Anda di halaman 1dari 12

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019

Keperawatan Universitas Jember

PREPLANNING LATIHAN GUIDED IMAGERY DI WISMA ASOKA,


DAHLIA, MELATI UPT PSTW BONDOWOSO KABUPATEN
BONDOWOSO TAHUN 2019

Oleh
Tirtanti Prawita S NIM 152310101036
Silvira Yoniar K NIM 152310101215
Aulana Ikhsan Fajar NIM 152310101230

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

PREPLANNING LATIHAN GUIDED IMAGERY DI WISMA ASOKA,


DAHLIA, MELATI UPT PSTW BONDOWOSO KABUPATEN
BONDOWOSO TAHUN 2019

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

oleh
Tirtanti Prawita S NIM 152310101036
Silvira Yoniar K NIM 152310101215
Aulana Ikhsan Fajar NIM 152310101230

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisa Situasi


Secara global, 15% dari populasi menderita gangguang mental, dan stress
menjadi salah satu masalah kesehatan mental utama yang mempengaruhi
proporsi cukup besar (10-55%) dari populasi lansia (Seangpraw dkk, 2019).
prevalensi stres dan kecamasan diantara populasi lansia secara bertahap
meningkat dan diperkirakan akan mencapai dua kali lipat dalam satu dekade
berikutnya. Faktor umum yang mempengaruhi stres dikalangan lansia adalah
hubungan keluarga, status kesehatan, status keuangan, lingkungan sosial atau
komunitas, kesehatan fisik dan penyakit kronis. Stres adalah penyebab utama
depresi dan penyakit alzheimer di usia tua. Area otak yang menyusut di usia
tua mengakibatkan depresi dan penyakit alzheimer. Penyusutan suatu daerah
otak yang disebut anterior cingulate cortex menghasilkan pelepasan hormon
stres tingkat tinggi (Zaki dkk, 2018).
Penduduk lanjut usia di dunia pada tahun 2012 mencapai 680 juta juwa
dan yang mengalami stres sekitar 32% (WHO dalam Khaidir dan Maulina,
2018). Penduduk di negara kawasan Asia Tenggara yang berusia diatas 60
tahun berjumlah 124 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat di
tahun 2050 (Ronald, 2015). Apabila sesorang memasuki masa lanjut usia,
terjadi berbagai perubahan yang bersifat fisik, mental, maupun sosial. Proses
ini merupakan proses perkembangan manusia sejak awal periode sampai masa
lanjut usia yang tidak bisa untuk dihindari dan mengalami berbagai
perubahan-perubahan yang menyertai proses perkembangan ketika sesorang
memasuki usia lanjut. Perubahan-perubahan tersebut akan menempatkan
individu usia ini pada posisi serba salah yang akhirnya hanya menjadi sumber
akumulasi stres dan frustasi (Indriana dalam Khaidir dan Maulina, 2018).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada
tanggal … bulan September 2019 pada lansia di wisma Melati, Dahlia, dan
Asoka di UPT PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso ditemukan
data sebagai berikut :

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah
dalam kegiatan yang akan dilakukan ini yaitu: mengajarkan dan
mendemonstrasikan kepada lansia di wisma melati, dahlia, dan asoka tentang
guided imagery di UPT PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso
Provinsi Jawa Timur.

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Kegiatan guided imagery ini bertujuan untuk membantu meningkatkan


status kesehatan klien Ny M dengan keluhan stres dan depresi.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Klien Ny. M mampu mengetahui pengertian stres dan depresi.
2. Klien Ny. M mampu mengetahui penyebab stres dan depresi.
3. Klien Ny. M mampu menjadwal guided imagery ketika stres
maupun depresi.
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Untuk menurunkan stres dan tingkat depresi yang sedang dialami.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk digunakan sebagai intervensi ketika mendapati pasien lansia
yang sedang mengalami stres dan depresi.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Penuaan juga dapat membawa banyak perubahan pada saat mereka tidak
mampu berdaptasi dengan keadaan yang dialami. Lansia diketahui memiliki
berbagai masalah bukan hanya penyakit fisik. Para lansia rentan terhadap emosi
dan stres karena merasa kehilangan yang berasal dari kematian teman-teman dan
anggota keluarganya. Stres merupakan penyebab utama depresi dan penyakit
alzheimer di usia tua. Salah satu latihan untuk mengatasi masalah stres dan
depresi pada lansia adalah dengan guided imagery. Guided imagery bukankah
hipnotis, sihir, atau ilmu hitam. Guided imagery tidak menyerahkan sepenuhnya
kendali atas pikiran, melainkan dapat merangsang perubahan fungsi tubuh seperti
detak jantung, tekanan darah dan pola pernapasan. Hal ini dapat membantu
memanfaatkan kekuatan batin untuk membantu pasien menemukan harapan,
keberanian, dan kualitas lain yang dapat membantu pasien mengatasi berbagai
kondisi yang sedang dialami.
Guided imagery bentuk relaksasi yang berfokus untuk membantu
menciptakan harmoni antara pikiran dan tubuh. Ini adalah cara memfokuskan
imajinasi untuk menciptakan gambaran tenang dan damai didalam pikiran.
Guided imagery memberikan strategi psikologis yang kuat untuk meningkatkan
keterampilan koping seseorang. Guided imagery keterampilan yang dapat
dipelajari dalam berbagai kondisi dan situasi. Pengajaran keterampilan relaksasi
konsisten dengan konsep bahwa pasien yang berpartisipasi dalam perawatan
mereka lebih mandiri. Pelatihan relaksasi juga hemat biaya. Guided imagery
sebagai upaya untuk menyembuhkan pikiran negatif yang memancing rasa takut,
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

ketidakberdayaan, dan kecemasan dengan tindakan guided imagery berfokus pada


penyembuhan dan kesejahteraan yang berkontribusi pada pemulihan.
Manajemen stres berfokus pada pengurangan sekresi kortisol dan
katekolamin yang merusak keseimbangan sistem kekebalan tubuh. Guided
imagery dapat mempengaruhi atau mengubah sel-sel sistem kekebalan tubuh.
Latihan keseharian dari guided imagery sangat mempengaruhi dalam mengubah
persepsi lansia tentang stres. Lansia akan didorong unruk membayangkan
perubahan yang terjadi, membayangkan perasaan keseluruhan kesehatan dan
kesejahteraa serta mengaktualisasikan tubuh menjadi sehat, indah, dan kuat.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

PENGKAJIAN

PENGUMPULAN DATA
SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

PENGOLAHAN DATA

MENETAPKAN MASALAH
KEPERAWATAN

MENETAPKAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

MELAKUKAN
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

MELAKUKAN EVALUASI
KEPERAWATAN

MENULISKAN
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Terapi ini merupakan upaya untuk memerikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi lansia untuk menerapkan cara-cara hidup sehat.
Realisasi penyelesaian masalah mengenai tekanan darah tinggi dan stres pada
lansia dengan melakukan pendidikan kesehatan mengenai guided imagery.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, 12 September jam 09.30 WIB di
UPT PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso Provinsi Jawa Timur.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi ini
adalah lansia dengan gejala stres, dan tekanan darah tinggi. Kegiatan ini dilakukan
agar dapat diterapkan sehari-hari oleh lansia di UPT PSTW Bondowoso
Kabupaten/Kota Bondowoso Provinsi Jawa Timur.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori : diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menetapkan tindak lanjut sasaran

= Sasaran

= Pemateri

DAFTRA PUSTAKA

Khaidir, dan Maulina, Nora. 2018. Gambaran Tingkat Stres Pada Lansia di Panti
Jompo Kota Lhokseumawe Tahun 2017. Jurnal Averrous. Vol 4(1).
Ronald. 2015. Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta: Rineka Cipta. 22-44
Seangpraw, Katekaew, dkk. 2019. Stress and Associated Risk Factors Among The
Elderly: A Cross-sectional Study From Rural Thailand. F1000Research.
8:655.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Standard Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 4 : Materi

Bondowoso, 14 September 2019

Pemateri

Kelompok 4

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

BERITA ACARA
Pada hari ini, Rabu tanggal 14 bulan September 2019 jam 11.00 WIB di Wisma
Asoka, Dahlia, Melati UPT PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso
Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan dan
Demonstrasi tentang Guided Imagery.

Bondowoso, 14 September 2019


Pembimbing
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.,Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004

Lampiran 2: Daftar Hadir


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan dan Demonstrasi tentang Guided Imagery. Pada
hari ini, Rabu tanggal 14 bulan September 2019 jam 11.00 WIB di Wisma Asoka,
Dahlia, Melati UPT PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso Provinsi
Jawa Timur dihadiri oleh :

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bondowoso, 14 September 2019


Pembimbing
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.,Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004

Lampiran 3: SOP
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

GUIDED IMAGERY

PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER

PROSEDUR NO. NO. REVISI HALAMAN


TETAP DOKUMEN
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT
1 PENGERTIAN Guided imagery adalah teknik relaksasi yangbisa digunakan
. untuk mengurangi nyeri, dandigunakan dalam manajemen
nyeri denganmembimbing klien pada imajinasinya
masingmasing,dipandu oleh instruktur.
2 TUJUAN 1. Untuk mengurangi nyeri
. 2. Menurunkan stres
3. Meningkatkan kenyamanan.
3 INDIKASI 1. Nyeri
. 2. Nyeri kepala/pusing
3. Nyeri kronik leher dan tulang belakang
4. Sindrom premenstruasi.
4 KONTRAINDI 1. Pada pasien yang mengalami nyeri akut
. KASI 2. Pada pasien yang mengalamiagitasi/kegelisahan,
ketakutan.
5 PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien
. KLIEN 2. Kaji kondisi klien
3. Posisikan klien senyaman mungkin (berbaring atau duduk)
4. Beritahu dan jelaskan pada klien tindakan yang dilakukan
5. Minta klien untuk mengenakan training atau celana
PERSIAPAN 1. Rekaman relaksasi Guided Imagery
ALAT 2. Tempat tidur/kursi yang nyaman
7 CARA KERJA 1. Baca status dan data pasien untuk memastikan tindakan
. yang akan dilakukan
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Beri salam dan panggil nama pasien sesuai dengan
namanya
4. Perkenalkan nama perawat
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
6. Jelaskan tujuan tindakan dilakukan
7. Kaji faktor-faktor yang menjadi kotraindikasi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

dilakukannya guided imagery


8. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
9. Tanyakan keluhan pasien saat ini
10. Periksa tanda vital pasien sebelum memulai guided
imagery (terutama nadi dan tekanan darah)
11. Atur tempat tidur pada posisi yang nyaman
12. Tutup pintu atau kordin
13. Anjurkan klien untuk memilih posisi duduk atau tidur
14. Bantu klien pada posisi yang nyaman
15. Minta klien untuk menutup mata
16. Minta klien untuk bernafas dalam pelan-pelan 3-5 kali
sampai klien merasa rileks
17. Nyalakan musik instrumen yang slow
18. Minta klien untuk membayangkan saat ini klien berada
didaerah yang disukai klien (misal di pantai, gunung,
taman air terjun, dll) bersama dengan orang yang dicintai
19. Minta klien untuk menikmati bayangan yang
diciptakannya, minta klien untukberfokus pada satu
bayangan
20. Jika klien tidak dapat menciptakan bayangannya, berikan
sensasi yang dapat menimbulkan suasana rileks.
Misalnya dengarkan suara air gemericik atau
berikanaroma bunga yang disukai klien
21. Jika klien menunjukkan tanda agitasi, gelisah atau tidak
nyaman, hentikan latihan
22. Setelah kurang lebih 20-30 menit, minta pasien untuk
nafas dalam beberapa kali sambil mulailah kembali ke
kondisi sekarang untuk mengakhiri teknikguided
imagery
23. Minta klien un tuk membuka matanya dan tersenyum
24. Bereskan dan rapikan alat
25. Buka gordin/pintu kamar pasien
26. Kaji kembali tekanan darah dan nadi.
27. Catat hal-hal yang yerjadi selama latihan
28. Berikan reinforcemen pada pasien
29. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
30. Akhiri kegiatan dengan baik
8 HASIL 1. Evaluasi respon klien
. 2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik.
9 DOKUMENTA 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
. SI pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 4. Materi

Konsep Hipertensi

A. Definisi
Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan yang serius baik di Indonesia maupun di Dunia. Hipertensi disebut
sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi
sering tidak menampakkan gejala. Salah satu tanda penyakit hipertensi adalah
terjadinya peningkatan tekanan darah (Anwari dkk., 2018)

B. Penyebab
Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (Gunawan,
2001) :
1. Faktor keturunan
2. Faktor demografi : Umur, Jenis Kelamin, dan Ras
3. Mengkonsumsi obat-obatan (contoh: Ephedrin, Prednison, Epinefrin)
4. Kebiasaan Hidup :
a. Mengkonsumsi garam yang tinggi
b. Obesitas atau kegemukan
c. Stress atau ketegangan jiwa
d. Merokok
e. Minum alkohol

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala hipertensi antara lain (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
1. Sakit kepala atau rasa berat di tengkuk
2. Vertigo
3. Jantung berdebar-debar
4. Mudah lelah
5. Penglihatan kabur
6. Telinga berdenging (tinnitus)
7. Mimisan

D. Cara mencegah
Hipertensi dapat dicegah dengan cara memodifikasi gaya hidup yaitu
membatasi asupan garam kurang lebih ¼ - ½ sendok teh (6 gram/hari),
menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, menghindari
rokok dan tidak konsumsi minuman beralkohol, olahraga juga dianjurkan
dengan jalan kaki, lari, serta istirahat cukup dan mengendalikan stress (Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

E. Cara mengatasi
1. Terapi farmakologi :
a. Diuretik (contoh : Klortalidon, Hidroklorotiazid, Indapamide,
Metolazone)
b. Loop (contoh : Bumetanide, furosemide, torsemide)
c. Penahan Kalium (contoh : Triamteren/HCT)
d. ACE inhibitor (contoh: Benazepril, captopril, enalapril, fosinopril)
e. Penyekat reseptor angiotensin (contoh: kandesertan, eprosartan,
irbesartan)
f. Penyekat beta (contoh : kardioselektif, atenolol, bisoprolol)
g. Antagonis kalsium (contoh: amlodipin, felodipin, isradipin)

2. Teknik Non Farmakologis


Guided Imagery

Anda mungkin juga menyukai