PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada BAB VI ini akan dibahas berdasarkan hasil yang telah didapatkan
dari penelitian yang telah dilakukan pada masayarakat di RT 40 Kelurahan
Sukabangun Palembang Tahun 2019.
1. Analisis Univariat
a. Nilai Rata-rata Perilaku (Pengetahuan,sikap,tindakan)
Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun Pada Kelompok
Intervensi Sebelum
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 62
responden didapatkan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun pada kelompok intervensi sebelum diperoleh nilai rata-rata
pengetahuan mean 5,87, standar deviasi 1,373, sikap mean 21,68, standar
deviasi 2,902 dan tindakan mean 7,44, standar deviasi 1,489.
Perilaku mencuci tangan yang buruk pada seseorang dapat
mendatangkan berbagai jenis penyakit. Beberapa penyakit tersebut yaitu
seperti penyakit ISPA, diare dan infeksi kulit. Hal ini sebagaimana
dengan kasus yang terjadi di Balai Pengobatan Puskesmas Sosial
Kelurahan Sukabangun Palembang, yaitu pada tahun 2017 tercatat ada
7155 orang yang menderita ISPA, 839 orang menderita dermatitis, 525
orang menderita diare, 338 orang menderita infeksi kulit. Pada tahun
2018 tercatat ada 5695 orang menderita ISPA, 727 orang menderita
infeksi kulit, 649 orang menderita diare, dan 638 orang menderita
dermatitis dan eksim. Berdasarkan data tersebut menunjukkan jumlah
penyakit diare, infeksi kulit dan dermatitis mengalami kenaikan
(Puskesmas Sosial, 2019).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden pada
kelompok intervensi adalah perempuan dengan jumlah 62 orang (100%).
Menurut Bernard dalam (Setyaningsih, 2009) karakteristik perempuan
63
64
2. Analisis Bivariat
a. Perbedaan Nilai Rata-rata Perilaku
(Pengetahuan,sikap,tindakan) Mencuci Tangan dengan Air Bersih
dan Sabun Pada Kelompok Intervensi Sebelum dan Setelah
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata pengetahuan mean
5,87, median 6,00, standar deviasi 1,373, nilai minimum 3, nilai
maksimum 8. Sikap mean 21,68, median 21,00, standar deviasi 2,902,
nilai minimum 16, nilai maksimum 29. tindakan mean 7,44, median 7,00,
standar deviasi 1,489, nilai minimum 4, nilai maksimum 11. Setelah
intervensi diperoleh pengetahuan rata-rata 7,44, nilai median (nilai
tengah) adalah 7,00, nilai maksimal 10, nilai minimal 5, dan nilai standar
deviasi (SD) 1,182. Sikap rata-rata 30,68, nilai median (nilai tengah)
adalah 30,00, nilai maksimal 36, nilai minimal 27, dan nilai standar
deviasi (SD) 2,171. Tindakan rata-rata 9,19, nilai median (nilai tengah)
adalah 9,00, nilai maksimal 12, nilai minimal 6, dan nilai standar deviasi
(SD) 1,447. Hasil statistik uji Wilcoxon didapatkan nilai pvalue 0,000
(pvalue ≤ 0,05) artinya ada perbedaan yang signifikan perilaku mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun pada kelompok intervensi sebelum
dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan di RT 40 Kelurahan
Sukabangun Palembang tahun 2019.
Pendidikan kesehatan merupakan perubahan perilaku yang
dinamis dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi
atau teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur tetapi perubahan tersebut karena adanya kesadaran dari dalam
individu, kelompok, atau masyarakat sendiri (Mubarak, 2009). Pendidikan
kesehatan dalam penerapannya dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
pada kelompok intervensi. Perilaku mencuci tangan dibagi dalam tiga
indikator, yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku tindakan.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku tentang mencuci tangan, mencuci tangan merupakan suatu
perilaku kesehatan (Kustanty, 2013). Berdasarkan data dari WHO,
75
kepada orang lain. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan
berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
Peningkatan sikap yang sangat signifikan pada responden
kemungkinan disebabkan oleh pengetahuan yang diperoleh telah mampu
memunculkan pemahaman dan keyakinan terhadap kebutuhan mereka
sebagai seorang responden yang harus berperilaku hidup bersih dan sehat
dan memiliki kebiasaan untuk mencuci tangan pakai sabun.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sitorus. N (2014) menyatakan hasil penelitian sikap cuci tangan
menunjukkan bahwa dari 71 responden diperoleh hasil pretest sikap cuci
tangan siswa yang buruk yaitu 46 (64,8%) responden. Setelah dilakukan
intervensi pendidikan kesehatan, sebagian besar responden menunjukkan
hasil baik pada posttest yaitu 41 (57,7%) responden. Perubahan sikap ini
disebabkan siswa tersebut mau memperhatikan pesan-pesan yang
disampaikan melalui pendidikan kesehatan. Hasil uji statistik dengan uji
Wilcoxon menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
sikap cuci tangan pakai sabun siswa SD N 157 Kota Palembang dengan
signifikasi p = 0,001 dengan = 0,05. Begitupun dengan hasi penelitian
yang dilakuakn (Fitrianingsih, 2010), (Mulidawati, 2011), dan (Fatimah,
2012) yang mengatakan adanya perbedaan yang bermakna atau signifikan
variabel sikap setelah dilakukan intervensi promosi kesehatan.
Perilaku tindakan pada diri seseorang tidak terlepas dari faktor-
faktor predisposisi yang didalamnya ada pengetahuan sikap, kepercayaan,
tradisi, nilai dan persepsi, terkait dengan tujuan seseorang atau kelompok
untuk bertindak. Pada intervensi pendidikan kesehatan yang telah
dilakukan dalam penelitian ini berpengaruh pada perubahan perilaku ke
arah yang lebih baik. Informasi yang diterima melalui pendidikan
kesehatan akan meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga akan bisa
memperbaiki atau merubah perilakunya menjadi lebih baik (Ali, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait, peneliti
berpendapat bahwa seseorang yang belum mendapatkan pendidikan
kesehatan tentu mereka tidak mengetahui bagaimana cara mencuci tangan
77
dengan air bersih dan sabun yanng benar. Pendidikan kesehatan yang
dilakukan pada kelompok intervensi dengan metode demontrasi dapat
memberikan informasi dan pengetahuan kepada seseorang. Pendidikan
kesehatan dengan metode ini efektif karena masyarakat dapat
memperhatikan secara langsung cara mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun sesuai standar yang telah diberlakukan oleh WHO (World
Healt Organization). Dengan berbagai informasi tentang kesehatan akan
menambah luas pengetahuan dan pemahaman seseorang sehingga dapat
membentuk sikap, dan tindakan untuk mengaplikasikan mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun dikehidupan sehari-hari. Hasil penelitian
yang telah diteliti terdapat pengaruh perilaku (pengetahuan, sikap,
tindakan) setelah diberikan pendidikan kesehatan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun di RT 40 Kelurahan Sukabuangun Kota Palembang.
85