Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


A.Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap
beredar dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin
tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat
adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan
syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam
darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang
dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung
empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

B. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
tidak terkendali.Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh
World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of
Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

Kanker adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel – sel abnormal
membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan lain.Sel – sel kanker dapat
menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem getah bening.Sebagian besar
kanker diberi nama untuk organ tau jenis sel dimana kanker tersebut
berkembang,misalnya kanker payudara (National Cancer Institute.2009).

Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara,paling sering
dari lapisan dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan
susu.Penyakit ini sebagian besar terjadi pada wanita,tetapi juga dapat menyerang pada
laki – laki.Kanker ini kebanyakan berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma
duktal dan ada yang berasal dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus karsinoma.

Kanker payudara biasanya dimulai dari lapisan dalam saluran susu atau lobulus.
Kanker payudara yang dimulai dalam lobulus dikenal sebagai karsinoma lobular,
sementara yang terjadi dalam saluran susu disebut karsinoma duktal.Kanker payudara
adalah kanker invasif yang paling umum pada wanita di seluruh dunia. Kanker jenis ini
menyumbang 16% dari semua kanker yang menyerang wanita dan 22,9% dari kanker
invasif pada wanita. Sebanyak 18,2% dari semua kematian akibat kanker di seluruh
dunia, termasuk laki-laki dan perempuan, berasal dari kanker payudara.

Sebagian besar kanker payudara mempunyai prognosis yang lebih baik jika
dilakukan perawatan pada fase awal perkembangannya. Oleh karena itu, deteksi dini dari
tanda dan gejala kanker payudara akan sangat penting, apalagi pada wanita dengan risiko
tinggi terkena kanker payudara.

Tubuh terdiri dari ratusn juta sel hidup.Pada tubuh yang normal sel – sel akan
tumbuh,membelah dan mati secara teratur.Selama awal tahun kehidupan seseorang,secara
normal sel akan membelah cepat yang memungkinkan tubuh untuk tumbuh.Setelah orang
dewasa,sel – sel membelah hanya untuk mengganti sel – sel yang rusak atau mati untuk
memperbaiki cidera (American Cancer Society,2010)

1.2. Rumus Masalah


A. Adapun permasalahan yang akan dibahas penyakit Endokrin dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari sistem endokrin ?

2. Apa fungsi dari sistem endokrin ?

3. Kelenjar apa yang ada pada sistem endokrin manusia?

4. Bagaimana mekanisme kerja sistem endokrin pada manusia?

B. Adapun permasalahan yang akan dibahas Penyakit Payudara dalam makalah ini adalah:

1. Berdasarkan latar belakang di atas,maka permasalahan yang akan dibahas dalam


makalah ini adalaah apa itu penyakit kanker payudara dan bagaimana cara menanggulanginya.?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin


A. Dalam tubuh manusia terdapat kelenjar, enzim dan beberapa bagian penting yang
mempengaruhi kestabilan tubuh. Salah satu kelenjar yang memiliki pengaruh dalam tubuh adalah
kelenjar endokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tersusun atas susunan sel mikro yang
sangat sederhana yan terdiri atas jaringan ikat halus yang mengandung pembuluh kapiler.

Kelenjar endokrin adalah sebuah organ yang memproduksi zat aktif (hormone), yang
dilepaskan melaluai darah. Zat aktif ini akan mengatur kerja sebuah organ atau bahkan beberapa
organ sekaligus. Sifat kerja hormone adalah bekerja sebagai control umpan balik, bekerja pada
spesifik target, dan memiliki mekanisme kerja tertentu.

Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan
organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ tersebut. Hasil sekresi
berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah manusia tanpa harus melalui
saluran (duktus).

Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu
kesatuan disebut denngan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari
beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang mengahasilkan satu macam
hormon tunggal, dan juga menghasilkan beberapa hormone ganda.

B. Fungsi Sistem Endokrin

Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan hemostasis


selama istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja sama unttuk memulai dan
mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang melibatkan proses fisiologis. Dimana sistem
saraf bertindak cepat (hamper seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin
memiliki respon lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf. Sistem endokrin
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah kapasitas tubuh untuk
menangani stress fisik dan psikologis.

Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki fungsi
yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum
fungsi kelenjar endokrin adalah:
1. Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai macam jenis
hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.

2. Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas dari kelenjar
tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal.

3. Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang aktivitas


kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari
rangsangan tersebut.

4. Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan pada


manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.

5. Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur metabolisme


dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam
tubuh dan pada usus halus.

6. Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi metabolisme


lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga dalam tubuh untuk agar
optimal.

Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses metabolism, proses oksidatif,
perkembangan seksual. Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (hemeotasis).

Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan denagn


pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi kimia di dalam sel
atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-aspek metabolisme sel lainnya seperti
pertumbuhan dan sekresi.

C. Kelenjar Pada sistem endokrin Manusia


Pada sistem endokrin terdapat beberapa kelenjar yaitu :
Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Merupakan kelenjar kecil,garis tengahnya kurang dari 1 cm dan berat sekitar 0,5
sampai 1 gram yang terletak dalam sel latursica pada basis otak dan dihubungkan dengan
hipitalamus oleh tangkai pituitaria,atau infundibulum hipotalami.
Pembagian hormon hipofisis.

Secara fisiologis dibagi dalam dua bagian :


a. Hipofisis anterior, juga dikenal sebagai adehipofisis
Sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan “releasing” dan “inhibitory
hormones (“ faktor”) hipotalamus” yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan
kemudian dihantarkan ke hipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang
dinamakan pembuluh portal hipotalamik-hipofisial. Kelenjar hipofisis anterior terdiri atas
beberapa jenis sel. Pada umumnya, terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis untuk setiap
sel jenis hormon yang dibentuk pada kelenjar ini dengan teknik perawatan khusus,
berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satunya kemungkinan
pengecualiannya adalah sel dari jenis yang sama mungkin menyekresi hormon luteinisasi
dan hormon perangsang folikel.

b. Hipofisis posterior, juga dikenal sebagai sebagai neurohipofisis.

Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang berasal dari hipotalamus
dan berakhir pada hipofisis posterior. Kelenjar hipofisis posterior, juga dinamakan
neurohipofisis, terutama terdiri atas sel-sel seperti sel glia yang dinamakan pituisis. Akan
tetapi, pituisis tidak menyekresi hormon, mereka bekerja sebagai struktur penyokong
untuk serabut saraf terminal yang jumlahnya banyak dan ujung-ujung saraf terminal dari
traktus saraf yang berasal dari nuklei suproaptikus dan paraventrikularis hipotalamus.
Traktus-traktus ini berjalan ke neurohipofisis melalui infudibulum hipotalami. Ujung-
ujung saraf merupakan tombol-tombol bolusa yang terletak pada permukaan kapiler,
tempat mereka menyekresi hormon-hormon hipofisis posterior:

(1) Hormon antidiuretik (ADH), juga dinamakan vasopresin dan

(2) Oksitosin. Kedua hormon ini merupakan polipeptida kecil, masing-masing


mengandung sembilan asam amino. Mereka identik satu sama lain kecuali untuk dua
asam amino.

Hipothalamus menghasilkan :

- Releasing hormon (RH) : merangsang hipofisis anterior

- Inhibitory hormon (IH) : menghambat hipofisis anterior

Jadi ada RH dan HI yang spesifik untuk masing-masing hormon hormon

Misalnya : ada GH-RH dan GH-IH dll.

1) Hormon Hiposisis Anterior

a. Growth Hormone (GH) atau somatotropic hormone

(STH) Adalah sejenis hormon protein yang mengandalikan pertumbuhan seluruh sel
tubuh dengan merangsang seluruh jaringan tubuh untuk menambah ukuran sel dan
memperbanyak mitosis sehingga jumlah sel bertambah.

GH mempunyai efek metabolik yaitu :


1) Protein sintesis lebih, dengan cara :

- Transport asam amino melalui membransel kedalam sel meningkat

- Ribosom dalam sel meningkat lebih aktif

- Pembentukan RNA dalam nucleus lebih

- Katabolisme protrin dan asam amino berkurang

2) Penggunaan karbohidrat berkurang

- GH menyebabkan berkurangnya penggunaan glukosa untuk energi sehingga


mempunyai efek diabotegenik

3) Mobilisasi lemak berlebih

- Jaringan lemak terjadi pelepasan fatty acit berkurang menimbulkan acetyl Co-a
berkurang untuk energi sehingga timbul ketosis.

- Perlu di ketahui bahwa GH disekresi dalam jumlah yang sama / hampir sama waktu
masa anak-anak.

- Sekresik GH naik turun dalam beberapa menit sehubungan dengan nutrisi dan stress
antara lain :

Kelaparan, hipoglikemia, exercise, trauma, dan lain-lain.

b. TSH (Thyroid Stimulating Hormone : hormone perangsang thyroid )

Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri depan trakea,
menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme.

c. ACTH (adrenocorticotropic hormone), Adrenocorticotropin, corticotropin

1) Pengaturan

- Pengaturan sekresi kortisol hambir seluruhnya diatur oleh hormon


adrenokortikotropin (ACTH) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior

- Hormon ini juga dunamkan kartikotropin dan adrenokortokotropin, yang juga


meningkatkan pembentukan androgen adrenal oleh korteks adrenal.

- ACTH dalam jimlah sedikit dibutuhkan untuk sekresi aldosteron, memberikan


peranan permisif yang memungkinkan faktor lain yang lebih penting untuk menimbulkan
pengaturannya yang lebih kuat.

2) Efek stres fisiologis pada sekresi ACTH


- Hampir setiap jenis stress fisik atau mental dapat mengakibatkan paningkatan
sekresi ACTH dan akibatnya dalam beberapa menit, sering meningkatkan sekresi kortisol
sebanyak 20 kali.

- Misalnya diakui bahwa rangsang nyeri atau isyarat saraf jenis lain yang disebabkan
oleh stres mula-mula dihantarkan ke berbagai area hipotalamus dan selanjuttnya isyarat ini
dipancarkan kembali ke amnesia mediana, tempat CRH disekresi kedalam sistem porta hipofisis.

3) Efek penghambatan kortisol pada hipotalamus dan pada hipofisis anterior

- Kortisol mempunyai efek umpan balik negatif langsung pada:

· Hipotalamus untuk menurunkan pembentukan CRH

· Kelenjar hipofisis anterior, yang mengurangi pembentukan ACTH.

Umpan balik ini membantu mangatur konsentrasi kortisol plasma, yaitu bila
konsentrasi terlalu besar, umpan balik ini secara automatis mengurangi konsentrasi ini kembali
ke tingkat pengaturan normal.

d. Hormon perangsang folikel (FSH: follicle stimilating hormon) dan luteinizing


hormon (LH)

1) Efek fisiologis FSH

- Pada perempuan FSH menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan membantu


menstimulasi produksi estrogen ovarium.

- Pada laki-laki, merangsang pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam


tubulus seminiferus testis

2) Efek fisiologis LH

- Pada perempuan, LH bekerja sama dengan FSH, menstimulasi produksi estrogen.


LH bertanggung jawab untuk ovulasi dan sekresi progesteron dari folikel yang ruptur

- Pada laki-lai, LH menstimulasi sel-sel interstitiel tubulus seminiferus testis untuk


memproduksi androgen (testoteron)

e. Prolaktin

Disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui setelah melahirkan. Efek fisiologis
- Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari kelenjar mammae
yang sebelumnya juga telah dipersiapkan untuk laktasi melalui kerja hormon lain.

- Penghisapan payudara,Hipersekresi, menyebabkan retensi air, difusi cairan tubuh,


dan peningkatan volume darah.

a. Oxitocin

Efek fisioogis

Pada perempuan efek oksitoxin tidak dikenal fungsinya pada laki-laki, walaupun dilepas
saat stimulasi seksual.

- Oksitixin menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos uterus selama senggama, dan
saat persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.

- Oksitoxin menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mamae pada ibu
menyusui dengan menstimulasi sel-sel mio epitelliel disekitar alveoli kelenjar mammae.

Kendali sekresi

⁻ Penghisapan payudara, desahan nafas atau suara bayi atau stimulating putting atau
areola pada ibu yang menyusui mengakibatkan stimulus syaraf pada hypothalamus, sekresi
oksitoxin dan keluarnya air susu (ini disebut reflex keluar air susu).

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah
ismus yang sempit. Organ terletak di atas permukaan anterior kartologo tiroid trachea, tepat di
bawah laring.

Pembentukan dan pelepasan

Kelenjar tiroid mendeteksi dua jenis hormone, yaitu :

⁻ Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid

⁻ Triodotironin (T3), sekresi dalam jumlah kecil

Efek fisiologis hormone tiroid

⁻ Hormon ini meningkatkan laju metabolik hamper semua sel tubuh dengan
menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran energi, terutama dalam bentuk
panas

⁻ Pertumbuhan dan maturasi normal tulang dan gigi, jaringan ikat serta jaringan
syaraf
Abnormalis sekresi

⁻ Hipotiroidisme, mengakibatkan penurunan aktivitas metabolic,konstipasi, letargi,


reaksi mental lambat dan peningkatan simpanan lemak pada anak kecil mengakibatkan retardasi
mental (kretinisme)

⁻ Hipertiroidisme, mengakibatkan aktivitas metabolic meningkat, berat badan


turun,gelisah, tremor, diare, frekwensi jantung meningat. Hipertiroidisme berlebihan dapat
mengakibatkan goiter eksoftalmik dengan gejala berupa pembekakan jaringan di bawah kantong
mata, sehingga bola mata menonjol.

3. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil yang masing-masing berukuran


sebesar biji apel, terletak pada permukaan terior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar
tiroid oleh kapsul jaringan ikat. Selama bertahun-tahun telah diketahui bahwa peningkatan
aktifitas kelenjar paratiroid menyebabkan absorpsi garam-garam kalsium yang cepat dari tulang
dengan akibat hiperkalsemia pada cairan ekstrasel; sebaliknya , hipofungsi kelenjar paratiroid
menyebabkan hipokalsemia, sering dengan akibat tetani. Hormone paratiroid juga penting pada
metabolism posfat serta metabolisme kalsium.

(a) Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

Dalam keadaan normal terdapat empat kelenjar paratiroid pada manusia; kelenjar ini
terletak tepat di belakang tiap kutub atas dan tiap di belakang kutub bawh setiap kelenjar tiroid.
Setiap kelenjar paratiroid kira-kira panjang 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm dan mempunyai
gambaran makroskopik lemak coklat tua; oleh karena itu kelenjar paratiroid sukar ditentukan
tempatnya.

Kelenjar paratiroid manusia dewasa mangandung sel-sel utama dan oksifil, tetapi sel
oksifil tidak terdapat pada banyak binatang dan manusia muda. Sel utama mensekresi sebagian
besar hormon paratiroid. Fungsi sel oksifil tidak diketahui, mungkin mereka merupakan sel
utama yang sudah tua yang tetap mngekresi sedikit hormone.

(b) Efek Fisiologis

Paratiroid mengendalikan keseimbangan kalsium dan Fosfat dalam tubuh melalui


peningkatan kadar fosfat darah.

⁻ Ion kalsium sangat penting untuk pembentukkan tulang dan gigi, koagulasi darah,
kontraksi otot, dan kemampuan neuromoskular yang normal.
⁻ Ion fosfat sangat penting untuk metabolism sellule, sistem buffer asam basa tubuh,
juga sebagai komponen nukleotida dan membrane sel.

(c) Abnormaltas sekresi

⁻ Hipersekresi

Penyebab hiperparairoidisme biasanya adalah tumor dari salah satu kelenjar paratiroid.

⁻ Hiposekresi

⁻ Bila kelenjar paratiroid tidak mensekresi hormone paratiroid dalam jumlah cukup,
osteoklast tulang hamper tidak aktif sama sekali

⁻ Rickets terutama pada anak-anak sebagai akibat defisiensi kalsium atau fosfat
dalam cairan ekstrasel. Biasanya disebabkan karena kekurangan kalsium atau fosfat dalam diet.

Kelenjar kalsitonin

Kira-kira 20 tahun yang lalu, ditemukan suatu hormone baru yang


mempunyai efek pada kalsium darah yang berlawanan dengan efek hormone paratiroid yang
ditemukan pada beberapa binatang rendah, dan mula-mula diduga disekresi oleh kelenjar
paratiroid. Hormone ini diberi nama kalsitinin karena ia menurunkan konsentrasi ion kalsium
darah. Kalsitonin mengurangi konsentrasi kalsium plasma dalam tiga ara :

1. efek segera untuk mengurangi aktifitas osteoksalat

2. Efek kedua, yang dapat dilihat sekitar satu jam, adalah peningkatan aktivitas
osteoblastik

3. Efek ketiga dan terlama kalsitonin adalah mencegah pembentukan osteoksalat baru
dari sel osteoprogenitor.

Absorbsi Kalsium dan Fosfat

Kalsium sukar diabsorbsi dari saluran pencernaan karena banyak senyawanya


relative kurang larut dan juga karena kation bivalen sukar diabsorpsi dengan baik setiap waktu
kecuali bila terdapat kalsium berlebihan dalam diet, kalsium cenderung membentuk senyawa
kalsium fosfat yang hamper tidak larut sehingga sukar diabsorpsi dan dibuang melalui usus
untuk disekresikan ke fase.

