Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE
1. Kimia
4-Bromoethylactoacetate yang diperoleh dari brominasi ethylacetoacetate, diolah
dengan m-cresol dalam kondisi siklisasi Pachmann menggunakan asam sulfat yang rapi
sebagai agen kondensasi. Reaksi tersebut manghasilkan pembentukan 4-bromometil-7-
metilcoumarin. Senyawa 1 direfluks dengan kelebihan asam klorosulfonat menghasilkan
4-bromometil-7-metil-coumarin-6sulfonilchlorid.
Dengan natrium azida dalam aseton barrier pada suhu kamar menghasilkan
pembentukan 4-azidometil-7-metilcoumadin-6-sulfonil-klorida. Sulfonamida 5a-y
diperoleh dengan refluks amina aromatik dan turunan sulfonil klorida 3 dalam benzene
kering. Penghapusan pelarut dibawah tekanan tereduksi memberikan senyawa judul
sebagai padatan yang dimurnikan dengan metode rutin.

2. Sintesis Eksperimen
a. Anilin
Serbuk timah (13,1 g) dan nitrobenzene (5,2 mL) ditambahkan kedalam labu
bundar 250 mL yang dilengkapi dengan batang pengaduk magnet berbentuk bola dan
thermometer yang memanjang kebawah kedalam labu. Diaduk dengan cepat dengan
penambahan asam hidroklorat (28 mL) ditambahkan sekaligus. Suhu dipantau dengan
penangas es jika diperlukan untuk menjaga suhu agar tetap pada 60 0C. setelah tahap
eksotermik reaksi selesai (15 menit), thermometer dilepas, labu dilengkapi dengan
kondensor refluks berpendingin air, kemudain dipanaskan dengan refluks selama 20
menit dengan pengadukan konstan. Larutan didinginkan kemudian ditambahkan
NaOH 6 M (50 mL) secara perlahan. pH diperiksa menggunakan pH universal untuk
memastikan larutan bersifat basa.
Lebih banyak NaOH diperlukan untuk mencapai pH stabil. Kemudian didestilasi
uap sampai kondensat tidak lagi tampak berminyak. Sekitar 35-40 mL destilat harus
dikumpulkan.
HCL pekat (5 mL) ditambahkan kedalam destilat, dan dicek peha untuk
memastikan larutan tersebut bersifat asam. Kemudian larutan barrier dipindahkan
kedalam corong pisah dan diekstraksi secara berurutan dengan dua 15 mL bagian dietil
eter untuk menghilangakn nitrobenzene yang tidak bereaksi. Lapisan barrier
dipindahkan kedalam Erlenmeyer yang berisi magnetic stirrer dan didinginkan dalam
bak air es. Larutan barrier dibuat basa dengan menambahkan NaOH 12 M secara
perlahan ambil diuji dengan menggunakan pH universal hingga diperoleh pH basa
yang diinginkan. Kemudain larutan dasar ini dijenuhkan menggunakan NaCl padat
dengan pengadukan. Kemudian dipindahkan kedalam corong pisah dan diekstraksi
dengan 15 mL dietil eter. Ekstrak organic gabungan ini kemudian dikeringkan dengan
natrium sulfat anhidrat. Larutan kering dipindahkan kedalam labu bulat-kering yang
ditimbang. Dan kemudian dietil eter dihilangkan dengan rotary evaporator. Hasil %
dihitung di spektrofotometer IR dan NMR.
b. Sintesis Acetanilidin
Asam hidroklorat (0,4 M, 100 mL) ditambahkan kedalam labu Erlenmeyer 250
mL dilengkapi dengan magnetic stirrer. Anilin (3,6 mL) ditambahkan kedalam labu
sambil diaduk dan campuran dihangatkan sampai 500C.
Laruta terpisah natrium asetat dibuat dengan menambahkan ,0 g natrium asetat
trihidrat dalam 20 mL air. Didalam labu kering dan bersih terpisah. Diambil 4,4 mL.
Anhidrat asetat ditambahkan dalam satu bagian kedalam larutan garam
hidroklorida anilin dengan pengadukan. Kemudian setelah itu ditambahkan lagi satu
bagian natrium asetat campuran kemudian diaduk dan didinginkan dalam penangas es
sampai produk kristal sepenuhnya mengendap.
Acetanilide dikumpulkan dengan penyaringan vakum, dicici dengan sedikit air
dingindan kemudian dikeringkan pada corong saringan. Produk kering kemudian
ditimbang. Hasil % dihitung dengan menggunakan spektrofotometer IR dan NMR.
c. Sintesis 4-Acetamidobenzenesulfonyl klorida
Acetanilide kering (2,7 g) ditambahkan kedalam labu bulat bersih 50 mL yang
dilengkapi dengan magnetic stirrer dan adaptor claisen. Kemudian ditambahkan asam
klorosulfonat (8,0 mL) kemudian corong ditutup dan dipasang pada adaptor claisen.
Labu reaksi didinginkan dalam pengas air dingin dipertahankan pada suhu 10 – 15
0
C. stopcock coronog tetes dibuka sepenuhnya untuk menambahkan asam
klorosulfonat dengan cepat sekaligus. Setelah acetanilide sebagian besar telah larut
dan rekasi eksotermis telah menurun bak pendingin dihilangkan dan larutan dibiarkan
menghangat samapai suhu kamar dengan pengadukan continue. Kemudan labu
dipanaskan pada bak air panas dengan suhu 70-800C selama 20 menti untuk
menyempurnakan reaksi. Campuran reaksi didinginkan dalam penangas es sampai
suhu kamar atau di bawah. Kemudian dimasukan kedalam gelas kimi 500 mL yang
telah diisi 150 gram es serut. Bubur es diaduk dengan batang pengaduk untu
memecahkan bongkahan es yang terbentuk dengan hati-hati. Endapan dikumpulkan
dengan filtrate vakum dan dicuci dengan 15 mL air dingin sampai filtrate diuji netral
dengan pH universal. Produk dikeringkan dengan udara pada corong saring selama 10
menit. Dilihat hasil pada spektrofotometer IR dan NMR. Sebagian produk digunakan
untuk sintesis 4-acetamidobenzene-sulfonamid.
d. Sintesis 4-acetamidobenzene-sulfonamid
4-Acetamidobenzenesulfonyl klorida ditempatkan kedalam erlemeyer 125 mL
dan ditambahkan 15 mL ammonia barrier pekat (28%). Suspensi tebal yang
dihasilkan diaduk dengan batang pengaduk untuk memecah gumpalan dan campuran
kemudian dipanaskan pada suhu 70-800C selama 30 menit. Campuran kemudian
didinginkan dalam penangas es dan produk dikumpulkan dengan penyaringan
vacuum. Produk dicuci dengan air es dingin dan dikeringkan dengan udara. Produk
ditimbang dan hasil % ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer IR dan
NMR.
e. Sintesis Sulfanilamid
4-acetamidobenzenesulfonamid dari langkah sebelumnya ditimbang dan
ditempatkan kedalam labu bundar 50 mL yang dilengakpi dengan magnetic stirrer.
Kemudian ditambahkan asam hidroklorat encer (6M) dengan jumlah yang sama
dengan dua kali berat 4-acetamidobenzene-sulfonamid. Labu dipanasakn dengan
refluks dan pengadukan selama 45 menit, kemudian didinginkan hingga suhu kamar.
Jika ada padatan muncul selama pendinginan maka dipanaskan kembali dengan
refluks selama 15 menit.
Endapan mungkin mulai terbentuk selama proses netralisasi. Didinginkan dalam
penangas es. Produk dikumpulkan dengan penyaringan vakum dicuci dengan sedikit
air es kemudian dikeringkan. Kemudan sebagian kecil dipisah dan sebagian lainnya
dimurnikan dengan cara rekristalisasi dengan melarutkan kedalam air mndidih
kemudian dibiarkan pada suhu kamar laku pendinginan lebih lanjut dalam penangas
es untuk mengkristalkan sebanyak mungkin produk. Produk kristalisasi dikumpulkan
dengan filter vakum. Dan krmudian ditimbang dan % hasil dihitung. Dan kemudian
dilihat hasil pada spekrofotometer NMR.

Anda mungkin juga menyukai