Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ni Kadek Wiwin Natali

NIM : 171200255

Kelas : A2D

TUGAS FITOKIMIA

1.Metode yang paling banyak digunakan adalah metode hydrodistilation (destilasi air),
yang merupakan metode trsdisional dan termurah untuk ekstraksi minyak esensial.
Metode ini banyak digunakna karena beberapa alasan diantaranya adalah murah, mudah
diaplikasikan, cocok untuk penggunaan dilapanan, minyak atsiri yang dihasilkan lebih
tinggi, kualitas minyak yang dihasilkanlebih reprodusibel dan lebih cepat sehingga lebih
hemat energy.

2. Proses penyulingan minyak atsiri dari daun sirih :

Berdasarkan jurnal PENENTUAN METODE TERBAIK PROSES PENYULINGAN


MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH (Piper betle LINN.) ANTARA PENYULINGAN
DENGAN AIR DAN PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP.

a. Bahan

Bahan yang digunakan adalah daun sirih yang dikumpulkan dari desa Kaliori,
Banyumas, Jawa Tengah, pada bulan Oktober tahun 2006. Daun yang diambil dalam
keadaan segar, diambil dari tanaman sirih yang tidak terserang hama penyakit, dan
subur. Pertelaan tanaman sirih yang akan digunakan dalam penelitian,
diperbandingan dengan pertelaan tanaman sirih yang terkait dengan buku referensi
Bahan Medika jilid IV untuk memberikan kepastian daun sirih yang digunakan untuk
penelitian sesuai dengan daun sirih yang berasal dari tanaman sirih yang diketahui
diketahui publik.
b. Alat

Alat yang digunakan adalah alat destilasi, timbangan analitik, seperangkat alat
komatografi gass- spektrofotometri massa, alat pendukung seperti: corong kaca,
beaker glass, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur.

c. Proses pengambilan bahan

Proses mengambil daun sirih dilakukan pada pagi hari, pemetikan dilakukan pada
tanaman sirih yang memiliki umur lebih dari satu tahun, daun yang dipetik diperoleh
dari ruas ke satu hingga ruas ke lima yang dihasilkan percabangan dari batang utama
(bonggol). Ukuran daun yang dipetik lebih kecil antara 6-11 sentimeter. Warna daun
hasil pemetikan hijau tua.

d. Pengeringan bahan

Pengeringan bahan dilakukan dengan, setelah dipanen dilakukan pemilihan daun yang
baik dan memenuhi kriteria, dicuci bersih dengan air mengalir dan potong kecil-kecil,
kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan dikeringkan di bawah sinar
matahari tidak langsung dengan kain hitam. Pengeringan dilakukan hingga bahan
mudah diremukkan. Jumlah bahan yang akan dikeringkan sebesar 10 kg.

e. Penyulingan daun sirih dengan air

Penyulingan daun sirih yang telah kering, di dalam ketel suling, menggunakan air
secukupnya hingga daun terendam, dipanaskan, dan uap yang dihasilkan didinginkan,
sehingga diperoleh cairan minyak yang dipisahkan dari air.

f. Penyulingan daun sirih dengan uap dan air

Penyulingan daun sirih yang sudah kering , diletakkan diatas rak saringan berlubang
dalam ketel suling, bagian bawah rak dipenuhi udara + 5 liter, dipanaskan, uap yang
dihasilkan didinginkan, sehingga diperoleh cairan minyak yang dipisahkan dengan
air.
g. Parameter

1. Isolasi dan penetapan rendemen minyak atsiri

Isolasi minyak atsiri dari daun sirih dilakukan dengan cara penyulingan
dengan air serta penyulingan dengan air dan uap. Proses penetapan rendemen
minyak atsiri dilakukan dengan mempergunakan alat penyulingan dengan air dan
alat penyulingan dengan air dan uap. Daun kering utuh sebanyak 750 gram
disuling selama kurang lebih 6 jam. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung,
kemudian air tapak-tapak dihilangkan dengan natrium sulfat anhidrat. Minyak
atsiri disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya. Minyak rendemen
dihitung dalam % v / b. Rendemen yang dihasilkan dengan metode penyulingan
dengan air dan uap (1,165 ± 0,1178) sedangakn dengan metode penyulingan
udara (0,793 + 0,0099) sehingga metode penyulingan dengan air dan uap
menunjukkan rendemen minyak atsiri daun sırih yang dihasilkan lebih besar dari
hasil penyulingan dengan air. Hasil rendemen dari kedua metode tersebut
dianggap baik menurut kriteria Guenther (1952) karena standar rentang rendemen
minyak atsiri daun sirih yaitu 0,6 - 1,8%. Diperoleh hasil rendemen yang lebih
besar pada penyulingan minyak daun sirih dengan air dan uap (1,165 ± 0,1178):
dibandingkan pada penyulingan minyak daun sirih dengan air (0,793 + 0,0099).

2. Pemeriksaan Organoleptik

Minyak atsiri yang diproduksi oleh organoleptik yang berisi bau, rasa, dan
warna. Pemeriksaan warna dilakukan secara visual. Untuk memeriksa bau, pada
kertas saring ditetesi beberapa tetes minyak atsiri kemudian dikipas-kipaskan
sambil dicium baunya. Sementara untuk memeriksa rasa, setetes minyak atsiri
dicecap rasanya. Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau, rasa,
dan hasil yang terkait minyak atsiri daun sirih memiliki bau khas tanaman sirih,
memiliki rasa pedas-pahit, dan berwarna kuning bening pada minyak atsiri daun
sirih hasil membantu dengan udara, serta berwarna kuning kecoklatan pada
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.
Perbedaan warna ini terjadi pada analisis minyak atsiri daun sirih
menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa diperoleh hasil minyak atsiri
daun sirih hasil penyulingan dengan air, yang masing-masing diwakili dengan
jumlah puncak yang muncul pada setiap kromatogram, yaitu pada minyak atsiri
hasil penyulingan dengan air dan uap memiliki 64 puncak dan pada minyak atsiri
hasil penyulingan dengan air memiliki 56 puncak. Sehingga dari pengamatan
dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah senyawa yang terdapat pada
minyak atsiri daun sirih menimbulkan warna yang semakin gelap bila
dibandingkan dengan minyk atsiri daun sirih yang memiliki senyawa penyusun
lebh sedikit.

3. Pemeriksaan bobot jenis minyak atsiri

Proses kerja memeriksa berat jenis minyak esensial dilakukan dengan


menimbang piknometer bersih dan kering dengan hati-hati. Setelah menimbang
piknometer dan kemudian mengisinya dengan air suling, rendam piknometer di
air dengan tujuan menurunkan suhu hingga + 2 ° C di bawah suhu percobaan.
Tutup piknometer, tetapi pipa kapiler tetap terbuka dan hanya menutup setelah
suhu air suling naik hingga mencapai suhu percobaan. Kemudian, piknometer
didiamkan sampai suhu air suling di pnnometer mencapai suhu kamar. Usap air
yang menempel pada dinding luar piknometer dan timbang piknometer yang
berisi aquades dengan hati-hati. Untuk menghitung volume air suling sama
dengan volume piknometer, gunakan nilai kerapatan air suling yang digunakan
pada suhu percobaan.

Proses penetapan bobot jenis dilakukan dengan cara membandingkan


minyak atsiri daun sirih dengan kerapatan aquades, dimana volume piknometer
sama dengan volume aquades pada suhu standar 25 ° C.

Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan
dengan air
No. Sample Bobot Jenis X + SD

1 Replikasi 1 0,9756

2 Replikasi 2 0,9706 0,9733 + 0,0025

3 Replikasi 3 0,9737

Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan
dengan uap dan air

No. Sample Bobot Jenis X + SD

1 Replikasi 1 0,9619

2 Replikasi 2 0,9589 0,9603 + 0,0015

3 Replikasi 3 0,9602

Dari tabel diatas menurut rentang bobot jenis standar yang ditetapkan yaitu 0,958
- 1,057 (Gildemeister dan Hoffmann Tcit Guenther, 1952). Diketahui bahwa
hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari
penyulingan dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan
uap, masuk ke dalam rentang bobot jenis standar yang ditetapkan.

4. Pemeriksaan indeks bias minyak atsiri

Proses penetapan indeks bias dilakukan dengan meletakkan 1 atau 2 tetes minyak
atsiri daun sirih pada prisma utama yang terdapat dalam refraktometer tangan.
Kemudian, pembacaan indeks nilai bias dilakukan dengan cara memutar tombol
dan cincin yang tersedia di tangan refraktometer pada skala "1", "2", atau "3
hingga batas batas yang ditentukan antara bagian yang terang dan bagian yang
dapat dilihat dengan jelas. Proses penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih
hasil penyulingan dengan air dan hasil penyulingan dengan air dan uap masing-
masing dilakukan dengan replikasi sebanyak tiga kali.
Hasil penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan
dengan air

No. Sample Indeks Bias X + SD

1 Replikasi 1 1,511

2 Replikasi 2 1,509 1, 510 + 0,0012

3 Replikasi 3 1,509

Hasil penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan dengan air
dan uap

No. Sample Indeks Bias X + SD

1 Replikasi 1 1,511

2 Replikasi 2 1,512 1, 511 + 0,0006

3 Replikasi 3 1,511

Dari tabel diatas, menurut indeks bias standar untuk tanaman famili Piperaceae yang
ditentukan yaitu 1,496 - 1,529 (Gildemeister dan Hoffmann cit Guenther, 1952).
Diketahui bahwa hasil penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih baik yang
berasal dari penyulingan air maupun yang berasal dari penyulingan air dan uap,
masuk ke dalam rentang indeks bias standar yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai