Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN

Unit Pengolahan Air Minum


Dosen Pembimbing : Taufiq Ihsan, ST.MT

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Dani Iswara Sundari ( 1910921050 )
2. Erlangga Perdana Mutalib ( 1910923051 )
3. Jacob Sinambela ( 1910922075 )
4. Shahidan Fadhli Maulana ( 1910922065 )
5. Vinny Alvionika ( 1910921046 )
6. Yessi Andriani ( 1910922071 )

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang....................................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................................1
Tujuan Makalah..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. UNIT PENGOLAHAN AIR

Gas Transfer........................................................................................................2
Screen..................................................................................................................2
Storage................................................................................................................3
Prasidimentasi.....................................................................................................3
Koagulasi dan Flokulasi......................................................................................4
Bak Sedimentasi..................................................................................................5
Disinfeksi Air......................................................................................................6

B. UNIT PENGOLAHAN AIR KHUSUS

Adsorbsi..............................................................................................................6
Presipitasi Kimia.................................................................................................7
Ion Exchange.......................................................................................................8

C. CONTOH UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM DI INDUSTRI/BANGUNAN

Raw Water Intake .............................................................................................11


Bak Pengumpulan Air Baku ............................................................................12
Bak Pengaduk Cepat Lambat ...........................................................................13
Bak Sedimentasi ...............................................................................................14
Unit Filter .........................................................................................................14
Reservoir ..........................................................................................................15
Sistem Kimia ....................................................................................................16
Disinfektan........................................................................................................17

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ......................................................................................................18
Saran .................................................................................................................18

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan kebutuhan manusia.
Keberadaan air di muka bumi ini sangat berlimpah, mulai dari mata air, sungai, waduk,
danau, laut, hingga samudera. Luas wilayah perairan lebih besar dari pada luas wilayah
daratan. Walaupun demikian tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan air bersih dan air
minum.
Pemanfaatan air sebagai air bersih dan air minum, tidak dapat dilakukan secara
langsung, akan tetapi membutuhkan proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan
dilakukan agar air tersebut dapat memenuhi standar sebagai air bersih maupun air minum.
Faktor kualitas air baku sangat menentukan efisiensi pengolahan. Faktor-faktor kualitas
air baku dapat meliputi warna, kekeruhan, pH, kandungan logam, kandungan zat-zat
kimia, dan lain-lainnya. Untuk melakukan proses pengolahan tersebut dibutuhkan suatu
instalasi yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diinginkan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka diperlukan suatu evaluasi terhadap
kapasitas dan unit pengolahan air minum yang ada sehingga dapat memberikan gambaran
terhadap kondisi-kondisi yang ada pada bangunan pengolahan air.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja Unit Pengolahan Air yang ada pada sebuah Badan Pengolahan Air Minum
( BPAM ) ?
2. Apa saja contoh unit pengolahan air minum yang terdapat di industri/perusahaan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa saja unit pengolahan air pada sebuah BPAM ?
Untuk mengetahui contoh unit pengolahan air minum yang terdapat di
industri/perusahaan.

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Unit Pengolahan Air

1. Gas Transfer

Dalam pengolahan air dan air limbah, sering dijumpai mekanisme absorpsi dan
desorpsi gas, yang selanjutnya disebut transfer gas. Transfer gas didefinisikan sebagai
perpindahan gas dari fase gas ke fase cair atau sebaiknya. Transfer gas melibatkan
terjadinya kontak antara udara atau gas lain dengan air yang menyebabkan berpindahnya
suatu senyawa dari fase gas ke fase cair atau menguapnya suatu senyawa dari fase cair
(dalam bentuk terlarut) menjadi fase gas (lepas ke udara).
2. Screen
Bar screen berfungsi sebagai penahan benda-benda yang berukuran besar seperti
sampah, kayu, dan plastik. Secara berkala bar screen memerlukan pembersihan karena
benda-benda kasar menyebabkan peningkatan kehilangan tekan. Proses pembersihan dapat
dilakukan secara manual atau otomatis tergantung beban yang ada. Bila beban sedikit maka
pembersihan dapat dilakukan secara manual dan sebaliknya.

2|Page
Bar screen berfungsi sebagai penahan benda-benda yang berukuran besar seperti sampah,
kayu, dan plastik. Secara berkala bar screen memerlukan pembersihan karena benda-benda
kasar menyebabkan peningkatan kehilangan tekan. Proses pembersihan dapat dilakukan
secara manual atau otomatis tergantung beban yang ada. Bila beban sedikit maka
pembersihan dapat dilakukan secara manual dan sebaliknya.

3. Storage

Storage ini memiliki fungsi untuk menampung air baku sebelum disalurkan ke unit
pengolahan melalui pipa transmisi.

4. Prasedimentasi
Sistem Prasedimentasi Sistem prasedimentasi secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu:

 Prasedimentasi dengan pengendapan secara alami (gravitasi)

 Sand -traps (Penjebak Pasir).

 Prasedimentasi mekanik, untuk menghilangkan pasir dan kerikil.

Prasedimentasi dengan pengendapan secara alami Material yang kasar mempunyai berat jenis
lebih besar dari pada air, material ini pasti akan jatuh/ mengendap ke bagian dasar. Material ini
dapat terbawa arus air (melayang) sebagai akibat daya jatuhnya dikalahkan oleh gaya dorong arus
air. Bak prasedimentasi umumnya dibuat memanjang searah aliran air, pada saat air masuk ke

3|Page
dalam bak maka kecepatan arusnya menjadi berkurang. Karena luas penampang bak yang tegak
lurus aliran biasanya lebih besar dari saluran masuknya, material-material yang berat akan segera
jatuh pada bagian muka bak.

5. Koagulasi dan Flokulasi


Koagulasi secara umum didefinisikan sebagai penambahan zat kimia (koagulan) ke
dalam air baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid,
sehingga partikel –partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok halus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi
a. Suhu air
b. Derajat Keasaman (pH)
c. Jenis Koagulan
d. Kadar ion terlarut
e. Tingkat kekeruhan
f. Dosis koagulan
g. Kecepatan pengadukan
h. Alkalinitas
Alkalinitas dalam air ditentukan oleh kadar asam atau basa yang terjadi dalam air.

4|Page
Dalam flokulasi, de-stabilisasi suspensi lebih atau kurang merupakan hasil dari
proses fisik daripada kimia. Cara yang paling umum adalah menambahkan flokulan ke
suspensi, di mana flokulan umumnya adalah polimer. Polimer kemudian akan memberikan
dasar untuk mengendapkan partikel dan akhirnya akan tumbuh menjadi flok atau serpihan
yang menarik partikel keluar dari suspensi.

Perbedaan Antara Koagulasi dan Flokulasi


Jenis Proses :
 Koagulasi: Koagulasi adalah proses kimia.
 Flokulasi: Flokulasi adalah proses fisika.
Bentuk :
 Koagulasi: Koagulan sering berupa garam dan di pecah untuk melepaskan muatan.
 Flokulasi: Flokulan sering merupakan polimer yang menginduksi pengendapan
partikel dan akhirnya tumbuh menjadi serpihan yang lebih besar
Teknik :
 Koagulasi: Koagulasi murni reaksi kimia.
 Flokulasi: Proses fisika seperti pencampuran digunakan sebagai teknik dalam
flokulasi

6. Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi dengan waktu detensi yang cepat untuk menyisihkan flok flok yang
tersuspensi.

5|Page
7. Desinfeksi air 
Proses pengolahan air dengan tujuan membunuh kuman atau bakteri yang ada dalam air.
Proses desinfeksi dilakukan sebelum air bersih didistribusikan. Sehingga air menjadi aman
untuk dikonsumsi. 

B. Unit Pengolahan Air Khusus

Selain ketujuh unit pengolahan air diatas, ada beberapa unit pengolahan tambahan yang
berfungsi untuk menghilangkan suatu zat kimia pada air, unitnya yaitu :

1. Adsorpsi

6|Page
Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan partikel  suatu fluida (cairan maupun gas) oleh
suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan adsorben.
Padatan yang dapat menyerap partikel fluida disebut bahan pengadsorpsi atau adsorben.
Sedangkan zat yang terserap disebut adsorbat. Secara umum Adsorpsi didefinisikan
sebagai suatu proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan,
oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara
substansi dengan penyerapnya. Penyerapan partikel atau ion oleh permukaan koloid atau
yang disebut peristiwa adsorpsi ini dapat menyebabkan koloid menjadi bermuatan listrik.

2 .Presipitasi Kimia
Metode presipitasi (pengendapan) merupakan salah satu metode pengolahan limbah
yang banyak digunakan untuk memisahkan logam berat dari limbah cair. Dalam metode
presipitasi kimia dilakukan penambahan sejumlah zat kimia tertentu untuk mengubah
senyawa yang mudah larut ke bentuk padatan yang tak larut.
Prinsip reaksi pada presipitasi kimia adalah reaksi oksidasi-reduksi yang
membutuhkan kondisi lingkungan (pH, waktu, temperatur, konsentrasi) tertentu. Reaksi
yang terjadi antara konstituen dalam air dengan bahan kimia yang ditambahkan
menghasilkan presipitat yang mudah diendapkan.
Presipitasi kimiawi dalam pengolahan air minum adalah pengendapan bahan-bahan
terlarut dan tersuspensi dalam air dengan penambahan bahan kimia untuk membentuk
presipitat. Dalam pengolahan air minum, presipitasi kimia yang paling umum adalah dalam
proses koagulasi-flokulasi dengan penambahan koagulan agar terbentuk flok yang mudah
diendapkan. Aplikasi lain adalah penyisihan nitrogen atau fosfor, penurunan kesadahan,
penyisihan besi dan mangan.).
Diagram alur dari proses presipitasi kimia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

air baku
+ kapur /
(kesadahan rekarbonisasi
soda
tinggi )

presipitat

air baku + oksidator


(kandungan
Fe/Mn tinggi ) (02 ,KMnO4, Cl2 , ClO2 , 03)

presipitat
7|Page
Gambar Alur proses presipitasi

3. Ion Exchange

Ion exchange merupakan suatu metode unit proses yang terdiri dari reaksi kimia
antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut (resin). Kesadahan
umumnya dihilangkan menggunakan resin penukar ion. Resin pelunak air komersial dapat
digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala
besar.
Resin adalah suatu polimer yang secara elektris memiliki muatan yang satu ionnya
dapat digantikan oleh ion lainnya. Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul
yang besar dari air misalnya asam humus, lignin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai
garam alkali atau larutan natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai
resin dengan sifat asam. Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik
dengan konsentrasi tinggi.

C. Contoh Unit Pengolahan Air Minum di Industri/Perusahaan

PDAM Tirta Kerta Raharja


PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
milik Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang yang bergerak dalam bidang
penyediaan air minum dan pelayanan pengolahan air kotor yang dibutuhkan
masyarakat dengan tujuan pokok memberikan pelayanan kepada masyarakat.
PDAM Tirta Kerta Raharja mempunyai Instalasi Pengolahan Air (IPA) sebanyak 5

8|Page
Instalasi yaitu Instalasi Babakan, Serpong, Cikokol, Perumnas, dan Teluk Naga.
Sumber air baku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi IPA
Babakan ini memanfaatkan air Sungai Cisadane melalui 3 buah saluran terbuka
yang dikendalikan dengan pintu air manual. Air baku ini mengalir secara gravitasi
menuju pump pit dan dipompakan ke bak pencampur atau unit koagulasi. Ada 2
jenis pompa air baku yang terpasang di pump pit ini yaitu pompa submersible
sebanyak 2 unit dan pompa centrifugal sebanyak 3 unit. Lokasi intake berdekatan
dengan sungai dan juga dengan lokasi IPA Babakan.
Selanjutnya Air Baku ini dibubuhi bahan kimia atau koagulan yang
pengadukannya dilakukan secara hidrolis dengan menggunakan terjunan. Dengan
terjunan ini air mengalir secara gravitasi ke unit proses berikutnya, yaitu flokulasi
berupa saluran yang berbelok-belok (buffle channel), sedimentasi yang terdiri dan
4 unit dan filtrasi dengan menggunakan gravity filter dengan media pasir

Berikut ini adalah gambar

9|Page
Reservoir
(500 m3)

Intalasi (80
Intake liter/detik)

Konsumen

Sungai Distribusi
Cisadane

10 | P a g e
Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan sistem pengolahan air di unit
pengolahan air minum Babakan ini mulai dari intake hingga reservoir.

1. Raw Water Intake (Penyadapan Air Baku)


Seperti telah dijelaskan sebelumnya sumber air baku IPA Babakan adalah
dari Sungai Cisadane dimana lokasi intake terletak di pinggir Sungai Cisadane.
Air baku diambil dari Sungai Cisadane dengan menggunakan 3 buah saluran
terbuka dengan lebar masing-masing 0,95 m, 1 m dan 0,84 m yang dikontrol
dengan menggunakan pintu air manual dengan lebar masing-masing pintu air
0,79 m, 1,00 m dan 0,65 m. Air ini kemudian disalurkan melalui kanal dengan
ukuran lebar 0,79 m, 1 m dan 0,65 m menuju pump pit untuk dipompakan ke
bak pencampuran. Pompa air baku yang digunakan dalam pump pit ini ada 2
jenis, yaitu pompa submersible sebanyak 2 unit dan pompa centrifugal sebanyak
3 unit, dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:

Secara garis besar sistem penyadapan air baku IPA Babakan terdiri dari 3 unsur
utama yaitu screen (saringan), saluran terbuka dan pompa intake.

11 | P a g e
Screen (Saringan)

Dalam suatu sistem pengolahan air sangat disarankan untuk digunakannya


suatu sistem pengolahan awal (preliminary treatment) sebelum air baku dialirkan
pada tahap pengolahan utama selanjutnya. Biasanya pengolahan awal ini berupa
perlakuan fisik atau mekanis yang bertujuan memisahkan material atau kandungan
di dalam air yang karena jumlahnya atau ukurannya dapat mengakibatkan
gangguan pada proses pengolahan selanjutnya.

Tahap penyaringan yaitu dengan menggunakan kawat pagar dan bar screen dari
besi. Kawat pagar dipasang disekeliling mulut saluran intake yang berfungsi untuk
menahan kotoran atau sampah yang berukuran besar supaya tidak memasuki saluran.

Pompa Air Baku

Pada saat awal dibangunnya pada tahun 1982 intake IPA Babakan telah
dipasang pompa air baku sebanyak 3 unit dengan kapasitas masing-masing 30 lps.
Namun seiring dengan bertambahnya waktu dilakukan penambahan pompa air
baku jenis submersible sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing 20 lps.

2. Bak Pengumpul Air Baku


Air baku dari saluran intake akan masuk ke pump pit dan dipompakan ke
bak pengumpul, yang kemudian melimpah ke bak pencampuran antara air baku
dengan bahan kimia koagulan dan terjun melalui V notch menuju unit proses
koagulasi dan flokulasi dengan baffle channel.
Ada 2 buah bak pengumpul dan pencampuran yang masing-masing menuju
ke unit flokulasi yang tidak berhubungan satu dengan lainnya sampai menuju unit
proses sedimentasi

Gambar Bak Pengumpul Air Baku

Sumber : Dokumentasi di lapangan

12 | P a g e
3. Bak Pengaduk Cepat dan Lambat

a. Bak pengaduk cepat (koagulasi)

Dari bak pengumpul air akan masuk ke bak koagulasi, melimpah

Secara gravitasi melalui V Notch. Pelimpahan yang terjadi adalah berupa


terjunan setinggi 1 m. Dengan adanya terjunan tersebut diharapkan terjadi
pengadukan cepat (flash mixing) antara air baku dan koagulan, sehingga
didapatkan campuran yang homogen dan sempurna.

Gambar Bak Koagulasi

Setelah melalui proses Koagulasi, air baku yang telah bercampur


dengan koagulan ini melalui opening yang berukuran lebar 1,25 m dan tinggi
0,16 m akan mengalir ke saluran berbelok-belok (buffle channel) dan
diharapkan terjadi pembentukan flok yang cukup besar yang akan diendapkan
pada bak sedimentasi.

Gambar Bak Flokulasi

13 | P a g e
Setelah melalui saluran berbelok-belok ini, air baku mengalir melalui saluran
terbuka dengan lebar 0,35 m sepanjang 5,08 m menuju manual penstock sebanyak
4 unit yang berukuran lebar 0,47 m dan tinggi 0,76 m dan openingnya berukuran
lebar 0,47 m dan tinggi 0,76 m.
Setelah melalui manual penstock ini air mengalir melalui saluran terbuka
dengan lebar 0,27 m dan kedalaman 0,80 m sepanjang 4 m dengan opening di
bagian akhir yang berukuran lebar 0,20 m dan tinggi 0,21 m.

4. Bak Sedimentasi
IPA Babakan memiliki 4 unit bak sedimentasi yang dilengkapi dengan
plate settler. Secara visual kondisi bak sedimentasi masih dalam kondisi yang
cukup baik dapat berfungsi dengan baik pada debit 80 lps. Dari survey yang
dilakukan ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan:
1. Pipa puddle pada pipa penggumpul air hasil sedimentasi/clarified water sudah
berkarat
2. Tidak ada sarana untuk mengambil sampling lumpur pada saat pembuangan,
untuk melihat apakah setting frekuensi dan durasi buangan lumpur sudah
sesuai. Hal ini sangat penting untuk mengendalikan jumlah endapan lumpur
dalam ruang lumpur agar proses sedimentasi berjalan dengan baik
3. Pembuangan lumpur ke saluran pembungan lumpur yang disatukan dengan
buangan hasil backwash filter dan dekat dengan saluran penyadapan air baku.

5. Unit Filter
Unit filtrasi pada instalasi pengolahan air minum pada umumnya
menggunakan filter gravitasi (terbuka) yang terbuat dan konstruksi beton.
Tipe filter yang digunakan pada IPA Babakan adalah filter pasir cepat yang
beroperasi secara gravitasi dan pencucian dengan menggunakan air yang
berasal dari menara air dengan ketinggian menara sekitar 25 m yang dilengkapi
dengan manual valve untuk pengaturan tekanan.

14 | P a g e
Di IPA Babakan ini terdapat 6 unit filter dengan ukuran masing-
masing 1,50 m x 2,5 m = 3,75 m2. Pada sistem filtrasi menggunakan pasir
silika yang berukuran homogen antara 0,85 mm sampai dengan 1,15 mm.
Air buangan hasil pencucian filter pada saat backwash ini dialirkan
melalui pipa steel diameter 300 mm menuju saluran buangan dan dibuang
ke sungai dimana titik pembuangannya

Gambar Bak Filtrasi

Air hasil filtrasi dialirkan melalui pipa diameter 200 mm ke bak effluent filter
yang berukuran 1,50 m (P) x 0,7 m (L) dengan kedalaman bak 1,5 m. Dari bak effluent
filter ini air hasil filtrasi melimpah ke saluran yang akan mengalirkan air hasil filtrasi
menuju reservoir melalui pipa diameter 250 mm. Dimensi saluran ini berukuran : 10
m (P) x 0,7 m (L) dan kedalaman 1,64 m. Pada ujung saluran terdapat pipa overflow
diameter 300 mm.
6. Reservoir
Reservoir berfungsi untuk menampung air yang telah melalui proses filtrasi
(penyaringan) dan sebagai cadangan penyimpanan air sementara waktu sebelum
air itu didistribusikan. Reservoir yang digunakan pada instalasi ini berjenis ground
storage reservoir yang berjumlah 1 unit dengan kapasitas 500 m3.

15 | P a g e
7. Sistem Bahan Kimia

Kondisi Eksisting

Pada saat ini, persiapan bahan kimia yang akan digunakan untuk injeksi di IPA
Babakan dilakukan di bak pencampuran bahan kimia yang berfungsi sebagai tempat
pelarutan, dan penginjeksian bahan kimia, sedangkan untuk penyimpanan bahan
kimia, untuk sementara diletakan di dekat bak pelarutan tersebut. Adapun bahan kimia
yang digunakan terdiri dari koagulan dan desinfektan.

Koagulan
Bahan kimia yang dipakai sebagai koagulan adalah Alum padat dalam bentuk
powder yang disimpan dalam kemasan karung 50 kg sebelum dilarutkan di dalam
tangki pelarutan. Sarana/peralatan yang tersedia terdiri dari bak pelarutan, pipa dan
valve

Gambar 5.10. Bak Pembubuhan Koagulan

Sumber : Dokumentasi di lapangan

16 | P a g e
8. Desinfektan

Disuntikkan pada bak reservoir. Berdasarkan pengamatan belum ada metoda


kalibrasi sistem pendosisan gas chlor.
Pada sistem kimia di IPA Babakan ini desain awalnya menggunakan lime
saturator untuk pH adjusment, tapi kondisi saat ini sudah tidak dipergunakan lagi
karena pH air bersih hasil olahan rata-rata sudah cukup baik dan berada dalam
batasan standar yang diperbolehkan. Untuk jangka panjang perlu disiapkan sistem
penyesuaian pH, mengingat kualitas air baku yang dapat berubah setiap saat,
sehingga kualitas hasil olahan dapat terjaga secara konstan sepanjang waktu

17 | P a g e
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka kami menyimpulkan beberapa hal sebagi berikut
1. Unit pengolahan air terbagi menjadi dua, ada yang wajib dan unit tambahan. Unit
yang pertama terdiri dari gas transfer, screen, storage, prasedimentasi, koagulasi dan
flokulasi, sedimentasi, dan desinfeksi. Sedangkan unit tambahan yang berfungsi
menghilangkan zat kimia terdiri dari adsorpsi, presipitasi kimia, dan ion exchange.
2. Dalam badan pengolahan air minum PDAM Tirta Kerta Raharja terdapat bebrapa unit
pengolahan air minum yang terdiri dari, penyadapan air baku, bak pengumpul air
baku, bak pengaduk cepat dan lambat, bak sedimentasi, unit filter, reservoir, system
bahan kimia, dan desinfektan.
B. Saran
Dari uraian-uraian diatas, penulis masih menyadari banyak kesalahan dalam makalah
ini, baik dari segi isi maupun sistem penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan makalah di masa yang akan mendatang.

18 | P a g e
Daftar Referensi

https://www.google.com/amp/s/jujubandung.wordpress.com/2012/05/02/unit-unit-instalasi-
pengolahan-air-minum/amp/

http://fitriaandriani27.blogspot.com/2016/11/proses-koagulasi-dalam-pengolahan-air.html?m=1

https://perbedaan.budisma.net/perbedaan-koagulasi-dan-flokulasi.html

https://id.scribd.com/document/245317012/Pengolahan-Air-Pada-Industri-Dengan-Cara-
Penukaran-Ion

Anda mungkin juga menyukai