RESENSI
DISUSUN OLEH
INDAH MAYASARI
201621007
DOSEN PENGAMPU
JURUSAN MATEMATIKA
2016
MENGEJAR CINTA SUCI SEORANG WANITA
1.IDENTITAS BUKU
Cetakan : Pertama
Ukuran : 21,5 x 13 cm
Harga : Rp.55.000;
Cover buku : Keindahan tembok raksasa cina di lihat dari salah satu Jendela
bangunan yang berwarna kecoklatan.
2. PENDAHULUAN
Dewi zahrana adalah tokoh utama dalam novel ini, merupakan seorang wanita yang
senang dengan ilmu pengetahuan, sehingga ia tidak pernah merencanakan tentang
masa depannya sebagai seorang wanita yang harus menikah dan memiliki anak. Ia
selalu bergulat dengan buku, tulisan-tulisan dan meraih prestasi dalam bidang
akademik. Sehingga ia selalu mendapatkan penghargaan-penghargaan. Akan tetapi
penghargaan-penghargaan dan kebanggaan yang didapat dari orang sekitarnya tidak
serta merta membuat kedua orang tuanya ikut antusias atau merespon dengan baik
melihat putrinya dewi zahrana menjadi bintang prestasi karena diraihnya. Hal ini
terjadi karena kedua orang tuanya, menginginkan zahrana cepat menikah dan
memberikan cucu pada usia senjanya, terlebih zahrana sudah memasuki usia yang
tidak produktif lagi, bahkan banyak yang mengatakannya sebagai perawan tua. Orang
tuanya sudah tidak menginginkan anaknya terus-terusan bersenang dengan
penghargaan itu sehingga melupakan prestasinya dalam membina rumah tangga
Dalam novel ini, terlihat konflik batin yang di alami zahrana dalam
menghadapi kemauan orangtuanya untuk segera menikah dan memiliki anak atau
lebih memilih perempuan yang jauh lebih muda. Setiap kesulitan dan permasalahan
nya yang dihadapinya selalu ia ceritakan kepada sahabatnya nina. Setelah
menceritakan permasalahannya maka ia akan merasa lebih tenang
Dalam konflik batin yang ia alami, dan permasalahan yang datang kepadanya
ia selalu bisa mengatasinya, salah satu nya ialah ketika dilamar oleh pak karman
dekan fakultas teknik tempatnya mengajar, ia mengetahui bahwa pak karman
memiliki moralitas dan akhlak yang tidak baik, hal ini ia ketahui dari mahasiswa
maupun orang yang pernah memergokinya di salah satu cafe dengan nahasiswinya,
selain itu saat ia sudah melakukan acara persiapan pernikahan dengan rahmad yang
sebelumnya setelah menolak lamaran dari orang-orang yang tidak cocok dihatinya,
calon suaminya meninggal ditabrak kereta api, dan dua hari setelah calon suaminya
meninggal kemudian ayahny. Namun pada akhirnya semua permasalahan yang ia
hadapi dengan tabah, sabar dan ikhlas di balas oleh Allah dengan sebaik-baiknya.
Akhirnya ia menemukan jodohnya yaitu salah satu mahasiswanya yang bernama
hasan, usianya dengan zahrana hanya terpaut 4 tahun. Hasan adalah sosok laki-laki
yang memiliki perangai dan akhlak yang baik, serta pemuda yang soleh, atas dasar
itulah zahrana mau di persunting oleh mahasiswa nya itu yang saat ini sudah
mendaftar S2 di USM( Universitas sains Malaysia) dan ia menjadi pendamping dan
suami yang setia dan menerima nya dengan penuh kasih sayang
Dewi Zahrana adalah sosok seorang gadis yang sukses dengan pendidikannya.Banyak
prestasi yang telah diraihnya. Ia lulus sarjana Arsitektur di Universitas Gajah Mada
(UGM) dengan predikat mahasiswa terbaik. Dua bulan setelah wisuda ia ditawari
untuk mengajar sebagai asisten dosen di UGM dan akan diproyeksikan untuk kuliah
S2 di Belanda.Namun tawaran itu harus ia tolak karena mempertimbangkan kondisi
orang tuanya yang sudah tua dan renta yang tak bisa ia tinggalkan jauh
darinya.Karena prestasi yang banyak diraihnya,akhirnya ia diterima sebagai dosen di
fakultas teknik Universitas Mangunkrasa.
Ia menulis banyak artikel tentang arsitektur. Artikel yang ia tulis di jurnal
ilmiah yang diterbitkan oleh RMIT Mellbourne, Australia mendapat apresiasi luar
biasa dari para Arsitektur dunia. Dan puncaknya ia diundang ke Beijing untuk diberi
penghargaan level internasional oleh school of architecture, Tsinghua University. Di
Asia tenggara katanya ialah yang pertama kali meraihnya. Ia tak hanya mengangkat
martabat keluarganya tetapi juga bangsa dan negara.
Namun kedua orang tuanya sudah kenyang dengan penghargaan yang diraihnya.
Kini mereka sudah tak membutuhkanya lagi. Yang mereka butuhkan adalah melihat
Zahrana menikah dan menimang cucu yang akan menemani mereka di masa tuanya.