Vitamin D dan peranannya pada Absorpsi Kalsium

Vitamin D mempunyai efek kuat dalam meningkatkan absorpsi kalsium dari


saluran pencernaan, ia juga mempunyai efek penting pada pengendapan tulang dan reabsorpsi
tulang. Akan tetapi vitamin D sendiri bukan merupakan zat aktif yang sebenarnya menyebabkan
efek-efek ini, sebagai gantinya vitamin D pertama kali harus diubah melalui serangkaiaan reaksi
didihidroksikolekalsiferol.

4. Kelenjar Adrenal

Adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang terutama pada jaringan
adipose. Organ ini berada di kutup atas ginjal. Hormon yang dihasilkan adalah

(a) Hormonn medular, yang disekresi oleh sel-sel kromatin medulla adrenal untuk
merespon stimulus preganglion simpatis. Hormone ini antara lain katekolamin, epineprin.

Secara umum fungsi hormone ini adaah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas
fisik yayng merespon stress,kegembiraan,cedera, latihan dan penurunan kadar gula darah.

(b) Hormon kortikal adrenal, kelenjar adrenal terletak pada kutub superior kedua ginjal,
masing-masing terdiri atas dua bagian,medulla adrenal I dan korteks. Medulla adrenal secara
fungsional berhubungan dengan susunan saraf simpatis dan ia mensekresi hormone Efinefrin dan
norefinefrin akibat rangsangan simpatis.

Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya


bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shok yang
disebabkan kegentingan ini.

Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam
dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme karbohidrat
dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan korteks adrenal adalah hidrokortison,


aldosteron, dang kortikosteron, yang semuanya bertalian erat dengan metabolisme pertumbuhan,
fungsi ginjal, dan tonus oto. Semua fungsi ini menentukan jalan hidup.

5. Pankreas Endokrin

Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau Langerhans, yaitu kumpulan sel kecil
yang tersebar diseluruh sel organ. Ada empat jenis sel penghasil hormone yang teridentifikasi
dalam pulau-pulau tersebut yaitu:

1. Sel alfa, mensekresi glucagon yang meningkatkan kadar gula darah

2. Sel mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah

3. Sel delta mensekresi somatostatin atau hormone penghalang hormone pertumbuhan


Yang menghambat sekrasi glucagon dan insulin
4. Sel F, mensekresi polipotida pancreas, sejenis hormone pencernaan untuk fungsi
yang tidak jelas yang dilepaskan setelah makan.

Insulin

Insulin merupakan protein keci dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Insulin
terdiri atas dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sebelum
insulin dapat berfungsi , ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam
membrane sel.

6. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal terbentuk dari jaringan saraf dan terletak dilangit-langit ventrikel ketiga
otak. Kelenjar ini terdiri dari Pinealosit dan sel neuroblia penopang.

Hormon yang disekresi melatonin yang memiliki beberapa efek yaitu

⁻ Pada binatang percobaan mempengaruhi fungsi endokrin kelenjar tiroid, korteks


adrenal dan gonad serta mempengaruhi perilaku perkawinan mereka.

⁻ Pada manusia sepertinnya memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin


dan menghambat produksi melanin oleh melanosin di kulit.

7. Kelenjar Timus

Kelenjar timus terletak didalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea.
Warnanya kemerah-merahandan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil
dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah, pada masa remaja
beratnya dari 30 sampai 40 gram, dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui,
tetapi diperkirakan ada hubungannya dengan produksi antibodi.

Faktor yang diproduksi oleh kelenjar ini adalah meliputi enam peptide,yang secara
kolektif disebut timosin. Fungsi dari timosin adalah:

1. Mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus dengan menstimulasi


diferensiasi dan ploriferasi sel limfosit T

2. Mungkin berperan dalam penyakit Immunodefisiensi kongenital, seperti


agamaglobulinemmia, yaitu ketidak maupun total untuk memproduksi antibodi.

8. Kelenjar Kelamin (Gonad)

Gonad merupakan organ reproduksi (seks) utama, terdiri atas testis pada pria dan
ovarium pada wanita. Selain sebagai kelenjar eksokrin untuk menghasilkan sperma, testis juga
berperan sebagai kelenjar endokrin dalam mensekresikan hormon testosteron (androgen).
Ovarium juga selain menghasilkan ovum, juga berperan mensekresikan hormon estrogen
dan progesteron.Kedua hormon tersebut sudah mulai mensekresikan hormon sejak tahap fetus,
namun baru berfungsi aktif ketika memasuki masa puber. Kedua hormon tersebut akan mengatur
pertumbuhan dan perkembangan struktur reproduksi. Pada hal tersebut tampak pada pembesaran
suara, pertumbuhan rangka dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, dan meningkatnya hasrat
seksual pria. Pada wanita, terjadi perkembangan payudara, distribusi lemak di pinggul,kaki,dan
payudara. Hormon progesteron dan estrogen juga mengatur berlangsungnya siklus menstruasi.

Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad menghasilkan hormon dan dua sel kelamin. Dua sel
kelamin tersebut, yaitu:

(a) Ovarium di rongga perut

Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ
endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi,
ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya
siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan
proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum.
Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.

(b) Testis di rongga perut bawah

Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ
endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol di bawah
pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH
diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek
menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar
testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ
reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus merangsang
diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh,
pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan
penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan
merangsang pertumbuhan dan penutupan epifisis tulang.

2.4 Mekanisme Kerja Endokrin

Kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormone bila ada stimulus atau rangsangan.
Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang
sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut akan merespon misalnya insulin yang
disekresikan pancreas apabila kadar gula dalam darah tinggi.

Berikut mekanisme kerja hormone secara spesifik :

1. Stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel. Aktivasi enzim melibatkan system
reseptor terikat membrane (pembawa pesan kedua).

a. Molekul-molekul dari berbagai hormone protein dan polipeptida (pembawa pesan


pertama) berikatan dengan reseptor tetap pada permukaan sel yang spesifik terhadap hormone
tersebut.

b. Kompleks hormone reseptor menstimulasi pemebentukan adenosine 3,5 –


monofosfat siklik (cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat menyampaikan pesan
pertama dari berbagai hormone.

1) Sintesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat membrane, yang
termasuk keluarga protein regulator pengikat nukelotida guanine.

2) G-protein mengalami perubahan bentuk, sehingga guanosin difosfat(GDP) yang


tidak aktif dapat diganti dengan enzim pengaktivasi, guanosin trifosfat (GTP).

3) Kompleks G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase, untuk memproduksi


cAMP.

c. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai moleki cAMP-dependen protein


kinase yang sesuai.

1) Enzim protein kinase mengkatalisis rreaksi fosforilasi khusu (transfer gugus fosfat)
untuk enzim kunci dalam sitoplasma.

2) Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang sesuai dengan
enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari hormone yang bersirkulasi dapat
diperkuat sehingga mengakibatkan aktivitas enzim intraseluler utama

d. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi kimia,
bergantung pada sifat bawaan sel.

e. cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraseluler fosfodisterase. Ini akan
membatasi durasi efek cAMP.

2. Aktivasi gen melibatkan system reseptor intraselular

a. Hormone steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida,


menembus membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormone tersebut berikatan dengan reseptor
internal bergerak dalam sitoplasma atau nucleus sel.
b. Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen yang
transkripsinya distimulasi oleh hormone. Disisi ini, kompleks akan berikatan dengan reseptor
DNA spesifik untuk hormone.

c. Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA
yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.

d. mRNA kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu respons
selular terhadap hormone.

2.2. Pengertian Penyakit Payudara


Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara,paling sering dari
lapisan dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan susu.Penyakit ini
sebagian besar terjadi pada wanita,tetapi juga dapat menyerang pada laki – laki.Kanker ini
kebanyakan berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma duktal dan ada yang berasal
dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus karsinoma.

Kanker payudara biasanya dimulai dari lapisan dalam saluran susu atau lobulus. Kanker
payudara yang dimulai dalam lobulus dikenal sebagai karsinoma lobular, sementara yang terjadi
dalam saluran susu disebut karsinoma duktal.Kanker payudara adalah kanker invasif yang paling
umum pada wanita di seluruh dunia. Kanker jenis ini menyumbang 16% dari semua kanker yang
menyerang wanita dan 22,9% dari kanker invasif pada wanita. Sebanyak 18,2% dari semua
kematian akibat kanker di seluruh dunia, termasuk laki-laki dan perempuan, berasal dari kanker
payudara.

Sebagian besar kanker payudara mempunyai prognosis yang lebih baik jika dilakukan
perawatan pada fase awal perkembangannya. Oleh karena itu, deteksi dini dari tanda dan gejala
kanker payudara akan sangat penting, apalagi pada wanita dengan risiko tinggi terkena kanker
payudara.

