Pembimbing:
Disusun oleh:
2015730113
I. PENDAHULAN
Parotitis merupakan penyakit sistemik pada anak yang sampai saat ini
masih sering dijumpai. Mumps merupakan salah satu virus penyebab parotitis
yang tersering. Saat ini sudah tersedia vaksin yang dapat mencegah parotitis yang
disebabkan oleh mumps.1
B. ETIOLOGI
Penyebab adalah virus mumps.7 Virus ini adalah anggota kelompok
paramiksovirus, yang juga mencakup parainfluenza, campak, dan virus penyakit
Newcastle. Hanya deiketahui ada satu serotype. Biakan manusia atau sel ginjal
kera terutama digunakan untuk isolasi virus. Pengaruh sitopatik kadang-kadang
ditemukan, tetapi hemadsorpsi merupakan indikator infeksi yang paling sensitif.
Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan
jaringan terinfeksi lain.3
C. EPIDEMIOLOGI
Insidens penyakit parotitis telah jauh menurun dibandingkan dengan
periode sebelum tahun 1967. Di Amerika Serikat data yang dilaporkan oleh CDC
(Centre of Disease Control) yang terakhir, hanya menyebutkan 1692 kasus pada
tahun 1993. Di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta penderita parotitis yang
berobat di unit rawat jalan sejak tahun 1994 - 1998 adalah sebanyak 61 kasus,
sedangkan data Survai Rumah Tangga 1966 tidak menyertakan parotitis sebagai
Karena virus ini ada di seluruh dunia, risiko terkena mumps di luar
Amerika Serikat mungkin tinggi. Di banyak negara di seluruh dunia, mumps tetap
endemik. Vaksin mumps digunakan di hanya 57% dari negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian besar negara-
negara dengan ekonomi lebih berkembang.10
D. PATOGENESIS
Sesudah masuk dan mulai membelah dalam sel saluran pernapasan, virus
dibawa darah ke banyak jaringan, diantaranya ke kelenjar ludah dan kelenjar lain
yang paling rentan.3
E. MANIFESTASI KLINIK
Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia
lima sampai 15 tahun. Gejalanya, nyeri sewaktu mengunyah dan menelan. Lebih
terasa lagi bila menelan cairan asam seperti cuka dan air jeruk. Pembengkakan
yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga. Kelenjarkelenjar di bawah
dagu juga akan lebih besar dan membengkak. Penderita juga merasa demam. Suhu
tubuh dapat meningkat hingga 39,5oC. Komplikasi mungkin terjadi pada anak
laki-laki pada umur belasan tahun, nyeri pada perut dan alat kelamin. Pada
penderita remaja perempuan, nyeri akan terasa juga di bagian payudara.
Komplikasi serius terjadi jika virus mumps menyerang otak dan susunan syarat.
Ini menyebabkan radang selaput otak dan jaringan selaput otak. Penularan
penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita, seperti persentuhan
dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika penderita
bersin atau batuk.7
F. DIAGNOSIS
Infeksi dikonfirmasi oleh isolasi virus atau asam nukleat dari spesimen
klinis. Pemeriksaan serologi menunjukkan peningkatan titer IgG yang signifikan
di antara spesimen akut dan konvalesen atau IgM antibodi mumps positif.5
H. PENGOBATAN
I. PROFILAKSIS
1. Passif
2. Aktif
J. KOMPLIKASI
1. Meningioensefalitis
2. Orkitis, Epididimitis
Komplikasi ini jarang terjadi pada anak laki-laki prapubertas tetapi sering
(14-35%) pada remaja dan orang dewasa. Testis paling sering terinfeksi dengan
atau tanpa epididimitis; epididimitis dapat juga terjadi sendirian. Jarang ada
hidrokel. Orkitis biasanya menyertai parotitis dalam 8 hari atau sekitarnya; orkitis
dapat juga terjadi tanpa bukti adanya infeksi kelenjar ludah. Pada sekitar 30%
penderita keda testis terkena. Mulainya biasanya mendadak, dengan kenaikan
suhu, menggigil, nyeri kepala, mual, dan nyeri perut bawah; bila testis kanan
terlibat, appendisitis dapat dikesankan sebagai kemungkinan diagnostik. Testis
yang terkena menjadi nyeri dan bengkak, dan kulit yang berdekatan edema dan
merah. Rata-rata lamanya adalah hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena atrofi.
Gangguan fertilitas diperkirakan sekitar 13%, tetapi infertilitas absolut mungkin
jarang.3
3. Ooforitis
Rinto Pradhana Putra Fakultas Kedokteran Muhammadiyah 9
Jakarta
Nyeri pelvis dan kesakitan ditemukan pada sekitar 7% pada penderita
wanita pasca pubertas. Tidak ada bukti adanya gangguan fertilitas.3,4
4. Nefritis
5. Prankreatitis
6. Miokarditis
7. Mastitis
8. Ketulian
9. Komplikasi Okuler
10. Artritis
Tidak ada bukti yang kuat bahwa infeksi ibu mencederai janin;
kemungkinan hubungan endokardial fibroelastosis belum ditegakkan. Parotitis
pada awal kehamilan menambah peluang abortus.3
K. PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA