Anda di halaman 1dari 44

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI 2


JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN V
“PENENTUAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN TEOFILIN
SECARA SIMULTAN”

DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD FAHRIL P.L
NIM : G701 16 190
KELAS / KELOMPOK : A/VI (ENAM)
HARI/ TANGGAL :
ASISTEN : BERNIAWAN W.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Spektrofotometri UV-Vis termasuk salah satu metode analisis instrumental yang
frekuensi penggunaannya paling banyak serta merupakan instrumental yang
banyak ditemukan dalam laboratorium kimia analisis. Spektrofotometri UV-Vis
melibatkan energi elektronik yang besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk
informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif
(Tulandi, dkk., 2015).

Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri
tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Kedua zat harus memiliki panjang
gelombang maksimum yang tidak berimpit. Absorpsi larutan sampel atau
campurannya pada panjang gelombang pengukuran merupakan jumlah absorpsi
dari masing-masing zat tunggalnya. Kadar masing-masing zat ditentukan
menggunakan metode simultan. Jika absorbansi suatu seri konsentrasi larutan
diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama, dan absorbansi
masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya, maka suatu garis lurus
akan teramati sesuai dengan persamaam A=abc (Hanwar, dkk., 2017).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui cara
menentukan kadar dari campuran dua zat sekaligus seperti campuran parasetamol
dan teofilin secara stimulan dengan menggunkan instrument spektrofotometer
UV-Vis. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
1. Memahami cara membuat kurva absorbs campuran dua zat.
2. Memahami cara menentukan panjang gelombang pengukuran.
3. Memahami cara menentukan absorbtivitas molar kedua zat pada
setiap panjang gelombang pengukuran.
4. Memahami cara menentukan kadar zat campuran secara stimulant.

I.2.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara membuat kurva absorbs campuran dua zat.
2. Mengetahui cara menentukan panjang gelombang pengukuran.
3. Mengetahui cara menentukan absorbtivitas molar kedua zat pada
setiap panjang gelombang pengukuran.
4. Mengetahui cara menentukan kadar zat campuran secara stimulant.

I.3 Manfaat Percobaan


Manfaat percobaan ini yaitu agar kita memahami dan mengetahui cara
membuat kurva absorbs campuran dua zat, menentukan panjang gelombang
pengukuran, menentukan absorbtivitas molar kedua zat pada setiap panjang
gelombang pengukuran dan cara menentukan kadar zat campuran secara
stimulant.

I.4 Prinsip Percobaan


Prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan kadar campuran parasetamol dan
teofilin secara simultan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-
Vis dengan mengukur absorbansi dari dua zat tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Spektrofotometri uv-vis merupakan salah satu instrumen yang dapat
digunakan untuk menetapkan kadar suatu zat. Pada spektrofotometri uv-vis,
zat diukur dalam bentuk larutan. Analit analit yang dapat diukur dengan
menggunakan spektrofotometer Sinar tampak adalah analit yang memiliki
warna atau analit yang dapat dibuat berwarna. Analit yang berwarna
merupakan analit yang memiliki sifat menyerap cahaya secara alami
sedangkan analit yang dibuat berwarna adalah analit yang tidak memiliki
warna secara alami sehingga harus direaksikan dengan zat tertentu untuk
membentuk senyawa yang dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu. Pembentukan warna untuk suatu zat atau senyawa yang tidak
memiliki warna alami dapat dilakukan dengan pembentukan kompleks atau
dengan cara oksidasi sehingga analit menjadi berwarna (Warono dan
Syamsudin, 2015).

Pada penetapan kadar obat secara stimulan dapat dilakukan dengan cara
pembuatan larutan standar terlebih dahulu kemudian selanjutnya dilakukan
penentuan panjang gelombang maksimal atau maksimum. Larutan
dimasukkan kedalam kuvet kemudian diukur resapannya pada rentang
panjang gelombang 200 sampai 400 nm dengan menggunakan
spektrofotometer UV untuk menentukan panjang gelombang maksimum.
Selanjutnya pengukuran absorbansi larutan standar, absorbansi yang
diperoleh dapat dibuat menjadi persamaan stimulan untuk menetapkan kadar
obat. Selanjutnya pengukuran absorbansi sampel dengan memasukkan
larutan ke dalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada masing-masing
panjang gelombang maksimum. (Hanwar, dkk., 2017).

Cara penetapan kadar parasetamol dalam suatu sediaan membutuhkan suatu


metode yang teliti dan lebih akurat. Oleh karena itu lebih baik terlebih dahulu
dilakukan validasi yang bertujuan untuk membuktikan bahwa metode
analisis dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan dengan kecermatan
serta ketelitian yang tinggi. Pada penelitian ini digunakan metode
spektrofotometri UltraViolet di mana parasetamol yang mudah larut dalam
air mendidih sangat mudah larut dalam kloroform dan larut dalam etanol dan
metanol dapat dimodifikasi kan dengan menggunakan pelarut metanol
(Tulandi, dkk., 2015).

Teofilin merupakan salah satu obat yang dapat digunakan pada serangan
asma kronis. Tersedia dalam berbagai bentuk sediaan seperti kapsul, tablet,
Tablet Salut selaput lepas lambat, sirup dan eliksir. Teofilin merupakan suatu
golongan turunan xantin yang memiliki beberapa efek samping jika tidak
mempertimbangkan rute pemberiannya. Pemberian dengan rute oral dapat
menimbulkan gangguan saluran cerna Contohnya seperti mual muntah dan
indigesti akibat peningkatan asam lambung. (Akib, dkk., 2019).

Paracetamol merupakan salah satu obat anti inflamasi non steroidatau yang
biasa dikenal dengan obat analgetik tipe NSAID (Non-steroid Anti Inflamasi
Drugs) yang memiliki efek sebagai antipiretik dan analgesik. Efek analgetik
pada paracetamol terjadi karena perannya dalam menghambat enzim
siklooksigenase baik di Sentral maupun di perifer. Intravena parasetamol jika
dibandingkan dengan intra operasi Paracetamol menunjukkan hasil yang
efektif dan dapat diandalkan sebagai analgesik pasca operasi setelah FESS
(Hidayat, dkk., 2017).
II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (FI III, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest / Air Suling
RM/BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur : �
(pubchem.com)

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan


tidak memiliki rasa.
Kelarutan : -
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai pelarut dalam pengenceran larutan
baku Natrium Hidroksida dan Asam Sulfat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : -
Gugus Ausokrom :
Gugus Kromofor : -
2. Paracetamol (FI III, 1979: 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama Lain : Asetaminofen
RM/BM : C8H9NO2/151,16
Rumus Struktur :

(pubchem.com)
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 0 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9
bagian propilenglikol P, larut dalam larutan
alkali hidroksida
Khasiat : Analgetikum, antipiretikum
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
Persyaratan Kadar : Asetaminofen mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih 101,0% C8H9NO2
Gugus Ausokrom :

Gugus Kromofor :

3. Teofilin (FI Edisi III, 1979 : 597)


Nama Resmi : THEOPHYLLINUM
Nama Lain : Teofilin
RM/BM : C7H8N4O2 / 180,17
Rumus Struktur :

(pubchem.com)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit,
stabil di udara.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam air
panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida, agak sukar larut dalam etanol,
kloroform dan eter.
Khasiat : Spasmolitikum bronkial.
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C7H8N4O2 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Gugus Ausokrom :

Gugus Kromofor :
II.3 Uraian Sampel
1. Neu Rheumacyl (ISO, 2019)
Nama sediaan : NEO RHEUMACYL
Komposisi : Parasetamol 350 mg dan ibuprofen 200 mg
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, gangguan fungsi hati, hamil
dan menyusui, dan ulkus peptikum
Indikasi : Meringankan nyeri sedang hingga berat pada
otot dan sendi.
Efek samping : Mual, muntah, sembelit, sakit kepala, perut
kembung dan naiknya asam lambung.
Interaksi obat : Colestyramine, rifampicin, phenytoin,
pentobarbital, dan aspirin.
Dosis : Dewasa 1tablet 3-4 kali sehari
Golongan obat : Obat bebas terbatas
Diproduksi oleh : PT Tempo Scan Pacific Tbk
No batch :
Exp. Date :

2. Mixagrip (ISO, 2019)


Nama Sediaan
: MIXAGRIP
Komposisi
: Paracetamol 500 mg, Pseudeofedrin 30 mg,
Dekstromethorphan (DMP) 10 mg
Kontra indikasi
: Hipersensitivitas, hipertensi berat, penderita
diabetes mellitus, penyakit jantung, penyakit
arteri coroner, hipertiroid dan glaucoma.
Indikasi
: Menurunkan demam dan mengurangi sakit
kepala, melegakan hudung tersumbat dan
bersin-bersin, mengatasi batuk pada flu
Efek Samping Mulut kering, Sulit tidur, sembelit, mual dan
:
muntah, sakit kepala, gangguan irama jantung
Interaksi obat
: -
Dosis
: Dewasa : 1 tablet 3-4 kali dalam sehari
Anak: ½ tablet 3-4 kali sehari
Golongan Obat
: Bebas
Diproduksi Oleh
: Dankos
No Batch
:
Exp. Date
:
3. Panadol (ISO, 2019)
Nama Sediaan
: PANADOL
Komposisi
: Paracetamol 500 mg, Pseudeofedrin HCl 5 mg,
Dekstromethorphan HBr 15 mg
Kontra indikasi
: Hipersensitivitas dan gangguan fungsi hati
Indikasi
: Meredakan gejala flu seperti: demam, sakit
kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang
disertai batuk tidak berdahak
Efek Samping Penurunan jumlah sel darah merah, sel darah
:
putih, dan sel keping darah (trombosit), sindrom
Stevens-Johnson, Tekanan darah turun,
takikardia, nekrolisis toksik epidermalis.
Interaksi obat
: Isoniazid, warfarin, diazepam, zonisamide dan
primidone.
Dosis
: Dewasa : 1 kapl 3 x/hari, maksimal 8
kapsul/hari
Golongan Obat
: Bebas terbatas
Diproduksi Oleh
: Sterling Products
No Batch
:
Exp. Date
:

4. Sanmol (ISO, 2019)


Nama Sediaan
: SANMOL
Komposisi
: Paracetamol 120 mg/5 ml sirup, efferavescent
500 mg/tablet & tab. Effervecent 650 mg/tab
forte
Kontra indikasi
: Hipersensitif gangguan fungsi hati dan ginjal
Indikasi
: Rasa sakit termasuk sakit kepala, gigi,
demam,disertai influenza dan demam setelah
imunisasi
Efek Samping Dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati,
:
pusing, sakit kepala, distonia, mual, muntah,
konstipasi, ruam kulit atau urtikaria sampai syok
anafilaksi, malaise, reaksi hipersensitif,
hipotensi, peningkatan kadar serum transminase
dihati, trombositopenia, leukopenia,
neurotopenia
Interaksi obat
: Isoniazid, warfarin, diazepam, zonisamide dan
primidone.
Dosis
: Tablet: anak-anak 3-4 x sehari1/2-1 tablet;
dewasa 3-4x sehari 1-2 tablet. Sirup: bayi 3-
4xsehari ¼-1/2 sendok takar; anak 2-5 tahun 3-4
x sehari 1-2 sendok takar; anak usia 6-12 tahun
3-4x sehari 2-4 sendok takar.
Golongan Obat
: Bebas
Diproduksi Oleh
: Sanbe Farma
No Batch
:
Exp. Date
:

5. Paramex (ISO, 2019 dan Kemasan)


Nama Sediaan
: PARAMEX
Komposisi
: Paracetamol 250 mg, Propyphenazone 150 mg,
Caffeine 50 mg, Dexchlorpheniramine Maleate
1 mg
Kontra indikasi
: Penderita dan gangguan fungsi hati, penderita
hipersensitif terhadap salah satu komponen.
Indikasi
: Meringankan sakit kepala dan sakit gigi.
Efek Samping Penggunaan dosis besar dan jangka lama
:
menyebabkan kerusakan hati.
Interaksi obat
: Isoniazid, warfarin, diazepam, zonisamide dan
primidone.
Dosis
: Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 2-3 kali
sehari 1 tablet.
Golongan Obat
: Bebas Terbatas
Diproduksi Oleh
: Konimex
No Batch
:
Exp. Date
:

6. Bronsolvan (MIMs Indonesia, 2020 dan Kemasan).


Nama Sediaan
: BRONSOLVAN
Komposisi Theophylline 150 mg.
:
Kontra indikasi
: Pasien yang hipersensitif terhadap komponen
obat. Pasien penderita luka pada dinding
lambung (tukak lambung).
Indikasi
: Meringankan dan mengatasi serangan yang
menyebabkan jalan napas paru-paru
membengkak dan menyempit (asma bronkial)
Efek Samping Gangguan pencernaan: mual, muntah, diare.
:
Gangguan susunan saraf pusat: sakit kepala,
insomnia. Penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular):
Sensasi jantung terasa berdegub kencang
(palpitasi). Detak jantung melebihi 100 kali per
menit (takikardia). Gangguan yang terjadi pada
irama jantung (aritmia ventrikuler). Gangguan
pernapasan: Pernapasan dengan frekuensi lebih
dari 24 kali per menit (takipnea). Ruam kulit.
meningkatkan rasio gula dalam plasma darah
(hiperglikemi).
Interaksi obat
: Preparat xantin, Simetidin, Eritromisin,
Troleandomisin, Kontrasepsi oral, Rifampisin.
Dosis
: Dewasa: 1 tablet (150 mg) sebanyak 3 kali/hari.
Anak-anak 6-12 tahun: ½ tablet sebanyak 3
kali/hari.
Golongan Obat
: Obat Bebas Terbatas
Diproduksi Oleh
: Kalbe Farma
No Batch
:
Exp. Date
:
7. Asmasolon (MIMs Indonesia, 2020 dan Kemasan).
Nama Sediaan
: ASMASOLON
Komposisi
: Ephedrine HCl 12.5 mg,
Theophylline Anhydrous 130 mg.
Kontra indikasi
: Obat ini sebaiknya tidak digunakan pada pasien
dengan Hipertiroidisme, hipertensi, penyakit
kardiovaskular, glaukoma sudut tertutup,
pembesaran prostat, ulkus peptikum, dan pasien
yang sedang mengkonsumsi obat MAOI.
Indikasi
: Untuk menanggulangi dan meringankan asma
bronkial, juga digunakan untuk bronkitis
asmatikus, bronkitis kronis, yang disertai
emfisema dan emfisema yang disebabkan oleh
spasma bronkus.
Efek Samping Insomnia, Kurangnya atau kehilangan nafsu
:
makan, Mual, Dehidrasi ketidakmampuan untuk
tidur, Gugup, Sakit kepala, Tekanan darah
abnormal rendah, Mulut kering, Detak jantung
yang abnormal, Gemetar tak terkendali.
Interaksi obat
: Acetaminophen, Adenosine, Alcohol,
Allopurinol, Alprazolam, Ascorbic acid,
Aspirin, Cimetidine, Clonazepam,
Cyanocobalamin.
Dosis
: Dewasa: 3-4 kali sehari 1-2 tablet
Anak: 2 kali sehari ½-1 tablet.
Golongan Obat
: Obat Bebas Terbatas
Diproduksi Oleh
: Darya Varia Laboratoria
No Batch
:
Exp. Date
:

8. Neo napacin (MIMs Indonesia, 2020 dan Kemasan).


Nama Sediaan
: NEO NAPACIN
Komposisi
: Thephylline 130 mg.
Ephedrine HCl 12,5 mg.
Kontra indikasi
: Pasien alergi terhadap theophylline dan ephedrin
hcl, pasien tekanan darah tinggi (hipertensi),
pasien penyakit jantung, pasien kencing manis
(diabetes melitus), tukak lambung dan kadar
hormon tiroid terlalu tinggi di dalam tubuh
(hipertiroid). jangan diberikan 12 jam setelah
pemberian secara rektal obat lain yang
mengandung theophylline dan aminofilin.
Indikasi
: Meringankan dan mengatasi penyakit asma yang
disebabkan oleh peradangan dalam saluran
udara (bronkus) (asma bronkial).
Efek Samping Sakit kepala, pusing, mual, muntah, diare,
:
jantung berdebar, sulit tidur.
Interaksi obat
: Xantin, Guanetidin, Penghambat MAO.
Dosis
: Dewasa: 1 tablet sebanyak 3 kali/hari.
Anak-anak 6-12 tahun: ½ tablet sebanyak 3
kali/hari atau menurut petunjuk dokter.
Golongan Obat
: Obat Bebas Terbatas
Diproduksi Oleh
:
No Batch
:
Exp. Date
:

9. Teosal (MIMs Indonesia, 2020 dan Kemasan).


Nama Sediaan
: TEOSAL
Komposisi
: Salbutamol sulphate setara dengan salbutamol 1
mg, theophylline 130 mg
Kontra indikasi
: Gangguan kelenjar tiroid, penderita tukak
lambung, penderita yang hipersensitif terhadap
salah satu komponen obat.
Indikasi
: Sebagai bronkodilator pada penderita asma
bronkial dan bronkitis kronis.
Efek Samping Pada dosis besar dapat menyebabkan tremor
:
halus pada otot, jantung berdebar kencang,
jantung berdetak cepat, dan sakit kepala, mual,
muntah. Pada anak-anak bisa terjadi demam,
bengkak pada tubuh, biduran, kram otot
pernapasan yang menyebabkan sesak, tekanan
darah turun, kadar kalium turun.
Interaksi obat
: Obat golongan B-bloker, teofilin yang antagonis
terhadap urikosurik dari turunan pirazolon
terhadap probenesid, sulfinpirazon.
Dosis
: Dewasa: 3 x 1 tablet/hari
Anak-anak 6-12 tahun: 3 x 1⁄2 tablet/hari
Golongan Obat
: Obat Keras
Diproduksi Oleh
: Dexa Medica
No Batch
:
Exp. Date
:

10. Asthma soho (MIMs Indonesia, 2020 dan Kemasan).


Nama Sediaan
: ASTHMA SOHO
Komposisi
: Theophlline 25 mg, Ephedrine HCI 12.5 mg
Kontra indikasi
: Penderita hipersensitif terhadap obat ini.
Penderita tukak lambung, hipertiroid, jantung,
diabetes, hipertensi.
Indikasi
: Untuk meringankan dan mengatasi serangan
asma bronkial
Efek Samping Gastrointestinal: mual, muntah, diare. Susunan
:
saraf pusat: sakit kepala, insomnia.
Kardiovaskul: palpitasi, takikardia, aritmia
ventrikuler. Pernapasan: tachypnea. Rash,
hiperglikemi.
Interaksi obat
: Acetaminophen, Alcohol, Alprazolam, Ascorbic
acid, Aspirin, Carbamazepine, Cimetidine,
Clonazepam, Cyanocobalamin, Diazepam.
Dosis
: Dewasa : sehari 3 kali 1 kaplet .
Anak 6-12 tahun : sehari 3 kali ½ kaplet , atau
menurut petunjuk dokter.
Golongan Obat
: Obat Bebas Terbatas
Diproduksi Oleh
: Soho Industri Pharmasi
No Batch
:
Exp. Date
:
II.4 Prosedur Kerja (Tim Dosen, 2020)
1. Penyiapan Larutan
a. Larutan stok baku parasetamol dan teofilin
- Masing-masing 10 mg parasetamol dan 10 mg teofilin ditimbang

- Masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml

- Dilarutkan dalam aquades dan volume digenapkan sampai tanda

b. Larutan siap baku parasetamol dan teofilin


- Dipipet sebanyak 1,0 ml larutan stok parasetamol dan 1,0 ml teofilin
- Masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml
- Aquades ditambahkan sampai tanda batas
2. Pengukuran
a. Menghidupkan Spektrofotometer
b. Pengukuran larutan blanko dan larutan sampel
- Absorban larutan baku tunggal dan campuran parasetamol dan teofilin
diukur pada rentang panjang gelombang 200-300 nm
- Panjang gelombang maksimum parasetamol dan teofilin ditentukan
- Absorban larutan sampel diukur pada kedua panjang gelombang
maksimumnya.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat
1. Gelas Kimia
2. Neraca analitik
3. Pipet tetes
4. Botol semprot
5. Kuvet 1 cm
6. Spektrofotometer UV-Vis
7. Sendok tanduk
8. Gelas ukur
9. Batang pengaduk

III.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Paracetamol p.a
3. Teofilin p.a
4. Masker
5. Handscoon
6. Kertas perkamen
7. Kertas label
8. Kertas saring
9. Tissue

III.1.3 Sampel

1. Mixagrip
2. Panadol
3. Sanmol
4. Neo rheumacyl
5. Paramex
6. Bronsolvan
7. Asmasolon
8. Neo napacin
9. Teosal
10. Asthma soho
III.2 Cara Kerja
A. Penyiapan Larutan
a. Pembuatan larutan stok baku Parasetamol dan Teofilin.
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang masing-masing 10 mg Paracetamol dan 10 mg Teofilin.
3. Dimasukkan ke labu takar masing-masing 100 ml.
4. Dilarutkan dengan aquadest hingga tanda batas
b. Pembuatan larutan baku Parasetamol dan Teofilin
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet sebanyak 1,0 mL larutan stok parasetamol dan 1,0 mL Teofilin
3. Dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL
4. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas.
B. Pengukuran
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dihidupkan spektrofotometer UV-Vis
3. Diukur absorban larutan baku tunggal dan campuran Parasetamol dan
Teofilin dengan rentang panjang gelombang 200-300 nm.
4. Ditentukan panjang gelombang maksimum parasetamol dan teofilin.
5. Diukur absorbansi larutan sampel pada kedua panjang gelombang
maksimumnya.
III.3 Skema Kerja
III.3.1 Penyiapan Larutan
1. Pembuatan Larutan Stok Paracetamol dan Teofilin

Alat dan Bahan

- Ditimbang
Paracetamol 10 mg dan
Teofilin 10 mg
- Dimasukkan masing-masing
Labu Takar 100 mL

- Ditambah
Aquadest

2. Pembuatan larutan baku Parasetamol dan Teofilin

Alat dan Bahan


- Dipipet
-

1,0 mL larutan stok Teofilin


dan 1,0 mL Parasetamol
- Dimasukkan

Labu ukur 25 mL
- Ditambahkan

Aquadest

III.3.2 Pengukuran

Alat dan Bahan


- Dihidupkan
- UV-Vis
Spektrofotometer

- Diukur absorbansi dengan panjang


gelombang 200-300 nm

Larutan baku tunggal


campuran Teofilin dan
Paracetamol

- Ditentukan panjang gelombang


maksimum

Parasetamol dan Teofilin


- Diukur
-
Absorbansi larutan sampel

Dokumentasi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.I Hasil Pengamatan

IV.2 Perhitungan

IV.3 Reaksi

IV.4 Pembahasan
Spektrofotometri uv-vis merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan
untuk menetapkan kadar suatu zat. Pada spektrofotometri uv-vis, zat diukur
dalam bentuk larutan (Warono dan Syamsudin, 2015).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memahami dan mengetahui cara
membuat kurva absorbs campuran dua zat, menentukan panjang gelombang
pengukuran, menentukan absorbtivitas molar kedua zat pada setiap panjang
gelombang pengukuran dan cara menentukan kadar zat campuran secara
stimulant.
Prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan kadar campuran parasetamol dan
teofilin secara simultan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis
dengan mengukur absorbansi dari dua zat tersebut.

Cara kerja pada percobaan kali ini yaitu pertama pada pembuatan larutan stok
baku Parasetamol dan Teofilin disiapkan alat dan bahan, ditimbang masing-
masing 10 mg Paracetamol dan 10 mg Teofilin lalu dimasukkan ke labu takar
masing-masing 100 ml di add dengan aquadest hingga tanda batas. Kemudian
pembuatan larutan baku Parasetamol dan Teofilin disiapkan alat dan bahan,
dipipet sebanyak 1,0 mL larutan stok parasetamol dan 1,0 mL Teofilin dan
dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL lalu ditambahkan aquadest sampai
tanda batas. Pada pengukuran absorbansi disiapkan alat dan bahanlalu
dihidupkan spektrofotometer UV-Vis, diukur absorban larutan baku tunggal dan
campuran Parasetamol dan Teofilin dengan rentang panjang gelombang 200-
300 nm kemudian ditentukan panjang gelombang maksimum parasetamol dan
teofilin, setelah itu diukur absorbansi larutan sampel pada kedua panjang
gelombang maksimumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Akib, N. I., Ritonga, H., & Mahfuz, M. (2019). Preparasi Teofilin dalam Pembawa
Vesikular Etosom untuk Penggunaan Transdermal. Pharmauho: Jurnal Farmasi,
Sains, dan Kesehatan, 5(1).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III.


Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hanwar, D., Utami, W., & Mutiara, P. (2017). Pengembangan dan Validasi Metode
Penetapan Kadar Asetosal dan Dipiridamol Secara Simultan dengan
Spektrofotometri UV. URECOL, 451-456.

Hidayat, A. P., Harahap, M. S., & Villyastuti, Y. W. (2017). Perbedaan Antara


Parasetamol dan Ketolorak Terhadap Kadar Substansi Serum Tikus Wistar
Sebagai Analgesik. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia), 9(1), 38-49.

Ikatan Apoteker Indonesia. (2019). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : Isfi
Penerbitan.
MIMs Indonesia. Diakses pada 2 April 2020 pukul 11.30 WITA.

Tim Dosen. (2020). Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi II. Palu :
Universitas Tadulako.

Tulandi, G. P. (2015). Validasi metode analisis untuk penetapan kadar parasetamol


dalam sediaan tablet secara spektrofotometri Ultraviolet. PHARMACON, 4(4).

Warono, D dan Syamsudin. (2015). Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa Zat
Aktif Ketoprofen. Konversi. 2(2).

Anda mungkin juga menyukai