu sekitar setengah jam saja ,telah mencapai
dusun Darkhan
bentangan padang rumput sabana yang hijau membentang
terlihat beberapa tenda tenda Yurt berdiri di luasnya padang
rumout sabana, tetapi di pinggiran dekat dengan jalan raya sudah
berdiri berderat perumahan dengan bangunan permanen.
ternyata sudah terjadi banyak perubahan , dalam sepuluh tahun ini.
dengan langkah perlahan Yen Fei menelusuri jalan dan gang gang
di perkampungan, menoleh kiri kanan, saat ini selain perumahan
juga berdiri banyak pertokoan .
sebuah toko pakaian menarik perhatian .
toko pakaian itu dijaga oleh seorang wanita paruh baya dengan
pakaian traditional mongolia ,
kalau di tafsir umur wanita paruh baya itu mungkin sekitar enam
puluh tahuanan , sepantaran dengan ibunya kalau masih hidup.
Dengan ramah dan sangat sopan wanita paruh baya itu
mempersilahkan Yen Fei melihat lihat pakaian yang terpajang.

" Tuan muda silahkan di pilih , pakaian mana yang sesuai dengan
selera tuan muda, pakaian pakaian disini adalah hasil jahitan dan
sulaman ibu ibu kampung Darkhan ini, dan kain sutranya juga hasil
tenun penduduk kampung Darkhan "
ucap sang ibu paruh baya , memperkenalkan barang dagangannya.

Yen Fei akhirnya membeli satu stel.pakaian putih dan sebuah rompi
dari kulit srigala lengkap dengan topi nya.
Walau sederhana tapi terlihat sangat tampan dan gagah sekali.

" Tuo Nio , bolehkah saya mengajukan beberapa


pertanyaan,.tentang kampung Darkhan ini "

" Silahkan tuan muda"


sang wanita paruh baya tersenyum sambil menganguk.

" sepuluh tahun yang lalu terjadi penyerangan tentara


kerajaan ,yang dipimpin oleh Burkha, kepala suku Torgun , dan
banyak penduduk terbunuh, dimanakah makam kepala suku
Torgun "
bertanya Yen Fei dengan mata agak berkaca kaca.
dan sang wanita paruh baya tersebut , raut wajahnya juga terlihat
bersedih
" Kejadian itu tak dapat aku lupakan, suami dan seorang anakku
juga ikut menjadi korban, karena korbannya terlalu banyak semua
di makamkan secara masal di pemakaman dusun Darkhan,
siapakah tuan muda , mengapa menanyakan makam kepala suku
Torgun ? "

" Tuo Niu,.. aku adalah Yen Fei,


anak dari Sernai toya, cucu satu satunya.kakek torgun yang
berhasil.selamat "

Wanita paruh baya itu menangis terharu memeluk Yen Fei,


" Tuan muda, kau gagah sekali seperti kakekmu, kepala suku
Torgun yang gagah dan sangat membela warga Darkhan,
Seandainya putraku masih hidup mungkin sudah tumbuh dewasa
seperti dirimu "

" Baiklah Tuo Nio Banyak terima kasih , aku akan pemakaman
menabur bunga "

Pemakaman umum di dusun Darkhan tidak terlalu jauh , saat masih


kanak kanak Yen fei sering memetik buah buah persik yang banyak
tumbuh disana.
hanya perjalanan tiga puluh menit Yen Fei telah memasuki komplek
pemakaman.
terdapat sebuah makam yang sangat besar , dengan sebuah batu
nisan yang lebih menyerupai prasasti bertuliskan
".Disini telah dimakamkan kepala suku Darkhan bersama para
pahlawan dusun Darkhan"
Yen Fei.menaburkan bunga dan berlutut memanjatkan doa,
rasa haru sesaat menyelimuti perasaan Yen Fei,
Kedua orang tua ,paman dan kakeknya sudah tiada, dirinya bemar
benar sebatang kara.
akan tetapi tiba tiba terbersit pikiran , ingin mencari tahu tentang
keluarga dari ayahnya Yen Han Siong di kota raja Ying thien , juga
mencari Burkha yang telah membunuh kakek dan ibu nya.
Tangan Yen Fei terkepal kencang.
".Burkha Manusia laknat,aku akan mencarimu untuk membuat
perhitungan !"

Yen Fei berencana melakukan perjalanan ke kota raja Ying Thien ,


tapi jaraknya sangat jauh , butuh waktu lebih dari sebulan
perjalanan menuju kota raja Ying Thien.

Karena niatnya sudah bulat , Yen Fei langsung melanjutkan


perjalanan ke arah timur menuju kota raja Ying Thien melintasi
padang rumput yang sangat luas melintasi propinsi Lan zhou
pada hari ketiga yen fei akan. memasuki kota Xi'an.
sebuah kota kuno yang pernah dijadikan ibu kota di.masa dinasty
Qin
jalanan menuju Kota xi an sangat ramai , banyak kereta kuda
membawa barang barang dagangan menuju kota xi an demikian
pula sebaliknya.

tiba tiba sebuah kereta kuda melintas dengan sangat cepat sang
kusir memecut kuda agar berlari lebih cepat lagi ,
wajah sang kusir sangat tegang dan ketakutan
kemudian dari arah belakang kereta kuda yang memuat banyak
barang
mengejar lima orang berkuda
kelima orang ini terlihat berbadan tegap dan berwajah seram
mereka berkuda sambil mengacungkan golok dan.memacu kuda
dengan sangat cepat ,
kelima orang berkuda ini semakin mendekati kereta kuda
".Seeer !.."
sebua anak panah yang dibidikan.oleh salah satu penunggang
kuda menembus leher kuda yang membawa kereta.
kuda.meringkik dan.sang kusir terjatuh , Sang perampok berkuda
kini sudah menghadang kereta kuda mengacungkan golok
mendekati kereta kuda.

Karena Kuda yang menarik kereta tersungkur ,.sang Kusir jatuh


terjengkang keatas tanah
kemudian …
"Grubraaak !...
kereta jatuh terguling ,
" Tolooong !... toloooong !.."
dari dalam gerbong dengan berangkang seorang ibu muda yang
menggendong anak nya yang masih berumur satu tahun.
berusaha berdiri berusaha menenangkan anaknya yang menangis
menjerit jerit karena kaget , sedangkan sang ibu wajahnya sangat
pucat dan dikepalanya mengucurkan darah akibat benturan saat
kereta terbalik.

Sang kusir yang jatuh terjengkang segera berdiri meloloskan


sebatang pedang siap menghadapi kelima perampok yang
berwajah seram.
" Serahkan saja semua barang yang kau bawa, orang tolol ...
apa hartamu lebih berharga dari nyawamu ! "
sedangkan keempat temannya tertawa menyeringgai dengam
wajah yang seraaam
" Tuako , setelah kita bereskan pemuda tolol ini kita bisa bersenang
senang dengan istrinya yang montok itu !.."
kelima perampok itu memandang ibu muda yang menggendong
anak, terlihat memang sangat cantik dan masih muda, kalau di
tafsir usia nya mungkin sekitar dua puluh lima tahunan.

" Tutup mulut kalian , para perampok busuk !..."


sang kusir membabatkan pedang kearah para perampok
Trang !... trang !..trang !..
gulungan cahaya pedang beradu dengan tangkisan golok,
sang kusir kereta ternyata juga memiliki kepandaian .
walaupun melawan orang lima
dia masih bisa bertahan belasan jurus akan tetapi akhirnya
kewalahan juga.
" Wush !.."
sebuah bacokan golok mengenai pangkal lengan, disusul sebuh
bacokan dari arah bawah mengenai paha kirinya.
" Augh !.."
sang kusir kini terjengkang jatuh
kini kilatan cahaya lima batang golok menyerang bersamaan dari
berbagai arah yang berbeda ,
wajah sang kusir sudah sangat pucat pasi , mungkin inilah akhir
dari perjalanan hidupnya,

tiba tiba ….
golok yang meluncur kurang dari sepuluh senti dari kepala sang
kusir mencelat dan terlempar kebelakang,
dan sang perampok yang di panggil Tuako ini mendadak diam
seperti patung,
terlihat sebuah bayangan berkelebat memutar diantara keempat
perampok lainnya ,
" prang !...prang !..prang !.."
disusul dengan teriakan kaget dari keempat perampok lain nya
yang kini diam berdiri bagaikan patung, hanya bola mata dari
kelima perampok ini yang masih melotot dengan sinar mata
menggambarkan kekagetan.
melirik kearah seorang pemuda tampan , yang memakai rompi dan
topi kulit srigala.
yang berdiri tersenyum memandang kelima perampok itu.

Siapakah pemuda tampan yang memakai rompi kulit srigala ini,?


benar sekal dia.adalah Yen Fei
Pada saat yang sangat genting itu.Yen Fei segera bertindak ,
mengerahkan langkah ajaib
Hud Eng Po Hwat gerakan ginkang Bayangan Budha yang
membuat dirinya bergerak secepat kilat, dengan gerakan berputar
mengerahkan jurus Cui-Beng-Sin-Ci ( jari sakti pengejar nyawa)
jari jari tangan Yen Fei menotok jalan darah Tai-Twi-Hiat dan jalan
darah Teng-Sin-Hiat pada pundak dan leher kelima
perampok ,yang membuat kelima perampok itu diam dan kaku
seperti patung.

Sang Kusir yang baru saja lepas dari lobang maut , bersama
istrinya menjatuhkan diri berlutut menjurah kepada , pemuda gagah
yang memakai rompi kulit srigala
" Terimakasih ,taihiap sudah menyelamatkan nyawa Boan
pwe.sekeluarga !"

" Sebenarnya apa yang terjadi dan mengapa tuako di kejar kejar
oleh kelima perampok ini "
tanya Yen Fei sambil tersenyum dingin kearah kelima perampok
kelima perampok yang sangat kaget dijatuhkan hanya dalam satu
gerakan , memancarkan sinar mata ketakutan.

" Tai Hiap , Boan pwe bermarga Tan kong Ho adalah seorang
pengrajin perhiasan di Kota Lanzhou, dan berniat pindah ke kota Xi
An yang lebih ramai, akan tetapi sepanjang perjanan.kami selalu
diikuti lima orang penunggang kuda itu ,
mereka adalah Lanzhou Go Hauw,( Lima harimau Lanzhou) yang
sangat terkenal ganas dan kejam di kota Lanzhou"

" oh… ternyata kalian berlima berjulukan Lanzhou Go Hauw


ganas juga julakan kalian !..
krmudian Yen Fei kembali Menotok beberapa titik jalan darah Tai-
Tui-Hiar dan jalan Darah Teng-Sin-Hiat di leher dan pundak kelma
perampok itu
kelima perampok itu kembali dapat bergerak .

dan tanpa di komando kelima perampok itu segera melarikan diri ,


" Hei !...kembali !..enak saja langsung main kabur "
Tiba tiba Yen Fei sudah menghadang di depan Lanzhou Go Hauw .
Yen Fei melancarkan tendangan beruntun ke dengkul dan paha
kelima perampok , dan kaki kelima perampok itu menjadi lemas
terduduk di tanah , tak mampu untuk berdiri.

".Ampuni kami taihiap ! .


ampuni kami Taihiap !..."
dengan wajah kaget dan ketakutan Lan zhou Go Hauw meminta
ampun

"Kau sekarang meminta ampun ,.apa saat merampok , kalian juga


mengampuni korban korban kalian ! "

" Kami berjanji tidak akan merampok lagi taihiap,.sungguh


ampunilah nyawa kami " dengan bersujud dan wajah memelas
kelima orang Lanzhoh.Go Hauw meminta minta ampun tanpa.ada
rasa malu ,.padahal mereka adalah tokoh penjahat yang cukup
terkenal di kota Lanzhou.

" Baiklah , aku mengampuni nyawa kalian, aku hanya meminta


bukti,.kalian mau bertobat, aku hanya minta masing masing kalian
memotong.jari kelingking kalian , kalian boleh pilih memotong jari
kelingking sendiri kemudian boleh pergi, atau kupenggal
leher.kalian satu persatu !."

Lanzhou Go Hauw yang sudah ketakutan , tidak ada pilihan lain


menghadapi Yen Fei yang sangat sakti,
dengan memejamkan.mata mereka mengayunkan golok ke jari
kelingking kiri masing masing.
Auuuugh !....
kelima jari kelingking jatuh ke tanah , darah mengucur cukup deras
dari jari yang telah buntung.
dan secepat kilat kelima perampok yang berjulukan sudah lari
terbirit birit.
Setelah kelima perampok lari terbirit birit , Yen Fei memeriksa luka
pada lengan dan paha dari Tang Kong Ho , kemudian menabukan
obat bubuk yang berwarna putih .
khasit obatnya sangat luar biasa , luka di lengan dan paha
langsung mengering.seketika, rasa.perihpun segera lenyap

".Banyak terima kasih atas budi Taihiap kepada Boanpwe


sekeluarga,.kalau boleh saya Tahu siapakah nama besar dan
julukan Taihiap ! "

" Tuako jangan sungkan , tidak usah memanggil dengan panggilan


Taihiap segala, namau Yen Fei , hanya seorang pemgembara "

".terima kasih Yen Taihiap, kami bermaksud melanjutkan


perjalanan kami memasuki kota Xi an , sekiranya Yen Taihiap
hendak menuju kota Xi an juga , Boanpwe sekeluarga akan merasa
sangat senang sekali dapat melakukan bersama taihiap "

" Tidak usah Tan Tuako, saya lebih senang melakukan perjalanan
sendiri, dan ini sebotol obat bubuk sangat manjur untuk mengobati
luka, bawa saja untuk Tan Tuako ! "

kemudian Tan Kong ho melepaskan sebuah cincin yang terbuat


dari batu giok dari jari manisnya
" Yen Taihiap, boanpwe hendak memberikan cincin giok ini ,
hendaklah Yen Taihiap mau menerimanya sebagai kenang
kenangan !"

" Sudahlah gak usah pakai hadiah segala , aku membantu dengan
iklas , tidak menginginkan pamrih apapun!"

" Aku juga memberikan dengan iklas , Yen Taihiap cincin ini adalah
buatanku sendiri dari sebongkah batu giok dari Benares india, baru
giok ini sangat isrimewa bukan batu giok biasa ,kekerasannya lebih
keras dari baja,
hanya bisa di bentuk dengan menggosoknya dengan batu
Berlian ,pengerjaannya sangat sulit aku menghabiskan waktu
enam bulan untuk membuatnya! " walaupun Yen Fei enggan
menerima, akan tetapi karena ketulusan dan permohonan dari Tan
Kong Ho , untuk menghargai ketulusan pemberian orang , akhirnya
diterima juga , Yen Fei mengenakan pada jari kelingking kiri,
sangat indah sekali , warna cincin gioknya sangat hijau dan jernih,
dan terasa sejuk, sepertinya cinxin giok ini.memancarkan sejenis
gelombang energi yang terasa menyejukan.
" terima kasih banyak pemberian nya Tan Tuako!."

setelah menguburkan bangkai kuda , dan menggantinya dengan


kuda perampok yang di tinggal , Tan Kong ho melanjutkan
perjalanan memasuki kota Xi An

Yen Fei juga , menunggang seekor kuda yang di tinggal para


perampok , sedangkan sisa nya di bebaskan oleh Yen Fei untuk
kembali ke alam Liar.
Dengan menunggang kuda Yen Fei.memasuki kota Xi an yang
sangat ramai dan indah.
berdiri banyak sekali gedung gedung yang sangat megah.

Kota Xi an merupakan salah satu kota kuno di Tiongkok pada


zaman dinasti Qin (221 SM - 206 SM)
kota Xi an ini dijadikan ibu kota pemerintahan kaisar Qin Shi Huang
Ti yang sangat pandai tetapi sangat tegas dan kejam , dialah Kaisar
pertama Yang dapat menyatukan daratan Tiongkok di bawah satu
pemerintahan , atas prakarsa Qin Shi Huang Ti inilah mulai di
bangun the Great wall Yang membentengi Tiingkok bagian utara
dengan mongolia .
saat wafat Kaisar Qin Shi Huang juga masih ingin berkuasa dan
menjadi kaisar di akhirat, oleh karena itu di komplek makam kaisar
Qin Dibuatkan ribuan replika tentara, dan juga istana di bawah
tanah, dan pengerjaannya di lakukan secara kerja paksa , entah
berapa ribu rakyat jelata yang bekerja sampai mati hanya untuk
membangun makam kaisar Qin ini.

Sampai saat ini komplek makam dinasti Qin terkenal sangat angker
dan trmpat bekumpulnya arwah gentayangan , penduduk setempat
tidak berani mendekat.
Akan Tetapi pada malam bulan purnama , terlihat dua orang
pemuda sedang mabuk mabukan

" ha ...ha..ha.. alangkah nikmatnya hidup menikmati arak wangi dan


menyantap bebek panggang yang harum, Ayo tuako kita bersulang
lagi ! "

".Mari kita minum sampai puas tee , tapi sayang kurang wanita
untuk menemani kita tidur saat kita sudah teler nanti "

" He ..he…he… ,Tuako kau benar benar sudah mabok, mana ada
wanita cantik yang mau berada di komplek makam seperti ini, yang
ada paling siluman siluman wanita yang berasal dari selir selir
kaisar Qin yang dioaksa di kubur hidup hidup "

" Tidak apa apa tee, kalau memang ada siluman wanita
yang.mau.menemani kita tidur , apa salahnya , ha ...ha...ha.."

kedua orang ini sepertinya sudah setengah mabok bicaranya sudah


melantur tidak karuan juntrungannya.
akan tetapi kedua orang ini benar benar tidak punya rasa takut lagi
masih tetap saja asyik minum sambil bercanda.

Angin bertiup kencang , terasa sangat dingin, angin kencang itu


menerbangkan daun daun kering ke arah dua orang pemabuk.
" Wush !...."
setelah daun daun kering di hadapan kedua pemuda pemabuk itu
terlihat sesosok wanita cantik berambut panjang
kalau di tafsir.sekitar berumur lima puluhan , akan tetapi walau
sudah setengah tua., wanita ini memiliki bentuk tubuh yang sangat
indah , dan kencang,
apa lagi wanita ini memakai baju sutra tipis yang tembus
pandang ,.terlihat dengan jelas kedua bukit kembar yang
membangkitkan gairah.

" Hi ..Hi..Hi..Jiwi Tuako, boleh tidak aku menemani minum "


dengan gaya kemayu bagai anak remaja sang wanita paruh baya
ini mendekati kedua pemuda , yang melotot memandang dirinya.

" Dengan sangat senang hati , Tua.Nio,.kalau Tua Nio mau


menemani kami minum"

" Hi ...Hi..Hi.. Tuako berdua masih sangat muda juga masih sangat
tampan, aku suka sekali bisa minum dengan pria gagah dan
tampan seperti jiwi Tuako "

Kareana sudah setengah mabok kedua pemuda ini sudah tidak


peduli dengan sopan santun., Tangan pemuda yang di panggil
Tuako itu memeluk pinggang sang wanita paruh baya ,
dan.menggerayangi tubuh bagian bawah sang wanita paruh baya

" Tuako , Kau begini muda dan tampan , tentu aku akan senang
sekali minum sampai mabuk bersama kalian hi..hi..hi.."

Sang wanita paruh baya ini kemudian memeluk tubuh sang


pemuda yang di panggil sutee ini , kedua tangan pemuda ini
akhirnya sibuk menggerayangi tubuh sang wanita paruh baya yang
berbadan seksi dan menggairahkan ini.
akan tetapi sang wanita paruh baya ini tidak merasa risih malah
merasa kesenangan.
dengan tertawa terkikik dan gaya kemayu , dan kata kata merayu
membuat.kedua pemuda yang sudah mabuk ini semakin terbuai
dengan gelora birahi yang lambat laun bangkit.
dari balik bajunya sang wanita paruh baya mengeluarkan sebuah
botol arak berukuran kecil,
" Tuako berdua , mari minum arak Dewa asmara dulu , ..
agar kalian semakin hebat dan perkasa "
Tanpa rasa curiga kedua pemuda yang sudah setengah mabuk
ini ,.menegak arak dewa asmara pemberian wanita paruh baya ini.

lima belas menit setelah meminum arak dewa asmara , mulai


bereaksi , wajah kedua pemuda itu semakin memerah
detak jantung berdegup tiga kali lebih cepat, dan seakan akan
darah dari seluruh tubuh mengalir ke bagian kejantanan kedua
pemuda itu
kedua pemuda itu menjadi sangat agresif , menubruk dan
menggauli wanita paruh baya itu, bagai tidak ada batas rasa letih
kedua pemuda itu bergiliran mencumbu sang wanita paruh baya itu.
".Hi..Hi..Hi… Arak Ai- Sien - Ciu
memang luar biasa sekali
masing masing sudah.lebih.dari sepuluh kali, "

Badan kedua pemuda itu telah basah dengan cucuran keringat


kedua mata merah melotot dan lidahnya sudah terjulur julur
dan wajahnya sudah pucat pasih.
Sang wanita paruh baya itu kemudian merangkul kepala sang
pemuda dan mengecup mulutnya, dan dengan ganas menggigit
lidah sang pemuda lalu menghisap darah dari ujung lidah sang
pemuda.
sang pemuda semakin pucat dan akhirnya tewas karena kehabisan
darah.
dan pemuda kedua juga mengalami nasib yang tidak kalah
tragisnya.
pemuda kedua juga di hisap darahnya sampai tewas , hanya saja di
hisapnya melalui alat kejantanan yang sebelumnya sudah digigit
putus dibagian kepala.
".Ha ...ha...ha… Ini adalah pria yang ke sembilan puluh sembilan,
dan ilmu HIAT - TOK - CIANG ( Pukukan darah beracun.) ku sudah
sempurna.
Wanita itu tertawa terkekeh kekeh dibawah cahaya sinar rembulan
sungguh sangat menakutkan.
kemudian Sanng wanita paruh baya itu berkelebat lenyap
masuk kedalam gua dibalik ratusan patung tentara di
komplek.makam kaisar Qin Ini.

Berita di temukan dua mayat pemuda dalam keadaan telanjang


dan sangat mengerikan itu menggemparkan kota Xi An , dan ini
bukanlah kejadian pertama sudah puluhan mayat pemuda
ditemukan tewas dalam keadaan telanjang .
menjadi sebuah misteri , entah siapa pelaku nya.

***

Yen Fei yang sedang asyik bersantap makan siang di sebuah


rumah makan bebek panggang , juga mendengarkan tentang berita
ditemukan mayat pemuda telanjang yang di temukan tadi pagi .
tetapi Yen Fei tetap asyik menikmati santapan nya.

" Ada ada saja, kejadian aneh di kota xi an ini," pikir Yen Fei
sebenarnya Yen Fei sangat ingin mengunjungi makam kaisar Qin
yang sangat termasyur akan nilai sejarah dan budaya nya.
" Nanti saja ,.selesai makan aku akan coba coba melihat , kesana "

Komplek Pemakaman kaisar Qin sungguh sangat luas sekali , tidak


kalah besar dan megah nya dengan istana kaisar yang masih
memerintah.
dan yang lebih unik lagi adalah keberadaan istana itu berada di
bawah tanah , jadi semacam bunker,
melalui jalan tangga menurun
terlihat berjejer patung patung tanah prajurit lengkap dengan kuda
dan persenjataannya.
melalui terowongan yang makin ke dalam makin luas , berdiri
megah sebuah istana yang sangat megah ,dengan ukiran dan
ornamen yang sangat indah, entah dulunya memang sudah berupa
Gua di dalam tanah , atau memang sengaja dibuat dengan di gali,
yang pasti dalam pembuatan komplek makam berbentuk istana di
bawah tanah ini telah memakan ratusan ribu nyawa rakyat jelata
yang dipekerjakan secara paksa.

di bagian dalam istana berjejer rapi ratusan tentara dengan pakaian


panglima .
dan di tengah ruangan istana terdapat sebuah jurang yang sangat
dalam seperti sebuah kawah , yang mengeluarkan asap panas.
kawah yang cukup lebar kalau ditafsir mungkin ada seratus meter .
di seberang kawah berdiri sebuah pavilyun yang sangat indah
sekali.
dan untuk menuju kesana telah di bangun sebuah jembatan
gantung .

Makam kaisar Qin ini benar benar merupakan sebuah maha karya
yang sangat luas dan indah, entah pembangunan makam ini adalah
permintaan dari kaisar Qin shi Huang ti sendiri ataukah dari
pangeran dan pembesar kerajaan Qin.
karena kaisar Qin shi Huang Ti Sendiri berkeinginan untuk hidup
abadi , dan dia yakin ada air kehidupan yang akan membangkitkan
dirinya bersama semua bala tentara pada suatu hari nanti

akan tetapi sampai berganti beberapa dinasty yang berkuasa,


makam kaisar Qin hanya tetap menjadi artefak dan saksi bisu
sejarah , yang menggambarkan ambisi yang tak pernah padam dari
kaisar Qin Shi Huang ti.

walaupun berada di bawah tanah , ruangan sekitar jurang dan


pavilyun terlihat terang dan bercahaya , bukan karena sinar
matahari yang menembus ke dalam tanah, akan tetapi lantai
dinding dan langit langit Gua itu semua memancarkan cahaya,
karena seisi gua ini adalah batu fosfor yang memancarkan cahaya
kehijauan.

dari dalam pavilyun melayang keluar seorang wanita paruh baya


dengan pakaian sutra halus yang sangat indah,
tubuhnya melayang layang seperti seorang yang menari nari ,
memainkan gerakan silat yang sangat indah tapi erotis.
menggoyangkan pinggul dan dada dengan sangat seronok
layaknya penari striptis di zaman modern ini.
akan tetapi yang terlihat aneh adalah , dirinya dapat melayang
layang di udara , seperti dirinya adalah seorang dewi atau seorang
siluman.

lebih dari seratus jurus sang wanita paruh baya menari nari di
udara kemudian meluncur melintasi jurang , setelah melintasi
jurang tubuhnya kembali meluncur turun keatas tanah.
dan berjalan seperti manusia biasa.

" Hi...Hi...Hi…, Hari ini semua ilmuku sudah sempurna , bangsat


bangsat tua ,Hek I Lama, Siaw Bin Giamlo, Cam Thao Sin Kiam,
dan semua ketua partai persilatan akan ku tundukan , Akulah
yang akan menjadi bengcu di dunia ini,
dan gelarku saat ini bukan lagi
jeng tok Moli , akan tetapi Bu Tek Sianli !"

ternyata wanita paruh baya yang sangat sakti ini adalah Jeng Tok
Moli .
yang berhasil lolos setelah mendapatkan kitab lima petuah Bu Tek
Hud Couw di pulau maha dewa.
saat melarikan diri dari kejaran Hek I Lama , Siaw Bin Giamlo san
Kenji Ohara , Jeng tok moli secara tidak sengaja memasuki
komplek makam Kaisar Qin shi Huang Ti.
dan di dalam komplek makam ini lah Jeng Tok Moli mempelajari
kitab peninggalan Bu Tek Hud Couw
walaupun hanya berupa lima bait syair untuk memotivasi dan sama
sekali bukan pelajaran ilmu silat ,.akan tetapi kalau benar benar di
yakini dan di jalankan akan membawa faedah yang luar biasa
Jeng Tok Mo Li setiap hari selalu membaca lima syair nasihat Bu
Tek Hud Couw yang
berbunyi

" Perjalanan Ribuan Li harus dimulai dengan satu langkah"

"Jika Anda tidak mengubah arah, Anda mungkin bisa berakhir ke


arah yang Anda tuju"

"Lakukanlah hal-hal sulit selagi masih mudah dan selesaikan lah


masalah kecil ,.sebelum berubah menjadi petaka"

" Orang yang mengalahkan orang lain adalah orang kuat


sedangkan orang yang dapat mengalahkan dirinya sendiri adalah
orang hebat "

" Angsa salju tidak perlu mandi untuk membuat dirinya putih. Anda
tidak perlu melakukan apa pun selain menjadi diri sendiri."

kelima bait syair tersebut membuat Jeng Tok Moli lebih tekun
mendalami dan mengembangkan ilmu ilmu yang ada pada dirinya.
dan menjadi dirinya sendiri, walaupun salah penafsiran dari Jeng
Tok Moli untuk memuaskan nafsu diri sendiri dan mengembangkan
semua potensi yang ada pada dirinya sendiri dengan segala cara

dalam waktu lima tahun ini Jeng tok moli sudah melatih dirinya
menjadi semakin sakti bahkan berhasil menciptakan ilmu Hiat -
Tok-Ciang (pukulan darah beracun)
dan ilmu Ciao - Hun - Hoat- Shut yaitu sejenis ilmu hipnotis dengan
media aramotherapy dari berbagai tumbuhan beracun yang dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat.

apa lagi secara tidak sengaja Jeng Tok Moli menemukan ramuan
awet muda peninggalan Kaisar Qin , yang membuat Jeng Tok Moli
menjadi kembali muda dan cantik sepert gadis remaja.

Jeng Tok Moli, atau kini mengganti gelarnya menjadi Bu Tek Sianli
( Dewi Tanpa tanding)
kini duduk dalam posisi bersila berlatih pernafasan dan
menghimpun tenaga sinkang.
tiba tiba Bu Tek Sian Li melepaskan segengam jarum berwarna
merah
" shuiiiing !.."
jarum jarum itu melucur ke arah dereatan patung panglima berkuda
" Siapa disitu !.."
kembali Bu Tek Sianli melepaskan amgi (senjata rahasia.) Berupa
jarum jarum halus berwarna merah.

Dari Balik patung tentara berkuda , melesat sebuah bayangan


pemuda memakai topi kulit srigala , berputar dengan cepat
menghindari serangan jarum jarum merah yang sangat cepat
melesat.
Pemuda bertopi itu kemudian merangkapakan kedua tangan
menjura
" Mohon maaf, Locienpwee bukan Siauwtee hendak mengganggu ,
Siawtee hanya lewat melihat lihat dan mengagumi karya seni
peninggalan dari dinasty Qin "

" Hi ..hi...hi...hari ini aku didatangi seorang pria tampan dan gagah "
Butek Sianli bangkit berdiri menghampiri Yen Fei, berjalan lenggak
lenggok bagai seorang pragawati diatas catwalk ,
dari tubuhnya menyebar bau parfum yang sangat memabukan, Yen
Fei segera menahan nafas,
" Pasti itu parfum dari tumbuham beracun." pikir Yen Fei.

"Engkau masih muda , tampan dan berilmu tinggi, dengan mudah


menghindari serangan Ang Tok Ciam dari ku , hi..hi..hi.."
dengan tak tahu malu tangan Butek sianli membelai wajah Yen
Fei , akan tetapi yen fei secara reflek menghindar.
wajahnya menjadi merah karena malu dan matanya melotot
menatap Butek Sianli

" Jeng tok Moli ! aku tahu siapa kau, jangan coba coba merayuku "

Butek Sianli memandang Yen Fei dengan heran , mengapa


pemuda ini dapat mengenal dirinya.
" Siapa kau anak muda, mengapa kau dapat mengenaliku ?"

".Tentu saja aku ingat , kau adalah wanita iblis yang tidak tahu
malu, yang merampas dan.melarikan kitab Bu Tek Hud Couw., dari
pulau maha dewa "

Butek Sianli menatap lekat lekat wajah Yen Fei, kemudian terkekek.
".Hi...hi...hik…. kau ternyata pemuda remaja yang dipatuk ular Kim
Coa,.kau anak luar biasa ternyata tidak mati oleh patukan ular kim
coa dan dua pukulan tenaga sakti dari Hek I Lama dan Siauw Bin
Giamlo ,
kau sungguh luar biasa , anak muda.,.dan kini kau telah tumbuh
dewasa ,.demikian tampannya mari mendekat kemari, Sianli
sangat suka kepadamu "
sambil mengerling genit dengan senyuman menggoda Butek Sianli
kembali menghampiri Yen Fei.
akan tetapi Yen Fei segera menjauh dan merasa jijik dengan
tingkah wanita iblis ini

" Jeng Tok Moli , kau tinggal disini , jangan jangan mayat dua
orang pemuda telanjang yang di temukan di sekitar makam kaisar
Qin ini , ada hubungannya dengan dirimu !"
" Hi..hi..hi...kedua pemuda pemabuk itu, mereka sudah merasakan
kenikmatan bersamaku dan mati dalam kenikmatan , bukankah
mereka mati dengan sangat bahagia , lantas kalau aku yang
membunuh kau mau apa ! "

" Dasar wanita iblis jalang !."


Yen Fei segera melepaskan melancarkan pukulan Toat beng Sin jiu
, serangan jari jari tangan Yen Fei.menyerang Bu Tek Sian Li., akan
tetapi Butek sianli malah memajukan kedua buah dadanya.yang
montok, secara tidak sengaja.jari tangan Yen Fei menotok dua
bukit dada Butek Sianli , jarinya terasa menekan sesuatu yang
lunak dan kenyal ,akan tetapi tenaga sinkang yang di salurkan pada
ujung jari tidak mencapai titik titik jalan darah yang dituju.
karena yen fei gelagapan karena tidak sengaja memegang anggota
badan rahasia dari Butek sianli.

Karena merasa malu dan kurang waspada , sebuah pukulan Hiat


Tok Ciang dari Butek Sianli mengenai dada ,Yen Fei terjengkang
tiga langkah kebelakang.,akan.tetapi hawa beracun dari Hiat Tok
Ciang tidak berpengaruh pada tubuh Yen Fei.

".Hi...Hi...Hi… pemuda tampan ternyata kau mata keranjang juga


jarimu telah meremas remas punyaku , hi….hi...hi…! "
Butek Sianli kemudian melepaskan pakaiannya ,

" Aku.masih cantik kan anak muda , badanku masih sangat


kencang tidak kalah dengan gadis remaja "

Yen Fei terbelalak merasa jengah dan malu berhadapan dengan


seorang wanita telanjang di hadapan.nya
Yen Fei Segera membuang muka.menghindari pemandangan yang
membuat nya jengah.
Bu Tek Sian Li melakukan gerakan gerakan silat dengan jurus jurus
sensual dan menggoda , pukulan Hiat tok Ciang bertubi tubi
menyerang ke arah Yen Fei.

dan Yen Fei hanya menghindar dengan jurus ginkang Hud Eng Po
Hoat tanpa berani memandang ke arah Bu Tek Sianli yang
telanjang belejet.

Bu Tek Sianli ternyata sudah terbakar oleh nafsu birahinya sendiri ,


secara tidak tau malu sambil menyerang Butek Sianli mencuri
curi.mencium wajah Yen Fei.
akhirnya Yen Fei kehilangan kesabaran ,
Yen Fei memusatkan tenaga sinkang dan konsentrasi segera
melancarkan pukulan Ang tok sin ciang yang berhawa panas di
tangan kanan dan Hek tok sin ciang yang berhawa dingin ditangan
kiri.
kedua tenaga sinkang yang berlawanan itu di lancarkan dalam
waktu bersamaan.
Yen Fei Mendorongkan kedua telapak tangan
" Duaaarrrr !..."
tenaga yang sangat dahsyat menghantam tubuh Bu Tek Sianli.
Efek tenaga sinkang itu sangat luar biasa , Butek Sianli terjengkang
dan tersungkur kebelakang punggungnya menghantam patung
prajurit berkuda , menjadi hancur berantakan .
tiba tiba Butek Sianli melemparkan beberapu benda bulat sebesar
bola pingpong ke arah Yen Fei .
" Duuuaaar !..."
bola bola itu meletus saat menyentuh tanah mengeluakan asap
berwarna warni.
" Celaka , asap beracun ! "
teriak Yen Fei,. Yen Fei segera menahan nafas, Untuk menghindari
pengaruh racun dalam bentuk gas menyerang syarafnya.
Yen Fei memang kebal dengan segala jenis racun Tapi yang
berwujud cairan, akan tetapi racun dalam bentuk gas dan uap tidak
dapat ditolaknya dengan kekuatan sinkang atau darah , karena uap
beracun.akan masuk melalui.paru paru dan.langsung menyerang
ke syaraf pusat.
Sambil menahan nafas Yen Fei berlari.secepatnya keluar dari
kepungan asap beracun.

".Hi ...Hi….Hi… kau memang luar biasa anak tampan, hatiku selalu
terbuka untukmu ,seandainya kau menjadi kekasihku kita akan
menjadi pasangan tak terkalahkan di kolong langit ini !.."
tiba tiba Butek Sianli melesat dengan cepat mengerahkan ilmu
ginkang dalam sekejap telah menghilang dari pandangan Yen Fei.

Yen Fei masih bersila mengerahkan kekuatan sinkang untuk


membakar sisa racun yang sempat terhirup.
hawa panas trnaga sakti di tubuh yen Fei membakar sisa hawa
beracun yang berubah menjadi asap hitam yang mengepul dari
kepala Yen Fei.

Untuk pertama kalinya setelah keluar dari pulau sirip hiu Yen Fei
menemui lawan tanding yang begitu hebat, bukan ilmu silat
maupun sinkangnya yang hebat dari Jeng Tok Moli, akan tetapi
kelicikan dan tipu muslihatnya yang harus diwaspadai.
apa lagi cara penggunaan racun dalam bentuk gas, sangat
berbahaya sekali, lebih berbahaya dibanding racun yang
dicampurkan kedalam makanan atau minuman, racun berbentuk
gas ini langsung menyerang syaraf melalui udara yang terhirup.
Yen Fei bergidik bila teringat pengalamannya bertarung melawan
nenek iblis itu.

yen fei terus berjalan menuju jembatan gantung, hendak menuju


pavilyun di seberang kawah, namun saat kakinya menginjak
jembatan badannya terasa sangat ringan , dan kakinya tidak dapat
menapak pada kayu jembatan gantung.
dicoba melangkahkan kaki , badan Yen Fei malah melayang
semakin tinggi , dengan melakukan salto diudara sebanyak tiga
kali Yen Fei menjejakan kaki diatas tanah tepat didepan pavilyun .
penasaran dengan kawah yang membuat tubuhnya melayang
layang diudara.
Yen Fei melemparkan beberapa bongkah batu ke dasar kawah
akan tetapi sebelum batu batu tersebut mencapai dasar kawah,
bongkahan batu tersebut.kembali melayang layang di udara.

Oh ternyata nenek iblis itu dapat menari nari di udara bukan karena
mempunyai ilmu ginkang yang tinggi, akan tetapi memang kawah
ini adalah keajaiban alamiah , kawah antigravitasi , membuat
segala benda diatasnya melayang layang diudara.
sungguh maha besar Tuhan yang telah menciptakan seisi alam
semesta dengan segala keajaibannya .

dengan langkah perlahan Yen Fei memasuki ruangan pavilyun.


" Kriiiiik.!..."
pintu tua itu berbunyi sangat keras saat di dorong , Matanya
terbelalak memandang isi ruangan pavilyun yang penuh dengan
mayat wanita cantik,
yang masih utuh dan segar ,
tentu ini adalah para selir kaisar Qin ,Yang ikut di kubur hidup hidup
, akan tetapi sungguh aneh mengapa jasad mereka masih utuh dan
segar, dan tanpa membusuk sedikitpun.
Rasa penasaran Yen Fei dengan di temukan sebuah sumber air ,
yang mengeluarkan uap putih mengepul ngepel mengeluarkan
asap putih,
" Astaga !...ini adalah racun dari dalam bumi " teriak Yen fei
yang berhasil mendeteksi kalau sumber air tersebut adalah sejenis
zat kimia yang sangat beracun bersumber dari perut bumi.
kemungkinan besar para selir itu meminum cairan kimia beracun
ini.
" Hi !...sungguh mengerikan "
akan terjadi suatu bencana besar , setelah Jeng Tok Moli
menemukan sumber air racun ini.
Yen Fei kemudian melesat keluar dari komplek makam Kaisar Qin
Shi Huang ti .
untuk mengejar Jeng Tok Moli
menelusuri jalan raya Kota Xi an yang sangat ramai orang berlalu
lalang , jalan raya menuju ke pusat kota Xi an memang sangat
ramai sekali bukan hanya pejalan kaki, kereta berkuda juga terlihat
banyak melintas , membawa barang barang dagangan menuju
pusat kota .
sampai pada sebuah pertigaan jalan terlihat sedang terjadi
pertarungan antara empat orang laki laki berbadan besar tinggi
mengeroyok seorang seorang gadis muda yang mengenakan baju
putih.
empat orang laki laki bersenjata golok itu maju bersamaan
menebaskan golok .
dari empat arah berbeda, gadis muda yang terkurung ditengah
".Ciaaat !..."
mendadak melompat tinggi dan dari udara memukulkan sebuah
senjata berbentuk dayung sampan akan tetapi bentuknya lebih
ramping hanya selebar golok .
" Prak !.. Prak !..."
keempat orang tsb mendapat kan pukulan kearah kepala keempat
laki laki iti secara bergantian .
ke empat orang pria itu mengaduh aduh memegang kepalanya
yang benjol,
akan tetapi mereka marah dan menyerang kembali mengeroyok .

" Sungguh pencuri gak tau diri , ayo , cepat kembalikan barang ku ,
atau kalian ku hajar sampai mampus ! "
dayung di tangan gadis berbaju putih itu berubah menjadi gulungan
cahaya , menghantam pipi salah satu pria pengeroyok
" Praaak.! "
pukulan yang sangat keras kearah pipi membuat gigi sang pria
copot ,
" Hueegh! pletok !..Pletok! "
pria tersebut memuntahkan darah bercampur dengan gigi yang
rontok

kembali senjata dayung di tangan gadis berbaju putih itu menghajar


tulang kering ketiga laki laki pengeroyok lain nya.
ketiga laki laki pengeroyok itu terduduk ditanah , sambil memegang
tulang kering kakinya yang retak tak mampu untuk berdiri.

" Hajar terus , Lan Moi !..jangan kasih ampun "


teriak Yen Fei sambil bertepuk tangan .

Gadis berbaju putih itu merasa kaget melihat ke arah Yen Fei
" Siapa pemuda itu , mengapa mengenal namaku"
Gadis berbaju putih itu ternyata adalah Chai Kim Lan , putri dari
nelayan sakti Chai Kim Hoo
seorang pemuda tampan memakai topi dan rompi dari kulit srigala
" Apakah kau Yen Fei ? "
teriak Kim Lan kegirangan , seolah olah tak percaya kalau pemuda
itu adalah Yen Fei,
yang terjatuh masuk ke dalam sumur sarang ular emas di pulau
mahadewa .
".Benar Lan moi , aku adalah Yen Fei !.."
betapa bahagia perasaan Kim Lan dapat berjumpa kembali dengan
pemuda yang disukainya dari masa remaja

di saat Chai Kim Lan dan Yen Fei asyik bercakap cakap keempat
pria pencuri berusaha melarikan diri, dengan terseok seok , akan
tetapi Chai Kim Lan sudah melesat kembali menghajar keempat
orang pencuri itu, kini yang di hajar adalah bokong nya, "
prak !...Praak !..Praaaak !..."
Keempat pencuri itu kembali jatuh terduduk.

" Ampuni kami, Lihiap ! "


bersujud ke empat orang pencuri itu , sambil mengembalikan
sebuah kantong uang berwarna kuning
" Nah harusnya dari tadi kalian kembalikan uangku, jadi kalian gak
harus sampai babak belur gitu !"
akhirnya keempat pencuri itu di bebaskan oleh Kim Lan.

Yen Fei tertawa terbahak bahak


" Dasar pencuri tak tahu diri, berani berani nya mencuri barang
Chai kim Lan putri pendekar nelayan sakti , Ha ..ha..ha.."

Kim Lan memandang Yen Fei , yang telah tumbuh menjadi seorang
pria gagah dan sangat tampan, tak terasa dua titik air bening
menetes dari sudut mata Kim Lan yang indah dan jernih.
rasa bahagia yang tak terhingga dapat berjumpa dengan Yen Fei
pria pertama yang di sukainya dari saat perjumpaan pertama,
bayang bayang Yen fei tidak pernah lepas dari pikirannya,
dan Kim Lan selalu menangis setiaolp kal i teringat Yen Fei yang di
kiranya sudah meninggal.

" Lan moi , kenapa kau menangis ? "


tatap Yen Fei penuh keheranan
" Aku menangis karena bahagia, fei koko, karena selama ini aku
mengira kau sudah meninggal "

Yen Fei tertawa terbahak bahak,.sedangkan Kim Lan tersenyum


tersipu sipu malu,
kedua pipinya yang putih halus mendadak terlihat semburat merah .
" mungkinkah , aku sudah jatuh cinta dengan Yen Fei ? "
pikir kim lan yang tidak bisa berbohong kepada perasaannya
sendiri.

Chai Kim Lan sangat suka kepada Yen Fei, akan tetapi yang selalu
diingat Yen Fei hanya Liu Bwe gadis jenaka muridnya Ang Lian
Hua .
yang telah memberikannya sebuah Liontin Giok berbentuk bunga
Bwe yang selalu di kenakannya.
" Lan moi, apa kau juga pernah menjumpai Liu Bwe ? bukankah
saat kita semua berada di pulau Maha dewa, kalian selalu
bersama."

" Benar sekali Fei ko, saat kau terjatuh kedalam sumur , Ayahku
dan Locienpwe Ang Lien Hua berusaha menolongmu, akan tetapi
dari sumur tua itu keluar banyak sekali ular Kim Coa yang sangat
beracun , dan pulau Maha dewa saat itu sudah sepi., semua
melakukan pengejaran kepada Jeng Tok Moli yang melarikan kitab
Bu Tek Hud Couw, dan pada saat perahu yang kami berlayar
menuju Dermaga Shi ning, Ayah berhasil menolong Lo Cienpwe
Koai Cikung , akan tetapi muridnya hilang terbawa arus, setelah
sampai di dermaga Shi Ning Aku dan Ayah kembali ke Laut Pohai
sedang kan Liu Bwe kembali ke Yun Nan bersama gurunya,"

Yen Fei mendengarkan dengan penuh perhatian, dan juga


menceritakan pengalamannya ,.sampai ke Pulau sirip Hiu dan
menemukan kitab warisan Bu Tek Hud Couw .

" Kau sungguh luar biasa sekali Fei ko, aku sangat kagum padamu
"
tatapan mata Kim Lan yang jernih menatap Yen Fei, dengan
senyum manis yang membuat Kim Lan terlihat semakin cantik,

" Lan Moi , kau hendak menuju kemana , sehingga sampai ke kota
Xi An ini?"

" Aku hanya ingin berjalan jalan menambah pengalaman saja Fei
ko, dan aku bermaksud mengunjungi kota raja Ying Thien, dan
kebetulan memasuki kita Xii an ini , dan berjumpa dengan mu gara
gara keempat pencuri itu , dan kau hendak kemana Fei Ko? "

" Aku juga ingin mengunjungi kota raja Ying Thien, untuk mencari
keluarga ayahku, Kalau kau tidak keberatan kita bisa melakukan
lerjalanan bersama "
" tentu saja aku sangat bersedia, dan akan merasa gembira sekali,
kalau dapat melakukan perjalanan bersamamu ! "
jawab Chai Kim Lan dengan gembira .

Dengan penuh kegembiraan Yen Fei dan Kim Lan melakukan


perjalanan bersama , melintasi kota tua Xi An yang penuh dengan
bangunan bersejarah .
Perasaan Kim Lan yang sedang gembira, jadi segala sesuatu yang
dilihatnya , terlihat sangat indah , bibirnya yang indah tidak berhenti
henti tersenyum.
di sepanjang perjalanan Yen Fei dan Kim Lan menjadi pusat
perhatian karena wajah Yen Fei yang sangat tampan dan gagah
terutama Kim Lan yang sangat cantik, setiap kali berpapasan
dengan Kim Lan banyak sekali Pria muda maupun yang sudah tua
juga melirik Kim Lan dengan tatapan penuh kagum.

sampai di tikungan jalan terlihat seorang pemuda yang sedang


memanggul buah apel ,karena matanya tidak lepas mengamati kim
Lan dan di depannya juga ada seorang laki laki paruh baya juga
matanya jelalatan.memandangi Kim Lan
akhirnya.
" Duer !..."
keranjang berisi buah apel itu menyampok pinggang laki laki paruh
baya di depannya kedua orang itu bertabrakan , buah apel
bergelindingan di tanah
" Hei matamu apa gak melihat !.., asal main tabrak saja "
Pria paruh baya itu memarahi pemuda yang memanggul keranjang
apel.

Pemuda yang memanggul keranjang apel itu juga emosi memarahi


pria paruh baya yang bertabrakan dengannya
" Matamu !.. Matamu sendiri yang melirik wanita "
sambil menuding nuding pedagang apel dan laki laki paruh baya
terjadi percekcokan,
akhirnya pria paruh baya itu gak mau melayani dan meninggalkan
pedagang apel.
akan tetapi, pedagang apel itu masih emosi melempari laki laki
paruh baya itu dengan apel apelnya .
sang pedagang apel terus saja melempari laki laki paruh baya yang
berlari terbirit birit sambil memaki maki

Yen Fei dan Kim Lan yang menyaksikan kejadian lucu itu hanya
tertawa terpingkal pingkal
" Gara gara kamu sih , lan moi
membuat orang tabrakan dan berkelahi " sambil tertawa terbahak
bahak Yen Fei menghoda Kim Lan

" Kog bisa gara gara aku sich ?


kita kan hanya berjalan biasa , salah nya mereka sendiri, mata
keranjang jelalatan "
jawab Kim Lan dengan nada kesal

" Habis ..kamu terlalu cantik sich, membuat orang jadi tabrakan,
ha...ha...ha…"
Yen Fei terus aja menggoda Kim Lan.

Kim lan wajah nya sudah memerah seperti kepiting rebus,akan


tetapi tetap tersenyum tersipu sipu,
".Menurut Fei ko , apa aku cantik ?"

".Kamu sangat cantik ,Lan Moi"


jawab Yen Fei spontan .
namun jawaban Yen Fei yang spontan itu sudah membuat Hati Kim
Lan berbunga bunga,
dan kembali bertanya kepada Yen Fei.
".Apakah kau suka padaku , fei Ko ?"
Tanya Kim Lan akan tetapi suaranya terdengar bergetar
".aku suka sekali menjalin persahabatan denganmu, aku suka akan
perhatian dan kebaikanmu , kog pertanyaanmu aneh Lan
Moi,.bukankah kita sudah berteman dari kecil, tentu saja karena
ada rasa suka baru bisa berteman "
Kim Lan hanya menghela nafas ,mungkin Yen Fei belum
merasakan perasaan seperti yang dirasakannya sekarang pikir Kim
Lan,kemudian kembali tersenyum.

" Hari sudah mulai siang , perutku sudah mulai terasa lapar , kita
cari warung makan dulu yuuk , kata orang orang makanan yang
paling terkenal di kota Xi an adalah daging sapi bumbu rempah
yang sangat pedas !"

" Aku juga sangat suka makanan pedas , sudah terbiasa dari kecil ,
tetapi kami keturunan bangsa mongol lebih banyak mengolah
daging domba !"

rumah rumah makan di kota Xi an ini cukup ramai, karena xi an


termasuk salah satu kota yang termasuk dalam jalur sutra.
jalur perdagangan antara China dengan negara negara india dan
timur tengah.
di sepanjang perjalanan juga terlihat toko toko orang orang
keturunan arab dan India menggelar dagangannya , kebanyakan
mereka menjual karpet , dan toko rempah rempah.
selain itu orang orang keturunan india juga menjual makanan khas
mereka , salah satunya adalah "CANAI " sejenis martabak tapi
tanpa isi telur
dan disajikan dengan kuah kari.

penjual Canai itu sangat menarik perhatian Kim Lan,


saat pembuat Canai melebarkan adonan tepung kemudian
melempar lemparkan di udara , seperti orang melempar jala.
" prok… prok.. !
lembaran adonan tepung semakin di lempar semakin melebar
membentuk lapisan akan tetapi tetap lentur dan tidak sobek.

" Hebat !..hebat !..."


teriak Kim Lan , yang sangat menikmati pertunjukan penjual Canai,
" Fei koko, kita coba beli yuuuk !..sepertinya sangat enak ! "

" Baiklah , Lan moi kita coba makanan unik ini "

" Lo Pek, kami pesan dua porsi ya, dan minta bumbu karinya yang
pedas ! "

" Baiklah tuan muda , silahkan mau duduk di sebelah mana "
Pria India penjual roti canai itu mempersilahkan Yen Fei dan Kim
Lan untuk memilih tempat duduk, di sebelah dalam .
warung makan itu tidak besar hanya tersedia empat buah meja
kecil segi empat.
dua diantara empat meja yang tersedia sudah terisi.
dua diantaranya diisi oleh orang keturunan arab , yang bersorban
sedangkan yang wanita memakai kerudung .
pemandangan yang sudah biasa di kota Xi an , karena di kota xi an
banyak juga penduduk yang memeluk agama Islam.

Proses pembuatan roti canai sangat cepat, pesanan Yen Fei dan
Kim Lan sudah dihidangkan diatas meja,
Roti canai yang renyah dan berlapis lapis dengan bumbu kari kental
pedas memang sangat enak dan nikmat.
gurih dan renyahnya kriuk kriuk
Yen Fei dan Kim Lan yang sedang menikmati roti Canai
sedangkan Kim Lan terus saja memperhatikan penjual roti canai
melempar lemparkan adonan tepung.

tiba tiba di depan meja yang di tempati muncul seorang ibu


berpakaian lusuh dan kumal menggandeng seorang anak kecil
yang juga memakai baju sobek sobek , menyodorkan sebuah
mangkok yang sudah terisi dengan beberapa keping uang receh .
dengan tatapan mata penuh ketakutan dan tertekan.
tanpa mengeluarkan kata kata apapun.
ekpresi pengemis ini membuat Yen Fei Heran ,memandang dengan
tatapan curiga.
Kim Lan kemudian memberikan beberapa keping uang .
" Terima kasih, atas kebaikan jiwi " kedua ibu dan anak itupun
segera meninggalkan warung penjual canai.

" Lan moi, tidakkah kau melihat suatu hal yang janggal dari
pengemis itu, ekpresi wajahnya penuh ketakutan seperti di bawah
tekanan, sepertinya ada sesuatu , coba kita ikuti mereka "
" Betul koko, biasanya pengemis yang meminta minta, ekpresi
wajahnya memelas meminta belas kasihan ,bukannya kaku dan
ketakutan seperti tadi,.ada baiknya kita ikuti " Kim Lan menyetujui
usul Yen Fei .

Ibu dan anak itu berjalan menuju sebuah kuil rusak yang sudah tak
terpakai tidak jauh dari pasar.
dan di dalam kuil rusak terdapat lebih dari sepuluh orang pengemis
yang sedang berbaris
menyerahkan hasil mengemis mereka kepada seorang laki laki
paruh baya berbadan tegap ,berkulit hitam berbibir tebal, cambang
dan brewok menambah seram wajah yang hitam itu, tangan kirinya
memgang sebuah kotak uang,.sedangkan tangan kanannya
memegang sebuah pecut , lagak dan gayannya seperti seorang
tukang pukul

".Mengapa hasil setoran hari ini lebih sedikit , pasti kau bermalas
malasan ! "
Cetar !..cetar !..Cetar !...
Cambuk dari kepala pengemis itu mendera punggung kakek tua
tiga kali .
" Ampun !..Ampun!...aku sudah berusaha Loya , tapi memang
begini hasilnya "
Daaaash !...
Sang kepala pengemis yang dipanggil Loya itu menendang dada
pengemis tua sampai terjengkang .
" Ya sudah.!.. besok harus lebih banyak "

semua pengemis yang antri ,hampir semua menerima perlakuan


kasar dan lecutan cambuk dari kepala pengemis yang di panggil
Loya ini kini tiba giliran ibu dan anak.
dangan wajah pucat dan ketakutan sang ibu menyerahkan hasil
mengemisnya ,
" Nah !...hari ini hasilmu lumayan banyak, kau harus kerja lebih
giat !...kalau tidak anakmu akan aku siksa lagi !"
mata kepala pengemis itu jelalatan kemudian dengan kasar
meremas dada ibu paruh baya itu .
" Ampun !...Loya ...jangan lakukan !...lebih baik loya bunuh aku
bersama anak ku !... aku masih berkabung , suamiku meninggal
belum genap seratus hari , jangan peekosa aku loya , aku
mohon !..."
wanita paruh baya , dengan anaknya berlutut di depan kepala
pengemis dengan wajah pucat dan gemetaran.

" Ya sudah !...sana pergi cari uang , kalau setoranmu kurang


anakmu akan aku gantung terbalik lagi, dan akan aku cambuk !..."
teriak sang kepala pengemis dengan sangat galak dan kasar.
ibu dan.anak itu segera meninggalkan kuil kosong itu dengan wajah
pucat dan sangat ketakutan.

setelah semua pengemis yang antri setoran meninggalkan ruang


kuil rusak ini , tiba tiba muncul seorang pria paruh baya berbaju
pengemis juga dan memegang sebuah tongkat hitam.
" Sute !... jangan terlalu kasar dan kejam kepada para pengemis
itu,! kalau mereka mogok kerja dan setoran semakin kurang , kita
yang akan dihukum oleh Cia Pangcu "

" Akupun sebenarnya sangat terpaksa , bertindak kejam kepada


mereka, tapi apa boleh buat, Cia pangcu sangat kejam, sudah
banyak kepala cabang kaypang yang disiksa sampai mati ,karena
berani menentangnya "
sambil menghela nafas panjang kepala bagian pengemis yang
dipanggil sute ini kembali menghela nafas .

" Dahulu saat Kaypang di pimpin oleh Koai Cikung , kita semua
anggota Kaypang adalah orang yang bebas merdeka, akan tetapi
sejak muridnya yang mempunyai kelainan jiwa itu memimpin
Kaypang , semuanya jadi berubah, padahal Cia pangcu dari
kecilnya juga seorang pengemis yang terlunta lunta , kenapa dia
sekarang berubah menjadi orang yang sangat jahat dan kejam , Lo
pangcu kita sendiri Koai Cikung tidak mampu mengendalikannya,
kabarnya ilmu kesaktian pangcu Cia Pek Liong sangat sakti setelah
mengalahkan gurunya sendiri, kemudian Lo pangcu Koai Cikung di
kurung dan dihukum oleh dia "
sambil menghela nafas dengan nada sedih pengemis yang di
panggil suheng ini kembali melanjutkan ceritanya.
" Sekarang perkumpulan kaypang sudah hancur berantakan ,
banyak sekali ketua cabang kaypang yang setia dengan Lo Pangcu
dibunuh, sedangkan kepala kepala cabang yang mengikuti Cia
Pangcu bertindak kejam dan jahat , aku sendiri sebenarnya sangat
tidak suka akan kelakuan Cia pangcu, kami yang masih setia
dengan Lo Pangcu menghimpun tenaga dan berusaha menyelidiki
dimana Lo pangcu Koai Cikung disembunyikan , dan berusaha
membebaskannya "

Yen Fei dan Kim Lan yang bersembunyi menyaksikan dan


mendengarkan percakapan dari kedua kepala cabang kaypang itu
mengerutkan alis,
Apa benar Cia Pek Liong murid Koai Cikung yang Bloon dan
plongak plongok itu kini menjadi ketua kaypang dan bertindak
kejam ,menyelewengkan organisasi Kay Pang.

" Jiwi Taihiap Keluarlah , tidak baik menguping pembicaraan orang


!"
berkata pengemis paruh baya yang di panggil suheng itu, yang
sudah mengetahui keberadaan Yen Fei dan Kim Lan.
Yen Fei bersama Kim Lan menampakan diri dari balik patung dewa
harimau.
sambil menjura memberi Hormat.
" Maafkan kami jiwi Locienpwe, bukan maksud kami sengaja
mendengar pembicaraan jiwi , akan tetapi, tadi kami bermaksud
untuk menolong pengemis ibu dan anak itu yang terlihat sangat
ketakunan dan tertekan !"

" Aaah, memang perkumpulan Kaypang saat ini sudah hancur


berantakan, seandainya Jiwi taihiap tidak mendengar pembicaraan
kami berdua tentu akan mendengarkan juga dari orang orang ,
kalau boleh kami mengetahui nama besar dan julukan dari jiwi
Taihiap "
berkata Kepala Cabang yang di panggil suheng ini .

".Saya bernama Yen Fei, murid dari Sin Jiu Yok Sien, sedangkan
teman saya Chai Kim Lan adalah putri dari Pendekar Nelayan sakti
Chai Kim Hoo "
berkata Yen Fei memperkenalkan diri dan sengaja membawa nama
besar gurunua dan nama besar nelayan sakti agar ketua cabang
Kaypang ini dapat memberikan lebih banyak keterangan.

Benar saja perkiraan dari Yen Fei, setelah mendengar nama besar
Sin Jiu Yok Sien ( Dewa obat tangan sakti ) Dan Nama besar datuk
persilatan Chai Kim Hoo, sikap kedua orang ketua cabang Kaypang
itu langsung berubah hormat dan sangat sungkan.

"sungguh mata boan pwe berdua seperti buta , tidak mengenal


gunung thai shan di depan mata, kedua orang Locienpwe Yok Sien
dan Chai Kim Hoo adalah dua pendekar sakti yang membela
kebenaran, seangkatan dengan Lo pangcu kami , Koai Cikung,
tentu saja saja ilmu silat Jiwi Taihiap sangat tinggi, sungguh
merupakan sebuah keberuntungan dapat berjumpa dengan Jiwi
Taihiap"
" Tidak usah memanggil kami dengan sebutan taihiap segala, kami
hanya anak anak muda yang baru turun gunung, panggil saja nama
kami,.Yen Fei.dan Kim Lan, sebenarnya kami juga mengenal Cia
Pek Liong dari masih kanak kanak, apa benar Cia Pek Liong kini
menjadi ketua Kaypang , dan sudah menyelewengkan Partai
Kaypang ?"

"Benar sekali , sejak dia yang memimpin Kaypang, organisasi kami


menjadi kacau balau, terjadi perpecahan , banyak kepala cabang
Kaypang yang setia digantikan dengan orang orang baru dari dunia
sesat yang di rekrut oleh Liong pangcu, Entah dimana Lo Pangcu
Koai Cikung di sembunyikan oleh Pek Liong si murid durhaka itu ! "
Ketua cabang kaypang itu menjelaskan dengan penuh kegeraman .

".Locienpwe, kalau boleh kami tahu dimana keberadaan Cia Pek


Liong?, kami bermaksud menyekidiki , bahkan kalau perlu kami
akan memaksa Pek Liong untuk mengaku dimana dia
menyembunyikan Locienpwe Koai Cikung"
Tanya Yen Fei dengan mata melotot , menandakan kegeramannya
terhadap Pek Liong.

" Markas besar kaypang sekarang berada di kota Tai Goan, dan
Liong pangcu sekarang berada disana, tapi jiwi sicu harap.berhati
hati selain Pek Liong sangat sakti, di sana juga banyak
pembantunya tokoh tokoh sakti dari dunia Liok Lim"

" Terima kasih banyak Locienpwe, sudah memberikan


keterangan,.kami berencana segera melakukan perjalanan ke kota
Tai Goan, kalau kami melakukan perjalanan sekarang
kemungkinan dalam dua hari kami sudah bisa sampai ke kota Tai
Goan"
" Sama sama Yen sicu dan Chai Siauw cie , kami yang seharusnya
mengucapkan banyak terima kasih , karena jiwi sudah bersedia
membantu membebaskan Lo Pangcu kami"
Kedua kepala cabang Kaypang itu memberi hormat kepada Yen Fei
dan Kim Lan
Dengan mengerahkan ilmu Ginkang tingkat tinggi Yen Fei dan Kim
Lan dalam sekejap sudah meninggalkan kuil tua .
menuju pinggiran kota Xi an

untuk mencapai kota Tai Goan yang merupakan ibu kota dari
provinsi Shan Xi itu harus melalui pegunungan Thai Hang shan.
yang yang sangat terkenal dengan tebing tebing dan jurangnya
yang sangat curam
jalan jalan yang berkelokan tajam melintasi lereng lereng
pegunungan thai hang shan bukanlah medan yang mudah untuk di
tempuh .
akan tetapi pada siang hari ini terlihat serombongan Piawsu (Jasa
pengiriman barang )
dua orang berpenampilan gagah menunggang kuda pacu yang
terlatih dan di belakangnya diikuti lima kereta kuda,dan disetiap
kereta barang dikibarkan panji bergambar burung Elang
bertuliskan Hui Eng Piawkok
bunyi derap kuda yang dipacu dengan cepat membuat debu
mengepul berterbangan.
rombongan Piawsu ini terlihat sudah sangat terlatih dan hafal akan
medan jalan.
sampailah pada satu kelokan yang tajam.
terdengar suara ringkik kuda di susul suara teriakan yang menyayat
hati.
Auuuuugh !...
dua orang kusir yang memacu kereta kuda telah tak bernyawa
matanya melotot dan di lehernya masing masing telah tertancap
sebilah belati .
suara teriakan dan ringkik kuda membuat rombongan di depannya
segera menghentikan langkah kuda .
tiba tiba dari atas tebing berkelebat banyak bayangan orang sambil
melucur tampak berkelabat cahaya keperakan
di susul suara teriak
Auuh !...Aduh !... aduh !...
Belati belati yang dilemparkan masing masing telah menancap di
tenggorakan enam orang kusir.
sedangkan dua orang berkuda yang memimpin di depan berhasil
menyampok runtuh beberapa belati yang di lemparkan dengan
putaran pedang, akan tetapi enam orang yang melemparkan belati
itu segera meloloskan pedang menyerang kedua orang pimimpin
piawsu tanpa memberi kesempatan.
Trang !.. Trang !.. Trang !..
bunyi suara pedang beradu dan pijaran bunga api dari balik
gulungan cahaya pedang .
keenam orang perampok ini bersenjatakan pedang akan tetapi
mereka berenam memakai pakaian pengemis walau terlihat bersih
namun terlihat banyak sekali tambalan tambalan kain beraneka
warna
memenuhi pakaian mereka.

kedua orang pemimpin Hui Eng Piawkok ini walaupun


berkepandaian silat lumayan akan tetapi menghadapi
pengeroyokan keenam perampok berpakaian pengemis ini lama
lama kewalahan juga .
selain Kiam shut masing masing perampok ini sangat tinggi akan
tetapi mereka juga curang
pada saat kedua orang Piawsu ini terdesak hebat salah satu
pengeroyok melemparkan dua buah belati
Craaap !... Craaap !...
saat kedua piawsu ini kesakitan
karena perutnya tertancap belati.
pertahanannya menjadi lengah.
dan tiba tiba cahaya pedang dari para pengeroyok berhasil
menebas lengan dan melukai paha kedua orang piawsu ini.
Bruuk ! Bruuk !...
dua orang piawsu malang ini terjatuh bergulingan di tanah.

Keenam orang perampok yang berpakaian pengemis itu tidak


menyia nyiakan kesempatan segera melompat keatas pelana kuda
melarikan semua barang
barang yang di kawal oleh Hui Eng Piawkok.
tanpa mempedulikan mayat mayat yang bergelimpangan di tengah
jalan.

Matahari sudah mulai condong ke arah barat , saat Yen Fei dan
Kim Lan melintasi jalan berkelok di lereng gunung Thai Hang Shan
sepuluh mayat bergelimpangan di tengah jalan
" Ke sepuluh mayat ini memakai seragam bertuliskan Hui Eng Piaw
Kiok, sepertinya mereka adalah korban perampokan "
berkata Yen Fei kepada Kim Lan,
" Fei koko , coba lihat di balik rerumputan itu seperti ada yang
bergerak gerak "
kata Kim lan sambil menunjuk rerimbunan rumput di dekat jurang.

terlihat dua orang Piawsu yang terluka parah, salah seorang piawsu
tertebas tangannya sebatas siku
wajah kedua piawsu itu sangat pucat sepertinya kehabisan banyak
darah.
Yen Fei segera melakukan totokan di beberapa jalan darah di tubuh
kedua piawsu itu untuk menghentikan pendarahan ,dan
dari balik baju nya Yen Fei menaburkan bubuk berwarna putih ke
sekujur luka ditubuh dua orang Piawsu ini

kemudian Yen Fei menempelkan telapak tangan ke dada dua orang


Piawsu ini menyalurkan tenaga sinkang .
terlihat uap putih mulai muncul dari balik telapak tangan Yen fei.
wajah dari kedua Piawsu yang pucat pasi bagai wajah mayat ini
perlahan mulai memerah peredaran darah mulai lancar kembali.
dan kedua orang Piawsu ini mulai dapat bergerak dan duduk di
atas tanah.
" sukurlah kalian dapat selamat, untung senjata yang melukai kalian
tidak beracun, hanya tadi kalian tak sadarkan diri karena terlalu
banyak mengeluarkan darah !"

" Terima kasih banyak In-Kong (tuan penolong ) kalau tidak di


selamatkan oleh In- Kong tentu nasib kami sama dengan saudara
saudara kami yang gugur !"
berkata kedua orang Piawsu bersujud di depan Yen Fei.

" Bangunlah , jangan begitu jiwi sicu, aku hanya melakukan


kewajiban saja untuk menolong sesama yang membutuhkan , lagi
pula tubuh kalian masih lemah , sebenarnya apa yang telah
terjadi ?"

" Saya adalah Shang Kuan Hui dan adik saya bernama Shang
Kuan Eng , kami dua bersaudara mendirikan Jasa penhiriman
barang Hui Eng Piaw Kiok , di kota Tai Goan,
akan tetapi tadi saat melintas kami di hadang oleh gerombolan
perampok yang memakai pakaian pengemis,
tidak salah lagi mereka tentu adalah Begal begal jalanan yang di
rekrut menjadi anggota Kaypang, saat ini anggota Kaypang sudah
menjadi partai sesat yang sangat mengerikan ,
banyak sekali penjahat yang di rekrut menjadi anggota kaypang,
melakukan banyak kejahatan , dari perampokan sampai , pencurian
, mereka sangat kejam tidak segan segan untuk membunuh korban
korbannya !"

" Kami berdua sebenarnya hendak menuju kota Tai Goan,


kalau boleh kami bertanya dimana letak markas besar kaypang dan
dimana ketuanya yang bernama Cia Pek Liong tinggal ? "

" Cia Pek Liong, pemuda kelainan jiwa itu tinggal di dalam markas
besar kaypang yang kini di bangun sangat mewah melebihi istana
kaisar, kalau kalian memasuki kota Tai Goan pasti akan melintasi
komplek bangunan yang besar bagai istana di lembah gunung Thai
Hang Shan ini."

" Terima kasih jiwi sicu atas keterangannya, mumpung matahari


belum terbenam kami akan melanjutkan perjalanan "

" Kalau boleh kami mengetahui nama besar dan julukan In- Kong ?
"

" Namaku Yen Fei dan temanku bernama Kim Lan, kami tak punya
julukan apa apa,
jaga diri kalian baik baik shang Kuan Sicu , Kami mohon diri segera
melanjutkan perjalanan !."

Yen Fei bersama Kim Lan berlari cepat laksana terbang menuruni
perbukitan Thai Hang Shan menuju kota Tai Goan

Sang mentari sudah kembali digantikan oleh sang rembulan yang


menyinari kaki bukit pegunungan Thai Hang Shan ,
udara pegunungan yang sangat dingin kini serasa semakin dingin
di malam hari,
Yen Fei bersama Kim Lan mengambil keputusan untuk beristirahat
sejenak di Hutan pohon Shong ini,.menanti pagi hari baru kembali
melanjutkan perjalanan.

" udara sangat dingin sekali, kau pakailah mantel ku "


Yen Fei melepaskan mantel dan menyampirkan pada punggung
Kim Lan.
" terima kasih fei ko, kau begitu memperhatikan aku ,udara begini
dingin, apa kau tidak merasakan dingin?"

"tidak apa apa Lan Moi, aku sudah terbiasa "

Yen Fei mengumpulkan ranting ranting dan daun daun kering,


dan memukulkan dua buah batu , terjadilah percikan bunga api
yang menyulut dedaunan
dan ranting ranting membentuk api unggun, cahaya api unggun
berwarna jingga menyinari mereka berdua.
pandangan Kim Lan tidak pernah lepas dari Yen Fei, sorot mata
yang tajam, hidung yang macung , dengan kulit putih dan bersih ,
semakin membuat Yen Fei menjadi sangat tampan dan semakin
mempesona di mata Kim Lan .
memang begitulah perasaan orang yang sedang jatuh cinta,
semuanya terasa sangat indah,
ingin selalu dekat dengan orang yang di cintai, apa lagi saat ini di
tengah hutan yang sepi, hanya ada mereka berdua, perasaan suka
di hati Kim Lan sudah mengobarkan gairah ingin sekali di sentuh
dan di belai oleh Yen Fei.

Kim Lan sendiri tidak tahu , mengapa saat hanya berdua di tempat
sunyi ini , muncul perasaan ingin sekali di sentuh dan di belai,
tiba tiba Kim Lan menguap pura pura mengantuk memejamkan
mata , beberapa saat kemudian kepalanya mendoyong kearah Yen
Fei , seperti hendak terjatuh.

Yen Fei, Yang melihat Kim Lan yang tertidur Hendak jatuh segera
menyambut dengan kedua tangan, dan membaringkan kepala Kim
Lan di pangkuannya.

" Kasihan sekali ,Kim lan sepertinya dia kecapekan dan sudah
tertidur " pikir Yen Fei
dan membiarkan Kim Lan tidur di pangkuanya , Yen fei tidak tega
beranjak, takut Kim Lan terbangun.oleh karena itu Yen fei lalu
memejamkan mata melakukan siu Lien Berlatih pernafasan
menghimpun Sinkang menyalurkan ke seluruh tubuh.

Apa.yang di rasakan Yen Fei , lain pula dengan apa yang dirasakan
Kim Lan saat ini,
Kim Lan yang pura pura tertidur merasakan sangat nyaman sekali
tidur di pangkuan Yen Fei , detak.jantung Kim Lan perlahan tapi
pasti makin memburu, hangatnya pangkuan yen Fei, dan aroma
tubuh yang khas telah membangkitkan gairah Kim Lan, ingin sekali
Kim Lan di belai , akan tetapi Yen Fei hanya diam saja bersemedhi.
tiba tiba Kim Lan merubah posisi tidurnya ,menjadi miring dengan
tangan memeluk pinggang Yen Fei , dan posisi dada kiri kim Lan
menempel di paha Yen Fei.
sesuatu yang terasa lunak dan hangat menyentuh paha Yen Fei .
akan tetapi Yen Fei hanya biasa saja , merapikan mantel kim.lan
yang agak tersingkap.
kemudian kembali melanjutkan Bermeditasi mengatur pernafasan.

akan tetapi Kim Lan yang pura pura tidur dan gairahnya sudah
meningkat , mengencangkan rangkulannya di pinggang Yen Fei.
" Dingiiiin… Dingiiiin…. sekali "
suara yang lirih dan bergetar , dengan mata setengah terpenjam
memandang Yen Fei,
Hasrat dan gelora asmara dari Kim Lan sudah mulai memuncak
ingin sekali dirinya dipeluk dan dibelai oleh Yen Fei.
akan tetapi Yen Fei tidak balas memeluk ataupun membelai tubuh
Kim Lan yang kini merangkulnya dengan manja dan menggil
kedinginan.
akan tetapi Yen Fei menempelkan telapak tangan dipunggung Kim
Lan, mengerahkan tenaga sinkang,
Hawa panas yang keluar dari telapak tangan Yen fei memasuki
tubuh Kim Lan , Rasa dingin mendadak.hilang, dan Hawa sinkang
hangat yang mengedari tubuh Kim Lan terasa sangat nyaman
sekali,
akan tetapi telapak tangan Yen Fei Yang menempel di punggung
Kim Lan serasa lebih nyaman lagi , Kim Lan pun semakin.manja
memeluk Yen Fei, dan kini benar benar tertidur pulas ,.setelah
hasrat ingin di sentuh Yen Fei terpenuhi.
Ayam hutan mulai berkokok.bersahut sahutan diiringi dengan kicau
burung ,Sang surya kembali muncul di ufuk timur cahaya yang
keemasan menembus rerimbunan daun daun pohon
menyoroti wajah Kim Lan yang sangat cantik dan tampak lebih
cantik lagi karena sedang merasakan kebahagiaan tidur di
pangkuan sang pujaan hati.

perlahan mata Kim Lan terbuka


dan yang di lihat pertama adalah senyuman Yen Fei yang
mempesona.
" Kau sudah bangun, Lan moi
semalam.kau tidur nyenyak sekali "
Kim Lan yang kini menyadari semalaman dia sudah tidur
dipangkuan Yen Fei , kini tersimpuh malu, dan pura pura tidak tahu,

" Semalam aku ngantuk sekali dan rertidur, maaf ya Fei ko kalau
aku sudah tertidur di pangkuanmu, dan menjadikan kedua pahamu
sebagai bantal ,.." berkata Kim Lan dengan rona wajah kemerahan
karena ada rasa malu, juga malu kepada diri sendiri yang semalam
pura pura tidur dan mencuri curi.merangkul Yen Fei,

" tidak apa apa , lan moi gak usah terlalu.dipikirkan , yuuuk kita
lanjutkan perjalanan , sambil mencari kedai yang menjual
makanan"

sepasang muda mudi yang berilmu tinggi ini pun berlari


mengerahkan ilmu Ginkang, hanya dalam waktu singkat Yen Fei
dan Kim Lan telah sampai di sebuah perkampungan yang sudah
mendekati kota Tai Goan.
karena perkampungan Kim Kiok Chun ini berada lebih tinggi dari
pada kota Tai Goan , maka pemandangan kota Tai Goan terlihat
sangat jelas.
dusun Kim Kiok Chun ini walaupun hanya dusun kecil tapi lumayan
ramai, tak sulit untuk menemukan kedai arak.
Kim Lan tertarik dengan salah satu kedai arak yang berdiri
disebuah tebing yang agak menjorok ke arah lembah,
" Fei Ko, bagaimana kalau kita ke kedai yang diatas tebing itu,
sepertinya pemandangan dari kedai itu sangat indah "
dengan langkah ringan dan riang Kim Lan menuju kedai, Yen Fei
mengikuti dari belakang.

Bangunan kedai itu memang sangat indah meja meja diatur sangat
rapi di tepi tebing yang di beri pagar , sehingga pengunjung dapat
menikmati makanan sambil melihat lihat pemandangan kota Tai
Goan
mereka di sambut oleh pelayan paruh baya dengan sikap yang
ramah dan Hormat,
" Silahkan jiwi Kongcu , hendak memesan makanan apa, disini
terkenal dengan roti mantao juga bubur ayam nya.! "

" Baiklah lopek, beri kami satu Lusin , Roti mantou separuh goreng
separuhnya di tim, dua.mangkuk bubur ayam, kaki ayam tim
tausi.dan beri kami satu poci teh krisan.! "

" Baik lah jiwi kongcu, pesanan akan segera datang ! "
setelah membungkuk memberi hormat sang pelayan paruh baya,
meninggalkan Kim Lan , dan Yen Fei , yang sedang memandang
ke arah kota Tai Goan yang penuh dengan bangunan gedung
gedung yang indah.

ada sebuah komplek bangunan tidak jauh dari kedai yang menarik
perhatian dari Yen Fei, sebuah komplek bangunan berbentuk Pat-
Kwa ( segi delapan ) dengan bangunan pagoda di tengah tengah
bangunan yang menjulang , sangat indah dan unik , Yen Fei ingin
sekali mengetahui apa sebenarnya komplek bangunan unik itu,
kebetulan Pelayan paruh baya sudah tiba mengantarkan pesanan,
Yen Fei dan Kim Lan,
" Lopek, .. komplek bangunan berbentuk Pat kwa itu sangat unik ,
sebenarnya gedung apa itu ?"
" itu adalah Markas besar kaypang yang baru , Sicu !"
dengan sangat hati hati pelayan paruh baya itu menyebutkan
perkumpulan Kay pang sambil menoleh ke kiri dan kanan.
kemudian segera bergegas meninggalkan meja Yen Fei.

Tiba tiba dari luar masuk tiga orang berpakaian pengemis masing
masing membawa sebuah tongkat ,
" Hai.pelayan , cepat panggil Tan Lao Ye keluar !"
teriak salah seorang pengemis yang terlihat sangat galak dan
angkuh, sangat kontras dengan pakaian yang mereka kenakan .

"Mohon maaf Sicu , Tan Lao ye belum datang , ada pesan


apakah ?,.nanti kalau Tan Lao ye sudah datang akan kami
sampaikan !"

" Katakan kepada Tan Lao Ye ,


kalau Shan Lokai , sudah kesini meminta iuran wajib untuk partai
Kaypang , karena masih banyak tempat yang harus kami datangi,
sampaikan saja pada Tan Lao Ye , untuk mengantarkan ke markas
Kaypang,.dan kami akan tunggu sampai sebelum matahari
terbenam iuran wajib sudah harus diserahkan kepada kami !"

" Akan saya sampaikan, akan saya sampaikan , pesan dari sam wi
sicu.! "
berkata sang pelayan Paruh baya dengan suara bergetar karena
perasaan takut.kepada tiga orang pengemis , yang di sebut Sam
Lokai itu.

Hanya dalam sekejap ketiga orang pengemis itu sudah menghilang


dari pandangan.
menandakan ketiga orang pengemis itu bukanlah orang
biasa ,.akan tetapi.memiliki ilmu Ginkang Yang sangat Hebat,
hanya dalam sekejap bisa muncul dan menghilang begitu saja.
percakapan antara pelayan paruh baya dengan ketiga orang
pengemis yang di sebut sam.lokai ini ,.menarik perhatian Yen Fei
dan Kim Lan.
tiga orang pengemis itu mempunyai tingkat kepandaian yang tidak
boleh diremehkan , tentu saja di dalam markas Kaypang akan di
jumpai banyak orang orang yang berilmu tinggi.

" Lan.Moi , ayo kita segera menuju ke markas besar Kaypang, kita
temui Cia Pek Liong, Bocah Pla plo itu !"
dengan perasaan geram, setelah melihat banyak tingkah pola
anggota kaypang .

" Akan tetapi Fei Ko, lebih baik kita menemui dan melihat kejadiaan
yang sebenarnya, lagi pula kita tidak boleh mencampuri urusan
internal partai orang, lebih baik kita bertamu baik baik , bertamu
sebagai teman dan kita bisa bertanya dengan si Pla Plo pek liong "

" Baiklah Lan Moi, aku juga tidak suka mencampuri urusan dalam
partai orang, aku akan mengingatkannya sebagai seorang
sahabat !"

jarak antara Kim Kiok Chun


sampai ke markas besar Kaypang kira kira ada sepuluh Li , dan
dalam waktu kima belas menit saja Yen Fei bersama Kim Lan
sudah sampai kedepan Markas besar Kaypang yang sangat luas
Dan megah.

kedatangan Yen Fei dan Kim Lan disambut oleh dua orang penjaga
gerbang berpakaian perwira , lengkap dengan pakaian Jirah , akan
tetapi pada pakaian yang gagah ini sengaja di beri tambalan kain
beraneka warna , jadi terlihat Lucu dan aneh.

"Ada keperluan apa , jiwi mendatangi markas besar kami?..."


tanya penjaga Gerbang dengan bahasa yang ketus , dan sangat
jauh dari kata ramah, dan juga dengan pandangan jelalayan
memandang Kim Lan yang berwajah Cantik.

" Saya Yen Fei, dan Teman saya Kim Lan putri dari Locienpwe
Chai Kim Hoo, kami adalah sahabat masa kecil dari Pek Liong,
harap sampaikan kepada Pek Liong "
dengan menjurahkan sepasang tangan kearah dada Yen Fei
memperkenalkan diri dengan sopan.
akan tetapi , disambut dengan gaya acuh tak acuh dari kedua
penjaga gerbang.
sungguh tak ada sopan santun kedua orang ini berani memanggil
Ketua kaypang hanya dengan nama pek Liong saja, lagi pula
setahu mereka , ketua mereka tidak punya teman dari orang orang
biasa , selama yang mereka ketahui ketua mereka hanya mau
menemui ketua ketua partai dan pejabat pejabat istana saja.

" Kalian tunggu sebentar !,"


kemudian sang penjaga gerbang membunyikan peluit
" Tuiiiit ! ….."
kemudian melesat empat orang berpakaian perwira juga , tapi
keempat orang ini membawa Tameng dan Golok.

"Jiwi sicu, sudah menjadi peraturan dari markas kami , untuk tamu
yang berkunjung harus menjumpai kepala gedung terlebih dahulu
harus di introgasi dahulu , bila memenuhi persyaratan baru akan
dijumpai oleh pengurus partai , kemudian dari penhurus partai baru
di sampaikan kepada wakil ketua kaypang , setelah itu wakil ketua
akan menyampaikan kepada pangcu, dan bila pangcu berkenan
baru akan menemui
apa bila Pangcu tak berkenan .
tamu tersebut cukup hanya di temui oleh wakil ketua saja !"
berkata salah satu keempar orang perwira dengan nada yang
ketus.
" hualah… aku kesini Hendak menjumpai sahabatku, kog
prosedurnya bertele tele banget seperti hendak menemui seorang
raja saja "
teriak Kim Lan dengan nada kesal.

" Maaf , jiwi Sicu itu sudah merupakan prosedur baku di partai
kami, kalau jiwi tidak mengikuti prosedur kami, kami persilahkan
untuk pulang !"
seloroh pengemis berpakaian perwira tersebut.

" Dasar , peraturan Pla Plo berbelit belit, tapi baiklah kami akan
mengikuti prosedur kalian !
berkata Yen Fei dengan nada gusar.

Yen Fei bersama Kim Lan di kawal oleh keempat anggota Kaypang
berbaju perwira menuju sebuah gedung , keempat perwira itu
kemudian memasuki ruangan ketua gedung.
kemudian Kim Lan dan Yen Fei di persilahkan masuk.
seorang kakek sekitar berumur enam puluhan tahun dengan
rambut dan cambang yang sudah memutih semua,
akan tetapi masih tampak sangat gagah terutama kedua sorot
matanya yang sangat tajam , sejenak memandang kepada Yen Fei
dan Kim Lan.
dan mulutnya tersenyum dengan ramah,

" Apakah Jiwi Sicu adalah murid dari Sin Jiu Yok Sien dan Putri dari
Pendekar Nelayan sakti ,Chai Kim Hoo taihiap?, Lohu sendiri belum
pernah berjumpa dengan beliau berdua , akan tetapi nama besar
beliau berdua sudah menggetarkan dunia Kang Ouw sebagai
pendekar besar penegak keadilan ,.dan Lohu sendiri bergelar Pek
Mo Sin Kai, dari berdirinya Kaypang Lohu sudah menjadi orang
kepercarcayaan Koai Cikung!"

" Benar sekali , locienpwe pek mo sin kai , saya adalah Yen Fei,
dan ini adalah nona Kim Lan, kami berdua kemari hendak berjumpa
dengan sahabat masa kecil kami Cia Pek Liong, dan Locienpwe
Koai Cikung, harap kami di perkenankan "
Berkata Yen Fei dengan rasa hormat.

Sambil menghela nafas panjang


Pek Mo Sinkai kembali berkata dengan nada Lirih
" Satu tahun Yang lalu setelah Koai Cikung mengumpulkan semua
kepala cabang , dan mengumumkan muridnya Cia Pek Liong
menjadi pengganti dirinya, setelah itu lociepwe Koai Cikung tidak
pernah menampakan diri lagi, katanya dia ingin bertapa di tempat
sunyi, Entah dimana Lo Pangcu saat ini ".sambil menghela nafas
wajahnya terlihat menyimpan kesedihan.
" Baiklah , jiwi sicu silahkan menemuai ketua pengurus
partai,.semoga Cia Pangcu berkenan menerima kedatangan kalian
"

Kemudian Pek Mo Sinkai memerintahkan empat orang pengawal


menemani Yen Fei dan Kim Lan menemui pengurus partai,
dari gedung Pek Mo Sinkai menuju ke gedung pengurus partai
jaraknya lumayan jauh melintasi lapangan yang sangat
luas ,menuju ke bagian tengah komplek , dimana berdiri sebuah
pagoda berlantai delapan yang sangat megah , dan dilantai dasar
pagoda itu di pakai menjadi ruangan pengurus partai .

ruangan berbentuk segi delapan itu lumayan luas terlihat berbaris


dengan rapi puluhan pengawal mengelilingi ruangan segi delapan
itu layaknya pasukan istana hanya saja pakaian prajurit penuh
dengan tambalan kain perca beraneka warna.
Dari Atas gedung menuruni tangga seorang kakek botak berbadan
gemuk sambil tertawa menuruni anak tangga.

" Ha ha ha , selamat datang !,..


jiwi sicu di pagoda Kaypang,
kalau tidak salah nona yang cantik ini adalah ,putri dari nelayan
sakti Chai Kim Hoo, dan sicu adalah murid dari Sin Jiu Yok Sien ,
akan tetapi Cia Pangcu hanya berkenan menerima nona chai
sebagai tamu., dan Yen Sicu cukup menunggu disini bersama
lohu ,
ha….ha...ha…."
berkata kakek botak berbadan gemuk ini sambil tertawa tawa,
kakek tua ini terlihat ramah dan lucu, akan tetapi memiliki sorot
mata yang sangat tajam dan aneh .

Yen Fei dan Kim Lan memandang dengan serius kepada Kakek
botak berbadan gemuk itu, sepertinya wajahnya tak asing lagi .
" Apakah kami berhadapan dengan Locienpwe Siauw Bin Giamlo
(malaikat maut berwajah tertawa ) ! "
hampir serempak Yen Fei dan Kim Lan berteriak , karena heran
salah seorang datuk sakti ini berada di markas Kaypang.

" Ha ..ha...ha ! betul sekali , dan kau nona Kim Lan yang dulu masih
kanak kanak sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat
cantik, tak heran Cia Pangcu berkenan menerima anda menjadi
tamu kehormatan, dan kau anak muda murid Sin Jiu Yok Sien
kenapa Juga mengenal Lohu ? "

"Tidak kah locienpwe ingat saat di pulau maha dewa , saat saya
berusaha menolong seorang pertapa yang hendak dipatuk oleh ular
Kim Coa , Locienpwe secara tidak tahu malu melepaskan pukulan
kepada saya untuk merebut kitab Bu Tek Hud Couw ,hingga saya
terjatuh kedalam sumur !"

" Ha ...ha...ha… ternyata kau adalah bocah yang sok jagoan itu,
tapi ajaib kau masih hidup !"
Siauw Bin Giamlo tertawa terpingkal pingkal dengan ekpresi yang
lucu,
Siauw Bin Giamlo memang selalu tertawa, orang akan terkecoh bila
menilai hanya dari ekpresinya yang selalu tertawa gembira , akan
tetapi dia adalah seorang yang sangat licik dan.
kejam.
" Anak anak ayo kalian antar ,nona Kim Lan kepada Cia Pangcu.,
anak muda ini biarkan menunggu bersama Lohu disini ! "
sepuluh orang anggota kaypang mulai mengelilingi Kim Lan,
mereka membungkuk ,memberi hormat,
" silahkan kami antar nona Kim Lan, Cia Pangcu ,.sudah menanti
kedatangan Nona!"

" Tidak sudi !...aku kemari bersama Yen Fei, aku akan menemui
ketua kalian juga bersama Yen Fei, kalau ketua kalian yang bloon
dan Pla plo itu tidak berkenan menerima Yen Fei, aku juga tidak
berkenan , mememui ketua kalian, dan biarkanlah kami pergi dari
perkumpulan pengemis busuk ini !"

Kim Lan sudah sangat marah akan sikap Cia Pek Liong yang tidak
menghargai Yen Fei, apa lagi Kim Lan sudah mengenal Siauw Bin
Giamlo adalah datuk sesat yang sering berbuat kejahatan, tentu
saja Cia Pek Liong dan partai Kaypang bukan lagi partai baik baik.
Kim Lan segera meloloskan sebuah golok akan tetapi berbentuk
sebuah dayung sampan, melotot kepada anggota kaypang yang
mengepung dirinya.

" kalau nona Kim Lan tidak bisa diajak dengan baik baik , tawan dia
!... akan tetapi jangan sampai melukai nona Kim Lan "
teriak Siauw Bin Giamlo kepada anggota Kaypang yang sudah
mengepung Kim Lan dengan sikap siaga.

" Kalau Cia Pek Liong , tidak berkenan menerima kami sebagai
sahabat, harap biarkan kami pergi.dari sini, dan jangan coba coba
memaksa kami ! "
berkata Yen Fei dengan gaya berwibawa,
tiba tiba Yen Fei bergerak dengan sangat cepat mengerahkan ilmu
ginkang Hud- Eng- Po- Hoat ( gerakan bayangan Budha ) tubuh
Yenfei bergerak sangat cepat menyelinap diantara anggota
Kaypang yang mengepung Kim Lan dan jari jari tangan Yen Fei
melancarkan jurus ilmu totok Cui Beng Sin Ci ( jari sakti pengejar
nyawa) menotok jalan darah Tai- Twi-Hiat dan Teng-Sin- Hiat yang
berada di daerah tengkuk membuat kesepuluh anggota Kaypang
mendadak kaku seperti patung.
kini.Yen Fei sudah berada di samping Kim Lan.

Siauw Bin Giamlo sangat terkejut menyaksikan gerakan Yen Fei


yang begitu Cepat hanya dalam waktu sesaat dapat menotok
kesepuluh anggota kaypang .
Kemudian Siauw Bin Giamlo membunyikan sebuah peluit
" Tuiiiit !...."
tiba tiba dari atas pagoda meloncat turun banyak sekali anggoya
kaypang gerakan mereka sangat lincah dan cekatan menandakan
mereka adalah ahli ahli Ginkang terlatih.

" Ayo kalian semua kepung kedua orang ini, jangan sampai lolos ! "
sehabis berteriak Siaw Bin Giamlo melancarkan Pukulan jarak
jauh .
Wuush !....
hawa pukulan dengan tenaga sinkang yang begitu besar
menerbangkan debu beserta daun daun kering menuju ke arah Yen
Fei dan.Kim Lan ,
kim Lan segera berkelit menghindar ke sebelah kiri.
sedangkan Yen fei bergerak mengerahkan ilmu Hud- Couw - Sin -
kun gerakannya sangat aneh menggunakan dengkul dan sikut
merobohkan anak buah kay pang yang mengeroyoknya lalu
dengan cepat melemparkan tubuh anak buah kaypang tersebut ke
arah Siauw Bin Giamlo , tubuh anak buah kaypang yang melucur
itu tepat terkena pukulan jarak jauh dari Siauw Bin Giamlo.
Duuuuuk !....
Auuuugh.!....
suara jeritan yang menyanyat hati dari anak buah Kaypang yang di
lempar Yen Fei , kemudian tubuh anak buah kaypang itu Hancur
meledak diudara darah dan bagian tubuh
muncrat kemana mana , seperti efek terkena bahan peledak
berkekuatan tinggi.
begitu besar kekuatan tenaga sinkang dari Siauw Bin Giamlo
menandakan tingkat kepandaiannya sudah mencapai tingkat
sempurna.

para anggota Kaypang yang menyaksikan nasib salah satu teman


mereka terkena pukulan Siauw Bin Giamlo mendadak jerih ,
otomatis mengendurkan kepungan terhadap Kim Lan,
kesempatan itu tidak disia siakan oleh Kim Lan.
Kim Lan mengamuk menggerakan dayung bajanya,
gelombang sinar hitam bergulung gulung menyasar
kepada.anggota Kaypang yang terdekat, setiap.dayung baja
mengenai sasaran pasti jatuh korban., suara teriakan kesakitan
karena remuknya tulang kaki dan tulang tangan dari anak buah
anggota Kaypang susul menyul bahkan jerit kematian saat dayung
baja mengenai kepala , dan menghancurkan isi.kepala seperti
semangka yang di hantam oleh palu godam.

Siauw Bin Giamlo kembali melancarkan pukulan Giamlo Sin Ciang


kepada Yen Fei akan tetapi kali ini dari jarak dekat
Hawa pukulan yang begitu besar menyerang kepada Yen Fei,
Angin yang di timbulkan oleh pukulan Siauw Bin Giamlo
menerbangkan pasir dan debu
rambut Yen Fei berkibar kibar seperti tertiup angin dari baling baling
Helikopter .
pukulan telapak tangan itu semakin mendekat kewajah Yen Fei
jarak telapak tangan dan wajah Yen Fei tinggal sekitar satu
penggaris.
akan tetapi tiba tiba Yen Fei menyambut datangnya telapak tangan
berkekuatan sinkang yang teramat besar itu hanya dengan satu jari
telunjuk degan mengerahkan Ang Tok Sin kang yang berkekuatan
panas,
jari telunjuk Yen Fei yang semula berwarna putih berubah warna
menjadi merah seperti bara api .
Craaaaap !....
telapak tangan dari Siauw Bin Giamlo tertembus oleh jari telunjuk
Yen Fei .
darah muncrat dari telapak tangan Siauw Bin Giamlo .
dan tenaga sakti Ang tok sinkang menghanguskan telapak tangan
Siauw Bin Giamlo.
Auuuugh !....
Teriakan kesakitan yang amat sangat bergema diangkasa
Yen Fei tidak mau menyia nyiakan kesempatan yang ada , telapak
tangan kiri Yen Fei melancarkan pukulan Hek Tok Sin Ciang yang
berhawa dingin
pukulan bertenaga sinkang dari jark dekat ini tepat mengenai
jantung Siauw Bin Giamlo.
kekuatan tenaga sinkang berhawa dingin ini telah membekukan
semua darah ditubuh Siauw Bin Giamlo.
tubuh Siauw Bin Giamlo berubah menjadi kaku bagaikan
bongkahan es balok.
dan tubuh itu terjatuh ketanah
Praaaaak !....
tubuh Siauw bin Giamlo yang sudah membeku hancur menjadi
kepingan berserakan di lantai, bagaikan es balok yang terjatuh.

Kim Lan yang dikeroyok puluhan anggota Kaypang terlihat semakin


kewalahan dan kelelahan , apa lagi kini di keroyok oleh anggota
Kaypang yang memiliki ilmu Ginkang tingkat tinggi .
tiba tiba dari atas pagoda meluncur turun sepuluh orang anggota
kaypang , sambil meluncur turun ke sepuluh orang ini melemparkan
belati.
Wuuush !...
sepuluh batang belati ini meluncur ke arah Kim Lan.
Kim Lan Menggerakan Dayung bajanya ,.gulungan cahaya hitam
dari dayung baja berhasil menyampok runtuh belati belati yang
mengarah pada dirinya
akan tetapi ,....
Craaaaap !...
salah satu belati berhasil menancap pada dada kiri Kim Lan.
Augh!... Kim Lan pun jatuh terjengkang.

".Lan Moi !...."


Yen Fei segera melesat ke arah Kim , akan tetapi sepuluh anggota
kaypang tersebut kembali.melemparkan belati belati nya .
wush !..wush!..wush!..
puluhan belati itu meluncur sangat cepat ke arah Yen Fei.
Yen Fei.segera mengubah posisi kuda kuda nya menyamping
dengan melebarkan kuda kudanya keposisi yang sangat rendah
kedua kaki Yen Fei melebar sampai menyentuh tanah dengan
posisi "SPLIT" Yen Fei mengerahkan pukulan Hud-Couw-Sin-
Ciang ( Telapak Sakti.manusia dewa.)
puluhan belati yang.meluncur ke arah Yen Fei Itu kini Berbalik arah
dengan sangat cepat ,
puluhan batang belati itu kini meluncur.dengan sangat cepat
melebihi.kecepatan peluru menembus tubuh ke sepuluh anggota
kaypang itu .
jerit kematian kembali menggema angkasa.
Pagoda Kaypang yang indah dan megah ini menjadi saksi
pembantaian, seratus lebih mayat bergelimpangan.

Kim Lan yang mengeluarkan banyak darah akibat belati terbang


kini semakin pucat.
" Fei ko….."
Kim Lan berteriak lirih
".Lan.Moi !..."
Yen Fei segera mendekati Kim Lan,.
akan tetapi tiba tiba sebuah bayangan orang memakai pakaian
pengemis menyambar tubuh Kim Lan Sangat cepat sekali tubuh
Kim Lan sudah dalam bopongannya .
secepat.kilat melarikan diri ke sebelah selatan.pagoda .

" Bedebah !...jangan lari!.."


Yen Fei.segera mengerahkan ilmu Ginkang Hud - Eng - Po- Hoat.
melesat cepat mengejar pengemis yang membopong Kim Lan.
sekarang jarak mereka tinggal sekitar tiga meter,.kini dapat dilihat
dengan jelas , yang membopong tubuh Kim Lan adalah seorang
pemuda seusia.Yen Fei akan tetapi rambutnya riap riapan
wajahnya yang bloon.dan.sinar matanya.seperti orang Plongak
Plongok , tidak salah lagi pemuda itu adalah Cia Pek Liong sang
ketua Kaypang

" Hei.! …..Pek Liong !...bocah bloon Plaplo !...ayo lepaskan Kim
Lan!...Kita bertarung secara jantan !.."

akan tetapi Pek Liong tidak menggubris Yen Fei, malah


mempercepat.larinya memasuki sebuah gedung i tepat dibawah
sebuah bukit.
Yen Fei mengejar memasuki gedung akan tetapi di dalam gedung
yang berupa aula yang cukup luas ini terdapat empat buah lorong .
Yen Fei berhenti sejenak , harus menuju lorong yang sebelah
mana?
di saat hendak mengambil kepututusan itulah , mendadak
terdengar suara gemuruh ,
mendadak lantai yang diinjak Yen Fei retak retak, Yen Fei kaget
segera mengerahkan ginkang meloncat kedepan ,.akan tetapi
retakan lantai.begitu cepatnya , lantai seisi.ruangan aula ambrul
kebawah,.dengan sangat cepat tubuh Yen Fei juga ikut jatuh
kebawah !..
tubuh yen fei masih terus meluncur akan tetapi belum juga
mencapai dasar, menandakan kalau jurang ini.sangatlah dalam
sekali ,
akhirnya tubuh Yen Fei mencapai dasar jurang ,.dengan melakukan
salto diudara kaki Yen Fei dapat menyentuh.dasar jurang
dengan.selamat,
untung saja Yen Fei menguasai ilmu ginkang tingkat tinggi,
kalau orang biasa yang jatuh kebawah jurang yang begini dalam
niscaya tubuh nya.akan hancur.
Chai Kim Lan, Setengah sadar saat tubuhnya di turunkan di sebuah
Dipan beralaskan sprei sutra halus, antara sadar dan tidak sadar
melutnya menggigau
" fei ko,....Fei ko...aku merasa sangat dingin !..."
kemudian sepasang tangan mengambilkan selimut tebal di
sampirkan ke tubuh Kim Lan, dengan penuh kelembutan tangan itu
membelai rambut Kim Lan.
Kim Lan masih terus.menggigau
memanggil manggil nama Yen Fei , lalu tangan Kim Lan di
genggam erat oleh sebuah tangan yang kekar dan berotot.
Sang pemuda yang duduk disamping Kim Lan berkata lirih
" Lan moi, kamu sangat cantik sekali, … aku sudah merasa suka
padamu saat pertama kali berjumpa, aku sangat mencintaimu Lan
moi !"

" Aku juga sangat mencintaimu Fei ko… aku akan ikut kemanapun
kau pergi !.."
berkata Kim Lan antara sadar dan tidak sadar .

Pemuda yang duduk disamping dipan kemudian berdiri, kemudian


bertepuk tangan tiga kali , tak lama berselang masuklah enam
orang pelayan wanita , dan seorang kakek tua
mereka semua memberi hormat dengan membungkuk

".Kami siap menerima perintah , yang mulia Cia Pangcu !"


kata kakek tua berpakaian pengemis yang rambut dan cambangnya
sudah memutih semua.

" Pek mo susiok, tolong jaga Nona Kim Lan ,.dan.layani sebaik
baiknya, dan para pelayan sediakan makanan dan pakaian terbaik
untuk nona Kim Lan !"
"Baiklah Cia Pangcu , pelayan dan pengawal akan menjaganya
selam dua puluh empat jam , dan Tabib Kwee sudah kami panggil
untuk mengobati luka yang di derita nona Kim Lan.! "

" Terima.kasih Pek Mo Susiok ,Kalau ada hal hal yamg mendesak
Pek mo Susiok segera beri tahu saya "

sebelum meninggalkan kamar , Cia Pek Liong kembali


menggenggam erat tangan kim Lan, kemudian membelai kepala
Kim Lan

Cia Pek Liong kemudian berjalan sampai kesebuah taman , duduk


termenung sambil menggit sebatang rumput
" Lan Moi , dari pertama kali berjumpa aku sudah jatuh hati
padamu, mengapa dari saat remaja kau lebih menyukai Yen Fei !...
apa.karena aku kalah tampan? tapi aku sekarang memiliki
ilmu.kepandaian yang tinggi, aku sudah menjadi ketua
perkumpulan besar,...aku sudah kaya raya ...semua yang kau
inginkan pasti dapat kupenuhi!..
apa.lagi Yen Fei sekarang sudah tewas jatuh kedalam jurang ,..,
aku yakin engkau akan membalas cintaku !.."

kemudian Cia Pek.Liong tersenyum.senyum sendiri ,


dengan sorot mata yang aneh
seperti orang bloon dan tidak fokus,.kemudian Cia Pek Liong
berteriak.teriak histeris.
" Mengapa Tuhan tidak adil !...
mengapa dari kecil aku harus menderita.!...selalu dihina !...
hidup terlunta lunta !....
ha… ha...ha… tapi sekarang tidak lagi !....tidak.lagi !...aku akan
mendapatkan semua yang aku inginkan !... termasuk dirimu , kim
Lan.ku yang cantik !...
akan aku hancurkan semua yang menentangku!...
kemudian Cia Pek Liong mengepal tangannya ,.matanya melotot
menakutkan,
tiba tiba dua tangan yang terkepal itu menghantam tembok
" Braaaaak !...."
suara reruntuhan bergemuruh
belum puas dengan kelakuannya , Cia Pek Liong
kembali mengahantam tiang tiang penyangga gedung Pavilyun ,
" Kraaaak !...Kraaaaak !...."
akhirnya seluruh bangunan pavilyun rata dengan tanah.
dan cia pek liong berlari sambil tertawa terbahak bahak.

Cia Pek Liong , sejak masa kecil sudah mengalami tekanan bathin,
hidup terlunta lunta menjadi pengemis kecil, yang hampir.mati
kelaparan saat.di.temukan.oleh Koai Cikung, kemudian diangkat
menjadi.murid.
akan tetapi nasib telah membawanya terdampar ke pulau siluman,
mewarisi semua ilmu sakti dari pulau siluman ,
akan tetapi akibat racun kalajengking merah dan racun tawon putih
telah banyak merusak sel syarafnya , di tambah lagi dengan
pergaulannya yang lama dengan gurunya yang sinting nenek Tan
Sim.Nio yang juga sinting.
membuat Cia Pek.Liong menjadi seorang sakti tapi
mempunyai.kelainan Jiwa.

Setelah keluar dari Pulau Siluman , bertemu dengan Siauw Bin


Giamlo yang pandai bicara ,cerdik dan licik, mengetahui kelaianan
jiwa Cia Pek Liong , maka di manfaatkan oleh Siauw Bin Giamlo
untuk mengumpulkan harta kekayaan dan berbuat kejahatan, Cia
pek Liong di ibaratkan hanya menjadi ketua boneka di partai
Kaypang, sedangkan semua strategi dan kebijakan diatur oleh
Siauw Bin Giamlo.
Kita tinggalkan sejenak Kim Lan dan Cia Pek Liong .
untuk mengikuti perjalanan.nasib Yen Fei yang jatuh kebawah
jurang saat mengejar Cia Pek Liong.

***
jurang dibawah lantai ini kedalamannya mungkin sekitar seratus Li ,
jurang yang sangat.dalam dengan dinding yang licin dan terjal.
Yen Fei melihat sekeliling dasar jurang terdapat trowongan yang
lebar sekali,
Yen Fei pun terus berjalan memasuki trowongan dasar jurang , dan
menelusurinya , keadaan didalam trowongan gelap gulita , akan
tetapi sampai diujung rerlihat cahaya matahari yang masuk dari
sebelah kanan,
Yen fei pun mengikuti belokan trowongan ke sebelah kanan
yang ternyata terhubung sampai kesebuah mulut Gua .

Yen Fei pun berjalan keluar,


sinar matahari terang benderang , ternyata trowongan tersebut
telah membawa Yen Fei tiba di sebuah hutan rimbun di dasar
jurang pegunungan Thai Hang Shan.
akan tetapi hutan ini di kelilingi oleh bukit bukit yang sangat curam ,
yang tingginya juga ratusan Li .

tiba tiba , Yen Fei mencium bau seperti bau daging yang di
panggang karena penasaran Yen Fei mengikuti asal bau daging
panggang itu, semKin diikuti baunya semakin tajam aroma daging
panggang itu berasal dari balik pohonRong shu yang berukuran
Raksasa dangan akar akar sebesar paha manusi yang menjulur
dan menjuntai

terlihat seorang kakek tua berpakaian pengemis sedang


asyik.memanggang daging kelinci .
" Daging wangi, daging enak, akan tetapi.tidak.lengkap tanpa
arak.wangi.!"
dan kakek itu sambil bersiul siul dan bernyanyi sendiri.
" langit adalah atapku , bumi adalah lantaiku, dimanapun sama saja
, ha ha ha...hidup hanya untuk hidup, buat apa menyianyiakan
kehidulan hanya untuk hayalan."

Yen Fei lalu menampakan diri dari pohon Rong Shu.


sekarang tampak sangat jelas kakek pengemis yamg sedang
memanggang daging kelinci itu adalah Koai Cikung datuk sakti
pengemis utara.
" Terimalah hormat tecu.,Locienpwee Koai Cikung !"

" Ha...Ha...Ha… Lohu sudah hampir setahun sendirian di dasar


jurang ini, kini Lohu di beri teman ngobrol !..."

Koai Cikung memandang dengan seksama , kemudian tertawa


terbahak bahak
" ha..ha..ha..apakah kau adalah Yen Fei bocah ajaib yang jatuh
kedalam sarang Kim Coa.di pulau maha dewa? , kau sekarang
sudah tumbuh gagah dan tampan seperti muridku Pek Liong "
saat.menyebut Pek Liong wajah Koai Cikung tiba tiba
berubah.murung, ada seberkas kesedihan yang terlihat di
wajahnya.

Raut wajah Koai Cikung yang muram, melukiskan ada sesuatu


yang membuat Datuk sakti yang terkenal dengan Julukan Dewa
Cikung aneh ini, yang biasanya selalu ceria dan gembira.
dapar juga bersedih hati.

" Mohon maaf kalau boleh tecu tahu, mengapa Locienpwe bisa
berada disini?,

Koai Cikung terdiam sejenak, kemudian menceritakan kejadian


yang dialaminya
" Setelah, saya mengumpulkan seluruh kepala cabang ,
mengumumkan kalau Cia Pek Liong menjadi penggantiku untuk
memimpin partai Kaypang, setelah itu timbul pertengkaran ku
dengan Siauw Bin Giamlo, yang hendak ikut ikutan mempengaruhi
Pek Liong dalam kebijakan partai Kaypang., maka terjadilah
pertarunganku dengan Siauw Bin Giamlo, kami bertarung seimbang
, akan tetapi tiba tiba Siauw Bin Giamlo melarikan diri ke dalam
gedung , Lohu mengejarnya, dan pada saat mengejarnya itulah
Lohu terjatuh kejurang yang berada di bawah lantai ini, ternyata
jebakan ini sudah sengaja di sediakan , aku sangat khawatir kalau
Pek Liong bergaul dengan Siauw Bin Giamlo , dan terpengaruh
dengan pikiran jahatnya, mulanya aku memilih Pek Mo sinkai untuk
menjadi wakil ketua membantu Pek Liong,"

" tidak tahukah Locienpwe, kalau partai kaypang saat ini sudah di
selewengkan oleh pek Liong yang melakukan banyak kejahatan,
termasuk perampokan, dan Siauw Bin Giamlo yang menjadi wakil
ketua sudah banyak merekrut tokoh tikoh dari Hek To (golongan
sesat).
Akan tetapi , Siauw Bin Giamlo sudah tewas di tangan tecu , akan
tetapi saat tecu mengejar Pek Liong yang menculik Nona Kim Lan
tecu juga masuk perangkap terjatuh kesini "
dengan nada geram dan berapi api Yen Fei bercerita kepada Koai
Cikung.

" Aaaah...apa yang lohu khawatirkan , benar benar terjadi ! "


Koai Cikung menghela nafas dan raut wajahnya penuh dengan
rasa kecewa.

" Locienpwee,.. kita harus segera keluar dari tempat ini, dan
menghentikan segala kejahatan yang dilakukan oleh pek Liong !.."

" Untuk mendaki kekuar dari jurang Thai hang shan ini bukan
perkara mudah , harus mendaki tebing terjal lebih dari seratus Li,
Lohu sudah tua, dan rasanya sukar untuk dapat mendaki tebing
terjal ini."

" Aku yang akan membopong Lo Cienpwe mendaki tebing ini !


Lo Cienpwee tidak perlu khawatir, di dalam anggota kaypang masih
banyak yang setia kepada lo cienpwee, kita harus segera keluar
dan membenahi partai Kaypang yang sudah menyeleweng! "
" Baiklah ,Yen Fei.. kita coba untuk mendaki tebing ini, dan aku
sangat berharap.sekali Kaypang dapat kembali menjadi partai yang
lurus, akan tetapi ada satu permintaan dari Lohu…bila kau berhasil
mengalahkan Pek Liong, aku berharap kau.mau mngampuninya
dan kembalikan kepada Lohu,... Pek Liong sudah seperti anak
kandungku, sungguh kasihan nasibnya yang dari kecil hidup
terlunta lunta !"

" Aku berjanji Lo Cienpwe tidak akan mencelakakan Pek Liong, aku
juga berharap dia bisa insyaf dan kembali ke jalan yang benar, aku
saat ini sangat khawatir dengan keadaan Kim Lan , Ayo
Locienpwee kita cari jalan keluar , Lo Cienpwee yang sudah lama
berada disini pasti lebih tahu keadaan disini.! "

" Kita saat ini berada didasar jurang terdalam di pegunungan Thai
Hang Shan, seandainya kita mendaki bukit ini Butuh waktu sekitar
satu hari , akan tetapi resikonya sangat besar ,karena dindingnya
sangat curam, bila kita mendaki tebing yang ada di sebelah utara
itu, tebingnya memang agak landai akan tetaoi kita harus melintasi
semak belukar , dan tubuhan beracun , dan setelah itu harus
menerobos hutan Rong shu.
setelah itu masih harus mendaki lagi , mungkin butuh waktu dua
sampai tiga hari "

" Sepertinya mendaki tebing sebelah utara lebih mudah ,masalah


tanaman beracun Locienpwe tidak Usah Khawatir ! "

" oh iya… Lohu lupa kalau kau adalah murid Sinjiu Yok Sien yang
ahli dengan segala jenis racun, Ha...ha...Ha… dan kita akan segera
bebas , aku sudah lama gak minum arak !...tidak minum arak
rasanya hidup ini sangat hambar ! "

" Lo Cien Pwee , Tecu masih ada pesediaan sebotol arak!..


ini.untuk Lo Cienpwee ,.minumlah ! .. tapi ini adalah arak empedu
ular cobra yang sangat keras sekali, fungsinya sebenarnya adalah
untuk menghancurkan gumpalan darah beku pada luka dalam, tapi
tidak apa apa orang sehat juga boleh minum, cuma rasanya sangat
pahit !.."

Koai Cikung segera meraih botol.arak pemberian Yen Fei


kemudian dibukanya tutup botol
Aroma arak yang sangat keras tercium ,
" Arak.bagus !... Arak bagus !...
glek.glek glek tiga tegukan langsung arak empedu ular cobra
memasuki tenggorokan Koai Cikung, rasa hangat segera timbul ,
wajah Koai Cikung segera merona merah, menandakan reaksi arak
sudah mulai naik.
".Ha...ha..ha…. enak sekali arak ini,!..."
tiba tiba Koai cikung berjoged joged dengan gayanya yang lucu.
kemudian Koai Cikung pun menyanyikan sebuah syair:

Apa itu rejeki ?...


rejeki adalah segala sesuatu
yang ada pada diri kita.
Rejeki memiliki , belum tentu
rejeki untuk menikmati.
Rejeki menikmati belum tentu dapat memiliki
hayooo ….pilih mana ?
rejeki memiliki atau rejeki menikmati…

Yen Fei mendadak bengong mendapat pertanyaan dari Koai


Cikung
" Mohon petunjuknya Locienpwe... pengetahuan tecu akan
filsafat.masih sedikit sekali !.."

" Tentu saja sangat berbeda antara rejeki memiliki dan rejeki
menikmati, kita ambil contoh sederhana saja, banyak sekali orang
orang kaya raya yang menumpuk banyak sekali kekayaan, karena
terlalu cinta dengan harta, dia menjadi kikir takut hartanya
berkurang , dan dia sendiri tidak bisa menikmati hartanya sampai
ajal menjemput .
contoh lainnya , kita lihat banyak sekali saudagar yang terlalu sibuk
bekerja dari pagi hingga larut malam , dan tidak ada waktu untuk
menikmati hasil kerjanya sendiri ,walau dia mempunyai rumah yang
sangat besar dan megah, akan tetapi yang menikmati adalah para
pelayan pelayan yang tinggal di dalamnya, sedangkan dia sendiri
seperti diperbudak oleh kesibukannya sendiri ,
sementara ada juga orang yang mendapat rejeki menikmati
walaupun tidak memiliki banyak kekayaan , dia dapat menikmati
tidur dengan nyenyak tanpa harus diganggu akan pikiran pikiran
dan ambisi, dia dapat menikmati makanan apa yang dia suka,.dia
bisa kemana saja ketempat yang dia sukai , hidupnya seperti
seekor burung dialam bebas ,tanpa terikat dengan segala rutinitas
yang membelenggunya."

" Bukankah manusia hidup selalu terikat dengan segala rutinitas


sesuai dengan profesinya , locienpwe ?"
tanya Yen Fei

" Memang benar sekali semua orang harus terikat dengan rutinitas
sesuai dengan profesinya , profesi dan pekerjaan hanya untuk
menafkahi kehidupan, bukannya mengorbankan kehidupannya
hanya untuk pekerjaan ataupun ambisinya sendiri ! "

sambil mengobrol Yen Fei dan Koai Cikung terua berjalan tak
terasa mereka telah sampai ke ujung sebelah utara jurang ,.dan
langkah mereka terhenti karena sudah mencapai batas tebing ,
yang walaupun landai akan tetapi dipenuhi dengan
tanaman.merambat dan berduri.
tanaman yang tumbuh merambat seperti benalu akan tetapi
berukuran besar dengan batang yang sebesar jari telunjuk dan di
sepanjang batang tumbuhan rambat ini penuh dengan duri duri
yang tajam.
Yen Fei berhati hati memetik selembar daun dari tanaman berduri ,
pada saat daun tanaman rambat di petik dari ujung tangkai daun
menetes getah berwarna hijau pekat , dan getah tersebut berubah
menjadi uap asap berwarna kehijauan.

" tidak salah lagi, ini adalah tanaman Ban- Li- Sheng ( tali sepuluh
ribu Li ) tanaman langka yang sangat beracun, baru kali ini aku
melihatnya, menurut suhu Sin Jiu Yok Sien , pada zaman dinasty
Qin tanaman ini di manfaatkan oleh kaisar chin shi huang untuk
memagari gedung rahasia dari serangan musuh ! "

" Benar sekali tanaman ini sangat beracun , Lohu sering lihat kelinci
ataupun burung yang terkena duri tanaman ini langsung tewas
seketika ,bahkan pernah ada kambing gunung yang terjebak juga
tewas seketika., itulah sebabnya Lohu tidak berani melintasi semak
belukar yang di.penuhi tanaman beracun ini, dan.bila harus
membabat tanaman ini dengan senjata baru melintasi akan butuh
waktu berapa lama?.., lagi pula sangat beresiko sekali "

" menurut suhu Sin Jiu Yok Sien untuk mencegah masuk nya racun
tanaman Ban-Li- Sheng ini pori pori Kulit Harus tertutup dengan
tanah liat, Tecu sendiri belum pernah mencobanya "

Kemudian Yen Fei mengambil segenggam tanah di balurkan


ketangan , lalu meneteskan getah getah tanaman Ban Li Sheng
yang hijau pekat itu , setelah menunggu lebih dari lima belas menit ,
tidak muncul reaksi apa apa , Yen Fei tersenyum gembira .
" Benar sekali , penawar racun Ban Li Sheng ini , hanya dengan
tanah liat !"

" Ha...ha...ha… ternyata sangat seeerhana sekali, seandai nya lohu


tahu , tidak perlu terkurung disini dan puasa minum arak selama
satu tahun ! "
dengan tertawa gembira Koai Cikung membalurkan seluruh
tubuhnya dengan tanah liat.
" ha..ha..ha.. Locianpwe terlihat seperti prajurit terakota yang ada di
makam kaisar Qin !"
walaupun mentertawakan Koai Cikung Yen Fei juga membalurkan
seluruh tubuhnya dengan tanah liat hanya tersisa kedua bola
matanya saja

" Ha..ha..ha...kau juga terlihat lucu Yen Fei , seperti seekor tikus
yang keluar dari comberan !"

dengan tertawa gembira Yen Fei bersama kakek sakti Koai


Cikung , berlari menaiki tebing yang dipenuhi dengan tanaman Ban
Li sheng ini.
hanya dalam waktu satu hari Yen Fei bersama Koai Cikung kembali
mencapai kota Tai Goan.

Karena tebing yang didaki Oleh Yen Fei bersama Koai Cikung
adalah tebing yang berada di sebelah utara Thai Hang Shan ,
mereka sampai di kota Tai Goan tapi di sebelah utara yang jauh
dari markas Kaypang yang berada di sebelah selatan kota.

melalui jalan berkelok sampailah mereka pada sederet pertokoan ,


termasuk kedai arak dan warung makanan .
Kruyuk !...kruyuk !...kruyuk !...
" Hi..hi..hi. perut lohu sudah berbunyi minta diisi ".
kemudian hidung Koai Cikung mendengus dengus ..
" Aku mencium bau arak , ayo Yen Fei kita segera ke kedai arak
makan dan minum sampai puas , ha...ha..ha…!
Koai Cikung mempercepat langkah hendak segera menuju ke kedai
arak ,

akan tetapi segera dicegah oleh yen fei


" e..eh… tunggu sebentar locienpwe, dengan keadaan tubuh kita
yang masih dipenuhi lumpur bagaimana bisa kita minum di kedai
arak , bukankah akan menjadi pusat perhatian orang , jangan
jangan mereka malah ketakutan ,dikira prajurit terakota dari makam
kaisar chin mendadak hidup dan gentayangan ! "

" Waduuuuh ... terus bagaimana ? kita tidak membawa bekal baju
ganti !"
dengan gaya yang jenaka sambil garuk garuk kepala Koai Cikung
cemberut seperti anak anak yang kehendaknya dilarang.
kemudian Yen Fei berbisik kepada Koai Cikung, wajah yang
cemberut itu kembali tersenyum ceria.

" Ayo Yen Fei !... kita lewat wuwungan rumah saja agar tidak
menarik perhatian orang.
tiba tiba Koai Cikung berlari cepat mengerahkan ilmu ginkang
tingkat tinggi kemudian melompat keatas wuwungan gedung
disusul oleh Yen Fei , juga mengerahkan ilmu ginkang
Hud Couw Po Hoat, kini kedua orang itu bagaikan bayangan setan
berkelebat dan berlompatan dari satu wuwungan rumah ke
wuwungan rumah yang lain,

sampailah Koai Cikung dan Yen Fei di atas wuwungan sebuah


gedung yang mewah dan indah yang pada bagian belakang
gedung terdapat sebuah ruang terbuka yang di kelilingi tembok
tinggi , kemudian Koai Cikung melompat turun bersama Yen Fei.
" Aha… tempat yang kita cari sudah kita temukan ! "
berguman Koai Cikung dangan tersenyum.
" Betul sekali Locienpwe !..kita sekarang berada di halaman
belakang rumah orang, sepertinya ini rumah orang kaya, sumurnya
bersih dan tersedia bak mandi, dan pakaian pakaian yang di jemur
juga indah indah, sepertinya ini adalah rumah pembesar , atau
hartawan, silahkan.Locienpwe mandi dulu dan berganti pakaian ,
tecu akan berjaga jaga, nanti kita gantian tecu yang mandi dan
Locienpwe yang berjaga ! "
Yen Fei berjalan melintasi jalan pergola yang memisahkan
bangunan utama dengan halaman belakang , terdengar suara
dibalik sebuah kamar
" Giok hua , kau sangat cantik sekali ,aku sudah kangen dengan
pelayanan mu sangat hebat.! "

" Hi...hi..hi.. Loya , selalu begini., setiap Tua nio berpergian Loya
selalu minta aku layani,..."

".Kau memang lebih cantik dan lebih hebat pelayanannya


dibanding tua nio yang sudah tua dan.kempot !"
kemudian terdengar suara dengusan nafas memburu dan ketawa
cekikan dari balik kamar.

Ooh... ternyata itu adalah suara pemilik rumah yang sedang


berselingkuh dengan pelayannya,.. Yen Fei gak peduli dan tidak
mau.mencampuri urusan orang lain, lagi pula tujuannya bersama
Koai.Cikung hanya untuk numpang mandi.

saat kembali.ke sumur terlihat Koai Cikung sudah.selesai.mandi


dan berganti pakaian sutra yang indah dengan sulaman
halus,.akan.tetapi agak kebesaran..
" Ha...Ha...Ha… Locienpwe terlihat seperti.seorang pembesar
istana ! "

" Lohu sebenarnya tidak nyaman mengenakan pakaian


ini.,kebetulan yang muat.baju yang ini yamg lain pakaian anak
muda dan ukurannya sesak , ayo Yen Fei kau segera mandi Lohu
yang akan berjaga jaga ! "
Koai Cikung yang duduk menunggu di lantai pergola,.tiba tiba Koai
Cikung di kagetkan dengan bunyi berderik pintu di buka dan
terdengar langkah kaki orang berjalan dan suara perbincangan .
" Giok hua Kau memang luar biasa cantik dan pandai memuaskan
Loya ! sekarang kita mandi, loya sangat suka kalau dimandiin oleh
mu .."

" hi...hi..hi.. Loya memang manja seperti anak anak saja minta
dimandikan, ..tapi nanti Giok hua dibelikan perhiasan baru ya…."

terlihat seorang pria tua berbadan gendut bersama dengan seorang


wanita genit berusia sekitar dua puluh lima tahunan hanya
memakai pakaian dalam dengan rambut acak acakan ,mereka
berjalan dari koridor hendak ke halaman belakang .

" Celaka.!..pemilik rumah hendak menuju sumur,.sedangkan Yen


Fei belum selesai" pikir Koai Cikung
tiba tiba Koai Cikung segera melesat , gerakannya sangat cepat
hanya terlihat seperti bayangan berkelebat tahu tahu Koai Cikung
sudah berada di belakang pemilik rumah dan pelayan wanitanya.
dengan gerakan yang sangat cepat Koai Cikung menotok Jalan
darah Tai Tui Hiat yang berada di tengkuk pemilik rumah dan
pelayan wanitanya
Pria gendut yang dipanggil Loya dan pelayan wanitanya melongo
kaget dan badannya pun kaku tak dapar digerakan
mereka hanya melihat bayangan berkelebat lalu menghilang.

" Yen Fei !... kamu sudah belum!..ayo segera , yang punya rumah
akan segera ke kamar mandi ! "

'Sudah selesai Locienpwe ! "


tiba tiba Yen Fei sudah berdiri di hadapan Koai Cikung
mengenakan pakaian putih yang indah , bagai seorang Siu Cai
(Sastrawan) yang terpelajar.

"Ayo kita segera pergi dari sini !"


teriak Koai Cikung.
hanya dalam sekejap saja Yen Fei dan Koai Cikung meloncat
keatas wuwungan dan lalu mengjilang, karena mereka berdua
merupakan ahli Ginkang yang sudah mencapai tingkat tinggi,
sementara pria Gemuk yang dipanggil Loya bersama pelayan
wanitanya saat dapat bergerak kembali setelah terbebas dari
totokan , berteriak kaget
" Apa yang terjadi ?! "
mereka hanya mengira sedang diganggu oleh siluman penunggu
sumur.

Yen Fei bersama Koai Cikung memasuki salah satu kedai arak
yang paling mewah dan paling ramai, mereka disambut oleh
pelayan kedai arak penuh keramahan , karena berpakaian mewah
dan berpenampilan meyakinkan.
" pelayan , sajikan semua makanan yang paling enak dan paling
ternama di kedai ini, dan bawakan kami empat guci arak wangi, dan
ini tip buat kamu !"
memberikan uang kepingan sepuluh tail emas
guman Koai Cikung yang kini
berpenampilan dan lagaknya seperti seperti orang kaya.

makanan yang di pesan sampai tidak muat untuk di letakan diatas


meja, pelayan tepaksa menggabungkan dua buah meja
agar.semua pesanan Koai cikung dapat disajikan.
koai Cikung yang sudah selama setahun terkurung di bawah jurang
kini benar benar menikmati bersantap dan minum arak bersama
Yen Fei.
" Ayo Yen Fei kita bersulang lagi ,.ha...ha...ha..kita habiskan satu
guci ini,.kemudian kita pesan lagi.!"
sambil berguman Koai cikung menuangkan arak ke cawan Yen Fei
juga untuk dirinya.
" Mari ...mari kita bersulang Lo Cienpwe !.."
gaya dan cara minum arak dari Koai Cikung menarik perhatian
pengunjung lain , walau hanya berdua mereka sudah
menghabiskan enam guci arak akan tetapi keduanya belum ada
tanda mabuk sama sekali.

Walaupun Koai Cikung dan Yen Fei asyik minum arak akan tetapi
pandangan mereka selalu mengawasi keadaan kedai arak sampai
semua pengunjung tidak lepas dari.pengawan mereka
berdua,.termasuk kedatangan tiga orang paruh baya berpakaian
pengemis yang memasuki kedai arak
Yen Fei yang mengenal ketiga orang pengemis.penagih setoran ini
adalah sam lokai yang pernah di jumpainya ,

" Lo Cienpwe ,bukankah tiga orang pengemis itu adalah Sam Lokai,
yang bertugas menarik iuran dari setiap.pedagang ?"

" Aku sama sekali tidak mengenal mereka, sepertinya mereka


adalah anggota baru yang di rekrut , mereka berpakaian pengemis
namun sangat bersih, hanya model pakaiannya saja yang di beri
banyak tambalan seperti pengemis !"
Koai Cikung mengawasi ketiga orang pengemis sambil
mengernyitkan alis ,tanda tidak suka.

ketiga orang pengemis itu langsung menemui pemilik kedai arak,


setelah mengambil sekantong uang ketiga orang pengemis itu
segera hendak meninggalkan kedai arak,
akan tetapi Koai Koai Cikung segera melemparkan tiga guci arak
kosong kepad tiga orang pengemis itu ,
Wush !.... Wush !....
tiga buah guci arak melayang kepada tiga orang pengemis
ketiga orang pengemis itupun cukup sigap segera berbalik badan
dan mengayunkan tongkatnya menghantam ketiga guci arak yang
melayang di udara .
Praaaang !...praaaaang !...praaaang !... tiga buah guci arak yang
melayang di udara oun hanxur berkeping keping .
".siapakah kau kekek tua berani mencari perkara.dengan Sam
Lokai dari perkumpulan Kayapang !.".bentak salah satu kakek
berpakaian pengemis .

".Siapa ?.. siapa ?..."


Koai Cikung pura pura bodoh bertanya dengan gaya tak bersalah

" ya kami Sam Lokai dari partai kaypang !.." bentak sam Lokai

".Maksudku siapa yang nanya,.kalian tiga ekor anjing budug mau


dari partai kay pang atau bukan aku gak tanya, yang aku tidak suka
kalau ada pemeras berpakaian pengemis , itu sudah menyalahi
kodrat nya sebagai pengemis yang meminta minta mohon derma
dari orang yang memberknya dengan iklas ! "

".bedebah tua bosan hidup ! "


ketiga orang Sam Lokai segera menyerang dengan tongkat , tiga
gulungan bayangan tongkat menyerang Koai Cikung kearah kepala
, akan tetapi koai Cikung segera menangis ketiga batang tongkat ,
dengan jurus Pat fang Tung Hoat ,( jurus tonhkat delapan penjuru
angin )
wush !.....gerakan tongkat dengan pengerahan tenaga sinkang
mematahkan serangan dari ketiga orang Sam lokai ,
" Auuuu… !"
benturan dari tongkat Koai Cikung telah membuat ketiga orang sam
Lokai mersa telapak tangan mereka sangat perih akibat gesekan
tongkat mereka sendiri.
gerakan tongkat Koai cikung kemudian membentuk lingkaran
menghantam kaki ketiga orang Sam Lokai .
prak !... prak.!.. prak!...
jurus serangan tongkat yang sangat cepat , ketiga orang sam lokai
segera melompat menghindari pukulan yang mengarah ke kaki
mereka
dan pada saat.melompat itulah pukulan tongkat di tangan Koai
Cikung berubah menjadi gerakan tusukan ke dada ketiga orang
sam lokai.
Duk !.. Duk !.. Duk !...
gerakan tongkat yang sangat cepat , ketiga orang sam lokai
terjengkang terduduk dilantai.

tidak berhenti sampai disitu , Koai Cikung terus saja menyerang


ketiga orang pengemis yang berjulukan sam lokai itu,
Bak !..Bik !...Buk!..
tubuh.ketiga orang sam lokai menjadi sasaran pukulan tongkat koai
Cikung bertubi tubi.

mendapat lawan yang sangat hebat tiga orang sam lokai segera
bangkit berdiri melesat berusaha lari , akan tetapi.Koai cikung telah
meloncat mengejar sambil melayang diudara Koai cikung
melakukan pukulan tongkat ke pundak tiga orang sam lokai .
buk !.. buk !.. buk!...
tiga orang sam Lokai kembali terjungkal ke tanah .
" Aduh !.. Aduh !..."
ketiga orang sam lokai merasakan sakit yang luar biasa seketika
tangan mereka tak dapat digerakan lagi.
karena sendi peluru di pundak mereka sudah remuk terhantam
tongkat Koai Cikung.

".Siapa kalian bertiga sebenarnya , aku selama memimpin Kay


pang tidak pernah melihat kakian bertiga ! "

tiga orang sam lokai yang sudah runtuh nyalinya memandang


terbelalak
" Apakah kami Berhadapan denhan Lo cienpwe Koai Cikung? "

".Siapa.kalian bertiga ? "


kembali Koai Cikung Mengamgkat tongkat
hendak menghajar.lagi ,.mata Koai cikung yang melotot mencorong
,.membuat tiga orang sam.lokai gemetaran

".Ampuni.kami locienpwe , kami bertiga sebenarnya adalah Hwang


ho sam lo kui ( tiga setan tua sungai Hwang ho)
kami adalah tiga orang bajak sungai yang diajak bergabung oleh
Siauw Bin Giamlo

" kurang ajar ! .. segera minggat dari hadapanku "


bentak Koai Cikung yang sudah terbakar emosi .
tiga orang sam.lokai segera berlari tunggang langgang dalam
sekejap telah menghilang

keributan yang terjadi menarik perhatian banyak orang , termasuk


anggota Kaypang , lebih dari sepuluh orang berpakaian pengemis
segera menghampiri Koai Cikung memberi Hormat salah seorang
pengemis tua yang rambut dan cambangnya sudah memutih.

" pangcu terimalah hormat kami , sudah lama sekali kami mencari
kabar dari pangcu ,kami sudah menghimpun anggota Kaypang
yang masih setia ,.dan tidak setuju dengan tingkah dan perbuatan
Cia pangcu.dan menunggu kembalinya Pancu untuk kembali
memimpin kami "

".pek mo sute ,.terima kasih atas kesetiaanmu selama ini, baiklah


saya akan berusaha menyadarkan Pek Liong dan kita bersama
sama membersihkan Kay Pang dari orang orang jahat ! "
pengemis tua berambut putih ini ternyata adalah Pek Mo Sin Kai
yang menjabat sebagai kepala gedung di markas Kaypang ,tentu
saja mengenal Yen Fei

".Apa khabar Yen Sicu, syukurlah kau berhasil selamat setelah


menewaskan Siauw Bin Giamlo "
Pek mo sinkai menjura memberi hormat kepada Yen Fei
" Justru Yen Fei inilah yang telah menyelamatkan aku !."
seru Koai Cikung.

".Pek mo Locienpwe, tentu tahu akan keadaan sahabatku Nona


Kim Lan yang tertawan di markas Kaypang, tentu pek mo Lo
cienpwe mengetahui keadaannya ? "

".Yen Sicu tidak perlu khawatir, walaupun menjadi tawanan ,


Nona.Kim Lan diperlakukan dengan sangat baik, Cia.pangcu
sangat menghormati nona Kim Lan "

" Jiwi locienpwe bersama anggota kaypang silahkan untuk


berembuk, tecu mohon diri hendak segera menyusup ke dalam
markas kaypang , untuk menyelamatkan Kim Lan "

" Nona Kim.lan di tahan di pavilyun utama , tempat tinggalnya


Cia.pangcu, di pavilyin utama dijaga selama dua puluh empat jam ,
berhati hatilah Yen Sicu.! "

" terimakasih atas semua keterangannya pek mo


Locienpwe !...sampai jumpa di markas Kaypang Koai Cikung
Locienpwe !.."
Yen Fei segera berlari mengerahkan kekuatan Ginkang berlari
menuju markas besar Kaypang.,
dalam sekejap bayangan Yen Fei menghilang dari pandangan.

Markas besar Kaypang yang besar dan megah itu di pagari


dengan pagar tembok setinggi empat meter,
Hanya dengan satu kali lompatan saja Yen Fei telah berdiri diatas
tembok pagar, dengan dengan ringan melompat turun dari pagar
tembok berendap endap bersembunyi di belakang sebuah pohon
terlihat empat orang anggota kaypang berbaju prajurit sedang asyik
ngobrol
" Haiya… semenjak tewasnya locienpwe Siauw Bin Giamlo, kita
kita yang berjaga semakin Capek , kalau ditugaskan malam masih
mendingan , kalau kebagian tugas siang, sudah panas harus
berdiri terus ,sampai mau buang air aja harus gantian, beginilah
nasib jadi anggota rendahan!"
guman salah seorang penjaga.

" Benar sekali katamu , kini tiba tiba perutku mules nich...mau ke
belakang dulu !, "

".Dasar si Abun Kebiasaan , kalau jaga bareng dia bisa tiga kali dia
ijin ke belakang , ha...ha..ha.., sana pergi setor ...jangan lama lama
ya !.."
teriak teman temannya dan kembali lanjut ngobrol.

Baru saja berjalan melintasi beberapa pohon Yang-Liu yang


berdaun lebat , tengkuk si Abun merasakan angin berdesir, belum
sempat menyadari apa yang telah terjadi tiba tiba saja si Abun tak
sadarkan diri , karena jalan darah Khi-Khun- Hiat yaitu jalan darah
yang membuat tidur ,
yang berada diantara otak kecil dan leher telah tertotok.
Karena memang si Abun sudah letih berjaga ditambah dengan
jalanndarah Khi -Khun -Hiatnya tertotok akhirnya si Abun tertidur
dengan pulas sekali dan tak menyadari sama sekali kalau
pakaiannya sudah berganti dengan pakaian Yen Fei , dan tubuhnya
sengaja di sembunyikan di antara rerimbunan bunga krisant.

" hei Abun … tumben sekali kau cepat kembali dari belakang ! "
guman salah satu prajurit penjaga ,

" Aku belum sempat buang air ,tadi tiba tiba bertemu dengan Pek
Mo Susiok , aku disuruh mengantarkan surat ini ke penjaga bagian
pavilyun dalam !" berkata Yen Fei sambil menunjukan sebuah
amplop , dan tanpa menunggu persetujuan Yen Fei pun berjalan
cepat menuju ke pavilyun dalam.
Paviliun Dalam., berada di bagian paling belakang dari komplek
Markas besar Kaypang melalui koridor sebelah kiri dari ruangan
gedung yang membuat Yen Fei terjatuh ke bawah jurang,
akan tetapi lantai nya saat ini sudah di perbaiki lagi dengan lapisan
kertas yang menyerupai lantai batu untuk menanti korban
berikutnya.

Pavilyun Dalam adalah sebuah bangunan yang sangat megah dan


indah sekali, taman taman serta kolam ikan Koi terawat dengan rapi
dan asri , akan tetapi di sebelah kiri dan kanan halaman Paviliun
dalam dijaga oleh puluhan prajurit lengkap dengan senjata golok
dan tameng layaknya istana kaisar saja.
" benar benar hebat, si plaplo saat in"i , pikir Yen Fei sambil
tersenyum sendiri.

Yen Fei pun segera memberi Hormat , " Saya Abun prajurit penjaga
ruang tengah, mendapat tugas mengantarkan surat dari Pek Mo
susiok kepada Yang mulia Cia Pangcu harap segera di terima "
kemudian salah seorang prajurit paviliun dalam yang berbadan
tinggi besar menerima amplop dari Yen Fei .
" Kamu boleh kembali ke pos jaga , dan surat ini akan saya
sampaikan kepada Cia Pang cu !.."
sang pengawal Paviliun Dalam pun berjalan memasuki koridor
menuju ruangan tempat tinggal Cia Pek Liong .
akan tetapi baru berjalan sekitar sepuluh meter ,.berkelebat
sebuah bayangan yang sangat cepat telah menotok jalan darah
Khi- khun- Hiat yang membuat dia tertidur pulas dan tak menyadari
kalau dia sudah berganti seragam dengan Yen Fei.

Yen Fei yang berjalan menggunakan ilmu ginkang Hud-Couw-Po-


Hoat tidak menimbulkan suara langkah kaki sama sekali.
berjalan menelusuri teras ruangan Paviliun Dalam.
terdengar, dengan jelas sekali suara dua orang yang sedang
bercakap cakap.
" Lan Moi , aku sungguh sangat mencintaimu !, segala yang kau
minta akan kupenuhi , asal kau bersedia menjadi kekasihku "

" Sudahlah Pek Liong lebih baik kau membebaskan aku , dan kita
bisa tetap menjadi sahabat baik, perasaan cinta tidak bisa di
paksakan !"

" mengapa begitu Lan Moi ?,..


tidak maukah kau belajar mencintaiku, aku akan sabar menunggu
sampai kau benar benar mencintaiku !"

" Percuma saja !..Pek Liong mau kau tawan aku sampai mati juga ,
aku tidak akan mencintaimu, atau pria manapun di muka bumi ini,
Hatiku hanya bisa menerima Yen Fei, dan Aku sudah bersumpah
bila tidak menikah dengan Yen Fei , aku akan melajang seumur
hidupku !..."

" Mengapa !....mengapa Thian begitu tidak adil kepadaku, rari


terlahir ke muka bumi ini, aku tidak dapat merasakan kebahagiaan,
semua yang aku inginkan tidak pernah aku dapatkan !...
tidak !....Tidak!...
pokoknya kau harus mencintaiku sampai kapanpun akan
kutunggu !..."

" Kau benar benar sudah menderita kelainan jiwa pek Liong,
sadarlah….kebahagiaan itu tidak dapat dibeli ataupun dikejar,
bahagia itu timbul dengan sendirinya dari dalam hati !.."

" mengapa kau begitu tolol lan Moi , Yen Fei sudah mampus
terjatuh kebawah jurang !..
dan kini ada aku yang tulus mencintaimu dan siap berbuat apa saja
untukmu !...
asal kau sudi menjadi kekasihku !.."
" Tidak Pek Liong , tetap tidak seandainya Yen Fei sudah benar
benar tewas , aku tetap pada sumpahku tidak akan menikah
dengan pria lain !..'
akan tetapi aku sangat yakin kalau Yen Fei masih Hidup ! "

" Aku tidak peduli !... Sekarang kau adalah milik ku Lan Moi !..
Kau adalah Milikku !.."

Kemudian terlihat bayangan Pek Liong melesat sambil berteriak


teriak menangis meraung raung kemudian tertawa terbahak bahak ,
suara Pek Liong kemudian lenyap bersama dengan lenyapnya
suara Cia Pek Liong , yang benar benar mengalami gangguan
kejiwaan.
Yen Fei termenung menatap lenyapnya Bayangan tubuh Cia Pek
Liong ,
" oooh, ...Kim Lan ternyata sungguh sungguh mencintaiku, akan
tetapi aku belum yakin jika aku juga mencintai Kim Lan, mengapa
yang ada dipikiranku hanya ada bayangan Liu Bwe , ah… biarkan
saja apa kata jodohku nantinya , yang terpenting aku sekarang
menyelamatkan Kim Lan "
dengan mengindap indap Yen Fei ,mendekati sebuah kamar
tahanan ,
sebuah ruangan yang sangat indah dan megah akan tetapi di pagar
kelilingi dengan jeruji baja yang sangat tebal ,
dari luar Yen Fei dapat melihat Kim Lan yang sedang duduk di
pembaringan beralaskan sutra halus sedang menangis tersedu
sedu .
" Lan moi.!.. Lan moi !... ini aku !..."
Tentu saja Kim Lan sangat mengenal suara Yen Fei .
" Fei koko , kaukah itu ! …"
antara percaya dan tidak Kim Lan melihat Yen Fei yang
mengenakan pakaian prajurit Kaypang,

" Betul Lan moi , aku datang untuk menyelamatkan mu, kau baik
baik saja bukan ?"
" Pek Liong , dan seluruh pengawal sangat baik padaku, tapi
apalah gunanya kalau aku di kurung bagaikan seekor burung
peliharaan disini ! "

" Tunggu sebentar Lan moi !, aku akan mencoba mematah kan
jeruji baja ini "

Yen Fei Menghimpun hawa sinkang dan menyalurkan ke kedua


tangannya ,
wush !...
dengan sekuat tenaga menarik jeruji baja, akan tetapi jeruji baja ini
sangat kuat tak dapat dibengkokkan sama sekali walau telah di
coba berkali kali

" aku sudah mencobanya setiap hari, tapi jeruji ini sangatlah kuat
Fei Ko, jeruji ini bukan terbuat dari baja biasa , akan tetapi terbuat
dari baja Titanium dari batu meteor , lebih baik Fei Ko merebut
kunci yang selalu dibawa oleh Pek Liong !"

" Baiklah Lan Moi, kau bersabarlah , aku akan memaksa Pek Liong
menyerahkan kunci tahanan ini !

Yen Fei segera berjalan mengikuti Jalan yang dilalui Pek Liong,
melalui pergola terhubung dengan sebuah taman yang di lengkapi
dengan sebuah 'THING " ( bangunan tanpa tembok mirip gazebo )
yang sangat luas .
terdengar suara petikan suara Phipha, yang Kim, dan seruling yang
sangat merdu , setelah mendekati baru terlihat , gadis gadis yang
memainkan alat musik itu sangat cantik cantik sekali , juga terlihat
seorang gadis yang sangat cantik dengan memakai baju burung
merak , meliuk liukan tubuh nya dengan gerakan lemah gemulai ,
bentuk badan gadis remaja yang indah padat terlihat samar samar
dibalik baju sutra tipis,
dengan sambil menari mendatangi tiga orang yang sedang
menonton .

" Cia Kongcu, bukankah gadis penari ini sangat cantik,.. Cia pangcu
kini memilikinya , dan dia siap menemani dan melayani Cia pangcu
setiap saat "
kata seorang tua gundul berbaju hitam , yang duduk disamping Cia
pek Liong

Gadis penari itu kini mendekati Pek Liong dengan gerakan badan
yang lemah gemulai ,matanya mengerling ke arah pek Liong ,
dengan senyum manis menggoda.
" Kim Hoa !...Kau Harus melayani Cia Pangcu dengan sebaik
baiknya ! "
kata pria tua berbaju hitam itu kepada penari yang sepertinya
sangat genit dan menggairahkan.

Cia Pek Liong hanya diam saja dan dari raut wajahnya sama sekali
tidak menampakan kegembiraan .
".terima kasih atas usaha Locienpwe untuk menghibur ku, tapi aku
tidak suka lociepwee!..Hanya nona Chai Kim Lan yang bisa
menghiburku, pemain musik dan penari ini biarlah untuk menghibur
lociepwe saja !.."

kemudian Pek Liong Berjalan dengan kepala tertunduk


meninggalkan ruangan Ting menuju ke kolam ikan .
setelah sepeninggalan Pek Liong Hek i Lama bersama teman
temannya berpesta pora kembali melanjutkan acara mabok sambil
memangku dan mengerayangi tubuh wanita wanita muda pemain
musik yang sangat genit genit dan agresif itu.

***

Pek Liong duduk disamping kolam memandang ikan ikan Koi yang
berenang kesana kemari, akan tetapi tidak dapat menghilangkan
rasa galau yang berkecamuk di hati dan pikiran Pek Liong yang
sudah benar benar cint mati.kepada Kim Lan,
yang sudah terang terangan menolak Cintanya.
walaupun hatinya lahi dalam keadaan galau dan pikirannya kemana
mana , akan tetapi insting dan pendengaran Pek Liong masih
sangat Tajam
" Siapa yang bersembunyi di belakang batu kekuarlah !.."
bentak Pek Liong .

" Pek Liong !, apa khabarmu ?


dengan tersenyum Yen Fei menyapa dan mendekati Pek Liong .

" Yen Fei !... rupanya kau belum mampus , baguslah!.. sekarang
aku yang akan mengirim kamu ke neraka ! "
karena hatinya yang galau , dan dipicu dengan kata kata Kim Lan
yang berterus terang menyatakan hanya mencintai Yen Fei, telah
membuat.Pek Liong cemburu dan sangat membenci Yen Fei.
dan orang yang paling dibencinya kini tiba tiba hadir di hadapan
nya.
dengan rasa penuh kebencian ,Pek Liong langsung menyerang
Yen Fei dengan pukulan Go-Tok-Sin- Ciang (pukulan sakti lima
racun ) yang berhasil di pelajarinya dari pulau Siluman,

walau masih berjarak sepuluh meter akan tetapi tenaga pukulan


yang sangat dahsyat itu menimbulkan angin yang menderu , pasir
debu dan dedaunan tersapu angin yang sangat dahsyat
" Dasssh !...."
angin pukulan hampir saja mencapai badan Yen Fei , Dengan
meloncat tinggi ke udara Yen Fei menghindari serangan dari Pek
Liong..
saat kaki Yen Fei baru menginjak tanah.
Pek Liong kembalimelancarkan pukulan
Go-Tok-Sin- Ciang ke arah Yen Fei, akan tetapi saat ini Yen fei
hanya menghindar ke arah samping kiri ,.akan tetapi tenaga
pukulan yang dilancarkan dengan pengerahan sinkang sepenuhnya
menghantam pohon Yang Liu yang berada di belakang Yen Fei .
Blasssh !....
krak !.... Kraaak !...
bluuuum !....
pohon Yang Liu raksasa itu tumbang menimbulkan suara
menggelegar.

pukulan Go-Tok-Sin- Ciang kali kedua tidak mengenai sasaran ,


Cia Pek Liong semakin murka,
kembali melancarkan serangan dengan menggunakan Tongkat
pusakanya yang terbuat dari akar Pohon Siang Bok Shu
(Akar.pohon wangi ) yang hanya tumbuh di pulau siluman .
ilmu tongkat Hai - Liong - Tung Hoat ( ilmu Tongkat Naga laut )
yang di lancarkan oleh Cia Pek Liong memang sangat luar biasa
dahsyat nya ,
bayangan gulungan tongkat menerjang bagaikan Ombak samudra
yang dahsyat ke arah Yen Fei.
gelombang gulungan tongkat menderu deru menghantam ke tubuh
Yen Fei ,

Yen Fei tidak berani untuk menangkis pukulan Tongkat pusaka


Siang Bok shu hanya dengan tangan kosong ,
Yen Fei menghindar sambaran tongkat dengan merubah posisi
kuda kuda menyamping yang sangat rendah sekali,
kemudian dalam posisi kuda kuda yang sangat rendah itu ,kaki Yen
Fei melakukan gerakan menyapu dan memutar bagaikan gasing
kearah Pek Liong dengan pengerahan jurus jurus aneh Hud-Couw-
Sin-Kun ( jurus sakti manusia dewa )
yang sangat dinamis dan dengan posisi tubuh yang sangat aneh
pada posisi tubuh Yang hampir menempel dengan tubuh Pek Liong
.
dan sangat menyulitkan Pek Liong menggunakan senjata
tongkatnya .
akan tetapi pada posisi yang begitu dekat sikut dan dengkul Yen
Fei sangat bebas bergerak Menghantam dada dan perut Pek Liong.
"Augh !.." Pek Liong tidak menyangka sama sekali akan diserang
dari jarak yang begitu dekat, ilmu Hai Liong Tung Hoat nya sama
sekali tidak dapat digunakan untuk melawan Yen Fei yang berada
diposisi yang demikian dekat ,

terpaksa Pek Liong membuang tongkatnya , dan merubah gerakan


menggunakan jurus jurus mencengkram ke pundak , akan tetapi
Yen Fei yang menggunakan jurus Hud Couw Sin Kun sangat cepat
gerakannya tiba tiba tubuh Yen Fei sudah berada di belakang
punggung Pek Liong.
lalu menyerang dengan jurus cui beng sin jiu menotok jalan darah
penting di punggung dan leher Pek Liong.
akan tetapi kulit tubuh Pek Liong berubah mengeras bagaikan baja
melindungi jalan darah penting di tubuh nya.
kekuatan Sinkang dari Cia Pek Liong memang luar biasa hebat
Tidak kalah dengan kekuatan Sinkang yang dimiliki oleh Yen Fei.

kembali Yen Fei melancarkan serangan dari jarak dekat


menghantamkan sikut kanannya ke arah dagu Pek Liong.
pek liong berkelit akan tetapi
gerakan sikut Yen Fei diikuti dengan tamparan punggung Tangan
ke arah mata Pek Liong
Plaaak !...secara otomatis Pek Liong memejamkan mata dan pada
saat itulah telapak kanan Yen Fei mengerahkan pukulan Hud Couw
Sin Ciang kearah Dada Cia Pek Liong
" Daash !... "
Cia Pek Liong terjengkang kebelakang , memuntahkan darah segar
menandakan Cia Pek Liong sudah mengalami luka dalam yang
cukup parah.

" Pek Liong , tolong berikan kunci kamar tahanan nona Kim Lan
kepadaku, dan kita sudahi saja pertarungan ini ! "
" Yen Fei !... aku belum kalah !..
kau harus mampus !...
kau sudah menghancurkan kebahagiaanku !...".

Pek Liong mengerang , matanya melotot penuh kebencian kepada


Yen Fei ,
dan dari arah belakang telah muncul Hek I Lama bersama murid
muridnya yang berpakaian hitam.
Langsung ikut mengeroyok Yen
Fei .

Cia Pek Liong yang sudah bangkit berdiri kembali menyerang Yen
Fei dengan pukulan Go-Tok-Sin-Ciang.
dibantu dengan Hek I Lama yang ikut mengeroyok melancarkan
pukulan Hiat -Tok -Ciang,
Yen Fei selalu menghindar mengandalkan langkah langkah ajaib
Hud Couw po Hwat
pertarungan semakin lama semakin sengit, sudah lebih dari seratus
jurus , lama lama Yen Fei terdesak juga , Yen Fei memang tidak
berniat untuk mencelakai Pek Liong , akan tetapi saat ini Datuk
sesat Hek I Lama ikut mengeroyok , kalau begini terus lama lama
Yen Fei bisa celaka.

Tiba tiba Yen Fei Memekik , kemudian melompat keudara dan


melakukan Pok Sai (bersalto ) , melancarkan pukulan andalan Hud
Couw Sin Ciang .
Kedua telapak tangan Yen Fei Mengarah ke batok kepala Hek I
Lama .
Hek I Lama.terbelalak kaget dan terpaksa menyambut serangan
Dari atas kepala dengan kedua telapak tangan.
" Duaaaar !...."
suara menggelegar saat kedua pasang telapak tangan beradu.

keringat sebesar besar kacang kedele menetes dari kepala gundul


Hek I.Lama.
dengan wajah memerah menahan beban pukulan yang dahsyat,
walaupun Hek I Lama telah mengerahkan kekuatan Sinkang
sepenuh nya akan tetapi masih kalah dengan kekuatan puKulan
Hud Couw Sin Ciang dari arah atas dan ditambah lagindengan
gaya gravitasi bumi.
akhirnya Hek I Lama amblas ke dalam tanah !..,
sampai batas dada , dari mulut Hek I Lama memuntahkan darah
segar akibat isi dadanya yang sudah hancur terhantam pukulqn
Hud Couw Sin Ciang yang maha dahsyat,
dan tewas seketika dengan keadaan yang mengenaskan !..

dan pada saat itulah tiba tiba Pek Liong melancarkan pukulan Go
Tok Sin Ciang ke dada Yen Fei yang masih dalam posisi jungkir
balik.karena kedua telaoak tangannya menempel pada telapak
tangan Hek I Lama yang amblas ke dalam tanahm
tak dapat dihindari
" Duuuuk !....."
tinju Cia pek.Liong menghantam dada, tubuh Yen Fei terlempar ke
belakang ,
" Buuuk!..."
dan akhirnya Yen Fei terjatuh ke tanah memuntahkan darah segar.

akan tetapi Cia Pek Liong yang bagaikan kesetanan sudah


menyerang kembali dengan pukulan berantai ,
Yen Fei masih pada posisi terlentang menangkis pukulan Cia Pek
Liong dengan sapuan kaki kiri kemudian ujung kaki kanan Yen fei
menghantam ulu hati Pek Liong , Duuuk !...
Pek Liong kembali terjengkang ,.akan tetapi sudah bangkit berdiri
kembali, begitu juga dengan Yen Fei

Kini kedua orang pemuda sakti yang sama sama terluka parah
saling behadapan.
tanpa mengucapkan kata kata,
akan tetapi kedua pemuda sakti ini memancarkan sorot mata yang
berbeda.
Cia Pek Liong memandang Yen Fei Dengan sorot mata penuh
kebencian, sedangkan Yen Fei memandang Pek Liong dengan
sorot mata penuh dengan rasa kasihan.
Cia pek Liong mengepalkan tinju dan bersiap untuk menyerang
kembai.

Tiba tiba terdengar teriakan


" Pek Liong !...."
" Fei Koko !..."
Koai Cikung bersama Kim Lan berlari kearah Yen Fei dan Pek
Liong, dan di belakang tampak juga Pek Mo Sin Kai dan ratusan
anggota Kaypang lain nya.
yang sepertinya mereka telah berhasil melakukan pembersihan
Partai Kaypang dari golongan sesat.

".Fei koko !…."


tanpa rasa malu Kim Lan menubruk Yen Fei dan memeluk dengan
kencang .
dan yenfei pun membelai punggung Kim Lan.
".Lan Moi.kau sudah dibebaskan, pasti oleh Locienowe Koai cikung
dan locienpwe Pek mo sinkai, sukurlah kita semua selamat "
Kim Lan yang sudah terbebas dan kini memeluk Yen Fei menagis
bahagua di pelukan Yen Fei .

sedangkan Koai Cikung memeluk Cia Pek.Liong dengan penuh


rasa haru
" Liong ji, sukurlah kau baik baik saja, mari kita mulai menata
kembali partai kaypang yang telah porak poranda, kita mulai lagi
dengan lembaran baru ! ".
Koai Cikung memeluk dan membelai punggung Pek Liong dengan
penuh kasih sayang.
begitu juga Pek Liong yang terharu meneteskan.air mata
" Ampunilah tecu, yang sudah banyak bersalah, sungguh suhu
sangar mulia ,.masih menyayangi tecu.yang telah berdosa ! "
berkata Pek Pek Liong dengan meneteskan.air mata haru.
" Liong ji , kaulah murid terkasihku, engkau aku anggap sebagai
putraku, karena akuoun tak punya keluarga , hanya dirimu yang
sudah aku anggap sebagai putraku !"

pemandangan yang mengharukan , kasih sejati seorang guru


keoada muridnya bagaikan orang tua kepada anak kandungnya .
Pek mo sinkai dan anggota kaypang yang hadir sampai ikut
meneteskan air mata haru.
Pek Liong yang dipeluk oleh Koai Cikung memandang ke arah Kim
Lan.yang sedang memeluk Yen Fei, tiba tiba rasa cemburu
membakar hati Pek Liong, dan rasa kebenciannya terhadap Yen
Fei bangkit kembali bahkan lebih berkali kali lipat, melihat Kim Lan
memeluk yen fei tanpa memperhatikan dirinya sama sekali.

tiba tiba tubuh Cia Pek.Liong melesat dengan cepat


menghantamkan tongkat Siang bok Shu.ke kepala Yen Fei yang
mebelakangi dirinya.
dan tongkat siang bok shu kurang satu meter lagi mencapai ubun
ubun kepala Yen Fei .
Kim Lan yang melihat dengan jelas serangan tiba tiba dari Pek
Liong terbelalak .
secara reflek menusukan dayung bajanya ke dada Pek Liong .
' Sruuuuut !...."
dayung baja Kim Lan menembus perut Cia Pek Liong sampai
kepunggung.

Kejadian yang berlangsung dengan begitu cepat dan begitu tiba


tiba sungguh sangat mengagetkan .
" Pek Liong !..." Koai cikung segera berlari ke pada Pek liong yang
bersimbah darah.
Yen Fei dan Kim Lan juga berlari menghampiri Pek Liong.

wajah Pek Liong yang semakin pucat pasi karena mengeluarkan


darah yang banyak berkata dengan suara gemetar.
" Amounilah tecu, suhu yang mulia , tecu belum bisa berbakti dan
membalas budi kebaikan suhu !...".
mata yang semakin meredup dari Pek Liong memandang Kim Lan
dengan tersenyum
" Aku akan pergi dengan tenang dan bahagia bisa mati di
tanganmu Lan.Moi, inilah Bukti cintaku , bahkan nyawakupun ku
persembahkan untuk mu ! ".

" Maafkanlah aku pek.Liong, aku reflek menyambut serangan


tongkatmu tadi "
berkata Kim Lan terbata bata dengan nada penuh penyesalan.

" Tak apa apa Lan moi, aku sudah iklas, apalah gunanya hidup
tanpa mendapatkan cintamu !".
wajah pek Liong semakin memucat, sorot matanya semakin
meredup, akhirnya
Cia Pek Liong pun tewas dengan mata masih memandang ke arah
Kim Lan.

Bersambung….

Pendekar Yen Fei


Page.26

Koai Cikung menangis dengan penuh kesedihan, Cia Pek Liong


sudah seperti anak kandung dar Koai Cikung.
sedangkan Kim Lan juga menangis , hatinya diliputi rasa bersalah
yang teramat dalam.
sedangkan Yen Fei hanya menghela nafas ,melihat.jasad Cia Pek
Liong yang sudah terbujur kaku.

" Maafkan aku , …."


tiba tiba suara Kim Lan memecahkan keheningan ,
".Apa yang harus dimaafkan , semua sudah menjadi takdir
kehidupan,.dalam setiap kehidupan pasti akan di akhiri dengan
kematian , saat perahuku hancur di tengah danau ching Hai aku
juga diselamatkan oleh ayahmu, pendekar nelayan sakti Chai Kim
hoo !, kita sebagai manusia hidup hanya bisa berikhtiar dan
berusaha , tapi tidak dapat melawan takdir, jodoh , rejeki, dan ajal
adalah keputusan dari Tuhan , kita.manusia sama sekali tidak
mengetahuinya "
Koai cikung berkata dengan sangat bijaksana, akan tetapi raut
wajah dan sorot mata dari Koai Cikung tidak dapat disembunyikan
dari kesedihan yang teramat dalam.

" Akan tetapi.aku merasa sangat bersalah,...


kalau Locianpwe tidak berkeberatan aku akan melanjutkan niat baik
dari Pek Liong untuk berbakti , menemani dan merawat Locienpwe,
agar hatiku lega dan dapat menebus kesalahan yang aku perbuat !
"
berkata lirih Kim Lan , dengan berurai air mata.

" Kau adalah anak yang baik budi, nona Kim Lan Lohu sudah bisa
melihat sifat baikmu dari saat kau masih kanak kanak,.sedangkan
Pek Liong dari masa kanak kanak sudah mengalami trauma dan
goncangan jiwa yang teramat berat , kini Lohu tinggal sendiri Pek
Liong yang mewarisi ilmu kepandaian Lohu kini juga sudah pergi…"
Koai Cikung terdiam sejenak , kemudian melanjutkan berkata kata.
" Apa benar nona Kim Lan bersedia menemani Lohu sebagai
penggantinya pek Liong ?" dengan sorot mata yang tajam Koai
Cikung memandang Kim Lan .
".Dengan sepenuh keiklasan hati , kalau Locienpwe berkenan tecu
akan meraasa sangat gembira dapat menebus kesalahan yang
tecu perbuat ! "

" Thian memang sangat mengasihi lohu ! , mulai saat ini saya Koai
Cikung disaksikan oleh langit dan bumi ,dan semua yang hadir
disini menjadi saksi !... mulai saat ini Chai Kim Lan kuangkat
menjadi muridku , dan menjadi pewaris Partai Kaypang ! "
" Terimalah hormat tecu, suhu Koai Cikung ! "
Kim Lan berkutut di hadapan Koai Cikung.
kemudian menghampiri jenazah Pek.Liong
" Liong suheng, kau pergi lah dengan tenang, aku yang akan
menggantikanmu menemani suhu ! "

kemudian semua anggota dan anak.murid Kaypang berlutut


dihadapan Kim Lan
" wan sui wan sui ,.Kaypang Cu ! ( jayalah selalu ketua
Kaypang ) !...Kami kini semua tunduk dengan titah dari Pangcu ! "

" berdirilah semua ! , mulai saat ini kita mulai lagi dengan lembaran
baru, semoga Lan Ji akan membawa kebaikan untuk partai
Kaypang ! "
berkata Koai Cikung dengan penuh semangat.

" Saya ucapkan kiong hi kepada locienpwe Koai cikung ,.dan Lan
moi , yang kini menjadi Pangcu dari perkumpulan partai besar
Kaypang ! "
berkata Yen Fei menjurahkan tangan di depan dada.

Kejadian yang berlangsung dengan begitu cepat dan tiba tiba telah
mengembalikan Kaypang kembali menjadi partai yang bersih, Yen
Fei menginap di markas Kaypang sebagai tamu kehormatan ,
tinggal di Paviliun dalam yang kamarnya bersebelahan dengan
kamar Kim Lan.
malam itu Kim Lan tidak dapat tidur dengan pulas karena itu Kim
Lan duduk termenung di tepi kolam ikan Koi pikirannya berkelana
kemana mana , lamunannya tiba tiba buyar oleh suara yang
memanggilnya

" Malam sudah larut, kenapa masih duduk disini Lan moi ?"
ternyata yang memanggilnya adalah Yen Fei.yang kini duduk di
sampingnya.
" Aku belum bisa tidur , Fei ko peristiwa yang terjadi begitu cepat,
dan tidak pernah aku bayangkan sebelumnya , kini aku harus
menjadi ketua Kaypang menggantikan suheng Pek Liong "

" Bukankah sesuai dengan keinginanmu , untuk mengabdi kepada


Locienpwe Koai cikung, bukankah seharusnya kau bersyukur
dapat.menjadi murid orang sakti seperti Locienpwe Koai Cikung ? "

" Benar Fei Ko, aku juga bersyukur dapat menebus kesalahan dan
menjadi murid suhu Koai Cikung, tapi ada sesuatu yang membuat
hatiku risau… "
Kim Lan menatap Yen Fei dengan tatapan sejuta makna.
Yen Fei juga merasa aneh melihat tatapan Kim Lan yang tidak
seperti.biasanya.

" Apa yang kau risaukan Lan moi, katakanlah bila aku dapat
membantumu aku akan berusaha dengan sekuat tenaga ! "

Kim Lan masih memandang Yen Fei kemudian tersenyum dengan


penuh arti, kemudian dengan suara lirih Kim Lan berguman
" yang aku risaukan adalah , kalau aku tidak dapat selalu di
dekatmu fei Ko…, setelah aku menetap.disini tentu saja aku tidak
dapat lagi bersamamu berkelana ! "

" Aku bermaksud menuju kota raja Ying Thien mencari keluarga
ayahku , dan membalaskan dendam kakek kepada Gurkha ,
setelah urusanku selesai aku pasti akan kembali kesini
menemuimu ! "

dengan menahan rasa gugup dan gejolak di hatinya Kim Lan


memberanikan diri berkata
" Fei ko , aku cinta padamu..dan aku sudah bersumpah , hatiku
hanya bisa menerima dirimu menjadi suamiku , dan apa kau
mempunyai perasaan yang sama kepadaku ? "
Lega rasanya Kim Lan sudah mengutarakan isi hatinya kepada Yen
Fei , walau harus menahan rasa malu, karena wanita yang lebih
dulu menyatakan perasaan.cinta kepada.seorang Pria.

Yen Fei tidak terkejut karena sudah mengetahui hal ini sebelumnya,
dari sikap Kim Lan juga menguping percakapan Kim Lan dengan
mendiang Cia Pek Liong, akan tetapi tidak pernah diduga oleh Yen
Fei ,
Kim Lan berani mengutarakan langsung kepadanya .

"Lan moi , terus terang aku juga sangat suka dengan segala
kebaikanmu, aku juga sangat menyayangimu, tapi… entahlah
perasaan sayangku,padamu itu apa bisa dikatakan cinta,..
antara pria.kepada wanita…aku berkata terus terang karena kau
terlalu baik.dan terlalu.mulia, aku tidak mau membohongimu..
. aku harus meyakini diriku sendiri apakah aku menyayangimu
sama dengan perasaan cinta seorang pria kepada.seorang wanita
untuk menjadi pendamping hidupnya untuk selamanya… "

" Fei koko, aku dapat mengerti akan dirimu, dan aku sangat
menghargai kejujuranmu, memang tidak mudah untuk.meyakini diri
sendiri kalau sudah benar benar mencintai seseorang, aku akan
menunggu jawabanmu Fei ko, tidak harus kau jawab sekarang,
dan.aku akan menanti jawabanmu, jangan terlalu risaukan
pertanyaanku tadi, aku berani mengingkapkan perasaan cintaku
padamu.karena.aku sudah benar benar yakin, hanya engkau yang
aku cintai !.."

Bulan purnama seolah menjadi saksi ikrar mulia dari seoranng


gadis kepada pria pujaan hatinya, dan juga menjadi saksi kejujuran
hati seorang pendekarnYen Fei yang masih butuh waktu
meyakinkan.perasaannya tanpa harus berbohong ataupun berkata
gombal.,.memanfaatkan wanita yang telah jatuh hati padanya.
akan tetapi malam ini sudah melegakan hati Kim Lan yang telah
mengungkapkan perasaannya , demikian juga Yen Fei yang sudah
berani mengatakan apa adanya tanpa harus berbohong !..
malam ini Yen Fei dan Kim Lan benar benar tidak tidur , mereka
hanya mengobrol dan bercerita tentang perjalanan hidup mereka
berdua yang penuh dengan peristiwa peristiwa yang tak terduga.

***
Ayam jago mulai berkokok menandakan hari telah pagi, kesibukan
dan aktivitas di markas Kaypang sudah mulai Ramai, karena pada
hari ini akan di selenggarakan upacara peresmian.pengangkatan
Chai Kim Lan menjadi ketua Kaypang yang baru menggantikan Cia
Pek Liong.
terlihat Koai Cikung dan Kim Lan duduk di kursi kehormatan
dan di.samping kiri dan kanan berkumpul semua anggota kaypang,
Yen Fei berjalan menghampiri Koai Cikung dan Kim Lan
" Locienpwe Koai Cikung dan Lan moi, saya mohon pamit hendak
melanjutkan perjalanan menuju kota raja Ying Thien, setelah
urusanku selesai aku pasti akan datang menyambangi Lociepwe
dan Lan Moi ! "

" berhati hati lah Yen Fei, di kota raja banyak sekali tokoh tokoh
sakti dan licik, bila membutuhkan bantuan kau bisa menghubungi
markas kaypang terdekat ' " berkata Koai Cikung

" Hati hati Fei koko, aku akan menantimu disini! "
berkata Chai Kim Lan dengan suara gemeter dan air mata
menetes.

" Lo Cienpwe dan Lan Moi baik baiklah menjaga diri kalian !..."
berkata Yen Fei kemudian membalikan badan berjalan kekuar dari
markas besar Kaypang , melanjutkan perjalanan ke kota raja Ying
Thien.
Kota Ying Thien dijadikan ibu kota pemerintahan dinasty Ming
setelah Zhu Yuan zhang mengangkat dirinya menjadi kaisar
pertama dari dinasty Ming.
Setelah berhasil membersihkan semua sisa sisa pejabat dari
pemerintahan sebelumnya yaitu dinasty Yuan bahkan nama kota
raja yang semula bernama Dadu di ganti namanya menjadi kota
Ying thien.
telah terjadi perubahan besar besaran di kota Ying Thien ,
pembangunan jalan jalan raya dan gedung gedung pemerintahan ,
sangat berkembang , istana raja yuan diruntuhkan dan dibangun
kembali dengan arsitektur tiongkok yang sangat indah dan megah,
satu komplek istana kaisar Ming ini sangat luas sekali, sebesar satu
kota, boleh dikatakan komplek istana kerajaan Ming ini adalah kota
didalam kota.
dan terkenal dengan sebutan kota terlarang , karena komplek
istana ini di kelilingi oleh tembok yang tinggi, dan hanya keluarga
kaisar dan pejabat negara saja yang boleh memasukinya, pada
zaman modern.ini komplek iatana kaisar ming lebih terkenal
dengan sebutan.kota terlarang.

bukan hanya pembangunan bersifat fisik saja yang berkembang


akan tetapi perdagangan dan perekonomian rakyat juga meningkat,
jadi tidak heran kalau kota raja Ying Thien sangat ramai sekali,
bukan hanya penduduk kota nya yang sudah padat akan tetapi
banyak juga pendagang dan pelancong yang mengunjungi kota ini.

selain pertokoan yang menjual berbagai jenis barang dari seluruh


penjuru negri .
banyak juga dibuka banyak sekali rumah judi dan juga paviliun
merah ( rumah bordir ) yang dibuka secara legal dan terang
terangan di kota Ying Thien.
itulah yang membuat kota Ying thien menjadi kota yang selalu
hidup dan ramai selama dua puluh empat jam.
rumah judi dan rumah hiburan itu di kumpulkan didalam suatu
komplek layaknya sebuah perkampungan yang dinamakan Siao
Yao Cun ( perkampungan bahagia ) .
setelah memasuki gerbang Siao Yao Cun seperti memasuki suatu
perkampungan dengan suasana yang sangat berbeda di
sepanjang jalan kampung Siau Yao Cun sangat terang benderang
karena di penuhi dengan lampion beraneka warna, juga terdengar
suara petikan alat musik , dan nyanyian biduan yang bercampur
baur , karena masing masing rumah arak , dan rumah judi
menyediakan kelompok musik yang berbeda.
jalan di dalam perkampungan Siao Yao Cun sangat ramai,.
orang berjalan berlalu lalang

dari sebuah rumah judi terlihat seorang pemuda sempoyongan


diusir keluar dari sebuah rumah judi oleh empat orang tukang pukul
yang berbadan besar
" he...he..he… kenapa aku diusir keluar bukankah rumah judi ini
dibuka untuk umum, siapa saja boleh keluar masuk!"
akan tetapi keempat orang tukang pukul itu , terus menarik lengan
pemuda yang setengah mabuk, dan salah satu dari tukang pukul itu
menendang pantat pemuda setengah teler , sampai wajahnya
nyungsep di lantai,
" orang bosan hidup , berani beraninya mengacau di rumah judi
milik Lim Wangwe !.."

" Aku masih mau bermain, masih mau bertaruh.! "

" iya , ...tapi uangmu sudah habis, pulang dulu bawa uang yang
banyak baru kesini lagi !"
bentak salah seorang tukang pukul yang brewokan dengan mata
melotot.

" Lah ,.. aku di dalam masih ikut taruhan dengan membantu
petaruh lainnya , dan kalau mereka menang aku di beri upah !.."
" Nah !..justru karena kelakuanmu yang teriak teriak mengganggu
pengunjung lainnya !...sudahlah jangan cari gara gara lagi, atau
kami panggilkan pasukan penjaga kota untuk menangkapmu ! "

Pemuda pemabuk itu akhirnya takut, wajahnya mendadak berubah


pucat pasi,
setelah diancam akan dilaporkan kepada pasukan kota ,yang
terkenal sangat kejam, karena sudah banyak tersebar khabar orang
orang yang berani melakukan kekacauan disiksa sampai mati.
sementara pemuda setengah teler yang masih jongkok ketakutan
diemperan rumah judi berjalan keluar seorang laki laki paruh baya
berbadan tambun , bermata sipit, dan berhidung pesek , memakai
baju sutra indah , diikuti oleh empat orang pengawal berkulit hitam
dan berbadan tegap .

keempat orang tukang pukul rumah judi yang semula galak ,kini
berubah ramah , dengan terbungkuk bungkuk memberi hormat ,
" Selamat malam Tan Wangwe, malam ini adalah malam
keberuntungan Tan Wangwe, yang telah menang banyak !"

lelaki tambun yang di sapa Tan Wangwe tersenyum senyum


kemudian tertawa terbahak bahak memberikan uang emas masing
masing bsatu keping kepada keempat orang penjaga rumah judi .
" ha ...ha….ha… aku akan melanjutkan bersenang senang ke
wisma walet merah !.. aku dengar disana menyediakan barang baru
!"

"benar sekali Wangwe, hari ini ada seorang penghuni baru , baru
didatangkan dari desa
orangnya sangat cantik ! "

" Kog kalian bisa tahu ? "


berkata Tan Wangwe memandangi keempat orang tukang pukul
rumah judi .
" tentu saja, kami mengetahui karena pemilik rumah judi ini dan
pemilik wisma walet merah adalah orang yang sama, dan kami
pegawai yang bertugas keamanan sering berganti tempat kadang
berjaga di wisma walet merah juga ! "

" ha ..ha..ha.. terima kasih atas keterangannya , dan ini tambahan


untuk kalian ! "
kembali hartawan bermarga Tan ini memberikan tips kepada empat
orang tukang pukul rumah judi, dengan langkah lebar dan angkuh
Tan wangwe berjalan ke arah wisma walet merah diikuti empat
orang pengawal yang selalu sigap menjaga keamanan majikannya
seperti empat ekor anjing penjaga.

sementara pemuda setengah mabuk yang hidungnya berdarah


habis nyungsep mencium lantai , tidak ada yang memperdulikan.
beginilah kehidupan dunia nyata manusia lebih menghargai orang
yang berkedudukan dan berharta , yang di hormati adalah
kedudukan dan hartanya, bila mana kedudukan dan hartanya
sudah meninggalkan dirinya akan hilang dan lenyap pula rasa
hormat orang orang kepada dirinya.
semua rasa hormat dan sikap manis semua adalah kepalsuan
untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.

akan beda halnya bila seseorang dihormati dan dihargai karena


pribadi dan kebaikannya, ada harta ataupun tidak orang tersebut
tetap akan dihargai sebagai seorang yang berkepribadian yang
baik.
akan tetapi dalam kehidupan dunia yang materialistis jarang sekali
menusia menaruh hormat kepada orang yang berpribadi baik,
lebih banyak jenis jenis manusia bermuka palsu dan berwatak
penjilat yang terbungkuk bungkuk , dan bermanis tutur bahasa
terhadap pejabat berpangkat dan orang orang yang kaya materi ,
walaupun mereka berkelakuan buruk.
ini adalah kenyataan yang ada dari zaman bahula sampai pada
zaman modern.
Pemuda setengah mabok yang diusir keluar dari rumah judi , hanya
memandang rombongan Tan wangwe yang hendak melanjutkan
bersenang senang, sedangkan keempat orang tukang pukul yang
mengusirnya sudah masuk kembali kedalam rumah judi.

pemuda setengah mabok itu ,tiba tiba tersentak kaget dengan


kehadiran seorang pemuda tampan berpakaian sederhana di
hadapannya, kalau diperkirakan sekitar berumur dua puluh lima
tahun, sebaya dengan dirinya, akan tetapi pemuda itu memiliki
sorot mata yang jernih dan mencorong tajam, dan pemuda tersebut
tersenyum ramah kepada dirinya.

" Aku kebetulan lewat, dan tidak sengaja ikut menyaksikan kejadian
tadi, hidungmu masih berdarah , teteskanlah dengan obat luka ini !"
dari balik bajunya sang pemuda berpakaian sederhana
memberikan sebuah botol keramik putih kepada pria pemabuk ,
setelah diteteskan kedalam lobang hidung hanya dalam beberapa
menit saja , darah langsung berhenti mengucur, sungguh sangat
mujarab sekali obat dari pemuda berpakaian seserhana ini.
Pemuda setengah mabok itu, memandang Yen Fei dengan
pandangan heran, juga rasa berterima kasih,
sebenarnya pemuda ini tidak jelek memiliki kulit putih dan wajah
yang tampan, hanya penampilan nya yang acak cakan , jadi terlihat
seperti seorang Gembel,

" Mengapa Kongcu peduli padaku ? , apakah Kongcu juga hendak


mengadu keberuntungan ke dalam rumah judi ? jika kongcu
hendak masuk ke rumah judi ini, dengan senang hati akan
kutemani !"

" Aku hanya kebetulan lewat saja , saya sebenarnya hendak


mencari kedai makan , menurut orang orang , didalam komplek
Siao Yao Cun ini semua tersedia , termasuk rumah makan yang
menyajikan makanan makanan yang terkenal lezat "
".Benar sekali Kongcu, di komplek Siao Yao Cun ini semua
tersedia, rumah judi, rumah makan, rumah arak , Losmen , rumah
Bordir juga tersedia , yang penting punya uang , semua tersedia "

" Kalau Tuako tidak berkeberatan saya ingin mengajak Tuako


makan bersama, sambil bercerita cerita, tentu Tuako lebih tahu
tentang keadaan kota raja Ying Thien ini, karena Tuako adalah
penduduk asli disini ! "

" Kongcu terlalu sungkan memanggilku dengan sebutan Tuako


segala panggil namaku saja , aku bermarga Yen bernama Sun Tek,
! tapi.orang orang banyak memanggilku A Tek saja "
Pemuda setengah mabok itu memperkenalkan diri yang ternyata
juga bermarga Yen , mungkin pemuda setengah mabok ini dapat
memberikan informasi tentang keluarga ayahnya yang juga
bermarga Yen,

" Baik lah ko Sun Tek, sungguh sangat kebetulan sekali aku juga
bermarga Yen , namaku Fei, ko Sun Tek dapat memanggilku
dengan A Fei saja , omong omong restoran yang mana , di
kampung Siao Yao Cun ini yang paling ramai dan terkenal.? "

" Yang paling ramai di sini adalah rumah makan raja bebek, yang
sangat terkenal dengan bebek panggangnya, aku sudah lama
sekali tidak makan disana, dulu sewaktu aku belum bangkrut sering
makan kesana"
sekilas kesedihan terlihat di wajah A Tek , perubahan raut wajah
dari pemuda ini tidak lepas dari pandangan Yen Fei.

" Baiklah , Ko Sun Tek kita makan kesana,.dan semua aku yang
traktir, ki Sun Tek boleh makan dan minum sepuasnya biar aku
yang traktir !. "
" benarkah ?...A Fei kau sungguh adalah seorang pemuda yang
sangat baik hati,.jarang sekali ada orang yang mau berbuat baik
kepada seorang gembel seperti aku ! "

Mereka berjalan menelusuri gang perkampungan Siao Yao Cun


yang terang benderang dengan cahaya lampion beraneka warna ,
dan bunyi musik dan nyanyian yang bercampur baur dai berbagai
wisma yang berbeda, akhirnya sampai juga mereka di depan
restoran raja bebek yang sangat megah juga ramai sekali

mereka di sambut dengan ramah tamah oleh pelayan restoran,


" Selamat malam jiwi Kongcu, hendak memesan menu apakah?
menu istimewa kami adalah bebek tiga rasa, seekor bebek
panggang kita masak menjadi tiga macam.masakan ,
kulit bebek di gulung dengan kulit lumpia , kemudian dagingnya
dicacah dimasak dengan rebung , dan tulangnya kita masak sup
dengan tahu dan sayur asin ! "

" Baiklah Lopek kita pesan satu ekor bebek dimasak tiga rasa , dua
mangkok nasi putih, dan satu poci teh Oolong !.

" Baiklah.Jiwi Kongcu, harap sabar menunggu,.pesanan segera


datang ! "
setelah membungkuk memberi hormat ,.pelayan restoran pun
meninggalkan Yen Fei.dan Sun Tek, kembali menuju dapur.
Sun Tek kembali melanjutkan ngobrol dengan Yen Fei
menceritakan kisah hidup nya

Yen Sun Tek sebenarnya adalah anak dari seorang Siu Cai
bernama Yen Han Liang , yang dulu bekerja di perpustakaan istana
kaisar Torgun temur ,.akan tetapi sejak dinasty Yuan runtuh
berganti menjadi dinasty Ming . terjadi.peperangan rumah dan
seluruh harta dari keluarga Yen Sun Tek ikut menjadi sasaran
penjarahan , ibu Yen Sun Tek tewas pada saat peperangan.
Yen Sun Tek saat itu.masih berusia dua tahun berhasil
diselamatkan oleh ayahnya Yen Han Liang.
mereka pun mengungsi ke pinggiran kota, sejak saat itu Yen Han
Liang yang asalnya seorang pejabat negara harus hidup sederhana
sebagai seorang petani sayur, dan menjual sendiri hasil kebun nya
ke pasar pasar, selain sebagai petani sayur, Yen Han Liang juga
mengajar sastra kepada anak anak di perkampungannya.
Sun Tek sejak kecil terkenal sangat cerdas, dan sangat giat belajar,
hingga tamat perguruan sastra.di kota Ying Thien,
akan tetapi Sun Tek harus menerima kekecewaan walau sangat
cerdas dia di tolak menjadi pegawai kerajaan, hanya karena
keturunan.Yen Han.Liang yang pernah bekerja di perpustakaan
kaisar Torgun Temur, mereka dianggap sebagai sisa keluarga
pejabat dinasty Yuan,

sejak saat itu Yen Sun Tek yang semulanya adalah seorang
sastrawan mencari pelarian suka mabok mabokan dan berjudi ,
akhirnya Sun Tek jatuh miskin , dan dia kini tinggal di
perkampungan kumuh bersama ayahnya Yen Han Liang yang
sudah tua

Yen Fei tercengang mendengar cerita dari Sun Tek yang banyak
kesamaan dengan dirinya yang sama sama anak seorang Siu Cai
dan nama ayah dari Sun Tek mirip sekali dengan nama ayah dari
Yen Fei.
Yen Han Liang dan Yen Han Siong, hanya beda satu Huruf
belakangnya saja, jangan jangan , sun tek masih ada hubungan
keluarga dengan dirinya , semakin penasaran perasaan Yen Fei
ingin berjumpa langsung dengan ayah dari Sun Tek , yang
bernama Yen Han Liang yang namanya sangat mirip dengan nama
ayahnya.
sepertinya ada titik terang bagi Yen Fei untuk mencari keluarga
ayahnya , perbincangan Yen Fei dan Sun Tek terhenti saat pelayan
menyajikan pesanan mereka .
" kulit bebek panggang yang dibungkus kulit lumpia ini sangat enak
dan renyah , aroma nya sangat harum, dan daging bebek yang
dimasak rebung ini sungguh sangat empuk dan enak sekali,..kau
memang tidak salah memilihkan restoran , ko A Tek, ayo kita
nikmati,.kalau kurang kita pesan lagi !.."

" Ya benar sekali A Fei, masakan disini sangat lezat ,sudah lama
sekali aku tidak , makan masakan ini !.."

" ko Shun Tek.,.sehabis makan aku berniat berkunjung


dan.menemui ayahmu.!.."

".Waduuuuh… rumahku sangat jelek didalam gang gang yang


sempit.dan kumuh , apa A Fei berkenan mengunjungi rumahku"

" tujuan utamaku datang ke kota Ying Thien ini adalah mencari
informasi tentang ayahku yang juga seorang sastrawan bernama
Yen Han Siong, mana tahu ayahmu mengenal ayahku? "

" ooh ya, kog nama mereka mirip mirip.ya.?... semoga ayahku
bisa.membantumu mencari.keluargamu A Fei,.kau sudah baik
sekali kepadaku."
Yen Fei , kemudian.memanggil pelayan restoran , " Lopek tolong
bungkuskan satu ekor bebek panggang di masak persis.seperti ini
ya.. "

" A Tek., aku pesankan satu ekor bebek panggang untuk


ayahmu !."

" waaauw, ayah tentu akan senang sekali … Beliau sangat suka
makan bebek panggangnnya rumah makan raja bebek ini !.."

sudah menjelang tengah malam saat Yen Fei bersama Sun Tek
meninggalkan kampung Siao Yao cun yang masih sangat ramai,
berjalan menuju perkampungan Thian An cun tempat tinggal Sun
Tek yang berada di pinggiran kota sebelah utara, untuk memasuki
perkampungan harus melalui jalan setapak yang kalau musim
panas penuh dengan debu dan bila musim hujan jalanan seperti
berubah menjadi kubangan yang becek , karena jalanan masih
berupa jalan tanah yang belum dilapisi dengan bebatuan.
sebuah gapura sederhana yang terbuat dari kayu yang sudah mulai
lapuk dengan tulisan Thian An Cun yang sudah tidak begitu jelas
lagi , karena termakan usia .

berdiri bangunan rumah rumah sederhana yang berdempetan dan


hanya beratapkan jerami,
sedangkan jalanan batas antara setiap rumah sangat sempit,
sangat kontras sekali.perbedaannya dengan perkampungan yang
berada di tengah kota, perkampungan Thian An Cun ini dahulunya
adalah perkampungan darurat yang dibangun oleh masyarakat kota
Ying Thien untuk menampung keluarga korban perang yang
rumahnya hancur, akan tetapi tanah bekas tempat tinggal mereka
dibangun kembali.oleh pemerintah kerajaan Ming menjadi.komplek
istana kaisar yang sangat luas dan.megah.
dan mereka yang ditampumg.di perkampungan Thian An Cun yang
semula.untuk sementara waktu sampai saat ini menjadi
perkampungan permanen warga warga miskin yang tidak mampu
membangun kembali rumah mereka.
kebanyakan penduduk Thian.An Chun bekerja menjadi
pelayan ,penarik tandu, buruh panggul di pusat kota, dan sebagian
dari mereka juga ada yang berkebun menanam beberapa jenis
sayuran.
di ladang ladang sebelah utara perkampungan Thian An Chun

setelah melewati beberapa gang yang berkelok kelok , sampailah


mereka di depan sebuah rumah kayu yang sudah reyot .
" Kreeek !.. " suara daun pintu yang sudah reyot , saat Sun Tek
Mendorong daun pintu.
" A Tek , kau baru pulang ? "
seorang Pria paruh baya berbadan kurus , dengan rambut yang
penuh dengan uban., dan wajah yang mulai.keriput, leki laki paruh
baya ini di taksir.sekitar.berumur enam.puluhan , akan tetapi karena
kurus dan berkeriput,.penampilan fisiknya menjadi lebih dari
umurnya.

" iya ayah… dan aku membawa seorang teman yang baru ku kenal,
ingin berjumpa dengan ayah ! "

Pria paruh baya itu memandang Yen Fei dengan heran,.seorang


pemuda yang tampan dan gagah, yang berteman dengan anaknya.
".Selamat datang di gubuk kami yang reyot tuan muda, mohon
maaf kami tidak bisa menyuguhkan apa apa "

" Tidak usah sungkan , Susiok kedatangan saya kemari


sebenarnya ingin minta bantuan susiok ! "

" Apa yang bisa saya bantu , tuan muda ? "


berkata pria paruh baya orang tua dari Sun Tek dengan sikap
membungkukan badan.

" namaku Yen Fei, seorang petualang dari Ching Hai, maksud
kedatangan saya adalah mencari tahu keberadaan keluarga ayah
yang memang asli kota Ying Thien,
Ayahku bernama Yen Han Siong , seorang Siucai !.."

Pria paruh baya itu mendadak terkejut.dengan disebutnya nama


Yen Han Siong.
" namaku adalah Yen Han Liang, saya mempunyai seorang adik
bernama Yen Han Siong , apa mungkin kau adalah keponakanku
putra dari adikku yang sudah lama tak ada khabar beritanya karena
orangnya suka berpetualang, untuk meyakinkan aku, siapakah
nama kakek mu orang tua dari ayahmu tuan muda ? "
" kakek ku bernama Yen Kim Liong , menurut ibuku kakek ku
adalah seorang siucai dan penyair ternama ! "

" Yen Kim Liong adalah nama ayahku, tidak.salah lagi kau
adalah.keponakanku, putra dari Han Siong !."
teriak Han Liang memeluk Yen Fei dengan penuh rasa haru.
pertemuan yang tidak penuh keharuan.
" bagaimana khabar ayahmu ?,." bertanya paman Han Liang
kepada Yen Fei.

" Ayah sudah meninggal saat aku berumur empat tahun akibat
serangan pasukan Ming , yang melakukan pembersihan terhadap
sisa sisa prajurit dinasty Yuan.!.."

" oooh… sungguh sayang sekali Han Siong sudah mendahului


berpulang, kami yang berada di kota raja juga mengalami nasib
yang sama , perkampungan kami musnah terbakar dan harta
benda kami dirampok !,..dan yang menjadi dalang ini semua adalah
IT- Gan - Oh - Hauw atau Gurkha, padahal dia juga bekas tentara
dinasty Yuan, akan tetapi dia sangat kejam membantai
dan.merampok harta penduduk yang tak berdosa, dan tidak ikut
ikutan urusan politik ! "
berkata paman Han Liang dengan penuh kegeraman.

" Apakah Gurkha saat ini masih tinggal di kota Ying Thien ,
paman ?."

" Gurkha sudah tidak menjabat sebagai jendral keamanan , saat ini
dia sudah merubah namanya menjadi Lim O Hauw, dan lebih
terkenal dengan panggilan Lim Wang we , walau sudah tidak
menjabat dia.masih juga melakukan banyak kejahatan,.Dia
bersama teman teman nya dari kaum sesat ,mendirikan banyak
rumah bordir dan rumah judi melakukan banyak pemaksaan dan
pemerasan , dia kini menjadi orang yang paling kaya di kota Ying
Thien ini !"
Yen Fei mendengar penuturan Pamannya tentang Gurkha , musuh
besar yang telah menewaskan kakeknya Torgun ,
ibunya ,pamannya dan juga telah membantai banyak penduduk
Darkhan,
Tangan Yen Fei Menggenggam kencang dengan perasaan geram ,
dan giginya menggeretak geram

" Paman tenang saja,.aku Yen Fei bersumpah akan memenggal


leher Gurkha !..."
berteriak Yen Fei dengan penuh kegeramannya matanya melotot
dengan ekpresi sangat menakutkan.

Melihat kehidupan pamannya yang sangat miskin , Yen Fei


memberikan banyak sekali uang emas, hasil pemberian Koai
Cikung dari gudang harta peninggalan Siauw Bin Giamlo.

".Paman, uang emas ini pergunakanlah untuk membeli rumah yang


lebih layak dan untuk modal berdagang, dan ko sun Tek berhentilah
berjudi dan mabok mabokan, aku rasa uanh emas ini sudah lebih
dari cukup untuk membeli rumah dan modal usaha.!."

Sun Tek dan ayahnya Han Liang terpukau dengan kemilau cahaya
uang emas yang begitu banyak,.walaupun Han Liang dahulunya
adalah seorang pejabat istana , tidak pernah mempunyai uang
emas yang begitu banyak.

" oooh… Yen Fei, baru berjumpa saja engkau sudah meninggalkan
begini banyak uang mas, bagai mana saya harus berterima kasih !
"

".Sudahlah tidak usah sungkan paman, aku akan mencari Lim


Wang We untuk membuat perhitungan ! "
" Berhati hatilah Yen Fei, Lim wangwe banyak sekali tokoh tokoh
sakti yang menjadi kaki tangan nya ! "

" Jangan Khawatir paman, aku bisa menjaga.diri "


kemudian Yen Fei segera meninggalkan Thian An Cun untuk
mencari IT - Gan- O.- Hauw untuk.membuat perhitungan

Pertemuan yang tidak disangka sangka antara Ouw Yang Hua


dengan Liu Bwe, menjadikan mereka semakin akrab,
Liu Bwe di undang ke markas Sin Hauw Bu Kuan sebagai tamu
kehormatan.

Setelah mengalami kejadian yang hampir menewaskan dirinya ,


Ouw Yang Hua semakin giat berlatih , terutama ilmu menahan
nafas , untuk menghindari serangan racun yang berbahaya dari
Jeng Tok Moli, Demikian juga Liu Bwe mereka sering berlatih
bersama dan saling bertukar pengalaman tentang ilmu silat.
sebenarnya tingkat kepandaian antara Auw Yang Hua dan Liu Bwe
hampir sama, hanya saja tingkat Ilmu Ginkang Liu Bwe masih
sedikit lebih unggul dari Ouw Yang Hua.
seperti biasanya sehabis berlatih mereka bercakap cakap
" Hua ko, menurut pendapatku, melatih ilmu menahan nafas saja
tidak efektif untuk menghadapi serangan racun dari Jeng Tok Moli,
dalam bertarung tidak mungkin kita hanya mengandalkan bertahan
dengan menahan nafas saja ! "

" Lalu apa pendapatmu Bwe Moi ?, keahlian Jeng Tok Moli dalam
menggunakan racun sangat hebat sekali ! "

"Bukankah yang sangat berbahaya, bubuk racunnya yang


menyebar di udara, sifat dari racun diudara tidak akan bertahan
lama, apa lagi tertiup angin yang kencang ! aku pikir bagaimana
kalau kita selalu menyiapkan kipas, untuk berjaga jaga kalau dia
menebarkan bubuk beracun ! "
Ouw Yang Hua sangat kagum dengan Liu Bwe, selain berilmu
tinggi, juga sangat cerdas sekali,
" sungguh luar biasa , engkau sangat cerdas sekali, aku sendiri
tidak pernah memikirkan sebelumnya, akan tetapi , kalau
menunggu dia menyebarkan bubuk beracun baru kita
mengeluarkan kipas ,sepertinya sudah terlambat , apa tidak
sebaiknya kita mengganti senjata dengan kipas khusus, atau kita
menggunakan dua senjata sekaligus di tangan kanan dan kiri yang
salah satunya kipas !"

" Benar sekali Hua ko , aku berpikiran membuat kipas dari bilah
baja tipis , dan dilapisi dengan kain sutra tebal agar bisa dijadikan
sebagai senjata!,"

" Di Kota raja Ying thien ini, aku punya kenalan seorang pandai
besi yang sangat mahir membuat senjata, yang merupakan
langganan istana , untuk membuat persenjataan prajurit, aku akan
memesan sepasang, satu buat ku dan satunya untuk Bwe moi ! "

" aku ikut kesana!.. Hua ko !.. aku ingin juga melihat lihat , orang
membuat beraneka jenis senjata "

Kwe Lojin, adalah seorang pande besi yang sudah sangat terkenal
di kota ying thien, banyak sekali Tokoh tokoh Kang Auw memesan
senjata kepada Kwe Lojin, baik para pendekar golongan putih
maupun para penjahat dari golongan Hek To juga dilayani, hanya
saja Kwe Lojin hanya mau turun tangan sendiri membuat senjata
pusaka kepada orang yang berjodoh dengannya , sedangkan
sisanya di serahkan kepada anak buahnya yang membuatkan.

seperti biasanya bengkel senjata Kwe Lojin selalu sibuk terlihat


beberapa orang yang membakar besi baja kemudian memukul besi
yang masih merah membara , terdengar bunyi ting...Ting...ting…
saat besi membara di pukul dan di tempa,
Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe berjalan menuju sebuah rumah
sederhana di bagian belakang bengkel.
terlihat seorang kakek tua yang sedang duduk dan menghisap asap
tembakau dari sebuah hunce kuningan .
kalau di tafsir kakek tersebut sudah berumur delapan puluh tahun
lebih rambut dan cambangnya semua sudah memutih, akan tetapi
tatapan matanya sangat tajam dan mencorong menatap kepada
sepasang pemuda yang menghampirinya .

" Kwe Lojin, terimalah hormat tecu ! " berkata Ouw Yang Hua
sambil menjurahkan sepasang tangan nya memberi hormat, akan
tetapi Kakek aneh itu tidak menjawab penghormatan kepadanya ,
akan tetapi matanya menatap Liu Bwe, kemudian tertawa terbahak
bahak .
" Ha...Ha...Ha…, hari ini lohu kedatangan seorang Lihiap , yang
membawa Ang Lien Kiam ,
yang sudah merupakan senjata pusaka yang sulit di cari
tandingannya, malah datang kemari, apa masih merasa kurang
dengan senjatamu yang begitu hebat ! "

Liu Bwe sangat kagum dengan pandangan Kwe Lojin yang sangat
awas, hanya dengan sekali lihat saja Kwe Lojin sudah dapat
mengenali ang Lien Kiam yang dibawanya.
menandakan kalau Kwe Lojin Ini memang bukan orang
sembarangan ,
" Benar sekali, yang locienpwe katakan , pedangku memang
pedang Ang Lien Kiam , maksud kedatanganku kesini bukan untuk
memesan pedang, akan tetapi maksud kedatangan kami kesini
hendak memesan kipas ! "

" ha...ha..ha...apa Lihiap hendak merubah diri menjadi penari


seperti dayang dayang istana ! " kwe Lojin tertawa terpingkal
pingkal dengan gaya jenaka dan terus saja asyik menghisap asap
tembakau dari Hunce Kuningannya
" hi...hi...hi… ternyata Kwe Lojin yang terkenal adalah seorang yang
jenaka !, saya berniat memesan kipas bukan untuk menari
Locienpwe ,.akan tetapi untuk menjaga diri dari asap beracun.! "

" Apa asap beracun seperti ini ! " tiba tiba kwe Lojin meniupkan
asap tembakau yang membentuk huruf O menyerang ke arah Liu
Bwe.
mula mula asap hanya sedikit, tetapi.makin lama makin banyak
mengurung Liu bwe, dan Liu Bwe segera menghindar dengan
lincah , meloloskan Ang Lien Kiamnya untuk menghalau asap
tembakau yang berbau tajam ,akan tetapi gulungan sinar dari Ang
Lien Kiam Shut tidak berhasil menghalau asap tembakau yang
begitu banyak,
akhirnya Liu Bwe terbatuk batuk, untung yang di tiupkan hanya
adalah asap tembakau,
bila yang ditiupkan adalah asap beracun niscaya ,Liu Bwe sudah
jatuh tergeletak .

" Ha...ha...Ha…. Lucu !...sangat lucu !...pemain Ang Lien Kiam Shut
takut asap tembakau !...
Nona manis ! sepertinya kau memang butuh kipas !..."

Liu Bwe bersama Ouw Yang Hua segera menjura kepada Kwe
Lojin " Terimakasih banyak untuk kesediaan Locienpwe !"
Ouw Yang Hua sangat gembira karena kakek aneh Kwe Lojin
bersedia membuatkan senjata kepada mereka , karena hal ini
merupakan sesuatu yang sangat langka, Kwe Lojin termasuk
manusia aneh, yang kalau tidak berkenan tidak akan banyak bicara
dengan tokoh kang Auw yang dia tidak sukai.

" Kalian tunggu sebentar !"


Kwe Lojin memasuki pondoknya dan tak lama kemudian sudah
kembali membawa dua buah kipas lipat , yang sebuah berwarna
putih dan sebuah lagi berwarna hitam.
" Kalian sungguh beruntung dan sangat berjodoh dengan Kipas IM
YANG ini !, ambil lah yang berwarna putih untuk Ouw Yang
Hua !..dan Yang berwarna hitam untuk nona Liu Bwe , si walet
hitam ! "

" kenapa locienpwe , mengenali namaku ,dan juga julukan kosong


walet hitam yang diberi oleh orang orang kepadaku ! "
bertanya Liu Bwe dengan nada heran,

" jangan Heran nona Liu Bwe, murid terkasih dari Ang Lien Hua,
majikan kuil teratai dari Yunnan, walaupun Lohu tidak keluar dari
pondok, semua hal yang terjadi , di jagat dunia persilatan Lohu,
pasti sudah tahu.,.karena yang datang kemari adalah tokoh tokoh
Kang Auw ,dan mereka tentu saja menceritkan apa yang terjadi di
dunia Kang Auw ini , dan Lohu juga mengetahui kalau kedatangan
kalian meminta kipas adalah untuk melawan Jeng Tok Moli, berhati
hatilah kalian, karena Jeng Tok Moli saat ini menjadi kaki tangan
dari Lim Wangwe , dua hari yang lalu mereka kemari, Lim Wangwe
memesan sepasang sarung tangan baja berbentuk cakar harimau,
akan tetapi Bukan Lohu Yang kerjakan , Lohu berikan kepada
anak murid Lohu yang mengerjakannya , "

" Terima kasih banyak Locienpwe, berapa yang harus kami bayar
untuk sepasang kipas ini ! "

" Ha...Ha...Ha… sepasang kipas ini bukan Lohu yang buat.


hanya Lohu berikan, sesuai dengan pesan pemiliknya sekitar tiga
puluh tahun yang lalu,.sepasang kipas IM YANG ini adalah milik
sepasang pendekar kipas sakti, menitipkan kipas ini untuk lohu
berikan kepada orang yang berjodoh , karena takut kipas ini jatuh
kepada tokoh sesat, karena sepasang pendekar tersebut berniat
menghabiskan sisa hidup mereka , sebagai pertapa di gunung
himalaya , dan pada hari ini Lohu sudah menunaikan wasiat selama
tiga puluh tahun, "
Kwe Lojin tertawa gembira karena ,.sepasang kipas IM YANG
yang di titipkan kepada nya telah mendapatkan majikan baru yang
sangat tepat
" pakailah sepasang kipas ini untuk melawan mereka yang berbuat
kejahatan ! , sekarang pulanglah, lohu khawatir kedatangan kalian
di ketahui oleh mata matanya Lim Wangwe!"

" terima Kasih Banyak Locienpwe !"


mereka berdua.menjurah kepada kwe Lojin, dan segera
menyimpan kipas dibalik baju mereka dan segera kembali ke
markas besar Sin Hauw Bu Koan.

Sepasang kipas IM YANG ini memang bukanlah kipas biasa


walaupun terbuat dari kayu akan tetapi kekerasannya melebihi
dengan keras nha baja, dan kain sutra yang melapisi juga bukan
sutra biasa sangat lentur dan alot bahkan mampu.untuk.menangkis
senjata tajam tanpa takut akan sobek.

Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe selalu berlatih bersama ,


Ouw Yang Hua mengkombinasikan sendiri gerakan silatnya tangan
kanan menggunakan busur kumala sedangkan tangan kirinya
memegang kipas.
begitupun denga Liu Bwe , tangan kanannya memainkan Ang Lien
Kiamshut sedangjan tangan kirinya memainkan senjata kipas.

dan mereka juga menggabungkan hasil latihan mereka menjadi


sebuah jurus silat yang unik dan juga sangat hebat, karena mereka
bisa bergerak menyerang bersama dan saling melindungi dari
serangan lawan .
hasil kolaborasi dari ilmu silat mereka berdua terciptalah jurus
KIAM KONG LUI HONG.
( Busur pedang angin badai )

Ouw Yang Hua dan Liu Bwe yang semakin sakti , berkat latihan
mereka , juga perasaan mereka yang semakin hari semakin dekat
menumbuhkan benih benih asmara yang mulai mekar di hati
mereka berdua.

Kita tinggalkan sejenak Liu Bwe dan Ouw Yang Hua yang sedang
memperdalam ilmu KIAM - KONG - LUI - HONG
untuk mengikuti pencarian Yen Fei terhadap musuh besarnya
IT - Gan - O - HAUW ( Macan kumbang bermata satu ) alias Barkha
.

Di siang hari yang sangat cerah di taman kota yang di tumbuhi


pohon pohon Yang Lui yang berdaun Lebat dengan hembusan
angin sepoi sepoi , seakan akan sedang menghibur pengunjung
yang memang sedang melepas penat ,
bermacam macam orang ada di taman kota, ada yang sedang
berpacaran, terlihat juga beberapa siucai yang sedang asyik
sedang menghayal sambil menulis syair syair indah.
suasana sangat tenang seakan akan para pengunjung sedang
asyik dalam lamunan masing masing.

Begitu juga dengan Yen Fei, yang masih memikirkan kira kira
dimana keberadaan Burkha , juga misteri tentang siluman
pemangsa pria perjaka di Kota Ying Thien.
angin sepoi sepoi yang sejuk ,
membuat rasa kantuk mukai menyerang.
baru saja akan memejamkan mata,. Pendengarannya yang tajam
dan terlatih, mendengarkan suara cekikikan seorang wanita dan
pria di balik rimbunnya rumpun bunga krisant yang berada di
belakang Yen Fei.

" Hi...Hi..Hi…, ayo koko kita bercinta, aku sudah beberapa hari
tidak.melakukannya !.."

" Hush… Jangan begitu nona ,.disini tempat.umum,.lagi pula kita


baru.kenal mana boleh kita melakukan perbuatan asusila !."
".Ayoo...aku sudah tidak kuat ,.tolong.lah aku !."

" Jangan nona !... aku gak berani juga gak mau ! .."

" Breeet !... "


terdengar suara baju sobek , kemudian terlihat seorang siucai
muda berlari keluar dari rimbunnya kumpulan bunga krisan.
dan di belakangnya terlihat seorang perempuan muda berparas
cantik terus mengejar dan hendak menubruk siu cai muda itu .

" kongcu tolonglah saya, aku mau di ajak berbuat tak senonoh oleh
wanita gila itu ! "
sang siucai muda segera berlindung di belakang punggung Yen
Fei..

" hi..hi...hi.. ada Kongcu yang lebih gagah dan lebih tampan ,dari
pada siucai , penakut !
ayo Kongcu gagah kita bercinta !" sang wanita cantik itu langsung
memeluk Yen Fei , sedangkan sang Siucai muda bersembunyi di
belakang punggung Yen Fei .
" waduh… bagaimana ini , kog aku jadi di peluk dari depan dan
belakang !.."
Yen Fei melihat sesuatu yang tidak wajar dari wajah wanita muda
ini yang ada berkas kehijauan, dengan sorot mata seperti orang
lupa ingatan ,
" kasihan sekali , wanita ini keracunan parah, apakah ini karena
racun katak hijau, yang membuat orang mabuk birahi ,
racun ini sering di pakai oleh suku pedalaman mongolia, untuk
diberikan kepada kuda betina agar mau dikawini, sungguh keji
sekali orang yang telah meracuni wanita muda ini"
Yen Fei segera membelai kepala wanita muda ini sambil menekan
jalan darah Teng - Sin -Hiat yang berada di ubun ubun , wanita
muda ini mendadak lemas , dan jatuh tak sadarkan diri.
" tenanglah sicu , wanita muda ini tidak gila, dia keracunan , aku
akan berusaha menyembuhkannya !"
Siu Cai muda tersebut hanya melongo melihat kehebatan Yen Fei
yang hanya dengan sekali usapan dapat menenangkan wanita
muda yang sedang mabuk Birahi .

" Untung berjumpa dengan taihiap , kalau tidak entah apa yang
akan terjadi, aku pasti menjadi tontonan orang banyak, dan nama
baik ku akan rusak, tapi kasihan juga wanita muda ini, harus segera
di tolong ! "

wanita muda itu sebenarnya berwajah cukup cantik dan manis ,


yang kini tak sadarkan diri ,kemudian di telantangkan di atas tanah,
dengan sangat cekatan jarum jarum akupuntur sudah di tancapkan
di beberapa pembuluh darah , kemudian telapak tangan Yen Fei di
tempelkan , dengan menyalurkan Ang Tok Sin kang yang
mengandung Hawa beracun ular merah ,untuk melemahkan dan
mengusir keluar racun yang bersarang di tubuh wanita ini, proses
pengobatan tidak memakan waktu yang terlalu lama, darah yang
berwarna kehijauan mulai menetes keluar dari titik urat nadi yang
tertancap jarum.

sang siucai muda hanya menatap dengan pandangan mata penuh


kekaguman
" Kalau boleh saya tahu nama besar taihiap ! saya sendiri
bermarga Oey bernama kim san , seorang siucai yang bekerja di
istana "

" Namaku Yen Fei , hanya seorang perantau, yang kebetulan


memiliki sedikit ilmu pengobatan, bukanlah seorang taihiap, Oey
Siu cai racun di tubuh wanita ini sudah berhasil di keluarkan, kira
kira satu jam kemudian dia akan sadar dengan sendirinya, dan
tolong berikan dia pil ini , agar ingatannya bisa pulih ! "
berkata Yen Fei , juga sekaligus meminta Oey Siucai menjaga
wanita muda ini sampai sadarkan diri.
" Yen Sicu apa hendak melanjutkan perjalanan? , tidak mampir dulu
ke gubuk ku yang tidak jauh dari taman kota ini ?"

" terima kasih banyak Oey Siucai , aku sendiri punya urusan yang
harus di selesaikan ,ya nanti kalau sempat saya akan mempir
menyambangi Oey Siu Cai "

Sedang asyiknya mereka ngobrol , pendengaran Yen Fei yang


sangat tajam.,mendengarkan teriakan seorang wanita yang
menggunakan ilmu COAN IM JIT BIT , " Giok Lan !..Giok
Lan !..kamu dimana Lim Wangwe sudah menunggumu , mau diajak
bercinta lagi , hi..hi...hi..!"
dan Yen Fei melihat berkelebat bayangan diantara pepohonan
Yang Liu.

" Gawat !... Oey Siu Cai , harap segera bawa wanita ini , sembunyi
di rumpun bunga krisan itu, aku melihat Jeng Tok Moli , sedang
mencari cari orang mungkin wanita ini , ayo cepat !.. dan ingat
pesanku !..untuk meminumkan pil putih itu setelah dia siuman ! "

Yen Fei segera mengerahkan ilmu ginkang HUD - COUW - PO -


HOAT ,hanya dalam sekejap Yen fei sudah menghilang dari
pandangan Oey Siu Cai ,yang hanya dapat bengong , melihat
kehebatan Ginkang Yen Fei, dan terus sembunyi bersama wanita
muda itu.

Yen Fei mengikuti Bayangan Jeng Tok Moli yang berkelebat


diantara pepohonan , dan tiba tiba Yen Fei sudah menghadang dari
balik sebuah pohon Yang Liu .
" Jeng Tok Moli !... kita ketemu lagi disini !... "

" Hi...hi...hik…,Ternyata kau Yen Fei , kau mengikuti ku , apa kau


kangen dan ingin menjadi kekasihku ! "
" tadi kau menyebut nyebut Lim Wangwe, apa dia adalah IT - GAN
- O - HAUW ? "

" Hi..Hi..hi… tentu saja , semua orang di kota ini juga sudah tahu
kalau IT Gan O Hauw adalah Lim Wangwe yang memiliki semua
rumah pelacuran dan rumah judi di kota Ying Thien ini ! "

"Bolehkah Locienpwe memberi tahu kepada saya , dimana tempat


tinggalnya Lim Wangwe ? " bertanya Yen Fei dengan sopan
sengaja menyebut Locienpwe kepada Jeng Tok Moli , karena
memang ada butuh nya ,sudah hampir sebulan lamanya Mencari
tempat bersembunyinya IT Gan O Hauw.

" Hi..hi...hi...anak tampan , tumben kau memanggilku


Locienpwe, ..kau panggil saja aku Sian Li, asal engkau mau
menjadi kekasihku apa saja yang kau minta pasti aku berikan,
atau.kau hendak menjadi pemilik rumah judi dan rumah pelacuran
juga bisa, kalau kita berdua bekerja sama pasti dapat
mengalahkannya, dan meramoas semua hartanya hi..hi..hi…,
si tua Bangkotan itu selalu minta tolong padaku , untuk membuat
wanita wanita tersebut dengan suka rela melayaninya , setelah
bosan di pekerjakan sebagai pelacur , dan timbal baliknya , aku di
berikan perjaka perjaka tampan, akan tetapi semua lemah,
hi..hi...hi.. aku lebih suka kamu yang tampan gagah !"

Yen Fei begidik mendengar kekejaman IT GAN O HAUW yang


menculik gadis gadis kemudian di beri racun oleh Jeng Tok Moli
sehingga menjadi budak nafsu, dan lebih begidik ngeri lagi kalau
membayangkan dirinya harus menjadi kekasih dari wanita iblis ini,
akan tetapi Yen Fei adalah seorang pemuda yang cerdas ,
mumpung Jeng Tok Moli suka kepada dirinya , apa salahnya kalau
di manfaatkan ,.setelah berhasil menumpas IT GAN O HAUW baru
akan menumpas iblis betina ini aku akan pura pura, Yen Fei
hendak bersiasat .
".Baiklah Sian Li !..aku memang membutuhkan bantuanmu ! "

' Hi..hi...hi… begitu dong… kalau kita bekerja sama , kita akan
menjadi sepasang manusia sakti yang tak ada tandingan nya !"

Jeng Tok.Moli segera merangkul Yen Fei ,.langsung mencium pipi


dan tangannya mulai menggerayangi tubuh Yen Fei,
yang merinding karena rasa jijik
akan tetapi ,dia harus berlaku cerdas untuk dapat menemukan
musuh besarnya.
".Sianli !.. nanti dulu, ...mohon sabar, !... aku.memang masih
perjaka , dan aku sudah bersumpah tidak akan.menikah atau
melakukan hubungan badan dengan siapapun sebelum dendam
kesumat keluarga ku terbalas , terutama kepada IT GAN O
HAUW, !."
Yen Fei Menepis tangan Jeng Tok Moli yang sudah berani
bergerayangan.
" Baiklah Yen Fei, kau memang pemuda istimewa ,yang
membuatku semakin penasaran, setelah menumpas IT GAN O
HAUW kita akan menjadi pasangan suami istri yang paling sakti di
kolonh langit ini , hi...hi...hi.., Tapi hanya ciuman dan rangkulan gak
apa apa ya, ! "
tiba tiba kecupan dari Jeng Tok Moli mendarat di pipinya, dan Yen
fei menyumpah nyumpah dalam hati karena sangat jijik di
cium.nenek nenek.

JENG TOK MOLI adalah seorang datuk sesat kawakan tentu saja
bukan orang bodoh , percaya begitu saja, Dengan kepaandaian
silat dan ilmu racun yang hebat , dia merasa yakin dapat
menundukan Yen Fei, apa.lagi setelah menyempurnakan ilmu
CIAO - HUN - HOAT- SHUT yaitu kombinasi dari ilmu racun dan
ilmu sihir yang membuat korbannya menurut saja apa yang
diperintahkan seperti gadis gadis yang di racun dan dijadikan budak
nafsu.
" Yen Fei, sebagai bukti janjimu, minumlah arak ini terlebih dahulu !
" Jeng tok Moli.memberikan sebotol arak ,
segera di terima Yen Fei , saat dibuka uap hijau mengepul baunya
sangat amis dan memabukan, Yen Fei tentu saja sangat mengerti
kalau arak ini sangat beracun, akan tetapi karena di tubuh Yen Fei
sendiri sudah mengandung dua macam racun yang paling ampuh
di kolong langit ini, tentu saja tak akan mampu meracuni dirinya,

Hanya dalam sekali teguk Habis semua arak yang ada di dalam
botol keramik " Arak bagus !..arak bagus !..terima kasih sianli ! "

" Hi ..hi..hi.. hebat !..kekasihku yang tampan " , kemudian Jeng Tok
Moli berkomat kamit membaca mantra ,.dengan mengerahkan
kekuatan KHI KANG suara Jeng Tok Moli berubah menjadi sangat
berwibawa , Yen Fei juga merasakan getaran yang kuat dari suara
Jeng Tok.Moli, akan tetapi.Yen Fei berpura pura saja sudah
keracunan dan terpengaruh dengan suara Jeng Tok.Moli yang
sedang mengerahkan ilmu CIAO HUN HOAT SHUT .

Tatapan mata Jeng tok.Moli berubah mencorong cahayanya


seakan akan menembus mata Yen Fei.
" Aku adalah dewi.kecantikan yang.menjadi.kekasihmu !...
ciumlah.aku Yen.Fei ! "

sungguh menjijikan nenek iblis ini, karena Yen Fei tidak


terpengaruh dengan Ilmu Ciao Hun Hoat shut , dimata Yen Fei
Jeng Tok Moli masih berwujud nenek iblis yang jelek , akan tetapi
demi untuk menemukan musuh besarnya Yen Fei terpaksa
bersandiwara

" Wow...sianli kau sangat cantik sekali , lebih cantik dari dewi
kecantikan ! "
Yen Fei mendekati Jeng Tok Moli , dan terpaksa mencium pipi
nenek iblis ini.
".Hi..hi...hi.. kekasihku yang gagah dan tampan, ayo kita segera
ke.tempat.persembunyian si setan tua bangkotan itu ! "

Jeng Tok Moli pun berlari mengerahkan ilmu ginkangnya di ikuti


oleh Yen Fei menuju keutara kota,
jarak tempuh yang tidak begitu jauh hanya sekitar tujuh Li dari
pusat kota , sampailah mereka di sebuah lereng gunung ,.dan
menuruni sebuah lembah yang cukup curam, karena sangat curam
penduduk setempat menyebutnya Lembah Putus nyawa .

Jeng Tok Moli menuruni Lembah putus nyawa ,diikuti Yen Fei,
lembah yang dipenuhi batu gunung yang tajam dan di tumbuhi
semak belukar tanaman berduri, memang pantas menyandang
nama Lembah putus nyawa.

setelah perjalanan sekitar lima Li , lembah mulai melandai dan


dijumpai tanah datar , terlihatlah sebuah bangunan rumah yang
sangat mewah dan indah,
Tanpa permisi lagi Jeng Tok Moli langsung memasuki rumah yang
sangat mewah itu, Yen Fei yang mengikuti dari belakang juga
terpukau dangan bangunan rumah yang begitu indah.

isi rumah penuh dengan perabotan ukiran yang halus, di dinding


penuh dengan lukisan dan syair syair kuno dengan tulisan yang
sangat indah, sungguh pemilik rumah ini adalah orang kaya raya
yang mempunyai cita rasa seni yang tinggi, sesampai di ruang
tengah terdengar alunan petikan Yang Khim, seruling juga er hu,
memainkan musik yang sangat indah , bunyi alunan musik yang
indah itu berasal dari balik sebuah ruangan aula yang sangat
megah, Yen Fei sangat terpukau melihat ruangan yang begitu
indah bahkan tak kalah dengan istana kaisar.

terlihat kelompok pemusik semuanya terdiri dari wanita wanita


cantik dengan pakaian sutra tipis yang tembus pandang , sehingga
nampak dengan jelas lekuk tubuh pemain musik, selain itu juga
ada penari penari semua adalah wanita cantik , dengan gerakan
lemah gemulai juga erotis, menampakan semua lekuk tubuh nya.
bagaikan dewi dewi dari alam kahyangan.
di ujung ruangan tergelar permadani yang tebal dan indah
dan sebuah divan yang dilapisi dengan sutra yang halus.

terlihat seorang laki laki berbadan besar , berkulit hitam dengan


wajah yang sangat menyeramkan, kepalanya botak dan wajahnya
terdapat codet melintang , yang menambah seram sosok laki laki
berbadan tegap itu adalah , matanya hanya sebelah kiri dengan
bola mata yang besar melotot seakan akan hendak keluar dari
rongga mata, sedangkan mata sebelah kanannya ditutup dengan
penutup mata yang terbuat dari bahan kulit, seperti bajak laut.
dia tidak memakai pakaian atas, hanya memakai cawat yang
terbuat dari kulit harimau.

sedang tiduran di pangkuannya dua orang gadis yang sangat cantik


dalam keadaan setengah telanjang , membelai dan menciumi
badan sang laki laki berkulit hitam ini, tampaknya kedua gadis ini
sudah terbakar nafsu birahi, dan tangan sang lelaki hitam tak henti
hentinya menggerayangi tubuh kedua gadis cantik yang tiduran di
pahanya.
sepertinya pria berkulit hitam ini sedang menikmati.alunan musik
juga keindahan wanita.
wajahnya yang seram dan menjijikan itu tertawa menyeringai
dengan giginya yang runcing runcing bagai higi harimau membuat
dirinya terlihat semakin seram.
" he...he..he…, nenek cabul !,..ramuan arak dan aromatheraphy mu
memang sangat manjur, para bidadari ini kini semua tunduk
dan.memohon mohon agar aku bersedia becinta dengan mereka ! "

" Dasar bandot tua bangkotan, gak tau berterima kasih senang
diambil sendiri ! "
guman Jeng Tok.Moli sambil merengut.
".He ..he..he..tenang saja nenek cabul ,.aku.sudah menyediakan
empat orang perjaka untuk mu , kini.mereka sudah menanti di
pavilyun merah !..semua sudah saya persiapkan, !."
sang pria berkulit hitam itu kemudian memandang ke arah Yen Fei ,
kemudian tersenyum

" Ha...ha...ha… nenek cabul ternyata mau sudah mendapatkan pria


tampan, di tambah empat perjaka, apa kau hendak memakai sekali
lima ha.. ha.. ha ! "

Yen Fei merasa jijik melihat pemandangan yang tidak lazimnya,


apa lagi pria hitam bermata satu ini , mempunyai ciri ciri sebagai
musuh besarnya, matanya yang mencorong seolah olah hendak
menembus menusuk hati pria hitam bermata satu ini.
" Apakah aku sekarang berhadapan dengan Barkha, IT Gan O
Hauw ! "
dengan tatapan tajam dan jari telunjuk mengarah ke wajah pria
Hitam bermata satu ini.

" Siapa kau anak muda bosan hidup , berani berani nya menuding
aku ! "
terlihatlah watak sombong dan angkuh dari pria kulit hitam bermata
satu ini , yang menganggap orang lain adalah remeh.

Jeng Tok.Moli , yang sudah merasakan aura permusuhan dari Yen


Fei dan Barkha alias , IT Gan.O Hauw, ini hendak mencari selamat
sendiri., dengan gaya yang centil dan genit mencium pipi Yen Fei
" Hi….hi...hik...kekasihku yang tampan , orang yang kau cari sudah
dihadapanmu, aku hendak ke wisma merah dulu ,
kasihan mereka sudah menunggu lama "

sambil mengerling genit ,kelada Yen Fei, kemudian tersenyum ke


arah Barkha " Hei Bandot tua , kekasihku ada urusan denganmu,
aku hendak menikmati upahku dulu , aku.ke wisma merah dulu !"
tanpa meminta persetujuan Jeng Tok.Moli sudah kabur
menghilang.

Jeng Tok.Moli adalah orang yang cerdas juga licik, karena dia
sudah mengerti akan kesaktian Yen Fei ,maupun Barkha alias IT
Gan O Hauw, dia sengaja menghindar , dan mencari keuntungan
dari pertarungan yang akan terjadi, seandainya Yen Fei yang kalah
dia masih di percaya oleh IT Gan O Hauw sebagai partner,
seandainya IT Gan O Hauw yang kalah , dia dapat.merampas
semua kekayaan IT Gan O. Hauw , makanya dia cepat cepat kabur,
sambil tertawa cekikikan.

Dua orang musuh bebuyutan ini saling pandang dengan tatapan


mencorong .
kemudian Yen Fei sengaja berkata dalam bahasa Mongol
" Barkha ... hari ini adalah hari kematianmu , bersiap siaplah
menghadap kakek ku Torgun yang sudah menantimu di alam
baka ! "

" hai anak muda, kita sama sama adalah orang mongol yang
menjunjung kegagahan, tidak ada sedikitpun rasa takut akan
kematian !... "
Barkha segera berdiri segera memakai sarung tangan baja
berbentuk cakar , yang ujung nya berupa sepuluh bilah pisau yang
berkilau tajam.

tanpa memberi peringatan terlebih dahulu Barkha langsung


melompat menyerang dengan jurus harimau melompat pagar
wush !.... gerakan nya sangat cepat kedua cakar harimau
mengarah pada ubun ubun ,
Melihat datangnya serangan tiba tiba Yen Fei segera menjatuhkan
diri dan badannya meluncur di lantai , sehingga tubuh Barkha
hanya melewati nya. akan tetapi Barkha segera berbalik badan dan
menyerang kembali dengan jurus harimaunya , kedua tangan
Barkha berputar membentuk lingkaran yang berlapis
lapis ,sedangkan kedua kakinya melakukan sapuan berputar ,
angin serangan yang disertai dengan pengerahan tenaga sinkang
yang dikombinasi dengan kekuatan Gwa Kang dilancarkan sangat
dahsyat
whut !... whut !... Whut !....

Yen Fei segera menyambut serangan dari Barkha dengan


menggunakan Jurus Hud - Couw - Sin - Kun dengan posisi kuda
kuda yang sangat aneh kedua tangan Yen Fei menempel di lantai
difungsikan sebagai tumpuan sedangkan kedua kaki Yen Fei
melakukan tendangan bergantian mengarah pada sendi
sambungan pergelangan tangan
" Duk ..Duk ..duk !..." semakin cepat serangan dari Barkha semakin
cepat pula ujung kaki Yen Fei menendangi
pergelangan tangan Barkha.

Barkha meringis menahan rasa sakit, karena urat nadi di kedua


pergelangan tangannya di tendang bertubi tubi, masih untung
Barkha atau It Gan O Hauw ini memiliki kekuatan sinkang yang
besar ,seandainya orang biasa niscaya sambunga pergelangan
tangan nya sudah copot.

jurus serangan dari Barkha memang cepat tapi tangkisan kedua


kaki dari Yen Fei lebih cepat lagi, dari gerakan menangkis dan
hanya menendang pergelangan tangan kini , kedua kaki Yen Fei
bergerak semakin cepat dan Ganti menyerang , sapuan kedua kaki
Yen Fei berubah seakan akan seperti putaran tongkay yang ganti
menyerang dari arah kanan dan kiri,

Barkha menjadi terkejut dan gelagapan menangkis serangan kedua


kaki Yen Fei, tapi sayang kaki Yen Fei terlalu cepat ,
"Duk !.... " ujung kaki kanan Yen fei menghantam batang hidung
Barkha , kemudian disusul kaki kiri Yen Fei menghantam mata kiri
barkha .
" Augh !.." mata satu satunya dari Barkha terkena ujung sepatu Yen
Fei , pandangan nya menjadi kabur,
akan tetapi Barkha kembali mengamuk menyerang dengan kedua
cakarnya .

Kedua tangan Barkha mencengkram pundak Yen Fei cengkraman


tangan kiri berhasil di Tepis, akan tetapi cengkraman tangan kanan
Barkha berhasil menghunjamkan kelima bilah pisau ke pundak
kiri ,darah mulai mengucur,.masih untung kekuatan sinkan Yen Fei
termasuk kuat , kelima bilah pisau hanya mampu melukai kulit tapi
tidak sampai melukai otot.
tiba tiba Yen Fei berteriak ,
"Hiaaaaat !.... mengangkat tangan kiri mengalirkan Hud couw
sinkang ke ujung jari telunjuk dan menusuk ke bola mata kanan
Barkha,..
"Craaaaap !....." jari telunjuk Yen Fei menembus bola mata ,dan
merubah posisi jari melengkung dan ….
menarik keluar bola mata Barkha , darah menyembur deras dari
rongga mata , disusul teriak kesakitan dari Barkha , suara teriakan
yang mengandung kekuatan Khi Kang menggema seisi aula , para
wanita penghibur yang terhipnotis oleh asap beracun pun semua
tersentak sadar , dan sibuk berlari sambil menutup telinganya,
bahkan ada yang tak sempat lari tewas seketika dengan liang
telinga mengeluarkan darah akibat gendang telinga yang hancur
akibat frekwensi suara teriakan Barkha.

Barkha yang kini buta total mengamuk bagaikan kesurupan setan ,


menghantam dengan pukulan Berkekuatan sinkang ke segala
arah .
" Daaassssh !...Dasssah !...Dassssh !..."
seisi aula jadi porak poranda akibat amukan dan teriakan histeris .
tiang tiang penyangga bangunan Aula ikut hancur di hantam
pukulan dan cengkraman Barkha alias It Gan O Hauw, akibatnya
langit langit ruangan beserta genteng ambrol berserakan.
" Hai .. Macan buta , aku disini !"
teriak Yen Fei,
dengan sekuat tenaga Barkha yang kini sudah buta total menubruk
ke arah sumber suara.
badan Barkha melayang di udara menerkam ke arah Yen Fei, akan
tetapi sebelum mencapai sasaran, disambut dengan pukulan Ang
Tok Si Ciang di tangan kiri dan Hek Tok Sin Ciang di tangan kanan
" Daaar !...."
dua jenis pukulan sakti yang bertenaga berlawanan itu bersarang di
tubuh Barkha.
dua kekuatan sinkang panas dan dingin saling bertarung di tubuh
Barkha " Bruuuk ! " tubuh yang tinggi besar terjatuh ke tanah dan
berkelejotan dan berguling guling di tanah dari rongga
hidung ,telinga dan mata mengalir darah segar.

Dan disusul lagi dengan satu pukulan jarak dekat mengerah


pukulan Hud Couw Sin Ciang
" Byaaaaar ! " Tubuh Barkha meledak hancur berkeping keping .
akibat bertarungnya tiga kekuatan sinkang yang menghancurkan
semua isi tubuh Barkha

" Kakek !...Ibu !... kalian saksikanlah !...hari ini aku sudah
membalaskan sakit hati kalian ! "
Yen Fei berteriak dalam posisi berlutut.

Suasana menjadi hening , yang tersisa adalah puing puing


reruntuhan bangunan bercampur dengan serpihan bagian tubuh
Barkha alias It Gan O Hauw , Yen Fei bangkit berdiri berjalan
menelusuri bangunan bagian belakang, tidak tampak adanya orang
lain ,.setiap ruangan terlihat morat marit berantakan seperti habis di
datangi pencuri, dan sampailah Yen Fei di depan bangunan pavilun
berwarna merah, dan saat pintu di dorong , terlihat empat sosok
mayat pria muda dalam keadaan telanjang bulat , yang sudah
hilang alat kelaminnya.
" Sungguh kejam sekali kelakuan Jeng Tok Mo li, setelah It Gan O
Hauw , kini giliranmu yang harus di binasakan "
akan tetapi Di cari sekeliling lembah putus Nyawa Jeng Tok Moli
sudah kabur entah kemana,
" Akan kucari kau sampai ketemu iblis betina ! " geram Yen Fei
sambil berlari mendaki tebing meninggalkan lembah putus nyawa.

Yen Fei sudah berkeliling kota Ying thien seharian,tapi belum juga
menemukan jejak Jeng Tok Moli , entah bersembunyi dimana iblis
betina itu, Yen Fei terus berjalan menelusuri jalan yang menuju
pusat kota.

seperti biasanya jalan utama ini selalu ramai dengan orang yang
berlalu lalang , bermacam macam orang terlihat , begitu banyaknya
orang yang berpapasan akan tetapi ada sepasang muda mudi yang
berjalan sambil bergandengan menarik perhatian Yen Fei, karena
cara berpakaian sepasang muda mudi ini sangat mencolok dan
berbeda dengan kebanyakan orang.

Yang Pria berwajah putih dan sangat tampan memakai pakaian


serba putih memegang sebuah kipas berwarna putih di dadanya
melintang sebuah gendewa lengkap dengan kantung anak panah di
punggungnya ,
sedangkan yang wanita juga sangat cantik berpakaian serba
hitam , membawa sebuah kipas yang juga berwarna hitam ,
punggungnya memanggul sebatang pedang dengan gagang
pedang berwarna merah , tampaknya mereka adalah sepasang
kekasih karena berjalan sambil bercerita dengan ceria wajah
mereka penuh dengan senyuman.
dari cara berjalan dan berpakaian mereka dapat diduga mereka
adalah pendekar Kang Auw .

Bukan hanya penampilan mereka yang menarik perhatian akan


tetapi wajah mereka berdua sepertinya tidak asing, terutama yang
wanita,.karena penasaran , Yen Fei mengikuti mereka dari
belakang.
sepasang pendekar ini bergandengan dengan mesra berjalan
menuju arah timur , ke sebuah telaga yang di tumbuhi sebatang
pohon RONG SHU yang rindang .
sepasang pendekar ini nampak asyik bercengkrama dengan mesra,
dan dari balik sebatang pohon dengan jarak empat tombak dari
sepasang pendekar ini, Kini Yen Fei dapat melihat wajah mereka
dengan sangat jelas.
gadis berbaju hitam berwatak ceria dan jenaka itu ternyata adalah
Liu Bwe sedangkan pria Tampan berbaju putih adalah Ouw Yang
Hua putra Ouw Yang Tiong ,Pendekar pemburu sakti dari barat.

Liu Bwe wanita yang disukai Yen Fei dari masih remaja, kini
berhasil dijumpai, akan tetapi mengapa tidak ada rasa gembira dan
senang ?
orang yang selalu hadir dalam angan angan dan selalu dirindukan ,
akan tetapi sepertinya Liu Bwe dan Ouw Yang Hua sudah
berpacaran.
rasa kecewa kini berkecamuk dalam bathin.
perang bathin antara rasa gembira dan rasa cemburu serta kecewa
bercampur aduk menyesakan rongga dada, tanpa disadari jari
jarinya mencengkram dahan pohon dengan sangat kerasnya
" kraaaak !..."
dahan pohon yang di cengkram remuk dan dahannya jatuh
menimbulkan suara "Bruuuk ! "
sehingga mengagetkan Ouw yang Hua yang sedang asyik
berpacaran dengan Liu Bwe

" Siapa itu !..."


secara reflek Ouw Yang Hua melepaskan sebatang anak panah.
" Sheeeer !..."
anak panah yang di lepaskan dari Gendewa meluncur dengan
sangat cepat .
Yen Fei terkejut melihat datangnya anak panah segera menyampok
dengan tangan kanan. akan tetapi Ouw Yang Hua kembali
melepaskan anak panah , kini empat batang sekaligus meluncur ke
arah yen fei ke empat titik sasaran yang berbeda.

Dengan sigap dan cepat Yen fei menendang anak panah yang
mengarah pada pingang kiri dengan kaki kanan dan melakukan
gerakan salto di udara , dan tangan yen Fei sangat cepat
menangkap tiga batang anak panah , saat kakinya kembali
menjejakan tanah dengan jengkel , Yen Fei melemparkan ketiga
anak panah yang berhasil ditangkapnya ke pada Ouw Yang Hua ,
walaupun hanya dengan di lemparkan akan tetapi di lempar dengan
kekuatan sinkang ,.luncuran anak panah tidaklah kalah dengan
kecepatan yang dinluncurkan dari gendewa.

" Sheeeeerr….! "


ketiga batang anak panah itu meluncur dengan sangat cepat,
Ouw yang hua segera menepis datangnya anak panah dengan
gendewa , tangannya merasa kesemutan saat berhasil menangkus
dua batang anak panah , menandakan besarnya kekuatan sinkang
dari orang yang melemparkan .
hingga Ouw Yang Hua menjadi sempoyongan, dan satu batang
anak panah yang tidak berhasil di tepis masih tetap meluncur
mengarah kening Ouw Yang Hua,...
akan tetapi kurang satu penggaris menuju sasaran, sebuah kilatan
cahaya merah menyampok jatuh anak panah.
keringat dingin menetes dari wajah Ouw Yang Hua yang hampir
saja di tembus oleh anak panahnya sendiri yang di lempar balik,
untung saja Liu Bwe sigao dan cepat.

" Siapa kau yang sudah mengintai kami ! "


teriak Liu Bwe dengan nada tinggi, Yen Fei Hanya tersenyum
berjalan mendekati Liu Bwe dan Ouw Yang Hua.
" Bwe moi , apa kau sudah lupa padaku, padahal aku selalu ingat
dengan mu ! "
Yen Fei melepaskan kalung benang dengan Liontin Batu Giok
berbentuk bunga bwe
" Bwe moi , apa kau sungguh tidak mengenal aku, apa kau masih
ingat liontin giok ini ! "

Liu Bwe melongo melihat liontion batu Giok , memandang Yen Fei
dengan teliti, tiba tiba Liu Bwe bersorak dan tertawa
" Hi..hi..hik...kau adalah Yen Fei , koko yang baik yang memberikan
topi kulit rase padaku !,.. Bagaimana khabarmu Fei ko , aku
mengira kau sudah celaka saat jatuh ke dalam.sumur ular di pulau
maha Dewa , syukurlah kau selamat, dan sekarang sudah menjadi
seorang pendekar sakti !"

" Bwe moi,.wajahmu dan gaya bicaramu yang jenaka tidak pernah
berubah , kini kau tumbuh menjadi seorang Lihiap yang cantik jelita,
aku sangat gembira dapat berjumpa kembali denganmu , dan
pacarmu yang tampan dan pandai memanah itu , pasti adalah Ouw
Yang Hua ! "
Yen Fei sebenarnya sangat gembira dapat berjumpa kembali
dengan Liu Bwe , akan tetapi ada perasaan tak suka dengan Ouw
Yang Hua matanya melotot kepada Ouw Yang Hua ,.akan tetapi
Yen fei masih tersenyum kepada sahabat masa kecilnha itu.

" ternyata sicu adalah Yen Taihiap, mohon maaf akan kejadian tadi,
aku hanya reflek melepaskan anak panah , tak mengira adalah Yen
Taihiap yang sudah menggegerkan kota Taigoan dan menewaskan
dua orang datuk sesat sekaligus, mataku benar bena telah buta, tak
mengenal gunung Thai Shan di hadapan muka "
walaupun Ouw Yang Hua bersikap ramah dan memuji Yen Fei,
akan tetapi di dalam hatinya ada rasa tidak suka, karena ada rasa
khawatir, Liu Bwe akan menyukai Yen Fei Yang lebih gagah dan
berilmu lebih tinggi di banding dirinya, begitulah sifat Cinta yang
selalu ada rasa khawatir,.kalau orang yang dicintainya akan
berpaling.
" sudahlah!..tidak usah pakai menyebut taihiap segala, kita semua
sudah bersahabat dari.masa remaja, panggil nama saja agar lebih
akrab , kulihat kalian sudah sangat akrab dan mesra , kalian adalah
pasangan yang sangat ideal, aku sebagai sahabat hanya bisa ikut
gembira, nanti kalau diresmikan aku jangan lupa diundang , untuk
menikmati arak kebahagiaan ! "

mendengar perkataan Yen Fei wajah Ouw Yang Hua memerah


karena rasa malu, akan tetapi hatinya lega, sedangkan Liu Bwe
wajahnya memerah dan cemberut membanting kaki
" apa apaan sih Fei koko ini,.aku dan dia masih berteman biasa ! "
merasa di goda oleh Yen Fei, akan tetapi hatinya sebenarnya
gembira juga ada yang mendoakan agar dia dan Ouw Yang Hua
menjadi sepasang suami istri.

hanya Yen Fei yang sebenarnya memendam rasa kecewa yang


teramat sangat akan tetapi ditutupi dengan sikap ramah dan
bersahabat.
" Bwe moi, Liontin ini aku kembalikan padamu, dan kelak dapat kau
berikan kepada calon suamimu ! "

" iih… Fei koko apa apaan sih , dulu kau dengan iklas memberikan
Topi padaku dan aku juga iklas memberikan liontin ini padamu,
bukankah sudah cukup adil ! aku gak mau menerimanya kembali "

" Baiklah Bwe Moi, kalau kau tidak mau menerimanya kembali,
liontin giok ini akan aku berikan kepada Ouw Yang Hua,
Hua ko !.. liontin ini kuberikan padamu, sebagai tanda
persahabatan kita, jaga Bwe moi baik baik ya, dan jangan lupa
mengundang aku nanti di hari kebahagiaan kalian ! "

Ouw Yang Hua menerima pemberian Yen Fei dan hatinya sangat
lega, akan sikap satria Yen Fei memberikan liontin Giok pemberian
Liu Bwe kepada dirinya, sekarang hilanglah sudah rasa khawatir di
hati .
" terima kasih banyak Yen Taihiap,.eeh maksudku A Fei,.kau.benar
benar hebat, aku kagum padamu, Sin Hauw Bu Kuan dan rumahku
selalu terbuka untukmu, setiap saat , mampirlah Afei, ke tempatku !
"

" Terima.kasih banyak atas undangan nya , akan tetapi aku masih
ada persoalan yang harus aku selesaikan , Bwe moi , Hua Ko baik
baiklah kalian menjaga diri ! "

sehabis berkata Yen Fei langsung berlari cepat , mengerahkan ilmu


ginkangnya Liu Bwe dan Ouw Yang Hua hanya bisa bengong
menyaksikan lenyapnya bayangan Yen Fei , yang memiliki ilmu
ginkang yang demikian hebat.
Yen Fei melampiaskan rasa kecewanya dengan berlari dan terus
berlari, sampai dia sendiri tidak tahu tujuan hendak kemana.
Sedangkan Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe lanjut mengobrol
bercengkrama dengan mesra,

Tiba tiba tercium aroma bunga Hansiau ( Bunga cempaka ) yang


sangat harum menggoda aroma bunga Hansiau yang halus dan
menggoda mulai membangkitkan gairah dari sepasang remaja
yang sedang bercengkrama ini, makin lama aroma bunga Hansiau
semakin tajam , Ouw Yang Hua yang mulai.bangkit gairah birahinya
mulai.agresif , akan tetapi.Liu Bwe yang memiliki kekuatan sinkang
yang lebih tinggi dan rasa waspada yang kebih sensitif tiba tiba
tersadar dan berteriak " Hua Ko !...ini asap beracun segera atur
pernafasan ! " akan tetapi Ouw Yang Hua yang sudah terbakar
gairah birahinya tidak dapat mengendalikan diri .bagaikan orang
kesurupan masih terus merangkul dan mencium Liu Bwe .
" prak !..." sebuah tamparan dari Liu Bwe mendarat di pipi Ouw
Yang Hua dan menyadarkannya.
" Ayo kita harus menjauh dari aroma beracun ini !" dan segera
menarik Ouw Yang Hua dan berlari meninggalkan pohon Rong
Shu .
" Hi...Hi...hi !...."
tiba tiba terdengar suara ketawa
lalu muncul sebuah bayangan yang mengejar mereka.

Bayangan itu berkelebat sangat cepat ,tahu tahu sudah


menghadang di depan Liu Bwe dan Ouw Yang Hua.
" Hi..hi..hi Pria tampan kalau kekasihmu menolak , ayo bercinta
saja denganku !"

" nenek cabul ternyata ini adalah kelakuanmu, tidak disangka hari
ini kau sendiri yang mengantarkan nyawa ! "
bentak Liu Bwe langsung menyerang membabatkan pedang
merahnya ke leher Jeng Tok Moli,. sedangkan Ouw Yang hua
menusuk dengan senjata Gendawa ke arah ulu hati , serangan
berbarengan yang sangat berbahaya.
terpaksa Jeng Tok Moli mundur tiga langkah kebelakang ,
dan tiba tiba ,.melepaskan Ang Tok Ciam, " sheeer ! …"
ratusan jarum halus berwarna merah meluncur cepat,
ke arah Liu Bwe , juga Ouw Yang Hua , untung segera dapat
disampok runtuh dengan menggunakan kipas masing masing.

Ouw Yang Hua bersama Liu Bwe kini menyerang


bersama ,memainkan jurus Kiam - Kong- Lui - Hong ( jurus angin
badai busur pedang ) yang mereka ciptakan bersama .
serangan sungguh Dahsyat Gulungan sinar pedang Ang Lien Kiam
menyerang tubuh bagian atas , sedangkan Gendewa Dari Ouw
Yang Hua menyerang tubuh bagian bawah
kembali Jeng Tok Moli di buat kewalahn Harus melompat kekiri
kekanan , dan mundur kebelakang untuk menghadapi serangan
yang sangat dahsyat.
belum lagi sambaran kipas yang mendatangkan angin kencang
bagaikan topan.

pertarungan berjalan dengan seru, sudah lebih dari tiga puluh jurus
Jeng Tok Moli Semakin terdesak, karena kurang cepat menghindar
" sreeeet !... " satu goresan dari pedang merah berhasil melukai
pundak Jeng Tok Moli dan saru hantaman kipas dari Ouw Yang
Hua mengenai Lambung Jeng Tok Moli, membuat Jeng Tok Moli
jatuh terjengkang .
memuntahkan darah segar.

melihat Jeng Tok Moli yang sudah terjatuh , Ouw Yang Hua tidak
mau menyia nyiakan kesempatan .
" Nenek cabul ,kini saatnya kau mampus ! " menyerang dengan
Gendewa menusuk ke dada Jeng Tok Moli, akan tetapi tiba tiba
terjadi ledakan " Dueeer !..."
asap hitam pekat menutupi pandangan mata , karena posisi
menyerang Ouw Yang Hua sama sekali tidak mengira kalau Jeng
Tok Moli akan melemparkan bahan peledak beracun, tiba tiba saja
Ouw Yang Hua merasa sesak akibat hawa beracun yang terhisap
oleh nya dan Jeng Tok Moli mendadak menghilang , dan tiba tiba
Jeng Tok Moli sudsh berada di belakang Ouw Yang Hua
menyerang dengan Hek Tok Kiam ( pedang racun hitam ) Jeng tok
Moli bagai bisa terbang meluncur dengan pedang terhunus,
sedangkan tangan kiri Jeng Tok Moli melancarkan tamparan juruh
Hiet - Tok - Ciang ( pukulan darah beracun ) yang sangat dahsyat ,
tubuh Ouw Yang Hua terjengkang terkena angin pukulan Hiet Tok
Ciang yang sangat dahsyat saat tubuh nya mendarat di tanah , tau
tau pedang Hitam dari Jeng Tok Moli sudah menembus
jantungnya . Ouw Yang Hua tewas seketika dengan mata melotot
dan mulut menyemburkan darah.

" Tidaaaaak !..... "


Liu Bwe sangat terkejut menyaksikan adegan yang berlangsung
begitu cepat.
" Hiaaaaat !...." Liu Bwe segera melompat keudara kemudian
melakukan poksai diudara lalu menukik kebawah dengan Ang Lien
Kiam terhunus , " Craaaap !..." pedang Ang Lien Kiam menusuk
ubun ubun Jeng Tok Moli sampai seluruh pedang terhunjam ,
hanya tersisa batang pedang , kemudian Liu Bwe menarik pedang
dengan gerakan ke bawah.
" Byaaaaar !..." akhirnya tubuh Jeng Tok Moli terbelah menjadi dua
bagian .

Pertarungan yang berlangsung begitu cepat dan tanpa disangka


sangka Ouw Yang Hua Harus tewas di tangan Jeng Tok Moli
karena terlalu gegabah, walaupun Liu Bwe berhasil membunuh
Jeng Tok Moli , akan tetapi bathinnya sangat terguncang , harus
kehilangan kekasih nya.
dengam berurai air mata , Liu Bwe berteriak Histeris memeluk
tubuh Ouw Yang Hua yang kini sudah menjadi mayat.

entah berapa lama Liu Bwe masih saja menangis histeris memeluk
mayat kekasihnya…
" Hua koko , mengapa kau meninggalkan aku sendiri…aku
bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun juga, dan akan
aku besarkan sendiri anak kita yang sudah ada dalam kandungan
ini !..."

Angin Kencang Berhembus merontokan daun daun kering


seakan akan mengiringi kematian Ouw Yang Hua.
dengan memanggul mayat kekasihnya Liu Bwe terus saja berjalan
dan.menangis…
meratapi kisah kasihnya yang harus berakhir tragis,
mengapa cinta tulus tak harus bersatu,

Sesampainya di balik Bukit Liu Bwe menguburkan mayat kekasih


nya.
dengan sebuah batu gunung dijadikan nisan yang diukir sendiri
dengan goresan pedang
terukir sebaris tulisan,kekasih abadi Ouw Yang Hua.
Liu Bwe terus menangis sampai matahari condong ke barat.
" Hua Ko kau beristirahatlah dengan tenang, aku berjanji tidak akan
menerima cinta siapapun juga, dan akan membesarkan anak kita
nantinya !.."

Liu Bwe mengerahkan ilmu Ginkangnya berlari dengan sangat


cepat laksana terbang dan menghilang dari hutan pohon Rong
Shu , entah kemana.

Kita ikuti kembali perjalanan Yen Fei ,


setelah kecewa karena mengetahui Liu Bwe sudah berpacaran
dengan Ouw Yang Hua, Yen Fei berlari dan terus berlari sampai
merasa letih , ternyata sudah sampai di pinggiran sebuah Hutan.
duduk di bawah pohon Rong shu mengenang kembali semua
peristiwa yang sudah terjadi.

kisah percintaan diantara mereka berlima ,sungguh sangat aneh


dan ruwet seperti benang kusut.
Cia Pek Liong mencintai Kim Lan ,.sedangkan Kim Lan sangat
mencintai Yen Fei, Yen Fei mencintai Liu Bwe dan Liu Bwe
mencintai Ouw Yang Hua.
walaupun merasa kecewa , akan tetapi Yen Fei ikut merasa
bahagia karena orang yang di cintainya telah mendapatkan
pasangan yang ideal dan juga mencintai Liu Bwe dengan sepenuh
hati.

" Ah…. biarlah mereka sudah berbahagia , dan masih ada Kim Lan
yang setia menanti diriku, aku akan berbahagia karena Kim
Lan.sangat mencintaiku…"
pikir Yen Fei , akan tetapi isi hatinya berkata lain dan berteriak
menolak

" Yen Fei kau.adalah seorang laki laki satria , tidak seharusnya kau
menerima Kim Lan hanya karena cintamu kepada Liu Bwe bertepuk
sebelah tangan, Kim Lan sudah begitu tulus mencintaimu, kau
harus tulus mencintainya, bukan hanya pelarian !..."
" oh… aku bukan pengecut ! "
yen fei berteriak dengan tiba tiba,.aku harus jujur kepada.hati
nuraniku Kim Lan tidak boleh kecewa aku harus jujur pada hati
nurani.
akhirnya Yen Fei mengambil keputusan untuk.berterus terang
dengan Kim Lan , kemudian akan mencari Suhu nya Sin Jiu Yok
Sien , karena hanya guru nya satu.satu nya yang dianggap
sebagai orang tua, sudah seharus nya berbakti kepada gurunya
yang sudah sangat sepuh ,.semoga belum terlambat dan.masih
ada kesempatan berjumpa dengan gurunya.

Yen Fei kembali melanjutkan perjalanan berlari dengan ilmu


ginkang tingkat tinggi nya , saat mencapai kota Tai Goan hari
sudah larut malam,
bunyi jangkrik dan kodok seolah olah mentertawakan perang bathin
di pikiran.
" Lebih baik aku Siu Lien Agar nanri berjumpa dengan Kim Lan
pikiran ku bisa tenang "

akhirnya malampun berlalu sang mentari kembali muncul di ufuk


timur , menerangi seisi maya pada , begitu juga perasaan yang
tumbuh di hati Yen Fei.,
Gerbang perkumpulan partai kaypang sudah berubah tidak lagi di
pagar tembok tinggi, para gelandangan dan pengemis beneran
bebas keluar masuk dan meminta perlindungan kepada partai
kaypang.

taman taman yang asalnya rapi sekarang terlihat kumuh , banyak


gelandangan dan pengemis sedang tiduran dan ada yang sedang
bercanda tertawa terbahak bahak.
pemandangan yang mengundang kelucuan, memang seharusnya
beginilah partai kaypang , benar benar menjadi rumah perlindungan
kaum gelandangan dan pengemis.
sesampai di halaman utama , terlihat Kim Lan berlari menyambut
Yen Fei.
" Fei koko !... kau sudah kembali "
sebuah rangkulan penuh kehangatan dari Kim Lan , dan menangis
haru menyambut orang yang di cintainya telah kembali.
" iya Lan moi, aku sudah kembali dan berhasil membalaskan
dendam kakek ! "

" Sukurlah fei.ko, kau baik baik saja , kau tinggalah disini
menemaniku megurus partai Kaypang ! ..kita akan selalu bersama
dan menjadi suami istri.!."
kim lan masih dalam pelukan dan mencium Yen.Fei.
Yen Fei Terkejut karena Kim Lan merangkul dan mencium nya, Yen
Fei terdiam wajahnya berubah mereh kemudian memucat,

" ada apa Fei ko ?.. apa kau tidak menyukaiku ? "
Kim Lan terbelalak kaget dengan sikap Yen Fei yang kaku dan
pucat.
" Bukan begitu Lan Moi, aku juga menyayangimu tapi rasa sayang
ku kepadamu belum dapat aku pastikan sebagai rasa cinta
seorangboria kepada wanita untuk menjadi pasangan hidupnya!..
maafkan aku Lan Moi , kau sudah begitu tulus mencintaiku, aku
tidak mau mengecewakan mu , aku harus benar benar yakin dan
menumbuhkan rasa cinta kepadamu , baru aku akan menerima
cintamu !.."

Kim Lan tertegun ,mendapat jawaban dari Yen Fei yang tak pernah
disangka sangka , Kim Lan begitu yakin kalau Yen Fei juga
mencintainya.
tanpa di sadari dua titik air bening sudah turun ke pipi Kim Lan .
ada rasa sedih juga kecewa di bathin Kim Lan ,akan tetapi sangat
menghargai kejujuran Yen Fei.
" Baiklah Fei koko, aku sangat mengjargai kejujuran mu , dan aku
akan setia menanti keputusanmu...apa rencanamu selanjutnya ? "
" Maafkan aku Lan Moi,... aku berencana melakukan perjalanan ke
nepal, aku ingin berbakti kepada suhu Sin Jiu Yok Sien , semoga
aju belum terlambat ! beri aku waktu satu tahun aku akan kembali
memberikan keputusan , aku akan kembali ke sini ! "

" Baiklah Fei ko, aku.akan menantimu disini , apapun keputusanmu


nanti.aku akan terima dengan senang hati !..."

" Terimakasih untuk cinta tulus dan kasih sayangmu Lan Moi , kau
terlalu baik ! "

tiba tiba Koai Ci kung sudah berada di tengah mereka


" Ha ...ha...ha… anak muda selalu di buat gundah oleh asmara ,
Lohu pernah muda dan pernah mengalami nya juga, Yen Fei kau
memang oria sejati dan jujur , carilah gurumu memang sudah
seharusnya kau berbakti kepada gurumu, kami semua dan partai
Kaypang selalu menerima kehadiran mu !.."

" Terima kasih Locienpwe , terima kasih.Lan Moi , aku akan


melanjutkan perjalanan ke Nepal !..."

dalam sekejap Yen Fei telah hilang dari pandangan , diiringi


dengan derai air mata dari Kim Lan .
Koai Cikung merangkul pundak Kim Lan." Sudahlah Lan Ji , kalau
memang jodohmu dia pasti akan kembali.padamu , lebih baik kau
serius mempelajari semua warisan ilmu dari Lohu !.."

****
TAMAT
.
.
.
.

.
.
.
.

Anda mungkin juga menyukai