TEORI KEAGENAN
OLEH:
KELAS 6F
FAKULTAS EKONOMI
SINGARAJA
2019
1. Bagaimana masalah keagenan berhubungan dengan etika bisnis ?
Jawab :
Masalah keagenan dimana hubungan antara pemilik dan manajer pada
hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan
atau adanya ketidak simetrisan sebuah informasi. Hubungan antara principal
dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi
(asymmetrical information) karena agent berada pada posisi yang memiliki
informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan
principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk
memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang
dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi
yang tidak diketahui principal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent
dapat mempengaruhi angka. Masalah keagenan diatas berhubungan dengan
etika bisnis dimana etika bisnis meruakan suatu edoman dalam menentukan
benar atau tidaknya suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menjalankan bisnis dan tana etika bisnis erusahaan bisa menjadi tidak sehat.
Ketika terjadi masalah keagenan dimana agen menyembunyikan suatu
informasi yang tidak diketahui oleh rincial, hal tersebut sudah meruakan
tindakan yang salah dalam etika bisnis sehingga data menjadikan perusahaan
tidak sehat.
2. Antara kontrak berdasarkan perilaku dan berdasarkan hasil, menurut anda
manakah yang lebih tepat untuk mengurangi masalah keagenan ?
Jawab :
3. Cari contoh kasus moral hazard ( Rekayasa bukan actual ) dan uraian singkat
untuk mengatasinya !
Jawab :
Kasus
4. Carilah contoh kasus adverse selection (rekayasa bukan aktual) dan uraikan
singkat untuk mengatasinya !
Jawab :
Kasus
Oleh karena itu, pemerintah juga harus mulai berani memperbiki aspek
demand dari layanan kesehatan itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyesuaikan premi JKN dengan tingkat risiko penerima manfaat, khususnya
premi untuk kelas 1 dan kelas 2. Sedangkan, pada kelas 3 pemerintah dapat
melakukan penyesuaian dalam bentuk pengelompokan kategori masyarakat
yang ditanggung oleh pemerintah, dalam hal ini masyarakat miskin dan
membutuhkan. Pemerintah juga harus siap menyediakan subsidi sebagai
bentuk bantuan terhadap masyarakat yang menerima pelayanan kelas 3.