Anda di halaman 1dari 206

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.

com

B
BAAY
YAAN
NGGA
ANNM
MAAU
UTT
Karya : OEY YONG
Scan Djvu : Mukhdan, editor : Hendra
Final Edit & Ebook oleh : Mukhdan
Tiraikasih Website

http://kangzusi.com/ & http://kang-zusi.info/

1
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

KOTA Siang-kie-kwan merupakan kota yang cukup ramai, juga di sana menjadi suatu
tempat pertemuan antara pedagang-pedagang yang ingin menuju ke Thibet atau ke Sin-
kiang, karena letak kota Siang-kie-kwan merupakan batas dari perjalanan Sin-kiang dengan
daerah perbatasan Tionggoan.

Itulah sebabnya mengapa kota Siang Kie-kwan menjadi kota yang cukup ramai.

Di kota tersebut hidup seorang Piauwsu yang berusia agak lanjut, sudah lima puluh tahun
lebih. Tetapi biarpun usianya telah tinggi, toch tetap saja Piauw-su tua ini masih
bersemangat dan mempunyai daya kerja yang tinggi, karena kepandaian ilmu silatnya cukup
sempurna.

Cong piauw-tauw, kepala Piauwsu dari sebuah Piauwkok itu, bernama Cong Tay An. Dia
adalah murid dari perguruan Bu-tong Pay dari tingkatan yang keseratus tiga, maka dengan
sendirinya, kepandaiannya cukup tinggi. Waktu berusia dua puluh lima tahun, dia telah
mengembara didalam dunia persilatan, dan dia telah banyak melakukan perbuatan-
perbuatan mulia serta kebajikan, sehingga dengan cepat namanya telah dikenal oleh orang-
orang Bu lim, baik orang itu dari golongan Hekto (jalan hitam), atau juga dari jalan Pekto
(putih), tetap saja semua orang-orang itu akan mengindahkan Cong Tay An.

Ketika berusia empat puluh tahun, setelah berkeluarga, maka Cong Piauwsu jadi segan
untuk berkelana di dalam sungai telaga, maka dia bermaksud akan berusaha dengan suatu
usaha yang lebih tenang, dia mulai mencari kota yang akan didiaminya.

Akhirnya Cong Piauwsu memilih kota Siauw kie-kwan sebagai tempatnya menetap. Dengan
keluarganya dia berdiam di kota itu dengan tenang, dan mulai membuka sebuah Piauw-kok,
sebuah kantoran untuk pengiriman barang yang akan dikawal oleh orang-orangnya yang
bernaung dibawah bendera Siang-tiauw Piauwkok, dimana bendera itu melambangkan dua
pasang burung rajawali sedang beterbangan.

Usaha dari Cong Piauwsu ini berhasil, perusahaan Piauw-koknya maju dengan pesat. Semua
orang-orang mempercayai barang milik mereka untuk dikawal oleh perusahaan Siang Tiauw
Piauw Kok, karena setiap barang yang dikawal oleh Siang Tiauw Piauw Kok pasti akan
sampai di tempat yang dituju dengan selamat.

Nama Cong Piauwtauw telah tersebar luas didalam kalangan Bu-lim (rimba hijau) dan
kalangan Kang ouw (sungai telaga). Semua jago-jago didalam sungai telaga dan rimba
persilatan akan menaruh hormat dan segan kepada Piauw-su tua tetapi masih liehay itu.

Setiap kereta piauw yang dikawal oleh kibaran bendera Siang Tiauw Piauw-kok, biarpun
Cong Piauwsu tidak turut serta mengawal, tentu penjahat-penjahat tidak akan ada yang
berani mencoba-coba untuk mengganggu barang kawalan dari Siang Tiauw Piauw kok itu.

Perusahaan Piauwkok dari Siang Tiauw Piauw kok maju dengan pesat sekali, dan dari
barang seharga lima ratus tail sampai ke barang ribuan tail emas, pasti akan dipercayakan
kepada Siang Tiauw Piauw kok untuk dikawalnya....!

Sejak perusahaannya itu mengalami kemajuan yang pesat sekali, maka penghidupan Cong
Piauwsu jadi lebih senang.

Dia bersama isteri dan puterinya yang kala itu telah berusia enam belas tahun jadi bisa
melewati hari-hari penuh kebahagiaan.

Puteri Cong Piauwsu diberi nama Cong Ie Siang, seorang gadis yang manis, mempunyai
potongan wajah yang tirus, mempunyai sepasang alis yang disebut alis rembulan,

2
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

mempunyai hidung yang bangir dan mempunyai bibir yang disebut bibir delima merekah.

Puteri dari Cong Piauwsu tersebut sejak kecil sudah digembleng dan dididik oleh Cong
Piauw-tauw sendiri didalam segi ilmu silat, dan puteri dari Piauwsu tua Cong Tay An itu telah
mengalami kemajuan yang pesat sekali didalam bidang ilmu silat.

Selain gerakan Cong Ie Siang gesit dan lincah, juga baru jago-jago silat yang mempunyai
kepandaian biasa saja, tentu tidak akan bisa merubuhkan anak dara she Cong ini.

Juga, bukan hanya ilmu silat saja yang dipelajari oleh Cong Ie Siang, dia telah dipanggili
seorang guru sastra oleh Tay An, agar puterinya ini mengerti ilmu silat dan ilmu surat, yaitu
menjadi seorang yang Boen Boe Coan Chay.

Tetapi biarpun Cong Ie Siang telah mempunyai kepandaian ilmu silat dan surat yang tinggi,
toch sebagai seorang gadis, tetap dia membawa sikap yang sopan dan ramah kepada siapa
saja.

Lebih-lebih kepada Piauwsu-piauwsu yang bekerja pada ayahnya, dia menghormati semua
Piauwsu-piauwsu itu, yang dianggap sebagai pamannya sendiri, malah gadis she Cong ini
sering minta diajari berbagai ilmu silat yang dimengerti oleh Piauwsu-piauwsu itu.

Disebabkan oleh sikapnya yang terbuka dan sifatnya yang baik, maka Piauwsu-piauwsu
yang bekerja pada Cong Piauw tauw sangat menyukai serta menyayangi Ie Siang. Sering
mereka mengajari satu dua jurus ilmu silat simpanan mereka, maka dengan sendirinya
kepandaian Ie Siang jadi mengalami kemajuan yang pesat sekali.

Cong Piauw-tauw dan istrinya jadi girang melihat kemajuan Ie Siang, mereka memang
mengharapi agar putri mereka ini menjadi seorang pendekar wanita kelaknya. Dengan
mempunyai kepandaian yang cukup tinggi begitu, maka tidak sembarangan orang yang
akan dapat menghina Ie Siang.

Namun, biar bagaimana dengan mempunyai kepandaian yang tinggi seperti apa yang
dimiliki oleh Ie Siang, maka akan menyebabkan jiwa gadis itu jadi pemberani.

Ie Siang tidak mudah takut kepada sesuatu, malah dia tidak pernah patah semangat setiap
menghadapi sesuatu hal dan persoalan, karena dia akan mengerjakannya terus sebelum
pekerjaannya itu selesai !

Juga kepada buaya-buaya darat kota Siang-kie kwan itu, Ie Siang tidak pernah jeri.

Pernah karena ada salah seorang buaya darat dari kota itu, karena melihat kecantikan yang
dimiliki oleh Ie Siang, berusaha akan menggodanya, maka dengan tidak banyak bicara lagi,
Ie Siang telah memberikan hadiah kepada orang itu tiga gaplokan, sehingga muka buaya
darat itu kontan jadi bengap.

Rupanya buaya darat itu tidak senang akan perlakuan yang diterimanya dari Ie Siang. Dia
memberitahukan kepada kawan-kawannya buaya-buaya darat lainnya.

Lalu beramai-ramai mereka memegat Ie Siang pula di suatu tempat yang sepi, mereka
memang telah merencanakan maksud jahat mereka.

Sebetulnya maksud jahat dari buaya-buaya darat itu telah dapat diendus oleh Cong Piauw-
tauw, tetapi Tay An sengaja tidak memberitahukan puterinya, dia hanya selalu berwaspada
mengawal secara diam-diam kalau memang puterinya itu akan keluar rumah untuk membeli
sesuatu.

3
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sengaja Tay An melakukan hal itu, karena dia memang ingin melihat sampai dimana
kepandaian Ie Siang yang dipelajarinya selama ini. Nanti kalau memang ternyata Ie Siang
kewalahan menghadapi buaya-buaya darat tengik yang akan mengganggunya, barulah
Cong Piauw tauw yang akan turun tangan membereskannya.

Tetapi kenyataannya memang benar-benar menggembirakan hati Cong Piauwsu.

Waktu dikeroyok oleh buaya-buaya darat itu, ternyata Ie Siang telah berhasil memberi
hajaran yang keras kepada buaya-buaya darat itu sampai mereka jadi lari lintang-pukang
ketakutan ! Itulah hal yang menggembirakan hati Tay An. Hanya didalam pertempuran itu
dimana telah disaksikan olehTay An secara bersembunyi, dia melihat kepandaian puterinya
ini hampir mendekati kesempurnaan, hanya yang kurang pada diri Ie Siang ialah
pengalaman....!

Sejak saat itulah tak ada seorang buaya daratpun di kota Siang Kie kwan tersebut yang
berani mengganggu diri Ie Siang lagi.

Tetapi dengan kemenangan yang diperolehnya itu menghadapi beberapa orang buaya
darat, tetap saja Ie Siang tidak jadi gede kepala.

Malah kepada orang-orang yang lebih tinggi tingkatannya tetap menghormatinya......!

Begitulah penghidupan keluarga Cong itu sangat bahagia sekali, begitu juga Cong Piauw-
tauw yang mempunyai puteri seperti Ie Siang, jadi bangga dan bahagia.............Tetapi
diluar dari kesadaran mereka itu, suatu malapetaka sedang mengincar keluarga Cong
tersebut, suatu badai dan topan akan mengamuk didalam keluarga Cong tersebut yang akan
menyebabkan cerita Cong Piauw tauw Cong Tay An menjadi suatu kisah yang panjang
sekali, diawali oleh puteri Piauwsu tersebut….

**

PAGI ITU udara cerah sekali, burung-burung juga beriang hati berkicau bernyanyi.

Pada pagi secerah begitu, maka hati Cong Ie Siang, puteri dari Cong Piauw-tauw yang
lincah dan gesit ini sedang bergembira juga.

Diperintahkannya A Sam untuk menyiapkan kuda putihnya, kuda yang biasa dipakai sebagai
kuda tunggangannya.

Juga Ie Siang telah membawa busurnya, dia bermaksud akan memburu di hutan yang ada
didekat kota Siang-kie-kwan itu, terletak disebelah pintu barat dari kota tersebut.

Waktu A Sam mempersiapkan kuda putihnya itu, Ie Siang telah melompat keatas kudanya,
dengan cepat dia membedal kudanya itu, yang berlari dengan cepat A Sam yang telah
membukakan pintu untuk keluar.

“Jangan lupa membawa burung belibis, Kouw-nio !" teriak A Sam waktu Ie Siang lewat
dengan kuda tunggangannya didekat dirinya.

“Jangan takut, Sampek !" sahut Ie Siang tertawa manis. “Aku akan membawakan kau
sepuluh ekor belibis yang besar-besar !”

Dan setelah berkata begitu, Ie Siang telah membedal kudanya berlari dengan cepat sekali.

A Sam tersenyum, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Setidak-tidaknya dia mengagumi


akan kegesitan dan kepandaian silat yang dimiliki oleh nona majikannya itu. Tadi dia juga

4
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

memanggil Ie Siang dengan sebutan Kouw-nio, yang berarti nona dan A sam memang
paling menghormati nona majikannya yang tunggal ini, karena sifat dan sikap si-gadis
kepada A Sam sangat baik sekali. Malah Ie Siang tidak menganggap A Sam sebagai pesuruh
rumah tangga Cong itu, dia telah menganggap sebagai pamannya sendiri, sehingga dia
memanggil A Sam dengan sebutan Sampek-pek, atau Sampek saja, yang berarti paman
Sam.

Dengan cepat kuda putih yang ditunggangi oleh Ie Siang telah berlari kearah pintu kota
sebelah barat.

Selama kuda itu berlari didalam kota, maka banyak orang-orang kota yang memandang
kearah Ie Siang dengan pandangan matanya mengagumi.

Lebih-lebih anak-anak muda di kota itu, mereka semua tergoncang hatinya melihat
kecantikan gadis itu. Lebih-lebih melihat Ie Siang menunggangi kuda putihnya itu dengan
busur ditangan tampaknya sangat gagah sekali.

Dalam waktu yang sangat singkat sekali Ie Siang telah berada dipintu kota. Dia membedal
terus kuda putihnya itu kearah hutan yang terletak tak jauh dari kota Siang-kie kwan
tersebut.

Waktu sampai ditepi hutan itu, Ie Siang melihat sekitar tempat tersebut sangat sepi sekali,
hanya terdengar suara binatang rimba yang sedang bernyanyi gembira. Burung-burung juga
sedang berkicauan dengan beterbangan, sehingga sangat menarik sekali pemandangan
yang indah itu. Ie Siang sendiri tak hentinya memuji keindahan alam disekitar rimba itu.

Sebagai seorang gadis, maka Ie Siang memandangi keindahan dan kelembutan. Maka dari
itu, ketenangan disekitar hutan itu menyebabkan si gadis seperti kesengsem menyaksikan
semua yang ada disekitarnya.

Sebentar-sebentar dia menggumam memuji akan keindahan alam itu, juga dia
menggoyang-goyangkan busurnya perlahan-lahan sambil menikmati keindahan itu.

Tak lama kemudian setelah duduk diatas pelana kudanya sesaat lamanya, si gadis she Cong
itu telah melompat turun dari kuda tunggangannya.

Dengan langkah yang perlahan-lahan dia menyusuri rerumputan yang bertumbuhan


disekitar tempat tersebut, gadis ini menuju kesebuah batu yang ada disitu, yang bulat besar
menonjol keatas.

Ie Siang duduk diatas batu itu, dia menggoyang-goyangkan busurnya, kemudian dengan
suara yang perlahan tetapi merdu dia bersenandung :

Belibis terbang pulang kandang.


Ibu pulang memeluk anak,
Ayah pulang membawa manjangan,
Keluarga bahagia dan riang,
Hanya pit dan pedang yang jalan terus,

keberanian, kegagahan dan keperkasaan,


Semua itu akan membawa kejayaan negara,

5
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Kelembutan, kasih sayang dan cinta,


akan membawa rumah tangga yang bahagia.......
Bersenandung sampai disitu, Ie Siang berhenti sesaat, dia memandang sekelilingnya
kemudian dia turun dari batu itu, berjalan perlahan-lahan. Rupanya dia sedang tenggelam
didalam keindahaan alam itu.

Lagu yang disenandungkannya tadi adalah lagu Po Siang Kiat Lie ciptaan dari pujangga
besar yang bernama Wang Tiang Sen.

Setelah agak lama juga Ie Siang berjalan perlahan-lahan begitu, tiba-tiba dia melihat seekor
burung belibis yang terbang diatas.

Maka dari itu, gesit sekali Ie Siang telah menarik busurnya, dipentang dan waktu busur itu
berbunyi ngejepret, tampak sebatang anak panah telah meluncur dengan cepat sekali
kearah belibis itu.

Belibis itu sedang terbang asyik melayang-layang diudara, tiba-tiba sebatang anak panah
menancap menyambar tepat sekali batang lehernya, dengan hanya mengeluarkan
'kweeeekk', belibis itu ambruk jatuh kebumi !

Dengan ringan, dengan hanya beberapa kali lompatan, maka Ie Siang telah berada didekat
belibis itu.

Gadis ini gembira melihat hasil buruannya yang pertama itu. Diambilnya belibis itu dan
diletakkan di atas batu yang tadi didudukinya.

Kemudian si-gadis memandang sekelilingnya lagi untuk melihat apakah ada belibis yang
lewat lagi terbang diatasnya.

Tetapi keadaan sangat sunyi sekali.

Sedang si gadis menunggu-nunggu terbangnya belibis lain, maka tampak seekor kelinci
keluar dari dalam hutan. Bulu kelinci itu putih mulus dan sangat menarik sekali.

Ie Siang jadi tertarik sekali.

Dia menjejakkan kakinya melompat ke arah kelinci tersebut, si gadis bermaksud akan
menangkap kelinci itu hidup-hidup, untuk dibawa pulang guna dijadikan permainannya.

Tetapi kelinci tersebut gesit sekali, belum lagi tubuh Ie Siang dapat mendekatinya, dia telah
lari dengan cepat serta gesit sekali. Ie Siang melompat mengejar lagi.

Tetapi setiap kali Ie Siang hampir dapat mengejar dan menangkap kelinci itu, maka kelinci
tersebut telah lari lagi. Hal ini membuat si gadis jadi mendongkol dan penasaran, dia merasa
seperti dipermainkan oleh kelinci itu.

Maka dari itu, dia mengejar terus. Akhirnya tanpa disadarinya si gadis jadi mengejar kelinci
putih itu sampai memasuki hutan.

Tetapi disebabkan Ie Siang sedang penasaran dan mendongkol, maka tanpa memperdulikan
hutan itu lebat dan banyak sekali akar-akar pohon yang merintang dirinya, gadis tersebut
tidak mengenal lelah.

Dengan cepat dia mengerahkan Gin-kangnya, entengi tubuhnya, dengan cepat dia mengejar

6
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

terus.

Tetapi rupanya kelinci tersebut mengetahui bahwa dirinya sedang dikejar terus oleh Ie
Siang, maka dia telah melarikan dirinya lebih cepat. Seperti juga dia merasa bahwa dirinya
telah menjadi buruan Ie Siang.

Ie Siang semakin lama jadi semakin mendongkol, biar bagaimana dia sangat penasaran
sekali masih belum dapat mengejar dan menangkap kelinci tersebut.

Maka dari itu, dengan tidak mengenal lelah, dengan tak memperdulikan hutan itu banyak
akar pohon dan durinya, dia telah mengejarnya terus. Dan tanpa sesadarnya Ie Siang jadi
memasuki hutan itu lebih kedalam lagi.

Sebetulnya kalau memang Ie Siang menghendaki, dia bisa saja menggunakan panahnya
untuk memanah mati kelinci tersebut, namun gadis she Cong ini tidak tega untuk sampai
memanah mati binatang itu. Dia tertarik oleh kemulusan bulu putih dari kelinci itu dan dia
ingin sekali menangkapnya hidup-hidup.

Kelinci putih juga mengetahui dirinya masih dikejar terus. Dia melarikan diri dengan
menyelinap-linap didedaunan. Tetapi Ie Siang selalu dapat melihatnya dan selalu
mengejarnya terus.

Hal ini membuat kelinci itu jadi ketakutan sekali, dan dia jadi semakin lari lebih cepat lagi.

Ie Siang benar-benar penasaran sekali, biasanya, biar bagaimana gesitnya binatang


buruannya, dia pasti akan dapat menangkapnya, tetapi kali ini kelinci tersebut seperti juga
sedang mempermainkan dirinya. Maka dari itu, Ie Siang jadi semakin tidak mau melepaskan
binatang buruannya ini.

Setiap kelinci itu menyelinap diantara semak belukar, maka Ie Siang akan mengejar dan
mendobrak semak belukar itu, yang membuat kelinci putih itu jadi tambah ketakutan dan
dia melarikan dirinya lagi dengan cepat.

Ie Siang selalu hampir dapat menangkap kelinci itu, tetapi disebabkan kelinci putih itu
terlalu gesit, maka dengan sendirinya sergapannya selalu menemui tempat yang gagal dan
kelinci itu masih bisa berlari terus.

Ie Siang jadi semakin penasaran. Gadis ini jadi tambah mengerahkan Gin-kangnya untuk
mengejar terus.

Kelinci berbulu putih itu semakin lama jadi berlari semakin masuk kedalam rimba.

Sebentar-sebentar dia mengeluarkan suaranya yang menandakan kelinci tersebut ketakutan


sekali.

Ie Siang yang sudah penasaran jadi tak memperdulikan suara kelinci itu yang sedang
ketakutan pada dirinya, dia telah mengejarnya terus. Malah sering saking jengkel dan
penasaran, Ie Siang menjejakkan kakinya, sehingga dia mencelat lompat menubruk kelinci
tersebut.

Kelinci itu juga kaget sekali ketika tahu-tahu tangan dari Ie Siang telah terjulur kearahnya,
dekat sekali.

Kelinci itu merandek, dengan gerakannya itu yang sangat tiba-tiba, menyebabkan juluran
tangan dari Ie Siang jadi lewat dan tidak mengenai tempat yang dikehendakinya,
menanggap tempat kosong, dengan sendirinya dia jadi tambah penasaran.

7
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sedangkan kelinci itu sudah berlari lagi..... berlari sampai masuk lebih kedalam hutan lagi.

Ie Siang jadi benar-benar jengkel, dan saking jengkelnya dia jadi telah mementang
busurnya. Ditariknya tali busur itu, dia bermaksud akan memanah kelinci itu.

Tetapi akhirnya Ie Siang batal memanah kelinci itu, karena dia merasa sayang.

Dengan cepat anak panah dimasukkan kembali kedalam sarungnya, dia segera menjejakkan
kakinya mengejar kelinci itu lagi.

Kelinci berbulu putih itu telah berlari jauh sekali.

Namun berkat dari ilmu entengi tubuh Ie Siang telah sempurna, maka dengan cepat dia
dapat mengejar lagi, sehingga jarak mereka jadi tidak begitu jauh.

Tadinya kelinci putih itu mungkin telah menduga bahwa dirinya tak dikejar lagi, tetapi begitu
melihat Ie Siang mengejar dirinya sudah dekat lagi, dia jadi ketakutan lagi, dan berlari
sekeras-kerasnya tanpa berani berhenti, dan tak hentinya mengeluarkan suara yang
menandakan dia ketakutan sekali.

Ie Siang masih perasaran, dia masih mengejar terus.

Si gadis penasaran sekali, dia beranggapan tak mungkin dia tidak bisa menangkap kelinci
tersebut. Maka dari itu, dengan mengerahkan Ginkangnya terus, dia melakukan pengejaran
tak hentinya kepada kelinci yang gesit dan lincah itu.

Lama kelamaan memang tenaga kelinci itu semakin berkurang, dan dengan sendirinya lari
kelinci itu tidak secepat apa yang tadi-tadi.

Ie Siang jadi girang, dia mengejar dengan mengempos semangatnya.

Kelinci itu berlari terus, dan akhirnya Ie Siang baru tersadar bahwa dia telah memasuki
hutan itu terlalu jauh, dan didepannya tampak sebuah lapangan rumput yang indah sekali,
ditengah-tengah lapangan rumput itu tampak sebuah empang yang tak begitu besar.

Ie Siang jadi heran melihat didalam hutan itu bisa terdapat sebuah empang. Malah keadaan
empang itu dan sekitarnya sangat menarik.

Si gadis melihat kelinci berbulu putih itu berlari terus kearah sebuah rumah yang ada ditepi
empang itu, yang pintu mukanya tidak tertutup.

Kelinci itu telah menerobos masuk ke dalam rumah tersebut.

Ie Siang jadi merandek, dia mengerutkan sepasang alisnya. Dia jadi berada didalam
keadaan yang serba salah, kalau memang dia menerobos masuk kedalam rumah itu, berarti
dia melanggar tuan rumah pemilik rumah tersebut dan dia bisa dimaki-maki tetapi kalau dia
tidak mengejar terus, tentu si kelinci akan berlari terus keluar dari pintu belakang dan
menghilang di tempat lain.

Kalau memang sampai kelinci berbulu putih itu tidak bisa ditangkapnya, berarti dia
kehilangan suatu benda yang sangat diinginkannya, dia merasa sayang kalau sampai kelinci
berbulu putih indah itu sampai terlolos dari tangannya.

Sedang si-gadis berdiri bimbang didepan rumah itu, tiba-tiba suara seorang wanita yang
nyaring melengking tinggi:

8
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Aduhh.... siapa yang telah mengejar-ngejar si-putihku ini ?" suara itu menggema keras
sekali.

Ie Siang jadi terkejut.

Kalau didengar dari perkataan orang itu maka kelinci putih tersebut kemungkinan besar
sekali adalah milik orang didalam rumah itu.

Si gadis jadi lebih tidak enak hati lagi, dan baru saja dia ingin memutar tubuhnya untuk
berlalu dengan cepat, agar tidak bertemu dengan pemilik kelinci tersebut, maka dari dalam
rumah itu telah keluar seorang gadis berusia diantara tujuh atau delapan belas tahun.

Melihat Ie Siang sedang memutar tubuhnya untuk berlalu, gadis itu mendengus:

“Hei.....mengapa kau ingin pergi begitu saja setelah meletihkan si putihku ini?" bentak gadis
itu sambil tangannya menggendong sikelinci berbulu putih itu.

Ie Siang tidak jadi untuk pergi, dia kembali menghadap kearah gadis yang baru keluar
rumah.

Dengan cepat Ie Siang merangkapkan kedua tangannya menjura kepada gadis itu.

“Cie-cie......maafkanlah, adikmu ini tidak mengetahui bahwa kelinci itu adalah binatang
peliharaanmu !" kata Ie Siang dengan cepat. “Dan aku Cong Ie Siang dengan ini
menyatakan maafku yang sebesar-besarnya......!!"

Gadis yang menjadi penghuni rumah itu jadi tertawa dingin.

“Tak bisa orang akan begitu mudah untuk pergi dan meminta maaf semau hatinya setelah
membuat letih si putihku ini ! Biar bagaimana kau harus menerima perhitungan dariku !!"
kata gadis itu. “Aku mau memaafkan dan mengampuni dirimu, tetapi apakah si putihku ini
mau mengerti begitu saja ?"

Dan setelah berkata begitu, si-gadis menoleh kepada kelinci yang berada digendongannya
itu:

“Putih.........apakah kau mau memaafkan anak kura-kura itu ?" tanya si gadis kepada
kelincinya, seperti juga binatang itu bisa bicara dan dapat menangkap perkataannya.

Kelinci yang berada didalam pelukan gadis itu mengeluarkan suara yang manja sekali. Dan
gadis itu telah tertawa lagi.

“Lihat! Si putihku tidak mau memaafkan dirimu ! Dia meminta agar aku mengadakan
perhitungan denganmu !" kata gadis itu.

Ie Siang jadi mendongkol melihat lagak orang, karena dia tahu, si gadis memang sedang
mencari-cari sebab. Kalau memang benar-benar dia mau menyudahi persoalan itu, tentu
bisa karena biar bagaimana pintar dan cerdiknya kelinci itu, dia tentu tidak akan mengerti
perkataan manusia.

Tetapi biarpun mendongkol, toch Ie Siang masih menyabarkan dirinya, dia merangkapkan
kedua tangannya lagi memberi hormat kepada gadis itu.

“Ciecie...bisakah aku mengetahui she dan namamu yang mulia ?!" tanya Ie Siang kemudian.
“Dan perlu kau ketahui bahwa kalau tadi aku bermaksud jahat, tentu kelinci putih itu telah
terbinasakan oleh anak panahku ini ! Maka dari itu, dapat Cie-cie mengerti, bahwa aku tidak

9
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

mempunyai sedikitpun maksud jahat kepada kelinci tersebut...!"

Gadis itu yang menggendong kelinci putihnya, telah mendengus tertawa dingin.

“Hmm...apakah kalau memang sampai terjadi kelinci putihku ini terpanah binasa oleh
panahmu, kau kira dapatkah kau bernapas terus sampai detik ini ?" katanya dengan suara
yang dingin. “Hmm....aku Lie Foen Lan, tak pernah memberi hati kepada orang yang telah
menghina binatang kesayanganku ini !"

Melihat gadis itu, yang mengaku bernama Lie Foen Lan selalu membawa sikap yang angkuh
dan sombong, maka dengan sendirinya lenyap perasaan sabar dari Ie Siang, dia pun jadi
mendongkol, karena Foen Lan, gadis itu, tidak mau memberi muka sedikit pun kepadanya.

“Baiklah !" kata Ie Siang kemudian dengan suara yang agak nyaring, “Kalau memang kau
tidak mau memaafkan diriku, lalu apa yang akan kau lakukan ?"

Mendengar pertanyaan Ie Siang, Foen Lan telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang
nyaring sekali.

“Kau masih menanyakan apa yang akan kulakukan untuk menghukum dirimu itu ?" tanya si
gadis she Lie itu dengan suara yang tawar. “Hmm.... kutungkan tangan kananmu !!"

Mendengar perkataan Foen Lan begitu, wajah Ie Siang jadi berobah.

Memotong tangan kanannya sendiri ?! Hu, itulah suatu perbuatan yang benar-benar
melampaui batas !

Dengan sendirinya Ie Siang jadi mendongkol sekali.

“Orang she Lie !" bentak Ie Siang dengan gusar sekali. “Apakah kau tidak mempunyai
perikemanusiaan sedikitpun dan menjadi seorang iblis yang tak mempunyai perasaan
kemanusiaan sedikitpun ? Hmm.... apakah dengan berlaku baik hati ini kau duga aku jeri
kepadamu !! Jangankan kelincimu yang liar berkeliaran dihutan, seumpamanya itu adalah
binatang peliharaan seorang raja, tentu aku tak dapat dipersalahkan, karena aku hanyalah
memburu binatang-binatang yang berkeliaran dihutan ini !"

Wajah Lie Foen Lan berobah dingin tak berperasaan. Sikapnya kaku sekali.

Perlahan-lahan dia menurunkan kelinci yang berada digendongannya, dia telah melangkah
turun ketanah dari atas rumahnya itu, dan berjalan menghampiri Ie Siang dengan langkah
yang perlahan sekali, selangkah demi selangkah, dengan wajah yang dingin sekali.

Ie Siang melihat cahaya mata dari Foen Lan memancar tajam sekali.

Maka dari itu, cepat-cepat Cong Ie Siang bersiap-siap, dia takut nanti orang she Lie itu akan
menyerang dirinya dengan tiba-tiba.

Selama orang melangkah menghampiri dirinya, Ie Siang melihat wajah Lie Foen Lan sangat
cantik sekali, mata, hidung, dan bibirnya merupakan seraut wajah yang benar-benar cantik
rupawan, dan juga langkah serta lenggangnya, sangat menarik benar.

Sebagai seorang gadis pula, maka sebetulnya Ie Siang agak mengiri melihat kecantikan
yang dimiliki oleh Foen Lan.

Pada saat itu Foen Lan telah melangkah dekat sekali, dia berhenti dengan tatapan mata
yang bersinar tajam sekali kepada Ie Siang.

10
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Kau harus membuntungi tanganmu sendiri !" kata gadis itu dengan suara yang tawar.
“Atau kalau memang kau tidak mau, maka tangan kananmu itu akan aku yang tabas putus
oleh senjataku !"

Ie Siang juga mendongkol.

“Tak mudah apa yang kau inginkan itu !" kata Ie Siang. “Aku telah meminta maaf
kepadamu, dan sekarang kau mendesak aku begini macam, maka dari itu, hmmmm,
biarpun kau ingin memperlakukan aku tak adil, aku tetap akan mempertahankan keadilan
itu. Jangan harap kau bisa menghina diriku begitu macam !!"

Wajah Foen Lan jadi berobah mendengar perkataan Ie Siang, dengan tidak terduga dia
mengeluarkan seruan yang panjang, tahu-tahu tangannya telah terulurkan dengan cepat
sekali, juga tubuhnya agak doyong kekanan.

Dengan gerakan begitu, Foen Lan bermaksud akan meremas dada Ie Siang, dan dengan
mendoyongkan tubuhnya, dia bermaksud akan menggunakan kesempatan nanti Ie Siang
sedang menangkis remasan tangannya itu, dia akan menabaskan telapak tangannya untuk
mematahkan tangan gadis she Cong itu....!

Ie Siang juga melihat cara menyerang orang yang telengas sekali.

Biar bagaimana Ie Siang mempunyai kepandaian yang tinggi. Tadi dia berlaku lunak dan
mengalah, karena dia menganggap memang dirinya yang bersalah.

Namun, setelah orang memperlakukan dirinya kasar begitu, juga mengajukan permintaan
yang tidak-tidak, membuat hati Ie Siang jadi mendongkol dan penasaran.

Lebih-lebih sekarang dia melihat orang menyerang dirinya dengan telengas sekail, membuat
Ie siang jadi tambah mendongkol.

Dengan cepat Ie Siang mengayunkan tangan kanannya, ditangannya itu tergenggam


busurnya, maka busur itu yang akan dibenturkan dengan tangan Foen Lan.

Sebat sekali gerakan Ie Siang, sehingga orang she Lie itu juga jadi terkejut, karena dia tidak
menyangka bahwa Ie Siang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi.

Maka dari itu, waktu dia melihat busur si gadis akan membentur tangannya dengan keras,
gadis she Lie itu jadi membatalkan serangannya, dia menarik pulang tangannya, dan
tubuhnya melangkah mundur satu langkah.

Melihat orang telah melangkah mundur, si gadis she Cong itu berkata guna mendinginkan
hati Foen Lan. Tetapi Foen Lan sendiri mundur kebelakang begitu bukan untuk berhenti
menyerang, dia malah telah melakukan serangan lagi dengan serangan yang berangkai dan
saling susul.

Ie Siang sendiri jadi terkejut melihat orang menyerang dirinya begitu macam, cepat dan
bertenaga sekali serangan-serangan selanjutnya yang dilancarkan oleh Foen Lan.

Tetapi sebagai seorang gadis yang mempunyai kepandaian yang tinggi, Ie Siang tidak jeri.
Dia telah menggerakkan busurnya menggunakan ilmu silat warisan keluarga Cong. Busur itu
dianggap sebagai pedang, walaupun busur itu dari kayu belaka, toch kehebatan serangan Ie
Siang tidak berkurang...!

Busurnya itu berkelebat-kelebat dengan cepat dan bertenaga, kalau memang sampai tangan
Foen Lan kena tersabet oleh busur itu, sedikitnya tulang gadis itu akan patah remuk.

11
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Foen Lan jadi terkejut melihat cara pembelaan diri dari Ie Siang, dia sampai melompat
mundur dengan cepat dan dari bibirnya mengeluarkan seruan: “Ihhhh !"

Ie Siang berhenti menggerakkan busurnya dan memandang Foen Lan dengan bibir
tersenyum.

Tetapi berbeda dengan Foen Lan, begitu dia dapat berdiri tetap, wajah gadis she Lie itu
telah berobah hebat, bengis dan memancarkan cahaya pembunuhan.

“Kau .... kau dari keluarga Cong Tay An, heh ?" bentak Foen Lan dengan suara yang bengis.

Ie Siang jadi terkejut nama ayahnya disebut Foen Lan, tetapi dia tidak bisa berpikir lama-
lama, dia telah mengangguk.

“Benar !" dia menyahuti dengan suara yang pasti.

Tetapi dengan tidak terduga, begitu mendengar bahwa Ie Siang memang benar-benar
keturunan keluarga Cong, wajah gadis she Lie itu jadi lebih menyeramkan, bengis sekali,
Foen Lan telah mencelat dan melakukan serangan yang gencar dan mematikan kearah Ie
Siang !!

TETAPI IE SIANG tidak bisa berpikir lama-lama melihat perobahan gadis itu, karena
serangan dari Foen Lan telah tiba dengan secara beruntun.

Maka dari itu, dengan cepat sekali, Ie Siang juga menggerakkan busur yang ada
ditangannya, dia menggerak-gerakkan menuruti jurus dari ilmu silat turunan keluarga Cong.

Tampak kedua gadis itu jadi bertempur dengan seru.

Tetapi biar bagaimana tampak sekali Foen Lan selalu melancarkan serangan-serangan yang
mematikan, telengas sekali setiap serangan dari Foen Lan.

Sedangkan Ie Siang hanya selalu menangkis dan sekali-sekali membalas menyerang,

Tetapi karena dihati Ie Siang tidak bersemayam perasaan dendam atau sakit hati, dia
melancarkan serangan biasa saja, tidak dengan serangan yang mematikan.

Namun, karena Foen Lan menyerang dirinya berulang kali dengan serangan yang
mematikan, dan juga mendesak dirinya begitu hebat, menyebabkan Ie Siang jadi
mendongkol dan penasaran juga.

Maka dari itu, pada suatu kali, dengan tidak terduga, Ie Siang telah merobah cara
bertempurnya. Dia sudah tidak berlaku she-jie2 lagi, dengan cepat dia juga melancarkan
serangan yang berangkai.

Sekali menggerakkan busurnya, dia telah menyerang sekaligus tiga jurusan, dada, pundak
dan perut dari Foen Lan.

Rangsekan dari Ie Siang itu membuat Foen Lan melompat mundur merenggangkan diri.

Dan, dengan tidak terduga, Ie Siang telah melompat tak mau memberi kesempatan kepada
Foen Lan, dia telah melancarkan serangan busurnya itu dengan menggunakan jurus 'Sia Po
Tiang Kie' suatu jurus yang luar biasa cepatnya, dengan berkelebatnya busur panahnya itu,
menjurus kearah pangkal paha dari Foen Lan.

Kalau memang paha Foen Lan kena terserang oleh busur Ie Siang, maka dia akan terguling

12
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

rubuh, karena disitulah letak dari jalan darah 'Pian-tie-hiat', suatu jalan darah yang bisa
melumpuhkan.

Tetapi Foen Lan gesit sekali, biarpun dia tadi belum bisa berdiri tetap, namun begitu dia
melihat datangnya serangan, toch dengan cepat dia dapat menggeser kakinya, kemudian
dengan cepat sekali, kaki kirinya itu telah terangkat naik akan mendupak kepada Ie Siang,
kearah perutnya.

Ie Siang terpaksa menarik pulang busurnya, biar bagaimana dia tidak mau membiarkan
perutnya iyu menjadi sasaran dari dupakan kaki Foen Lan, biarpun toch akhirnya serangan
tusukan busur itu akan berhasil.

Keduanya jadi saling melompat mundur menjauhkan diri. Mereka jadi mengawasi dengan
tatapan mata yang tajam sekali. Keduanya bagaikan singa betina yang akan bertarung.

Kedua-duanya bersiap-siap dengan senjata mereka. Ditangan Foen Lan telah tergenggam
sebatang pedang pendek yang mengkeredep ditimpa cahaya matahari pagi.

Tahu-tahu, dengan tidak terduga, dengan mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras
sekali, maka tubuh dari Foen Lan telah mencelat tinggi sekali.

Pedang pendek yang tercekal didalam tangannya itu juga telah berkelebat dengan cepat
mengarah kemuka Ie Siang.

Ie Siang juga melihat bahwa serangan yang dilancarkan oleh Foen Lan kali ini tidak bisa
dianggap enteng, karena serangan itu dapat menyebabkan kematian bagi dirinya!

Maka dari itu, sebat luar biasa, Ie Siang telah memutar busur yang ada ditangannya, dia
mengeluarkan seruan yang nyaring dan membalas menyerang ke arah pundak dari Foen
Lan.

Busur dari Ie Siang meluncur cepat sekali, sehingga membuat Foen Lan jadi terkejut.

Dia kaget karena tahu-tahu busur dari Ie Siang telah berada didekat pundaknya, sehingga
dia jadi agak gugup. Biar bagaimana tubuh dia sedang melambung tinggi begitu, maka
dengan sendirinya dia tidak leluasa untuk mengelakkan serangan itu.

Dengan cepat, untuk menghindarkan diri dari serangan busur Ie Siang, maka Foen Lan telah
menggerakkan pedang pendek di tangannya menarik mundur dan dipakai untuk menangkis
serangan busur Ie Siang. Busur dan pedang pendek itu saling bentur. Keras sekali suara
benturan itu.

Tampak Ie Siang agak terhuyung mundur beberapa langkah, sedangkan tubuh Foen Lan
telah meluncur turun keatas tanah lagi.

Ringan sekali gerakan dari Foen Lan. Tetapi Foen Lan memang liehay, sedang Ie Siang
terhuyung mundur begitu dan belum dapat berdiri tetap, maka tahu-tahu, disaat kakinya
baru dapat menginjak tanah, maka tangan Foen Lan bergerak cepat terayun, tahu-tahu
pedang pendek yang ada ditangannya itu dilemparkan meluncur ke-arah Ie Siang,
menyambar kearah perut dari gadis she Cong tersebut.

Hal ini mengejutkan Ie Siang. Dia sedang terhuyung mundur dengan kaki yang tidak tetap,
tahu-tahu pedang pendek dari Foen Lan meluncur menyambar ke dirinya, maka dari itu, tak
ada jalan lain, dengan kecepatan yang luar biasa Ie Siang telah menggerakkan busurnya
untuk menangkis.

13
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Namun apa celakanya, busur itu jadi terbabat putus oleh pedang itu.

Dan pedang pendek tersebut telah meluncur terus dengan kecepatan yang luar biasa
menyambar kearah leher dari Ie Siang.

Hal ini jadi mengejutkan Ie Siang. Gadis she Cong ini jadi mengeluarkan seruan kaget yang
membikin hatinya tercekat, dia merasakan denyutan hatinya jadi keras sekali.

Untung saja Ie Siang liehay, maka dengan cepat dia membuang diri kebelakang dia
bergulingan ditanah, dengan cepat pedang itu menyambar diatas wajahnya hanya terpisah
beberapa dim saja.

Sedikit saja dia terlambat, maka pisau itu akan menyambar dan mengenai tepat dirinya.

Untung saja Ie Siang masih dapat mengelakkan diri dari samberan pedang yang
ditimpukkan oleh Foen Lan, kalau tidak, wajah gadis she Cong itu pasti akan terluka oleh
pedang itu.

Dengan sendirinya, maka Ie Siang jadi mengucurkan keringat dingin didahinya dan
ditubuhnya.

Cepat-cepat dia telah melompat berdiri lagi.

Dengan cepat tangan Ie Siang telah bergerak menyambar ke sebatang ranting yang ada
didekatnya.

Dengan ranting itu, yang diputar untuk melindungi dirinya, maka dia dapat bangkit tanpa
takut diserang oleh iawannya lagi.

Foen Lan yang melihat apa yang dilakukan oleh Ie Siang, dia telah tertawa mengejek.

Cong Ie Siang ketika merasakan bahwa Foen Lan tidak menyerang dirinya terus, dia jadi
berhenti memutar ranting itu.

Dengan mata yang memancarkan perasaan mendongkol dan gusar, Ie Siang memandang
kearah Foen Lan.

Foen Lan juga sedang menatap Ie Siang dengan tatapan mata yang sama. Diapun
tampaknya gusar dan murka sekali kepada Ie Siang, karena dia masih belum dapat
merubuhkan lawannya itu.

“Hmm..... apakah kau masih tidak mau menabas lenganmu sendiri ?" tegur Foen Lan
dengan suara yang dingin sekali kepada Ie Siang.

Ie Siang juga memang sedang mendongkol, maka dari itu tanpa menyahuti pertanyaan
Foen Lan, da telah melompat untuk menerjang menyerang Foen Lan lagi.

Sedangkan Foen Lan sendiri juga sudah tak mencekal senjata. Pedangnya yang tadi
ditimpukkan kepada Ie Siang, telah menancap dibatang pohon dalam sekali !

Waktu Ie Siang menerjang menyerang dirinya, maka cepat-cepat dia bergerak untuk
mengegoskan, kakinya digeser dan disaat kepalan tangan dari Ie Siang lewat disisi
pundaknya, maka dengan cepat Foen Lan mengulurkan tangannya akan mencengkeram
tangan Ie Siang.

Melihat itu, Ie Siang jadi terkejut. Cepat-cepat dia membatalkan serangannya itu dengan

14
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

menarik tangannya, karena kalau memang sampai tangannya itu kena dicengkeram oleh
Foen Lan maka tangannya itu akan hancur remuk.

FOEN LAN ketawa mengejek. Dia mendengus dengan suara yang tawar, sedangkan
tangannya tak berhenti hanya sampai disitu.

Dia telah menyusuli dengan serangan yang lebih berbahaya lagi, tangannya itu telah
bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, sekali menyerang dia telah mengincar tiga
tempat yang berbahaya ditubuh Ie Siang.

Ketiga tempat ditubuh Ie Siang yang diincar oleh Foen Lan adalah jalan darah „Tiang pie
hiat', „Lan Tian Hiat', an jalan darah Po lie hiat‟, ketiga jalan darah itu adalah ketiga jalan
darah yang sangat penting ditubuh seorang wanita, karena sekali saja jalan darah Tiang pie
hiat' Ie Siang kena ditotok oleh Foen Lan, maka untuk seumur hidupnya dia akan menjadi
mandul tak bisa mempunyai anak, karena peranakannya akan rusak !

Ie Siang juga bukan seorang gadis yang lemah, maka dari itu, waktu dia melihat Foen Lan
menyerang dirinya begitu macam, dengan cepat dia telah menggerakkan tubuhnya. Kalau
untuk mengelakkan ketiga serangan itu, jelas dia tidak akan keburu, sebab tubuhnya
berada dekat sekali dengan Foen Lan, maka dari itu, dengan cepat dan nekad Ie Siang telah
menggerakkan tangan kirinya menotok mengincar kedua biji mata dari Foen Loan !

Melihat Ie siang menyerang dirinya dengan cara begitu, maka Foen Lan jadi terpaksa
melompat mundur untuk menyelamatkan kedua biji matanya itu, sebab sekali saja jari
tangan Ie Siang berhasil menotok kedua biji matanya, maka untuk seumur hidupnya Foen
Lan akan menjadi seorang gadis buta !

Itulah yang tidak diinginkan oleh Foen Lan. Maka dari itu, dengan cepat dia telah menarik
pulang tangannya, dia melompat mundur.

Dengan sendirinya ketiga serangannya pada ketiga jalan darah Ie Siang yang
membahayakan itu jadi batal, dan Ie Siang juga jadi selamat !

Kedua gadis ini jadi saling berpandangan lagi dengan sinar mata yang galak.

Lebih-lebih Foen Lan, dia jadi mendongkol dan penasaran sekali belum dapat menjatuhkan
Ie Siang.

Biasanya, kalau memang dia menghadapi seorang lawannya, hanya didalam beberapa jurus
saja, maka dia sudah akan dapat merubuhkan lawannya itu.

Tetapi sekarang dia menghadapi Ie Siang dia merasakan kepandaian Ie Siang hampir
berimbang dan setaraf dengan dirinya.

“Bagaimana ? Apakah kau masih mau mendesak diriku terus?" tanya Ie Siang sambil
tertawa mengejek.

Foen Lan berobah wajahnya, tak sedap untuk dipandang.

Sebelum dia menyahuti, kelinci putih yang sejak tadi berdiam saja didekat rumah itu telah
berlari menghampiri Foen Lan.

Cepat-cepat Foen Lan menggerakkan tangannya menunjuk kearah rumah itu lagi, maka
kelinci itu jadi berlari balik kerumah lagi.

Kemudian Foen Lan baru menghadapi Ie Siang kembali.

15
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Mata Foen Lan memancar tajam.

“Hari ini, kalau memang aku tidak bisa membunuhmu maka aku tidak ingin menjadi orang !"
kata Foen Lan dengan suara yang nyaring.

Ie Siang ketawa dingin, wajahnya juga memperlihatkan sikap mengejek.

“Memang mudah untuk membunuh orang?" kata Ie Siang mengejek. “Kalau seekor babi
memang mudah untuk dibunuh, tetapi manusia, hmmm..... kau sendiri mungkin yang akan
terbunuh !"

Mendengar perkataan Ie Siang itu, Foen Lan jadi tambah gusar, tubuhnya sampai menggigil
menahan perasaan murkanya itu.

“Kau....kau...." suara Foen Lan gemetar waktu dia berkata begitu.

Ie Siang ketawa mengejek lagi, sengaja dia ingin melihat kegusaran Foen Lan.

“Mengapa kau jadi seperti orang tolol ?" tanya Ie Siang dengan disertai oleh suara
tertawanya. “Mengapa dengan mendadak kau jadi berobah begitu seperti seekor babi yang
tolol dan dungu?"

Kegusaran Foen Lan jadi meluap, dia mengeluarkan suara jeritan yang memekakkan anak
telinga, sambil menjerit begitu dia menubruk menerjang Ie Siang, karena dia gusar sekali
dirinya dikatakan sebagai seekor babi yang dungu !

Ie Siang melihat kekalapan orang, dia mengetahui Foen Lan tak bisa dibuat main-main, apa
lagi dia sekarang dalam keadaan kalap begitu.

Maka dengan cepat Ie Siang telah menggerakkan kedua tangannya, dengan cepat dia telah
menangkis tangan kiri Foen Lan dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kanan Foen
Lan ditangkis oleh tangan kirinya.

Membarengi dengan tangkisannya itu, maka dengan cepat Ie Siang telah menggerakkan
tangan kanannya, yang digerakkan menurun, dan tahu-tahu akan mencengkeram pundak
Foen Lan.

Hal tersebut membuat Foen Lan jadi terkejut, karena dia tidak menyangka sedikitpun bahwa
Ie Siang dapat bergerak begitu cepat, hanya didalam waktu yang sangat singkat begitu,
dapat merobah serangan tangannya.

Tetapi karena Foen Lan memang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, dengan cepat
dia menekuk kaki kanannya, sehingga tubuhnya agak condong kedepan dan dengan begitu
dia dapat mengelakkan cengkeraman tangan Ie Siang.

Namun Ie Siang memang mendongkol sekali.

Dia tidak mau menyudahi sampai disitu, karena Foen Lan tadi telah menyerang dirinya
dengan beruntun, maka dengan sendirinya, dia jadi ingin membalas serangan-serangan
Foen Lan tadi.

Setiap kali dia menyerang dan dapat dielakkan oleh Foen Lan, maka kemendongkolannya itu
jadi tambah meluap. Dan sekarang disaat serangannya itu telah dapat dielakkan oleh Foen
Lan lagi, tetapi Ie Siang tidak berhenti hanya sampai disitu, dengan mengeluarkan suara
dengusan tertawa dingin, dengan cepat, dia telah merobah arah tangannya itu.

16
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Tanpa berhenti sedikitpun, tangan kanan dan kiri Ie Siang telah menyerang secara
beruntun, hebat sekali serangan yang dilancarkan oleh Ie Siang kali ini, karena dia telah
menggunakan jurus „Po Tie Kie Loen', yang disusul kemudian dengan „So Liang Pay Joe‟.

Foen Lan agak terdesak oleh kedua serangan tangan dari Ie Siang. Dia sampai melompat
mundur sampai mengeluarkan seruan tertahan.

Namun untuk kagetnya, Ie Siang tidak berhenti dan malah telah melancarkan serangan
lainnya.

Kali ini Ie Siang telah mengeluarkan ilmu pukulan warisan keluarga Cong, dengan cepat Ie
Siang telah merangsek terus lawannya tersebut.

Hal ini sering menyebabkan Foen Lan jadi gugup, dia jadi main mundur dan selalu repot
mengelakkan diri dari setiap serangan Ie Siang.

Butir-butir keringat telah memenuhi kening dan tubuh Foen Lan. Begitu juga dengan diri Ie
Siang, butir-butir keringat telah memenuhi dirinya.

Mereka jadi bertempur dengan seru, dan kepandaian mereka berimbang benar. Kalau
memang dilihat sepintas lalu Foen Lan terdesak oleh Ie Siang, itu hanyalah disebabkan
karena Foen Lan kalah beberapa detik disoal waktu, setiap dia ingin melakukan serangan
kepada Ie Siang, maka gadis she Cong itu telah lebih dulu mendahuluinya !

Dikala kedua gadis itu sedang bertempur dengan serunya, maka tiba-tiba dari semak
belukar yang ada disebelah kanan dari rumah Foen Lan, muncul seorang lelaki tua yang
ditangannya mencekal kail ikan.

Dia melangkah dengan perlahan sekali juga matanya tak hentinya berkedip seperti orang
yang cacingan, dia memandang terus kearah pertempuran itu.

Ketika melihat lelaki tua itu, maka Foen Lan telah berteriak : “Thia.....ini adalah anak dari si
Cong keparat !"

Lelaki tua itu tidak menyahuti, hanya matanya yang semakin berkedip.

Ie Siang terkejut waktu mendengar Foen Lan berteriak begitu, dia telah melancarkan satu
serangan yang sangat berbahaya sekali, sehingga memaksa Foen Lan untuk melompat
mundur.

Dengan menggunakan kesempatan itu, maka Ie Siang telah memandang kearah lelaki tua
yang baru datang itu.

Dilihatnya usia lelaki yang memegang pengail ikan itu berusia diantara enam puluh tahun,
wajahnya banyak keriput ketuaan, dan juga yang luar biasa sekali, kaki kanan lelaki itu
buntung sebatas lututnya, sehingga dia berdiri dengan kaki tunggalnya itu.

Dia bisa berdiri disebabkan tubuhnya itu menyender disebuah batang pohon Siong tua yang
terdapat disitu.

Waktu melihat pancaran mata lelaki itu, yang dipanggil Thia (ayah) oleh Foen Lan, maka
hati Ie Siang jadi berdebar keras, karena cahaya mata lelaki tua itu sangat tajam sekali
memancarkan cahayanya yang menusuk ke ulu hati, mungkin pancaran matanya itu
membayangkan dendam dari suatu sakit hati yang sangat besar sekali.

Pada saat itu Foen Lan telah melompat kearah lelaki tua itu.

17
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Thia !" katanya dengan suara yang manja. “Dia adalah keturunan keluarga Cong bangsat
itu dan dia memang sangat kurang ajar sekali, telah berani menghina si putih dan putrimu
ini !"

Lelaki tua tersebut mendengus, dia tidak menyahuti perkataan Foen Lan, hanya matanya
yang terus juga menatap kearah Ie siang dengan tajam sekali, dengan tak berhentinya
berkedip.

“Sudah lama kau bertempur dengan dia ?" tanya si lelaki tua itu tanpa menoleh kepada
Foen Lan.

Wajah Foen Lan jadi berubah merah.

“Anak memang tolol dan tidak punya guna!" kata Foen Lan sambil menundukkan kepalanya.
“Sehingga biarpun telah bertempur ratusan jurus dengan dia, tetap saja anak tidak bisa
merubuhkannya."

Kembali lelaki itu mendengus.

“Hmm.......rupanya dia telah memperoleh didikan langsung dari Cong Tay An laknat itu !”
kata si-lelaki tua itu dengan suara yang tawar.

Sebetulnya Ie Siang menghormati setiap orang yang berusia lebih tua dari dia, begitu juga
terhadap lelaki ini, dia menaruh hormat, namun karena orang memaki ayahnya, yang
dikatakan sebagai Cong Tay An laknat, maka segera juga dihati si gadis she Cong ini jadi
timbul perasaan tidak senang dan tidak menyukai lelaki tua tersebut.

Dengan sendirinya Ie Siang jadi bersikap angkuh dan balas menatap lelaki tua itu dengan
mata yang mendelik !

Melihat sikap Ie Siang, maka lelaki tersebut telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang
menyeramkan sekali, sehingga tubuh Ie Siang jadi agak menggigil.

“Benar ! Benar ! Sama dengan dia ! Sama dengan dia kalau sedang marah!" menggumam
lelaki tua itu dengan suara yang nyaring.

Ie Siang heran melihat sikap lelaki tersebut, dia jadi mengerutkan alisnya.

Dirinya dikatakan sama dengan seseorang, siapakah orang itu ? Ayahnya ?

Lama juga lelaki tua tersebut tertawa, sedangkan Foen Lan masih mengawasi Ie Siang
dengan mata yang mendelik galak sekali.

Setelah berhenti tertawa, lelaki tua tersebut telah menatap Ie Siang dengan cahaya mata
yang bengis lagi.

“Kau ... oh, benar-benar kau sama dengan dia !" menggumam lelaki itu lagi, “Kau tidak
boleh dibiarkan hidup, karena akan menjadi bibit penyakit bagi lelaki lainnya yang akan
hidup merana seperti diriku ini!"

Dan setelah berkata begitu dengan mengeluarkan suara jeritan yang nyaring sekali,
menyerupai suara ratapan, lelaki tua tersebut telah melompat kearah Ie Siang.

Melihat orang melompat kearah dirinya dengan kecepatan yang luar biasa begitu, Ie Siang
cepat-cepat menggerakkan kedua kakinya untuk menggeser kedudukannya, agar dirinya
terhindar dari rabuhan si-kakek.

18
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Tetapi gerakan kakek itu gesit dan cepat sekali, biarpun Ie Siang telah bergerak bagaimana
cepatnya, toch akhirnya dia jadi kaget sendiri, hatinya terkesiap, mencelos dengan
sendirinya, karena tahu-tahu tangan kanannya telah kena dicekal oleh kakek itu, malah
jalan darah Pion-tie-hiatnya telah kena dicekal, yang menyebabkan si gadis jadi lumpuh
seketika tidak bisa bergerak.....

BEGITU tangan si gadis she Cong itu kena dicekalnya, maka dengan cepat dia telah
mencangkung tangan gadis itu, sehingga Ie Siang jadi menderita kesakitan yang sangat.

Biarpun dia telah meronta dengan sekuat tenaganya, tetapi dia tidak bisa melepaskan
cekalan tangan dari si kakek, karena setiap kali dia meronta, maka dia akan menderita
kesakitan yang lebih hebat lagi.

Kakek itu telah tertawa dengan suara yang keras sekali.

“Memang kau harus dimusnahkan !" kata kakek itu dengan suara yang nyaring sekali,
sambil berkata begitu dia memperkeraskan cekalannya. “Kalau tidak kau akan menjadi bibit
penyakit bagi anak-anak muda !"

Dan setelah berkata begitu, dia menelingkung lebih keatas, sehingga Ie Siang jadi
menderita lebih sakit lagi.

Sebetulnya gadis she Cong ini sudah tak kuat menahan perasaan sakit itu, dia hampir
menjerit.

Baru saja dia mau menjerit kesakitan dia melihat Foen Lan sedang menatap dia dengan
pandangan yang sinis dan bibir tersenyum mengejek.

Dengan sendirinya, Cong Ie Siang merasa kalau memang dia menjerit, berarti dia akan
menderita malu. Ditahannya rasa sakit itu dengan menggigit bibirnya.

Dia sudah tak kuat menahan perasaan sakitnya tersebut dan air mata mengalir keluar dari
kelopak matanya.

Tiba-tiba ketika melihat Ie Siang menangis si kakek jadi mengendurkan cekalannya.

“Eh.....mengapa...mengapa kau menangis ?" tanya si kakek dengan wajah memperlihatkan


rasa bingungnya.

Ie Siang mendelik kepada kakek itu dengan penuh perasaan benci.

Tetapi sambil mendelik begitu, air matanya tetap menitik keluar saking kesakitan !

Melihat tatapan mata si-gadis, si-kakek jadi tambah gugup lagi.

“Oh....sama sekali ! Oh kau.......memang kau, sama sekali dengan dia.....!" kata si kakek

Mengumam. “Dia.....oh, dia telah menjelma lagi.....memang kau Soe Lian Ho !"

Mendengar nama Soe Lian Ho, Ie Siang jadi kaget juga, karena dia ingat bahwa nama itu
adalah nama ibunya. Dia jadi menatap si kakek terus.

Sedangkan si-kakek telah melepaskan cekalannya pada tangan Ie Siang, dia bergulingan
ditanah sambil menangis menggerung-gerung !

Bajunya jadi kotor oleh debu-debu yang menempel pada bajunya itu.

19
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Ie Siang jadi bingung melihat lagak kakek itu. Dia sampai mengawasi dengan bengong.

Sedangkan Foen Lan juga jadi heran melihat kakek yang menjadi ayahnya itu berbuat
begitu.

Cepat-cepat dia menghampiri, dan memegang bahu ayahnya.

Kakek tersebut jadi berhenti bergulingan, tetapi dia masih menangis menggerung-gerung.

“Oh.....dia menjelma lagi ! Dia menjelma lagi !" kata kakek itu dengan suara yang
menyayatkan hati.

“Kenapa kau, Thia !?" Foen Lan bingung, “Apakah... apakah dia telah melukaimu ?"

Yang dimaksud oleh Foen Lan dengan perkataan 'Dia' itu, ditujukan untuk Ie Siang.

Si kakek masih menangis menggerung-gerung.

“Dia menjelma lagi ! Oh...aku telah membuat dia jadi berduka dan menangis ! Oh, aku
berdosa ! Aku berdosa !!" jerit kakek itu seperti juga kalap.

Foen Lan masih berusaha untuk bertanya, tetapi tahu-tahu kakek itu telah melompat berdiri.
Dia berdiri sambil masih menangis. Ditatapnya Ie Siang dengan pandangan mata yang
jalang dan aneh sekali.

Ie Siang tadinya begitu benci kepada kakek tersebut, tetapi setelah dia melihat kelakuan
kakek itu, yang seperti orang gila, dengan sendirinya dia jadi merasa kasihan.

Dengan cepat dia telah menghampiri. “Loopek.....kenapa kau ?" tanya Ie Siang sambil
menghapus air matanya sendiri.

Foen Lan waktu melihat Ie Siang menghampiri, dia telah memandang dengan sikap
bermusuhan, dan juga dia telah bersiap-siap untuk menerjang Ie Siang, karena dia berpikir
tentunya Ie Siang mau mencelakai ayahnya itu.

Kakek itu menghapus air matanya, dia menghela napas.

“Oh....ternyata bukan dia !" Kata kakek itu seperti menggumam. “Dia tidak mempunyai tahi
lalat seperti kau didekat bibir, tetapi....oh, mukamu...bagaikan pinang dibelah dua..mirip
sekali !"

Dari setelah berkata begitu, wajah si kakek jadi berobah sabar. Berulang kali dia menghela
napas.

Kemudian dengan dibantu olah kayu pengail ikannya itu, karena kakinya itu hanya kaki
tunggal, maka kakek itu menuju ke sebuah pohon.

“Foen Lan...kemari kau !" panggil kakek itu ketika dilihatnya Foen Lan berdiam diri saja.

Foea Lan cepat-cepat menghampirkan.

Kelinci putih peliharaan Foen Lan juga telah berlari menghampiri Foen Lan dengan manja.

Waktu Foen Lan sampai didekat ayahnya itu, si kakek telah menepuk-nepuk dekat
sampingnya.

“Duduklah !" katanya.

20
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Foen Lan duduk disitu.

Kemudian kakek itu menoleh kepada Ie Siang, yang kala itu sedang berdiri seperti orang
kesima memandangi si-kakek terus.

Kakek itu tersenyum dengan seulas senyum yang tawar, seperti juga dibalik senyumnya itu
terdapat suatu penderitaan.

“Anak....kemari kau !" panggil si-kakek dengan suara yang sabar sambil melambaikan
tangannya kepada Ie Siang.

Si gadis she Cong ini sebetulnya agak ngeri kepada kakek itu, tetapi entah kenapa, tanpa
disadarinya dia jadi menghampiri kakek itu.

Kakek itu menunjuk kesisi kanannya, sedangkan Foen Lan telah duduk disisi kirinya.

“Duduklah disini, nak!" kata si kakek. “Mungkin kau bingung melihat keadaanku !"

Ie Siang jadi duduk disebelah kakek itu.

“Sebetulnya, peristiwa ini telah tiga puluh tahun, dan kau nona tentu ingin mendengarnya
kisahku, bukan ?" kata si-kakek lagi dengan suara yang agak parau. “Aku akan
menceritakan seluruh dari pengalamanku itu..."

Ie Siang hanya mengangguk saja.

KAKEK ITU ternyata bernama Wang Sian, dia she Lie. Pada tiga puluh tahun yang lalu si-
kakek baru berusia diantara dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun.

Dan pada usia semuda itu, Wang Sian baru lulus dari pintu perguruan Siauw Lim Sie.

Untuk menambah pengalamannya, maka Wang Sian bermaksud untuk mengembara guna
mengembangkan ilmunya untuk menolong si lemah dari gencatan si kuat tetapi jahat.

Sebagai seorang pemuda yang sedang bertenaga kuat dan mempunyai kepandaian yang
tinggi seperti Wang Sian, maka dengan sendirinya Wang Sian sering mau mencampuri
urusan orang lain.

Kalau memang dia melihat ada sesuatu hal yang tidak adil, maka dengan sendirinya dia
akan turun tangan untuk menyelesaikan persoalan itu.

Dengan sendirinya, Wang Sian jadi sering bentrok dengan jago-jago didalam dunia
persilatan, didalam kalangan Bu Lim dan Kang-ouw. Juga dengan cepat nama Wang Sian
jadi tersebar dengan luas.

Hal itu disebabkan si anak muda she Lie ini selalu melakukan perbuatan-perbuatan
kebajikan, menolong orang yang sedang kesusahan.

Selama dua tahun Wang Sian telah merantau, berkelana didalam kalangan Kang-ouw,
sungai telaga itu. Dan selama itu dia telah melakukan perbuatan bajik yang tidak sedikit.

Dan pada suatu hari, ketika dia sedang berkeliaran disekitar daerah Kang lam, daerah yang
terkenal akan keindahannya, maka tanpa sengaja Wang Sian telah bertemu dengan seorang
gadis yang bernama Soe Lian Ho.

Begitu melihat gadis tersebut, begitu Wang Sian jatuh cinta.

21
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Tetapi nyatanya Wang Sian tidak bertepuk sebelah tangan, cintanya itu disambut oleh Soe
Lian Ho, sehingga mereka jadi 'berpacaran'.

Namun, karena Wang Sian memang seorang kelana dari kalangan Kangouw, maka keluarga
Soe yang memang berasal dari keluarga terpelajar, telah mengatakan bahwa Wang Sian
adalah orang kasar dan tidak menyetujui hubungan antara Wang Sian dengan Soe Lian Ho.

Lebih-lebih ayah gadis itu, dia telah menentang keras atas hubungan puterinya dengan
Wang Sian.

Dengan adanya pertentangan keluarga itu, hati Soe Lian Ho dan Wang Sian jadi berduka.
Mereka sering secara bersembunyi mengadakan pertemuan.

Tetapi lama kelamaan hal itu diendus oleh ayah Lian Ho, sehingga gadis she Soe itu
diperlakukan keras sekali oleh keluarganya.

Percintaan Wang Sian dengan Soe Lian Ho telah begitu mendalam, sehingga mereka tidak
bisa saling berpisah.

Malah Soe Lian Ho telah mengajak pada Wang Sian untuk melarikan diri dan hidup
mengasingkan diri. Namun biarpun cinta Wang Sian sedalam lautan dan setinggi gunung,
toch dia masih memikirkan kepentingan dari Soe Lian Ho.

Dia menolak ajakan dari Soe Lian Ho untuk melarikan diri guna hidup mengasingkan diri.
Karena Wang Sian memikirkan kebaikan untuk gadis she Soe itu. Dengan melarikan diri
begitu, tentu Soe Lian Ho akan tidak diakui dalam keluarga Ho itu, akan dianggap sebagai
anak yang terbuang.

Maka dari itu, biarpun Wang Sian sangat mencintai Soe Lian Ho, toch tetap saja dia telah
menolak ajakan dari gadis tersebut.

Wang Sian akhirnya mengambil keputusan untuk pergi berkelana satu atau dua tahun dulu
untuk menghibur diri, dia minta agar Soe Lian Ho menantikan dia sampai kembali, untuk
nantinya mereka hidup berumah tangga.

Selama itu, biarpun Soe Lian Ho berat sekali melepaskan Wang Sian, toch akhirnya dia
harus menguatkan hatinya untuk melepaskan sang kekasih untuk pergi berkelana.

Satu bulan telah berlalu, dua bulan telah lewat, begitulah seterusnya, Wang Sian telah
merantau. Dan selama berkelana begitu, sifat dari Wang Sian jadi agak berobah.

Jiwanya jadi lebih halus, dia tidak boleh tersinggung, karena kalau sampai tersinggung, pasti
dia akan menghajar orang yang tidak disenangi itu.

Setelah menjelang dua tahun, Wang Sian kembali ke kampung Soe Lian Ho, untuk
melakukan lamaran kepada kedua orang tua si gadis.

Dia sudah bertekad akan melamar gadis itu, biarpun dia mengetahui akan ditolak oleh
keluarga Soe itu.

Kali ini, kalau memang dia melamar Lian Ho dan lamarannya itu ditolak, Wang Sian telah
bertekad akan mengajak gadis itu untuk minggat lari dari keluarganya.

Tetapi begitu sampai dikampung si-gadis, maka Wang Sian jadl kecewa, dia benar-benar
mengalami suatu hal yang tidak diduga.

22
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Ternyata Soe Lian Ho telah menikah !

Gadis she Soe itu telah dinikahkan dengan orang yang bernama Cong Tay An oleh
keluarganya.

Maka dari itu, betapa gusar dan murkanya Wang Sian, juga dia berduka berbareng merana.

Tetapi, karena memang dia seorang kesatria sejati, seorang Ho-han yang menegakkan
keadilan didalam rimba persilatan, biar bagaimana dia tidak bisa mengambil tindakan semau
hatinya mengamuk-ngamuk tak keruan dikeluarga Soe itu.

Wang Sian hanya mencari Cong Tay An.

Dan mereka jadi bertempur dengan seru sekali, karena Cong Tay An itu adalah seorang ahli
silat juga.

Dengan sendirinya, pertempuran itu disertai oleh perasaan yang mengganjel hati mereka,
maka kedua-duanya telah mengambil keputusan untuk merebut kemenangan.

Sampai akhirnya, ternyata Wang Sian lebih menang satu tingkat, dia dapat mendesak Cong
Tay An sedemikian rupa.

Waktu pada suatu kali, disaat Tay An sudah tak berdaya sama sekali, dikala sekali tusuk
saja maka Wang Sian dapat membunuh orang she Cong yang telah menjadi suami dari Soe
Lian Ho tersebut, tahu-tahu Soe Lian Ho telah datang ketempat itu pada saatnya sambil
menjerit-jerit.

Hati Wang Sian jadi tergoncang, dia jadi batal membunuh Tay An.

Dengan perasaan yang sakit sekali, dengan diiringi oleh linangan air mata dari Soe Lian Ho,
Wang Sian meninggalkan tempat tersebut.

Dia jadi mengembara lagi, dan dengan tekad yang bulat Wang Sian bermaksud tidak akan
menikah seumur hidupnya.

Hanya, setelah berselang belasan tahun akhirnya Wang Sian menikah juga dengan seorang
gadis, untuk memperoleh turunan. Dan dia memperoleh seorang puteri yang diberi nama Lie
Foen Lan.

Hanya, rasa dendamnya itu semakin lama jadi semakin menyala, sebab Wang Sian sampai
kehilangan kaki kirinya itu disebabkan oleh Cong Tay An, dulu waktu mereka sedang
melakukan pertempuran yang seru itu.... sehingga biar bagaimana sakit hati itu tidak dapat
dilupakan oleh Wang Sian.

Sekarang biarpun dia telah menjadi seorang kakek, tetapi rasa dendam itu masih tetap
bersemayam didalam hatinya. Malah semakin lama rasa sakit hatinya itu semakin lama jadi
semakin bergolak.

Lebih-lebih disaat isterinya yang cukup disayanginya itu, ibu dari Foen Lan, telah meninggal
dunia disebabkan serangan dari suatu penyakit, maka rasa dendam kepada Cong Tay An
jadi semakin meluap.

Sering juga Wang Sian menceritakan sakit hatinya kepada keluarga Cong Tay An itu kepada
puterinya tersebut, kepada Foen Lan. Dengan sendirinya perasaan dendam jadi timbul dihati
Foen Lan.

23
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Maka dari itu, dikala dia mengetahui bahwa Cong Ie Siang adalah puteri dari Cong Tay An,
maka dia jadi berobah beringas begitu.

Mereka ayah dan anak, Wang Sian dan Foen Lan, memang sengaja menempati rumah
didalam hutan itu, yang letaknya tidak berjauhan dengan rumah Cong Tay An yang telah
membuka sebuah Piauwkok, karena mereka bermaksud akan mengadakan pembalasan
dendam, dan tak diduga-duga mereka bisa menemui Cong Ie Siang.

Hanya tadi diwaktu Wang Sian ingin mematahkan tangan Ie Siang dan membunuh gadis itu,
dia melihat wajah si-gadis sama sekali mirip dengan wajah Soe Lian Ho, sehingga kembali
kenangan manis disaat dia berpacaran dengan Soe Lian Ho membayang diwajahnya, yang
menyebabkan dia menjadi menangis sambil bergulingan begitu.... dia jadi tidak tega untuk
membunuh gadis itu.....

IE SIANG yang mendengar cerita dari si-kakek, Lie Wang Sian itu, jadi bengong. Hati si-
gadis jadi tercengang.

Begitu juga Foen Lan, dia jadi memandang dengan bengong ke tanah, dengan kepala
tertunduk.

Biar bagaimana kedua gadis ini jadi merasa canggung dan tidak enak hati.

Lebih-lebih Ie Siang, dia jadi serba kikuk dilihatnya Wang Sian telah menghela napas
berulang kali.

Namun, dikala kedua gadis itu sedang bengong begitu, tahu-tahu si kakek telah
mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia telah menghajar batu yang ada didekatnya,
sehingga batu itu terhajar sempal dan jatuh berurukannya ketanah.

Wajah Wang Sian jadi berobah menyeramkan, dia memandang memandang Ie Siang
dengan mata yang menyala galak sekali.

Melihat perobahan wajah kakek itu, wajah Ie Siang jadi pucat.

Lebih-lebih tahu-tahu Wang Sian telah melompat dan mencengkeram pundak Ie Siang.

Sebetulnya waktu kakek itu akan melompat menubruk padanya, Ie Siang ingin
mengelakkannya, tetapi sudah tidak keburu.

Gerakan kakek itu sangat cepat sekali, sehingga dia tidak bisa mengegoskan cekalan kakek
itu pada pundaknya.

Sakit sekali cengkeraman tangan kakek she Lie itu. Si-gadis sampai mengeluarkan seruan
kesakitan. Dia ingin meronta, tetapi tidak bisa.

“Kau….kau ?” tanyanya dengan suara yang gemetar ketakutan, karena dia merasa ngeri
melihat cahaya mata dari kakek tersebut yang memancar mengerikan.

Wajah si kakek tetap bengis sekali.

“Kau........kau adalah racun dunia !!" dan dia menarik cengkeraman tangannya itu.

Ie Siang merasa kesakitan sekali, dia sampai mengeluarkan suara mengaduh, dan karena
dia merasa tulang Pie-penya, tulang dipundaknya seperti terbetot, dengan sendirinya dia
jadi mengkeretkan pundaknya itu, yang menyebabkan cekalan si-kakek jadi hanya bisa
mencekal bajunya saja.

24
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Breettt!" baju itu tertarik koyak oleh cengkeraman tangan si-kakek.

Hal ini telah mengejutkan Ie Siang. Dia sampai menjerit, disamping kesakitan, dia juga malu
sekali.

Foen Lan yang menyaksikan hal itu jadi berobah wajahnya, pucat sekali. Dia juga tidak bisa
mencegah perbuatan ayahnya itu.

Sedangkan Wang Sian setelah dapat menarik koyak baju si-gadis she Cong, dia telah
menghampiri Ie Siang dengan wajah yang tetap menyeramkan.

“Kau .... kau…." Ie Siang ketakutan sekali, karena dia melihat pancaran mata si-kakek yang
tetap mengerikan.

Tetapi si kakek maju terus.

“Kau .... oh....jangan ganggu diriku !" kata Ie Siang ketakutan.

“Kau adalah racun....." si-kakek maju terus dengan wajah menyeramkan.

“Kau..." Ie Siang jadi mundur ketakutan sekali, dia mundur terus.

“Kau adalah racun..."

“Jangan dekati aku..."

“Kau harus dimusnahkan ! Kau harus dimusnahkan !" menggumam si-kakek dengan maju
terus, wajahnya tetap menyeramkan, kakek ini seperti telah terganggu syarafnya, sehingga
dia seperti juga orang gila.

“Jangan dekati aku...jangan dekati aku...!" menjerit Ie Siang ketakutan, dan dia memutar
tubuhnya, dan berlari sekuat tenaganya.

Si-kakek Wang Sian juga tidak mau melepaskan gadis itu. Dia telah melompat dengan gesit
sekali, dengan gerakan yang benar-benar cepat, dia telah menghadang gadis tersebut.

“Jangan lari !" bentak kakek she Lie ini dengan suara yang bengis.

Ie Siang jadi ketakutan sekali, dia tidak bisa bergerak untuk melarikan diri lagi karena
dirasakan kedua kakinya jadi menggigil saking ketakutannya.

“Kau harus dimusnahkan ! Kau harus dilenyapkan !" menggumam si-kakek she Lie tersebut
sambil maju perlahan-lahan mendekati Ie Siang.

Ie Siang jadi mundur selangkah demi selangkah kebelakang, wajah gadis ini jadi pucat
benar, bibirnya juga gemetar.

Foen Lan berdiam diri di tempatnya tidak bergerak, dia jadi seperti orang kesima.

Tiba-tiba Lie Wang Sian telah melompat dengan gerakan yang cepat luar biasa. Tahu-tahu
tangan si kakek telah terjulurkan mencengkeram kearah pundak Ie Siang lagi.

Tetapi Ie Siang dengan ketakutan telah berusaha mengelakkan serangan itu.

Namun kakek tersebut sangat gesit dan sebat sekali gerakannya, sehingga dengan cepat dia
telah dapat mencekal tangan Ie Siang, dia menelingkungnya dan akan mematahkan tangan
gadis yang tidak berdaya itu......dan waktu tangannya itu sedang ditelingkung tersebut, Ie

25
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Siang jadi mengeluarkan suara jeritan, karena dia kesakitan sekali......Rupanya si kakek Lie
itu ingin membinasakan dan mematahkan tangan Ie Siang, dia ingin memusnahkan si gadis
seperti apa yang dikatakannya itu.....!

TETAPI DI SAAT TANGAN Wang Sian bergerak dengan gerakan yang cepat dan bertenaga,
tangannya itu mengandung tenaga Lweekang yang kuat dan akan dihajarkan ke batok
kepala Ie Siang, maka tahu-tahu terdengar suara orang membentak dengan suara yang
tawar : “Jangan menghina gadis itu !!"

Wang Sian jadi terperanjat, dia jadi seperti baru tersadar dari tidurnya, dengan cepat dia
melepaskan Ie Siang dan memutar tubuhnya.

Foen Lan juga mendengar bentakan orang itu, dia melihat kearah datangnya suara itu.

Ternyata dari dalam hutan, dari balik sebuah batang pohon, telah melangkah keluar seorang
pemuda berpakaian Siepe-chay, pelajar, sebagai sasterawan, dengan topi sasterawannya
yang berwarna merah muda, tengah berdiri dengan wajah yang dingin sekali.

Wang Sian telah menghadapi pelajar itu, yang diduga usianya baru berkisar di-antara dua
puluh tahun.

“Siapa kau ? Mau apa kau mencampuri urusan kami ?" bentak Wang Sian dengan suara
yang bengis.

Si-pelajar membawa sikap yang tenang, dia sangat sabar sekali tampaknya. Kedua
tangannya dirangkapkan memberi hormat.

“Hak-seng she Lioe dan bernama Cin Yan !" kata si-anak muda dengan suara yang sabar.
“Sebetulnya ada urusan apakah yang menyebabkan Lo-cianpwee harus menyiksa Kouwnio
itu begitu macam ?"

Dia membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng yang berarti aku si murid, dan
membahasakan diri Wang Sian dengan sebutan Locianpwee, yang berarti panggilan
menghormat untuk orang yang lebih tua atau lebih tinggi tingkatannya. Juga dia
membahasakan diri Ie Siang dengan sebutan Kouwnio, yang berarti nona.

Wang Sian mendengus.

“Hmmm...bocah she Lioe mau apa kau mencampuri urusan kami ? Lebih baik kau cepat-
cepat menggelinding pergi !" bentak Wang Sian dengan murka.

Si pelajar tertawa lagi.

“Nabi Kong Foe Cu pernah mengatakan janganlah menyakiti orang lain kalau memang kau
tidak ingin disakiti, maka dari itu, Hak seng minta, janganlah Lo-cian-pwee menyakiti
Kouwnio itu !" katanya sabar. “Biar nona itu telah melakukan suatu kesalahan yang besar,
toch masih bisa diselesaikan dengan cara baik-baik."

Kembali Wang Sian mengeluarkan suara bentakan murka, dia sampai berjingkrak saking
gusarnya.

Dengan cepat si pelajar telah bersiap-siap, karena dia duga orang ingin menyerang.

Namun Wang Sian tidak menerjang, dia telah mendelik kepada pelajar itu.

“Kau adalah seorang pelajar, dengan sendirinya kau tidak akan mengerti urusan dunia

26
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

persilatan...!" bentak Wang Sian pula. “Mengingat kau hanyalah seorang bocah kutu buku,
maka mau aku memaafkan kelancangan mulutmu itu..! Hayo cepat-cepat menggelinding
enyah.......!!"

Si pelajar, Lioe Cin Yan, telah tertawa dengan sabar.

“Benar, Hak seng adalah seorang bocah kutu buku !" kata si pelajar she Lioe ini. “Tetapi
karena Hak-seng sering membaca banyak buku-buku, maka Hak-seng sering membaca
bahwa kita tidak boleh terlalu jahat menghina sesama manusia .... lebih baik kita mengambil
jalan damai untuk menyelesaikan persoalan yang sedang Loocianpwee hadapi itu. Bukankah
penyair Say Ma Kie mengatakan….”

Belum lagi Lioe Cin Yan menyelesaikan perkataannya itu, tampak Wang Sian telah melompat
berjingkrak saking gusarnya.

“Jangan kau membawa-bawa penyair busuk didepanku!" bentak Wang Sian seperti kalap.
“Aku bukan ingin kau beri ceramah kepadaku, maka cepatlah kau menggelinding pergi !
Kalau memang kau masih tetap tidak mau pergi, jangan sampai tunggu kesabaranku
lenyap...... nanti aku tidak akan menanggung keselamatan jiwamu itu !!"

Si pelajar tetap membawa sikapnya yang sabar dan tenang sekali.

Biarpun dia adalah seorang pelajar yang tampaknya tubuh si anak muda sangat lemah, toch
tidak tampak sedikitpun di wajahnya perasaan jeri terhadap sikap berangasan dari Wang
Sian.

“Memang benar Loocianpwee !!" kata Cin Yan dengan suara yang tetap sabar. “Seseorang
itu mempunyai kesabaran, namun kesabaran itu kadang-kadang akan lenyap kalau memang
orang yang dihadapinya berkepala batu... Memang benar perkataan Locianpwe ! Kita
memang harus cepat-cepat pergi sebelum orang yang akan marah itu meletus kemurkaan
hatinya...."

Dan sehabis berkata begitu, Cin Yan telah menoleh kepada Ie Siang, yang kala itu sedang
mengurut-urut tangannya, karena dia merasa kesakitan sekali pada tangannya itu.

“Kouwnio......mari kita cepat-cepat pergi sebelum kemarahan Loocianpwee itu meletus !"
kata Cin Yan sambil menghampiri Ie Siang, yang tangan siapa dia cekal dan ditarik untuk
diajak pergi.

Hal ini menyebabkan Wang Sian jadi murka benar. Dia jadi merasa bahwa pemuda pelajar
ini sedang mempermainkan dirinya.

Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, dia telah melompat sambil
mengulurkan tangannya akan mencengkeram pundak Cin Yan. Angin serangan kedua
tangan Wang Sian telah menyambar terlebih dahulu disaat kedua tangan itu belum lagi
mengenai sasarannya.

Tampaknya cengkeraman kakek itu akan mengenai sasarannya, Ie Siang yang melihatnya
jadi menjerit, karena tampak anak muda itu berdiam diri saja.

Tetapi disaat Wang Sian hampir mengenai baju Cin Yan, tampak anak muda itu memutar
tubuhnya, dia menggerakkan tanganyaa sedikit, lalu terdengar suara “plakkkk !” tampak
tubuh Wang Sian jadi terpental dan ambruk ditanah dengan keras !!

Ternyata tadi Cin Yan telah menangkis serangan Wang Sian dengan tenaga dalam yang
terkumpul berapa bagian ditelapak tangannya.
27
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Maka dari itu, disaat dia menangkis, disaat dia memukul tangan dari Wang Sian, tubuh
Wang Sian jadi melayang-layang seperti juga layang-layang putus.

Dan dengan ambruknya yang begitu keras, maka dengan sendirinya Wang Sian merasakan
tubuhnya sakit sekali.

Tetapi sebagai seorang jago, biarpun kakinya itu bercacad, toch dia bisa bergerak cepat
sekali.

Begitu tubuhnya ambruk, begitu Wang Sian telah melompat pula berdiri dengan kaki
tunggalnya !

Foen Lan jadi menjerit keras melihat ayahnya yang ambruk dan terpental dengan cara
begitu.

Cepat-cepat si gadis mengejarnya, tetapi belum lagi dia sampai, Wang Sian telah melompat
berdiri.

“Thia ..... kau tidak apa-apa ?” tanya Foen Lan dengan suara yang mengandung kekuatiran
yang sangat.

Wang Siang sedang murka, dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kemudian dia menyuruh puterinya itu menyingkir, dia memerintahkannya itu dengan hanya
memberi isyarat tangannya belaka.

Dengan penuh kekuatiran sekali, Foen Lan telah menepi lagi.

Sedangkan Wang Sian telah menghadapi Cin Yan dengan wajah yang menyeramkan.

“Bocah ! Rupanya kau memang sengaja ingin mencari soal dengan diriku, heh?" bentak
Wang Sian dengan suara yang keras mengguntur. “Sekarang, biarpun kau berlutut
mengangguk-anggukkan kepalamu memohon ampun, tak nantinya aku akan mengampuni
jiwa anjingmu !!"

Mendengar perkataan Wang Sian, Cin Yan tertawa kecil.

Sikap anak muda ini sabar sekali, juga dia memang membawa sikap yang tenang luar biasa.

“Lalu apa yang akan dilakukan oleh Loo-cianpwee kalau memang sekarang Boanpwee ingin
pergi meninggalkan tempat yang mengerikan ini?" tanya Cin Yan.

Wang Sian ketawa tawar.

“Boleh kau pergi, tetapi jiwamu harus dititipkan padaku !!" bentak Wang Sian dengan suara
yang mengguntur. Dan membarengi dengan bentakannya itu, yang berarti Cin Yan harus
terbinasa ditangan si-kakek Wang Sian, maka tampak Wang Sian telah melompat tinggi.

Sedang melompat begitu, kedua tangannya bergerak akan menghajar Cin Yan.

Kali ini Wang Sian membawa sikap yang agak hati-hati, karena dia takut mengalami hal
seperti tadi.

Maka dari itu, sambil menyerang, dia juga menghantam dengan serangan yang benar-benar
melumpuhkan.

Kalau memang Cin Yan kena dihajar oleh Wang Sian untuk kali ini, maka berarti dia akan

28
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

menemui kebinasaan ditangan dari kakek tersebut, sebab Wang Sian telah menggunakan
tipu serangan dari 'Tat Sie Pay Cu', yang disusul pula kemudian dengan jurus 'Siu Mo Lay
Tie', yang disusul lagi dengan tendangan kaki tunggalnya itu dengan jurus „Kim Kee Pat Ciu'
yang mengincer dada Cin Yan.

Melihat dirinya diserang tiga jurusan begitu oleh Wang Sian, dengan sendirinya Cin Yan jadi
menaruh perhatian juga.

Sebab kalau memang dia lengah sedikit saja, berarti dia harus menghadapi kecelakaan
dirinya. Dan hal itu akan membawa kerugian bagi dirinya. Maka dari itu, mau tak mau dia
harus tetap waspada.

Walaupun disisi tubuhnya berdiri Ie Siang, si-gadis yang cantik itu, toch tetap dia harus
menggerakkan tubuhnya untuk mengelakkan serangan dari Wang Sian.

Tetapi Cin Yan bergerak mengelakkan serangan Wang Sian bukan untuk menyingkir,
melainkan dia hanya menggerakkan tubuh dan kemudian dengan setengah berputar,
dengan menggerakkan tangan kirinya, tahu-tahu dia telah berhasil mencengkeram pundak
Wang Sian, dan dengan disertai oleh bentakan : “Pergi !!"

Tampak tubuh Wang Sian telah terlambung tinggi sekali, terlempar jauh dan lalu ambruk
sekali lagi diatas tanah ! Inilah hebat !

Kalau memang tadi Cin Yan melemparkan tubuh Wang Sian kearah batu-batu gunung
dengan mengerahkan tenaga Lwee-kangnya, tentu dia akan terbanting binasa.

Untung saja Cin Yan hanya melemparnya dengan menggunakan satu bagian tenaga
dalamnya, sehingga biarpun dia terbanting keras, tetap saja tidak membawa bahaya untuk
dirinya, tidak sampai dia menemui kebinasaan.

Biarpun begitu, namun tetap saja bantingan dari Cin Yan membawa perasaan sakit yang
luar biasa pada tubuh Wang Sian. Juga dia merasakan tulang tangannya seperti mau patah !

Cin Yan masih berdiri di tempatnya dengan tenang, dia masih berdiri disisi Ie Siang. Malah
anak muda ini telah menoleh kepada Ie Siang, katanya : “Lihatlah, saking gusar dan
murkanya Loocianpwee itu kepada kita, maka dia sampai membanting-banting dirinya !!"

Foen Lan yang mendengar perkataan Cin Yan yang menyerupai ejekan bagi dirinya itu, bagi
ayahnya juga, menyebabkan dia jadi gusar sekali.

Setelah melihat Wang Sian, ayahnya itu, dapat bangkit dengan tidak kurang apa-apa, tanpa
mengatakan apapun, maka Foen Lan telah melompat menyerang Cin Yan.

Dia menyerang dengan menggunakan ikat pinggangnya, kain yang lemas itu jadi menari-
nari dan cepat sekali berobah sifatnya, terkadang lembek, dan dalam waktu yang singkat,
disaat yang sangat pendek sekali dimana ikat pinggang itu hampir mengenai sasarannya,
maka ujung ikat pinggang itu jadi keras bagaikan baja.

Itulah yang hebat, kalau memang orang tidak mengetahui, maka akan menduga bahwa
orang yang menyerang dengan menggunakan ikat pinggang itu pasti akan menggunakan
tenaga Lwee-keeh, tenaga lembek, tak tahunya ujung ikat pinggang itu akan berobah
menjadi keras, karena disalurkan tenaga keras, yaitu Gwaa-khe.

Maka dari itu, Cin Yan juga memang telah menduga sebelumnya bahwa dia memang harus
berhati-hati menghadapi gadis itu, sebab dia memang telah melihat, bahwa biarpun
kepandaian dari Foen Lan tidak setinggi dan sesempurna ayah si gadis, toch Foen Lan tetap
29
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

mempunyai kepandaian yang tinggi. Dan malah, siapa yang lengah disebabkan kecantikan si
gadis, maka dia pasti akan rubuh ditangan gadis tersebut.

Selendang dari ikat pinggang si-gadis itu menyambar dengan cepat sekali kearah Cin Yan.

Si pemuda tak bisa berpikir lama-lama, dia sudah harus merobah kedudukan kakinya, dia
harus cepat-cepat dapat mengelakkan serangan pertama dari ujung kain ikat pinggang Foen
Lan yang telah menyambar disertai oleh tenaga serangannya yang besar sekali.

Begitu si-pemuda Cin Yan dapat meloloskan dirinya dari serangan itu, maka dengan cepat
ujung kain ikat pinggang dari Foen Lan telah berobah arah lagi telah menyambar dengan
cepat kearah pinggang Cin Yan.

Hal ini benar-benar mengejutkan si-pemuda.

Tetapi biarpun kaget, tetapi Cin Yan tidak gugup dibuatnya. Apa lagi waktu dia melihat
ujung dari ikat pinggang si-gadis telah menyambar juga kearah dada dari Ie Siang, si gadis
yang masih berdiri di sisinya.

Sambaran ujung dari ikat pinggang itu benar-benar kuat dan mengandung tenaga Lwee-
kang yang kuat sekali, sekali saja orang terkena dari totokan ujung ikat pinggang itu, pasti
korban dari totokan ikat pinggang itu akan mengalami cidera. Umpamanya samberan ujung
ikat pinggang dari Foen Lan berhasil menotok dada dari Ie Siang, berarti si gadis she Cong
tersebut akan menderita sekali pada dadanya itu.

Untung saja Cin Yan dapat bergerak cepat. Dengan memiringkan tubuhnya ke kanan,
dengan mengulurkan tangannya, yang jari telunjuk dan jari tengahnya itu terpentang, dia
telah berhasil menjepit ujung ikat pinggang dari Foen Lan yang sedang menyambar itu.

Kemudian pemuda ini telah menyalurkan tenaga Lwee-kangnya ke ujung jari tangannya. Dia
menjepit ujung ikat pinggang itu sampai tak bisa bergerak lagi.

Biarpun Foen Lan telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menarik pulang ikat
pinggangnya itu, toch tetap saja ikat pinggangnya itu kena dijepit oleh jari-jari tangan dari
Cin Yan.

Wajah Foen Lan jadi berobah merah padam, dia gusar dan murka bukan main. Sebagai
seorang gadis yang baru berusia diantara tujuh atau delapan belasan, maka dengan
sendirinya Foen Lan sangat besar ambekannya.

Dengan mengeluarkan bentakan. “Lepas....!" dia mengerahkan tenaga dalamnya, sambil


membetot keras sekali.

Tetapi ujung tali ikat pinggangnya itu tetap saja tidak dapat ditariknya terlepas.

Hal ini menambah kegusaran dari Foen Lan, lebih-lebih dia melihat, betapa Cin Yan berdiri
tegak sedang memandang dirinya dengan bibir tersenyum. Hal itu dirasakan oleh Foen Lan
seperti juga mengejek dirinya, dan hati si gadis jadi sakit sekali.

Maka dari itu, dengan mengeluarkan suara bentakan penasaran dia melompat menerjang
kearah Cin Yan !

Tetapi biarpun kali ini dia menyerang dengan hebat, namun hati si gadis sudah goyah
dengan sendirinya, serangannya itu jadi melayang tak menentu.

Biarpun dia menggunakan jurus dari 'Siang Pie Tie Lu', suatu serangan yang sangat

30
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

membahayakan jiwa si lawan, toch tetap saja gerakan yang seharusnya cepat dan gesit itu
jadi agak lamban.

Cin Yan telah melihat bahwa si gadis telah menggunakan jurus 'Siang Pie Tie Lu' serangan
yang berbahaya, tetapi dengan tidak memandang sebelah mata, maka Cin Yan telah
menggerakkan tangan kirinya, tahu-tahu dia telah menyentil dengan jari telunjuknya, dan
'takkkk' tangan si-gadis kena disentilnya oleh jari Cin Yan.

Si gadis kaget sekali, dia merasakan tangannya yang kena disentil itu sangat sakit sekali.
Hampir saja pegangannya pada ikat pinggangnya itu terlepas. Cepat-cepat si gadis
mencekalnya lebih keras.

Tetapi si pemuda Cin Yan telah menggentakkan tangannya sambil membentak : “Lepas !!"
dan ikat pinggang dari si gadis telah ditariknya, dengan mudah ikat pinggang itu telah dapat
direbutnya, karena Foen Lan tidak bisa mencekal terus ujung yang satunya dari ikat
pinggangnya itu, dia merasakan tarikan dari Cin Yan sangat kuat sekali, sehingga telapak
tangannya dirasakan pedih dan nyeri !

PADA SAAT itu Wang Sian telah melompat dengan sengit dan gusar, dia berdiri dengan
kaki tunggalnya, kemudian dengan mata mendelik dia mengawasi kearah Cin Yan.

Waktu dia melihat keadaan Foen Lan, maka dengan sendirinya wajah Wang Sian jadi
berobah, dia menguatirkan keselamatan dari puterinya tersebut.

Maka dari itu, tanpa mengingat bahwa kepandaiannya itu masih berada disebelah bawah
dari Cin Yan, Wang Sian telah menerjang lagi kearah pemuda itu, guna memberikan
pertolongan kepada puterinya.

Belum lagi dia sampai di tempat pertempuran tersebut, masih terpisah beberapa kaki
jauhnya, toch kedua tangannya telah bergerak menghajar kearah Cin Yan !

Angin serangan dari kedua tinju Wang Sian itu menyambar kuat sekali kepada Cin Yan,
karena Wang Sian menyerang dengan menggunakan tenaga Lweekangnya.

Cin Yan pada saat itu sedang menggentak dan menarik ikat pinggang dari Foen Lan, atau
mendadak dia melihat Wang Sian menyerbu kepadanya, menyerang dengan mengerahkan
seluruh tenaga Lweekangnya, maka dari itu, Cin Yan jadi agak terkejut juga.

Dengan cepat Cin Yan menambah tenaga tarikan dari ikat pinggang si gadis, sehingga tanpa
bisa dipertahankan lagi oleh Foen Lan, ikat pinggangnya itu telah berhasil direbut oleh Cin
Yan.

Dan, menggunakan waktu hanya beberapa detik itu, Cin Yan telah melompat keatas, dan
waktu dia melompat begitu, dengan tubuh yang terapung, dia telah menggerakkan
tangannya yang mencekal ikat pinggang yang boleh direbutnya dari Foen Lan, maka ikat
pinggang itu menyambar dengan cepat kepada Wang Sian. Malah ikat pinggang itu berada
ditangan Cin Yan jadi berobah menjadi senjata yang hebat sekali.

Karena Cin Yan mempunyai Lwee-kang yang cukup kuat, lebih tinggi beberapa tingkat dari
Foen Lan, maka dari itu ikat pinggang yang ada ditangan Cin Yan jadi berobah menjadi
senjata yang benar-benar ampuh !

Dengan cepat ikat pinggang Foen Lan yang boleh direbutnya itu, telah berobah keras dan
mengincar setiap jalan darah dari Wang Sian, berliuk-liuk dengan lemas, tetapi mengandung
tenaga keras. Itulah yang disebut diduga lembek, tak tahunya keras, diduga keras, tak

31
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

tahunya lunak.

Wang Sian sedang melompat tinggi, sedang mencelat begitu, maka ketika dia melihat si-
anak muda menyerang dirinya begitu rupa, dia jadi kaget sendirinya.

Wang Sian sampai mengeluarkan seruan tertahan. Tetapi sebagai seorang jago yang
mempunyai kepandaian cukup tinggi, dia tidak menjadi gugup melihat ikat pinggang dari
puterinya yang sekarang berada ditangan Cin Yan tengah menyambar dirinya.

Dengan cepat dia menggerakkan tangannya yang memegang tongkatnya, dia menggunakan
tongkat untuk kakinya itu menangkis ikat pinggang yang tengah menyambar.

Sambil menangkis begitu, Wang Sian telah menyalurkan tenaga dalamnya ke tongkatnya,
sehingga biarpun tongkat itu terbuat dari kayu cendana, toch tongkat tersebut telah
berobah keras sekali melebihi besi. Dan tongkat serta ikat pinggang itu jadi saling bentur
dengan keras.

“Takkkk !!" terdengar benturan itu keras sekali seperti juga dua benda logam yang saling
bentur.

Tampak Wang Sian menggunakan ketika itu untuk meminjam tenaga guna mencelat
beberapa tombak jauhnya. Dia telah menggunakan kesempatan dikala tenaga benturan itu
sedang terjadi, maka dengan menggunakan tenaga benturan itu dia telah mencelat sejauh
itu guna untuk menjauhkan diri dari Cin Yan.

Sedangkan Cin Yan sendiri terhuyung satu langkah, namun pemuda ini dengan cepat dapat
menguasai dirinya, dia telah dapat berdiri tetap lagi, dengan cepat dia telah memandang
kearah Wang Sian yang kala itu masih melayang ditengah udara, maka sambil
menggerakkan tangannya yang mencekal ikat pinggang itu, dan sambil tertawa dingin, Cin
Yan menggerakkan ikat pinggang itu, menyerang kearah Wang Sian lagi.

Ujung dari ikat pinggang itu menyambar dengan cepat kepada Wang Sian.

Bagaikan seekor ular yang lemas, ujung dari ikat pinggang itu menyambar berliuk-liuk
kearah Wang Sian, mengincar jalan darah Tay hong hiatnya dari Wang Sian.

Foen Lan yang kala itu telah berdiri tetap, dia melihat keadaan ayahnya, dengan cepat dia
telah menerjang kepada Cin Yan sambil mengeluarkan suara bentakan yang keras.

Dia bermaksud untuk menyerang Cin Yan guna mengalihkan perhatian dari Cin Yan
terhadap diri ayahnya.

Tetapi Cin Yan kosen sekali, waktu dirinya diserang oleh Foen Lan, dia hanya menjejakkan
kakinya, tubuhnya mencelat menjauhi diri si gadis, tetapi ujung ikat pinggang ditangannya
itu tetap telah menyambar terus kearah Wang Sian !

Wang Sian mengeluarkan seruan keras, dia telah nekad dan bermaksud untuk mengadu
jiwa.

Disaat tubuhnya sedang melayang begitu, dia telah memindahkan tongkat kayu cendananya
itu dari tangan kiri ke tangan kanan, kemudian dengan cepat dia telah merabuh ikat
pinggang itu dengan tangan kirinya, dibetotnya sehingga tubuhnya jadi melayang cepat
kearah Cin Yan, dan disaat tubuhnya tengah melayang begitu, disaat jarak mereka terpisah
tak begitu jauh lagi, Wang Sian menyerang dengan tongkat kayu cendana yang ada
ditangan kanannya kearah kepala Cin Yan, dia bermaksud akan mengemplang kepala anak
muda itu sampai hancur remuk.
32
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Cin Yan sendiri terkejut, karena dia melihat betapa Wang Sian telah nekad benar. Maka
dengan cepat dia berkelit kesamping.

Tetapi malang, disisinya itu ada sebuah batu, yang terpinjak olehnya, sehingga si anak
muda jadi terpeleset dan tubuhnya terhuyung.

Sedangkan Wang Sian telah menyambar datang mendekati, dan kakek itu telah menyerang
dengan menggunakan tongkat kayu cendana itu lagi.

Hebat serangan kayu cendana si kakek ini, karena dia menyerang dengan mengerahkan
delapan bagian tenaga dalamnya.

Maka dari itu dapat dibayangkan betapa keras dan hebatnya kayu cendana dari tongkat si
kakek itu yang menyambar kearah kepala Cin Yan. Angin serangan itu juga berkesiuran
dengan keras sekali.

Cin Yan cepat-cepat membuang dirinya ke tanah, dia bergulingan.

Tetapi tongkat si kakek itu, yang menerjang kearahnya, menyambar lewat dua inchie dari
atas kepalanya, terasa beberapa helai rambutnya keserempet oleh tongkat itu.

Untung saja kepalanya itu masih bisa diselamatkan dari hajaran tongkat kayu cendana si
kakek berkaki tunggal yang telah nekad itu. Kalau tidak tentu kepala dari Cin Yan akan
remuk terhajar tongkat si kakek.

Begitu terlolos dari bahaya kematian akibat kemplangan tongkat si kakek, Cin Yan dengan
cepat telah melompat berdiri.

Waktu dia berdiri begitu, sikapnya masih tetap tenang sekali, dia hanya memandang kearah
si-kakek Wang Sian dengan bibir tersenyum mengejek.

Sedangkan Wang Sian juga telah tiba ditanah dengan selamat.

Dia juga mengawasi kearah Cin Yan dengan mata yang mendelik besar, mungkin hal itu
disebabkan dia terlalu murka terhadap anak muda tersebut.

Cong Ie Siang mengawasi dari tepian kalangan pertempuran, dengan hati yang kebat-kebit.
Dia jadi menguatirkan keselamatan anak muda yang simpatik dan telah menolong dirinya
itu.

Foen Lan tengah mengawasi Ie Siang dengan mata yang mendelik.

Didalam anggapan Foen Lan pertempuran ini adalah disebabkan oleh Ie Siang, maka dia
mendongkol bukan main kepada anak gadis she Cong ini.

Lebih-lebih dia memang teringat bahwa Ie Siang adalah puteri dari musuh ayahnya, maka
dengan sendirinya dia juga jadi sengit kepada gadis itu.

Keempat orang ini jadi saling mengawasi dengan pandangan mata bermusuhan.

Suasana disekitar tempat tersebut, didalam hutan ini jadi sunyi sekali.

Tetapi sedang keempat orang ini saling mengawasi begitu dengan perasaan bermusuhan
dan dalam keadaan siap siaga, maka didalam kesunyian tersebut tiba-tiba melengking suara
jeritan yang menyeramkan.

Keempat orarg didalam hutan ini jadi saling memandang dengan mata yang berkilat tajam

33
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

kearah sekeliling mereka untuk melihat suara apa dari jeritan yang melengking tinggi
menyeramkan itu.

Keadaan disekitar tempat tersebut jadi sepi sekali, sunyi benar, juga sekarang jadi
menyeramkan sekali.

Malah perlahan-lahan, sambil memandang terus kearah sekitarnya, Foen Lan telah beringsut
menghampiri ayahnya. Akhirnya dia berdiri disisi Wang Sian.

Sedangkan Ie Siang juga perlahan-lahan ingin menghampiri pemuda Cin Yan itu, namun
akhirnya dia teringat, biarpun orang telah menolong dirinya, toch tetap saja dia belum
mengenalnya, maka dengan sendirinya dia jadi malu.

Dan biarpun dia agak ngeri mendengar suara jeritan yang keras melengking, toch si gadis
akhirnya menahan langkah kakinya, dia berdiam saja di tempatnya.

Hanya Cin Yan yang tampaknya tenang sekali, dia seperti juga tidak mendengar suara
apapun. Dia hanya memandang Wang Sian, Foen Lan dan Ie Siang bergantian. Dia
memperlihatkan senyumnya yang manis.

Suara jeritan yang melengking menyeramkan itu masih terdengar terus memekakkan anak
telinga. Malah tak lama kemudian, tampak sesosok bayangan abu-abu yang muncul dari
dalam hutan itu yang berkelebat dengan cepat sekali dan berhenti ketika tiba didepan dari
keempat orang itu.

Begitu melihat bentuk dari sosok abu-abu yang berkelebat dengan gesit itu, Wang Sian, Cin
Yan, Foen Lan dan Ie Siang jadi mengeluarkan seruan tertahan, wajah mereka jadi berubah
menjadi pucat, dan masing-masing jadi melompat mundur dengan hati yang kebat-kebit !

Makluk yang ada didepan mereka ini sangat luar biasa sekali !!

MENGAPA Wang Sian, Cin Yan, Foen Lan dan Ie Siang jadi begitu terkejut melihat makluk
yang baru muncul dihadapan mereka itu ?

Ternyata makluk itu menyerupai seorang manusia, hanya wajah dan tangan kakinya itu
menyeramkan sekali. Biarpun berpakaian tetapi makluk itu tidak menyerupai manusia.

Padahal makluk itu memang seorang manusia, namun disebabkan mukanya sangat jelek
sekali, rusak oleh kecelakaan kebakar, serta tangan kakinya juga yang telah luka-luka
kebakar, orang tersebut jadi menyerupai makhluk yang menyeramkan sekali.

Biarpun luka kebakar dari orang itu telah sembuh, toch bekas yang ditinggalkan itu tetap
saja menyebabkan wajahnya jadi menyeramkan sekali.

Dia sebetulnya adalah seorang jago kosen yang bernama Thian Lian Kie, dia bergelar Siang
tauw Sin mo, Iblis kepala dua, yang mempunyai kepandaian sangat tinggi sekali. Dia juga
sangat ditakuti oleh jago-jago didalam dunia persilatan, dan dia sangat dihormati lawan atau
kawan.

Pada suatu hari Thian Lian Kie ini telah mengalami suatu kecelakaan, minyak yang dimasak
didalam kuali yang besar untuk menempa golok pusaka yang akan dibikin oleh seorang ahli
pembuat senjata, telah tumpah meluberi tubuhnya, untung saja Thian Lian Kie mempunyai
tenaga Lwee-kang yang sempurna sekali, sehingga dia tidak sampai binasa disebabkan
minyak panas itu.

Tetapi disebabkan tubuhnya dari wajah sampai keujung kakinya telah disiram oleh minyak

34
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

panas itu, maka dengan sendirinya untuk seterusnya dia menjadi orang yang bercacad.
Sejak dari saat itulah maka dia telah berobah sikapnya menjadi bengis.

Karena disebabkan cacad pada dirinya itu, maka dia jadi benci kepada setiap manusia yang
sempurna jasmaniahnya. Dia selalu terlalu telengas, kalau memang tidak membikin orang
itu cacad, tentu dia akan membunuhnya ! Itulah akhirnya orang memberikan gelaran
kepadanya 'Siang-tauw-sin mo‟ iblis berkepala dua.

Entah kenapa, hari ini iblis tersebut bisa muncul di tempat tersebut.

Sedangkan Wang Sian yang melihat si iblis, dia telah cepat-cepat memberi hormat.

“Wang Sian menghunjuk hormat kepada Thian Tay-hiap !" kata Wang Sian dengan suara
yang menghormat, karena dia memang mengetahui bahwa iblis itu sangat telengas sekali,
maka dia telah membawa sikap yang menghormat begitu. Dia juga memanggil si iblis
dengan sebutan Tay hiap, yang berarti pendekar besar, bukan memanggil dengan sebutan
Siang tauw-sin-mo.

Si iblis mengawasi Wang Sian dengan sinar matanya yang tajam sekali. Dia mendengus
berulang kali.

Tahu-tahu tubuhnya mencelat kepada Wang Sian, tangannya telah bergerak dengan cepat
sekali, sambil bergerak begitu, dia telah mengeluarkan suara bentakan yang keras luar
biasa, dan tangannya itu telah bergerak menghajar Wang Sian.

Wang Sian dan yang lain-lainnya jadi terkejut sekali. Lebih-lebih Wang Sian, dia sampai
mengeluarkan seruan tertahan.

Wang Sian kaget bukan main, karena dia tidak menduga bahwa dirinya akan diserang
begitu macam oleh si iblis tersebut, padahal dia telah berlaku hormat sekali.

Dengan cepat-cepat dan gugup sekali, Wang Sian telah menggerakkan tangannya untuk
menangkis.

Tetapi Wang Sian kecele, dia menangkis tempat kosong, sebab si iblis telah menarik pulang
tangannya itu, telah menyerang dadanya Wang Sian.

Ternyata serangannya yang pertama tadi itu hanyalah satu serangan tipu belaka, dan
serangan yang keduanya inilah serangan yang sesungguhnya !

“Dukkkkk !"

Suara dada Wang Sian kena dihajar oleh tangan si-iblis sangat keras sekali.

Tadi Wang Sian sudah berusaha untuk mengelakkannya, tetapi dia gagal, sebab tangan si
iblis telah bergerak dengan kecepatan yang luar biasa sekali, sehingga dada Wang Sian jadi
kena dihajarnya dengan telak sekali.

Tubuh Wang Sian terpental dan ambruk ditanah dengan mengeluarkan suara “ngeekk'' yang
keras sekali, lalu pingsan tak sadarkan diri !

Foen Lan mengeluarkan suara jeritan yang keras sambil berlari menubruk tubuh ayahnya.

Gadis ini kaget sekali melihat keadaan ayahnya tersebut. Dia menggoncang-goncangkan
tubuh Wang Sian sambil memanggil :

35
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Thia...! Oh, Thia....!" panggilnya dengan suara tersendat. “Oh...kau... kau dicelakai iblis
jahat itu...Thia !"

Si-iblis berkepala dua itu telah tertawa gelak-gelak.

Dan tahu-tahu sambil tertawa begitu tubuhnya telah mencelat kearah Cin Yan.

Bukan hanya mencelat belaka kearah Cin Yan, iblis itu telah mengulurkan tangannya untuk
mencengkeram kepala dari pemuda tersebut.

Semua orang terkejut sekali.

Lebih-lebih Cin Yan, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dan kaget, karena gerakan
dari si iblis sangat gesit dan lincah serta cepat sekali.

Malah gerakan tangannya yang akan mencengkeram kepala Cin Yan itu, biarpun tangannya
itu belum sampai mencengkeram kepala si pemuda, angin serangan dari tangan si iblis telah
menyambar terasa keras sekali oleh Cin Yan.

Maka si anak muda ini tidak berani berlaku ceroboh dan ayal, dengan cepat dia telah
menggeser kaki kirinya setengah lingkaran kedepan, kemudian dia menekuk kaki kanannya
sedikit, lalu dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras dan sambil mengerahkan
tenaga Lweekangnya lima bagian pada lengan kanannya, dia telah menangkis serangan si
iblis.

“Dakkkk !!"

Tangan si iblis dan tangan Cin Yan saling bentur dengan keras.

Memekakkan anak telinga sekali suara benturan dari kedua tangan jago-jago tersebut.
Tetapi hebat pula akibat dari peristiwa tersebut.

Tubuh si iblis tidak mengalami suatu perobahan, dia telah meluncur terus dan turun hinggap
ditanah dengan selamat dan tak kurang sesuatu apapun.

Hanya bagi Cin Yan, akibatnya bagi diri anak muda ini sangat hebat sekali !

Dengan mengeluarkan jeritan kaget, tubuh Cin Yan telah terpental keatas beberapa tombak,
lalu ambruk dibumi dengan menimbulkan suara gedubrakan yang keras. Debu jadi
beterbangan disekitar tubuh Cin Yan.

Hebat sekali Iblis itu, Cin Yan yang mempunyai kepandaian begitu tinggi masih dapat
dirubuhkannya dengan hanya sekali serangan begitu saja.

Sedangkan Cin Yan sendiri, biarpun dia rubuh dengan terbanting keras begitu, toch dia tidak
menderita cidera sedikitpun, dengan cepat dia telah melompat berdiri lagi.

Tetapi waktu dia terbanting begitu, Ie Siang telah menjerit dengan penuh kekuatiran.

DAN CIN YAN jadi kaget waktu dia sudah dapat berdiri, dia mendengar Ie Siang menjerit
dengan suara yang keras sekali.

Dilihatnya si-iblis berkepala dua itu telah melompat kearah Ie Siang sambil mengeluarkan
suara tertawa keras, tangannya terjulur akan mencengkeram kepala Ie Siang.

Cin Yan sampai mengeluarkan seruan kaget lagi, tanpa memperdulikan keadaan
sekelilingnya lagi, maka Cin Yan telah menjejakkan kakinya, dia melompat kearah si gadis

36
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

untuk memberikan bantuan.

Tetapi hati pemuda ini jadi mencelos waktu dilihatnya tangan si gadis she Cong itu telah
kena dicengkeram oleh si iblis, sedangkan tubuh Cin Yan masih terpisah beberapa tombak
jauhnya.

Saking paniknya, Cin Yan tanpa pikir lagi telah melepaskan kancing bajunya, dia telah
melemparkannya ke arah jalan darah Tiong-pit-hiatnya dari si iblis, yang terletak dibagian
punggung, dan kancing itu meluncur dengan disertai oleh tenaga Lwee-kang yang kuat
sekali.

Si iblis memang telah dapat mencengkeram tangan Ie Siang. Tetapi waktu dia mau
meremas tangan itu untuk meremas hancur tulang Ie Siang, maka tiba-tiba dia merasakan
angin serangan yang kuat sekali menyambar dipunggungnya, malah mengincar jalan
darahTiong pit-hiatnya, dan jalan darah itu kalau sampai kena diserang oleh kancing itu,
pasti akan membawa akibat yang jelek bagi si iblis, kalau tidak dia menjadi seorang yang
lumpuh bercacad, tentu dia akan binasa!

Maka dari itu, akhirnya terpaksa si iblis Thian Lian Kie melepaskan cekalan tangannya itu,
dia kemudian menyampok dengan ujung lengan jubahnya kearah belakang sebelum
tubuhnya itu berbalik.

Angin dari sampokan ujung lengan jubahnya itu keras sekali, sehingga kancing yang sedang
meluncur menyambar kearahnya itu terpukul miring kearah lain.

Dan disaat itulah si-iblis sudah membalikkan tubuhnya, dan pada saat itu Cin Yan memang
sudah meluncur dekat sekali dengan si-iblis.

Dengan sengit si iblis Thian Lian Kie mengangkat tangannya sambil diangsurkan memukul
kearah Cin Yan sambil membentak : “Rubuh kau !”

Cin Yan sedang meluncur kearah si-iblis dengan kecepatan yang luar biasa. Seketika itu juga
dia melihat betapa si-iblis menyerang dirinya dengan hebat malah dia merasakan tenaga
serangan si-iblis yang menyambar dirinya itu sangat kuat sekali.

Hati si-anak muda jadi mencelos juga, tetapi sebagai seorang yang mempunyai kepandaian
sangat tinggi sekali, dia tidak menjadi gugup karenanya.

Dengan cepat dia telah menggerakkan kedua tangannya yang dirangkapkan dan
didorongkan kedepan.

Seketika itu juga kedua tenaga raksasa dari Lweekang kedua jago ini jadi bentrok dan
menimbulkan suara yang keras sekali !

Apa yang tampak selanjutnya jadi aneh dan luar biasa sekali.

Tubuh Cin Yan jadi tetap terapung diudara tidak dapat bergerak, seperti juga dirinya
terpancang diam saja, karena dia sedang berusaha mengerahkan tenaga Lweekangnya
untuk menindih Lwee-kang dari si-iblis.

Dan si iblis juga tidak berani bergerak.

Kalau memang salah seorang diantara mereka itu ada yang bergerak sedikit saja, maka
mereka akan mengalami cidera.

Dengan sendirinya hal itu akan membawa suatu malapetaka yang berat bagi diri kedua jago

37
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

yang mempunyai kepandaian tinggi dan kosen ini.

Kalau dilihat dari luar, maka tampak kepandaian si iblis yang lebih tinggi dari kepandaian Cin
Yan, namun sebenarnya kepandaian mereka berimbang, hanya disebabkan usia dari si-iblis
Thian Lian Kie itu telah lanjut, sehingga tenaganya jadi berkurang disebabkan usia tuanya,
maka dengan sendirinya perlahan-lahan Cin Yan jadi menang diatas angin.

Malah semakin lama napas dari Thian Lian Kie jadi terengah memburu keras.

Lama juga mereka saling mengerahkan tenaga dalam mereka itu, untuk saling menindih
lawan mereka. Mungkin telah sampai sepasangan satu hio, dan Ie Siang serta Foen Lan
memandangi terus pertandingan yang ganjil itu dengan mata yang tak berkedip dan hati
yang agak berdebar.

Sedangkan tubuh Cin Yan masih terapung ditengah udara disebabkan tertahan oleh desakan
dari tenaga Lweekang si iblis.

Keringat telah membasahi kening dan punggung dari Cin Yan dan Thian Lian Kie.

Wang Sian telah siuman dari pingsannya, dia berdiri perlahan-lahan dengan dibantu oleh
tongkatnya.

Kemudian dia juga memandang kearah pertempuran, dimana Cin Yan dan si iblis Thian Lian
Kie sedang mengadu tenaga dalam mereka.

Wang Sian mengerutkan sepasang alisnya, dia merasakan dadanya yang tadi terpukul oleh
si iblis sangat sakit sekali, mungkin juga dia terluka didalam.

Si kakek ini menarik napas u untuk merasakan apakah dia itu terluka didalam akibat pukulan
dari iblis Thian Lian Kie.

Dirasakan didadanya bagian kiri agak sakit, seperti ditusuk jarum. Seketika itu juga Wang
Sian mengetahui bahwa dengan terasanya perasaan itu, berarti dirinya telah terluka oleh
pukulan dari si-iblis.

Seketika itu juga Wang Sian cepat-cepat mengatur jalan pernapasannya. Dia berusaha
mengembalikan kesehatan dirinya. Tenaga Lwee-kangnya dikerahkan kearah dadanya,
dikumpulkan disitu. Dia menarik dan membuang napas satu-satu dengan teratur, menurut
dari pelajaran Lwee-kang dari Siang Kie Cin Keng dari perguruan silat Thian-san, yaitu
Thian-san-pay. Lama kelamaan perasaan sakit didadanya itu berangsur-angsur lenyap.

Hati si-kakek Wang Sian jadi lengah. Dengan sendirinya dia bersyukur bahwa tadi dia
terpukul oleh si iblis tidak sampai binasa, karena dia mengetahui bahwa setiap kali si-Iblis
memukul dengan disertai tenaga Lwee-kangnya, tentu lawannya akan menemui
kebinasaannya. Maka dari itu, dia boleh dikatakan masih beruntung tidak sampai binasa
terpukul oleh tangan si-iblis.

Kalau memang sampai dirinya itu kena dihajar binasa, tentu dengan sendirinya dia tidak
akan dapat memberikan perlindungan kepada Foen Lan, puterinya itu.

Sedang si kakek Wang Sian berpikir begitu, maka Cin Yan yang sedang mati-matian
mengerahkan tenaga dalamnya, Lweekangnya, untuk melawan serangan Lwee-kang dari si-
iblis Thian Lian Kie, telah berkuatir juga tidak akan dapat menggempur dari serangan Lwee
kang si iblis yang bisa menyebabkan terbinasanya diri si-pemuda dan dia akan terbinasa
dengan isi perutnya yang hancur.

38
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Si-iblis sendiri juga jadi kagum dan kaget melihat anak muda yang baru berusia diantara
dua puluhan ini dapat mengimbangi tenaga Lweekangnya ! Biar bagaimana dia kagum juga
akan ketangguhan dari Cin Yan.

Hanya yang membuatnya dia mendongkol, biar sudah melakukan serangan-serangan yang
hebat dengan mengerahkan hampir seluruh tenaga dalamnya, toch tetap saja dia tidak bisa
merubuhkan diri si anak muda yang menjadi lawannya itu.

Keduanya jadi terus juga berkutetan begitu.

Wang Sian jadi berpikir, kalau memang dia menerjang menyerang si-iblis untuk membantui
Cin Yan, berarti si-iblis akan dapat dipukul rubuh, karena si-iblis sedang mencurahkan
seluruh tenaga dalamnya untuk menggempur Cin Yan.

Tetapi kalau memang hal itu terjadi, itulah hanya suatu perbuatan seorang pengecut yang
akan memalukan.

Maka dari itu, biarpun Wang Sian melihat ada kesempatan untuk dirinya membokong si iblis,
toch tetap dia tidak melakukan hal itu.

Sedangkan Ie Siang dan Foen Lan juga melihat kesempatan tersebut. Tetapi mereka berdua
tidak mau melakukan perbuatan pengecut dan rendah itu. Ketiga orang ini jadi hanya
mengawasi saja. Hati mereka jadi kebat-kebit.

Cin Yan masih tetap terapung tubuhnya diudara, karena tubuhnya itu seperti juga tertahan
oleh tenaga Lweekangnya si-orang she Thian, si iblis itu.

Satu kali, mungkin saking murka dan mendongkolnya, si-iblis Thian Lian Kie telah menarik
napasnya dalam-dalam, dia telah mengempos semangatnya, yang disalurkan seluruh tenaga
dalamnya itu kepada kedua lengannya, dia berteriak dengan suara yang mengguntur sambil
mendorong dengan kedua tangannya, "Rubuh...!!" bentaknya.

Cin Yan merasakan gelombang dari tenaga dorongan si iblis kuat sekali, bergelombang
begitu hebat.

Dan, biar dia telah berusaha mempertahankan tenaga serangan itu dengan mengerahkan
hampir seluruh tenaganya, tetapi karena dia kalah di segi waktu, karena si iblis terlebih
dahulu merangseknya, dengan cepat dirinya kena terdorong dengan keras.

Tetapi waktu tubuhnya belum terpental, Cin Yan telah merabuh kearah wajah si-iblis dengan
menggunakan kedua tangannya itu.

Setelah itu sipemuda yang bernama Cin Yan itu tak sadarkan diri lagi, karena dirinya
terlempar dengan keras sekali, ambruk ditanah dengan keras, gedebukan dan debu-debu
bertebaran.

Juga Cin Yan waktu ambruk itu telah mengeluarkan suara jeritan yang keras sekali. Tetapi
karena dia telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya yang luar biasa, sehingga tubuhnya
jadi terlindung oleh tenaga Lweekang itu, dia jadi terbanting tanpa menderita luka apa-apa.
Dengan cepat Cin Yan telah melompat berdiri lagi. Napasnya agak memburu.

Dia memandang kearah si iblis Thian Lian Kie. Dilihatnya si-Iblis sedang terengah-engah
berdiri di tempatnya, karena tadi rupanya dia telah terlalu banyak mengerahkan tenaga
dalamnya untuk menggempur Cin Yan.

Kesudahannya kedua orang itu jadi saling pandang. Wang Sian melihat hal tersebut telah

39
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

menghampiri si iblis.

“Thian Tayhiap ....... sebetulnya diantara kami dengan kau tidak ada sangkutan persoalan
apapun, mengapa tak hujan tak angin tahu-tahu Thian Tay-hiap telah menyerang kami
semuanya dengan serangan-serangan yang mematikan ?" tegur Wang Sian dengan suara
yang tawar. Biarpun dia memanggil si iblis dengan sebutan tayhiap, toch sikap dan kata-
kata telah menunjukkan bahwa dia telah tak memandang si iblis. “Maka dari itu, mengingat
bahwa Thian Tayhiap adalah pendekar besar yang mempunyai nama yang besar dan
dihormati oleh seluruh jago-jago di daratan Tionggoan ini, kuminta agar Tay biap tidak
mengganggu kami !"

Si iblis telah mendengus, dengan tidak terduga dia telah tertawa dengan suara yang sangat
keras sekali.

“Kalian mengatakan bahwa diri kalian ini tidak mempunyai kesalahan apapun kepadaku ?"
bentak si iblis dengan suara aseran. “Hmmmm…. dengan mata kalian yang kurang ajar
begitu, yang telah memandang begitu hina pada diriku yang cacad begini, yang dengan
pura-pura takut telah mundur ketakutan waktu aku sampai disini, apakah itu bukannya
suatu kesalahan yang harus ditebus dengan kematian ?"

Wang Sian dan yang lainnya baru mengerti, mengapa datang-datang tak keruan
juntrungannya, si-iblis telah menyerang mereka dengan serangan-serangan yang
mematikan dan berbahaya sekali, seperti juga orang kalap.

Ternyata rupanya si-iblis itu tersinggung oleh rasa kaget dari Wang Sian, Foen Lan, Cin Yan
dan Ie Siang. Waktu dia datang, keempat orang tersebut kaget serta melompat mundur
melihat wajah dan keadaan si iblis yang sangat menakutkan sekali.

Rupanya hal itulah yang telah menyebabkan si-iblis menganggap mereka sebagai musuh-
musuh besar yang harus dibunuh !

Setelah paham bahwa si-iblis ini ternyata salah paham terhadap mereka berempat, cepat-
cepat Wang Sian telah merangkapkan kedua tangannya, dia memberi hormat kepada si iblis.

“Kalau memang tadi kami telah memperlihatkan sikap yang kurang hormat kepada Thian
Tayhiap, maka dengan ini kami meminta maaf yang sebesar-besarnya... agar Thian Tayhiap
mau memaafkan kami !" kata Wang Sian sambil memperlihatkan wajah yang ramah.

Tetapi rupanya si-iblis memang telah gusar sekali, dia sangat penasaran tidak bisa
merubuhkan dan membinasakan diri Cin Yan. Setidak-tidaknya dia merasa mendongkol tidak
bisa melukai Cin Yan.

Malah tadi waktu si-anak muda hampir terpental oleh dorongan kedua tangannya itu si iblis
merasakan tangan anak muda itu berusaha merabuh mukanya untuk mencokel biji
matanya, maka dari itu, dia jadi gusar dan bermaksud untuk membunuh Cin Yan.

Sebab kalau memang tadi tangan si-anak muda itu berhasil merabuh mukanya atau
menotok kedua biji matanya, berarti si-iblis akan menjadi buta tanpa adanya penglihatan.

Dia jadi mendelik kepada Cin Yan. Dilihatnya anak muda itu telah berdiri lagi, malah sikap
anak itu acuh tak acuh kepada sekelilingnya, dia sedang membersihkan bajunya dari
kotoran debu-debu yang melekat pada bajunya tersebut.

Kegusaran si iblis jadi tambah besar lagi, dia jadi tambah gusar dan ingin sekali membunuh
Cin Yan.

40
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dengan berulang kali dia mengeluarkan suara dengusan, si iblis telah melangkah
menghampiri kearah Cin Yan dengan selangkah demi selangkah. Sikapnya sangat
mengancam sekali.

Cin Yan juga mengetahui si iblis yang sedang menghampiri dirinya, namun dia membawa
sikap seperti juga dia tidak menaruh perhatian kepada si-iblis. Dia juga seperti tidak
memperdulikan sikap mengancam dari si-iblis. Cin Yan hanya melirik sedikit saja.

Wang Sian, Foen Lan dan Ie Siang seperti tidak diacuhkan oleh si iblis.

Dan ketiga orang ini mementang mata lebar-lebar, karena mereka mengetahui bahwa Cin
Yan akan menghadapi ancaman bahaya yang sangat besar sekali.

Wajah si iblis yang jadi tambah menyeramkan disebabkan rasa gusar dan murkanya itu,
dengan sendirinya membuat ketiga hati orang yang menyaksikan hal itu, seperti Wang Sian,
Ie Siang dan Foen Lan, jadi kebat-kebit hatinya, berdebar keras. Juga si-iblis tampaknya
telah bernafsu sekali ingin menyerang Cin Yan.

Waktu dia telah melangkah lebih dekat kepada Cin Yan, si-iblis menahan langkah kakinya,
dia mengawasi Cin Yan sesaat dengan mata yang berkilat tajam sekali.

“Hei bocah...kau mempunyai kepandaian yang agak lumayan !! Katakan siapa gurumu !?"
bentak si-iblis Thian Lian Kie dengan suara yang sangat menyeramkan sekali.

Cin Yan berhenti membersihkan bajunya dari debu-debu yang melekat pada bajunya itu, dia
melirik dan akhirnya dia memperlihatkan senyumnya yang manis itu.

“Kau bertanya siapa guruku?" tanya Cin Yan dengan suara yang acuh tak acuh tawar sekali,
seperti juga tidak memandang sebelah mata. Dia juga tidak memanggil si-iblis dengan
sebutan Loo-cianpwee, kau si orang angkatan tua, atau juga Tayhiap, si-pendekar besar,
seperti apa yang dilakukan oleh Wang Sian. Tak tampak sedikitpun Cin Yan menghormati
iblis Thian Lian Kie itu. “Apakah manusia semacammu ini pantas mengetahui nama besar
guruku ?"

Disanggapi begitu, wajah si-iblis yang memang sudah menyeramkan itu jadi tambah
menyeramkan lagi.

Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dia telah melompat akan
menerjang Cin Yan.

Anak muda itu juga telah bersiap-siap melihat si-iblis akan menyerang dirinya. Cin Yan
adalah seorang anak muda yang mempunyai kepandaian cukup tinggi, sehingga dia bisa
membawa lagak yang tenang sekali.

Sedangkan Ie Siang, Foen Lan dan Wang Sian yang melihat si iblis akan menyerang Cin
Yan, jadi berkuatir juga, karena mereka mengetahui biar bagaimana kepandaian si-iblis
berada disebelah atas dari Cin Yan, dan tangan si-iblis juga memang telengas sekali.

Maka dari itu, dihati mereka masing-masing telah mengambil keputusan, kalau memang
nanti Cin Yan mengalami ancaman dari si iblis, terancam dalam bahaya yang bisa
membahayakan jiwa anak muda tersebut, maka ketiga orang ini akan melakukan
pengeroyokan menolong Cin Yan.

Thian Lian Kie, si-iblis, telah mengawasi Cin Yan dengan mata yang beringas dan bengis
sekali. Dia memandang begitu dengan melangkah satu langkah demi satu langkah. Sikapnya
sangat mengancam sekali.
41
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Cin Yan juga telah bersiap-siap menantikan setiap serangan yang akan dilancarkan Thian
Lian Kie. Dia mengetahui dan menyadari bahwa si iblis terlalu tangguh, sehingga agak sulit
untuk menghadapinya.

Sebagai seorang pemuda kosen yang mempunyai kepandaian yang tinggi, Cin Yan
mengetahui bahwa si iblis akan menyerang dirinya dengan serangan yang mematikan.

Iblis Thian Lian Kie telah maju lebih dekat lagi, jarak mereka hanya terpisah beberapa kaki
saja.

Cin Yan melihat mata si iblis memancarkan cahaya yang tajam sekali, berkilat-kilat bengis
luar biasa, sehingga hati Cin Yan jadi tergoncang juga.

“Kalau memang kubunuh iblis ini, tentu dunia persilatan akan gempar dan kawan-kawan
dari si-iblis akan mencariku untuk melakukan pembalasan, dan hal itu akan membawa
kerepotan yang tidak kecil kepadaku !” pikir Cin Yan. “Tetapi kalau memang aku tidak
membunuhnya, tentu dia akan membuat sulit diriku terus menerus, seumpamanya hari ini
aku bisa terlolos dari cengkeraman maut tangannya, tentu nanti dia akan mencariku lagi !
Jelas sebagai iblis yang galak dan kosen, dia akan penasaran tidak dapat rubuhkan diriku !!"

Sedang Cin Yan berpikir begitu, tahu-tahu Thian Lian Kie telah melompat menerkam Cin
Yan, dengan kedua tangannya terulurkan kedepan menyerang Cin Yan dengan hebat sekali,
dengan menggunakan jurus „Ciang Tay Pa Cung' dan disusul kemudian dengan gerakan
'Siang Tauw Ho Lie' kedua serangan mana hebat sekali, angin serangannya juga
menyambar dengan kuat sekali.

Cin Yan tidak dapat berpikir lama-lama, karena dia harus cepat mengelakkan diri,
mengegoskan serangan maut dari si iblis, karena dia tidak mau sampai terbinasa atau rubuh
ditangan iblis yang kejam dan telengas ini.......

TANGAN Cin Yan juga membarengi bergerak dengan cepat sekali disaat serangan dari si iblis
sudah berada dekat sekali dengan dirinya.

Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, sambil mengegoskan serangan


dari si-iblis, tangan Cin Yan bergerak dengan cepat sekali, menotok kearah jalan darah Tie
hung hiat dari si iblis, yang terletak didekat iga yang ketujuh dari tubuh iblis tersebut.

Hebat totokan dari Cin Yan, kalau memang si iblis terkena totokan tersebut, pasti dia akan
tertotok rubuh tak berdaya.

Thian Lian Kie juga mengetahui akan hal tersebut, dia mengeluarkan seruan panjang sambil
menarik pulang kedua tangannya dan dengan sendirinya kedua serangan dari si-iblis jadi
batal, karena dia sendiri jadi repot menghindarkan diri dari totokan tangan si anak muda
tersebut.

Cin Yan tidak tinggal diam sanpai disitu saja, waktu si-iblis dapat mengelakkan totokan
tangannya, maka dengan cepat dia telah menyusuli lagi dengan tiga serangan totokan
lainnya, dia bermaksud akan mendahului merubuhkan iblis tersebut.

Thian Lian Kie juga terkejut waktu dirinya diserang begitu macam oleh Cin Yan. Dia tidak
menduga bahwa anak muda tersebut bisa menyerang dirinya dengan serangan-serangan
yang begitu beruntun. Juga setiap serangannya sangat berbahaya sekali. Hal itulah yang
membuat si iblis jadi terperanjat, karena setiap totokan dari Cin Yan, selain jatuh pada jalan
darah yang membahayakan jiwa, yang bisa membawa keajalannya setiap korban totokan
itu, juga tenaga serangan yang tersalur dari jari tangan Cin Yan sangat kuat luar biasa.

42
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dengan cepat Thian Lian Kie menyedot napasnya dalam-dalam, dia mengerahkan tenaga
dalamnya tujuh bagian; kemudian dia telah menangkis totokan pada jalan darah Ciang po-
hiatnya, sehingga tangannya itu saling bentur dengan tangan Cin Yan.

Tampak tangan mereka jadi tak terlepas, melekat, masing-masing sedang mengerahkan
tenaga Lwee-kang mereka.

Sekali saja mereka lengah dan tenaga mereka itu kalah dalam pengerahannya, maka
dengan sendirinya mereka akan terbinasa atau terluka berat diakibatkan dari serangan
Lwee-kang itu.

Tubuh kedua orang ini juga gemetar dengan mata saling menatap. Keringat telah
membasahi tubuh mereka, seperti juga baru tersiram oleh segayung air. Mereka sedang
mengerahkan hampir seluruh tenaga dalam mereka, karena mereka juga mengetahui, sekali
saja mereka tertekan oleh gencetan tenaga dalam lawannya, berarti dia akan menjadi kalah,
dan kekalahan itu berarti juga mereka akan dirubuhkan lawan, dan itupun berarti mereka
akan menemui bahaya kematian atau bahaya terluka berat lainnya.

Dengan mengeluarkan suara benturan yang keras sekali, maka kedua tangan dari kedua
jago tersebut jadi saling bentur yang menyebabkan keduanya jadi saling melompat mundur
untuk saling menjauhkan diri.

Kemudian keduanya saling mengawasi dengan mata yang tajam, penuh kesiap siagaan.

Tiba-tiba Ie Siang yang telah tidak bisa menahan goncangan hatinya, yang menguatirkan
keselamatan diri si pemuda Cin Yan, dia telah melompat akan menerjang guna membantui
diri si-pemuda.

Berbarengan dengan melompatnya Ie Siang kearah Thian Lian Kie, maka tampak juga dua
sosok tubuh yang telah melompat pula kearah si-iblis. Mereka adalah Foen Lan dan Wang
Sian. Ayah dan anak ini juga telah menguatirkan keselamatan dari Cin Yan.

Benar anak muda itu tadi merupakan musuh mereka, tetapi setelah anak muda itu
mengalami ancaman bahaya maut ditangan seorang iblis seperti Thian Lian Kie, maka
sebagai seorang pendekar, mau tak mau mereka jadi turun tangan juga untuk memberikan
pertolongan kepada Cin Yan.

Thian Lian Kie jadi terkejut waktu dia melihat tahu-tahu dirinya telah dikepung oleh ketiga
orang lawan barunya, dan dengan Cin Yan jumlah pengepungnya itu jadi berjumlah empat
orang !

Setidak-tidaknya sekarang Thian Lian Kie baru mengetahui bahwa keempat orang ini
masing-masing mempunyai kepandaian yang tidak lemah, apa lagi Cin Yan.

Kalau memang mereka itu maju serentak berempat, yang jelas dia sudah tak akan dapat
merubuhkan diri lawan-lawannya itu, dan yang benar-benar dikuatirkan, malah dia yang
akan dapat dirubuhkan oleh keempat orang ini.

Maka dari itu, dari pada menderita malu, dia jadi mengambil keputusan, biar bagaimana dia
harus cepat-cepat menyingkir, dan nanti kalau memang dia mempunyai kesempatan, dia
akan mencari ketika untuk meloloskan diri.

Dan dalam waktu yang hanya seketika itu saja, dia telah memandang sekeliling tempat
tersebut, memandang ke kiri dan ke kanan, dilihatnya diempat penjuru terdapat salah
seorang lawannya. Disebelah barat terdapat Wang Sian, disebelah selatan terdapat Ie Siang

43
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dan disebelah timur terdapat Foen Lan; dibagian utara terdapat Cin Yan. Tegasnya,
didepan, dibelakang, disamping kiri dan kanannya, terdapat lawannya itu.

Tetapi, si iblis Thian Lian Kie adalah seorang iblis yang telah kenyang makan asam garam
dari dunia persilatan, yang mana telah dilakukannya selama beberapa puluh tahun dan dia
telah mengalami berkali-kali pengalaman yang hampir menyebabkan jiwanya melayang
direnggut utusan Giam-lo ong.

Maka dari itu, sekarang hanya menghadapi keempat pengepungnya itu saja hal tersebut tak
menjadi soal baginya.

Dengan mata yang memandang tajam serta bengis sekali, dia menatap bergantian keempat
pengepungnya tersebut.

Sedangkan Wang Sian berempat juga menatap si-iblis dengan sinar mata yang menanti-
nanti akan serangan dari iblis tersebut.

Seketika itu juga keadaan disekitar tempat tersebut jadi sepi sekali, hening tak terdengar
suara apapun, hanya terdengar suara napas dari kelima orang yang akan bertempur
menempuh maut guna mempertahankan hidup dari diri mereka masing-masing..... mata
kelima orang tersebut jalang sekali !

Juga hanya terdengar suara daun-daun di hutan itu yang berkeresekan, dan suara binatang-
binatang hutan yang bersuara seperti sedang menyanyi.

Tiba-tiba, dengan mengeluarkan suara bentakan yang memekakkan anak telinga, yang
keras dan nyaring sekali, yang menggema di-hutan itu, Thian Lian Kie menerjang kearah Ie
Siang, dia menerjang ke si-gadis, karena dia menganggap bagian yang dijaga si gadis inilah
yang paling lemah.....!!

TETAPI SEBENARNYA dugaan Thian Lian Kie itu meleset jauh sekali. Dia tidak mengetahui,
karena dia menyerang dan menerobos kearah Ie Siang yang diduga penjagaan dari si gadis
ini lemah sekali, atau yang terlemah diantara yang lainnya, maka dia jadi masuk perangkap.

Waktu dia menerobos begitu, disaat dia masih terpisah beberapa kaki dengan Ie Siang,
maka Cin Yan dan Wang Sian telah melompat menyerang Thian Lian Kie.

Malah hebatnya, kedua orang ini telah menyerang Thian Lian Kie dengan menggunakan
delapan bagian dari tenaga Lwee-kang mereka.

Jarang sekali jago-jago silat didalam Boe Lim, rimba persilatan atau juga Kang-ouw, sungai
telaga, yang begitu menyerang lawan, telah menggunakan delapan bagian tenaga Lwee
kangnya, karena itu bisa membahayakan dirinya, penjagaan untuk diri mereka tidak ada
sama sekali.

Tetapi karena si-iblis ini sangat tangguh dan kosen sekali, maka dari itu, Cin Yan dan Wang
Sian telah mengambil keputusan yang bersamaan tanpa berunding lagi, mereka ingin
mengambil jalan yang sesingkat-singkatnya, tidak mau memberikan ketika kepada iblis itu,
sebab kalau memang mereka sampai kena terdesak dan didahului oleh iblis itu, berarti
mereka sampai kena terdesak berada dibawah angin.

Maka dari itu, dengan menyerang begitu dengan sekaligus menyerang dengan mengerahkan
delapan bagian tenaga dalam mereka, berarti mereka ingin mempertaruhkan jiwa mereka
untuk bertempur dengan si iblis.

Thian Lian Kie juga terkejut sekali, karena waktu dia sedang menerobos kearah Ie Siang,
44
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

tahu-tahu dia merasakan dibelakangnya itu menyambar dua tenaga serangan yang
bertenaga besar serta kuat sekali menghantam kearah punggung dan rusuknya, kalau
memang sampai dibagian kedua tempat tersebut ditubuhnya kena terhajar oleh kedua
serangan tersebut, berarti dia akan menemui kematian tanpa ampunnya lagi.......Giam lo-
ong tentu akan tersenyum menerima kehadirannya di neraka.....!

Maka dari itu, Thian Lian Kie cepat-cepat telah melompat kesamping kiri, dia bergerak
sambil tubuhnya berputar, gesit sekali gerakannya. Tetapi dia masih terlambat sedikit,
bahunya kena keserempet oleh tangan Wang Sian, menimbulkan suara 'Dukkk' yang keras,
tubuh Thian Lian Kie jadi terhuyung-huyung hampir rubuh beberapa langkah, untung saja
dia gesit dan liehay, sehingga tidak sampai rubuh....!

Wang Sian melihat hal itu, dia telah cepat-cepat menjejakkan kakinya, dia melompat lagi
sambil mengayunkan tangannya akan menyerang lagi.

Tetapi Thian Lian Kie adalah seorang jago yang benar-benar mempunyai kepandaian sangat
tinggi.

Tadi dia telah terhuyung-huyung hampir rubuh, tetapi dia telah dapat mengendalikan
dirinya.

Biarpun dia tidak sampai rubuh, toch tetap serangan Wang Sian yang datang secara
beruntun itu telah menyebabkan dia mau tidak mau harus cepat-cepat menjejakkan kakinya
untuk melompat menghindarkan serangan itu lagi.

Tetapi baru saja dia melompat pergi, begitu kakinya menyentuh tanah, maka Ie Siang dan
Foen Lan telah menyerang lagi dengan cepat sekali.

Malah Cin Yan juga telah melompat akan menerjang pada Thian Lian Kie.

Hal itu membuat si-iblis jadi kewalahan. Walaupun kepandaiannya memang tinggi, toch
kalau diserang dengan cara begitu, maka dengan sendirinya dia jadi benar-benar repot
untuk menangkis dan menghindarkan setiap serangan-serangan dari lawannya.

Lagi pula Cin Yan sekarang telah menyerang iblis tersebut dengan serangan-serangan yang
telengas dan mematikan, anak muda ini tidak mau berlaku murah hati lagi. Biar bagaimana
iblis tersebut harus dibinasakannya.

Hal itu dilakukannya karena dia mau menghindarkan malapetaka yang akan menimpa jago-
jago didalam rimba persilatan.

Ie Siang dan Foen Lan yang mempunyai kepandaian agak rendah, dan berada disebelah
bawah dari Wang Sian dan Cin Yan, selalu menyerang dengan cara yang berbareng.

Tadinya mereka telah bertempur dan bertengkar, tetapi menghadapi iblis tersebut, mau tak
mau mereka jadi kompak dan bekerja sama.

Wang Sian sendiri, mau tak mau dia jadi harus ikut terjun didalam kancah pertempuran
tersebut.

Cin Yan selalu melancarkan serangan-serangan yang berbahaya dan mengancam


keselamatan dari Thian Lian Kie. Si iblis juga melihat bahwa setiap serangan dari Cin Yan
mengandung tenaga serangan yang besar dan kuat sekali.

Maka dari itu, biar bagaimana, biarpun usia dari Cin Yan masih muda belia, toch tetap saja
dia harus berlaku hati-hati, tidak boleh memandang enteng pada setiap serangan yang

45
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dilancarkan oleh Cin Yan.

Sekali saja dia lengah dan dirinya berhasil diserang oleh Cin Yan, berarti dia akan menemui
kematiannya atau juga mengalami kecelakaan sehingga dirinya akan cidera !

Tangan dan kaki dari Thian Lian Kie telah bergerak-gerak dengan cepat sekali, dia juga
telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya untuk menangkis dan menyerang lawan-lawannya
itu.

Setiap kali ada serangan yang menjurus pada dirinya, maka Thian Lian Kie telah berusaha
untuk menangkisnya dengan mengerahkan delapan atau sembilan bagian dari tenaga
Lweekangnya !

Wang Sian juga tidak tinggal diam berpeluk tangan, karena dia selalu melancarkan
serangannya yang benar-benar hebat dan mengandung tenaga serangan yang luar biasa
kuatnya.

Kalau memang Thian Lian Kie sampai terserang oleh pukulan tangan dari Wang Sian, berarti
dirinya akan menjadi mangsa dari hajaran tangan Wang Sian, inilah yang Thian Lian Kie
tidak inginkan !!

Maka dari itu, setiap kali lawan-lawannya menyerang dirinya, dia selalu juga mengelakkan
dengan kekuatan dan kegesitan dirinya.

Kala itu, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, Cin Yan telah
mengenjotkan kakinya, tubuhnya mencelat dengan cepat sekali.

Waktu tubuhnya sedang melambung tinggi begitu, disaat dirinya sedang berada ditengah
udara, maka Cin Yan telah mengulurkan tangannya, dia mengulurkan tangannya menyerang
Thian Lian Kie dengan jari-jari tangan yang terpentang lebar. Maksud dari Cin Yan ialah
ingin mencengkeram bahu dari Thian Lian Kie.

Tetapi Thian Lian Kie biarpun telah dikepung oleh beberapa orang lawannya, toch tetap saja
dia masih bisa bergerak dengan gesit sekali, yang dengan cepat dia dapat mengelakkan
serangan dari Cin Yan.

Cengkeraman pada bahu Thian Lian Kie itu tidak mengenai tempat yang tepat, Cin Yan telah
mencengkeram tempat yang kosong.

Tetapi Cin Yan tidak mau berhenti sampai disitu saja, dia telah membarengi dengan
tendangan kakinya yang berangkai.

Thian Lian Kie jadi nekad sekali, dia tidak menghindarkan serangan dari Cin Yan, melainkan
dia telah mengulurkan tangannya mencengkeram kaki Cin Yan yang menyambarnya, dia
mencengkeramnya dengan keras sekali.

Ie Siang, Foen Lan, dan Wang Sian jadi mengeluarkan seruan kaget waktu mereka melihat
hal itu.......karena jiwa si anak muda Cin Yan jadi terancam sekali !!

Tetapi Cin Yan mempunyai kepandaian yang tinggi sekali, dia tidak menjadi jeri atas
serangan dari Thian Lian Kie, juga dia tidak menjadi gugup karenanya. Dengan cepat, dia
telah menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan tenaga murninya itu diperutnya,
kemudian dengan mengeluarkan suara teriakan yang keras, dia telah berpoksay ditengah
udara, yang menyebabkan cengkraman dari Thian Lian Kie mengenai tempat kosong.

Thian Lian Kie kecewa karena tangannya itu telah menyambar tempat hampa, juga dia

46
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

mendongkol karena cengkramannya itu gagal menemui sasarannya, maka dengan tidak
mau memberikan kesempatan sedikitpun kepada Cin Yan, dia telah membentak lagi dengan
suara yang mengguntur, sambil membentak begitu, dia telah mengulurkan tangan kirinya
akan merabuh perut dari Cin Yan. Dia menyerang begitu dengan membarengi serangannya
yang pertama yang telah menemui kegagalan itu, sehingga dengan sendirinya Cin Yan mau
tak mau jadi terancam lagi tangan dari Thian Lian Kie.

Tubuh Cin Yan masih melayang ditengah udara sehingga sulit baginya untuk mengelakkan
serangan dari Thian Lian Kie yang menyambarnya begitu cepat.

Tetapi memang dasarnya Cin Yan mempunyai kepandaian yang tinggi, dan memang dia
kosen, maka dengan berani dia telah mengeluarkan tangannya, terdengar suara “Dukk.....!"
dia berhasil menangkis serangan dari Thian Lian Kie, dan dengan menggunakan ketika itu,
disaat tangannya membentur tangan Thian Lian Kie, disaat dia sedang melayang begitu, Cin
Yan telah meminjam tenaga benturan tersebut untuk mencelat lagi, dan tubuhnya jadi jatuh
beberapa kaki dari tempatnya Thian Lian Kie.

Hal ini dilakukan oleh Cin Yan karena dia mau menjaga kalau-kalau nanti Thian Lian Kie
melancarkan serangan yang berangkai lagi, serangan susulan.

Tetapi ternyata Thian Lian Kie tidak melancarkan serangan lagi.

Tadi tangkisan tangan anak muda itu Cin Yan, telah menyebabkan Thian Lian Kie merasakan
tangannya tergetar dengan keras.

Juga dia merasakan tangannya itu kesemutan, sehingga dia jadi merandek, tidak
melanjutkan serangannya lagi.

Cin Yan telah dapat berdiri tetap, dia mengawasi Thian Lian Kie dengan sikapnya yang
tenang.

“Hebat sekali kepandaiannya kau!" kata Lioe Cin Yan dengan suara yang mengejek.

“Hampir saja aku bercelaka didalam tanganmu !!!" dan setelah berkata begitu, Cin Yan
tertawa dengan suara yang wajar.

Wajah si iblis Thian Lian Kie jadi berobah, tetapi dia tidak lantas menyahuti, melainkan
matanya saja yang menatap kearah Wang Sian dan Ie Siang serta Foen Lan bergantian,
kemudian mendelik kepada Cin Yan. Dia tidak mengucapkan sepatah katapun.

Cin Yan telah tertawa lagi.

"Kukira kau sebagai orang dari angkatan tua tentu mengenal peraturan Kang-Ouw dan tidak
akan main seruduk seperti juga seekor babi yang terluka!! Maka dari itu, kuminta
pengertianmu untuk berlalu saja, menghabiskan persoalan ini !!" kata Cin Yan.

Mendengar perkataan Cin Yan itu, wajah Thian Lian Kie jadi berobah merah padam. Dia
gusar sekali.

Hal ini disebabkan anak muda she Lioe itu telah mempersamakan dirinya dengan seekor
babi ! Maka dari itu, dapat dibayangkan kemurkaan dari si-iblis ini.

Tetapi, dia tidak lantas menerjang menyerang Cin Yan, hanya dia mendengus dengan suara
yang bengis sekali.

"Kau bocah yang tak tahu mampus!" bentaknya dengan suara yang bengis. "Kalau memang

47
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

aku tidak mengingat dan melihat bahwa kepandaianmu agak lumayan, sehingga aku agak
sayang untuk membunuhmu, hmm, sudah sejak tadi kau kubinasakan !!"

Dan setelah berkata begitu, Thian Lian Kie menatap kearah Wang Sian, Foen Lan dan Ie
Siang dulu, kemudian baru dia mendelik kepada Cin Yan lagi.

Katanya lagi, “Maka dari itu hari ini kalian kuampuni, biarpun biasanya belum pernah aku
berlaku murah hati seperti hari ini !!! Nah... kalau memang lain kali kalian berani berlaku
kurang ajar, tentu aku akan mengirim kalian pada Giam-lo-ong !!”

Setelah berkata begitu, si-iblis telah tertawa lagi dengan suara yang menyeramkan,
kemudian dengan cepat dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat dengan cepat,
dan dia berlari-lari kearah dalam hutan.

Cin Yan, Wang Sian, Foen Lan dan Ie Siang yang melihat kepergian si-iblis yang ganas itu
jadi bisa menarik napas lega.

Mereka jadi saling tatap sesaat lamanya, kemudian tampak Wang Sian menghela napas.

“Bahaya telah berlalu !" menggumam orang tua ini. "Iblis she Thian itu terkenal akan
kekejamannya, juga dia selalu tidak akan mau sudah kalau dia belum membunuh lawannya!
Maka dari itu, heranlah pada hari ini dia bisa berlaku begitu lunak kepada kita. Hmmmm.....
mungkin juga dia agak jeri kepada...kepada…..”

Berkata sampai disini, Wang Sian berhenti berkata, karena dia segera memandangi Cin
Yan dengan muka yang berobah menjadi marah, tadi sebetulnya dia ingin mengatakan:
“kepada si bocah ini" tetapi untung saja dia segera teringat bahwa pemuda pelajar ini
mempunyai kepandaian yang tinggi dan tidak pantas kalau memang dia memanggil atau
menyebutnya dengan sebutan si bocah.

Mereka jadi saling memandang sesaat lamanya, tetapi Cin Yan telah tertawa lebih dahulu.

“Memang ! Memang ! Hak-seng kira persoalan telah berlalu ! Nah...sekarang lebih baik kita
menjadi sahabat-sahabat yang baik!"

Dan setelah berkata begitu, Cin Yan menghampiri kearah Wang Sian.

Dia menyoja kepada orang tua ini.

“Terimalah pemberian hormat Hak-seng sebagai tanda maaf dari Hak-seng kalau memang
tadi Hak-seng telah melakukan kesalahan kepada Loocianpwee!"

Dia menyoja tiga kali.

Wang Sian menyingkir kesamping tidak mau menerima pemberian hormat dari si anak
muda.

Cin Yan telah membalikkan tubuhnya, dia menghadap kepada Foen Lan.

Baru saja dia mau merangkapkan tangannya untuk memberikan hormatnya kepada gadis
itu, Foen Lan telah memutar tubuhnya dan berlari kearah rumahnya.

Hal ini membuat Cin Yan jadi tidak enak hati.

Rupanya gadis yang menjadi puterinya Wang Sian itu masih mendendam kepada dirinya.

Dengan menghela napas, akhirnya Cin Yan berjalan kepada Ie Siang.

48
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Mari kuantarkan kau pulang, Kouwnio !" kata Cin Yan dengan suara yang sabar. Dia
memanggil Ie Siang dengan sebutan Kouwnio, yang berarti nona.

Ie Siang mengangguk dengan sikapnya yang kemalu-maluan.

Dengan berendeng mereka berjalan meninggalkan tempat tersebut.

“Tahan dulu !" tiba-tiba Wang Sian membentak dengan suara yang keras. Tetapi suara
bentakan Wang Sian kali ini tidak sebengis sebelumnya.

Cin Yan dan Ie Siang menahan langkah mereka, dengan cepat keduanya telah membalikkan
tubuh mereka.

“Ada apa Loocianpwee ?" tanya Cin Yan dengan sabar.

Wang Sian menatap anak muda itu dengan tajam, tetapi kemudian dia telah menatap Cong
Ie Siang dengan tatapan mata yang berkilat tajam.

“Kalau memang kau sudah sampai dirumah, katakan kepada kedua orang tuamu, didalam
beberapa hari ini aku akan datang berkunjung !!" kata Wang Sian dengan suara yang
perlahan sekali.

Hati Ie Siang jadi berdebar.

Apakah Wang Sian mau berkunjung ke rumahnya untuk mengacau disana?

Tetapi si gadis tidak bisa berpikir lama-lama, karena Wang Sian telah berkata lagi: “Dan
juga katakan kepada ayahmu bahwa sahabat lamanya telah rindu sekali ingin bertemu !"

Setelah berkata begitu, Wang Sian memutar tubuhnya, dia melangkah dingklak, karena
kakinya hanya satu, kemudian puteri dan ayah itu berjalan berendeng menuju ke rumah
mereka.

Cin Yan tertawa kecil waktu dia melihat kearah Wang Sian dan Foen Lan, puterinya dari
orang tua she Lie itu.

“Cong Kouwnio….mari kita pergi !" kata Cin Yan dengan suara yang sabar. Ie Siang jadi
tersadar. Dia menoleh kepada anak muda itu dengan pipi berobah merah.

Tetapi dia memberikan senyumnya dengan sikap kemalu-maluan.

Gadis ini juga telah mengangguk, dan sambil mengangguk begitu dia berkata : “Mari kita
berangkat !!!" Merekapun meninggalkan tempat itu. Cin Yan mengantarkan Ie Siang sampai
dirumahnya, dirumah gadis tersebut.

---— 00O00---

SELAMA DIDALAM PERJALANAN, CIN YAN BANYAK BERCERITA.

Anak muda She Lioe ini juga menceritakan bahwa dirinya sebetulnya sedang menuju ke kota
Po-liang-kwan atas perintah gurunya untuk mengurus satu persoalan.

Waktu Ie Siang menanyakan persoalan apa yang sedang diurusnya, Cin Yan tidak lantas
menyahuti, dia tidak terus menerangkan apa maksudnya datang ke kota Po-liang-kwan.
Rupanya ada sesuatu hal yang membuat dia keberatan untuk menerangkan maksud
kedatangannya ke kota Po-liang-kwan.

49
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Ie Siang juga mengerti kesulitan orang, dia tidak mendesak terus.

Mereka berjalan terus dengan perlahan-lahan, sedangkan Ie Siang menuntun kuda


putihnya. Tak lama kemudian mereka sampai dimuka rumah Cong Piauw-tauw.

Ie Siang mempersilahkan Cin Yan masuk kedalam. Waktu Tay An menyambut putrinya, Ie
Siang memperkenalkan Cin Yan kepada sang ayah.

Kemudian Ie Siang menceritakan juga, betapa Cin Yan telah menolong dirinya, dan kalau
memang tak ada Cin Yan, entah apa yang akan terjadi, karena dia bertemu dengan Wang
Sian yang menaruh dendam kepada Tay-An ayahnya itu.

Cong Tay An terkejut mendengar cerita putrinya itu. Dia segera juga menanyakan bentuk
wajah, tinggi tubuh dan sikap dari Wang Sian.

Waktu Ie Siang menceritakan segalanya, Tay An menepuk pahanya.

“Tak salah lagi memang dia !!!" katanya dengan suara yang keras. “Hmm…aku tak
menyangka sedikitpun bahwa dia ternyata ingin membalas dendam!" dan Tay An berdiam
diri dulu sesaat, dia tidak berkata-kata, seperti juga sedang memikirkan sesuatu, kedua
alisnya berkerut.

“Thia…!" kata Ie Siang memanggil ayahnya itu. Tay An menoleh memandang putrinya ini.

“Kata orang itu, dia malah mau datang kemari untuk menemui ayah!" kata Ie Siang. Tay An
tertawa tawar.

“Biarkan dia datang…aku juga memang ingin bertemu dengannya! Kau tidak usah terlalu
memikirkannya, Siang-jie! Nah….kau cepat siapkan sebuah kamar untuk Lioe Kong-cu !!!"

Kemudian disaat Ie Siang sedang masuk ke-dalam, Tay An telah bercakap-cakap dengan Cin
Yan. Dia menanyakan siapakah guru anak muda itu, tetapi Cin Yan keberatan untuk
menerangkannya.

Tay An juga tidak memaksanya.

Cin Yan melihat bahwa orang tua yang memimpin Piauwkiok she Cong tersebut mempunyai
perawakan yang kokoh dan kuat sekali.

Dengan sendirinya, Cin Yan kagum sekali kepada Cong Piauw-tauw, sebab Piauwsu ini
biarpun sudah berusia lanjut, toh semangat dan kondisi tubuhnya sangat kekar dan
bersemangat sekali.

Sedang Cong Tay An dan Cin Yan bercakap-cakap, tiba-tiba dari luar masuk seorang
pelayan.

Dia memberitahukan bahwa diluar ada seorang nenek yang mau bertemu dengan Tay An.

Tay An mengerutkan alisnya.

Dia heran dan tidak mengetahui siapakah sinenek yang mau bertemu dengan dirinya.

Tetapi dengan cepat Tay An keluar untuk menyambut nenek itu, diikuti oleh Cin Yan.

Ketika sampai diluar, tampak seorang nenek berusia diantara enam puluh tahun, dengan
wajah yang telah keriput itu, tengah berdiri memandang kearah dalam.

50
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Begitu melihat si nenek, Tay An jadi ketawa. Tampaknya dia girang sekali.

“Akh Sucie...mengapa kau tidak memberitahukan terlebih dahulu kedatanganmu ini?" kata
Tay An.

Dia memanggil si nenek dengan panggilan Sucie yang berarti kakak perempuan
seperguruan.

Si nenek tertawa.

“Aku kebetulan lewat di Siang-kie-kwan dan mau menjenguk kau sebentar! Bagaimana
Sutee, keluargamu sehat-sehat saja?"

Tay An mengangguk dengan cepat. “Terima kasih Sucie...hayo masuk! Hayo masuk!” kata
Tay San dengan cepat. Tiba-tiba dia menoleh kesamping si nenek, dia memandang seorang
anak muda berusia diantara lima atau enam belas tahun yang sejak tadi berdiam diri, berdiri
disamping si nenek.

Nenek itu juga rupanya baru tersadar.

“A Hee, ayo cepat kau memberi hormat kepada Supekmu !!" kata si nenek.

Si anak muda, yang dipanggil sebagai A Hee, cepat-cepat maju dan berlutut didepan Tay
An. Dia memberikan penghormatan dengan menganggukkan kepalanya tiga kali.

Tay An cepat-cepat membanguni anak muda itu.

A Hee kemudian menjura memberi hormat kepada Cin Yan, kemudian baru dia berdiri
disamping si nenek lagi. Tay An tertawa menatap kearah si nenek.

“Siapakah Hee-jie ini?" tanya Tay An, dia menyebut anak muda itu dengan sebutan Hee-jie,
anak Hee, karena dia mendengar si nenek memanggil anak muda itu dengan sebutan A
Hee.

Si nenek tersenyum.

“A Hee adalah murid tunggalku !!" menerangkan si nenek. “Dia merupakan seorang murid
yang cerdas sekali, maka dari itu kedatanganku kemari juga untuk berdiam beberapa hari
disini agar kau mau juga menurunkan beberapa jurus ilmu silat simpananmu itu kepada
Hee-jie !!"

Tay An tertawa.

“Bisa saja kau Sucie !" kata Tay An dengan cepat.

“Kepandaian mana bisa nempil dengan Soat-san Thian-lie ?"

Dengan berkata begitu Tay An sama juga dengan merendah diri.

Dia juga menyebut si nenek dengan sebutan Soat-san Thian-lie, yang berarti bidadari dari
gunung es, itulah gelaran si nenek.

Si nenek memang bergelar Soat-san Thian-lie Ho Sam Nio.

Ho Sam Nio adalah enci perguruan dari Tay An. Kepandaian nenek tersebut sangat tinggi,
sejak turun gunung dia selalu mengejar-ngejar penjahat yang berkelakuan jahat untuk
mengobrak-abrikan, sehingga dia ditakuti oleh para penjahat didalam dunia persilatan.

51
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Jarang sekali Ho Sam Nio bertemu dengan adik seperguruannya ini, yaitu Cong Tay An.
Maka dari itu, pertemuan kali ini benar-benar diluar dugaan Tay An.

Luar biasa sekali pertemuan ini, karena si nenek Ho Sam Nio tidak setahun sekali mau
menginjakkan kakinua untuk mengunjungi adik seperguruannya tersebut, hal ini disebabkan
dia selalu repot berkelana didalam dunia persilatan.

Tay An jadi repot mempersilahkan sang Sucie untuk masuk kedalam.

Ho Sam Nio telah melangkah masuk dengan langkah yang tenang. A Hee mengikuti
dibelakang.

Anak muda ini tampaknya sangat pendiam sekali, dia mengikuti si nenek yang menjadi
gurunya itu dengan berdiam diri dengan kepala tertunduk. Cin Yan juga mengikuti yang
lainnya masuk kedalam.

Tay An mengajak sang sucie ke ruang tengah dan memerintahkan beberapa orang pelayan
rumah tangganya untuk mempersilahkan sebuah meja berikut makanannya.

Dengan cepat makanan telah datang, dan sambil bercakap-cakap, Tay An beserta yang
lainnya telah makan minum. Dia menjamu sang sucie, encie perguruannya itu, dengan
penuh kegembiraan.

Ho Sam Nio juga menanyakan kepada Tay An mengenai diri Cin Yan yang diduga adalah
murid dari sang sutee ini.

Tay An menerangkan apa yang diketahui tadi melalui puterinya. Kemudian dia
memerintahkan kepada orang-orangnya untuk memanggil Ie Siang.

Waktu puterinya itu datang, dia menyuruh Ie Siang untuk memberi penghormatan kepada si
nenek, yang menjadi bibi gurunya.

“Apakah kedatangan Sucie ke kota Siang-kie-kwan ini mempunyai urusan?" tanya Tay An
kepada Ho Sam Nio.

Ho Sam Nio tidak lantas menyahuti.

Dia memandang Cin Yan, rupanya dia ragu-ragu, karena dia mengetahui sekarang bahwa
anak muda she Lioe yang berpakaian seperti pelajar itu bukanlah murid dari Tay An.

Cin Yan juga mengerti tatapan mata si-nenek.

Dia cepat-cepat berdiri dan mengatakan bahwa dia mau kebelakang dulu sebentar.

Tay An menahannya sebentar, tetapi kemudian dia mengantarkan tamunya ini sampai di
ruang belakang.

Setelah itu barulah dia kembali ke ruangan tengah untuk mendengarkan apa yang akan
dikatakan oleh Sucienya itu.

Cin Yan sendiri telah masuk kedalam kamarnya. Dia merebahkan dirinya untuk beristirahat.

oooOooo

BEGITU TAY AN KEMBALI KE-RUANGAN TENGAH, maka dia telah duduk kembali di
tempatnya.

52
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Ada persoalan apakah yang sedang Sucie hadapi?" tanya Tay An dengan cepat.
“Katakanlah Sucie, kalau memang aku bisa membantu untuk menyelesaikan persoalan yang
sedang Sucie hadapi itu, tentu akan membantu sekuat tenaga!"

Si nenek tidak lantas menyahuti, dia menghela napas!

“Ya......persoalan yang kuhadapi ini bukanlah persoalan yang terlalu berat, tetapi kalau
dikatakan tidak penting, persoalan ini bisa menyebabkan mati hidupnya seorang kawanku!
Maka mau tak mau aku harus memikirkan dan turun tangan mencampuri persoalan
tersebut."

Dan setelah berkata begitu, si nenek menghela napas lagi.

Tay An juga berdiam diri, dia mau mendengarkan terus apa yang akan diceritakan oleh si
nenek.

Ie Siang juga tidak banyak bertanya, A Hee hanya menundukkan kepalanya, dia bersantap
perlahan-lahan, seperti juga tidak sedang mendengarkan sesuatu yang penting.

Si nenek Ho Sam Nio telah menghela napas lagi dengan sikap yang kesal.

“Sutee.... sebetulnya aku tidak mau merepotkan dirimu, namun persoalan ini mau tak mau
sangat penting, maka aku mau meminta sedikit bantuanmu untuk ikut menyelesaikan
persoalan tersebut."

“Katakanlah !" kata Tay An cepat. “Jangan sungkan-sungkan Sucie, dimana aku bisa
membantu, tentu Suteemu yang bodoh ini akan membantu sepenuh tenaga."

Si nenek tersenyum sedikit.

“Bagus! Dengan adanya kau yang mau turun tangan untuk membereskan persoalan ini,
berarti semua bencana yang akan menimpa diri kawanku itu akan berlalu !" kata si nenek
dengan suara yang perlahan.

Dia juga melirik kepada A Hee yang kala itu masih makan perlahan-lahan.

“Persoalan ini bersangkut-paut dengan ibu dari A Hee!" kata si nenek lagi kemudian. “Dan
soal ini sebetulnya agak rumit sekali, soal rumah tangga, sehingga semustinya kita orang
luar tidak bisa ikut mencampurinya. Namun karena ibu dari A Hee ini adalah kawan karibku,
mau tak mau aku harus mencampurinya !"

Dan setelah berkata begitu, si nenek Ho Sam Nio menghela napas lagi.

Tay An jadi tertarik. Dia ingin sekali mengetahui apa yang telah terjadi. Begitu juga Ie
Siang.

Tanpa mereka sadari, ayah dan puteri tersebut, jadi memandang kearah A Hee, si-anak
muda yang menjadi murid si-nenek Ho Sam Nio, yang kala itu sedang menundukkan
kepalanya terus.

Si nenek telah berkata lagi.

“Setahun yang lalu aku telah datang berkunjung ke rumah A Hee dikaki gunung Siong San,
dimana mereka, ayah, ibu dan anak bertiga menetap disitu. Tetapi dengan tidak terduga,
kedatanganku pada setahun yang lalu itu telah membawa suatu akibat yang benar-
membuatku jadi tidak enak hati kepada keluarga A Hee ini...."

53
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Bercerita sampai disitu, Ho Sam Nio berhenti sebentar, dia menoleh kepada muridnya, A
Hee, kemudian dia menghela napas sambil meneruskan ceritanya. Tay An dan Ie Siang
mendengarkan terus.

Ternyata cerita si nenek ini luar biasa sekali, dan akan menyebabkan suatu pergolakan
didalam dunia persilatan, awal dari badai yang akan melanda dunia persilatan…!

Mari kita ikuti!

*******

HO SAM NIO memang benar pada setahun yang lalu telah liwat digunung Siong San.

Dia teringat bahwa dia mempunjai seorang sahabat jang menetap dikaki gunung Siong San
tersebut.

Maka dari itu, Ho Sam Nio Soat-san Thian Lie bermaksud singgah dan menjenguk kawannya
yang sudah lama tak pernah bertemu lagi sejak 10 tahun yang lalu.

Ketika si nenek Ho Sam Nio sampai di-rumah sahabatnya itu, maka dia disambut dengan
gembira oleh sahabatnya itu, yang bernama Woe An So dan suaminya yang bernama Hioe
Cin Siang.

Mereka telah mempunyai seorang putra yang diberi nama A Hee, yang pada saat itu berusia
lima belas tahun.

Putra dari sahabatnya Ho Sam Nio ini sangat pendiam, dia juga merupakan seorang anak
muda yang tidak mau tahu persoalan disekelilingnya.

Sahabat dari Ho Sam Nio adalah seorang jago silat yang mempunyai kepandaian cukup
tinggi, begitu juga suaminya, maka dengan sendirinya A Hee mesti dapat mewarisi
kepandaian kedua orang tuanya itu. Tetapi nyatanya A Hee selalu tidak mau mempelajari
ilmu silat itu... dia selalu menolak desakan ayah ibunya untuk belajar ilmu silat. Entah
kenapa, anak muda ini tidak senang mempelajari ilmu silat.

Ketika Ho Sam Nio datang kerumah mereka, maka Woe An Soe dan Hioe Cin Siang
menceritakan tentang perangai putra mereka itu.

Ho Sam Nio juga sangat heran sekali. Tetapi dia tidak mengatakan suatu apapun. Hanya,
secara diam-diam dia telah berusaha untuk membujuk A Hee untuk belajar ilmu silat.

Entah karena sikap si nenek Ho Sam Nio yang lemah lembut dan penuh kasih sayang, maka
akhirnya anak muda itu mau juga belajar ilmu silat dibawah gemblengan si nenek.

Disebabkan itulah maka akhirnya si nenek telah berdiam disitu untuk mendidik Hioe Soen
Hee, A Hee, dengan ilmu silat yang tinggi.

Didalam waktu yang sangat singkat, A Hee telah menguasai banyak ilmu silat yang
diwariskan oleh si nenek.

Ternyata biarpun A Hee seorang anak muda yang pendiam dan alim, toch dia bukannya
seorang anak muda yang bodoh. Dia sangat cerdas sekali.

Hanya didalam waktu empat bulan saja, dia telah banyak menguasai ilmu silat yang
diturunkan oleh si nenek.

54
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dengan sendirinya, A Hee jadi mempunyai kepandaian ilmu silat, biarpun tidak begitu hebat,
namun sudah lumayan.

Pada suatu hari Ho Sam Nio dipanggil oleh Woe An Soe, sahabatnya itu.

Wanita she Woe ini menjelaskan bahwa mereka akan memenuhi tantangan mereka untuk
menemui seorang iblis. Woe An Soe akan pergi bersama suaminya, yaitu Hioe Cin Siang,
untuk menempur iblis itu.

Suami isteri ini berkata kalau memang nanti mereka didalam lima hari tidak kembali, berarti
mereka telah menemui kebinasaannya. Dan waktu yang ditetapkan untuk sampai detik
terakhir dihari kelimanya itu ialah kentongan kedua diwaktu malam.

Juga Woe An Soe meninggalkan pesannya, kalau memang mereka menemui kecelakaan,
maka mereka minta agar si nenek Ho Sam Nio mengawasi dan memelihara putera mereka
itu, yaitu Hioe Soen Hee.

Ho Sam Nio mendesak menanyakan iblis apa yang akan dihadapi oleh suami isteri itu, tetapi
Woe An Soe dan Hioe Cin Siang tidak mau menerangkan.

Terpaksa akhirnya Ho Sam Nio tidak mendesak terus. Hanya sebelum pergi, Ho Sam Nio
mendengar Hioe Cin Siang berkata :

“Tak guna dendam mendendam, dan sakit hati diperpanjang terus… maka dari itu, ada
baiknya kalau memang si A Hee tidak mengetahui siapa yang akan menjadi lawan kami itu!"

Setelah berkata begitu, suami isteri itu telah berangkat pergi.

Ho Sam Nio tinggal disitu beberapa hari menantikan kembalinya suami isteri itu.

Tetapi sampai dihari yang kelima, tetap saja Woe An Soe dan Hioe Cin Siang tidak kembali.

Tetapi Ho Sam Nio masih menantikan terus, karena dia memang berpikir bahwa suami isteri
itu menjanjikan waktunya sampai pada kentongan yang kedua. Tetapi, disaat kentongan
yang kedua telah terdengar, tetap saja tidak tampak suami isteri itu kembali.

Hal ini menggelisahkan Ho Sam Nio. Dia juga melihat A Hee sangat gelisah sekali.

Biarpun anak muda tanggung itu tidak mengatakan sesuatu, toch tampak dia sangat gelisah
sekali.

Sampai menjelang fajar, tetap saja Hioe Cin Siang suami isteri tidak kembali.

Habislah harapan Ho Sam Nio dan A Hee. Segera juga mereka menduga Hioe Cin Siang
suami isteri tentu telah terbinasakan oleh si-iblis.

A Hee juga jadi menangis. Ho Sam Nio membiarkan anak muda yang secara tak resmi itu
telah menjadi muridnya, menangis sepuas hati.

Karena dia juga sedang dalam kesedihan, kalau memang dia membujuk A Hee, tentu tangis
anak muda itu tidak akan terhentikan, karena anak muda itu sedang dalam keadaan yang
menyedihkan sekali.

Maka dari itu, dengan sendirinya kedua manusia ini, si nenek she Ho dan A Hee, tenggelam
dalam tangis mereka.

Mereka juga tidak mengetahui kemana, mereka harus mencari mayat dari Cin Siang suami

55
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

isteri, sebab mereka tidak mengetahui, ayah ibu dari A Hee itu pergi kemana!

Akhirnya mereka menantikan lagi beberapa hari. Tetap saja mereka tidak melihat Cin Siang
dan An Soe kembali.

Tetapi setelah merantau beberapa saat, setelah selama dua atau tiga bulan, tetap saja
mereka tidak dapat mendengar beritanya Cin Siang suami-isteri.

Tetapi Ho Sam Nio memang seorang nenek yang keras hati, dia tidak mau berhenti
menyelidiki sebelum berhasil.

Dia mengajak A Hee untuk berkelana terus. Dan akhirnya ketika dia sampai di kota Siang-
Kie-kwan, dia teringat kepada Su-teenya, maka dia bermaksud akan meminta bantuan
Suteenya itu.

Maka, akhirnya dia mengajak A Hee untuk singgah dirumah Cong Tay An guna meminta
bantuan Suteenya ini ikut menyelidiki perihal diri Hioe Cin Siang dan Woe An Soe berdua !

••

Maka Ho Sam Nio akhirnya mengambil keputusan, bahwa biar bagaimana dia harus pergi
mencari tahu menyelidiki perihal suami isteri itu dan manusia macam apa yang disebut iblis
oleh Cin Siang dan An Soe.

Dari itu, Ho Sam Nio mengajak A Hee untuk berkelana.

SETELAH menceritakan pengalamannya itu, maka si nenek Ho Sam Nio menghela napas.

“Begitulah Sutee.....aku bermaksud untuk meminta bantuanmu guna bantu menyelidiki


kawanku itu, Hioe Cin Siang dan Woe An Soe, yang menjadi ayah dan ibu dari A Hee.....”

Tay An menghela napas juga.

"Kasihan benar nasib dari suami isteri itu!” kata Tay An kemudian.

“Baiklah Sucie.... aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk menyelidiki dan mencari tahu
dimana kedua suami isteri dari orang tuanya A Hee ini. Untuk sementara waktu, kalian lebih
baik menetap disini, biarkan aku yang akan menyebar orang-orangku untuk pergi
menyelidiki !!"

Ho Sam Nio mengangguk.

“Baiklah !" menyahuti si nenek.

Sedangkan A Hee telah cepat-cepat berdiri, dia telah menjura kepada Tay An.

“Terima kasih atas kesediaan dari Cong Supek yang mau membantu Hiantit !" kata A Hee.

Dia membahasakan dirinya dengan sebutan Hiantit, yang berarti keponakan. Cong Tay An
telah menggoyang-goyangkan tangannya dengan cepat.

“Hiantit jangan berkata begitu !" katanya dengan cepat, "Semua ini memang sudah menjadi
tanggung jawab kita semua….tenangkanlah hatimu, mudah-mudahan ayah dan ibumu itu
tidak mengalami sesuatu !"

A Hee kembali mengucapkan terima kasihnya.

56
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Tetapi baru saja A Hee mau duduk kembali di tempatnya, terdengar suara tertawa yang
keras sekali diluar rumah.

Mendengar suara tertawa itu, wajah Ie Siang jadi berobah pucat. Sedangkan yang lainnya
jadi berdiam diri dengan heran.

Ternyata Ie Siang segera juga mengenali bahwa suara tertawa itu berasal dari suara
tertawa Wang Sian.

Maka dari itu dapat dibayangkan betapa terkejutnya hati anak gadisnya dari Cong Tay An.

“Ayah...dia....dialah Lie Wang Sian !!" kata Ie Siang dengan suara agak tergetar.

Tay An juga terkejut pula.

Tetapi dengan cepat dia dapat menguasai goncangan hatinya.

Si nenek Ho Sam Nio jadi heran melihat keadaan ayah dan anak itu.

"Kenapa ?" tanyanya. “Siapa orang yang telah mengeluarkan suara tertawa yang keras
mengkirikan bulu tengkuk itu."

Tay An menghela napas.

“Salah seorang manusia yang menaruh dendam kepada Suteemu ini !!" menyahuti Tay An.

Mendengar perkataan Tay An, Ho Sam Nio mendengus memperdengarkan suara tertawa
dingin.

“Biarkan dia masuk, nanti akan kuobrak-abrik disini !!" katanya.

Tay An tertawa pahit.

Sedangkan suara tertawa diluar telah terhenti dengan cepat.

“Orang she Cong, keluarlah ! Seorang sahabat lamamu ingin bertemu denganmu !!"
terdengar orang diluar itu berteriak dengan suara yang keras.

Cong Tay An berdiam diri sebentar. Tetapi kemudian dia berdiri.

Dia bermaksud akan menuju keluar. Tetapi belum lagi dia berjalan, tampak Cin Yan telah
keluar dari belakang.

“Dia telah datang?!" kata anak muda she Lioe kepada Ie Siang. Ie Siang mengangguk.

“Ya...dia telah datang !!" menyahuti gadis ini dengan suara yang perlahan.

Cin Yan berhenti melangkah dan berdiri disamping diri si gadis.

Orang-orang didalam ruangan ini jadi mengawasi kearah pintu.

Mereka duga orang yang diluar, yang diduga oleh Ie Siang adalah Wang Sian, musuh
ayahnya tentu akan masuk kedalam.

Tetapi ternyata Wang Sian tidak menerobos masuk kedalam ruangan.

Malah terdengar suaranya lagi. “Hei orang she Cong...apakah begini caranya menyambut
kedatangan kawan lama yang sudah tidak berjumpa?” terdengar orang berteriak lagi.

57
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Itulah memang suara Wang Sian. Dan biarpun sudah berpisah belasan tahun, toch tetap
saja Cong Tay An masih bisa mengenali Wang Sian.

Cong Tay An menghela napas. Dia melangkah keluar. Dibelakangnya mengikuti si nenek Ho
Sam Nio.

Begitu juga yang lainnya telah mengikuti orang tua she Cong tersebut menuju keluar dari
ruangan itu. A Hee jalan didekat si nenek Ho Sam Nio.

Rombongan orang ini melangkah keluar. Waktu sampai dimuka pintu, mereka melihat Wang
Sian dan puterinya, Foen Lan, sedang menanti mereka dengan sikapnya yang menantang.

Begitu melihat Tay An keluar, Wang Sian ketawa tawar.

“Hmmm..... akhirnya kau mau juga menemui diriku!" kata Wang Sian dengan suara yang
dingin. "Bagus! Rupanya kau masih mau memberi muka kepadaku !!"

Dan setelah berkata begitu, Wang Sian maju beberapa langkah menghampiri Tay An.

Tay An dan yang lainnya menahan langkah mereka.

“Rupanya Lie Toako yang datang !!” kata Tay An sambil berusaha tersenyum, dia juga telah
melihat orang jalan dengan kaki tunggalnya, dan dibantu oleh sebatang tongkat. "Mari
masuk! Mari silakan masuk !”

Wang Sian tertawa tawar.

“Aku datang kemari bukan untuk bertamu, tetapi untuk menyelesaikan hutang piutang kita
yang lama !” kata si kakek tua berkaki tunggal she Lie ini. "Nah...mari kita selesaikan hutang
piutang kita, terserah kepadamu mau main keroyok atau juga mau main satu lawan satu?!"

Ditegur begitu, wajah Tay An jadi berobah merah padam, rupanya dia mendongkol
disamping bergusar.

“Lie Toako !!" kata Wang Sian sambil berusaha untuk membendung golakan hatinya.
“Mengapa kau berkata begitu? Bukankah yang sudah kita anggap sudah habis saja?
Mengapa kita harus bentrok dan membuat suatu urusan baru lagi ?"

Wang Sian ketawa dingin. "Sunguh enak sekali kau bicara, orang she Cong!" kata Wang
Sian dengan mendongkol.

“Apakah sakit hatiku disebabkan penghinaan dan penyiksaanmu pada tahun-tahun yang lalu
harus dihabiskan begitu saja? Hmm….jangan harap aku mau sudah begitu saja !” Dan
membarengi dengan perkataannya itu, Wang Sian melirik kepada Foen Lan puterinya.

“Cepat kau siapkan!!" kata Wang Sian dengan suara yang nyaring.

Tay An dan yang lain-lainnya jadi heran. Mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh
kedua orang ayah dan anak ini terhadap diri mereka.

Foen Lan mengiyakan. Dia tampak merogoh sakunya.

Dari dalam sakunya dia mengeluarkan sebatang pedang kecil. Dibawah cahaya matahari,
maka pedang kecil itu berkeredep, terang sekali.

Foen Lan menyerahkan kedua pedang pendek itu kepada Wang Sian. Ayahnya menerima
pedang itu. Kemudian dengan mata mendelik dia mengawasi kearah Tay An.

58
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Dengan pedang ini dulu kau telah melukai diriku !!" kata Wang Sian dengan suara yang
dingin, “Hmm….kau telah memutuskan kakiku dengan pedang ini, maka dengan pedang ini
juga aku akan merenggut nyawamu!"

Dan setelah berkata begitu, dengan berani sekali, Wang Sian telah mengenjotkan tubuhnya.
Seketika itu juga tubuhnya melesat.

Dan dikala tubuhnya melambung menerjang kepada Tay An, kedua tangannya telah
bergerak.

Tadinya orang-orang menduga bahwa Wang Sian akan menyerang Tay An dengan
menggunakan kedua pedang itu. Tetapi tak tahunya dia telah menyambitkan pedang-
pedang kecil itu kearah Tay An. Kedua batang pedang itu melesat dengan cepat kearah Tay
An.

Pedang kecil tersebut jadi menyerupai seperti juga senjata rahasia.

Dikala pedang-pedang kecil itu sedang menyambar Tay An, maka Wang Sian telah meluncur
turun kembali.

Tay An juga melihat kedua pedang itu menyambar kearah dirinya dengan cepat.

Dia agak terkejut tadi waktu dia melihat kedua pedang itu, karena dia memang mengenali
bahwa kedua batang pedang kecil itu memang pedangnya.

Maka disaat dia sedang berpikir begitu, pedang kecil yang ditimpukkan oleh Wang Sian telah
menyambar dengan kecepatan yang luar biasa.

Hal ini membuat Tay An tidak bisa berpikir lama-lama. Mau tak mau dia harus mengelakkan
samberan pedang kecil yang menyambar dari dua jurusan.

Dengan cepat Tay An telah mengibaskan lengan jubahnya. Orang she Cong ini memang
bermaksud akan menggulung kedua pedang kecil itu dengan menggunakan gulungan
lengan bajunya. Kedua pedang kecil itu memang dapat digulung oleh lengan jubahnya.

Tetapi begitu kedua pedang kecil itu tergulung, segera juga terjadi suatu peristiwa yang
hebat.

Tahu-tahu pisau-pisau kecil yang berada didalam gulungan lengan jubah Tay An meledak
dengan keras.

Hal ini mengejutkan semua orang.

Begitu juga Tay An, dia sampai mengeluarkan suara teriakan tertahan. Untung saja dia
dapat bergerak cepat.

Dia bisa melemparkan mengibaskan lengan jubahnya, sehingga puing-puing pecahan dari
pisau yang berada didalam gulungan lengan jubahnya itu dapat terlempar jauh.

Coba kalau tidak, tentu tangan Tay An akan putus terkena pecahan pisau-pisau kecil itu.

Ternyata Wang Sian telah menaruh alat bahan peledak dibatang kedua pisau kecil itu.....

oooOooo

DIKALA wajah semua orang yang ada disitu masih pucat, maka Wang Sian telah tertawa
gelak-gelak.

59
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Rupanya dia gembira melihat hasil serangannya yang luar biasa itu.

Walaupun dia menemui kegagalan untuk membinasakan Tay An, toch dia telah cukup
gembira.

Dengan cepat dia telah menggerakkan tongkat untuk membantu dia berjalan. Dia
menghampiri Tay An lebih dekat.

Ho Sam Nio tersadar dengan cepat. Dia menduga bahwa Wang Sian kali ini-pun bermaksud
jelek kepada Tay An.

Maka dari itu, cepat-cepat si nenek Ho Sam Nio menghadang Wang Sian.

Tetapi Wang Sian tidak meneruskan langkahnya.

Dia telah berdiam diri. Dengan mata yang berkilat tajam,dia menatap si nenek Ho Sam Nio.

“Kau juga ingin membantu orang she Cong itu, heh?" tegur Wang sian dengan suara yang
bengis.

Ho Sam Nio ketawa dingin.

“Hmmm...Cong Tay An adalah Suteeku, maka apa saja yang dihadapinya, akan menjadi
persoalanku juga!" dan setelah berkata begitu, Ho Sam Nio berulang kali tertawa mengejek
dengan wajah yang tidak memperlihatkan suatu perasaan apapun.

Wang Sian mencilak matanya. Dia juga mendengus.

Dengan cepat Wang Sian telah menoleh kepada puterinya, Foen Lan.

“Lihatlah!" kata Wang Sian dengan suara yang nyaring.

“Mereka ini ingin mengepung kita! Tetapi aku puas kalau memang aku terbinasa ditangan
manusia-manusia rendah seperti mereka ini!"

Dan setelah berkata begitu, Wang Sian tertawa gelak-gelak.

Saat itu Tay An telah berdiri tetap. Dia bergusar benar tadi orang menyerang dia dengan
menggunakan alat peledak digagang pisau.

Dengan sendirinya dia juga kaget, karena dilihatnya ujung lengan jubahnya telah hancur!

Tetapi goncangan hatinya itu telah dapat reda dan dikuasainya kembali.

Biar bagaimana dia seorang jago yang mempunyai kepandaian sangat tinggi, dengan
sendirinya dan seharusnya dia juga tidak perlu jeri menghadapi Wang Sian.

Pada saat itu Cin Yan telah ingin maju untuk bicara dengan Wang Sian, namun belum lagi
anak muda she Lioe ini melangkah maju, tampak debu mengepul di-kejauhan dengan
disertai oleh suara derapnya kaki kuda yang ramai sekali.

Semua orang jadi menoleh memandang kearah jurusan datangnya suara derap kaki kuda
itu.

Tampak belasan orang penunggang kuda sedang menuju ke tempat mereka.

Waktu penunggang-penunggang kuda itu telah datang dekat, ternyata mereka semuanya itu

60
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

adalah tentara negeri.

Di seekor kuda yang berlari paling depan, duduk bercokol pemimpin dari tentara negeri itu,
seorang bertubuh tinggi besar, dan mempunyai muka yang tampan dan cabang bewok yang
ketika melihat Wang Sian dan yang lain-lainnya, pemimpin rombongan tentara negeri itu
telah mengangkat tangannya tinggi-tinggi, juga dia berteriak dengan suara yang keras
sekali: “Berhenti !" menggema suaranya.

Dengan cepat rombongan tentara negeri itu berhenti.

Kepala rombongan tentara negeri itu telah melompat turun dari kudanya. Dia menghampiri
Wang Sian.

“Hei kakek buntung !!" dia memanggil dengan kasar, dan juga karena dia melihat kaki Wang
Sian hanya satu, maka dia telah memanggilnya dengan sebutan kakek buntung.

“Apakah kalian melihat seorang anak muda berpakaian sebagai pelajar lewat disini?"

Sambil bertanya begitu, kepala rombongan dari tentara negeri itu telah menyapu semua
orang yang ada disitu dengan tatapan mata yang tajam.

Dia memandang kearah orang-orang yang ada disitu dengan sorot mata mengandung
kecurigaan.

Saat ketika tatapannya itu sampai pada diri Cin Yan, dia jadi mengeluarkan seruan tertahan.
Padahal pada saat itu Cin Yan memang sengaja menundukkan kepalanya agar tidak terlihat
oleh Ciang-kun, panglima itu.

“Itu dia !!" teriak Ciang-kun, panglima tersebut, suaranya keras sekali.

Panglima dari tentara negeri tersebut juga bukan hanya berteriak, dia telah melompat
kearah Cin Yan akan membekuk anak muda she Lioe itu.

Wang Sian sedang mendongkol karena dirinya dipanggil sebagai kakek buntung, maka
disaat tubuh orang melesat disamping tubuhnya, dengan tak terduga kakek ini telah
mengayunkan tongkatnya, maka terdengar suara 'bukk' yang keras sekali, punggung
panglima tentara negeri itu kena dihajarnya, tetapi dia tidak kenapa-napa, panglima tentara
negeri itu masih terus juga meluncur kearah Cin Yan dengan mengulurkan kedua tangannya
akan mencengkeram pundak anak muda she Lioe itu.

Cin Yan memang sedang memperhatikan kepala tentara negeri itu, apakah dia mengenali
dirinya atau tidak.

Memang dirinya yang sedang dicari, dia yang sedang dikejar-kejar oleh tentara negeri itu.

Maka disaat dia melihat orang menerjang padanya, dengan kedua tangan terulurkan akan
mencengkeram pundaknya, dengan cepat Cin Yan menangkisnya.

Panglima tentara negeri yang mempunyai tubuh kekar dan besar itu tidak menarik pulang
serangannya, sehingga tangan mereka jadi saling bentur dengan keras.

Tubuh Cin Yan agak tergetar, sedangkan tubuh panglima tentara negeri itu tidak mengalami
suatu perobahan apa-apa, begitu tangannya atau serangannya kena ditangkis oleh Cin Yan,
maka dia telah membarengi dengan serangan lagi, dia beruntun telah melancarkan tiga
serangan lainnya!

61
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Hal ini membuat Cin Yan jadi kewalahan.

Kepala tentara negeri ini memang mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali, dia
tadinya adalah orang Bulim, rimba persilatan, tetapi karena dia mempunyai satu soal,
biarpun sebetulnya dia tidak ingin mengabdikan dirinya kepada ketentaraan, toch akhirnya
dia menerjunkan diri menjadi tentara negeri.

Disebabkan kepandaiannya yang tinggi luar biasa, akhirnya dia naik pangkat dengan cepat,
sehingga dia menjadi kepala dari sekelompok tentara negeri yang menjadi anak buahnya.
Maka dari itu, tadi biarpun dia kena diserang punggungnya oleh tongkat Wang Sian, toch
tetap saja dia tidak mengalami apa-apa, karena tubuhnya memang keras dan dia memang
mempunyai kepandaian yang tinggi.

Sekarang melihat Cin Yan dapat menangkis serangannya lagi, dia mengeluarkan seruan
gusar. Dengan cepat dia telah mengibaskan tangannya dan telah melompat minggir.

“Kurung!" teriak kepala tentara negeri ini, yang bernama Soe Bong In.

Tentara negeri yang menjadi anak buahnya dengan cepat telah mengurung jago-jago yang
ada disitu.

Mereka berjumlah hampir empat puluh atau lima puluh orang, maka dengan cepat dapat
mengurung jago-jago silat itu di-tengah-tengah.

Mereka juga bukan hanya mengurung, menyiapkan busur, sekali tarik, maka anak panah itu
semuanya akan berhamburan kearah jago-jago yang terkurung itu.

Kemudian Soe Bong In telah menoleh kepada salah seorang anak buahnya yang masih
duduk diatas kudanya, karena anak buah Soe Bong In yang satu ini sedang mendekapi
seorang wanita yang rupanya menjadi tawanannya.

“Turunkan dia !!" bentak Soe Bong In dengan suara yang kasar. Tentara negeri itu
menyahuti. Dengan kasar dia telah melempar wanita yang menjadi tawanannya.

Tangan wanita itu telah diikat oleh tali yang dilibatkan pada tubuhnya.

Begitu wanita tersebut dibanting ketanah, maka orang semuanya bisa melihat bahwa wanita
itu adalah seorang gadis yang cantik sekali, mungkin usianya baru diantara v0 tahun.

Biarpun gadis itu berada didalam keadaan terikat dan telah menjadi tawanan tentara negeri
tersebut, toh dia tidak jeri dan tidak memperlihatkan diwajahnya perasaan takut!

Dengan berani dia mendelik kepada Soe Bong In.

“Orang she Soe!" bentak gadis itu dengan suara yang keras. “Kalau memang aku tidak bisa
membunuh dirimu dan mengambil darahmu untuk mencuci rambutku, maka aku berjanji
tidak akan mau hidup terus dipermukaan dunia ini!"

Soe Bong In tertawa dingin. Dia tidak melayani perkataan gadis itu. Panglima she Soe ini
menoleh kepada Cin Yan.

Dilihatnya anak muda she Lioe itu pucat sekali wajahnya.

Soe Bong In jadi tertawa dingin lagi.

“Hei Lioe Cin Yan!" Bentaknya dengan suara yang keras sekali.

62
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Lihatlah kawanmu ini! Kalau memang kau tidak mau menyerah agar kami menawanmu
dengan mudah, hmmmm, kawanmu ini akan kami penggal kepalanya !!"

Dan setelah berkata begitu, maka Soe Bong In telah menghampiri kearah gadis itu.

Dia juga telah mengacungkan goloknya, yang masih berada didalam sarungnya.

“Katakan cepat! Kau mau menyerah atau tidak?" bentak Soe Bong In dengan suara yang
bengis, dan juga masih mengacung-acungkan goloknya yang belum dicabut dari sarungnya
itu.

Wajah Cin Yan pucat sekali. Dia menatap si gadis dan panglima tentara negeri itu
bergantian.

Sepatah kata tak ada yang keluar dari bibirnya.

“Bagaimana? Apakah kau masih tidak mau menyerah?" bentak Soe Bong In.

Dan… “Sreeetttt!", Soe Bong In telah mencabut goloknya.

Bengis sekali wajah Soe Bong In.

Dia telah menoleh kepada Cin Yan lagi, mengelakkan sinar mata si gadis yang mendelik
padanya dengan pancaran mata yang tajam sekali.

“Orang she Lioe! Lekas kau jawab! Kau menginginkan sahabatmu ini hidup terus atau
kupenggal kepalanya dengan golokku ini?"

Tubuh Cin Yan gemetar, mungkin dia mendongkol dan menahan perasaan murkanya.

Tetapi biarpun Cin Yan berada didalam keadaan gusar, toch dia tidak berdaya. Panglima
tentara negeri itu, Soe Bong In mempunyai kepandaian ilmu silat yang tidak berada
disebelah bawahnya, sehingga sulit baginya untuk memberi pertolongan kepada si gadis
yang menjadi sahabatnya dan telah tertawan oleh Soe Bong In.

“Cepat jawab!" bentak Soe Bong In dengan suara yang bengis.

Cin Yan masih berdiam diri.

Wang Sian, Foen Lan, Cong Tay An, A Hee, Ho Sam Nio, Ie Siang dan Piauwsu-piauwsu
yang menjadi anak buah dari Cong Tay An jadi mengawasi kearah Cin Yan.

Soe Bong In tertawa dingin ketika melihat sikap Cin Yan. Dia memasukkan goloknya
kedalam sarungnya kembali.

Kemudian dia ketawa gelak-gelak.

“Baik, aku mau melihat, apakah kau mau menyerah atau tidak?" katanya bengis.

Kemudian dengan cepat dia telah menggerakkan goloknya itu, dia telah menandelkan pada
dada si gadis.

Semua orang jadi menduga-duga apa yang mau dilakukan oleh Soe Bong In. Tahu-tahu dia
telah menggentaknya, keras sekali gentakannya, sehingga baju bagian dada si gadis jadi
sobek pecah !

Hal itu mengejutkan semua orang, Cin Yan sendiri sampai mengeluarkan seruan kaget.

63
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Begitu juga si gadis, jadi kaget sekali. Tetapi, biarpun si gadis kaget, gusar, murka dan malu
menjadi satu dihatinya, dia tidak berdaya, dirinya dalam keadaan terikat.

Dengan pancaran mata murka, si gadis mendelik pada Soe Bong In.

“Orang she Soe......kau.....kau…." gemetar sekali suara si gadis. Soe Bong In tertawa gelak-
gelak.

“Hahahahahaha.......asal kalian tahu saja bahwa aku Soe Bong In bukan manusia yang bisa
dianggap remeh !!" kata Soe Bong In dengan keras dan nyaring sekali. “Nah orang she Lioe,
cepat kau katakan, kau mau menyerah atau tidak, kalau memang kau tidak mau menyerah,
sahabatmu ini akan kutelanjangi !!"

Wajah si gadis jadi pucat. Begitu juga wajah Cin Yan!

Semua orang kaget, mereka tidak menyangka bahwa akhlak dari pemimpin tentara negeri
ini bisa begitu rendah.

Semuanya jadi mengawasi kearah Cin Yan. Kehormatan dan jiwa si gadis berada di-tangan
Cin Yan.

Jago-jago disitu, Wang Sian, Tay An serta yang lain-lainnya jadi tidak mengerti, mengapa
Cin Yan bisa berurusan dengan tentara negeri?!

Suasana saat itu jadi tegang. Semua orang jadi menantikan jawaban dari Cin Yan.

Kalau memang Cin Yan tidak bersedia untuk ditawan oleh Soe Bong In, tentu si-gadis yang
dikatakannya itu menjadi sahabatnya akan mendapat malu.

Sebetulnya, kalau memang jago-jago yang ada disitu mau bekerja sama, mereka tentu da-
pat menghadapi tentara negeri itu untuk menolongi gadis yang tertawan itu.

Tetapi jago-jago itu tidak berani untuk bentrok dengan tentara-tentara negeri itu, karena
buntutnya akan jelek sekali.

Melihat Cin Yan masih ragu-ragu, Soe Bong In jadi habis sabar.

“Sreeeeeettttt !!" Dia telah mencabut goloknya lagi.

Kemudian dengan cepat dia telah mengayunkan goloknya itu untuk menggores baju gadis
yang berada didekatnya yang masih terikat dan tidak berdaya itu.

Golok itu meluncur dengan cepat. Mata si-gadis mendelik, tetapi dia gusar tanpa daya.

Disaat yang begitu menentukan bagi diri si gadis, tiba-tiba terdengar…. “Tahan......"

Keras sekali suara itu. Semua orang menoleh kearah suara itu. Tampak seorang anak muda
tanggung menghampiri kearah Soe Bong In.

Itulah A Hee!

Ho Sam Nio dan yang lain-lainnya jadi kaget bukan main.

Semua orang tidak menyangka bahwa A Hee mempunyai keberanian yang begitu besar. Cin
Yan sendiri juga terkejut.

Saat itu Soe Bong In telah mendelik kepada A Hee, karena dia melihat, betapa bocah yang

64
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

baru berusia diantara enam belas tahun itu telah berani menentang tatapan matanya.

“Siapa kau?" bentak Soe Bong In waktu dia melihat A Hee masih berani maju, walaupun
jarak mereka telah dekat benar.

A Hee berusaha untuk tersenyum.

“Ciang-kun, panglima, adalah seorang yang kuat dan mempunyai kepandaian yang tinggi,
kenapa Ciang-kun menyiksa dan menghina seorang nona seperti Kouw-nio ini?" kata A Hee
dengan suara yang lantang.

Soe Bong In jadi melengak mendengar perkataan A Hee.

Tetapi dia tersadar untuk terus bergusar, karena tidak pernah ada orang yang berani
menegur dirinya dengan cara begitu macam.

“Bocah kurang ajar! Apakah kau tahu sedang berhadapan dengan siapa?" bentak Soe Bong
In dengan suara yang keras sekali.

A Hee tersenyum, sikapnya sangat tenang sekali, biarpun dia melihat wajah Soe Bong In
yang memperlihatkan sikap bengisnya.

“Bebaskanlah nona itu !!" kata A Hee dengan suara yang tenang. “Aku mengetahui sedang
berhadapan dengan orang terhormat seperti Ciang-kun, tetapi sebagai seorang lelaki, aku
rasa Ciang-kun tidak akan mempunyai jiwa yang rendah, ingin menawan dan menghina diri
seorang nona !!"

Muka Soe Bong In jadi merah padam. Dia murka bukan main.

Yang lainnya juga terkejut. Begitu pula Ho Sam Nio, nenek ini sampai mandi keringat dingin.
Bentrok dengan tentara negeri bukanlah persoalan yang ringan.

Baru saja dia mau memanggil A Hee, atau tampak Soe Bong In telah membentak dengan
suara yang keras, goloknya juga berkelebat dengan cepat sekali menyerang A Hee,
serangannya itu dibarengi dengan suara bentaknya yang mengguntur menandakan
kemurkaannya dari orang she Soe ini!

ooOoo

TETAPI A HEE rupanya telah memperhitungkan tindakannya. Maka dari itu, dikala dia
melihat dirinya diserang begitu rupa oleh Soe Bong In, dia bukannya melompat mundur,
malah telah maju memapak. Hebat sekali bocah ini.

Biarpun kepandaiannya tidak tinggi, belum sempurna, toch keberaniannya sangat besar
sekali.

Dia telah memapak Soe Bong In, dan dikala memapak begitu, dia telah mengulurkan kedua
tangannya menyerang perut Soe Bong In.

Orang she Soe itu menyerang dengan jalan melompat tinggi, sehingga dikala A Hee
mengulurkan tangannya menyerang bagian perutnya, dia jadi terkejut sekali.

Cepat-cepat dia menyabetkan goloknya untuk membacok tangan A Hee. Tetapi A Hee
cerdik. Dia menarik pulang tangannya itu.

Dan disaat golok telah lewat, dia telah membarengi lagi menyerang kepada perut orang.

65
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Dukkkkkkkk !" perut Soe Bong In kena dihajar dengan telak. Seketika itu juga tubuh Soe
Bong In ambruk ditanah dengan muka meringis.

Dia juga merasa mual, ingin muntah. Disaat orang sedang ambruk begitu, A Hee telah
menyambar tubuh si gadis.

Dia mau membuka tali ikatan dari si gadis.

Tetapi tentara negeri yang menjadi anak buah dari Soe Bong In telah menjepretkan busur
mereka, anak-anak panah telah melesat dengan cepat sekali kearah A Hee dan si gadis.

Terpaksa A Hee harus mengibaskan tangannya berulang kali untuk menangkis dan
mengelakkan samberan anak-anak panah itu.

Ho Sam Nio sendiri telah menerjang maju untuk membantui A Hee.

Tjian Yan dan yang lain-lainnya juga telah melompat menerjang kearah tentara negeri untuk
membantui A Hee.

Soe Beng In telah melompat bangun untuk menerjang serangan murka kepada A Hee.

Tetapi dia telah dihadang oleh Tay An, yang membuatnya jadi terpaksa harus menghadapi
orang she Cong ini.

Terjadi pertempuran yang agak kacau.

Malah akhirnya didalam pertempuran yang kacau itu, Cin Yan telah menyambar tubuh
wanita itu, gadis yang tertawan dengan kedua tangannya terikat, dia telah mendorong
seorang tentara negeri, dan disaat tubuh tentara negeri itu terjungkal, Cin Yan telah
melompat keatas kuda itu, dia melarikan kuda itu dengan cepat sekali.

Tentara-tentara negeri yang melihat hal itu jadi mengeluarkan suara seruan yang berbisik.
Soe Bong In juga terperanjat.

Dia sampai mengeluarkan seruan murka. “Kejar !!" teriaknya.

Sebagian dari tentara negeri yang menjadi anak buah dari Soe Bong In telah mengejar Cin
Yan.

Yang lainnya, jago-jago lainnya, juga masing-masing telah merebut kuda untuk melarikan
diri, karena mereka melihat dikejauhan telah mendatangi beberapa puluh tentara negeri
lainnya.

Yang kebingungan adalah Cong Piauwtauw, dia memerintahkan Ie Siang dan orang-
orangnya, untuk membawa keluarganya melarikan diri.

Dengan cepat-cepat jago-jago itu telah melarikan diri.

Yang tertinggal hanyalah Ho Sam Nio dan A Hee yang bertempur terus. Ho Sam Nio telah
meneriaki A Hee agar cepat-cepat melarikan diri.

Tetapi tentara negeri itu mengurung A Hee terlalu rapat sekali, sehingga dia tidak bisa
melarikan diri.

Ho Sam Nio sendiri tidak bisa meninggalkan muridnya itu berada didalam keadaan bahaya.

Nenek tua tersebut telah menerjang kepada tentara negeri yang mengurung A Hee, nenek

66
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

ini mengamuk dengan seluruh kepandaian yang dimilikinya.

Sedangkan rombongan tentara negeri yang tampak mendatangi semakin dekat itu telah
ribut mengeluarkan seruan-seruan yang riuh sekali.

Ho Sam Nio jadi gugup juga.

Kalau memang sampai rombongan tentara yang sedang mendatangi kearah mereka itu
keburu tiba, mereka bisa berabe.

Maka dari itu, si-nenek berulang kali dengan gugup meneriaki agar A Hee melarikan diri. A
Hee juga telah berusaha untuk menerobos keluar dari kepungan tentara itu, namun Soe
Bong In sengaja mengepung A Hee rapat-rapat.

Satu kali, saking gugupnya, Ho Sam Nio telah menyambar tubuh A Hee, tahu-tahu dia telah
melemparkan tubuh muridnya itu keatas.

Disaat tubuhnya sedang melambung tinggi, maka A Hee telah menggerakkan kakinya, dia
telah menyepak salah seorang tentara negeri terjungkal dari kuda tunggangannya.

Menggunakan kesempatan itu, A Hee telah jatuh tepat pada kuda tunggangan orang.

Dan dengan sekali mengedut tali les kuda itu, maka sang binatang telah mencongklang
cepat sekali. Melihat usahanya telah berhasil, dengan mengeluarkan seruan bengis, Ho Sam
Nio juga telah memukul seorang tentara negeri lainnya.

Nenek ini juga telah merebut kuda tunggangan orang.

Soe Bong In yang melihat hal ini jadi gusar bukan main. Dia memerintahkan anak buahnya
untuk mengejar. Sedangkan dia sendiri mengejar dengan penuh perasaan penasaran.

Sebetulnya kalau memang dia tadi tidak berlaku lengah dan jumawa, belum tentu
tawanannya itu dapat terloloskan dari tangannya.

Ho Sam Nio melihat bahwa tentara negeri itu telah mengejar diri mereka. Malah rombongan
tentara negeri yang baru datang juga telah ikut mengejar juga.

Si nenek memutar otak dengan cepat, seketika itu juga dia telah mengambil keputusan.

“Kau mengambil arah keselatan, A Hee !!" teriak Ho Sam Nio dengan suara yang nyaring.
“Kita bertemu nanti di kota Po-lie-kwan."

A Hee mendengar itu, dia mengiyakan.

Ho Sam Nio telah mengalihkan arah larinya sang kuda. Dia jadi mengambil arah barat.

Soe Bong In jadi gusar sekali melihat cara si nenek yang mau memecahkan perhatiannya.
Dengan cepat orang she Soe ini telah mengambil keputusan.

Dia mendongkol sekali kepada A Hee, maka dari itu, dia mengambil keputusan untuk
mengejar dan mengerahkan tenaganya untuk si anak muda ini, karena selain itu dia juga
berpikir, kepandaian A Hee belum seberapa tinggi, maka kalau memang dikejar terus lama
atau lambat toch si anak muda pasti akan dapat ditangkapnya. Tidak begitu dan berlainan
sekali kalau terhadap diri si nenek Ho sam Nio yang mempunyai kepandaian sangat tinggi.

Maka dari itu Soe Bong In telah memerintahkan anak buahnya untuk mengejar terus A Hee.

67
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Ho Sam Nio sendiri terkejut waktu melihat tentara-tentara negeri itu tidak ada seorangpun
yang mengejar dirinya. Dia melihat semua tentara-tentara negeri itu mengejar A Hee.

Ho Sam Nio cepat-cepat membelokkan kudanya. Tetapi jarak mereka telah terpisah jauh.
Dia hanya melihat debu yang mengepul tinggi. Selain itu, tidak tampak seorang
manusiapun.

Rupanya A Hee telah melarikan kudanya secepat mungkin, karena tentara-tentara negeri itu
mengejar dengan mengerahkan seluruh kekuatan kuda tunggangan mereka.

Kalau memang sampai dirinya kena dibekuk, tentu dirinya akan disiksa oleh tentara-tentara
negeri itu.

Maka dari itu A Hee telah melarikan kudanya sekuat-kuatnya dan butir-butir keringat telah
membasahi keningnya.

Kali ini, dia jadi berseorang diri terpencar dari kawan-kawannya, dikejar-kejar oleh tentara
negeri yang rata-rata mempunyai wajah yang bengis itu !

oooooOOOooooo

TETAPI ternyata A Hee sangat berani sekali. Walaupun dia berseorang diri dikejar-kejar oleh
tentara negeri itu, dibawah pimpinan dari Soe Bong In, toch anak muda tanggung ini tidak
jeri sedikitpun. Hanya, untuk menghindarkan diri dari kejaran tentara negeri itu, dia telah
melarikan kudanya dengan cepat sekali, dengan mengambil arah Selatan.

Tetapi kuda tunggangannya dari tentara negeri itu rata-rata adalah kuda pilihan, sehingga
kuda-kuda tunggangan itu dapat berlari dengan kecepatan yang luar biasa.

Lama kelamaan jarak antara tentara negri yang dipimpin oleh Soe Bong In dengan A Hee
jadi semakin dekat juga.

A Hee sering menoleh kebelakang untuk melihat apakah dirinya telah berhasil dikejar oleh
Soe Bong In dan anak buahnya itu.

Dan, sebagai seorang murid dari Ho Sam Nio, sedikit banyak A Hee mempunyai kepandaian
yang lumayan.

Maka dari itu, biarpun sambil mengejar tentara-tentara negeri itu telah melepaskan panah
mereka, toch tak ada sebatang anak panah mereka yang berhasil mengenai A Hee.

A Hee selalu berhasil mengelakannya. Hanya jarak mereka saja yang semakin dekat.

Tampaknya Soe Bong In sangat bernafsu sekali.

Panglima tentara negeri ini telah melarikan kudanya sekencang-kencangnya. Tetapi A Hee
tak mengenal lelah, dia telah melarikan terus kudanya.

Anak muda ini juga tidak mau kalau memang sampai dirinya nanti terjatuh ditangan Soe
Bong In. Karena kalau memang dia sampai kena ditawan, tentu dirinya akan disiksa.

A Hee masih melarikan terus kudanya.

Dia melihat debu-debu yg mengepul dibelakangnya sangat tinggi, menandakan bahwa


tentara negeri itu sudah semakin dekat juga.

Akhirnya didepannya A Hee melihat terdapat tebing-tebing.

68
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Anak muda ini berpikir, dengan mengambil arah itu, tentu tentara negeri itu akan sulit untuk
mengejarnya. Kuda-kuda mereka tidak akan mudah untuk menerobos masuk diantara
tebing-tebing itu.

Maka dari itu, A Hee telah membelokkan kudanya, dia menerobos masuk diantara tebing-
tebing itu. Maksudnya anak muda ini dia mau mengelakkan diri dari kejaran Soe Bong In.

Tetapi rupanya Soe Bong In memang sudah mendongkol dan bergusar benar kepada diri
bocah ini. Maka dari itu, biarpun dia melihat A Hee melarikan kudanya kedalam celah-celah
tebing itu, toh Soe Bong In memerintahkan anak buahnya untuk mengejar terus.

Malah Soe Bong In memerintahkan anak buahnya untuk meninggalkan kuda mereka, untuk
mempercepat pengejaran.

Harus diketahui, kalau memang mereka menggunakan kuda untuk melakukan pengejaran,
tentu mereka akan lambat sekali, karena kuda itu tidak akan dapat berlari dengan cepat.

Dengan mengerahkan Ginkang mereka masing-masing, anak buah Soe Bong In melakukan
pengejaran. Soe Bong In sendiri juga telah berlari mengejar dengan menggunakan Ginkang
yang telah sempurna itu.

Mula-mula A Hee menduga bahwa dengan mengambil jalan tebing itu, tentu dirinya akan
dapat terloloskan dari kejaran Soe Bong In. Tetapi ketika dia semakin masuk kedalam
diantara celah-celah tebing itu, dia jadi kaget sendirinya.

Hatinya mencelos. Sebab kudanya tidak dapat berlari dengan cepat.

Apa lagi dia melihat tentara-tentara negeri itu telah mengejar dirinya tidak menggunakan
kuda mereka. Hal ini membuat A Hee jadi terkejut sekali.

Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan. Cepat-cepat dia menepuk-nepuk kudanya agar
binatang tunggangannya itu berlari dengan cepat. Namun bukannya sang kuda berlari
dengan cepat, malah jadi semakin perlahan. A Hee jadi agak panik juga. Akhirnya dia
mengambil keputusan untuk meninggalkan sang kuda tunggangannya itu

Dengan cepat dia telah melompat turun dari kuda tunggangannya. Dia berlari dengan
mengerahkan Ginkangnya.

Tetapi Ginkang dari A Hee mana bisa menandingi Ginkangnya Soe Bong In?

Hanya saja sekarang disebabkan tempat itu diantara tebing-tebing, maka dengan sendirinya
dia masih belum dapat dikejar oleh orang she Soe itu.

A Hee jadi kaget sendirinya. Karena segera juga dia jadi mengetahui bahwa dirinya tak
mungkin dapat meloloskan diri dari kejaran Soe Bong In dan anak buahnya.

Tetapi karena anak muda tanggung ini memang mempunyai jiwa yang ulet, sehingga dia
tidak cepat-cepat putus asa. Dengan mengerahkan seluruh Ginkangnya dia berlari sekuat
tenaganya.

Tetapi pengejarnya juga telah mengejar dirinya semakin dekat juga.

Malah Soe Bong In yang mempunyai Ginkang paling tinggi telah dapat mengejar semakin
dekat.

Hal ini membuat A Hee jadi tambah gelisah, sehingga anak muda ini berlari dengan

69
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

mengerahkan seluruh tenaga Ginkangnya, ilmu entengi tubuhnya.

“Bocah…! Lebih baik kau menyerah saja !!" bentak Soe Bong In dengan suara yg bengis.
“Akhirnya toh kau akan kena kami bekuk, dan kalau sampai sudah terjadi begitu, hmmm…
kau tentu akan merasakan siksaan yang benar-benar sedap !" dan setelah berkata begitu
Soe Bong In tertawa dengan suara yang keras dan mengejar terus.

Dan A Hee jadi semakin gugup, dia berlari terus tanpa berani menoleh, karena dia
mengetahui bahwa Soe Bong In mempunyai kepandaian yang sangat tinggi.

Akhirnya dia sampai disebuah batu tebing yang berbentuk seperti mangkok. Si-bocah berlari
kedekat batu itu, dia bermaksud akan melompati batu itu.

Tetapi sedang dia berlari di tengah batu berbentuk seperti mangkok itu, tahu-tahu Soe Bong
In telah melompat dengan cepat menghadang dirinya. Si-bocah terkejut sekali.

Begitu pula, sedang dia terkejut, maka tahu-tahu dibelakang dan dikiri samping kanannya
telah berdiri mengepung beberapa orang tentara anak buah Soe Bong In!

Hati si-bocah mencelos. Habislah harapannya untuk dapat meloloskan diri. Tetapi dia sangat
berani sekali, maka dari itu dengan cepat dia telah mencabut pedangnya, ia bersiap-siap
menantikan serangan lawan, karena A Hee bermaksud untuk memberikan perlawanan yg
gigih kepada lawan-lawannya ini.

Soe Bong In tidak lantas menyerang. Dia tertawa dengan suara yang menyeramkan.

“Lebih baik kau menyerah saja, bocah busuk!" kata orang she Soe itu.

A Hee tertawa dingin.

“Tak nantinya aku mau tunduk dan menyerah kepada manusia seperti kalian yang tidak
tahu malu, yang selalu main keroyok beramai-ramai kepada seorang lawan!!" kata A Hee
dengan suara yang lantang.

Mendengar perkataan A Hee, wajah Soe Bong In jadi berobah bengis.

Dengan mengibaskan goloknya, Soe Bong In membentak: “Bekuk bocah itu mampus atau
hidup !!!"

Segera anak buah Soe Bong In meluruk mengepung A Hee. Ada yang bersenjata cambuk,
ada yang bersenjata siangkiam, ada yg bersenjata golok, dan ada juga yang bersenjata Kim-
pian, mereka semuanya meluruk kedekat A Hee, kepungan itu semakin lama jadi semakin
sempit, sehingga ruang gerak dari si anak muda A Hee jadi semakin sempit.

Dengan sendirinya A Hee juga menyadari bahwa kesempatan untuk dapat meloloskan diri
dari tangan tentara negeri ini sangat tipis sekali. Maka dari itu, anak muda ini bermaksud
akan memberikan perlawanan gigih mati-matian kepada serangan-serangan dari anak buah
Soe Bong In, karena dia telah nekad.

Memang A Hee mempunyai hati yang keras, dia telah mengambil keputusan, dari pada
menyerah lebih baik ia binasa didalam pertempuran.

Dan dengan mengeluarkan suara membentak yang keras, beberapa orang anak buah Soe
Bong In telah menyerang A Hee.

A Hee memutar pedangnya untuk memberikan perlawanan kepada tentara-tentara negeri

70
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

itu.

Tetapi dia hanya sebagai seorang anak muda tanggung yang mempunyai kepandaian tidak
seberapa, mana bisa dia melawan tentara negeri yang begitu banyak, lagi pula rata-rata
mempunyai kepandaian lumayan.

Maka dari itu, dia jadi terdesak hebat. Apalagi Soe Bong In telah menerjang maju. Goloknya
telah berputar-putar bergerak dengan cepat sekali.

Hal ini membuat A Hee sering jadi gugup.

Dengan sendirinya dia sering mengeluarkan seruan kaget kalau memang golok dari Soe
Bong In hampir saja dapat menusuk atau menabas ditubuhnya.

Dengan sendirinya A Hee jadi bermandikan keringat dingin. Dia juga sering gugup!

Apalagi tentara negeri itu selalu menyerang dengan berulang kali mengeluarkan suara
bentakan-bentakan yang galak dan bengis sekali.

Benar-benar A Hee terdesak hebat.

Dia juga sering terjerunuk kalau memang dirinya kena dihajar oleh pecut salah seorang
tentara negeri yang membuat A Hee harus mencium tanah. Tapi anak muda ini benar-benar
keras hati.

Biarpun dia telah jungkir balik dan kena dihajar pulang-pergi oleh tentara negeri yang
menjadi anak buah Soe Bong In, toch tetap saja dia tidak mau menyerah.

Malah berulang kali dia telah melompat bangun, dia telah menerjang dengan nekad.
Pedangnya telah diputar dengan cepat sekali, dia mengamuk dengan membabi-buta.
Sedikitpun A Hee tidak memikirkan keselamatan dirinya lagi.

A Hee telah menggunakan pedangnya itu dengan cepat, juga Soe Bong In sendiri tidak
berani terlalu mendesak anak muda ini, karena dia melihat, betapa A Hee memberikan
perlawanan yang nekad sekali.

Tetapi dengan berkelahi menggunakan cara begitu, tentu lama kelamaan A Hee akan
kehabisan tenaga, dan dengan sendirinya dengan mudah dia akan dapat ditawan !

Soe Bong In sengaja mengulur waktu, dia sengaja main mundur dan membiarkan A Hee
kehabisan tenaga dengan sendirinya.

Anak buah dari Soe Bong In sengaja merangsek terus.

Satu kali, disaat A Hee sedang melompat bangun, tahu-tahu salah seorang anak buah Soe
Bong In yang bersenjata cambuk itu, telah mengayunkan cambuknya, yang melibat kaki kiri
A Hee dengan kencang sekali.

A Hee terkejut sekali. Tetapi dia terkejut untuk terlambat.

Waktu tentara negeri itu menarik dengan kaget cambuknya, maka tubuh A Hee terbanting
keras sekali pada batu tebing berbentuk mangkok itu . . . . suara gedebukannya terdengar
begitu keras sekali !

Tetapi biarpun terkejut dan kaget, toch A Hee tidak mengeluarkan suara jeritan, walaupun
dia juga merasakan tubuhnya sakit-sakit akibat bantingan itu.

71
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

--000O000--

KESEMPATAN itu dengan cepat telah digunakan oleh anak buah Soe Bong In untuk
meringkus A Hee.

Anak muda itu ingin memberikan perlawanan, tetapi dia tidak berdaya. Dirinya kena dibekuk
oleh tentara negeri itu.

Dengan diringkusnya dia, maka A Hee juga sudah tak berdaya untuk memberikan
perlawanan.

Hanya saja anak muda ini mencaci kalang-kabutan tentara negeri itu.

Anak buah Soe Bong In tidak mau melayani caci maki dari A Hee. Mereka mengikat anak
muda ini dengan menggunakan seutas tambang. Kemudian membawa kepada Soe Bong In
yang kala itu sedang berdiri mengawasi saja.

Salah seorang anak buah orang she Soe itu telah membanting A Hee ke dekat kaki Soe
Bong In.

“Ciang-kun......inilah bocah yang kurang ajar itu !" katanya.

Soe Bong In tertawa gelak-gelak.

“Apa kukatakan tadi? Bukankah akhirnya kau akan tertawan juga?" ejeknya. A Hee mendelik
kepada orang she Soe itu. Dia mencaci kalang-kabutan.

Tetapi Soe Bong In tidak mau melayaninya. Dia menoleh kepada salah seorang anak
buahnya.

“Berikan dia dua puluh lima rotan!” katanya dengan suara yang dingin.

Seketika itu juga dua orang tentara telah menghampiri A Hee. Tubuhnya A Hee ditekannya
tengkurap. Kemudian dipeganginya, sedangkan ada seorang tentara negeri lainnya telah
maju, ditangannya mencekal sebatang rotan yg panjang.

Dengan rotan itulah dia menghajar pantat dari si bocah A Hee.

Rotan pertama memang tidak begitu dirasakan oleh A Hee.

Tetapi ketika sampai pada rotan yang kesepuluh, disaat kain celana dibagian pantatnya itu
robek, barulah A Hee merasakan betapa sampai ke otak sakitnya rotan itu.

Untuk mengeluarkan suara jerit kesakitan dia tidak mau, karena dia tidak mau menunjukkan
kelemahan dirinya didepan orang-orang yang dibencinya, maka dari itu untuk menahan rasa
sakitnya itu dia telah menggigit bibirnya.

Dan waktu sampai pada rotan yang kesembilan belas, bocah ini sudah tak dapat menahan
rasa sakitnya lagi, dia jatuh pingsan.

Soe Bong In melihat hal ini tertawa gelak-gelak.

“Bocah ini seharusnya kita bunuh mampus !" kata Soe Bong In dengan suara yang bengis.
“Tetapi dia mempunyai jiwa dan hati yang keras, aku jadi kagum juga. Bawalah dia ke
markas!!!"

Dan setelah berkata begitu, Soe Bong In berlari-lari meninggalkan tempat itu.

72
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Anak buahnya juga mengikuti panglima mereka itu, mereka menggotong tubuh A Hee.

Mereka kembali ke muka tebing-tebing itu untuk mengambil kuda mereka masing-masing.

A HEE tersadar dari pingsannya waktu dia merasakan pantatnya itu sakit sekali.

Seketika itu juga dia teringat bahwa dia tadi baru saja tersiksa oleh pukulan dan hajaran
rotan atas perintah Soe Bong In. Si bocah meringis waktu dia merasakan pantatnya itu sakit
sekali.

Dirinya masih terikat kencang sekali oleh tambang yang kuat. Dia berusaha untuk meronta,
tetapi dia tidak bisa melepaskan ikatan tambang itu. Juga A Hee melihat bahwa dirinya
rebah didalam sebuah tenda.

Tenda itu dapat dikenalinya adalah tenda dari tentara-tentara negeri, karena di-tengah-
tengah dari tenda itu terdapat simbul kerajaan.

A Hee jadi terkejut juga. Apakah Soe Bong In memang sengaja mau menawan dirinya?

Bukankah orang she Soe itu sangat gusar dan murka sekali pada dirinya? Mengapa dia tidak
membunuh saja? Bukankah pada saat itu A Hee sedang berada didalam keadaan tak
berdaya?

A Hee benar-benar tidak mengerti.

Dan dia meringis lagi, karena dia bergerak, maka perasaan sakit dipantatnya itu dapat
dirasakannya kembali.

Dia juga mengeluh.

Tiba-tiba A Hee mendengar suara langkah kaki. Tenda disingkap orang.

A Hee melihat bahwa seorang tentara negeri dengan wajah yang menyeramkan telah
melangkah masuk.

Dengan tidak mengucapkan sepatah kata, dengan tidak menghiraukan perasaan sakit pada
pantat A Hee, tentara negeri itu dengan kasar telah menarik A Hee keluar dari tenda itu.

Tubuh si-bocah ini jadi tergusur. Perasaan sakit dengan sendirinya menjalari tubuh anak
muda tanggung ini.

Tetapi dasar memangnya A Hee mempunyai hati yang keras, maka dengan sendirinya dia
tidak menjerit atau mengeluh kesakitan. Dia berdiam diri dengan menggigit bibirnya keras-
keras.

Dia melihat bahwa dirinya digusur menuju ke sebuah tenda lainnya.

A Hee melihat tenda yang sedang mereka tuju itu adalah sebuah tenda yang sangat besar
dan lebih mewah dari tenda-tenda lainnya.

Sebelum masuk, tentara negeri yang menggusur A Hee itu berteriak dengan suara yg keras.
"Tawanan telah dibawa, Ciang-kun!!"

Dari dalam terdengar suara sahutan. "Dibawa masuk!!"

Maka dari itu si-tentara itu menggusur A Hee masuk kedalam tenda.

73
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

A Hee melihat bahwa orang didalam tenda itu adalah Soe Bong In. Si-bocah jadi mendelik
kepada Ciang-kun she Soe ini.

Tetapi Soe Bong In tidak mau melayani lagak si-bocah tanggung, dia telah mengibaskan
lengan jubah kebesarannya itu.

“Mengapa tamu kita ini masih diikat begitu, heh?" bentak Soe Bong In dengan suara yang
bengis kepada tentara yang menjadi anak buahnya.

Tentara itu ketakutan, cepat-cepat dia membuka tambang yang mengikat A Hee.

Setelah dibebaskan dari ikatan itu, maka A Hee bisa berdiri. Anak muda tanggung ini masih
mendelik kepada Soe Bong In, tetapi Soe Bong In telah mengibaskan lengan jubah
kebesarannya itu.

“Kau boleh keluar!" kata Ciang-kun she Soe ini dengan suara yang keras.

Tentara yang menjadi anak buahnya itu telah memberi hormat, kemudian berlalu.

Soe Bong In menoleh kepada A Hee.

Orang she Soe ini juga telah tersenyum.

“Siauw-heng.....hayo duduk! Silahkan duduk!!" kata Soe Bong In dengan suara yang ramah
kepada A Hee. Dia juga memanggil A Hee dengan sebutan Siauw-heng, saudara kecil.

A Hee bingung dan heran melihat perobahan sikap dari orang she Soe ini.

Tetapi A Hee tetap berdiri di tempatnya, dia mendelik pada Soe Bong In.

“Bebaskan diriku !!" kata A Hee dengan suara yang serak.

Soe Bong In mengangguk dengan cepat, dia juga tertawa.

“Ya, ya !" katanya berulang kali. “Tentu saja Siauw-heng akan dibebaskan ! Mari duduk
dulu! Kita bercakap-cakap sebentar ! Nanti setelah itu terserah kepada Siauw-heng, mau
pergi kemana saja, Siauw-heng mempunyai kebebasan untuk pergi kemana juga !"

A Hee jadi mengerutkan alisnya.

Dia melihat bahwa sifat dan watak dari Soe Bong In sangat berlainan sekali dengan
beberapa saat yang lalu. Maka dari itu, hal ini sangat mengherankan sekali hati A Hee.

Sedang si bocah A Hee berdiam diri begitu, maka Soe Bong In telah tertawa lagi.

“Hayo silahkan duduk, Siauw-heng !" katanya dengan suara yang ramah. “Mari kita
bercakap-cakap sebentar !! Atau…memang Siauw-heng sudah mau berlalu begitu saja? Oh…
silahkan…kalau memang Siauw-heng tidak mempunyai waktu untuk bercakap-cakap….ya,
tidak apa-apalah…nanti juga kita masih mempunyai kesempatan!"

A Hee benar-benar jadi heran melihat perobahan diri dari Ciang-kun she Soe ini. Dia
berdiam diri sesaat, tetapi kemudian dia menghampiri kursi yang ada disitu.

Dia duduk disitu.

“Ada perkataan apa yang Ciang-kun ingin katakan?" tanyanya kemudian.

74
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Soe Bong In juga telah duduk dikursi kebesarannya yang ada disitu.

“Sebetulnya aku ingin menyatakan maaf yang sebesar-besarnya kepada Siauw-heng…" kata
Soe Bong In.

“Aku mempunyai kedua biji mata, tetapi aku seperti juga orang buta! Maka dari itu, soal
yang telah lalu itu anggap saja tidak pernah ada dan aku minta maaf yang sebesar-besarnya
dari Siauw-heng !!"

A Hee jadi heran melihat lagak dari Soe Bong In. Dia juga disamping heran menjadi curiga.

Apakah orang she Soe ini bukan sedang menjalankan peranannya untuk mengelabui dan
memperdaya dirinya.

Karena berpikir begitu, maka A Hee jadi membawa sikap yang berhati-hati.

“Ciang-kun tidak bersalah !" kata A Hee kemudian dengan cepat.

“Sebetulnya sudah wajar sebagai seorang panglima dari sepasukan tentara, dan seorang
tawanannya itu dilepaskan oleh orang, jelas Ciang-kun harus marah dan bergusar kepada
yang melepaskan tawanan itu. Ini saja sudah untung bagi Siauw-jin bahwa Ciang-kun tidak
menghukum atau membunuh diri Siauw-jin... Siauw-jin juga telah merasa berterima kasih!!"

Soe Bong In telah cepat-cepat mengulapkan tangannya itu berulang kali.

“Mana berani! Mana berani aku mempunyai pikiran begitu!!" katanya dengan cepat. A Hee
jadi tambah bingung.

Dia melihat orang sangat menghormati dirinya, berbeda sekali dengan beberapa saat yang
lalu.

“Jadi betul-betul Ciangkun memberikan kebebasan kepada Siauw-jin?" tanya A Hee ke-
mudian. Dia membahasakankan dirinya dengan sebutan Siauw-jin, yang berarti aku si
kecil.....!

Soe Bong In mengangguk.

“Ya benar !" dia membenarkan. "Dan soal yang beberapa saat yang lalu, harap Siauw-heng
tidak mengambil dihati !!" A Hee jadi sangat heran.

Dia melihat betapa si Ciang-kun she Soe ini sangat jeri sekali.

Maka dari itu, dia mengangguk.

“Aku tidak pernah menaruh dendam pada siapapun !" kata A Hee dengan cepat. "Kejadian
yang telah lalu biarlah berlalu, dan untuk seterusnya tentu aku juga tidak akan membentur
Ciang-kun !!”

“Akupun tidak akan berani membentur Siauw-heng lagi!" kata Soe Bong In.

Mendengar perkataan Soe Bong In, A Hee jadi tambah heran.

Sedang anak muda ini kebingungan, Soe Bong In telah berkata lagi.

“Aku dan anak buahku telah membuat suatu kesalahan, maka menyebabkan baju dari
Siauwheng jadi rusak dan kotor, maka dari itu aku telah memerintahkan agar mencarikan
baju seperangkat yang cocok dengan Siauw-heng...!!" dan setelah berkata begitu, Soe Bong

75
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

In menepuk tangannya.

Masuk seorang tentara.

“Antarkan tamu kita ini ke tempat pakaian!" kata Soe Bong In dengan tegas.

Tentara itu memberi hormat kepada A Hee.

“Mari mengikuti hamba!" kata tentara itu.

A Hee jadi heran.

Tetapi akhirnya dia menoleh kepada Soe Bong In.

“Ciang-kun, terima kasih atas kebaikan Ciang-kun ini, dan tentu aku tidak akan
melupakannya! Tadinya kukira diriku ini akan dijatuhkan hukuman gantung atau picis,
ternyata oleh Ciang-kun telah diberi kebebasan!! lagi pula, sampai Ciang-kun telah
menyediakan pakaian untuk Siauw-jin......!"

Belum lagi A Hee menyelesaikan perkataannya, Soe Bong In telah menggoyang-goyangkan


tangannya.

“Siauw-heng jangan berkata begitu," katanya dengan cepat. “Semua ini juga sudah menjadi
kewadjibanku untuk menebus kesalahanku! Sudah untung Siauw-heng mau memaafkan,
kalau tidak tentu….!"

Tetapi berkata sampai disitu, Soe Bong In tidak meneruskan perkataannya. A Hee jadi
tambah heran.

Tetapi dia tidak banyak bertanya lagi. Dia mengikuti tentara anak buah dari Soe Bong In
keluar dari tenda itu.

Soe Bong In sendiri mengantarkan A Hee sampai didepan tenda.

Diwajahnya tidak memperlihatkan sikap galaknya, dia mengantarkan dengan bibir


tersungging senyuman......!

Sebelum A Hee meninggalkan tenda itu, waktu si bocah memberi hormat kepada Soe Bong
In, maka Ciang-kun she Soe ini telah berkata: “Nanti setelah Siauw-heng bersalin pakaian,
aku ingin bicara sedikit lagi dengan Siauw-heng !!"

A Hee mengangguk, kemudian dia berlalu, ia mengikuti tentara yang diperintahkan oleh Soe
Bong In untuk mengantarkan A Hee ke tempat baju guna bersalin.

SELAMA didalam perjalanan mengikuti tentara anak buahnya Soe Bong In, A Hee jadi heran,
dia bingung mengapa sikap dari Soe Bong In jadi berobah begitu. Si anak muda tanggung
ini jadi tak habis mengerti.

Tetapi untuk tidak memusingkan kepalanya, akhirnya A Hee tidak mau memikirkan
persoalan itu.

Dia diantarkan oleh tentara yang menjadi anak buah Soe Bong In ke tempat bersalin.

Anak muda tanggung ini telah menyalin pakaiannya, kemudian dia setelah menyalin
pakaiannya, dia kembali ke tenda Soe Bong In.

Begitu melihat A Hee, Soe Bong In tertawa ramah sekali.

76
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Bagus! Bagus !” kata Soe Bong In dengan suara yang keras.

“Rupanya Siauw-heng memang telah memaafkan segala kesalahanku!! Oya, nanti atasanku
ingin bertemu dengan Siauw-heng guna membicarakan sesuatu !!"

“Untuk apa atasan dari Ciang-kun ingin bertemu denganku?" tanyanya tak mengerti.

Soe Bong In tersenyum. “Aku sendiri tidak tahu !” kata Soe Bong In dengan cepat.
“Hanya.....aku menerima perintah bahwa kalau memang Siauw-heng telah selesai bersalin
pakaian, maka diminta datang menemui sebentar atasanku itu !!"

A Hee jadi heran berbareng bingung. Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia telah
mengangguk.

“Baiklah!!" kata A Hee kemudian. “Bolehkah aku mengetahui siapa nama besar dari atasan
Ciang-kun?"

Soe Bong In tersenyum.

“Tentang namanya, tentu Siauw-heng telah mengenalnya, dia adalah Lian Ie Touw," Kata
Soe Bong In.

A Hee mengerutkan alisnya, dia tidak mengenal nama yang disebutkan Soe Bong In.

“Baiklah.....dimana aku bisa menemui atasanmu itu?" tanya A Hee kemudian.

“Mari kuantarkan!" Kata Soe Bong In dengan sikap menghormat sekali.

A Hee mengikuti Soe Bong In waktu orang She Soe ini melangkah keluar. Dia tidak banyak
bertanya lagi. Ketika itu mereka telah sampai di sebuah tenda yang besar dan mewah.

Soe Bong In telah berkata dengan suara yang nyaring: “Liang Ciang-kun…orang yang
diperintahkan oleh Ciang-kun untuk menemuimu telah ada disini!!" katanya.

Dari dalam terdengar orang tertawa senang.

“Suruh dia masuk dan kau boleh pergi!" kata orang didalam tenda itu.

Soe Bong In mengiyakan, kemudian dia menoleh kepada A Hee, memberi tanda dengan
matanya.

A Hee mengerti bahwa dirinya disuruh masuk oleh Soe Bong In. Dia mengangguk.
Kemudian anak muda ini telah melangkah masuk kedalam tenda.

Sedangkan Soe Bong In telah memutar tubuhnya, dia pergi meninggalkan tenda itu.
Mungkin dia kembali ke tendanya sendiri.

A Hee begitu masuk, dia telah melihat seorang panglima yang berpakaian seperti Soe Bong
In, tengah duduk dikursinya.

A Hee telah menjura memberi hormat.

“Ciang-kun memanggilku?" tanyanya.

Panglima perang dari atasan Soe Bong In telah bangun berdiri, dia telah mengulurkan
tangannya dengan terbuka, sikapnya riang sekali, karena bibirnya tersungging senyuman.

77
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Kong-cu akhirnya mau juga kembali !!" katanya dengan suara yang gembira.

Dan setelah berkata begitu A Hee jadi kaget sendirinya, karena tahu-tahu panglima orang
itu telah menekuk kedua lututnya berlutut didepan A Hee.

A Hee jadi berdiri mematung.

Dia mengawasi saja dengan heran. Panglima perang yang namanya diberi tahu oleh Soe
Bong In sebagai Liang Ie Touw, telah mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Tay-cie telah mau kembali, sehingga Siauw-jin tidak usah sampai mencari dengan penuh
ketakutan, karena Hong-siang telah berpesan, kalau memang Siauw-jin tidak bisa mencari
Tay-cie sampai ketemu, tentu Hong-Siang akan menjatuhkan hukuman mati kepada kami
semuanya…." Kata Liang Ie Touw dengan suara yang girang. “Dengan telah datangnya Tay
cie kembali kemari, dengan telah diketemukannya Tay-cie, berarti kami akan terlolos dari
hukuman mati !!"

Dan setelah berkata begitu, panglima perang ini telah mengangguk-anggukkan kepalanya
lagi.

“Kami bersyukur kepada Thian bahwa kami telah dipertemukan dengan Tay-cie kembali!"
kata Liang Ie Touw dengan suara yang girang. "Dan… Siauw-jin harap Tay-cie tidak pergi
lagi, mau untuk ikut bersama kami kembali ke istana !!"

A Hee benar-benar bingung melihat dan mendengar perkataan Liang Ie Touw. Saking
kesimanya A Hee jadi berdiam diri terus. Liang Ie Touw masih berlutut terus. Dan akhirnya
tersadar dengan terkejut.

“Ciang-kun.....ini...oh, kenapa kau ?" tanya A Hee dengan terkejut.

Liang Ie Touw masih juga mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Kalau memang Tay-cie tidak mau dan tidak bersedia untuk ikut kembali ke istana, maka
dengan sendirinya Siauw-jin tidak akan mau berdiri !" kata panglima perang ini.

A Hee jadi tambah bingung lagi.

Dia dipanggil dengan sebutan Tay-cie, yg berarti putera mahkota dari kerajaan ! Maka dari
itu inilah hebat sekali, dia adalah seorang anak rakyat jelata, tetapi sekarang adalah seorang
panglima perang yang telah salah mengenali dirinya, yang diduga adalah putera mahkota
dari kaisar yang sekarang sedang bertahta !

---00O00---

SEDANG A HEE tercengang begitu, maka Liang Ie Touw masih terus menganggukkan
kepalanya.

“Bangunlah!!" kata A Hee akhirnya.

Liang Ie Touw baru berani berdiri. Dia tampaknya girang sekali.

“Tay-cie bersedia untuk kembali ke istana?" tanya Liang Ie Touw dengan suara yang
gembira.

Sebetulnya pada saat itu A Hee sedang diliputi oleh kerisauan dan kegelisahan. Dia juga
sangat bingung sekali.

78
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Kalau dia memang menerangkan bahwa dirinya bukan Tay-cie, putera mahkota yang
sedang mereka cari, tentu dirinya akan disiksa lagi.

Tetapi kalau memang dia mengakuinya, maka hal itu akan membawa efek yang berat atau
tidak?

Sedang si-bocah tanggung ini didalam kegelisahan, maka Liang Ie Touw telah bertanya lagi.

“Apakah Tay-cie bersedia untuk kembali ke istana?" tanyanya.

Akhirnya A Hee mengangguk. Begitu melihat A Hee mengangguk, Liang Ie Touw jadi
berjingkrak kegirangan. Dia juga berlutut lagi.

“Oh, Thian memang mempunyai mata, sehingga tidak akan menyebabkan kami mati
disebabkan hukuman dari Hong-siang!!" kata si Kepala tentara itu.

A Hee sedang kebingungan, dia juga memang tidak mengetahui adat istiadat istana, maka
dari itu, waktu dia melihat orang berlutut lagi, dia telah mengulurkan tangannya untuk
membanguni kepala perang ini.

Tetapi sebetulnya, dia cukup hanya dengan mengibaskan tangannya saja untuk
memerintahkan Liang Ie Touw bangkit berdiri.

Dan sekarang sampai dia yang membantukan kepala tentara perang ini berdiri, itu sudah
menjadi soal yang luar biasa sekali bagi Ie Touw.

Dia girang bukan main. Kemudian dengan cepat dia telah berdiri dengan sikap yang
menghormat.

“Untuk seterusnya apakah kembalinya Tay-cie ini diumumkan atau dirahasiakan. Apa seperti
biasa saja Siauw-jin memanggil Tay-cie dengan sebutan Kong-cu?" tanya Liang Ie Touw
lagi.

A Hee memang tidak mengetahui tentang adat istiadat istana, maka dari itu dia memang
tidak mengerti.

Mendengar pertanyaan dari Liang Ie Touw, dia jadi bingung.

“Terserah kepadamu saja!" katanya kemudian.

Liang Ie Touw tampaknya gembira sekali. Dia telah mempersilahkan A Hee untuk rebah
istirahat pada tempat peraduannya.

“Lebih baik Siauw-jin mengumumkan tentang kembalinya Tay-cie, agar nanti dapat
disambut dengan segala kebesarannya!" kata Liang Ie Touw.

“Terserah kepadamu saja !!!" kata A Hee acuh tak acuh.

Bocah ini jadi pusing, karena dia telah berulang kali menemui keanehan. Maka dari itu,
dengan sendirinya dia jadi tidak habis pikir peristiwa apa yang sedang dihadapinya. Dan dia
tidak ngejar merebahkan dirinya diperaduan dari kepala tentara itu.

Sedangkan Liang Ie Touw telah keluar dari tenda, tidak berani mengganggu ketenangan
dari A Hee, yang diduga adalah Tay-cie, putera mahkota kerajaan....!!

oooOooo

79
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

A Hee tertidur sampai menjelang sore hari, hal itu tidak dirasakannya.

Didalam tidurnya itu, dia bermimpi bahwa dia sedang digebuki oleh tentara-tentara negeri
yg sedang mengejar-ngejar dirinya.

Didalam mimpinya itu, A Hee menjerit-jerit dengan suara yang menyayatkan. Dia seperti
juga sedang tersiksa sekali. Tetapi akhirnya dia tersadar dari tidurnya.

Begitu dia membuka matanya, dia jadi terkejut sekali, kerena dia memang benar-benar
melihat banyak sekali tentara negeri yang berpakaian lengkap sedang mengawasi dirinya. A
Hee sampai mengeluarkan seruan tertahan. Karena dia duga bahwa dirinya tentu akan
disiksa lagi.

Dia melihat yang berdiri dipinggir peraduan dari Liang Ie Touw itu tampak panglima perang
Soe Bong In, Liang Ie Touw, dan beberapa kepala tentara lainnya.

Begitu melihat A Hee terbangun, Liang Ie Touw telah berkata dengan girang.

“Akh... akhirnya Tay-cie bangun juga!" katanya. “Maafkan kami mengganggu tidur Tay-cie...
semuanya hamba-hambamu ini ingin memberikan penghormatannya!"

Dan setelah Liang Ie Touw berkata begitu, tampak mereka semuanya berlutut.

Juga Soe Bong In, telah berlutut dengan wajah yang pucat dan tubuh yang gemetar.

“Maafkan dan ampuni semua kesalahan hamba!" katanya dengan suara yang gemetar.
“Hamba tidak tahu bahwa pada beberapa saat yang lalu sedang berhadapan dengan Tay-
cie! Hambamu ini memang harus menerima hukuman picis atau hukuman gantung."

Dan setelah berkata begitu, Soe Bong In telah menggerakkan tangannya menggaploki
mukanya sendiri berulangkali, sehingga menimbulkan suara yang nyaring sekali.

Begitu juga anak buah Soe Bong In yang dulunya ikut mengejar-ngejar A Hee, telah
menggaploki muka mereka.

Diruangan tersebut jadi penuh oleh suara gaplokan yang nyaring.

A Hee bangun duduk, dia baru teringat bahwa dirinya telah salah dikenali oleh tentara-
tentara negeri ini, yang diduga sebagai putera mahkota kerajaan.

Mungkin juga muka dan wajah dari putera mahkota itu mirip dengan dirinya.

“Bangunlah !!" kata A Hee kemudian. "Sekarang aku masih letih, maka aku minta kalian
jangan menggangguku !!"

Liang Ie Touw dan yang lainnya telah menyahuti dengan sikap menghormat.

“Memang hambamu sekalian ini harus mampus !!" kata mereka hampir berbareng. "Tay-cie
sedang beristirahat, maka telah kami ganggu !!"

Dan setelah berkata begitu, mereka semua mengangguk-anggukkan kepala mereka.

A Hee telah berkata lagi. "Tinggalkan aku sendiri !" kata A Hee.

Dengan beringsut, semua tentara negeri itu telah mengundurkan diri.

Tinggal A Hee seorang diri didalam tenda itu, tenda yang tadinya tempat meneduh dari

80
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Liang Ie Touw.

Si-bocah she Hioe ini jadi bingung sekali. Dia tenggelam didalam kebingungannya ini.

ESOK HARINYA DIKALA MENJELANG FAJAR, maka A Hee telah berangkat bersama tentara
negeri itu.

A Hee diperlakukan dengan segala penghormatan dan kebesaran. Semua orang


menghormati dirinya.

Setiap jalan, maka setiap tempat yang dilalui oleh rombongan ini, maka orang-orang yang
berlalu lalang dijalan, harus berlutut sampai rombongan ini berlalu, karena dimuka
rombongan itu ada orang yang meneriaki bahwa Tay-cie, putera mahkota, akan lewat.

A Hee juga tidak menunggang kuda, dia telah dipikul oleh tandu kebesaran.

Setelah berjalan setengah hari, akhirnya rombongan ini telah sampai ke kota Soen-po-kwan.

Begitu memasuki pintu kota ini, rombongan tersebut telah disambut oleh pembesar-besar
setempat, karena sebelumnya Liang Ie Touw memang telah mengirim orang untuk
memberitahukan kepada pembesar-besar setempat bahwa putera mahkota kerajaan akan
lewat!

Semua pembesar-besar setempat itu menyambut dengan segala kebesaran.

Mereka berlutut ditepi jalan. A Hee dibawa mereka ke sebuah gedung pembesar, Tie-kwan,
yang sangat mewah.

Begitu A Hee turun dari tandu kebesarannya, dengan pakaian kebesarannya itu, telah
disambut oleh semua pembesar yg ada disitu.

Karena biarpun sekarang A Hee adalah putera mahkota, toch nantinya akan menjadi raja
mereka juga!

Malah Liang Ie Touw dan beberapa orang pembesar telah cepat-cepat membantu A Hee un-
tuk menuju ke kursi kebesarannya yang memang telah disediakan untuk dia.

A Hee sendiri sebetulnya merasa agak canggung diperlakukan begitu, toch akhirnya karena
dia memang sudah merasa kepalang tanggung, akhirnya dia menuruti apa saja yang diatur
oleh Liang Ie Touw, Soe Bong In dan pembesar-besar lainnya.

Setelah duduk, A Hee mengawasi semua pembesar yang berlutut dihadapannya.

A Hee mengangkat tangannya, maka para pembesar itu baru berani berdiri dan kembali
duduk pada kursi mereka masing-masing, dan suasana didalam ruangan pada saat itu, se-
perti juga suasana didalam istana kalau memang seorang raja sedang mengadakan pe-
rundingan dengan para menterinya.

A Hee mengawasi para pembesar itu sesaat, kemudian dia baru berkata: “Terima kasih atas
sambutan dari menteri-menteri dan orang-orangku sekalian...!" kata A Hee. “Dan segala
kesetiaan kalian ini akan kucatat dan akan kuberitahukan kepada Hong-siang, kaisar, agar
dicatat, dan untuk nantinya kalian akan memperoleh kenaikan pangkat !!! Sekarang, karena
aku sangat letih sekali, maka aku ingin sekali beristirahat dan besok baru aku mau
mendengar laporan dari kalian mengenai suasana dan situasi kota ini !!"

Semua pembesar yang berada disitu mengiyakan.

81
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Kemudian A Hee telah bangun berdiri.

Liang Ie Touw cepat-cepat memimpin junjungannya ini untuk berlalu dari ruangan tersebut.

Sedangkan seorang pembesar telah memberitahukan dimana ruangan untuk putera raja ini
beristirahat.

Setelah berada didalam sebuah kamar yang mewah dan menyiarkan bau harum, A Hee
memerintahkan yang lain untuk mengundurkan diri.

A Hee duduk disebuah kursi kayu cendana.

KEJADIAN yang dialaminya ini terlalu mendadak dan membingungkan A Hee. Dirinya telah
diduga dan salah dikenali sebagai putera mahkota dari kerajaan, dan para pembesar itu
yang jarang sekali bertemu dengan putra mahkota memang dapat dikibuli.

Namun kalau nanti dia telah sampai di istana, bagaimana dia bisa memerani peranan
sebagai Tay-cie itu terus menerus?

Hong-siang, kaizar, Hong-hauw, permaisuri, atau Tayhauw, ibu suri dan Thay-kam - Thay-
kam lainnya, orang-orang kebiri, pelayan-pelayan di istana. Mereka itu tentu dapat
membedakan antara Tay-cie dan A Hee. Kalau memang kedoknya itu telah terbuka tentu dia
akan menerima hukuman mati !!

Maka dari itu, disamping perasaan bingung, A Hee juga gelisah sekali.

Dia bermaksud diam-diam melarikan diri, tetapi penjagaan disekitar dirinya sangat kuat.
Penjagaan-penjagaan itu terdiri dari jago-jago silat yg memang sengaja menjaga
keselamatan diri putera mahkota ini.

Tetapi bagi diri A Hee, penjagaan itu malah telah membuat dirinya jadi sulit bergerak. Si-
bocah ini jadi selalu tenggelam dalam kegelisahan.

Sampai menjelang malam juga dia masih tetap bergelisah, tidak bisa tertidur. Dia
memasang telinga, didengarnya keadaan sangat sunyi sekali.

Hanya, sebagai seorang yang mengerti ilmu silat, maka dengan sendirinya pendengaran A
Hee sangat tajam sekali.

Dengan mendengarkan dari jalannya pernapasan orang, A Hee mengetahui bahwa diluar
kamarnya itu ada 4 orang yang sedang mengadakan penjagaan.

Akhirnya, saking gelisahnya, A Hee akhirnya mengambil keputusan untuk berjalan-jalan


ditaman gedung pembesar itu. Dia turun dari pembaringan.

Dipakai sepatu dan jubahnya, dia melangkah kepintu. Dibuka daun pintu.

Segera juga dia melihat bahwa disitu berjaga memang empat orang Sie-wie, jago istana.

Begitu melihat pintu kamar Tay-cie terbuka, ke-empat penjaga itu keluar juga, keempat
penjaga itu telah cepat-cepat menekuk kaki kiri mereka memberi hormat kepada A Hee.

“Apakah ada perintah untuk hamba sekalian?" tanya keempat penjaga itu hampir berbareng.

A Hee menggoyang-goyangkan tangannya. “Bangunlah kalian semuanya!" perintahnya.

“Lakukanlah penjagaan yang ketat, aku ingin pergi jalan-jalan dulu ditaman !"

82
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Penjaga-penjaga itu cepat-cepat berdiri.

Sedangkan A Hee telah melangkah pergi meninggalkan mereka.

Para penjaga itu jadi agak bingung, tetapi mereka dengan cepat melompat dengan Ginkang
mereka yang cukup sempurna, mereka telah melakukan penjagaan disekitar Tay-cie.

Tetapi A Hee yang melihat kelakuan para penjaga itu, dia jadi agak bingung.

“Mau apa kalian mengikuti aku?" bentaknya.

Para penjaga itu tidak bisa menyahuti.

Memang biasanya mereka melakukan penjagaan untuk keselamatan dari Tay-cie, putera
mahkota ini.

Tetapi sekarang putera mahkota itu memerintahkan mereka tidak melakukan penjagaan, hal
itu mana bisa. Sedangkan mereka menerima perintah dari Liang Ie Touw untuk melakukan
penjagaan yang ketat.

Hal itu dilakukan oleh Liang Ie Touw karena dia menduga dan takut kalau-kalau nanti ada
penjahat yang bermaksud jelek kepada diri putera raja itu.

Tetapi sekarang, karena A Hee telah memerintahkan mereka untuk pergi, mau tak mau
mereka harus mendengar perintah putera raja ini.

Dengan penuh keraguan keempat penjaga itu berlalu.

Tetapi mereka pergi bukan untuk berlalu, mereka masih mengawasi putera mahkota itu dari
kejauhan.

Sedangkan salah seorang diantara mereka telah buru-buru memberi laporan kepada Liang
Ie Touw.

“Jadi sekarang Tay-cie sedang mencari hawa segar ditaman?" tanya Liang Ie Touw. Orang
itu mengangguk. “Ya.......dan kami diperintahkan untuk tidak mengikutinya !" menyahuti
Sie-wie ini.

Liang Ie Touw mengerutkan alisnya.

“Kalian harus mengawasi terus Tay-cie, karena kalau memang sampai Taycie melarikan diri
lagi, tentu kita semuanya dijatuhi hukuman mati oleh Hong-siang !" kata Liang Ie Touw
dengan suara yang tegas.

“Cepat kau melaksanakan tugasmu lagi !" Sie-wie itu jadi gemetar tubuhnya, hatinya
tergetar.

Biar bagaimana dia jadi serba sulit. Kalau memang dia membantah perintah dari Tay-cie, A
Hee, maka kemungkinan dia akan bisa dijatuhi hukuman mati.

Tetapi kalau memang benar A Hee melarikan diri lagi, maka bukankah dia dan yang lain-
lainnya juga akan dijatuhi hukuman mati oleh Hong-siang kaizar?!

Maka dari itu, cepat-cepat dia telah kembali kepada ketiga kawannya. Dia memberitahukan
tentang perintah Liang Ie Touw itu, dan ketiga kawannya juga jadi gelisah sekali.

Mereka jadi secara sembunyi mengawasi Tay-cie mereka itu.

83
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Didalam perkiraan mereka, bahwa junjungan muda mereka itu tidak mengerti ilmu silat dan
dengan mengandalkan Ginkang mereka itu, berarti mereka bisa mengikutinya.

Tak tahunya A Hee telah mengetahui bahwa keempat Sie-wie itu telah mengikuti dirinya
secara sembunyi-sembunyi.

Tetapi A Hee tidak mau memperdulikannya lagi. Dia telah menuju ke taman.

--00O00--

KETIKA A HEE sampai ditaman dari gedung yang mewah itu, dimana taman tersebut sangat
indah sekali, tiba-tiba didepannya berkelebat sesosok bayangan.

Hati A Hee terkejut. Dia menduga bahwa ada orang yang bermaksud jelek pada dirinya.

Maka dari itu, dia pura-pura tidak tahu dan bersiap-siap berjaga-jaga dari segala
kemungkinan.

Tahu-tahu didepan A Hee telah berdiri sesosok bayangan tinggi besar. Begitu berada
didepan A Hee, bayangan itu telah menjatuhkan tubuhnya berlutut didepan A Hee.

“Siauw-jin meminta ampun atas kelancangan Siauw-jin menemui Tay-cie dimalam buta
begini !!" kata orang itu dengan suara menghormat dan dia juga telah mengangguk-
anggukkan kepalanya berulang kali.

A Hee telah menegaskan orang itu.

Segera juga dia mengenali bahwa orang itu adalah Soe Bong In.

A Hee jadi mengerutkan alisnya.

“Soe Ciang-Kun, ada apa malam-malam begini kau menemuiku?" tanya A Hee sambil
mengawasi panglima perang yang bertubuh tinggi besar itu.

Soe Bong In masih mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali. Dia masih tidak berani
untuk bangun.

“Siauw-jin telah melakukan kesalahan besar terhadap Tay-cie pada beberapa hari yang lalu,
dan sebelum Tay-cie mau memberikan pengampunannya, maka Siauw-jin tidak akan
tenang.”

Mendengar perkataan Soe Bong In, A Hee jadi tertawa kecil.

“Kau ini lucu sekali, bukankah dulu juga telah kukatakan bahwa kau telah kumaafkan?!"
kata A Hee dengan suara yang tegas.

Soe Bong In masih berlutut tidak berani bangun.

“Ya, ya, memang Tay-cie telah memberikan maafmu yang sangat berharga itu... namun
Tay-cie belum memberikan pengampunan kepada Siauw-jin!" kata Soe Bong In dengan
suara agak tergetar.

A Hee tersenyum lagi mendengar perkataan Soe Bong In itu.

“Ya, ya, aku juga memberikan pengampunan bagi dirimu!" kata A Hee. Dia berkata begitu,
karena dia mau agar Soe Bong In cepat-cepat berlalu, dia tidak mau diganggu oleh orang
she Soe itu.

84
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Soe Bong In juga kegirangan mendengar A Hee telah memberikan pengampunan bagi
dirinya.

Harus diketahui bahwa sejak dia mengetahui bahwa A Hee adalah Tay-cie dari mulut Liang
Ie Touw, maka dia jadi ketakutan setengah mati.

Tadinya waktu Liang Ie Touw memerintahkan dia membawa A Hee menghadap kepada
atasannya itu, dia menduga hanyalah bahwa atasannya itu menyenangi bocah itu.

Sedikitpun dia tidak menduga bahwa A Hee adalah putera raja yang sedang mereka cari.
Maka dari itu, bisa dibayangkan betapa ketakutannya orang she Soe ini. Siang malam dia
jadi tidak bisa tidur. Gelisah sekali orang she Soe tersebut.

Maka dari itu sekarang dia telah memperoleh pengampunan, sama juga dia memiliki harta
yang berjuta yen atau berjuta tail emas. Dia girang luar biasa.

Kesempatan untuk bertemu langsung dengan Tay-cie ini memang sulit sekali sejak
diumumkannya bahwa A Hee itu adalah putera mahkota yang sedang mereka cari.

Dan dengan jalan datang diam-diam, akhirnya Soe Bong In bisa juga menemui A Hee di-
bawah empat mata.

Berulang kali dia menyatakan rasa terima kasihnya, dan sambil memanggut-manggutkan
kepalanya berulang kali dia memuji kebesaran dari putera mahkota tersebut.

A Hee telah mengibaskan tangannya.

“Pergilah berlalu!!" perintahnya, Soe Bong In tidak berani berlaku ayal lagi, dengan cepat
dia telah berdiri.

Tetapi baru saja dia mau berlalu, tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan.

Cepat-cepat Soe Bong In membentak. “Siapa?" bengis sekali suaranya, karena dia menduga
ada orang jahat yang bermaksud jelek kepada junjungannya itu.

A Hee juga melirik kepada sosok tubuh itu. “Aku !!!" terdengar sahutan dari orang itu.
Mendengar suara itu wajah soe Bong In jadi berobah, apa lagi setelah dia melihat orang
yang menyahuti itu dengan tegas. Dialah Liang Ie Touw.

Panglima tentara ini begitu sampai didepan A Hee, telah cepat-cepat berlutut, dibelakangnya
mengikuti keempat anak buahnya.

Setelah memberi hormat kepada A Hee, maka Liang Ie Touw telah memutar tubuhnya
menghadapi Soe Bong In.

“Orang She Soe….mau apa kau malam-malam begini mengganggu Tay-cie?" bentak Liang
Ie Touw.

Bengis suara orang she Liang itu. Wajah Soe Bong In jadi berobah pucat. “Aku….aku…."
sahutnya dengan gugup ! Dan Liang Ie Touw telah memperlihatkan wajahnya yang bengis.

“Tangkap orang itu!" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis.

Keempat orang Liang Ie Touw telah bergerak akan membekuk Soe Bong In.

Soe Bong In ingin melompat menjauhi, tetapi belum lagi dia bergerak, Liang Ie Touw telah
membentak lagi.

85
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Apakah kau ingin memberontak, heh?" bentak panglima she Liang itu.

Bentakan Liang Ie Touw itu membuat Soe Bong In jadi batal melompat.

Dengan sendirinya dia berdiam saja dibekuk oleh keempat orangnya Liang Ie Touw.

Setelah orang-orangnya itu menangkap Soe Bong In, maka Liang Ie Touw telah menekuk
lututnya memberi hormat kepada A Hee.

“Tay-cie, orang she Soe ini tentu mengandung maksud tak baik malam-malam begini telah
datang mengganggu Tay-cie, harap hamba diampuni, karena tidak bisa menjaga
ketenangan diri Tay-cie. Kekagetan ini benar-benar telah merupakan satu hukuman berat
bagi diri hamba.”

A Hee sedang bingung, mengapa tahu-tahu Liang Ie Touw bisa datang kesitu?

Padahal Liang Ie Touw sampai disitu karena dia dipanggil oleh salah seorang anak buahnya,
yang melihat kedatangan Soe Bong In.

Dengan tergesa-gesa Liang Ie Touw telah menuju ke taman gedung itu. Dan benar saja dia
melihat Soe Bong In. Tadi sebelum mendekati senja, maka Liang Ie Touw telah
mengeluarkan peraturan, tidak boleh ada seorang pun yang memasuki lingkungan dari
penjagaan terhadap diri Tay-cie itu, kalau memang ada salah seorang yang kepergok
memasuki daerah terlarang itu, maka dia akan menerima hukuman mati!

Dan sekarang Liang Ie Touw melihat Soe Bong In, maka dengan sendirinya dia jadi
menangkapnya.

A Hee yang tidak mengerti soal dari keamanan didalam istana, maupun keamanan untuk
kepentingan dari seorang putera raja seperti dirinya, maka dia jadi heran.

Liang Ie Touw melihat junjungannya ini berdiam diri saja, dia duga putera mahkota ini
sedang bergusar.

Kembali dia memanggut-manggut kepalanya sampai keningnya membentur tanah.

“Hamba memang harus mati! Hamba memang harus mati!" kata Liang Ie Touw cepat sekali.
“Hamba telah membuat Tay-cie jadi terkejut, maka hamba memang harus menerima
hukuman dari Tay-cie....!"

A Hee jadi tidak enak hati.

“Kau tidak bersalah!" kata A Hee kemudian.

“Juga Soe Ciang-kun itu tidak bersalah, dia datang kemari menemui diriku karena dia ingin
meminta pengampunan dariku pada saat dia belum mengenali aku sebagai junjungannya,
dia telah bersikap kasar dan tidak mempunyai mata...aku telah memberikan pengampunan
kepadanya, maka dari itu lepaskanlah!"

Keempat orang bawahan dari Liang Ie Touw tidak berani sembarangan melepaskan Soe
Bong In, biarpun yang memerintahkan itu adalah Tay-cie, putera mahkota, junjungan
mereka.

Keempat orang ini telah memandang ke-arah Liang Ie Touw siapa telah menganggukkan
kepalanya.

86
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Soe Bong In segera juga dibebaskan.

Soe Bong In juga cepat-cepat menekuk lutut menyatakan terima kasihnya kepada putera
raja ini.

Baru saja Liang Ie Touw ingin berkata lagi, mendadak A Hee telah mengibaskan tangannya.

“Kuminta kalian meninggalkan aku seorang diri !" kata A Hee dengan suara yang tegas. Dia
juga telah memutar tubuhnya membelakangi pada panglima itu. Dia berani bersikap begitu,
karena dia tahu orang-orang ini pada jeri semuanya pada dirinya. Kalau tidak, tentu A Hee
tidak berani bersikap begitu, karena setidak-tidaknya, Soe Bong In dan Liang Ie Touw
adalah orang-orang besar, para panglima yang berpangkat tidak kecil...

Semua orang-orang itu jadi tidak berani mengeluarkan suara lagi. Mereka cepat-cepat
mengundurkan diri.

Tinggallah A Hee seorang diri ditaman itu....dia menikmati udara malam yang sejuk dan
indahnya pemandangan didalam taman itu....!

SEDANG A HEE berjalan perlahan-lahan melangkah dengan tindakan kaki yang perlahan-
lahan, segera juga dia melihat diatas sebuah jembatan yang melintang diantara kedua
tepian telaga yang terdapat didalam taman itu, tampak seorang gadis yang mempunyai
wajah cantik dan baru berusia diantara delapan belas tahun sedang berdiri ditepian
jembatan batu itu, rupanya dia sedang termenung memikirkan sesuatu.

Air telaga yang mengalir dan deras itu tampak beriak mempermainkan bayangan wajah
gadis itu dipermukaan air itu.

A Hee menghampirinya, dia mau bercakap-cakap dengan gadis itu.

Sedangkan si gadis rupanya masih belum mengetahui kedatangan A Hee. Dia masih berdiri
melamun disitu, seperti juga sedang memikirkan sesuatu. Matanya masih menatap
mengalirnya air......

Ketika sampai didekat si gadis, A Hee telah mendehem. Si gadis jadi terkejut sekali. Dia
menoleh dengan cepat.

Wajahnya juga jadi berobah waktu dia melihat A Hee telah berada dekat sekali dengan
dirinya.

“Si….siapa kau ?" tanyanya dengan suara tergugu.

A Hee merangkapkan kedua tangannya. Dia memberi hormat kepada gadis itu. “Aku she
Hioe dan bernama Soen Hee," kata A Hee dengan cepat.

Gadis itu mengerutkan alis matanya.

Dia melihat pakaian orang terbuat dari pakaian kerajaan atau pakaian orang-orang besar,
maka dari itu dia menduga orang tersebut tentu putera dari seorang pembesar negeri.

“Mau apa kau datang kemari? Apakah kau tidak mengetahui tempat ini adalah tempat
terlarang!" tegur si gadis lagi dengan suara tidak senang.

“Kalau memang orang-orang ayahku mengetahui kau berada disini, tentu kau akan
ditangkapnya dan dengan sendirinya ayahku akan menjatuhkan hukuman mati !!"

87
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Mendengar perkataan dari si-gadis, A Hee tersenyum.

“Aku memang sebetulnya tidak bermaksud untuk kemari, aku juga tidak mempunyai niat
untuk menginjak tempat ini!" katanya kemudian dengan suara yang sabar sekali. “Hanya
karena hawa udara sangat panas, maka aku tidak bisa tidur, dan aku bermaksud untuk
mencari hawa segar. Kalau memang sekiranya kedatanganku ini mengganggu ketenangan
nona, maafkanlah, aku juga bisa segera berlalu!!"

Dan setelah berkata begitu, A Hee telah merangkapkan kedua tangannya lagi.

Dia telah memberikan hormatnya lagi kepada si gadis dan kemudian A Hee memutar
tubuhnya, dia berlalu.

Melihat ini, si gadis kembali mengerutkan alisnya.

“Tunggu dulu...!" panggilnya kemudian, waktu dia melihat A Hee memang benar-benar mau
berlalu.

A Hee menahan langkah kakinya. Dia memutar tubuhnya dan memandang kearah gadis itu.

“Ada apa?" tanyanya dengan tersenyum sabar.

Si gadis rupanya telah menjadi kikuk, tetapi dengan pipi yang berobah merah seperti buah
Tho, dia telah berkata: “Aku ingin bicara sebentar denganmu, kau jangan pergi dulu!"

A Hee tidak jadi melanjutkan langkah kakinya itu. Dia telah menghampiri si gadis lagi.

“Ada yang mau kaukatakan kepadaku, nona?" tanya A Hee sambil tersenyum. “Rupanya kau
mempunyai urusan penting?"

Si gadis kembali mengerutkan kedua alisnya waktu dia mendengar perkataan dari A Hee.

“Dikata penting, ya tidak penting, dikatakan tidak penting, ya penting juga!" kata si gadis
dengan suara yang perlahan. “Tetapi aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu!"

“Katakanlah! Kalau memang aku mengetahuinya, aku akan menerangkan apa yang kau
tanyakan!" kata A Hee dengan suara yang agak nyaring, dia masih tetap tersenyum.

Si gadis tampak ragu-ragu sejenak, dia telah berdiam diri sesaat.

Melihat hal itu, A Hee jadi tersenyum. “Katakanlah !" katanya.

Si gadis telah menghela napas.

“Kau bisa berada didalam gedung ini, sebenarnya kau masih termasuk tamu dari ayahku?"
tanya si gadis kemudian.

“Ayahmu?" tanya A Hee dengan suara yang heran. “Siapakah ayahmu?"

“Ayahku adalah yang memiliki gedung ini ! Titik !" kata si gadis dengan suara agak
mendongkol. “Tak perlu kau bertanya banyak-banyak ! Yang penting kau jawab sebetulnya
apa kedudukanmu bisa berada didalam gedung ini?"

Mendengar pertanyaan gadis itu, A Hee telah tertawa.

“Aku tidak mempunyai kedudukan apa-apa,” menyahuti A Hee. “Aku hanya diajak oleh
beberapa orang kawanku yang menjadi sahabat dari pemilik gedung ini !!"

88
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Mendengar perkataan A Hee, gadis itu jadi mengerutkan alisnya lagi.

“Apakah kau tidak mengetahui, kalau memang ada orang yang berani begitu lancang
memasuki daerah taman ini, maka orang itu akan memperoleh hukuman dari ayahku?"
tegur si-gadis lagi. A Hee tersenyum.

“Aku belum pernah mendengarnya, itulah sebabnya mengapa aku jadi berani untuk datang
ketempat ini....!" menyahuti A Hee. “Kalau memang aku mengetahui tentang larangan itu,
tentu aku tidak berani untuk melanggarnya, aku ngeri nanti akan dijatuhkan hukuman mati
oleh pemilik gedung ini !!"

Kata-kata dari A Hee terdengar agak lucu, apa lagi dia berkata-kata dengan mimik muka
yang lucu, sehingga si-gadis jadi tersenyum.

“Memang hampir setiap orang yang melanggar larangan dari ayahku, tentu akan dihukum
mati, karena memang didalam gedung ini hanyalah ayahku saja yang berkuasa!!" kata
sigadis.

“Lalu...kalau memang begitu, aku harus cepat-cepat berlalu !!" kata A Hee.

Tetapi baru saja dia berkata begitu tiba-tiba telah berkelebat dua sosok bayangan. Sosok
bayangan itu menubruk kearah A Hee dan gadis itu.

Hal ini mengejutkan A Hee, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.

Dengan tangan kanannya, dia telah menyampok tangan orang itu yang mau mencengkeram
jalan darah Sung-kie-hiatnya, dan membarengi dengan itu, tangan kirinya telah menghajar
iga orang tersebut, terdengar suara "duk...dukkkkk" yang keras sekali, kemudian dengan
terpentalnya tubuh orang itu!

Sedangkan gadis itu rupanya mempunyai kepandaian yang cukup tinggi. Karena waktu
sosok bayangan tersebut menerjang kearah dirinya, dia telah melompat.

Didalam saat tubuhnya sedang melompat begitu, maka si-gadis juga telah mengulurkan
tangannya menepuk punggung orang itu.

“Bukkk! Plaaakkkk !" terdengar dua kali suara yang keras. Tampak tubuh orang tersebut
telah terpental, kemudian ambruk ditanah dengan keras sekali, orang tersebut juga
mengeluarkan suara jeritan.

Tetapi kedua orang begitu rubuh, begitu keduanya telah melompat kembali untuk
menyerang kepada A Hee dan si gadis.

Sebat dan gesit sekali gerakan kedua orang tersebut yang sudah lantas melancarkan
beberapa serangan yang berangkai kepada A Hee dan si gadis.

A Hee mengeluarkan suara tertawa dingin, kemudian dengan cepat sekali, tangannya telah
bergerak akan menghajar jalan darah Po-liong-hiat lawannya, tetapi lawannya itu dapat
mengelakannya.

Sedangkan si gadis juga telah bertempur dengan sosok tubuh yang satunya. Gerakan
tersebut benar-benar luar biasa sekali, cepat dan gesit sekali.

Setiap gerakannya itu mengandung tenaga pukulan yang kuat sekali, yang membawa angin
serangan yang benar-benar luar biasa dan kuat benar.

89
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

A Hee pada saat itu jadi beruntung telah menghindarkan diri dari beberapa serangan orang
itu yang datangnya secara berangkai.

Dan sedang mereka bertempur itu, beberapa orang Sie-wie, pengawal dari istana, orang-
orangnya Liang Ie Touw, telah keburu datang.

Mereka tadi memang mengikuti A Hee dari jauh saja, mereka tidak berani mendekati,
karena mereka takut ditegur oleh A Hee yang diduga oleh mereka adalah Tay-cie, putera
mahkota, dan bisa-bisa mereka akan dijatuhkan hukuman mati !

Maka dari itu, alangkah kagetnya mereka waktu tahu-tahu mereka melihat ada sosok
bayangan yang telah menyerang A Hee dan gadis itu.

Dengan cepat mereka telah memburunya. Dan begitu mereka sampai disitu, dengan cepat
mereka berseru dengan suara yang hampir berbareng, sambil menyerbu kepada kedua
orang yang ingin membokong A Hee tadi.

“Jangan takut Tay-cie, kami datang membantu!” teriak mereka.

A Hee juga mengenal keempat orang yang datang menolonginya ini adalah keempat
pengawal dari orang-orangnya Liang Ie Touw, yang khusus mengawal di-muka kamar
tidurnya.

Maka dari itu, hati A Hee jadi gembira juga. Dia tambah semangat.

Hanya saja kedua orang yang datang secara menggelap begitu, jadi terkejut sekali. Mereka
tidak menyangka bahwa bantuan akan datang secepat itu. Mereka sampai mengeluarkan
seruan tertahan.

Keempat orang Liang Ie Touw begitu sampai, sudah lantas mengepung kedua orang itu.
Dan mereka jadi bertempur. Sedangkan A Hee dan si gadis jadi berdiri dipinggiran.

(Bersambung)

Mereka menyaksikan jalannya pertempuran tersebut.

Hanya saja, si-gadis sendiri heran luar biasa, keempat orang itu, yang berpakaian seperti
empat orang pengawal kerajaan bisa datang begitu cepat untuk memberikan pertolongan
kepadanya, dan lagi pula yang membingungkan si-gadis, tadi keempat orang itu menyebut-
nyebut Tay-cie, yang artinya putera mahkota. Maka dari itu, dengan sendirinya dia bingung
sekali.

Dalam waktu yang sangat singkat sekali, keempat orang pengawal dari Liang Ie Touw itu
telah dapat membekuk kedua orang yang tadi telah menyerang A Hee dan si-gadis.

Ternyata kepandaian kedua orang itu tidak seberapa tinggi, mereka dapat mendesak A Hee
dan si-gadis, karena kedua orang ini tidak mempunyai kepandaian yang tinggi, yang setiap
serangan dari kedua orang yang menjadi lawan A Hee dan si-gadis itu dapat mengepung
dan mendesak dengan pukulan-pukulan yang berbahaya sekali.

Setelah dibekuk oleh keempat orang Liang Ie Touw, maka segera juga A Hee dan gadis itu
bisa melihat bahwa kedua orang yang tadi telah menyerang mereka, adalah dua orang
pengemis yang memakai baju compang-camping. Juga mereka menggemblok dua lembar
karung, masing-masing tergemblok dipunggung mereka.

A Hee jadi mengawasi kedua orang pengemis tersebut. Keempat orangnya Liang Ie Touw

90
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

telah menyeret kedua pengemis itu. Mereka berdua dilemparkan didepan kaki A Hee.

Lalu keempat orang-orangnya Liang Ie Touw tersebut telah menekuk kaki mereka memberi
hormat kepada A Hee.

“Tay-cie......kedua orang yang telah mengejutkan Tay-cie telah dapat kami tangkap, tinggal
menantikan keputusan dari Taycie saja untuk menjatuhkan hukuman orang ini!" kata salah
seorang diantara keempat orang Sie-wie, pengawal itu.

A Hee tidak lantas menyahuti, dia mengawasi kedua pengemis itu dengan alis yang
mengkerut.

Sedangkan si-gadis jadi heran melihat berulang kali keempat orang itu telah memanggil A
Hee dengan sebutan Tay-cie, putera mahkota, dengan sendirinya dia jadi terkejut sekali. Dia
mengawasi A Hee dengan seksama. Dilihatnya wajah anak muda ini memang agung dan
telah memakai baju kebesarannya yang mentereng.

Seketika itu juga darah si-gadis jadi mendesir. Apa lagi waktu salah seorang sie-wie itu telah
menoleh dan berkata dengan suara yang perlahan dan dalam keadaan tetap berlutut:
“Mengapa kau tidak berlutut, nona?"

Si-gadis jadi terkejut sekali.

“Si...siapa dia sebenarnya?" tanya si-gadis sambil memonyongkan mulutnya ke-arah A Hee.

Orang itu mengetatkan alisnya.

“Ini adalah Tay-cie…yang akan menggantikan Hong siang yang sekarang…Tay-cie akan
menggantikan kedudukan raja tua untuk duduk memerintah negeri ini !!" menerangkan
orang itu dengan suara yang perlahan sekali, dia takut nanti A Hee akan mendengarnya.

Mendengar hal itu, si-gadis jadi pucat.

Cepat-cepat dia menekuk kedua kakinya berlutut juga. Dia jadi teringat memang benar, pagi
tadi ayahnya telah kedatangan tamu agung, dan katanya tamu agung itu adalah putera
mahkota kerajaan….dan rupanya pemuda tanggung ini yang sejak tadi berdiri dihadapannya
dengan ramah sekali, adalah Putera raja dan putera mahkota! Hal ini benar-benar
mengejutkan sekali si-gadis !

Melihat si-gadis berlutut dihadapannya bersama-sama dengan beberapa orang Sie-wie yang
berlutut juga dihadapannya, cepat-cepat A Hee telah menggoyangkan tangannya.

“Bangun! Bangun!” katanya dengan cepat sekali. “Tak perlu kalian berlutut !!"

Tetapi keempat orang Sie-wie itu masih terus berlutut, begitu juga si-gadis, dia masih
berlutut.

A Hee jadi semakin bingung.

“Bangun! Bangun!" kata si-anak muda dengan cepat dan agak gugup. “Jangan banyak
melakukan peradatan !”

Tetapi si-gadis malah mengangguk-anggukkan kepalanya. Dan katanya : “Tadi Siauw-jin


telah berlaku kurang ajar terhadap Tay-cie….harap Tay-cie mau berlaku murah hati
memberikan pengampunan untuk diriku!!" kata si gadis.

91
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Mendengar perkataan gadis itu, A Hee jadi semakin tidak enak hatinya.

“Aku tidak marah !" katanya cepat. “Aku tidak marah!"

“Tetapi Siauw-jin memang telah berlaku kurang ajar! Seumpamanya Tay-cie meminta
Siauw-jin untuk melakukan hukuman potong tangan sendiri, tentu akan Siauw-jin
laksanakan perintah itu!!"

Wajah A Hee jadi berubah pucat, dia jadi gusar sekali.

“Jangan! Oh…..mana bisa itu dilakukan !?" katanya gugup. “Hayo bangun! Bangun! Ini
merupakan satu perintah dan kalian harus mematuhinya."

Mendengar perkataan A Hee, keempat Sie-wie itu jadi melompat bangun. Tetapi mereka
masih membawakan sikap yang menghormat sekali.

Dan si gadis juga jadi terpaksa bangkit. Wajah si gadis agak pucat, rupanya dia takut
berbareng malu.

Dia tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap A Hee.

A Hee tersenyum melihat lagak si gadis. “Kau boleh berlalu !!" perintah A Hee kepada si
gadis. “Besok baru kita bercakap-cakap ! Sekarang aku ingin berada seorang diri didalam
taman ini.”

Dengan tersipu-sipu si gadis telah berlalu.

Begitu juga kepada keempat orang sie-wie yang mengawalnya, A Hee telah memerintahkan
kepada mereka untuk berlalu.

Setelah semua orang berlalu, maka A Hee kemudian telah melangkah perlahan-lahan
didalam taman itu.

Dia menikmati suasana malam dengan pikiran yang melayang-layang.

Kedua orang penjahat gelap yang tadi telah menyerangnya, yang berpakaian sebagai dua
orang pengemis, telah dibawa oleh keempat sie-wie itu ke tempat tahanan.

Menurut perintah A Hee, besok baru pengemis-pengemis itu akan diadilinya.

BESOK PAGINYA Dikantor Tie-kwan telah ramai. Banyak pembesar negeri setempat yang
telah berkumpul disitu.

Mereka ingin melihat wajah putra raja, A Hee yang telah diduga sebagai junjungan mereka,
telah diperlakukan dengan hormat sekali.

Malah, Tie-kwan itu sendiri, yang bernama Siang Hoe Tan, telah mempersiapkan segalanya
untuk A Hee.

Segala apa yang dimilikinya dikerahkan. Kekayaannya itu telah menyebabkan sang Tie-kwan
sanggup mengadakan keramaian didalam kota.

A Hee tidak banyak bertanya. Dia hanya menikmati semua acara yang dipersembahkan oleh
Tie-kwan dan orang-orangnya.

Malah untuk bermuka-muka kepada A Hee, yang diduga si Tie-kwan she Siang dan bernama
Hoe Tan itu sebagai putra raja, dia telah mengadakan pesta dua hari dua malam untuk kota

92
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

itu.

Kepada rakyat kecil yang hidup melarat, maka kepada mereka itu telah diberikan uang dan
beras. Hal ini benar-benar telah menggembirakan hati para penduduk jelata.

Dengan sendirinya, mereka jadi bersyukur dengan datangnya putra mahkota di kota me-
reka.

Karena dengan adanya putra mahkota, tadinya Tie-kauw yang kikir itu menjadi dermawan.

Dengan adanya kejadian itu, rakyat mengelu-elukan A Hee, yang dikatakan nantinya akan
dapat memegang tampuk pemerintahan lebih baik dari ayahnya baginda.

Tetapi A Hee tidak mengambil perduli semua itu. Dia telah memperlihatkan semua orang
yang datang berkunjung diruangan muka.

Dia tidak melihat si gadis yang dijumpainya semalam. Hanya terdapat banyak sekali para
pembesar yang ingin berjumpa dengannya.

Menjelang lohor, A Hee merasa letih sekali. Dengan berbisik dia memberitahukan kepada
Liang Ie Touw bahwa dia ingin beristirahat.

Maka dari itu, sidang untuk hari itu telah dibubarkan. Dengan sendirinya banyak para
pembesar negeri yang kecewa, sebab belum dapat berjumpa dengan si anak raja.

A Hee tidak mau memperdulikan semua itu. Dia telah kembali kedalam kamarnya. Malah A
Hee telah memutuskan, setelah nanti dia menjatuhkan hukuman kepada kedua pengemis
yang pernah mengejutkan dirinya, rombongannya akan bergerak untuk melakukan
perjalanan lagi.

Keputusannya itu telah disampaikan kepada Liang Ie Touw, dan kepala pengawal ini
menyetujuinya.

Dengan sendirinya disiapkan segala persiapan yang diperlukan. Dan menjelang lohor, maka
A Hee telah membuka sidang lagi untuk menyidangi kedua pengemis yang telah
mengejutkan benar hatinya.

Ternyata kedua pengemis itu waktu dimajukan kedepan meja pengadilan, mereka telah
berusia diantara empat puluh tahun. Wajah kedua pengemis ini hampir mirip satu dengan
yang lainnya. Hanya cahaya mata mereka yang guram.

Namun mereka tidak memperlihatkan sikap takut dari hati mereka. Padahal kedua pengemis
ini mengetahui dan telah mendengar bahwa A Hee adalah putra mahkota.

Tetapi mereka tidak memperlihatkan diwajah mereka bahwa mereka itu merasa jeri. Dengan
berani ditatapnya mata A Hee.

A Hee juga menatap kepada kedua pengemis itu bergantian.

Sampai akhirnya A Hee menghela napas. “Siapa nama kalian masing-masing?" tegur A Hee
dengan suara yang sabar.

Kedua pengemis itu mendengus.

“Tak perlu kau menanyakan nama kami !" kata salah seorang pengemis itu dengan ketus.
“Kalau memang kau mau menjatuhkan hukuman mati, hukumlah kami!"

93
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Mendengar perkataan si pengemis yang begitu ketus, A Hee tidak menjadi marah.

Dia malah tersenyum, dan dikala ada orang-orangnya yang mau menggunakan kekerasan
agar si pengemis berlutut dihadapan A Hee, malah A Hee yang telah mengangkat
tangannya.

“Jangan digunakan kekerasan!" katanya dengan suara yang berwibawa sekali.

Orang-orangnya Liang Ie Touw tidak berani menentang perkataan A Hee.

Mereka tidak melanjutkan perbuatan mereka itu, karena mereka tidak berani menentang
perintah dari junjungan mereka. Biarpun biasanya memang mereka menggunakan
kekerasan kalau ada seorang persakitan yang tidak mau tunduk.

A Hee telah memandang wajah kedua pengemis itu lagi dengan sorot mata yang tajam.

“Apakah benar-benar kalian tidak mau menyebutkan nama kalian ?" tanya A Hee dengan
suara yang tetap sabar sekali, sebetulnya dia bisa saja bersikap keras kalau memang dia
mau, sebab orang-orang itu menduga bahwa dia adalah seorang Tay-cie, seorang putera
raja, dengan sendirinya, semua keputusannya harus didengar dan dipatuhinya.

Maka dari itu, sebetulnya gampang sekali dan sangat mudah bagi A Hee untuk mengorek
keterangan dari kedua pengemis ini mengapa semalam dia telah menyerbu begitu seperti
juga memusuhi A Hee. Tetapi hal itu tidak mau dilakukan oleh A Hee. Dia mau
menggunakan cara yang lembut. Agar kedua pengemis itu mengakui kesalahannya tanpa
desakan.

Dengan sendirinya, semua itu lebih murni kalau dibandingkan dengan diakui kesalahannya
dengan menggunakan kekerasan dan menyebabkan si-pengemis membuka rahasianya
dengan terpaksa dan tak rela.

A Hee menghendaki lain. Kedua pengemis itu tidak menyahuti perkataan A Hee. Mereka
hanya mendelik kepada A Hee dengan mata terpentang lebar. Juga mereka tidak
mengucapkan kata-kata makian pada A Hee.

Ruangan sidang ini yang dipimpin oleh A Hee jadi sunyi dan sepi sekali.

Dengan cepat sekali, A Hee telah berkata lagi dengan suara yang nyaring, namun nada
suaranya itu sangat sabar dan halus.

“Nah…lebih baik kalian mengakui semua kesalahan kalian secara baik-baik…agar tak ada
penyiksaan yang jatuh pada diri kalian berdua !!"

Mendengar perkataan A Hee, kedua pengemis itu jadi agak heran.

Mereka saling menoleh dan saling memandang. Kemudian mereka memandang A Hee lagi.
Rupanya mereka bingung sekali.

Karena biasanya, jangankan seorang Tay-cie, yang menyidangi perkara disebabkan dirinya
dikagetkan dan mau dibunuh oleh penjahat, lalu penjahatnya didalam sidang malah
diberikan jalan lunak.

Coba pada hari-hari sebelumnya, kalau memang sidang ini diketuai dan dipimpin oleh Siang
Hoe Tan, dengan sendirinya dan kedua pengemis itu yakin, bahwa mereka akan menerima
perlakuan yang tidak baik sekali!

94
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Maka dari itu, sikap A Hee yang sangat baik itu, yang mereka terima dengan mata kepala
mereka sendiri, dengan cara begitu mereka jadi diliputi keheranan.

Tak biasanya seorang pembesar negeri berlaku murah hati dan bersikap lunak terhadap
penduduk. Lebih-lebih kepada golongan pengemis.

Dengan sendirinya, kedua pengemis itu tadinya menduga bahwa mereka akan dijatuhkan
hukuman mati, sebab mereka juga telah tidak mempunyai harapan untuk hidup.

Itulah sebabnya, mengapa biarpun mereka telah mengetahui bahwa yang duduk dihadapan
mereka ini adalah seorang putera raja, toch tetap saja mereka membawakan sikap yang
ugal-ugalan dan tidak memandang sebelah mata.

Dengan sendirinya, hal ini sebetulnya membuat kedua pengemis itu jadi tidak enak hati.
Sebab biar bagaimana A Hee memperlakukan mereka baik sekali.

Dengan berpikir begitu, akhirnya kedua pengemis itu jadi menekuk kakinya. Mereka berlutut
untuk memberi penghormatan kepada A Hee.

Melihat hal ini A Hee tersenyum senang, dia merasa telah menang menundukan kedua
pengemis itu.

“Bangunlah!" kata A Hee sambil mengibaskan sedikit lengan jubahnya. “Dan….aku


mempunyai sedikit pertanyaan, apakah kalian mau menjawabnya?!"

Mendengar pertanyaan si-putera raja didalam anggapan mereka itu, kedua pengemis
tersebut telah menganggukkan kepalanya dengan cepat.

“Ya, ya, kami akan mempertaruhkan jiwa kami untuk memberitahukan segala apa yang
kami ketahui!" menyahuti salah seorang pengemis itu.

A Hee tersenyum.

“Jangan berkata begitu!" kata A Hee dengan cepat. “Harus diketahui, begitu kau membeber
semua kejahatan-kejahatan yang ada didalam dunia kejahatan di kota ini, maka jiwa kalian
akan dilindungi oleh alat-alat negara. Juga kalian akan memperoleh penghargaan….hanya
saja, beberapa orang-orangmu dan sahabatmu akan menjadi korban…!"

Mendengar perkataan A Hee, wajah kedua pengemis itu jadi berobah.

Sebentar merah dan sebentar lagi pucat pias, rupanya dia sedang ragu-ragu benar.

Melihat orang ragu-ragu, A Hee tersenyum dengan sabar sekali. Dia membawakan sikap
yang sabar dan ramah, tidak menunjukkan kemarahannya.

Tie-kwan sendiri jadi kagum melihat cara 'putera raja' yang sedang menyidangkan perkara
kedua pengemis tersebut.

Cara yang digunakan oleh A Hee sangat sabar sekali, sampai kedua pengemis itu jadi
terdesak kepojok oleh pertanyaan-pertanyaan A Hee.

o o o o o OOO o o o o o

A HEE menatap kedua pengemis itu, yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.

“Sebetulnya, aku juga tidak mau banyak mengajukan pertanyaan kepada kalian, begitu
kalian gagal melakukan tugas kalian dan maksud jahat kalian, maka aku boleh saja

95
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

membebaskan kalian! Namun, disebabkan ini merupakan suatu kejahatan yang tidak boleh
berlarut-larut, biar bagaimana aku harus dapat mengetahui dan membongkar sampai ke-
akar-akarnya! Kalau memang mau tunduk kepadaku dan membeber semua apa yang kalian
ketahui, maka kalian akan menerima penghargaan dari Hong-siang, tetapi kalau memang
kalian membangkang, dengan sendirinya kalian akan mengalami penderitaan..."

Setelah berkata begitu, A Hee telah memandang kedua pengemis terebut dengan tatapan
mata yang tajam sekali, sehingga kedua pengemis itu tidak berani menentang tatapan mata
A Hee, mereka telah menundukkan kepala mereka dalam-dalam.

Salah seorang diantara kedua pengemis itu rupanya telah dapat menguasai goncangan
hatinya, dia menghela napas.

Kemudian mengangkat kepalanya menatap kepada A Hee.

“Tay-cie memang mengagumkan!!" kata si-pengemis dengan wajah yang agak pucat pias.
“Memang biar bagaimana kami harus memberikan pengakuan kami, karena kalau tidak,
begitu sampai didepan dan memperoleh kebebasan dari Tay-cie, kami akan merasa tidak
enak hati!!"

“Nah, kalau begitu kalian bersedia untuk menjawab setiap pertanyaanku, bukan?" tanya A
Hee dengan girang melihat perobahan pada diri pengemis itu.

Pengemis tersebut telah menggangguk.

Wajah kedua pengemis itu masih pucat sekali. Rupanya biarpun mereka telah menyanggupi
untuk bicara, toch tetap saja mereka bimbang dan dipenuhi oleh perasaan ragu-ragu.

A Hee mendehem. Sambil mendehem begitu, A Hee juga memperhatikan si-pengemis.

“Coba kalian jelaskan, apa maksud kalian sebenarnya datang ke gedung Tie-kwan ini dan
menyerangku?!" tanya A Hee kemudian.

Wajah pengemis itu jadi tambah pucat, mereka tambah bimbang.

Tetapi akhirnya salah seorang diantara mereka dapat juga menguasai hatinya. Dia
menghela napas.

“Sulit untuk menjelaskan, Tay-cie!!" kata pengemis itu kemudian.

Dia masih memanggil A Hee dengan sebutan Tay-cie yang berarti putera mahkota.

A Hee mengawasi pengemis itu lagi dengan sorot mata yang tajam.

Wajahnya agung sekali, tidak memperlihatkan seulas senyumpun.

Hal ini telah membuat hati kedua pengemis tersebut jadi berdebar-debar keras. Jantung
mereka berdegup keras.

Juga kedua pengemis tersebut jadi menundukan kepalanya, mereka tidak berani menentang
tatapan mata dari A Hee, mereka tertunduk dalam sekali.

“Kalau memang kalian mempunyai suatu kesulitan untuk menjawab pertanyaanku, ya


sudah! Aku juga tidak ingin mengetahui lebih lanjut !!"

Dan setelah berkata begitu, A Hee telah mengangkat tangannya.

96
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Pengawal! Bebaskan kedua orang ini !" kata A Hee dengan suara yang nyaring. “Jangan
sampai diganggu selembar rambutpun !!”

Dan setelah berkata begitu, A Hee telah bangkit dari duduknya, dia bermaksud untuk
melangkah kedalam, meninggalkan ruangan sidang itu.

Semua orang terkejut.

Tadinya orang-orang menduga bahwa A Hee akan menjatuhkan hukuman mati kepada
kedua pengemis itu.

Tak tahunya dia malah telah membebaskan kedua pengemis tersebut.

Kedua pengemis itu juga jadi kaget sekali. Mereka tidak menyangka bahwa diri mereka akan
dibebaskan.

Dengan sendirinya mereka jadi terharu. Dengan cepat sekali, kedua pengemis ini telah
menekuk kedua kakinya.

“Tay-cie….ajukanlah pertanyaanmu, kami akan menjawab setiap pertanyaan Tay-cie dengan


jujur!" kata kedua pengemis itu hampir berbareng.

A Hee menunda langkah kakinya. Dia menahan langkah kakinya sambil memutar tubuhnya.

“Jawablah pertanyaanku yang tadi!" kata A Hee. “Apa maksud kalian sebenarnya
menyatroni gedung Tie kwan ini dan juga menyerangku?"

Pengemis itu tampak ragu-ragu, tetapi karena mereka memang telah berjanji akan
memberikan jawaban, dengan sendirinya mau tak mau mereka harus menjawab.

“Sebetulnya kami hanya suruhan belaka, dan kami menerima tugas yang harus kami
selesaikan," kata salah seorang pengemis itu memberikan penjelasan. “Namun, secara
samar-samar kami telah mendengar bahwa atasan kami ingin menculik Tay-cie untuk
dipersembahkan kepada orang-orang Watzu, guna dijadikan jaminan dan mendesak Hong-
siang yang sekarang untuk menyerah."

Mendengar hal ini, A Hee jadi berobah wajahnya. Begitu juga yang lain.

Inilah hebat!

Peristiwa ternyata mempunyai latar belakang yang luar biasa sekali.

Dengan sendirinya biarpun A Hee bukan putera raja yang sesungguhnya, toch tetap saja dia
kaget benar mendengar bahwa ada beberapa orang pemberontak yang mau bekerja sama
dengan orang-orang Watzu, orang-orang Mongolia.

A Hee cepat-cepat duduk kembali di tempatnya. Dia mengawasi kedua pengemis itu dengan
tajam sekali.

Kedua pengemis itu terkejut waktu melihat pancaran mata A Hee. Hati mereka jadi berdebar
keras dan mereka cepat-cepat telah menundukkan kepalanya.

“Coba kalian ceritakan segalanya dengan jelas !" kata A Hee dengan suara yang berwibawa.
Lenyap senyum dari bibirnya, dia berbicara dengan muka bersungguh-sungguh, karena
yang akan dihadapi oleh A Hee bukanlah suatu hal yang kecil, mempunyai latar belakang
yang sangat besar sekali. “Kalau memang keterangan yang diberikan oleh kalian ini benar,

97
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

maka kalian akan menerima anugerah dari Hong-siang, kalian telah menanam pahala pada
negara dan dengan sendirinya kalian akan diberikan penghargaan oleh negara!!"

Pengemis-pengemis itu nampaknya ragu-ragu, namun akhirnya mereka menganggukkan


kepalanya.

“Baiklah ! kami akan menceritakan segalanya dengan jelas!!” kata pengemis itu.

Dan sebelum menceritakan segalanya, pengemis itu meminta kepada A Hee agar yang
mendengarkan kisahnya itu terbatas, orang-orang yang tertentu saja.

Hal itu diluluskan oleh A Hee. Permintaan si pengemis diturutkannya.

A Hee telah memerintahkan orang-orang yang tidak penting untuk mengundurkan diri.

Setelah tinggal hanya orang-orang tertentu belaka, A Hee memerintahkan kepada si


pengemis untuk memulai ceritanya.

Si pengemis mengawasi sekelilingnya, rupanya dia masih ragu-ragu. Matanya memain tak
hentinya. Karena kisah yang akan diceritakannya itu mempunyai latar belakang yang benar-
benar hebat.

Kalau sampai dia meleset sedikit saja di-dalam menceritakan segalanya, tentu dirinya yang
akan tercela, akan diincer oleh kawan-kawannya juga.

“Kalau nanti setelah kami menceritakan seluruhnya apa yang kami ketahui kepada Tay-cie,
apakah kami akan memperoleh perlindungan ?" tanya salah seorang pengemis diantara
kedua pengemis itu sambil mengawasi A Hee.

A Hee mengangguk. “Kami akan menjamin keselamatan kalian!" menyahuti A Hee.

Si pengemis menghela napas.

“Baiklah...kami akan menceritakan segalanya!" kata pengemis itu. “Dan di kota ini saja Tay-
cie harus dapat membekuk diantara seratus orang lebih...karena mereka telah berkumpul di
kota ini guna menculik Tay-cie! Lagi pula kami peringatkan agar Tay-cie bersikap hati-hati,
sebab mereka semuanya itu mempunyai kepandaian yang tinggi, dan juga mereka selalu
bekerja dengan cepat, kalau Tay-cie kurang cepat mengambil tindakan-tindakan tentu akan
didahului oleh mereka!"

A Hee mengangguk.

“Ya, ceritakan semuanya, nanti aku akan mengatur penangkapan-penangkapan mereka!"


kata A Hee. “Dan kalau memang soal ini soal yang besar, bersangkut paut dengan negara,
maka kalian dengan sendirinya telah berjasa besar, dan mungkin kalau nanti aku telah
pulang ke-istana, dan memberitahukan hal ini kepada Hong-siang, kalian pasti akan
dianugerahkan pangkat yang tidak kecil !!"

Mendengar ini, kedua pengemis itu memperlihatkan wajah yang senang. Dan mereka mulai
menceritakan soal yang mereka berdua ketahui.

Ternyata soal itu memang cukup hebat, mempunyai latar belakang yang bersangkut-paut
dengan urusan negara !

000O000

98
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

PADA PERTENGAHAN tahun yang lalu, dari Mongolia telah menerobos masuk ke perbatasan
serombongan orang-orang Mongol. Mereka ini bermaksud untuk menyelidiki keadaan
didaratan Tionggoan.

Puluhan orang yang menerobos masuk ke-dalam daratan Tionggoan ini adalah mata-mata
yang diutus oleh negara Watzu, mereka adalah mata-mata yang telah dididik untuk menyeli-
diki perkara-perkara negara. Dengan sendirinya cara bekerja mereka cukup teliti dan hebat
sekali.

Selain pengetahuan mereka didalam bidang sebagai mata-mata, juga kepandaian ilmu silat
mereka rata-rata tinggi sekali. Selama beberapa bulan mereka menyelidiki keadaan
didaratan Tionggoan.

Mereka ingin menuju ke Pak-khia,untuk menyelidiki soal-soal di kota itu, karena Pak-khia
adalah ibukota negara. Cara bekerja puluhan orang-orang Mongolia ini sangat hebat sekali.

Hanya didalam waktu beberapa waktu saja, hanya didalam setengah tahun lebih, mereka
telah dapat menyelidiki banyak benar mengenai keadaan didaratan Tionggoan.

Dengan sendirinya, berita-berita mengenai kelemahan-kelemahan dari daratan Tionggoan


tersebut telah dikirim kepada raja mereka.

Terus saja mata-mata ini bekerja keras menyelidiki kelemahan-kelemahan dan titik pusat
penyerangan untuk tentara Mongolia kalau memang mereka akan menyerbu masuk kedalam
daratan Tionggoan.

Cara bekerjanya para mata-mata yang disebar oleh raja Watsu itu sangat hebat. Mereka
juga telah tersebar luas didaratan Tionggoan.

Ada yang khusus bekerja dibagian Utara, daratan Timur, dan kota-kota lainnya. Tetapi,
biarpun mereka terpisah-pisah toch tetap saja diantara mereka itu mempunyai kontak, yang
bekerja teratur.

Untuk lebih memudahkan hubungan diantara mereka, maka para mata-mata dari Mongolia
itu telah mengajak perkumpulan pengemis, Kay-pang, untuk bekerja sama. Mereka telah
dapat menguasai dan menundukkan Pangcu dari Kay-pang, yang pada masa itu duduk
menjabat kedudukan Pangcu Kay-pang orang she Tiang dan bernama Kui Bo.

Dengan adanya perkumpulan Kay-pang yang bekerja sama dengan mereka, maka para
mata-mata Mongolia itu dapat bekerja lebih cepat dan dapat merembes lebih dalam lagi.

Rahasia-rahasia negara semakin banyak yang dikeruk oleh mata-mata itu, karena orang-
orang Kay-pang yang tersebar di berbagai kota telah menerima perintah dari Pangcu
mereka untuk memberikan bantuan-bantuannya kepada para mata-mata itu sepenuh tenaga
!

Juga disamping pihak Kay-pang yang membantu mereka para mata-mata itu telah menarik
beberapa orang Kang-ouw didaratan Tionggoan untuk bekerja sama dengan mereka.

Mereka itu, jago-jago dari daratan Tionggoan, telah dijanjikan harta dan pangkat.

Dan, disebabkan memang banyak sekali terdapat orang-orang yang tamak, dengan
sendirinya orang yang kemaruk harta itu dapat ditarik bekerja sama oleh mata-mata dari
Mongolia.

Cepat sekali para mata-mata musuh telah mengembangkan sayap. Dan orang-orang

99
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Mongolia itu bekerja terus dari hari ke hari.

Pada suatu hari mereka mendengar tentang lenyapnya putera raja dari kalangan istana.
Cepat sekali orang-orang negara di Mongolia ini telah menyebar kaki tangannya untuk
menyelidikinya.

Dan mereka memperoleh berita bahwa anak raja yang lenyap itu, telah dapat dijumpai oleh
sepasukan tentara keistanaan.

Cepat-cepat orang-orang yang menjadi mata-mata dari Mongolia telah menyelidiki dimana
iringan dari putera raja itu akan singgah.

Mereka akan merebut dan menculik putra raja itu, agar mereka dapat mendesak dan
memeras Kaizar yang sedang duduk bertahta sekarang ini.

Mereka, orang-orang Mongolia itu, telah memerintahkan kepada dua orang pengemis, dua
orang kepercayaan dari Pangcu Kay-pang, yang masing-masing bernama Boen Sin Na, dan
So Sian Tie, untuk pergi menyelidiki keadaan putera raja itu. Malah kalau memang ke-
sempatan ada dan memungkinkan, maka mereka diperintahkan untuk menangkap putra
raja itu.

Tetapi dengan tidak diduga, disebabkan mereka itu membuat pahala terhadap bangsa
Mongolia itu, dengan cepat kedua pengemis itu tidak memperhitungkan lagi kekuatan dari
mereka dan mereka telah bermaksud akan menculik putera Kaizar.

Hanya saja, malangnya, malah mereka yang telah kena dibekuk oleh orang-orangnya Liang
Ie Touw.

Dan, mereka akhirnya telah terpaksa membuka dan membeberkan semua apa yang mereka
ketahui.

Hal itu disebabkan A Hee memperlakukan mereka begitu baik hati, sehingga mereka
menyerah dan menceritakan segalanya kepada 'putera raja' ini.

Coba kalau memang A Hee memperlakukan mereka dengan kasar, tentunya mereka akan
memilih kematian dari pada harus menyerah dan menceritakan segala apa yang diketahui
mereka, membongkar rahasia mereka sendiri.

oooOooo

SETELAH MENDENGAR cerita dari kedua pengemis tersebut, semua orang-orang yang be-
rada didalam ruangan ini jadi terkejut sekali.

Dengan cepat A Hee telah memerintahkan beberapa orang-orangnya Liang Ie Touw melaku-
kan penjagaan yang lebih ketat, karena dia takut kalau-kalau nanti orang-orangnya dan
mata-mata Mongolia itu akan menyerbu, karena menurut keterangan si-pengemis, kekuatan
mata-mata dari Mongolia itu tidak kecil, karena mereka telah tersusun tenaganya, bersama-
sama perkumpulan pengemis Kay-pang.

Liang Ie Touw jadi repot mengatur penjagaan yang ketat. Begitu juga yang lain-lainnya.

Tetapi, biarpun didalam hatinya agak tegang, toch tetap saja A Hee tidak memperlihatkan
perasaan tegangnya itu pada wajahnya.

Dia malah telah memandang kedua pengemis itu dengan tenang sekali.

100
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Kedua pengemis tersebut juga telah menundukkan kepalanya tanpa berani memandang
wajah A Hee.

Akhirnya, setelah segalanya diatur dengan rapi, setelah Liang Ie Touw kembali ke
tempatnya semula, maka A Hee telah bertanya: "Siapakah nama pemimpin dari mata-mata
Mongolia itu?" tanya A Hee kemudian.

Sabar sekali suara A Hee, juga sangat tenang sekali.

Pengemis-pengemis itu tampaknya ragu-ragu. Mereka saling memandang satu sama yang
lain.

A Hee melihat kelakuan orang. Dia jadi tersenyum.

“Kalian tidak usah ragu-ragu !" kata A Hee cepat. “Kalian telah membuka rahasia mata-mata
Mongolia, dengan sendirinya kalian telah berjasa dan membuat pahala yang tidak kecil pada
negara ! Maka dari itu, kalau memang Hong-siang diberitahukan, tentu kalian akan
dianugerahkan pangkat yang tidak kecil. Nah, ceritakanlah seluruhnya, agar kami bisa
mengadakan penjagaan !"

Mendengar perkataan A Hee, kebimbangan kedua pengemis itu jadi semakin besar.

Tetapi mendengar A Hee menjanjikan mereka pangkat dan harta, dengan sendirinya
kebimbangan mereka itu lenyap.

Malah, mereka telah mengambil keputusan akan bekerja sama dengan pemerintah guna
membasmi mata-mata dari Mongolia.

Melihat kedua pengemis itu masih ragu-ragu, maka A Hee telah bertanya lagi: “Siapakah
nama pemimpin dari mata-mata Mongolia itu?" tanya A Hee.

Si pengemis, salah seorang diantara pengemis-pengemis itu, telah menghela napas.

“Orang itu bertubuh tinggi besar dan biasanya dipanggil Toa-ko," menerangkan si-
pengemis. “Kami tidak mengetahui siapa nama sebenarnya si Toa-ko itu. Hanya saja, untuk
memudahkan kita mengenali orang itu, si Toa-ko, maka kita bisa melihat ciri-cirinya. Dia
mengenakan topeng muka yang terbuat dari kain berwarna ungu. Dengan adanya tanda itu,
maka kita bisa mengetahui bahwa dia adalah si Toa-ko!!"

Mendengar keterangan si pengemis A Hee telah mengangguk-anggukkan kepalanya.

Dia melambaikan tangannya kepada Liang Ie Touw.

Cepat-cepat si Hamba she Liang ini telah mendatangi dengan sikap menghormat. A Hee
telah membisikinya: “Adakan pembersihan didalam kota bersama-sama tentara negeri yang
ada di kota ini! Juga jangan lupa, carilah manusia yang mengenakan topeng berwarna ungu,
karena dialah pemimpin dari gerakan mata-mata mongolia."

Liang Ie Touw mengiyakan. Kemudian setelah memberi penghormatan kepada A Hee,


cepat-cepat Liang Ie Touw berlalu. Dia mempersiapkan anak buahnya.

A Hee juga telah memerintahkan kepada beberapa orang-orangnya yang mengawal di


sekelilingnya untuk mengantar kedua pengemis itu ke sebuah kamar.

Alasan A Hee, dia memberikan ketika kepada kedua pengemis itu untuk beristirahat. Tetapi
sebenarnya kedua pengemis itu menjadi tawanan resmi, karena lebih dari sepuluh Sie-wie

101
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

yang telah menjaganya.

A Hee sendiri telah bercakap-cakap dengan Tie-kwan Siang Hoe Tan. Mereka membicarakan
kemungkinan-kemungkinan dari merembesnya mata-mata Mongolia semakin banyak ke
daratan Tionggoan.

Lagi pula, Siang Hoe Tan malah telah menganjurkan kepada A Hee, agar A Hee menulis
sepucuk surat kepada Hong-siang, Kaizar, agar Kaizar bisa memerintah menteri
peperangannya untuk mengerahkan pasukan menggempur orang-orang Mongolia.

Tetapi biarpun dihadapan Siang Hoe Tan anak muda A Hee telah menyanggupinya, toh
tetap saja dia tidak bisa melakukan hal yang dianjurkan oleh Siang Hoe Tan.

Karena kalau memang dia mengirim surat kepada Hong-siang, Kaizar, dengan sendirinya
surat dan tulisannya akan segera diketahui bahwa dirinya bukanlah Tay-cie, siputera
mahkota.

Karena setiap putera mahkota akan dikenali huruf-hurufnya, dan tulisannya harus dikenali
oleh setiap menteri-menterinya. Karena kalau memang suatu kali nanti sang raja menge-
luarkan firman, dengan sendirinya para menterinya itu telah dapat mengenali firman itu
palsu atau tulen. Dengan sendirinya sejak masih kecil, putera raja harus banyak-banyak
menulis.

Dan setiap tulisan hasil tangannya itu akan dikirim ke menteri-menteri, agar mereka semua
mengenali tulisan tangan dari putera mahkota. Dan kalau memang nanti putera mahkota
telah dapat naik singgasana, dengan sendirinya tulisan tangannya telah dapat dikenali oleh
para menteri-menterinya.

Dan A Hee sekarang dianjurkan untuk menulis surat kepada Kaizar, bukankah hal itu sama
saja dengan mencari penyakit.

Tetapi kalau memang dia tidak memberitahukan raja, maka persoalan begitu hebat, luar
biasa sekali, sehingga dengan sendirinya jadi bisa merembet terus kedalam urusan negara
yang besar!

Dengan sendirinya, waktu A Hee telah berada didalam kamarnya, dia jadi pusing benar. Dia
jadi menghadapi persoalan yang benar-benar belum pernah dihadapinya.

Dan saking pusingnya, akhirnya A Hee jadi tertidur. Didalam tidurnya ini, A Hee bermimpi
bahwa dia telah diketahui bukan putera raja sesungguhnya, sehingga sri baginda telah
menjatuhkan hukuman mati kepadanya…! Menyeramkan mimpinya itu, sampai waktu A Hee
terbangun dari tidurnya dengan terkejut benar, dia jadi memandang sekeliling kamar itu
dengan hati berdebar.

Keringat dingin mengalir keluar dari sekujur tubuhnya.

Dia jadi berpikir, mungkin kalau memang benar-benar Hong-tee mengetahui bahwa dia
telah berani mati memerani peranan sebagai putera mahkota, dengan sendirinya dia pasti
akan menerima hukuman mati !! A Hee jadi menggidik sendirinya. Akhirnya dia merebahkan
dirinya kembali, dengan pikiran yang menerawang dia memikirkan kemungkinan-
kemungkinan dari tindakan-tindakannya yang harus diambil didalam waktu yang sesingkat-
singkatnya…!

oooOooo

LIANG IE TOUW begitu menerima perintah dari A Hee, sang Tay-cie, dengan cepat dia telah
102
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

mengumpulkan orang-orangnya.

Dia telah mengeluarkan perintah rahasia untuk menyelidiki semua orang-orang didalam kota
ini. Begitu juga pasukan tentara negeri yang berada di kota ini telah dikerahkan oleh Tie-
kwan Siang Hoe Tan telah menjaga kota, untuk mengadakan pembersihan kota.

Dengan sendirinya penduduk jadi terkejut sekali.

Lebih-lebih Liang Ie Touw telah melakukan pemeriksaan yang teliti pada setiap rumah yang
dicurigai.

Putera Liang Ie Touw, yang bernama Liang Khoe Sen, telah turut serta. Usia putera Liang Ie
Touw ini, yang bernama Liang Khoe Sen, telah mencapai dua puluh tahun.

Dia sejak berusia tujuh belas tahun telah masuk di ketentaraan, karena ayahnya memang
duduk sebagai perwira.

Dengan sendirinya Liang Khoe Sen cepat sekali memperoleh kemajuan pangkat, karena dia
bekerja dibawah perintah ayahnya sendiri.

Disamping tubuhnya yang tinggi besar dan gagah, Liang Khoe Sen juga mempunyai wajah
yang cakap sekali, tampan luar biasa.

Dikala orang-orang sedang mengadakan pemeriksaan dirumah penduduk, Liang Khoe Sen
juga telah melakukan pemeriksaan dirumah-rumah penduduk yang tidak jauh dari tempat
itu.

Dia berlaku keras dan bengis. Hal itu telah mengejutkan dan menakutkan bagi penduduk.

Tetapi Liang Khoe Sen tidak mau memperdulikan semua itu. Dia telah melakukan
pemeriksaan terus. Malah kalau dia melihat ada orang yang tidak disenanginya, maka dia
telah menempeleng atau juga mendorong dengan menggunakan telapak tangannya, yang
membuat tubuh orang itu jadi terpental dan ambruk ditanah!

Hal itu bisa dilakukan oleh Liang Khoe Sen karena dia mempunyai kepandaian yang tinggi
sekali. Sejak kecil dia telah dilatih ilmu silat oleh ayahnya, Liang Ie Touw dan beberapa
sahabat dari Liang Ie Touw juga ikut melatih anak ini.

Sampai menjelang dewasa, kepandaian Liang Khoe Sen hampir berimbang dengan ayahnya,
Liang Ie Touw.

Hanya saja, mengingat usia, maka dengan sendirinya Liang Khoe Sen jadi kalah pengalaman
kalau dibandingkan dengan ayahnya.

Namun Liang Khoe Sen menang tenaga, sebab usianya masih muda. Itulah keunggulannya
Liang Khoe Sen.

Kalau memang dia bertemu dengan seorang lawan yang mempunyai kepandaian yang
tinggi, tentu Liang Khoe Sen tidak akan segan-segan turun tangan jahat.

Dia selalu akan membunuh lawan yang sudah tidak berdaya disebabkan telah dirubuhkan
oleh anak muda she Liang. Dia tentu akan membunuh lawannya tanpa mengenal kasihan.

Dengan sendirinya, hal itu sebetulnya sering membuat orang jadi gusar, toch tidak ada
seorangpun yang berani menegur anak muda she Liang.

103
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Begitulah, Liang Khoe Sen jadi sering mengumbar hawa amarahnya. Sering juga main
bunuh dan main tempeleng kepada orang-orang yang lebih lemah kepandaiannya.

Sehingga hal itu tidak begitu disenangi oleh anak buah dari Liang Ie Touw. Anak muda
Liang Khoe Sen jadi dimusuhi oleh anak buah dari Liang Ie Touw.

Hanya saja, karena dia putera dari pemimpin mereka, orang-orang itu tidak berani berkutik
atau menegur Liang Khoe Sen.

Mereka hanya menyaksikan bagaimana Liang Khoe San berlaku semena-mena.

Kali ini juga, dikala melakukan pemeriksaan kepada penduduk, Liang Khoe Sen telah berlaku
kasar sekali. Kepada penduduk yang telah tua usianya, maka dia akan berlaku keras.

Tetapi kepada gadis-gadis yang cantik manis, tentu dia akan bersikap ceriwis. Dengan
sendirinya, banyak para gadis-gadis dan orang-orang tua jadi mendongkol dan murka
kepada Liong Khoe Sen. Karena Liong Khoe Sen bukan hanya ceriwis dimulut saja.

Tangannya juga nakal benar. Dia sering mencawil pipi gadis-gadis yang didatangi
rumahnya.

Hal ini membuat gadis-gadis itu jadi bergusar benar, namun mereka bergusar untuk tidak
berdaya, karena mereka tidak berani mengumbar hawa amarah dihati mereka.

Dengan sendirinya hal ini membuat Liang Khoe Sen jadi tambah berani. Waktu dia
mendatangi sebuah rumah penduduk, dilihatnya didalam rumah penduduk itu ada tiga
orang gadis yang cantik-cantik, dan seorang yang tidak terlihat wajahnya, karena duduk
membelakanginya.

Hati Liang Khoe Sen jadi girang. Dia memerintahkan beberapa orang bawahannya untuk
menunggu diluar saja.

Dia melangkah masuk, diperhatikan oleh ketiga gadis yang berdiri dengan sikap yang dingin
sekali, dan juga ketiga gadis ini malah berani benar menantang pandangan mata Liang Khoe
Sen.

Liang Khoe Sen mengawasi ketiga gadis itu. Dia tersenyum sambil menghampiri.

“Sam Siocia… rupanya kalian sedang menanti diriku, bukan?" kata Liang Khoe Sen dengan
suara yang manis sambil menghampiri kearah ketiga gadis itu.

Ketiga gadis itu tidak menyahuti. Mereka mengawasi dengan dingin.

Liang Khoe Sen menduga bahwa ketiga gadis itu tentunya jeri, dan saking jerinya mereka
tidak bisa berkata-kata. Maka dari itu, sambil tetap tertawa dia telah menghampiri.

Namun belum lagi dia sempat mendekati lebih jauh, telah terdengar orang membentak:
“Diam di tempatmu !!" yang membentak dirinya ternyata orang yang mengenakan topeng
yang tadi duduk membelakanginya.

OOO0OOO —

LIANG KHOE SEN mendongkol sekali bahwa dirinya ditegur begitu macam oleh orang
bertopeng tersebut.

Dia telah menghampirinya. Tahu-tahu tangan dari Liang Khoe Sen telah bergerak. Dia akan

104
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

menjambak pundak orang itu.

Tetapi orang tersebut telah bergerak cepat, tubuhnya bergerak mengelakkan serangan
tersebut. Dengan cepat sekali, tangan orang bertopeng itu juga telah bergerak akan
merabuh jalan darah 'Kie-tiong-hiat'nya dari Liang Khoe Sen.

Hebat rabuhan tangan dari orang tersebut. Angin serangannya kuat, menandakan kuatnya
tenaga Lwee-kang orang ini.

Tetapi Liang Khoe Sen percuma saja menjadi putera dari Liang Ie Touw kalau memang dia
tidak bisa mengelakkan serangan itu.

Dengan cepat sekali, bagaikan kijang, Liang Khoe Sen telah mengegoskan serangan orang
bertopeng itu. Tangannya bergerak, dia berhasil menjambak jalan darah Soe-ma-hiatnya
orang bertopeng itu, jalan darah yang terletak didekat dada sebelah kiri.

Dicekalnya jalan darah orang itu sampai tubuh orang bertopeng tersebut jadi lemas tak
bertenaga. Ketiga gadis manis itu jadi terkejut sekali. Mereka sampai mengeluarkan seruan
tertahan.

Mereka tidak menduga bahwa Liang Khoe Sen bisa mempunyai kepandaian yang begitu
tinggi. Dengan sendirinya, mereka jadi terkejut sekali.

Apa lagi mereka melihat, tangan Liang Khoe Sen telah bergerak, telah menjambret topeng
orang itu.

Topeng itu kena dijambret terbuka. Namun, begitu melihat wajah orang dibalik topeng ini,
Liang Khoe Sen mengeluarkan jeritan ngeri.

Dia sampai melompat mundur dan melepaskan cekalannya pada tubuh orang bertopeng itu.

Tubuh orang bertopeng itu telah rubuh dilantai dalam keadaan kejang kaku tak bergerak,
karena dia masih berada dalam keadaan tertotok.

Mengapa Liang Khoe Sen bisa melompat kebelakang menjauhi orang itu dengan wajah yg
pucat sekali dan mengeluarkan jeritan ngeri?

Karena wajah orang itu sangat mengerikan sekali, wajah orang dibalik topengnya itu seperti
juga bekas kena dicacah oleh senjata tajam, wajahnya tidak menyerupai wajah manusia
lagi, karena pada kulit wajahnya itu telah dicacah oleh tulisan-tulisan yang merupakan
sepucuk surat!

Huruf-huruf yang bertulisan diwajah orang itu sangat halus sekali. Meliputi ribuan huruf.

Wajah Khoe Sen masih pucat. Kedua kakinya agak menggigil ngeri melihat wajah orang itu.

Sedangkan ketiga gadis tersebut telah mengeluarkan jeritan kuatir.

Mereka menguatirkan keselamatan diri orang yang rusak mukanya itu.

Karena begitu Khoe Sen melompat menjauhi, maka tampak tubuh orang itu telah rubuh tak
berkutik dilantai.

Maka, ketiga gadis itu menduga bahwa orang tersebut tentunya telah kena dicelakai oleh
Khoe Sen. Mereka telah mengejar dan menghampiri.

Setelah memeriksa keadaan orang yang rusak wajahnya itu, ketiga gadis tersebut jadi bisa

105
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

menarik napas lega, karena mereka melihat bahwa orang yang rusak wajahnya tersebut
hanyalah tertotok tak bisa bergerak.

Dengan cepat ketiga gadis itu telah melompat dan mengurung Khoe Sen, yang kala itu
masih berdiri dengan penuh perasaan ngeri.

Dengan sendirinya, mereka jadi saling mengawasi.

Lebih-lebih ketiga gadis itu, yang menatap Khoe Sen dengan mata yang mendelik bengis.
Tetapi Khoe Sen jadi setengah hati.

Tadi hatinya telah merasa ngeri terlebih dahulu melihat wajah orang yang dicacah oleh
berbagai huruf pada wajahnya.

Maka dari itu, hati Khoe Sen jadi tawar untuk bertempur. Dia jadi segan untuk melakukan
perkelahian dengan ketiga gadis itu.

Waktu salah seorang gadis diantara ketiga gadis itu, yang mengenakan jubah warna hitam
dan topi bulu, melompat menerjang dirinya sambil mengeluarkan suara bentakan yg keras
sekali, maka Khoe Sen telah mengegoskannya dengan jalan melompat menjauhi.

Sambil melompat menjauhi itu, Khoe Sen telah berteriak memanggil orang-orangnya diluar
rumah itu.

Dengan cepat beberapa orang Sie-wie telah melompat masuk.

“Tangkap mereka semuanya dan bawa ke tempat tahanan!" perintah Khoe Sen dengan
suara yang bengis dan dia telah melangkah keluar meninggalkan ruangan itu. Sedangkan
para gadis itu telah saling bertempur dengan para Sie-wie yang dipanggil oleh Khoe Sen
tadi.

Didalam beberapa saat saja, para gadis itu telah dapat ditangkap.

Hal ini disebabkan kepandaian mereka tidak lebih tinggi dari Sie-wie - sie-wie itu dan juga
jumlah mereka memang kalah banyak.

Maka dari itu, ketiga gadis tersebut telah diringkus oleh Sie-wie - sie-wie itu. Sedangkan
Liang Khoe Sen telah melangkah keluar dari rumah itu.

Waktu dia sampai dimuka rumah itu, dia melihat ayahnya tengah mendatangi.

“Bagaimana ayah? Banyak yang ditangkap?" tanya Khoe Sen.

Liang Ie Touw mengangguk.

“Ya, banyak yang mencurigakan !! Siang Tie-kwan akan repot oleh tugas untuk mengadili
semua orang-orang ini !!" kata Liang Ie Touw.

Khoe Sen menunjuk kearah dalam rumah itu.

“Sen-jie juga tadi telah menangkap beberapa orang gadis dan seorang yang mukanya
dicacah oleh senjata tajam merupakan sepucuk surat !!" menerangkan Khoe Sen.

Liang Ie Touw mengerutkan alisnya.

“Perintahkan mereka ditangkap dan dijadikan satu dengan tawanan yang lainnya," kata
Liang Ie Touw. “Aku masih perlu menangkap beberapa orang lainnya !"

106
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Setelah berkata begitu, Liang Ie Touw telah berlalu dari tempat itu.

Sedangkan Khoe Sen telah melangkah kearah lain, dia menuju ke tempat dimana orang-
orang tawanan ditahan.

Diperhatikan seorang demi seorang tawanan-tawanan itu. Banyak sekali orang-orang yang
telah ditangkap oleh alat negara. Malah banyak diantara mereka itu gadis-gadis yg masih
berusia sangat muda sekali.

Khoe Sen memperhatikan tawanan-tawanan perempuan itu.

Diperhatikan wajah gadis-gadis itu, Khoe Sen sedang mencari salah seorang diantara me-
reka yang paling cantik dan manis.

Dan, Khoe Sen jadi bingung sekali, karena dia melihat gadis-gadis itu semuanya cantik-
cantik dan manis sekali.

Akhirnya Khoe Sen menunjuk pada seorang gadis yang tak jauh dari tempat itu, dia
memerintahkan kepada seorang alat negara untuk membawa gadis itu menghadap
padanya.

Opsir itu telah mengambil si gadis, yg diajak menghadap pada Liang Khoe Sen.

Wajah si gadis pucat sekali, tubuhnya juga menggigil. Rupanya dia ketakutan sekali.

Waktu dia sampai dihadapan Khoe Sen, si gadis hanya menundukkan kepalanya.

Melihat kelakuan si gadis, Khoe Sen tersenyum ceriwis sekali. Diulurkan tangannya
mengangkat dagu gadis itu.

“Siapa namamu?" tanya Khoe Sen waktu si gadis mengangkat kepalanya dengan wajah
yang ketakutan sekali.

Wajah gadis itu pucat pias benar.

“Aku….aku….." tergugu gadis itu berkata-kata. Nyata benar dia gugup. Khoe Sen tersenyum
lagi.

Tetapi senyum Khoe Sen itu bukannya dapat menenangkan hati si-gadis, malah jadi tambah
menggugupkan si-gadis.

“Siapa namamu, heh?" kata Khoe Sen lagi dengan disertai senyumnya yang sinis. Si-gadis
masih gugup.

“Aku.....namaku Mie Liang.....!!" katanya dengan gugup.

“She mu?" tanya Khoe Sen lagi.

“Aku....aku...." menyahuti gadis itu tambah gugup karena dia melihat cahaya mata dari
Khoe Sen yang tidak enak dilihat.

“Siapa she-mu?" tanya Khoe Sen lagi dengan suara yang lebih keras.

“Aku ..... eeengggggg.....aku she Lie!!" menyahuti gadis itu kemudian.

“Bagus! Nah sekarang aku ingin bertanya kepadamu dan kau harus menjawabnya dengan
benar!!" kata Khoe Sen lagi setelah berselang sesaat. "Apakah kau mau ikut bersamaku?"

107
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Gadis itu jadi tambah gugup, wajahnya jadi tambah pucat.

“Oh.... aku tidak mau...." katanya gugup.

“Kau harus mau ikut bersamaku, karena kau akan mencicipi kebahagiaan!! Lihatlah! Kau
pilihlah yang mana kau mau, terkurung sebagai tawanan atau ikut bersamaku seorang anak
perwira?"

Mendengar perkataan Khoe Sen, si-gadis jadi tambah ketakutan.

Dia sampai menangis sambil menutupi wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya.

Gadis ini, Lie Mie Liang, jadi menangis dengan tersenguk. Rupanya dia benar-benar gugup
dan ketakutan sekali mau diajak oleh Khoe Sen. Khoe sen tersenyum.

Dia mengulurkan tangannya memegang dagu dari si-gadis. Diangkatnya muka perempuan
itu.

“Kau jawab apakah kau mau ikut bersamaku?" tanya Khoe Sen dengan suara yang sangat
keras.

Si-gadis merasakan kedua lututnya jadi lemas.

Dia ketakutan benar. Tangisnya semakin menjadi. Dia berlutut didepan Khoe Sen.

“Oh Tay-jin.....janganlah membawa aku! Aku tidak bersalah…..janganlah membawaku!!"


terisak gadis itu dengan sedih.

Tawanan-tawanan lainnya menyaksikan hal ini. Mereka mengawasi dengan penuh


kegusaran. Tetapi mereka tanpa berdaya. Padahal mereka ditawan oleh alat negara juga
tanpa mereka mengetahui apa kesalahan mereka.

“Berdiri !!" bentak Khoe Sen dengan suara bengis benar.

Si-gadis berusaha untuk berdiri sambil terus menangis terisak. Tetapi apa mau dikata, kedua
kakinya dirasakan lemas benar.

Tanpa bisa dikuasai lagi, dia telah terjatuh lagi dan tetap berlutut. Khoe Sen membentak
lagi.

“Kukatakan kau berdiri!!" bentaknya dengan suara yang keras.

Sigadis jadi tambah ketakutan, semangatnya seperti juga telah terbang meninggalkan
dirinya. Dengan sendirinya dia jadi tambah lemas.

Dengan menangis sesenggukan, dia telah berusaha merangkak untuk berdiri.

Khoe Sen rupanya tidak sabar. Dia menjambak baju gadis itu.

“Berdiri !!" bentaknya dengan suara yang keras sekali.

Si-gadis kena ditarik berdiri, tetapi si-gadis masih menangis dengan suara terisak.

Koe Sen tahu-tahu mengayunkan tangannya.

“Plakkkkk !" dia telah menempeleng muka gadis itu.

“Hentikan tangismu!!" bentaknya dengan suara yang bengis sekali.

108
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Gadis itu kaget dan ketakutan benar.

Begitu juga yang menyaksikan jadi kaget dan murka. Tetapi mereka tidak berdaya.

Sedangkan si-gadis Lie Mie Liang jadi kesakitan dan ketakutan benar. Dia memandang Khoe
Sen dengan air mata meleleh dipipinya tanpa berani bersuara. Dia menangis hanya dengan
air mata yang mengucur turun.

Khoe Sen tertawa dingin.

“Hayo kau turut aku !!" bentak Khoe Sen. Wajah si gadis jadi tambah pucat, dia merasa
tidak berdaya sekali.

oooOooo

TETAPI waktu Khoe Sen mau menarik tangan gadis itu untuk berlalu, tiba-tiba terdengar
orang berkata: “Sen-jie, lepaskan gadis itu!!"

Dengan terkejut Khoe Sen menoleh, karena dia mengenali suara itu adalah suara ayahnya !

Dan memang benar. Liang Ie Touw berdiri didepannya dengan alis yang mengkerut
menatap puteranya ini.

Khoe Sen biarpun bandel dan sering membawa lagak yang ugal-ugalan, toch tetap jeri
terhadap ayahnya. Maka dari itu, dia tidak berani meneruskan maksud hatinya.

Dia melepaskan cekalan tangannya pada tangan si gadis.

Liang Ie Touw sudah tidak memperdulikan puteranya itu, dia telah menoleh kepada
seseorang pengawal dan memerintahkan agar si gadis Lie Mie Liang dikembalikan kedalam
sel tahanan, kepada rombongan orang-orang tahanan lainnya.

Pengawal itu tidak berani membantah perintah dari Liang Ie Touw, dengan cepat dia telah
mengantarkan si gadis Lie Mie Liang ke tempatnya semula.

Sedangkan Khoe Sen dengan cepat telah meninggalkan tempat itu.

Menjelang sore harinya, Liang Ie Touw telah memberikan laporan kepada A Hee.

Dia menceritakan bahwa ada tiga ratus enam puluh tujuh orang tawanan yg telah
ditangkapnya.

A Hee mengerutkan alisnya. Tawanan begitu banyak telah ditawan, dan dengan sendirinya
itu juga merupakan satu masalah yang harus diselesaikan.

Diantara tawanan itu tentu ada orang yang tidak bersalah dan kena ditangkap.

Dengan sendirinya A Hee menginginkan secepat mungkin Siang Tie Kwan, Siang Hoe Tan,
membuka sidang, untuk menyidangi tawanan-tawanan itu, agar semuanya cepat selesai.

Maka dari itu, kepada Liang Ie Touw, A Hee memerintahkan agar Liang Ie Touw memanggil
Siang Hoe Tan.

Dengan cepat sekali Siang Hoe Tan telah datang menghadap.

A Hee segera memerintahkan kepada Siang Hoe Tan agar memeriksa tawanan-tawanan itu
pada saat itu juga, siang malam tidak berhenti.

109
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Siang Hoe Tan tidak berani membantah.

Dengan cepat Tie-kwan ini telah memerintahkan kepada orang-orangnya untuk memper-
siapkan persidangan yg akan segera dimulainya.

Dan hanya didalam waktu yang sangat singkat sekali, ruang sidang telah disiapkan.

Satu persatu dari tawanan itu dimajukan, dan mereka ternyata tidak bersalah. Hanya ada
beberapa orang yang mencurigakan, dengan sendirinya orang-orang itu ditahan, dan yang
tidak mencurigakan, setelah mengalami pemeriksaan tidak bersalah, terus juga disaat itu
dibebaskan!

Semua ini dilakukan oleh Siang Hoe Tan karena disisinya ada A Hee, yang mengikuti terus
jalannya persidangan dari tawanan-tawanan itu.

Mau tak mau Siang Hoe Tan harus memeriksa seteliti dan seadil mungkin, karena dia mau
memperlihatkan kepada A Hee, yang diduganya adalah Tay-cie, agar nanti A Hee bisa
memuji dirinya didepan Hong-siang, agar dia memperoleh penghargaan dan juga
memperoleh kenaikan pangkat.

Maka dari itu, Siang Hoe Tan telah melakukan tugasnya tanpa mengenal lelah.

Waktu menjelang tengah malam, Siang Hoe Tan telah menyidangkan seratus orang lebih.

Cepat cara kerjanya Tie-kwan she Siang ini, sebat sekali.

A Hee yang menyaksikan dengan mengikuti jalannya persidangan itu, jadi kagum juga. Mau
tak mau dia memuji didalam hatinya bahwa Tie-kwan ini memang dapat bekerja.

Dan menjelang tengah malam itulah, tawanan yang harus disidangkan, yang dimajukan
kehadapan Tie Kwan Siang Hoe Tan adalah orang yang mukanya telah dicacah oleh pedang,
yang tercacah merupakan huruf.

Melihat keadaan orang ini, A Hee dan yg lainnya jadi ngeri.

Mereka mengawasi dengan teliti. Tetapi orang itu menundukkan kepalanya sehingga mereka
tidak bisa melihat tegas.

Dikepala orang itu yang gundul plontos juga terdapat cacahan yang merupakan huruf kecil
pada kulit kepala orang tersebut.

“Siapa namamu?" bentak Siang Hoe Tan sambil menggeprak meja.

Orang itu jadi mengangkat kepalanya. Tampak jelas sekali wajah orang tersebut
menyeramkan benar.

A Hee sendiri merasa ngeri melihat wajah orang tersebut.

Siang Hoe Tan sendiri untuk sesaat sampai tidak bisa berkata-kata. Tetapi akhirnya Siang
Hoe Tan dapat menguasai goncangan hatinya.

“Siapa namamu?" bentak Siang Hoe Tan lagi setelah berselang sesaat.

Orang itu, yang mempunyai wajah menyeramkan, dan dengan kedua tangan terborgol,
telah tertawa tawar.

“Apa perlunya kau menanyakan namaku?" tanyanya. Dia seperti sedang bicara kepada

110
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

orang biasa saja, dia seperti tidak memperdulikan bahwa dirinya sedang berbicara dengan
seorang Tie-kwan, yang seharusnya mesti dihormatinya.

Wajah Siang Hoe Tan jadi berobah: “Apakah kau tahu dengan berkata-kata begitu kau bisa
dijatuhkan hukuman mati?" tanya Siang Hoe Tan dengan suara yang bengis. “Apakah kau
memang tidak takut mati?" Ditanya begitu, orang yang bermuka menyeramkan tersebut
telah tertawa dingin.

“Mati? Apa susahnya untuk mati? Apa yg musti ditakuti?" tanya orang itu dengan suara yang
benar-benar menyeramkan, karena suara itu mengandung perasaan dendam yang
mendalam sekali.

A Hee yang mendengar suara orang itu jadi menggidik.

Siang Hoe Tan disamping merasa ngeri, juga menjadi gusar. Karena dirinya sebagai seorang
Tie-kwan, seharusnya orang bermuka jelek itu menghormati dirinya.

Tetapi diperlakukan begitu kasar, Siang Hoe Tan jadi gusar benar.

“Kau bisa dihukum seratus rangketan kalau memang kau tidak mau membuka mulut!" kata
Siang Hoe Tan dengan suara yang tegas.

Orang itu telah tertawa dingin lagi.

“Hukumlah kalau memang aku harus menerima hukuman yang kau katakan itu!" katanya
dengan berani benar dan juga suaranya tawar sekali.

Siang Hoe Tan jadi kesima sesaat, tetapi akhirnya Tie-kwan she Siang ini mendengus.

“Hmm….kau terlalu kepala batu! Aku mau melihat apakah setelah menjalani hukuman
rangket seratus rangketan rotan, kau masih mau menutup mulut !!"

Dan setelah berkata begitu, dengan gusar Siang Hoe Tan menoleh kepada 'algojo' yg berdiri
disisinya.

“Hukum dia !" perintahnya.

Dua orang lainnya telah mendahului algojo, yang memegang rotan itu, kedua orang ini telah
mendorong tubuh orang bermuka jelek dan aneh tersebut sampai tengkurap dan dengan
cepat 'algojo' yang memegang rotan itu telah menghajar pantat orang bermuka jelek
tersebut.

Suara 'brettt—bukkk' berulang kali terdengar. Tetapi orang bermuka jelek itu tidak menjerit
kesakitan.

Malah hanya tampak dia menggigit wajahnya, tampak dia menderita sekali. Wajah orang
tersebut jadi tambah jelek dan menyeramkan sekali.

Dan sampai pada gebukan yang ke 37 rangketan, tampak orang itu jatuh pingsan !

Siang Hoe Tan memerintahkan orang-orangnya untuk menyiram orang bermuka jelek itu
dengan menggunakan segayung air dingin untuk menyadarinya.

Muka orang bermuka jelek itu habis basah kuyup tersiram oleh air dua gayung yang disiram
oleh orangnya Tie-kwan She Siang tersebut.

A Hee juga mengawasi dengan hati berdebar...... Keadaan orang bermuka jelek ini sangat

111
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

aneh dan luar biasa sekali, diselubungi oleh kabut rahasia.....!

000O000---

ORANG BERMUKA jelek itu jadi tersadar dari pingsannya waktu mukanya disiram oleh dua
gayung air dingin. Begitu tersadar, ia mengawasi kearah 'algojo' yang tadi telah
merangketnya. Pancaran matanya begitu mengerikan sekali, mengandung dendam yang
luar biasa. Tubuh si 'Algojo' jadi agak menggigil. Tetapi dia masih berdiri menantikan
perintah dari Siang Hoe Tan.

Siang Hoe Tan ketika melihat orang bermuka jelek tersebut telah tersadar, dia tertawa
dingin.

“Nah…. apakah kau masih mau menutup mulutmu rapat-rapat?" bentak Siang Hoe Tan
dengan suara yang bengis. "Masih banyak alat-alat pada kami untuk membuka mulutmu itu!
Kami masih mempunyai banyak cara agar kau mau bicara!!"

Itulah perkataan seorang Tie-kwan, yang akan mengorek pengakuan dari seorang
terhukum. Tetapi orang bermuka jelek ini tidak jeri. Dia malah tertawa dingin. Dan juga
mendelik kepada Siang Hoe Tan.

Sinar matanya begitu tajam dan bengis sekali, mengandung dendam yang luar biasa.

Siang Hoe Tan merasakan sorot mata dari orang bermuka jelek itu seperti juga masuk
kedalam ulu hatinya.

Mengerikan dan membuat orang she Siang ini jadi agak menggigil. A Hee juga melihat sorot
mata orang itu. Dia jadi agak ngeri.

Tetapi sebagai seorang Tie-kwan, maka Siang Hoe Tan memang telah menghadapi banyak
peristiwa yang besar, dengan sendirinya dengan cepat sekali dia dapat menguasai hatinya,
menguasai goncangan hati.

“Kau mau bicara atau tidak, heh?" bentak Siang Hoe Tan kemudian dengan keras, sengaja
suaranya diperkeras begitu, untuk melenyapkan sisa goncangan hatinya.

Orang bermuka jelek tersebut tidak menyahuti, dia hanya tertawa dingin saja.

Dia tidak menyahuti pertanyaan dari Siang Hoe Tan itu. Sikapnya sangat berani sekali.

Siang Hoe Tan jadi kewalahan juga memeriksa orang ini. Dia tertawa tawar.

“Kau baru menerima tiga puluh tujuh rangketan, jadi masih kurang enam puluh tiga
rangketan, kalau memang kau masih tidak mau membuka mulut, hmmmmm, aku akan
memerintahkan untuk meneruskan hukumanmu itu!!” kata Siang Hoe Tan dengan
mendongkol sekali.

“Teruskanlah ! Kenapa tidak diteruskan ?" kata si muka jelek dengan suara yang parau dan
tidak enak didengar. “Teruskanlah !!"

Dia mengangkat tangannya.

“Teruskan!!" perintahnya.

Orang-orangnya mengiyakan.

Mereka bersiap-siap akan menghajar pantat orang bermuka jelek ini.

112
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sedangkan orang bermuka jelek itu juga telah bersiap-siap akan menerima hukuman yang
akan dijatuhkan kepada dirinya.

Tetapi tiba-tiba terdengar orang berkata : “Tahan…!!" kata orang itu.

Semua orang menoleh.

Ternyata yang berkata mencegah diteruskan hukuman adalah A Hee.

Siang Hoe Tan juga menoleh kepada A Hee.

“Ada kesalahan apa, Tay-cie?" tanya Siang Hoe Tan, dia takut kalau-kalau dia melakukan
suatu kesalahan.

A Hee menggelengkan kepalanya, kedua alisnya mengkerut.

“Ada sesuatu yang luar biasa pada diri orang ini !" kata A Hee sambil mengawasi orang
bermuka jelek tersebut. A Hee berkata-kata dengan suara berbisik.

Siang Hoe Tan mengangguk.

“Ya, Tay cie !!" menyahuti Tie-kwan ini dengan cepat. “Menurut pandangan Taycie apa yang
harus Siauw-jin lakukan?!"

A Hee masih mengerutkan kedua alisnya.

“Kau perhatikan pada wajahnya itu ! Itu bukan sembarangan luka, melainkan cacahan dari
huruf-huruf dan merupakan huruf-huruf yang bisa terbaca ! Coba perintahkan orangmu
untuk menyusun huruf-huruf itu !!"

Siang Hoe Tan mengangguk mengiyakan, dia memanggil seorang juru tulisnya.

Diperintahkan untuk menulis semua huruf-huruf cacahan yang terdapat pada wajah dan ba-
tok kepala orang yang bermuka jelek itu.

Jurutulis itu dengan cepat melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Dia mencatat
huruf-huruf yang terdapat dimuka orang itu. Dan juru tulis itu lalu menyusun huruf-huruf
yang telah ditulisnya itu, mengikuti apa yang ada pada muka dan batok kepala orang ber-
muka jelek tersebut.

Surat yang telah tersusun itu diberikan kepada Siang Tie Kwan.

Siang Tie Kwan mengawasi sesaat, wajahnya jadi berobah pucat. Tubuhnya jadi agak
menggigil.

Kemudian dengan tangan yang agak gemetar, dia menyerahkan surat itu kepada A Hee. A
Hee melihatnya, membacanya. Dan A Hee juga berobah wajahnya menjadi pucat.

Dibacanya terus surat itu yang tersusun dari huruf-huruf dimuka dan batok kepala orang
bermuka jelek tersebut.

Bunyi surat itu antara lain:

Kepada Siang Tie-kwan,


Kami memang telah tahu dan telah menduga sebelumnya bahwa kalian akan mengadakan
pembersihan besar-besaran didalam kota, dan menangkap-nangkapi orang-orang yang tidak

113
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

bersalah serta rakyat yang tidak berdosa.


Maka itu, untuk mencegah terjadinya perkara penasaran, sengaja aku telah mengirimkan
seorang yang mau berkorban demi perdamaian rakyat. Dengan cara menulis surat dimuka
dan dikepala orang ini menandakan besarnya pengorbanan orang tersebut, yang mau
mengorbankan dirinya untuk kepentingan rakyat ramai.
Maka dari itu, kami peringatkan kepada kau Siang Tie-kwan, kalau memutuskan suatu
persoalan, janganlah terlampau cepat. Kalian harus menyelidikinya lebih dahulu!

Sengaja kami menulis surat ini, agar lain kali kau dapat bertindak lebih hati-hati. Mengenai
Tay-cie, putera mahkota, kami minta kalian mau menyerahkan dengan cara yang baik, agar
tidak sampai terjadi suatu pertumpahan darah.
Tetapi kalau memang kalian tidak mau menyerahkan dengan cara yang baik kepada kami,
ya tidak menjadi soal. Surat ini juga janganlah kalian menganggap sebagai surat ancaman,
karena kami memang tidak mempunyai maksud untuk mengancam kalian.

Hanya saja perlu kujelaskan, bahwa kau dan keluargamu tinggal dan menetap di kota ini,
dan kalau memang sampai terjadi sesuatu, janganlah hal itu menjadi suatu penyesalan,
Siang Tie-kwan.

Kami kira sebagai seorang Tie-kwan, kau bisa mengambil suatu keputusan yang cepat.
Ambillah suatu keputusan, agar kami bisa mendengar jawabanmu!
Kalau memang kau memberikan jawaban surat kami ini, cukup disampaikan kepada orang
yang mukanya telah dicacah oleh surat kami ini.
Dan kalau memang kau tidak bermaksud untuk membalas surat kami ini, ya, tidak menjadi
soal, hanya saja, kami tentunya akan mengambil langkah dan tindakan sendiri.

Kukira Tay-cie tidak ada harganya bagi diri kalian, dan kalau memang kalian nanti takut
dijatuhkan hukuman oleh kaizar kalian, boleh saja kau menyerahkan Tay-cie secara
bersandiwara dengan kami. Kalian berikan Tay-cie sebuah kamar dibelakang gedungmu,
dan kerahkan penjagaan hanya dibagian muka gedungmu saja.
Kau kerahkan seluruh kekuatanmu, sehingga orang akan melihat bahwa kau melakukan
penjagaan yang gigih. Padahal, dibelakang kau kosongkan, sehingga kami bisa menculik
Tay-cie kalian itu, dan besoknya kau bisa mengumumkan bahwa Tay-cie terculik oleh lawan,
kau bisa melepaskan tanggung jawab ! Kalau memang sampai kau menemui kesulitan, juga
keluargamu mengalami ancaman bahaya, maka pihak kami akan mengulurkan tangan untuk
memberikan pertolongan!!

Nah Siang Tie-kwan ! Ambillah suatu keputusan yang tegas, ini merupakan jalan yang akan
menuju ke masa depanmu! Antara hancur dan jaja !!
Dari kami: si Hitam.
Surat yang telah disusun oleh juru tulisnya Siang Hoe Tan benar-benar hebat. Hal ini
membuat tubuh Siang Tie Kwan jadi menggigil.

Dia takut Tay-cie, A Hee, menduga bahwa dirinya telah mengenal penjahat-penjahat itu.
Tetapi A Hee hanya memperlihatkan perobahan wajahnya sesaat saja. Setelah itu tidak
tampak perobahan lagi pada wajahnya. Dia telah menyerahkan kembali surat itu kepada
Siang Tie-kwan.

114
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Kurang ajar benar orang itu !" kata A Hee dengan gusar. “Dan biar bagaimana kita harus
dapat mengompres orang bermuka jelek ini, karena dia adalah orangnya orang-orang itu!"

Siang Tie Kwan juga sangat gusar sekali. Dia mengiyakan perkataan dari A Hee.

Liang Ie Touw yang berdiri disamping A Hee, telah berbisik:

“Kita menggunakan kekerasan saja untuk membasmi orang-orang itu ! Siauw-jin akan
menotok jalan darahnya, dia akan menderita sekali dan tentunya akan membuka mulutnya
menceritakan semuanya !!"

A Hee mengangguk menyetujuinya. “Lakukanlah !" perintah A Hee.

Liang Ie Touw telah melompat ketengah ruangan, dia telah menghampiri orang bermuka
jelek itu.

Orang bermuka jelek tersebut rupanya telah melihat gelagat bahwa surat yang berasal dari
huruf-huruf dimukanya tidak membawa faedah apa-apa, dia jadi berulang kali mengeluarkan
suara tertawa dinginnya.

Dia sangat berani sekali. Waktu melihat Liang Ie Touw menghampiri dirinya, dia juga tidak
jeri.

Malah orang bermuka jelek tersebut telah memperbesar matanya mendelik kepada Liang Ie
Touw.

Melihat lagak orang, Liang Ie Touw tertawa tawar.

“Kau terlalu keras kepala, sahabat!" katanya dengan suara yang dingin. “Tay-cie mau
berlaku murah hati kepada siapa saja yang mau mengakui kesalahannya, tetapi kalau kau
membawa caramu ini, hmm, binasapun kau masih menderita!"

Dan setelah berkata begitu, Liang Ie Touw mengulurkan tangannya menotok tiga jalan
darah orang itu, yaitu jalan darah Soe-liang-hiat, Ma-tie-hiat, dan Koe pang-hiatnya.

Begitu tertotok, tampak orang tersebut jadi menderita sekali.

Hebat hasil totokan dari Liang Ie Touw.

Pertama-tama tampak orang itu memang masih bisa mempertahankan dirinya dengan
menggigit-gigit bibirnya meringis menahan perasaan sakitnya, tetapi akhirnya dia
bergulingan sambil menjerit-jerit kesakitan, seperti seekor babi yg mau disembelih !

oooOooo

RUPANYA Liang Ie Touw memang sengaja telah menotok tiga jalan darah dari orang itu
secara berbareng. Dengan ditotok cara begitu, maka orang tersebut sangat menderita
sekali.

Dia merasa tulang-tulangnya seperti bercopotan dan daging tubuhnya seperti juga
bercopotan digigit oleh beribu-ribu semut!

Itulah yang membuat orang bermuka jelek tersebut jadi tidak bisa mempertahankan
kekerasan hatinya. Dia jadi bergulingan sambil menjerit-jerit kesakitan tak hentinya.

Menyayatkan sekali jeritan orang itu. Dia bergulingan terus didalam ruangan ini.

115
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Orang-orang yang menyaksikan keadaan orang ini, yang mempunyai wajah sangat jelek,
dan lagi pula menjerit-jerit dengan suara yang begitu mengerikan, jadi mengkirik bangun
bulu tengkuknya.

Tetapi orang tersebut hanya menjerit-jerit kesakitan. Dia tidak mau meminta ampun atau
meminta pengampunan dari A Hee, yang didalam pandangannya juga memang sebagai
Tay-cie, si-putera mahkota.

Tak pernah dia menjerit memohon ampun dan mau bicara. Dia hanya menjerit-jerit saja. Hal
ini menandakan kekerasan hati orang tersebut dan juga keuletannya.

“Kau mau menyerah atau tidak, sahabat?" tegur Liang Ie Touw dengan mendongkol.

Orang itu hanya menjerit-jerit kesakitan, dia tidak menyahuti perkataan Liang Ie Touw.
Melihat ini, Liang Ie Touw telah tertawa dingin.

“Hmm….aku masih bisa memberikan rasa yang lebih hebat lagi !" kata Liang Ie Touw
dengan suara yang tawar. “Aku akan menotok dua jalan darahmu lagi, yaitu jalan darah Ma-
ung-hiat dan Sie-to-hiatmu !! Aku mau melihat, apakah setelah kutotok jalan darahmu itu,
kau mau menyerah atau masih mau berkepala batu?"

Mendengar perkataan Liang Ie Touw, semangat orang itu jadi buyar.

Kalau memang sampai kedua jalan darahnya itu, Ma-ung-hiat dan Sie-to-hiatnya kena
ditotok oleh Liang Ie Touw, berarti dia mau mati tidak bisa dan mau hiduppun tidak bisa.

Kedua jalan darah itu merupakan jalan darah terpenting, dan kalau memang tertotok secara
berbareng, maka darah akan mengalir keluar dari setiap pori-pori kulitnya, dan men-
datangkan perasaan sakit yg bukan main !

Maka dari itu, dia masih menjerit-jerit dengan kesakitan, tetapi hatinya sedang berpikir
untuk membunuh diri dengan jalan membenturkan kepalanya pada dinding agar dia tidak
tersiksa terus. Dia jadi nekad.

Dengan mengeluarkan seruan yang keras, tahu-tahu tubuhnya telah mencelat akan menu-
bruk dinding, akan membenturkan kepalanya pada dinding. Dengan membenturkan
kepalanya pada dinding, dia mau menghabiskan penderitaannya itu.

Tetapi Liang Ie Touw mana mau membiarkannya begitu saja. Dengan cepat sekali, Liang Ie
Touw telah melompat dan menjambret punggung orang itu. Membanting di lantai lagi.

Orang itu jadi tambah menderita kesakitan, dia bergulingan lagi dengan mengeluarkan
suara lolongan seperti anjing yang mau dipotong.

Liang Ie Touw telah tertawa dingin lagi.

“Aku mau melihat sampai dimana kau bisa bertahan diri ?" kata Liang Ie Touw dengan suara
yang dingin.

Orang itu masih menjerit terus. A Hee, Siang Hoe Tan dan lain-lainnya yang melihat hal itu
jadi ngeri.

Wajah orang bermuka jelek itu sudah seperti bukan manusia lagi. Liang Ie Touw telah
tertawa tawar lagi.

“Kalau memang kau ditotok dua jalan darahmu itu, dua jalan darahmu yang lain, Ma-ung-

116
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

hiat dan Sie-to-hiatmu, tentu kau akan lebih menderita lagi!!"

Mendengar ancaman dari Liang Ie Touw, orang itu yang rupanya sudah tidak bisa
mempertahankan diri terus dari penderitaan yang dideritanya, dengan keras dia menjerit
sekuat tenaganya sambil memukuli dadanya.

A Hee yang melihat hal tersebut jadi tambah ngeri.

Siang Hoe Tan yang biasanya menghadapi peristiwa yang mengerikan, dan mengadili
berbagai perkara jiwa, juga jadi menggidik ngeri.

Biar bagaimana, keadaan orang bermuka jelek itu yang sedang dalam keadaan tersiksa
begitu, dengan sendirinya menyeramkan dan menimbulkan perasaan iba juga.

Liang Ie Touw telah menghampiri orang itu dengan langkah yang perlahan-lahan. Sebagai
seorang perwira, dengan sendirinya jiwa Liang Ie Touw kuat sekali. Dia bisa menyaksikan
kematian orang dengan mata yang tidak berkedip.

Maka dari itu, penderitaan yang sedang diderita oleh orang bermuka jelek tidak begitu
menggugah hatinya. Dia malah mendongkol karena orang ternyata sangat kuat dan bandel
sekali.

Dan Liang Ie Touw memang mau membuktikan dia mau menotok kedua jalan darah lainnya
dari orang tersebut.

Waktu dia melangkah sampai didekat orang itu, dia mengawasi dulu sesaat. Sampai
akhirnya Liang Ie Touw menghela napas.

“Apakah kau masih tetap mau membandel tidak mau membuka mulut?" bentak Liang Ie
Touw dengan suara yang menyeramkan.

Orang itu tidak menyahuti. Dia hanya melolong dengan suara yang mengerikan, dia sangat
menderita kesakitan benar. Dengan mata mendelik menahan perasaan sakit, orang itu
mendelik kepada Liang Ie Touw penuh dendam. Pantulan cahaya matanya itu mengandung
hawa pembunuhan.

Liang Ie Touw jadi tambah gusar. Dia mendongkol benar orang tidak mau menyerah pada
penderitaannya itu. Dengan cepat dia telah mengulurkan tangannya akan menotok jalan
darah dari orang bermuka jelek tersebut.

Tetapi belum lagi Liang Ie Touw berhasil menotok jalan darah orang itu, tiba-tiba melesat
sebatang Piauw. Samberan Piauw, senjata gelap itu, sangat cepat benar.

Liang Ie Touw sebagai seorang jago kawakan yang mempunyai kepandaian yang tinggi dan
pendengaran yang tajam sekali, dengan cepat telah mengegoskannya.

Berbareng dengan Liang Ie Touw berhasil mengegoskan serangan Piauw itu, maka
terdengar jeritan yang nyaring menyayatkan hati dari orang bermuka jelek itu.

Hati Liang Ie Touw jadi mencelos. Semangatnya dirasakan telah terbang. Cepat-cepat dia
memandang kearah orang itu, dan dugaannya memang benar.

Piauw itu telah menancap tepat pada tubuh orang itu. Malah yang hebat, Piauw itu
mengandung racun yang keras sekali, sebab orang itu terbinasa dengan wajah yang
berobah hijau. Didetik itu juga orang tersebut terbinasa !

117
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Ada orang jahat! Cepat kepung dan jaga keselamatan Tay-cie!" teriak Liang Ie Touw
dengan suara yang nyaring sekali.

Dia sendiri telah melompat kesamping A Hee, untuk memberikan pertolongan jika A Hee
membutuhkannya, menjaga keselamatan A Hee.

Sedangkan beberapa orang jago-jago silat telah melompat keluar untuk mengejar pem-
bunuh gelap itu.

Begitu juga Soe Bong In, yang telah melompat keluar untuk mengejar penimpuk Piauw itu.
Tetapi begitu mereka berada diluar, tidak ada seorang manusiapun.

Hanya angin malam yang bertiup dingin. Hal ini menandakan betapa tingginya kepandaian
dari orang itu.

Karena biar bagaimana cepatnya orang itu berlari, kalau memang tidak luar biasa sekali,
tentunya dia tidak akan bisa meloloskan diri dari kejaran Soe Bong In dan jago-jago silat
lainnya yang bekerja sebagai Sie-wie dibawah pengawasan dari Liang Ie Touw.

Dengan adanya peristiwa ini, maka dapat dibayangkan bahwa pihak musuh terdiri dari
orang-orang liehay. Dan kebinasaan dari orang bermuka buruk itu juga untuk menutup
rahasia terpendam itu.

Tadinya mungkin orang yang melemparkan Piauw tersebut telah lama bersembunyi disekitar
tempat itu, tetapi karena ia menduga bahwa orang bermuka buruk itu masih bisa bertahan
dari siksaan-siksaan ringan yang dijatuhkan oleh Siang Hoe Tan, maka dia tidak mengambil
keputusan untuk membunuhnya, tetapi setelah melihat Liang Ie Touw yang maju dan juga
memang orang she Liang ini akan berhasil membongkar rahasia yang terpendam didalam
diri orang bermuka jelek itu dengan totokan-totokannya, maka orang itu telah mengambil
keputusan untuk membunuh saja orang bermuka jelek tersebut untuk menutup mulutnya!

Dengan cara begitu, dengan cara membunuh orang tersebut, maka rahasia yang diketahui
oleh orang yang bermuka buruk itu jadi terpendam terus.

Dan hal ini benar-benar mengecewakan hati A Hee, karena dia tidak berhasil mengorek ra-
hasia yang terkandung pada diri orang bermuka jelek itu.

Sedangkan Liang Ie Touw telah memasang mata pada sekelilingnya, takut kalau-kalau ada
orang yang mau membokong A Hee.

Tetapi sekeliling ruangan itu dilihatnya hanya ada orang-orangnya yang telah berjaga-jaga
penuh kewaspadaan.

Dan keadaan disekitar tempat tersebut sangat sepi sekali. Waktu itu Soe Bong In telah
melompat masuk. Dia memberikan laporan.

--oooOooo----

LIANG IE TOUW gusar benar mendengar bahwa orang yang melepaskan Piauw beracun itu
dapat meloloskan diri.

Tetapi disamping gusar, juga perasaan berkuatir pun ada pada diri orang she Liang ini.

Karena dengan lolosnya orang itu dari kepungan orang-orangnya, berarti orang-orang yang
berdiri dibelakang si-orang bermuka jelek itu rata-rata mempunyai kepandaian yang tinggi
sekali.

118
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sedang semuanya itu diliputi oleh keheningan, ketegangan, tiba-tiba Liang Khoe Sen telah
menghampiri Liang Ie Touw, ayahnya.

“Thia…mengapa kita tidak memeriksa ketiga gadis yang menjadi kawannya orang bermuka
jelek ini?!" tanya Khoe Sen dengan suara yang bimbang. “Bukankah kita menangkap orang
ini bersama-sama dengan ketiga gadis yang menjadi kawannya itu! Tentunya salah seorang
dari mereka mengetahui rahasia kawan-kawan mereka ini! Sedikitnya kita akan memperoleh
keterangan yang bisa dipakai untuk menjadi pegangan kita!"

Liang Ie Touw juga seperti baru teringat.

Dia mengeluarkan seruan: “Benar! Benar!" katanya sambil melompat.

Tetapi dia tiba-tiba merandek, dia menahan tindakan kakinya.

Tidak meneruskan langkah kakinya. Dia dengan cepat telah melompat kembali ke sisi A Hee.

“Biarlah aku menjaga keselamatan Tay-cie, dan kau saja yang pergi Sen-jie mengambil
salah seorang diantara ketiga gadis itu," perintah Liang Ie Touw.

Liang Khoe Sen mengiyakan. Dengan cepat dia telah berlalu.

Selama Khoe Sen pergi, semua orang berdiam diri, sehingga ruangan itu jadi hening dan
sepi sunyi sekali. Tak ada yang bersuara.

Hanya Liang Ie Touw yang repot mengatur penjagaan yang ketat disekitar ruangan itu. Dia
telah mengerahkan orang-orangnya untuk berjaga dengan penuh kewaspadaan.

Lagi pula Liang Ie Touw telah mengatur penjagaan menurut tiga lapis benteng dari anak
buahnya. Maka dari itu, Liang Ie Touw jadi tak perlu menguatirkan diri A Hee kena dibokong
orang lagi. Sebab setiap orang yang mau menerobos masuk, tentu harus menghadapi
dinding Sie-wie yang pertama, kemudian kalau memang orang itu berhasil menerobos
barisan Sie-wie yang pertama, orang itu harus menghadapi barisan yang kedua. Dan
sebelum berhasil orang itu menerobos garis pertahanan yang kedua itu, maka Liang Ie
Touw akan berhasil menyelamatkan diri A Hee.

Itulah pengaturan dari Liang Ie Touw yang sangat rapih dan ketat benar.

Tak lama kemudian tampak Khoe Sen telah mendatangi mengiringi seorang gadis yang
terborgol tangannya. Wajah gadis itu pucat sekali.

Dia melangkah maju dengan kepala tertunduk tidak berani mengangkat kepalanya itu.

Dan waktu telah berada ditengah ruangan, Liang Khoe Sen membungkukkan tubuhnya
memberi hormat kepada A Hee, kemudian dia telah menuju ke pinggir, menuju ke
tempatnya semula untuk bantu berjaga-jaga.

Si-gadis ditinggal ditengah ruangan.

Dan waktu gadis itu melihat tubuh orang bermuka jelek itulah menggeletak tak bernyawa,
wajahnya jadi berobah tambah pucat.

Dia juga mengeluarkan seruan tertahan, tangannya menggigil.

Melihat keadaan itu, A Hee agak kasihan.

Tetapi soal ini, soal yang dihadapinya adalah soal negara, tersangkut rubuh atau tidaknya

119
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

negaranya, maka mau tak mau A Hee harus dapat mengeraskan hatinya.

Tampak dari kelopak mata gadis ini telah menitik butir-butir air mata. Dia menatap kepada
orang-orang yang ada di-sekeliling ruangan tersebut dengan pancaran mata yang menyala
dan mengandung dendam yang sangat.

Liang Ie Touw telah melompat turun ke-tengah ruangan dengan tubuh yg ringan sekali.

Wajah perwira she Liang ini bengis sekali, dia memandang si gadis dengan mata yg bengis,
karena dia mau memukul mental dan menundukkan dulu jiwa gadis ini, dia mau menggertak
dengan menggunakan kekerasan, sebab biasanya seorang gadis akan kalah oleh bayang-
bayang ketakutan!

Si gadis juga melihat Liang Ie Touw menghampiri dirinya. Si gadis ini mendelik lebar sekali,
dia melotot mengawasi Liang Ie Touw. Sedangkan matanya itu masih menitikkan butir-butir
air mata.

Rupanya kematian si orang bermuka jelek, yang mukanya penuh oleh huruf-huruf yang
tercacah itu, telah menyedihkan dan mendukakan hati si gadis.

Dengan sendirinya, gadis tersebut bergusar kepada semua orang yang ada didalam ruangan
ini, karena didalam anggapannya orang-orang itulah yg telah membunuh manusia bermuka
jelek yang menjadi kawannya.

Liang Ie Touw telah mendengus dengan suara yang menyeramkan.

“Siapa namamu, heh?" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis. “Jangan kau main
gila, karena aku orang she Liang tidak akan segan-segan membunuhmu !"

Sengaja Liang Ie Touw telah mengancam begitu, karena dia takut nanti si gadis juga
memperlihatkan sikap kepala batunya seperti kawannya yang mukanya telah dipenuhi oleh
cacahan huruf.

Si gadis tidak menyahuti, dia hanya mengawasi dengan pandangan mata yang penuh
dendam.

Liang Ie Touw tidak mau memperlakukan halus kepada gadis ini, karena tahu-tahu dia telah
melompat mengayunkan tangannya.

“Plaakkk, plokkk, plaakk !" berulang kali terdengar suara gaplokan. Ternyata pipi si-gadis
telah kena ditempeleng oleh Liang Ie Touw.

Hebat tamparan dari Liang Ie Touw, wajah si-gadis jadi berobah merah meninggalkan tapak
jari-jari tangannya dipipi si-gadis.

Si-gadis juga kaget sekali melihat perwira tua tersebut begitu kasar. Dia jadi menderita
kesakitan dan kaget, dia memegangi pipinya yang kena ditempeleng oleh Liang Ie Touw
sambil mengawasi orang she Liang itu dengan sorot mata penuh dendam.

Liang Ie Touw telah tertawa dingin lagi. Dia malah telah mencabut pedangnya.

Semua orang yang melihat hal ini jadi berdebar keras hati mereka, karena mereka
semuanya tidak mengetahui apa yang mau dilakukan oleh Liang Ie Touw. Dengan
sendirinya mereka hanya mengawasi dengan mata yang terpentang lebar.

Begitu juga A Hee hanya mengawasi saja.

120
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sedangkan Liang Ie Touw telah melintangkan pedangnya.

“Kalau memang kau tidak mau membuka mulutmu menjawab setiap pertanyaanku, maka
jangan kau persalahkan diriku mukamu akan kurusak oleh ujung pedangku ini agar
kecantikanmu itu lenyap!!" dan setelah berkata begitu, Liang Ie Touw mengacung-acungkan
pedangnya.

Si-gadis jadi ketakutan dan bergusar benar melihat sikap Liang Ie Touw.

Sedangkan Liang Ie Touw telah memperlihatkan wajahnya yang bengis benar.

“Siapa namamu?" bentaknya kemudian dengan suara yang keras sekali.

Si gadis hanya mengerutkan alisnya, biarpun dia ketakutan, toh tetap dia tidak mau
membuka mulut, dia sangat keras kepala.

Liang Ie Touw jadi gusar benar, dia mendongkol, karena tadi orang bermuka jelek seperti
tidak mengacuhkan setiap pertanyaannya dan sekarang gadis ini juga tidak menyahuti
pertanyaannya.

Saking gusar dan murkanya, dia telah mengayunkan pedangnya akan menggores muka
gadis itu, yang berkulit halus dan mempunyai wajah sangat cantik !

Pedang Liang Ie Touw telah berkelebat cepat sekali, ujung pedangnya telah mengincer kulit
wajah dari si gadis, akan menggores, membuat tanda cacad pada muka gadis yg cantik
manis menawan !

Semua orang mengeluarkan seruan tertahan. Mereka tidak menduga bahwa Liang Ie Touw
akan membuktikan ancamannya itu. Pedang Liang Ie Touw masih meluncur terus akan
menggores muka si gadis….

0000O0000

SI GADIS juga terkejut sekali. Wajar sebagai seorang gadis maka gadis itu juga menyayangi
wajahnya.

Dia sampai menjerit kaget dan ketakutan sekali dan berusaha untuk mengelakkan goresan
pedang itu pada wajahnya.

Tetapi Liang Ie Touw sangat kosen sekali. Dia bisa bergerak cepat. Dengan sendirinya, dia
bisa bergerak dengan gerakan yang benar-benar gesit.

Ujung pedangnya seperti juga membayangi kulit muka si gadis. Dengan cara begitu, si gadis
jadi ketakutan setengah mati. Dia berulang kali mengeluarkan seruan tertahan.

“Kau mau bicara atau tidak?" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis.

“Kalau memang kau mau terus menutup mulut, maka jangan mempersalahkan diriku, aku
akan menggores mukamu!"

Si gadis jadi tambah ketakutan sekali. Dia mengerahkan tenaganya untuk melompat
menjauhi diri dari Liang Ie Touw.

Tetapi kedua kakinya sangat lemas. Lututnya seperti tidak bertenaga. Dia jadi duduk
menumprah ditanah. Dan gadis ini menangis.

Liang Ie Touw tertawa dingin.

121
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Pedangnya masih terus teracung dengan ujungnya mengancam akan mengores kulit muka
gadis itu.

“Kau mau bicara atau tidak?" bentak Liang Ie Touw sambil menempelkan ujung pedang itu
pada kulit si gadis.

Gadis itu menangis tersengguk.

“Aku bicara ! Aku bicara !!" katanya dengan suara terisak.

Mendengar itu, Liang Ie Touw telah mendengus dengan suara yang dingin.

Pedangnya juga telah ditarik pulang, dia tidak jadi menggores muka si gadis.

“Hmm….bukankah sejak tadi kau mau menyahuti perkataanku dan kau tidak usah terancam
begitu? Kalau memang terlambat sedikit saja, bukankah wajahmu akan rusak oleh ujung
pedangku ini?"

Si gadis tidak lantas menyahuti, karena dia masih tenggelam dalam tangisnya.

Dia menangis dengan menutupi wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya.

Rupanya hatinya masih tergoncang hebat, sebab tadi hampir saja wajahnya nyaris menjadi
korban cacahan pedang dari Liang Ie Touw.

Liang Ie Touw telah memasukan pedangnya kedalam kerangkanya.

“Siapa namamu ?" sambil memasukan pedangnya itu kedalam kerangkanya, Liang Ie Touw
telah bertanya begitu kepada si gadis.

“Aku….Aku….." si gadis tampak masih tergugu dan terisak oleh tangisnya.

“Cepat sebutkan namamu!" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis.

Gadis itu memang masih menangis, tetapi karena dia menyadari bahwa orang she Liang ini
kejam dan bengis, yang bisa membuktikan setiap perkataannya, maka si gadis jadi jeri juga
untuk membangkang.

Dengan sendirinya, dia menyebutkan namanya.

Ternyata si gadis she Ming, dan bernama tunggal Hwa.

“Kau bekerja untuk siapa?" bentak Liang Ie Touw lagi waktu orang telah menjelaskan
namanya.

A Hee dan Siang Hoe Tan hanya mengawasi saja. Sedangkan yang lainnya juga hanya
memandangi saja.

Para sie-wie itu berjaga-jaga dari kemungkinan seperti tadi, diserobot oleh luncuran piauw.
Maka dari itu, para Sie-wie tersebut telah memasang mata tajam sekali.

“Aku minta kau mau menjawab setiap pertanyaanku dengan sebenarnya, janganlah
mempermainkan diriku, karena kalau aku sampai bergusar lagi, hmmmm...aku bisa
mengambil jalan yang tidak pernah kau bayangkan ! Nah jawablah ! Kau bekerja untuk
siapa?"

“Aku...aku bekerja untuk Mongolia !!" menyahuti gadis itu kemudian. “Aku...aku telah

122
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

berusaha untuk bekerja demi kepentingan orang-orang Mongolia !"

“Hmm…..jadi kau penghianat negara!" kata Liang Ie Touw dengan suara mendengus.
Menyeramkan sekali. “Kau adalah orang Han, namun kau telah bekerja sama dengan orang-
orang Mongolia guna menggulingkan negara sendiri! Sudah berapa lama kau bekerja
sebagai mata-mata Mongolia?"

“Tiga tahun!" menyahuti gadis itu dengan suara yang berobah agak tegas. Rupanya dia
sudah bisa menguasai goncangan hatinya.

Liang Ie Touw mengawasi gadis ini dengan tatapan mata yang tajam. Dilihatnya gadis ini
tidak menunjukkan tanda-tanda sedang berdusta.

Dengan cepat Liang Ie Touw telah menghampiri si gadis, setelah menghela napas dia
bertanya lagi.

“Apa saja selama ini kau lakukan untuk pihak Mongolia ?" tegur Liang Ie Touw lagi.

Si gadis mengangkat wajahnya, dia memandang Liang Ie Touw dengan sepasang alisnya
berkerut.

“Banyak! Banyak sekali !" menyahuti si gadis kemudian. “Banyak benar yang telah kami
peroleh! Keterangan dan posisi dari daerah-daerah yang mudah untuk diterobos dan
diserang, semuanya telah terjatuh ke dalam tangan orang-orang Mongolia!!"

Mendengar perkataan si gadis, semua orang terkejut sekali.

“Lalu apa saja yang kau ketahui mengenai Mongolia?" tegur Liang Ie Touw pula.

Si gadis tidak lantas menyahuti, dia menatap Liang Ie Touw, kepada yang lainnya, dan
akhirnya dia memandang kepada A Hee, yang kala itu sedang mengawasi dirinya.

Si gadis kemudian menghela napas dan kepalanya jadi tertunduk.

“Terlalu banyak kalau memang aku mau menceritakan mengenai Mongolia !" menyahuti
gadis itu akhirnya. “Tetapi apakah setelah aku membuka semua rahasia-rahasia Mongolia
itu, jiwaku akan memperoleh perlindungan dari pemerintah?"

Ditanya begitu, Liang Ie Touw telah tertawa dingin.

“Kalau memang kau ingin kembali kepada negara dan membela negara sendiri, dengan cara
begitu kukira kau akan memperoleh pengampunan dari sribaginda !!'' kata Liang Ie Touw.

Si gadis tertawa tawar. “Memperoleh pengampunan dari Sribaginda?" tanyanya dingin.

Liang Ie Touw mengangguk.

“Ya, apa lagi? Bukankah memperoleh pengampunan itu kau boleh melakukan tugas rangkap
dan kau bekerja untuk negaramu sendiri, untuk kejayaan negara kita!!"

Mendengar perkataan Liang Ie Touw, gadis itu jadi tertawa tawar lagi.

“Sekarang aku belum membuka rahasia-rahasia yang kuketahui mengenai Mongolia, kalian
sudah bicarakan soal pengampunan segala, dan kalau memang aku sudah menceritakan
segalanya, tentu kalian akan membunuhku! Hmm, yang kuingin adalah apa balasan dari
negara untuk membayar rahasia-rahasia mengenai Mongolia yang kuketahui, yang akan
kuceritakan untuk kalian?"

123
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Ditanya begitu, Liang Ie Touw jadi melenggak. Dia tidak menyangka bahwa si-gadis akan
mengajukan pertanyaan seperti itu. Dia jadi tergugu. Namun akhirnya Liang Ie Touw
menoleh kepada A Hee dan Siang Hoe Tan.

Dia juga seperti meminta keputusan dari A Hee, yang dalam dugaan mereka adalah Tay-cie,
si putera mahkota!

Si-gadis juga menoleh, dia mengawasi kepada A Hee dengan tatapan mata yang tajam
sekali.

o o o o o OOO oooo*

A HEE jadi serba salah. Dia mengawasi si-gadis sesaat, mata mereka jadi bentrok satu
dengan yang lain.

Lama mereka jadi saling berpandangan. Sampai akhirnya tampak A Hee telah menghela
napas.

“Baiklah! Kalau memang kau membongkar rahasia-rahasia Mongolia yang kau ketahui, kami
akan memberikan kebebasan kepadamu, akan menganugerahkan pangkat juga!" kata A Hee
akhirnya.

Si-gadis tertawa tawar. “Apakah perkataanmu ini dapat dipegang?!" tanya si-gadis dengan
suara yang dingin.

A Hee jadi melenggak sesaat, tetapi segera dia teringat tentang kedudukannya yang sedang
diperankannya.

“Aku adalah seorang Taycie, seorang putera mahkota, maka setiap janjiku akan berat sama
beratnya dengan gunung ambruk! Nah, kau ceritakanlah maksud-maksud jelek dari
Mongolia terhadap kami yang kau ketahui semuanya!!"

Si-gadis baru saja mau berkata lagi, segera terdengar suara orang berkata:

“Ohoi! Enak sekali ingin mendengar rahasia-rahasia berharga dengan gratis!! Hei Hwa-jie,
cepat kau berlalu…..kami menantimu !”

Suara itu menggeram. Hal itu mengejutkan semua orang. Begitu juga Liang Ie Touw.
Dengan tidak mengucapkan sepatah katapun, dia telah mencelat ke dekat A Hee.

Dia berdiri disamping A Hee karena dia tahu orang yang berkata-kata itu lihay sekali dan
Liang Ie Touw khawatir nanti A Hee kena dicelakai oleh orang itu.

Maka dari itu, biarpun hatinya ingin sekali mengejar orang yang berkata-kata, namun dia
lebih mementingkan menjaga diri A Hee, yang menurut anggapannya adalah putra
mahkota.

Sedangkan Soe Bong In telah melompat mencelat keluar dari ruangan itu diikuti oleh Liang
Khoe Sen dan beberapa orang jago-jago lainnya.

Dengan cepat sekali mereka tiba diluar. Tampak dua sosok tubuh sedang berlari-lari dengan
pesat sekali.

Khoe Sen dan Soe Bong In telah mengejarnya. Begitu juga jago-jago yang lainnya telah
mengerahkan Gin-kang mereka untuk melakukan pengejaran kepada kedua sosok tubuh
yang sedang berlari kearah utara.

124
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Kedua sosok tubuh itu mempunyai Gin-kang yang sempurna sekali, karena mereka berlari
dengan kecepatan yang luar biasa sekali.

Khoe Sen dan Soe Bong In harus mengerahkan seluruh Gin-kangnya agar dapat
mengimbangi dalam pengejaran kedua sosok tubuh itu.

Sedangkan anak buah Khoe Sen dan Soe Bong In kian lama jadi semakin tertinggal jauh.
Dengan cepat sekali, Khoe Sen dan Soe Bong In mengempos semangatnya. Mereka
penasaran sekali tidak bisa mengejar dekat pada kedua sosok bayangan itu.

Tetapi dengan mengempos hampir seluruh tenaganya itu, maka perlahan-lahan jarak
mereka jadi tambah dekat.

Sedangkan kedua sosok tubuh yang sedang berlari dibagian depan itu, rupanya telah
mengetahui bahwa mereka sedang dikejar.

Mereka tampak jadi agak gelisah, dan mengempos semangatnya agar dapat berlari dengan
cepat sekali. Mereka saling kejar-mengejar sampai jauh juga.

Malah Khoe Sen dan Soe Bong In tidak mau melepaskan kejaran mereka ini, sebab dengan
mengejar terus, Khoe Sen dan Soe Bong In yakin, mereka akan dapat mengejar kedua
orang buruan tersebut.

Semakin lama mereka berlari jadi semakin jauh, telah terpisah jauh dengan kota, mereka
berada diluar kota belasan lie jauhnya. Satu lie diperkirakan limaratus enam puluh tujuh
meter.

Semakin lama jarak antara Khoe Sen dan Soe Bong In dengan kedua orang kejaran mereka
itu telah semakin dekat.

Khoe Sen dan Soe Bong In jadi tambah bersemangat. Mereka telah mengejar terus. Mereka
mengempos semangat mereka dan mempercepat lari mereka, sehingga jarak mereka jadi
terpisah tambah dekat.

Akhirnya rupanya kedua orang yang menjadi kejaran dari Khoe Sen dan Soe Bong In
merasakan bahwa mereka tidak akan bisa meloloskan diri dari kejaran kedua pengejarnya,
maka mereka telah menahan langkah kaki mereka.

Didalam waktu yang sangat cepat sekali, Khoe Sen dan Soe Bong In telah sampai di-depan
kedua orang buruannya.

Mereka melihat orang yang menjadi kejaran mereka itu, Khoe Sen dan Soe Bong In jadi
kaget, karena ternyata dua orang kejaran mereka itu adalah dua orang gadis.

Gadis yang seorangnya bersenjatakan pedang pendek, dan gadis yang seorangnya lagi
bersenjatakan pedang ditangan kanan, sedangkan ditangan kirinya mencekal Hud-tim,
kebutan yg biasa digunakan oleh para Niekouw.

Kedua gadis ini berusia diantara 20 th. Wajah kedua gadis tersebut tidak enak dilihat,
mereka memperlihatkan sikap mereka yang bengis.

Khoe Sen dan Soe Bong In yang melihat kedua gadis itu, jadi saling menoleh dan mereka
tersenyum.

“Ahai, aku tidak menduga sebelumnya bahwa mereka hanya betina cilik belaka !" kata Soe
Bong In dengan suara memandang rendah.

125
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sedangkan Khoe Sen juga tersenyum, katanya: “Ya Soe Pek-pek… kita harus membekuk
mereka untuk dibawa menghadap pada Tay-cie !" kata Khoe Sen dengan suara
bersemangat sekali.

Soe Bong In mengangguk.

“Ya, ya, ya, kita harus membekuk betina-betina kurang ajar ini!"

Dan setelah berkata begitu, Soe Bong In menoleh kepada kedua gadis itu.

“Siapa kalian? Mengapa kalian tidak berani muncul secara berterang?! Apakah kalian jeri
nanti kami akan menyiksa pada kalian ?"

Ditegur begitu, wajah kedua gadis tersebut jadi berobah merah padam. Mereka bergusar
sekali.

“Aku Tek Sam Nio tidak pernah jeri kepada siapapun!!" kata salah seorang gadis itu yang
memegang pedang dan mencekal kebutan Hud-tim ditangan kirinya. “Dan adikku ini, Tek
Bie Nio tidak akan mundur biarpun harus menghadapi kebinasaan !!"

Mendengar perkataan si gadis, Khoe Sen berseru girang.

“Bagus! Bagus! Nama kalian indah benar! Tek Sam Nio dan Tek Bie Nio!! Ahai, kalau
memang aku nanti bisa mempersuntingkan kalian kakak dan adik, tentunya aku akan
bahagia sekali!!"

Mendengar perkataan Khoe Sen yang ceriwis begitu, wajah kedua gadis tersebut jadi
berobah merah padam. Rupanya mereka gusar sekali.

Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, Tek Sam Nio telah melompat lebih dulu,
dia menyerang dengan hebat sekali.

Begitu juga dengan Tek Bie Nio, dia telah melompat menerjang kepada Khoe Sen. Namun
Khoe Sen dan Soe Bong In liehay sekali.

Mereka dengan cepat telah mencabut pedang mereka masing-masing. Cepat sekali Khoe
Sen dan Soe Bong In telah menangkis setiap serangan dari kedua gadis tersebut. Mereka
jadi bertempur dengan seru sekali.

Tetapi lama kelamaan tampak juga bahwa kepandaian si-gadis masih berada disebelah
bawah dari kepandaian Khoe Sen dan Soe Bong In, kedua gadis bersaudara Tek itu jadi
terdesak.

000000

TEK SAM NIO dan Tek Bie Nio jadi agak gugup juga, karena biarpun mereka telah
mengerahkan kepandaian mereka, toch tetap saja mereka terdesak oleh libatan dari kedua
pedang Khoe Sen dan Soe Bong In, yang menyambar kearah mereka dengan cara yang
beruntun, dan menyambar pulang pergi dengan tak hentinya, membuat kedua gadis
bersaudara she Tek itu jadi gugup sekali.

Malah Tek Sam Nio telah meneriaki Tek Bie Nio, adiknya itu, dengan kata-kata: “Angin
kencang! Angin keras!" maksudnya agar Bie Nio mencari jalan untuk meloloskan diri dari
libatan kedua batang pedang Khoe Sen dan Soe Bong In yang telah menyambar terus
menerus ke tempat bagian yang berbahaya sekali ditubuh mereka.

126
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Maka dari itu, Tek Sam Nio menganjurkan agar Tek Bie Nio mengambil langkah seribu,
melarikan diri, meloloskan diri dari kepungan Khoe Sen dan juga Soe Bong In.

Tetapi Khoe Sen dan Soe Bong In mana mau melepaskan mereka.

“Kalian mau kabur, heh?" tegurnya dengan suara yang bengis.

Dan setelah membentak begitu, Soe Bong In telah melancarkan serangannya lagi. Begitu
juga Liang Khoe Sen, dia telah melancarkan serangan juga.

Tek Bie Nio dan Tek Sam Nio jadi tambah terdesak oleh serangan-serangan dari kedua
orang kerajaan tersebut.

Malah Khoe Sen juga telah melancarkan serangan-serangan yang telah membuat Tek Sam
Nio tambah terdesak.

Dengan cepat sekali, Tek Sam Nio memutar pedang dan kebutan Hud-timnya secara
berbareng. Tetapi tetap saja dia tidak bisa menghadapi gempuran dari dua jurusan yang
dilakukan oleh Khoe Sen dan Soe Bong In.

Dengan sendirinya berulang kali dia jadi terdesak hebat. Dan disaat Tek Sam Nio sedang
terdesak begitu, maka Tek Bie Nio juga telah terdesak hebat oleh rangsekan serangan yang
dilancarkan oleh Khoe Sen.

Begitulah mereka jadi serang menyerang dengan tak hentinya dan mereka saling bertempur
dengan melancarkan serangan yang membahayakan jiwa salah seorang diantara mereka
kalau memang ada diantara mereka yang terserang.

Yang lebih jelas lagi, Tek Bie Nio dan Tek Sam Nio terdesak hebat oleh setiap serangan
yang dilancarkan oleh Khoe Sen dan Soe Bong In.

Tek Sam Nio telah berulang kali meneriaki Tek Bie Nio agar melarikan diri, membiarkan dia
yang berusaha menghadapi Khoe Sen dan Soe Bong In, menghadang mereka, yang
memungkinkan Tek Bie Nio jadi bisa meloloskan diri.

Tetapi Tek Bie Nio tidak mau meninggalkan Sam Nio seorang diri begitu saja. Dia masih
tetap menyerang dan melancarkan gempuran kepada Khoe Sen dan Soe Bong In
bergantian. Dengan sendirinya, mereka tetap bertempur dengan seru sekali.

Disaat sedang mereka bertempur begitu, dari balik pepohonan tampak mendatangi seorang
tua bertubuh tinggi besar, hanya rambutnya telah berobah menjadi dua warna, rambutnya
itu dibiarkan beriap pendek, dan pada tangan kirinya tergenggam sebatang tongkat kayu.

Dia jalan dengan terpincang-pincang, rupanya kakinya itu pincang. Hanya ketika dia sampai
didalam jarak yang tidak begitu jauh, orang tua berkaki pincang ini telah menghentikan
langkah kakinya.

Dia telah berdiri tegak menyaksikan jalannya pertempuran. Dan matanya memain tak
hentinya melihat betapa Soe Bong In selalu melancarkan serangan-serangan yang bengis
dan telengas kepada kedua gadis itu.

Juga Khoe Sen dilihatnya selalu melancarkan serangan-serangan yang ceriwis sekali. Dia
jadi bergusar.

“Sungguh tidak tahu malu!" menggumam lelaki tua berkaki pincang ini.

127
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Soe Bong In dan Khoe Sen mendengar perkataan orang pincang ini.

Begitu juga Tek Sam Nio dan Tek Bie Nio, merekapun mendengar apa yang dikatakan oleh
lelaki tua bertubuh tinggi besar tersebut.

Untuk sejenak mereka jadi berhenti bertempur. Mereka saling mengawasi. Sesaat kemudian,
mereka telah bertempur lagi.

Tek Sam Nio dan Tek Bie Nio tidak mengenal orang tua bertubuh tinggi besar dengan
tongkat ditangan kirinya tercekal keras.

Begitu juga Khoe Sen dan Soe Bong In, mereka tidak mengenal lelaki tua itu.

“Ohoi, sungguh tidak tahu malu! Benar-benar tidak tahu malu!" menggumam lelaki bertubuh
tinggi besar ini dengan suara yang nyaring. “Nona-nona…. lebih baik kalian tidak melayani
kedua orang gila itu, biarkan aku yang menghadapinya!"

Dan setelah berkata begitu, tahu-tahu lelaki yg berkaki pincang dan mempunyai tubuh yang
tinggi besar itu telah menjejakkan kakinya.

Tongkat yang tercekal ditangan kirinya telah bergerak dengan cepat sekali.

Tongkat itu sekaligus telah menyerang kedua jurusan, kepada Bong In dan juga kepada
Khoe Sen.

Liehay sekali serangan yang dilancarkan oleh orang tua pincang ini. Tongkatnya itu bergerak
dengan disertai oleh tenaga Lwee-kang yang benar-benar kuat sekali.

Khoe Sen dan Soe Bong In jadi terperanjat. Cepat-cepat mereka mengegoskan serangan
tongkat orang tersebut.

Soe Bong In dan Khoe Sen gusar sekali, mereka sampai memaki kalang kabutan. Sedangkan
Tek Sam Nio menggunakan kesempatan itu telah melompat menjauhi.

Tek Bie Nio juga telah melompat menjauhi, dan mereka dengan cepat telah berlari kearah
dua jurusan, jurusan yang berlawanan, karena Sam Nio dan Tek Bie Nio takut nanti Khoe
Sen dan Soe Bong In mengejar.

Dengan mengambil arah yang berlawanan begitu, dengan sendirinya akan membingungkan
Khoe Sen dan Soe Bong In, apa lagi kedua orang itu sedang dihadang oleh si kakek berkaki
pincang, yang membuat mereka jadi tidak bergerak.

Dengan sendirinya Sam Nio dan Tek Bie Nio jadi bisa melarikan diri dengan leluasa.

Dengan cepat sekali Sam Nio telah mengerahkan Gin-kangnya untuk menjauhkan tempat
itu.

Tetapi ketika dia sampai dibalik dari batu-batu gunung disitu, tahu-tahu dia jadi merandek,
menghentikan langkah kakinya, karena tahu-tahu didepannya telah berdiri seorang lelaki
memakai jubah lebar, yang tak lain dari Liang Ie Touw !

Rupanya setelah mengganti baju kebesarannya, diganti oleh baju rakyat biasa, agar lebih
leluasa mengadakan pengejaran, Liang Ie Touw telah melakukan pengejaran.

Dia menguatirkan keselamatan puteranya, Liang Khoe Sen, maka dari itu, setelah dia
mengatur semua penjagaan untuk anak buahnya, menjaga keselamatan A Hee dan keluarga

128
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dari Siang Tie-kwan, Liang Ie Touw akhirnya melakukan pengejaran.

Dan kebetulan disaat dia sampai di tempat pertempuran itu, dilihatnya Tek Sam Nio dan Tek
Bie Nio mau melarikan diri.

Maka dari itu, dia memilih Sam Nio untuk dihadangnya. Hal ini mengejutkan benar Sam Nio.

Gadis ini mengenali siapa adanya orang yang menghadang didepannya. Dengan sendirinya
dia jadi gugup bukan main.

Saking gugupnya, dia sampai menerjang menubruk kearah Liang Ie Touw, melancarkan
serangannya.

Liang Ie Touw tertawa dingin.

“Hmm….kau betina cilik berani bertingkah dihadapanku!!" katanya dengan tawar.

Sambil berkata begitu, Liang Ie Touw telah mengegoskan serangan dari si-gadis.

Cepat sekali gerakan tangan Liang Ie Touw, waktu kebutan Hud-timnya si-gadis lewat
didekat kepalanya, hanya terpisah beberapa dim, maka dengan cepat sekali Liang Ie Touw
telah menggunakan jari telunjuknya untuk menyentil kebutan Hud-tim si-gadis.

“Takkkkk !"

Itulah suara tersentilnya Hud-tim si-gadis. Seketika itu juga si-gadis merasakan telapak
tangannya kesemutan. Tergetar hebat sekali, menimbulkan perasaan sakit yang bukan
main.

Dengan sendirinya, kebutan Hud-timnya itu hampir saja terlepas dari cekalannya. Untung
saja Sam Nio dapat bergerak cepat. Dia telah melompat mundur. Dan sambil melompat
mundur begitu, Sam Nio telah mengempos semangatnya.

Dia telah menyalurkan tenaga Lwee-kangnya pada telapak tangan sehingga Hud-timnya
yang kena disentil oleh jari tangan Liang Ie Touw tidak sampai terlepas dari cekalannya.
Dengan cara begitu, dia bisa melindungi dirinya lagi.

Liang Ie Touw penasaran sekali melihat bahwa sentilannya itu tidak bisa melepaskan Hud-
timnya si-gadis dari cekalan tangan Sam Nio.

