Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

“LUKA BAKAR”

Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah Medikal Bedah 3

Dosen : Ela Susilawati, S.Kp.,M.Kep

Nama Kelompok :

1. Dwi Meilina Ashbahna


2. Elsa Nuroktaviani
3. Nurul Ilmi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi
kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung masalah
kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang
mengancamkehidupan.
Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas, permukaan tubuh dan
mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional,
hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang seorang dewasa dengan
luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50% dan bukan merupakan hal yang
luar biasa untuk memulangkan pasien dengan luka 95% yang diselamatkan.
Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk
mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan teknik
rehabilitas yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup
pada sejumlah klien dengan luka bakar serius. (www. luka bakar net)
tahun). (http://medical bedah. Blogspot.com/2008/02/asuhan keperawatan luka bakar)
Sedangkan di Indonesia masih merupakan problem yang berat, perawatan dan
rehabilitasnya masih sukar memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga
terlatih dan terampil mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat
dialami pasien.
Dalam lima tahun terakhir ini rumah sakit pertamina menerima antara 33-53 penderita
luka bakar sedang dan berat yang dirawat di unit luka bakar rumah sakit pusat
pertamina (rerata : 40 penderita/tahun) dari jumlah tersebut yang masuk dlam kategori
luka bakar berat rerata 21%. Angka kematian luka bakar berat dimanapun di pusat-
pusat luka bakar masih cukup tinggi sekitar 40-50%.

1.2 Rumusan
1.3 Manfaat
1.4 Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Luka bakar adalah respon kulit dan jaringan sub kutan terhadap trauma suhu/termal.
Luka bakar dengan ketebalan parsial merupakan luka bakar yang tidak merusak epitel
kulit maupun hanya merusak sebagian dari epitel. (At a glance ilmu, bedah, 2007)
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air
panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah (fros
– bite). (kapita Selekta, 2000)
Cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber
panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation)
(Luckmann & Sorensen, 1993

2.2 Derajat kedalaman luka bakar


1) Luka bakar derajat 1
Luka bakar derajat 1 adalah setiap luka bakar yang didalam proses
penyenbuhannya tidak meninggalkan jarigan parut. Luka bakar derajat 1 tampak
sebagai suatu daerah yang berwarna kemerahan, terdaoat gelembung yang
ditutupi daerah putih, epidermis yang tidak mengandung pembuluh darah dan
dibatasi oleh kulit yang berwarna merah.
 Lapisan epidermis
 Kulit, hyperemic, eritem
 Bula (-)
 Nyeri ringan sampai sedang
 Sembuh spontan satu minggu
2) Luka bakar derajat 2
 Kerusakan epidermis dan dermis
 Terjadi proses inflamasi dan exsudasi
 Luka (+)
 Nyeri sedang sampai berat
3) Luka bakar derajat 3
 Kerusakan epidermis dan bagian atas dermis
 Permukaan merah dan bula (+)
 Sembuh spontan 10-14hari
 Pigmen pulih normal

2.3 klasifikasi combustio


Klasifikasi luka bakar berdasarkan luasnya
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
ruleofnineofwallaceyaitu :
a. Kepala dan leher :9%
b. Lengan masing-masing 9% :18%
c. Badan depan 18%, badan bagian belakang :36%
d. Tungkai masing-masing 18 :36%
e. Genitalia/perinium :1%
f. Klasifikasi luka bakar berdasarkan berat ringannya

Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain:
a. Presentase area (luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
b. Kedalaman luka bakar
c. Anatomi lokasi luka bakar
d. Umur klien
e. Riwayat pengobatan yang lalu
f. Trauma yang menyertai atau bersamaan

2.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat pasien dirawat
melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain mencakup
penanganan awal (ditempat kejadian), penanganan pertama di unit gawat darurat,
penanganan di ruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang dilakukan antara lain terapi
cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien dengan luka bakar memerlukan obat-obatan
topikah karena eschar tidak dapat ditembus dengan pemberian obat antibiotik sistemis.
Pemberian obat-obatantopikah anti mikrobial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka
akan tetapi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi,
dengan pemberian obat-obatan topikah secara tepat dan efektif dapat mengurangi
terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang sering kali masih terjadi penyebab
kematian pasien.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
3.2 ANALISA DATA
3.3 INTERVENSI
3.4 EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai