Anda di halaman 1dari 21

REFRESHING

Hidrosefalus

Oleh :
Efrilia Adha Pohan 2015730035
Jermansyah DD Khairari 2015730065
Linda Tri Lestari 2015730078
Saarah Khansa Kiasati 2015730116

Pembimbing:
dr. Zaini Hamzah, Sp.BS

STASE BEDAH
RUMAH SAKIT ISLAM CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas


rahmat dan hidayah-Nya laporan refreshing ini dapat selesai. Laporan refreshing ini
disusun sebagai salah satu tugas Kepaniteraan Klinik Stase Bedah Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta di Rumah Sakit Islam
Cempaka Putih, Jakarta.

Penulisan laporan refreshing, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang
diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam
penulisan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan refreshing
ini.

Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi
penulis maupun pembaca.

Jakarta, 17 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1: PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
BAB III: KESIMPULAN............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................iv

iii
BAB 1: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang
berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS)
secara aktif  yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi
akumulasi CSS yang  berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang
subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh adanya ketidak seimbangan antara
produksi dan absorpsi dari CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi
diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan
subdural. Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem
ventrikuler keadaan ini disebut sebagai hidrosefalus internal. Selain itu beberapa
lesi intrakranial menyebabkan peningkatan TIK namun tidak sampai
menyebabkan hidrosefalus. Peningkatan volume CSS tidak  ekivalen dengan
hidrosefalus, ini juga terjadi pada atrofi serebral. Hidrosefalus sebagai kesatuan
klinik dibedakan oleh tiga faktor yaitu peninggian tekanan intraventrikuler,
penambahan volume CSS, dan dilatasi rongga CSS.
Secara keseluruhan, Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000
kelahiran. Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000
kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada
perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal
perbedaan ras.
Jika hidrosefalus tampak  setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh
karena kongenital. Sebuah penelitian mendapatkan 40-50% bayi dengan
perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus. Pongsakdi
Aisudiphan dkk pada penelitiannya mendapatkan 36 dari 49 anak-anak dengan
meningitis TB mengalami hidrosefalus, dengan catatan 8 anak dengan
hidrosefalus obstruktif dan 26 anak dengan hidrosefalus komunikans.

1
Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis bakteri dapat dijumpai
pada semua usia, tetapi lebih sering pada bayi daripada anak-anak.
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa
lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah
akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan
meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.
Secara internasional, insiden hidrosefalus yang didapat juga tidak
diketahui jumlahnya. Sekitar 100.000 shunt yang tertanam setiap tahun di negara
maju, tetapi informasi untuk negara-negara lain masih sedikit.

2
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon
yang berarti kepala. Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai
gangguan pembentukan aliran atau penyerapan CSS yang menyebabkan
peningkatan volume pada CNS.
Hidrosefalus akut dapat terjadi dalam beberapa hari. Sub akut dalam
mingguan dan yang kronik bulanan atau tahunan. Kondisi-kondisi seperti
atrofi serebral dan lesi destruktif fokal juga menyebabkan peningkatan
abnormal CSS dalam CNS. Pada situasi semacam ini, kehilangan jaringan
serebral meninggalkan ruangan kosong yang secara pasif akan terisi dengan
CSS. Kondisi semacam iu tidak disebabkan oleh gangguan hidrodinamik
sehingga tidak diklasifikasikan sebagai hidrosefalus.

B. ANATOMI YANG BERKAITAN DENGAN HIDROSEFALUS

CSS dibentuk di dalam system ventrikel serebrum, terutama oleh


pleksus koroideus. Masing-masing dari keempat ventrikel mempunyai
jaringan pleksus koroideus, yang terdiri atas lipatan vilosa dilapisi oleh
epitel dan bagian tengahnya mengandung jaringan ikat dengan banyak
pembuluh darah. Cairan dibentuk melalui sekresi dan difusi aktif. Terdapat
sumber CSS nonkonroid, tetapi aspek pembentukan cairan ini masih belum
diketahui sebelumnya.
Sistem ventrikel terdiri atas sepasang ventrikel lateral, masing-
masing dihubungkan oleh akuaduktus Sylvii ke ventrikel keempat tunggal
yang terletak di garis tengah dan memiliki tiga lubang keluar, sepasang
foramen Luschka di sebelah lateral dan sebuah foramen magendie di
tengah. Lubang-lubang ini berjalan menuju ke sebuah system yang saling

3
berhubungan dan ruang subaraknoid yang mengalami pembesaran fokal dan
disebut sisterna.
Sisterna pada fosa posterior berhubungan dengan ruang subaraknoid
diatas konveksitas serebrum melalui jalur yang melintasi tentorium. Ruang
subaraknoid spinalis berhubungan dengan ruang subaraknoid intrakranium
melalui sisterna basalis.
Aliran CSS netto adalah dari ventrikel lateral menuju ventrikel
ketiga kemudian ke ventrikel keempat lalu ke sisterna basalis, tentorium,
dan ruang subaraknoid di atas konveksitas serebrum ke daerah sinus
sagitalis, tempat terjadinya penyerapan ke dalam sirkulasi sistemik.
Sebagian besar penyerapan CSS terjadi melalui vilus araknoidalis
dan masuk kedalam saluran vena sinus sagitalis, tetapi cairan juga diserap
melintasi lapisan ependim system ventrikel dan di ruang subaraknoid
spinalis.
Pada orang dewasa normal, volume total CSS adalah sekitar 150
mL, yang 25 % nya terdapat di dalam sistem ventrikel. CSS terbentuk
dengan kecepatan sekitar 20 mL/jam, yang mengisyaratkan bahwa
perputaran CSS terjadi tiga sampai empat kali sehari.

a.

4
Pleksus koroideus, terletak pada ventrikulus lateralis, tertius dan quartus. Pada
saat embrio, pleksus ini berkembang dari invaginasi mesenkim pada daerah
mielensefalon selama minggu keenam intrauterin. Pada usia minggu ke 7
sampai ke 9 pleksus koroideus mulai kehilangan jaringan mesenkimal dan
ditutupi oleh sel-sel ependimal.

b. Sistem Ventrikulus
1) Ventrikulus Lateralis
Ventrikulus lateral berjumlah dua buah dan berbentuk huruf C,
secara anatomi, ventrikel ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian
kornu anterior, korpus dan kornu posterior. korpus dari ventrikulus lateralis
menjadi dasar dari septum pelusida.
2) Ventrikulus Tertius
Ventrikulus tertius berada diantara dua thalamus dan dibatasi oleh
hypothalamus di bagian inferior. Bagian anterior dari ventrikulus tertius
berhubungan dengan lamina teminalis dan foramen interventrikularis atau
foramen Monroe. Sedangkan bagian posteriornya berhubungan dengan
ventrikulus quartus melalui aquaduktus serebri Sylvii.

3) Ventrikulus Quartus

5
Ventrikulus quartus terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian superior
(bagian dari isthmus rhombensefalon), intermedius (bagian metensefalon)
dan inferior (bagain mielensefalon). Dinding dari ventrikel ini dibatasi oleh
sel-sel ependim, berlanjut ke bawah oleh canalis sentralis dari medulla dan
bagian superior oleh aquaduktus cerebri Sylvii dan melebar ke foramen
lateralis atau foramen Lushka.

C. EPIDEMIOLOGI

Secara keseluruhan, Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000


kelahiran. Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000
kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak
ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal
perbedaan ras.
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa
lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46%
adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan
subaraknoid dan mningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa
posterior.Secara internasional, insiden hidrosefalus yang didapat juga tidak
diketahui jumlahnya. Sekitar 100.000 shunt yang tertanam setiap tahun di
negara maju, tetapi informasi untuk negara-negara lain masih sedikit.
Kematian pada hidrosefalus yang tidak ditangani dapat terjadi oleh
karena herniasi tonsil sekunder yang dapat meningkatkan tekanan intracranial,
kompresi batang otak dan sistem pernapasan.
Pemasangan shunt telah dilakukan pada 75% dari semua kasus
hidrosefalus dan di 50% pada anak-anak dengan hidrosefalus komunikan.
Pasien dirawat di rumah sakit untuk merevisi shunt sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan, untuk pengobatan komplikasi, atau kegagalan shunt.