A. Gejala Kanker Payudara

Berikut antara lain hal-hal yang harus Anda perhatikan yang merupakan gejala kanker payudara:

a.benjolan pada payudara anda

b.berubah bentuk / ukuran

c. kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit
jeruk

d. puting susu masuk ke dalam (retraksi)


e. salah satu puting susu tiba-tiba lepas / hilang

f. bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul

g. kulit payudara terasa seperti terbakar

h. payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, padahal Anda tidak menyusui

Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara.
Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam
sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau
busuk dan mudah berdarah.

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:

a. terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);

b. adanya nodul satelit pada kulit payudara;

c. kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;

d. terdapat model parasternal;

e. terdapat nodul supraklavikula;

f. adanya edema lengan;

g. adanya metastase jauh;

h. serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm,
dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

B. Tahap Pembentukan Sel Kanker

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap- tahap berikut :

1. Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi
tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap
suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka
untuk mengalami suatu keganasan.

Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar


payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebagai
aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin
akan menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial.
Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen,[3]
oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada
sel epitelial.[4] Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan
morfogenesis kelenjar.[5]

2. Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).

a. Fase metastasis

Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara,
beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological
fractures atau spinal cord compression.[6] Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti
bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi
diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.

Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung
kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel
kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim
metaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan
invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang
dimediasi oleh ekspresi VEGF.[6] VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi
dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang
berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan
meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.

C. Faktor-Faktor Penyebab

Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:

1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko


terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,
menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko
utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode
antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama
merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara
anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya
umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan klinis.
2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa
terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna
terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun
tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita
yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi
untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive
terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi
jinak atau menjadi ganas[14].
3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis,
tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan
papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada
hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap
kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan
kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet
terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8
tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko
kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun

6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas


meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier
dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen


yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk
kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1,
yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi
kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur
70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara
terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.

D. Faktor Genetik

Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan
dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada
beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang
dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi
tumor.

Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara
diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.

E. Pengobatan kanker

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada
stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:

a. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut &
Pressman, 1992):

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan


payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar di ketiak.

Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya


disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2
cm dan letaknya di pinggir payudara.

b. Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih
tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi
lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb
dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk
pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui
mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh
(Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta
rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

d. Lintasan metabolisme

Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang
yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian
suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas
untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[16] Walaupun pada
umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka
panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi
ginjal.

CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat
perkembangan sel kanker. Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang
terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein.
Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa
17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan
seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun
penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker,
melalui mekanisme adrenomedulin.

Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa
efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti
isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.

Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259
melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,dan menghambat ekspresi mRNA uPA
yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[21] Walaupun demikian
kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7.
Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt
dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2, serta meningkatkan
aktivitas kaspase-3.

F. Strategi Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat
bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara
lain berupa:

1.Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa
berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[24]

2.Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at
risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini.
Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi
diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-
menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement
survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat Referensi untuk dilakukan mammografi setiap tahun.

Wanita normal mendapat Referensi mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada
wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan
yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila
dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%

3.Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan
dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini
penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh
banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan
tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya
berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif dengan obat herbal
kanker payudara.

G. Macam-Macam Kanker Payudara

Ada beberapa tipe umum kanker payudara :

1. Infiltrating/Invasive Ductal Carcinoma (IDC) terjadi pada 65 sampai 85 persen kasus kanker
payudara. Dimulai di sel saluran susu dan dapat menembus dinding saluran untuk menyerang
jaringan yang berlemak. Dapat menyebar dengan darah atau getah bening. Dengan mammogram
(pemotretan sinar X) biasanya terlihat sebagai jaringan yang tidak biasa, flek kecil atau
keduanya. Muncul sebagai gumpalan yang biasanya terasa keras daripada jaringan disekitarnya.

2. Infiltrating/Invasive Lobular Carcinoma (ILC) terjadi pada 5 sampai 10 persen kasus kanker
payudara. Terdapat pada kelenjar penghasil susu, dan dapat menyebar ke jaringan lemak dan
dimanapun pada tubuh. Dengan mammogram, dapat terlihat seperti IDC, tapi pemeriksaan fisik
biasanya tidak menemukan adanya gumpalan yang keras – jaringan yang agak samara
ketebalannya. Dapat terjadi lebih dari satu tempat di dada atau pada kedua dada secara simultan.

