Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis tentang “Pengaruh suhu terhadap perkecambahan
biji kacang hijau” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada nabi besar Muhammad Saw. Sebagai nabi dan rasul yang paling mulia. Ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada guru mata pelajaran Biologi dan juga teman-teman yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Tak lupa kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan
dalam penyusunan karya ilmiah selanjutnya, karena kami yakin karya tulis ini masih jatuh dari
kesempurnaan.
Kami mengharapkan agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga mendapat
ridho dari-Nya. Amin.....

Kuala Kapuas, 24 Juli 2019

ii.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………..........................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...……..............…...iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1-2
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................................1
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................................................1
E. Hipotesa..................................................................................................................................................1
F. Variabel .................................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................3-5

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM...........................................................................................6-7


A. Waktu dan tempat..................................................................................................................................6
B. Alat dan bahan.......................................................................................................................................6
C. Prosedur kerja......................................................................................................................................6-
7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................................8-14


A. Hasil Pengamatan...................................................................................................................................8
B. Tabel Hasil Pengamatan........................................................................................................................9
C. Grafik Hasil Pengamatan......................................................................................................................10
D. Gambar Hasil Pengamatan..............................................................................................................11-13
E. Pembahasan..........................................................................................................................................14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................15


A. Kesimpulan..........................................................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
iii.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan pasti akan mengalami suatu
proses yang disebut pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya
ukuran volume, massa, dan tinggi tanaman. Pertumbuhan terjadi akibat adanya pertambahan jumlah
serta pembesaran sel, akibat pembelahan secara mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis.
Pertumbuhan ini dapat diukur (kuantitatif) serta tidak dapat kembali seperti semula (irreversible).
Sementara itu, perkembangan merupakan proses pematangan atau pendewasaan makhluk hidup dengan
jalan peningkatan struktur serta fungsi organ yang semakin kompleks.

          Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara mandiri, melainkan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal berupa gen dan hormon,
sedangkan faktor eksternal berupa air, cahaya, kelembapan, nutrisi, oksigen, pH, dan suhu.
          Suhu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja tumbuhan. Suhu
berpengaruh langsung terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Setiap
tumbuhan membutuhkan suhu tertentu agar dapat tumbuh dengan baik serta memiliki batas suhu
minimum dan maksimumnya tersendiri. Suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah akan
menghambat pertumbuhan tanaman.
Kacang Hijau adalah tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari hari sebagai bahan pangan berprotein nabati tinggi. Di Indonesia, kacang hijau
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menguji pengaruh perubahan suhu terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau.

B. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh suhu terhadap perkecambahan biji kacang hijau?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap perkecambahan biji kacang hijau.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah agar memahami pertumbuhan dan reaksi terhadap
perkecambahan biji kacang hijau.

E. Hipotesa
1. Ada pengaruh suhu terhadap perkecambahan biji kacang hijau.
1
F. Variabel
 Variabel Bebas : Suhu

 Variabel Terikat : Pekecambahan


 Variabel Kontrol : 1. Air
2. Cahaya
3. Jenis Biji
4. Kapas
5. Tempat Penelitian
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipa-kai untuk
bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah, umumnya
ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses
perkecambahan adalah proses fisika saat biji melakukan imbibisi atau penyarapan air sampai biji
ukurannya bertambah melalui mikrofil dan mengaktifkan enzim-enzim sehingga menghasilkan
berbagai reaksi kimia, kerja enzim-enzim tersebut antara lain mengaktifkan metabolisme biji dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai pesediaan makanan pada saat perkecambahan berlangsung
yang dipakai untuk berkecam-bah. Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:

1.      Air
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi
kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelem-bapan. Bila tanaman kekurangan air, akan
mengakibatkan tanaman menjadi kering, kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk
tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan
mati. Agar tana-man dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut juga harus
ditentukan.
2.      Suhu
Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu
tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga
proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada suhu yang rendah memacu
pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari
suhu sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan.
Pada Umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan
baik, yang disebut suhu optimum. Suhu paling rendah yang masih memungkinkan tumbuhan untuk
tumbuh disebut suhu minimum, sedangkan suhu paling tinggi yang memungkinkan tumbuhan untuk
tumbuh disebut suhu maksimum.
Setiap tumbuhan mempunyai suhu minimum, optimal dan maksimum yang berbeda-beda.
Keberadaan suhu ini erat hubungannya dengan kerja enzim. Jika suhu terlalu tinggi atau terlalu
rendah, enzim akan rusak.
3.      Oksigen
Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di
lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan
penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada
tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.
4.      Cahaya
Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya. Tanaman
yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua,
pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar,
perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang
mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda,
stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat, dan
pertumbuhannya lebih cepat.
Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antara lain:
perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan
daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas.
5.      Nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi dari
berbagai komponen sel yanng diperlukan selama pertumbuhan, apabila ada kekurangan terhadap
salah satu unsur akan mengakibatkan kekurangan unsur defisiensi atau mengakibatkan pertumbuhan
menjadi terhambat.
6.      Kelembaban
Pada keadaan lembab, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan sehingga
3
mengakibatkan pertumbuhan menjadi cepat. Akibat pemanjangan sel-sel yang cepat, tumbuhan
bertambah besar. Pada kondisi, ini faktor kehilangan air sangat kecil karena tranpantasi yang kurang.
Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helai daun
yang lebar.

Ketika proses percambahan berlangsung dibutuhkan suhu udara yang stabil dan kebersihan
lingkungan yang memadai agar kecambah yang dihasilkan dalam keadaan baik.
Kecambah dibagi menjadi tiga golongan:

 Radikula (Calon tunas akar baru)


 Hipokotil (calon tunas batang baru)
 Kotiledon (sebagai penyuplai nutrisi makanan ketika proses percambahan berlangsung)

Proses perkecambahan pada jenis biji bijian, ada dua golongan diantaranya

1. Proses Epigeal. dimana bagian dari hipokotil akan memyembul keluar hingga permukaan tanah
lalu kotiledon membantu menyalurkan cadangan nutrisi makanan untuk mempercepat proses
pembelahan diri untuk segera membentuk sebuah daun baru. Ini terjadi pada biji kacang hijau.
2. Proses hipogeal. Kotiledon berada didalam tanah ketika proses pembentukan batang
menyembul keluar hingga permukaan tanah.

Terjadinya embrio pada proses perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1. Tunas embrionik. Keberadaan calon batang dan tunas daun yang terus mengalami
pertumbuhan dan berakhir menjadi bunga serta buah.
2. Akar embrionik. Sebagai calon akar yang tumbuh dan terus mengalamai pembesaran dan
kepadatan yang normal ketika benar benar menjadi akar
3. Kotiledon. Sebagai cadangan makanan untuk disalurkan pada jaringan embrio ketika terjadi
stimulasi perubahan menjadi daun.

Struktur dalam pembelahan diri ketika proses pencambahan:

1. Kotiledon Sebagai cadangan makanan untuk kelangsungan hidup embrio selanjutnya


2. Plumula menyembul kepermukaan tanah sebagai calon daun baru
3. Radikula Menyembul kepermukaan tanah sebagai calon akar baru
4. Epikotil Menyembul kepermukaan tanah sebagai calon batang dewasa bagian atas
5. Hipokotiil Menyembul kepermukaan tanah sebagai calon batang dewasa bagian bawah
6. Skutelum Menyebabkan permukaan kecambah keras dan kuat agar terlindungi dari berbagai
macam cuaca
7. Testa Sebagai pemblokir ancaman eksternal seperti serangga yang dapaat merusak kondisi biji

Tahukah anda bahwa Proses pencambahan yang pertama kali yang akan muncul adalah radikula lalu
epikotil mengeluarkan satu tunas daun pertamanya dan mulai mengelola makanan melalui
pencahayaan langsung dari sinar matahari atau fotosintesa.
4
Kecambah mempunyai bagian bagian yang unik dan mengingatkan kita seperti proses terjadinya
pembuahan sel telur yang matang pada rahim wanita, Inilah bagian bagian kecambah.

 Embrio, Struktur jaringan yang mengatur, mengontrol dan menata organ vital pada tanaman.
 Zigot, Bertemu dan besatunya sel jantan dan betina
 Akar lembaga, sebagai pondasi yang bertanggung jawab untuk menopang kecambah yang
keluar
 Daun lembaga, Sebagai media adalam proses fotosintesa dan Sebagai penyalur nutrisi dan
makanan
 Batang lembaga
 biji

 
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian ini dimulai pada hari/tanggal Minggu, 28
Juli 2019. Pukul 13:00 WIB-Selesai. Bertempat di rumah Alifia Banjarani, Jalan Mahakam Gang 15b
No.45.

B. Alat dan Bahan


 Alat dan bahan : 1. Kapas
2. Baskom
3. 25 buah gelas plastik bekas
4. Benang
5. Spidol Hitam
6. Air
7. 50 biji kacang hijau
8. Mistar
9. Sendok

C. Prosedur Kerja
1. Memilih 50 biji kacang hijau yang bagus, berisi, tidak kisut, dan tenggelam jika
dimasukkan ke dalam air.
2. Merendam biji kacang hiaju selama 2 jam.

3. Memasukkan kapas setebal 2 cm ke dalam semua gelas plastik dan tuangkan air hingga
kapas terendam,
6
4. Memasukkan masing-masing 2 biji kacang hijau ke dalam gelas.

5. Menuliskan label menggunakan spidol hitam pada masing-masing gelas plastik sesuai
dengan 5 tempat yang ditentukan.
6. Meletakkan gelas plastik yang sudah di isi kacang hijau kelima tempat yang sudah
ditentukan. Setiap tempat diletakkan lima buah gelas yang masing-masing berisi 2 biji
kacang hijau. Biji yang mengalami perkecambahan paling cepat akan dipilih.
7. Mengamati proses perkecambahan dan kecepatan pertumbuhan kecambah pada semua
gelas selama 6 hari ( hari dimulainya percobaan dihitung hari ke-1).
8. Menjaga kapas agar selalu basah, jika kekeringan, menambahkan air.
9. Mencatat kapan biji mulai berkecambah, membandingkan panjang rata-rata
kecambah, dan menghitung jumlah kecambah yang hidup selama 6 hari.

Keterangan :
Cara mengukur panjang kecambah : mengukur panjang kecambah dengan benang mulai dari ujung
sampai pangkal batang kecambah, kemudian meletakkan benang tersebut pada penggaris dan mengukur
panjangnya.

Rata-rata panjang kecambah = Jumlah panjang seluruh kecambah yang hidup


Jumlah kecambah yang hidup
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Setelah biji kacang hijau direndam selama 2 jam, mengakibatkan berakhirlah maaa dormansi.
Maka dimulailah fase perkecambahan pada biji kacang hijau. Untuk lebih jelasnya kami sajikan dalam
tabel berikut :

8
B. Tabel Hasil Pengamatan

HARI

Tempat
1 2 3 4 5
Rata- Rata- Rata- Rata- Rata-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
rata rata rata rata rata
Kamar
0,5 2 1,5 1 2 5,4 1,5 2,5 2,2 2 2,5 8,7 7 2,8 2,9 4,2 4,2 17,74 13 3 10 12 15,5 53,5 18 6 15 14 20 57
tidur
0
Kamar 2,
1 2 2 , 6,34 1,5 7 5 2,5 7,2 17,44 14 15 11 14 11 56,2 18 20,5 20,3 19,3 18,3 81,76 22 24,4 23,2 23,3 22,3 97,36
mandi 2
9
0, 0,
Teras 1 0,5 1 2,74 1,4 0,7 1,2 1,3 0,8 4,76 1,6 1 1,2 1,8 1 5,8 3 1,5 4,5 4 4 13,8 5 2,5 9,2 10 8 28,3
2 2
Belaka 1
1, 0,
ng 0,2 0,7 , 3,9 0,5 2 1,2 2,8 1,2 7,7 1,2 5,5 2 12 2,5 21,2 1,3 14,5 2 14 9 33,6 2,5 19,2 6 16 18 47,3
2 3
kulkas 5
0
0, 0,
Atap 0,2 0,2 , 0,96 0,3 0,2 0,3 0,4 0,4 1,28 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 3
3

Keterangan : Pengukuran dilakukan dari akar hingga ujung tanaman

9
C. Grafik Hasil Pengamatan

10
D. Gambar Hasil Pengamatan

1. Hari ke-1

Di kamar mandi Di atap Di kamar tidur

Di belakang kulkas Di Teras

2. Hari ke-2

Di kamar mandi Di atap di kamar tidur

Di belakang kulkas di teras 11


3. Hari ke-3
Di kamar mandi Di atap Di kamar tidur

Di Belakang kulkas Di teras

4. Hari ke-4

Di kamar mandi Di atap Di kamar tidur

Di belakang kulkas Di teras

12
5. Hari ke-5
Di kamar mandi Di atap Di kamar tidur

Di belakang kulkas Di teras

13
E. Pembahasan
Pada tabel hasil pengamatan dapat dilihat bahwa perbandingan tinggi tumbuhan kacang hijau
secara berurutan adalah kamar mandi, kamar tidur, belakang kulkas, teras, dan atap. Petumbuhan di
kamar mandi cenderung lebih cepat karena suhu di kamar mandi sama dengan suhu normalnya atau
lembab. Suhu yang lembab dan tidak adanya cahaya matahari (gelap) membantu hormon auksin dalam
proses perkecambahan kacang hijau. Hormon auksin akan aktif saat tak terkena cahaya. Hormon ini
menginisiasi pemanjangan sel dengan cara memengaruhi pengendoran/pelenturan dinding sel. Auksin
memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke
dinding sel. Ion H+ akan mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang
hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air
yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan menyintesis kembali
material dinding sel dan sitoplasma.
Sedangkan di atap laju perkecambahan kacang hijau menjadi lambat pertumbuhannya dan jika
terus berlanjut akan mengerut dan mati karena sushu panas dari cahaya matahari mempengaruhi cara
kerja hormon auksin. Apabila terkena cahaya, maka hormon auksin akan rusak dan menjadi ntidak aktif
sehingga proses pemanjangan pada tumbuhanpun terhambat.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau yang telah kami
amati selama kurang lebih 5 hari, pada umumnya tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh
dan berkembang dengan baik. Jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka enzim yang ada di
dalam tumbuhan akan rusak, dan tumbuhan akan mati.

a. Jika diletakkan pada tempat bersuhu dingin (dibawah 20oC) maka kacang hijau tidak
mampu tumbuh
b. Jika diletakkan pada tempat bersuhu panas (diatas 30 oC) maka kacang hijau tumbuh
tinggi namun dalam keadaan tidak sehat.
c. Jika diletakkan pada tempat bersuhu sedang (antara 28 oC-30oC) maka kacang hijau
tumbuh dengan sangat baik.

B. Saran
Dari penelitian kami selama 5 hari ini, kacang hijau yang baik membutuhkan air dalam kondisi
yang cukup, tidak berlebihan dan suhu yang sesuai dengan kacang hijau (suhu optimum kacang hijau).
Di samping itu cahaya matahari juga menjadi faktor yang menunjang tumbuh kembang tumbuhan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan pernyataan berikut:
a. Kacang hijau hendaknya dibudidayakan pada suhu optimum 28oC – 30oC.
b. Kacang hijau jangan dibudidayakan pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
c. Faktor-faktor pertumbuhan lain pada kacang hijau seperti cahaya matahari, air, nutrisi, dan oksigen
juga perlu diatur dengan intensitas tepat sehingga kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://kudunku.blogspot.com/2014/01/laporan-penelitian-pertumbuhan-dan.html?m=1
http://www.ebiologi.net/2016/03/faktor-yang-mempengaruhi-perkecambahan.html?m=1
https://semestapengetahuan.wordpress.com/2017/03/26/pengertian-proses-serta-faktor-yang-
mempengaruhi-perkecambahan/amp/
http://wwwilmuduniaku.blogspot.com/2016/11/penelitian-perkecambahan-kacang-hijau.html?m=1
http://mudahbiologi.blogspot.com/2015/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai