LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN KASUS
PENYAKIT GASTROENTERITIS DENGAN DEHIDRASI
DI RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA
Fasilitator:
Christina Yuliastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIP. 03017
Disusun oleh:
Amelia Kristina Merry Pitaloka
NIM. 1930008
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN KASUS
PENYAKIT GASTROENTERITIS DENGAN DEHIDRASI
DI RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Anatomi Fisiologi
6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum (± 25 cm),
jejunum (± 2,5 m), dan ileum (± 3,6 m). Fungsi usus halus adalah mengabsorbsi
Erepsinogen, erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin,
lambung,
Hormon Insulin, menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar
normal, dan
Hormon Glukagon, menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal.
Usus besar berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi
tiga daerah, yaitu kolon asenden, kolon transversum, dan kolon desenden.
mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh, dan
Rektum adalah penampungan feses setelah dari usus besar. Apabila feses sudah
siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan
anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada dua, yaitu otot polos dan otot
lurik. Sedangkan anus adalah saluran pembuangan feses setelah dari rektum.
B. Definisi Penyakit
Diare adalah keadaan buang air besar yang berbentuk cair (mencret)
sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam) yang disebabkan oleh
organisme parasit. WHO (1980) menjelaskan bahwa diare adalah buang air besar
dengan konsistensi cair sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam) dalam
kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh
minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease).
C. Etiologi
infeksi pada saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme
Beberapa jenis diare tersebut sering disebabkan oleh organisme renik seperti
Salmonella dan Vibrio cholera merupakan beberapa contoh bakteri patogen yang
menyebabkan epidemi diare pada anak. Kolera merupakan salah satu contoh kasus
anak. Namun sebagian besar kejadian diare yang disebabkan oleh kolera terjadi
pada dewasa dan anak dengan usia yang lebih besar. Diare cair pada anak
sebagian besar disebabkan oleh infeksi rotavirus , V. cholera dan E.coli. Diare
berdarah paling sering disebabkan oleh Shigela (UNICEF dan WHO, 2009).
Sedangkan diare cair akut pada anak di bawah lima tahun paling banyak
disebabkan oleh infeksi rotavirus. Penularan rotavirus terjadi melalui faecal-oral.
Rotavirus akan menginfeksi dan merusak sel-sel yang membatasi usus halus dan
D. Klasifikasi
Diare dibedakan menjadi dua, yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut
adalah diare yang terjadi 3 kali atau lebih dalam satu hari sampai kurang dari dua
minggu. Sedangkan diare kronis adalah diare yang terjadi selama lebih dari dua
minggu.
berbentuk renik dan mampu menimbulkan diare yang dapat dibedakan menjadi
tiga jenis berdasarkan gejala klinisnya. Jenis yang pertama adalah diare cair akut
dimana pasien akan kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang besar sehingga
mampu menyebabkan dehidrasi dalam waktu yang cepat. Jenis kedua adalah diare
akut berdarah yang sering disebut dengan disentri. Diare ini ditandai dengan
adanya darah dalam tinja yang disebabkan akibat kerusakan usus. Pasien yang
menderita diare berdarah akan menyebabkan kehilangan zat gizi yang berdampak
pada penurunan status gizi. Jenis yang ketiga adalah diare persisten dimana
kejadian diare dapat berlangsung ≥14 hari. Diare jenis ini sering terjadi pada anak
dengan status gizi rendah, AIDS, dan anak dalam kondisi infeksi (WHO, 2010).
E. Patofisiologi
ternetralkan oleh asam lambung akan masuk ke dalam bagian proksimal usus.
Rotavirus kemudian akan masuk ke sel epitel dengan masa inkubasi 18-36 jam,
dimana pada saat ini virus akan menghasilkan enterotoksin NSP-4. Enterotoksin
ini akan menyebabkan kerusakan permukaan epitel pada vili, menurunkan sekresi
F. WOC
Hipertermi DIARE
oral. Rotavirus akan menginfeksi dan merusak sel-sel yang membatasi usus halus
dan menyebabkan diare cair akut dengan masa inkubasi 24-72 jam. Gejala yang
timbul bervariasi dari ringan sampai berat, didahului oleh muntah-muntah yang
diikuti 4-8 hari diare hebat yang dapat menyebabkan dehidrasi berat dan berujung
pada kematian.
Sungkapalee et al. (2006) pada 103 anak positif rotavirus menunjukkan bahwa
gejala klinis dari infeksi rotavirus meliputi diare cair akut (79,6%), demam
(81,5%), mual atau muntah (80,6%). Nguyen et al. (2004) menunjukkan bahwa
gejala klinis dari infeksi rotavirus adalah gabungan antara demam, muntah dan
yang dilakukan oleh Soenarto et al. (2009) menunjukkan hal yang hampir sama
bahwa anak dengan infeksi rotavirus mengalami dehidrasi dan muntah yang lebih
tinggi secara bermakna dibanding dengan anak diare yang tidak ditemukan
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja
Uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
I. Penatalaksanaan
a) Farmakologi
Pemberian cairan per oral berupa cairan NaCl dan NaHCO3 dan
larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena
banyak mengandung NaCl dan sukrosa. Pada diare sedang hingga berat
b) Non Farmakologi
dan obat di rumah saat terjadi diare. Pengobatan diet etik dengan pemberian
ASI, susu rendah laktosa, dan suplemen zinc pada bayi umur kurang dari
satu bulan.
1. Pengkajian Primer
a. Airway
karakteristik adanya mual dan muntah dan diare yang disebabkan oleh
Emergency treatment :
Kaji adanya penyumbatan jalan napas seperti air ludah, muntahan, dan
secret.
muntahan.
Jika terjadi perburukan jalan napas segera hubungi ahli anestesi dan
bawa ke ICU
b. Breathing
Emergency treatment:
Kaji respiratory rate
92%
Auskultasi dada
c. Circulation
prematur).
Emergency treatment:
Catat temperature
dengan gejala seperti gelisah, kulit yang lembab, lengket dan dingin dan
berkeringat tidak muncul sampai total volume darah yang hilang sebesar 10-
Emergency treatment :
pasien.
e. Exposure
Emergency treatment:
sensitivitas
Berikan anti diare seperi codein atau loperamide sampai hasil kultur
diketahui
a. Identitas
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.
besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
b. Keluhan Utama
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5
hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari
(diare kronis).
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan
susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
h. Pemeriksaan Fisik
menurun.
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
7) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
8) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
perianal.
10) Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami
i. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
j. Terapi
Rehidrasi
Jenis cairan
Cara parenteral
Cairan I : RL dan NS
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia
> 3 bulan.
Jalan pemberian
Rumatan (maintenance).
BB (kg) x 50 cc
Terapi standar pada anak dengan diare sedang : + 50 cc/kg/3 jam atau
5 tetes/kg/mnt
K. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Hasil
1. Kekurangan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda dan gejala 1. Penurunan sirkulasi volume cairan menyebapkan
volume perawatan selama 3 jam kekurangan cairan dan elektrolit kekeringan mukosa dan pemekat urine. Deteksi dini
cairan b.d pasien dapat mencukupi memungkinkan terapi pergantian cairan segera
kehilangan kebutuhan cairan untuk memperbaiki defisit.
cairan aktif dengan kriteria hasil :
Tanda vital dalam 2. Pantau intake dan output 2. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi
batas normal (N: 120- glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk
60 x/mnt, S; 36-37,50 membersihkan sisa metabolisme.
c, RR : < 40 x/mnt )
Turgor elastik , 3. Timbang berat badan setiap hari 3. Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB
membran mukosa sama dengan kehilangan cairan 1 lt
bibir basah, mata
tidak cowong, UUB 4. Anjurkan keluarga untuk 4. Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara
tidak cekung. memberi minum banyak pada oral
Konsistensi BAB kien, 2-3 lt/hr
lembek, frekwensi 1
kali perhari 5. Kolaborasi : 5. Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN
a. Pemeriksaan laboratorium serum untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).
elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan
b. Cairan parenteral ( IV line ) cepat.
sesuai dengan umur
Anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan
c. Obat-obatan : (antisekresin, elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk
antispasmolitik, antibiotik) proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti
bakteri berspektrum luas untuk menghambat
endotoksin.
2. Defisit Setelah dilakukan 1. Diskusikan dan jelaskan tentang 1. Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat
nutrisi b.d perawatan selama 3 pembatasan diet (makanan merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.
kurangnya jam kebutuhan nutrisi berserat tinggi, berlemak dan air
asupan pasien terpenuhi terlalu panas atau dingin)
makanan. dengan kriteria hasil :
Nafsu makan 2. Ciptakan lingkungan yang bersih, 2. Situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu
meningkat jauh dari bau yang tak sedap atau makan.
Porsi makanan yang sampah, sajikan makanan dalam
dihabiskan keadaan hangat
meningkat
Nyeri abdomen 3. Berikan jam istirahat (tidur) serta 3. Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
menurun kurangi kegiatan yang berlebihan
Diare menurun
Berat badan 4. Monitor intake dan out put dalam 4. Mengetahui jumlah output dapat merencenakan
membaik 24 jam jumlah makanan.
Bising usus
membaik 5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan 5. Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses
lain : pertumbuhan
Membran mukosa
a. terapi gizi : Diet TKTP rendah
membaik
serat, susu
b. obat-obatan atau vitamin ( A)
3. Gangguan Setelah dilakukan 1. Diskusikan dan jelaskan 1. Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
integritas perawatan selama 3 jam pentingnya menjaga tempat tidur
kulit b.d gangguan integritas 2. Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak
kekurangan kulit tidak terjadi 2. Demontrasikan serta libatkan diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman
volume dengan kriteria hasil keluarga dalam merawat perianal feces
cairan Elastisitas (bila basah dan mengganti
meningkat pakaian bawah serta alasnya)
Hidrasi meningkat
Kerusakan lapisan 3. Atur posisi tidur atau duduk 3. Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan
kulit menurun dengan selang waktu 2-3 jam yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi
Nyeri menurun
Kemerahan 4. Bersihkan perineal dengan air 4. Untuk mengurangi iritasi pada kulit
menurun hangat, terutama selama periode
Suhu kulit diare
membaik
5. Monitor tanda-tanda infeksi 5. Untuk mengetahui adanya luka pada area perianal
karena diare
Derajat Dehidrasi
turgor kulit perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan
denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran (syok
ubun-ubun kepala.
Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik
dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5
KCl setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral atau lewat selang nasogastrik.
Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0.9% yang diberikan secara
intravena.
2. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan
sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor daldiyono kurang dari 3
Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila
ditemukan :
1. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA