Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan karena kami telah dapat menyelesaikan makalah Kimiayang
berjudul “Asam Benzoat”. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas semester I mata
kuliah Kimia Dasar I, dimana bertujuan supaya mahasiswa lebih memahami dan menjadi
aktif dalam penguasaan materi.

Makalah ini berisi tentang berbagai informasi tentang bahan pengawet asam benzoat yang
banyak ditemukan dalam produk makanan dan minuman. Hal-hal yang kami bahas antara
lain struktur kima, reaksi kimia, ciri-ciri produk, dan analisis baik kualitatif maupun
kuantitatif dari asam benzoat.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas terselesaikannya
makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum cukup sempurna. Untuk itu
kami memohon saran dan dukungan serta kritik dari seluruh pembaca supaya dapat dijadikan
pertimbangan dalam memperbaiki makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat memberi cukup informasi tentang asam benzoatdengan


beberapa penjelasannya sehingga dapat dijadikan acuan bagi pembaca.

Mataram, Desember 2013

                                                                                                       Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul............................................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................1

A.    Latar Belakang...............................................................................................................1

B.     Rumusan Masalah..........................................................................................................1

C.     Tujuan.............................................................................................................................1

Bab II Pembahasan....................................................................................................................2

Bab III Penutup..........................................................................................................................9

A.    Kesimpulan....................................................................................................................9

Daftar Pustaka..........................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

      Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16 destilasi kering setah kemenyan
pertama kali dideskripsikan oleh nostraelamus (1556) dan selanjutnya oleh alekus
podemontanus (1560) dan Blasse de Visenese (1596). Sustu von liebis dan friederich weihler
berhasil menentukan struktur asam benzoat pada tahun 1832, mereka yang meneliti
bagaimana asam hipurat berhubungan dengan asam benzoat.

      Asam benzoat ( C7H6O2/C6H5COOH) adalah padatan Kristal berwarna putih dan


merupakan asam karboksilat aromatic yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari
sam benzoin (setah kemenyan), yang terdahulu merupakan satu-satunya sumber asam
benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan.
Asam benzoat adalah precursor yang penting dalam sistesis banyak bahan-bahan kimia
lainnya.

B.     Rumusan Masalah

a.      Apa pengertian dari asam benzoat?

b.      Bagaimana sejarah dari asam benzoat?

c.       Bagaimana struktur kimia asam benzoat?

d.      Apa reaksi kimia asam benzoat dalam makanan?

e.      Apa ciri-ciri makanan yang mengandung asam benzoat?

C.     Tujuan

a.      Mengetahui pengertian dari asam benzoat

b.      Mengetahui sejarah dari asam benzoat


c.       Mengetahui struktur dari kimia asam benzoat

d.      Mengetahui reaksi kimia asam benzoat dalam makanan

e.      Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung asam benzoat

BAB II PEMBAHASAN

A.    Sejarah Asam Benzoat

Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Distilasi kering getah kemenyan
pertama kali dideskripsikan oleh Nostradamus (1556), dan selanjutnya oleh Alexius
Pedemontanus (1560) dan Blaise de Vigenère (1596).

Justus von Liebig dan Friedrich Wöhler berhasil menentukan struktur asam benzoat pada


tahun 1832.  Mereka juga meneliti bagaimana asam hipurat berhu-bungan dengan asam
benzoat.

Pada tahun 1875, Salkowski menemukan bahwa asam benzoat memiliki akti-vitas anti
jamur. 

B.     Pengertian Asam Benzoat

Penggunaan pengawet Benzoat dimaksudkan untuk mencegah kapang dan bakteri. Benzoat
sejauh ini dideteksi sebagai pengawet yang aman. Di AS, benzoat termasuk senyawa kimia
pertama yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini digolongkan dalam Generally
Recognized as Safe (GRAS). Bukti-bukti menunjukkan pengawet ini mempunyai toksisitas
yang sangat rendah terhadap hewan maupun manusia. Ini karena hewan dan manusia
mempunyai mekanisme detoksifikasi benzoat yang efisien.

Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan. Dan sering
digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini
menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan
keasaman dari urin. Batas atas benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika
Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negara-
negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5%. Sedang di Indonesia, berdasarkan
Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/ Menkes/Per/X/1999 batas maksimal
penggunaan asam benzoat dan natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap
1 kg bahan makanan.

Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat dengan sodium
hidrosida. Dunia mulai memproduksi sodium benzoat tahun 1997 yang diperkirakan sekitar
55000-60000 ton. Produsen sodium benzoat terbesar adalah Netherlands, Estonia, Amerika
Serikat, dan Cina. Walaupun tidak disosialisasikan asam benzoat agen yang efektif untuk
antimikrobia untuk tujuan pengawetan, sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaannya
karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan asam benzoat. Asam benzoat dan sodium
benzoat atau yang dikenal dengan Natrium benzoat (C6H5COONa) secara luas dapat
diterapkan sebagai bahan pengawet dalam sejumlah produk yang dikonsumsi oleh manusia.

Penggunaan asam benzoat pada produk pangan antara lain pada minuman buah-buahan segar,
squash buah-buahan, sirup, minuman bersoda/soft drink, bir, cita rasa buah-buahan imitasi,
kecap, acar timun botol, margarin, selai dan saus. Sedangkan Kalium benzoat dan sodium
benzoat biasa digunakan pada margarin, selai nanas, apriket yang dikeringkan, jelli, sirup,
saus tomat, anggur, dan minuman beralkohol lainnya. Sodium benzoat juga digunakan dalam
pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0% dalam larutan obat) dan
mengobati cara hidup dalam perlakuan dari pasien dengan peredaran urea enzymopathies.

Efektifitas (daya guna) asam benzoat berkurang jika makanan mengandung lemak. Efektifitas
benzoat bertambah jika bahan banyak mengandung garam dapur (NaCl) dan gula pasir.
Penambahan senyawa belerang (SO2) atau senyawa sulfit (SO3-2 ) dan gas karbon (CO2) dapat
meningkatkan efektifitas senyawa benzoat dalam menghambat pertumbuhan
mikroba.  Senyawa benzoat dapat digunakan pada makanan dan minuman pada konsentrasi
400 sampai 1000 mg per kg bahan. Untuk keperluan pengolahan saus ini, jumlah asam atau
sodium benzoat yang digunakan adalah 8 gram.

Asam benzoat termasuk salah satu jenis zat pengawet organik. Zat pengawet organik lebih
banyak dipakai daripada yang organik karena bahan ini lebih mudah dibuat dan dipakai
dalam bentuk asam maupun garamnya seperti asam sorbat, asam propionat, asam benzoat dan
asam asetat.
Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, asam benzoat juga berperan sebagai antioksidan
karena pada umumnya antioksidan mengandung struktur inti yang sama, yaitu mengandung
cincin benzen tidak jenuh disertai dengan gugus hidroksil atau gugus amina. Antioksidan
dapat menghambat setiap tahap proses oksidasi, dengan penambahan antioksidan maka
energi persenyawaan aktif ditampung oleh antioksidan sehingga reaksi oksidasi berhenti.

C.    Struktur Kimia Asam Benzoat

Nama lain        : Asam benzenakarboksilat, Karboksibenzena, E210, Asam drasiklik

Rumus Molekul      : C6H5COOH atau C7H6O2

Struktru           : 

Struktur kristal Monoklinik

Bentuk molekul Planar

Momen dipol 1,72 D dalam Dioksida

Sifat Kimia      :

Rumus molekul C6H5COOH

Massa molar 122,12 g/mol

Penampilan Padatan kristal tak berwarna

atau jarum putih

Bau Sedikit berbau benzaldehid atau


benzoin

Densitas 1,32 g/cm3, padat

Titik leleh 122,4 °C (395 K)

Titik didih 249 °C (522 K)


Kelarutan dalam air Terlarutkan (air panas)
3,4 g/l (25 °C)

Kelarutan dalam THF, etanol, metano THF 3,37 M, etanol 2,52 M,


l metanol 2,82 M

Keasaman (pKa) 4,21

Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih


dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal
dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam
benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan.
Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia
lainnya.

