PENGORGANISASIAN KEPERAWATAN
MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN
DENY FIRDAUS
NPM: 019.01.3661
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana yang telah kita susun sedemikian rupa tidak akan ada artinya jika tidak
segera dilaksanakan. Pelaksanaan rencana tadi dilakukan oleh oleh satuan-satuan kerja
yang merupakan bagian dari organisasi. Mau tidak mau setelah dibuat suatu rencana,
kegiatan yang akan dikerjakan dipengaruhi oleh bagaimana individu-individu yang ada di
dalam satuan kerja tadi bekerja secara maksimal sesuai tanggung jawab dan
perencanaan.
sama lainnya di bawah kumpulan peraturan, ide, prinsip, dan dokrin yang umumnya
System adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang majemuk, yang masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan
terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula. System
juga diartikan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
interdependensi dan integrasi dari bagian-bagian dan elemen yang ada. Organisasi
pelayanan kesehatan biasa dipandang sebagai sebuah system dengan sub-sistem individu
dan grup atau kelompok profesi yang secara bersama-sama bekerja untuk mencapoai
menjadi penting dan sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan tersebut, oleh
karena itu pola interaksi yang efektif harus diciptakan diantara individu atau grup baik
disetiap tatanan kesehatan telah dilaksanakan termasuk pada tindakan di lapangan, serta
keputusan yang terkait dengan pasien, walaupun demikian para manajer keperawatan
masih menganggap bahwa hasil kurang optimal, sehingga upaya-upaya lainnya terus
B. RUMUSAN MASALAH
Pelayanan Keperawatan ?
C. TUJUAN
kesehatan/keperawatan.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
kelompok, dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit
lainnya, baik cara vertical maupun horizontal yang bertanggung jawab mencapai tujuan
wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan, baik vertical maupun horizontal
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan ditetapkan. Fungsi ini
mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan,
seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana dan
tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan
kewenangan dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional
sehingga suatu organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
B. KONSEP
Dalam menganalisa pengaruh pola formal organisasional pada sifat dasar komunikasi
1. Peran
Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan dari
memegang beberapa peran jabatan pada waktu yang sama. Kepala perawat
perawatnya, rekan kerja kepala perawat lainnya dan mungkin kepala panitia atau
konsultan bagi para pekerja di divisi lain dalam organisasinya. Karena perbedaan
perawat yang telah diuraikan di atas harus sering "merubah seragam" selama hari
kerjanya, penyesuaian dan penyesuaian ulang ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada
suara dan bahasa untuk memenuhi harapan pihak yang berkepentingan lainnya
2. Kekuasaan
interaksi manusia, kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus berubah.
perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam situasi yang sama. Kemungkinan
karena meningkatnya jumlah komunikasi dengan yang lain atau perubahan dalam
seorang pekerja bisa mengubah hubungan timbal baliknya dengan yang lain
pada yang lain sehingga mereka berharap untuk mengidentifikasikan diri mereka
sesuai dengan penilaian mereka atas pekerjaan dan sumbangsihnya. Derajat status
yang diberikan kepada pekerjaan tertentu erat kaitannya dengan jarak dari hierarki
tugas kerja tersebut, derajat pelatihan khusus, atau pendidikan yang diperlukan
bagi posisi tersebut, tingkat tanggung jawab dan otonomi yang diharapkan dalam
pelaksanaan kerja dan gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status masing -
masing perawat tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel
administrasi keuangannya.
4. Wewenang
lapisan atas dari tanggung jawab dan wewenang. Jadi status yang tinggi
organisasi.
5. Kepusatan ( Centrality )
setiap posisi lain dalam jaringan kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang atau
bagi semua pegawai dalam organisasi dan membaginya dengan jumlah pegawai
bagi semua jabatan dalam struktur itu. Dengan membandingkan total jarak
organisasi seseorang dengan jarak rata-rata bagi seluruh struktur, seseorang dapat
pegawai. Para pegawai dengan jarak relatif organisasi yang terkecil adalah yang
paling pokok dalam struktur tersebut. Mereka lebih banyak menerima informasi
yang berhubungan dengan kerja di banding pekerja pokok. Terhadap pekerja yang
pengirim dan persepsi pesan yang sama oleh si penerima pesan. Kebanyakan ahli
lebih kritis dari proses dan usaha memperbaiki kualitas serta akurasi komunikasi
bersungguh - sungguh dan kritis terhadap semua aspek pesan yang dikirim.
Adalah mungkin untuk melatih pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan
pesan. Pengirim pesan dapat diajari memperkuat isi verbal setiap pesan dengan
ekspresi yang sesuai dan gerak isyarat untuk menekankan konsep kunci serta
keefektifan komunikasi.
C. LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tujuan organisasi sudah di susun
mencapai tujuan.
