Anda di halaman 1dari 4

"Hemm, kau lihatlah gurumu mencoba untuk mengobatinya.

"

Go Tong megeluarkan sebatang jarum emas dari sakunya. Setelah membersihkan ujungnya
dia lalu menghampiri wanita itu dan menusukkan jarum emasnya di tiga tempat, di
tengkuk kanan-kiri dan ubun-ubun! Cung Bun memandang dengan mata terbelalak. Dia
sudah mendengar dari ayahnya tentang kepandaian orang mengobati dengan tusukan
jarum, akan tetapi sekarang dia menyaksikannya. Wanita itu hanya mengeluh, lalu
tertidur dengan pernapasan yang panjang dan tenang.

Ketika mencabut jarum dan menyimpannya, gurunya berkata, "Coba kau periksa lagi
matanya, apakah sudah ada perubahan?"

Cung Bun membuka pelupuk mata dan melihat bahwa mata wanita itu yang tadinya
mengeluarkan sinar aneh yang liar, kini telah normal kembali. Dia cepat menjatuhkan
dirinya berlutut di depan Guru-nya. "Guru, murid seperti buta, tidak tahu bahwa
Guru adalah seorang ahli pengobatan pula."

"Hemm, dalam hal mengenal tetumbuhan obat, mana aku mampu menandingimu? Akan tetapi
aku mempunyai kepandaian menusuk jarum, kepandaian turunan yang tentu kelak akan
kuajarkan kepadamu."

"Guru, teecu mengajukan sebuah permohonan, harap Guru tidak keberatan."

"Hemm, apa lagi?"

"Harap Guru suka menolong wanita malang ini, dan membiarkan dia ikut dengan kita."

"Kau... kau gila...?"

"Guru, dia belum sembuh benar. Kalau dia dibiarkan di sini, lalu datang orang
jahat, bagaimana?"

"Ha, kau tidak usah khawatir. Dia adalah orang termuda dari Tiga Belas Bintang
Laut, ilmu kepandaiannya tinggi. Siapa berani mengganggunya?"

"Buktinya, dua belas orang senior-nya tewas dan tentu mereka itu adalah mayat-mayat
yang tadi kita kubur. Agaknya yang membunuh adalah Pengemis Delapan Dewa. Selain
itu, kalau dia teringat akan peristiwa itu sebelum sembuh benar, tentu dia akan
kumat gilanya dan apakah Guru tega membiarkan dia seperti itu?"

Go Tong memandang wajah wanita yang bukan lain adalah Sia Li itu. Dia terheran
sendiri mengapa wajah yang kotor dan rambut yang kusut itu mendatangkan rasa iba
yang luar biasa di hatinya? Mengapa dia merasa tertarik dan ingin sekali menolong
wanita muda ini? Apakah dia sudah ketularan watak muridnya, ataukah... ataukah...?
Dia tidak berani membayangkan. Selama ini hanya isterinya seoranglah wanita yang
menarik hatinya, yang membangkitkan gairahnya, akan tetapi perempuan gila ini,
entah mengapa telah membuat dia tertarik dan kasihan sekali.

"Sudahlah, kau memang cerewet, dan kalau tidak kuturuti, tentu kau rewel terus.
Biar kita bawa bersama ke Pulau Salju Abadi, kita lihat saja nanti bagaimana
perkembangannya." Ucapan terakhir ini seperti ditujukan kepada hatinya sendiri!

"Murid tahu, Guru adalah seorang yang budiman."

Hati Kaisar Go Tong menjadi mangkel. Ucapan muridnya itu seperti ejekan kepadanya
karena dia mau menolong dara ini sama sekali bukan karena dia budiman, melainkan
karena dia kasihan dan terutama sekali... tertarik hatinya. Dengan kasar dia
mengempit tubuh wanita itu di bawah ketiak kanannya, dan menyambar tubuh Cung Bun
di bawah ketiak kirinya, lalu Pangeran yang sakti ini lari secepat terbang menuju
ke pantai lautan.

Siapakah sebetulnya manusia sakti yang ditakuti oleh tujuh orang tokoh persilatan
itu? Siapakah Kaisar Go Tong yang pada bagian dada bajunya terdapat lukisan Harimau
Perak, burung Hong dan seekor Naga emas itu? Dia adalah Kaisar dari Pulau Salju
Abadi. Pulau ini merupakan pulau rahasia yang hanya dikenal orang persilatan
seperti dalam dongeng.

Tidak pernah ada orang yang berhasil menemukan pulau itu, kecuali beberapa orang
nelayan yang perahunya diserang badai. Mereka ini ditolong oleh manusia-manusia
sakti, manusia yang menjadi penghuni Pulau Salju Abadi, sebuah pulau dari es di
mana terdapat istana indah dan merupakan sebuah kerajaan kecil penuh dengan orang
sakti. Setelah ditolong dan diselamatkan, dan berhasil kembali ke daratan, para
nelayan inilah yang membuat cerita seperti dongeng itu sehingga nama sebutan Pulau
Salju Abadi terkenal di dunia persilatan.

Kerajaan di Pulau Salju Abadi itu dibangun oleh seorang Kaisar, ratusan tahun yang
lalu. Seorang Kaisar yang amat sakti, seorang Kaisar yang digulingkan kekuasaannya
oleh adiknya sendiri, dan Kaisar ini bersama keluarganya menjadi pelarian. Dengan
kesaktiannya, dia berhasil melarikan keluarganya ke pantai timur dan menggunakan
sebuah perahu untuk mencari tempat baru. Tujuannya adalah ke pulau di timur di mana
dahulu sudah banyak orang-orang pandai dari daratan yang melarikan diri dan menjadi
buronan karena berani menentang pemerintah baru, yaitu Kepulauan Jepang!

Akan tetapi dia tersesat jalan, perahunya dilanda badai hebat dan perahunya dibawa
jauh ke utara sampai kemudian perahu itu mendarat di sebuah pulau. Pulau Salju
Abadi! Melihat pulau itu tersembunyi, baik sekali dijadikan tempat
persembunyiannya, dan di sekitar situ terdapat pulau-pulau lain yang tanahnya cukup
subur, maka pangeran pelarian ini mengambi keputusan untuk menjadikan Pulau Salju
Abadi sebagai tempat tinggalnya.

Dia lalu mengumpulkan orang-orang yang setia kepadanya, membawa mereka ke Pulau
Salju Abadi menjadi pengikut-pengikutnya. Dibangunnya sebuah istana yang kecil
namun indah di pulau itu dan berdirilah sebuah kerajaan kecil di tempat terasing
ini! Berkat kebijaksanaan Kaisar Pulau Salju Abadi ini, para pengikutnya dan
keluarga Kaisar hidup aman tenteram dan penuh kebahagiaan di Pulau Salju Abadi.
Para keluarganya hidup rukun dan para pengikutnya membentuk keluarga-keluarga
sehingga penghuni pulau itu berkembang biak.

Karena kesaktian Kaisarnya, dan karena letak pulau itu yang sukar dikunjungi orang
luar, maka kerajaan kecil ini tidak pernah terganggu. Kaisar itu mewariskan
kepandaiannya kepada keturunannya, merupakan ilmu-ilmu warisan yang hebat, dan
tentu saja para pengikut mereka mendapat pula pelajaran ilmu yang tinggi. Kaisar Go
Tong adalah keturunan ke empat dari Kaisar pertama di Pulau Salju Abadi.

Kaisar ini berbeda dengan keturunan raja yang sudah-sudah. Kalau semua keturunan
raja hidup di Pulau Salju Abadi dan hanya meninggalkan pulau kalau mereka ada
keperluan di pulau-pulau kosong sekitar daerah itu untuk mengambil daun obat,
sayur-sayuran atau berburu binatang, maka Kaisar Go Tong tidak betah tinggal di
tempat sunyi itu. Dia sering-kali pergi dari pulau dan diam-diam dia melakukan
perantauan di daratan!

Dia adalah orang yang paling banyak mewarisi ilmu nenek moyangnya sehingga dia
adalah orang terpandai di antara para keluarga Kaisar di Pulau Salju Abadi. Apa
lagi karena dengan kesukaannya merantau di daratan, dia dapat mengambil banyak
ilmu-ilmu silat tinggi yang lain dari daratan sehingga kepandaiannya bertambah. Dan
gara-gara perantauan Kaisar inilah maka Pulau Salju Abadi menjadi makin terkenal
dan nama Kaisar Go Tong sendiri juga menggemparkan dunia persilatan, sungguh pun
dia jarang sekali memperkenalkan diri. Melihat bajunya yang terhias gambaran
Harimau, Naga dan burung Hong itu saja sudah cukup bagi para tokoh persilatan untuk
mengenal manusia sakti dari Pulau Salju Abadi ini, seperti peristiwa yang terjadi
di lembah Kura-kura ketika Kaisar ini menghadapi tujuh orang tokoh besar dunia
persilatan.

Para Kaisar yang sudah-sudah, selalu mengambil isteri dari keluarga kerajaan
sendiri, yaitu saudara-saudara misan mereka sendiri. Hal ini adalah untuk menjaga
agar darah kerajaan tetap asli. Akan tetapi, berbeda dengan semua kebiasaan para
Kaisar, Go Tong jatuh cinta kepada seorang dara puteri penghuni Pulau Salju Abadi
biasa, berkeras mengambil dara itu sebagai isterinya! Padahal biasanya, dara-dara
yang berdarah �biasa� ini hanya diambil sebagai selir-selir oleh para Kaisar dan
pangeran.

Akan tetapi Kaisar Go Tong tidak mau mengambil selir dan hanya mempunyai seorang
isteri, yaitu anak nelayan yang menjadi pengikut keluarga Kaisar, seorang dara
biasa saja, namun yang sesungguhnya memiliki kecantikan yang mengatasi kecantikan
para puteri raja! Dari isteri tercinta ini, Kaisar Go Tong mempunyai seorang puteri
yang pada waktu itu berusia enam tahun. Seorang anak perempuan yang mungil, cantik,
keras hati seperti ayahnya dan gembira seperti ibunya. Anak ini diberi nama Go Hong
Angin Salju. Nama ini diambil oleh Kaisar Go Tong untuk menamakan puterinya karena
ketika puterinya terlahir, Pulau Salju Abadi dilanda angin dan salju yang amat
kuat!

Pada pagi hari itu Go Hong, anak perempuan berusia enam tahun lebih itu, duduk
bengong di tepi pantai Pulau Salju Abadi. Dia sengaja memilih tempat sunyi yang
agak tinggi ini untuk melihat jauh ke selatan, dan hatinya penuh rindu terhadap
ayahnya yang sudah pergi selama tiga bulan itu.

" Anak Hong...!"

Go Hong menoleh dan melihat bahwa yang memanggil tadi adalah ibunya. Dia lalu
meloncat bangun, lari menghampiri ibunya, meloncat dan merangkul leher ibunya dan
menangis.

Ibunya tertawa. �Aih-aihhh... anakku yang biasanya periang dan suka tertawa mengapa
menangis? Mengapa bulan yang berseri gembira menjadi suram? Awan hitam apakah yang
menghalanginya?"

"Ibu, kau... kau kejam!"

"Ihh! Ibumu kejam? Mungkin kalau sedang menyembelih ikan atau ayam. Akan tetapi
ibumu tidak kejam terhadap manusia."

Memang watak A Mei, ibu anak itu, atau isteri Kaisar Go Tong adalah lincah gembira
yang menurun pula kepada Go Hong.

"Ibu kejam, mengapa Ibu tidak berduka? Apakah Ibu tidak rindu kepada Ayah?"

Tiba-tiba muka wanita itu menjadi merah sekali dan tanpa terasa lagi dua titik air
mata meloncat turun ke atas pipinya.

Melihat ini, Go Hong melorot turun dan bertepuk-tepuk tangan, "Hi-hi, Ibu menangis!
Ibu juga rindu kepada Ayah? Hayoh, Ibu sangkal kalau berani!" Memang begitulah
watak anak-anak, melihat orang lain berduka, dia sendiri lupa akan kedukaannya dan
merasa terhibur!

Ibunya berlutut, memeluk dan menciuminya, akan tetapi masih bercucuran air mata. Go
Hong yang tadinya berbalik menggoda ibunya yang dianggapnya rindu kepada ayahnya
seperti juga dia tadi, kini menjadi terheran dan berkhawatir.

"Ibu, mengapa ibu berduka? Apa yang terjadi? Apakah diam-diam ibu begitu merindukan
Ayah dan menyembunyikannya saja?"

A Mei memaksa diri tersenyum dan menghapus air matanya. Ia mengangguk-angguk


sebagai jawaban karena masih sukar baginya untuk mengeluarkan suara tanpa terisak
menangis. Akan tetapi puterinya itu adalah seorang anak yang amat cerdik, maka
tentu saja tidak dapat dibohonginya semudah itu.

"Ibu ada apakah? Harap Ibu beri tahu kepadaku, siapa yang menyusahkan hati Ibu?
Akan kuhajar dia!" Go Hong mengepal kedua tinjunya yang kecil seolah-olah orang
yang menyusahkan hati ibunya sudah berada di situ dan akan dihantamnya.

Melihat sikap anaknya ini, hati A Mei terharu sekali dan ingin dia menangis lagi,
akan tetapi ditekannya perasaan harunya dan dia tertawa. "Aih, anak Hong, kalau ada
yang kurang ajar kepada ibumu, apakah ibumu tidak dapat menghajarnya sendiri?"

Go Hong tertawa. "Memang aku tahu bahwa kepandaian Ibu juga hebat, biar pun tidak
sehebat Ayah. Akan tetapi tidak puas kalau aku tidak menghajar dengan kedua
tanganku sendiri kepada orang yang menyusahkan hati Ibu."

"Anakku yang baik...!" Untuk menekan harunya, A Mei mengangkat tubuh anaknya,
dipeluk, diciuminya kemudian dia membentak, "Terbanglah!" dan melempar tubuh anak
itu ke atas.

Go Hong bersorak gembira. Itulah sebuah di antara permainan mereka. Dia senang
sekali kalau dilempar ke udara oleh ibunya, terutama kalau ayahnya yang
melakukannya karena lemparan ayahnya membuat tubuhnya �terbang� tinggi sekali.
Namun kini lemparan ibunya cukup menggembirakan hatinya, karena biar pun ibunya
tidak sekuat ayahnya, lemparannya cukup membuat tubuhnya melambung tinggi melewati
puncak pohon!

Ketika tubuhnya melayang turun, ibunya sudah siap menyambutnya. Akan tetapi dasar
anak nakal, dia menggunakan kesempatan ini untuk berlatih! Dia cepat membalikkan
tubuh sehingga kedua kakinya di atas dan cepat dia menggunakan kedua tangannya
untuk menyerang ibunya, mencengkeram ke arah ubun-ubun. Itulah jurus terakhir yang
dilatihnya dari ayahnya yang seharusnya dilakukan dengan loncatan ke atas dan
menyerang ubun-ubun kepala lawan, akan tetapi kini dilakukannya ketika dia melayang
turun!

"Haiiit...!!" Untuk memperingatkan ibunya, Go Hong menjerit sebelum menyerang.

Tentu saja A Mei tidak perlu diperingatkannya lagi. Semenjak menjadi isteri Kaisar
Go Tong, wanita puteri nelayan yang tentu saja seperti semua penghuni Pulau Salju
Abadi telah memiliki dasar ilmu silat tinggi, telah digembleng oleh suaminya dengan
ilmu-ilmu simpanan yang tinggi sehingga dia menjadi seorang yang sakti seperti
semua keluarga kerajaan itu.

Anda mungkin juga menyukai