PERCOBAAN V
“PENENTUAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN TEOFILIN
SECARA SIMULTAN”
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD FAHRIL P.L
NIM : G701 16 190
KELAS / KELOMPOK : A/VI (ENAM)
HARI/ TANGGAL :
ASISTEN : BERNIAWAN W.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri
tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Kedua zat harus memiliki panjang
gelombang maksimum yang tidak berimpit. Absorpsi larutan sampel atau
campurannya pada panjang gelombang pengukuran merupakan jumlah absorpsi
dari masing-masing zat tunggalnya. Kadar masing-masing zat ditentukan
menggunakan metode simultan. Jika absorbansi suatu seri konsentrasi larutan
diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama, dan absorbansi
masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya, maka suatu garis lurus
akan teramati sesuai dengan persamaam A=abc (Hanwar, dkk., 2017).
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui cara
menentukan kadar dari campuran dua zat sekaligus seperti campuran parasetamol
dan teofilin secara stimulan dengan menggunkan instrument spektrofotometer
UV-Vis. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
1. Memahami cara membuat kurva absorbs campuran dua zat.
2. Memahami cara menentukan panjang gelombang pengukuran.
3. Memahami cara menentukan absorbtivitas molar kedua zat pada
setiap panjang gelombang pengukuran.
4. Memahami cara menentukan kadar zat campuran secara stimulant.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada penetapan kadar obat secara stimulan dapat dilakukan dengan cara
pembuatan larutan standar terlebih dahulu kemudian selanjutnya dilakukan
penentuan panjang gelombang maksimal atau maksimum. Larutan
dimasukkan kedalam kuvet kemudian diukur resapannya pada rentang
panjang gelombang 200 sampai 400 nm dengan menggunakan
spektrofotometer UV untuk menentukan panjang gelombang maksimum.
Selanjutnya pengukuran absorbansi larutan standar, absorbansi yang
diperoleh dapat dibuat menjadi persamaan stimulan untuk menetapkan kadar
obat. Selanjutnya pengukuran absorbansi sampel dengan memasukkan
larutan ke dalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada masing-masing
panjang gelombang maksimum. (Hanwar, dkk., 2017).
Teofilin merupakan salah satu obat yang dapat digunakan pada serangan
asma kronis. Tersedia dalam berbagai bentuk sediaan seperti kapsul, tablet,
Tablet Salut selaput lepas lambat, sirup dan eliksir. Teofilin merupakan suatu
golongan turunan xantin yang memiliki beberapa efek samping jika tidak
mempertimbangkan rute pemberiannya. Pemberian dengan rute oral dapat
menimbulkan gangguan saluran cerna Contohnya seperti mual muntah dan
indigesti akibat peningkatan asam lambung. (Akib, dkk., 2019).
Paracetamol merupakan salah satu obat anti inflamasi non steroidatau yang
biasa dikenal dengan obat analgetik tipe NSAID (Non-steroid Anti Inflamasi
Drugs) yang memiliki efek sebagai antipiretik dan analgesik. Efek analgetik
pada paracetamol terjadi karena perannya dalam menghambat enzim
siklooksigenase baik di Sentral maupun di perifer. Intravena parasetamol jika
dibandingkan dengan intra operasi Paracetamol menunjukkan hasil yang
efektif dan dapat diandalkan sebagai analgesik pasca operasi setelah FESS
(Hidayat, dkk., 2017).
II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (FI III, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest / Air Suling
RM/BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur : �
(pubchem.com)
(pubchem.com)
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 0 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9
bagian propilenglikol P, larut dalam larutan
alkali hidroksida
Khasiat : Analgetikum, antipiretikum
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
Persyaratan Kadar : Asetaminofen mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih 101,0% C8H9NO2
Gugus Ausokrom :
Gugus Kromofor :
(pubchem.com)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit,
stabil di udara.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam air
panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida, agak sukar larut dalam etanol,
kloroform dan eter.
Khasiat : Spasmolitikum bronkial.
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C7H8N4O2 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Gugus Ausokrom :
Gugus Kromofor :
II.3 Uraian Sampel
1. Neu Rheumacyl (ISO, 2019)
Nama sediaan : NEO RHEUMACYL
Komposisi : Parasetamol 350 mg dan ibuprofen 200 mg
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, gangguan fungsi hati, hamil
dan menyusui, dan ulkus peptikum
Indikasi : Meringankan nyeri sedang hingga berat pada
otot dan sendi.
Efek samping : Mual, muntah, sembelit, sakit kepala, perut
kembung dan naiknya asam lambung.
Interaksi obat : Colestyramine, rifampicin, phenytoin,
pentobarbital, dan aspirin.
Dosis : Dewasa 1tablet 3-4 kali sehari
Golongan obat : Obat bebas terbatas
Diproduksi oleh : PT Tempo Scan Pacific Tbk
No batch :
Exp. Date :
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1.1 Alat
1. Gelas Kimia
2. Neraca analitik
3. Pipet tetes
4. Botol semprot
5. Kuvet 1 cm
6. Spektrofotometer UV-Vis
7. Sendok tanduk
8. Gelas ukur
9. Batang pengaduk
III.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Paracetamol p.a
3. Teofilin p.a
4. Masker
5. Handscoon
6. Kertas perkamen
7. Kertas label
8. Kertas saring
9. Tissue
III.1.3 Sampel
1. Mixagrip
2. Panadol
3. Sanmol
4. Neo rheumacyl
5. Paramex
6. Bronsolvan
7. Asmasolon
8. Neo napacin
9. Teosal
10. Asthma soho
III.2 Cara Kerja
A. Penyiapan Larutan
a. Pembuatan larutan stok baku Parasetamol dan Teofilin.
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang masing-masing 10 mg Paracetamol dan 10 mg Teofilin.
3. Dimasukkan ke labu takar masing-masing 100 ml.
4. Dilarutkan dengan aquadest hingga tanda batas
b. Pembuatan larutan baku Parasetamol dan Teofilin
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet sebanyak 1,0 mL larutan stok parasetamol dan 1,0 mL Teofilin
3. Dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL
4. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas.
B. Pengukuran
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dihidupkan spektrofotometer UV-Vis
3. Diukur absorban larutan baku tunggal dan campuran Parasetamol dan
Teofilin dengan rentang panjang gelombang 200-300 nm.
4. Ditentukan panjang gelombang maksimum parasetamol dan teofilin.
5. Diukur absorbansi larutan sampel pada kedua panjang gelombang
maksimumnya.
III.3 Skema Kerja
III.3.1 Penyiapan Larutan
1. Pembuatan Larutan Stok Paracetamol dan Teofilin
- Ditimbang
Paracetamol 10 mg dan
Teofilin 10 mg
- Dimasukkan masing-masing
Labu Takar 100 mL
- Ditambah
Aquadest
Labu ukur 25 mL
- Ditambahkan
Aquadest
III.3.2 Pengukuran
Dokumentasi
BAB IV
IV.2 Perhitungan
IV.3 Reaksi
IV.4 Pembahasan
Spektrofotometri uv-vis merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan
untuk menetapkan kadar suatu zat. Pada spektrofotometri uv-vis, zat diukur
dalam bentuk larutan (Warono dan Syamsudin, 2015).
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memahami dan mengetahui cara
membuat kurva absorbs campuran dua zat, menentukan panjang gelombang
pengukuran, menentukan absorbtivitas molar kedua zat pada setiap panjang
gelombang pengukuran dan cara menentukan kadar zat campuran secara
stimulant.
Prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan kadar campuran parasetamol dan
teofilin secara simultan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis
dengan mengukur absorbansi dari dua zat tersebut.
Cara kerja pada percobaan kali ini yaitu pertama pada pembuatan larutan stok
baku Parasetamol dan Teofilin disiapkan alat dan bahan, ditimbang masing-
masing 10 mg Paracetamol dan 10 mg Teofilin lalu dimasukkan ke labu takar
masing-masing 100 ml di add dengan aquadest hingga tanda batas. Kemudian
pembuatan larutan baku Parasetamol dan Teofilin disiapkan alat dan bahan,
dipipet sebanyak 1,0 mL larutan stok parasetamol dan 1,0 mL Teofilin dan
dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL lalu ditambahkan aquadest sampai
tanda batas. Pada pengukuran absorbansi disiapkan alat dan bahanlalu
dihidupkan spektrofotometer UV-Vis, diukur absorban larutan baku tunggal dan
campuran Parasetamol dan Teofilin dengan rentang panjang gelombang 200-
300 nm kemudian ditentukan panjang gelombang maksimum parasetamol dan
teofilin, setelah itu diukur absorbansi larutan sampel pada kedua panjang
gelombang maksimumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, N. I., Ritonga, H., & Mahfuz, M. (2019). Preparasi Teofilin dalam Pembawa
Vesikular Etosom untuk Penggunaan Transdermal. Pharmauho: Jurnal Farmasi,
Sains, dan Kesehatan, 5(1).
Hanwar, D., Utami, W., & Mutiara, P. (2017). Pengembangan dan Validasi Metode
Penetapan Kadar Asetosal dan Dipiridamol Secara Simultan dengan
Spektrofotometri UV. URECOL, 451-456.
Ikatan Apoteker Indonesia. (2019). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : Isfi
Penerbitan.
MIMs Indonesia. Diakses pada 2 April 2020 pukul 11.30 WITA.
Tim Dosen. (2020). Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi II. Palu :
Universitas Tadulako.
Warono, D dan Syamsudin. (2015). Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa Zat
Aktif Ketoprofen. Konversi. 2(2).