Anda di halaman 1dari 5

FILSAFAT ILMU

Pendahuluan

Dari segi susunan kata, filsafat ilmu dapat diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang be
rhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan tentang ilmu. 1 Filsafat ilmu berasal dari zaman
Yunani kuno. Ketika itu filsafat dan ilmu merupakan satu hal yang saling berkaitan dan para filsu
f tidak memisahkannya menjadi 2 hal yang berbeda. Keduanya masuk dalam istilah episteme ata
u persamaanya yaitu philosophia.2 Filsafat mengupas topik-topik ilmu secara dalam dan keseluru
han yang hasilnya digunakan sebagai dasar eksistensi ilmu itu sendiri. Kegiatan berfilsafat merup
akan kegiatan berfikir yang dilakukan oleh orang-orang pemikir dan seseorang yang telah sampai
ditingkat berfikir maka orang tersebut dapat dikatakan berfilsafat.3 Cara berfikir orang-orang yan
g berfilsafat harus radikal, yang artinya berfikir sampai ke akar dari suatu ilmu atau fenomena da
n selalu berfikir ragu, yang artinya keraguan terhadap sesuatu.

Filsafat ilmu melahirkan beberapa teori kebenaran. Dasar berfikir dari suatu ilmu berdasa
rkan filsafat yaitu yang disebut dengan landasan ontologi. Ontologi merupakan perenungan samp
ai kedasar tentang wujud atau ada. Ontologi menghasilkan 3 teori pemikiran yaitu kebenaran Ag
ama, Epistemologi dan Axiologi.4 Filsafat ilmu memberikan suatu cara berfikir untuk melihat ses
uatu ilmu yang berguna untuk eksistensi ilmu itu sendiri.

Perumusan Masalah

1. Pembahasan tentang Ontologi dan contohnya


2. Pembahasan tentang Epistemology dan contohnya
3. Pembahasan tentang Axiologi dan contohnya
4. Keterkaitan diantara ke-3nya

1
Setya Widyawati, 2013, Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan, Jurnal Seni Budaya. Vol 1
1 No.1, hlm 92.
2
The Liang Gie, 1991, Pengantar Filsafat Ilmu. Liberty, hlm 1
3
Setya Widyawati, op. cit. hlm 88
4
A. Rudyanto Soesilo, Hand-out Kuliah S2 Hukum Kesehatan Tahun Akademik 2018/2019. Universitas Soegijaprana
ta, Semarang
Pembahasan

1. Ontologi

Ontologi sebagai salah satu istilah filsafat yang dikembangkan oleh wolff. Ontologi baras
al dari Bahasa Yunani Being qua being yang artinya ilmu tentang yang ada sebagai ada. Menu
rut Aritoteles, ontologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang intisari sesuatu.5 Jadi, ontol
ogi merupakan cara berfikir tentang sesuatu hakikat dari realitas yang ada.

Ontologi dapat dikaitkan dengan beberapa hal, antara lain :

a) Metafisika
Bidang telaah filsafat merupakan suatu ilmu yang menyelidiki tentang hakikat kenyat
aan suatu “ini” sebenar-benarnya. Metafisika merupakan lempeng berpijak dari setiap pe
mikiran filsafat termasuk tentang pemikiran ilmiah.6
b) Asumsi
Asumsi merupakan sebuah perenungan tentang menduga-duga subuah fenomena yan
g dikaji apakah tunduk terhadap determinisme, yakni hukum alam yang bersifat universal
atau tidak ada kaitan, yang berarti pilihan bebas.7
c) Peluang (Tangkapan Probabilitik)
Pembentukan ilmu merupakan suatu proses yang sangat ketat. Oleh sebab itu, suatu il
mu memberikan jawaban berupa peluang yang mengandung kebenaran dan kesalahan
karena tidak ada suatu kebenaran yang mutlak.
d) Batas Penjelajahan ilmu
Setiap pemikiran suatu ilmu ketika dimulai pasti ada saatnya berhenti. Pemikiran mul
ai menjelajahi suatu ilmu dimulai dari pengalam manusia yang kemudian didukung oleh p
erenungan realitas, nalar,sarana serta panca indera, dan akan berhenti dibatas pengalaman
manusia dan juga menjangkau keterbatasan penegetahuan yang dimilikinya.8

Contoh ontologi yang berkaitan dengan kesehatan:

5
Hartono. 1990, filsafat Ilmu. Ikip Semarang Press, hlm 20
6
Jujun. 1985, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Sinar Harapan. Hlm 63
7
Ibid., hlm. 73
8
Ibid., hlm. 91
Perenungan terhadap suatu penyakit. Penyakit tersebut secara hakikatnaya apakah
berasal dari organisme, virus, faktor alam dan hal yang rasiona atau karena kepercayaan
terhadap sesuatu yang tidak bersifat positif misalkan pengapusan dosa, santet atau taqdir
Tuhan. Dua (2) lempeng ontologi yang disebutkan diatas akan mempengarui
epistemologi dan axiologi.

2. Epistemologi

Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani, episteme yang artinya pengetahuan dan logos y
ang artinya teori atau ilmu. Jadi, epistemologi merupakan suatu cara untuk menyelidiki atau
mendapatkan suatu ilmu pengetahuan dengan benar, mulai dari struktur, metode dan validitas
nya.9 Ada 3 hal yang harus dimuat dalam epistemologi yaitu rasional, empiris dan positif sehi
ngga kajian suatu ilmu kebenaranya dapat diterima secara universal, tentunya sebelum ada kaj
ian baru yang dianggap lebih benar.

Contoh epistemologi yang berkaitan dengan penyakit.


Berangkat dari lempeng ontologi yang rasional, sebuah penyakit ada obatnya
misalkan demam panas yang disebabkan karena virus, bakteri, menurunya kekebalan
tubuh dan lain sebaginya ketika diberikan paracetamol maka demam tersebut bisa turun.
Penggunaan paracetamol ini telah diakui oleh semua kalangan, baik yang ada di dunia
bagian timur maupun bagian barat. Penelitian pegunaan pacasetamol terhadap penyakit
demam sangat panjang. Dimulai dari pemikiran yang menghasilkan teori kebenaran,
dapat diterima secara logika dan menggunakan metodologi jelas dan benar sehingga
paracetamol diakui masyarakat dapat menurunkan suhu penyakit demam.

3. Axiologi

Axiologi berasal dari Bahasa Yunani Axios yang artinya memiliki nilai dan logos yang art
inya teori atau ilmu. Jadi, axiologi merupakan suatu ilmu atau teori tentang nilai baik dan dipil
ih atau sebuah ilmu filsafat yang membahas tentang velue (nilai-nilai).10 Axiologi terbagi ked
alam 2 hal yaitu etika dan seni (estetika). Proses tindakan etika dimulai dari pengetahuan kem

9
Hartono, Op.Cit., hlm 21
10
Hartono, Op.Cit., hlm 23
udian niat lalu dilaksanakan.11 Axiologi berkaitan dengan baik dan buruk, indah dan tidak ind
ah.

Contoh axiologi dalam kesehatan.


Suatu obat sebelum diedarkan ke masyarakat akan melalui jalur penelitian yang
panjang. Setelah ditemukan atau pengembangan obat baru maka obat tersebut harus diuji
coba khasiat, interaksinya, efek sampingnya dan lain sebagainya. Pengujian tersebuat
biasanya disebut dengan pengujian pra-klinik yang media pengujianya pada hewan.
Muncul kelompok yang mempunyai pandangan kepedulian terhadap hewan sehingga
mulai dipertanyakan sebuah nilai moral, boleh atau tidak terhadap pengujian obat kepada
hewan. Ketika tidak boleh pengujian obat kepada hewan maka obat akan diujikan
langsung kepada manusia. Hal ini menimbulkan perdebatan nilai baru, boleh tidak boleh
dan etis tidak etis bila pengujian obat baru langsung kepada manusia.
4. Keterkaitan antara ontologi, episdemologi dan axiologi

Ontologi mendasari sebuah pemikiran tentang suatu fenomena. Ketika perenungan


sebuah fenomena berdasarkan kewujudan dan dapat dijangkau oleh manusia maka dapat
mendasari pemikiran tentang episdemologi dan axiologi. Berdasarkan lempeng ontologi
kemudian diteliti melalui metode sains sehingga hasilnya dapat diukur dan diterima secara
universal. Semua orang dapat mengkritis hasil dari episdemologi tersebut tentunya dengan
lempeng ontologi rasional dan menggunakan metode sains pula. Dari lempeng ontologi juga
menghasilkan sebuah pemikiran axiologi yang berkaitan tentang nilai etik maupun estetika
atau keindahan. Ontologi berfikir tentang baik buruk, indah tidak indah dan boleh atau tidak
boleh.

Daftar Pusaaka

11
A. Rudyanto Soesilo, Loc.Cit.
Gie, The Liang,1991, Pengantar Filsafat Ilmu. Liberty
Hartono 1990, filsafat Ilmu. Ikip Semarang Press:Semarang
Jujun, 1985, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Sinar Harapan
Soesilo, Rudyanto. Hand-out Kuliah S2 Hukum Kesehatan Tahun Akademik 2018/2019. Univers
itas Soegijapranata, Semarang
Widyawati, Setya. 2013, Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan, Jurna
l Seni Budaya. Vol 11 No.1

Anda mungkin juga menyukai