Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN

“Model Pembelajaran Langsung ”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

I WAYAN SURYA ADNYANA 1813011029 / IV D

NI PUTU NINA INDRIANA D. 1813011051 / IV D

KADEK AYU KUSUMA C. 1813011074 / IV D

DW. MADE ANANDA DIAN I. 1813011098 / IV D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA 2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, antara lain:

1. Ibu Made Juniantari, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Strategi dan Desain Pembelajaran.

2. Teman-teman kelas yang mengambil mata kuliah Strategi dan Desain


Pembelajaran di kelas IV D yang telah memberikan semangat dan
motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Sumber-sumber yang telah menyediakan buku ataupun diktat dalam


pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Ini
dikarenakan terbatasnya sumber yang penulis gunakan sebagai acuan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan untuk lebih sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om

Singaraja, 22 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rasional...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II KAJIAN FILOSOFIS


2.1 Kajian Filosofis...............................................................................................4
BAB III KAJIAN TEORITIK
3.1 Kajian Teoritik ................................................................................................6

BAB IV SINTAK
4.1 Sintaks dalam Model Pembelajaran Langsung................................................8
BAB V IMPLEMENTASI
5.1 Implementasi Model Pembelajaran Langsung................................................10
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Situasi Ideal Model Pembelajaran Langsung..................................................14
6.2 Kelebihan Model Pembelajaran Langsung......................................................15
6.3 Kekurangan Model Pembelajaran Langsung...................................................15

BAB VII PENUTUP


7.1 Simpulan..........................................................................................................16
7.1 Rekomendasi...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasional
Pendidikan meerupakan suatu usaha untuk membentuk manusia seutuhnya hal ini
dimaksudkan bahwa suatu proses pendidikan merupakan suatu pembentukan manusia
yang mampu menjadi sosok yang berakhlak mulia, berwawasan dan membentuk jati diri
mereka seutuhnya. Pendidikan bersifat universal dan terus berlangsung sampai
kapanpun. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai
dengan pandangan hidup dan latar belakang sosial setiap masyarakat tertentu. Pendidikan
juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan memerhatiakan tujuan dan esensi pendidikan khususnya pembelajaran
dikelas, sangat diharapkan seorang guru mampu mempersiapkan, membina, dan
membentuk kemampuan peserta didik sehingga dapat memahami dan menguasai materi
yang diajarkan dengan baik dimana hal ini akan berdampak dengan kualitas dan mutu
pendidikan. Untuk menggapai esensi dan tujuan pendidikan diperlukan tenaga
kependidikan yang mampu menuntun peserta didiknya dengan handal karena dari suatu
tenaga kependidikan yang bermutu akan meberikan suatu dampak kemajuan dalam dunia
pendidikan.
Pendidikan matematika mungkin sudah tidak asing lagimungkinsudah tidak asing
lagi dalam kehidupan kiota, matematika telah kita pelajari dari sejak kita menempuh
pendidikan Sekolah Dasar hingga sekolah tingkat lanjut. Tidak hanya itu matematika
seringkali kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. Dalam dunia pendidikan
matematika memiliki peranan yang sangat penting , namun dalam proses pembelajaran
matematika seringkali para peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar dan
memahami konsep matematika. Model pembelajaran matematika yang selama ini dikenal
konvensional dalam penerapannya tidaklah membuat peserta didik tertarik untuk
mempelajari matematika.

1
Dalam suatu proses pembelajaran tentu guru akan menemui berbagai karakter
yang nantinya akan ia hadapi nah maka dari itun menentukan model pembelajaran
merupakan hal yang sangat penting karena dalam metode yang di gunakan kita akan
mentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Model
pembelajaran yang digunakan di dalam kelas dapat membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap keberhasilan dan semangat belajar peserta didik. Dengan demikian
seorang pendidik harus dapat memilih dengan tepat model pembelajaran yang akan
digunakan di dalam kelas agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.
Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan khususnya dalam mata
pelajaran matematika, salah satunya yaitu model pembelajaran langsung atau direct
instruction. Dalam menerapkan model pembelajaran langsung seorang guru harus
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan disampaikan kepada peserta
didik. Melalui model pembelajaran ini juga penguasaan materi lebih mendalam karena
peserta didik mendapat bimbingan, guru dapat mengecek pemahaman peserta didik dan
memberikan umpan balik, peserta didik dapat peserta didik dapat berlatih sendiri dalam
menerapkan hasil belajar serta model ini juga dapat membiasakan peserta didik untuk
tidak sekedar menghafal materi pelajaran tetapi juga harus mampu menerapkan apa yang
telah dipelajari sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai
model pembelajaran langsung atau direct instruction.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rasional diatas, dapat terdapat rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana kajian filosofis dari model pembelajaran langsung?
1.2.2 Bagaimana kajian teoritik dari model pembelajaran langsung?
1.2.3 Bagaimana sintak dari model pembelajaran langsung?
1.2.4 Bagaimana implementasi dari model pembelajaran langsung?
1.2.5 Bagaimana situasi ideal, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran
langsung?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
makalah ini, yaitu :
1.3.1 Mengetahui kajian filosofis dari model pembelajaran langsung.
1.3.2 Mengetahui kajian teoritik dari model pembelajaran langsung.
1.3.3 Mengetahui sintak dari model pembelajaran langsung.

2
1.3.4 Mengetahui implementasi dari model pembelajaran langsung.
1.3.5 Mengetahui situasi ideal, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran
langsung.

3
BAB II
KAJIAN FILOSOFIS
2.1 Kajian Filosofis
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan
pada penguasaan konsep atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan
deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Transformasi dan keterampilan secara
langsung, 2. Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, 3. Materi pembelajaran
yang telah terstuktur, 4. Lingkungan belajar yang telah terstruktur, dan 5. Distruktur
oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru
seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya: film, tape recorder,
gambar, dan peragaan. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan
prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau
pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
Arends (dalam Rifai, 2017) “A teaching model that is aimed at helping students
learn basic skills and knowledge that can be taught in step-by-step fashion. For our
purpose, the model is labeled the direct instruction model.” Model pembelajaran
langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar peserta didik dengan
pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan
dapat diajarkan langkah demi langkah.
Model pembelajaran langsung memberikan kesempatan kepada peserta didik
belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang telah
dimodelkan pendidik. Hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model
pembelajaran ini adalah menghindari menyampaian pengetahuan yang terlalu
kompleks.
Model pembelajaran langsung dikembangkan dengan tujuan untuk
mengefisienkan materi agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam periode
tertentu. Model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan
belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik.
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung
atau yang disebut dengan instructional effect. Peran guru dalam pengajaran langsung
adalah guru mempunyai tanggung jawab mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan
menstrukturisasikan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada peserta didik,

4
pemodelan atau mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan,
memberikan kesempatan pada peserta didik berlatih menerapkan konsep atau
keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Model Pembelajaran Langsung memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
hasil belajar
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajran
3. Sistem pengolahan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
4. Prinsip pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru
5. Suasana pembelajaran ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi
6. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran

5
BAB III
KAJIAN TEORITIK
3.1 Kajian Teoritik
Diketahui ciri model pembelajaran langsung adalah dimana pembelajaran
yang lebih didominasi oleh guru, siswa. Disini guru dan siswa diharapkan dapat
mengamati secara efektif, menghafal dan meniru gurunya. Maka teori-teori
pendukungnya adalah :
1. Teori Behaviorisme.
Teori yang biasa disebut teori stimulus respon ini merupakan teori yang sesuai
dengan model pembelajaran langsung yakni lingkunganlah yang menjadi hal
utama, karena dalam proses belajarnya siswa diberikan rangsangan yang
selanjutnya direspon sehingga menimbulkan perilaku yang aktif. Selain dikenal
dengan stimulus responnya teori ini menjelaskan bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur secara konkret, dimana
belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku
stimulus respons.
Menurut Skinner (dalam Budayasa, 1998) Prinsip yang paling utama dalam
teori behaviorisme adalah bahwa perilaku seseorang berubah sesuai dengan
konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang
menyenangkanakan “memperkuat” frekuensi seseorang untuk melakukan perilaku
yang serupa, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan
“memperlemah” frekuensi seseorang untuk melakukan perilaku yang serupa.
Adapun kedudukan pendidik dalam kaitannya dengan teori pembelajaran
langsung adalah menyajikan stimulus tertentu yang dapat membangkitkan respon
peserta didik berupa hasil belajar yang diinginkan. Agar mendapatkan proses
stimulus-respon secara sistematis, bahan ajar yang diberikan harus dipilih menjadi
butir informasi yang diurut secara tepat, dimulai dari tingkat yang sederhana
hingga kompleks.
Pemberian konsekuensi kepada siswa oleh guru dapat dilakukan dengan
pemberian tugas kepada siswa secara berulang, pemberian tugas kepada siswa
secara mandiri, pemanggilan kepada siswa di depan kelas, pemberian penghargaan
kepada siswa yang menjawab benar, pemberian hukuman kepada siswa yang
menjawab salah agar kesalahan-kesalahan yang sebelumnya tidak terjadi lagi, dan

6
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa. Hal ini dapat dilakuakan pada fase
mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran
langsung.
2. Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih
abstrak diperlukan untuk mencernakan gagasan-gagasan dalam berbagai mata
pelajaran akademik. Piaget meyakini bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan peserta
didik. Dalam pembelajaran langsung guru menjelaskan materi dan melakukan
pelatihan terbimbing serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengadakan
pelatihan mandiri sehingga siswa dapat menemukan pengalaman-pengalamannya
tentang suatu materi tertentu.
3. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar social yang digagas
Albert Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektiv dan mengingat tingkah laku orang lain. Menurut teori
ini orang belajar dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain hasil
pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman
baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan cara
ini memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah
laku yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran langsung pada fase kedua guru
mendemostrasikan pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman
pembelajaran yang benar dan pada fase kedua pengalaman yang telah diperoleh
dipraktekkan siswa, meskipun tetap dalam pengawasan guru.
Prinsip-prinsip teori kognitif sosial diterjemahkan kedalam perilaku-perilaku
pembelajaran berikut ini:
a. Menggunakan strategi untuk mendapatkan perhatian siswa
b. Memastikan bahwa pengamatan tidak terlalu kompleks
c. Mengaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa
d. Menggunakan praktik untuk memastikan retensi jangka panjang
e. Memastikan sikap positif terhadap keterampilan baru, sehingga siswa akan
termotivasi untuk memproduksi atau menggunakan perilaku baru tersebut.

7
BAB IV
SINTAKS
4.1 Sintaks dalam Model Pembelajaran Langsung
Fase – Fase Perilaku Guru Perilaku Siswa
FASE 1
Menyampaikan tujuan Guru menjelaskan tujuan
dan mempersiapkan siswa pembelajaran, informasi Siswa menyimak dengan
latar belakang pelajaran, baik penyampaian dari
pelajaran, pentingnya guru dan mengetahui
pelajaran, mempersiapkan tujuan pembelajarannya.
siswa untuk belajar.
FASE II
Mendemontrasikan Guru mendemontrasikan Siswa menyimak dengan
pengetahuan dan keterampilan dengan baik dan mencoba pada
keterampilan benar atau menyajikan buku tugasnya.
informasi tahap demi
tahan.
FASE III
Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan Siswa melakukan latihan
memberi bimbingan terkait materi yang
pelatihan awal dibelajarkan dengan
bimbingan.
FASE IV
Mengecek pemahaman Mengecek apakah siswa Siswa membalas
dan memberikan umpan telah berhasil melakukan pertanyaan yang
balik. tugas dengan baik, diberikan dan jika
memberi umpan balik. memiliki kesulitan
FASE V
Memberikan kesempatan Guru mempersiapkan Siswa mengerjakan soal
untuk pelatihan lanjutan kesempatan melakukan yang sudah disiapkan
dan penerapan. pelatihan lajutan, dengan dengan baik
perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi
lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.

8
BAB V
IMPLEMENTASI
5.1 Implementasi Model Pembelajaran Langsung

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA


Mata Pelajaran : Matematika-Wajib
Kelas/Semester : XII / Genap
Materi Pokok : Matriks
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- :1
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayatidan mengamalkan ajaranagamayangdianutnya.
2.1 Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam bekerja
menyelesaikan masalah kontekstual
3.1 Menganalisis konsep, nilai determinan dan sifat operasi matriks serta menerapkannya
dalam menentukan invers matriks dan dalam memecahkan masalah.
4 1 Menyajikan dan menyelesaikan model matematika dalam bentuk persamaan matriks dari
suatumasalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear

C. INDIKATOR
1. Menentukan determinan matrik berordo 3 x 3 menggunakan minor dan kofaktor
2. Menentukan determinan matrik ordo 3 x 3 menggunakan cara lain ( sarrus )
3. Menjelaskan determinan matrik berordo 3 x 3 berserta sifat – sifat pengoperasian
4. Mengidentifikasi konsep determinan matriks beserta sifat operasi determinan
matriks.

9
D. MATERI PEMBELAJARAN
Determinan Matrik Berordo 3 x 3 dan Sifat – Sifatnya
 Menentukan Determinan Matrik menggunakan minor dan kofaktor
Contoh :
−1 2 1
1. Diberikan Matrik A= 8
[ ]
7 4 Tentukan Determinan Matrik dengan
0 −1 6
menggunakan Minor dan Kofaktor Matrik A
Alternatif Penyelesaian : Buku Siswa Hal 17 -19
−3 4 2

[ ]
2. Diberikan Matrik A = 2 1 3 Tentukan Determinan Matrik dengan

menggunakan kaidah sarrus.


1 0 −1

Alternatif Penyelesaian Buku Siswa Hal 23 -24


 Operasi Determinan Matrik Berordo 3 x 3
a. Menentukan Operasi pada Determinan Matrik
b. Apakah dalam matriks 3×3 selalu berlaku det(A) = det(AT) ?
c. Apakah det(AB) = det(A) ⋅det(B) selalu berlaku dalam matriks 3×3?
d. Apakah det(kA) = k3 det(A) selalu berlaku dalam matriks 3×3?
e. Apakah det(A+ B) = det(A) + det(B) selalu berlaku dalam matriks 3×3?
f. Apakah det(A− B) = det(A) − det(B) selalu berlaku dalam matriks 3×3?

E. METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Direct Instruction
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Media : Presentasi Power Point (Bahan tayang)
2. Alat : LKS (Lembar Kegiatan Siswa)
3. Sumber Belajar : Buku Guru (matematikakelas XII Wajib kurikulum 2013 )
Buku Siswa(matematikakelas XII Wajib kurikulum 2013 )

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan memberika salam dan 5 menit
mengabsensi siswa.
2. Guru memberi gambaran tentang pentingnya memahami
determinan matriks,sifat – sifat determinan matrik dan penerapan
matriks dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sebagai apersepsi siswa diingatkan kembali tentang determinan
matrik berordo 2 x 2
Inti FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN 75 menit
Fase 1: a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Mendeskripsik bagaimana guru akan mengevaluasi proses
an pembelajaran.

10
pengetahuan b. Guru menjelaskan aktivitas yang harus
dan dilakukan siswa, yaitu meminta siswa untuk
keterampilan mengamati dan memahami :
- contoh1.15 (buku siswa halaman 17)
- contoh 1.16 (buku siswa halaman 19)
- contoh1.17 (buku siswa halaman 20)
- contoh1.18 (buku siswa halaman 21)
- contoh 1.19 (buku siswa halaman 22)
- contoh 1.20 (buku siswa halaman 23)
- contoh1.21( buku siswa halaman 24)
- contoh 1.22 (buku siswa halaman 25)
- contoh1.23 ( buku siswa halaman 25)
c. Guru mengajukan hal-hal yang belum dipahami
terkait masalah yang disajikan.
d. Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru
menjelaskan masalah yang belum dimengerti
oleh siswa tersebut.
Fase 2: a. Guru membagi kelas menjadi beberapa
Mengorganisa kelompok yang heterogen (dari sisi
sikan siswa kemampuan, gender, budaya, maupun agama)
sesuai pembagian kelompok yang telah
direncanakan.
b. Guru meminta siswa berkolaborasi untuk
menyelesaikan masalah yang ada di Buku
Siswa.
c. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja,
untuk menemukan berbagai kesulitan yang
dialami siswa, serta memberikan kesempatan
untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
d. Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan
kesulitan yang dialami siswa secara individu,
kelompok, atau klasikal.
e. Meminta siswa bekerja sama untuk
menghimpun berbagai konsep feterminan
matriks dan sifat-sifat matriks yang sudah
dipelajari serta memikirkan secara cermat
strategi pemecahan yang berguna untuk
pemecahan masalah.
Fase 3: a. Meminta siswa melihat hubungan-hubungan
Membimbing berdasarkan informasi/data terkait
penyelidikan b. Guru meminta siswa melakukan penyelesaian
individu dan
masalah buku siswa yang telah diberikan.
kelompok

Fase 4: a. Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil


Mengemban diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan
gkan dan sistematis.
menyajikan b. Guru mendorong agar siswa secara aktif
hasil karya
terlibat dalam diskusi kelompok serta saling

11
bantu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
c. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan semua siswa untuk terlibat
diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok
yang melenceng jauh pekerjaannya.
d. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja
menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi
bantuan, bila diperlukan.

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang determinan matriks berordo 3 10 menit


x 3 dan sifat-sifatnya
2. Siswa diminta menyimpulkan tentang determinan matriks. Berordo
3 x 3 menggunakan minor dan kofaktor
3. Siswa diminta menyimpulkan tentang determinan matriks. Berordo
3 x 3 menggunakan kaidah sarrus
4. Siswa menerima informasi tentang tugas (PR) yang harus
dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.

H. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Jenis/Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Bentuk instrumen dan instrument
Bentuk instrument : uraian
3. Prosedur penilaian
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
1. Sikap Pengamatan Selama
a. Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pembelajaran dan
pada matematika saat diskusi
b. Percaya diri dan Tidak mudah menyerah
dalam memecahkan masalah
c. Bertanggung jawab dalam kegiatan
kelompok Memiliki sikap terbuka , kritis
dan menghargai pendapat orang lain
2. Pengetahuan Penyelesaian tugas
1. Menentukan determinan matriks berordo Tes individu dan
3 x 3 menggunakan minor dan kofaktor kelompok
2. Menentukan determinan matriks berordo
3 x 3 menggunakan kaidah sarrus
3. Keterampilan Pengamatan Penyelesaian tugas
Terampil menyelesaikan masalah yang berkaitan dan saat diskusi
dengan matriks

12
13
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Situasi Ideal Model Pembelajaran Langsung
Rachmawati (2015) menyatakan bahwa beberapa situasi yang memungkinkan
model pembelajaran langsung cocok diterapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai
berikut :
a. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan
memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep – konsep kunci
dan menunjukkan keterkaitan diantara konsep-konsep tersebut.
b. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur berstruktur
jelas danpasti.
c. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan –
keterampilan mendasar yang diperlukan dalam kegiatan – kegiatan yang berpusat
pada siswa seperti misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
d. Ketika guru ingin menunjukan sikap dan pendekatan – pendekatan intelektual
(misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti – bukti
nyata, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selaluberujung pada jawaban
yang logis).
e. Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan
dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
f. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan sebuah topik.
g. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur – prosedur tertentu
sebelum siswa melakukan suatu kegiatan belajar yang berbau praktik.
h. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter – parameter untuk
memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau
independen.
i. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan
penjelasan yang sangatterstruktur.
j. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada
siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang
berpusat pada siswa.

14
6.2 Kelebihan Model Pembelajaran Langsung
1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan focus
mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan
yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan
factual yang sangat terstruktur
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah
6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu
yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata
pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan
dan antusiasme siswa
6.3 Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk
mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan
mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal
tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa
2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya
belajar, atau ketertarikan siswa
3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit
bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka
4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengatahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat
5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang
tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model
pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan
penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.

15
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
Mengingat pentingnya akan pendidikan membentuk karakter bangsa dengan
finansial warga negara yang beragam, membuat pemerintah tergerak dalam bidang
pendidikan sehingga setiap warganegara dari berbagai kalangan mendapatkan hak
yang sama. Langkah yang dilakukan pemerintah adalah dengan memfasilitasi,
memberi bantuan sejenis beasiswa dan fasilitas lainnya dalam menunjang jalannya
proses belajar di sekolah. Cara efektif dalam menanggulangi dan mencegah untuk
terjadi kembali adalah dengan menggunakan model pembelajaran langsung (direct
instruction). Model pengajaran ini cenderung didominasi dengan keadaan lingkungan
dengan kata lain peserta didik bersifat aktif dalam megamati dan meniru gurunya serta
materi ajar bersumber pada guru yang mebuat peserta didik sangat terbantu. Selain itu
terdapat teori – teori belajar yang mendukung model pembelajaran ini, seperti : (1)
Teori Perkembangan Jean Piaget, (2) Teori Belajar Sosial Albert Bandura dan (3)
Teori Behavioristik.
Walaupun begitu setiap hal, setiap langkah tidak luput dari kekurangannya
masing – masing seperti misalnya jika materi yang disampaikan bersifat kompleks
atau abstrak maka model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk cukup memproses dan memahami informasi yang
disampaikan. Sehingga dalam penyampaiannya, model manapun harus
memperhatikan situasi idealnya masing – masing sehingga model pembelajaran
tersebut dikatakan berhasil. Misalnya pada pembelajaran langsung sesuai dengan
kondisiKetika guru ingin menunjukan sikap dan pendekatan – pendekatan intelektual
(misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti – bukti
nyata, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang
logis).
7.2 Rekomendasi
Sebagai calon guru sebaiknya lebih memahami atau mempelajari model belajar
sejak awal guna dapat mengetahui dan memilah memilih model pembelajaran yang
bagaimana yang relevan digunakan sesuai dengan situasi kondisi kelas baik fisik
maupun non fisik. Sehingga menimbulkan simbiosis mutualisme antara guru dengan
peserta didik, positifnya untuk guru adalah mudah untuk memaparkan materi dan di

16
sisi peserta didik akan membuat perasaan mereka nyaman dalam belajar yang diikuti
dengan hasil belajar meningkat.

17
DAFTAR PUSTAKA
Alfajri, Hadiyanta (2019). Model Pembelajaran Langsung. Tersedia pada :
https://www.academia.edu/20190524/Model_Pembelajaran_Langsung?
auto=download (diakses tanggal 26 Februari 2020).

Arends, (1997). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis.


Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Budayasa, I Ketut. (1998). Teori-Teori Belajar Perilaku. Makalah. Pusat Sains dan
Matematika sekolah. IKIP Suraba Makalah. Pusat Sains dan Matematika sekolah.
IKIP Surabaya.
Ma’rifa, Nur (2014). Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Tersedia pada :
http://nurmarifa8.blogspot.com/2014/12/pembelajaran-langsung-direct-
instruction.html (diakses tanggal 27 Februari 2020).
Proborini, Maeti W. (tahn). Buku III : Model-model Pembelajaran, Etika dan Moral
dalam Pembelajaran. Bandung : Graha Ilmu
Rachmawati, Tutik. (2015). Teori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Sudrajat, Akhmad (2011). Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Tersedia
pada : https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-
langsung/ (diakses tanggal 26 Februari 2020).

Anda mungkin juga menyukai