Ketika kuliah S1 zahrana sempat ditawari Lina untuk menikah dengan Mas Andi
yang kini menjadi suaminya, namun Zahrana menolaknya, setelah menolak mas Andi
Zahrana kembali menolak Mas Gugun kaka temanya yang sudah sejak lama
menyimpan perasaan pada Zahrana.
Setahun setelah menjadi dosen di Mangunkarsa ia ditawari menikah oleh kedua
orang tuanya dengan seorang lurah yang berminat untuk melamarnya, namun ia tolak
juga karena bertepatan dengan ia mendapatakan besiswa dari Dikti untuk kuliah S2 di
ITB, jika ia menikah ia khawatir kuliahnya terganggu.
Ia mulai memahami keinginan orang tuanya untuk menikah yang sebenarnya ia
pun menginginkannya, namun Zahrana berfikir pemuda mana yang mau menikahinya
diumurnya yang sudah mencapai tiga puluh empat tahun. Namun Lina meyakinkanya
dan berjanji untuk membantunya menemukanya dengan jodohnya.
Pak Sukarman,Dekan di Fakultas tempatnya bekerja ternyata sudah lama
memperhatikanya dan jatuh cinta padanya,ia bermaksud untuk melamarnya.Namun
lamaran itu ia tolak karena ia tak dapat menerima perilakunya yang amoral.
Dikalangan kampus sudah terkenal bahwa ia sering jowal-jawil mahasiswinya tetapi
ia menganggapnya hanya guyon.bahkan satpam ditempanya bekerja itu pernah
memergokinya sedang digerebek bersama perempuan tidak jelas di sebuah hotel,
namun ia tidak diproses secara hukum karena ia membayar polisi dan semua orang
yang menggerebeknya.
Karena penolakanya kepada Pak Sukarman ia memutuskan untuk mengundurkan
diri dari pekerjaanya. Namun setelah kejadian itu ia sering mendapatkan teror-teror
keji yang masuk lewat HP nya. Tak lama kemudian ia diterima menjadi pengajar di
STM Al-Fatah Mranggen.
Pada suatu malam ketika ia membuka emailnya Zahrana menerima sebuah email
yang judulnya “Sebuah Tawaran jika Berkenan”. Ternyata itu adalah email dari Pak
Didik yang isinya memintanya untuk menjadi isteri keduanya. Tubuhnya bergetar, ia
tak tahu apa yang sedang dirasakanya, matanya berkaca-kaca.ia merasakan betapa tak
mudanya menjadi seorang gadis yang terlambat menikah dan betapa susahnya
menjadi wanita.
Esoknya ia nekat membawa Lina untuk menemui Bu Nyai, barangkali Bu Nyai
bisa memberikan solusi atas masalah yang sedang dihadapinya. Zahrana hanya ingin
menikah dengan lelaki yang sholeh, tak peduli dengan statusnya, pekerjaanya,
ataupun lulusan apa. Bu Nyai menawarkan pada Zahrana seorang santri yang
diandalkan Pak Kiyai. ia seorang duda tak beranak karena istrinya meninggal dan dia
adalah seorang pedagang kerupuk, namanya Ramad. Bu Nyai bilang bahwa Zahrana
boleh melihat dulu calon suaminya, lelaki itu akan disuruh Bu Nyai untuk berdagang
disekitar perumahan Zahrana tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata
penjual kerupuk itu masih muda dan tampan, otot lenganya yang kekar menjadi
pesona tersendiri. Zahrana setuju untuk menikah dengan lelaki itu.
Upacara pernikahan Zahrana esok akan di gelar, namun ternyata Allah
berkehendak lain. Bukan upacara pernikahan yang di gelar, melainkan upacara
penguburan calon suaminya. Di hari yang sama ayahnya meninggal menyusul calon
menantunya.
Zahrana sangat terpukul dengan kejadian ini, ia pingsan beberapa kali dan harus
dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter yang merawat Zahrana ternyata adalah ibu dari
mahasiswanya yang bernama Hasan, namanya Zulaikha. Hasan adalah mahasiswa
yang ia bimbing skripsinya bahkan setelah ia tak menjadi dosen di Mangunkarsa ia
tetap selalu meminta pendapat tentang skripsinya pada Bu Zahrana. Hasan pun sering
mampir ke rumah Zahrana untuk meminta referensi untuk skripsinya itu. Zahrana
termasuk orang yang di dengar pendapatnya oleh Hasan.
Pada suatu sore Bu Zulaikha datang ke rumahnya bermaksud untuk
menyampaikan lamaran Hasan kepadanya. Zahrana kaget dan tak percaya. Namun Bu
Zulaikha berusaha meyakinkan bahwa Hasan benar-benar serius dengannya dan ingin
menikahinya.
Masih dalam rasa tak percayanya Zahrana mengajukan syarat jika memang benar
Hasan serius padanya. Zahrana mengajukan syarat bahwa akad nikahnya hari itu juga
bakda sholat Tarawih. Syarat yang diajukannya itu bukan berarti ia meragukan
keseriusan Hasan, namun ia tak menginginkan hal-hal yang diluar kehendaknya
sebagai manusia terulang kembali. Hasan menyetujuinya. Malam itu juga mereka
menikah disaksikan jamaah solat Tarawih yang penuh dengan rasa Haru.
Akhirnya Hasan dan zahrana menikah setelah bakda tarawih disaksikan oleh
banyak jama’ah tarawih dan malam itu adalah kebahagiaan rana yang selama ini
tertunda.Satu bulan telah berlalu,kemudian rana pergi ke china untuk mengambil
beasiswa di Fudan University melanjutkan S3 bersama suaminya. Akhirnya Hasan
dan Rana menikmati kebahagiaan dan melanjutkan Pendidikanya di china,lalu mereka
hidup bahagia.
4. UNSUR-UNSUR INTRINSIK
4.1. Tema
4.2. Amanat
4.4. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
1. Protagonis
adalah tokoh utama dalam novel yang dimunculkan untuk mengatasi
berbagai persoalan yang dihadapi dalam cerita.Zahrana adalah tokoh utama
dalam novel ini adalah orang yang pintar dan sering mendapatkan
penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia selalu mementingkan kuliah dan
selalu menunda-nunda untuk menikah, terkadang egois dan mengabaikan
keinginan orang tuanya. terlihat pada kutipan berikut ini.
Kutipan”… “ayah dan ibunya menyarankan untuk menikah dan
menawari seorang lurah yang berniat melamarnya, namun itu bertepatan
dengan ia mendapatkan beasiswa dari Dikti untuk melanjutkan S2 di ITB. Ia
tidak memilih untuk menikah dulu karena ia beralasan kalau menikah dulu
konsentrasinya bisa terganggu.” (Habiburrahman:2011,126)
3. Tritagonis
Adalah tokoh pendamai yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat
protagonis dan antagonis. Lina adalah sahabat dekat Zahrana sejak SMA. Di
dalam novel dijelaskan bahwa Lina itu sahabat.
Zahrana adalah tokoh utama dalam novel ini adalah orang yang pintar
dan sering mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia selalu
mementingkan kuliah dan selalu menunda-nunda untuk menikah, terkadang
egois dan mengabaikan keinginan orang tuanya. terlihat pada kutipan berikut
ini.
Kutipan”… “ayah dan ibunya menyarankan untuk menikah dan
menawari seorang lurah yang berniat melamarnya, namun itu bertepatan
dengan ia mendapatkan beasiswa dari Dikti untuk melanjutkan S2 di ITB. Ia
tidak memilih untuk menikah dulu karena ia beralasan kalau menikah dulu
konsentrasinya bisa terganggu”(Habiburrahman:2011,126)
Kutipan diatas menceritakan tentang orang tua yang mau
menjododhkan anak gadisnya tetapi anaknya menolak dengan alasan ingin
melanjutkan studinya.
Kutipan diatas menceritakan tentang pembalasan yang akan
dilakukannya kepada zahrana,dan merasakan sebuah penyesalan karena sudah
menolak seorang insinyur.
Lina : Penyayang
Kutipan diatas adalah seorang gadis yang suksen dengan prestasi yang
membuat kedua orang tuanya bangga kepadanya.
5. ISI RESENSI
1. Keunggulan Novel
Alur pada novel ini tidak teratur, sehingga pembaca bingung untuk
memahami jalan cerita yang disampaikan penulis. Karena alur novel ini
menggunakan alur maju dan alur mundur.misalnya pada kutipan.
6. PENUTUP/KESIMPULAN
Manfaat yang dapat kita ambil setelah membaca novel ini adalah
jangan terlalu memikirkan kuliah dan mengesampingkan ibadah. Sebenarnya
bisa saja kuliah sambil menikah, toh banyak juga pasangan yang sukses
dengan kuliahnya walaupun sudah menikah.
Lebih memperhatikan keinginan orang tua. Jangan sampai kita menjadi
anak yang durhaka karena kita tak mengetahui apa yang sebenarnya di
inginkan orang tua kita, dan jangan pula seperti Zahrana yang terlambat untuk
mewujudkan keinginan orang tuanya yang ingin melihatnya menikah karena
sang ayah meninggal sebelum sempat menyaksikan anaknya menikah.
Novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan orang tua,remaja,dan anak-
anak karena cerita bisa menjadi inspirsi bagi pembaca karena novel ini
memberikan pesan yang bernilai pendidikan, seperti pidato yang disampaikan
Zahrana ketika menerima penghargaan di Beijing. Kita harus bisa menjaga
lingkungan kita dengan baik. Jika sudah terjadi global warming kita tidak bisa
menyalahkan lapisan ozon yang bolong. Pencegahan global warming bisa kita
cegah mulai dari bentuk bangunan yang kita buat. Dalam membangun rumah
perlu diperhatikan ekosistemnya. Desain rumah pun haruslah memilih yang
ramah lingkungan seperti disain bangunan zaman dulu. Pagar-pagar tidak
menggunakan bahan kimia seperti semen ataupun kayu mati, tetapi
menggunakan tanaman hidup.