6
Kurangnya perkembangan fungsi kognitif pada bayi dan anak-anak,
atau hilangnya fungsi kognitif pada orang dewasa, dapat mejadi komplikasi
pada hidrosefalus yang tidak diobati. Hal ini dapat bertahan setelah
pengobatan. Kehilangan fungsi visual dapat menjadi komplikasi pada
hidrosefalus yang tidak diobati dan dapat menetap setelah pengobatan.

D. KLASIFIKASI1–4
Hidrosefalus terbagi menjadi 2 klasifikasi:
1. Hidrosefalus non komunikan (obstruktif): terjadi bila sirkulasi CSS
otak terganggu. Pada hidrosefalus non komunikan tidak terdapat
hubungan antara sistem ventrikel dan rongga subarakhnoid akibat
sumbatan setinggi ventrikel lateral, foramen Monro, aquaductus sylvii
atau jalan keluar dari ventrikel empat (foramen Luschka dan Magendi).
Terjadi akibat penyumbatan sirkulasi CSS yang disebabkan oleh kista,
tumor, pendarahan, infeksi, cacat bawaan dan paling umum, stenosis
aqueductal atau penyumbatan saluran otak.
2. Hidrosefalus komunikan: terjadi karena produksi CSS berlebihan atau
terjadi gangguan penyerapan. Pada hidrosefalus komunikan terdapat
hubungan antara sistem ventrikel dengan rongga subarakhnoid. Dapat
disebabkan oleh gangguan keseimbangan CSS, dan juga oleh komplikasi
setelah infeksi atau komplikasi hemoragik. Bentuk hidrosefalus yang
tersering, dapat disebabkan oleh perdarahan subarachnoid atau
intraventrikel, meningitis, infeksi intrauterine seperti toksoplasma,
peningkatan protein CSS dan kondisi-kondisi yang mengganggu absorbsi
CSS di granula arachnoid.

E. ETIOLOGI1–4

7
Hidrosefalus terjadi karena 3 hal: (1) Obstruksi aliran cairan
serebrospinal (CSS) di sistem ventrikel otak (2) Absorpsi CSS di vili
arachnoid yang menurun (3) Produksi CSS di pleksus koroid yang abnormal,
seperti pada papilloma pleksus koroid.
Meningkatnya jumlah CSS menyebabkan pelebaran ventrikel,
peningkatan tekanan intraventrikel dan akhirnya meningkatkan tekanan
intracranial.

Penyebab Hidrosefalus Berdasarkan klasifikasinya:


Penyebab Hidrosefalus Nonkomunikan (obstruktif) bisa
dibedakan didapat maupun kongenital.
 Penyebab Hidrosefalus Nonkomunikan Didapat adalah stenosis
aquaductus cerebri (adhesi setelah infeksi atau perdarahan), tumor
supratentorial yang menyebabkan herniasi tentorial, hematom intrakranial,
tumor (di ventrikel, area kelenjar pineal, fossa posterior), abses
granuloma, dan kista arachnoid.
 Penyebab Hidrosefalus Nonkomunikan Kongenital adalah stenosis
aquaductus cerebri, sindroma Dandy Walker (atresia foramen Magendie
dan foramen Luschka), dan malformasi Arnorld Chiari.
Penyebab Hidrosefalus Komunikan (Non-Obstruktif) adalah
penebalan leptomening dan atau melibatkan granulatio arachnoidalis,
peningkatan viskositas cairan serebrospinal (kandungan protein tinggi),
produksi cairan serebrospinal berlebihan (papiloma plexus koroideus) dan
iatrogenik.
 Penebalan leptomening dan atau melibatkan granulatio arachnoidalis
diantaranya disebabkan karena infeksi (piogen, tuberkulosis, jamur),
perdarahan subarachnoid (spontan, trauma, postoperatif) dan meningitis
karsinomatous.

8
 Penyebab iatrogenik pada umumnya karena hipervitaminosis A akut
maupun kronis yang meningkatkan sekresi cairan serebrospinal dan
meningkatkan permeabilitas sawar darah otak.

F. PATOMEKANISME1–4
Secara teoritis hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme
yaitu;
1. Produksi liquor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran liquor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme diatas adalah peningkatan
tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi
dan absorbsi.
Produksi liquor yang berlebihan hampir semua disebabkan oleh tumor
pleksus khoroid (papiloma dan karsinoma). Adanya produksi yang berlebihan
akan menyebabkan tekanan intrakranial meningkat dalam mempertahankan
keseimbangan antara sekresi dan absorbsi liquor, sehingga akhirnya ventrikel
akan membesar dan terjadi hidrosefalus. Adapula beberapa laporan mengenai
produksi liquor yang berlebihan tanpa adanya tumor pada pleksus khoroid .
Dilatasi Ventrikel dapat terjadi karena (1) Kompensasi sistem
serebrovaskular (2) Redistribusi dari liquor serebropinal atau cairan
ekstraseluler atau keduanya dalam susunan sistem saraf pusat (3) Perubahan
mekanis dari otak (peningkatan elastisitas otak, gangguan viskoelastisitas
otak,kelainan turgor otak) (4) Efek tekanan denyut liquor serebrospinal (masih
diperdebatkan) (5) Hilangnya jaringan otak (6) Pembesaran volume tengkorak
(pada penderita muda) akibat adanya regangan abnormal pada sutura cranial.
Gangguan aliran liquor merupakan awal dari kebanyakan dari kasus
hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan oleh gangguan aliran

9
akan meningkatkan tekanan liquor secara proporsional dalam upaya
mempertahankan resorbsi yang seimbang. Derajat peningkatan resistensi
aliran cairan liquor dan kecepatan perkembangan gangguan hidrodinamik dan
berpengaruh pada penampilan klinis.

G. MANIFESTASI KLINIS3
Pada hidrosefalus, awalnya tampak pembesaran tengkorak/lingkar
kepala yang kemudian disusul dengan gangguan neurologic akibat terjadinya
peningkatan cairan serebrospinal (CSS) yang sebabkan hipotrofi otak.
Pada bayi yang suturanya masih terbuka, akan terlihat lingkar kepala
fronto-oksipital yang membesar, sutura akan meregang dengan fontanel
cembung dan tegang. Vena yang terdapat di kulit kepala sering terlihat
menonjol. Kelainan neurologic berupa mata yang selalu mengarah kebawah
disebut dengan sunset eye phenomenon, gangguan perkembangan motoric dan
gangguan penglihatan akibat atrofi atau hipotrofi nervus opticus.
Bila proses bertambahnya CSS dibiarkan terus-menerus, maka akan
terjadi penipisan korteks serebrum yang permanen walaupun kemudian
hidrosefalusnya dapat diatasi.

H. ALUR DIAGNOSIS3,4
a. Anamnesis
− Pada anamnesis dikeluhkan kepala yang tampak membesar pada
anak dengan UUB yang belum menutup
− Terdapat tanda peningkatan tekanan intracranial seperti letargi,
sakit kepala, irritable, hingga penurunan kesadaran terutama
ditemukan pada yang UUB telah menutup

10
− Lakukan pula anamnesis kearah penyebab terjadinya hidrosefalus
seperti adanya riwayat trauma, infeksi SSP seperti meningitis, dan
riwayat hidrosefalus pada keluarga.

b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik penting untuk dilakukan pengukuran
lingkar kepala fronto-occipital secara teratur untuk diagnosis dini,
pertumbuhan kepala normal paling cepat terjadi pada usia 3 bulan
pertama.
− Terdapat pertumbuhan lingkar kepala yang abnormal (>+2SD atau
dalam pemantauan terdapat peningkatan lingkar kepala yang tidak
sesuai grafik pertumbuhan lingkar kepala). Pertumbuhan lingkar
kepala anak 2cm/bulan mulai usia 0-3bulan kemudian menjadi
1cm/bulan pada usia 4-6 bulan dan 0,5cm/bulan sampai usia 12
bulan.
− UUB masih terbuka pada anak usia > 18 bulan atau UUB
membonjol
− Kelainan bentuk kepala: oksipital yang prominen, asimetri bentuk
kepala, pembesaran diameter biparietal,dan frontal boosing
− Funduskopi: papiledema jika terdapat peningkatan tekanan
intrakranial, perdarahan retina pada hidrosefalus akut, atrofi nervus
optic pada hidrosefalus kronik, korioretinitis pada infeksi
toksoplasma atau CMV.
− Kelainan saraf kranial: “sun-set appearance” dimana mata terlihat
deviasi kebawah.
− Tanda-tanda lesi upper motor neuron: hiperrefleks, klonus,
spastisitas.
− Lesi di daerah tulang belakang: benjolan, dimple, hair tuft, atau
hemangioma yang merupakan tanda spina bifida.

11
c. Pemeriksaan Penunjang
− Pada pemeriksaan CSS dengan pungsi ventrikel melalui fontanel
mayor dapat menunjukkan tanda peradangan dan perdarahan baru
atau lama, serta mampu menentukan tekanan ventrikel.
− Pemeriksaan transiluminasi positif
− Foto rontgen kepala: tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial:
impresionis digitata, sutura yang melebar, pembesaran daerah fosa
posterior (Sindrom Dandy-Walker), fosa posterior yang mengecil
(malformasi Arnold-Chiari), kalsifikasi periventricular (infeksi
CMF), kalsifikasi yang menyebar (infeksi toksoplasma).
− USG (pada anak dengan UUB yang belum menutup), USG kepala
dapat dilakukan melalui fontanel yang tetap terbuka lebar untuk
mendeteksi adanya pelebaran ventrikel atau perdarahan ventrikel.
− CT-Scan atau MRI kepala: digunakan sebagai diagnosis dan
mencari etiologi.
o Diagnosis: ditemukan pelebaran ventrikel dan tanda-tanda
peningkatan tekanan intraventrikel seperti sulcus yang
tidak jelas terlihat, penumpulan sudut kornu anterior atau
edema periventrikular.
o Etiologi: Gambaran obstruksi, kalsifikasi periventrikel
(infeksi kongenital CMV) atau kalsifikasi intraparenkim
(infeksi kongenital toksoplasma), sindrom Dandy-Walker
atau malformasi Arnold-Chiari.
− Pada CT-scan terlihat jelas dilatasi seluruh sistem ventrikel otak

12
Pemeriksaan pencitraan kerap menemukan ventrikulomegali
tanpa adanya peningkatan tekanan intraventrikel, seperti pada atrofi
otak (hidrosefalus ex vacuo), malformasi otak (lisensefali), non
progressive arrested hydrocephalus. Pada keadaan–keadaan ini tidak
diperlukan tata laksana tindakan bedah.

I. TATALAKSANA3,4
Pengobatan kausal pada hidrosefalus hanya mungkin diberikan bila
hidrosefalus disebabkan oleh sumbatan sepeerti pada tumor kistik.
Tatalaksana diberikan pada hidrosefalus yang disertai peningkatan
tekanan intraventrikel.
− Tata laksana utama adalah tindakan bedah berupa pemasangan pirau
ventrikulo-peritoneal (VP-Shunt), drainase eksterna ventrikel, atau
endoscopic third ventriculostomy.
− Pada keadaan tertentu dimana keadaan umum pasien belum
memungkinkan untuk operasi permanen VP-shunt dapat dilakukan
drainase eksterna ventrikel, ventricular tapping atau pungsi lumbal
serial.
− Medikamentosa seperti pemberian asetazolamide (dosis 30-50
mg/kgBB/hari) atau furosemid (dosis 1 mg/kgBB/hari) dapat dipakai
sementara sambil menunggu tindakan bedah.

J. PROGNOSIS3,5
Prognosis untuk hidrosefalus yang diobati bervariasi, tergantung
kepada penyebabnya. Jika anak bertahan hidup selama 1 tahun, maka hampir
sepertiganya memiliki fungsi intelektual yang normal tetapi kelainan sarafnya
tetap ada. Hidrosefalus yang tidak disebabkan oleh infeksi memiliki

13
prognosis yang terbaik, sedangkan jika penyebabnya adalah tumor maka
prognosisnya paling buruk. Keberhasilan tindakan operatif serta prognosis
hidrosefalus ditentukan ada atau tidaknya anomali yang menyertai,
mempunyai prognosis lebih baik dari hidrosefalus yang bersama dengan
malformasi lain (hidrosefalus komplikata).3,5
Prognosis untuk pasien dengan hidrocephalus bergantung pada gejala-
gejala individu, ketepatan waktu diagnosis dan bagaimana pasien bereaksi
terhadap perawatan. Kebanyakan pasien hidrosephalus menjalani kehidupan
yang panjang dan bebas masalah. Akan tetapi, jika tidak diobati,
hidrosephalus yang progresif pada umumnya berakibat fatal. Jika
hidrosefalhalus pasien ditangani dengan implementasi sistem shunt, prognosis
mereka bergantung pada bagaimana tubuh mereka menerima sistem tersebut.

K. KOMPLIKASI3,5,6
Komplikasi utama yang dialami sistem shunt adalah penyumbatan,
subdural hematom, dan infeksi.3,5
Blockage — jaringan, atau darah, protein, sel atau debris dapat
menyumbat bagian mana pun dari sistem shunt. Jika terjadi malfungsi pada
bagian katup shunt, hal ini juga dapat mengakibatkan penyumbatan.
Kebanyakan shunts dapat tersumbat setelah lebih dari 5-10 tahun. Penanganan
sistem shunt yang menyumbat, mungkin membutuhkan penggantian seluruh
sistem shunt.6
Infection — biasanya disebabkan oleh bakteri, yang masuk saat proses
pembedahan, juga dapat diakibatkan oleh sumber infeksi lain di dalam tubuh.
Maka mungkin membutuhkan penggantian seluruh sistem shunt yang
terinfeksi. 6
Subdural hematom- subdural hematom dikarenakan gumpalan darah,
dan merupakan salah satu infeksi yang serius yang diikuti pada pemasangan

14
shunt. Risiko hematoma subdural pada orang dengan hidrosefalus tekanan
normal sekitar 5-10%. Karena sebagian besar shunts mengalirkan CSF dari
pusat otak atau ventrikel, ini dapat menyebabkan permukaan otak menarik diri
dari tengkorak, meregangkan dan merobek pembuluh darah dari kulit kepala
ke permukaan otak. Ini kadang-kadang terlihat pada CT scan sebagai ruang
cairan antara otak dan tengkorak yang disebut hygroma. Meskipun hygroma
mungkin tidak memiliki gejala klinis, itu dapat meningkatkan risiko
hematoma. 6
Komplikasi potensial yang dapat terjadi pada hidrosefalus pada anak
adalah retardasi mental, fungsi motoric terganggu dan kehilangan
pengelihatan. Komplikasi serius adalah apabila terjadi infeksi pada
pemasangan shunt. 6

15
BAB III: KESIMPULAN

Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang
berarti kepala. Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai gangguan
pembentukan aliran atau penyerapan CSS yang menyebabkan peningkatan volume
pada CNS. Secara keseluruhan, Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000
kelahiran. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa
lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah
akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan
meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.Tata laksana utama
adalah tindakan bedah berupa pemasangan pirau ventrikulo-peritoneal (VP-Shunt),
drainase eksterna ventrikel, atau endoscopic third ventriculostomy.
Prognosis untuk pasien dengan hidrocephalus bergantung pada gejala-gejala
individu, ketepatan waktu diagnosis dan bagaimana pasien bereaksi terhadap
perawatan. Hidrosefalus yang tidak disebabkan oleh infeksi memiliki prognosis
yang terbaik, sedangkan jika penyebabnya adalah tumor maka prognosisnya paling
buruk. Hidrosefalus yang tidak diobati, pada umumnya berakibat fatal. Jika
hidrosefalhalus pasien ditangani dengan implementasi sistem shunt, prognosis
mereka bergantung pada bagaimana tubuh mereka menerima sistem tersebut.
Komplikasi potensial yang dapat terjadi pada hidrosefalus pada anak adalah
retardasi mental, fungsi motoric terganggu dan kehilangan pengelihatan.
Komplikasi serius adalah apabila terjadi infeksi pada pemasangan shunt.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

1. Lindsay K., Bone I, Callander R. Neurology and neurosurgery illustrated. 4th


ed. London: Elsevier Inc; 2004.

2. Listiono L. Ilmu bedah saraf Satyanegara Jakarta. 3rd ed. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama; 1998.

3. Dahlan M, Mulawardi, Sjamsuhidajat R, Susi D. Buku Ajar Ilmu Bedah. 4th


ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.

4. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati


ED, et al. Pedoman Pelayanan Klinis. II. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2011.

5. Pierce A, Neil R. Surgery at a Glance 2013. UK: WileyBlackwell; 2013.

6. Hydrocephalus Association [Internet]. 2020 [cited 2020 Apr 17]. Available


from: https://www.hydroassoc.org

iv

Anda mungkin juga menyukai