Anda di halaman 1dari 13

BAB 4

PERATURAN DI BIDANG PEMBANGUNAN

Pengantar
Dalam bidang pembangunan konstruksi terdapat peraturan-peraturan yang berlaku.
Peraturan tersebut seringkali dituangkan dalam Keputusan Presiden dan Keputusan
Pemerintah lainnya.
Dalam bab ini hanya berisi pokok-pokok dari peraturan tersebut. Akan dibahas juga
dalam bab ini peraturan dan cara-cara pelelangan. Termasuk dalam pelelangan tersebut
adalah prakualifikasi sebagai peraturan bagi Kontraktor untuk mengikuti lelang.

Tujuan umum
Setelah memepelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:
Memahami peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku dalam pembangunan
konstruksi.

Tujuan khusus
Setelah memepelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyebutkan peraturan-peraturan yang berlaku dalam bidang konstruksi dengan
benar.
2. Menjelaskan isi dari Keputusan Presiden mengenai peraturan pembangunan
dengan benar.
3. Mengetahui urutan dari tahap pelelangan proyek.

Uraian kuliah :
PERATURAN PEMBANGUNAN YANG BERLAKU

1. Keputusan Presiden / Keppres No. 17 tahun 2000 dan Keppres No. 18 Tahun 2000
Keputusan ini merupakan peraturan penting dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Biaya Negara (APBN).
Keputusan ini selain berisi peraturan pelaksanaan APBN juga memuat lampiran
pokok yang memuat :
Lampiran I : Berisi ketentuan tentang pengadaan barang dan jasa.
Lampiran II : Berisi ketentuan tentang produksi dalam negeri.
Lampiran III : Berisi ketentuan tentang prakualifikasi untuk calon rekanan.

Pada lampiran I, diuraikan mengenai pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan melalui:
a. Pelelangan umum
b. Pelelangan terbatas
c. Pemilihan langsung dan
d. Pemilihan tidak langsung.

Lampiran II mengatur mengenai penggunaan produksi dalam negeri.


Produksi dalam negeri adalah segala jenis barang dan jasa yang dibuat dan dihasilkan
di dalam negeri.
Setiap departemen/ lembaga, pemerintah, badan usaha milik negara dan milik daerah
yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk kepentingan sendiri atau dalam
rangka pelaksanaan proyek pembangunan wajib menggunakan barang dan jasa
produksi dalam negeri dengan menggunakan kontraktor nasional.

Sedangkan lampiran III memuat :


a. Ketentuan tentang prakualifikasi untuk calon rekanan.
b. Mengenai tanda daftar rekanan (TDR) dan
c. Penyusunan Daftar Rekanan Terseleksi.

2. Peraturan-peraturan teknis.
Yaitu peraturan-peraturan pemerintah yang terarah kepada segi teknis pelaksanaan.
Peraturan ini dikeluarkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia.
Peraturan itu antara lain :
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1989.
 Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 1977.
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961.
 Peraturan Muatan Indonesia.
 Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1981
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia tahun 1983.

3. Prakualifikasi
Untuk mengidentifikasi kemampuan kontraktor yang akan mengikuti pelelangan
diperlukan prakualifikasi. Prakualifikasi yaitu kegiatan registrasi, klasifikasi dan
kualifikasi kontraktor.
Registrasi adalah pencatatan dan pendaftaran data perusahaan yang meliputi data
administrasi, keuangan, personalia, peralatan atau perlengkapan dan
pengalaman pekerjaan.
Klasifikasi adalah penggolongan perusahaan menurut bidang pekerjaan, sub bidang
dan lingkup pekerjaan atau spesialisasinya.
Kualifikasi adalah penilaian serta penggolongan perusahaan menurut tingkat
kemampuan dasarnya pada masing-masing bidang pekerjaan.

Perusahaan-perusahaan yang lulus prakualifikasi akan dimasukkan dalam Daftar


Rekanan Mampu (DRM) yaitu suatu daftar yang memuat kontraktor, konsultan dan
perusahaan untuk pekerjaan pemborongan, konsultasi dan pengadaan barang/jasa.
DRM berlaku untuk masa 3 (tiga) tahun. Pada setiap akhir tahun Panitia
Prakualifikasi yang dibentuk pada tingkat propinsi dan diketuai oleh Gubernur Kepala
Daerah Tingakt I akan menyempurnakan DRM, sehingga :
1. Rekanan dapat menyampaikan data perusahaan tambahan guna keperluan
penilaian kembali kualifikasi dan klasifikasi.
Penilaian kembali tersebut akan merubah kualifikasi rekanan (naik atau turun)
sedangkan klasifikasi bidang dapat bertambah atau berkurang, perubahan
pengurus perusahaan, perubahan alamat perusahaan dan lain sebagainya.
2. Bagi rekanan yang belum menjadi rekanan dapat diberikan kesempatan untuk
menyampaikan permohonan menjadi rekanan.
3. Bagi rekanan yang ternyata tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai rekanan atau
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, maka
rekanan tersebut dapat dikeluarkan dari DRM.
Selain DRM (Daftar Rekanan Mampu) terdapat DRT (Daftar Rekanan Terseleksi) yaitu
daftar dari rekanan yang tercatat dalam DRM yang masih memiliki sisa kemampuan
nyata untuk dapat diijinkan mengikuti pelelangan pekerjaan pemborongan dalam
pelelangan terbatas.
DRT ini dibuat oleh panitia pelelangan berdasarkan pemikiran yang dibuat sendiri, dibuat
oleh rekanan dan disetujui oleh pemimpin proyek dengan mengikuti ketentuan yang
diterapkan.

Penggunaan DRM dan DRT dalam pelelangan :


1. DRM digunakan sebagai acuan persyaratan bagi peserta pelelangan umum.
2. Di dalam pelelangan terbatas DRM dan DRT khusus untuk pekerjaan
pemborongan digunakan sebagia acuan pemilihan peserta pelelangan terbatas
berdasarkan pada sisa kemampuan nyata masing-masing rekanan. Pelelangan
Terbatas harus diikuti oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) perusahaan.
Dalam hal daerah yang bersangkutan rekanan untuk pekerjaan tertentu kurang
dari jumlah itu, dapat diundang rekanan yang tercantum dalam DRM daerah lain.

Registrasi Kontraktor
Tatacara dan urutan kegiatan prakualifikasi dapat diuraikan seperti dibawah ini :
A. Panitia Prakualifikasi mengumumkan jadwal pelaksanaan kegiatan prakualifikasi
melalui media massa agar dapat diketahui secara luas, tepat dan cukup waktunya
bagi dunia usaha.
B. Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk
menyampaikan data perusahaan kepada panitia prakualifikasi dengan surat
permohonan dan pernyataan tentang kebenaran data dan bermaterai cukup.

Data perusahaan yang dimaksud adalah :


DATA ADMINISTRASI
1. Nama perusahaan.
2. Akte/ Surat Pendirian Perusahaan/ Akte Perubahan terakhir.
3. Alamat kantor perusahaan yang jelas dan nyata.
4. Status perusahaan (induk / pusat atau cabang)
5. Nama/ alamat pengurus perusahaan.
6. Alamat pemilik/ pemimpin perusahaan.
7. Surat pernyataan bahwa pemilik/ pemimpin tidak berstatus pegawai negeri.
8. Bagi perusahaan cabang harus disertai dengan Akte Notaris pendirian serta
Surat Kuasa pengelolaan perusahaan cabang dari Pimpinan Pusat kepada
Pimpinan Cabang.
9. Surat Ijin Usaha perdagangan.
DATA KEUANGAN
1. Nomor Pokok Wajib Pajak
2. Susunan pemilik saham dan modal usaha.
3. Kekayaan bersih perusahaan.
4. Referensi Bank pemerintah/ bank lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan.
5. Neraca Perusahaan terakhir.

DATA PERSONALIA
1. Nama karyawan, pengurus dan bidang keahliannya.
2. Riwayat pekerjaan dan pendidikan tenaga pimpinan.
3. Riwayat pekerjaan dan pendidikan tenaga teknisi/ ahli disertai dengan bukti
ijazah.

DATA PERALATAN YANG DIMILIKI PERUSAHAAN


1. Jenis
2. Jumlah
3. Kapasitas/output peralatan lapangan
4. Merk dan tipe dan nomor mesin/ peralatan
5. Tahun pembuatan
6. Keadaan (baik/rusak)
7. Lokasi sekarang
8. Harga sekarang
9. Pemilikan (milik sendiri)

DATA PENGALAMAN PEKERJAAN


1. Jenis pekerjaan yang pernah dilaksanakan
2. Lokasi
3. Pemberi tugas
4. Nomor dan tanggal kontrak / surat penunjukan
5. Nilai kontrak
6. Tanggal penyelesaian menurut kontrak dan tanggal menurut berita acara
penyerahan pekerjaan yang terakhir.

KLASIFIKASI KONTRAKTOR
Kegiatan klasifikasi adalah kegiatan penggolongan perusahaan kontraktor
menurut bidang pekerjaan dan sub bidang pekerjaan (spesialisasi) sebagai berikut:
1. Pekerjaan sipil
2. Instalasi
3. Industri
4. Pertanian
5. Pertambangan
Masing-masing bidang pekerjaan diatas dibagi menurut sub bidang pekerjaan/
spesialisasi sebagai berikut :
1. PEKERJAAN SIPIL
1. Pengairan
2. Jalan dan jembatan
3. Bangunan gedung
4. Perpipaan/ tangki-tangki
5. Pengerukan
6. Dermaga, penahan gelombang dan tanah (breakwater & talud)
7. Pengeboran tanah
8. Bangunan bawah air
9. Pertamanan
10. Pemukiman transmigrasi dan lain-lain

2. INSTALASI
1. Meteorologi dan geofisika
2. Rambu suar, navigasi, sinyal
3. Telekomunikasi
4. Elektrikal
5. Elektronika
6. Perpipaan/tangki-tangki non air
7. Mekanikal

3. PEKERJAAN LOGAM, KAYU, PLASTIK DAN LAIN-LAIN


1. Kapal/ ferry / perahu
2. Salvage kapal
3. scrapping dan pembesituaan
4. Perbaikan/perawatan
5. Karoseri
6. Pengecoran dan pembentukan

4. PERTANIAN
1. Pembukaan areal/ lahan
2. Pencetakan sawah
3. Pembibitan/ pembenihan
 Tanaman pangan
 Perkebunan
 Peternakan
 Perikanan
 Kehutanan
4. Reboisasi

5. PERTAMBANGAN
1. Pengeboran
2. Pengupasan / land clearing
3. Penggalian / penambangan
PELELANGAN UMUM
Ketentuan umum :
1. Pelelangan umum dilakukan untuk pengadaan barang dan jasa yang bernilai diatas
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
2. Keikutsertaan dalam pelalngan umum dilakukan dengan penawaran tertulis.
3. Penawaran dilakukan berdasarkan syarat mengenai pekerjaan yang dilaksanakan
atau barang yang akan dibeli, dan ketentuan lainnya.
4. dari para peminat pelelangan dipungut biaya peserta yang jumlahnya disesuaikan
dengan biaya penyediaan dokumen.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIANNYA


A. KEUNTUNGAN
1. Karena ada persaingan di antara para peserta pelelangan, maka mereka
akan berusaha menekan harga penawaran hingga relatif lebih wajar atau
murah.
2. Menimbulkan persaingan yang sehat diantara peserta pelelangan.
3. Menghindarkan timbulnya kecurigaan-kecurigaab, seandainya ditempuh
cara-cara lain.

B. KERUGIAN
1. Apabila penitia pelelangan tidak teliti atau kurang mampu menyusun
dokumen pelelangan, ada kemungkinan memilih pemenang yang kurang
tepat.
Misalnya :
Yang dimenangkan adalah peserta yang mengajukan penawaran terendah,
padahal penawaran terendah tersebut adalah salah hitung. Akibatnya
pekerjaan menjadi tidak lancar. Kualitas kurang baik atau bahkan kontrak
harus diputuskan.
2. Apabila penyusunan dokumen pelelangan tidak jelas, maka terdapat
bermacam-macam variasi harga penawaran yang kadang-kadang
menimbulkan kesulitan dalam memilihnya.
3. Apabila diantara peserta pelelangan mengadakan kerja sama yang bersifat
negatif, maka dapat menyebabkan harga penawaran yang tidak wajar /
sangat mahal.
4. Jika waktu penilaian sangat lama, dapat mengakibatkan harga penawaran
menjadi tidak sesuai lagi, dan dapat mengakibatkan waktu pelaksanaan
menjadi terlambat.
Lebih-lebih bila ada peserta pelelangan yang berusaha memenangkan
pelelangan dengan cara-cara yang tidak wajar, seandainya ditunjuk maka
akan menimbulkan sanggahan-sanggahan dari peserta lain.

Pembentukan Panitia Pelelangan

1. Untuk melaksanakan pelelangan umum dibentuk Panitia Pelelangan oleh


kepala Kantor, satuan Kerja atau Pemimpin Proyek
2. Panitia pelelangan beranggotakan sekurangnya 5 (lima) orang yang terdiri
dari unsur-unsur :
1) Perencana pekerjaan/konsultan
2) Penanggung jawab keuangan
3) Penanggung jawab perlengkapan/pemeliharaan dari kantor/satuan
kerja atau proyek yang bersangkutan.
Untuk hal-hal yang bersifat teknis diikutsertakan pejabat dari instansi
yang berwenang.
Keanggotaan Panitia Pelelangan sangat menentukan berhasil tidaknya
suatu pekerjaan ataupun proyek yang akan dilaksanakan. Oleh karena
itu, panitia pelelangan seyogyanya memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1) Mempunyai keahlian yang cukup di bidang perencanaan,
pelaksanaan, keuangan dan administrasi.
2) Mempunyai pengalaman di bidang pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
3) Mengetahui dan memahami peraturan-peraturan, keputusan
Presiden, perundang-undangan, standar-standar, peraturan-
peraturan daerah yang sah dan berlaku.
4) Mengetahui dan memahami pekerjaan –pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
3. Kepala kantor, satuan kerja, pemimpin proyek, pegawai pada Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Jendral Departemen
dan Unit Pengawasan Lembaga dilarang duduk sebagai anggota Panitia
dari suatu unit yang menjadi pemeriksaannya.
4. Panitia Pelelangan mempunyai tugas :
1) Menyusun dan menetapkan :
a) Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) pemborongan/
pembelian.
b) Tata cara penilaian pelelangan.
c) Syarat-syarat peserta pelelangan.
Yang disyahkan oleh kepala kantor, satuan kerja atau pemimpin
proyek.
2) Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan
dilaksanakan.
3) Memberikan penjelasan mengenai RKS untuk pemborongan/pembelian
dan membuat Berita AcaraPenjelasan.
4) Melaksanakan pembukaan surat penawaran dan membuat berita acara
Pembukaan Surat Penawaran.
5) Mengadakan penilaian dan menetapkan calon pemenang lelang serta
membuat Berita Acara Hasil Pelelangan.
6) Membuat laporan pertanggungjawaban kepada pemberi tugas (kepala
kantor/satuan kerja/pemimpin proyek)
Dokumen lelang
1. Dokumen lelang terdiri dari RKS, gambar-gambar dan keterangan lainnya.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat sekurang-kurangnya memuat :
1) Syarat umum :
a. Keterangan mengenai pemberi tugas.
b. Keterangan mengenai perencana (pembuat desain).
c. Keterangan mengenai direksi.
d. Syarat-syarat peserta pelelangan.
e. Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
2) Syarat Administrasi
a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Tanggal penyerahan pekerjaan atau barang.
c. Syarat-syarat pembayaran.
d. Denda atas keterlambatan.
e. Besarnya jaminan penawaran / pelelangan.
f. Besarnya jaminan pelaksanaan.
3) Syarat Teknis :
a. Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan.
b. Jenis dan mutu bahan, antara lain bahwa harus sejauh mungkin
harus digunakan standar nasional dan bahan-bahan produksi
dalam negeri.
c. Gambar detail, gambar konstruksi dan sebagainya.

Syarat-syarat peserta lelang


1. Pemborong/rekanan yang ikut serta dalam pelelangan umum harus mempunyai :
1) Neraca perusahaan terakhir, daftar susunan pemilikan modal, susunan
pengurus dan akte pendiriannya beserta perubahan-perubahannya.
2) Ijin usaha dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3) Cukup pengalaman dalam usahanya.
4) Peralatan yang diperlukan.
5) Surat ketetapan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6) Referensi bank, dengan ketentuan bahwa referensi bank luar negeri harus
mendapat rekomendasi Bank Indonesia.
2. Peserta untuk pelelangan dengan nilai diatas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) harus menyerahkan surat jaminan Bank Pemerintah atau Bank lain/
lembaga KEuangan lain yang ditetapkan Menteri Keuangan, sebesar 1 % (satu
persen) sampai dengan 3 % (tiga persen)dari perkiraan harga penawaran.
Jaminan penawaran tersebut segera dikembalikan apabila yang bersangkutan tidak
menjadi pemenang dalam pelelangan. Jaminan menjadi milik negara, apabila
peserta mengundurkan diri setelah memasukkan penawarannya dalam kotak
pelelangan.
3. Dilarang ikut sebagai peserta/ penjamin dalam penawaran :
1) Pegawai negeri, pegawai Badan Usaha Milik Negara/ daerah dan pegawai
bank milik pemerintah/daerah.
2) Mereka yang dinyatakan bangkrut/pailit.
3) Mereka yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya
(conflict of interest).

PENGUMUMAN DAN PEMBERIAN PENJELASAN


1. Pengumuman
Pengumuman pelelangan dapat dilakukan melalui media massa serta suratkabar atau
majalah berita mingguan dan atau pada papan pengumuman resmi.
Pada pengumuman pelelangan antara lain memuat :
1) Nama instansi yang mengadakan pelelangan.
2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3) Syarat-syarat peserta pelelangan.
4) Tempat, hari dan waktu untuk mendaftarkan diri sebagai peserta.
5) Tempat, hari dan waktu untuk memperoleh dokumen lelang dan keterangan
lainnya.
6) Tempat, hari dan waktu untuk diperoleh kejelasan mengenai dokumen lelang dan
kegiatan lainnya.
7) Tempat, hari dan waktu pelelangan yang akan diadakan.
8) Tempat, hari dan waktu penyampaian surat penawaran.
9) Alamat kemana surat-surat penawaran harus disampaikan.

2. Tenggang waktu
1) Antara hari pengumuman dengan hari pendaftaran peserta pelelangan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) hari.
2) Antara hari pendaftaran dengan hari pengambilan dokumen lelang dan keterangan
lainnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja dan tidak melebihi 5 (lima) hari
kerja.
3) Antara hari pengambilan dokumen pelelangan dengan pemberian penjelasan
adalah sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari dan tidak melebihi 4 (empat) hari kerja.
4) Antara hari pemberian penjelasan dengan hari pemasukan penawaran sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja.

3. Pemberian penjelasan.
Maksud diadakannya penjelasan pelelangan adalah :
1) Untuk menjelaskan secaralangsung hal-hal yang masih meragukan peserta
pelelangan.
2) Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta pelelangan.
3) Membahas bersama usul dan saran yang diajukan oleh para peserta
pelelangan. Apabila usul dan sarannya baik dapat diterima dan bile perlu dengan
perubahan seperlunya.
Penjelasan mengenai Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilakukan di tempat
dan waktu yang ditentukan dengan dihadiri oleh para peserta/ peminat pelelangan.
Pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang dan perubahan-perubahannya dibuat
Berita Acara penjelasannya yang ditandatangani oleh Panitia dan sekurang-kurangnya
2 (dua) wakil dari calon peserta/peminat.
PENGAJUAN SURAT PENAWARAN
1. Syarat-syarat Surat Penawaran.
Dalam pengajuan surat penawaran peserta harus menyertakan dokumen sebagai
syarat-syarat peserta lelang.
Surat penawaran harus menuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Bermeterai cukup, bertanggal, ditandatangani dan diajukan dalam sampul tertutup
yang tidak tembus pandang.
2. Pada sampul hanya dicantumkan alamat kantor yang mengadakan pelelangan
umum dengan kata-kata :
“Surat Penawaran Pelelangan,………………………………………………”
(jenis, hari, tanggal, bulan, tahun, jam, akan diadakan pelelangan)
3. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, harus digunakan dua sampul.
Sampul luar hanya memuat alamat dari pelelang dan sampul dalam dicantumkan
alamat kantor yang mengadakan pelelangan seperti syarat No.2.Pada penerimaan
surat penawaran melalui Pos, sampul luarnya diambil dengan diberi catatan
tanggal penerimaannya. Surat penawaran yang diterima setelah pelelangan
dilaksanaakan tidak diikutsertakan dan dikembalikan kepada pengirim.
4. Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan jelas dengan angka dan
huruf. Jumlah yang tertera dalam angka harus sesuai dengan yang tertera dalam
huruf.
5. Surat penawaran dilarang dikirimkan kepada anggota panitia atau pejabat.
2. Pengajuan Surat Penawaran
Surat penawaran yang telah dilampiri dan memenuhi persyaratan pelelangan
disampaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Surat penawaran yang disampaikan kepada Panitia Pelelangan akan dimasukkan
dalam kotak tertutup yang terkunci dan disegel.
Surat penawaran dinyatakan tidak sah apabila :
1) Tidak memenuhi persyaratan dalam pengajuan penawaran.
2) Disampaikannya dengan mengirimkannya kepada anggota panitia atau pejabat.
3) Disampaikan diluar batas waktu yang ditentukan.

PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN


1. Pada waktu yang telah ditentukan, panitia menyatakan di hadapan para peserta
lelang bahwa saat penyampaian penawran telah ditutup.
2. Setelah saat penyampaian surat penawaran ditutup, tidak lagi diterima surat
penawaran, surat keterangan dan sebagainya dari para peserta.
3. Panitia membuka kotak dan sampul surat penawaran di hadapan peserta.
4. Semua surat penawaran dan surat keterangan dibaca dengan jelas, sehungga
terdengar oleh semua peserta dan kemudian dilampirkan pada Berita Acara
Pembukaan Surat Penawaran.
5. Dari semua penawaran yang disampaikan, panitia menyatakan yang sah dan yang
mana yang tidak sah serta mencantumkannya dalam berita acara.
6. Kelainan-kelainan dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dalam surat
penawaran dinyatakan pula dalam berita acara.
7. Para peserta yang hadir diberi kesempatan melihat surat-surat penawaran yang
disampaikan kepada panitia.
8. Setelah pembacaan dan penetapan sah atau tidaknya surat-surat penawaran
tersebut, panitia segera membuat Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran yang
memuat hal-hal tersebut diatas dan keterangan-keterangan lainnya.
9. Berita acara setelah dibaca dengan jelas ditandatangani oleh panitia yang hadir
dan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang wakil dari para peserta.
10. Pada berita acara disertakan semua penawaran dengan semua lampirannya dan
surat keterangan serta sampulnya.

PENETAPAN CALON PEMENANG


1. Penilaian penawaran dilakukan dengan penelitian teknis terlebih dahulu. Apabila
persyaratan/spesifikasi teknis telah dipenuhi sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam dokumen lelang, maka pelelangan dilanjutkan dengan penelitian
harga.
2. Apabila harga dalam pelelangan telah dianggap wajar, dan dalam batas ketentuan
mengenai harga satuan (harga standar) yang telah ditetapkan, serta sesuai dengan
ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga) peserta yang telah
memasukkan penawaran yang paling menguntungkan bagi negara :
1) Penawaran secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
2) Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
3) Penawaran tersebut adalah yang terndah di antara penawaran-penawaran
yang memenuhi syarat.
3. Keputusan mengenai calon pemenang pelelangan diambil oleh panitia pelelangan
dalam rapat yang dihadiri lebih dari 2/3 dari jumlah anggota.
Apabila pada rapat pertama tidak tercapai kuorum maka pada rapat berikutnya
dapat diambil keputusan sebagaimana dihadiri oleh separuh jumlah yang hadir.
4. Apabila kepada para peserta diberikan pertimbangan untuk mengajukan
penawaran yang mencakup beberapa jangka waktu tertentu, maka panitia
menetapkan peserta sebagai calon pemenang yang menurut pertimbangannya
adalah yang paling menguntungkan bagi negara setelah memperhatikan kepada
umum dan keadaan pasar baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah.
5. Jika terdapat dua peserta atau lebih yang mengajukan penawaran yang sama,
maka panitia pelelangan dapat memilih menurut pertimbangannya mempunyai
kecakapan dan kemampuan yang lebih besar dan harus dicatat dalam berita acara.
6. Calon pemenang harus sudah ditetapkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah pembukaan surat penawaran..
7. Setelah calon pemenang pelelangan ditetapkan panita segera membuat Berita
Acara Hasil Pelelangan, termasuk cara penilaian, rumus-rumus yang dugunakan
dan lain sebagainya, sampai pada penetapan calon pemenangnya.
Berita acara hasil pelelangan ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota
panitia.

PENETAPAN PEMENANG
1. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh panitia, pejabat menetapkan
pemenang. Penetapan pemenang segera disampaikan kepada panitia selambat-
lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya laporan dari
panitia.
2. Apabila kepala kantor, satuan kerja atau pemimpin proyek akan menunjuk
pemenang selain calon pertama yang diajukan panitia, maka ia harus melaporkan
terlebih dahulu kepada tim pengendali pengadaan departemen/ lembaga disertai
alasan-alasannya.

PENGUMUMAN PEMENANG
1. Keputusan pejabat yang berwenang tentang penetapan pemenang pelelangan
diumumkan oleh panitia kepada para peserta dalam suatu pertemuan yang
diadakan untuk keperluan tersebut selambat-lambatnya 2 (dua) haru setelah
diterimanya secara luas.
2. Kepada peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan diberikan
kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada atasan dari
pejabat yang berwenang selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja
setelah hari pengumuman.
3. Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur pelelangan.
Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam
waktu 5 (lima)hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.
4. Penunjukan pemenang belum dapat dilakukan selama jawaban atas sanggahan
tersebut belum diterima oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek.

PENUNJUKAN PEMENANG
1. Penunjukan pemenang hanya dapat dilakukan setelah ternyata tidak ada
sanggahan atau penolakan atas sanggahan sudah diterima oleh kepala kantor/
satuan kerja / pemimpin proyek.
2. Peserta yang menang wajib menerima penunjukan tersebut dan apabila
mengundurkan diri hanya dapat dilakukan dengan alasan yang dapat diterima oleh
kepala kantor/ satuan kerja atau pemimpin proyek. Dalam hal demikian jaminan
penawaran akan hilang.
3. Dalam hal pemenang pertama pelelangan mengundurkan diri, maka pemenang
urutan kedua ditunjuk melaksanakan pekerjaan. Apabila pemenang yang
bersangkutan menerima harga dan persyaratan lain sama dengan pemenang
pelelangan pertama.
4. Apabila pemenang urutan kedua tidak bersedia menerima persyaratan tersebut,
maka diadakan pelelangan ulang.
5. Surat keputusan menunjukkan pemenang harus dibuat paling cepat 6 (enam) hari
kerja dan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah pengumuman
pemenang. Surat keputusan penunjukan tersebut segera disampaikan kepada
pemenang.
6. Dalam hal pemborongan/ rekanan dalam waktu yang ditetapkan tidak
melaksanakan pekerjaan maka jaminan pelaksanakan menjadi milik negara, jika
bila kontraktor mengundurkan diri setelah menandatangani kontrak.
7. Di luar jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan dilarang ada jaminan lain
dalam pelelangan.
PELELANGAN GAGAL DAN PELELANGAN ULANG
a. Pelelangan dinyatakan gagal apabila :
1) Penyedia barang / jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang
kurang dari 3 (tiga) atau
2) Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) dan atau
3) Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam
dokumen lelang, dan atau
4) Tidak ada penawaran yang penawarannya di bawah atau sama dengan
pagu dana yang tersedia dan atau
5) Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum
dlam dokumen lelang tenyata benar.
6) Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN terhadap calon
pemenang lelang urutan 1,2 dan 3 ternyata benar, dan atau
7) Calon pemenang lelang urutan 1,2, dan 3 mengundurkan diri dan tidak
bersedia ditunjuk, dan atau
8) Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang
atau prosedur yang berlaku.
b. Pelelangan ulang
Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pengguna barang /jasa / pejabat yang
berwenang memerintahkan pelelangan ulang. Pelelangan dilakukan dengan cara
mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta lelang yang baru selain
calon peserta lelang yang telah masuk dalam calon peserta lelang.

Rangkuman
1. Peraturan pelaksanaan pembangunan yang berlaku menyesuaikan dengan
peraturan pemerintah yang berlaku sekarang. Keputusan Presiden (keppres) yang
berlaku adalah :
a. Keppres no 17 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran dan Belanja
Negara.
b. Keppres No 18 tahun 2000 tentang Pedoman Pengadaan Barang/ Jasa
Instansi Pemerintah.
2. Terdapat peraturan teknis pembangunan.

Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan DRM?
2. Apa yang dimaksud dengan jaminan penawaran itu? Berapa besarnya?
3. Apa juga yang dimaksud dengan jaminan pelaksanaan?

Anda mungkin juga menyukai