Anda di halaman 1dari 5

ASAS LEGALITAS:

 Merupakan jaminan dasar individu dengan memberi batasan-batasan mengenai


apa yang dilarang secara tepat dan jelas
 Tidak suatu perbuatan pun yang dapat dihukum dan dilarang dengan diancam
secara pidana jika tidak aturan yang menentukannya terlebih dahulu oleh undang-
undang
 Tujuan asas legalitas:
 Kepastian hukum
 Mengedepankan kejujuran dan keadilan bagi terdakwa
 Mengefektifkan deterent function sanksi pidana (ultimum remedium)
 Mencegah penyalahgunaan kekuasaan
 Menegakan prinsip rule of law
 Pasal 1 KUHAP

ASAS PRADUGA TAK BERSALAH :

 Seseorang tidak dapat dinyatakan bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang
bersifat hukum tetap
 Negara wajib memberikan dan memfasilitasi hak hak seseorang yang diduga
melakukan tindak pidana sejak ditangkap hingga pemeriksaan di pengadilan
 Seseorang dapat menuntut ganti rugi kerugian atas tindakan penangkapan dan
penahanan oleh penyidik (98 KUHAP)
 Pasal 8 UU Kehakiman

ASAS PERSAMAAN DIMUKA HUKUM

 Setiap orang harus diperlakukan dan dilindungi secara sama dimuka hukum tidak
ada perbedaan perbedaan
 Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di muka hukum dan pemerintah
tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1 UUD 1945)

TEORI TRAPMAN

 Terdapat empat pihak dalam proses acara peradilan pidana


 Terdakwa : berpandangan Subjektif dari posisi Subjektif
Terdakwa bebas mengambil sikap dalam persidangan
untuk kepentingannya. Terdakwa boleh berdusta,
terdakwa boleh menyangkal dakwaan
 Penasihat Hukum : berpandangan Objektif dari posisi Subjektif
Penasihat hukum harus bertindak objektif namun tetap
bersandar pada kepentingan terdakwa. Penasihat
hukum tidak boleh berdusta, harus mengungkapkan
kebenaran materil, dan tidak boleh bertindak
merugikan terdakwa
 Penuntut Umum : berpandangan Subjektif dari posisi Objektif
Penuntut umum bersikap subjektif dalam perspektif
terdakwa bersalah, namun pada dasarnya penuntut
umum pada sisi yang “netral”. Penuntut umum harus
mengungkapkan kebenaran materiil, meminta
membebaskan terdakwa jika tidak terbukti bersalah.
 Hakim : berpandangan Objektif dari posisi Objektif
Hakim harus bertindak netral tidak memihak dan
bertindak atas nama hukum demi keadilan, kepastian
hukum, dan kemanfaatan hukum. hakim harus
mencari kebenaran materiil, hakim harus
mempertimbangkan kepentigan kedua belah pihak,
Negara dan terdakwa, hakim harus memberikan sdatas
terdakwa,

PENYELIDIKAN

 Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan


menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini (Pasal 1 angka 5 KUHAP)
 Penyelidikan dilakukan berdasarkan Informasi atau laporan yang diterima maupun
diketahui langsung oleh penyelidik/peenyidik
 Dilakukan oleh penyelidik yaitu setiap pejabat polisi atas perintah penyidik, dengan
wewenang:
 menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana;
 mencari keterangan dan barang bukti;
 menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri;
 mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab
 Selain itu, atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan
berupa :
1.     penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan
penahanan;
2.     pemeriksaan dan penyitaan surat;
3.     mengambil sidik jari dan memotret seorang;
4.     membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik. (Pasal 5 KUHAP)
 Penyelidikan dapat dicukupkan dengan terkumpunya bukti permulaan yang cukup
yaitu 1 laporan & 1 alat bukti
 Dalam tertangkap tangan penyelidik wajib segera melakukan tindakan yang dinilai
perlu berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) huruf b

PENYIDIKAN
 Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya
 Dilakukan oleh penyidik yaitu pejabat polisi atau dan pejabat pegawai negeri
tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh undang-undang. Dengan
wewenang: (Pasal 7 Ayat (1) KUHAP)
 Kaya penyidik cuman,

 memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau


saksi;

 mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan


pemeriksaan perkara;

 mengadakan penghentian penyidikan;

 mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

 Bisa menyita

 Penyidik pembantu adalah pejabat polisi yang diangkat oleh kepala polisi untuk
melakukan penyidikan pembantuan (Pasal 10 KUHAP) *BNN

 Memiliki wewenang sebagai mana penyidik namun mengenani


penangkapan dan penahanan dilimpahkan wewenangnya kepada penyidik
(Pasal 11 KUHAP)

 Penyidikan dapat dicukupkan dengan sekurang-kurangnya 2 bukti permulaan yang


cukup ( Pasal 21 Ayat (1) & MK/65/2011) sebagai penetapan tersangka.
 Dalam hal penyidikan tidak ditemukan bukti yang cukup atau ternyata bukan
merupakan tindakan hukum, maka penyidikan batal demi hukum (Pasal 109
KUHAP)

PRA-PENUNTUTAN

 Pra-penuntutan adalah proses pelimpahan berkas dari penyidik ke penuntut


umum

 Pemeriksaan berkas oleh penuntut umum untuk dinilai apa perlu diadakan pra
penuntutan (berkas dinyatakan tidak lengkap) oleh penyidik yang lalu diberi
petunjuk guna penyempurnaan penyidikan. (Pasal 14 huruf a dan b, Pasal 110 ayat
(1)-(3) KUHAP)

 Jangka waktu berkas dikembalikan oleh penuntut umum kepada penyidik harus
dilengkapi paling lama 14 hari (Pasal 110 Ayat (4))

PRAPERADILAN

 Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan


ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang:

a.      sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau


penghentian penuntutan; (+penetapan tersangka, penyitaan, dan penggeledahan
(MK/65/2011))

b.      ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya
dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan

(Pasal 77 KUHAP)

Anda mungkin juga menyukai