Makalah ITP
Makalah ITP
Definisi
B. Gejala Klinis
8. Sangat kelelahan.
C. Etiologi
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi melalui
pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel trombosit mati
(Imran,2008). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh
menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal,
antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk
kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel
keping darah tubuhnya sendiri (Family Doctor, 2006). Meskipun pembentukan trombosit
sumsum tulang meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem
imun tubuh.
Secara normal, sistem imun membuat antiboodi untuk melawan benda asing yang
masuk kedalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri.
Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. ITP
kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksifikasi makanan
atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan faktor
pematangan (misalnya malnutrisi), koagulasi intravaskular diseminata (KID), autoimun.
Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder.
Berdasarkan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau sama dengan 6
bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan (umumnya
terjadi pada orang dewasa). Selain itu, ITP juga terjadi pada pengidap HIV. Sedangkan
obat-obatan seperti heparin, quinidine, sulfonamide juga boleh menyebabkan
Trombositopenia.
D. Faktor risiko
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini yaitu :
a. Jenis kelamin
b. Infeksi virus
E. Patofisiologi
Penyakit ITP adalah penyakit autoimun yang disebabkan adanya destruksi trombosit
normal akibat adanya antibodi (antibodi-mediated destruction of platelets) dan gangguan
produksi megakariosit. Penyakit ITP merupakan kelainan akibat disregulasi imun dengan
hasil akhir adanya hilangnya toleransi sistem imun terhadap antigen diri yang berada di
permukaan trombosit dan megakariosit. Sel T teraktivitasi akibat pengenalan antigen
spesifik trombosit pada APC (Antigen Presenting Cell) yang kemudian menginduksi
ekspansi antigen-spesifik pada sel B. Kemudian sel B menghasilkan autoantibodi yang
spesifik terhadap glikoprotein yang diekskresikan pada trombosit dan megakariosit.
Trombosit yang bersikulasi diikat oleh auto antibodi trombosit, kemudian terjadi
pelekatan pada reseptor FC makrofag limfa yang mengakibatkan penghancuran
trombosit. Selain itu, terbentuk juga autoantibodi anti megakariosit yang mengurangi
kemampuan megakariosit untuk menghasilkan trombosit. Terjadi produksi antibodi (A)
yang meningkatkan penghancuran trombosit oleh makrofag limfa (B) dan menurunnya
produksi trombosit akibat antibodi anti megakariosit (C).
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan awal untuk mendeteksi ITP melalui tes laboratorium pada darah pasien.
a. Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam
transport oksigen ke tubuh. Normal (Laki-laki : 4,5-6,5 x 10 12/Liter dan
Perempuan : 3,9-5,6 x 1012/Liter).
c. Leukosit (WBC) : mengetahui kelainan pada sel darah putih. Normal (Anak-
anak : 4000-10.000/UL dan children 5000-15.000/UL)
e. Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju endap (dalam mm/jam) dari eritrosit
pada suatu kolom darah yang diberi antikoagulan. LED meningkat yaitu
menunjukkan meningkatnya kadar immunoglobin atau protein akut dan
merupakan penanda nonspesifik dari adanya radang atau infeksi.
1) Myeloma Multiple
3) Arteritis Temporalis
4) Polimialgia Reumatika
2. Ferritin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui cadangan besi (Fe) yang ada di
dalam tubuh. Bila kekurangan Fe akan kehilangan banyak darah dan jika
kelebihan Fe akan menyebabkan gangguan hati, diabetes pada kehamilan dan lain-
lain.
3. Tiroid function
4. Autoimmune
5. Kidney function
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat perkembangan dari ginjal kita agar
dokter dapat melihat kondisi ginjal.
Dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan sampai pemberian obat dan
pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek kebaikan pada pasien untuk
mengetahui penyakit di dalam tubuh yaitu memeriksa Bone Marrow (pengambilan
cairan sumsum tulang belakang) karena dicurigaai ada penyakit lain selain ITP.
H. Penatalaksanaan terapi
1. ITP Akut :
b. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka
berikan kortikosteroid.
2. ITP Menahun
3) Splenektomi.
Indikasi:
Kontra indikasi:
Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat
diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus).
I. Kasus
Seorang anak perempuan 14 tahun dirujuk ke IGD RSUP Dr. Sardjito dalam kondisi
lemah. Anak tersebut telah didiagnosa dengan ITP sejak usia 6 tahun, dan saat ini
terdapat apses submandibula dekstra yang telah pecah serta rembesan darah dan pus dari
fistula ekstra oral.
Satu bulan sebelum masuk RSUP Dr. Sardjito, anak mengeluhkan sakit gigi belakang
kanan bawah kemudian berobat jalan ke RS Temanggu dan mendapatkan obat
ciprofloxacin 500 mg/12 jam dan methil prednisolon 4 mg/12 jam. Dua minggu sebelum
masuk RSUP Dr. Sardjito, pasien mengeluhkan bengkak pada pipi kanan bawah, terasa
sakit bila dipegang. Tiga hari sebelum masuk RSUP Dr. Sardjito, bengkak semakin besar
dan kemudian pecah, mengeluarkan darah bercampur pus. Pasien rawat inap RS
Temanggu kemudian dirujuk ke RS Sardjito karena terjadi rembesan darah terus
menerus.
Pasien masuk melalui unit perawatan anak Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr.
Sardjito, dan diberi terapi antibiotik Ampicilllin 500 mg/6 jam secara IV serta methil
prednisolon 375 mg/24jam secara IV, kemudian dikonsulkan kebagian bedah mulut
untuk penanganan akses submandibula. Bagian bedah mulut menyarankan penambahan
metrodinazole drip 500 mg/8 jam.
Kondisi umum pasien lemah, dan dari ekstra oral terlihat pembengkakan pada
submandibula kanan, fluktuasi positif, terdapat fistula yang mengeluarkan darah dan pus,
serta terdapat stolsel disekitarnya. Pasien dengan kondisi trismus dua jari.pemeriksaan
intra oral gigi 46 karies profunda dengan mobilitas gigi derajat 1, gusi sekitar 46
berwarna kemerahan dan edema pada lipatan mukobukal serta radiks gigi 36 gangren.