Anda di halaman 1dari 10

Dinasti Periode

Jaman Prasejarah dan 21 – 16 SM.


Dinasti Xia
Negeri Cina diyakinin sebagai salah satu pusat kebudayaan dunia.
Manusia Cro Magnon di Eropa, mereka adalah leluhur manusia
modern pertama yang hidup di Cina dengan ditemukannya sisa-
sisa peninggalan manusia purba Jaman Batu Akhir (50.000 –
35.000 SM). Dinasti Xia (2100 SM – 1600 SM) adalah dinasti
pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti “Catatan
Sejarah Agung” dan :Sejarah Bambu”. Dinasti ini didirikan oleh
Yu yang Agung. Dinasti Xia secara keseluruhan diwariskan
sebanyak 13 generasi, 16 raja (atau 14 generasi, 17 raja,
tergantung perbedaan pendapat tentang Yu dianggap sebagai raja
Dinasti Xia atau pemimpin gabungan suku) sekitar 400
tahun,yang kemudian dikalah kan oleh Dinasti Shang.

Penemuan penting pada zaman Dinasti Xia antara lain peralatan


yang terbuat dari tembaga dan kalender. Raja terahkir Dinasti
Xia, yakni Jie, adalah seorang penguasa yang dzalim, dan Dinasti
Xia berhasil ditumbangkan oleh seorang penguasa Shang, yaitu
Tang. Dan kemudian mendirikan dinasti baru, yakni Dinasti
Shang.

Dinasti Shang 16 – 11 SM.

Terdiri dari 31 raja dan 17 generasi. Shang adalah nama suku


yang mendiami salah satu bagian sungai Huang He, yang
merupakan bagian dari Xia Dinasti. Pada masa ini penggunaan
perunggu sebagai bahan kerajinan telah membangkitkan gairah
perekonomian (dan satu yang terbesar adalah bejana perunggu
kaki empat Simuwu dengan berat 732,84 kg dan dianggap bejana
terbesar di dunia).

Sehingga pada masa Tang ini bukan hanya teknologi pertanian


yang maju pesat tetapi juga bidang-bidang lain secara
menyeluruh, seperti social, politik, kesenian, dan budaya. Namun,
kemajuan tersebut terganggu dengan penyerbuan suku sekitar dan
hal tersebut menyebabkan Shang harus berpindah-pindah ibu kota
(sebanyak lima kali). Dinasti ini meninggalkan bukti tertulis kuat
akan eksitensinya.
Dinasti Zhou 1046 – 256 SM.
Zhou adalah negeri di daerah perbatasan yang sangat maju ketika
Ji Fa (raja Wu) menjadi raja menggantikan ayahnya. Raja Wen
yang wafat, ia memutuskan untuk menyerang Din Xin (raja
terahkir Shang). Tentara Shang yang saat itu banyak menderita
karena kebijakan Di Xin pada akhirnya berbalik mendukung Wu.
Di Xin kemudian bunuh diri dan berdirilah Dinasti Zhou dan
merupakan dinasti terlama menurut sejarah China.

Dinasti Zhou terbagi menjadi dua periode :


1. Masa Zhou Barat. Ibukota Houjing, berkuasa hingga tahun
711 SM.
2. Masa Dinasti Zhou Timur yang memindahkan ibu kota ke
bagian timur (kota Luoyang). Pada jaman ini Zhou Timur
mengalami dua masa penting lagi, yaitu :
a. Chun Qiu, Spring and Autumn Period, atau jaman
Musim Semi dan Gugur (770 – 476 SM).
b. Jaman Zhang Guo, IWarring States Period, atau masa
Perang Antar Negeri (475 – 221 M).

Dinasti Zhou memerinta kurang lebih 800 tahun dan terkenal


karena pencapaiannya dalam bidang filosofi dan disebut dengan
“Masa Seratus Aliran Pikiran” dikarenakan lahirnya para filosofi
terkemuka, seperti : Lao Tze, Kung Fu Tze, dan Meng Tze. Dan
terdapat aliran filsafat yang cukup penting terhadap penyatuan
China dibawah dinasti Qin yakni aliran Legalisme (Fajia).

Dinasti Qin 221 – 206 SM.

Ying Zheng atau Qin Shihuangdi adalah pemimpin pertama Qin.


Menjadi salah satu dari tujuh Negara bagian terkuat (Han, Wei,
Zhao, Qin, Chu, Yan, dan Qi) dari jaman “Perang Antar Negeri”
yang berlangsung dari tahun 475 – 221 SM.
Zheng menamai dirinya Qin Shihuangdi yang berari “kaisar
pertama dari dinasti Qin”. Dengan demikian ia adalah raja
pertama yang menobatkan dirinya sebagai kaisar (tidak lagi
sekedar raja), yang akan diikuti oleh seluruh generasi dinasti
dibawahnya bahkan hingga dinasti terakhir di China. Qing
Dinasti.
Dimasa pemerintahannya, Qin berhasil membentuk satu
pemerintahan pusat yang kuat mengontrol 36 provinsi yang
dihubungkan dengan jalan raya sepanjang 7500 km dan berhasil
membuat terusan yang menghubungkan sungai Huang He. Huang
He dan Chang Ciang. Selain itu juga membangun tembok raksasa
yang membentang sepanjang 3000 km yang berfungsi sebagai
benteng untung menghalau serangan bangsa-bangsa utara.
Standarisasi ukuran maupun huruf juga diberlakukan pada masa
ini dan satu system penulisan huruf Mandarin yang dibuat pada
masa itu dan tetap dikenal hingga saat ini. Qin Dinasti adalah
penganut Fajia (legalisme) Shang Yang. Boleh jadi kebijakan Qin
berasal dari kebijaksanaan Shang Yang, yang telah dimodifikasi.
Shang Yang mengatakan bahwa manusia memiliki bakat atau
kecendrungan jahat, oleh karena itu ia harus dipimpin dengan
cara-cara keras. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu.

Reformasi Shang Yang ini sebenarnya diterapkan pada masa Qin


Shiaugong, sebelum masa Qin Shihhuang (setelah Qin Shiaugong
meninggal, Shang Yang dicincang sampai mati oleh para
bangsawan yang membencinya karena mereka kehilangan
ekslusivitas setelah penerapan system ketatanegaraan yang baru).
Sepuluh tahun setelah reformasi Shang Yang, Qin berubah dari
Negara yang lemah menjadi Negara yang kuat. Dan seabad
kemudian barulah Ying Zheng lahir. Setelah Zheng wafat pada
tahun 210 SM, Li Si – penasehat kaisar yang bekerja sama dengan
Zhao Gao sang kasim kepala, merekayasa agar putera kedua raja,
yang bernama Hu Hai naik tahta dan bergelar Er Shihuangdi
(kaisar kedua). Pada masa itu pajak naik dan kesejahteraan rakyat
menurun drastic. Tak lama iapun dijatuhkan oleh Liu Bang yang
segera mendirikan dinasti baru.

Dinasti Han Han Barat (206 SM – 24 M)

Han Timur (25 – 220)

Liu bang kemudian berhasil naik tahta dan mendirikan dinasti


baru yang bernama Han (206 SM – 221 M) dan bergelar Han
Gaozu (206 – 195 SM). Dinasti ini sempat terputus oleh kudeta
dari Wang Mang, yang mendirikan Dinasti Xin, tetapi Guang
Wudi berhasil merestorasi kembali Dinasti Han. Oleh sebab itu
Dinasti Han sebelum pemberontakan Wang Mang disebut dengan
Dinasti Han Barat (ibukota di Chang an) dan Dinasti Han
sesudahnya disebut dengan Han Timur (ibukota di
Luoyang).karena mewarisi kekacauan dari Qin, Kaisar Han Gao-
di membuar program “Wen Jing” pajak rakyat diringankan,
hukuman ditekan seminimal mungkin dan produksi ditingkatkan
sesuai keahlian masing-masing. Oleh sebab itu dibawah dinasti
ini, Cina mencapai banyak kemajuan dalam banyak bidang seni
dan sains (penemuan kertas dari bamboo mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan) selain itu hubungan jalur Barat
dan Timur yang dikenal dengan jalur sutera dibuka.

Penemuan penting dalam bidang teknologi lainnya adalah


Seismograf oleh Zhang Heng (78 – 139 M) yang dapat
menghitung kekuatan gempa serta daerah arah asalnya. Pada
masa ini konfusianisme menjadi agama “Negara” ketika Budha
masih berada di awal perkembangannya di Cina. Sayangnya,
Dinasti Han tidak terorganisir dengan baik seperti Dinasti Qin.
Praktek korupsi dan perpecahan terus berlanjut. Dinasti Han pun
berhasil menumbuhkan kebanggaan anak nasionalitas mereka.
Identitas Cina sebagai Han berawal dari sini.

Jaman Tiga Kerajaan 220 – 280

Berahkirnya Dinasti Han diperintah oleh kaisar yang lemah.


Pemberontakan pun pecah, yang terbesar adalah pemberontakan
Topi Kuning (Huang Qin), yang dipimpin tiga bersaudara Zhang.
Akhirnya klan Cao mengkudeta kaisar Han terahkir, Han Xiandi
(189 – 220). Ia berhasil merebut kekuasaan dan mendirikan
Kerajaan Wei.
Tindakan kudeta membuat Liu Bei, seorang keturunan Dinasti
Han merasa perlu untuk meneruskan kelangsungan Dinasti Han.
Maka ia pun mendirikan kerajaan Shu-Han.

Seorang jendral yang juga mengangkat dirinya sebagai kaisar


adalah Sun Quan. Kerajaannya dikenal dengan nama kerajaan
Wu. Tahun 264 M, Kerajaan Wei terjatuh ke tangan seorang
menterinya yang bernama Sima Yan. Ia merebut kekuasaan dari
Kaisar Wei terahkir dan mendirikan Dinasti jin.

Dinasti Jin dan Enam Belas 280 – 420


Negara
Sima Yan menaklukan kedua kerajaan lain dan menyatukan Cina
kembali. Pada masa ini sebuah perpustakaan di Luoyang yang
berisi lebih dari 30.000 jilid buku dibangun. Selain itu peta
dengan system rasio yang dibuat dengan perhitungan garis lintang
dan bujur dibuat oleh Pei Xiu. Masa ini terbagi menjadi dua
periode, yakni Jin Barat (265 – 316) dan Jin Timur (317 – 420).
Bagian utara Cina terpecah menjadi bagian Negara-negara kecil
yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal dengan jaman
Enam Belas Negara (304 – 469).
Setelah runtuhnya Dinasti Jin Timur pada 420 M, Dinasti Selatan
dan Dinasti Utara menjadi salah satu masa pemecahbelahan
bagian selatan dan utara Cina yang tidak banyak muncul dalam
sejarah.

Dinasti Sui 589 – 618

Dinasti Sui didirikan oleh Yang Jian dengan gelarnya Sui Wendi
(581 – 604). Ditangannya ia berhasil memulihkan keadaan dan
sempat membangun peningkatan pertanian. Sayangnya
penggantinya, Sui Yangdi (604 – 617) tidaklah pandai dalam
mengendalikan pemerintahan. Dinasti ini meneruskan pembuatan
terusan yang menghubungkan Utara-Selatan yang sudah dimulai
oleh pendahulunya, Sui Wendi, yang panjangannya mencapai
2000 km. Ia juga sempat membangun ibu kota kedua di Luoyang
dengan biaya tinggi dan kemewahan yang serba. Dinasti ini jatuh
karena kegagalan menaklukan Korea yang telah menghabiskan
biaya besar juga karena meluapnya Sungai Huanghe.

Penderitaan membuat kerusuhan menjadi marak dan akhirnya Li


Yuan seorang tokoh militer dari Utara menaklukan ibu kota
Chang-an. Kaisar akhirnya melarikan diri ke Selatan. Disana ia
dicekik sampai mati oleh anak seorang pegawai yang pernah
dipermalukannya. Li Yuan sempat mengangkat cucu Yang Di
menjadi kaisar tetapi tak lama setelah itu diturunkan digantikan
oleh dirinya sendiri. Dinasti Tang pun berdiri menggantikan Sui.

Dinasti Tang 618 – 907

Li Yuan memimpin dan segera digantikan puteranya, Li Shimin,


yang bergelar Kaisar Tang Taizong (626 – 649). Cina menjadi
adikuasa di bawah pemerintahan Taizong. Kaisar ini berhasil
mengkonsolidasikan kekuatan militer dan kecerdasan
diplomasinya, hingga ia berhasil melumpuhkan kekuatan suku –
suku Turki Timur dan menguasai Ordos dan Mongolia Dalam.

Pengaruh “Pax Sinica” meluas disepanjang Asia Timur di utara,


Mongolia pertama kali diperintah oleh Cina, di selatan, Vietnam-
Annam juga jadi protektorat Tiongkok. Di timur, Korea dan
Jepang juga mendapat pengaruh dari Cina seluruhnya mengakui
supremasi kebudayaan dan peradaban Cina. Namun kekaisaran
setelah Taizong benar-benar lemah. Bahkan setelah kematian
penggantinya, Gazong, kekaisaran sempat dikuasai oleh selir
Gaozong, Wu Zetian mengangkat Zhongzong dan Ruizong
sebagai kaisar boneka setelah itu Wu Zetian mengangkat dirinya
sendiri menjadi kaisar dan dinastinya disebut Zhou. Namun
karena pemerintahannya tidak didukung oleh kebijakan yang
baik, Wu pun kemudian turun tahta.

Kaisar Tang selanjutnya, Xuanzong (712 -756), kembali


menghidupkan budaya Tang. Namun akhirnya dinasti ini benar-
benar runtuh setelah An Lushan melakukan pemberontakan pada
masa pemerintahan dua kaisar, yakni Suzong (756 – 762) dan
Daizong (762 – 779).
Kelemahan ini dimanfaatkan Tibet yang mulai menyerang sejak
tahun 777. Satu yang terkuat dan menghancurkan Tang adalah
Zhu Wen, seorang gubernur yang berhasil membunuh Kaisar
Zhaozong (888 – 904). Ia mengangkat anaknya yang kesembilan,
Aidi (904 – 907) sebagai kaisar boneka, sebelum ia sendiri naik
menjadi kaisar dan memproklamasikan Dinasti Liang.

Jaman Lima Dinasti dan 907 – 960


Sepuluh Negara
Antara tahun 907 – 960 sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai
berkuasanya Dinasti Song, terjadi suatu periode perpecahan
politik yang dikenal sebagai Jaman Lima Dinasti dan Sepuluh
Negara. Pada masa yang cukup singkat ini, Lima Dinasti (Liang,
Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara bergantian menguasai jantung
wilayah kerajaan lama di uatara Cina. Pada saat yang bersamaan,
Sepuluh Negara kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu,
Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir)
berkuasa di selatan dan barat Cina.
Dinasti Song, Liao, Jin, 960 – 1279
serta Xia Barat
Antara tahun 960 – 1279, Cina dikuasai oleh beberapa dinasti.
Pada 960, Dinasti Song (960 – 1279) yang beribukota di Kaifeng
menguasai sebagian besar China dan mengawali suatu periode
kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria (sekarang Mongolia)
dikuasai oleh Dinasti Liao (907 – 1125) yang selanjutnya
digantikan oleh Dinasti Jin (1115 – 1234). Sementara itu, wilayah
barat laut Cina yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi
Gansu, Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat
(1032- 1227). Dinasti Song terbagi menjadi Song Utara (960 –
1126) dan Song Selatan (1126 – 1279). Dinasti Song pun
membawa pada Cina yang disebut dengan “Revolusi
Perdagangan”. Salah satunya adalah memperkenalkan uang
kertas sebagai alat perdagangan. Pada masa berkuasanya Dinasti
Song Utara, etnis Qidan dibagian utara Cina mendirikan Negara
Liao yang berkuasa antara tahun 947 – 1125 M. sedangkan, etnis
Dangxiang mendirikan Negara Xixia (1038 – 1227) dibagian
barat laut Cina.

Dan orang Qidan pun di bagian utara Cina mendirikan Negara


Liao (947 – 1125 M) dan etnis Dangxiang mendirikan negara
Xiaxia (1038 – 1227) dibagian barat laut dinasti Song. Dengan
demikian, terbentuklah konfigurasi konfrontasi antara tiga
Negara, yaitu Dinasti Song, Negara Liao, dan Negara Xixia.

Pada saat yang bersamaan dengan Dinasti Song, di Utara


berdirilah Kerajaan Liao dan Jin yang berasal dari suku nomadic
Manchuria. Karena merasa terancam oleh Liao maka Song
bersekutu dengan Suku Jin (Jurchen) umtuk mengalahkan Liao.
Namun akhirnya Song benar-benar dikalahkan oleh Jin, setelah
keduanya berhasil menaklukan Liao. Tahun 1127 Jin menyerbu
dan menaklukan Kaifeng, ibu kota Dinasti Song Utara.

Dinasti Yuan (Mongol) 1279 – 1368

Mongol disatukan pada 1206 oleh Gengis Khan dan mengacau


bangsa-bangsa disekitarnya. Genghis Khan merebut Beijing
(bukan Ibukota Cina) tahun 1215. Untuk beberapa dekade secara
administrative pemerintahan diserahkan pada dinasti Song.
Selama waktu itu perluasan wilayah terus dilaksanakan. Cucu
Genghis Khan, Kublai Khan akhirnya menaklukkan Cina di tahun
1279, termasuk kerajaan Yunnan Thai di Nanchao. Meskipun
Kublai Khan menaklukan Cina di tahun 1279, Dinasti Yuan
didirikan Kublai Khan tahun 1271 sampai 1368. Dibawah
kekuasaannya, Kublai Khan memperluas daerah jajahan ke
wilayah barat, tepatnya sampai ke Moskow dan Baghdad. Pada
masa-masa penaklukan, Islam Cina berkembang cukup pesat. Ini
karena tentara Mongol terdiri dari berbagai kalangan suku,
diantaranya adalah beberapa kelompok Muslim yang kemudian
berhasil membangun diri menjadi komunitas yang solid.

Peristiwa terpenting pada jaman ini antara lain pembangunan


perpanjangan terusan yang telah dibangun oleh Kaisar Sui
Yangdi, untuk memudahkan pengiriman gandum dari selatan ke
ibu kota mereka dan upaya penyerangan ke Jawa dan Jepang.
Kubilai Khan digantikan oleh cucunya Temur Oljeitu (1294 -
1307). Perjanjian dengan Jepang ditandatangani pada masa itu.
Setelah digantikan Toghon Temur (1333 - 1368), bencana alam
seperti banjir dan wabah penyakit sampar turut melemahkan
keadaan. Pemberontakan terjadi di mana-mana dan yang terkuat
adalah Zhu Yuanzhang. Ia berhasil merebut Dadu, ibu kota
Dinasti Yuan tahun 1368 dan berakhirlah sejarah Dinasti Yuan.

Dinasti Ming 1368 – 1644

Setelah mengusir Mongol, Zhu Yuanzhang menobatkan dirinya


sebagai kaisar dengan gelar Ming Daizhu (1368 - 1398). Cina di
bawah Dinasti Ming awal tidak terpencil. Ketika mendeklarasikan
dirinya sebagai kaisar yang baru, Zhu Yuanzhang mengganti
namanya menjadi Hongwu. Sistem pemerintahan Ganda
didirikan, dengan Beijing dibagian utara dan Nanjing dibagian
selatan. Bandar-bandar di kota itu mendorong pertumbuhan
industri swasta, khususnya industry skala kecil seperti kertas,
sutera, kapas, dan porselin. Hongwu menjalankan
pemerintahannya dengan tangan besi, menuntut bawahannya
untuk menjadi pejabat yang taat dan wajib hukum.

Kaisar Dinasti Ming terakhir adalah Chongzhen (1628 - 1644),


pada jamannya terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Li
Zicheng. Ia berhasil merebut Beijing, ibukota Dinasti Ming pada
Bulan April 1644, menyatakan dirinya sebagai kaisar dan
mendirikan Dinasti Xun. Kaisar Chongzhen bunuh diri dengan
cara menggantung diri dan pada saat yang sama dengan
kematiannya, berakhir pulalah Dinasti Ming. Jenderal Wu Sangui
yang ditugaskan menjaga perbatasan masih setia pada Dinasti
Ming, maka ia meminta tolong Bangsa Manchu yang saat itu
dipimpin Shunzhi (1644 - 1661) untuk mengusir Li Zicheng.
Tetapi ternyata setelah Li berhasil diusir, Bangsa Manchu tidak
bersedia meninggalkan Cina, sehingga dengan demikian
berawalah kekuasaan Dinasti Qing di Cina.

Dinasti Qin 1644 – 1911.

Dinasti Qin (1616 – 1942) didirikan menyusun kekalahan dinasti


Ming, dinasti terahkir Han Cina, oleh suku Manchu dari sebuah
timur laut Cina pada 1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal
terahkir yang memerintah Cina.kekalahan Cina pada perang
Opium tidak hanya melemahkan hubungan internasional dengan
Negara lain, tetapi juga meruntuhkan kekaisaran di Beijing.
Dinasti Qin pun kehilangan hak kekuasaannya. Akhirnya, filosofi
dan agama Cina mengakhiri dinasti melalui pemberontakan. Cara-
caranya hampir sama dengan cara-cara komunis semasa Revolusi
Kebudayaan oleh Mao Zedong pada akhir 1960-an. Revolusi
budaya Taiping menyebabkan terbakarnya kuil Buddha, Tao,
Kong Hu Chu, dan menghancurkan altar-altar dan patung-patung
lainnya, serta kampanye rakyat melawan perintah.

Memasuki abad-19, kekuasaan Qing merosot. Cina mengalami


sengketa sosial besar-besaran, ekonomi tidak berkembang, dan
mulai merambat masuknya pengaruh Barat. Saat itu Inggris
berhasrat untuk membuka hubungan dengan Cina, namun ketika
utusan Inggris datang menyampaikan maksudnya,
Kaisar Qianlong (1736 - 1795) menolak upaya kerjasama itu.
Seluruh barang persembahan Inggris hanya diandaikan sebagai
upeti saja. Hingga pada suatu hari Cina tidak dapat menolak
sistem barter yang dibuat Inggris. Kerjasama itu adalah tukar
sutra dan teh Cina kepada Inggris yang dibayar dengan candu asal
India. Dalam kurun waktu 40 tahun impor candu membengkak
dari 1000 kotak menjadi 40.000 kotak. Meningkatnya pecandu
jelas melemahkan negara, yakni melemahnya sumber daya
manusia serta mengalirnya kekayaan ke barat.
Kaisar Daoguang (1821 - 1850) akhirnya memutuskan untuk
mengeluarkan surat perintah pada Lin Zexu (1785 - 1850) untuk
menekan perdagangan candu. Inggris meradang dan menyatakan
perang kepada Cina dan terjadilah Perang Candu (1840 - 1842).
Perang ini diakhiri dengan kekalahan Cina, karena persenjataan
barat yang lebih canggih yang menyebabkan mereka harus
menyerahkan Hongkong kepada Inggris (1842).

Walau sejarah dinasti ini bergitu ‘kacau’ beberapa kalangan tetap


berpendapat bahwasanya jaman ini bidang perekonomian
mencapai puncak keemasannya, yakni pada jaman Kang-Yong-
Qian (singkatan dari tiga kekaisaran: Kangxi, Yongzheng dan
Qianlong). Kangxi meletakkan dasar stabilitas politik, Yongzheng
mereformasi sistem administrasi pemerintahan dan paling anti
korupsi dan Qianlong meneruskan kebijakan Yongzheng
membawa Tiongkok berjaya selama 60 tahun.

Anda mungkin juga menyukai