Bab 4 Peraturan Di Bidang Pembangunan
Bab 4 Peraturan Di Bidang Pembangunan
Pengantar
Dalam bidang pembangunan konstruksi terdapat peraturan-peraturan yang berlaku.
Peraturan tersebut seringkali dituangkan dalam Keputusan Presiden dan Keputusan
Pemerintah lainnya.
Dalam bab ini hanya berisi pokok-pokok dari peraturan tersebut. Akan dibahas juga
dalam bab ini peraturan dan cara-cara pelelangan. Termasuk dalam pelelangan tersebut
adalah prakualifikasi sebagai peraturan bagi Kontraktor untuk mengikuti lelang.
Tujuan umum
Setelah memepelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:
Memahami peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku dalam pembangunan
konstruksi.
Tujuan khusus
Setelah memepelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyebutkan peraturan-peraturan yang berlaku dalam bidang konstruksi dengan
benar.
2. Menjelaskan isi dari Keputusan Presiden mengenai peraturan pembangunan
dengan benar.
3. Mengetahui urutan dari tahap pelelangan proyek.
Uraian kuliah :
PERATURAN PEMBANGUNAN YANG BERLAKU
1. Keputusan Presiden / Keppres No. 17 tahun 2000 dan Keppres No. 18 Tahun 2000
Keputusan ini merupakan peraturan penting dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Biaya Negara (APBN).
Keputusan ini selain berisi peraturan pelaksanaan APBN juga memuat lampiran
pokok yang memuat :
Lampiran I : Berisi ketentuan tentang pengadaan barang dan jasa.
Lampiran II : Berisi ketentuan tentang produksi dalam negeri.
Lampiran III : Berisi ketentuan tentang prakualifikasi untuk calon rekanan.
Pada lampiran I, diuraikan mengenai pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan melalui:
a. Pelelangan umum
b. Pelelangan terbatas
c. Pemilihan langsung dan
d. Pemilihan tidak langsung.
2. Peraturan-peraturan teknis.
Yaitu peraturan-peraturan pemerintah yang terarah kepada segi teknis pelaksanaan.
Peraturan ini dikeluarkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia.
Peraturan itu antara lain :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1989.
Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 1977.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961.
Peraturan Muatan Indonesia.
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1981
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia tahun 1983.
3. Prakualifikasi
Untuk mengidentifikasi kemampuan kontraktor yang akan mengikuti pelelangan
diperlukan prakualifikasi. Prakualifikasi yaitu kegiatan registrasi, klasifikasi dan
kualifikasi kontraktor.
Registrasi adalah pencatatan dan pendaftaran data perusahaan yang meliputi data
administrasi, keuangan, personalia, peralatan atau perlengkapan dan
pengalaman pekerjaan.
Klasifikasi adalah penggolongan perusahaan menurut bidang pekerjaan, sub bidang
dan lingkup pekerjaan atau spesialisasinya.
Kualifikasi adalah penilaian serta penggolongan perusahaan menurut tingkat
kemampuan dasarnya pada masing-masing bidang pekerjaan.
Registrasi Kontraktor
Tatacara dan urutan kegiatan prakualifikasi dapat diuraikan seperti dibawah ini :
A. Panitia Prakualifikasi mengumumkan jadwal pelaksanaan kegiatan prakualifikasi
melalui media massa agar dapat diketahui secara luas, tepat dan cukup waktunya
bagi dunia usaha.
B. Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk
menyampaikan data perusahaan kepada panitia prakualifikasi dengan surat
permohonan dan pernyataan tentang kebenaran data dan bermaterai cukup.
DATA PERSONALIA
1. Nama karyawan, pengurus dan bidang keahliannya.
2. Riwayat pekerjaan dan pendidikan tenaga pimpinan.
3. Riwayat pekerjaan dan pendidikan tenaga teknisi/ ahli disertai dengan bukti
ijazah.
KLASIFIKASI KONTRAKTOR
Kegiatan klasifikasi adalah kegiatan penggolongan perusahaan kontraktor
menurut bidang pekerjaan dan sub bidang pekerjaan (spesialisasi) sebagai berikut:
1. Pekerjaan sipil
2. Instalasi
3. Industri
4. Pertanian
5. Pertambangan
Masing-masing bidang pekerjaan diatas dibagi menurut sub bidang pekerjaan/
spesialisasi sebagai berikut :
1. PEKERJAAN SIPIL
1. Pengairan
2. Jalan dan jembatan
3. Bangunan gedung
4. Perpipaan/ tangki-tangki
5. Pengerukan
6. Dermaga, penahan gelombang dan tanah (breakwater & talud)
7. Pengeboran tanah
8. Bangunan bawah air
9. Pertamanan
10. Pemukiman transmigrasi dan lain-lain
2. INSTALASI
1. Meteorologi dan geofisika
2. Rambu suar, navigasi, sinyal
3. Telekomunikasi
4. Elektrikal
5. Elektronika
6. Perpipaan/tangki-tangki non air
7. Mekanikal
4. PERTANIAN
1. Pembukaan areal/ lahan
2. Pencetakan sawah
3. Pembibitan/ pembenihan
Tanaman pangan
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Kehutanan
4. Reboisasi
5. PERTAMBANGAN
1. Pengeboran
2. Pengupasan / land clearing
3. Penggalian / penambangan
PELELANGAN UMUM
Ketentuan umum :
1. Pelelangan umum dilakukan untuk pengadaan barang dan jasa yang bernilai diatas
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
2. Keikutsertaan dalam pelalngan umum dilakukan dengan penawaran tertulis.
3. Penawaran dilakukan berdasarkan syarat mengenai pekerjaan yang dilaksanakan
atau barang yang akan dibeli, dan ketentuan lainnya.
4. dari para peminat pelelangan dipungut biaya peserta yang jumlahnya disesuaikan
dengan biaya penyediaan dokumen.
B. KERUGIAN
1. Apabila penitia pelelangan tidak teliti atau kurang mampu menyusun
dokumen pelelangan, ada kemungkinan memilih pemenang yang kurang
tepat.
Misalnya :
Yang dimenangkan adalah peserta yang mengajukan penawaran terendah,
padahal penawaran terendah tersebut adalah salah hitung. Akibatnya
pekerjaan menjadi tidak lancar. Kualitas kurang baik atau bahkan kontrak
harus diputuskan.
2. Apabila penyusunan dokumen pelelangan tidak jelas, maka terdapat
bermacam-macam variasi harga penawaran yang kadang-kadang
menimbulkan kesulitan dalam memilihnya.
3. Apabila diantara peserta pelelangan mengadakan kerja sama yang bersifat
negatif, maka dapat menyebabkan harga penawaran yang tidak wajar /
sangat mahal.
4. Jika waktu penilaian sangat lama, dapat mengakibatkan harga penawaran
menjadi tidak sesuai lagi, dan dapat mengakibatkan waktu pelaksanaan
menjadi terlambat.
Lebih-lebih bila ada peserta pelelangan yang berusaha memenangkan
pelelangan dengan cara-cara yang tidak wajar, seandainya ditunjuk maka
akan menimbulkan sanggahan-sanggahan dari peserta lain.
2. Tenggang waktu
1) Antara hari pengumuman dengan hari pendaftaran peserta pelelangan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) hari.
2) Antara hari pendaftaran dengan hari pengambilan dokumen lelang dan keterangan
lainnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja dan tidak melebihi 5 (lima) hari
kerja.
3) Antara hari pengambilan dokumen pelelangan dengan pemberian penjelasan
adalah sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari dan tidak melebihi 4 (empat) hari kerja.
4) Antara hari pemberian penjelasan dengan hari pemasukan penawaran sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja.
3. Pemberian penjelasan.
Maksud diadakannya penjelasan pelelangan adalah :
1) Untuk menjelaskan secaralangsung hal-hal yang masih meragukan peserta
pelelangan.
2) Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta pelelangan.
3) Membahas bersama usul dan saran yang diajukan oleh para peserta
pelelangan. Apabila usul dan sarannya baik dapat diterima dan bile perlu dengan
perubahan seperlunya.
Penjelasan mengenai Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilakukan di tempat
dan waktu yang ditentukan dengan dihadiri oleh para peserta/ peminat pelelangan.
Pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang dan perubahan-perubahannya dibuat
Berita Acara penjelasannya yang ditandatangani oleh Panitia dan sekurang-kurangnya
2 (dua) wakil dari calon peserta/peminat.
PENGAJUAN SURAT PENAWARAN
1. Syarat-syarat Surat Penawaran.
Dalam pengajuan surat penawaran peserta harus menyertakan dokumen sebagai
syarat-syarat peserta lelang.
Surat penawaran harus menuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Bermeterai cukup, bertanggal, ditandatangani dan diajukan dalam sampul tertutup
yang tidak tembus pandang.
2. Pada sampul hanya dicantumkan alamat kantor yang mengadakan pelelangan
umum dengan kata-kata :
“Surat Penawaran Pelelangan,………………………………………………”
(jenis, hari, tanggal, bulan, tahun, jam, akan diadakan pelelangan)
3. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, harus digunakan dua sampul.
Sampul luar hanya memuat alamat dari pelelang dan sampul dalam dicantumkan
alamat kantor yang mengadakan pelelangan seperti syarat No.2.Pada penerimaan
surat penawaran melalui Pos, sampul luarnya diambil dengan diberi catatan
tanggal penerimaannya. Surat penawaran yang diterima setelah pelelangan
dilaksanaakan tidak diikutsertakan dan dikembalikan kepada pengirim.
4. Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan jelas dengan angka dan
huruf. Jumlah yang tertera dalam angka harus sesuai dengan yang tertera dalam
huruf.
5. Surat penawaran dilarang dikirimkan kepada anggota panitia atau pejabat.
2. Pengajuan Surat Penawaran
Surat penawaran yang telah dilampiri dan memenuhi persyaratan pelelangan
disampaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Surat penawaran yang disampaikan kepada Panitia Pelelangan akan dimasukkan
dalam kotak tertutup yang terkunci dan disegel.
Surat penawaran dinyatakan tidak sah apabila :
1) Tidak memenuhi persyaratan dalam pengajuan penawaran.
2) Disampaikannya dengan mengirimkannya kepada anggota panitia atau pejabat.
3) Disampaikan diluar batas waktu yang ditentukan.
PENETAPAN PEMENANG
1. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh panitia, pejabat menetapkan
pemenang. Penetapan pemenang segera disampaikan kepada panitia selambat-
lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya laporan dari
panitia.
2. Apabila kepala kantor, satuan kerja atau pemimpin proyek akan menunjuk
pemenang selain calon pertama yang diajukan panitia, maka ia harus melaporkan
terlebih dahulu kepada tim pengendali pengadaan departemen/ lembaga disertai
alasan-alasannya.
PENGUMUMAN PEMENANG
1. Keputusan pejabat yang berwenang tentang penetapan pemenang pelelangan
diumumkan oleh panitia kepada para peserta dalam suatu pertemuan yang
diadakan untuk keperluan tersebut selambat-lambatnya 2 (dua) haru setelah
diterimanya secara luas.
2. Kepada peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan diberikan
kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada atasan dari
pejabat yang berwenang selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja
setelah hari pengumuman.
3. Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur pelelangan.
Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam
waktu 5 (lima)hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.
4. Penunjukan pemenang belum dapat dilakukan selama jawaban atas sanggahan
tersebut belum diterima oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek.
PENUNJUKAN PEMENANG
1. Penunjukan pemenang hanya dapat dilakukan setelah ternyata tidak ada
sanggahan atau penolakan atas sanggahan sudah diterima oleh kepala kantor/
satuan kerja / pemimpin proyek.
2. Peserta yang menang wajib menerima penunjukan tersebut dan apabila
mengundurkan diri hanya dapat dilakukan dengan alasan yang dapat diterima oleh
kepala kantor/ satuan kerja atau pemimpin proyek. Dalam hal demikian jaminan
penawaran akan hilang.
3. Dalam hal pemenang pertama pelelangan mengundurkan diri, maka pemenang
urutan kedua ditunjuk melaksanakan pekerjaan. Apabila pemenang yang
bersangkutan menerima harga dan persyaratan lain sama dengan pemenang
pelelangan pertama.
4. Apabila pemenang urutan kedua tidak bersedia menerima persyaratan tersebut,
maka diadakan pelelangan ulang.
5. Surat keputusan menunjukkan pemenang harus dibuat paling cepat 6 (enam) hari
kerja dan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah pengumuman
pemenang. Surat keputusan penunjukan tersebut segera disampaikan kepada
pemenang.
6. Dalam hal pemborongan/ rekanan dalam waktu yang ditetapkan tidak
melaksanakan pekerjaan maka jaminan pelaksanakan menjadi milik negara, jika
bila kontraktor mengundurkan diri setelah menandatangani kontrak.
7. Di luar jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan dilarang ada jaminan lain
dalam pelelangan.
PELELANGAN GAGAL DAN PELELANGAN ULANG
a. Pelelangan dinyatakan gagal apabila :
1) Penyedia barang / jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang
kurang dari 3 (tiga) atau
2) Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) dan atau
3) Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam
dokumen lelang, dan atau
4) Tidak ada penawaran yang penawarannya di bawah atau sama dengan
pagu dana yang tersedia dan atau
5) Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum
dlam dokumen lelang tenyata benar.
6) Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN terhadap calon
pemenang lelang urutan 1,2 dan 3 ternyata benar, dan atau
7) Calon pemenang lelang urutan 1,2, dan 3 mengundurkan diri dan tidak
bersedia ditunjuk, dan atau
8) Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang
atau prosedur yang berlaku.
b. Pelelangan ulang
Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pengguna barang /jasa / pejabat yang
berwenang memerintahkan pelelangan ulang. Pelelangan dilakukan dengan cara
mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta lelang yang baru selain
calon peserta lelang yang telah masuk dalam calon peserta lelang.
Rangkuman
1. Peraturan pelaksanaan pembangunan yang berlaku menyesuaikan dengan
peraturan pemerintah yang berlaku sekarang. Keputusan Presiden (keppres) yang
berlaku adalah :
a. Keppres no 17 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran dan Belanja
Negara.
b. Keppres No 18 tahun 2000 tentang Pedoman Pengadaan Barang/ Jasa
Instansi Pemerintah.
2. Terdapat peraturan teknis pembangunan.
Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan DRM?
2. Apa yang dimaksud dengan jaminan penawaran itu? Berapa besarnya?
3. Apa juga yang dimaksud dengan jaminan pelaksanaan?