Anda di halaman 1dari 10

GERAKAN BENTENG BAGI INDONESIA

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia,
yang diampu oleh Bapak Reza Azhari S.Pd

Oleh :
Lintang Ratri Dwi Saputri
12 IPA 2

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI
Jalan R.H Didi Sukardi No. 124 Telp/Fax. (0266) 221371/229068 Kota Sukabumi
– 43143
GERAKAN BENTENG BAGI INDONESIA
Oleh : Lintang Ratri Dwi Saputri
Penulis adalah pelajar di SMAN 1 KOTA SUKABUMI, kelas 12 IPA 2

Abstrak
Pada tahun 1950-an, ada tekanan politis yang meningkat agar kekuasaan ekonomi
diambil dari perusahaan swasta Belanda yang masih ada di Indonesia saat itu,
demi penyelesaian Revolusi. Namun, Indonesia masih memerlukan modal dan
keterampilan asing untuk menghasilkan pembangunan ekonomi yang diperlukan
untuk menghadapi peningkatan jumlah penduduk. Program Benteng merupakan
suatu cara mengembangkan peranan orang Indonesia dalam ekonomi tanpa
merugikan perusahaan asing, terutama Belanda.
Kata kunci : Gerakan Benteng, Indonesia, Bangsa asing

A. Pendahuluan

Pada artikel ini penulis akan membahas salah satu peristiwa sejarah yang
penting yaitu Gerakan Benteng, Gerakan Benteng merupakan bantuan modal
usaha dari pengusaha asing untuk pribumi dalam menagatasi perekonomian
Indonesia.
Dalam artikel ini saya mengajak para pembaca supaya lebih memahami
tentang Gerakan Benteng seperti apa dan juga apa pengaruhnya terhadap bangsa
Indonesia.

B. Metode Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana peristiwa Gerakan Benteng, peulis
menggunakan dua metode. Metode yang pertama yaitu metode literature. Metode
literature yaitu mencari dan membaca referensi dari berbagai sumber baik dari
internt maupun UKBM Sejarah. Cara yang kedua yaitu metode analisis dan data
kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk tulisan-tulisan.Artikel ini
dibahas menggunakan metode 5 W + 1 H ( what (apa), when (kapan), where
(dimana), who (siapa), why (kenapa) + how (bagaimana).

C. Pembahasan

Struktur ekonomi Indonesia pada zaman pendudukan belanda adalah colonial.


Ekonomi colonial tidak melukiskan sistem ekonomi, akan tetapi sematamata
menunjukan siapa-siapa yang memegang kekuasaan dan peranan utama dalam
penyelenggaraan aktivitas ekonomi. Perilaku yang demikian mengakibatkan
ketimpangan antara rakyat pribumi dengan penduduk Belanda. Belanda lebih
berkuasa atas laju pertumbuhan ekonomi pada masa itu, dan pribumi berada
dibawah kemakmuran Belanda.
Pendudukan Jepang (1942 – 1945) dan perang kemerdekaan (1945 – 1949)
telah mengakibatkan kehancuran bagi perekonomian Indonesia. Peristiwa ini
semakin menegaskan posisi ekonomi Indonesia yang semakin memburuk.
Sebagian besar fasilitas komunikasi dan transportasi, instalasi minyak,
perkebunan, dan beberapa usaha industri yang ada sejak masa sebelum perang
telah rusak berat aau bahkan ada yang sampai hancur. Masalah tersebut ditambah
lagi dengan adanya hutang yang harus dibayar oleh Indonesia berdasarkan
persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) sebagai hasil pelimpahan hutang
dari Pemerintah Kolonial Belanda.
Demi kelangsungan perekonomian yang stabil, pemerintah mengeluarkan
kebijakan sistem ekonomi Gerakan Benteng. Gerakan Benteng merupakan usaha
pemerintah Indoneisa untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang
dilakukan pada masa cabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951), dan
direncanakan oleh Sumitro Djojokusumo (Menteri Perdagangan). Gerakan
Benteng dimulai sejak bulan April 1950. Selama tiga tahun (1950-1953) kurang
lebih 700 perusahaan Indonesia yang mendapat kredit bantuan dari Gerakan
Benteng ini. Program pemerintah ini pada hakekatnya untuk melindungi usaha-
usaha pribumi.
Gagasan utama Gerakan Benteng adalah untuk mendorong para importir
nasional agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan impor asing. Selain
membatasi impor-impor barang tertentu dan lisensi impor hanya kepada para
importir Indonesia, program ini juga memberi bantuan dalam bentuk kredit
keuangan kepada para importir Indonesia, yang sebagian besar tidak memiliki
modal yang memadai untuk memulai impor dan tidak dapat kredit dari sumber-
sumber keuangan swasta. Pemerintah mengawali program ini dengan terlebih
dahulu menentukan dan memilih importir-importir yang layak diberi bantuan
pemerintah, yakni harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebelum
dapat dipertimbangkan untuk memperoleh bantuan pemerintah. Persyaratan
tersebut antara lain :

