Disusun oleh:
DENY FIRDAUS
019.01.3661
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji syukur patut kita panjatkan kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“KETENAGAAN DIRUMAH SAKIT”
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas individu mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat terbuka dan menerima segala masukan, saran dan kritik yang bersifat
membangun sebagai upaya perbaikan dan pembelajaran yang lebih baik.
Deny Firdaus
2
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
a. LATAR BELAKANG..................................................................................................... 4
b. RUMUSAN MASALAH................................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 6
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................................... 20
a. KESIMPULAN ............................................................................................................... 20
b. SARAN ............................................................................................................................. 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penting untuk menciptakan sebuah organisasi yang baik, tetapi sama juga pentingnya
untuk menempatkan orang – orang yang tepat dalam berbagai pekerjaan. Kualitas para
pegawailah yang biasanya membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan sebuah
organisasi. Jika pegawai tidak mampu dibimbing oleh manajer, maka pastilah hasilnya akan
mengecewakan. Karena itu sangat penting, bahwa penunjukan staf dengan keahlian. Staffing
melibatkan pemeriksaan teliti “Screening” dan perkembangan personal untuk pekerjaan yang
pangkat, pemindahan, dan memensiunkan pegawai. Sebagian orang menganggap staffing suatu
fungsi manajer tersendiri, sedangkan yang lain menganggapnya sebagai sebuah bagian dari
fungsi pengorganisasian. Tanggung jawab untuk staffing sebuah organisasi terletak pada setiap
manajer. Penyusunan yang tepat akan menyebabkan pelaksanaan kegiatan berlangsung baik,
sehingga akan memudahkan seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Dengan mempelajari topik ini maka mahasiswa akan dapat memahami pentingnya penyusunan
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Pada dasarnya pembagian kerja dapat dibagi-bagi secara garis mendatar maupun garis tegak.
yaitu, pembagian kerja yang didasarkan atas penetapan garis-garis kekuasaan dan
menentukan tingkat yang membentuk bangunan organisasi secara tegak, pembagian kerja secara
yaitu, pembagian kerja yang didasarkan atas spesialisasi kerja. Pembagian kerja ini
membuat setiap tugas pekerjaan menjadi terperinci, sehingga semakin banyak pekerjaan yang
dapat dihasilkan dengan usaha yang sama melalui peningkatan efisiensi dan kualitas.
- Lebih mudah untuk memperinci kecakapan yang diperlukan untuk penyaringan atau tujuan
latihan.
setiap pekerja
- Akan lebih banyak keseragaman dalam produksi akhir karena setiap potongan selalu
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN TENAGA
Perencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang pemimpin
ditentukan oleh kualitas SDM. Hal ini berhubungan erat dengan bagaimana seorang pimpinan
Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Gilies 1994 meliputi hal hal sebagai
berikut:
keperawatan
keperawatan yang sesuai. Untuk lebih akuratnya selain perencanaan tenaga keperawatan, maka
✓ Rasio antara perawat dan klien didalam ruangan perawatan intensif adalah 1: 1 atau 1:2
✓ Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medikal bedah, kebidanan, anak dan psikiatri
6
✓ Rasio antara perawat dan klien shift pagi dan sore adalah 1:5 untuk malam hari du ruang rawat
B. KLASIFIKASI PASIEN
a. Self-care
pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri. Biasanya
dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
b. Minimal care
tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi. Biasanya dibutuhkan
waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
c. Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5
jam/24 jam.
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5
jam/24 jam.
e. Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24
jam.
7
Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut Donglas
(1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga kategori, yaitu perawatan
1. Perawatan minamal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian,
termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi
atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini adalah observasi tanda vital
dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status psikologis stabil, dan persiapan
2. Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan
minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu klien
dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley atau asupan
haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi tanda
vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube), menggunakan
terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang klien dalam kondisi
gelisah/disorientasi.
8
C. PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA
Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang akan
dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit. Beberapa pendekatan dapat digunakan
untuk memperkirakan jumlah staf yang dibutuhkan berdasarkan ketegori klien yang dirawat,
Perawatan mandiiri (self care) yaitu klien memerlukan bantuan minimal dalam
melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
Perawatan sebagian (partial care) yaitu klien memerlukan bantuan sebagian dalam
tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu misalnya pemberian obat intravena, mengatur
posisi, dsb
Perawatan total (total care) yaitu klien yang memerlukan bantuan secara penuh dalam
Perawatan intensif (intensive care) yaitu klien memerlukan obervasi dan tindakan
Cara menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk setiap unit sebagai berikut:
a) Rasio perawat klien disesuaikan dengan standart perkiraan jumlah klien sesuai data sensus
b) Pendekatan teknik industri yaitu identitas tugas perawat dengan menganalisis alur kerja
perawat atau work flow rata- rata frekuensi dan waktu kerja ditentukan dengan data sensus
9
c) Sistem approach staffing atau pendekatan sistem ketenagaan dapat menentukan jumlah
optimal yang sesuai dengan kategori perawat untuk setiap unit serta mempertimbangkan
perawatan tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan. Perkiraan jumlah tenaga dapat
ketergantungan klien. Rata- rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care
adalah berkisar 4-5 jam/klien/hari. Dalam Gillien 1994 waktu yang dibuthhkan untuk perawatan
Perkiraan jumlah tenaga juga dapat didasarkan atas waktu perawaan tidak langsung.
Berdasarkan penelitian perawatan di rumah sakit menyatakan bahwa rata- rata waktu yang
dibutuhkan untuk perawatan tidak langsung adalah 36 menit/ klien/ hari. Di pihak lain, menurut
Wolfe dan Yong (1965) dalam buku yang sama menyatakan sebesar 60 menit/klien/ hari.
Selain cara diatas, waktu pendidikan kesehatan dapat juga digunakan sebagai dasar
perhitungan kebutuhan tenaga. Menurut Gilies, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
Menghitung waktu yang dibuuhkan dalam perawatan klien per hari, perlu menjumlahkan ketiga
cara tersebut yaitu waktu perawatan langsung, waktu perawatan tidak langsung dan waktu
10
pendidikan kesehatan. Selanjutnya jumlah tenaga yang dibutuhkan dihitung berdasarkan beban
kerja perawat.
Hal- hal yang perlu dipertimbnagkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu:
a. Jumlah klien yang dirawat setiap hari/ bulan/ tahun di unit tersebut
f. Rata- rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan
Disamping itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi beban kerja perawat yaitu
masalah komunitas, bencana alam, kemajuan IPTEk, pendidikan konsumen, keadaan ekonomi,
keperawatan yang dibutuhkan untuk masing- masing unit. Metode penghitungan yang digunakan
yaitu metode rasio, metode Gilies, metode lokakarya keperawatan, metode di Thailanda dan
Metode rasio didasarkan surat keputusan menteri kesehatan nomor 262 tahun 1979, kebutuhan
tenaga didasarkan pada rasio tempat tidur yang tersedia di kelas masing- masing.
11
kelas C tempat tidur; tenaga medis = 9 : 1
Metode Gilies 1994 digunakan khusus untuk menghitung tenaga keperawatan dengan
Jumlah tenaga = (A x B x 365) : (hari libur 1 tahun x jam kerja per hari)
Keterangan :
Metode berikutnya yang dapat digunakan adalah metode lokakarya keperawatan (1989). Metode
ini juga dikhususkan untuk menghitung tenaga keperawatan dengan menggunakan rumus:
41 40
Metode keempat adalah metode Thailand dan Filiphina yang didasarkan pada jumlah jam
perawatan yang dibutuhkan per pasien, harm kerja efektif perawat dalam 1 tahun. Jumlah jam
perawatan per pasien terbagi dalam unit rawat map selama 24 jam yang terdiri dari penyakit
dalam (3,4 jam), bedah (3,5 jam), campuran bedah dan penyakit dalam (3,4 jam). Post partum (3
jam), bayi neonatus (2,5jam) dan anak (4jam) sehingga rata- rata jam perawatan yang dibutuhkan
12
per pasien selama 24 jam adalah 3 jam. Unit rawat jalan yang jam perawatan per pasiennya 0,5
jam. Kamar operasi untuk rumah sakit kels A dan B (5- 8 jam/24 jam) untuk RS tipe C dan D (3
jam) dan kamar bersalin 5-8 jam. Hari kerja efektif perawatan dalam 1 tahun (365 hari), jumlah
hari kerja non efektif dalam 1 tahun (jumlahan minggu 52 hari, libur nasional 12 hari dan cuti
bulanan 12 hari), jumlah hari efektif dalam 1 tahun yaitu 365- 76 = 289 hari. Dan jumlah hari
efektif perminggu 289/7 = 41 minggu. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun yaitu jam kerja
Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah anggota tim OK koreksi 25%
Selanjutnya dapat dihitung jumlah tenaga secara keseluruhan dan penjumlahan URI, URJ, KB,
OK
13
Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga adalah dengan
metode perhitungan ISN (indikator staff need). Dasar yang digunakan setiap metode ini adalah
beban kerja dari setiap unit atau institusi. Setiap unit harus memproyeksikan kegiatan atau
keluaran yang akan dihasilkan pada masa mendatang. Tida faktor yang mendasari formula ISN
yaitu:
Indikator ini merupakan pembilang dan sebagai faktor variabel dalam formula ISN yang
dihitung berdasarkan hasil pelksanaan yang dicapai oleh masing- masing kategori tenaga selama
1 tahun kalender. Untuk tenaga yang sama yang bertugas pada institusi yang berbeda akan
Bobot (weighting)
Kapasitas tenaga
Contoh:
Diketahui kondisi tenaga keperawatan disalah satu RS berdasarkan laporan tahunan tahun 2010
sebagai berikut: bagian UPI rata- rata per hari 2,6 bagian bedah rata- rata per hari 44,7 bagian
non bedah/non UPI rata- rata pasien per hari sebesar 211,3
Ditanyakan berapa tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bagian UPI, bagian bedah dan
Jawab:
Asumsi A (jumlah jam kerja tenaga keperawatan per hari) untuk bagian UPI adalah 7 jam dan B
(jumlah pasien rata- rata per hari ) adalah 2,6; A bedah 5 jam dengan B 44,7 dan A non bedah/
14
Hari sabtu minggu 104 hari
Jadi kebutuhan tenaga perawat untuk masing- masing bagian adalah sbb:
Dengan demikian jumlah kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di rumah sakit
Penyusunan jadwal dinas merupakan tanggung jawab kepala ruang atau pengawas tetapi
lebih diutamakan kepala ruang karena lebih mengetahui tingkat kesibukan ruangan dan
karakteristik stafnya. Hal ini akan memudahkan dalam menerapkan orang yang tepat untuk
Prinsip penyusunan jadwal hendaknya memenuhi beberapa prinsip diantaranya harus ada
kesinambungan antara kebutuhan unit kerja dan kebutuhan staf. Misalnya kebutuhan staf untuk
rekreasi, memperhatikan siklus jadwal penugasan yang sibuk dan tidak sibuk, berat dan ringan,
harus dilalui oleh semua staf yang terlibat dalam rotasi serta staf yang mempunyai jam kerja
yang sama. Prinsip berikutnya yaitu setiap staf harus terlibat dalam siklus atau rotasi pagi- sore-
malam; metode yang dipakai harus sesuai dengan kuantitas dan kualitas staf dalam suatu unit
15
kerja; siklus yang digunakan mengikuti metode penugasan yang dipakai dan setiap staf harus
Berdasarkan prinsip tersebut, dapat diperkirakan formulasi jumlah staf pada setiap shiftnya.
Pendekatan tersebut dapat dilihat dari karakteristik staf yang ada dalam tim. Modifikasi tugas
mingguan meliputi:
1) Total jam kerja per minggu adalah 40 jam dengan 10 jam per hari dan 4 hari kerja per
minggu. Pada metode ini terjadi tumpang tindih kurang lebih 6 jam per 24 jam. Dimana
jam- jam tersebut dapat dipergunakan untuk ronde keperawatan, penyelesaian rencana
keperawatan atau kegiatan lainnya. Kelemahan cara ini adalah memerlukan staf yang
banyak.
2) Perincian 12 jam dalam satu shift yaitu 3 hari kerja, 4 hari libur dan 4 hari kerja. Sistem ini
sama dengan sistem yang pertama yang membutuhkan tenaga yang banyak.
3) Perincian 70 jam dalam 2 minggu yaitu 10 jam per hari (7 hari kerja dan 7 hari libur)
4) Sistem 8 jam per hari dengan 5 hari kerja per minggu. Sistem ini lebih banyak disukai
karena mengurangi kelelahan staf dan produktivitas staf tetap dapat dipertahankan.
1. In service education
Pendekatan yang dilakukan adalah bagaimana staf akan terlibat dalam proses
16
diberikan kepada klien. Hal demikian dapat dilakukan baik di dalam maupun diluar
rumah sakit.
2. Orientasi
Program ini diberikan kepada staf yang baru atau sebaliknya untuk mengenalkan tugas-
tugas yang harus dilakukannya atau mengetahui adanya perkembangan teknologi di bidang
kesehatan.
3. Job training
Dilakukan melaui program pelatihan bagi staf sesuai bidang penugasannya atau job
tertentu
Program ini merupakan program berkelanjutan sesuai dengan sistem pendidikan formal
yang berlaku yaitu sistem pendidikan tinggi bagi perawat selaras dengan statusnya sebagai insan
profesi. Sesuai dengan kebutuhan pengembangan, seluruh perawat layak untuk mengikuti
program ini dengan pertimbangan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada
5. Pelatihan kepemimpinan
Hakekatnya semua perawat adalah pemimpin. Oleh sebab itu ia perlu mengembangkan
6. Pengembangan karier
Staf mempunyai hak atas pengembangan karirnya sesuai dengan sistem yang
pengembangan masing- masing stafnya serta melihat semua itu sebagai upaya
kerja
17
7. Studi banding
Unit kerja satu dengan yang lain ternyata bersifat kompetitif. Oleh sebab itu
bukan tidak mungkin unit kerja lain mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan unit
kerja sendiri. Rencana untuk tukar pengalaman dan institusi atau unit kerja lain perlu
prestasi kerja. Bentuk lain yang sekarang sedang menjadi tren aalah melalui kegiatan
8. Penilaian kinerja
Seluruh staf diberikan penilaian atas kinerjanya melalui sistem penilaian yang
Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap staf
melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dengan target waktu tertentu (waktu,
materi, ketrampilan). Pelaksanaan dan program ini adalah melalui kepanitiaan atau
Harus diakui bahwa rumah sakit lain yang memiliki nilai lebih harus menjadi
target untuk mencari serta menambah ilmu. Program ini dilaksanakan sesuai dengan
Program ini perlu dilaksanakan selaras dengan keperawatan sebagai profesi yang
telah, tengah dan terus dikembangkan. Produk kelompok kerja ini adalah hasil diskusi
18
pengembangan keperawatan, karya tulis dan prosedur tetap, materi buku ajar, temu
Konsep kerja tim ini masih banyak kendala dalam pelaksanaanya, namun semua
komponen dalam tim tersebut perlu mengidentifikasi semua masalah di lapangan yang
dilakukan oleh semua profesi kesehatan yang terlibat. Staf keperawatan dengan otonomi
dan kemandiriannya harus lebih proaktif dalam membangun pelaksanaan kerja tim dalam
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sulit untuk menciptakan sebuah organisasi atau perusahaan yang dapat mengoptimalkan
kerja nya tanpa adanya fungsi staffing yang baik, sebagai contoh banyak perusahaan yang failied
Menurut Luther Gullick “ fungsi manajemen yang baik harus lah memiliki Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting and budgeting ”. Sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa fungsi staffing tidak dapat di pisahkan dari aktivitas perusahaan
meskipun ada perbedaan pendapat yang menyatakan bahwa Sebagian orang menganggap staffing
suatu fungsi manajer tersendiri, sedangkan yang lain menganggapnya sebagai sebuah bagian dari
fungsi pengorganisasian.
B. SARAN
Bertolak dari strategi dalam Manajemen Staffing ,maka penyusun memberikan saran
sebagai berikut :
- Patuhilah segala aturan/tips-tips dalam manajemen staffing sebagai landasan dalam meniti
- Banyaklah belajar dari seorang yang sudah terbukti mampu menangani masalah ini,karena
20
DAFTAR PUSTAKA
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th.
Ed,. Mosby year book, Inc.
21