Anda di halaman 1dari 17

ABSTRAK

Percobaan indikator asam basa dilakukan dengan tujuan untuk mengamati


perubahan warna indicator pada larutan Asam Basa yang dilakukan dengan
pengujian asam, basa atau netral pada larutan HCl, NaoH, CH 3COOH dan H2O
dengan mencelupkan atau meneteskan indikator PP, metyl red, kertas lakmus
merah dan biru. Dari hasil percobaan diperoleh larutan HCl dan CH 3COOH
merupakan larutan asam bewarna merah pada lakmus merah, lakmus biru, metyl
red, metyl orange dan tidak bewarna pada indikator PP. Larutan NaOH
merupakan larutan basa karena bewarna biru pada kertas lakmus merah dan
lakmus biru, dan bewarna kuning pada metyl red dan metyl orange, serta bewarna
ungu pada indikator PP. Sedangkan H2O merupakan larutan netral karena bewarna
biru pada kertas lakmus biru dan bewarna merah pada kertas lakmus merah,
bewarna kuning pada metyl red, bewarna orange pada metyl orange dan tidak
bewarna pada indikator PP.
Kata kunci : Larutan, Indikator, Kertas Lakmus, Asam Basa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Indikator Asam Basa


1.2 Tanggal Praktikun : 15 November 2019
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Nurillah Hendryati NIM.180140118
2. Muhammad Farhan NIM.180140122
3. Amanda Fitria NIM.180140124
4. Rosmanidar NIM.180140138
5. Siti Hardiana Daulay NIM.180140156
6. Saif Almahibi NIM.180140177
7. Rati Halimatussakdiyah NIM.180140178
8. Hamisna Laili NIM.180140179
1.4 Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan-perubahan warna
indikator pada larutan asam dan basa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Asam Basa

Dalam kehidupan sehari-hari sebetulnya kita biasa berurusan dengan asam


dan basa, seperti aspirin dan obat maag cair, walaupun banyak orang tidak
mengetahui nama kimianya asam asetilsalisat (aspirin) dan magnesium hidroksida
(obat maag cair). Disamping itu,sebagai bahan dasar dari banyak produk rumah
tangga dan obat-obatan, kimia asam - basa berperan penting dalam proses industri
dan sangat diperlukan dalam mempertahankan sistem biologis. Sebelum  reaksi as
am-basa, kita perlu mengetahui lebih banyak mengenai asam dan basa itu sendiri.

2.2 Sifat Umum Asam dan Basa


Asam sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion H+ dan basa
sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH-. Definisi ini
dirumuskan pada akhir abad kesembilan belas oleh kimiawan Swedia Svante
Anthenius untuk mengelompokkan zat- zat yang sifat-sifatnya di dalam larutan
telah diketahui dengan baik.
1. Asam memiliki rasa masam : misalnya asam cuka yang mempunyai rasa
dari asam asetat , dan lemon serta buah- buahan sitrum lainnya yang
mengandung asam sitrat.
2. Asam menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan , misalnya
mengubah warna lakmus dari biru menjadi merah.
3. Asam bereaksi dengan logam tertentu seperti seng, magnesium, dan besi
menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang khas adalah antara asam klorida
dengan magnesium.
2HCl (aq) + Mg (s) → MgCl (aq) + H2 (g) ..........................(2.1)
4. Asam bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat seperti Na2CO3, CaCO3,
dan NaHCO3 menghasilkan gas karbondioksida .
Contohnya:
2HCl (aq) + CaCO3 (l) → CaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g) .....(2.2)
HCl (aq) + NaHCO3 (s) → NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)....(2.3)

5. Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik

Basa
1. Basa memiliki rasa pahit.
2. Basa terasa licin, misalnya sabun yang mengandung basa memiliki sifat
ini.
3. Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan, misalnya
mengubah warna merah menjadi biru.
4. Larutan basa dalam air yang menghantarkan arus listrik.

2.3 Asam dan Basa Bronsted

Definisi Arshenius mengenai asam dan basa hanya terbatas pada


penerapan dalam larutan dengan medium air. Definisi yang lebih luas, yang
dikemukakan oleh kimiawan Denmark Johannes Bronsted pada tahun 1932,
menyatakan asam sebagai donor proton dan basa sebagai akseptor proton. Zat- zat
yang berprilaku menurut definisi ini disebut asam Bronsted (Bronstedacid) dan
basa bronsted (Bronsted base) . Perhatikan bahwa definisi Bronsted tidak
memerlukan asam dan basa dalam larutan air.

Asam klorida merupakan asam bronsted karena memberikan sebuah


proton dalam air :
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl-(aq) ...............................................(2.4)
Perhatikan bahwa ion H+ adalah asam hidrogen yang telah kehilangan
elektronnya, dalam hal ini, disebut proton. Ukuran proton kira- kira 10 -15 m,
dibandingkan dengan diameter sebuah atom atau ion, yaitu kira-kira 10 -10 m.
Partikel bermuatan yang sangat kecil tersebut tidak terdapat sebagai kesatuan
yang terpisahkan dalam larutan air karena gaya tariknya yang kuat terhadap kutub
negatif (atom O) dalam H2O . Konsentrasinya memiliki konsekuensinya proton
terdapat dalam bentuk terhidrasi seperti yang kita bahas. Dengan demikian
ionisasi asam klorida sebaiknya dinyatakan dengan
HCl + H2O → H3O+ + Cl-...............................................(2.5)
Proton terhidrasi, H3O+, disebut ionhidronium. Persamaan ini menunjukka
n reaksi dimana asam Bronsted (HCl) mendonorkan satu protonnya kepada basa
bronsted (H2O).
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa ion hidronium terhidrasi lebih
lanjut sehingga proton tersebut mempunyai beberapa molekul air yang berikatan
dengannya, karena sifat-sifat asam dari proton tidak mempengaruhi derajat
hidrasi, dalam teks ini kita akan menggunakan H+ untuk mengatakan proton
terhidrasi. Notasi ini unutk memudahkan, tetapi H3O+ lebih mendekati kenyataan .
Perlu diingat bahwa kedua notasi tersebut mewakili spasi yang sama dalam
larutan.
Asam- asam yang umum digunakan di laboratorium adalah asam klorida
(HCl), asam nitrat (HNO3), asam asetat (CH3COOH), asam sulfat (H2SO4), dan
asam fospat (H3PO4). Ketiga asam yang disebutkan pertama adalah asam
monoprotik; yaitu, setiap satuan asam menghasilkan satu ion hidrogen dalam
ionisasi :
HCl (aq) → H+(aq) + Cl-(aq) ...............................................(2.6)
HNO3 (aq) → H+(aq) + NO3-(aq) .........................................(2.7)
CH3COOH ↔ CH3COO-(aq) + H+(aq) ..............................(2.8)
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, karena ionisasi asam asetat
tidak sempurna (perhatikan panah dua arah), maka asam asetat merupakan
elektrolit kemah, sehingga disebut asam lemah. Dilain pihak, baik HCl maupun
HNO3 merupakan asam kuat karena termasuk elektrolit kuat, sehingga mengalami
ionisasi sempurna dalam larutan.
Asam sulfat (H2SO4) disebut asam difrotik karena sifat satuan asam
melepaskan dua ion H+, dalam dua tahap reaksi terpisah :
H2SO4 (aq) → H+(aq) + HSO4-(aq) ......................................(2.9)
HSO4-(aq) ↔ H+ (aq) + SO42-(aq) .......................................(2.10)
H2SO4 adalah elektrolit kuat asam (tahap ionisasi pertama berlangsung
sempurna), tetapi HSO4- merupakan asam lemah atau elektrolit lemah, dan kita
membutuhkan panah dua arah untuk menunjukkan reaksi ionisasi tak sempurna.
Asam fripotik, yang menghasilkan tiga ion H+, keberadaannya relatif sedikit.
Asam tripotik yang paling banyak dikenal adalah asam sulfat, yang proses
ionisasinya adalah :
H3PO4 (aq) ↔ H+ (aq) + H2SO4-(aq) ..................................(2.11)
H2PO4 (aq) ↔ H+ (aq) + HPO42-(aq) ..................................(2.12)
HPO42-(aq) ↔ H+ (aq) + PO43-(aq) ......................................(2.13)
Ketika spesi CH3PO4, H2SO4-, dan HPO42- merupakan asam lemah , dan
kita menggunakan panah dua arah untuk menunjukkan tiap tahap ionisasi. Anion
seperti H2PO42- ditemukan dalam larutan fospat seperti NaH2PO4 dan Na2HPO4.
Basa natrium hidroksida (NaOH) dan barium hidroksida [Ba(OH)2]
meruapakan elektrolit kuat. Hal ini berarti bahwa kedua senyawa tersebut
terionisasi sempurna dalam larutan :
NaOH (s) → Na+(aq) + OH-(aq) ........................................(2.14)
Ba(OH)2 (s) → Ba2+(aq) + 2OH-(aq) .................................(2.15)
Ion OH- dapat menerimakan proton sebagai berikut :
H+(aq) + OH-(aq) → H2O(l) ..............................................(2.16)
Dengan demikian OH- merupakan basa bronsted .
Amonia (NH3) dikelompokkan sebagai basa Bronsted karena dapat
menerima satu ion H+.
NH3 (aq) + H2O(l) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq) ..........................(2.17)
Amonia merupakan elektrolit lemah ( dan karenanya dikelompokkan
sebagai basa lemah) karena hanya sebagian kecil dari molekul NH3 yang larut
yang bereaksi dengan air membentuk ion NH4+ dan ion OH-.
Basa kuat yang biasa digunakan dilaboratorium adalah natrium hidroksida ,
karena harganya murah dan mudah larut (sebenarnya, semua hidroksida logam
alkali dapat larut ). Basa lemah yang biasa digunakan adalah larutan amonia
dalam air, yang terkadang secara salah kaprah disebut amonium hidroksida. Tidak
ada semua unsur menunjukkan bahwa spesi NH4OH benar-benar ada. Semua
unsur golongan ZA membentuk hidroksida dalam bentuk M(OH)2, dimana M
menotasikan unsur logam alkali tanah. Diantara hidroksida golongan ZA ini,
hanya Ba(OH)2 yang larut. Magnesium dan kalsium hidroksida dari logam lainnya
seperti Al(OH)3 dan Zn(OH)2, tidak dapat larut dan tidak banyak digunakan
(Raymond Chang, 1989).