(elemen kegiatan).
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
5. Penugasan personal yang cakap yaitu memilih dan mendapatkan staf yang
tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerjasama
D. TIPE-TIPE ORGANISASI
a. Organisasi Lini
b. Organisasi Staf.
organisasi.
organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak hanya diplot
1. Metode Kasus
Metode kasus merupakan metode penugasan yang paling tua karena metode
ini adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang pertama kali digunakan.
Pada metode ini, seorang perawat bertugas dan bertanggung jawab merawat satu
pasien selama periode dinas (Sitorus, 2006). Metode ini biasa diterapkan di ruang
tugas dan prosedur (Sitorus, 2006). Prioritas utama metode ini adalah pemenuhan
dan komprehensif.
klien adalah kepala ruang, sedangkan perawat lainnya hanya sebagai perawat
pelaksana tindakan.
Peran perawat pada metode ini adalah melakukan tindakan sesuai dengan
tanggung jawab untuk memberikan tindakan keperawatan sebanyak satu atau dua
jenis tindakan. Jenis tindakan lainnya diberikan oleh perawat yang lainnya.
Berdasarkan struktur di atas, trgambar dengan jelas bahwa ada pembagian tugas
perawat, yaitu ada perawat yang tugasnya hanya memberikan obat ada perawat
yang tugasnya hanya merawat luka dan lain-lain. Namun demikian, guna
mengurangi beban tanggung jawab kepala ruang yang besar, pihak rumah sakit
untuk membantu tugas kepala ruang. Selain mengurangi beban kerja kepala
Kelebihan Kelemahan
2. Perawat mempunyai
2. Setiap perawat tidak dapat memberikan asuhan seara
komprehensif
Menurut Douglas (1992), metode tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan
keperawatan dipimpin oleh seorang perawat profesional yang sering disebut dengan
“Ketua tim”. Selain itu, Sitorus (2006) juga menyampaikan bahwa dengan metode
dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada perawat timbul
Guna menunjang tercapainya asuhan keperawatan yang efektif dan efisien, tugas pokok
dan fungsi masing-masing, posisi harus jelas dan dipahami oleh masing-masing personel
perawat. Keliat, dkk (2006) menguraikan secara rinci tugas pokok dan fungsi masing-
masing posisi yang tergambar dalam struktur organisasi metode penugasan tim sebagai
berikut.
1) Kepala Ruangan
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
Fungsi Pengorganisasian
- Memimpin operan
- Mengatur pendelegasian
- Melakukan supervise
Fungsi Pengendalian
b) Compensatory Reward
c) Hubungan Profesional
d) Asuhan keperawatan
spesifikasi ruangan)
2) Ketua Tim
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
Fungsi Pengorganisasian
Fungsi Pengarahan
Fungsi Pengendalian
b) Compensatory Reward
c) Hubungan Profesional
d) Asuhan Keperawatan
spesifikasi ruangan).
3) Perawata Pelaksana
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
b) Asuhan keperawatan
spesifikasi ruangan)
Dengan melihat dan menyimak penjelasan di atas, secara jelas terdapat perbedaan uraian
tugas dari kepala ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana. Berdasarkan uraian di atas,
tergambar bahwa kepala ruang dan ketua tim menjalankan tugas manajerial dan asuhan
Batasan ini harus dipahami secara benar oleh masing-masing posisi sebagai acuan untuk
Seperti halnya metode penugasan yang lain, metode penugasan tim mempunyai kelebihan
dan kelemahan. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan metode penugasan tim.
Kelebihan
2. Proses Keperawatan dapat diterapkan. waktu yang cukup lama sehingga kegiatan
3. Metode tim memungkinkan untuk dapat konferen tidak akan dapat dilaksanakan jika
keperawatan
Metode Keperawatan Primer adalah suatu metode pemberian asuhan Keperawatan yang
keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat yang bertanggung jawab dalam
perawatan. Perawat yang bertanggung jawab selama 24 jam atas pasien-pasiennya tadi
disebut”Perawat Primer”. Perawat primer biasanya bertanggung jawab antara 4-6 pasien.
Berikut akan dijelaskan secara rinci tugas pokok dan fungsi masing-masing posisi dan
perawatan.
keperawatan
c) Perawat primer membuat rencana keperawatan (tujuan, criteria hasil, rencana
d) Perawat primer mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan perawat lain dan
h) Perawat Primer melakukan rujukan kepada pekerja social dan kontak degan
j) Perawat primer mengadakan kunjungan rumah2) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala
Ruang
Menurut penulis, tugas pokok dan fungsi kepala ruang pada metode primer tidak jauh
berbeda dengan yang dilakukan pada metode penugasan tim seperti yang disampaikan
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Peencanaan
Fungsi Pengorganisasian
- Memimpin operan
- Mengatur pendelegasian
- Melakukan supervise
Fungsi pengendalian
- Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien, perawat, dan nakes lain.
b) Compesatory Reward
c) Hubungan Profesional
Selain menjalankan tugas di atas, ada salah satu tugas yang harus dijalankan oleh kepala
ruang adalah menjadi konsultan jika perawat mengalami kendala dalam menjalankan
tugasnya.