3. Tiga subtipe slow-growing invasive adalah Medullary, Mucinous dan Tubular Carcinomas.
Yang secara bersamaan terjadi pada 12 persen kasus kanker payudara. Mereka dapat diketahui
dengan secara lebih baik dari pada kanker ganas lainnya.

4. Inflammatory Carcinoma adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi merah,
bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan kecil. Ini terjadi
karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat jaringan getah bening. Pada 90 persen
kasus, kanker telah menyebar pada jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan kanker
yang agresif dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan kanker
terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.

5. Paget's disease dimulai pada saluran susu dan dapat menyebar pada puting susu dan areola,
menyebabkan pengerasan. Jika tidak ada gumpalan yang terasa, dan biopsi menunjukkan tidak
ada kanker ganas, itu pertanda baik. Perawarannya sama dengan kanker ganas lain.

6. Tumor jaringan lunak: Tumor dapat terjadi di jaringan pendukung pada payudara. Tumor ini
adalah jenis yang tidak umum.
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

A. Sistem Endokrin Pada Manusia


1. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.

2. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu


mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.

3. Pada sistem endokrin ini terdapat beberapa kelenjar diantaranya hipofisis anterior
posterior, kelenjar thyroid, empat kelenjar parathyroid, dua kelenjar edrenal, pulau
langerhans, dua ovarium, dua testis, kelenjar pineal, kelenjar timus.

4. Mekanisme kelenjar endokrin pertama akan mengeluarkan hormone bila ada


stimulus atau rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh
darah menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai
tersebut akan merespon.

B. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara, paling sering
dari lapisan dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan
susu. Gejala dari kanker payudara adalah: adanya benjolan pada payudara, berubah
bentuk / ukuran payudara, kulit payudara berubah warna dari merah muda menjadi
coklat hingga seperti kulit jeruk, puting susu masuk ke dalam (retraksi), salah satu
puting susu tiba-tiba lepas / hilang, bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang
hilang-timbul, kulit payudara terasa seperti terbakar, payudara mengeluarkan darah
3.2.Saran
a. Sistem Endokrin Pada Manusia

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena bawaan
maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu
jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.

b. Kanker Payudara

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik itu
disebabkan karena penulis sendiri maupun karena terbatasnya sumber bacaan yang penulis
peroleh. Untuk itu diharapkan agar pembaca lebih menggali lagi informasi mengenai kanker
payudara dari berbagai sumber yang ada guna keakuratan informasi yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Judha, Mohammad.2016.Rangkuman Sederhana Anatomi dan Fisiologi.


Yogyakarta:Gosyen Publishing.
2. Setiadi.2007.Anatomi dan Fisiologi Manusia.Yogyakarta:Graha Ilmu.
3. 2016.Pengertian dan fungsi sistem Endokrin Pada Manusia
http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-dan-Fungsi-Sistem-Endokrin-Pada-
Manusia-adalah.html . Diakses pada 25 November 2017.
4. The School of Surgical Sciences, The Medical School, Framlington Place, University of
Newcastle; S E Aldridge, T W J Lennard, J R Williams, dan M A Birch. Diakses 2011-
07-16.
5. Yale Cancer Center, Yale University; Harris L, Fritsche H, Mennel R, Norton L, Ravdin
P, Taube S, Somerfield MR, Hayes DF, Bast RC Jr; American Society of Clinical
Oncology. Diakses 2011-07-19.
6. Department of Pathology, Wakayama Medical University; Han B, Nakamura M, Zhou G,
Ishii A, Nakamura A, Bai Y, Mori I, Kakudo K. Diakses 2011-07-16.
7. (Inggris) "alpha-Lipoic acid reduces matrix metalloproteinase activity in MDA-MB-231
human breast cancer cells.". Department Food Science and Nutrition, Dankook
University; Mi Hee Na, Eun Young Seo, dan Woo Kyoung Kim. Diakses 2011-07-14

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Endokrin
Pada Manusia Dan Kanker Payudara ”

Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu, tidak lupa kami
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca untuk memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang berjudul “Kanker Payudara Dan
Sistem Endokrin Pada Manusia” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir kata penyusun
ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, 09 Januari 2020

Penulis

MAKALAH

“Sistem Endokrin Pada Manusia Dan Kanker Payudara”


Dosen :

Seri Wahyuni, SST ., M.Kes

Disusun Oleh :

Petrin Pamilia

NIM: PO.62.24.2.18.147

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA

TAHUN AJARAN 2019-2020

Anda mungkin juga menyukai