1. Harus merupakan importir baru


2. Mempunyai status sebagai badan hukum (corpotion) atau perseroan
terbatas (PT)
3. Perusahaan harus memiliki modal kerja minimum sebesar Rp. 100.000,00
4. Ruang kantor yang cukup luas dan tenaga kerja yang berpengalaman

Gerakan Benteng mengawali gelombang tranformasi ekonomi ekonomi yang


dipaksa untuk menghadirkan kelas pengusaha pribumi. Melihat menumpuknya
beban pemerintahan RI karena hutang warisan penjajah Belanda sebesar 4,3
Miliyar sungguh sangat membebani republik muda saat itu. Beban hutang itu
ibarat harga kemerdekaan RI yang harus harus ditebus oleh Indonesia kepada
pemerintah kolonial Belanda yang tertuang dalam Konferensi Meja Bundar 1949
di Den Haag, Belanda. Beban mengangsur hutang warisan itu memperlambat
kesepakatan RI muda untuk membangun infrastruktur. Sumitro hadir membawa
solusi revolusioner; memberi kredit impor seluas-luasnya hanya kepada
pengusaha pribumi sehingga dapat memicu pertumbuhan ekomomi nasional.
Adapun tujuan dari Gerakan Benteng adalah :
1. Mencadangkan impor barang-barang tertentu bagi kelompok bisnis
pribumi
2. Membuka kesempatan bagi para pedagang pribumi membangun basis
pedagang modal di bawah perlindungan pemerintah
3. Menumbuhkan kaum pengusaha pribumi agar mampu bersaing dalam
usaha dengan para pengusaha keturunan China dan pengusaha asing
lainnya.

Ditinjau dari segi pengendalian nasional, Gerakan Benteng berjalan cukup


berhasil, pada pertengahan tahun 1950-an, sekitar 70% perdagangan impor
dilakukan oleh pengusaha Indonesia. Fokus program enteng dalam perdagangan
impor didasarkan pada prtimbangan bahwa perdagangan impor paling mudah
dikendalikan oleh negara melalui alokasi lisensi impor. Akan tetapi, program ini
memiliki kelemahan karena dalam waktu singkat bermunculan importir-importir
yang tidak memiliki keterampilan dan pengalaman bisnis dalam perdagangan
impor. Mereka disebut importir aktentas yaitu pengusaha yang tidak bermodal dan
tidak berkantor. Mereka berhasil memiliki lisensi namun tidak mempunyai dana
dan keahlian sehingga terpaksa mengandalkan kapitalis yang terampil (umumnya
etnis China) yang memiliki sumber finansial serta manajerial namun secara politis
tidak mampu mendaapatkan lisensi. Dengan membawa aktentas, mereka keluar-
masuk kantor instalasi pemerintah untuk mendapatkan lisensi impor bermacam
barang dan menjualnya kepada pengusaha China.
Program benteng telah membuka peluang berburu kegiatan memburu rente
(rent seeking), dan kurang berhasil mengembangkan wirausahawan pribumi yang
tangguh dan mandiri. Dengan kata lain, Gerakan Benteng dikatakan mengalami
kegagalan, penyebab kegagalan program ini antara lain :

1. Pengusaha pribumi cenderung konsumtif dan kurang memiliki jiwa


kewirausahawan
2. Pengusaha pribumi tidak bias bersaing dengan pengusaha asing
3. Adanya penyalahgunaan dalam pelaksanaan politik Gerakan Benteng,
dengan cara mendaftarkan pengusaha yang sesungguhnya merupakan
keturunan China dengan menggunakan nama orang Indonesia.
Dalam analisis lain menyebutkan bahwa kegagalan program ini adalah
karena ditetapkan di waktu yang salah. Ketika itu, dunia industry di Jawa masih
lemah. Arus impor menjadi begitu kuat, kapal-kapal yang membawa barang asing
berdatangan, tapi kapal-kapal itu tidak ada muatan ketika mereka keluar dari
Indonesia.
Dalam artikel Ekonomi Indonesia Pada Tahun 1950an di buku Antara
Daerah dan Negara (2011), Howard Dick menyebutkan, kappa-kapal asing
mengirim barang impor ke Jawa itu ktika pulang berusaha singgah ke Sumatra
berharap ada muatan karet. Namun, pemerintah hanya memberi restu hanya
kepada kapal-kapal bendera Indonesia saja untuk mengangkutnya. Akhirnya
kapal-kapal bendera Inggris pun merugi.
Gerakan Benteng tidak pernah dihapus secara resmi. Tapi secara efektif di
tahun 1957 Kabinet Djuanda tidak melanjutkan program ini. Dua tahun kemudian,
lewat Dekrit Presiden 1959 Soekarno mengakhiri era demokrasi liberal dan
Indonesia memasuki demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin.
Jika sosialisme ala Indonesia di era demokrasi liberal masih memberikan
ruang untuk ide tentang membangun kelas pengusaha local, dibawah demokrasi
terpimpin Soekarno tudaj teratrik melanjutkan ide tersebut. Sebagai gantinya,
hamper seluruh kegiatan ekonomi dijalankan oleh negara lewat BUMN, yang
kebanyakan terbentuk di tahun 1957 ketika pemerintah melakukan nasionalisasi
besar-besaran.
D. Kesimpulan

Gerakan benteng adalah kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah


Indonesia pada bulan April 1950 dan dihentikan pada tahun 1957. Kebijakan ini
dicetus oleh sumitro Djojohadikusumo yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Perdagangan pada cabinet Natsir. Tujuan utama kebijakan ini adalah membina
pembentukan suatu kelas pengusaha Indonesia “pribumi” (dalam arti “non-
Tionghoa”). Namun kebijakan ini dianggap tidak berhasil karena alasan
kurangnya keterampilan dari masyarakat pribumi.
E. DAFTAR PUSAKA

Azhari, R. (2019). Sejarah Indonesia. Sukabumi: SMA Negeri 1.


Teman, S. (2019, September 13). Gerakan Benteng. Retrieved from [online]:
Diakses dari https://www.hariansejarah.id/2019/09/gerakan-benteng.html
Imamul, A. (2019, September 19). Gerakan Benteng Sumitro. Retrieved from
[online]: Diakses dari http://mperadaban.blogspot.com/2011/09/gerakan-
benteng-sumitro.html
Ari, P. (2017, Januari 11). Program Benteng Sosialisme dan Nasionalisme
Ekonomi di Era Demokrasi Liberal. Retrieved from [online]: Diakses dari
https://www.qureta.com/post/program-benteng-sosialisme-dan-nasionalisme-
ekonomi-di-era-demokrasi-liberal
Petrik, M. (2017, Oktober 18). Benteng yang Gagal Memperkiat Pengusaha
Pribumi. Retrieved from [online]: Diakses dari   https://tirto.id/benteng-yang-
gagal-memperkuat-pengusaha-pribumi-cyye
Tiamo, N. (2009, September 2). Sistem Ekonomi Gerakan Benteng 1950-
1953. Retrieved from [online]: Diakses dari
http://awalxander.blogspot.com/2009/09/sistem-ekonomi-gerakan-benteng-
1950.html

LAMPIRAN
Pencetus Gerakan Benteng
Sumber : https://www.hariansejarah.id/2019/09/gerakan-benteng.html.
Diakses pada 13 September 2019

Kabinet Natsir
Sumber : http://awalxander.blogspot.com/2009/09/sistem-ekonomi-gerakan-
benteng-1950.html. Diakses pada 2 September 2019

Kegiatan bongkar muatan di Tanjung Priok


Sumber : https://tirto.id/benteng-yang-gagal-memperkuat-pengusaha-pribumi-
cyye. Diakses pada 18 Oktober 2017

BIODATA
Lintang Ratri Dwi Saputri lahir di Sukabumi, 7
November 2002. Anak kedua dari empat bersaudara,
dari ayah bernama Siskamto dan ibu bernama
Sarmiyatiningsih.
Riwayat pendidikan dimulai dri belajar di TK RA
Zahara Kota Sukabumi (2007-2008) kemudian
melanjutkan pendidikan di SDN Gunung Puyuh
CBM (2008-2014) lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Kota
Sukabumi (2014-2017) dan sekarang masih berstatus pelajar di SMA Negeri 1
Kota Sukabumi (2017-sekarang).

Anda mungkin juga menyukai