Bab 2 MP
Bab 2 MP
MANAJEMEN PROYEK
Pengantar
Setelah mempelajari BAB I yang berisi pengertian dasar manajemen, maka BAB
II ini akan dilanjutkan dengan pengertian proyek sebagai suatu kegiatan khusus
yang dapat dijumpai pada pekerjaan konstruksi.
Dalam proyek konstruksi dikenal juga pihak-pihak yang berperan yaitu pemberi
tugas, konsultan.
Tujuan:
PENGERTIAN PROYEK
PROYEK ialah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus, untuk mencapai
suatu hasil yang bersifat khusus pula. Jadi proyek bukanlah
merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan secara terus
menerus, melainkan hanya menyangkut sesautu jangka waktu
tertentu saja.
Definisi diatas juga berlaku untuk proyek-proyek pekerjaan umum atau dikenal
dengan istilah pekerjaan umum atau konstruksi.
Proyek pelebaran jalan misalnya, kegiatan ini akan berakhir dengan telah
selesainya seluruh jalan yang dilebarkan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdapat pihak-pihak yang
mengerjakan dan mengelola konstruksi tersebut. Karena proyek konstruksi
dimulai dari pengumpulan data sampai dengan pemakaian/penggunaan
bangunan, maka pihak-pihak yang berperan dalam suatu proyek pun cukup
banyak.
Masing-masing pihak tersebut mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab
sendiri. Dalam pelaksanaannya, unsur-unsur ini saling berkaitan dan
berhubungan mengikuti pola kerja yang telah ditetapkan.
Kerjasama dan koordinasi perlu dijalin antara pihak-pihak tersebut agar diperoleh
hasil bangunan/konstrusi yang memenuhi keinginan semua pihak. Koordinasi
dan kerja sama tersebut didasarkan atas ketentuan/ persyaratan tekhnis maupun
administratif. Ketentuan tersebut dapat berupa peraturan-peraturan, undang-
undang dan lain-lain yang mengatur pelaksanaan pekerjaan suatu bangunan.
2. Perencana
Sering juga disebut konsultan, designer, arsitek, insinyur, konsultan perencana
dan lain sebagainya.
Ialah orang/ badan yang membuat perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan
bangunan. Perencana juga dapat perorangan atau perorangan yang berbadan
hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan
bangunan.
Yang dimaksud dengan badan hukum yaitu badan yang mempunyai akte
pendirian perusahaan dari seorang notaris.
3. Kontraktor
Ialah orang/ badan yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan bangunan
menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan
dan syarat serta gambar rencana yang telah ditetapkan.
Kontraktor juga dikenal dengan istilah pemborong bangunan, aanemer, rekanan.
Sub kontraktor ialah kelompok/ badan hukum yang melaksanakan sebagian
pekerjaan kontraktor atas dasar kemampuan khusus yang dimilikinya.
Pengawas ialah perseorangan atau badan hukum yang diberi wewenang oleh
pemberi tugas/pemilik untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan
yang dilaksanakan oleh kontraktor. Karena wewenangnya tersebut,
maka pengawas dapat memberikan izin pelaksanaan kepada
kontraktor.
Pemberi pinjaman ialah perseorangan atau badan hukum yang bergerak di
bidang pinjam-meminjam dana, baik swasta maupun pemerintah.
Pemberi pinjaman berwenang menilai kelayakan proyek, melanjutkan
atau menghentikan pinjamannya.’
Pejabat pemberi ijin ialah lembaga pemerintah yang berwenang memberikan
izin terhadap perencanaan, pembangunan dan penggunaan
bangunan proyek.
Sebagai contoh pejabat pemberi ijin adalah Dinas Pengawas Pembangunan
Kota yang menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin
Penggunaan Bangunan.
1. Konstrusi pemukiman
Misalnya:
Perumahan
Rumah susun
Apartemen
Kondominium
2. Konstruksi gedung
Misalnya:
Toko
Sekolah
Kantor
Tempat hiburan dan lain-lain
3. Konstruksi Rekayasa Berat (Heavy Engineering Construction)
Misalnya:
Bendungan
Terowongan
Pembangkit listrik
Pelabuhan
Jalan raya dan lain-lain
4. Konstrusi Industri
Misalnya:
Pabrik
Kilang Minyak
Usaha pertambangan
Tipe-tipe proyek konstruksi.
2. Konstrusi pemukiman
Misalnya:
Perumahan
Rumah susun
Apartemen
Kondominium
5. Konstruksi gedung
Misalnya:
Toko
Sekolah
Kantor
Tempat hiburan dan lain-lain
6. Konstruksi Rekayasa Berat (Heavy Engineering Construction)
Misalnya:
Bendungan
Terowongan
Pembangkit listrik
Pelabuhan
Jalan raya dan lain-lain
7. Konstrusi Industri
Misalnya:
Pabrik
Kilang Minyak
Usaha pertambangan
1. Pemberi tugas.
Tugas dan kewajiban pemberi tugas meliputi:
a. Menyediakan/ membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk
terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.
b. Menerima hasil pekerjaan apabila sudah tidak keberatan.
Penerimaan dan persetujuan dapat dilaksanakan apabila pekerjaan
bangunan telah selesai secara keseluruhan atau dapat pula dilakukan per
bagian, sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara Pemberi Tugas dan
Kontraktor.
2. Perencana
Tugas dan kewajiban perencana:
a. Membuat sketsa gagasan/pemikiran pertama
b. Membuat pra rencana
c. Membuat rencana pelaksanaan
d. Membuat gambar detail dan penjelasan lengkap, termasuk perhitungan
konstruksinya
e. Membuat peraturan dan syarat-syarat
f. Membuat Rencana Anggaran Biaya
g. Melaksanakan pelelangan
Disamping itu, konsultan/perencana juga diberi tugas sebagai pengawas
pekerjaan. Hal ini dapat dimengerti,karena sebagai badan/orang yang
melaksanakan pekerjaan, maka tentunya perencana tersebut tahu apa yang
dikerjakan kontraktor nantinya. Namun dapat juga antara perencana dan
pengawas dilaksanakan secara terpisah.
Sebagai pengawas, maka tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
a. Membimbing dan mengadakan pengawasan terhaap pelaksanaan
pekerjaan.
b. Menyelenggarakan surat-surat yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
c. Mengatur, meneliti dan memeriksa pembayaran angsuran biaya
pelaksanaan pekerjaan.
d. Membuat gambar-gambar tambahan, bila dipandang perlu.
e. Memeriksa dan memperbaiki gambar-gambar yang dibuat kontraktor.
f. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (Laporan harian, mingguan dan
bulanan)
g. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambah
kurang.
h. Mengawasi dan menguji kualitas/mutu bahan-bahan bangunan.
i. Menyiapkan dan menyusun berita acara pekerjaan.
j. Membuat gambar-gambar revisi.
3. Kontraktor
Tugas dan kewajiban kontraktor meliputi :
a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar rencana dan persyaratan
teknis, risalah penjelasan pekerjaan dan peraturan lain yang ditetapkan
sebelumnya.
b. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara
keseluruhan atau dapat pula diserahkan per bagian sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Oleh karena proyek merupakan sesuatu rangkaian kegiatan untuk mendapatkan
sesautu hasil tertentu, maka dengan sendirinya sebelum disusun dan ditetapkan
sesuatu proyek, terlebih dahulu harus diadakan penelitian dan evaluasi tentang
apakah hasil tertentu yang ingin dicapai itu benar-benar bermanfaat atau tidak.
Itulah yang kita kenal dengan studi kelayakan proyek. Studi kelayakan
merupakan bagian awal dari suatu proyek.
1.Gagasan
Tugas pemilik :
1. Mempertimbangkan kebutuhan untuk membangun.
2. Menyusun organisasi.
3. Menunjuk perencana.
4. Bertukar informasi dengan perencana.
Tugas perencana/arsitek :
1. Mendapatkan informasi latar belakang kebutuhan proyek dari
pemilik/pemberi tugas.
2. Memberi keterangan kepada pemilik mengenai tanggung jawab
pekerjaannya, kontrak dan honor arsitek.
3. Mendapatkan peta lapangan dan mengunjungi lokasi.
4. Melakukan koordinasi dengan anggota kelompok lainnya (tim perencana).
5. Mempersiapkan jawaban atas kebutuhan biaya dan waktu.
2. Studi Kelayakan
1. Aspek teknis/teknologi
Yaitu meneliti serta mengevaluasi apakah hasil tertentu yang ingin dicapai
memang memungkinkan untuk dicapai dengan menggunakan teknologi
yang ada. Bilamana dapat dicapai dengan menggunakan teknologi yang
ada, maka proyek tersebut dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan.
2. Aspek Yuridis/hukum
Yaitu meneliti dan mengevaluasi apakah hasil tertentu yang ingin dicapai
tersebut memang dibenarkan oleh peraturan-peraturan hukum yang
berlaku. Bilamana memang dibenarkan oleh peraturan hukum yang
berlaku, maka proyek tersebut dikatakan layak.
4. Aspek Ekonomis
Yaitu meneliti serta mengevaluasi apakah hasil yang ingin dicapai
memang menguntungkan secara ekonomis.
Bila memang menguntungkan, maka proyek dianggap layak untuk
dilaksananakan.
Pengertian menguntungkan dapat diuraikan antara lain:
Penciptaan lapangan kerja baru.
Meningkatkan penghasilan secara nasional.
Merangsang peningkatan standar kehidupan lingkungannya.
Tugas pemilik:
Tugas pemilik :
1. Melengkapi seluruh informasi yang dibutuhkan ahli / arsitek.
2. Mengambil keputusan mengenai kelanjutan proyek.
3. Menerima laporan dari perencana dan memberi tugas untuk pekerjaan
berikutnya.
Tugas perencana :
1. Mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan.
2. Mengatur kemajuan proyek.
3. Menyusun dokumen tender / RKS.
4. Mengadakan penelaahan / studi mengenai lapangan, penyelidikan
lapangan, penyelidikan tanah, jenis dan metode struktur, pondasi dan lain-
lain.
5. Memberi informasi kepada Quantity Surveyor tentang struktur dan jenis
bahan untuk penyusunan garis besar rencana kerja.
Tugas pemilik :
Menerima laporan dari perencana mengenai rencana/ rancangan skematis
dan memberi tugas berikutnya.
Tugas perencana :
1. Menjelaskan bagian-bagian penting kepada pemilik, mengurus dan
mengatur kemajuan proyek sampai tahapan ini.
2. Mempelajari laporan kelompok ahli termasuk perkembangan desain,
menerangkan garis besar program dan membuat RKS.
3. Melakukan berbagai studi mengenai :
Ijin-ijin dari pejabat setempat
Ijin Mendirikan Bangunan
4. Mempelajari seluruh rencana gambar, program rancangan dan
perhitungan struktur dan biaya.
5. Membantu Quantity Surveyor dalam merencanakan biaya akhir.
Tugas Pemilik :
1. Melengkapi detail akhir yang diperlukan perencana.
2. Membuat keputusan tentang hal-hal yang perlu.
Tugas Perencana :
1. Membuat gambar-gambar untuk pelelangan, kemudian disusul dengan
gambar-gambar untuk pelaksanaan.
2. Membuat perencanaan tata letak bangunan, perencanaan peralatan kerja
yang digunakan, jangka waktu pelaksanaan dan cara pelaksanaan yang
dipakai.
3. Membantu Quantity Surveyor dalam menyiapkan volume pekerjaan dan
RAB.
6. Informasi Produksi
Tugas Perencana :
1. Menyusun spesifikasi akhir dan syarat-syarat teknis pembangunan.
2. Menyiapkan pelelalangan.
7. Kegiatan Lelang
Pada tahap kegiatan lelang ini, perencana membantu pemilik dalam hal :
Mempersiapkan dokumen pelelangan.
Melakukan praseleksi terhadap kontraktor yang akan diundang.
Membagikan dokumen pelelangan.
Memberikan penjelasan dan petunjuk.
Menerima penawaran kontraktor.
Memberikan nasehat dan rekomendasi pemilihan Kontraktor.
Menyusun surat perjanjian antara pemilik dan kontraktor.
8. Persiapan Proyek
Tugas pemilik :
1. Menyiapkan pengaturan keuangan untuk membiayai proyek.
2. Memeriksa dokumen kontrak dn menandatanganinya.
3. Menyiapkan asuransi untuk hal-hal penting.
4. Menyiapkan penyerahan tempat kerja / lapangan kepada Kontrktor.
Tugas Kontraktor :
1. Memeriksa dokumen kontrak dan menandatanganinya.
2. Menunjuk staf lapangan.
3. Mengatur / menyiapkan asuransi.
4. Merencanakan program pelaksanaan bersama dengan sub kontraktor.
5. Menyiapkan permulaan kerja.
9. Pekerjaan di Lapangan
Tugas pemilik :
1. Menyerahkan lapangan kepada kontraktor.
2. Memegang teguh kontyrak dalam jangka waktu yang ditentukan.
Tugas Kontraktor :
1. Mengambil alih kewenangan di lapangan.
2. Memberitahukan kepada perencana mengenai metode konstruksi.
3. Memberitahu perencana tentang kemungkinan tuntutan mengenai
perpanjangan waktu dan penggantian biaya.
4. Memelihara kemajuan pekerjaan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam RKS.
Tugas Pengawas :
1. Mengawasi secara teratur kualitas pekerjaan.
2. Membuat catatan harian yang memuat jumlah pekerja, perlengkapan /
peralatan yang digunakan, kondisi cuaca, keselamatan pekerja dan lain-
lain.
3. Memeriksa dan mengawasi secara cermat terhadap pekerjaan penting.
Adalah tahap akhir dari suatu proyek. Pada tahapan ini semua pihak baik
pemilik, perencana / pengawas dan kontraktor akan mengevaluasi hasil
pekerjaan kontraktor. Evaluasi ini perlu sebelum kontraktor menyerahkan
hasil pekerjaan/ produk bangunan kepada pemilik. Kegiatan ini juga untuk
menentukan apakah masih ada hasil pekerjaan yang masih harus diperbaiki
dalam masa pemeliharaan.
Rangkuman :
Latihan