Dengan penasaran, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, Liang Ie Touw telah
menjejakkan kakinya. Tubuhnya mencelat dengan cepat sekali. Dan sedang melayang
begitu, kedua tangan dari Liang Ie Touw telah bergerak berbareng.

Si gadis Tek Sam Nio jadi terkejut sekali. Dia telah merasakan hebatnya tenaga serangan
dari tenaga Lwee-kang orang she Liang ini. Dengan sendirinya Tek Sam Nio tidak berani
sembarangan membenturkan tangannya dengan tangan Liang Ie Touw.

Hanya saja, disebabkan orang she Liang itu telah menyerang dengan menggunakan kedua
tangannya secara berbareng, maka mau tak mau Sam Nio harus menangkisnya.

Dengan nekad, Sam Nio telah menggerakkan pedang di tangan kanannya untuk menebas
tangan Liang Ie Touw, sedangkan Hud-timnya dikebutkan akan mengebut kepala Liang Ie
Touw.

Liang Ie Touw terkejut juga melihat kenekadan si-gadis. Dan dengan cepat sekali,

129
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

tangannya telah bergerak cepat, ditarik pulang, dan dengan tidak terduga, Liang Ie Touw
telah melancarkan serangan susulan.

Sam Nio sedang menangkis serangan yang pertama, tahu-tahu dirinya telah diserang lagi.

Dengan sekuat tenaganya dia telah berusaha mengelakkan serangan yang dilancarkan oleh
Liang Ie Touw, tetapi dadanya kena kesempet juga, sehingga membuat si-gadis she Tek ini
menjerit kesakitan dan tubuhnya terhuyung-huyung hampir rubuh !

o o o o o o OOO o o o o o o

LIANG IE TOUW melihat hal itu, tidak mau membuang-buang kesempatan lagi. Dengan
cepat dia menjejakkan kakinya. Tubuhnya mencelat.

Dan sedang tubuhnya mencelat begitu, maka tangannya telah bergerak akan menotok jalan
darah Tay-yang-hiat dari si gadis.

Sam Nio mengeluarkan seruan tertahan. Tubuhnya sedang terhuyung. Dan sekarang dia
melihat orang akan menotok jalan darah Tay-yang-hiatnya, dia jadi gugup bukan main.

Dengan mengeluarkan jeritan kaget, dia menggerakkan Hud-timnya akan mengebut kepala
Liang Ie Touw. Juga pedangnya bergerak akan menusuk ulu hati dari orang she Liang itu.

Namun Liang Ie Touw sangat kosen. Dia liehay luar biasa. Dengan cepat sekali, tangannya
telah bergerak, dan dia berusaha menotok jalan darah lainnya ditubuh si gadis.

Melihat Liang Ie Touw menarik pulang tangannya, si gadis cepat menjejakkan kakinya.
Tubuhnya mencelat menjauhi Liang Ie Touw lagi.

Namun karena dia bergerak dengan kesusu dan terburu-buru, dengan sendirinya dia jadi
terhujung lagi, hampir jatuh terjerunuk.

Untung saja biar bagaimana kepandaian dari Tek Sam Nio cukup tinggi, dengan mengempos
semangatnya Sam Nio berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh terjerunuk ditanah.

Namun, Liang Ie Touw juga telah membarengi kesempatan itu. Dengan mengeluarkan
seruan yg panjang, tubuh Liang Ie Touw telah bergerak dengan cepat sekali. Tangan orang
she Liang ini telah bergerak dengan kecepatan yang luar biasa.

Biarpun Sam Nio berusaha untuk mengebut menangkis tangan Liang Ie Touw dengan Hud-
timnya, namun dia gagal.

Tangan Liang Ie Touw telah berhasil menotok jalan darah Ma-yang-hiatnya si-gadis.

Begitu tertotok dengan telak jalan darahnya itu, si gadis mengeluarkan seruan tertahan.

Tubuhnya terguling roboh. Dia jadi rebah tidak berdaya ditanah.

Liang Ie Touw tertawa dingin.

“Hmm…. dihadapanku kau tidak usah terlalu banyak tingkah!" kata Liang Ie Touw dengan
suara yang dingin. “Baik-baiklah kau rebah disitu, aku mau menangkap tua bangka yang
kurang ajar itu!" Yang dimaksudkan oleh Liang Ie Touw adalah lelaki pincang yang sedang
bertempur dengan Soe Bong In dan Khoe Sen.

Dengan cepat Liang Ie Touw menghampiri kearah medan pertempuran. Dilihatnya Soe Bong
In dan Khoe Sen terdesak hebat oleh orang tua berkaki pincang dan bersenjatakan tongkat

130
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

kayu itu.

Dengan sendirinya hal itu menandakan betapa hebatnya kepandaian dari orang tua
bertongkat kayu dan berkaki pincang.

Liang Ie Touw berdiri dipinggiran menyaksikan jalannya pertempuran. Dia tidak lantas
menerjunkan diri didalam pertempuran itu.

Soe Bong In dan Khoe Sen telah melihat kedatangan Liang Ie Touw. Mereka jadi girang
sekali.

“Soe Ciang-kun, dan kau Sen-jie, kalian menyingkirlah!" teriak Liang Ie Touw setelah
berselang sesaat. “Biarlah aku yang akan menghadapi orang ini !!"

Mendengar itu, Soe Bong In dan Khoe Sen jadi girang.

Mereka telah mengempos semangat mereka. Dengan cepat benar mereka telah merangsek
kepada lelaki pincang yang menjadi lawan mereka tersebut.

Pedang mereka berkelebat-kelebat dengan cepat, dan disaat lelaki pincang yang sudah tua
serta lanjut usianya ini, maka Soe Boeng In dan Khoe Sen telah melompat menjauhi.

Lelaki tua yang berkaki pincang itu telah jadi penasaran sekali. Dia mengeluarkan suara
bentakan yg keras dan tidak mau melepaskan kedua lawannya itu.

Tongkatnya juga telah melayang menyerang kearah Khoe Sen. Namun Liang Ie Touw telah
menggunakan kesempatan tersebut, dia telah menggunakan pedangnya untuk menangkis
tongkat kayu orang itu.

Orang tua berkaki pincang ini terkejut benar. Tongkatnya terbuat dari kayu, dengan
sendirinya kalau memang terbentur oleh pedang Liang Ie Touw, sama saja mencari
penyakit. Pedangnya orang she Liang itu pasti akan dapat menyabet kutung tongkatnya. Hal
itu tidak mau dibiarkan terjadi oleh lelaki tua berkaki buntung.

Dengan cepat dia telah menarik pulang tongkat kayunya. Kemudian dia telah melompat
mundur.

Sehingga antara Liang Ie Touw dengan lelaki tua berkaki pincang tersebut jadi berdiri saling
berhadapan.

“Siapa kau?" bentak lelaki tua berkaki pincang itu dengan suara yang serak.

Liang Ie Touw tertawa tawar.

Dia menyebutkan namanya. Juga jabatannya didalam pemerintahannya, untuk menggempur


semangat orang berkaki pincang ini.

Tetapi lelaki tua berkaki pincang ini malah tertawa gelak-gelak.

“Bagus ! Bagus ! Aku Sam Tiang Lo sudah lama ingin bertemu denganmu ! Aku memang
telah mencari-carimu untuk melakukan perhitungan !!" dan setelah berkata begitu, tanpa
melanjutkan perkataannya lagi, tongkatnya telah bergerak lagi akan menotok jalan darah
Soe-hiat didada Liang le Touw, ujung tongkat itu menjurus tajam sekali.

Tetapi Liang Ie Touw juga tidak mau memberikan kesempatan kepada orang berkaki
pincang, yang mengaku bernama Sam Tiang Lo itu bergerak, sedang tongkat kayu Sam

131
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Tiang Lo bergerak, maka dengan cepat sekali pedang Liang Ie Touw telah bergerak akan
membabat.

Orang berkaki pincang, Sam Tiang Lo tidak mau membiarkan pedang Liang Ie Touw
membabat tongkat kayunya. Dengan cepat dia telah menarik pulang tongkatnya itu. Tetapi
tongkatnya itu ditarik pulang bukan untuk berdiam diri.

Belum lagi Liang Ie Touw dapat menarik pulang pedangnya, tongkat kayu dari Sam Tiang Lo
telah bergerak dengan cepat akan menotok jalan darah Bie-mo-hiatnya Liang Ie Touw yang
terletak didekat lutut.

Dengan sendirinya, dengan cepat sekali, hal itu membuat Liang Ie Touw jadi kaget juga.

Hanya sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali, dia
tidak menjadi gugup dengan adanya serangan tersebut. Cepat luar biasa pedang Liang Ie
Touw telah bergerak berputar. Pedangnya itu seperti telah berobah menjadi ribuan batang
pedang. Dan juga pedangnya itu telah melindungi tubuh Liang Ie Touw dari setiap serangan
yang dilancarkan oleh Sam Tiang Lo.

Sam Tiang Lo jadi penasaran sekali. Dengan kaki pincangnya itu, dia bertindak ke kanan
sedikit. Lalu dia mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, tangannya telah bergerak
lagi, dia telah menggerakkan tongkat kayunya akan menyerampang kaki Liang Ie Touw!

Hal ini hebat. Kalau memang sampai kaki Liang Ie Touw kena diserampang, pasti dia akan
menjadi manusia lumpuh untuk seumur hidupnya.

Pedang Liang Ie Touw berputar untuk menjaga diri dari setiap serangan dibagian atas. Dan
sekarang tahu-tahu Sam Tiang Lo menyerang dengan mengambil tipu penyerangan di-
bagian bawah, dengan sendirinya hal ini membuat Liang Ie Touw jadi agak repot juga untuk
menghindarkan diri dari serampangan tongkat orang.

Lagi pula, Soe Bong In dan Khoe Sen mengeluarkan suara seruan kaget, menyebabkan hati
Liang Ie Touw ikut jadi kaget.

Sebetulnya Soe Bong In ingin melompat menerjunkan diri didalam pertempuran itu untuk
mengeroyok diri si-lelaki pincang Sam Tiang Lo. Namun Soe Bong In mengetahui adat dari
Liang Ie Touw, yang tidak mau menerima bantuan orang lain kalau dia sedang menghadapi
seorang lawan.

Kalau memang Soe Bong In membandelkan diri dan terus juga menerjunkan diri didalam
kancah pertempuran itu, dan mengeroyok Sam Tiang Lo, pasti nanti akan menjadi sesalan
dari Liang Ie Touw.

Maka dari itu, Soe Bong In jadi tidak berani untuk maju membantui Liang Ie Touw untuk
mengeroyok Sam Tiang Lo.

Begitu juga Liang Khoe Sen. Dia telah mengetahui tabiat ayahnya, maka dari itu, biarpun dia
menguatirkan sangat keselamatan diri ayahnya itu, toch tetap saja dia tidak berani untuk
maju membantuinya.

Dengan sendirinya, hal ini menyebabkan Khoe Sen dan Soe Bong In hanya berdiri kesima
memandang dengan penuh kekuatiran akan keselamatan dari diri Liang Ie Touw.

Sedangkan Liang Ie Touw dan Sam Tiang Lo masih terus juga bertempur dengan seru.
Rupanya kepandaian mereka berimbang benar.

132
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sampai satu kali, terdengar Sam Tiang Lo mengeluarkan bentakan yang mengguntur, tahu-
tahu tubuhnya telah berputar dengan gesit seperti bayangan, hal ini membingungkan Liang
Ie Touw, yang membuat Liang Ie Touw jadi mengeluarkan beberapa kali seruan kaget.

Hal ini menambah kekuatiran pada diri Khoe Sen dan Soe Bong In. Mereka jadi mengawasi
dengan mata terpentang lebar.

Sam Tiang Lo masih melancarkan serangan-serangannya yang aneh dan luar biasa itu,
membuat Liang Ie Touw jadi terdesak hebat sekali !

00000O00000

LIANG IE TOUW sendiri jadi heran dan bingung melihat Sam Tiang Lo merobah cara
bertempurnya itu.

Sekarang tubuh Sam Tiang Lo berputar-putar seperti bayangan saja, membuat kepala Liang
Ie Touw jadi pusing mengikutinya.

Dan itulah yang telah menyebabkan Liang Ie Touw jadi terdesak hebat.

Malah, Sam Tiang Lo telah melancarkan serangan-serangan yang berbahaya dengan


menggunakan tongkat kayunya itu, yang selalu mengincer pada jalan darah yang
mematikan dan berbahaya ditubuh Liang Ie Touw.

Dengan sendirinya Liang Ie Touw harus memusatkan perhatiannya kepada setiap serangan
dari Sam Tiang Lo agar dirinya tidak terserang oleh tongkat si lelaki tua berkaki pincang itu.

Kalau memang sampai dirinya kena terserang, berarti dirinya akan cidera. Itulah yang tidak
diinginkan oleh Liang Ie Touw.

Maka dari itu dia mau tak mau harus mengerahkan seluruh kepandaiannya guna
memberikan perlawanan yang gigih. Sekarang baru Liang Ie Touw menyadarinya bahwa
Sam Tiang Lo mempunyai kepandaian yang tinggi sekali.

Dengan sendirinya, dia jadi berlaku lebih waspada dan tidak berani memandang rendah
kepada orang she Sam ini. Pedang Liang Ie Touw telah bergerak dengan cepat luar biasa.
Dan kedua orang ini jadi bertempur dengan seru. Tak tampak salah seorang diantara
mereka yang akan rubuh.

Hanya terkadang, jika Sam Tiang Lo menggunakan ilmunya yang aneh itu berputar-putar
seperti bayangan, tentu dengan cepat Liang Ie Touw akan terdesak.

Hebat desakan yang diterima Liang Ie Touw, terkadang dia sampai mengucurkan keringat
dingin.

Tetapi dengan cepat Liang Ie Touw selalu dapat menguasainya kembali ketenangan hatinya.
Biar bagaimana dia adalah seorang jago yang mempunyai kepandaian yang luar biasa. Maka
dari itu, wajar dia juga terkadang dapat mendesak Sam Tiang Lo.

Hanya yang mengherankan, Liang Ie Touw tidak bisa terlalu sering mendesak Sam Tiang
Lo. Jumlah desakan Liang Ie Touw kepada Sam Tiang Lo dapat dihitung menggunakan jari
tangan. Dengan cara begitu, lebih tepat kalau dikatakan Liang Ie Touw selalu terdesak oleh
serangan-serangan yang dilancarkan oleh Sam Tiang Lo.

Khoe Sen dan Soe Bong In yang menyaksikan terus, semakin lama jadi semakin
menguatirkan keselamatan dari diri orang she Liang itu.

133
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Kalau dilihat perkembangannya terus menerus Liang Ie Touw terdesak oleh Sam Tiang Lo,
maka suatu kali nanti dia lengah, tentunya Liang Ie Touw akan dapat dilukai oleh orang she
Sam tersebut.

Maka dari itu, Soe Bong In dan Khoe Sen jadi bersiap-siap, mereka memperhatikan setiap
gerak dan jalannya pertempuran, sebab begitu Liang Ie Touw terdesak hebat dan terancam
bahaya kematian, maka dengan cepat mereka akan turun tangan akan memberikan
pertolongannya.

Hati kedua orang ini, See Bong In dan Khoe Sen, jadi mengawasi dengan hati yang
berdebar. Juga setiap serangan yang dilancarkannya, mengandung hawa pembunuhan.

“Manusia seperti kalian ini tidak perlu diberi kesempatan hidup!" teriak Sam Tiang Lo
dengan suara yang keras sekali.

Juga setiap kali dia membentak begitu, juga tongkat kayunya telah bergerak menyerang
dengan hebat. Biarpun tongkat itu terbuat dari kayu belaka, namun hebat melebihi pedang
yg tajam sekali.

Karena kalau memang sampai ujung tongkat itu berhasil menotok jalan darah Liang Ie
Touw, berarti seketika itu juga Liang Ie Touw akan berhenti menjadi manusia.

Liang Ie Touw pun menyadari hal itu. Maka dari itu, Liang Ie Touw telah mengerahkan
seluruh kepandaiannya. Sekujur tubuh dari Liang Ie Touw telah dibanjiri oleh keringat
dingin. Wajah Liang Ie Touw agak pucat. Dia tidak menduga sebelumnya, bahwa lelaki
pincang she Sam ini semakin bertempur jadi semakin kuat. Malah gerakan tongkatnya itu
jadi semakin liehay dan berbahaya.

Maka dari itu, Liang Ie Touw tidak berani berlaku ayal setiap melihat datang serangan
tongkat dari Sam Tiang Lo tersebut. Malah Sam Tiang Lo semakin lama bertempur semakin
bersemangat. Tenaga serangannya seperti juga semakin bertambah saja.

Malah yang hebat, desakan tenaga Lwee-kangnya yang tersalur ditongkatnya, seperti
menindihkan ruang gerak pedang Liang Ie Touw, yang jadi semakin menyempit.

Liang Ie Touw jadi kewalahan juga. Dia mengempos semangatnya.

Satu kali, dengan mengeluarkan suara jeritan yang keras sekali, dengan mengeluarkan
suara bentakan yang mengguntur, tangan Liang Ie Touw telah bergerak, dia menghantam
ke-arah kepala Sam Tiang Lo dengan menggunakan tangan kirinya, membarengi dengan itu,
tangan kanannya juga telah bergerak, menusukkan pedangnya kearah lambung Sam Tiang
Lo.

Kalau memang Sam Tiang Lo tidak bergerak cepat dengan jalan melompat ke belakang,
tentu lambungnya akan dapat ditembus oleh ujung pedang Liang Ie Touw, sebab dia
sedang menggunakan tongkatnya untuk menangkis tangan kiri Liang Ie Touw yang akan
menggeplak kepalanya.

Dengan sendirinya, dengan adanya peristiwa tersebut, Liang Ie Touw jadi tambah
semangat. Sekarang dia melihat kelemahan dari Sam Tiang Lo.

Kalau memang Sam Tiang Lo diserang dari dua jurusan yang berlawanan, tentu dia akan
gelagapan, karena semua ini mengingat dia orang yang bercacad kakinya yg pincang.

Dengan sendirinya gerakan dari Sam Tiang Lo jadi tidak begitu bebas kalau memang dirinya
diserang dari dua jurusan secara berbareng.
134
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Apa lagi kepandaian Liang Ie Touw memang tidak berada disebelah bawah dari kepandaian
Sam Tiang Lo. Mereka memang berimbang. Hanya Liang Ie Touw menang setingkat, sebab
dia tidak bercacad. Dia tidak pincang kakinya seperti apa yg dialami oleh Sam Tiang Lo.

Maka dari itu, setelah Liang Ie Touw mengetahui kelemahan diri Sam Tiang Lo, dengan
sendirinya dia jadi selalu melancarkan serangan-serangan dari dua jurusan sekaligus.

Sekarang berbalik Sam Tiang Lo yg terdesak oleh setiap serangan dari Liang Ie Touw. Hal
ini membuat hati Liang Ie Touw jadi girang. Dia jadi tambah bersemangat melancarkan
serangan-serangannya.

Dengan cepat sekali, dia selalu mengulangi serangannya kalau melihat Sam Tiang Lo dapat
menangkis atau dapat mengelakkan serangannya.

(Bersambung)

Liang Ie Touw telah mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk menyerang dari dua
jurusan. Pedangnya menusuk dan menyabet, juga tangan kirinya telah menyerang.

Tangan kirinya biarpun tidak mencekal senjata tajam, namun tetap berbahaya, sebab
tangan Liang Ie Touw itu menyerang dengan disertai oleh tenaga Lwee-kang yang kuat
sekali.

Dengan sendirinya, kalau memang kepala atau tubuh Sam Tiang Lo terserang oleh tangan
kiri Liang Ie Touw, tetap saja akan membahayakan keselamatan dirinya orang she Sam
tersebut.

Sekarang berbalik jadi Sam Tiang Lo yang mengucurkan keringat dingin. Kakek pincang ini
telah berulang kali mengeluarkan jeritan mengguntur untuk menambah semangat dan juga
dia telah mengerahkan seluruh tenaga Lwee-kangnya untuk menghadapi Liang Ie Touw.
Namun dia selalu gagal untuk mendesak diri orang she Liang ini.

Semua ini disebabkan Liang Ie Touw memang telah mengetahui letak kelemahan dari diri
Sam Tiang Lo. Itulah yang menyebabkan Liang Ie Touw jadi selalu melancarkan serangan-
serangan yang berangkai dan beruntun dari dua jurusan.

Liang Ie Touw selalu menyerang dari jurusan atas dan dari jurusan bawah. Dengan
sendirinya, hal ini menyebabkan Sam Tiang Lo jadi tambah terdesak hebat.

Luar biasa sekali setiap gerakan yang dilancarkan oleh Liang Ie Touw, membuat Sam Tiang
Lo jadi gelagapan dan selalu berusaha untuk meloloskan diri dari libatan pedang Liang Ie
Touw.

Melihat Liang Ie Touw berada disebelah atas, Soe Bong In jadi girang. Dia malah telah
berteriak-teriak untuk memberikan semangat kepada Liang Ie Touw.

Dengan berteriak-teriak begitu, Soe Bong In malah ingin memecahkan pemusatan semangat
tempur dari orang she Sam yang menjadi lawannya Liang Ie Touw.

Begitu juga Liang Khoe Sen, dia telah ikut-ikutan berteriak-teriak kegirangan memberikan
semangat kepada ayahnya.

Tadi sewaktu ayahnya, Liang Ie Touw terdesak oleh setiap serangan Sam Tiang Lo, dia
berkuatir bukan main, sehingga dia bersama-sama dengan Soe Bong In jadi berdiam diri
terus.

135
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Namun sekarang, setelah melihat ayahnya berada diatas angin, dia jadi girang dan
berteriak-teriak memberikan semangat untuk ayahnya.

Memang benar saja apa yang dimaksud oleh Soe Bong In dan Khoe Sen. Semangat tempur
dari Sam Tiang Lo jadi menurun cepat sekali. Dia mendengar teriakan-teriakan dari Soe
Bong In dan juga dari Khoe Sen.

Dia sedang berada dalam keadaan terdesak dan sekarang mendengar teriakan-teriakan
semacam itu, membuat dia jadi kewalahan benar. Dengan cepat sekali, dia telah menjadi
gugup dan gerakannya jadi agak kacau.

Liang Ie Touw yang melihat hal ini jadi girang. Malah pada suatu kali, disaat dia melihat ada
lowongan yang terbuka pada diri Sam Tiang Lo, dengan cepat sekali dia telah menggertak
dengan menyerang kepala orang itu dengan menggunakan tangan kirinya. Pedangnya
membarengi menyerang dada orang ini.

Sam Tiang Lo yang telah gugup, menduga bahwa serangan yang sesungguhnya adalah
tangan kiri dari Liang Ie Touw yang akan menghajar kepalanya, maka dia berusaha
menangkis.

Tak tahunya, serangan yang sesungguhnya dari Liang Ie Touw adalah tangan kanannya,
yang menusukkan pedangnya itu kearah dada Sam Tiang Lo.

Sam Tiang Lo jadi tercekat, hatinya mencelos, semangatnya seperti terbang, karena ujung
pedang tahu-tahu hanya terpisah beberapa dim saja, dia sampai mengeluarkan jeritan
tertahan..!

Pedang Liang le Touw masih meluncur dengan cepat sekali akan menusuk dada Sam Tiang
Lo !

oOOo0o

SAM TIANG LO benar-benar gugup melihat ujung pedang meluncur hanya terpisah
beberapa dim dari dadanya, dan pedang lawan ini meluncur pesat sekali.

Namun, sebagai seorang jago yang kosen, sebagai seorang jago yang berimbang
kepandaiannya dengan kepandaian Liang Ie Touw, biar bagaimana dia tidak akan menyerah
terbinasa begitu saja.

Dia membuang dirinya ke belakang, dia bersikap dengan tipu Tiat-po-pan, jembatan besi.
Dan sambil membuang diri ke belakang begitu, juga tongkat kayunya telah bergerak. Dia
menyerampang kedua kaki Liang le Touw.

Semua yang dilakukan oleh Sam Tiang Lo ini berada diluar dugaan dari Liang Ie Touw. Dia
sampai terkejut dan cepat-cepat menjejakkan kakinya melambung ke atas. Dan dengan
terlambung tubuhnya keatas, serangan pedangnya juga jadi ke atas. Terangkat tinggi dan
jatuh menemui tempat kosong !

Itulah tipu menyelamatkan diri dari Sam Tiang Lo yang benar-benar luar biasa. Dengan
sendirinya hal ini membuat Liang Ie Touw biar bagaimana harus mengakui akan kehebatan
dari orang she Sam tersebut.

Dengan mengeluarkan seruan yang nyaring, disusul kemudian oleh suara siulan yg panjang,
Sam Tiang Lo telah melompat bangun.

Dan begitu dia dapat berdiri kembali, kakinya menjejak kuat, melompat ke belakang

136
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

menjauhi beberapa depa dari Liang Ie Touw.

Hal ini dilakukan oleh Sam Tiang Lo hanyalah untuk berjaga-jaga dari suatu kemungkinan
diluar dugaannya.

Maka dari itu, setelah melompat beberapa depa jauhnya, barulah Sam Tiang Lo berdiri
tetap.

Dilihatnya tubuh Liang Ie Touw baru meluncur turun ke tanah kembali. Mereka jadi berdiri
berhadapan dalam jarak yg agak jauh, mereka terpisah cukup jauh.

Mata mereka, kedua orang ini, Liang Ie Touw dan Sam Tiang Lo, jadi memain tak hentinya.
Mereka sedang mencari kelemahan lawan mereka masing-masing.

Sam Tiang Lo telah mendengus tertawa dingin.

“Hmmmm....pantas kau berani bertingkah dihadapanku, rupanya kau mempunyai


kepandaian yg lumayan !!" kata Sam Tiang Lo dengan suara yang mengejek.

Liang Ie Touw juga telah tertawa mendengus, dia gusar bukan main.

“Hari ini kalau memang aku tidak bisa merubuhkan dirimu, hei tua bangka pincang, jangan
panggil aku sebagai orang she Liang ! Nah, majulah, marilah kita bertempur seribu jurus
lagi!!"

Mendengar perkataan Liang Ie Touw, sengaja Sam Tiang Lo tertawa.

“Seribu jurus lagi ?" tanyanya dengan suara mengejek. “Apakah kau tidak salah sebut ? Aku
jamin, hanya didalam lima puluh jurus lagi, kau pasti akan menekuk lutut berlutut
dihadapanku !!"

Mendengar perkataan Sam Tiang Lo ini, betapa gusar dan murkanya Liang Ie Touw. Dia
sampai melompat berjingkrak.

“Kurang ajar !" bentaknya dengan suara yang keras. “Hari ini aku bersumpah akan
mencincang tubuhmu menjadi ratusan potong !!"

Dan setelah berteriak begitu, setelah membentak dengan suara yang mengguntur itu,
dengan cepat sekali dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnja mencelat dengan cepat sekali,
melayang akan menikam kepada orang she Sam dengan menggunakan pedangnya.

Tadi diwaktu mereka berkata-kata, Sam Tiang Lo telah mengambil kesempatan telah
mengatur pernapasannya. Maka dari itu, sekarang orang menyerang dirinya lagi, dia tidak
jeri, karena semangatnya telah pulih kembali. Sam Tiang Lo tadi memang sengaja
mengulur-ulur waktu.

Dan sekarang melihat pedang Liang Ie Touw meluncur cepat menikam kearah dirinya, dia
telah tertawa dingin.

Dengan menggunakan jurus 'Sam Ho Sam Sui' atau „Tiga Bangau Tiga Kobakan Air', cepat
sekali tubuh Sam Tiang Lo telah berputar, tongkatnya juga akan menyerampang pinggang
Liang Ie Touw ! Hebat sekali tenaga serampangan tongkat dari Sam Tiang Lo ini, sampai
mengeluarkan suara angin berkesiutan !!

Namun Liang Ie Touw juga bisa bergerak cepat sekali. Dengan cepat dia telah menangkis
serangan tongkat orang tersebut dengan menggunakan tangannya.

137
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Takkkkk !" terdengar suara tongkat itu saling bentur dengan tangan Liang Ie Touw. Hebat
kesudahannya dari benturan itu. Karena keduanya jadi saling undur beberapa langkah ke
belakang.

Setelah berdiri tetap lagi, Liang Ie Touw dan Sam Tiang Lo saling berpandangan. Tubuh
mereka jadi mengejang tidak ada yang bergerak sedikitpun. Hanya mata mereka saja yang
memancarkan cahaya yang bengis sekali.

Khoe Sen dan Soe Bong In juga mengawasi dengan pandangan mata yg tak berkedip. Dia
mengkhawatirkan akan keselamatan diri dari Liang Ie Touw.

Mereka pikir, kalau memang keadaan Liang Ie Touw sangat terancam, mereka akan turun
tangan untuk memberikan bantuannya. Pada saat itu Liang Ie Touw telah berkata: “Kali ini
aku benar-benar menghadapi seorang lawan yg mempunyai kepandaian yang sangat tinggi
dan dan seimbang dengan diriku !" kata Liang Ie Touw. “Baiklah…kali ini kau kuberi ampun !
Tetapi kalau memang lain kali kami menjumpai kau membantu para pemberontak, hmmm….
aku tidak akan memberi hati lagi!"

Dan setelah berkata begitu, Liang Ie Touw telah memutar tubuhnya.

“Hayo kita berangkat pulang !" kata Liang Ie Touw kepada Soe Bong In dan Khoe Sen.

Dan mereka berlari-lari meninggalkan tempat tersebut.

Melihat itu, Sam Tiang Lo tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mendengus tertawa dingin,
kemudian dia telah melangkah berjalan dingkluk dengan terpincang-pincang dan dibantu
oleh tongkatnya meninggalkan tempat itu.

Sambil melangkah perlahan-lahan itu, maka Sam Tiang Lo telah menyanyikan sebuah Syair
yang memuji akan keindahan dan kepermaian alam.

0000O0000

BEGITU sampai dikantor Siang Tie-kwan, Liang Ie Touw memberikan laporan kepada Tie-
kwan tersebut, yang kemudian oleh Tie-kwan disampaikan lagi kepada A Hee. Sedangkan A
Hee telah memerintahkan penyelidikan segera diperbanyak.

Semua orang-orang ahli dari Siang Tie-kwan telah dikerahkan untuk melakukan penyelidik-
an. Setelah mengatur penjagaan, Liang Ie Touw pergi mengaso.

A Hee telah kembali ke kamarnya. Dia merebahkan diri di pembaringan dan otaknya jadi
berputar memikirkan jalan untuk menjalankan terus peran sandiwara yang sedang
dilakoninya ini.

Tiba-tiba, menjelang tengah malam, daun jendelanya telah diketuk orang dari luar.

“Aku mau bertemu dengan kau dibawah 4 mata!" kata orang yg diluar, yg mengetuk daun
jendelanya. “Hayo keluar ikut sebentar denganku!"

A Hee terkejut sekali, dia sampai melompat turun dari pembaringannya. Diawasinya kearah
jendela. A Hee tidak melihat sesuatu yg luar biasa pada daun jendela.

Tadinya A Hee mau memanggil para penjaga kamarnya, jago-jago yang berjaga dimuka
pintu kamarnya untuk membekuk orang yang berada diluar jendelanya.

Tetapi niatnya itu akhirnya diurungkan. Dia menghampiri jendela kamarnya. Waktu dia liwat

138
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

didekat jendela, dia mengambil sebuah cawan.

Didorongnya daun jendela dengan mendadak, dan sambil mendorong begitu, dengan
tangannya yang satunya lagi, dia telah melemparkan cawan itu.

Hal itu untuk memancing orang yang berada diluar jendela. Kalau memang orang itu
bermaksud jahat, tentu akan tampak dari lemparan cawan dari A Hee, karena orang itu
tentu akan kaget atau sudah lantas menyerang cawan itu, yg diduga tentunya A Hee yang
telah melompat keluar.

Namun nyatanya, berlainan sekali dengan apa yang diduga oleh A Hee. Waktu cawan itu
meluncur keluar dari jendela kamarnya, cawan itu terbanting di-luar tanpa ada reaksi apa-
apa.

A Hee juga telah membarengi untuk melompat keluar. Dan begitu dia berada diluar
kamarnya, A Hee merasakan siliran angin malam yang dingin. Dia agak menggigil, karena
saking terburu-buru, tadi A Hee lupa memakai baju luarnya.

Dihadapannya berdiri seorang gadis yang mempunyai potongan tubuhnya indah benar.
Dilihat dari potongan tubuhnya, maka tentunya gadis itu adalah seorang gadis yang masih
muda benar usianya.

Wajah gadis itu tidak terlihat, karena rembulan pada saat itu sedang ditelan oleh awan dan
juga memang bayangan pohon di-belakang si-gadis telah jatuh menutupi wajah gadis
tersebut, sehingga A Hee tidak bisa melihat dengan tegas.

Hanya kedua biji matanya yg bening berkilat tajam, tampak memain tak hentinya.

“Siapa kau?" tanya A Hee dengan suara mendesis, karena A Hee tahu, kalau dia bicara
keras-keras, tentu jago-jago dari Liang Ie Touw yang berjaga disekitar tempat tersebut akan
mendengarnya.

Gadis itu telah mendengus, katanya dengan suara yang tawar:

“Aku mau bicara denganmu dibawah empat mata!" kata gadis tersebut. “Aku tidak mau ada
orang ketiganya, dan ini persoalan negara ! Kalau memang salah sedikit saja, tentu akan
terjadi kerusuhan yg luar biasa !"

A Hee jadi bimbang, dia mengawasi. Gadis itu mengetahui bahwa si-anak muda ragu-ragu,
maka dia telah berkata lagi :

“Ini adalah soal negara, kalau memang kau tidak mau ikut denganku, maka perkembangan
yang akan terjadi akan berobah hebat ! Semua urusan ini keputusannya berada
ditanganmu… hayo ikut aku!!"

Dan setelah berkata begitu, si-gadis telah membalikkan tubuhnya. Dia berlari dengan cepat
sekali.

A Hee jadi hilang keragu-raguannya. Dia telah mengambil keputusan, bahwa biar apa saja
yang terjadi, dia akan ikut pergi dengan gadis itu untuk mengetahui persoalannya.

Maka dari itu, dia juga telah menjejakkan kakinya.

Waktu dia menikung akan melewati kamarnya, dia melihat beberapa sosok tubuh
menggeletak tak bergerak. Rupanya itulah beberapa orang-orangnya Liang Ie Touw yang
mengawal kamarnya.

139
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Rupanya orang-orang itu telah ditotok jalan darahnya oleh si-gadis, sehingga mereka
menggeletak tak bergerak sedikitpun.

Gadis itu telah berlari terus. A Hee mengejarnya. Pertama-tama, si-gadis masih berlari
perlahan, karena dia takut A Hee tidak mau ikut dengannya, tetapi akhirnya setelah dia
melihat A Hee mengejarnya, maka dia mengerahkan Gin-kangnya, ilmu entengi tubuhnya,
yang membuat tubuhnya itu melesat cepat sekali.

A Hee yang melihat hal itu, diam-diam jadi kagum juga akan keentengan dan kegesitan dari
tubuh si-gadis yg bergerak lincah sekali.

Dia, A Hee pun telah mengerahkan Gin-kangnya. Tubuh mereka jadi berkelebat-kelebat
dengan cepat saling kejar.

Gadis itu berlari-lari menuju keluar gedung, waktu sampai di dinding gedung Siang Tie-
kwan, dia telah melompatinya dengan ringan, dan berlari terus mengambil arah timur.

A Hee mengejar terus. Didalam hatinya A Hee telah menduga-duga, siapakah sebenarnya
gadis ini yang mempunyai kepandaian yang begitu liehay.

Dia mengejar terus dengan tidak memperdulikan apakah didepan sana nanti terdapat kawan
dari si-gadis yang sedang menantikan kedatangannya.

A Hee sudah tidak memikirkan hal itu, karena dia memang seorang anak muda yang
pemberani dan tabah.

Setelah sampai diluar kota, maka si gadis menghentikan larinya, menantikan A Hee di-pintu
Siong-gak, dia berdiri disitu dengan tenang.

Tak lama kemudian A Hee pun sampai. Melihat gadis mengajaknya sampai disitu, A Hee jadi
tambah heran, sebab tempat tersebut sangat sepi sekali.

Dihampiri si gadis.

“Katakanlah apa yang ingin kau katakan ?” kata A Hee dengan suara yang nyaring. “Aku
mendengarkan keteranganmu, kalau memang kau memberikan petunjuk-petunjuk yg baik
untuk kami, maka aku akan menyatakan rasa terima kasihku!"

Mendengar perkataan A Hee, si gadis telah tertawa dengan suara tertawa yang nyaring dan
enak didengar.

Sikapnya lincah sekali.

“Memang aku ingin menceritakan kepadamu sesuatu rahasia yg hebat sekali," kata si-gadis.
“Kalau memang telah kuceritakan, tentu kau akan terkejut mendengarnya! Aku mempunyai
selembar peta tentang daratan Tionggoan, dimana didalam peta itu ditunjukkan tempat-
tempat yg penting bagi daratan Tionggoan, kalau memang peta itu sampai terjatuh ke-
tangan negara lain, tentu akan celaka. Karena peta itu menunjukkan bagian-bagian yg
lemah dari daratan Tionggoan, dan kalau musuh menyerang dengan menuruti petunjuk
didalam peta itu, maka negara kita ini akan jatuh ke tangan orang lain!"

Mendengar perkataan si-gadis, A Hee jadi tambah heran dan terkejut.

“Peta apa yang kau maksudkan? Coba kau perlihatkan kepadaku!" kata A Hee dengan cepat.

Si-gadis tampak merogoh sakunya. Dia mengeluarkan sesuatu.

140
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dihampirinya A Hee, dan mengangsurkan benda yang baru diambil dari sakunya.

“Inilah peta itu…." kata gadis itu.

A Hee mengulurkan tangannya akan mengambil benda yg diberikan oleh gadis itu.

Tetapi, begitu dia mengangsurkan tangannya, dengan tidak terduga, tahu-tahu tangan si-
gadis telah bergerak, dan benda itu tertekan dihidung A Hee !

Hal ini mengejutkan A Hee benar, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.

Tetapi biarpun dia mau bergerak cepat untuk mengelakkan diri dari samberan tangan si-
gadis, hai itu telah terlambat dilakukannya.

Gerakan si-gadis sangat cepat sekali. Benda yang berada ditangan si-gadis, yang disebut
sebagai peta, telah menyambar tepat mengenai hidung A Hee dan seketika itu juga A Hee
merasakan bau harum yg merangsang hidungnya.

Baru saja A Hee mau menggerakkan tangannya, maka dia telah merasakan tangan dan
kakinya jadi lemas sekali.

Dan pandangan mata A Hee jadi berkunang-kunang, dia jadi mencelos hatinya, dan tanpa
bisa ditahan lagi, A Hee terhuyung-huyung rubuh ditanah tanpa daya….seluruh sendi-sendi
ditubuhnya dirasakan lemas sekali, tak bertenaga.

Betapa gusar hati A Hee kena diselomoti dengan cara begitu, dia mengutuk didalam hatinya,
dan diantara keadaan sadar dan tidak sadar, maka dia mendengar si-gadis telah berkata :

“Sudah beres…." teriak si-gadis dengan suara yang nyaring.

Tampak beberapa sosok tubuh yang melompat keluar dari sudut sebuah rumah yang gelap
sekali, A Hee hanya dapat melihat samar-samar saja, kemudian dia telah tak sadarkan diri,
jatuh pingsan…

Tampak empat sosok tubuh yang baru datang dan si-gadis telah menggotong tubuh A Hee,
yang dibawa lari meninggalkan tempat tersebut. Mereka mengambil arah keluar kota, dan
mengambil jurusan selatan.

Dari cara berlari dari keempat orang itu, dan juga si-gadis, maka bisa diketahui bahwa
mereka masing-masing mempunyai kepandaian yang cukup tinggi dan juga Gin-kang mere-
ka cukup sempurna.

A Hee masih pingsan terus, dan dia telah dibawa lari dari kota itu dalam keadaan tidak
sadar, karena tadi ternyata si gadis telah membokongnya dengan obat tidur yang berada
disapu tangannya, yang membuat A Hee jadi tidak berdaya sama sekali !

---oooOooo-~-

KETIKA A Hee telah tersadar, dia merasakan tubuhnya sakit-sakit, dan juga waktu dia
membuka kelopak matanya, disaat dia memandang sekelilingnya, maka dia melihat bahwa
dirinya berada diatas pembaringan.

A Hee terkejut sekali, lebih-lebih setelah dia mengetahui bahwa dirinya berada dalam kea-
daan terikat. A Hee mengeluarkan suara keluhan, dan dia berusaha untuk bangkit. Tetapi
jangankan bangkit, untuk duduk diatas pembaringan saja tidak bisa.

141
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dan juga, disaat A Hee telah diliputi oleh kegusaran yang sangat, dia jadi memandang
keadaan kamar itu.

Ternyata dia berada didalam sebuah kamar yang mewah sekali, kamar itu sangat bersih,
dan lagi pula pembaringan yang sedang ditidurinya itu merupakan pembaringan yang
empuk sekali, pembaringan yang bersih dan juga mengeluarkan bau harum-haruman yang
menyengat hati !

A Hee jadi bengong dalam keadaan terikat diatas pembaringan itu. Dia hanya memandangi
langit-langit kamar tersebut dengan hati yang risau.

Sedikitpun dia tidak mengetahui siapa orang yang telah menawan dirinya, karena si-gadis
itupun dia belum melihat tegas wajahnya.

Begitu pula waktu dia mau jatuh pingsan sebelum dia tertawan, dia masih sempat melihat
empat sosok tubuh yang keluar dari tempat persembunyiannya.

Siapa mereka? Dan apa maksud mereka menawan dirinya? Apakah si-gadis dan keempat
orang yg menjadi kawan si-gadis itu mempunyai niat buruk terhadap dirinya?

A Hee jadi memutar otak terus. Tetapi persoalan itu tidak dapat dipecahkannya. Berulang
kali A Hee menghela napas.

Dia jadi jengkel berbareng mendongkol sekali, sebab tak keruan juntrung dirinya bisa
tertawan secara begitu. Malah cara tertawannya itu membuat hatinya jadi mendongkol
benar, dia tertawan secara dibokong, yang membuat dia tidak bisa memberikan perlawanan
sedikitpun.

Sedang A Hee tenggelam didalam alam kemendongkolannya itu, maka dia mendengar suara
langkah kaki menuju kearah kamar itu.

A Hee melirik kearah pintu. Tampak tak lama kemudian pintu terbuka. Seorang gadis telah
melangkah masuk ke dalam kamar itu.

Begitu melihat si-gadis, A Hee jadi terkejut sekali. Apa yang dilihatnya? Ternyata gadis itu
adalah gadis yang semalam telah menipunya.

Dan, yang mengejutkan A Hee bukan itu. Adalah pakaian gadis itu yang luar biasa sekali.
Gadis itu berdiri tegak dengan tersenyum simpul, wajahnya cantik luar biasa, dan dia
mengenakan pakaian sutera yang tipis sekali, sehingga terlihat bagian dalam tubuhnya,
terlihat baju dalamnya, dan sebagian lagi tubuhnya yang putih mulus tampak jelas sekali.

Hal itulah yang mengejutkan hati A Hee, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Diawasinya gadis itu dengan tatapan mata yang mendelong.

Sedangkan si-gadis telah menutup kembali daun pintu dengan sikapnya yang tenang. Dia
tersenyum-senyum kecil waktu melangkah menghampiri pembaringan.

Langkah kakinya begitu lemah gemulai, cantik sekali.

“Bagaimana Tay-cie?" tegur si-gadis dengan suara yang perlahan, disertai oleh seulas
senyumnya. Lembut sekali suara gadis itu. “Apakah perlakuan kami ini menjengkelkan benar
hatimu?"

A Hee tersadar dengan cepat, dia telah mengerutkan alisnya.

142
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Hmm….perempuan tak tahu malu !" kata A Hee dengan gusar. “Mau apa kau menawan
diriku ?"

Si-gadis telah tertawa lagi dengan suara yang lembut.

“Jangan gusar Tay-cie….aku terpaksa melakukan hal ini, aku telah terpaksa menawan
dirimu, karena kalau tidak, tentu kau tidak akan mau ikut bersamaku kemari!"

“Kau adalah seorang gadis yang rendah, yg telah menggunakan obat tidur untuk
menawanku ! Hu, kalau memang aku bisa meloloskan diri dari ikatan ini, tentu akan kuberi
kau pelajaran yang benar-benar setimpal dengan apa yang telah kau lakukan !"

Mendengar perkataan A Hee itu, yang mengandung hawa amarah dan kemendongkolan
yang sangat, si-gadis telah tersenyum.

Dia melangkah menghampiri dengan goyang pinggul yang menggairahkan, lebih-lebih baju
yang dikenakannya itu sangat tipis sekali, sehingga tampak jelas sekali baju dalamnya, dan
perut atau juga bagian tubuhnya yang lain....

A Hee telah membuang muka kesamping tidak mau melihat pemandangan yang tertera
dihadapannya ini.

Dia menganggap gadis yg ada didepannya ini benar-benar merupakan seorang gadis yg
hina sekali, karena cara berpakaiannya begitu.

Si-gadis telah tertawa sambil menghampiri pembaringan lebih dekat. Dia malah telah duduk
ditepi pembaringan, dia duduk dengan tenang sekali, tidak terlihat sikap canggungnya.

A Hee jadi gugup sekali, dia bingung benar karena si gadis selain mengenakan pakaian yang
begitu tipis, sehingga terbayang bentuk tubuhnya, juga sikapnya seperti juga sedang
merayu.

Hal itulah yang membuat A Hee jadi gugup bukan main, dia adalah seorang pemuda, yang
biar bagaimana mempunyai perasaan, sehingga pemandangan yang ada dihadapannya ini
membuat darahnya jadi bergolak.

Si-gadis telah menatap A Hee dengan sorot mata yang redup.

“Kau mau minum?" tanya si-gadis dengan wajah yang tenang dan suara yang lembut sekali.

A Hee ragu-ragu.

Tetapi akhirnya dia mengangguk juga. Si-gadis tertawa.

“Kasihan, kau tentunya lebih menderita berada dalam keadaan begini terus menerus…" kata
si-gadis. “Mari kubukakan!"

Dan benar-benar si-gadis telah mengulurkan tangannya, dia telah membuka tali pengikat tu-
buh A Hee.

Begitu terbuka ikatan pada tubuhnya, A Hee telah melompat duduk.

Tetapi gadis itu tidak memperlihatkan sikap kaget, dia tenang sekali, malah dia telah
mengawasi A Hee dengan pandangan mata yang redup.

Sikap si-gadis ini membuat A Hee jadi gugup dan salah tingkah.

143
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Kemudian setelah gadis itu tertawa lagi, karena dia merasa lucu melihat sikap A Hee yg
begitu kebingungan, si-gadis telah bangun dan melangkah pergi menuju ke meja. Dia
menuangkan dua cawan anggur. Kemudian dibawanya dan diberikannya cawan yang satu
kepada A Hee.

Dengan ragu-ragu A Hee telah menerima cawan yang diberikan gadis itu.

“Minumlah….." kata si-gadis dengan suara yang lembut, dan gadis itupun telah meminum
anggur di cawannya.

A Hee memang merasa haus, maka dia meminumnya anggur yang diberikan oleh si-gadis.

Malah didalam hati A Hee, dia telah mengambil keputusan ingin melihat apa yang akan
dilakukan oleh si-gadis. Maka itu, dia mau mengikuti apa yang diinginkan oleh gadis ini.

Setelah meneguk anggur yang diberikan kepadanya, A Hee kemudian telah turun dari
pembaringan.

Dia meletakkan gelasnya di meja. Begitupun si-gadis telah melenggang ke meja, dia telah
menaruh gelasnya.

Pada saat itu A Hee dan gadis itu jadi berdiri berendeng di dekat meja tersebut.

A Hee membaui bau harum yang membuat hati anak muda ini berdebar keras. Seumur
hidupnya belum pernah dia berada berduaan dengan seorang gadis.

Apa lagi gadis yang berada dengannya didalam satu kamar pakaian begitu tipis yang
membuat tubuhnya terbayang tegas sekali, hal mana membuat hati A Hee jadi berdebar
keras.

Tiba-tiba si-gadis telah mengulurkan tangannya.

“Apakah kau tidak keberatan kalau hari ini kutemani?" tanya si-gadis dengan suara yang
lembut. Wajahnya juga berada dekat sekali dengan wajah A Hee, yang membuat A Hee jadi
gugup bukan main.

A Hee menyentak tangan si-gadis.

“Jangan menyentuh tubuhku !" kata A Hee dengan suara yang ketus.

Si-gadis kaget sesaat, tetapi akhirnya dia telah tersenyum lagi.

“Mengapa kau bersikap begitu kasar ? Bukankah di kamar ini hanya kita berdua? Apa yang
kau malukan ? Tidak ada yang melihatnya, bukan? Mengapa kau tampaknya begitu
canggung sekali menghadapi diriku?" tegur si-gadis sambil tetap tersenyum manis dan telah
mengulurkan tangannya mengusap pipi A Hee.

Tubuh A Hee jadi menggigil, dia kaget dan gugup sekali menghadapi gadis seperti yang ada
didekatnya ini.

“Aku akan menemanimu….aku akan menemanimu malam ini !" kata gadis tersebut dengan
suara yang lirih, juga dia malah telah memeluk A Hee.

Hal ini menambah kegugupan A Hee. “Hei...apa yang kau lakukan ini !" tegur A Hee gugup.

A Hee juga berusaha untuk meronta. Tetapi gadis itu malah telah memeluknya keras sekali,
juga dia telah menciumi pipi A Hee….hal ini membuat A Hee jadi mengejang tubuhnya,

144
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

pipinya dirasakan panas dan merah rona sekali....

ooOo©

TETAPI dengan menguatkan hatinya, akhirnya A Hee dapat menindih golakan hatinya.
Dengan menggunakan tangan kirinya, dia mendorong tubuh gadis itu. Si-gadis terdorong
terhuyung beberapa langkah kebelakang.

Hal ini mengejutkan benar si-gadis, dia mementang matanya lebar-lebar.

“Kau…." kata si-gadis dengan suara yang tergugu, rupanya dia mendongkol berbareng
kaget.

“Aku tidak mau digoda oleh semacam wanita hina seperti kau ini!" kata A Hee dengan suara
yg sengit.

Mendengar perkataan A Hee si gadis jadi tersenyum manis.

“Siapa yg mau menggodamu?" tanya gadis itu dengan suara yg tawar. “Bukankah telah
kukatakan, bahwa aku yg ingin menemanimu pada hari ini! Seluruh tubuhku hari ini menjadi
milikmu !"

A Hee mendengus.

“Siapa yg kesudian memiliki tubuhmu! Pergi dari kamar ini!" bentak A Hee dengan suara yg
sengit, karena dia mendongkol sekali.

Melihat A Hee bergusar begitu, si gadis bukannya berlalu, malah telah melangkah perlahan-
lahan menghampiri A Hee.

Si gadis juga telah melontarkan seulas senyumannya kepada A Hee.

“Keluar dari kamar ini ? Kau memerintahkan aku untuk keluar dari kamar ini ?" tanya si
gadis dengan suara yang tawar. “Kau jangan bersikap kasar begitu kepadaku, Tay-cie, harus
kauketahui, ini adalah kamarku! Kalau di istana, kau boleh membawa caramu, kau yang
berkuasa, namun sekarang kau berada didalam kamarku, maka dengan sendirinya, akulah
yang mempunyai kekuasaan disini!"

Setelah berkata begitu, gadis tersebut telah tertawa lagi.

A Hee mengerutkan alisnya, dia telah memandang si gadis dengan tatapan mata yang
memancarkan cahaya tidak senang.

“Kau…..ohoooooo…..kau memang benar-benar seorang gadis yang tidak tahu malu!" kata A
Hee dengan suara gemetar saking mendongkolnya.

Si-gadis tetap tidak marah, dia juga tidak memperlihatkan wajah gusar. Malah gadis ini telah
tertawa lagi. Pada saat itu, mereka telah berada dekat sekali, jarak mereka begitu dekat.

A Hee benar-benar gugup, dia sampai undur beberapa langkah ke belakang.

“Jangan dekati diriku !" kata A Hee dengan gugup.

Tetapi si-gadis tidak memperdulikan, dia telah maju terus.

Malah si-gadis telah memeluk lagi. A Hee kini tidak berdaya. Sebetulnya hati kecilnya mau
menolak tubuh si gadis, tetapi sebagai seorang manusia, sebagai seorang pemuda, waktu

145
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dia merasakan hangatnya tubuh si-gadis, maka tanpa disadarinya, tangannya telah balas
merangkul, malah bibir mereka telah terpaut menjadi satu, mereka telah berciuman didalam
waktu yang sangat panjang sekali, penuh kegairahan.

A Hee telah menciumi seluruh wajah si gadis, dia telah melupakan segalanya. Malah napas
mereka tampak begitu memburu.

Si gadis juga begitu aktif sekali, dia yg telah menciumi wajah A Hee dengan penuh
rangsangan dan hal ini menyebabkan A Hee jadi tenggelam didalam keadaan yang benar-
benar menenggelamkan dirinya.

Mereka saling berpelukan penuh rasa hangat, degup mereka juga keras sekali. Waktu
sedang mencium kuping si gadis, dengan suara yang lirih dan juga dengan desah napas
yang memburu hangat, A Hee bertanya: “Siapa namamu…." bisiknya dengan suara tergetar.

Si gadis menggeliat-geliat didalam pelukan A Hee, desah napasnya juga keras sekali.

“Aku….aku she The dan bernama Djie Lan," menyahuti si gadis. “Kau boleh memanggilku
dengan sebutan apa saja yang kau ingini…..”

“Lan-moy….itulah kata-kata yang baik kukira untuk memanggilmu," kata A Hee.

Si gadis hanya mengangguk, kemudian dia telah melahapi bibir masing-masing.

Telah berciuman terus. A Hee semakin terdesak oleh gelora hatinya yang bergolak dengan
desakan yang hebat.

Sebagai seorang anak muda yg mempunyai darah panas, jelas sekali dia juga mempunyai
desakan nafsu yang keras benar.

Maka dari itu, biarpun sebagai seorang Ho-han, sebagai seorang lelaki sejati, toh akhirnya A
Hee terkalahkan oleh desakan nafsunya yang menggelora begitu.

Tangan A Hee juga telah menjadi liar sekali, tangannya itu telah menjamah liar sekali ke
tubuh si gadis yg bernama The Djie Lan, dimana tubuh si gadis dapat dijamah dengan
mudah sekali, karena Djie Lan hanya mengenakan pakaian yang sangat tipis.

Djie Lan juga menggeliat-geliat penuh kegairahan, dia selalu mengeluarkan suara rintihan
lirih. Hal ini menambah bergolaknya desakan nafsu di diri A Hee.

Pemuda ini jadi liar sekali, juga selain desah napasnya yg memburu, pada hidung dan bibir
atasnya itu tampak butir-butir keringat yang menitik membasahi wajah Djie Lan.

Namun keduanya seperti juga sudah tidak memperdulikan hal itu. Mereka telah tenggelam
didalam dunia mereka. Lebih-lebih A Hee, dia merasakan kulit Djie Lan lembut sekali.

Setiap kali A Hee merabah dan menjamah tubuh Djie Lan, maka A Hee merasakan kulit si
gadis she The yg begitu halus dan lembut, membuat tubuh A Hee juga jadi menggigil keras,
desah napasnya jadi semakin keras.

A Hee benar-benar telah tenggelam didalam alam yang mengasyikkan. Dia telah melupakan
segalanya.

Djie Lan berulang kali sengaja mengeluarkan suara rintihan yang lirih, membuat A Hee jadi
tambah liar, tangan si-anak muda juga telah mengusap dan merabah ke-bagian-bagian
tubuh Djie Lan yang sebenarnya terlarang untuk disinggahi oleh tangan lelaki. Tetapi Djie

146
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Lan tidak mencegahnya.

Malah si-gadis telah menggeser kakinya perlahan-lahan, menyeret tubuh A Hee mendekati
ke-arah pembaringan. Semakin lama, mereka jadi semakin mendekati pembaringan itu.

A Hee mengikuti saja melangkah, sambil menciumi terus tengkuk, dada dan wajah dari si-
gadis yang bernama The Djie Lan.

Biarpun apa saja yang terjadi pada saat itu, A Hee sudah tidak mau memperdulikannya,
karena dirinya benar-benar telah tenggelam didalam dunianya yang baru, yang seumur
hidupnya belum pernah dirasakan oleh A Hee.

Sedangkan Djie Lan juga telah menggunakan kedua tangannya untuk mengusap-usap pung-
gung dan bagian-bagian lain ditubuh A Hee.

Hal itu membuat A Hee jadi tambah bergolak dengan perasaannya yang bergemuruh. Malah
berulang kali bibirnya telah mengecupi dadanya Djie Lan. Dan tak hentinya juga dia
mengeluh lirih memanggil-manggil nama Djie Lan.

“Lan-moy…..Lan-moy….." berulang kali dia memanggil begitu, lirih sekali suara A Hee.

Kemudian keduanya telah bergulingan di-atas pembaringan, telah menggelepar diatas


pembaringan, keduanya berlomba, dan menerobos lobang gunung yang panjang sekali,
gelap gulita, telah menimbulkan sang air mancur luber dari salurannya...

Tubuh A Hee terkulai lemas, begitu juga si-gadis The Djie Lan…..keduanya rebah lemas
dengan saling merangkul keras sekali, keringat telah memenuhi kedua tubuh ini....

oooOooo

SETELAH TERJADINYA hal itu maka A Hee baru tersadar dari alam pikirannya yang
melupakan.

Dia jadi terkejut sendirinya. Hatinya menyesal bukan main.

Diawasinya wajah The Djie Lan dengan penuh penyesalan, dan dilihatnya butir-butir ke-
ringat memenuhi wajah gadis itu.

Si-gadis sedang rebah sambil mengusap-usap dada A Hee dengan memandang redup. A
Hee jadi membatalkan niatnya untuk memaki Djie Lan.

Dan si-pemuda A Hee ini jadi memandang terpaku kepada langit-langit kamar.

“Koko….kenapa kau?" bisik Djie Lan dengan suara yang lembut.

Jika pada saat itu A Hee tidak bisa menguasai emosi dirinya, tentu dia telah menampar Djie
Lan. Untung saja dia bisa menguasai gelora hawa amarahnya itu, sehingga dia hanya
berdiam diri.

Melihat A Hee tidak menyahuti pertanyaannya, Djie Lan menciumi wajah A Hee lagi.

“Koko….mengapa kau berdiam diri membisu begitu?" tanya Djie Lan lagi dengan suara yg
manja, lirih sekali suaranya itu.

A Hee menoleh, dia mengerutkan sepasang alisnya, pancaran matanya tajam sekali.

“Kau telah biasa melakukan ini, bukan?" tegur A Hee dengan suara yg dingin sekali.

147
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Si-gadis The Djie Lan telah tersenyum, manis sekali senyumannya itu, juga sikapnya sangat
manja sekali, bagaikan terhadap seorang kekasih saja.

“Mengapa kau bertanya begitu, koko?" tanyanya dengan suara yang lirih. “Kita tidak usah
memikirkan masa-masa yang telah lalu…kita tidak usah mengenangkannya, karena itu
hanya akan membawa penyesalan belaka !"

Dan setelah berkata begitu, Djie Lan telah menciumi diri A Hee lagi.

A Hee membiarkan dirinya tenggelam di-dalam alam khayalnya, dia juga membiarkan
dirinya diciumi terus oleh Djie Lan.

Sambil menciumi A Hee, Djie Lan telah berkata lagi.

“Tay-cie," katanya dengan suara yang manja. “Maukah kau menolongku?"

A Hee mengerutkan alisnya. Dia masih dipanggil sebagai Taycie putera mahkota, maka
dengan sendirinya si gadis menduga bahwa dia memang benar adalah Tay-cie, siputera
mahkota itu.

“Katakanlah….kalau memang aku bisa menolongmu, aku akan menolongnya…." kata A Hee
dengan suara yang perlahan.

Wajah si-gadis jadi berseri-seri. Dia memandangi wajah A Hee sesaat lamanya dengan sikap
manja.

“Benarkah….benarkah Tay-cie mau menolongku?" tanyanya dengan suara tergetar.

A Hee mengangguk.

“Kalau memang berada didalam kemampuanku!" kata A Hee menyahuti perkataan si-gadis.
Tiba-tiba Djie Lan telah bangun berdiri, dia telah merangkapkan tangannya.

Dia menjura kepada A Hee.

“Terima kasih…..terima kasih Tay-cie!" kata Djie Lan.

Hal ini membuat A Hee mau tak mau harus bangun sendiri.

Dia membalas pemberian hormat dari si-gadis.

“Tunggulah sebentar Tay-cie….” kata Djie Lan kemudian dengan suara yang girang. Dia
menuju ke meja dan mempersiapkan alat-alat tulis.

A Hee jadi menduga-duga apa yang akan dilakukan oleh si-gadis she The itu.

Djie Lan kemudian menghampiri A Hee lagi.

“Kemarin dulu, orang-orang Siang Tie-kwan telah menangkap beberapa orang yang tidak
bersalah, maka kalau memang Tay-cie mau menulis sepucuk surat untuk Siang Tie-kwan,
aku percaya Siang Tie-kwan tentu akan membebaskan beberapa orang kawan-kawan kami
yang tidak bersalah itu…." kata Djie Lan.

Seketika itu juga A Hee mengerti apa yg diinginkan oleh Djie Lan. A Hee tersenyum.

“Jadi….kau adalah komplotan dari mata-mata yang bekerja untuk Mongolia ?" tanya A Hee.

148
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Si-gadis tidak terkejut mendengar pertanyaan A Hee, dia tersentak sedikit, kemudian malah
telah tersenyum lagi sambil mengangguk.

“Benar! Kami adalah orang-orang yang tergabung didalam satu perkumpulan yg bekerja
untuk orang-orang Mongolia!" kata si-gadis menyahuti perkataan A Hee. “Hanya saja,
beberapa orang-orang kami itu memang tidak bersalah, maka aku minta Tay-cie mau
menulis sepucuk surat yang ditujukan kepada Siang Tie-kwan agar membebaskan beberapa
orang-orang kami itu!"

A Hee mengerutkan alisnya sambil mengawasi si-gadis.

“Siapa nama dari orang-orang yang tertawan oleh Siang Tie-kwan?" tanya A Hee kemudian.

Si-gadis tersenyum.

“Kalau memang Tay-cie telah menulis sepucuk surat untuk Siang Tie-kwan, maka akan
kusebutkan seorang demi seorang nama dari kawan-kawan kami itu!" menyahuti si-gadis
dengan liehay.

Rupanya si-gadis tidak mau menyebutkan nama dari kawan-kawannya itu, dia takut nanti A
Hee tidak jadi menulis surat yang dimintanya, berarti keselamatan jiwa dari kawan-
kawannya itu akan terancam disebabkan A Hee telah mengetahui bahwa kawan-kawannya
itu telah tercantum namanya.

Maka dari itu, si-gadis tidak mau menyebutkan nama kawan-kawannya. Dia mau
menantikan sampai A Hee menulis surat dulu, baru dia mau menyebutkan nama-nama dari
kawan-kawannya.

A Hee mengerti akan maksud hati dari si gadis. Dia jadi berdiri ragu-ragu di tempatnya.
Dipandangnya si-gadis, sampai akhirnya dia menghela napas.

“Kau terlalu mengharapkan yang tidak-tidak…." kata A Hee. “Biarpun aku mempunyai
wewenang, toch tetap saja aku tidak mempunyai kekuasaan untuk membebaskan orang-
orang yang telah ditangkap oleh Siang Tie-kwan !"

Mendengar perkataan A Hee, wajah si-gadis jadi berobah.

Tampaknya dia kecewa benar.

“Benar-benarkah kau tidak bisa membebaskan kawan-kawan kami itu?" tegur si-gadis
sambil menatap tajam kepada A Hee.

A Hee mengangguk pasti.

“Ya…!" katanya tegas. “Memang aku bisa saja menulis surat kepada Siang Tie-kwan agar
dia membebaskan beberapa orang-orangmu, namun apakah hal itu tidak akan menyinggung
hatinya, karena persoalan ini adalah persoalan negara, persoalan yang tidak bisa dibuat
main-main !"

Si-gadis The Djie Lan telah tertawa tawar mendengar perkataan A Hee.

“Itu hanyalah alasan-alasan yang kau cari-cari belaka !" kata Djie Lan. “Kalau memang kau
mau menulis sepucuk surat, maka Siang Tie-kwan pasti akan mau membebaskan kawan-
kawan kami itu….. Siang Tie-kwan pasti akan memberi muka kepadamu."

A Hee memperlihatkan muka yang sulit, dia memang tidak mengetahui apa yang akan

149
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dilakukannya.

Kalau sampai dia menulis sepucuk surat untuk Siang Tie-kwan, berarti kedoknya dan
sandiwaranya akan tercium dan terbuka, sebab huruf dan surat seorang putera mahkota
pasti telah dikenal oleh menteri-menterinya.

Maka dari itu, A Hee kebentur didalam segi itu, dan kesukarannya itu tidak bisa
diberitahukan kepada si-gadis. Dia jadi serba salah.

“Tay-cie…” kata si gadis The Lan manja sekali. “Aku hanya ingin meminta pertolonganmu
sekali ini saja…"

A Hee jadi tambah kikuk, dia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Diawasinya
The Djie Lan dengan tatapan mata yang tajam.

Si-gadis membalas tatapan dari si anak muda dengan tatapan mata yg tajam juga. Mereka
jadi saling pandang. Tampak tegas sekali, dari sorot matanya itu bahwa si-gadis sangat
mengharapkan bantuannya. Akhirnya setelah saling pandang begitu, maka A Hee menghela
napas.

Tatapan mata si-gadis yg begitu sayu, membuat dia jadi merasa iba dan kasihan.

“Baiklah…." kata A Hee akhirnya setelah dia menarik napas. “Aku akan mengabulkan
permintaanmu!"

Dan setelah berkata begitu, A Hee telah menarik kursi didepan meja, dia duduk menghadapi
meja itu dan mengambil alat tulisnya.

Dia mulai menulis surat kepada Siang Tie-kwan. Kemudian waktu dia ingin menuliskan nama
dari orang-orang yang diminta untuk dibebaskannya, maka dia menoleh memandang ke-
pada The Djie Lan yang kala itu tengah berdiri dengan wajah berseri-seri disebabkan ke-
gembiraan yang sangat.

“Siapa nama-nama dari kawan-kawanmu itu?" tanya A Hee kemudian.

Si-gadis menyebutkan tiga nama, yang sudah lantas ditulis oleh A Hee. Setelah menulis
beberapa patah lagi, kemudian A Hee menanda tangani surat itu dengan kata : Tay-cie.

Surat itu digulungnya, dia menyerahkan kepada si-gadis.

“Bawalah suratku ini, mudah-mudahan Siang Tie-kawan mau memberikan muka kepadaku
!" kata A Hee.

Si-gadis mengangguk dengan gembira.

“Pasti Siang Tie-kwan akan membebaskan kawan-kawan kami semua setelah melihat
suratmu ini!" kata si-gadis yang sudah lantas memeluk A Hee, dia menciuminya pipi A Hee.

Keduanya kembali tenggelam didalam lagu iramanya derit kayu pembaringan…..

-000O000-

SIANG Tie-kwan menerima surat yang ditulis oleh A Hee dari seorang pengemis.

Pengemis itu diluar gedung Tie-kwan tersebut telah mendesak bahwa dia mau menemui
Siang Tie-kwan dan dia tidak mau pergi sebelum menemui Siang Tie-kwan, karena katanya
dia mempunyai urusan yang penting.

150
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Akhirnya Siang Tie-kwan keluar juga untuk menemui pengemis itu. Ternyata pengemis
tersebut menyerahkan surat A Hee, dan setelah Siang Tie-kwan membaca surat A Hee itu,
dia telah memerintahkan orang-orangnya untuk menangkap si-pengemis.

Diperiksanya pengemis tersebut, dan pengakuan dari si-pengemis, dia membawa surat itu
karena dia telah diupahi oleh seseorang, yang meminta kepadanya agar menyerahkan surat
itu kepada Siang Tie-kwan.

Waktu Siang Tie kwan menanyakan bagaimana dan wajah orang yg telah menyuruh si-
pengemis, maka pengemis telah menceritakan wajah dan keadaan orang itu.

Ternyata yang telah menyuruhnya untuk menyampaikan surat itu adalah seorang gadis
yang mempunyai wajah sangat cantik sekali.

Siang Tie-kwan jadi memutar otak. Begitu juga orang-orangnya. Mereka sangat
menguatirkan sekali keselamatan diri Tay-cie, karena mereka sekarang baru mengetahui
bahwa Tay-cie telah terjatuh kedalam tangan lawan.

Dengan sendirinya kalau memang lawan menggunakan Tay-cie sebagai barang jaminan,
maka tak bisa lagi mereka bergerak menggunakan kekerasan.

Pengemis itu dikompasnya, disiksanya untuk memberikan pengakuannya.

Tetapi pengemis itu sambil menangis-nangis telah memberi pengakuan yang sama dan
tetap.

Akhirnya Siang Tie kwan kewalahan juga. Dia mempercayai apa yang telah dikatakan oleh
sipengemis.

Akhirnya pengemis itu ditahan untuk sementara waktu, sampai Taycie nanti telah dapat
dicari dan pengemis itu baru akan dibebaskan.

Kemudian Siang Tie-kwan telah memerintahkan beberapa orang-orangnya untuk mencari


Taycie.

Begitu pun juga dengan Liang Ie Touw, dia telah mengerahkan orang-orangnya untuk
mencari tahu jejak dari siputera mahkota.

Sedangkan Siang Tie-kwan juga telah memberikan laporan kepada Sri Baginda, Hong-tee,
mengenai hasil pemeriksaannya mengenai timbulnya niat-niat jelek dari negara tetangga itu
yang telah menyebar mata-matanya ke daratan Tionggoan, serta Siang Tie-kwan
memberikan saran agar Hong-tee mengerahkan seluruh orang-orangnya guna mencari dan
menangkap semua orang-orang yang dicurigai.

Juga Siang Tie-kwan telah menjelaskan didalam surat laporannya itu, bahwa Taycie telah
dapat ditemuinya, hanya putera mahkota itu telah kena tertawan oleh musuh, maka Siang
Tie-kwan meminta pengampunan dari sribaginda itu serta berjanji akan mencari sampai
bertemu lagi dengan si Tay-cie, putera mahkota itu.

Lagi pula Siang Tie-kwan telah menceritakan didalam surat laporannya itu, bahwa para
mata-mata dari Mongolia itu telah meminta tebusan untuk Tay-cie berupa beberapa orang-
orangnya yg telah tertangkap oleh Siang Tie-kwan, dan hal itu terpaksa akan dipenuhi tun-
tutan dari para mata-mata Mongolia itu, sebab demi keselamatan dari Tay-cie, si-putra mah-
kota!

oOo

151
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

PAGI ITU A Hee terbangun dari pembaringan dengan tubuh yang dirasakan lemas sekali.

Dia menggeliat dengan lesu, dan memandang sekelilingnya, karena seketika itu juga dia
teringat apa yang baru saja terjadi pada malam yang baru lalu.

Ternyata A Hee mendapatkan dirinya masih rebah dipembaringan. Hanya sekarang dia
berada seorang diri diatas pembaringan itu.

The Djie Lan sudah tidak tampak batang hidungnya, hanya alas pembaringan belaka yg
kusut dan tidak keruan letaknya peninggalan bekas semalam mereka melakukan
pertarungan yang benar-benar membuat hati A Hee jadi mendongkol, menyesal, girang, dan
bermacam-macam lagi perasaan yang bergolak didalam jiwanya !

A Hee menggeliat lagi. Kemudian dia bangun duduk diatas pembaringan. Diawasinya lagi
keadaan disekitar kamar itu, kemudian dia menghela napas.

Perbuatan semalam yang telah dilakukannya itu benar-benar membuat hati A Hee jadi
menyesal bukan main, karena perbuatan itu benar-benar memalukan dan sangat hina sekali.

Hanya saja sebagai seorang anak muda, maka wajar kalau memang A Hee tidak bisa
mempertahankan diri terhadap rayuan dari The Djie Lan.

Cuma saja, yang membuat A Hee jadi menyesal, mengapa dia harus menuruti bisikan dan
bujukan setan-setan dan iblis-iblis.

Perlahan-lahan A Hee telah turun dari pembaringan. Dia berjalan perlahan-lahan menuju ke
meja.

Lama juga A Hee berdiri didekat meja itu, dia mengawasi alat-alat tulis yang ada diatas
meja, karena A Hee teringat bahwa semalam dia telah menulis sepucuk surat yang ditujukan
kepada Siang Tie-kwan, agar membebaskan beberapa orang kawan-kawannya si-gadis.

Maka dari itu, A Hee jadi menghela napas. Dia sedang membawakan peranan sebagai
seorang putera mahkota, maka dari itu, entah Siang Tie-kwan mengetahui atau tidak
mengenai huruf-huruf dari surat yang ditulis oleh A Hee itu, dan kalau memang Siang Tie-
kwan mengetahui dan mengenali juga huruf-huruf dari surat A Hee itu bukanlah surat dan
tulisan dari Tay-cie, tentu kedoknya akan terbuka.

Maka dari itu, pagi ini, disamping rasa kesal memenuhi hati A Hee, juga perasaan ragu
selalu memenuhi hati A Hee, dia takut kalau-kalau Siang Tie-kwan mengetahui
sandiwaranya itu, tentu akan celaka dirinya, karena sandiwara yang sedang diperankannya
ini terlampau berani dan bahaya sekali, bersangkut-paut dengan pihak kerajaan.

Maka dari itu, A Hee jadi berdebar keras hatinya selama menantikan kembalinya The Djie
Lan.

Kalau memang Siang Tie-kwan mengetahui bahwa surat yang ditulis oleh A Hee adalah
surat palsu dari Tay-cie, tentu orang yang mengirimkan surat itu akan ditangkap, akan
dijebloskan kedalam penjara, dan juga akan mencari dimana A Hee, yang telah begitu
berani mati memerankan sandiwara sebagai Tay-cie.

Tapi kenyataannya memang Siang Tie-kwan tidak begitu memperhatikan huruf-huruf yang
ditulis oleh A Hee.

Siang Tie-kwan karena terlalu mengkhawatirkan keselamatan Tay-cie ini, yang kalau si Tay-
cie mengalami cidera, tentu dirinya akan menerima hukum dari Hong-tee, Hong siang,

152
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

tentunya hal itu membuat Siang Tie-kwan jadi gelagapan dan gugup bukan main, yang
membuat dia jadi tidak begitu memperhatikan tulisan dan huruf-huruf dari surat yang
diterima si-pengemis.

A Hee juga menulis surat itu hanya untung-untungan saja, dia telah mengambil keputusan,
kalau memang dirinya diketahui telah melakukan penyamaran tersebut, maka dengan
sendirinya dia akan ditangkap.

Maka A Hee telah bersiap-siap menantikan kedatangan orang-orangnya Siang Tie kwan. Dia
mengetahui kalau memang Liang Ie Touw yang datang untuk melakukan penangkapan
terhadap dirinya, maka A Hee tahu pasti dirinya tidak akan mempunyai kesempatan untuk
meloloskan diri dari Siang Tie-kwan.

Tetapi setelah A Hee menunggu sesaat lamanya didalam kamar itu, masih saja The Djie Lan
belum kembali.

Hati A Hee jadi semakin gelisah, dia tidak tenang sedikitpun. Setiap kali mendengar suara
detak yang perlahan, tentu A Hee terkejut. Dia pasti akan menoleh kearah asal dari suara
itu dengan penuh kewaspadaan.

Hal ini disebabkan A Hee takut kalau-kalau tentara negeri yang diperintahkan oleh Siang
Tie-kwan datang dengan secara tiba-tiba. Maka dari itu, A Hee sedang dalam penantian
yang benar-benar menggelisahkan hatinya.

Sebetulnya A Hee mau keluar dari kamar itu, namun dia tidak melakukan niatnya.

Karena dia mengetahui bahwa pada saat itu dia berada didalam sebuah kamar seorang
wanita, dan kalau memang dia keluar dari kamar itu, lalu bersamplokan dengan orang,
tentu dia akan menderita malu.

Maka dari itu, biarpun dia gelisah sekali, toh tetap saja dia berdiam diri disitu. Detik-detik
kegelisahannya itu dilalui dengan penuh kebimbangan.

Akhirnya, samar-samar A Hee mendengar suara langkah kaki yang menuju ke kamarnya.

Dia mendengar suara langkah kaki itu menghampiri kearah kamarnya, karena suara langkah
kaki itu semakin lama terdengar semakin nyata.

Dia mementang matanya lebar-lebar kearah pintu, karena dia menduga tentu orangnya
Siang Tie-kwan yg datang untuk menawannya.

Kalau memang yang datang itu Liang le Touw, tentu dirinya akan celaka. Dia tidak akan
berdaya memberikan perlawanan dan dirinya pasti akan kena ditawan. Maka dari itu, dia
jadi gelisah sekali menantikan terbukanya daun pintu.

Lebih-lebih suara langkah kaki itu berhenti di-depan kamarnya dan tidak terdengar lagi. Hal
itu benar-benar menggelisahkan sekali.

Baru saja A Hee mau menghampiri pintu untuk membuka daun pintunya guna melihat siapa
yang berdiri dimuka kamar itu, maka tampak daun pintu telah terbuka !

Tampak The Djie Lan melangkah masuk dengan seulas senyum menghiasi bibirnya.

Waktu dia melihat A Hee, si-gadis telah tertawa sambil berkata: “Aha….kau sudah bangun,
Tay-cie?" tegurnya dengan riang.

153
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Juga sambil menegur begitu, The Djie Lan telah menutup daun pintu lagi. A Hee hanya
mengangguk.

Sedangkan The Djie Lan telah melangkah menghampirinya.

“Suratmu ternyata benar-benar hebat ! Kawan-kawan kami telah dibebaskan dan mereka
sangat berterima kasih atas pertolongan Tay-cie…" kata The Djie Lan sambil tetap
tersenyum.

Mendengar perkataan The Djie Lan, A Hee jadi menatap Djie Lan dengan tatapan mata
seperti tidak mempercayainya.

“Siang Tie-kwan telah membebaskan beberapa orang kawan-kawanmu…?" tanyanya seperti


heran.

Djie Lan telah mengangguk.

“Ya…." kata Djie Lan sambil mengangguk. Dan Djie Lan menghampiri A Hee, dia merangkul
dan memeluk si anak muda she Hioe ini.

A Hee membiarkan dirinya dipeluki dan diciumi oleh Djie Lan.

Setelah berselang sesaat, akhirnya A Hee telah berkata: “Aku mau pergi…." kata A Hee.

“Heh?" tanya Djie Lan terkejut, dia juga mengendurkan pelukannya.

“Kau mau pergi ?"

“Kini semuanya telah kulakukan, kebaikan hatimu telah kubayar dengan membebaskan
beberapa orang-orang kawanmu itu!" kata A Hee. “Maka dari itu, aku mau pergi."

“Ini….oh, kau mana bisa berlalu?" kata Djie Lan cepat. “Kau masih menjadi tawanan kami….
pemimpin kami mana mau melepaskan kau begitu saja ?"

Mendengar perkataan Djie Lan, A Hee jadi mengerutkan alisnya, dia menatap wajah si gadis
dalam-dalam, dalam pandangannya itu memancarkan berbagai pertanyaan.

The Djie Lan seperti juga mengerti arti dari pandangan mata A Hee. Gadis ini telah
tersenyum lagi.

“Harus kau ketahui Tay-cie, selama kau tidak memberikan pembangkangan-


pembangkangan, maka kami juga akan memperlakukan dirimu baik-baik….kalau sampai
saatnya nanti kau akan dibebaskan ! Percayalah, kami tidak akan mencelakakan kau! Secara
pribadi, kau tidak akan diperlakukan buruk, tetapi penahanan dirimu ini hanya untuk
sementara, guna memperoleh bantuan-bantuanmu!"

Mendengar keterangan si-gadis she The ini, A Hee jadi merasa lucu berbareng mendongkol.

Sebetulnya kalau memang si gadis she The itu mengetahui bahwa dirinya bukanlah putera
mahkota yang sebenarnya, tentu si-gadis akan mengutuk habis-habisan.

Melihat A Hee berdiam diri, The Djie Lan menduga bahwa si-anak muda yang diduganya ini
adalah seorang Tay-cie, putera mahkota, sedang jengkel, maka dari itu dia telah
memeluknya.

A Hee juga akhirnya mengambil keputusan tidak mau terlalu memusingkan kepalanya. Dia
balas memeluk gadis she The itu, dan dia mencium bibir si-gadis tenggelam didalam waktu

154
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

yang sangat panjang dan lama sekali.

oooOooo

PADA SIANG itu, Siang Tie-kwan telah mengadakan rapat dengan Liang Ie Touw, Soe Bong
In, dan jago-jago lain-lainnya.

Mereka ingin merencanakan sesuatu, agar para penjahat yang telah menculik Tay-cie itu
mau mengunjukkan diri.

Menurut Siang Tie-kwan, kalau memang dia mengadakan penangkapan masal,


penangkapan secara besar-besaran, maka dengan sendirinya diantara orang-orang yang
mereka tangkap-tangkapi itu tentu terdapat orang-orangnya si-penjahat, dan juga nanti
pemimpin dari penjahat itu akan terbuka kedoknya.

Tetapi Liang Ie Touw menentang pendapat dari Siang Tie-kwan. Malah menurut Liang Ie
Touw, lebih baik mereka melawan para penjahat itu dengan jalan lunak, mereka akan
menyelidikinya dengan menyebar jago-jago yang mempunyai kepandaian silat yang
lumayan, dengan caranya itu, Liang Ie Touw berpendapat malah mereka akan dapat
menolongi Tay-cie kalau kebetulan mereka bisa menemui tempat penahanan si-putera
mahkota itu !

Banyak lagi pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh beberapa orang lainnya. Akhirnya
setelah menjelang malam dikala Siang Tie-kwan mau menutup rapat itu, maka akhirnya
mereka menetapkan bahwa mereka akan mengambil jalan dengan kelembekan menghadapi
lawan, tetapi disamping itu, dengan diam-diam mereka akan menyebar para jago-jago
mereka untuk menerjang dari belakang dengan cara menyamar.

Dengan caranya itu, Siang Tie-kwan maksudnya mata-mata dilawan dengan mata-
mata….dan dengan sendirinya mereka akan menghadapi berbagai kesulitan, karena
pertama-tama mereka juga harus menjaga jangan sampai nanti timbul dipihak musuh itu
muncul suatu niat untuk membunuh Tay-cie, A Hee, sehingga hal itu akan merepotkan
mereka benar, mereka mempertanggung jawab atas keselamatan Tay-cie terhadap kaisar !

Malah Siang Tie-kwan beberapa hari kemudian telah menerima utusan dari istana, dari
pusat, beberapa orang mata-mata dan jago-jago yang terdidik, untuk membantu Siang Tie-
kwan menghadapi lawan dan menolong Tay-cie!

Inilah hebat, karena mata-mata akan melawan mata-mata, dan kejadian demi kepentingan
negara masing-masing.

Memang pada masa itu Tionggoan sebetulnya terkenal sekali dengan jago-jago silatnya, dan
pihak keistanaan juga mendidik para jago-jago silat itu menjadi mata-mata demi
kepentingan negara… mereka selalu bekerja dengan sebat. Maka dari itu dikala Hong-tee,
kaizar sendiri yang mengerahkan dan mengeluarkan surat perintah untuk mengerahkan
mata-mata negara guna membantu Siang Tie-kwan, dengan sendirinya, suasana jadi hangat
sekali !

Malah disebabkan Siang Tie-kwan benar-benar bekerja di mata Hong-siang kaizar, dengan
sendirinya dia telah dianugerahkan pangkat tiga tingkat lebih tinggi, dia menjadi Pang pouw,
jenderal perang, jenderal untuk menjaga keselamatan negara!

Hal ini menggirangkan benar hati Siang Tie-kwan, sehingga untuk binasa didalam tugasnya
itu dia akan bersedia dengan hati yang rela…

155
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

oooooOooooo

DUSUN Su-koan-chung merupakan sebuah dusun yang tidak begitu padat penduduknya,
juga dusun ini terletak dikaki gunung Tiang-pek-san, yang menyebabkan suasana dusun ini
sepi dan udaranya bersih.

Penghidupan para penduduk dari kampung Su-koan-chung sangat tenang sekali, mereka
umumnya lebih banyak hidup dari hasil panen sawah ladang mereka, karena umumnya
mereka hidup bercocok tanam.

Pagi itu, dimuka kampung tersebut, tampak berjalan dua orang pengemis. Ditangan yang
seorangnya, pengemis yang lebih tua usianya, membawa sebatang tongkat. Pengemis yg
seorangnya lagi berusia diantara dua puluh tiga tahun. Mereka berjalan perlahan-lahan, juga
pakaian mereka yang kotor sekali itu, menandakan bahwa mereka habis melakukan
perjalanan yang jauh, dan juga tidak bersalin pakaian selama beberapa hari.

Langkah kaki dari kedua pengemis itu sangat gontai dan lesu.

Waktu sampai dibatas pintu kampung Su-koan-chung dibagian timur, mereka berhenti
dibawah pohon, untuk mengaso dibawah teduhnya pohon itu.

Yang lebih tua usianya, yang memegang tongkat ditangannya itu, telah menoleh kepada
pengemis yang seorangnya lagi, yang kala itu tengah duduk diakar pohon.

“Su-tee….kita telah melakukan perjalanan selama satu bulan lebih, tetapi kita belum
menemukan sesuatu yang luar biasa," kata pengemis itu.

Yang lebih muda usianya, yang dipanggil Su-tee, adik seperguruan, telah mengangguk.

“Ya, tetapi akhirnya nanti kita akan memperoleh berita juga !" menyahuti si-adik
seperguruan.

Pengemis yang lebih tua usianya itu tidak mengatakan apa-apa lagi.

Keduanya jadi saling memandang sekitar tempat itu, mereka mengaso sambil mengawasi
keadaan disekitar tempat tersebut.

Tiba-tiba sang Su-tee, si-adik seperguruan, telah menoleh kepada si-pengemis yang lebih
tua usianya.

“Su-heng….kemarin orang yg mencurigakan itu pasti akan melalui tempat ini juga !" kata si
Su-tee sambil mengawasi si-Su-heng, kakak seperguruannya.

Pengemis yang lebih tua usianya itu, si Su-heng, telah mengangguk.

“Benar….!" katanya membenarkan perkataan si Su-tee. “Memang dia akan melalui tempat
ini juga! Aku yakin akan hal itu!"

“Menurut pandanganmu, Su-heng, apakah orang itu benar-benar membawa sesuatu yang
bisa membuka tabir rahasia yang sedang kita hadapi ini ?" tanya si Su-tee lagi dengan suara
yang ragu-ragu.

Sang Su-heng mengangguk.

“Mungkin juga!" menyahuti si Su-heng. “Kita nantikan saja beberapa saat lagi."

Sang Su-tee, adik seperguruannya mengangguk menyetujuinya. Sampai akhirnya

156
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dikejauhan tampak mencongklang seekor kuda putih.

Diatas kuda itu bercokol seorang lelaki tua yang jenggot dan kumisnya sudah berwarna
putih itu berkibar tertiup angin.

Cepat sekali kuda itu berlari kearah kedua pengemis tersebut. Sampai akhirnya waktu
melewati kedua pengemis itu, lelaki tua yang menjadi penunggang kuda telah melirik
sedikit.

Wajahnya tidak menunjukkan perasaan apa-apa, dia terus juga melarikan kudanya
mencongklang dengan cepat.

Tetapi kedua pengemis itu juga bergerak dengan cepat sekali. Mereka telah melompat dan
menghadang didepan kuda putih itu.

Kalau memang kedua pengemis itu tidak mempunyai kepandaian yang tinggi, tentu mereka
tidak akan berani menghadang dengan cara begitu, sebab dikala kuda sedang
mencongklang dengan keras, bisa membahayakan jiwa mereka.

Dengan sendirinya, hal itu menandakan keberanian dari kedua pengemis ini.

Waktu kuda putih itu dihadang oleh kedua pengemis tersebut, maka lelaki tua berjenggot
dan berkumis yang telah berwarna putih seluruhnya itu, jadi terkejut sekali, dia berusaha
untuk menahan les kudanya.

Karena ditahan dengan tiba-tiba begitu, kuda putih itu jadi mencongklang keras.

Tetapi kedua pengemis telah mengulurkan kedua tangan mereka menjambret tali les kuda
itu, mereka telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya, yang menyebabkan kuda tersebut
jadi tidak bisa bergerak lagi.

Lelaki tua berjenggot putih itu sangat gusar, dia telah melompat turun dari atas kuda
tunggangannya.

“Kalian….oh, kalian dua pengemis jembel!" bentak kakek itu dengan gusar. “Mau apa kalian
menghadang perjalananku?"

Kedua pengemis itu telah tertawa. “Kau jangan marah-marah dulu !" kata si-pengemis yang
lebih tua usianya. “Kami ingin menanyakan sesuatu kepadamu, entah kau mau jawab atau
tidak ! Ini bersangkut-paut dengan persoalan negara !”

Mendengar perkataan si-pengemis, wajah si-kakek jadi berobah.

“Aku Ciu Pek Sie, tidak pernah mau mencampuri persoalan negara! Aku adalah seorang
petani yang kasar, orang gunung yg tidak berkepandaian, maka dari itu, aku tidak mau
kalian ganggu!!" kata si-kakek yg mengaku bernama Ciu Pek Sie.

Kedua pengemis itu telah mengawasi orang she Ciu itu dengan tatapan mata yg tajam.

“Hmm….kau mengatakan tidak ingin mencampuri persoalan negara, tetapi dikantongmu


terdapat surat perintah yang bisa membawa perobahan pada situasi dinegara daratan
Tionggoan !" kata si-pengemis yang berusia lebih tua dengan suara yg dingin.

Mendengar perkataan si-pengemis, wajah Ciu Pek Sie jadi berobah hebat. Tetapi dengan
cepat perobahan wajahnya itu telah pulih kembali. Dia berusaha menekan goncangan
hatinya dengan tertawa tawar.

157
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Kalian pengemis-pengemis jembel, mengapa kau tetap menuduh aku bekerja untuk
pemerintah! Aku si-orang she Ciu tidak akan berdusta! Kalau memang aku bekerja untuk
negara, tentu akan kukatakan bahwa aku memang orang pemerintah! Tetapi sekarang me-
mang kenyataannya aku ini tidak bekerja untuk siapa….telah kukatakan tadi bahwa aku
tidak ingin mencampuri persoalan negara….hatiku tidak tertarik untuk mencampuri
persoalan itu!"

“Hmmm….bagus! Rupanya kau ingin terus menyangkal," kata si pengemis yg berusia lebih
muda dari pengemis yang satunya, si Su-tee. “Tetapi kau tidak bisa mengelabui mata kami!
Keluarkanlah benda yang kau bawa dan berada dikantongmu itu!"

Wajah si kakek Ciu Pek Sie jadi berobah lagi. Dia menatap kedua pengemis itu dengan sorot
mata yang tajam sekali.

“Kau terlalu mendesak, sahabat !" kata Ciu Pek Sie dengan suara yang tidak enak didengar.
“Kalau memang kalian memaksa terus dengan tuduhan kalian itu, maka aku mau lihat apa
yang ingin dilakukan oleh kalian !”

Mendengar perkataan Ciu Pek Sie, ke 2 pengemis itu mengeluarkan suara tertawa dingin.

“Hmm, kau mau melihat apa yang ingin dilakukan oleh kami kalau memang kau tidak mau
memberikan muka kepada kami bukan ?" tanya si pengemis yang lebih tua usianya itu.
“Baik, baiklah ! Kami, Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay, tidak akan pernah melepaskan belas
kasihan kepada seorang manusia semacam kau! Kalau kau masih membangkang terus,
maka kau akan kami bunuh!"

Dan setelah berkata begitu, Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay, kedua pengemis tersebut,
telah menatap Ciu Pek Sie dengan sorot mata yang tajam dan dengan sikap yang
mengancam benar.

Ciu Pek Sie melihat sinar mata kedua pengemis itu agak tergoncang hatinya. Tetapi dengan
cepat dia dapat menguasai goncangan hati itu.

Cepat dia mengawasi kedua pengemis tersebut, bersiap-siaga dari serangan-serangan yang
akan dilancarkan oleh kedua pengemis tersebut.

Namun pengemis itu tidak menyerang, mereka hanya mengawasi dengan tubuh diam tak
bergerak dari tempatnya.

Rupanya mereka sedang menantikan saat-saat yang baik, atau memang mereka
membiarkan si kakek berpikir untuk merobah jalan pikirannya.

Ciu Pek Sie telah tertawa dingin.

“Sahabat-sahabat….kalian jangan terlalu mendesak diriku, kalau memang kalian tidak


mengenal aturan, akupun tidak akan memakai aturan didalam kalangan Kang-ouw ! Kalau
memang kalian ini penasaran dan memang ingin mencari pasal denganku, maka majulah !
Aku akan menghadapi apa yang ingin kalian perbuat !!"

Ciang Sam Kay telah tertawa gelak-gelak.

“Baiklah kau menjaga keselamatan dirimu….karena kukira, disaat kau menghadapi


kematianmu, kau baru tahu perasaan yang mencekam hatimu !"

Dan setelah berkata begitu, Ciang Sam Kay telah melangkah selangkah demi selangkah,
setindak demi setindak, menghampiri Ciu Pek Sie. Begitu juga Po Liang Kay, dia maju pula.

158
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Ciu Pek Sie mengawasi tajam kepada kedua pengemis ini. Dia bersiap-siap dari segala
serangan yg akan dilancarkan oleh kedua pengemis tersebut. Biar bagaimana, hati Ciu Pek
Sie jadi berdebar keras juga, karena dilihat dari sorot matanya, maka kedua pengemis ini
memang mempunyai Lwee-kang yang kuat dan kepandaian ilmu silat yang kosen dan liehay
sekali !

oooo

CIU PEK SIE mementang matanya lebar-lebar, dia mengawasi kearah kedua pengemis itu
dengan sorot mata yang waspada.

Kuda putihnya telah menyingkir ke pinggir jalan, dia sedang memakan rumput-rumput yang
banyak bertumbuhan disitu, seperti juga tidak mengetahui bahwa majikannya sedang
menghadapi ancaman dari kedua pengemis tersebut.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah maju terus setindak demi setindak. Tahu-tahu
dengan mendadak, dengan sangat tiba-tiba sekali, dengan cara yang berbareng, kedua
pengemis ini telah melompat dengan cepat sekali.

Sambil melompat begitu, mereka juga telah menggerakkan kedua tangan mereka secara
berbareng.

Cepat benar mereka telah menggerakkan tangan mereka, dengan caranya begitu, maka
mereka telah menyerang Ciu Pek Sie dari dua jurusan.

Ciu Pek Sie merasakan, biarpun kedua serangan dari kedua pengemis ini mengenai dirinya,
angin serangan dari pukulan kedua pengemis telah menyambar dirinya, hal itu menandakan
bahwa kekuatan Lwee-kang dari kedua pengemis itu sangat kuat benar.

Maka dari itu, dengan cepat sekali, si orang she Ciu telah menyedot hawa murni dari
pusatnya, dan menyalurkan kepada kedua lengannya.

Dengan penuh kewaspadaan, dia menantikan tibanya kedua serangan pengemis tersebut.

Disaat kedua serangan itu hampir mengenai dirinya, dengan mengeluarkan suara bentakan
yang nyaring luar biasa, suara bentakan yang mengguntur, orang she Ciu itu telah
menggerakkan kedua tangannya.

Terdengar suara 'Dukkkk, dukkkk' dua kali, dan kedua serangan dari Ciang Sam Kay serta
Po Liang Kay telah kena ditangkisnya!

Hebat sekali!

Benturan itu sebetulnya seperti juga dua balok baja yang saling bentur, tetapi kedua
pengemis itu tidak bergeming, dengan cepat tanpa menarik pulang kedua tangannya,
mereka telah menyerang lagi sambil membentak.

“Kalau memang kau tidak mau menyerahkan apa yang berada dikantongmu itu, hmm….kau
akan binasa dengan cara yg kecewa!"

Tetapi Ciu Pek Sie tidak jeri, dia malah jadi murka sekali.

Disaat kedua tangan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay itu menyambar dirinya, dengan
mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur lagi, tubuh Ciu Pek Sie telah berkelebat
dengan cepat, dan disaat dia bergerak gesit begitu, kedua tangannya juga telah bergerak
lagi, menghantam dengan keras kearah lambung dan perut dari Ciang Sam Kay dan Po

159
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Liang Kay masing-masing. Hebat sekali tenaga serangan dari Ciu-Pek Sie kali ini. Dia
menyerang dengan mengerahkan 7 bagian tenaga dalamnya.

Dengan mengeluarkan seruan tertahan, Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay harus melompat
kesamping untuk mengelakkan serangan dari Ciu Pek Sie.

Kalau memang mereka melawan dengan kekerasan terhadap serangan Ciu Pek Sie, maka
hal itu akan membawa kerugian pada diri mereka.

Disebabkan itulah, maka dengan cepat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah mengambil
sikap mengalah.

Tetapi mereka melompat mundur mengelakkan serangan Ciu Pek Sie itu bukan untuk
mundur, melainkan mereka juga telah membalas menyerang lagi dengan cepat, mereka
malah telah melancarkan serangan yg berbahaya sekali, melancarkan serangan-serangan yg
benar-benar membuat Ciu Pek Sie harus mundur ke belakang berulang kali menghindarkan
serangan-serangan dari Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.

Setiap serangan dari kedua pengemis itu telengas dan ganas sekali, maka kalau memang
satu kali saja Ciu Pek Sie terkena serangan dari Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay, dengan
sendirinya orang she Ciu itu akan menemui kebinasaannya.

Itulah yang tidak diinginkan oleh Ciu Pek Sie, yang membuat dia harus mengerahkan
seluruh kepandaian dan tenaga Lwee-kangnya.

Tetapi berhubung dia dikepung terus menerus oleh Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay
dengan serangan-serangan yang berbahaya dan mengandung hawa pembunuhan, dengan
sendirinya Ciu Pek Sie jadi terdesak hebat.

Lebih-lebih sekarang usia Ciu Pek Sie telah lanjut, dan Ciang Sam Kay serta Po Liang Kay
menyerang Ciu Pek Sie dengan cara mengulur waktu, dengan sendirinya hal itu
menyebabkan tenaga Ciu Pek Sie berangsur-angsur jadi berkurang.

Hal ini membuat Ciu Pek Sie jadi gugup bukan main, dia sampai menyerang berulang kali,
menyerang dengan serangan-serangan yang membahayakan.

Tetapi, Sam Kay dan Po Liang Kay selalu berusaha mengelakkan dan mengulur-ulur waktu,
yang membuat Ciu Pek Sie berangsur-angsur tenaganya jadi berkurang. Napas dari kakek
she Ciu itu juga jadi memburu keras.

Dia murka dan gusar tanpa daya, karena kedua penyerangnya tidak memberikan padanya
kesempatan untuk memberikan perlawanan yang keras.

Memang kalau dinilai dari kepandaiannya, ilmu dan Lwee Kang Ciu Pek Sie cukup sempurna,
namun karena dia dikepung dari dua jurusan dari Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay yang
mempunyai kepandaian tidak lemah, dengan sendirinya Ciu Pek Sie jadi terdesak hebat.

Dengan mengeluarkan suara teriakan penasaran berulang kali, Ciu Pek Sie berusaha untuk
melancarkan serangan-serangan untuk mendesak kedua lawannya, namun tetap saja dia
tidak bisa mendesak sampai kedua lawannya itu undur jauh darinya.

Malah Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah melibatkan diri mereka didalam suatu
pertempuran yang panjang dan lama sekali.

Mereka dengan cepat telah saling tempur sebanyak seratus jurus lebih.

160
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Inilah yang sangat meletihkan Ciu pek Sie, napasnya jadi memburu, dan juga tenaganya
berangsur-angsur jadi berkurang banyak.

Dengan begitu, Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi menang diatas angin. Dan mereka jadi
merangsek terus, menyerang lawan mereka she Ciu itu yang mulai terdesak dan mulai
gugup dalam keadaannya seperti ini.

Sambil bertempur begitu, Ciu Pek Sie juga telah memutar otaknya. Dia memikirkan dengan
cara bagaimana harus menghadapi kedua lawannya ini, yang mempunyai kepandaian yang
cukup tinggi dan membuatnya repot dengan serangan-serangan yg membahayakan jiwanya.

Dengan cepat sekali, Ciu pek Sie telah menyedot tenaga Lwee-kangnya, yang dipusatkan
kepada kedua lengannya, disuatu kali dikala Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay menyerang
bagian perut dan kepalanya, dengan cepat sekali Ciu Pek Sie telah menggerakkan kedua
tangannya dengan cara yang berbareng.

Dia tidak menangkis serangan dari kedua pengemis itu, tetapi dia malah telah menyerang ke
bagian mata dari Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.

Dia menyerang dua bagian yang berbahaya dari kedua lawannya tersebut ! Hal ini
mengejutkan benar hati Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.

Kalau memang mereka meneruskan serangan mereka, berarti mereka akan mengalami
cidera juga bersama-sama dengan Ciu Pek Sie, dan berarti mereka juga akan celaka
bersama-sama dengan Ciu Pek Sie.

Itulah yang tidak diinginkan oleh Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Dengan cepat mereka
telah menarik kedua serangan mereka.

Cepat sekali kedua pengemis tersebut telah menjejakkan kedua kaki mereka, sehingga
tubuh mereka mencelat tinggi dan menjauhkan dari Ciu Pek Sie.

Begitu mereka lompat, disaat serangan dari Ciu Pek Sie mengenai tempat kosong, kedua
pengemis tersebut telah meluncur lagi dengan cepat, sambil meluncur begitu, kedua tangan
mereka telah bergerak melancarkan serangan pula kearah diri si-kakek tua she Ciu.

Mereka, pengemis-pengemis ini, menyerang dengan meluncur menukik ke bawah bagaikan


seekor burung garuda yg menerjang kearah Pek Sie.

Juga malah tangan kiri Po Liang Kay telah melancarkan serangan ingin menotok jalan darah
Sam-tie-hiatnya dari Ciu Pek Sie.

Itulah serangan yang berbahaya sekali dan Ciu Pek Sie menyadari akan bahaya yang
mengancam dirinya. Dengan mengeluarkan seruan tertahan, dengan cepat sekali, Ciu Pek
Sie mengangkat kedua tangannya, secara beruntun dia telah menangkis serangan-serangan
dari Sam Kay dan Liang Kay.

Hal itu dilakukan oleh Ciu Pek Sie disebabkan orang she Ciu ini telah nekad dan dia
bermaksud akan mengadu kekerasan dengan kekerasan.

Dan itu mengejutkan benar hati Sam Kay serta Liang Kay, tetapi karena mereka memang
telah melancarkan serangan itu, sehingga mereka tidak bisa menghindarkan diri lagi dari
serangan-serangan tersebut, terpaksa mereka melancarkan terus serangan-serangan
mereka itu !

Kedua belah pihak jadi terancam bahaya kematian !

161
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

0000O0000

BENTURAN dan tangan Ciu Pek Sie dengan tangan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah
terjadi dengan keras. Suara benturan itu memekakkan anak telinga.

Tampak tubuh Sam Kay dan Po Liang Kay yang memang tengah terapung diudara, jadi
terpental dan melajang jauh beberapa tombak dari tempatnya semula.

Hanya saja berhubung mereka memang mempunyai kepandaian yg tinggi, dengan cepat
sekali mereka telah dapat menguasai diri.

Mereka jatuh ditanah dengan kedua kakinya terlebih dahulu, sehingga mereka berdua jadi
tidak jatuh terbanting keras.

Sedangkan tubuh Ciu Pek Sie terhuyung-huyung beberapa langkah ke belakang dengan
muka yang berobah pucat.

Tubuh kakek tua she Ciu ini berobah menjadi pucat pasi, tubuhnya menggigil.

Dia terluka didalam akibat gempuran dari tenaga serangan Ciang Sam Kay dan Po Liang
Kay.

Sam Kay dan Po Liang Kay mengawasi Ciu Pek Sie dengan tersenyum sinis, seulas senyum
mengejek kepada kakek tua she Ciu itu.

“Hmm….sekarang kau mau menyerahkan benda yang kau bawa atau tidak !” bentak Ciang
Sam Kay dengan suara yang mengejek. “Atau memang kau mau sampai menerima
kematianmu terlebih dulu?"

Setelah membentak begitu, dengan suara yg keras sekali, Sam Kay telah melompat
menerjang kepada Ciu Pek Sie.

Begitu juga dengan Po Liang Kay, dia telah melompat pula membarengi menyerang si-kakek
she Ciu itu.

Hebat kedua serangan dari kedua pengemis. Tenaga serangan yang mereka gunakan itu
sangat kuat sekali.

Ciu Pek Sie sedang terluka parah, karena dia memang tergempur tenaga dalamnya, dengan
sendirinya sekarang dia diserang begitu macam, dia jadi mencelos hatinya.

Jelas kalau memang dia menangkis dengan menggunakan kekerasan, dirinya akan
terbinasa! Tetapi kalau dia tidak menangkis, dia hanya mengelakkan, dirinya juga tidak akan
terluput dari kematian, sebab kedua pengemis itu telah melancarkan serangannya dengan
cara yang beruntun dan mengepung diri si-kakek she Ciu itu.

Maka dari itu, mau tak mau Ciu Pek Sie jadi mengerahkan dan mengempos semangatnya,
mengerahkan seluruh tenaga Lwee-kangnya, dengan sekuat tenaganya dia berusaha
menangkis kedua serangan Sam Kay dan Po Liang Kay untuk mengadu jiwa dengan kedua
pengemis itu, rupanya dia jadi kalap dan nekad sekali.

Terdengar suara benturan yang nyaring, terdengar juga menyusul itu suara jeritan yg
menyayatkan dari Ciu Pek Sie, tampak tubuh kakek tua itu terpental, dan ambruk ditanah
dengan terluka berat, dia telah terkapar ditanah dengan napas tersengal-sengal tanpa bisa
bergerak atau juga untuk berbangkit !

162
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sedangkan Sam Kay dan Liang Kay hanya tergoncang tubuhnya, kemudian mereka telah
bisa menguasai perjalanan darah mereka lagi, telah dapat berdiri tetap pula.

Dengan perlahan-lahan mereka menghampiri Ciu Pek Sie yang masih rebah tak berdaya
ditanah tanpa bisa bergerak sedikitpun.

“Hmmmm….sekarang kalau memang kami mau menghabisi nyawamu, sama mudahnya


dengan membalik telapak tangan kami sendiri !" kata Ciang Sam Kay. “Cepat kau keluarkan
benda yang kaubawa, jiwa tuamu itu akan kami ampuni !!"

Mata Ciu Pek Sie mendelik.

“Kalau memang kau mau membunuhku, bunuhlah! Jangan kalian banyak bacot disitu !!"
bentak Ciu Pek Sie dengan suara yang mendongkol.

Sam Kay mendengus tertawa dingin.

“Hmmm….aku tidak ada ruginya membunuhmu! Baiklah! Rupanya kau yang sudah bosan
hidup !" dan setelah berkata begitu, dengan cepat sekali Sam Kay mengerahkan tenaga
Lweekangnya, kemudian dengan bengis dia menghantam kepala Ciu Pek Sie.

Kakek she Ciu itu tidak bisa bergerak. Maka dari itu, tanpa daya kepalanya terhajar remuk
tanpa bisa dia mengeluarkan suara jeritan lagi. Seketika itu juga jiwanya telah melayang
menghadap pada Giam-lo-ong.

Sam Kay dan Liang Kay telah tertawa gelak-gelak, kemudian mereka merogoh saku Ciu Pek
Sie. Dari saku jubahnya kakek tua itu dikeluarkan sebuah gulungan surat.

Dengan tidak menunggu lagi, kedua pengemis itu telah membuka surat tersebut dan
membacanya.

Ternyata isi surat itu adalah:

“Mata-mata dari kerajaan sudah dikerahkan, maka kita harus berhati-hati menghadapinya,
sebab kalau memang salah tindak saja, pihak kita akan mengalami kegagalan, kalau
memang salah seorang diantara kita terjatuh ke dalam tangan musuh, lebih baik membunuh
diri untuk menghindarkan diri dari dikorek keterangan-keterangan dengan paksa oleh musuh
!"

Surat itu hanya tertulis begitu saja, dan ditandatangani oleh kata-kata: 'Si-hitam', selain itu
tidak terdapat sesuatu apapun lagi.

Kedua pengemis tersebut telah tertawa.

“Hmmmm….dialah seorang penghianat yang memang harus menerima kebinasaannya !"


kata Sam Kay dengan sengit sambil memasukkan surat itu kedalam sakunya. “Orang she Ciu
ini memang harus mampus."

Po Liang Kay juga mengangguk.

“Ya….dia memang pantas menerima kematiannya !" kata Liang Kay.

Setelah berdiam diri sesaat, akhirnya kedua pengemis itu berlalu….

ooOoo

CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay berdua telah melanjutkan perjalanan mereka menuju ke

163
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dusun Su-koan-chung.

Begitu mereka memasuki perkampungan itu, mereka tidak menarik banyak perhatian
penduduk kampung, karena mereka hanyalah orang pengemis belaka.

Mereka memperhatikan orang yang berlalu lalang.

“Menurut perintah dari atasan kita, maka kita harus menangkap seorang gadis berusia
delapan belas tahun yang mempunyai ciri-ciri rambut panjang sekali, juga muka berbentuk
tirus….dengan tahi lalat disudut bibirnya !" kata Sam Kay pada Liang Kay.

Liang Kay mengangguk.

“Ya….menurut perintah, kita akan menemui gadis itu dikampung ini, karena dia sering
mengunjungi dusun ini !!" kata Po Liang Kay.

Keduanya menyusuri jalan itu. Akhirnya waktu sampai didepan sebuah rumah makan, maka
kedua pengemis ini duduk dimuka rumah makan itu untuk mengaso.

Rupanya kedua pengemis ini tidak menarik perhatian orang yang berlalu lalang didekat
tempat tersebut.

Karena sudah terlalu sering pengemis-pengemis duduk dimuka pintu rumah makan untuk
meminta sedekah sisa-sisa makanan.

Maka dari itu, Sam Kay dan Liang Kay bisa mengaso dengan leluasa tanpa banyak perhatian
orang.

Setelah duduk-duduk sekian lama, maka Sam Kay mencubit paha Liang Kay, sambil berbisik
perlahan: “Orang ini mencurigakan !!" kata Sam Kay dengan suara yang perlahan.

Liang Kay mengangkat kepalanya yang memang sejak tadi tertunduk. Dia melihat seorang
Hwee-shio tengah mendatangi kearah rumah makan dengan wajah yang bengis.

Hwee-shio itu ketika akan masuk ke rumah makan tersebut, dikala dia melihat Sam Kay dan
Liang Kay yang duduk dipinggiran, si Hwee-shio hanya melirik dengan pandangan yang
menghina, kemudian dia melangkah masuk terus.

Begitu dia sampai didalam, dia telah menggebrak meja yang terdapat didekatnya.

“Kemana pemilik rumah makan ini, heh?” bentaknya dengan suara yang keras.

Para pelayan rumah makan itu jadi ketakutan, tubuh mereka menggigil, karena memang
mereka telah mengetahui bahwa si Hwee-shio adalah seorang pendeta yang galak dan
bengis tidak pernah mengenal rasa kasihan.

Seorang lelaki tua, yang menjadi kasir rumah makan itu telah menghampiri si Hwee-shio
dengan sikapnya yang ketakutan.

“Taysu….oh, silahkan duduk untuk menikmati arak Hangciu, Tay-soe !!" kata si kasir.

Si Hwee-shio mendengus.

“Sediakan Hud-ya sebanyak seribu tail perak !!" bentak si Hwee-shio dengan suara yang
bengis.

Wajah si-kasir jadi berobah.

164
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Oh ini….ini mana bisa Taysu….penghasilan rumah makan ini saja hanya dua ratus tail,
bagaimana harus menyediakan Tay-su seribu tail perak? Sedangkan keuntungan dari hasil
rumah makan ini hanya sebesar tujuh atau delapan puluh tail sebulannya !"

Dan tahu-tahu si Hwee-shio mengayunkan tangannya dengan keras.

“Plakkkk !" terdengar si kasir rumah makan itu telah ditempelengnya dengan keras. Tubuh si
kasir telah terpental jatuh duduk.

“Kalau memang kalian tidak mau menyediakan apa yang kuminta, hmmmm….kalian akan
mampus semuanya !!" bentak si Hwee-shio dengan bengis.

Mendengar perkataan si Hwee-shio, kasir itu jadi ketakutan sekali. Tubuhnya sampai
menggigil keras saking ketakutan terhadap Hwee-shio ini.

“Ampun Tay-su….kami benar-benar tidak mempunyai uang sebanyak itu !!" kata si Kasir
sesambatan saking ketakutannya. Si Hwee-shio mendelik dengan wajah yg bengis sekali.

“Apakah benar-benar kau mencari mampus ?" bentak si Hwee-shio dengan suara yang
bengis mengguntur. “Hud-ya Ce In Sian-su tidak akan memberikan pengampunan kepada
orang-orang yang telah membangkang kata-kataku !!"

Si kasir jadi tambah ketakutan, dia sampai sesambatan dengan suara yang menyedihkan.

“Kami memang benar-benar tidak mempunyai harta sebanyak itu, Tay-su….kami…." dan
belum lagi dia menyelesaikan perkataannya itu, si Hwee-shio sudah mengayunkan kakinya,
tahu-tahu si kasir telah ditendangnya sehingga terpental dan jatuh terbanting di lantai.

Si-kasir menjerit-jerit dengan suara yg menyayatkan hati. Dia kesakitan dan ketakutan.

“Ampun Tay-su….Ampun….” teriaknya dengan suara sesambatan.

Si Hwee-shio telah mendengus dengan suara yang dingin.

“Kalau kau tidak mau cepat-cepat menyediakan apa yang kuminta, hmmm, jiwa anjingmu
akan Hud-ya kirim ke neraka !"

Dan setelah berkata begitu, si Hwee-shio telah menghampiri si kasir dengan sorot mata
yang menyeramkan sekali.

Si-kasir jadi ketakutan. Dia beringsut dengan tubuh yang menggigil, sedangkan mulutnya
terus juga sesambatan tak hentinya meminta ampun dan meminta belas kasihan kepada si
Hwee-shio. Tetapi Hwee-shio itu tidak memperdulikannya, dia telah menghampiri terus.

Para pelayan lainnya yang melihat hal itu jadi ketakutan juga. Mereka telah bersembunyi
semua. Tak ada diantara mereka yg bermaksud untuk menolongi si-kasir dari tangan si
Hwee-shio.

Tetapi baru saja si Hwee-shio mau mencengkeram si kasir, dikala dia mau membanting
tubuh si kasir lagi, maka tahu-tahu pundak si Hwee-shio telah ditepuk orang.

Si Hwee-shio terkejut sekali. Hatinya tercekat. Harus dimakluminya, sebagai seorang yang
mempunyai kepandaian yang tinggi dan ilmu silat yg kosen, jangankan orang dapat
menepuk pundaknya, sedangkan untuk datang mendekatinya saja si Hwee-shio sudah akan
mengetahuinya.

165
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Maka dari itu, sekarang malah pundaknya telah dapat ditepuk oleh orang, hal ini terang saja
membuat si Hwee-shio tercekat hatinya disebabkan kaget. Dengan cepat sekali dia telah
memutar tubuhnya menoleh.

Dihadapannya berdiri seorang pengemis setengah tua tengah memandang padanya dengan
bibir tersungging senyuman.

Si Hwee-shio segera juga mengenali bahwa pengemis itu adalah salah seorang pengemis
dari kedua pengemis yang tadi duduk dimuka pintu rumah makan ini.

Betapa gusarnya si Hwee-shio, dia sampai mengeluarkan seruan murka.

“Apakah kau mau mencari mampus juga, anjing geladak?" bentaknya dengan suara yang
bengis.

Si-pengemis yang berdiri didepan si Hwee-shio, yang tadi menepuk pundak si Hwee-shio,
ternyata adalah Sam Kay. Sam Kay tersenyum sabar.

“Janganlah kau menyiksa orang yang tidak berdaya !" kata Sam Kay dengan suara yang
dingin.

Wajah si Hwee-shio, yang mengaku bergelar Ce In Sian-su, jadi merah padam.

“Baik ! Baik ! Kau yg mewakili anjing geladak ini menghadap pada Giam-lo-ong !" kata si
Hwee-shio dengan suara yang bengis.

Dan membarengi perkataannya itu, dengan telengas sekali si Hwee-shio telah melancarkan
serangan yang mematikan kearah kepala Sam Kay.

Sam Kay ketawa dingin. Dia tidak bergeming dari tempatnya berdiri. Ditunggunya sampai
serangan dari si Hwee-shio hampir mengenai kepalanya, dikala tangan si Hwee-shio terpisah
beberapa dim saja, maka dia baru menggerakkan kepalanya kesamping, kemudian dengan
cepat sekali, dikala dia memiringkan kepalanya itu, dengan kecepatan yang luar biasa, dia
menggerakkan tangan kanannya menangkis tangan si Hwee-shio, dia juga membarengi
dengan mengunakan tangan kirinya untuk menyodok perut si pendeta gundul tersebut. Si
Hwee-shio mencelos hatinya waktu tahu-tahu orang balas menyerang dirinya dengan
serangan semacam itu.

Dia kaget bukan main, si Hwee-shio sampai mengeluarkan seruan tertahan. Dan sambil
mengeluarkan suara seruan tertahan begitu, karena dia memang seorang jago yang
mempunyai kepandaian sangat tinggi, dengan cepat si Hwee-shio menarik pulang
tangannya sebelum saling bentur dengan tangan Sam Kay, lalu dengan cepat sekali
membarengi dengan gerakan menarik pulang serangannya tersebut, si Hwee-shio telah
menjejakkan kakinya, dia telah melompat untuk menjauhkan diri dari Sam Kay, menjaga
agar jangan sampai Sam Kay bisa membarengi menyerang dirinya lagi.

Tetapi Sam Kay mana mau membuang kesempatan semacam itu?

Maka dari itu, dikala melihat si Hwee-shio telah membatalkan serangannya, dan malah telah
melompat mundur begitu, dengan cepat Sam Kay telah mengenjotkan tubuhnya juga yang
mencelat kepada si Hwee-shio, kemudian dikala tubuhnya sedang melambung begitu, kedua
tangan Sam Kay telah bekerja cepat, dia telah melancarkan serangan yang beruntun kepada
si Hwee-shio.

Hebat serangan Sam Kay kali ini, karena tangan kanannya menyerang dengan jurus 'Po Ting
Liang Tiam', yang mengandung tenaga serangan yang hebat sekali, begitu juga tangan
166
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

kirinya telah merangsek mengincer akan menotok jalan darah Pan tu-hiatnya si Hwee-shio
dengan gerakan 'Siang Ma Kiu Liu', serangan yang cepat dan berbahaya.

Kembali si Hwee-shio Ce In Sian-su jadi kaget bukan main. Untuk kedua kalinya hatinya jadi
mencelos saking terkejutnya. Dia cepat-cepat telah membuang diri ke samping, dia
bergulingan dilantai ruangan rumah makan itu.

Hal itu terpaksa dilakukannya, karena kalau memang dia tidak membuang diri ke lantai,
berarti dirinya akan kena diserang oleh Sam Kay.

Itulah yang tidak diinginkan oleh si Hwee-shio yang bergelar Ce In Sian-su tersebut, maka
dari itu dia telah berusaha untuk menghindarkan diri dari serangan Sam Kay.

Tetapi Sam Kay tidak mau memberi hati kepada Hwee-shio galak ini. Dia mau memberikan
pelajaran yang pahit kepada si Hwee-shio.

Maka dari itu, dikala dia melihat si Hwee-shio membuang diri ke lantai dan bergulingan
dilantai ruangan tersebut, Sam Kay tidak berhenti menyerang.

Malah kedua kakinya telah bergerak dengan cepat sekali, dia telah menendang mengincer
jalan darah si Hwee-shio dengan serangan yang berangkai dan beruntun.

Hal ini membuat Ce In Sian-su jadi bermandikan keringat dingin. Terpaksa Ce In Sian-su
jadi bergulingan terus dilantai.

Namun Sam Kay tidak memberikan kesempatan kepada Hwee-shio ini sampai bisa bangkit
berdiri. Si Hwee-shio Ce In Sian-su telah diserang terus tanpa memberikan kesempatan
sedikitpun kepadanya.

Mau tak mau Ce In Sian-su harus bergulingan terus dilantai ruangan rumah makan. Hati si
Hwee-shio murka dan gusar bercampur menjadi satu, juga dia sangat penasaran sekali,
karena biar bagaimana sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian yang cukup
tinggi dan mempunyai Lwee-kang yang hampir sempurna, yang di dalam kalangan Kang-
ouw jarang sekali dia menemui tandingannya, maka dari itu sekarang dia diperlakukan dan
diserang tanpa daya semacam itu, membuat dia jadi gusar dan murka tanpa daya sama
sekali! Inilah hebat sekali ! Seumur hidupnya Ce In Sian-su baru pernah mengalami hal
seperti ini.

Lebih-lebih Sam Kay masih melancarkan serangan-serangan yang tak hentinya….seperti


juga ingin mengincar jiwa dari si Hwee-shio !

oooOooo

SAKING GUSAR dan murka benar, maka si Hwee-shio Ce In Sian-su jadi kalap. Dia jadi
nekad dan bermaksud untuk mengadu jiwa dengan si pengemis.

Pada suatu kali, dikala Sam Kay masih menyerang dirinya dengan serangan-serangan yang
berangkai, maka si Hwee-shio telah mengeluarkan suara bentakan yg mengguntur, tahu-
tahu tangannya itu telah dikibaskan mengincer biji kemaluan dari Sam Kay. Dia menyerang
begitu untuk menggertak belaka.

Dan benar saja, Sam Kay telah mengelakkan serangannya itu dengan melompat mundur.

Dengan menggunakan kesempatan seperti itu, Ce In Sian-su tidak berani berayal lagi.
Dengan cepat dia telah melompat untuk dapat berdiri. Dan begitu dia dapat berdiri, dia
telah melompat lagi untuk lebih menjauhkan kedudukan dirinya dengan pengemis Ciang

167
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Sam Kay itu.

Setelah itu, barulah Ce In Sian-su memutar tubuhnya menghadapi Sam Kay. Mata si Hwee-
shio mendelik besar, bengis sekali sorot mata si Hwee-shio.

Sam Kay juga telah menghentikan serangannya, dia tidak mendesak lagi. Hanya saja Sam
Kay telah tertawa dingin.

“Hmmm….kepandaianmu hanya begitu saja?" ejek Sam Kay. “Hanya kepandaian keledai
bergulingan saja yang mau kau pertunjukkan kepadaku?"

Mendengar ejekan dari Sam Kay, wajah Ce In Sian-su jadi berobah merah padam. Dia tetap
mendelik kepada Sam Kay disaat dia berkata :

“Biar bagaimana hari ini Hud-ya harus membuka pantangan membunuh !" kata Ce In Sian-
su dengan murka benar.

Mendengar perkataan Ce In Sian-su, Sam Kay sengaja tertawa gelak-gelak.

“Hmm…enak saja kau putar lidah !" kata Sam Kay. “Apakah kau yakin bahwa hari ini kau
bisa membuka pantangan membunuh? Siapa yg akan kau bunuh? Anak ayam ?"

Muka Ce In Sian-su jadi tambah berobah merah padam, malah akhirnya berobah kebiru-
biruan saking murkanya.

“Kau….pengemis geladak !" bentak Ce In Sian-su dengan pergolakan hawa amarahnya yg


benar-benar telah mengamuk didalam hatinya. “Kalau memang hari ini Hud-ya tidak bisa
membunuhmu….biarlah untuk seterusnya Hudya tidak akan muncul didalam dunia persilatan
lagi ! Aku akan mengundurkan diri dan hidup mengasingkan diri didunia sepi !"

Sam Kay tertawa mendengar perkataan Ce In Sian-su. Malah Sam Kay telah menoleh
kepada Po Liang Kay.

“Su-tee….kau dengarlah apa yang dikatakan keledai gundul itu!" kata Sam Kay dengan
suara yang mengejek. “Betapa gagahnya perkataan keledai gundul itu! Hmm….dia kira
mudah untuk membunuh orang! Sebagai seorang beribadat, dia mengapa tidak mau cepat-
cepat memanjatkan do'a, meminta pengampunan dosa-dosanya, karena hari ini adalah hari
kematiannya !"

Po Liang Kay mengangguk.

“Benar ! Memang benar perkataan Suheng !" membenarkan Po Liang Kay sambil tertawa
juga, karena dia ingin memanaskan hati Ce In Sian-su. “Dia rupanya hanyalah seekor anak
keledai gundul belaka yang masih bodoh dan goblok!!"

Dan setelah berkata begitu, Po Liang Kay telah tertawa gelak-gelak, begitu juga Sam Kay
dia telah tertawa keras, tubuh mereka sampai tergoncang.

Ce In Sian-su jadi gemetar sekali tubuhnya, dia murka bukan main.

“Kau…oh kalian pengemis-pengemis geladak !!" bentak Ce In Sian-su dengan murka, dan
sambil berteriak begitu, karena saking murkanya dia tidak bisa berkata-kata lagi, hanya
tubuhnya yang telah mencelat menubruk Sam Kay dan Liang Kay, menyerang kedua penge-
mis itu dengan menggunakan kedua tangannya.

Serangan Ce In Sian-su kali ini sangat berbahaya sekali. Dia menyerang dengan serangan-

168
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

serangan yang mengandung tenaga Lwee-kang yang kuat sekali.

Harus diingat, bahwa Ce In Sian-su sedang murka dan kalap, dia nekad benar, maka dari itu
dia menyerang dengan mengerahkan hampir seluruh tenaga Lwee-kangnya.

Maka dari itu, bisa dimaklumi betapa hebat dan kuatnya serangan si Hwee-shio.

Sam Kay dan Liang Kay juga memaklumi akan hal itu. Dengan cepat Sam Kay dan Liang Kay
telah memisahkan diri kepada kedua sisi mereka, hal itu untuk memecahkan perhatian si
Hwee-shio.

Tetapi Ce In Sian-su sudah nekad dan kalap benar, maka dari itu dia telah menubruk kearah
Sam Kay dan kedua tangannya itu telah dipakai untuk menyerang si-pengemis yang satunya
ini.

Tenaga Lwee-kang yang dipakai untuk menyerang Sam Kay kali ini pun lebih hebat dari
tenaga serangan-serangannya yang pertama.

Sam Kay merasakan, belum lagi serangan dari Ce In Sian-su berhasil mengenai tubuhnya,
tetapi angin serangan itu telah menyambar dan dapat dirasakannya. Maka itu Sam Kay tidak
berani memandang remeh dan memandang enteng lagi.

Dia telah mengeluarkan seruan yang panjang dan sambil mengeluarkan suara seruan yang
panjang begitu, maka Sam Kay telah menggerakkan tangannya yang dipakai untuk
menangkis serangan Ce In Sian-su.

“Dukkkk !” terdengar suara benturan dari kedua tangan orang itu yang keras sekali. Tampak
tubuh Ce In Sian-su terlontarkan dua tombak lebih.

Tetapi Hwee-shio ini malah masih bisa jatuh dalam keadaan berdiri. Dan begitu kakinya
menyentuh lantai, dia sudah lantas menyerang lagi.

Sedangkan Sam Kay, ketika merasakan tangannya itu berhasil menangkis serangan Ce In
Sian-su, dia telah merasakan dadanya agak menyesak, dan tubuhnya terhuyung-huyung
sampai lima langkah ke belakang, malah Sam Kay juga merasakan pandangan matanya itu
berkunang-kunang.

Hal itu saja sudah menandakan betapa kuatnya tenaga serangan Ce In Sian-su yg telah
ditangkisnya.

Belum lagi Sam Kay bisa menetapkan goncangan hatinya, dan belum lagi dia dapat berdiri
tetap, maka tampak Ce In Sian-su telah menyerang lagi !

Malah Sam Kay melihat bahwa serangan yang dilancarkan oleh Ce In Sian-su kali ini sangat
kuat sekali, disertai oleh tenaga Lwee-kang yang bergelombang datangnya, mungkin juga
Ce In Sian-su yang sudah nekad itu telah menyerang dengan menggunakan seluruh tenaga
Lwee kangnya !

Sam Kay jadi mengeluh juga. Menghadapi orang yang sedang nekad dan kalap, memang
lebih berat dari bertempur menghadapi seorang lawan yang berkepandaiannya lebih tinggi
daripada dirinya, karena kalau orang menyerang dengan nekad, jelas sekali Ce In Sian-su
tidak akan memikirkan segi-segi keselamatan dirinya, dia menyerang dengan tidak
memikirkan lagi penjagaan dirinya, karena dia mau mati dan binasa bersama-sama dengan
lawan !

Itulah yang berat untuk Sam Kay. Hati si pengemis jadi mengeluh juga. Jelas kalau memang

169
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

dia melawan keras dilawan dengan kekerasan juga, dirinya akan cilaka bersama-sama
dengan Ce In Sian-su.

Itulah yang tidak diinginkan oleh Sam Kay, dia malah tidak mau terbuka disebabkan oleh
serangan dari si Hwee-shio Ce In Sian-su.

Tetapi serangan dari Ce In Sian-su telah meluncur terus dengan cepat. Serangan yang
dilancarkan oleh si Hwee-shio telah menyambar dekat sekali dengan tubuh Sam Kay, yang
membuat Sam Kay harus mengempos semangatnya, dia telah mengerahkan seluruh tenaga
dalamnya pada kedua lengannya, kemudian dengan mengerahkan tujuh bagian tenaga
Lwee-kangnya dia telah menangkis lagi serangan dari Ce In Sian-su.

“Dukkkkk ! Bukkkk !" terdengar dua kali suara benturan tangan mereka yang nyaring dan
memekakkan anak telinga.

Dengan sendirinya, tampak Ce In Siansu telah terpental lagi beberapa tombak jauhnya.

Hanya bedanya kali ini dia tidak bisa jatuh berdiri dengan kakinya terlebih dulu menyentuh
lantai ruangan rumah makan tersebut, dia telah jatuh terbanting dilantai dengan keras.

Begitu juga Sam Kay. Begitu dia merasakan tangannya dapat menangkis serangan dari Ce
In Sian-su, seketika itu juga dia merasakan pandangan matanya jadi berkunang-kunang,
jadi sesak napasnya, dan juga tubuhnya telah terhuyung-huyung beberapa langkah ke
belakang, kemudian tanpa bisa ditahan lagi, karena Sam Kay merasakan kedua dengkulnya
lemas tak bertenaga, dia jatuh duduk….!

Wajah Sam Kay pucat sekali. Po Liang Kay yang melihat keadaan kakak seperguruannya,
jadi terkejut sekali.

Cepat-cepat dia telah menghampiri dan memeriksa keadaan Sam Kay. Setelah dia melihat
bahwa Sam Kay hanya mengalami luka diluar saja, tetapi tidak membahayakan, maka Po
Liang Kay jadi tenang.

Dia memandang kepada Ce In Sian-su yg kala itu telah merangkak untuk bangun.

Po Liang Kay tidak menyerang si Hwee-shio, dia hanya berdiri mengawasi saja. Sedangkan
akhirnya Ce In Sian-su telah dapat berdiri.

Dia menatap Po Liang Kay dan Sam Kay, yang kala itu sedang duduk bersemedhi dengan
mata yg bengis dan muka yg menyeramkan.

“Hmm, kalian 2 orang pengemis yg tidak tahu diri !" kata si Hwee-shio dengan suara yg
menyeramkan. “Kalian berani mencampuri urusanku, berarti kalian telah berpikir dua kali
untuk berani menghadapi risikonya? Baiklah! Sekarang Hud-ya akan membiarkan kalian
hidup lebih lama dulu, tetapi paling lambat 3 hari, kalian sudah akan Hud-ya kirim ke
neraka!"

Dan setelah berkata dengan kata-kata ancamannya itu, Ce In Sian-su telah memutar
tubuhnya, dia membalikkan tubuhnya dan berlalu dari rumah makan tersebut.

Po Liang Kay dan Sam Kay tidak mencegah kepergian si Hwee-shio. Mereka hanya
mengawasi saja kepergian si Hwee-shio dengan mengeluarkan suara tertawa dinginnya.

Tetapi Ce In Sian-su tidak memperdulikannya, dia telah melangkah terus untuk berlalu. Dia
bagaikan tidak mendengar kata-kata ejekan itu.

170
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Setelah Ce In Sian-su berlalu, Liang Kay membantu Su-hengnya, kakak seperguruannya


untuk bangkit.

Perlahan-lahan tenaga dalam Sam Kay pulih kembali. Dia sudah dapat melompat lagi
dengan gesit.

Sedang si-kasir rumah makan yang melihat tuan penolongnya ini tidak kenapa-apa, telah
maju mendekati, lalu menekuk lututnya untuk menyatakan terima kasihnya.

Si-kasir rumah makan mengucapkan syukur berulang kali, dia mengucapkan kebesaran
Thian, Tuhan, dengan suara tersendat.

Sam Kay menyuruh si-kasir rumah makan bangkit. Kemudian Ciang Sam Kay mengajak Po
Liang Kay untuk berlalu.

Si-kasir rumah makan itu menahan mereka untuk makan minum dulu, karena si-kasir rumah
makan itu mau menjamu kedua tuan penolong itu untuk menyatakan rasa terima kasihnya
kepada Sam Kay dan Liang Kay. Tetapi tawaran itu telah ditolak oleh Sam Kay dan Liang
Kay. Mereka telah cepat-cepat keluar dari rumah makan itu untuk berlalu.

Sedangkan si-kasir tersipu-sipu jadi mengantarkannya keluar rumah makan itu, biarpun
kedua orang ini berpakaian sebagai seorang pengemis, toch dia tidak memandang rendah
lagi, karena setidak-tidaknya sekarang dia memang telah mengetahui bahwa pengemis-
pengemis tersebut adalah pengemis-pengemis luar biasa yang mempunyai kepandaian silat
yang sangat tinggi dan luar biasa sekali.

oooOooo

BEGITU keluar dari rumah makan tersebut, Sam Kay dan Po Liang Kay tidak lantas berlalu
dari Su-koan-chung. Mereka masih memutari kampung itu, seperti ada yang sedang dicari-
carinya.

Sampai menjelang senja hari, dikala hari mulai gelap karena matahari sudah mulai tidur
diperaduannya, maka Sam Kay dan Po Liang Kay masih memutari kampung itu.

Ketika sampai dimuka sebuah kelenteng tua yang terdapat didalam kampung ini, mereka
telah duduk dimuka pintu kelenteng tersebut untuk mengaso.

Mereka melihat orang yang berlalu lalang cukup ramai, walaupun hari sudah mulai akan
gelap.

Tiba-tiba pintu kelenteng terbuka dan keluar seorang To-tong, Hwee-shio cilik, yang
umumnya bekerja sebagai seorang pelayan didalam kelenteng itu.

Ketika melihat Sam Kay dan Po Liang Kay, kedua pengemis yang duduk dimuka
kelentengnya, dia jadi mengerutkan alisnya.

“Hayo kalian jangan mengotori halaman kelenteng kami ! Pergi !!” bentak si To-tong dengan
suara yang kasar dan tidak enak didengar.

Sam Kay dan Po Liang Kay menoleh secara acuh tak acuh.

Waktu mereka lihat yang menegur adalah seorang To-tong cilik, mereka mengerutkan alis
mereka.

“Hmmm….kau terlalu banyak mulut, bocah !" kata Sam Kay mendongkol. “Kami hanya

171
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

numpang berteduh, mengapa kau begitu kikir dan cerewet ?"

Si To-tong mendongkol ditegur begitu oleh Sam Kay, wajahnya berobah.

“Eh pengemis buduk….lebih baik kalian cepat-cepat menggelinding enyah dari tempat ini,
karena kalau memang sampai terpaksa kami akan mengusir dengan menyiramkan air
kotoran kepada kalian?"

Po Liang Kay yang memang lebih cepat naik darah, jadi gusar mendengar perkataan si To-
tong yang begitu kurang ajar.

“Mulutmu perlu dihajar, bocah!" bentak Po Liang Kay dengan sengit.

Sambil membentak begitu, dia telah mencomot sebutir batu, dilemparkan batu itu kearah
To-tong itu.

“Takkkk!" batu tersebut telah menghajar mulut si-To-tong.

Kontan si-To-tong jadi menjerit kesakitan, karena giginya juga telah rontok tiga. Dia
berjingkrak saking kesakitan sambil memaki-maki Po Liang Kay dan Sam Kay tak hentinya.

Sam Kay dan Liang Kay tidak mau melayaninya, mereka hanya berdiam diri dengan
tersenyum.

Si To-tong jadi gusar sekali, dia berlari kedalam kelenteng untuk memberitahukan kepada
saudara-saudara seperguruannya.

Tak lama kemudian dia telah kembali disertai oleh lima To-tong lainnya. Ditangan mereka
masing-masing telah mencekal senjata tajam.

Sam Kay dan Liang Kay tidak memperdulikan lagak To-tong2 itu. Mereka masih duduk terus
disitu dengan tenang.

“Cepat kalian menggelinding enyah !" bentak salah seorang To-tong kawan si To-tong yang
pertama, yang telah rontok giginya disebabkan sambitan kerikil yang ditimpukkan oleh Liang
Kay. “Kalau tidak, jiwa kalian akan kami kirim ke akherat !"

Mendengar perkataan To-tong itu, Sam Kay dan Liang Kay hanya memperdengarkan suara
dengusan saja. Mereka telah berdiam diri terus tidak melayani To-tong itu.

Melihat kelakuan Sam Kay dan Liang Kay, keenam To-tong itu jadi gusar bukan main.
Mereka sampai mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur dan beramai-ramai mereka
menerjang maju menyerang dengan menggunakan senjata mereka masing-masing.

Sam Kay dan Liang Kay membiarkan sampai serangan-serangan dari To-tong2 itu mendekati
diri mereka, lalu dengan cepat sekali mereka telah mengibaskan lengan baju mereka, dari
mana telah keluar dua jalur tenaga Lwee-kang yang kuat sekali !

Hebat kesudahannya !

Bagaikan layang-layang putus talinya, maka keenam To-tong itu jadi terpental dan ambruk
terbanting beberapa tombak jauhnya.

Mereka terbanting dengan mengeluarkan suara jerit kesakitan! Mereka cepat-cepat


merangkak sambil merabai muka mereka yang bengap disebabkan terbanting keras.

Wajah To-tong2 itu seketika itu juga jadi pucat, mereka jadi takut dan jeri, karena segera

172
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

juga mereka menyadari bahwa yang sedang mereka hadapi ini bukanlah pengemis
sembarangan.

Dua orang diantara mereka telah cepat-cepat berlari kedalam untuk mengadu kepada
Hwee-shio pengurus kelenteng tersebut.

Tak lama kemudian, Hwee-shio pengurus kelenteng itu keluar diiringi oleh kedua To-tong
itu.

Tetapi ketika melihat Sam Kay dan Liang Kay, si Hwee-shio jadi mengeluarkan seruan
tertahan.

Karena segera juga dia mengenali kedua pengemis itu ! Dialah Ce In Sian-su, yang telah
diberi hajaran yg cukup lumayan pada siang tadi!

Sam Kay dan Liang Kay juga telah melihat Ce In Sian-su, mereka memang telah
mengenalinya.

Kedua pengemis hanya tersenyum mengejek tanpa berkisar dari tempatnya duduk.

Ce In Sian-su akhirnya dapat menguasai goncangan hatinya. Dia menghampiri Sam Kay dan
Liang Kay. Dirangkapkan kedua tangannya, dia memberi hormat kepada Sam Kay dan Liang
Kay.

“Tidak diduga kita akan bertemu disini lagi !" kata si Hwee-shio sambil berusaha menindih
perasaan gusarnya. “Mari silahkan masuk !"

Sam Kay tertawa tawar.

“Kau meminta kami berkunjung ke kelentengmu ini, apakah kau akan memberikan kami
minuman dan makanan yang enak-enak ?" tanya Sam Kay.

Mendengar pertanyaan Sam Kay, Ce in Sian-su tambah mendongkol, tetapi dia berusaha
menindih perasaan gusar dan mendongkolnya itu.

Dia mengangguk-anggukkan kepalanya yang gundul plontos itu.

“Ya….ya, kami akan menjamu dua orang tamuku ini !!” kata Ce In Sian-su dengan cepat.
“Kalian akan kami jamu sebagai tamu-tamu terhormat."

Sam Kay dan Liang Kay tertawa.

“Kalau memang begitu, biarpun didepan mata kami terdapat gunung pisau, kami akan
menerjang terus…." kata Sam Kay sambil bangkit.

Po Liang Kay juga telah bangkit.

Ce In Sian-su mengajak kedua pengemis ini masuk ke dalam kelentengnya, didalam hati si
Hwee-shio memandang telah terkandung suatu niat untuk memusnahkan kedua manusia yg
telah membuatnya jadi penasaran dan mendongkol tanpa daya sama sekali.

00000O00000

DENGAN CEPAT para To-tong telah menyediakan makanan satu meja penuh. Sam Kay dan
Liang Kay duduk di kursi yang ada didekat meja itu dengan seenaknya. Mereka memang
membawakan lagak begitu, karena memang mereka ingin membuat si Hwee-shio jadi
tambah mendongkol.

173
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Liang Kay dan Sam Kay memandang makanan-makanan yang berada di meja.

“Sayang sekali tidak ada arak dan barang makanan berjiwa !" kata Sam Kay dengan suara
direndahkan, seperti juga orang yang kecewa.

Cepat-cepat Ce In Sian-su merangkap kedua tangannya sambil menyebut nama sang Budha
waktu mendengar perkataan Sam Kay.

“Harap jie-wie Sie-cu memaklumi bahwa kami sebagai orang beribadat, maka kami tidak
mempunyai simpanan arak dan barang makanan berjiwa. Mari dicicipi ala kadarnya
makanan-makanan yg seadanya !!" dan Ce In Sian-su sudah mulai membuka acara dengan
menyumpit sayur-sayuran dan memakannya.

Sam Kay dan Liang Kay tertawa tawar.

“Ya, dari tidak ada, lebih baik kita sikat makanan-makanan yang telah disediakan ini !
Terima kasih… terima kasih !" kata Sam Kay dan Liang Kay berulang kali.

Dan kedua pengemis ini juga telah mulai melahap santapan mereka dengan cepat sekali.

Didalam waktu yang sangat singkat sekali, maka hampir seluruh sayur-sayur itu telah dima-
kan habis oleh Sam Kay dan Liang Kay, malah mereka seorangnya telah menghabiskan lima
mangkok nasi !

Ce In Sian-su yang memperhatikan tingkah laku dari kedua pengemis tersebut menganggap
bahwa sudah tiba saatnya dia bertindak.

Dia melambaikan tangannya memberi tanda kepada salah seorang To-tong yang berdiri
didekat tempat itu.

Biarpun sedang makan minum seperti tidak memperhatikan sekitarnya, toch gerakan dari Ce
In Sian-su itu tidak terlolos dari mata Sam Kay dan Liang Kay.

Maka itu, disaat tampak To-tong itu telah membawa sebuah Teh-koan, tempat teh, Sam Kay
pura-pura berkata dengan gerakan yang ngawur :

“Hu, aku tidak menduga bahwa didalam kelenteng ini kita masih bisa menemui makanan
yang lezat-lezat begini ! Hei Tay-su, siapakah yang telah menjadi kokimu didalam kelenteng
ini?" tanya Sam kay.

Ce In Sian-su tersenyum sambil menyambuti Teh-koan yg diberikan oleh si To-tong.

“Ini adalah hasil masakan dari murid-muridku," menyahuti dia.

Dan Ce In Sian-su mengambil cawan Sam Kay, cawan itu diisi oleh teh dari Teh-koan itu,
kemudian mengisi cawan Liang Kay, baru cawannya sendiri.

Diangkat cawannya sambil berkata:

“Hayo minum….ini adalah teh dari Siauw-ciu yg telah berusia seribu tahun….sangat wangi
sekali, pasti jiewie Sie-cu akan menyukainya !" kata Ce In Sian-su sambil mencegluk air teh
di cawannya itu tanpa ragu-ragu.

Sam Kay dan Liang Kay tertawa dingin, mereka mengangkat cawan mereka, dan meneguk
isinya.

Kemudian setelah meletakkan cawan masing-masing, tahu-tahu Sam Kay dan Liang Kay

174
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

telah menoleh kepada dua orang To-tong yg berdiri tidak jauh dari meja makan itu.

Tahu-tahu dari mulut Sam Kay dan Liang Kay telah menyemprot keluar air teh yg tadi
diminumnya itu bagaikan air mancur kearah muka To-tong itu.

Air yang disemburkan oleh Sam Kay dan Liang Kay itu mengenai tepat wajah To-tong itu.

Aneh dan ajaib sekali. Begitu terkena semprotan air dari mulut Sam Kay dan Liang Kay,
kedua To-tong itu jadi berteriak-teriak dan bergulingan dilantai. Jelas sekali dia kesakitan
bukan main.

Melihat itu, wajah Ce In Sian-su jadi berobah hebat.

“Oh….kalian….?!" tergugu sekali sipendeta ini.

Sam Kay dan Liang Kay telah tertawa gelak-gelak, sambil menyambar poci air.

Mereka menenggak air itu, kemudian menyemburkan lagi ke lantai.

“Hebat! Hebat sekali caramu, Hwee-shio!” kata Sam Kay dengan dingin. “Apakah kau kira
kami ini bocah cilik yang masih ingusan yang kau ingin racuni tanpa mengetahui? Lihatlah
dua orang muridmu itu, dia telah terbinasa, walaupun hanya terkena wajahnya saja!
Sungguh telengas sekali racun yang kau pergunakan !!"

Mendengar perkataan Sam Kay, Ce In Sian-su berobah pucat wajahnya.

“Ini…..oh ini….." kata tergugu.

Sam Kay telah tertawa dingin.

“Hmm…..kau ingin mengatakan bahwa kau tidak bermaksud jahat, bukan? Semua itu bukan
atas perintahmu?" kata Sam Kay tawar.

Wajah Ce In Sian-su jadi berobah tambah pucat.

“The-koan yang kau gunakan tadi kami tahu mempunyai dua tempat air, kalau memang kau
memijit tutupnya, maka air yang ada di tempat yang satunya, yang mengandung racun
akan keluar, dan itulah yg kau lakukan waktu kau menuangkan air pada cawan kami!
Hmmmm, setelah itu baru kau tuang pada cawanmu tanpa memijit tutup itu !! Hwee-shio
jahat, biar bagaimana tindakanmu tetap membahayakan masyarakat ! Tindakanmu selalu
mau mencelakakan orang !!"

Wajah Ce In Sian-su telah berobah berulang kali, sebentar pucat dan sebentar lagi merah
padam. Dan apa yang dikatakan oleh Sam Kay memang benar.

Tadinya Ce In memang mau membunuh Sam Kay dan Liang Kay dengan menggunakan
racun, tetapi siapa nyana rencana busuknya itu telah diketahui oleh Sam Kay, sehingga
terbuka kedok jahatnya !

Dan karena mengetahui rencananya telah gagal total, si Hwee-shio jahat Ce In Sian-su jadi
nekad.

Dia tahu-tahu berteriak memerintahkan semua murid-muridnya yang memang sejak tadi
telah bersembunyi disekitar ruangan tersebut untuk mengeroyok Sam Kay dan Liang Kay.

Namun Sam Kay telah bergerak lebih cepat lagi, bagaikan bayangan, Sam Kay dan Liang
Kay telah bergerak mencelat menubruk Ce In Sian-su untuk membekuknya.

175
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Tetapi Ce In Sian-su biar bagaimana mempunyai kepandaian yang lumayan. Tidak mudah
dirinya ditangkap begitu saja.

Waktu dia melihat Sam Kay melompat menerjang kepadanya melalui meja, sehingga
mangkok dan cawan terbalik pecah dilantai, Ce In juga telah melompat menjauhkan diri
dengan maksud akan melarikan diri dari ruangan itu. Namun Sam Kay dan Liang Kay tidak
mau melepaskan Hwee-shio jahat itu.

Dengan menjejakkan kakinya, mereka telah melompat lagi menubruk kearah si Hwee-shio
jahat Ce In Sian-su yang sedang melarikan diri.

Merasakan samberan angin yang menyambar dirinya, Ce In Sian-su cepat-cepat menahan


langkah kakinya, dia membalikkan tubuhnya, tahu-tahu tangannya telah bergerak ke
belakang dan: “Serrr…Serrr !" beberapa puluh batang jarum Bwee-hoa-ciam beracun telah
menyambar cepat sekali kepada Sam Kay dan Liang Kay.

Timpukan senjata rahasia beracun ini memang dapat menghambat kejaran dari Sam Kay
dan Liang Kay. Karena mau tak mau kedua pengemis itu harus mengelakkan diri dari
serangan itu.

Dan murid-murid Ce In Sian-su menggunakan kesempatan ini mereka meluruk mengeroyok


diri Sam Kay dan Po Liang Kay.

Sam Kay dan Liang Kay sangat gusar sekali, lebih-lebih dia melihat Ce In Sian-su hampir
dapat meloloskan diri keluar dari ruangan itu.

Maka dari itu, tanpa mengenal rasa kasihan lagi, Sam Kay dan Liang Kay telah
menggerakkan tangannya, dia telah mengibaskan tangannya itu dengan mengerahkan
tenaga Lwee-kang mereka yang kuat sekali, tampak tubuh para murid-muridnya dari Ce In
Sian-su bertumbangan terpental dan terbanting keras sekali dan mereka terbanting dengan
mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, karena di-antara mereka ada yang patah
kakinya, ada yg patah tangannya, dan lain-lainnya.

Berbareng dengan kibasan tangan itu, Sam Kay dan Liang Kay telah mengenjotkan kakinya.

Mereka mencelat cepat sekali, mereka telah menubruk Ce In Sian-su yang kala itu sudah
sampai didekat pintu keluar.

Sambil menubruk begitu, Sam Kay dan Liang Kay masing-masing telah melancarkan sera-
ngan akan menotok jalan darah 'Ma-sie-hiat' dan 'Tay-yang-hiat'nya Ce In Sian-su.

Mulanya, Ce In Sian-su telah girang karena dengan dikepung oleh murid-muridnya itu,
pendeta ini percaya bahwa Sam Kay dan Liang Kay akan kena dilibat oleh muridnya, dan dia
yakin bahwa dia akan sempat melarikan diri, meloloskan diri dari kedua pengemis yang
kosen ini.

Tetapi waktu dia sampai dipintu, belum lagi dia bisa keluar dari ruangan tersebut, dia sudah
merasakan samberan angin serangan.

Hatinya jadi mencelos. Dia segera menyadari bahwa dia telah diserang lagi oleh Sam Kay
dan Liang Kay.

Dengan sendirinya Ce In Sian-su jadi mengeluh, dia jadi nekad. Dengan kalap dia telah
membalikkan tubuhnya, dia menangkis kedua serangan Sam Kay dan Liang Kay.

Tetapi Ce In kembali jadi kecele, karena belum lagi tangannya itu bisa menangkis serangan-

176
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

serangan dari Sam Kay dan Liang Kay, kedua pengemis tersebut telah menarik pulang
kedua tangannya.

Tetapi disaat Ce In Sian-su sedang menangkis tempat kosong, Sam Kay dan Liang Kay telah
membarengi menyerang lagi !

Hebat kali ini cara menyerang Sam Kay dan Liang Kay, karena mereka menyerang dengan
menggunakan tujuh bagian tenaga dalam mereka, juga jurus ilmu silat yg mereka gunakan
sangat luar biasa sekali.

Tangan Sam Kay dan Liang Kay telah berkelebat, terdengar suara: “Dukkkk ! Bukkk !
Aduuuhhhhhh !" secara beruntun.

Ternyata Ce In Sian-su telah kena diserang oleh Sam Kay dan Liang Kay secara berbareng.

Dan suara 'Aduhhh !' itu berasal dan jeritan Ce In Sian-su, karena tubuhnya telah kena
dihantam telak oleh Sam Kay dan Liang Kay.

Tubuh Ce In Sian-su terpental dan terbanting dilantai, kemudian tidak dapat berkutik lagi,
karena dia telah menggeletak tanpa nyawa, dan jiwanya telah melayang pergi melakukan
perjalanan untuk menghadap pada Giam Lo Ong !

Sam Kay dan Liang Kay telah berdiri tegas didekat mayat Ce In Sian-su, mereka mengawasi
mayat Hwee-shio jahat ini kemudian mereka menghela napas, dan melangkah
meninggalkan ruangan itu, dengan langkah perlahan-lahan !

ooooo

CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay telah keluar dari kelenteng itu. Waktu itu sudah
menjelang malam, suasana dikampung tersebut masih cukup ramai.

Sam Kay dan Liang Kay masih tidak meninggalkan kampung itu, mereka seperti masih ada
yang dicari atau ditunggu, karena sambil menjelajahi terus kampung itu, mereka telah
memandang sekitar mereka dengan mata yang tajam. Tetapi apa yang mereka cari belum
juga ditemuinya.

Sampai akhirnya menjelang kentongan pertama, dimana suasana kampung itu jadi sepi,
hanya sekali-sekali tampak orang yang berlalu-lalang.

Sedang Sam Kay dan Liang Kay memutari kampung itu, tahu-tahu dikegelapan malam
tampak sesosok bayangan diatas genting, yang sedang berlari dengan pesat, bagaikan
bayangan belaka, seperti setan dedemit yang berkelebat-kelebat dengan cepat.

Hal itu menarik perhatian Sam Kay dan Liang Kay, setelah saling pandang sekejap, seperti
juga berjanji, mereka telah melompat berbareng mengejar sosok bayangan yang sedang
berlari pesat sekali diatas genting rumah penduduk.

Bayangan yang berlari-lari digenting rumah penduduk itu ternyata mempunyai Ginkang yang
hebat sekali, karena dia dapat berlari cepat luar biasa, berkelebat-kelebat dengan kecepatan
yang tak terkira.

Sam Kay dan Liang Kay mengerahkan Ginkang mereka, ilmu entengi tubuh. Dikejarnya
orang itu yang menimbulkan kecurigaan pada mereka. Beberapa saat kemudian, bayangan
itu dapat dikejarnya, mereka hanya terpisah tak jauh lagi, hanya sekitar setengah lie.

Satu lie berjarak lima ratus enam puluh tujuh meter. Itu hitungan di daratan Tiong-goan

177
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

pada masa lalu.

Rupanya bayangan itu mengetahui bahwa dirinya dikuntit orang, sebab begitu jarak mereka
telah terpisah tak jauh lagi, tahu-tahu bayangan itu terus berlari lebih cepat lagi, seakan
juga mau melepaskan diri dari kejaran kedua pengemis itu.

Sam Kay dan Liang Kay mana mau melepaskan orang buruan mereka yang mencurigakan
itu begitu saja. Kedua pengemis tersebut juga telah mengerahkan Ginkang mereka,
mengempos semangat mereka, dan mengejar terus dengan cepat.

Didalam hati Sam Kay dan Liang Kay jadi heran. Mereka menduga-duga, siapakah orang
yang berilmu tinggi ini?

Apakah orang tersebut, yang sedang berlari begitu adalah orang yang sedang dicari oleh
mereka?

Berpikir begitu, Sam Kay dan Liang Kay jadi mengempos semangatnya, dan mengejar
semakin cepat.

Orang yang menjadi buruan si-pengemis rupanya jadi mendongkol waktu dia melihat
kenyataan dirinya masih dikejar terus oleh Sam Kay dan Liang Kay.

Malah yang membuatnya terkejut, biarpun dia telah mengempos semangatnya berlari
sekuat tenaganya, dan mengerahkan seluruh Gin-kangnya, toch Sam Kay dan Liang Kay
masih dapat membuntuti terus.

Juga jarak mereka terpisah semakin dekat juga, itulah yang membuat orang itu jadi semakin
gugup dan penasaran sekali.

Dengan cepat dia telah berlari menuju kearah keluar kampung.

Sam Kay dan Liang Kay tetap mengejar terus, mereka tidak mau melepaskan buruan
mereka ini.

Ketika sampai di muka sebuah hutan kecil di luar kampung itu, bayangan yang mempunyai
Gin-kang sangat luar biasa tingginya itu telah menahan larinya.

Dia berdiri bertolak pinggang menantikan kedatangan Sam Kay dan Liang Kay.

Didalam waktu yang sangat singkat sekali, Sam Kay dan Liang Kay telah sampai
didepannya. Mereka jadi berdiri berhadapan !

Seketika itu juga Sam Kay dan Liang Kay dapat melihat tegas wajah orang yang mereka
kejar-kejar itu.

Ternyata orang itu adalah seorang nenek-tua yang bertubuh kurus kering dan agak
bongkok, yang kala itu sedang menatap Sam Kay dan Liang Kay dengan tatapan mata yang
bengis sekali. Cahaya matanya begitu tajam, menandakan bahwa tenaga Lwee-kang si-
nenek sangat sempurna dan tinggi.

Sam Kay dan Liang Kay juga balas menatap si-nenek dengan sorot mata yang tajam.

“Hmmm….mau apa kalian menguntit aku terus menerus?!" bentak si-nenek dengan suara
yang bengis. Sam Kay dan Liang Kay berusaha untuk tertawa.

Kedua pengemis inipun telah merangkapkan kedua tangan mereka memberi hormat.

178
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Aku Ciang Sam Kay dan ini Su-teeku Po Liang Kay, dengan ini kami menyatakan maaf,
karena telah mengikuti Loo-cianpwee….!" kata Sam Kay dengan suara yang halus. “Tetapi
kami sangat heran sekali, pada malam buta begitu Loo-cianpwee berlari seorang diri diatas
rumah penduduk seperti ada yang sedang dicari! ! Bolehkah kami mengetahui, apakah Loo-
cianpwee sedang menghadapi kesulitan? Kalau memang diperlukan, kami bisa
membantunya sekuat tenaga kami….!!"

Mendengar perkataan Sam Kay, si-nenek tua bertubuh bongkok itu telah tertawa dingin.
Sikapnya tawar sekali.

“Hmmm….mau apa kalian mencampuri urusanku? Siapa yang kesudian tenaga kalian?
Sudah enyah menggelinding dari hadapanku sebelum nyonya besarmu ini naik darah !!"
bentak si-nenek dengan suara yg tawar.

Sam Kay dan Liang Kay masih membawa sikap yang sabar sekali. Merekapun masih
tersenyum.

“Bolehkah kami mengetahui nama besar Loo-cianpwee dan gelaran Loo-cianpwee yg


harum?" tanya Sam Kay lagi. Dia tetap memanggil si-nenek dengan sebutan Loo-cianpwee,
suatu panggilan bagi orang dari angkatan yang lebih tua.

Si-nenek telah tertawa dingin.

“Sudah kukatakan, aku tidak memerlukan tenaga kalian! Untuk apa kalian mengoceh terus
disitu ! Aku tidak kesudian berkenalan dengan pengemis-pengemis yang sudah mau
mampus seperti kalian ! Cepat menggelinding enyah dari hadapanku! Aku sudah muak
melihat tampang kalian !!" bentak si nenek dengan sikap yang ugal-ugalan.

Mendengar perkataan si-nenek, wajah Sam Kay dan Liang Kay jadi berobah.

Sikap si-nenek keterlaluan sekali. Si-nenek tidak memberi muka sedikitpun kepada mereka,
dan kata-kata si-nenek malah menyakitkan hati mereka. Maka dari itu, Sam Kay dan Po
Liang Kay jadi mendongkol juga.

“Kau keterlaluan…." kata Po Liang Kay dengan suara yang berobah menjadi dingin. “Kami
bermaksud baik, namun kau malah telah memperlakukan kami demikian rupa."

Nenek tua itu jadi gusar sekali. Dia memang tidak senang kepada kedua pengemis yang ada
didepan mereka.

Maka dari itu, dengan cepat sekali dia telah mengetrukkan kakinya sambil berkata memaki:
“Kurang ajar sekali…. apakah kau tidak tahu bahwa kalian sedang berhadapan dengan Cing-
san Mo Lie? Apakah kalian memang sudah bosan hidup?"

Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay tertawa tawar, tenang sekali sikap mereka.

“Tidak ada orang yang berani menghadapi kematian," kata Po Liang Kay dengan dingin.
“Tetapi kami juga tidak gentar untuk menghadapi kematian kalau memang kami dihina dan
kepala kami diinjak-injak."

Dan Po Liang Kay telah tertawa dingin lagi, katanya pula:

“Kami bermaksud baik denganmu, tetapi kau telah bersikap seperti juga kami ini dua orang
penjahat belaka!"

Nenek tua yang bongkok tubuhnya itu jadi tambah gusar.

179
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Oh….benar-benar kalian mau cari urusan dengan aku Cing-san Mo Lie !" kata si nenek.
“Baik! Baik, aku mau lihat, apakah kau bisa menerima tiga serangan dariku?"

Setelah berkata begitu, si-nenek bersiap-siap seperti akan menyerang.

Liang Kay tertawa tawar. “Kami akan mencoba untuk menerima serangan-seranganmu,"
katanya.

“Ya…kami mau lihat sampai dimana kepandaian nenek tua seperti kau!" kata Ciang Sam Kay
dengan suara yang tawar.

Nenek tua bongkok itu jadi tambah gusar dan mendongkol. Tubuh nenek itu yang mengakui
dirinya sebagai Cing-san Mo Lie gemetaran. Rupanya nenek tua itu benar-benar gusar
sekali.

Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, nenek tua itu telah mengayunkan
tangannya, tahu-tahu dia telah melakukan penyerangan.

Malah yang hebat, nenek tua itu melakukan penyerangan dengan dua tangannya sekaligus.
Dia melancarkan serangan dari dua jurusan dan menyerang kepada Po Liang Kay dan Ciang
Sam Kay. Hal ini menandakan bahwa kepandaian nenek itu tinggi sekali.

Dengan sendirinya Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay tidak berani memandang rendah
kepada kepandaian yang dimiliki si-nenek. Maka dari itu, cepat-cepat mereka telah
menggeser tubuh mereka cepat-cepat. Mereka telah menggerakkan tubuh mereka dan
dimiringkan ke kanan, lalu dengan mengeluarkan seruan perlahan, kedua pengemis tersebut
telah saling memisahkan diri, mereka telah melompat menjauhkan si nenek.

Dengan sendirinya serangan si nenek jatuh ke tempat kosong. Hal ini membuat si nenek jadi
tambah murka dan mendongkol. Dia merasa seperti dipermainkan oleh kedua pengemis
tersebut.

Cepat sekali si nenek tanpa menarik pulang kedua serangannya itu, dia telah membarengi
dengan menyerang lagi. Serangan yang kali ini dilancarkan oleh Cing San Mo Lie tambah
hebat. Mereka bertempur diatas genting.

Sam Kay dan Po Liang Kay memang mempunyai kepandaian yang tinggi sekali, maka
dengan sendirinya mereka bisa saja menghadapi serangan-serangan yang dilancarkan oleh
nenek itu.

Malah Po Liang Kay yang mempunyai perasaan cepat tersinggung, serta memang dia cepat
naik darah, telah melancarkan serangan balasan.

Nenek itu juga merasakan bahwa kedua lawannya ini bukan lawan lemah. Maka dari itu,
dengan cepat dia telah menambahkan tenaganya yang diemposnya untuk melancarkan
serangan berikutnya.

Tetapi Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay tidak jeri. Mereka malah telah memberikan
perlawanan dengan keras, jadi kekerasan dilawan dengan kekerasan lagi, mereka bertempur
dengan cara mengepung kepada nenek tua bongkok itu.

Nenek tua tersebut, Cing San Mo Lie berulang kali mengeluarkan seruan murka. Dia
berjingkrak-jingkrak dengan murka dan melancarkan serangan yang beruntun.

Serangan-serangan yang dilakukan oleh Cing San Mo Lie sebetulnya serangan-serangan


yang mengandung tenaga yang besar. Lagi pula serangan-serangan si nenek itu

180
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

mengandung hawa pembunuhan.

Dengan sendirinya, Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay mau tak mau jadi merasakan
rangsekan nenek itu yang cukup kuat dan membuat mereka jadi harus mengerahkan
kepandaian mereka guna dapat menghadapi nenek tua bertubuh bongkok itu.

Ciang Sam Kay telah mengempos semangatnya, dia telah mengerahkan tenaga dalamnya
dan disalurkan kepada kedua lengannya, kemudian setiap kali si-nenek melakukan serangan
kepadanya, maka Ciang Sam Kay selalu saja melakukan serangan balasan.

Hal ini membuat nenek tua bertubuh bongkok itu menjadi kewalahan juga. Kedua lawannya
itu tangguh sekali ilmu silatnya, tampaknya berimbang dengan kepandaian ilmu silat yang
dimilikinya.

Po Liang Kay juga tidak tinggal diam. Sambil mengeluarkan suara ejekan yang berulang kali
untuk memanaskan hati nenek itu, Po Liang Kay selalu saja melakukan serangan balasan
yang dilancarkan dengan serangan-serangan yang mengandung tenaga serangan yang
hebat sekali.

Nenek tua itu jadi tambah kewalahan. Dia merasakan tekanan tenaga serangan dari Po
Liang Kay dan Ciang Sam Kay benar-benar hebat, dan dia jadi kaget sendirinya.

Mereka bertempur dengan cepat telah melalui seratus jurus lebih. Keringat telah membanjiri
kening nenek tua itu.

Tetapi nenek tua bertubuh bongkok itu adalah seorang nenek yang mempunyai adat keras
dan berhati angkuh, dia tidak mau mengakui keunggulan lawannya itu.

Walaupun dirinya telah terdesak hebat oleh Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay, toch tetap
saja dengan gigih dia memberikan perlawanan terus.

Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay sambil bertempur telah memperhatikan cara bertempur
dari nenek tua bongkok ini. Akhirnya mereka dapat menangkap kelemahan dari nenek yang
menjadi lawan mereka tersebut.

Kelemahan nenek tua itu adalah pada tangan kirinya, setiap kali dia mau melakukan
penyerangan, maka tangan kirinya itu tidak bisa bergerak cepat dan bertenaga seperti
tangan kanannya.

Dengan sendirinya Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah melancarkan serangan-serangan
mereka pada bagian kiri dari nenek bongkok Cing San Mo Lie.

Hal ini membuat nenek tua Cing San Mo Lie jadi kelabakan. Butir-butir keringat yang
memenuhi wajahnya jadi semakin banyak saja. Tetapi tetap nenek tua Cing San Mo Lie
tidak mau menyerah. Dia telah memberikan perlawanan yang keras kepada kedua
lawannya. Dia bertempur terus mati-matian untuk memberikan perlawanan.

Biarpun telah tua, toch setiap pukulan nenek ini tidak bisa dianggap enteng. Mereka
bertempur seru sekali. Angin serangan itu menderu-deru, dan terkadang ada genting yang
pecah terinjak mereka. Maka dari itu, mereka bertempur dengan berpindah-pindah.

Nenek Cing San Mo Lie telah memberikan perlawanan yang nekad. Nenek ini seperti mau
mengadu jiwa. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay dapat merasakan akan hal itu.

Waktu mereka melihat wanita tua bongkok ini nekad sekali, mereka jadi mengendurkan cara
penyerangan mereka, tetapi Cing San Mo Lie benar-benar telah murka, dia tidak

181
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

memperdulikan orang telah mengalah kepadanya, dia terus melancarkan serangan-serangan


yang mematikan kepada kedua lawannya ini.

Dengan sendirinya membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi mendongkol lagi.

“Hmmmm...nenek tua ini benar-benar tidak bisa diberi hati," pikir Po Liang Kay dan Ciang
Sam Kay.

Mereka saling memberi tanda, dan kedua pengemis tersebut memberikan perlawanan yang
lebih keras kepada Cing San Mo Lie yang nekad seperti mau mengadu jiwa.

“Kalian dua orang pengemis monyet, kalau memang hari ini aku Cing San Mo Lie tidak bisa
membunuh kalian, aku bersumpah tidak mau menjadi manusia lagi !" teriak nenek tua itu.

Dan Cing San Mo Lie telah melancarkan serangan yang bertubi-tubi lagi, nekad benar nenek
tua itu......

ooOoo

CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay melihat bahwa nenek tua itu benar-benar sulit untuk
dihadapi. Kenekadan nenek itu benar-benar membahayakan jiwa Cing San Mo Lie sendiri.

Tetapi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sebetulnya tidak tega untuk mencelakai nenek tua
itu.

Maka dari itu, waktu melihat nenek tua Cing San Mo Lie benar-benar telah nekad dan kalap,
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah mengendurkan sikap keras mereka, mengendurkan
tenaga serangan mereka.

Namun nenek tua Cing San Mo Lie menganggap bahwa kedua pengemis itu agak takut
padanya.

Malah Cing San Mo Lie telah menganggap bahwa dirinya menang diatas angin.

Sedikitpun Cing San Mo Lie tidak mau berpikir bahwa lawan-lawannya itu sebenarnya telah
berlaku murah hati dan mengalah.

Maka dari itu, Cing San Mo Lie jadi girang, dan malah tambah semangat mengerahkan
tenaga dalamnya melakukan penyerangan.

Tenaga serangan itu menderu-deru dan mengandung hawa maut. Sebab kalau memang
Ciang Sam Kay atau Po Liang Kay sampai kena terserang oleh pukulan nenek ini, berarti
mereka akan terbinasa di tangan nenek tua bertubuh bongkok tetapi ganas ini.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah melompat ke genteng rumah lainnya untuk
menyingkir dulu.

“Tahan dulu….!" teriak Po Liang Kay dengan nyaring. “Kami mau bicara dengan kau….!”

Tetapi nenek tua itu tidak mau memperdulikan perkataan Po Liang Kay.

Cing San Mo Lie malah telah melompat dan melakukan penyerangan lagi yang lebih hebat.
Hal ini membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi mendongkol lagi.

“Benar-benar nenek tua bangka ini tidak bisa diajak bicara!" pikir mereka berdua.

Terpaksa mereka melayaninya lagi serangan-serangan dari nenek itu. Po Liang Kay yang

182
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

cepat marah telah naik darah lagi. Dengan cepat dia telah bersilat dengan ilmu silat
simpanannya. Dan dengan cepat sekali keadaan jadi berobah.

Apalagi Ciang Sam Kay juga telah merobah cara menyerangnya, sehingga si nenek tua itu
jadi terdesak hebat.

Menghadapi kenyataan ini, barulah nenek tua itu jadi kaget lagi. Dia bertempur dengan
main mundur dan repot membela diri.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah habis kesabaran mereka. Maka dari itu, mereka
sudah mengambil keputusan tidak mau memberi hati kepada nenek tua itu. Mereka telah
bertempur dengan menyerang menggunakan serangan-serangan yang mematikan.

Butir-butir keringat jadi membasahi kening dan tubuh Cing San Mo Lie lagi. Napas si nenek
juga telah memburu keras sekali. Dia jadi main mundur, sambil bertempur dia jadi
mengeluarkan seruan kaget berulang kali, sebab sering dirinya nyaris terkena serangan Po
Liang Kay dan Ciang Sam Kay, kedua pengemis yang tangguh itu.

Mereka telah bertempur terus. Tanpa mereka sadari, mereka bertempur sampai berada
diluar kota.

Keadaan disekitar daerah itu sangat sepi, hanya terdengar suara bentakan-bentakan dari
mereka bertiga yang sedang bertempur.

Nenek tua itupun mulai kewalahan menghadapi kedua lawannya ini. Dia mulai berpikir,
bahwa bertempur dengan cara begitu, dirinya belum tentu memperoleh kemenangan.

Maka dari itu, dengan sendirinya otak si nenek jadi berputar untuk mencarikan jalan keluar
guna dapat meloloskan diri dari kedua lawannya yang kosen ini.

Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay telah memperhebat serangan-serangan mereka. Po Liang
Kay yang penaik darah dan cepat marah, sekarang telah mengambil keputusan akan
memberikan ajaran yang pahit kepada nenek itu, agar lain kali nenek bongkok ini jangan
terlalu memandang rendah kepada orang lain. Dan Ciang Sam Kay sendiri telah melakukan
penyerangan yang bertambah hebat.

Hal mana membuat nenek tua bongkok Cing San Mo Lie benar-benar jadi kewalahan. Tidak
ada kesempatan padanya untuk dapat meloloskan diri dari kedua lawannya ini.

Maka dari itu, jalan satu-satunya, Cing San Mo Lie telah memberikan perlawanan yang gigih
dan kuat sekali, agar dapat menerima semua serangan-serangan dari kedua pengemis
tangguh itu.

Semangat tempur dari si-nenek tampak agak menurun. Dan dia sudah tidak seangkuh tadi,
lagi pula sikap sombongnya telah lenyap.

Nenek Cing San Mo Lie jadi kuatir akan keselamatan dirinya sendiri. Dia telah melakukan
perlawanan yang benar-benar dan sekuat tenaganya. Namun tetap saja dia terdesak.

Hal mana membuat dia jadi agak gugup dan nyalinya jadi pecah, lenyap keberanian dan
rasa sombong tidak memandang sebelah mata kepada Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay
seperti pada saat-saat pertamanya.

000O000

PO LIANG KAY dan Ciang Sam Kay yang melihat nenek tua ini telah terdesak hebat dan

183
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

wajahnya sudah pucat, lagi pula sudah tidak terdengar kata-kata makianya, maka hati
mereka jadi lemah lagi. Mereka tidak tega untuk terlalu mendesak nenek tua tersebut.

Maka, disaat mereka mempunyai kesempatan, mereka telah menjejakkan kaki mereka,
tubuh mereka mencelat kedua sisi si-nenek, mereka tidak melancarkan serangan-serangan
mereka lagi.

Barulah nenek tua Cing San Mo Lie bisa bernapas lega. Mata si-nenek bersinar tajam dan
bengis sekali waktu dia menatap Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sambil mengatur jalannya
pernapasannya yang memburu dan tidak teratur.

Po Liang Kay telah tertawa tawar.

“Bagaimana?" tanya Po Liang Kay dengan dingin. “Apakah kau masih mau galak-galak
terhadap diri kami?"

Nenek tua Cing San Mo Lie sedang gusar, dia sedang murka dan penasaran. Maka dari itu,
dengan adanya pertanyaan Po Liang Kay ini membuat dia jadi meluap lagi darahnya.

“Kalian jangan tekebur dan bergirang hati dulu, belum tentu kalian bisa merubuhkan diriku,
biarpun kalian bertempur dengan cara mengeroyok begitu!" bentak si-nenek dengan bengis.

Po Liang Kay tertawa tawar. Begitu juga Ciang Sam Kay yang tertawa dingin.

“Hmmm….kau masih bersikap kepala batu, nenek tua!" kata Ciang Sam Kay. “Kalau
memang tadi kami tidak berlaku lunak dan mengalah mengingat usiamu yang telah lanjut,
tentu kau telah siang-siang kami rubuhkan."

Nenek tua Cing San Mo Lie jadi tambah gusar dan murka. Dengan mengeluarkan suara
bentakan yang kalap, dia telah menerjang nekad sambil memaki:

“Biarlah hari ini aku mati kalau memang tidak bisa merubuhkan dirimu! Aku akan mengadu
jiwa dengan kalian berdua!"

Dan setelah berkata begitu, dengan cepat kedua tangannya telah bergerak dengan cepat
sekali melancarkan serangan lagi. Kuat dan bertenaga sekali serangan nekad dari nenek ini.

Malah setiap serangan yang dilancarkan oleh nenek tua tersebut mengincar ke bagian yang
mematikan di tubuh Po Liang Kay atau Ciang Sam Kay.

Kembali sikap nenek tua yang ugal-ugalan ini membuat kedua pengemis yang kosen ini jadi
penasaran dan mendongkol.

Mereka telah berbaik hati dengan mengalah kepada nenek tua itu, dan tidak mencelakainya,
tetapi nenek tua itu memang benar-benar bandel.

Maka dari itu, akhirnya Po Liang Kay dan Sam Kay bermaksud akan menyerang hebat
kepada nenek tua yang sombong ini.

Melihat orang telah menyerang mereka lagi, maka sekarang Sam Kay dan Liang Kay tidak
mau main-main dan memberi hati kepada nenek itu. Mereka telah mengerahkan tenaga
dalam mereka.

Mereka sambut serangan nenek tua bongkok Cing San Mo Lie dengan menggunakan
kekerasan.

184
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

“Bukkk…!" terdengar benturan yang keras tangan mereka. Kekerasan telah dilawan dengan
kekerasan lagi oleh kedua pengemis tersebut.

Hebat kesudahannya. Dengan mengeluarkan suara teriakan kaget dan kesakitan, maka
tampak tubuh nenek tua itu telah terlempar beberapa tombak, dan jatuh ambruk ditanah
dengan keras sekali.

Sedangkan Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay masih berdiri di tempat mereka semula. Kedua
pengemis ini hanya merasakan tangan mereka kesemutan. Tetapi mereka tidak terluka
akibat benturan tenaga dalam mereka. Serangan si-nenek tua bongkok Cing San Mo Lie
tidak mempengaruhi keselamatan diri mereka.

Hanya saja, akibat benturan itu hebat sekali bagi diri Cing San Mo Lie. Dia bukan hanya
terpental dan ambruk ditanah begitu saja, sebab waktu dia telah rebah di tanah, dia tidak
bisa lantas bangun berdiri, karena tulang rusuknya telah ada yang patah.

Dengan mengeluarkan suara rintihan menandakan bahwa Cing San Mo Lie sedang
menderita kesakitan yang hebat, dia telah berusaha untuk bangun berdiri. Susah sekali
perempuan tua ini mau berdiri, dan dia telah dapat berdiri juga akhirnya.

Nenek tua bongkok Cing San Mo Lie menatap Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay dengan
sorot mata mengandung dendam yang sangat.

Po Liang Kay telah tertawa tawar.

“Nah….bukankah kalau memang kami menginginkan hal ini, sama mudahnya dengan kami
membalikkan telapak tangan kami sendiri?" ejeknya.

Nenek itu gusar, murka dan dendam. Tubuhnya menggigil, menahan semua perasaan itu
dan juga dia memang sedang menahan perasaan sakit yang bukan main pula.

“Kalian…ya, hari ini aku memang telah rubuh ditangan kalian….tetapi jangan harap kalian
bisa lolos dari tanganku….suatu hari nanti aku pasti akan mencari kalian….hutang dan budi
kebaikan kalian ini biar bagaimana harus dikembalikan berikut bunganya….kalau tidak, aku
mati tentu dengan mata tak meram…." si-nenek Cing San Mo Lie berkata-kata dengan suara
yang susah.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa mengejek.

“Jadi kau masih bermimpi nanti akan mencari balas kepada kami, eh?" katanya dengan
suara tawar. “Kami kira dengan patahnya tulang rusukmu itu, maka kau akan kehilangan
ilmu silatmu….tidak nantinya kau bisa bersilat lagi."

Cing San Mo Lie murka bukan main, tubuhnya gemetaran.

“Hmm….biarpun aku akan bercacad seumur hidupku, tetapi aku tetap akan mengusahakan
untuk mengembalikan budi kebaikan kalian ini….kalau memang terpaksa aku akan
meminjam tangan orang lain….!"

Menyeramkan sekali suara si nenek, menandakan bahwa Cing San Mo Lie sangat
mendendam benar kepada kedua pengemis yang telah melukai dirinya.

Sam Kay dan Liang Kay tertawa mengejek lagi.

“Boleh….boleh saja kau nanti mencari balas kepada kami….tetapi ingat, kalau nanti kami
tidak bisa berlaku bermurah hati seperti sekarang ini….kami tentu akan membunuhmu !”

185
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Si-nenek tidak menyahuti. Hanya mendelik kepada kedua pengemis ini dengan sorot mata
menyeramkan sekali.

Ciang Sam Kay telah berkata lagi dengan tawar:

“Kau adalah seorang perempuan tua yang bercacad dengan bongkokmu itu, maka kami
masih menaruh belas kasihan….coba kalau tidak, mengingat akan sikapmu yang terlalu
menghina kami, kau seharusnya mampus!"

“Hmm….kalau memang kalian jeri nanti disuatu waktu aku mencari balas pada kalian,
bunuhlah aku sekarang juga," kata Cing San Mo Lie dengan suara mengejek. “Dan aku akan
mencap bahwa kalian adalah orang-orang gagah nomor satu didunia ini…."

Dan setelah berkata begitu, Cing San Mo Lie telah memandang dengan tatapan mata yang
bengis sekali, sangat menantang diantara sorot dendam yang terpantul pada sorot matanya
itu.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay tidak mau melayaninya. Mereka telah berdiri diam di
tempat mereka tanpa bergerak. Melihat hal itu membuat darah nenek Cing San Mo Lie jadi
meluap lagi.

Tetapi baru saja dia mau memaki lagi tahu-tahu terdengar suara orang berkata-kata dengan
suara yang parau sekali:

“Harus dikasihani seorang nenek cacad telah terluka berat dan musnah ilmu silatnya….!"
terdengar suara asing itu. “Oh….benar-benar harus dikasihani. Dan itu dua anak muda yang
tidak tahu malu benar-benar tidak mempunyai harga dirinya telah mengeroyok seorang
nenek tua yang tidak berdaya…."

Menyeramkan sekali nada suara orang yang tidak tampak manusianya.

Hal itu telah mengejutkan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Begitu juga nenek tua Cing San
Mo Lie. Dia pun terkejut.

Mereka memandang sekeliling tempat itu untuk melihat orang yang mengeluarkan kata-kata
ejekan tersebut diatas, namun disekitar tempat tersebut tetap tidak nampak seorang
manusia lainnya selain mereka bertiga.

00Ooo

KEMBALI terdengar suara tertawa yang menyeramkan.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay mengetahui bahwa orang itu tertawa dengan tenaga
Lwee-kang yang tinggi. Nenek bongkok itu jadi tidak lantas pergi meninggalkan tempat
tersebut.

Nenek tua ini berdiam di tempatnya mengawasi ke sekeliling tempat itu. Namun tidak
terlihat seorang manusia pun.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa tawar.

“Siapakah anda, silahkan memperlihatkan diri….kami tidak menyukai cara yang


bersembunyi-sembunyi seperti lagak seorang Bu Beng Siauw Cut," kata Ciang Sam Kay.

Mendengar perkataan Ciang Sam Kay, terdengar lagi suara tertawa yang bergelak-gelak dan
suara tertawa itu menyeramkan sekali.

186
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay jadi menggidik mendengar suara tertawa seperti itu.
Nenek tua bongkok yang telah terluka juga tergoncang hatinya.

Kemudian tampak sesosok tubuh yang telah melompat keluar. Bayangan itu berdiri tepat di
hadapan Tiang Sam Kay dan Po Liang Kay.

Sebelum kakinya menyentuh tanah, maka tangan orang itu telah bergerak, telah
dihantamkan kepada Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay.

Angin serangan tangan orang itu kuat luar biasa, mendatangkan angin yang luar biasa
kerasnya mengejutkan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.

Dengan mengeluarkan seruan yang keras, kedua pengemis ini telah melompat ke-samping,
dengan cepat sekali mereka telah berusaha untuk menangkis serangan yang dilancarkan
oleh orang yang tidak diketahui siapa adanya.

Ketika Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay dapat mengelakkan serangan orang itu, maka
mereka jadi bisa melihat tegas siapa yang telah menyerang mereka itu.

Dihadapan mereka berdiri seorang kakek-kakek bertubuh tinggi besar, mukanya dipenuhi
oleh cambang bewok yang lebat, dan mukanya bengis sekali.

Orang bertubuh tinggi besar itu itu telah tertawa haha…hehehe… yang keras sekali,
menggetar sekitar tempat tersebut.

Belum lagi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sempat membentak, maka dengan suara yang
tergugu, nenek tua bertubuh bongkok Cing San Mo Lie itu telah berkata dengan suara
gemetar.

“Mo San Sie Tiap…!" kata nenek tua bongkok itu dengan suara yang gemetar mengandung
getaran ketakutan.

Lelaki bertubuh tinggi besar itu telah tertawa bergelak.

“Benar….aku memang Mo San Sie Tiap Cung Po Liang…" menyahuti orang itu dengan suara
yang nyaring.

Wajah si nenek Cing San Mo Lie jadi pucat sekali, rupanya dia ketakutan benar.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi heran melihat sikap nenek tua Cing San Mo Lie,
biasanya nenek tua bongkok itu sangat sombong dan angkuh sekali.

Tetapi sekarang yang mengherankan, nenek ini seperti jeri benar terhadap diri kakek tua
yang berada dihadapan mereka. Dengan sendirinya hal itu menyebabkan Ciang Sam Kay
dan Po Liang Kay jadi heran.

Sedangkan orang bertubuh tinggi besar itu, yang menyebut dirinya sebagai Mo San Sie Tiap
Cung Po Liang telah tertawa lagi dengan suara yang bergelak.

“Mengapa nenek bongkok? Apakah kau terkejut melihat aku?" tegur Cung Po Liang dengan
suara yang tawar.

Wajah Cing Sam Mo Lie yang sedang menderita kesakitan itu pucat benar.

“Tidak….tidak…." katanya dengan suara yang tergugu.

Kemudian tanpa menoleh lagi, dengan terseok-seok nenek bungkuk itu telah membalikkan

187
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

tubuhnya dan berlalu.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi heran juga melihat nenek yang cukup liehay itu
ternyata begitu jeri terhadap Cung Po Liang.

Sedangkan Cung Po Liang telah tertawa gelak-gelak melihat keadaan si nenek tua itu.

Kemudian dengan kilatan mata yang luar biasa bengisnya Cung Po Liang menoleh kepada
Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay.

“Kalian memang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, namun sayangnya kalian hanya
dua kura-kura tidak ada artinya bagiku, maka dengan itu aku tidak mempunyai selera untuk
bertempur dengan kau…." dan setelah berkata begitu Cung Po Liang membalikkan tubuhnya
sambil tertawa bergelak.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi mendongkol sekali. Orang tua itu terlalu menghina
mereka yang tidak dipandang sebelah mata.

Melihat orang akan berlalu, maka Po Liang Kay telah berteriak dengan suara yang cukup
nyaring: “Tahan….kami mau bicara dulu!" teriaknya dengan suara yang keras.

Cung Po Liang mendengarnya. Dia menoleh sambil tertawa mengejek.

“Apakah kalian mau mampus, berani menahan kepergianku?" bentak Cung Po Liang dengan
bengis.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa mengejek. Mereka tidak jeri kepada orang
tua she Cung tersebut.

000O000

MAKA dari itu, Ciang Sam Kay telah tertawa dingin, dia tidak memperlihatkan bahwa mereka
jeri terhadap diri kakek tua tersebut.

“Kami memang tidak jeri menghadapi kematian kalau memang kami berada dipihak yang
benar…." kata Ciang Sam Kay. “Nah….sebenarnya apa maksudmu kakek tua dengan
ejekanmu itu kepada kami?"

Cung Po Liang tertawa ngakak, dia murka bukan main, dan saking murka serta gusarnya,
dia sampai tertawa begitu macam. Dengan sendirinya, dengan tertawa begitu, Cung Po
Liang gemetaran tubuhnya.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa dingin.

“Kami tidak pernah berkenalan dengan kau, tetapi kau telah berkata-kata seenak lidahmu…
menghina kami dengan semau hatimu, apakah kau tidak menyadari bahwa kau sengaja
mencari permusuhan dengan kami ?" kata Ciang Sam Kay dingin.

Mendengar perkataan Ciang Sam Kay, kembali tubuh Cung Po Liang gemetaran saking
gusar dan murkanya.

“Hmm….bocah-bocah buduk seperti kalian mana pantas untuk menjadi lawanku?" bentak
Cung Po Liang dengan suara yang dingin, keras dan menyeramkan, karena suara itu bengis
sekali. “Sekali kuhantam, tentunya kalian akan mampus dengan tubuh dan kepala yang
hancur lebur."

188
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa dingin lagi.

“Hmm….kau jangan terlalu memandang rendah kepada kami….jangan kau sangka kami ini
takut…..kalau memang kau tidak senang hati, majulah….!" dan setelah berkata begitu
dengan suara yang keras sekali, menandakan bahwa pengemis ini juga telah bergusar sekali
atas keangkuhan dan kesombongan orang she Cung tersebut.

Cung Po Liang telah mengeluarkan suara dengusan berulang kali. Orang she Cung ini murka
bukan main, dia bergusar dan murka dengan berbarengan.

Tanpa menantikan Ciang Sam Kay selesai berkata, dengan mengeluarkan suara bentakan
yang mengguntur, orang she Cung ini telah menjejakkan kakinya, dia telah melompat
dengan gesit sekali, tahu-tahu tubuhnya telah membubung tinggi.

Kedua tangannya digerakan akan menghajar kepala Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.
Tenaga serangannya sangat kuat. Juga serangan itu merupakan serangan yang mematikan.

Dengan sendirinya, dengan adanya serangan itu, Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay mau tak
mau harus cepat-cepat mengelakkannya. Kedua pengemis itu juga terkejut melihat
kehebatan serangan orang she Cung itu. Tetapi biarpun begitu, kedua pengemis ini tidak
jeri. Mereka juga mengempos semangat mereka. Dengan mengeluarkan seruan yang keras,
Ciang Sam Kay malah membalas menyerang. Begitu juga dengan Po Liang Kay, dia telah
balas menyerang. Serangan kedua pengemis ini begitu berbareng. Dengan sendirinya,
serangan ketiga orang ini jadi saling bentur.

Malah benturan ketiga pasang tangan itu menimbulkan benturan yang keras luar biasa.

“Dakkkkk !"

Suara itu menggema memekakkan anak telinga, menyebabkan tubuh Ciang Sam Kay dan Po
Liang Kay jadi terpental.

Tubuh Cung Po Liang tetap berdiri di tempatnya, malah orang tua ini telah mengeluarkan
suara tertawa tawar mengejek.

Tanpa memberi kesempatan, dikala Tjian Sam Kay dan Po Liang Kay belum sempat
mengatur keseimbangan tubuhnya, dia telah menggerakkan tangannya lagi menyerang
kearah kedua pengemis itu.

Dengan sendirinya, dengan adanya hal tersebut, membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay
jadi terperanjat benar.

Mereka sampai mengeluarkan seruan tertahan waktu melihat orang telah menyerang
mereka lagi dikala keseimbangan tubuh mereka belum terkendalikan.

Cepat sekali, tangan mereka bergerak untuk menghindarkannya serangan tersebut. Untung
saja mereka liehay dan kosen, sehingga mereka tidak menjadi gugup dan dengan
menggerakkan tangan serta tubuh mereka secara beruntun, mereka telah dapat
msngelakan serangan yang dilancarkan oleh Cung Po Liang itu.

ooOoo

CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay mengelakan serangan yang dilancarkan oleh Cung Po
Liang dengan menjatuhkan dirinya bergulingan ditanah, sehingga mereka terlolos dari
serangan itu.

189
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Cung Po Liang tidak melanjutkan serangannya. Dua biji matanya mencilak-cilak mengawasi
Sam Kay dan Po Liang Kay dengan sorot mata yang bengis sekali.

“Hm….kalian masih mau dan berani menerima seranganku?" bentak Cung Po Liang dengan
suara yang dingin.

Sam Kay tertawa dingin juga.

“Ya," menyahutinya.

“Ya," sahut Po Liang Kay juga.

Hal ini membuat si-kakek tua Cung Po Liang jadi gusar bukan main. Tubuh kakek she Cung
itu jadi gemetaran lagi dengan keras. Wajahnya berobah merah padam.

“Kalian….oh benar-benar kalian mencari mampus…" kata Cung Po Liang dengan suara yang
bengis sekali.

Dan sambil membentak begitu, dengan cepat si-kakek she Cung itu telah menjejakkan
kakinya, tubuhnya mencelat cepat sekali, kedua tangannya juga dipakai untuk merangsek
menyerang kedua pengemis tersebut.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay memang telah bersiap-siap menantikan serangan yang
akan dilancarkan oleh Cung Po Liang, maka dari itu dikala dia melihat orang she Cung
tersebut melancarkan serangannya lagi, mereka telah cepat-cepat menggerakkan tangan
mereka, dan mereka telah bergerak cepat sekali, mereka menangkis dan malah kemudian
telah membalas menyerang. Hebat sekali pertempuran yang terjadi diantara mereka.

Cung Po Liang mempunyai kepandaian yang luar biasa. Setiap serangannya selalu
mengandung tenaga serangan yang hebat dan kuat sekali. Dengan sendirinya, setiap angin
pukulannya menyambar kepada kedua pengemis itu, akan menimbulkan rangsekan yang
hebat.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay bisa merasakan hal itu. Mereka telah bergerak dengan
cepat untuk dapat selalu mengelakkan serangan-serangan yang dilancarkan oleh orang she
Cung itu.

Namun Cung Po Liang tidak pernah mau memberi hati atau kesempatan kepada Sam Kay
dan Po Liang Kay.

Malah orang tua she Cung tersebut memperhebat serangannya, yang menyebabkan Liang
Kay dan Sam Kay harus dapat cepat-cepat mengelakkan setiap serangan itu, karena kalau
terlambat sedikit saja, pasti akan menyebabkan tubuh mereka terhajar hancur atau juga
batok kepala mereka pecah dengan jiwa mereka yang melayang menghadap ke raja
akherat.

Cepat luar biasa mereka bertempur telah melalui puluhan jurus. Malah semakin lama
bertempur Cung Po Liang semakin liehay. Setiap serangan yang dilancarkan oleh orang she
Cung itu selalu bertenaga dan mengandung tenaga maut yang bisa merenggut jiwa.

Ciang Sam Kay dan Liang Kay jadi murka juga diserang terus menerus dengan cara begitu.
Mereka mempunyai kepandaian yang tidak lemah, dan mereka memang tidak jeri untuk
menghadapi orang she Cung ini yang nyatanya memang kosen.

Ciang Sam Kay dan Liang Kay merasakan diri mereka tidak mempunyai kesalahan apa-apa
terhadap diri kakek tua she Cung itu, juga mereka memang tidak merasa pernah saling

190
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

bermusuhan. Dan sekarang mereka diserang dengan cara begitu, jelas mereka jadi
penasaran dan gusar.

Dengan cepat sekali, mereka kedua pengemis ini telah merobah cara menyerangnya. Cepat
luar biasa, setiap serangan yang dilancarkannya itu mengandung tenaga yang kuat sekali.

Dengan sendirinya, mereka jadi bertempur tambah seru.

ooooooo

ANGIN serangan yang dilancarkan oleh ketiga serangan ketiga orang itu menderu-deru
dengan keras sekali.

Mereka bertiga bertempur dengan masing-masing menggunakan tenaga dalam yang kuat
sekali.

Dengan sendirinya, serangan yang mereka lancarkan itu juga mengandung tenaga serangan
yang dapat merenggut jiwa lawan masing-masing.

Pertempuran itu adalah suatu pertempuran untuk saling mengadu jiwa. Dan siapa yang
paling lemah kepandaiannya, tentu akan menjadi korban yang pertama.

Maka dari itu, masing-masing telah mengerahkan kepandaian mereka masing-masing.


Dengan cepat mereka telah bertempur melewati seratus jurus lebih.

Tetapi biarpun kepandaian dari Cung Po Liang sangat tinggi serta dia kosen luar biasa, toch
tetap saja dia tidak berdaya menghadapi kedua pengemis ini.

Tetap saja Cung Po Liang tidak berhasil merubuhkan kedua pengemis tersebut. Hal ini
benar-benar membuat Cung Po Liang jadi murka dan penasaran sekali.

Dengan sendirinya, membuat Ciang Sam Kay jadi girang, karena dengan bergusar begitu,
ketenangan dari kakek tua she Cung tersebut jadi berkurang banyak.

Cepat luar biasa Ciang Sam Kay dan Liang Kay telah memperhebat setiap serangan mereka,
yang membuat kakek itu jadi terdesak hebat.

Cung Po Liang jadi gusar bukan main, dia telah mengerahkan seluruh kepandaiannya.
Setiap serangan yang dilancarkannya selalu serangan yang mematikan.

Dengan sendirinya, serangan-serangan itu mengandung tenaga serangan yang kuat sekali,
dan bisa meremukkan kepala dari lawannya kalau memang mengenai sasarannya.

Tetapi Ciang Sam Kay dan Liang Kay bukan jago-jago yang lemah. Mereka mempunyai
kepandaian yang tinggi sekali.

Maka dari itu, biarpun Cung Po Liang telah melancarkan serangan-serangannya dengan
bertenaga sekali, toch tetap saja dia tidak bisa terlalu mendesak diri kedua pengemis ini.

Lebih-lebih dikala Ciang Sam Kay dan Liang Kay telah mengerahkan tenaga mereka masing-
masing, maka dengan sendirinya Cung Po Liang tidak bisa berbuat banyak terhadap diri
kedua pengemis itu.

Malah semakin bertempur, Cung Po Liang merasakan tenaga serangan kedua pengemis itu
semakin bertambah.

Butir-butir keringat telah membasahi wajah dari Cung Po Liang, menyebabkan mau tak mau

191
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Cung Po Liang harus mengerahkan tenaga dalamnya lagi agar dia jangan kehabisan
tenaganya.

Dengan sendirinya, serangan-serangan yang dilancarkan oleh Ciang Sam Kay dan Liang Kay
dapat ditangkis dan dihalau dengan baik.

Namun Ciang Sam Kay dan Liang Kay yang menyadari serta mengetahui dirinya menang
diatas angin, dengan sendirinya membuat mereka jadi tambah bersemangat.

Mereka melancarkan serangan-serangan yang lebih hebat lagi. Serangan-serangan yang


mereka lancarkan itu mengandung tenaga yang kuat dan jurus ilmu silat yang mereka
gunakan itu adalah ilmu silat kelas wahid, dan juga merupakan jurus-jurus yang berbahaya,
bisa membikin orang terbinasa seketika itu juga.

Cung Po Liang menyadari akan hal itu, yang membuat dia mau tak mau harus berlaku hati-
hati, sebab sedikit saja dia lengah berarti dia akan dikirim tamasya ke neraka oleh kedua
pengemis tangguh yang menjadi lawannya tersebut.

Semakin lama Cung Po Liang jadi tambah gusar. Dia murka bukan main. Juga Cung Po
Liang merasakan kedua pengemis itu seperti juga mempermainkan dirinya.

Maka dari itu, dengan berulang kali melompat dan berteriak murka, Cung Po Liang selalu
saja melancarkan serangan yang mematikan untuk dapat mendesak kedua lawannya yang
selalu membuat hati si kakek she Cung itu jadi mendelu sekali.

Namun tetap saja kedua pengemis itu dapat memberikan perlawanan yang keras kepada
Cung Po Liang dan tetap saja orang she Cung itu tidak dapat merubuhkan Ciang Sam Kay
dan Liang Kay didalam waktu yang sangat singkat.

ooOoo

DENGAN dapatnya bertahan begitu lama pada diri Ciang Sam Kay, membuat kakek she
Cung yang selalu melancarkan serangan-serangan yang bengis, menyebabkan dia murka
bukan main.

Rasa penasaran telah meliputi diri kakek she Cung tersebut. Dengan memaki-maki berulang
kali Cung Po Liang telah melancarkan serangan yang hebat.

Namun tetap saja dia tidak berdaya untuk dapat merubuhkan diri Ciang Sam Kay dan Po
Liang Kay.

Dengan sendirinya, dia melancarkan serangan serangan yang hebat itu sangat memakan
tenaga sekali.

Serangan yang dilakukan oleh Cung Po Liang itu mendatangkan angin serangan yang
menderu-deru kuat. Namun tetap dia tidak bisa merubuhkan Ciang Sam Kay dan Po Liang
Kay di-dalam waktu yang sangat singkat sekali. Butir-butir keringat telah memenuhi kening
dan tubuh Cung Po Liang.

Dia jadi murka dan penasaran sekali, karena setelah bertempur seratus jurus lebih, namun
toch tetap saja dia tidak bisa mengalahkan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.

Biasanya, dirinya sangat ditakuti oleh jago-jago di rimba persilatan, dan tidak ada orang
yang berani menantangnya.

Cing San Mo Lie sendiri tadi begitu melihat kakek she Cung ini, dia ketakutan bukan main,

192
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

gemetaran dengan muka yang pucat.

Sekarang, menghadapi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay dia tidak berdaya apa-apa, mana
tidak membuat hatinya menjadi dongkol dan murka.

Dengan cepat sekali, dia telah mengempos semangatnya dan melancarkan serangan-
serangan yang mematikan berulang kali.

Tetapi begitu Cung Po Liang melancarkan serangan yang semakin hebat, maka Ciang Sam
Kay dan Po Liang Kay juga memberi perlawanan dengan menggunakan ilmu silat yang lebih
hebat lagi. Dengan sendirinya mereka jadi bertempur bertambah hebat.

Angin serangan yang berasal dari pukulan-pukulan mereka menderu-deru dengan kuat
benar.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay merasakan bahwa Cung Po Liang biarpun usianya sudah
lanjut dan dia sudah merupakan seorang kakek tua, toch tetap saja tenaganya sangat kuat.

Maka Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay tidak berani memandang rendah kepada Cung Po
Liang, sebab setiap serangan dan pukulan tangannya itu tidak bisa dipandang remeh, sekali
saja mereka kena diserang dan terhajar oleh tangan Cung Po Liang, berarti tubuh mereka
akan menderita luka yang tak enteng.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi berpikir juga waktu melihat bahwa mereka bertempur
terus menerus begitu tanpa ada penentuan.

Mereka jadi berpikir, kalau mereka bertempur terus menerus dengan cara begitu, tentu akan
membuang banyak tenaga, dan malah bisa mereka nantinya akan terluka bersama-sama.

Itulah yang tidak diinginkan oleh Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Maka dari itu, cepat
sekali kedua pengemis ini merobah cara bertempur mereka.

Pada suatu kali, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, Ciang Sam Kay
telah melompat menerjang.

Tangannya telah digerakkan, dan dengan sekali hantam, dia telah membuat Cung Po Liang
jadi terhuyung mundur beberapa langkah ke belakang.

Hal itu karena terlalu mendadak sekali Ciang Sam Kay melakukan penyerangan, yang
membuat Cung Po Liang tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan penangkisan
terhadap serangan pengemis tersebut.

Melihat lawan mereka telah terpukul mundur, Po Liang Kay juga telah cepat-cepat melompat
menerjang untuk membarengi melakukan penyerangan lagi kepada diri orang she Cung itu.

Kemudian waktu dia menggerakkan tangannya, disaat dia akan melancarkan serangan yang
mematikan, yang memaksa orang she Cung itu mau tak mau harus dapat mengelakkannya
serangan yang membahayakan jiwanya itu.

Dan memang benar Cung Po Liang telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melambung
cukup tinggi dan mencelat beberapa tombak jauhnya. Dia telah menjauhkan diri dari Ciang
Sam Kay dan Po Liang Kay berdua.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah membentak dengan suara yang keras.

“Mau lari kemana kau?" bentak mereka dengan berbareng dan melakukan pengejaran.

193
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Namun Cung Po Liang tidak melayani bentakan kedua pengemis tersebut. Dia telah
melarikan diri terus.

Inilah baru pertama kali pengalamannya seumur hidupnya melarikan diri dari lawannya.
Padahal didalam dunia persilatan nama Cung Po Liang menggetarkan siapa saja yang
mendengarnya.

Namun sekarang kenyataannya, dia segan untuk menghadapi kedua lawannya tersebut, dia
berusaha melarikan diri dari kedua pengemis ini.

000O000

CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay tidak mau membiarkan kakek tua she Cung itu melarikan
diri begitu saja dari tangan mereka.

Dengan gesit dan cepat sekali, mereka telah melakukan pengejaran. Dengan mengerahkan
tenaga ginkang, ilmu entengi tubuh, mereka telah melakukan pengejaran yang gigih
terhadap diri kakek tua she Cung tersebut.

Cung Po Liang mengetahui bahwa dirinya sedang dikejar oleh kedua lawannya. Orang tua
she Cung tersebut jadi semakin mempercepat larinya, dia telah berusaha mau memisahkan
diri sejauh mungkin dari kedua lawannya.

Tetapi Sam Kay dan Liang Kay tetap tidak mau melepaskannya. Kedua pengemis ini tetap
melakukan pengejaran dan berulang kali sengaja Sam Kay dan Liang Kay meneriaki kata-
kata ejekan.

Namun Cung Po Liang tetap tidak melayani, dia telah melarikan diri terus. Ketika sampai
disebuah muka hutan kecil, Cung Po Liang jadi merandekkan langkah kakinya, dia menahan
larinya.

Didepannya duduk memetik khim seorang lelaki berpakaian seperti pengemis. Pengemis itu
berusia diantara lima puluh tahun lebih.

Hati Cung Po Liang tercekat. Dia terkejut juga.

Karena orang she Cung tersebut menduga tentunya pengemis ini adalah seorang kawan dari
Ciang Sam Kay serta Po Liang Kay.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sendiri telah mengejar sampai di situ. Pengemis yang
duduk menghadang itu seperti juga tidak melihat kedatangan Cung Po Liang dan Ciang Sam
Kay bersama-sama dengan Po Liang Kay.

Pengemis itu masih memetik khimnya dengan asyik sekali. Suara khim itu terdengar
melengking tinggi, karena pengemis tersebut membawakan sebuah lagu peperangan yang
bersemangat sekali.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah melompat menerjang kepada Cung Po Liang sambil
mengeluarkan kata-kata:

“Aha….akhirnya kau toch tetap tidak bisa melarikan diri dari kami?!" bentak Ciang Sam Kay
dan Po Liang Kay sambil melancarkan serangan mereka.

Cung Po Liang bukannya jeri untuk menghadapi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Tadi dia
melarikan diri karena disebabkan dia tidak mau terlalu lama bertempur dengan kedua
pengemis yang cukup kosen ini.

194
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Maka dari itu, sekarang disaat orang terlalu mendesak dirinya, Cung Po Liang juga telah
mengeluarkan kata-kata makian :

“Bagus….akupun mau melihat sampai dimana kalian bisa memperlakukan diriku ini,
pengemis tidak tahu mampus !”

Dan membarengi dengan perkataannya itu, Cung Po Liang telah menggeser kedudukan
kedua kakinya, cepat luar biasa dia telah melancarkan serangan kepada Po Liang Kay dan
Ciang Sam Kay.

Kemudian, dengan cepat sekali tangan dari Cung Po Liang telah berputar-putar dan
melancarkan serangan-serangan yang berbahaya, yang bisa merenggut nyawa lawan kalau
memang serangan itu sampai mengenai sasarannya.

Dengan sendirinya, hal itu membuat Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay mau tak mau harus
membatalkan serangan mereka tersebut.

Mereka telah mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan lagi. Tetapi Cung Po Liang
telah mengeluarkan suara bentakan yang keras.

Orang tua she Cung itu telah melompat menerjang sambil melakukan penyerangan lagi
terhadap diri kedua pengemis tersebut.

Kepandaian mereka memang boleh disebut berimbang dan masing-masing mempunyai ilmu
simpanan yang mereka andalkan.

Keduanya jadi bertempur dengan seru dan tenaga dalam mereka masing-masing telah
dikerahkan dan disalurkan kepada lengan mereka, dilancarkan sebagai serangan-serangan
yang berbahaya kepada lawan mereka.

Dengan sendirinya, angin serangan-serangan dari ketiga orang yang sedang bertempur
tersebut memenuhi sekitar tempat tersebut.

Pengemis tua yang duduk bersemedhi dengan memetik khimnya itu membawakan lagu
peperangan, masih terus dengan tidak memperdulikan bahwa dihadapannya telah ada tiga
orang jago yang sedang melakukan pertempuran yang seru, yang menentukan mati
hidupnya ketiga orang itu.

Suara Khim yang dipentilnya itu masih terdengar terus, mengalun dengan irama yang
semakin lama jadi semakin meninggi......

oOo

WAKTU Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sedang bertempur hebat sekali dengan Cung Po
Liang, maka pengemis tua yang mementil khimnya itu telah mengawasi jalannya
pertempuran dengan mementil terus khimnya itu.

Setelah mengawasi sesaat, maka pengemis tua ini telah mengeluarkan suara teriakan:

“Ya, dimulai…!" teriaknya dan suara petikan tali khim itu semakin gencar serta meninggi.

Terdengar orang bertepuk tangan dari dalam hutan kecil itu. Disusul kemudian beberapa
wanita yang telah keluar dari hutan kecil tersebut sambil menari-nari mengikuti irama khim
yang dipetik oleh kakek pengemis itu.

Jumlah perempuan itu semuanya empat orang. Tubuh mereka itu bergerak-gerak dengan

195
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

lincah dan gesit sekali.

Mereka berputar-putar menghampiri Cung Po Liang dan Ciang Sam Kay serta Liang Kay
yang sedang bertempur seru sekali.

Keempat perempuan itu mengambil sikap seperti juga mengurung ketiga orang yang sedang
melakukan pertempuran hebat tersebut.

Malah disaat suara Khim yang dipetik oleh pengemis tua itu semakin meninggi, maka
keempat perempuan itu menari-nari dengan gerakan tubuh yang semakin gesit dan lincah.

Cung Po Liang dan Ciang Sam Kay bersama Liang Kay jadi terkejut melihat keempat
perempuan itu yang seperti juga mengurung mereka bertiga.

Maka dari itu, seperti juga telah berjanji, ketiganya menghentikan pertempuran mereka dan
memandang heran kepada keempat perempuan itu.

Sedangkan keempat wanita tersebut masih menari-nari terus dengan gerakan yang lincah.

“Satu !" teriak pengemis yang memetik khim itu nyaring sekali.

Tampak keempat perempuan yang sedang menari-nari merobah cara menari mereka.

“Dua ....!" teriak pengemis yang memetik khim itu lagi.

Maka tampak keempat perempuan tersebut telah merobah kembali cara menari mereka.
Sekarang cara mereka berlainan sekali dengan semula. Mereka menari-nari dengan gerakan
yang gesit dan melompat-lompat, seperti juga orang yang sedang bersilat.

Kemudian…. dengan mengeluarkan seruan-seruan kecil keempat perempuan ini mengelilingi


Cung Po Liang bertiga.

“Tigaa….!" teriak pengemis tua itu dengan suara yang semakin keras.

Maka tampak tubuh keempat wanita itu bergerak-gerak dengan gerakan yang semakin
cepat. Kedua tangan dari keempat perempuan itu masing-masing telah bergerak dengan
gerakan yang sangat cepat sekali.

Hal mana membuat pandangan mata dari Cung Po Liang dan Ciang Sam Kay bersama Po
Liang jadi nanar pusing.

Disamping itu, ketiga orang ini juga jadi heran sekali melihat keempat perempuan itu yang
sedang bergerak-gerak menari-nari terus dengan gerakan yang cepat sekali.

Maka dari itu, mereka bertiga bermaksud akan melompat keluar dari kepungan itu.

Namun gerakan dari keempat wanita itu semakin cepat, menyebabkan mereka jadi seperti
juga mengurung dengan rapat ketiga jago tersebut.

Tiba-tiba Cung Po Liang seperti teringat sesuatu, kontan seketika itu juga wajahnya jadi
pucat pasi, tubuhnya gemetaran.

Dia jadi teringat kepada cerita jago-jago didalam rimba persilatan mengenai seorang
pengemis dengan sebuah khim dan empat orang perempuan. Dengan sendirinya teringat
akan hal itu membuat Cung Po Liang jadi menggigil ketakutan.

Hal ini disebabkan cerita yang tersiar didalam rimba persilatan, bahwa pengemis tua dengan

196
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

sebuah khim dan empat orang perempuan pengiringnya itu adalah raja racun nomor wahid
pada masa itu.

Korban yang jatuh ditangan raja racun ini entah sudah berapa banyak. Orang yang sudah
menjadi incerannya untuk menjadi korban raja racun tersebut sulit untuk dapat meloloskan
diri dari kematian.

Lagi pula, setiap korban yang terserang oleh racun yang dipergunakan oleh pengemis tua
itu pasti akan binasa dengan penuh penyiksaan.

Itulah sebabnya mengapa Cung Po Liang jadi ketakutan setengah mati, begitu dia teringat
siapa adanya pengemis tersebut.

Butir-butir keringat dingin juga jadi mengucur deras membasahi kening dan tubuh dari Cung
Po Liang.

Dia menggigil ngeri karena biar bagaimana dia mengetahui, racun tidak bisa dilawan dengan
kekuatan serta tenaga dan kepandaian ilmu silat.

Mungkin kepandaian Cung Po Liang tidak berada disebelah bawah dari kakek pengemis
yang mempermainkan alat tetabuhan khim tersebut. Namun kalau memang kakek pengemis
yang mempermainkan alat tetabuhan khim itu menggunakan racun jahatnya, pasti dirinya
akan bercelaka ditangannya....

O O

CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay melihat perobahan pada diri Cung Po Liang. Hebat sekali
perobahan pada wajah orang she Cung tersebut. Wajahnya itu pucat benar dan tubuhnya
agak gemetar.

Hal ini membuat heran Ciang Sam Kay dan Liang Kay, mereka sampai mengawasi dengan
mata yang tidak berkedip.

Sedangkan keempat wanita orang-orangnya pengemis yang sedang mempermainkan alat


tetabuhan tersebut masih terus juga menari-nari dengan tak hentinya, semakin lama
gerakannya semakin gesit.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay biarpun berdiam diri, tetapi mereka mempertimbangkan
cara-cara untuk menghadapi lawan-lawan mereka kalau memang nyatanya mereka harus
bertempur.

Juga Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay telah memperhatikan cara menari dari ke-empat
perempuan-perempuan tersebut, untuk mempelajarinya kalau memang nanti mereka
melakukan penyerangan.

Tetapi semakin memperhatikan cara menari ke-empat perempuan itu, maka pandangan
mata dari Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi tambah pusing.

Kepala mereka jadi pening dan pandangan mata mereka jadi nanar, karena perempuan-
perempuan itu menari-nari dengan gerakan yang semakin lama jadi semakin cepat.

Suara khim yang dipentil oleh pengemis tua itu semakin meninggi iramanya.

“Boleh dimulai….!" terdengar pengemis tua itu berteriak dengan suara yang keras, seperti
juga memberikan aba-aba kepada ke-empat wanita itu.

197
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dengan tiba-tiba sekali, ke-empat perempuan itu telah mengeluarkan suara tertawa yang
berbareng.

Tahu-tahu dengan cepat luar biasa mereka meluruk melancarkan serangan yang berbareng
kepada Ciang Sam Kay, Po Liang Kay dan Cung Po Liang.

Hebat sekali serangan-serangan yang dilancarkan oleh keempat perempuan itu. Setiap
serangan dari perempuan-perempuan tersebut mengandung tenaga serangan yang kuat
dan juga yang diincer adalah bagian yang mematikan ditubuh lawan-lawan mereka,
membuat Ciang Sam Kay dan kedua orang lainnya yang dikepung keempat perempuan itu
mau tak mau jadi harus berpikir.

Cepat sekali mereka telah menggunakan tangan mereka untuk masing-masing menangkis
guna menyelamatkan jiwa mereka.

Namun cepat sekali Cung Po Liang seperti teringat sesuatu. Dia telah menarik pulang
tangannya dan tidak berani menangkis serangan yang dilancarkan perempuan itu.

Cung Po Liang hanya mengelakkan serangan itu dengan membiarkan tangan perempuan
tersebut lewat disisi tubuhnya cepat sekali.

Tetapi berbeda dengan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay, mereka telah menangkis serangan
dari lawan-lawan mereka itu.

Terdengar suara benturan dari tangan-tangan mereka yang saling membentur keras,
membarengi dengan suara benturan tangan-tangan mereka itu maka irama khim dari
pengemis tua tersebut jadi semakin meninggi.

Disusul kemudian dengan terasanya oleh Ciang Sam Kay serta Po Liang Kay yang
kesemutan tangan mereka hebat sekali.

Hal ini membuat kedua pengemis ini jadi terkejut sekali.

Cepat-cepat mereka melompat mundur diiringi oleh suara tertawa geli dari keempat
perempuan yang tadi telah melancarkan serangan kepada mereka.

Belum lagi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay bisa mengatur jalannya pernapasan mereka
untuk mengendalikan jalannya perdarahan mereka, kepala mereka sudah dirasakan berat
sekali.

Tanpa mereka sadari, dengan tidak bisa dipertahankan lagi, tubuh kedua pengemis ini jadi
rubuh dengan mengeluarkan suara keluhan dan mereka rubuh terkulai ditanah.

Keempat perempuan itu telah tertawa lagi, dan keempat wanita ini kemudian setelah
melihat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay rubuh tak berdaya, jatuh pingsan, mereka telah
menghadapi Cung Po Liang.

Mereka telah menari-nari lagi mengikuti kembali irama dari khim yang dipetik oleh pengemis
tua itu, yang menabuhnya semakin meninggi iramanya.

Gerakan keempat perempuan itu gesit luar biasa, mereka telah melompat dan melakukan
penyerangan yang bertubi-tubi dengan cara yang beruntun.

Tubuh Cung Po Liang jadi gemetar, dia ketakutan, karena dia bisa menyaksikan betapa
hebatnya racun yang dipergunakan keempat perempuan ini pada tangan mereka masing-
masing yang membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi pingsan tak berdaya sama

198
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

sekali.

oooOooo

Padahal Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay tidak pingsan, mereka hanya merasakan tubuh
mereka kaku kesemutan.

Dengan sendirinya, mereka tidak berani cepat-cepat untuk bangkit bangun, sebab mereka
takut nanti diri mereka dibarengi diserang oleh keempat perempuan itu.

Hanya saja yang membuat mereka jadi ketakutan dan heran adalah keempat wanita itu
yang mempunyai tangan yang luar biasa sekali.

Tangan perempuan-perempuan itu mengandung racun yang sangat luar biasa sekali. Racun
ditangan keempat perempuan itu sangat berbisa, menyebabkan Ciang Sam Kay dan Po
Liang Kay jadi merasakan perasaan kaku pada tubuh mereka.

Itulah sebabnya Cung Po Liang menduga kedua pengemis ini telah jatuh pingsan dan tidak
berdaya sama sekali.

Sedangkan pada saat itu keempat perempuan anak buah dari pengemis yang memetik khim
itu telah menerjang lagi menyerang Cung Po Liang.

Orang she Cung tersebut telah mengempos semangatnya, dia telah bergerak dengan gesit
dan bersilat menghalau atau menangkis setiap serangan-serangan yang dilancarkan oleh
keempat perempuan itu.

Malah serangan-serangan yang berangkai dari Cung Po Liang sering kali membuat
perempuan-perempuan itu jadi terpukul mundur tidak bisa merangsek maju.

Hal mana membuat si pengemis yang memetik khim jadi tambah semangat memetik tali-tali
khimnya untuk menambah semangat keempat perempuan yang menjadi anak buahnya.

Irama dari petikan khim itu semakin lama jadi semakin keras dan berirama tinggi sekali.

Cung Po Liang telah mengerahkan tenaga dalamnya mengerahkan serangan-serangan yang


mematikan, yang ditujukan untuk merubuhkan keempat lawannya itu.

Namun keempat perempuan itu menari-nari semakin cepat. Gerakan mereka juga sangat
gesit sekali, membuat kakek tua she Cung itu tidak berdaya dan tetap terkepung.

Dengan sendirinya, hal itu membuat Cung Po Liang jadi gusar dan murka tanpa daya. Dia
hanya bisa memberikan perlawanan yang gigih kepada keempat pengepungnya.

Malah setiap serangan yang dilancarkan oleh kakek tua she Cung itu mengandung tenaga
serangan yang mematikan.

Cung Po Liang jadi bengis sekali, karena dia tidak mau kalau sampai dirinya kena terserang
oleh salah seorang perempuan yang menjadi pengepungnya, dan dia akan menjadi
keracunan.

Maka dari itu, mati-matian Cung Po Liang tetap memberikan perlawanan yang gigih.

Sedangkan keempat perempuan pengepung Cung Po Liang waktu melihat cara bertempur
dari Cung Po Liang, mereka jadi mendongkol karena mereka telah berusaha untuk
merubuhkan kakek itu, toch tetap saja mereka selalu menemui kegagalan.

199
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Hal mana membuat Cung Po Liang sendiri dapat merasakan perasaan mendongkol dari
keempat perempuan itu.

Tetapi tetap saja Cung Po Liang memberikan perlawanan yang keras, karena Cung Po Liang
tidak mau memberikan kesempatan kepada keempat wanita itu dapat merubuhkan dirinya.

Pengemis yang memetik tali tali khim itu jadi mendongkol melihat keempat anak buahnya
masih saja belum dapat merubuhkan Cung Po Liang.

“Pergunakan Swie Ho Ciang…!" teriak pengemis itu.

Swie Ho Ciang berarti pukulan api dan air.

Mendengar teriakan dari pengemis tua itu, maka cara bersilat dari keempat perempuan itu
jadi berobah lain sekali dibandingkan dengan semula.

Malah tenaga dari keempat perempuan ini sangat kuat sekali, seperti bertambah besar
didalam perasaan Cung Po Liang.

Hal ini mengejutkan benar orang she Cung tersebut. Dia sampai mengeluarkan seruan terta-
han dan kaget.

Lebih-lebih ketika dia merasakan tenaga serangan dari keempat lawannya itu menderu-deru
dengan angin serangan yang keras luar biasa.

Hal mana telah membuat Cung Po Liang jadi gelagapan. Kakek tua she Cung tersebut telah
mengempos semangatnya, dan ia telah melancarkan serangan-serangan yang mematikan
kepada keempat lawannya.

Angin serangan dari pukulan-pukulan tangan Cung Po Liang juga menderu-deru kuat,
menyebabkan keempat perempuan yang menjadi lawannya itu harus bersikap hati-hati,
kalau memang mereka tidak mau jadi korban dari tangan dan pukulan dari Cung Po Liang.

Pengemis yang memetik tetabuhan khim telah berteriak lagi:

“Pukul dari pintu Kong….tembus dari pintu Siang….terus pukul secara serentak…ya, ya pukul
begitu….ya, serang dari jurusan Miang…." Begitulah pengemis tua yang memetik tetabuhan
khim itu memberikan petunjuk-petunjuknya kepada keempat perempuan itu sambil terus
memetik tetabuhan khim tersebut.

oo

ATAS petunjuk dari kakek pengemis itu, maka Cung Po Liang merasakan bahwa keempat
perempuan tersebut bertempur semakin lama jadi semakin liehay.

Setiap serangan yang dilancarkan oleh keempat perempuan tersebut datangnya selalu
berangkai dan bertubi-tubi menyebabkan Cung Po Liang jadi kelabakan seorang diri, sebab
dirinya selalu kena dirangsek oleh keempat perempuan itu.

Coba sekali saja Cung Po Liang lengah dan kurang hati-hati, niscaya tubuhnya akan menjadi
remuk terhajar oleh salah seorang perempuan itu, yang rata-rata dan masing-masing
ditangan mereka mengenakan racun.

Untung saja Cung Po Liang liehay dan kosen, sehingga dia bisa memberikan perlawanan
terus dan tidak sampai kena dirubuhkan seperti halnya Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.

200
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Pengemis tua yang memetik tetabuhan khim itu jadi mendongkol melihat keempat orang-
orangnya itu masih belum dapat merubuhkan Cung Po Liang.

Berulang kali dia telah memberikan aba-abanya, dia telah memberikan petunjuk-petunjuk
kepada keempat perempuan yang menjadi anak buahnya.

Semakin lama, perempuan-perempuan itu jadi semakin mengepung diri Cung Po Liang
dengan ketat.

Mereka seperti juga memperoleh jalan keluar yang akan dapat memukul Cung Po Liang
kesudut kekalahannya.

Tetapi Cung Po Liang biarpun dia terkejut, toch tetap saja dia tidak mau membiarkan dirinya
kena dirubuhkan oleh keempat perempuan itu. Dia memberikan perlawanan yang gigih.
Hebat sekali perlawanan yang diterima oleh Cung Po Liang.

Setiap serangan yang dilancarkan oleh keempat perempuan itu selalu mengandung tenaga
maut, yang akan dapat menyebabkan lawan menjadi lumpuh.

Juga hawa racun yang tersiar dari tangan mereka masing-masing itu telah membuat kepala
Cung Po Liang lama kelamaan menjadi pusing.

Tenaga Cung Po Liang juga berangsur-angsur semakin lama jadi semakin lemah, karena
dengan cara bertempur begitu, dengan bertempur secara dikeroyok bergantian, lama
kelamaan membuat Cung Po Liang jadi letih juga.

Hal mana membuat lama kelamaan Cung Po Liang jadi gugup dan ketenangannya mulai
lenyap.

Melihat keadaan orang she Cung itu, kakek pengemis yang menabuh khimnya itu telah
mengetahui bahwa tenaga dan ketenangan dari Cung Po Liang berangsur-angsur mulai
mundur.

Dengan sendirinya pengemis tua yang memetik tali khimnya semakin bersemangat itu jadi
girang sekali melihat hal tersebut.

Pengemis tua ini jadi yakin bahwa dia dan keempat murid-muridnya akan dapat
merubuhkan Cung Po Liang. Hal mana akan membuat girang hati pengemis tua ini.

Tetapi Cung Po Liang bukanlah pendekar sembarangan, dia mempunyai kepandaian yang
luar biasa tingginya. Setiap serangan yang dilancarkan oleh she Cung itu tetap masih
mengandung tenaga serangan yang kuat luar biasa.

Hal mana membuat Cung Po Liang mengerahkan seluruh kepandaian dan tenaga dalamnya
agar dapat mengimbangi serangan-serangan keempat lawannya.

Angin serangan mereka masing-masing telah menderu dengan kuat. Cung Po Liang
berulang kali berjingkrak sambil mengeluarkan suara bentakan.

Itulah disebabkan kakek tua she Cung tersebut sangat murka dan bahwa penasarannya
tidak bisa melampiaskan kemendongkolannya.

Maka dari itu, berulang kali Cung Po Liang telah berusaha untuk menerobos kepungan yang
begitu ketat dari keempat orang pengepungnya. Namun dia selalu menemui kegagalan
belaka.

201
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dengan begitu, tenaga Cung Po Liang jadi tambah kurang, dan juga membuatnya jadi
gugup.

Sedangkan disaat ketenangan dari Cung Po Liang mulai lenyap begitu, maka kakek
pengemis yang melakukan lagu peperangan dengan menggunakan khimnya itu semakin
bersemangat, menyebabkan keempat perempuan yang menjadi anak buahnya jadi semakin
bersemangat dengan serangan-serangannya….membuat Cung Po Liang jadi kelabakan
juga….!

ooOooo

SEMAKIN lama bertempur, Cung Po Liang jadi semakin kelabakan menghadapi keempat
orang perempuan yang menjadi lawannya.

Tetapi sebagai seorang jago yang kosen luar biasa, biarpun dia dalam keadaan terdesak
begitu, toch tetap saja dia tidak menjadi jeri atau mau menyerah kalah terhadap lawan-
lawannya itu.

Dengan mengeluarkan suara bentakan-bentakan yang nyaring sekali, Cung Po Liang telah
melancarkan serangan-serangan yang bertubi-tubi menyebabkan keempat perempuan itu
berulang kali harus mengelakkan diri dari serangan Cung Po Liang.

Mereka masih bertempur dengan seru, dan setiap serangan yang mereka lancarkan itu
selalu juga menimbulkan angin serangan yang luar biasa sekali, menyebabkan pukulan
pukulan mereka terbatas pada penyerangan angin tenaga Lwee-kang belaka.

Pengemis tua yang duduk sambil memetik tali-tali khim itu telah melihat, biar lama tetapi
pasti, bahwa Cung Po Liang akan kena dirubuhkannya.

Dengan cepat sekali dia mengempos semangatnya dan memetik tali-tali khimnya itu
semakin cepat sekali.

Hal mana membuat Cung Po Liang jadi tambah pusing dan kelabakan, karena setiap kali
suara khim itu bertambah semangat, maka cara menyerang dari keempat perempuan yang
menjadi lawan-lawannya itu juga tambah bersemangat, menyebabkan Cung Po Liang jadi
terdesak hebat oleh keempat orang lawannya itu.

Tetapi Cung Po Liang tetap tidak mengenal apa arti kata dari menyerah….dia memberikan
perlawanan terus.

Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay yang rebah tidak berdaya diatas tanah, dengan tubuh
yang semakin kesemutan dan tidak bisa bergerak, menyebabkan mereka hanya bisa
menyaksikan jalannya pertempuran antara keempat perempuan itu dengan Cung Po Liang
dengan muka meringis karena menderita kesakitan yang hebat.

Untuk kepandaian ilmu silat, kedua pengemis ini belum tentu kalah dengan keempat
perempuan yang telah mencelakai mereka, namun untuk menghadapi raja-racun, jelas
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay buta sama sekali.

Hal mana membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay mau tak mau harus dapat menahan
perasaan sakit pada perut mereka yang mengejang, dan juga dia menahan perasaan
kesemutan pada tangan kaki mereka.

Rupanya racun mulai bekerja. Hal ini membuat mereka jadi ketakutan. Butir-butir keringat
dingin telah membanjir keluar pada tubuh mereka.

202
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Juga wajah kedua pengemis tersebut sangat pucat sekali.

Hal mana membuat Cung Po Liang yang menyaksikan penderitaan yang diderita oleh kedua
pengemis itu, jadi tambah jeri kalau-kalau dia nanti terkena serangan racun jahatnya
wanita-wanita yang sedang mengepungnya. Itulah sebabnya maka disebabkan perasaan
jeri, dia jadi agak gugup.

Kegugupannya itulah yang telah menyebabkan ketenangan pada jago she Cung tersebut
jadi berkurang banyak.

Hal mana membuat Cung Po Liang harus berulang kali mati-matian mengelakkan serangan
yang dilancarkan secara bergiliran oleh keempat perempuan itu.

Kalau memang saja Cung Po Liang terlambat mengelakkan serangan-serangan tersebut,


berarti dia juga akan menjadi korban racun dari keempat perempuan tersebut.

Dia tetap dengan gigih memberikan perlawanan terus, sambil memutar otak untuk mencari
jalan keluar meloloskan diri dari kepungan keempat wanita-wanita itu.

Khim yang dipetik oleh pengemis tua itu masih mengalun terus dengan irama yang semakin
bersemangat….membuat hati Cung Po Liang tergoncang hebat.

oooOooo

MELIHAT orang she Cung itu masih belum dapat dirubuhkan biarpun telah bertempur begitu
lama dengan keempat anak buahnya, menyebabkan kakek yang memetik khim itu jadi gusar
dan penasaran.

Dia telah mengerahkan tenaga lwee-kangnya untuk dapat memetik tali-tali khim itu dengan
tenaga yang tersalurkan kuat benar. Namun tetap saja dia tidak bisa membuat pikiran Cung
Po Liang jadi kacau.

Itulah yang membuat pengemis tua pemain khim itu jadi penasaran sekali. Dengan cepat
dia telah menambah tenaga lweekangnya untuk membawakan lagu yang tambah
bersemangat, menyebabkan keempat wanita yang menjadi anak buahnya jadi menyerang
tambah semangat.

Serangan-serangan yang ditujukan oleh keempat perempuan jadi ditujukan kepada bagian
tubuh yang mematikan ditubuh Cung Po Liang.

Lebih-lebih pengemis tua itu selalu memberikan petunjuk-petunjuk kepada keempat


perempuan itu, menyebabkan serangan-serangan yang dilancarkan oleh keempat
perempuan itu jadi tambah hebat.

Hal mana membuat Cung Po Liang jadi tambah kelabakan. Tidak heran kalau memang
ketenangannya jadi lenyap. Orang she Cung itu jadi gugup bukan main.

Setiap serangannja jadi berkurang tenaga lweekangnya, karena Cung Po Liang tidak bisa
mencurahkan seluruh ketenangannya.

Hal itu mempengaruhi banyak sekali bagi diri dan serangan-serangan yang dilakukan oleh
Cung Po Liang.

Dengan kegugupan dan ketidak-tenangan yang menguasai diri orang tua she Cung tersebut,
menyebabkan tenaga serangannya berkurang banyak dan dia jadi lemah karena berangsur-
angsur dikepung dengan cara begitu, tenaga serangannya jadi berkurang banyak.

203
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

Dengan sendirinya, dengan adanya hal tersebut, maka Cung Po Liang jadi kalap dan nekad,
karena dia merasakan, biar bagaimana dia tidak akan bisa meloloskan dari keempat
pengepungnya.

Dan niscaya dirinya akan kena terserang oleh tangan beracun dari keempat perempuan
pengepungnya itu.

Kakek Cung Po Liang tidak mau kalau dirinya sampai bercelaka seorang diri. Cung Po Liang
menginginkan agar dia terbinasa bersama-sama dengan lawannya.

Maka dari itu, melihat lawan-lawannya itu menyerang dirinya semakin hebat dan
memperoleh kenyataan dirinya semakin lemah, maka dengan cepat sekali Cung Po Liang
mengempos semangatnya, dia mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, tahu-tahu
tangannya telah menyerang.

Itulah serangan yang mematikan. Kalau memang sampai terkena lawannya, niscaya
lawannya akan terbinasa.

Tetapi keempat perempuan yang mengepung dirinya begitu ketat mempunyai kegesitan
yang luar biasa.

Tubuh mereka berkelebat-kelebat dengan cepat sekali, menyebabkan serangan Cung Po


Liang selalu jatuh di tempat kosong. Hal mana membuat Cung Po Liang jadi tambah kalap
dan penasaran. Tetapi kekalapannya itu malah membuat dirinya jadi semakin lemah.

Tenaga dalamnya jadi banyak berkurang, menyebabkan serangan-serangannya jadi lemah


juga.

Berbeda dengan Cung Po Liang, maka keempat perempuan itu malah jadi tambah
bersemangat. Mereka selalu melancarkan serangan-serangan yang mematikan, tenaga
serangan mereka selalu kuat luar biasa, dapat menggetarkan batang pohon yang sebesar
sepelukan tangan.

Apa lagi kakek pengemis itu telah mengempos semangat dan tenaga lweekangnya, yang
menyebabkan tenaga pentilan pada tali khimnya itu jadi tambah kuat dan bertenaga.

Hal mana membuat Cung Po Liang benar-benar jadi kelabakan. Pertahanan dirinya jadi
semakin lemah, dan dia terdesak terus menerus.

Keempat perempuan itu berulang kali juga melancarkan serangan yang semakin hebat dan
mematikan kepada Cung Po Liang.

000O000

PENUTUP

CUNG PO LIANG mengerti, kalau memang dia bertempur terus menerus semacam itu, tentu
dirinya akan menjadi korban pertempuran tersebut.

Maka dari itu, biarpun tenaganya dirasakan sudah letih dan habis, toch tetap saja dia masih
memberikan perlawanan.

Dengan sendirinya, dengan adanya hal itu, mereka masih bertempur dengan seru dan
mereka melakukan penyerangan kearah tempat yang mematikan.

Cung Po Liang telah mengerahkan tenaga dalamnya, dia menyerang selalu dengan bertubi-

204
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

tubi.

Keempat perempuan itu juga rupanya telah letih, mereka telah berkurang banyak tenaga
dalam mereka, yang menyebabkan serangan-serangan mereka tidak sehebat pada
serangan-serangan semula.

Dengan begitu, mereka bertempur semakin waspada, sebab masing-masing ingin merebut
kemenangan. Kalau memang sampai kena terserang, berarti mereka akan terbinasakan.

Itulah sebabnya mengapa Cung Po Liang telah memutar otak untuk mencari jalan keluar
guna meloloskan diri dari kepungan keempat orang tersebut.

Tetapi kepungan perempuan yang menjadi anak buah dari kakek pengemis tua yang
membunyikan alat-alat tetabuhan khim itu, tetap saja melancarkan serangan-serangan yang
hebat kepada Cung Po Liang dan melakukan pengepungan yang ketat.

Penyerangan yang dilakukan oleh keempat perempuan itu tetap telah dilancarkan ingin
dapat menyentuhkan tangan mereka ke tangan Cung Po Liang.

Tetapi Cung Po Liang selalu saja menghindarkan benar-benar agar tangannya itu tidak
saling bersentuhan dengan tangan keempat perempuan yang menjadi pengepungnya itu.

Kalau sekali saja dia kena tersentuh tangan salah seorang keempat perempuan itu, pasti dia
akan mengalami nasib yang sama dengan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Dia pasti akan
menjadi korban dari racun perempuan tersebut.

Sebab itulah dia berusaha sekeras tenaganya mencegah agar dirinya tidak sampai kena
terserang oleh tangan perempuan tersebut. Tetapi kakek pengemis yang memetik alat
tetabuhan khim itu sangat penasaran dan gusar sekali melihat keempat perempuan yang
menjadi anak buahnya masih belum bisa merubuhkan Cung Po Liang, maka tahu-tahu dia
telah merobah cara memetik tali khim itu, sekarang dia membawakan lagu yang
menyayatkan hati, menyedihkan sekali. Hati Cung Po Liang jadi terkesiap, dia kaget bukan
main.

Sebab begitu mendengar irama lagu yang menyedihkan yang berasal dari khimnya kakek
pengemis itu, dirasakan hatinya tergoncang hebat, berdebar-debar dengan keras.

Seluruh tubuhnya juga dirasakan lemas. Dan dibarengi dengan keadaannya itu, maka
keempat perempuan penyerangnya telah melancarkan serangan yang berbareng sekaligus,
mereka telah melancarkan serangan secara serentak dari empat jurusan.

Cung Po Liang telah mengerahkan tenaga dalamnya, dia telah melompat dan bergulingan
ditanah dengan sekuat tenaganya….tetapi dia bergerak agak terlambat sedikit.

Tiga serangan dari ketiga orang lawannya kena dihindarkan, tetapi salah seorang dari
keempat lawannya itu telah kena menghajar bahunya, seketika itu juga Cung Po Liang jadi
bergulingan dan terguling di tanah….dan seketika itu juga tubuh Cung Po Liang jadi
merengket penuh rasa sakit….karena tubuhnya seketika itu juga jadi keracunan….!

Kakek tua pengemis itu jadi berhenti menabuh khim dan tertawa gelak-gelak. Rupanya dia
senang sekali.

Keempat perempuan itu telah menghampiri kakek pengemis tersebut, mereka berdiri di situ,
sedangkan pengemis tua tersebut telah tertawa terus.

Nah bagian pertama dari 'bayangan maut‟ telah tamat, dan akan menyusul bagian

205
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com

keduanya, dengan judul : Poan koan-pit Emas, yang akan menyusul dan terbit tak lama lagi.

(TAMAT)

206

Anda mungkin juga menyukai