Anda di halaman 1dari 22

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN ADSORBEN SEKAM PADI MENGGUNAKAN


AKTIVATOR ZnCl2 DALAM PEMURNIAN TIMBAL

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat – syarat yang diperlukan


untuk Memperoleh Ijazah Sarjana

Disusun Oleh :

Indah Aprilla
190140036

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia –
Nya kami bisa menyelesaikan proposal penelitian yang guna memenuhi mata
kuliah metodologi penelitian.
Adapun tujuan dari proposal penelitian ini adalah memberikan pengalaman
dan pengetahuan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan langsung teori – teori
yang diperoleh di bangku kuliah Kami menyadari bahwa proposal ini belum
sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kami dalam berbagai hal. Saran
dan kritik yang dapat membantu sangat dibutuhkan dalam penyusunan proposal
ini untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Bukit Indah, 28 Maret 2022

Peserta
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1 ......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................5
1.5 Batasan Masalah ........................................................................................6
BAB II .....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................6
2.1 Tanaman Padi ............................................................................................6
2.2 Klasifikasi Tanaman Padi ..........................................................................7
2.3 Sekam Padi ................................................................................................7
2.4 ZnCl2 (Seng Klorida) .................................................................................9
2.5 Pb (Timbal)..............................................................................................10
2.6 Adsorpsi...................................................................................................10
2.7 Proses Pembuatan Karbon Aktif .............................................................11
2.8 Review Jurnal Tentang Pembuatan Karbon Aktif Sekam Padi ...............12
BAB III..................................................................................................................15
METODOLOGI PENELITIAN .........................................................................15
3.1 Alat dan Bahan ........................................................................................15
3.1.1 Alat ...................................................................................................15
3.1.2 Bahan ...............................................................................................16
3.2 Prosedur Penelitian ..................................................................................16
3.3 Tahapan Penelitian ..................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat konsumsi beras
terbesar di dunia. Hal tersebut dapat dikatakan karena sebagian besar penduduk
indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Konsumsi beras di
Indonesia yang tinggi menuntut tingkat produksi beras yang besar pula. Dengan
produksi padi di Indonesia sebanyak 69,27 juta ton pada tahun 2013 (Badan Pusat
Statistik, 2013), yang akan menghasilkan sekam lebih dari 15 juta ton dari hasil
pengolahan padi menjadi beras (Wardalia, 2017)
Sekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus butir gabah. Pada
penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa
atau limbah penggilingan padi. Sekam padi mengandung komponen – komponen
kimia seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Adanya komponen selulosa dan
hemiselulosa menjadikan sekam padi berpotensi untuk digunakan sebagai bahan
penyerap. Pemanfaatan sekam padi sebagai bahan material penyerap merupakan
salah satu teknologi yang murah karena bahan bakunya mudah didapat (Wardalia,
2017)
Sekam padi memliki kadar selulosa yang tinggi, kadar selulosa yang tinggi
inilah yang dapat menjadikan sekam padi sebagai adsorben (Safitri, 2019). Sekam
padi termasuk salah satu adsorben yang memiliki prospek yang baik berasal dari
material biologi maupun limbah pertanian. Sekam padi dapat dijadikan adsorben
karena rendah nilai gizinya, tahan terhadap pelapukan, serta memiliki kandungan
abu yang tinggi, menyerupai kandungan kayu, serta memiliki kandungan karbon
yang cukup (Setyaningtyas, 2005) (Binawidya et al., 2019).
Meskipun jumlah sekam padi sangat banyak, tetapi pemanfaatannya masih
sangat terbatas. Sehingga diperlukan teknik pengolahan limbah sekam padi yang
tepat, yaitu dengan mengolah sekam padi menjadi karbon aktif. Karbon aktif
merupakan senyawa amorf yang dihasilkan dari bahan – bahan yang mengandung
karbon atau arang yang diperlukan secara khusus untuk mendapatkan daya
adsorpsi
yang tinggi. Karbon aktif/arang aktif memiliki fungsi sebagai adsorben (Wardalia,
2017).
Adsorben adalah suatu zat yang mempunyai daya adsorbsi selektif, berpori
(mempunyai luas permukaan yang besar) dan mempunyai daya ikat yang kuat
terhadapat zat yang akan dipisahkan secara fisik atau kimia. Adsorben karbon aktif
bermanfaat untuk mengurangi zat pencemar seperti logam – logam berat yang
merupakan masalah yang sangat serius karena ion – ion logam berat merupakan
racun organisme serta sangat sulit diuraikan secara biologi maupun kimia. Logam
timbal (Pb) adalah satu jenis polutan logam berat yang bersifat toksik, ada yang
bersifat keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan kronis yaitu terjadi
karena adsorbsi timbal dalams jumlah kecil, tetapi dalam jangka waktu yang lama
dan terakumulasi dalam tubuh. Organ – organ tubuh yang menjadi sasaran dari
keracunan timbal adalah sistem peredaran darah, sistem saraf, sistem urinaria,
sistem reproduksi, sistem endokrin dan jantung (palar, 1994) (Wardalia, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara memanfaatkan sekam padi sebagai proses pemurnian
timbal?
2. Bagaimana pengaruh ukuran ayakan karbon aktif dalam pemurnian timbal?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengkaji cara pembuatan adsorben dari sekam padi sebagai pemurnian
timbal.
2. Mengkaji pengaruh ukuran ayakan karbon aktif dalam pemurnian timbal.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat
menjadi referensi tambahan serta ilmu pengetahuan kepada pembaca. Selain itu
peneliti berharap dapat mengurangi limbah sekam padi yang dapat dijadikan
sebagai pemurnian atau penyerapan logam berat.
1.5 Batasan Masalah
Ruang lingkup dari penelitian ini hanya dengan bagaimana cara pembuatan
dan pemurnian timbal menggunakan sekam padi sebagai adsroben dan pengaruh
ukuran ayakan karbon aktif terhadap penyerapan ion timbal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L) adalah tanaman penghasil beras yang


merupakan sumber karbohidrat bagi sebagian penduduk dunia. Penduduk
indonesia, hampir 95% mengonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok,
sehingga pada setiap tahunnya permintaan akan kebutuhan beras semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Menurut data BPS
(2018), produksi beras sebesar 33,94 juta ton (Mergono Adi Ningrat, Carolina
Diana Mual and Yohanis Yan Makabori, 2021).
Tanaman padi merupakan tanaman pangan penting yang menjadi makanan
pokok lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung nutrisi yang
diperlukan tubuh (Ishaq, Rumiati and Permatasari, 2017). Kandungan karbohidrat
padi giling sekitar 78,9 %, protein 6,8%, lemak 0,7% dan lain – lain 0,6%.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi
tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut.

2.2 Klasifikasi Tanaman Padi


Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflorae
Familia : Gramineae
Sub-familia : Oryzoideae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa L.

2.3 Sekam Padi


Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopis yang terdiri
dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilangan beras, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa
atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak,
dan energi atau bahan bakar.
Sekam padi yang sering dikatakan sebagai limbah pengolahan padi ini
sering diartikan sebagai bahan buangan atau bahan sisa dari proses pengolahan
hasil pertanian. Pemanfaatan sekam padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga
sekam padi tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu.
Sekam padi memiliki kandungan kimia didalamnya yang bisa
dimanfaatkan. Dilihat dari komposisi kimiawinya, sekam padi mengandung
beberapa unsur penting di dalamnya. Komposisi kimia sekam padi dapat dilihat
pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Sekam Padi
Komposisi Kimia % Berat
Kadar air 32,40 – 11,35
Protein kasar 1,70 – 7,26
Lemak 0,38 – 2,98
Ekstrak nitrogen bebas 24,70 – 38,79
Serat 31,37 – 49,92
Abu 13,16 – 29,04
Pentosa 16,94 – 21,95
Selulosa 34,34 – 43,80
Lignin 21,40 – 46,97

Adapun komposisi yang terdapat dalam sekam padi sebagai berikut :


2.3.1 Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari rantai linier yang
berjumlah satuan hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan β (1- 4) unit D-glukosa.
Selulosa bersama hemiselulosa, pektin dan protein yang merupakan serat – serat
Panjang membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel pada
tanaman.
2.3.2 Hemiselulosa
Secara biokimiawi, hemiselulosa merupakan semua polisakarida yang
dapat diekstraksi dalam larutan basa (alkalis). Polisakarida mengisi ruang antara
serat- serat selulosa dalam dinding sel tumbuhan. Namanya berasal dari
anggapan yang
ternyata diketahui tidak benar, bahwa hemiselulosa merupakan senyawa
pembentuk selulosa.
2.3.3 Lignin
Zat kayu (lignin) merupakan salah satu zat komponen penyusun pada
tumbuhan, komposisi bahan penyusun ini berbeda – beda tergantung jenisnya.
Lignin banyak terdapat pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Pada
batang pohon, lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun
lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti halnya semen pada
sebuah batang beton).

2.4 ZnCl2 (Seng Klorida)


Seng klorida adalah nama dari senyawa kimia dengan rumus ZnCl 2 dan
hidratnya. Seng klorida berbentuk kristal, tak bewarna atau putih, dan sangat larut
dalam air. ZnCl2 sendiri bersifat higroskopis sehingga sampel harus dilindungi dari
sumber kelembapan, termasuk adanya uap air dalam udara biasa.
2.4.1 Sifat-Sifat Fisika
Rumus molekul : ZnCl2
Bentuk : Cairan
Warna : Putih
Titik didih : 732 oC
Spesifik gravity : 2,91
Komposisi : 98% HCl 2%
Kelarutan : Mudah larut dalam air

2.4.2 Sifat-Sifat Kimia


- Seng Klorida adalah nama senyawa kimia ZnCl2 atau hidratnya. Semua
seng klorida tidak bewarna atau putih dan sangat larut dalam air. ZnCl2
sendiri bersifat higroskopis.
- Seng klorida diaplikasikan luas dalam pemrosesan tekstil, fluks metalurgi
dan sintesis kimia.
- Sebagai katalis reaksi hidroklorinasi Etil Alkohol membentuk Etil Klorida:
C2H5OH + HCl C2H5Cl + H2O

2.5 Pb (Timbal)
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam,
dalam bahasa ilmiahnya adalah plumbum (Pb). Timbal merupakan logam yang
mempunyai empat bentuk isotop, bewarna kebiru – biruan atau abu – abu
keperakan dengan titik leleh pada 327,5oC dan titik didih pada 1740 oC di
atmosfer .
Timbal bersifat lentur, timbal sangat rapih dan mengkerut pada
pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal dapat
larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Bentuk oksidasi yang
paling umum adalah timbal (II) dan senyawa organometalik yang terpenting
adalah timbal tetra etil (TEL : tetra ethyl lead), timbal tetra tetra metil (TML: tetra
methyl lead) dan timbal stearat. Timbal merupakan logam yang tahan terhadap
korosi atau karat, sehingga sering digunakan sebagai bahan coating.
2.6 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya atom atau molekul suatu zat
pada permukaan zat lain karena ketidakseimbangan gaya pada permukaan. Zat
yang teradsorpsi disebut adsorbat dan zat pengadsorpsi disebut adsorben. Ada dua
metode adsorpsi yaitu adsorpsi secara fisika (physiosorption) dan adsorpsi secara
kimia (chemisorption). Pada proses adsorpsi secara fisika gaya yang mengikat
adsorbat oleh adsorben adalah gaya-gaya van der Waals. (Ramadhani, 2013).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya adsorpsi suatu bahan yaitu
(Yahya,
2018) (Anggriani, Hasan and Purnamasari, 2021).
a. Karakteristik fisik dan kimia adsorben, antara lain luas permukaan, ukuran
pori, adsorpsi kimia dan sebagainya.
b. Karakteristik kimia adsorbat, antara lain ukuran molekul, polaritas
molekul, komposisi kimia dan sebagainya.
c. Konsentrasi adsorbat dalam larutan d. Karakteristik larutan, antara lain pH
dan temperatur
e. Lama waktu adsorpsi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi yaitu:
1. Suhu dan Konsentrasi Zat Terlarut
Dengan bertambahnya suhu maka adsorpsi dari larutan akan berkurang,
untuk senyawa yang mudah menguap adsorpsi dilakukan pada suhu kamar dan
jika memungkinkan dengan suhu yang lebih rendah.
2. Jumlah Adsorben
Suatu adsorben yang mempunyai ukuran partikel yang seragam yaitu
mempunyai luas permukaan per satuan luas yang tetap sehingga banyaknya
adsorbat yang diadsorpsi sebanding dengan berat adsorben.
3. Kelarutan Adsorbat
Adsorpsi akan terjadi jika molekul dipisahkan dari pelarut dan diikat pada
permukaan karbon, dimana senyawa yang dapat larut yaitu yang mempunyai
afinitas yang kuat terhadap pelarutnya.
4. Pengadukan
Kecepatan adsorpsi tergantung pada jumlah pengadukan dalam sistem,
pengadukan dilakukan untuk member kesempatan pada partikel arang aktif untuk
bersinggungan dengan senyawa serapan.
5. Sifat Adsorben dan Luas Permukaan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif namun
kemampuan untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing – masing senyawa.
Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul
serapan dari struktur yang sama. Makin besar pori-pori adsorben maka adsorpsi
dari larutan akan terjadi dengan baik, semakin luas permukaan adsorben makan
semakin banyak molekul yang terserap (Alberty, 1983).

2.7 Proses Pembuatan Karbon Aktif


Proses pembuatan karbon aktif terdapat 3 cara yaitu sebagai berikut:
2.7.1 Proses Pemilihan Bahan
Karbon aktif bisa dibuat dari berbagai macam bahan, selam bahan tersebut
mengandung unsur karbon. Pemilihan bahan dasar untuk dijadikan karbon aktif
harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu unsur anorganik yang rendah,
ketersediaan
bahan (tidak mahal dan mudah didapat), memiliki daya tahan yang baik, dan
mudah untuk diaktivasi.
2.7.2 Karbonisasi
Karbonisasi atau pengarangan adalah suatu proses pemanasan pada suhu
tertentu dari bahan-bahan organik dengan jumlah oksigen sangat terbatas,
biasanya dilakukan dalam tanur. Tujuan karbonisasi adalah untuk menghilangkan
zat-zat yang mudah menguap (Volatile Matter) yang terkandung pada bahan dasar.
Proses ini menyebabkan terjadinya penguraian senyawa hidrokarbon. Material
padat yang tinggal setelah karbonisasi adalah karbon dalam bentuk arang dengan
pori-pori yang sempit. Pada saat karbonisasi terjadi beberapa tahap yang meliputi
penghilangan air atau dehidrasi, penguapan selulosa, penguapan lignin, dan
pemurnian karbon. Pada suhu pemanasan sampai 400oC terjadi pengilangan air,
penguapan selulosa, dan penguapan lignin, sedangkan untuk proses pemurnian
karbon terjadi pada suhu 500-800oC.
2.7.3 Aktivasi
Aktivasi adalah bagian dalam proses pembuatan karbon aktif yang
bertujuan untuk membuka, menambah atau mengembangkan volume pori dan
memperbesar diameter pori yang telah terbentuk pada proses karbonisasi. Melalui
proses aktivasi karbon aktif akan memiliki daya adsorpsi yang semakin
meningkat, karena karbon aktif hasil karbonisasi biasanya masih mengandung zat
yang masih menututpi pori- pori permukaan karbon aktif. Pada proses aktivasi
karbon aktif akan mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia sehingga
dapat berpengaruh terhadap daya adsorpsi.

2.8 Review Jurnal Tentang Pembuatan Karbon Aktif Sekam Padi


Pada penelitian ini menggunakan beberapa penelitian sebelumnya sebagai
refrensi untuk penelitian ini. Adapun tabel 2.2 review penelitian sebelumnya yang
digunakan berupa jurnal untuk dijadikan acuan penelitian.
No Nama Judul Variabel Hasil
Penelitian Kondisi Penelitian
1 (Halim, Pembuatan - Variabel Dari hasil
Romadon and adsorben dari bebas penelitian yang
Achyar, sekam padi a. Waktu dilalukan dapat
2021) sebagai pengadukan disimpulkan
penyerap logam b. Massa karbon bahwa adsorpsi
berat tembaga aktif optimum ion
(Cu) dan timbal - Variabel logam Cu dan Pb
(Pb) dalam air terikat pada air limbah
limbah. a. Konsentrasi diperoleh pada
logam Cu dan massa adsorben 2g
Pb waktu pengadukan
. Daya serap 180 menit dengan
atau kapasitas efisiensi
adsorpsi penyerapan
masing-masing
98,63% dan
99,39% dan
kapasitas
adsorpsinya yaitu
0,3205 mg/g dan
0,1377 mg/g.
2 (Luna et al., Teknolgi Hasil dari
2020) pembuatan penelitian, ampas
adsorben dari ektraksi
limbah ekstraksi nanobiosilika
biosilika sekam masih
padi mengandung SiO2
yang cukup tinggi
(89,86 %)
sehingga dapat
dimanfaatkan
sebagai bahan
baku penjernihan
air. Ampas
ekstraksi yang
berukuran 100
mesh dan
diklasinasi pda
suhu 800oC
memiliki luas
permukaan pori
yang mendekati
arang aktif
komersial (15,83
m2/g)
3 (Binawidya et Pengaruh waktu - Variabel - Efisiensi
al., 2019) dan massa Bebas penyisihan
terhadap a. Massa sekam tertinggi dalam
penyerapan padi menurunkan kadar
logam Fe dalam b. Lama logam Fe pada air
air gambut pengadukan gambut yaitu
menggunakan - Varibel 79,7% pada massa
adsorben sekam Tetap 2,5 gram dengan
padi. a. Aktivator waktu kontak 30
b. Ukuran menit.
ayakan - Kapasitas adsorpsi
c. Suhu terhadap
karbonisasi penyisihan logam
d. Kecepatan Fe didapatkan nilai
pengadukan tertinggi yaitu
0,212 mg/g pada
massa adsorben 1
g dengan waktu
kontak 90 menit.
4 (Wardalia, Pengaruh massa - Variabel Sekam padi sangat
2017) adsorben limbah Tetap efektif untuk
sekam padi a. Ukuran mesh menyerap ion
terhadap b. Temperatur timbal dalam
penyerapan c. Aktivator larutan limbah
konsentrasi d. Volume buatan timbal
timbal larutan Pb asetat dengan
e. Waktu efisiensi
pengadukan maksimum 92,7
- Variabel bebas %. Kondisi
a. Massa optimum adsorben
adsorben sekam padi yang
didapat dari hasil
penelitian ini yaitu
pada kondisi
waktu aktivasi 1
jam pada massa 2
gr dengan berbagai
pertimbangan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Alat penumbukan
2. Bejana 500 ml
3. Furnace
4. Gelas kimia 100 dan 250 ml
5. Kertas saring
6. Magnetic stirrer
7. Neraca analitik
8. Screening
9. Spektrofotometer
10. Statip dan klem

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Sekam padi
2. ZnCl2
3. Aquadest
4. Larutan Pb
5. Alumunium foil

3.2 Prosedur Penelitian


Adapun langkah – langkah sebelum memulai proses adsorpsi yaitu :
3.2.1 Pembuatan Karbon dari Sekam Padi
Tahap awal yang dilakukan adalah membuat karbon aktif dari sekam padi.
Sekam padi kemudian dijemur menggunakan sinar matahari selama 1 hari. Proses
Pengeringan ini bertujuan unutk mengurangi kadar air dalam bahan agar
mempermudah proses selanjutnya. Setelah kering, sekam padi mengalami proses
penumbukan untuk memperkecil ukuran agar mempermudah saat proses
penumbukan kedalam furnace selama 2 jam dengan suhu 300oC. Setelah
mengalami proses pemanasan di furnace menghasilkan arang yang kering lalu
penyesuain ukuran partikel dengan screening 40,60 dan 80 mesh.
3.2.2 Proses Aktivasi Karbon Secara Kimia
Setelah sekam padi mengalami proses screening, kemudian sekam padi
diaktivasi dengan menggunakan 250 ml ZnCl2 selama 1 jam perendaman. Lalu
arang disaring menggunakan kertas saring yang kemudian di bilas dengan
aquadest
300 ml. Kemudian arang yang sudah menjadi karbon aktif dikeringkan di dalam
oven dengan suhu 110oC selama 2 jam.

3.2.3 Pembuatan Larutan Pb


Sebelum melakukan uji adsorben, terlebih dahulu membuat larutan Pb
yang dibuat dengan cara melarutkan padatan Pb sebanyak 1 gr kedalam
1.000 ml aquadest di dalam labu ukur.

3.2.4 Uji Adsorpsi


Setelah membuat larutan Pb, adsorben akan menjalani proses uji adsorpsi
yaitu dengan dimasukkan larutan Pb sebanyak 500 ml kedalam suatu bejana.
Kemudian dimasukkan 3 gr adsorben sekam padi yang telah diaktivasi, lalu
adsorben dan larutan Pb diaduk dengan kecepatan pengadukan selama 2 jam dan
diambil sampel 10 ml setiap 20 menit sekali untuk dianalisa.

3.3 Tahapan Penelitian


Adapun prosedur penelitian ini sebagai berikut:
3.3.1 Pembuatan Karbon dari Sekam Padi
Sekam Padi

Pengeringan selama 1 hari

Penumbukan
Dipanaskan dalam Furnace suhu
300oC selama 2 jam

Hasil berupa arang (padatan)

Pengayakan

(Variasi Mesh 40, 60, 80)

Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan karbon dari sekam padi

3.2.2 Proses Aktivasi Karbon Secara Kimia


Aktivasi arang dengan 250 ml
ZnCl2 , waktu 1 jam

Penyaringan

Pembilasan dengan aquadest

Pengeringan dalam oven


(T = 110OC Selama 2 jam)

Karbon aktif

Gambar 2. Diagram Alir Aktivasi Karbon Secara Kimia

3.2.3 Pembuatan Larutan Pb


1 gr Pb
Labu Ukur 1.000 ml
Aquadest 1.000 ml
Pengadukan

Larutan Pb
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Larutan Pb

3.2.4 Uji Adsorpsi


Bejana yang berisi 500 ml larutan
Pb

Pengadukan dengan kecepatan 500


rpm selama 2 jam

Pengambilan sampel 10 ml setiap


20 menit sekali

Analisa kadar Pb

Gambar 4. Diagram Alir Uji adsorpsi


DAFTAR PUSTAKA

Anggriani, U.M., Hasan, A. and Purnamasari, I. (2021) ‘Kinetika Adsorpsi


Karbon Aktif Dalam Penurnan Konsentrasi Logam Tembaga ( Cu ) Dan
Timbal ( Pb )’, Jurnal Kinetika, 12(02), pp. 29–37.
Binawidya, K. et al. (2019) ‘1) , 2) , 2) 2)’, 6, pp. 2–6.
Halim, A., Romadon, J. and Achyar, M.Y. (2021) ‘PEMBUATAN ADSORBEN
DARI SEKAM PADI SEBAGAI PENYERAP LOGAM BERAT
TEMBAGA ( Cu ) DAN TIMBAL ( Pb ) DALAM AIR LIMBAH
MANUFACTURING ADSORBENT FROM RICE HUSK AS AN
ABSORPTION FOR HEAVY METAL COPPER ( Cu ) AND LEAD ( Pb
) IN WASTE WATER’, 3, pp. 66–74.
Ishaq, M., Rumiati, A.T. and Permatasari, E.O. (2017) ‘Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan
Regresi Semiparametrik Spline’, Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(1).
doi:10.12962/j23373520.v6i1.22451.
Luna, P. et al. (2020) ‘Teknologi Pembuatan Adsorben Dari Limbah Ekstraksi
Biosilika Sekam Padi’, Pasundan Food Technology Journal, 7(3), pp. 116–
125. doi:10.23969/pftj.v7i3.3001.
Mergono Adi Ningrat, Carolina Diana Mual and Yohanis Yan Makabori (2021)
‘Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Berbagai
Sistem Tanam di Kampung Desay, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari’,
Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi
Pertanian, 2(1), pp. 325–332. doi:10.47687/snppvp.v2i1.191.
Ramadhani, F. D. (2013). Pemanfaatan Limbah Cangkang Kulit Buah Karet
(Hevea Brasilliensis) Sebagai Adsorben Logam Besi Pada Air Gambut
Sebagai Bahan Ajar Kimia Sekolah Menengah Atas Kelas XII. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Safitri, D.I. (2019) ‘Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Adsorben Pada Air Laut
Dan Zat Warna’, Pharmacoscript, 1(2). doi:10.36423/pharmacoscript.v1i2.146.
Wardalia, W. (2017) ‘Pengaruh Massa Adsorben Limbah Sekam Padi Terhadap
Penyerapan Konsentrasi Timbal’, Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi,
13(1), p. 71. doi:10.36055/tjst.v13i1.5848.
Yahya, R. (2018). Pengolahan Limbah Kromium Industri Elektroplating
Menggunakan Teknologi Filtrasi, Absorbsi, Adsorpsi, Sedimentasi (Faas).
Mathematics Education Journal, 1(1), 75.
https://doi.org/10.29333/aje.2019.423a

Anda mungkin juga menyukai