2.4 Asam Kuat dan Basa Kuat


Bila kuantitas ekuivalen dari suatu asam kuat seperti asam klorida, HCl,
dan suatu basa kuat seperti natrium hidroksida. NaOH , dicampur dalam suatu
larutan air, ion hidronium dan dari asam dan ion hidroksida dari basa, akan
bersenyawa membentuk cair. Reaksi ini dikenal sebagai penetralan. Persamaan
ion adalah :
Setelah reaksi antara asam klorida dan natrium hidroksida lengkap,
tinggallah larutan dari ion Na+ dan Cl- , Meskipun kedua ion penonton ini tidak
terlibat dalam penetralan, dapatlah dikatakan bahwa larutan NaCl terbentuk
sebagai akibat reaksi asam- basa.

2.5 Asam Kuat dan Basa Lemah


Meskipun istilah penetralan itu lazim digunakan untuk reaksi apa saja
antara asam dengan basa, tak selalu akan dihasilkan larutan yang bener-bener
netral. Memang larutan netral hanya diperoleh bila asam dan basa itu sama
kuatnya.
Perhatikan apa yang terjadi bila asam kuat, seperti HCl, dan basa amonia,
suatu basa lemah , dicampur dalam larutan air.

2.6 Asam Lemah dan Basa Lemah


Sebagai contoh akhir dari penetralan , perhatikan reaksi dalam larutan air
dari asam asetat yang lemah itu dengan basa lemah amonia. Larutan amonium
asetat, NH4 C2H3O2 , yang dihasilkan , praktis netral. Ini karena kuat asam ion
NH4+ . Tepat diimbangi oleh kuat basa dari ion C2H3O2-(Hadyana A.Pudjaatmala,
1989).
Prinsip umum kesetimbangan kimia berlaku baik untuk reaksi-reaksi yang
melibatkan molekul netral maupun reaksi-reaksi antara ion. Mengingat adanya
semacam perhatian khusus dari para kimiawan terhadap keseimbangan ion di
dalam larutan air, dan mengingat adanya suatu metode umum untuk
menyelesaikan soal-soal mengenai hal itu, maka bab ini dan bab berikutnya akan
dimanfaatkan untuk membahas penerapan-penerapan khusus daripada
keseimbangan kimia terhadap reaksi–reaksi ion. Sebagai mana halnya, konsentrasi
akan selalu kita nyatakan dalam mol/L , dan [X] menunjukkan nilai numerik
konsentrasi X.

2.7 Konsep Lewis


Dalam pengkategorian asam dan basa menurut konsep lewis kita
menggunakan gelombang gambaran yang lebih umum lagi. Menurut pandangan
ini, asam adalah struktur yang mempunyai afinitas terhadap pasangan elektron
yang diberikan oleh basa, dimana basa didefinisikan sebagai zat yang mempunyai
pasangan elektron yang belom mencakup juga ion-ion logam transisi yang dapat
bereaksi dengan logam (basa) membentuk zat-zat yang kompleks dan kekurangan
elektron seperti BF3 , yang dapat bereaksi dengan basa seperti NH3 membentuk
(Rosenberg Jerone, 1989).
Indikator asam basa berupa kertas lakmus, larutan indikator atau indikator murni.
1. Larutan asam basa, netral berbeda warnanya dengan kertas lakmus.
Ada 2 macam kertas lakmus yaitu : merah dan biru.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan larutan basa
berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan larutan basa
bewarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
2. Larutan indikator adalah zat memiliki warna berbeda pada larutan
indikator yang bersifat asam, basa, netral.Beberapa larutan indikator yang
biasa digunakan adalah larutan fenolftalein (pp), metil red, metil blue,
metil orange.
3. Selain menggunakan indikator buatan, juga dipakai indikator alami untuk
mengelompokkan bahan-bahan dilingkungan berdasarkan konsep asam,
basa, garam. Indikator alami seperti : kunyit, kubis ungu, ekstrak kembang
sepatu, dan lain-lain.

Keuntungan lakmus digunakan sebagai indikator asam basa adalah :


1. Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam atau
basa.
2. Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan
lama.
3. Lakmus mudah diserap oleh kertas sehingga digunakan dala bentuk
lakmus kertas.
Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut
kerak (Sugiarto,2008).

2.8 Indikator Universal


Salah satu indikator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah
indikator universal. Indikator universal adalah indikator yang memiliki warna
untuk setiap nilai pH 1- 14.
Berbagai teori telah dikemukakan dalam menerangkan sifat asam dan basa
diantaranya, Arrhenius . Arhenius adalah salah satu teori yang mendefinisikan
asam sebagai suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan
ion hidroksida. Jadi reaksi netralisasi yang merupakan reaksi antara asam basa
membentuk garam dan air. Lewis mendefinisikan suatu asam sebagai senyawa
yang dapat menerima sepasang elektron. Sedangkan basa adalah suatu senyawa
yang dapat memberikan sepasang elektron (Nonimus, 2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat – alat


Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Tabung reaksi 4 buah
2. Pipet tetes 1 buah
3. Kertas lakmus secukupnya

3.2 Bahan – bahan


Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Larutan HCl 0,1 M
2. Larutan NaOH 0,1 M
3. Larutan CH3COOH 0,1 M
4. Indikator PP, metyl blue, metyl red, dan metyl orange

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah:
1. 4 buah tabung reaksi masing-masing diisi 2 ml larutan :
a. Air
b. HCl 0,1 M
c. NaOH 0,1 M
d. CH3COOH 0,1 M
Dicelupkan kertas lakmus kedalam 4 buah tabung reaksi diatas, dicatat
perubahan kertas lakmus.
2. Larutan pada cara kerja no.1 tidak dibuang ,tetapi masing-masing tabung
diteteskan dengan 2 tetes ndicator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang di dapat dalam percobaan ini adalah:
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Indikator Asan Basa
Lakmus Lakmus Metyl Metyl Metyl Indikator
Larutan Ket
merah biru blue red orange PP
biru putih
Aquadest merah biru kuning orange netral
pekat bening
biru putih
HCl merah merah merah merah asam
pekat keruh
biru
NaOH biru biru kuning kuning ungu basa
pekat
putih
CH3COOH merah merah biru merah merah asam
bening
Sumber : (Praktikum Indikator Asam Basa, 2019)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini yaitu 2 mL larutan HCl yang dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang dimasukkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru ke dalam tabung
reaksi tersebut, kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru
akan berubah warna menjadi warna merah karena HCl bersifat asam. Pada larutan
CH3COOH yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan kertas lakmus dimasukkan
ke dalamnya, kertas lakmus merah tidak berubah warna (tetap berwarna merah), dan
kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah karena CH3COOH bersifat asam.
Pada larutan NaOH yang diisikan ke dalam tabung reaksi dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi tersebut kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah, kertas
lakmus merah akan berubah warna menjadi biru dan kertas lakmus biru tidak berubah
warna (tetap) karena NaOH bersifat basa. Sedangkan pada larutan H2O yang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan ke dalam larutan tersebut kertas
lakmus merah dan kertas lakmus biru, kertas lakmus biru akan tetap berwarna biru
dan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah. Hal ini terjadi karena H 2O
merupakan senyawa yang bersifat netral.
Pada percobaan dengan menggunakan indikator, Penambahan fenolphtalein
pada larutan aquadest, CH3COOH larutan akan berwarna bening dan pada larutan
HCl akan bewarna putih keruh sedangkan pada larutan NaOH yang ditambahkan
kedalamnya fenolphtalein larutan akan berwarna ungu karena fenolphtalein
ternetralisasi oleh basa NaOH sehingga larutan berwarna ungu.
Penambahan metyl red pada larutan HCl dan CH3COOH larutan berubah
warna menjadi merah pekat sedangkan pada larutan NaOH orange dan H2O berwarna
kuning. Hal ini disebabkan karena H2O adalah senyawa netral, begitu juga pada
senyawa basa larutan berwarna orange. Sedangkan pada larutan asam methyl red
akan berwarna merah. Hal ini terjadi karena semakin banyak ditambah asam maka
akan menimbulkan warna merah pada larutan.
Penambahan methyl blue pada larutan HCl, CH 3COOH, NaOH, dan H2O
semua larutan akan berwarna biru sehingga apabila dilakukan pengujian perbedaan
secara awam maka tidak akan ditemukan mana senyawa asam dan mana senyawa
basa sehingga penggunaan indikator hanya pada saat tertentu saja.
Penambahan methyl orange pada larutan HCl dan CH 3COOH larutan berubah
warna menjadi merah pekat sedangkan pada larutan NaOH kuning dan H2O berwarna
orange.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Larutan yang mengubah kertas lakmus biru menjadi merah merupakan larutan
asam
2. Larutan yang mengubah kertas lakmus merah menjadi biru merupakan larutan
basa
3. Larutan CH3COOH merupakan larutan asam
4. Larutan NaOH bersifat basa
5. Larutan HCl bersifat asam
6. Air (aquades) bersifat netral

5.2 Saran
Teliti dalam mengambil sampel dan pemberian indikator. Membersihkan alat
terlebih dahulu jika ingin menggunakannnya kembali untuk jenis larutan yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 1989. Kimia Dasar –Konsep inti. Jakarta : Erlangga


Hadyana, A.Pudjaatmaka Ph. D. 1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta :
Erlangga.
Jerone , Resenberg. 1989. Kimia Dasar . Jakarta : Erlangga.
Noninus. 2008 . Pemantapan Ilmu Kimia. Bandung : Grafindo.
Sugiarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Pustaka.
LAMPIRAN
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Tuliskan samua rumus molekul dari indikator di atas !


2. Di alam ada indikator yang belum di ekstrak, sebutkan 2 buah contohnya

Jawab :
1. Methyl blue = C37H27Na2O9S3
Methyl orange = C14H14N3Na2O3S
Methyl red = C15H15N3O2
Fenolphtalein = C20H1404

2. Dua buah indikator alami yaitu :


 Daun pandan
 Bunga kembang sepatu
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

No Nama dan Gambar Alat Fungsi


1. Tabung Reaksi Sebagai tempat dimana kita mereaksikan
bahan kimia dalam laboratorium

2. Corong Untuk memasukkan atau memindah larutan


dari satu tempat ke tempat yang lain

3. Pipet Tetes Membantu memindahkan cairan dari suatu


wadah ke wadah lainnya dalam jumlah yang
amat kecil, yaitu setetes demi setetes

4. Kertas Lakmus Alat yang digunakan untuk menguji apakah


suatu zat adalah asam atau basa
5. Gelas Ukur Sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi, misanya
pereaksi/reagen untuk analisis kimia
kualitatif atau untuk pembuatan larutan
standar sekunder pada analisis
tirimetri/volumetri

Anda mungkin juga menyukai