Asam benzoat diproduksi secara komersial dengan oksidasi parsial toluenadengan oksigen.


Proses ini dikatalisis oleh kobalt ataupun mangan naftenat. Proses ini menggunakan bahan-
bahan baku yang murah, menghasilkan rendemen yang tinggi, dan dianggap sebagai ramah
lingkungan.

Asam benzoat sangatlah murah dan tersedia secara meluas, sehingga sintesis laboratorium
asam benzoat umumnya hanya dipraktekkan untuk tujuan pedagogi. Ia umumnya diajarkan
kepada mahasiswa universitas.

Untuk semua metode sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air,
karena asam benzoat larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin.
Penghindaran penggunaan pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen ini aman.
Pelarut lainnya yang memungkinkan meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium, dan
campuran etanol dan air.

Dengan hidrolisis

Sama seperti nitril ataupun amida lainnya, benzonitril dan benzoamidadapat dihidrolisis


menjadi asam benzoat ataupun basa konjugatnya dalam keadaan asam maupun basa.

Dari benzaldehida
Disproporsionasi benzaldehida yang diinduksi oleh basa dalam reaksi Cannizzaro akan
menghasilkan sejumlah asam benzoat dan benzil alkohol dalam jumlah yang sama banyak.
Benzil alkohol kemudian dapat dipisahkan dari asam benzoat dengan distilasi.

Dari bromobenzena

Bromobenzena dapat diubah menjadi asam benzoat dengan "karbonasi" zat


anatara fenilmagensium bromida:

C6H5MgBr + CO2 → C6H5CO2MgBr

C6H5CO2MgBr + HCl → C6H5CO2H + MgBrCl

Dari benzil alkohol

Benzil alkohol dapat direfluks dengan kalium permanganat ataupun oksidator lainnya dalam
air. Campuran ini kemudian disaring dalam keadaan panas untuk memisahkan mangan
dioksida, dan kemudian didinginkan untuk mendapatkan asam benzoat.

Pembuatan secara historis

Proses industri pertama melibatkan reaksi antara benzotriklorida(triklorometil benzena)


dengan kalsium hidroksida dalam air, menggunakan besisebagai katalis. Kalsium
benzoat yang dihasilkan kemudian diubah menjadi asam benzoat dengan menggunakan asam
klorida. Produk proses ini mengandung turunan asam benzoat yang terklorinasi dalam jumlah
yang signifikan. Oleh karena itu, asam benzoat yang digunakan untuk konsumsi manusia
didapatkan dari distilasi getah kemenyan. Pada zaman sekarang, asam benzoat yang
digunakan untuk konsumsi diproduksi secara sintetik.

D.    Reaksi Kimia Asam Benzoat dalam Makanan

                        Penggunaan asam benzoat dibatasi dalam hampir semua produk buah-buahan


dan sering digunakan bersama-sama dengan belerang dioksida. Asam benzoat lebih efektif
terhadap khamir dan bakteri daripada kapang pada konsentrasi di atas 25 mg/l. Asam yang
tidak terurai akan menghambat pertumbuhan kapang.

                        Asam benzoat akan ditolak pada konsentrasi di atas 400 mg/l dan tidak
mempunyai pengaruh pada pencoklatan enzimatik dan non-enzimatik. Walaupun demikian,
asam ini tidak bergabung dengan komponen-komponen bahan pangan seperti halnya belerang
oksida dan tidak mempunyai pengaruh terhadap pengkaratan kaleng.

                        Aktivitas optimum terjadi antara pH 2,5 dan 4. Pengaruh pH pada penguraian


asam-asam benzoat terlihat pada tabel di bawah ini :

            Pengaruh pH pada Penguraian Asam-asam Benzoat

pH % Asam Benzoat yang Tidak Terurai

3 94
4 60
5 13
6 1,5
7 0,15

                        Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan


bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat
patogen yang dapat menyebabkan gangguan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya
maupun mikroba non-patogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan. Namun
dari sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan
asing yang masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian jenis
pengawet dan dosisnya tidak diatur maka menimbulkan kerugian bagi si pemakai, misalnya,
keracunan atau terakumulasinya pengawet dalam organ tubuh.

                        Efek asam benzoat dan garamnya (Ca, K, dan Na benzoat) terhadap kesehatan.
Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzim syntetase dan pada
reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase.Asam hipurat yang dibentuk dan diproses
dari dalam hati, kemudian diekskresikan melalui urin. Jadi, dalam tubuh tidak terjadi
penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak diekskresi sebagai asam hipurat
dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan diekskresi melalui urin.
Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam
benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung.

                        Dilaporkan bahwa pengeluaran senyawa ini antara 66-95% jika benzoat


dikonsumsi dalam jumlah besar. Sampai saat ini benzoat dipandang tidak memiliki efek
teratogenik (menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi melalui mulut dan juga tidak
mempunyai efek karsinogenik.

E.     Ciri-Ciri Makanan yang Mengandung Asam Benzoat

            Pengawet dari senyawa benzoate biasa digunakan dalam bentuk asam benzoat
(C6H5COOH) atau garamnya (sodium benzoat dan kalsium benzoat). Asam benzoat larut
dalam air (21,0 gram per liter). Dalam bentuk garam sodium benzoat kelarutannya adalah 660
gram per liter dan dalam bentuk kalsium benzoat adalah 40 gram per liter. Di pasaran,
biasanya senyawa benzoat tersedia dalam bentuk sodium benzoat dan kalsium benzoat. Yang
paling banyak adalah sodium benzoat. Senyawa benzoat dapat menghambat pertumbuhan
kapang dan khamir, bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora dan bakteri bukan
pembusuk.

            Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi
benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat
digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, pikel, saus sari buah dan sirup.

            Ciri makanan yang mengandung Natrium Benzoat :

         ada zat pewarna

         sedikit berbau

         berasa payau

         pada pemanasan yang tinggi akan meleleh, lalu terbakar

         menghasilkan zat asam


BAB III PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Jadi dapat disimpulkan bahwa Asam benzoat ( C7H6O2/C6H5COOH) adalah padatan
Kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatic yang paling
sederhana. Penggunaan asam benzoat dibatasi dalam hampir semua produk buah-buahan dan
sering digunakan bersama-sama dengan belerang dioksida. Pengawet dari senyawa benzoate
biasa digunakan dalam bentuk asam benzoat (C6H5COOH) atau garamnya (sodium benzoat
dan kalsium benzoat). Asam benzoat larut dalam air (21,0 gram per liter). Dan ciri makanan
yang mengandung Natrium Benzoat :

         ada zat pewarna

         sedikit berbau

         berasa payau

         pada pemanasan yang tinggi akan meleleh, lalu terbakar

         menghasilkan zat asam

DAFTAR PUSTAKA
http://dokter-wonglu-idiot.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat

http://setyawahyu93.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Uji Kualitatif Asam Benzoat

1.      Uji dengan FeCl3

            Sampel larutan (teh botol) sebanyak 50 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml
tambah 10 ml NaOH 10% agar bersifat basa dan larutan NaCl jenuh (30 gram ml dalam 100
ml air), tepatkan tanda kocok dan biarkan selama 2 jam, kemudian saring dengan kertas
saring.
            Sebanyak 50 ml filtrat masukkan ke dalam corong pisah 250 ml, asamkan dengan HCl
(1:3) berlebih, kemudian ditambahkan 10-15 ml eter lalu kocok. Lapisan eter ditampung
dalam labu erlenmeyer 50 ml, kemudian diuapkan di atas penangas air. Larutkan residu
dengan pemanasan dan tambah beberapa pengujian NH4OH sampai basa, dan hilangkan
kelebihan NH3 dengan penguapan, kemudian tambah beberapa pengujian FeCl3 5% netral.
Apabila terbentuk endapan jingga kekuningan berarti benzoat positif.

Reaksi : 3C6H5COO- + 2Fe3+ + 3H2O (C6H5COO)3Fe.Fe(OH)3 ↓ + 3H+

2.      Dengan cara destilasi uap

Sampel diekstrak ke dalam eter dari larutan asam dan diuji dengan TLC atau
spektrofotometer UV.

Cara kerja :

Timbang sebanyak 25-50 gram sampel dan destilasi dengan destilasi uap dengan menambah
sebelumnya 100 gram magnesium sulfat dan 100 ml H2SO4 1M, lakukan destilasi selama 30
menit sehingga didapat destilat yang ditampung dalam labu yang berisi 10 ml larutan natrium
hidroksida 1M. Panaskan labu yang mengandung sampel sehingga berwarna. Tambahkan 15
ml H2SO4 1M dan destilat dilarutkan sampai 500 ml, masukkan 100 ml ekstrak (destilat)
dalam 25 ml dietileter dalam masing-masing 3 erlenmeyer dan diekstrak, hasil ekstrak
digabung dan dicuci dengan akuades dan dikeringkan dengan Na2SO4 kemudian dievaporasi
sehingga volume menjadi sedikit. Sebanyak 20 mikroliter atau kurang ditotolkan pada plat
TLC silika gel dengan pembanding asam benzoat murni. Sebagai fase gerak campuran
etanol-amoniak sehingga batas elusi 10 cm. Keringkan dan semprot dengan reagen FeCl 3-
Peroksida yang dibuat segar (2% FeCl, dalam 100 ml H2O2 0,5%). Bandingkan harga Rf dari
sampel dan pembanding.

3.      Dengan menentukan Rt (retention time) dari sampel dan bandingkan dengan


pembanding.

E. Uji Kuantitatif Asam Benzoat

1.      Titirimetri tanpa pemanasan (SNI,1992,SII,1997 dan AOAC ,1995)

Persiapan cantoh :

Contoh bentuk semi padat atau padat, homogenkan contoh berupa padatan atau semi padatan
(haluskan). Pindahkan 150 ml atau 150 gram ke dalam labu 500 ml, tambahkan NaCl jenuh
secukupnya, buat alkalis terhadap kertas lakmus dengan NaCl 10% atau dengan suspensi
Ca(OH)2 (1 bagian Ca(OH)2 dalam 3 bagian air. Encerkan sampai tanda batas dengan larutan
NaCl jenuh, kocok berulang kali. Biarkan selama 2 jam, kocok berulang kali dan saring. Jika
contoh mengandung banyak lemak, bagian yang saringannya terkontaminasi dengan lemak,
ditambah beberapa ml larutan NaOH 10% ke dalam saringan. Ekstraksi dengan ether sebelum
dilanjutkan ke cara kerja.

Tambahkan 15 gram NaCl halus ke dalam labu ukur 500 ml ,bilas dengan larutan jenuh NaCl
15 ml. Buat larutan jenuh. Buat sedikit alkalis terhadap kertas lakmus dengan penambahan
NaOH 10%, encerkan dengan NaCl jenuh  sampai tanda batas. Biarkan selama 2 jam dan
kocok berulang kali. Saringlah dengan kain kassa.

a)      Jeli dan jam

Hancurkan 150 gram contoh di dalam 300 ml larutan NaCl jenuh. Tambahkan 15 gram NaCl
yang telah dihaluskan. Buat alkalis terhadap kertas lakmus dengan suspensi
Ca(OH)2 . Pindahkan ke labu ukur 500 ml dan encerkan dengan NaCl jenuh. Biarkan 2 jam,
kocok berulang kali dan jika perlu disaring.

b)      Sari apel yang mengandung alkohol dan produk yang sama

Buat 150 ml contoh menjadi alkalis terhadap lakmus dan uapkan pada penangas air sampai
100ml. Pindahkan ke dalam labu ukur 250 ml, tambahkan NaCl jenuh, biarkan selama 2 jam
dan kocok berulang kali kemudian saringlah.

c)      Ikan asin atau ikan yang dikeringkan

Cuci 50 gram contoh yang telah dihaluskan ke dalam labu ukur 500 ml. Buat sedikit alkalis
terhadap lakmus dengan NaOH 10% dan encerkan dengan air sampai batas volume. Biarkan
selama 2 jam, kemudian kocok berulang kali dan saringlah. Pipet 30 gram NaCl yang telah
dihaluskan untuk setiap 100 ml larutan. Kocok dengan larutan NaCl jenuh. Kocok sampai
homogen, saring protein/bahan lain yang mengendap.

2.      Ekstraksi dan titrimetri (SNI,1992,SII,1979 dan AAC,1995)

Cara kerja :

a)      Pipet 100-200 ml saringan sampel masing-masing di atas dimasukkan ke dalam corong


pisah dan asamkan dengan HCl (1:3), cek dengan lakmus, kemudian tambahkan lagi 5 ml
HCl (1:3) berlebih. Untuk ikan asin proteinnya diendapkan dalam suasana asam, tetapi
penyiapan contoh tidak menggunakan ekstraksi.

b)      Ekstraksi hati-hati dengan penambahan kloroform berturut-turut sebanyak 70 ml, 40 ml,


dan 30 ml. Untuk mencegah emulsi, kocok hati-hati menggunakan gerak putar. Lapisan
kloroform biasanya dapat dipindahkan dengan cepat setelah membiarkan beberapa menit.
Bila terbentuk emulsi, pecahkan dengan mengaduknya menggunakan batang pengaduk
dengan memindahkan ke dalam corong pemisah lain dan kocok 2 atau 3 kali yang
berlawanan arah dari ujung corong pemisah yang satu ke ujung yang lainnya atau
memusingnya beberapa menit.

c)      Pindahkan hasil ekstraksi kloroform yang telah dikumpulkan dalam cawan penguap
porselin, bilas wadah beberapa kali dengan kloroform dan uapkan suhu kamar dalam aliran
udara kering.

d)     Hasil ekstraksi dapat dipindahkan, dapat juga dipindahkan dari corong pemisah ke
erlemeyer 300 ml dan bilas corong pemisah 3 kali dengan 10 ml kloroform suling pelan-pelan
pada suhu kamar (rendah) sampai ¼ volumenya.

e)      Pisahkan residu ke porselen, bilas 3 kali dengan 10 ml kloroform dan uapkan sampai
kering pada suhu kamar dengan mengaliri udara kering. Keringkan residu semalam dalam
eksikator.  Larutkan residu asam benzoat dalam 30-50 ml alkohol, netralkan terhadap
indikator PP, tambahkan air ¼ volume dan beri 2 pengujian PP (phenol ptalein).

f)       Titrasi dengan NaOH 0,05 N.

Perhitungan :

1ml 0,05 N NaOH = 0,0072 gram natrium benzoat anhidrat untuk asam dan garam lainnya
dapat dihitung.

Catatan : penggunaan kloroform dapat diganti dengan dietileter.

Reaksi : C6H5COOH + NaOH à C6H5COONa + H2O

Metode titrasi, melalui ekstraksi memakai alat perforator ( khusus untuk contoh-contoh yang
berwarna )

Cara kerja :

a)      Hubungkan erlemeyer bertutup asah yang berisi batu didih dengan perforator.

b)      Timbang 5 gram contoh yang telah dihomogenkan, tambah 5 ml HCl 25% dan aduk
rata.

c)      Masukan ke dalam perforator dengan menggunakan corong bertangkai panjang bila


contoh berserat saring dengan kapas.

d)     Bilas corong dengan menggunakan air panas, cairan contoh diusahakan tidak melebihi
dari 1/3 tinggi isi perforator.

e)      Panaskan di atas pemanas listrik dan ekstraksi selama 6 jam, kemudian dinginkan.

f)       Pindahkan lapisan benzen ke dalam erlemeyer dengan cara mendrongnya dengan air
yang diisi melalui mulut perforator.
g)      Pindahkan lapisan benzen ke labu kocok, tambahkan 25 ml air dan kocok sampai bebas
asam.

h)      Pindahkan benzen ke dalam erlemeyer asal.

i)        Tambah beberapa tetes PP dan titrasi dengan NaOH 0,1 N

Perhitungan :

Asam benzoat (mg/kg) = V x N x 122 x 1000 / W

Keterangan:

W     =  Bobot cuplikan

N      =  Normalitas NaOH

V      =   Volume NaOH 0,1 N yang diperlukan untuk pentiteran contoh (ml)

4.      Spektrofotometri UV ( AOAC,1995; SNI, 1992; SII,73 dan 79 )

Digunakan untuk produk tomat, jam, jeli, minuman ringan yang mengan-dung sejumlah
alkohol, minuman ringan, sari buah, dan tidak untuk produk padat.

Cara kerja :

a)      Homogenkan dulu sampel, lalu transfer 10 gram atau 10 ml pada corong pemisah dan
larutkan dalam larutan NaCl jenuh. Larutan dibuat asam dengan menambahkan larutan HCl
0,1%. Siapkan larutan asam benzoat dalam eter yang mengandung 20; 40; 60; 80; 100; 120
mg/l. Lakukan pemeriksaan absorbans (A) dari larutannya dengan panjang gelombang di
antara interval 265-280 nm pada setiap satu interval. Plotkan antara absorbans terhadap
konsentrasi.

b)      Ekstraksi sampel dengan 70, 50, 40, 30 ml bagian eter, kocok dan pisahkan bagian eter,
cuci dengan HCl 0,1 % dan ambil ekstrak eternya. Kemudian ekstraksi lagi bagian eter
dengan NH4OH 0,1% dan buang bagian eternya. Gabungkan ekstrak amoniak ini dan
netralkan dengan HCl. Larutan berasam ini di ekstrak lagi dengan 70, 50, 40, 30 ml eter.
Setelah dipisah, ekstrak eter dilarutkan dengan eter sampai mencapai volume 200 ml dan
diukur absorbansnya, kemudian diplotkan dengan kurva standar untuk menentukan kadar
asam benzoatnya. Untuk garamnya, hitung berdasarkan berat molekulnya.

5.      Kromatografi gas (AOAC, 1995 )

Diperlukan untuk sari apel, pasta almond, ikan, makanan yang kaya akan protein dan
karbohidrat.
Cara kerja :

a)      Buat larutan standar asam benzoat dengan konsentrasi 200, 400, 600, 800, 1000 µg/ml.

b)      Persiapan sampel : homogenkan sampel dengan peng-homogen mekanik sampai


homogen.

c)      Ekstraksi : masukan sebanyak 5 gram sampel homogenkan dalam tabung sentrifus 30


ml larutan standar internal (250 mg asam penilasetat dan 250 mg asam kaproat dalam 100 ml
larutan KOH air 3%) ; 1,5 ml H2SO4 (1:5), 5 gram pasir dan 15 ml eter. Kocok dengan
pengocok mekanik selama 5 menit, sentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 1500 rpm.
Pindahkan lapisan eter dengan pipet dalam labu pemisah 250 ml. Ulangi ekstraksi 2 kali. Fase
eter digabung dua kali dari ekstraksi tadi, digabung dan ditambahkan 15 ml 0,5 N NaOH dan
10 ml larutan NaCl jenuh. Lapisan air masukkan dalam tabung pemisah 250 ml, tambahkan 2
pengujian methyl orange dan di asamkan sampai pH 1 dengan HCl (1:1), ekstrak dengan
CH2Cl2 75 dan 50 ml, kocok. Bila emulsi terbentuk, tambahkan 10 ml NaCl jenuh. Keringkan
ektrak CH2Cl2 dengan penyaringan yang mengandung 15 gram Na2SO4 anidrat dalam botol
beralas dan evaporasi pada 400C.

d)     Derivatisasi dan lakukan kromatografi gas

Tambahkan sebanyak 10 ml CHCL3 dalam hasil evaporasi dalam labu bulat tadi, kocok


selama 2 menit. Transfer 1 ml CHCL3 dalam tabung reaksi 8 ml yang mempunyai penutup
teflon, kemudian 0,2 ml silylating agent, sumbat labu dan panaskan di oven atau direndam
dalam penangas air selama 60 menit, injeksikan secara duplo dalam kromatografi gas. Ukur
puncak tertinggi perbedaan antara 2 puncak duplo sekitar <5%, plot berat vs masing2 puncak
tertinggi.

Perhitungan :

Asam benzoat (mg/kg) = (y-a)/b x (W”xW) x 1000

a     =   intersep

b     =   slop kurva standar

y     =   pembanding masing-masing puncak asam benzoat /standart intenal

W   =   berat sampel

W” =   berat standar internal dalam mg

Kemudian hitung kadar sebagai garam.

6.      Metode HPLC ( Perfetti,et,al.,1981,OAOC,1995 )

Eluen asam asetat - metanol, seperangkat HPLC dengan kolom µ-Bondapa CN waters dan
jenis Detektor UV dengan panjang gelombang yang bervariasi.
Pereaksi :

Asam benzoat, metanol pro HPLC, asam sitrat, dan asam asetat glasial.

Persiapan contoh:

a)      Contoh bentuk padat atau semipadat

Homogenkan contoh berupa padatan atau semipadat 9haluskan). Pindahkan 150 ml atau 150
gram ke dalam 500 ml, tambahkan NaCl jenuh secukupnya,buat alkalis terhadap kertas
lakmus dengan larutan NaOH 10% atau dengan suspensi Ca(OH) 2 (1 bagian Ca(OH)2 dalam 3
bagian air). Encerkan sampai tanda dengan larutan NaCl jenuh, kocok berulang kali. Biarka
selama 2 jam, kocok berulang kali dan saring jika contoh mengandung banyak lemak, bagian
yang saringannya terkontaminasi oleh lemak ditambahkan beberapa ml larutan NaOH 10%
ke dalam saringan. Ekstrasi dengan eter sebelum dilanjutkan ke cara kerja.

b)      Kecap

Tambahkan 15 gram NaCl halus ke dalam labu ukur 500 ml, bilas dengan larutan jenuh NaCl
150 ml. Buat larutan sedikit alkalis terhadap lakmus dengan penambahan NaOH 10%,
encerkan dengan NaCl jenuh sampai tanda batas biarkan selama 2 jam dan kocok berulang
kali. Saring dengan kain kasa.

Cara kerja :

a)      Persiapan analisis

Khusus untuk contoh beberapa jus/ sari buah atau sejenisnya, saring terlebih dahulu dengan
membran filter dan encerkan secukupnya dengan larutan asam nitrat 1%.

b)      Persiapan standart

Buat larutan masing-masing 6,91 mg asam benzoat dengan asam sitrat 1% dalam labu ukur
50 ml.

c)      Encerkan larutan diatas sebanyak 15 kali, 12 kali, 10 kali, 8 kali, 4 kali, hingga
diperoleh konsentrasi yang berbeda untuk kalibrasi.

d)     Buat kurva kalibrasi dengan menyuntikkan 10 µl larutan dari standart dari setiap
konsentrasi yang berbeda.

Kolom                               : µ-Bondapak CN waters dan sejenisnya       

Eluen                                 : Asam Asetat w% metanol (95:5)

Kecepatan alir eluen          : 1,5 ml/menit

Detektor                            : UV bervariasi
Perhitungan :

Hitung luas puncak kromatografi dan plotkan terhadap konsentrasi pada kurva kalibrasi
dengan menggunakan persamaan garis lurus y = ax + b, kemudian hitung kadar benzoat juga
garamnya.

Anda mungkin juga menyukai