Kelebihan Kelemahan
4. Kontinuitas
5. Komprehensif
6. Komunikasi
7. Koordinasi
8. Kolaborasi
9. Komitmen
14. Penghargaan
Selain pembuatan struktur organisasi, menurut keliat, dkk (2006) kegiatan lain fungsi
(shift pagi, siang, malam), perawat yang libur, dan perawat yang cuti. Daftar dinas ini
biasanya dibuat untuk kurun waktu dinas selama satu bulan. Pembuat daftar dinas adalah
Daftar alokasi pasien dibuat guna mengetahui jumlah dan nama pasien, jumlah dan nama
pasien jenis penyakit, dokter, serta distribusi perawta terhadap pasien yang terdapat di
ruangan. Daftar pasien berisi nama pasien, dokter yang bertanggung jawab, perawat
dalam tim (jika menerapkan metode penugasan tim), perawat yang dinas, dan perawat
KESEHATAN/KEPERAWATAN
diagonal(Handoko,1999)
a) Komunikasi vertical
Komunikasi vertical terjadi dari atas kebawah atau sebaliknya sesuai garis perintah.
Komunikasi dari atas kebawah terjadi dimulai dari manajemen puncak kemudian menuju
berupa tulisan ataupun lisan. Komunikasi ke atas berfugnsi untuk memberikan informasi
ataupun umpan balik kepada tingkatan manajemen atas tentang hal-hal yang terjadi
tingkat bawah (robbins,2013). Informasi yang disampaikan dapat berupa laporan hasil
disebut juga sebagai umpan balik ke manajemen ats terkait kebijakan, pengarahan ,
Komunikasi vertical yang terjadi pada tingkat ruang perawatn dapat digambarkan sebagai
berikut : komunikasi antara kepala ruang dan ketua tim/perawat primer dan atau perawat
b) Komunikasi lateral/horizontal
kerja/selevel dan juga terjadi pada antar-departement pada tingakatan organisasi yang
sama. Komunikasi yang terjadi adalah pimpinan dengan pimpinan, bawahan dengan
pada tingkat ruang perawatn adalah antar-kepala ruang, abtar-ketua tim/perawat primer.
c) Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong atau menyilang diagonal garis
perintah organisasi. Komunikasi ini dilakukan antara dua orang pada tingkat kedudukan
yang berbeda, pada tugas dan fungsi yang berbeda, dan tidak mempunyai wewenang
langsung terhadap piuhak yang lain. Komunikasi diagonal yang terjadi pada tingkat ruang
perawatan adalah komunikasi antara perawat dan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapi,
kesehatan. Di dalamnya merupakan tempat padat tenaga kerja yang terdiri dari individu-
individu yang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Penyampaian pesan secara akurat dan efektif juga sangat
diperlukan dalam kehidupan berorganisasi ini. Namun, menurut Lesikar (dalam Handoko
1999), efektivitas komunikasi dalam organisasi dipengaruhi oleh empat factor berikut.
Saluran komunikasi formal memengaruhi efektivitas komunikasi dalam dua cara, yaitu
secara Berikut.
banyak cabang yang menyebar. Maka, hal ini akan menyulitkan untuk menciptakan
masalah-masalah yang dihadapi di ruangan dengan ketuam tim atau kepala ruangan.
Akan tetapi, tidak dapat mengkomunikasikan informasi secara langsung dengan wakil
direktur bidang pelayanan. Padahal, informasi tersebut seharusnya juga didapat wakil
direktur.
2. Struktur Organisasi
yang berkomunikasi dengan seorang serta isi dan ketepatan dalam berkomunikasi.
Terdapat adab dan aturan tertentu jika bawahan harus berkomunikasi dengan direktur.
Anggota suatu kelompok yang sama akan cenderung berkomunikasi dengan istilah,
tujuan, tugas, waktu dan gaya yang sama. Sedangkan komunikasi antar kelompok yang
4. Pemilikian informasi
pekerjaanya. Sebagai comntoh, perawat ruang anak mempunyai pengalaman yang lebih
informasi yang lebih tentang bagaimana cara mengatasi konflik di ruangan yang dia
pimpin.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
kelompok, dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit
lainnya, Baik cara vertical maupun horizontal yang bertanggung jawab mencapai
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu adanya tujuan bersama, adanya
kerjasama dua orang atau lebih, adanya pembagian tugas, adanya kehendak untuk
bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta.