Anda di halaman 1dari 11

I.

PRINSIP PERCOBAAN

Sifat dinamis dari suatu sistem dan pengendalian sistem dengan pengenalan
sepenuhnya terhadap kemungkinan adanya bahaya dari sistem. Dinamika proses
menunjukan unjuk kerja proses yang profilnya selalu berubah terhadap waktu.
Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses belum mencapai kondisi tunak.
Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan terhadap kondisi proses yang
tunak

II. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Mempelajari dinamika proses keadaan tunak dan keadaan tidak tunak sehingga
dapat mengenali dan mendefinisikan keadaan tunak dan tidak tunak pada system
fisika sederhana.
b. Mengetahui pengaruh aliran fluida terhadap waktu pengosongan tangka.

III. REAKSI PERCOBAAN

Tidak terjadi reaksi

IV. TEORI PERCOBAAN

Pabrik kimia merupakan susunan/ rangkaian berbagi unit pengolahan yang


terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian pabrik
secara keseluruhan adalah (mengorversi) bahan baku menjadi produk yang lebih
bernilai guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan selalu mengalami gangguan
(disturbance) dari lingkungan eksternal. Selama beroperasi,pabrik harus
mempertimbangkan aspek keteknikan,keekonomisan,dan kondisi sosial agar tidak
terlalu signifikan terpengaruh oleh perubahan-perubahan eksternal tersebut.
Dinamika proses dapat ditentukan dengan metode pengosongan tangki
menggunakan sistem permodelan. Sedangkan metode pengukuran suhu, dilakukan
dengan sistem berorde satu dan dua.
Dinamika proses merupakan variasi dari kinerja proses sepanjang waktu setelah
setrop gangguan yang diberikan ke dalam proses. Dapat ditentukan dengan metode
pengosongan tangki. Tahap awal dari pembuatan model suatu proses adalah melakukan
analisa dari proses tersebut. Tujuan analisa adalah mendapat gambaran dari kejadian
secara fisik, memprediksi kelakuan proses, membandingkan dengan kelakuan
sebenarnya, mengevaluasi terhadap keterbatasan dan model yang ada dan dilanjutkan
dengan perancangan unit proses.
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya perubahan
terhadap proses , misalnya:

1. Respon output dengan adanya perubahan input

2. Respon output dengan adanya gangguan pada proses

Variabel-variabel proses seperti laju alir, tekanan dan konsentrasi dalam


pengandalian proses kimia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Variabel input
a. Variabel termanipulasi
b. Gangguan
2. Variabel output
a. Variabel terukur
b. Variabel tidak terukur

Dinamika proses menunjukkan kerja proses yang profilnya selalu berubah


terhadap waktu. Dinamika Proses selalu terjadi selama proses belum mencapai kondisi
tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan terhadap kondisi proses
tunak. Dalam penelitian dan praktik industry, pemahaman mengenai dinamika suatu
proses kimia telah berkembang dan terbentuk karena faktor-faktor berikut:

1. Struktur proses kimiawi yang sangat kompleks,yang menuntut perhatian profesi


keteknikan untuk mengkaji / merancang pengendalian proses keseluruhan pabrik
daripada per unit operasi. Perancangan system instrumentasi menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari perancangan proses kimia itu sendiri.
2. Perancangan instrumentasi system proses yang dituntut untuk memenuhi:
- Tujuan dan sasaran system control
- Pemilihan cara pengukuran,manipulasi serta rangkaian tepat.
- Identifikasi system komputerisasi dan instrumentasi tepat.
3. Pertumbuhan computer digital yang sangat cepat sehingga dapat merombak
praktik instrumentasi yang modern.
Agar proses selalu stabil,karakteristik dinamika sistem proses dan sistem
pemroses harus diidentifikasi. Jika dinamika peralatan dan perlengkapan operasi sudah
dipahami akan mudah dilakukan pengendalian,pencegahan kerusakan, dan
pemonitoran tempat terjadi kerusakan apabila unjuk kerja peralatan berkurang dan
peralatan bekerja tidak sesuai dengan spesifikasi operasinya. Monitoring,prefention,
dan control dibutuhkan untuk:

1. Menjaga keamanan dan keselamatan


2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam desain.
4. Menjaga agar operasi tetap ekonomis
5. Memenuhi persyaratan lingkungan.

Dalam dinamika proses ada 2 keadaan yang ditinjau yaitu keadaan tunak
(steady state) dan keadaan tidak tunak (unsteady state). Efflux time adalah waktu
penurunan cairan dari permukaan tangki sampai ke dasar tangki melalui pipa vertikal
karena gaya beratnya sendiri. Waktu penurunan cairan ini bisa diperkirakan dengan
rumus pendekatan yang kemudian dikenakan faktor koreksi untuk mendapatkan waktu
penurunan cairan yang mendekati sebenarnya.
Sebagian besar industri kimia selalu melibatkan tangki-tangki sebagai
penampung cairan atau gas. Untuk mengalirkan cairan dari penampung ini dapat
dipakai pompa atau dengan memanfaatkan gaya beratnya sendiri karena beda elevasi.
Untuk tangki penampung bahan cair biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu,
sehingga untuk mengalirkan cairan cukup digunakan gaya beratnya sendiri.
Proses dalam industri kebanyakan berlangsung secara kontinyu, sehingga
tinggi cairan dalam penampung setiap saat dapat diketahui dengan menghitung waktu
penurunan cairan. Jadi pengetahuan efflux time ini sangat diperlukan dalam industri-
industri kimia, terutama yang dalam prosesnya melibatkan cairan.
Bila suatu cairan dengan kecepatan sama masuk kedalam sebuah pipa, maka
pada dinding pipa akan terbentuk lapisan batas. Fluida mengalir dari ruang besar
masuk ke dalam pipa kecil pada entrance akan terjadi friksi antara fluida yang
mengalir dengan dinding pipa.
Faktor gesekan harus diperhatikan benar sebab faktor ini akan mempengaruhui
waktu yang diperlukan oleh zat cair untuk melewati pipa. Friksi yang disebabkan oleh
bentuk pipa biasanya dinyatkan dalam panjang pipa ekivalen terhadap sebuah pipa
lurus (Streater,1962)
Percobaan ini dilakukan dengan member simulasi gangguan pada sistem tangki
yang telah tunak. Suatu tangki yang diatur dengan valve keluaran akan mempunyai debit
keluaran yang akan berubah-ubah,bergantung pada bukaan valve. Parameter yang
menentukan debit ini adalah k dan n. Harga k dan n yang spesifik untuk tiap bukaan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, dinamika proses adalah variasi unjuk
kerja suatu proses dinamik dari waktu ke waktu sebagai respon terhadap gangguan-
gangguan dan perubahan-perubahan tersebut. Dinamika proses menunjukkan adanya
kondisi tidak lunak dalam setiap proses/ system teknik kimia setelah diberi gangguan
untuk mencapai keadaan tunak baru. Ketidaktunakan ini diakibatkan adanya gangguan
pada system yang telah tunak. Pada pratikum ini,dinamika proses diamati pada
percobaan profil ketinggian air dalam tangki terhadap waktu.
Kedinamisan tangki air diuji coba dengan pengosongan tangki dan pemberian
gangguan pada tangki air yang tenang dengan ketinggian tunak. Luas penampang
tangki dikalibrasi dengan mengalurkan grafik volume terhadap penurunan ketinggian
air dalam tangki (h). volume tangki dihitung dengan persamaan:
Dimana adalah luas penampang tangki. Dengan demikian A adalah
gradien dari grafik V – h. Jika diketahui luas penampang, maka laju alir
volumetrik dari valve yang digunakan (dengan bukaan tertentu) dapat diketahui. Pada
percobaan ini digunakan 3 valve. Dua valve untuk mengalirkan air dari reservoir
dan satu valve lain sebagai saluran keluaran tangki. Masing-masing valve mempunyai
karakteristik dan laju alir berbeda-beda. Pengukuran laju alir volumetrik dilakukan
dengan mengukur volume keluaran tiap selang waktu tertentu. Debit air biasa dihitung
dengan mencari gradien grafik Volume terhadap waktu. Persamaan yang digunakan
adalah :

Debit air pada masing-masing valve bergantung pada variasi bukaan valve.
Makin besar bukaan valve makin besar pula debit airnya. Perhitungan debit air
ini dilakukan untuk memperkirakan bukaan valve yang sesuai dengan yang dibutuhkan
saat percobaan simulasi gangguan. Proses pengosongan tangki dimaksudkan untuk
menentukan parameter laju volumetric keluaran (k dan n). laju volumetrik keluaran
tangki merupakan fungsi dari ketinggian dalam tangki. Dasar percobaan ini adalah
persamaan Bernaoulli:

Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga

Persamaan tersebut menjadi :

2 2
Selanjutnya digunakan asumsi v1 dapat diabaikan terhadap v2 karena dianggap luas
penampang tangki jauh lebih besar daripada saluran keluaran sehingga

Persamaan tersebut disederhanakan :

2
v adalah laju linear, sedangkan debit adalah A.v 2 = A= . Dari persamaan ini
diketahui debit adalah fungsi h,

Pada posisi bideal n = 0,5


Pada proses pengosongan tangki, neraca massa dalam tangki adalah:
Akumluasi air = massa air masuk – masuk air keluar
Pada proses pengosongan tangki massa air masuk = 0, sehingga :
Akumulasi air = massa air keluar

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa laju perubahan ketinggian


air dalam tangki bergantung pada ketinggian tangki setiap saat. Konstanta k dan n
merupakan parameter yang menunjukkan keidealan tangki. Data yang diperoleh
adalah h dan t. Nilai k dan n biasa dicari dengan linearisasi persamaan neraca massa :

Dimana - ln adalah gradien garis.

Cara lain yang lebih akurat adalah dengan metode numerik dengan
menggunakan bantuan program Komputer. Simulasi gangguan pada tangki dilkukan
dengan menggunakan sistem tangki yang sudah tunak. Gangguan diberikan dengan
menambahkan air masuk secara tiba-tiba atau mengurangi jumlah air yang sudah
tunak dengan memperbesar bukaan valve keluaran. Jika dilakukan gangguan
penambahan air ke dalam tangki,neraca massa tangki akan menjadi :

Akumulasi air = massa air masuk – massa air keluar

Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan akhirnya
mencapai kondisi tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat perubahan ketinggian
terhadap waktu. Umumnya keadaan tunak sulit dicapai, dibutuhkan waktu yang lebih
lama dan tangki dengan luas permukaan relative besar untuk mencapai kondisi tunak
yang sempurna. Waktu untuk mencapai kondisi tunak di pengaruhi besar kecilnya
debit pada tiap-tiap valve, yang mempengaruhi parameter k dan n.
Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu saat
terjadinya kondisi tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama,perubahan ketinggian
air pada setiap variasi bukaan akan sangat lambat,walaupun mempunyai kecendrungan
untuk berubah pada jangka waktu yang lama valve digunakan untuk mengevaluasi
profil ketinggian dalam tangki setelah simulasi gangguan dilakukan. Kondisi yang
harus dipenuhi adalah sistem tunak pada saat sebelum dan sesudah gangguan di
berikan. Pada pengujian ini dilakukan 4 variasi bukaan valve .

SIFAT-SIFAT FLUIDA

Fluida dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak dapat menahan
distorsi (perubahan bentuk) secara permanen. Bila kita coba mengubah bentuk masa
suatu fluida maka di dalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan
yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga mencapai suatu bentuk yang baru.
Selama perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya
tergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relative terhadap arah tertentu.
Tetapi, bila fluida itu sudah akan mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser
itu akan hilang sehingga Fluida berada dalam keadaan kesetimbangan .

Pada temperature dan tekanan tertentu,setiap fluida mempunyai densitas


tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan suhu dan tekanan
relative besar,fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka
terhadap perubahan variable temperature dan tekanan,fluida tersebut digolongkan
compressible. Zat cair biasanya incompressible,sedangkan gas umumnya dikenal
sebagai zat yang incompressible.

KONSEP TEKANAN

Sifat dasar dari setiap fluida statik adalah tekanan. Tekanan dikenal sebagai
gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap setiap titik di dalam volume
fluida dalam dinding bejana. Tekanan juga konstan pada luas setiap titik paralel pada
permukaan fluida, tetapi akan bervariasi pada setiap tinggi yang diinginkan. Suatu
fluida jika melalui suatu pipa harus diperhatikan tentang faktor gesekan, karena
faktor gesekan ini akan mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh zat cair untuk
melewati pipa. Friksi yang disebabkan oleh bentuk pipa biasanya dinyatakan dalam
panjang pipa ekivalen terhadap sebuah pipa lurus.
Friksi yang bekerja sepanjang pipa akan menyebabkan penurunan head
(tenaga persatuan berat) cairan yang lewat sepanjang pipa. 3 Praktikum Teknik
Kimia IV Dinamika Proses 4.

Rumus penurunan head cairan dinyatakan dalam persamaan Fanning


(Brown,1950) Sebagai berikut:

− ∆ Pf = 2 f . . L . V . V Do

Atau dapat dituliskan dalam bentuk:

− lwf=h= f . L . V . V. 2g Do

dengan:
f = faktor friksi
L= panjang pipa
V=kecepatan aliran
g= percepatan gravitasi
Do =diameter pipa
a. Untuk aliran laminer, f diperoleh dari pendekatan:
f = 64/Re dan Re = ρ Do V/µ
dengan:
ρ = densitas
µ = viskositas
b. Untuk aliran turbulen, f diperoleh dari rumus Blasius (Perry, 1988)
f = 4 Co = 4.0,0791/ Re
Waktu pengosongan cairan dalam tangki dapat diperkirakan dengan rumus
pendekatan, kemudian dikalikan faktor koreksi untuk mendapatkan waktu
pengosongan cairan yang mendekati sebenarnya.
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap waktu pengosongan cairan di
dalam tangki adalah:
1. Tinggi cairan di dalam tangki
2. Panjang pipa yang digunakan
3. Diameter pipa yang digunakan
4. Diameter dari tangki itu sendiri
5. Percepatan gravitasi
6. Viskositas cairan
7. Densitas cairan

V. SIFAT BAHAN DAN MSDS

AIR

Rumus Kimia : H2O


Berat Molekul : 18.02 g/mol
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
Titik lebur : 0 °C
Titik didih : 100 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala : Tidak berlaku
Tekanan uap : 23 hPa pada 20 °C
Densitas : 1,00 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan dalam air : larut sepenuhnya
Suhu penguraian : Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai (undecomposed)
pada tekanan normal.
Viskositas, dinamis : 0,952 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator : Tidak
ada Tidak dapat terbakar.
Tidak beracun.
Memiliki pH 7 (netral).
Tidak terjadi iritasi pada kulit jika terjadi
kontak. Polimerisasi tidak terjadi.
VI. RANGKAIAN ALAT

VII. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Tangka dinamika proses 3. Stop watch
2. Beaker glass 600 ml

B. Bahan
1. Air

VIII. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Penentuan Luas penampang tangki


Ditentukan level ketinggian tangki dengan variasi volume fluida yang telah
ditentukan, kemudian luas penampang tangki dapat dihitung.

2. Kalibrasi laju alir keluar tangki


Pompa dinyalakan untuk mengalirkan fluida melalui tangki 1 dan 3 atau tangki
2 dan 3, kemudian ditentukan laju alir keluaran tangki pada setiap variasi bukaan
valve. Waktunya dicatat untuk setiap ketinggian tertentu.
3. Simulasi pengosongan tangki

Fluida dialirkan ke dalam tangki no.3 sampai ketinggian tertentu, dilakukan


simulasi pengosongan tangki dengan variasi bukaan valve dicatat waktunya setiap
penurunan ketinggian tertentu.

4. Simulasi gangguan pada tangki

Pompa dinyalakan untuk mengalirkan fluida ke dalam tangki 1 dan 3 atau


tangki 2 dan 3. Kemudian proses dibuat sedemikian rupa agar berada dalam
keadaan tunak atau steady state dengan cara mengatur bukaan valve pada setiap
tangki. Lalu dilakukan simulasi gangguan pada tangki yang sudah mencapai
keadaan steady di mana pada tangki tersebut secara mendadak diberikan gangguan
dengan penambahan fluida sebanyak yang ditentukan sehingga sistem di dalam
tangki menjadi tidak stabil. Lalu dicatat perubahan yang terjadi kemudian setiap
perubahan ketinggian tertentu di catat waktunya hingga sistem kembali ke keadaan
steady yang baru. Dibuat larutan asam oksalat 0,05 N dalam 100 ml

Anda mungkin juga menyukai